Kelompok 1 dan 2
Hanya teramati 4 plankton
berjenis protozoa. Ada yang
bergerak cepat tiba-tiba dan ada
yang bergerak lambat berputar di
tempat dan ada yang berpindah
tempat. Ukurannya mikroskopis
dan hidup mengambang pada air
yang tenang.
Organisme : Protozoa
Jenis : Sarcodina, Sporozoa
Bentuk : Coleps octospinus,
Paramecium, S. mytilus
Warna : -
Kelompok 1 dan 2
Hanya teramati 9 plankton
berjenis zootoplankton.
Ukurannya mikroskopis sekitar
0,2-2 mm dan hidup
mengambang diam pada air.
Organisme : Zooplankton
Bentuk : Bervariasi
Warna : -
Kelompok 1 dan 2
Jumlah total plankton yang
teramati di mikroskop berjumlah
3. Berwarna bening, dengan kata
lain tidak memiliki kloroplas
yang biasanya berwarna hijau.
Ukuran mikroskopis, hidup
mengambang pada air yang
tenang. Bentuk tidak teramati
dengan jelas.
Organisme: zooplankton
Jenis: ukuran plankton terlalu
kecil sehingga sulit untuk dilihat
organ alat geraknya
Tidak terdapat kloroplas
Kelompok 9 dan 10
Hanya teramati 1 plankton
berwarna hijau berbentuk spiral
dengan ukuran mikroskopis,
hidup mengambang pada air yang
tenang. Bentuk tidak tabung
spiral.
Kelompok 9 dan 10
Organisme : fitoplankton
Bentuk :spiral
Warna : berwarna hijau
Terdapat alga berwarna hijau
dengan bentuk morfologi yang
memanjang
Kelompok 5 dan 6
Terdapat 4 jenis mikroalga
1 – Gonatozygon monotaenium
2 – Melosira sp
3 – Gonium sp
4 – Oscillatoria sp
Kelompok 3 dan 4
Kelompok 7 dan 8
Kelompok 11 dan 12
Hasil Pengamatan Keterangan
Jenis bentos : Siput berpintu
Kelompok : Mollusca
Ciri-ciri :
1. Merupakan hewan invetebrata (tidak
mempunyai tulang belakang)
2. Ditemukan di daerah perairan
berarus lambat dan juga daerah
berlumpur
3. Berukuran besar dan warnanya putih
dengan goresan cokelat dan hitam
pada area cangkang
Dari kelompok 3&4 ditemukan 4 jenis mikroalga; Melosira sp, Gonium sp, Oscillatoria sp,
dan Oedogonium sp yang keempatnya dapat teramati berwarna hijau.
1. Oedogonium sp
Klasifikasi jenis mikroalga ini adalah sebagai berikut (Wijoyono dkk, 2013).
- Kingdom : Plantae
- Divisi : Chlorophyta
- Kelas : Chlorophyceae
- Ordo : Oedogoniales
- Famili : Oedoniaceae
- Genus : Oedogonium
- Spesies : Oedogonium sp dachu sisanya aku serahkan
padamu yaah aku mual di mobil + gada sinyal hehe, nanti kalo udah mau upload bilang yaah
tenccu maaf ngerepotin
2. Melosira sp
Klasifikasi jenis mikroalga ini adalah sebagai berikut (Wirosaputro, 1990).
- Kingdom : Plantae
- Divisi : Chrysophyta
- Kelas : Bacillariophyceae
- Ordo : Coscinodiscophycidae
- Famili : Melosirales
- Genus : Melosira
- Spesies : Melosira sp
3. Gonium sp
Klasifikasi jenis mikroalga ini adalah sebagai berikut (Wijoyono dkk, 2013).
- Kingdom : Plantae
- Divisi : Chlorophyta
- Kelas : Chlorophyceae
- Ordo : Volvocales
- Famili : Goniaceae
- Genus : Gonium
- Spesies : Gonium sp
4. Koliella sp.
Klasifikasi jenis mikroalga ini adalah sebagai berikut (Leibnez Institute For
Baltic Sea Research Warnemunde)
- Kingdom : Plantae
- Divisi : Chlorophyta
- Subdivisi : Chlorophytina
- Kelas : Trebouxiophyceae
- Ordo : Prasiolales
- Family : Koliellaceae
- Genus : Koliella
- Spesies : Koliella sp.
Dari hasil percobaan kelompok 5&6 hanya ditemukan 1 alga berwarna hijau dengan bentuk
morfologi memanjang yang merupakan jenis mikroalga Mougeotia sp.
Mougeotia sp.
