Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM Hari, tanggal : Kamis, 13 April 2023

MEKANIKA FLUIDA Dosen : Dr. Ir. Desrial M.Eng.


Asisten :
1. Fauzi Rafi Yudhistra (F1401201030)

HEAD LOSS KARENA GESEKAN PADA PIPA LURUS

Oleh Kelompok 1
Anggota :

1. Muhammad Wildan Bagir H F1401211044


2. Azzahra Laila Idfinaya F1401211034
3. Kurniawan Prawira F1401211051
4. Aditya Sarendra Rachman F1401211104
5. Khalif Alfikri Waskita F1401211111
6. Muhammad Daffa Faiz Amsari F1401211091

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
IPB UNIVERSITY

2023
Pendahuluan
Aliran fluida merupakan suatu proses yang sering dijumpai di lingkungan dan
kehidupan sehari-hari. Proses ini memiliki peranan penting, misalnya aliran air pada
sungai, aliran air pada perpipaan rumah tangga bahkan aliran darah pada tubuh manusia
(Susilo et.al 2021). Salah satu penerapan proses aliran fluida adalah sistem perpipaan.
Perpipaan merupakan alat transportasi fluida yang banyak digunakan di industri. Sistem
perpipaan lebih efisien dan efektif digunakan karena fluida memiliki sifat yang tidak tetap
sehingga selalu mengikuti bentuk wadah yang ditempati atau lalui (Susilo et.al 2021).
Aliran fluida riil akan mengalami kehilangan energi (head loss). Rugi aliran (head
losses) merupakan pengurangan energi per satuan berat fluida pada aliran cairan pada
sistem perpipaan. Head loss terdiri dari major head loss, minor head loss, dan total head
loss (Susanto 2006). Fluida yang mengalir pada pipa akan mengalami kehilangan energi
(head loss) yang diakibatkan adanya gesekan antara fluida dengan fluida dan fluida
dengan pipa (Jalaluddin et.al 2019). Rugi aliran (head loss) akibat gesekan yang disebut
juga kehilangan energi major loss. Major loss terjadi karena adanya kekentalan zat cair
dan turbulensi karena adanya kekerasan dinding batas pipa yang akan menimbulkan gaya
gesek yang akan menyebabkan rugi aliran di sepanjang pipa dengan kecepatan konstan
pada aliran seragam. Rugi aliran sepanjang satu satuan panjang akan konstan selama
kekerasan dan diameter tidak berubah (Putra et.al 2017).
Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah mengukur kehilangan head karena gesekan dan
menentukan koefisien gesekan.

Data

Tabel 1. Hasil Pengukuran dan Perhitungan

Berat Waktu Suhu T Debit h1 h2 V


Ulangan 3
ℎ𝑓 (m) f
air (kg) (dt) (C) (𝑚 /s) (cm) (cm) (m/s)

1a 5 10.62 31 0.000473 72 37.3 0.347 0.964 0.092

1b 5 10.88 31 0.000462 72 37.3 0.347 0.941 0.096

1c 5 10.54 31 0.000477 72 37.3 0.347 0.972 0.090

2a 5 12.67 30 0.000397 66.5 40.8 0.257 0.808 0.097

2b 5 12.62 30.5 0.000398 66.5 40.8 0.257 0.811 0.096

2c 5 12.59 31 0.000399 66.5 40.8 0.257 0.813 0.095


Tabel 2. Massa Jenis Air

Suhu (0C) ρ𝑎𝑖𝑟 (kg/m3)

26.7 995.8

32.22 994.9

Contoh Perhitungan

a) Menghitung massa jenis air pada ulangan 1a


Suhu air pada ulangan 1a adalah sebesar 31 0C. Massa jenis air dapat
ditentukan dari tabel massa jenis air yang dapat dilihat pada Tabel 2. Namun, karena
nilai massa jenis air di suhu 31 0C tidak ada, maka dilakukan interpolasi pada suhu
26.7 0C dan 32.22 0C. Maka didapatkan:

31 − 26.7 ρ𝑎𝑖𝑟 − 995.8


32.22 − 26.7
= 994.9 − 995.8

3
ρ𝑎𝑖𝑟 = 995. 098 𝑘𝑔/𝑚

b) Menghitung debit aliran air (Q) pada ulangan 1a


Menggunakan data berat/massa air (m), massa jenis air (ρ), dan waktu yang
dibutuhkan untuk menampung air dalam tangki seberat 5 kg (t) pada ulangan 1a.
Debit aliran air (Q) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:

