Anda di halaman 1dari 33

JURNAL PRAKTIKUM

IL2101 – HIDROLIKA I

MODUL 4

KEHILANGAN ENERGI DALAM SISTEM PERPIPAAN

Nama Praktikum : Ryan Zharif Ammar Rafif

NIM : 15719028

Kelompok/Shift : Kelompok 4

Tanggal Praktikum : 18 November 2020

Koordinator Praktikum : Nur Novilina Arifianigsih

Denis Bachtiar Ramadani (15717007)

PJ Modul : Anggita Laksmi Prameswari (15718008)

PROGRAM STUDI REKAYASA INFRASTRUKTUR LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2020
I. Tujuan Praktikum

1. Menghitung headloss pada system perpipaan


2. Menghitung debit aktual yang melalui sistem perpipaan

II. Prinsip Praktikum


Headloss adalah hilangnya energi mekanik dalam massa fluida secara
keseluruhan. Sehingga satuan headloss adalah satuan panjang yang setara dengan
satu satuan energi yang dibutuhkan untuk memindahkan satu satuan massa fluida
setinggi satu satuan panjang yang bersesuaian. Menurut lokasi kerugiannya,
kehilangan tekanan atau kerugian yang disebabkan oleh gesekan biasanya dibagi
menjadi dua kategori: kerugian major dan kerugian minor. Kerugian major juga
disebut kehilangan energi primer, atau kehilangan energi karena gesekan. Kerugian
major biasanya terjadi pada pipa lurus dengan diameter konstan. Oleh karena itu,
Headloss mayor dapat dinyatakan sebagai kehilangan tekanan dari aliran fluida
yang berkembang sepenuhnya melalui pipa penampang yang konstan. Kerugian
minor disebut dengan kehilangan energi sekunder, yaitu kehilangan energi yang
disebabkan oleh perubahan penampang dan aksesori yang ada. Misalnya
berlangsung pada pembesaran penampang (expansion), penyempitan penampang
(contraction), serta belokan ataupun tikungan.

III. Teori Dasar

Headloss adalah kehilangan tekanan yang terjadi pada aliran internal. Satuan
head loss adalah satuan panjang yang setara dengan satuan panjang energi yang
terkait dengan satuan massa gerakan fluida. Headloss pada aliran tertutup (system
perpipaan) dapat dibedakan menjadi headloss mayor, headloss minor, dan headloss
total.

Headloss total merupakan gabungan headloss mayor dan headloss minor. Total
head, merupakan kombinasi dari elevation head (tekanan karena ketinggian suatu
fluida), velocity head, (tekanan karena kecepatan alir suatu fluida) dan pressure
head (tekanan normal dari fluida itu sendiri). Headloss mayor adalah kehilangan
energi akibat gesekan fluida dengan dinding pipa. Headloss mayor biasa terjadi
pada pipa lurus berdiameter konstan. Headloss minor adalah kehilangan energi
yang disebabkan oleh aksesoris-aksesoris pada sistem perpipaan seperti valve,
belokan, penyempitan/ pelebaran pipa, dan lain-lain.

Faktor-faktor yang menyebakan headloss

• Gesekan antara fluida dan dinding pipa,


• Koefisien friksi antara sesama partikel pembentuk fluida,
• Turbulensi yang diakibatkan saat aliran di belokkan arahnya atau hal lain

Gambar 3.1. Sistem Perpipaan


(Sumber: coresaudi.com)

Beberapa rumus yang diperlukan untuk menghitung Headloss mayor dan headloss
minor :

1. Persamaan Darcy-Weisbach

𝐿 𝑣2
ℎ𝐿 = 𝑓. .
𝐷 2𝑔

Keterangan:

hL = Headloss (m)

f = Koefsien friksi

f = 64/Re (untuk aliran laminar, Re<2000)

Re = vD/v
L = Panjang pipa (m)

D = Diameter pipa (m)

v = Kecepatan pipa(m/s)

g = Percepatan gravitasi (m/s2)

2. Persamaan Hazen-Williams

𝑄 = 0,2785 𝐶 . 𝑑 2,63 . 𝑆 0,54


Keterangan:

Q = Debit aktual (m3/s)

C = Koefisien Hazen-Williams

D = Diameter pipa (m)

S = Slope

3. Persamaan Headloss Minor

𝑣2
ℎ𝐿 = 𝑘
2𝑔
Keterangan:

hL = Headloss (m)

k = Koefisien kehilangan energi akibat aksesoris

𝑣2
= Head kecepatan (m)
2𝑔

4. Persamaan headloss sistem perpipaan biru tua


a. Headloss gate valve
hL gate valce = 12,6 x Δh pengukuran

b. Headloss standar elbow


𝐿 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑒𝑙𝑏𝑜𝑤
hL standar elbow = Δh standar elbow - [𝐿 𝑝𝑖𝑝𝑎 𝑙𝑢𝑟𝑢𝑠 𝑏𝑖𝑟𝑢 𝑡𝑢𝑎] x Δh pipa lurus

biru tua

c. Headloss 90o sharp bend


𝐿 90𝑜 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑝 𝑏𝑒𝑛𝑑
hL 90o sharp bend = Δh 90o sharp bend - [𝐿 𝑝𝑖𝑝𝑎 𝑙𝑢𝑟𝑢𝑠 𝑏𝑢𝑟𝑢 𝑡𝑢𝑎] x Δh pipa

lurus biru tua

5. Persamaan headloss sistem perpipaan abu-abu


a. Headloss globe valve
hL globe valve = 12,6 x Δh pengukuran

b. Headloss aksesoris pada perpiaan abu-abu

ℎ𝐿 𝑎𝑘𝑠𝑒𝑠𝑜𝑟𝑖𝑠
= ∆ℎ 𝑎𝑘𝑠𝑒𝑠𝑜𝑟𝑖𝑠
𝐿 𝑎𝑘𝑠𝑒𝑠𝑜𝑟𝑖𝑠 𝑥 (𝐷 𝑝𝑖𝑝𝑎 𝑙𝑢𝑟𝑢𝑠 𝑏𝑖𝑟𝑢 𝑚𝑢𝑑𝑎)5
− [ ] 𝑥 ∆ℎ 𝑝𝑖𝑝𝑎 𝑙𝑢𝑟𝑢𝑠 𝑏𝑖𝑟𝑢 𝑚𝑢𝑑𝑎
𝐿 𝑝𝑖𝑝𝑎 𝑙𝑢𝑟𝑢𝑠 𝑏𝑖𝑟𝑢 𝑚𝑢𝑑𝑎 𝑥 (𝐷 𝑎𝑘𝑠𝑒𝑠𝑜𝑟𝑖𝑠)5

