Anda di halaman 1dari 10

PERANCANGAN DEBIT ALIRAN JARINGAN PIPA

DISTRIBUSI DENGAN METODE HARDY-CROSS


KOTA MOJOSONGO
Kelompok : 4 (P1)

Nama Anggota :

1. Arya Putra P. (F44190006)


2. Azava Namira C. (F44190008)
3. Bintan Frandita (F44190010)
4. Dzaki Nauval (F44190012)

TINJAUAN PUSTAKA
Sistem distribusi air bersih merupakan sebuah sistem yang digunakan sebagai
pembagian air bersih melalui sistem perpipaan yang berasal dari bangunan
pengolahan air (reservoir) yang akan disalyrkan ke daerah pelayanan (konsumen).
Selain itu, sistem ini juga dikatakan sebagai fasilitas penampungan air yang telah
diolah (reservoir distribusi) yang berfungsi sebagai cadangan aatau tampungan air
saat kebutuhan air yang digunakan lebih besar dari suplai perusahaan atau
instalasi (Amri dan Belli 2014). Dalam merencakan jaringan distribusi air bersih
peranan pipa dan alat smabung amatlah penting. Pipa merupakan suatu bahan
yang digunakan untuk mengalirkan air bersih dari bangunan pengolahan air
hingga ke pelayanan (Permana dan Nuruddin 2015).
Terdapat empat macam pola jaringan distribusi air bersih, yaitu sistem cabang,
sistem loop, sistem melingkar dan sistem diagonal. Pola jaringan distribusi air
bersih tersebut ditentukan berdasarkan jenis sistem jaringan pipa yang akan
direncanakan. Namun terdapat dua jenis utama jaringan distribusi, yaitu sistem
bercabang dan sistem tertutup (Pardosi 2018).
Sistem cabang merupakan sebuah sistem distribusi air bersih yang memiliki
sifat terputus dengan membentuk cabang-cabang yang sesusi dengan daerah
pelayanan. Sistem ini memiliki keunggulan dalam perhitungan dimensi pipa yang
tidak perlu diperhitungkan karena debit alirannya dibagi berdasarkan cabang-
cabang pipa pelayanan, namun apabila terjadi kebocoran ataupun kerusakan pada
pipa, maka seluruh pendistribusian aliran akan terhenti. Sistem tertutup
merupakan sebuah sistem distribusi air bersih yang menggunakan jaringan
perpipaan yang terus mengelilingi sistem dimana ujung pipa satu bertemu dengan
ujung pipa lainnya. Sistem ini memiliki keunggulan pada debit yang terdapat pada
setiap pipa terbagi secara merata karena perenacaan diameter berdasarkan jumlah
kebutuha total, tekanan air dihasilkanpun menjadi besar hingga outlet akan
mengeluarkan air yang banyak dan pengoperasian jaringan menjadi lebih mudah.
Namun perhitungan dimesi perpipaan ini harus dihitung dengan teliti dan cermat
agar debit yang masuk pada setiap pipa merata (Prayoga 2017).
Metode perancangan yang digunakan dalam setiap sistem jaringan distribusi
berbeda-beda, dimana untuk jaringan pipa sistem bercabang cukup digunakan
persamaan debit pada setiap titik untuk mencari debit yang dibutuhkan saja dan
untuk jaringan pipa tertutup menggunakan Metode Hardy Cross yang didasarkan
pada persamaan kontinuitas. Selain itu, metode ini diterapkan pada sistem
jaringan tertutup dengan didasarkan pada perkiraan debit di setiap ruas secara
sembarang (Hamdani et al. 2021).