𝑚/ρ
𝑄 = 𝑡

3
(5 𝑘𝑔 / 995.098 𝑘𝑔/𝑚 )
𝑄 = 10.62 𝑠

3
𝑄 = 0. 000473 𝑚 /𝑠

c) Menghitung beda head tekanan aliran pada pipa (hf) pada ulangan 1a
Menggunakan data head tekanan manometer 1 (h1) dan head tekanan
manometer 2 (h2) pada ulangan 1a. Beda beda head tekanan aliran pada pipa (hf)
dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:

ℎ𝑓 = ℎ1 − ℎ2

ℎ𝑓 = 0. 72 𝑚 − 0. 373 𝑚
ℎ𝑓 = 0. 347 𝑚

d) Menghitung luas permukaan pipa


Diketahui diameter pipa sebesar 25 mm, untuk menghitung luas permukaan
pipa menggunakan persamaan:

2
π𝐷
𝐴 = 4
2
π(0.025 𝑚)
𝐴 = 4
2
𝐴 = 0. 0004906 𝑚

e) Menghitung kecepatan aliran (V) pada ulangan 1a


Menggunakan data debit aliran (Q) pada ulangan 1a dan nilai luas
permukaan pipa. Kecepatan aliran (V) dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan:

𝑄
𝑉 = 𝐴

3
0.000473 𝑚 /𝑠
𝑉 = 2
0.0004906 𝑚

𝑉 = 0. 964 𝑚/𝑠

f) Menghitung koefisien gesek pada pipa (f) pada ulangan 1a


Menggunakan data percepatan gravitasi (g), beda head tekanan aliran pada
pipa (hf), diameter pipa (D), dan kecepatan aliran (V) pada ulangan 1a serta nilai
panjang pipa (L) sebesar 2 m. Koefisien gesek pada pipa (f) dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan:

2×𝑔×ℎ𝑓×𝐷
𝑓 = 2
𝐿×𝑉

2
2 × 9.81 𝑚/𝑠 × 0.347 𝑚 × 0.25 𝑚
𝑓 = 2
2 𝑚 × (0.964 𝑚/𝑠)

𝑓 = 0. 092
Pembahasan
Berdasarkan percobaan pengukuran yang dilakukan, pada debit aliran air yang lebih
besar nilai kehilangan head karena gesekan (hf) juga semakin besar. Hal ini disebabkan oleh
pengukuran manometer yang dilakukan memiliki selisih yang berbeda pada setiap perlakuan
debit aliran. Selain itu, berdasarkan percobaan yang dilakukan dengan berat air yang sama
yaitu 5 kg, dapat diketahui bahwa terdapat sedikit perbedaan koefisien gesek pada pipa (f)
antara perlakuan 1 dan juga perlakuan 2 pada setiap ulangannya. Perbedaan nilai koefisien
tersebut disebabkan oleh perbedaan nilai head tekanan aliran pada pipa (hf) dan kecepatan
aliran (V) pada tiap perulangannya.
Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sutrisno (2005) yang
menyatakan bahwa besarnya kehilangan energi pada pipa lurus sangat dipengaruhi oleh
kecepatan aliran dan perubahan penampang. Selain itu, tingginya koefisien gesek
berpengaruh secara langsung kepada besarnya penurunan tekanan dan pada akhirnya
berpengaruh kepada besarnya energi yang diperlukan untuk mengalirkan fluida.
Berdasarkan teori, nilai koefisien gesek juga ditentukan oleh besarnya diameter pipa.
Semakin besar diameter pipa maka nilai koefisien geseknya (f), akan semakin besar, dan
sebaliknya jika diameter semakin mengecil maka nilai koefisien geseknya akan menurun
(Ridwan 2006). Namun, karena diameter pipa pada percobaan kali ini tetap nilai diameter
tidak mempengaruhi nilai koefisien gesek pipa.
Jawaban Pertanyaan :

1. Jelaskan penyebab kehilangan head akibat gesekan?

Jawaban : Head Loss disebabkan oleh gesekan antara fluida yang mengalir dengan
dinding pipa. Hal ini terjadi karena perubahan nilai koefisien gesek (f) yang
dipengaruhi kecepatan aliran dan perubahan luas penampang sehingga mempengaruhi
besarnya kehilangan head pada pipa lurus.