6. Slope
ℎ𝐿
𝑆=
𝐿

7. Persamaan koefisien K untuk penyempitan dan pelebaran


(𝑣𝑘−𝑣𝑏)2
ℎ𝐿 = 𝐾 , maka
2𝑔

ℎ𝐿 . 2𝑔
𝐾=
(𝑣𝑘 − 𝑣𝑏)2

IV. Data Awal


1. Data yang diketahui
a. Diameter pipa besar = 26,4 mm; Diameter pipa kecil= 13,7 mm
b. Jarak antar tapping
1-2 (standar elbow) = 79 cm
3-4 (pipa lurus biru tua) = 88 cm
5-6 (90o sharp bend) = 81 cm
7-8 (pelebaran) = 18,5 cm
8-9 (pipa lurus abu) = 85 cm
9-10 (penyempitan) = 8,5 cm
11-12 (bend 4”) =81 cm
13-14 (bend 6”) = 93 cm
15-16 (bend 2”) =91 cm

2. Data yang diukur


Massa beban = 2,5 kg Suhu awal = 28oC
Massa air = 7,5 kg Suhu akhir = 26oC
ρ air = 996,0261 kg/m3

a. Perpiaan Biru Tua


Tabel 4.1 Data Pengukuran Waktu dan Tinggi Kolom Air pada Perpipaan Biru Tua
Waktu (t) Tinggi Kolom Air (mm)
NO Pipa Globe Standar 90o Sharp
t1 t2 t3 tr
lurus Valve Elbow bend
1 40.22 39,98 41.1 40.433 246 1 284 331
2 32.48 32.61 20.67 28.586 513 1,5 580 665
3 27.86 27.03 26.79 27.226 551 1,7 633 738

b. Perpipaan Abu
Tabel 4.2 Data Pengukuran Waktu dan Tinggi Kolom Air pada Perpipaan Abu-abu
Waktu (t) Tinggi Kolom Air (mm)
No Pipa Globe Ben Bend Bend Pelebaran Penyempitan
t1 t2 t3 tr
lurus Valve d 2” 4” 6” tiba-tiba tiba-tiba
1 40.22 39,98 41.1 40.43 15 60 461 441 462 12 15
2 32.48 32.61 20.67 28.58 23 130 720 635 715 30 33
3 27.86 27.03 26.79 27.22 25 140 778 692 783 33 38

V. Pengolahan Data

1. Menghitung Suhu Rata-Rata

𝑆𝑢ℎ𝑢 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟 + 𝑆𝑢ℎ𝑢 𝐴𝑤𝑎𝑙


X = Suhu rata-rata = 2
28+26
X= = 27 o C
2

2. Mengitung Massa Jenis

Tabel 5.2.1 Hubungan Temperatur terhadap Massa Jenis

Grafik 5.2.1 Hubungan Temperatur terhadap Massa Jenis

Dari grafik tersebut kita dapat mengetahui masssa jenis air. Massa jenis
diperoleh dari persamaan y = -0.0036x2 – 0.0685x + 1000.5. Dengan
menubsitusikan x = suhu rata-rata, y = massa jenis air
Subtitusi nilai x ke persamanaan berikut:

𝑌 = − 0,0036𝑥2 − 0,0685𝑥 + 1000,5


Y = − 0,0036(27)2 − 0,0685(27) + 1000,5
Y = 996.0261
Maka massa jenis air adalah sebesar 996,0261 kg/m3. Maksud R2 didalam tabel
adalah koefisien determinasi, semakin nilai R2 ini mendekati nilai 1 maka
datanya semakin akurat.

3. Menentukan Debit Aktual

3 × massa beban massa air


Qaktual = = .
ρ × trata-rata ρ × trata-rata
7.5
Qaktual = = 0,000186231 m3 /s.
996,0261 × 40.4333

Untuk debit aktual variasi lain dilakukan dengan cara yang sama seperti variasi
pertama. Debit aktual tiap variasi dicantumkan pada data akhir.

4. Menentukan Luas Penampang Pipa

1
A = π × r2 = π × d2
4
Pada perpipaan biru tua, diameter pipanya hanya ada satu jenis, yaitu pipa
dengan diameter kecil saja. Sedangkan, pada perpipaan abu terjadi pelebaran
dan penyempitan, maka diameter pipanya ada dua jenis, yaitu pipa berdiameter
besar dan pipa berdiameter kecil. Dengan menggunakan rumus di atas,
diperoleh luas pipa besar adalah
1
Ab = π × (0.0264)2 = 0,000547391 m3
4
dan luas pipa kecil adalah
1
Ak = π × (0.0137)2 = 0,0001474 m3 .
4

5. Menentukan Kecepatan Aliran Air

Qaktual
v=
Ak
Untuk kecepatan pada pipa biru tua variasi 1 adalah :

0.000186231
𝑣= = 1.26283 m/s
0.0001474

Dan untuk kecepatan pada pipa abu variasi 1 adalah :

0.000186231
𝑣= = 1.26283 m/s
0.0001474

Untuk kecepatan pada variasi selanjutnya, dilakukan dengan cara yang sama
seperti variasi pertama. Kecepatan tiap variasi dicantumkan pada data akhir.

6. Menentukan Headloss Major pada Sistem Perpipaan

Headloss Major pada pipa lurus biru tua dan biru muda dapat ditentukan dengan
menggunakan rumus turunan dari prinsip Bernouli, yaitu
hL = ∆h
Untuk alat ukur yang menggunakan U-tube Manometer maka menjadi :
hL = 12,6 × ∆h
Pada percobaan ini, alat ukur yang digunakan untuk mengukur headloss dalam
pipa adalah Piezometer, maka digunakan persamaan pertama. Dengan demikian,
Headloss Major yang terjadi pada variasi debit pertama pada perpipaan biru tua
adalah
hL = 0,246 m
Dan pada perpipaan abu adalah
hL = 0,015 m.
Untuk Headloss Major pada variasi selanjutnya, dilakukan dengan cara yang
sama seperti variasi pertama. Headloss Major tiap variasi dicantumkan pada
data akhir.