Klasifikasi jenis mikroalga ini adalah sebagai berikut (Pantecost, 1984)
- Kingdom : Plantae
- Divisi : Charophyta
- Kelas : Charophy1eae
- Ordo : Zygnemetales
- Famili : Zygnemeta1eae
- Genus : Mougeotia
- spesies : Mougeotia sp
Spesies Mougeotia merupakan ganggang hijau berfilamen yang tidak bercabang, dinding
selnya lurus dan sejajar sisi, serta memiliki kloroplas tunggal. Hasil pengamatan dari kelompok
5&6 kurang variatif dan hanya mengandung 1 alga karena ada kemungkinan kesalahan dalam
praktikum, seperti misalnya faktor pengambilan sampel yang hanya dilakukan di satu daerah
di pinggiran dangkal Situ yang menyebabkan kandungan alga nya hanya sedikit sekali.
Alga secara morfologi dapat terbagi menjadi dua golongan yaitu mikroalga (alga dengan
ukuran mikroskopis) dan makroalga (alga dengan ukuran makro). Namun, secara spesifik
bentuk tubuh beserta ukurannya tidak akan sama persis dengan tumbuhan dan ukuran tubuhnya
sekalipun dalam bentuk makro tidak mudah dilihat dengan mata telanjang. Mikroalga
merupakan tumbuhan thalus yang berklorofi dan mempunyai pigmen tumbuhan yang dapat
menyerap cahaya matahari melalui proses fotosintesis. Tumbuhan ini dapat hidup di air tawar,
payau, laut dan hidup secara terestrial, epifit, dan epizoic.
Mikroalga yang umumnya juga dikenal dengan fitoplankton merupakan mikroba tumbuhan air
yang berperan penting dalam lingkungan sebagai produser primer. Sebagian mikroalga bersifat
fotosintetik, mempunyai klorofil untuk menangkap energi matahari dan karbon dioksida
menjadi karbon organik yang berguna sebagai sumber energi bagi kehidupan. Selain perannya
sebagai produsen primer, hasil samping fotosintesa mikroalga yaitu oksigen juga berperan bagi
respirasi biota disekitarnya.
Dari kelompok 9&10, jumlah total plankton yang teramati di mikroskop berjumlah 4, dengan
3 zooplankton yang tidak dapat diidentifikasikan jenisnya karena terlalu kecil, dan 1
fitoplankton yang terlihat berwarna hijau dengan bentuk spiral. Hasil ini didapatkan karena
perbesaran yang kurang, sehingga alat gerak dari zooplankton tidak dapat teramati dan bentuk
fitoplankton pun kurang jelas. Jadi pada akhirnya jenis keduanya pun belum dapat ditentukan
dengan pasti. Seharusnya saat penelitian perbesaran dilakukan sebesar 10000 kali dan dibantu
dengan minyak imersi agar anatomi kedua plankton dapat teramati dengan jelas.
Kelompok 7&8 juga mengamati adanya alga berjenis Gonium sp. dan Ulothrix sp yang
merupakan alga hijau berbentuk bulat dan berbuku-buku, selain itu juga teramati adanya sedikit
alga yang kemungkinan adalah alga coklat.
1. Gonium sp
Klasifikasi jenis mikroalga ini adalah sebagai berikut (Wijoyono dkk, 2013).
- Kingdom : Plantae
- Divisi : Chlorophyta
- Kelas : Chlorophyceae
- Ordo : Volvocales
- Famili : Goniaceae
- Genus : Gonium
- Spesies : Gonium sp
2. Ulothrix sp.
Klasifikasi Schenedesmus sp. yang termasuk dalam kelas alga hijau adalah sebagai berikut:
(Kawaroe, 2010).
- Kingdom : Plantae
- Divisio : Chlorophyta
- Kelas : Chlorophyceae
- Ordo : Ulothrixcales
- Familia : Ulothricaceae
- Genus : Ulothrix
- Spesies : Ulothrix sp.
Pelczar dan Chan (1986) mendefinisikan alga sebagai organisme yang mampu menghasilkan
oksigen melalui fotosintesis dan mempunyai kloroplas. Alga juga mengandung pigmen lain
selain klorofil untuk melangsungkan fotosintesis. Bentuk dan ukuran alga sangat beragam dari
beberapa mikrometer sampai bermeter-meter panjangnya. Alga tersebar luas di alam dan
dijumpai hampir di setiap lingkungan yang terkena sinar matahari. Pertumbuhan alga dapat
dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti faktor lingkungan. Faktor lingkungan yang
mempengaruhi laju pertumbuhan alga diantaranya adalah suhu, cahaya, pH, dan konsentrasi
elemen-elemen esensial atau nutrien yang dipakai untuk fotosintesis. Dengan ditemukannya
beberapa ragam alga pada Situ 2 menandakan perairan ini menyediakan lingkungan yang
cukup baik bagi plankton untuk dapat tumbuh dan berkembang biak.