2. Apakah yang mempengaruhi besarnya koefisien gesekan (f) pada suatu permukaan?

Jawaban : koefisien gesek suatu permukaan (pipa) dipengaruhi oleh kehilangan head
karena gesekan, diameter pipa, percepatan gravitasi, panjang pipa, dan kecepatan
aliran dalam pipa.

3. Apa saja yang mempengaruhi besarnya kehilangan head karena gesekan?

Jawaban : Faktor pengaruh besarnya head loss akibat gesekan diantaranya, diameter
pipa, kecepatan aliran fluida, viskositas fluida, panjang pipa, dan nilai koefisien
gesekan pipa.

4. Jelaskan apa pengaruh jenis aliran terhadap kehilangan head akibat gesekan hf !

Jawaban : Aliran fluida dapat mempengaruhi kehilangan head akibat gesekan (hf)
karena setiap aliran memiliki sifat yang berbeda terkait dengan kecepatan, viskositas,
dan turbulensi. Sifat ini mempengaruhi besarnya kehilangan head akibat gesekan
yang terjadi ketika fluida mengalir melalui pipa atau saluran. kehilangan head akibat
gesekan (hf) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan Darcy-Weisbach, Head
loss ini bergantung pada beberapa faktor seperti diameter pipa, kecepatan aliran fluida,
viskositas fluida, panjang pipa, dan koefisien gesekan pipa. Oleh karena itu, pemilihan
aliran dan jenis fluida yang tepat sangat penting untuk meminimalkan penurunan
tekanan gesekan (hf) dalam sistem perpipaan atau aliran fluida.

5. Cari nilai umum koefisien gesek untuk beberapa jenis bahan pembuat pipa!

Jawaban : Jenis bahan pembuat pipa beserta nilai umum koefisiennya:

a. Besi tuang = 0.18 - 0.90


b. Baja = 0.03 - 0.09
c. Beton = 0.30 - 3.00
d. Kaca = 0.0015
e. Besi lapis aspal = 0.06 - 0.24
f. Pasangan batu = 6.00
g. Baja dikeling = 0.90 - 9.00
h. Plester semen = 0.27 - 1.20

Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa semakin
besar debit aliran maka nilai kehilangan head karena gesekan (hf) juga semakin besar.
Selain itu, dapat disimpulkan juga bahwa terdapat sedikit perbedaan koefisien gesek pada
pipa (f) pada perlakuan debit yang berbeda. Hal tersebut dapat terjadi karena perbedaan
nilai head tekanan aliran pada pipa (hf) dan kecepatan aliran (V) pada tiap perulangannya.

Daftar Pustaka

Jalaluddin, Akmal S, Nasrul Z, Ishak. 2019. Analisa profil aliran fluida cair dan pressure
drop pada pipa l menggunakan metode simulasi computational fluid dynamic (CFD).
Jurnal Teknologi Kimia Unimal. 8(2): 53-72.

Putra IE, Sulaiman, Galsha A. 2017. Analisa Rugi Aliran (Head Losses) pada Belokan
Pipa PVC. Seminar Nasional Peranan Ipteks Menuju Industri Masa Depan
(PIMIMD-4); 2017 Juli 27, Padang, Indonesia. Padang: Institut Teknologi Padang.

Ridwan. 2006. Analisa koefisien gesek pipa akrilik diameter 0,5, 1, 1,5 inchi [skripsi].
Jakarta: Universitas Gunadarma.

Susanto F. 2006. Pengaruh pembelokan (elbow) terhadap kehilangan energi pada saluran
pipa galvanis [skripsi]. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Susilo EJ, Dharma US, Irawan D. 2021. Pengaruh viskositas bahan bakar terhadap
karakteristik aliran fluida pada pompa sentrifugal. Jurnal ARMATUR. 2(1): 27-32.
Sutrisno. 2005. Pengaruh perubahan penampang terhadap kehilangan energi pada pipa
polivinil chlorida (PVC) [skripsi]. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Anda mungkin juga menyukai