7. Menentukan Headloss Minor pada Sistem Perpipaan Biru Tua


a. Headloss Minor pada Gate Valve
Headloss Minor pada gate valve diukur dengan menggunakan U-tube
Manometer, sehingga dapat ditentukan menggunakan persamaan berikut,
yaitu
hL gate valve = 12,6 × ∆hgate valve .

Dengan ∆h sebagai perbedaan tinggi muka air pada U-tube Manometer,


maka diperoleh Headloss Minor pada variasi pertama, yaitu
hL gate valve = 12,6 × 0,001 = 0,0126 m.

Untuk Headloss Minor pada Gate Valve di variasi selanjutnya, dilakukan


dengan cara yang sama seperti variasi pertama. Headloss Minor pada Gate
Valve tiap variasi dicantumkan pada data akhir.

b. Headloss Minor pada Standard Elbow

Lstandard elbow
hL standard elbow = ∆hstandard elbow − [ ] × ∆hpipa lurus biru tua
Lpipa lurus biru tua
Untuk variasi pertama :
0,79
hL standard elbow = 0,284 − ( ) × 0,246 = 0,063159 m.
0,88
Untuk Headloss Minor pada Standard Elbow di variasi selanjutnya,
dilakukan dengan cara yang sama seperti variasi pertama. Headloss Minor
pada Standard Elbow tiap variasi dicantumkan pada data akhir.

c. Headloss Minor 90o Sharp Bend

L90° sharp bend


hL 90° sharp bend = ∆h90° sharp bend − [ ] × ∆hpipa lurus biru tua .
Lpipa lurus biru tua
Untuk variasi pertama :
0,81
hL 90° sharp bend = 0,331 − ( ) × 0,246 = 0,10456 m.
0,88
Untuk Headloss Minor pada 90° sharp bend di variasi selanjutnya,
dilakukan dengan cara yang sama seperti variasi pertama. Headloss Minor
pada 90° sharp bend tiap variasi dicantumkan pada data akhir.

8. Menentukan Headloss Minor pada Sistem Perpipaan Abu


a. Headloss Minor pada Globe Valve
Untuk variasi pertama :
hL globe valve = 12,6 × 0,06 = 0,765 m.

Untuk Headloss Minor pada globe valve di variasi selanjutnya, dilakukan


dengan cara yang sama seperti variasi pertama. Headloss Minor pada globe
valve tiap variasi dicantumkan pada data akhir.

b. Headloss Minor pada Bend 2”

Gunakan rumus headloss aksesoris.

𝐿 𝑎𝑘𝑠𝑒𝑠𝑜𝑟𝑖𝑠 𝑥 (𝐷 𝑝𝑖𝑝𝑎 𝑙𝑢𝑟𝑢𝑠 𝑏𝑖𝑟𝑢 𝑡𝑢𝑎)5


ℎ𝐿 = ∆ℎ 𝑎𝑘𝑠𝑒𝑠𝑜𝑟𝑖𝑠 − [ ] 𝑥 ∆ℎ 𝑝𝑖𝑝𝑎 𝑙𝑢𝑟𝑢𝑠 𝑏𝑖𝑟𝑢 𝑚𝑢𝑑𝑎
𝐿 𝑝𝑖𝑝𝑎 𝑙𝑢𝑟𝑢𝑠 𝑎𝑏𝑢 𝑥 (𝐷 𝑎𝑘𝑠𝑒𝑠𝑜𝑟𝑖𝑠)5

Untuk variasi pertama :


0,91 × (0,0264)5
hL Bend 2'' = 0,461 − [ ] × 0,015
0,85 × (0,0137)5
hL Bend 2'' = 0,034292256 m.

Untuk Headloss Minor pada Bend 2'' di variasi selanjutnya, dilakukan


dengan cara yang sama seperti variasi pertama. Headloss Minor pada Bend
2'' tiap variasi dicantumkan pada data akhir.

c. Headloss Minor pada Bend 4”

Gunakan rumus headloss aksesoris.

𝐿 𝑎𝑘𝑠𝑒𝑠𝑜𝑟𝑖𝑠 𝑥 (𝐷 𝑝𝑖𝑝𝑎 𝑙𝑢𝑟𝑢𝑠 𝑏𝑖𝑟𝑢 𝑡𝑢𝑎)5


ℎ𝐿 = ∆ℎ 𝑎𝑘𝑠𝑒𝑠𝑜𝑟𝑖𝑠 − [ ] 𝑥 ∆ℎ 𝑝𝑖𝑝𝑎 𝑙𝑢𝑟𝑢𝑠 𝑎𝑏𝑢
𝐿 𝑝𝑖𝑝𝑎 𝑙𝑢𝑟𝑢𝑠 𝑎𝑏𝑢 𝑥 (𝐷 𝑎𝑘𝑠𝑒𝑠𝑜𝑟𝑖𝑠)5

Untuk variasi pertama :


0,81 × (0,0264)5
hL Bend 4'' = 0,411 − [ ] × 0,015
0,85 × (0,0137)5
hL Bend 4'' = 0,03118 m.
Untuk Headloss Minor pada Bend 4'' di variasi selanjutnya, dilakukan
dengan cara yang sama seperti variasi pertama. Headloss Minor pada Bend
4'' tiap variasi dicantumkan pada data akhir.
d. Headloss Minor pada Bend 6”

Gunakan rumus headloss aksesoris.