METODOLOGI
Praktikum Perencanaan Konfigurasi Jaringan Pipa untuk Mengetahui
Diameter Efektif Pipa dilaksanakan pada hari Rabu, 08 September 2021 pukul
13.00-16.00 secara daring melalui Zoom Meeting. Alat yang digunakan dalam
praktikum ini adalah komputer atau laptop dengan software Microsoft Excel dan
AutoCAD. Praktikum dibuka dengan penjelasan materi mengenai perhitungan
debit aliran menggunakan metode Hardy-Cross oleh dosen dan asisten. Langkah
awal yang dilakukan yaitu menentukan arah aliran loop. Selanjutnya dilakukan
perhitungan debit segmen dengan menggunakan debit total jam puncak atau
menentukan panjang pipa tiap segmen. Satuan debit segmen yang digunakan
dalam perhitungan yaitu m3/detik sehingga perlu dilakukan konversi satuan.
Panjang pipa diukur pada peta dengan bantuan aplikasi AutoCAD.
Setelah panjang pipa diketahui, dilakukan proses iterasi untuk memastikan
bahwa debit dan diameter yang digunakan sesuai di lapangan sehingga hukum
kontinuitas dan kehilangan tekanan (head loss) dapat dipenuhi pada masing-
masing titik simpul (node). Oleh sebab itu, pada proses iterasi digunakan nilai
koreksi debit (ΔQk). Saat iterasi perhitungan Hardy-Cross dilakukan, berikan
tanda nilai (+) atau (-) pada debit asumsi. Tanda debit (+) muncul saat arah aliran
searah dengan arah loop, sedangkan tanda debit (-) muncul bila arah aliran
berlawanan dengan arah loop. Selanjutnya penentuan diameter dilakukan dengan
mengasumsikan kecepatan tiap segmen dengan syarat harus berada dalam rentang
0,6-3 m/detik dan menggunakan data tambahan panjang pipa yang telah diperoleh
sebelumnya. Nilai diameter teori pipa tersebut diperoleh dengan menggunakan
persamaan kontinuitas. Kemudian nilai diameter teori tersebut disesuaikan dengan
diameter pipa yang ada di lapangan.
Debit koreksi diperoleh dengan menentukan beberapa parameter lain seperti
nilai loop pipa (Ki) dengan asumsi faktor gesekan sebsar 0,02 di semua jaringan
pipa. Debit koreksi yang diperoleh digunakan dalam iterasi berikutnya. Iterasi
dilakukan berulang pada tiap loop dan proses iterasi dapat diberhentikan apabila
nilai delta debitnya (ΔQk) mendekati nol. Prosedur pelaksanaan praktikum secara
singkat dapat dilihat pada diagram alir dibawah ini.

Mulai
Microsoft Excel dibuka

Tabel perhitungan diameter dengan menggunakan metode Hardy-Cross dibuat dengan data-
data yang diperoleh.

Pembagian debit asumsi tiap segmen menggunakan debit jam puncak

Penentuan panjang pipa dengan bantuan aplikasi AutoCAD.

Penentuan diameter pipa teori dengan persamaan (2) dengan asumsi kecepatan sebesar 2
m/detik

Penjumlahan aljabar dari kehilangan tekanan diperoleh dengan menggunakan persamaan


(3)

Analisis data

Perhitungan kehilangan tekanan dengan persamaan (7).

Proses iterasi dilakukan hingga delta debitnya mendekati nol.

Delta debit koreksi dan debit koreksi dihitung menggunakan persamaan (5) dan (6)

Gambar 1 Diagram alir proses perhitungan perencanaan


Selesai
Rumus-rumus yang digunakan dalam metode
Hardy-Cross untuk analisisis system jaringan loop yang pertama yaitu dalam
penjumlahan debit aliran menggunakan persamaan (1).

∑𝑄i = 𝑞j ………………..………………………………………………………..
(1)

Penentuan besar diameter pipa diperoleh dengan menggunakan persamaan (2)


setelah diasumsikan kecepatan aliran.
d =
(2)

2 4 XQ
VXπ
…………………...……………………………………………..…….

Selain itu untuk menentukan kehilangan tekanan pada aliran dihitung terlebih
dahulu koefisien loop yang dinayatakan dalam persamaan (3).

8 fiLi
𝐾i= …………………………………….……………………………….
π 2 gDi5
(3)

Selanjutnya penjumlahan secara aljabar dari kehilangan tekanan (head loss)


pada satu loop harus sama dengan nol dan dinyatakan melalui persamaan (4).

∑loop k 𝐾i𝑄i |𝑄i | = 0 ……………………………………………………………….(4)

Delta debit koreksi yang didapat diperoleh dengan menggunakan persamaan


(5).

−∑ KiQi∨Qi∨ ¿ ¿
∆𝑄k = 2 ∑ Ki∨Qi∨¿ ¿
…………………………………………………………….(5)

Nilai debit koreksi diperoleh dengan menggunakan persamaan (6).

𝑄koreksi = 𝑄i + ∆𝑄k……………….……………………………………………….(6)

Kehilangan tekanan pada tiap aliran dapat diketahui dengan menghitung


menggunakan persamaan (7)

8 fiLiQi 2
𝐻L = ……...……………….…………………………………………….
π 2 gDi 5
(7)

Selain diperoleh nilai kehilangan tekanan aliran, diketahui juga slope dari
kehilangan tekanan aliran dengan menggunakan persamaan (8).