Dengan :
Makrozoobentos banyak dipakai dalam pemantauan kualitas air karena memenuhi beberapa
kriteria sebagai berikut:
a) Sifat hidupnya yang relatif menetap/tidak berpindah-pindah, meskipun kualitas
air tidak mengalami perubahan.
b) Dapat dijumpai pada beberapa zona habitat akuatik dengan berbagai kondisi
kualitas air.
c) Masa hidupnya cukup lama, sehingga keberadaannya memungkinkan untuk
merekam kualitas lingkungan di sekitarnya.
d) Terdiri atas beberapa jenis yang memberi respon berbeda terhadap kualitas air.
e) Relatif lebih mudah untuk dikenali dibandingkan dengan jenis
mikroorganisme.
f) Mudah dalam pengumpulan/pengambilannya, karena hanya dibutuhkan alat
yang sederhana yang dapat dibuat sendiri (Arisandi, 2001).
Dengan tidak ditemukannya makrozoobentos pada suatu perairan mengartikan bahwa kondisi
lingkungan tersebut sudah tercemar. Keadaan ini dapat menjadi indikator kelayakan sebuah
ekosistem; semakin tercemar suatu perairan, makan akan semakin sedikit ragam zoobentos
yang dapat ditemui. Maka, dari hasil percobaan di atas dapat kita tarik suatu kesimpulan,
dimana kondisi air di Situ 2, tidaklah terlalu baik, dikarenakan ragam bentos yang
ditemukannya hanya sedikit.
C. ANALISIS KESALAHAN
Kesalahan-kesalahan yang mungkin saja terjadi selama praktikum seperti; dalam
pengambilan sampel plankton, penyaringan hanya menggunakan air yang berada pada
pinggir situ, sehingga plankton yang terjaring pun hanya sedikit dan tidak variatif.
Selain itu juga tampungan di bagian dasar jaring yang tidak terlalu rapat dan
mengakibatkan air yang sudah disaring tumpah keluar. Adanya kesalahan juga terjadi
pada saat pengambilan bentos. Seharusnya teknik pengambilannya dengan pengerukan
dan dalam satu kali pengerukan ditentukan jumlah dan spesies bentosnya. Kesalahan
tersebut memengaruhi perhitungan indeks keberagaman dimana hasil yang didapat
menjadi tidak relevan.
Aplikasi modul ini dalam bidang RIL adalah agar saat kita ingin membangun suatu
instalasi air bersih, kita dapat mengidentifikasi adanya pertumbuhan plankton dan
bentos pada suatu lingkungan, yang mana juga dapat menjadi indikator kelayakan
ekosistem tersebut untuk dijadikan sebagai sumber air baku.
IV. KESIMPULAN
1. Berdasarkan hasil percobaan didapatkan bahwa pada sampel ditemukan plankton jenis
zooplankton dan fitoplankton. Zooplankton merupakan plankton hewani karena
bersifat heterotrof yaitu tidak mampu memproduksi bahan organik dari bahan
anorganik, oleh karena itu kelangsungan hidupnya bergantung pada bahan organik yang
dihasilkan oleh fitoplankton. Fitoplankton merupakan plankton nabati karena memiliki
klorofil yang mampu melakukan fotosintesis mengubah bahan anorganik menjadi
bahan organik yang dijadikan sebagai sumber makanan.
2. Berdasarkan hasil percobaan didapatkan bahwa pada sampel ditemukan bentos jenis
siput dan kerang. Siput yang ditemukan terbagi 2; siput berpintu dan tidak berpintu.
Serta kerang yang ditemukan merupakan kerang kijing.
3. Untuk teknik pengambilan sampel plankton dilakukan dengan cara menuangkan air dari
situ sebanyak 30 kali melewati jala plankton dan kemudian air saringannya ditampung
dan diteliti di bawah mikroskop. Untuk teknik pengambilan sampel bentos seharusnya
dilakukan dengan pengerukan, dan dalam satu kali pengerukan ditentukan jumlah dan
spesies bentosnya, sehingga dapat diperoleh indeks keberagaman bentos dengan
menggunakan perhitungan indeks keberagaman Shannon-Weiner.
V. DAFTAR PUSTAKA
Sumich, J. L. 1999. An Introduction to The Biology of Marine Life 7th ed. New York:
McGraw-Hill
Afrizal. 1992. Ekosistem Perairan. Jakarta: Bumi Aksara.
Gosling, E. 2003. Bivalve Molluscs; Biology, Ecology and Culture. Hoboken: Fishing
News
http://www.academia.edu/9145663/bentos_lamun (diakses pada 31 Oktober 2019
pukul 21.04)
https://chyrun.com/identifikasi-mikroalga/ (diakses pada 1 November 2019 pukul
16.36)
VI. LAMPIRAN
Lasma Rouly Laurencia / 15718011: Analisa hasil pengamatan, cara kerja, kesalahan
percobaan 14
Baginda Yusuf Aditya Negara / 15718012: Analisa hasil pengamatan, cara kerja, kesalahan
percobaan 15
David Chua / 15718013: Tabulasi hasil pengamatan, jawaban pertanyaan, aplikasi modul di
bidang RIL, tujuan dan kesimpulan