𝐿 𝑎𝑘𝑠𝑒𝑠𝑜𝑟𝑖𝑠 𝑥 (𝐷 𝑝𝑖𝑝𝑎 𝑙𝑢𝑟𝑢𝑠 𝑏𝑖𝑟𝑢 𝑡𝑢𝑎)5


ℎ𝐿 = ∆ℎ 𝑎𝑘𝑠𝑒𝑠𝑜𝑟𝑖𝑠 − [ ] 𝑥 ∆ℎ 𝑝𝑖𝑝𝑎 𝑙𝑢𝑟𝑢𝑠 𝑏𝑖𝑟𝑢 𝑚𝑢𝑑𝑎
𝐿 𝑝𝑖𝑝𝑎 𝑙𝑢𝑟𝑢𝑠 𝑎𝑏𝑢 𝑥 (𝐷 𝑎𝑘𝑠𝑒𝑠𝑜𝑟𝑖𝑠)5

Untuk variasi pertama :


0,93 × (0,0264)5
hL Bend 6'' = 0,462 − [ ] × 0,015
0,85 × (0,0137)5
hL Bend 6'' = 0,025914 m.
Untuk Headloss Minor pada Bend 6'' di variasi selanjutnya, dilakukan
dengan cara yang sama seperti variasi pertama. Headloss Minor pada Bend
6'' tiap variasi dicantumkan pada data akhir.

e. Headloss Minor pada Pelebaran Tiba-tiba

Gunakan rumus headloss aksesoris.

𝐿 𝑎𝑘𝑠𝑒𝑠𝑜𝑟𝑖𝑠 𝑥 (𝐷 𝑝𝑖𝑝𝑎 𝑙𝑢𝑟𝑢𝑠 𝑎𝑏𝑢)5


ℎ𝐿 = ∆ℎ 𝑎𝑘𝑠𝑒𝑠𝑜𝑟𝑖𝑠 − [ ] 𝑥 ∆ℎ 𝑝𝑖𝑝𝑎 𝑙𝑢𝑟𝑢𝑠 𝑏𝑖𝑟𝑢 𝑚𝑢𝑑𝑎
𝐿 𝑝𝑖𝑝𝑎 𝑙𝑢𝑟𝑢𝑠 𝑏𝑖𝑟𝑢 𝑡𝑢𝑎 𝑥 (𝐷 𝑎𝑘𝑠𝑒𝑠𝑜𝑟𝑖𝑠)5

Untuk variasi pertama :


0,185 × (0,0137)5
hL Pelebaran = 0,012 − [ ] × 0,015
0,85 × (0,0264)5
hL Pelebaran = 0,01188 m.
Untuk Headloss Minor pada Pelebaran Tiba-tiba di variasi selanjutnya,
dilakukan dengan cara yang sama seperti variasi pertama. Headloss Minor
pada Pelebaran Tiba-tiba tiap variasi dicantumkan pada data akhir.

f. Headloss Minor pada Penyempitan

Gunakan rumus headloss aksesoris.

𝐿 𝑎𝑘𝑠𝑒𝑠𝑜𝑟𝑖𝑠 𝑥 (𝐷 𝑝𝑖𝑝𝑎 𝑙𝑢𝑟𝑢𝑠 𝑏𝑖𝑟𝑢 𝑡𝑢𝑎)5


ℎ𝐿 = ∆ℎ 𝑎𝑘𝑠𝑒𝑠𝑜𝑟𝑖𝑠 − [ ] 𝑥 ∆ℎ 𝑝𝑖𝑝𝑎 𝑙𝑢𝑟𝑢𝑠 𝑏𝑖𝑟𝑢 𝑚𝑢𝑑𝑎
𝐿 𝑝𝑖𝑝𝑎 𝑙𝑢𝑟𝑢𝑠 𝑏𝑖𝑟𝑢 𝑡𝑢𝑎 𝑥 (𝐷 𝑎𝑘𝑠𝑒𝑠𝑜𝑟𝑖𝑠)5
Untuk variasi pertama :
0,085 × (0,0264)5
hL Penyempitan = 0,015 − [ ] × 0,015
0,85 × (0,0264)5
hL Penyempitan = 0,01188 m.

Untuk Headloss Minor pada Penyempitan di variasi selanjutnya, dilakukan


dengan cara yang sama seperti variasi pertama. Headloss Minor pada
Penyempitan tiap variasi dicantumkan pada data akhir.

9. Menentukan Kemiringan Gradien Hidrolik atau Slope (S) dan S0.54

hL
S=
L
Diambil variasi pertama pada pipa biru tua dan biru muda, maka diperoleh S
pada biru tua adalah
0,246
S= = 0,27954
0,88
dan S pada pipa abu adalah
0,015
S= = 0,01765
0,85
Setelah itu, tentukan S0,54, maka didapat S0,54 pada pipa biru tua adalah
S0,54 = (0,27954)0,54 = 0,50244
dan S0,54 pada pipa biru muda adalah
S0,54 = (0,01765)0,54 = 0,11303
Untuk Slope (S) dan S0,54 di variasi selanjutnya, dilakukan dengan cara yang
sama seperti variasi pertama. Slope (S) dan S0,54 tiap variasi dicantumkan pada
data akhir.

VI. Data Akhir


1. Sistem Perpiaan Biru Tua

Tabel 6.1.1 Hasil Perhitungan Waktu, Debit Aktual, dan Kecepatan pada Perpipaan Biru Tua
Waktu (t) Q aktual A Pipa v Pipa
No. v2
t1 t2 t3 tr (m3/s) (m2) (m/s)
1 40.22 39.98 41.1 40.43333 0.000186231 1.262830942 0.115653023
2 32.48 32.61 20.67 28.58667 0.000263407 0.00014747071 1.786163635 0.231371066
3 27.86 27.03 26.79 27.22667 0.000276564 1.875384345 0.255062806
Tabel 6.1.2 Hasil Perhitungan Headloss Major, Headlodd Minor, dan Slope pada Perpipaan Biru Tua
Headloss
Headloss Minor (m) S0,54 pada Pipa Lurus
No. Major (m)
Biru Tua
Pipa Lurus Gate Valve Standard Elbow 90° Sharp Bend
1 0.246 0.0126 0.063159091 0.104568182 0.502440125
2 0.513 0.0189 0.119465909 0.192806818 0.747210101
3 0.551 0.02142 0.138352273 0.230829545 0.776606856