Hl
S= …………………..………………………………………………………..
Li
(8)

PEMBAHASAN
Jaringan pipa secara keseluruhan direpresentasikan dalam satu konfigurasi
berupa reservoir, pompa, pipa, dan node. Node merupakan titik untuk
merepresentasikan sambungan antar pipa untuk membagi aliran dari pipa utama
menuju pipa dengan dimensi lebih kecil menuju daerah pelayanan. Pada daerah
pelayanan yang lebih kecil tersebut (terdiri atas ratusan pipa tersier), kebutuhan
air dapat terakumulasikan pada satu node. Pola jaringan pipa distribusi bervariasi
sesuai dengan kebutuhan air pada setiap daerah pelayanan dan dapat
dikategorikan menjadi dua jenis sistem yaitu sistem terbuka dan sistem loop. Pada
sistem loop, dua syarat harus dipenuhi untuk setiap jaringan pipa, yaitu: (1)
penurunan tekanan disekeliling setiap putaran (loop) tertutup harus sama dengan
nol, dan (2) aliran influen pada satu node harus sama dengan aliran oulet dari node
tersebut. Syarat pertama menyatakan bahwa tidak boleh terjadi tekanan yang tidak
berkesinambungan sehingga penurunan tekanan pada jalur manapun antara dua
titik node harus sama besar. Syarat kedua merupakan pernyataan tentang hukum
kontinuitas, metode yang digunakan untuk menganalisis sistem loop pada
penelitian ini menggunakan metode Hardy-Cross. Berikut adalah data-data
analisis pola jaringan pipa distribusi menggunakan metode Hardy-Cross :

Tabel 1 Data-data analisis pola jaringan pipa distribusi


Nomor Node
Loop Li(m) Dlap(m) Q(m3/det
dari ke
1 3 290,143 0,56 7,226
3 4 523,253 0,56 11,589
4 20 973,71 0,45 46,103
20 18 428 0,40 25,614
18 19 602,065 0,355 35,012
1 2 802,337 0,45 47,487
1 2 5 245,72 0,45 13,952
5 6 219,087 0,45 12,087
6 10 587,503 0,45 17,449
10 21 657,419 0,56 4,801
21 19 529 0,56 3,329
ΔQi = -5,69 x 10-5

6 10 587,503 0,315 0,166


10 12 1097,476 0,315 0,104
12 13 625,69 0,250 0,086
6 7 518,565 0,315 -0,142
7 8 269,97 0,315 -0,119
2
8 9 596,408 0,315 -0,114
9 11 488,317 0,250 -0,091
11 13 451,133 0,250 -0,076
ΔQi = -2,11 x 10-5

10 21 657,419 0,315 0,122


21 19 528.743 0,250 0,006
19 15 721,306 0,250 0,017
15 14 258,044 0,150 -0,016
3 10 12 1097,476 0,315 -0,104
12 13 625,69 0,250 -0,086
13 14 685,896 0,315 -0,141
ΔQi = -9,72 x 10-5

4 20 17 657,419 0,315 0,0743


17 16 528.743 0,250 0,0143
16 15 721,306 0,250 0,0134
20 18 258,044 0,150 -0,1854
18 19 1097,476 0,315 -0,0991
15 19 625,69 0,250 -0,0161
ΔQi = -7,14 x 10-6

Analisis data-data jaringan pipa distribusi seperti yang disajikan dalam tabel 1
menggunakan sistem jaringan tertutup atau loop, sehingga aliran di dalam pipa
bolak-balik dan gradasi ukuran pipa tidak beraturan serta tidak memiliki titik mati.
Metode yang digunakan adalah metode Hardy-Cross yang mana prosedur
perhitungan aliran di dalam setiap pipa menggunakan hukum kontinuitas dan
kehilangan tekanan (head loss) dapat dipenuhi pada masing-masing titik simpul
(node). Debit aliran mengalami modifikasi sehingga perbedaan debit awal masuk
pada loop dengan debit akhir loop pada keluar mendekekati nol atau mencapai
10-5 untuk mencapai batas yang dijinkan. Modifikasi debit dilakukan dengan
asumsi dan perhitungan koreksi dengan metode Hardy-Cross sehingga dilakukan
iterasi atau pengulangan hingga mendapatkan perbedaan debit yang mendekati
nol. Dalam penentuan arah aliran memperhatikan elevasi yang terjadi yaitu air
mengalir dari elevasi tinggi menuju elevasi yang lebih rendah. Penentuan diameter
pipa memperhatikan debit aliran yang terjadi yaitu apabila debit semakin kecil
maka diameter pipa akan semakin kecil untuk menjaga tekanan air agar tetap
sesuai dengan yang diinginkan.
Perhitungan analisis data jaringan pipa seperti tabel 1 menghasilkan empat
buah loop yang saling tersambung sehingga membentuk loop besar jaringan pipa.
Perhitungan yang dilakukan menggunakan koreksi metode Hardy-Cross dilakukan
iterasi atau pengulangan sebanyak lima kali hingga mendapatkan delta debit
mendekati nol. Penentuan nilai debit dan besar pipa dapat diketahui apabila
∆𝑄k(delta debit) mendekati nol atau 10-5. Kemudian seperti yang disajikan pada
tabe 1 nilai ∆𝑄k pada loop satu adalah -5,69 x 10-5 sehingga nilai delta debit pada
loop satu dapat dikatakan aman. Kemudian nilai delta debit pada loop dua adalah
-2,11 x 10-5 Sehingga dapat dikatan aman. Lalu pada loop tiga terdapat nilai delta
debit sebesar -9,72 x 10-5 sehingga pada loop tiga delta debit juga dapat dikatakan
aman. Kemudian nilai delta debit pada loop empat sebesar -7,14 x 10-6 sehingga
pada loop empat delta debit juga dikatan aman. Berdasarkan data-data diatas dapat
dikatakan semua loop telah mendapatkan delta debit mendekati loop atau kurang
dari 10-5 sehingga delta loop pada jaringan pipa loop besar juga dapat dikatakan
aman. Sehingga apabila delta loop telah dikatan aman maka debit asumsi yang
telah dikoreksi menggunakan metode Hardy-Cross juga dapat digunakan,
kemudian diameter pipa yang telah direncanakan untuk debit yang sesuai juga
telah dapat digunakan kedalam jaringan pipa distribusi.