2. Sistem Perpipaan Abu

Tabel 6.2.1 Hasil Perhitungan Waktu rata-rata, Debit Aktual, dan Kecepatan pada Perpipaan Abu
v Pipa
Waktu (t) Q aktual A Pipa
No. Besar vk vb (vk - vb)2
(m3/s) (m2)
t1 t2 t3 tr (m/s)
1 40.22 39.98 41.1 40.43333 0.000186231 1.262830942 1.263980 0.340387 0.853023301
2 32.48 32.61 20.67 28.58667 0.000263407 0.00014747 1.786163635 1.787788 0.481448 1.706526165
3 27.86 27.03 26.79 27.22667 0.000276564 1.875384345 1.87709 0.505497 1.881269601

Tabel 6.2.2 Hasil Perhitungan Waktu rata-rata, Debit Aktual, dan Kecepatan pada Perpipaan Biru Tua
Headloss
Major Headloss Minor (m) S0,54 Pipa
No. (m) Lurus
Pipa Globe Pelebaran Abu
Bend 2'' Bend 4'' Bend 6'' Penyempitan
Lurus Valve Tiba-tiba
1 0.015 0.756 0.034292256 0.031183217 0.025914064 0.01188 0.0135 0.11303
2 0.023 1.638 0.065714793 0.052614266 0.046334898 0.02981 0.0307 0.14238
3 0.025 1.764 0.066820427 0.058972029 0.056190107 0.03280 0.0355 0.14894

VII. Analisa A
1. Analisis Cara Kerja

Pertama masukkan outlet Hydraulic Bench ke inlet sistem perpipaan, dan outlet
sistem perpipaan ke Hydraulic Bench. Namun sebelumnya, ukur terlebih dahulu
temperatur awal fluida sebelum percobaan dimulai. Lalu, tutup gate valve dan
buka globe valve untuk mengalirkan air dan mengeluarkan gelembung dalam
piezometer. Setelah itu, nyalakan pompa dengan memutar needle valve yang
berada pada Hydraulic Bench. Biarkan air mengalir untuk memenuhi sistem
perpipaan dengan estimasi waktunya sekitar 2 – 3 menit. Lakukan tutup buka
gate valve dilanjut dengan globe valve sekali lagi untuk mengeluarkan
gelembung udara yang terjebak pada dalam tabung. Setelah itu, tutup terlebih
dahulu globe valve dan buka needle valve penuh pada Hydraulic Bench. Lalu,
buka gate valve penuh untuk mendapatkan aliran debit yang maksimum yang
mengalir melalui sistem perpipaan biru tua. Lalu, seperti biasa, ukur debit
dengan melakukan triplo untuk setiap satu variasi debit. Jangan lupa untuk
melakukan pembacaan pada Piezometer dan U-tube Manometer untuk melihat
beda ketinggian muka airnya. Pada debit yang sama pula, tutup gate valve, lalu
buka globe valve agar air mengalir pada sistem perpipaan biru muda. Ulangi
yang dilakukan pada sistem perpipaan biru tua ke sistem perpipaan biru muda.
Lalu, ulangi langkah-langkah yang telah dilakukan sebelumnya untuk variasi
debit yang berbeda. Percobaan dilakukan sebanyak tiga variasi debit. Lalu,
setelah menyelesaikan variasi terakhir, tutup globe valve dan juga tutup needle
valve pada Hydraulic Bench. Ukur kembali temperatur fluida pada akhir
percobaan ini. Setelah itu, matikan pompa.

2. Penurunan Rumus Headloss Aksesoris

Penurunan rumus Headloss Minor dapat dilakukan dengan cara


menghubungkan Headloss total dengan persamaan Darcy-Weisbach, yaitu
L v2
hL = f× ×
d 2g
Headloss Major pada pipa lurus diukur dengan menggunakan piezometer
dengan menggunakan prinsip Bernouli, sehingga menghasilkan
hL = ∆h
Dengan demikian, rumus Headloss total dapat dibentuk ulang untuk
menemukan Headloss Minor.
hL total = hL Major + hL Minor
hL Minor = hL total − hL Major
Karena ingin mengacu untuk mencari Headloss aksesoris, maka
hL total = ∆haksesoris .
Hal ini terjadi karena aksesoris berada di antara Piezometer yang menempel
pada pipa, sehingga yang terukur pada Piezometer pun akan menghasilkan
Headloss total yang berbanding lurus dengan perbedaan ketinggian muka air
Piezometer yang dipasang di sekitar aksesoris. Oleh karena itu, didapatkan pula
hL Major = hL Pipa Lurus pada Aksesoris
karena aksesoris tersebut tersambung pada perpanjangan pipa tersebut dan
hL Minor = hL aksesoris
𝑚𝑎𝑘𝑎
hL aksesoris = ∆haksesoris − hL Pipa Lurus pada Aksesoris

Setelah itu, bandingkan hL Pipa Lurus pada Aksesoris dengan hL Pipa Lurus

menggunakan persamaan Darcy-Weisbach, maka


L (v )2
hL Pipa Lurus pada aksesoris f × d aksesoris × aksesoris
aksesoris 2g
= 2
hL Pipa Lurus LPipa Lurus (vPipa Lurus )
f×d ×
Pipa Lurus 2g
hL Pipa Lurus pada aksesoris Laksesoris × dPipa Lurus × (vaksesoris )2
= 2
hL Pipa Lurus LPipa Lurus × daksesoris × (vPipa Lurus )
Dengan persamaan kontinuitas dengan luas penampang lingkaran,
Q = A×v
Q
v =
A
4×Q
v =
π × d2
Maka diperoleh
4 × Qaksesoris 2
Laksesoris × dPipa Lurus × ( )
hL Pipa Lurus pada aksesoris π × (daksesoris )2
= 2
hL Pipa Lurus 4 × QPipa Lurus
LPipa Lurus × daksesoris × ( 2)
π × (dPipa Lurus )
hL Pipa Lurus pada aksesoris 5
Laksesoris × (dPipa Lurus )
=
hL Pipa Lurus LPipa Lurus × (daksesoris )5
5
Laksesoris × (dPipa Lurus )
hL Pipa Lurus pada aksesoris = [ ] × hL Pipa Lurus
LPipa Lurus × (daksesoris )5

dengan hL Pipa Lurus = ∆hPipa Lurus , maka


5
Laksesoris × (dPipa Lurus )
hL Pipa Lurus pada aksesoris = [ ] × ∆hPipa Lurus .
LPipa Lurus × (daksesoris )5

Dengan melakukan substitusi persamaan tersebut ke persamaan sebelumnya,


maka didapat persamaan Headloss pada aksesoris, yaitu
5
Laksesoris × (dPipa Lurus )
hL aksesoris = ∆haksesoris − [ ] × ∆hPipa Lurus .
LPipa Lurus × (daksesoris )5

Rumus yang diturunkan ini merupakan rumus yang dipakai dalam perhitungan
percobaan kali ini untuk menentukan Headloss Minor pada aksesoris.

3. Analisis Grafik
a. Grafik Debit Aktual (Qaktual) Terhadap Headloss Valve
1. Gate Valve

Grafik 7.1 Grafik hubungan Q terhadap headloss gate valve

Koefisien determinan (R2) menunjukkan seberapa besar Q dipengaruhi


oleh nilai headloss gate valve. Dari grafik diatas nilai R2 adalah 0.9373.
Hal ini menunjukan 93.73% Q dipengaruhi oleh nilai headloss gate
valve dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain (koheren). Dapat
diketahui 0≤R2≤1, hal ini berarti hasil percobaan mendekati nilai
seharusnya karena mendekati nilai 1.

2. Globe Valve
Grafik 7.2 Grafik hubungan Q terhadap headloss globe valve

Koefisien determinan (R2) menunjukkan seberapa besar Q dipengaruhi


oleh nilai headloss globe valve. Dari grafik diatas nilai R2 adalah 0.7648.
Hal ini menunjukan 76.48% Q dipengaruhi oleh nilai headloss globe
valve dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain (koheren). Dapat
diketahui 0≤R2≤1, hal ini berarti hasil percobaan belum mendekati nilai
seharusnya karena jauh dari nilai 1.

b. Grafik v2 terhadap Headloss Valve


1. Gate Valve

Grafik 7.3 Grafik hubungan v2 terhadap headloss gate valve

Koefisien determinan (R2) menunjukkan seberapa besar v2 dipengaruhi


oleh nilai headloss. Dari grafik diatas nilai R2 adalah 0.7994. Hal ini
menunjukan 79.94% v2 dipengaruhi oleh nilai headloss dan sisanya
dipengaruhi oleh variabel lain (koheren). Dapat diketahui 0≤R2≤1, hal
ini berarti hasil percobaan belum mendekati nilai seharusnya karena
jauh dari nilai 1.

Pada percobaan kali ini, dihasilkan sebuah persamaan regresi linear dari
grafik hubungan Headloss (hL) Gate Valve - Kecepatan Kuadrat (v2)
pada gambar V.2.
y = 0,062x
Dengan demikian, dengan menghubungkan persamaan regresi linear
tersebut dengan rumus persamaan Headloss Minor. Koefisien
kehilangan energi akibat aksesoris (k) aktual dapat diperoleh dengan
cara sebagai berikut.
v2
hL = k×
2g
k
hL = v2
2g
↓ ↓ ↓
y = m x
Dari persamaan di atas, didapat harga k pada gate valve adalah
k
m =
2g
k = m × 2g
k = 0,062 × 2(9,81)
k = 1.21644
Setelah harga k aktual pada percobaan didapat, perlu dicari galat/error
pada percobaan ini untuk mengetahui seberapa kredibel atau dapat
dipercayanya data yang diperoleh pada percobaan. Galat/error dapat
dihitung dengan cara berikut.
k literatur − k aktual
Galat = | | × 100%
k literatur
Berdasarkan referensi pada engineeringtoolbox.com, didapat harga k
literatur gate valve adalah 0,15. Dengan demikian, harga galatnya adalah
0,15 − 1,21644
Galat = | | × 100% = 711%.
0,15
Dari persentase galat tersebut, dapat dinyatakan bahwa data hasil
percobaan belum akurat.

2. Globe Valve

Grafik 7.4 Grafik hubungan v2 terhadap headloss globe valve

Koefisien determinan (R2) menunjukkan seberapa besar v2 dipengaruhi


oleh nilai headloss. Dari grafik diatas nilai R2 adalah 0.9946. Hal ini
menunjukan 99.46% v2 dipengaruhi oleh nilai headloss dan sisanya
dipengaruhi oleh variabel lain (koheren). Dapat diketahui 0≤R2≤1, hal
ini berarti hasil percobaan mendekati nilai seharusnya karena mendekati
nilai 1.

Pada percobaan kali ini, dihasilkan sebuah persamaan regresi linear dari
grafik hubungan Headloss (hL) Gate Valve - Kecepatan Kuadrat (v2)
pada gambar V.2.
y = 0,5036x
Dengan demikian, dengan menghubungkan persamaan regresi linear
tersebut dengan rumus persamaan Headloss Minor. Koefisien
kehilangan energi akibat aksesoris (k) aktual dapat diperoleh dengan
cara sebagai berikut.
v2
hL = k×
2g
k
hL = v2
2g
↓ ↓ ↓
y = m x
Dari persamaan di atas, didapat harga k pada gate valve adalah
k
m =
2g
k = m × 2g
k = 0,5036 × 2(9,81)
k = 9,880632
Setelah harga k aktual pada percobaan didapat, perlu dicari galat/error
pada percobaan ini untuk mengetahui seberapa kredibel atau dapat
dipercayanya data yang diperoleh pada percobaan. Galat/error dapat
dihitung dengan cara berikut.
k literatur − k aktual
Galat = | | × 100%
k literatur
Berdasarkan referensi pada engineeringtoolbox.com, didapat harga k
literatur globe valve adalah 10. Dengan demikian, harga galatnya adalah
10 − 9,880632
Galat = | | × 100% = 1,19%.
10
Dari persentase galat tersebut, dapat dinyatakan bahwa data hasil
percobaan hampir akurat.

c. Grafik v2 terhadap Headloss Bend


1. Bend 2”

Grafik 7.5 Grafik hubungan v2 terhadap Bend 2”


Pada grafik, ditunjukkan nilai koefisien determinasi hubungan Headloss
(hL) Bend 2'' - Kecepatan Kuadrat (v2) sebesar R2 = 0,9684. Dengan
kedua harga tersebut hampir mendekati harga satu ( R ≈ 1 ), dapat
dinyatakan bahwa kedua data tersebut saling berhubungan.