Daftar Pustaka
Amri M, Belli RA. 2014. Tinjauan perencanaan sistem jaringan pipa distribusi air
bersih di Kelurahan 32 Ilir Kecamatan Ilir Barat II Palembang [Tugas
akhir]. Palembang (ID): Politeknik Negeri Sriwijaya.
Hamdani Y, Ilmiaty RS, Gunawan TA. 2021. Analisis sistem jaringan pipa
distribusi air bersih Kelurahan Plaju Darat dengan Metode Hardy Cross
Jurnal Teknik. 8(1): 40-50.
Pardosi SM. 2018. Perencanaan Sistem Jaringan Perpipaan Distribusi Air Minum
Di Perumahan Karyawan PTPN IV Pabatu [skripsi]. Medan (ID) : Teknik
Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
Permana AJ, Nuruddin RA. 2015. Perencanaan sistem jaringan pipa distribusi air
bersih di Kelurahan Sialang Palembang [Tugas akhir]. Palembang (ID):
Politeknik Negeri Sriwijaya.
Prayoga F. 2017. Perencanaan pemanfaatan air hujan sebagai air siap minum di
lingkungan Politeknik Negeri Bandung [Tugas akhir]. Bandung(ID):
Politeknik Negeri Bandung.

Daftar Notasi
d = diameter pipa (m)
Di = diameter pipa (mm)
fi = koefisien resistensi permukaan atau secara umum dikenal dengan faktor
friksi.
g = percepatan gravitasi (m/detik2)
HL = head loss (m)
i = debit aliran influen di dalam pipa i pada node (junction) j (L/detik)
j = 1, 2, 3, … ,𝑗L (untuk semua node)
K = koefisien loop
Ki = nilai loop
Li = panjang pipa (m)
Q = debit segmen (m3 /detik)
Qi = debit aliran influen di dalam pipa I pada node (function) j (L/detik)
𝑄koreksi = debit koreksi
v = kecepatan aliram (m/detik)
∆𝑄k = delta debit

Lampiran
Gambar 1 Peta saluran pipa distribusi

Gambar 2 Data analisis iterasi 5 jaringan pipa distribusi


Gambar 3 Data analisis jaringan loop 1 pipa distribusi

Contoh Perhitungan

Contoh perhitungan loop 1 node dari 1 ke 3:

8 fiLi
𝐾i=
π 2 gDi5

8 x 0,02 x 290,143
𝐾i= 22 2
( ) x 9,81 x 0,56
7

𝐾i= 8,7069 (det/m5)

Qi
A=[ ]
v

0,461
A=[ ]
2

A = 0,230 m2

8 fiLiQi 2
𝐻L =
π 2 gDi 5
2
8 x 0,02 x 2 90 , 143 x 0 , 46

( )
2
𝐻L = 22 5
x 9,81 x 0,542
7
Hl = 2,182 m

Hl
S=
Li

2,182
S=
290,143

S = 0,0075
¿
Delta Q = ∑ Ki . Qi∨Qi∨ ∑ 2 K ∨Q∨¿ ¿ ¿

5,768
Delta Q =
200,391

Delta Q = -2,88E-02

Q koreksi = delta Q + Qi

Q koreksi = -2,88E-02 + 0,461

Q koreksi = 4,33E-01

Anda mungkin juga menyukai