Pada percobaan kali ini, dihasilkan sebuah persamaan regresi linear dari
grafik hubungan Headloss (hL) Bend 2''
y = 0,0199x
Dengan demikian, dengan menghubungkan persamaan regresi linear
tersebut dengan rumus persamaan Headloss Minor. Koefisien
kehilangan energi akibat aksesoris (k) aktual dapat diperoleh dengan
cara :
v2
hL = k×
2g
k
hL = v2
2g
↓ ↓ ↓
y = m x
Dari persamaan di atas, didapat harga k pada bend 2'' adalah
k
m =
2g
k = m × 2g
k = 0,0199 × 2(9,81)
k = 0,390438

2. Bend 4”
Grafik 7.6 Grafik hubungan v2 terhadap Bend 4”

Pada grafik, ditunjukkan nilai koefisien determinasi hubungan Headloss


(hL) Bend 4'' - Kecepatan Kuadrat (v2) sebesar R2 = 0,9533. Dengan
kedua harga tersebut hampir mendekati harga satu ( R ≈ 1 ), dapat
dinyatakan bahwa kedua data tersebut saling berhubungan.

Pada percobaan kali ini, dihasilkan sebuah persamaan regresi linear dari
grafik hubungan Headloss (hL) Bend 4'' - Kecepatan Kuadrat (v2)
y = 0,0169x
Dengan demikian, dengan menghubungkan persamaan regresi linear
tersebut dengan rumus persamaan Headloss Minor. Koefisien
kehilangan energi akibat aksesoris (k) aktual dapat diperoleh dengan
cara :
v2
hL = k×
2g
k
hL = v2
2g
↓ ↓ ↓
y = m x
Dari persamaan di atas, didapat harga k pada bend 2'' adalah
k
m =
2g
k = m × 2g
k = 0,0169 × 2(9,81)
k = 0,331578

3. Bend 6”

Grafik 7.7 Grafik hubungan v2 terhadap Bend 6”

Pada grafik, ditunjukkan nilai koefisien determinasi hubungan Headloss


(hL) Bend 6'' - Kecepatan Kuadrat (v2) sebesar R2 = 0,9711. Dengan
kedua harga tersebut hampir mendekati harga satu ( R ≈ 1 ), dapat
dinyatakan bahwa kedua data tersebut saling berhubungan.

Pada percobaan kali ini, dihasilkan sebuah persamaan regresi linear dari
grafik hubungan Headloss (hL) Bend 6'' - Kecepatan Kuadrat (v2)
y = 0,0154x
Dengan demikian, dengan menghubungkan persamaan regresi linear
tersebut dengan rumus persamaan Headloss Minor. Koefisien
kehilangan energi akibat aksesoris (k) aktual dapat diperoleh dengan
cara :
v2
hL = k×
2g
k
hL = v2
2g
↓ ↓ ↓
y = m x
Dari persamaan di atas, didapat harga k pada bend 6'' adalah
k
m =
2g
k = m × 2g
k = 0,0154 × 2(9,81)
k = 0,302148

4. Sharp Bend

Grafik 7.8 Grafik hubungan v2 terhadap Sharp Bend

Pada grafik, ditunjukkan nilai koefisien determinasi hubungan Headloss


(hL) Sharp Bend - Kecepatan Kuadrat (v2) sebesar R2 = 0,9806. Dengan
kedua harga tersebut hampir mendekati harga satu ( R ≈ 1 ), dapat
dinyatakan bahwa kedua data tersebut saling berhubungan.

Pada percobaan kali ini, dihasilkan sebuah persamaan regresi linear dari
grafik hubungan Headloss (hL) Bend 6'' - Kecepatan Kuadrat (v2)
y = 0,0635x
Dengan demikian, dengan menghubungkan persamaan regresi linear
tersebut dengan rumus persamaan Headloss Minor. Koefisien
kehilangan energi akibat aksesoris (k) aktual dapat diperoleh dengan
cara :
v2
hL = k×
2g
k
hL = v2
2g
↓ ↓ ↓
y = m x
Dari persamaan di atas, didapat harga k pada Sharp bend' adalah
k
m =
2g
k = m × 2g
k = 0,0635 × 2(9,81)
k = 1,24587

5. Standard Elbow

Grafik 7.9 Grafik hubungan v2 terhadap Standard Elbow

Pada grafik, ditunjukkan nilai koefisien determinasi hubungan Headloss


(hL) Standard Elbow - Kecepatan Kuadrat (v2) sebesar R2 = 0,9925.
Dengan kedua harga tersebut hampir mendekati harga satu (R ≈ 1),
dapat dinyatakan bahwa kedua data tersebut saling berhubungan.

Pada percobaan kali ini, dihasilkan sebuah persamaan regresi linear dari
grafik hubungan Headloss (hL) Standard Elbow - Kecepatan Kuadrat
(v2)
y = 0,0386x
Dengan demikian, dengan menghubungkan persamaan regresi linear
tersebut dengan rumus persamaan Headloss Minor. Koefisien
kehilangan energi akibat aksesoris (k) aktual dapat diperoleh dengan
cara :
v2
hL = k×
2g
k
hL = v2
2g
↓ ↓ ↓
y = m x
Dari persamaan di atas, didapat harga k pada Standard elbow adalah
k
m =
2g
k = m × 2g
k = 0,0386 × 2(9,81)
k = 0,757332

d. Grafik (vk-vb)2 terhadap Headloss Pelebaran dan Penyempitan


1. Pelebaran

Grafik 7.10 Grafik hubungan (vk-vb)2 terhadap Headloss Pelebaran

Pada grafik, ditunjukkan nilai koefisien determinasi hubungan Headloss


(hL) Pelebaran – Kecepatan kuadrat (vk-vb)2 sebesar R2 = 0,9682 .
Dengan kedua harga tersebut hampir mendekati harga satu (R ≈ 1),
dapat dinyatakan bahwa kedua data tersebut saling berhubungan.
Pada percobaan kali ini, dihasilkan sebuah persamaan regresi linear dari
grafik hubungan Headloss (hL) Standard Elbow - Kecepatan Kuadrat
(vk-vb)2
y = 0,0171x
Dengan demikian, dengan menghubungkan persamaan regresi linear
tersebut dengan rumus persamaan Headloss Minor. Koefisien
kehilangan energi akibat aksesoris (k) aktual dapat diperoleh dengan
cara :
v2
hL = k×
2g
k
hL = v2
2g
↓ ↓ ↓
y = m x
Dari persamaan di atas, didapat harga k pada Pelebaran adalah
k
m =
2g
k = m × 2g
k = 0,0171 × 2(9,81)
k = 0,335502

2. Penyempitan

Grafik 7.11 Grafik hubungan (vk-vb)2 terhadap Headloss Penyempitan


Pada grafik, ditunjukkan nilai koefisien determinasi hubungan Headloss
(hL) Penyempitan – Kecepatan kuadrat (vk-vb)2 sebesar R2 = 0,9783.
Dengan kedua harga tersebut hampir mendekati harga satu (R ≈ 1),
dapat dinyatakan bahwa kedua data tersebut saling berhubungan.

Pada percobaan kali ini, dihasilkan sebuah persamaan regresi linear dari
grafik hubungan Headloss (hL) Standard Elbow - Kecepatan Kuadrat
(vk-vb)2
y = 0,0182x
Dengan demikian, dengan menghubungkan persamaan regresi linear
tersebut dengan rumus persamaan Headloss Minor. Koefisien
kehilangan energi akibat aksesoris (k) aktual dapat diperoleh dengan
cara :
v2
hL = k×
2g
k
hL = v2
2g
↓ ↓ ↓
y = m x
Dari persamaan di atas, didapat harga k pada Pelebaran adalah
k
m =
2g
k = m × 2g
k = 0,0182 × 2(9,81)
k = 0,357084

e. Grafik S0.54 terhadap kecepatan (v)


1. Perpipaan Biru Tua
Grafik 7.12 Grafik hubungan (S)0.54 terhadap Kecepatan Pipa Biru tua

Koefisien determinan (R2) menunjukkan seberapa besar kecepatan


dipengaruhi oleh nilai slope. Dari grafik diatas nilai R2 adalah 0.9877.
Hal ini menunjukan 98.77% kecepatan dipengaruhi oleh nilai slope dan
sisanya dipengaruhi oleh variabel lain (koheren). Dapat diketahui
0≤R2≤1, hal ini berarti hasil percobaan mendekati nilai seharusnya
karena mendekati nilai 1.

2. Perpiaan Abu

Grafik 7.13 Grafik hubungan (S)0.54 terhadap Kecepatan pipa abu

Koefisien determinan (R2) menunjukkan seberapa besar kecepatan


dipengaruhi oleh nilai slope. Dari grafik diatas nilai R2 adalah 0.9124.
Hal ini menunjukan 91.24% kecepatan dipengaruhi oleh nilai slope dan
sisanya dipengaruhi oleh variabel lain (koheren). Dapat diketahui
0≤R2≤1, hal ini berarti hasil percobaan mendekati nilai seharusnya
karena mendekati nilai 1.

4. Analisis Kesalahan

Dalam praktikum dan pengambilan data di praktikum ini terdapat beberapa


kemungkinan terjadinya kesalahan. Pertama saat pengukuran perbedaan
ketinggian yang kurang teliti karena naik turunnya muka air selama proses
sehingga menyebabkan kesalahan dalam menghitung headloss. Lalu saat
pengambilan waktu yang kurang tepat sehingga mempengaruhi nilai debit aktual.
Pengukuran temperatur yang kurang tepat sehingga mempengaruhi densitas air.
Lalu kesalahan terakhir adanya gelembung udara yang terjebak di dalam
Piezometer yang membuat adanya perbedaan yang signifikan pada perbedaan
tinggi muka air.

VIII. Analisa B (Aplikasi di Bidang RIL)

Aplikasi atau penerapan modul ini pada bidang Rekayasa Infrastruktur Lingkungan
yaitu dalam perencanaan sistem plambing. Rekayasawan dapat merancang sebuah
sistem perpipaan untuk menyediakan air bersih, dan pembuang greywater atau
blackwater. Dengan menghitung memperkirakan headloss mayor dan headloss
minor berupa aksesoris, rekayasawan dapat mendesig sistem plambing.
Gambar 8.1. Sistem Plumbing
(Sumber: google)

Dalam pendistribusian air bersih dan air minum, perlu dilakukan analisa laju aliran
di setiap titik saluran. Dengan mengetahui besarnya headloss yang disebabkan oleh
jalur aliran air ke distributor, maka besarnya daya yang dibutuhkan untuk
memompa dan mengalirkan air ke konsumen dapat ditentukan untuk mencapai
kecepatan minimum setiap konsumen.

Gambar 8.1. Contoh Perbedaan Elevasi Pipa Air Bersih


(Sumber: google)
IX. Kesimpulan

1. Nilai headloss pada sistem perpipaan biru tua terlampir pada Tabel 6.1.2 dan
nilai headloss pada sistem perpipaan abu terlampir pada Tabel 6.2.2
2. Nilai debit aktual pada sistem perpipaan biru tua terlampir pada Tabel 6.1.1 dan
nilai debit aktual pada sistem perpipaan abu terlampir pada Tabel 6.2.1

X. Daftar Pustaka

Crowe, Clayton T. 2008. Engineering Fluid Mechanics. California: Wiley.


Finnemore, E.John and Joseph B. Franzini. 2002. Fluid Mechanics with Engineering
Application. California: The McGraw Companies.
Giles, Ranald V. 196. Seri Buku Schaum. Mekanika Fluida Hidraulika.Guildford.
Jakarta:Erlangga.
Munson, Bruce R. 2009. Fundamental of Fluid Mechanics Ed.6. California: Wiley

Engineering ToolBox. 2004. Minor or Dynamic Loss Coefficients for Pipe or Tube
System Components. https://www.engineeringtoolbox.com/minor-loss-
coefficients-pipes-d_626.html (diakses pada tanggal 1 Desember 2020 pukul
19.00).

Anda mungkin juga menyukai