2019
Percobaan 23
Pemeriksaan Jumlah Mikroorganisme dalam Air
I. Tujuan Percobaan
II.1. Kelompok 1
II.2. Kelompok 2
Jenis Air/ Jumlah Jumlah Jumlah
Kelompok larutan koloni Bakteri
yang per ml
dimasukkan sampel
ke cawan (CFU/ml)
petri (ml)
Air Amidis 0,1 0 0
II.3. Kelompok 3
Air Kelompok Penampakan medium Jumlah koloni
Air Galon 3
Isi Ulang
1 ml = 11 koloni
0,1 ml = 3 koloni
Air Galon Isi
Ulang 1 mL Air Galon Isi
Ulang 1 mL
II.4. Kelompok 4
Air Galon 4
Isi Ulang
1 ml = 11 koloni
0,1 ml = 3 koloni
Air Galon Isi
Ulang 1 mL Air Galon Isi
Ulang 1 mL
II.5. Kelompok 5
Air Asrama/
5&6
10-4 1 104 0 0
Air Asrama/
5&6
II.6. Kelompok 6
Air Asrama/
5&6
10-4 1 104 0 0
Air Asrama/
5&6
II.7. Kelompok 7
Capet A – 0.1 ml
Capet B – 1 ml
II.8. Kelompok 8
Capet A – 0.1 ml
Capet B – 1 ml
Capet A – 0.1 ml
Capet B – 1 ml
II.9. Kelompok 9
1 ml 54 koloni
II.10. Kelompok 10
1 ml 54 koloni
II.11. Kelompok 11
Jenis sampel air = air labtek IA
II.12. Kelompok 12
Tidak ditemukan adanya pertumbuhan bakteri pada cawan petri. Hal ini menunjukan
bahwa kualitas air sampel kami (air kemasan amidis) bebas dari bakteri.
III.A.2. Kelompok 2
Tidak ditemukan adanya pertumbuhan bakteri pada cawan petri. Hal ini menunjukan
bahwa kualitas air sampel kami (air kemasan amidis) bebas dari bakteri.
III.A.3. Kelompok 3
Pada percobaan ini kelompok 3 dan 4 menggunakan air galon isi ulang. Sampel air
diencerkan 104 dan 105 kali. Pada pengenceran 104 terdapat 11 koloni bakteri dan pada
pengenceran 105 terdapat 3 koloni bakteri. Hal ini membuktikan bahwa air
mengandung bakteri dan perlu dilakukannya uji-uji lain seperti uji pendugaan, uji
konfirmasi, dan uji kelengkapan.
III.A.4. Kelompok 4
Pada percobaan ini kelompok 3 dan 4 menggunakan air galon isi ulang. Sampel air
diencerkan 104 dan 105 kali. Pada pengenceran 104 terdapat 11 koloni bakteri dan pada
pengenceran 105 terdapat 3 koloni bakteri. Hal ini membuktikan bahwa air
mengandung bakteri dan perlu dilakukannya uji-uji lain seperti uji pendugaan, uji
konfirmasi, dan uji kelengkapan.
III.A.5. Kelompok 5
Tidak ditemukan adanya pertumbuhan bakteri pada cawan petri. Hal ini menunjukan
bahwa kualitas air sampel kami (air asrama) bebas dari bakteri.
III.A.6. Kelompok 6
Tidak ditemukan adanya pertumbuhan bakteri pada cawan petri. Hal ini menunjukan
bahwa kualitas air sampel kami (air asrama) bebas dari bakteri.
III.A.7. Kelompok 7
Tidak ditemukan adanya pertumbuhan bakteri pada cawan petri. Hal ini menunjukan
bahwa kualitas air sampel kami (air kemasan nestle) bebas dari bakteri.
III.A.8. Kelompok 8
Tidak ditemukan adanya pertumbuhan bakteri pada cawan petri. Hal ini menunjukan
bahwa kualitas air sampel kami (air kemasan nestle) bebas dari bakteri.
III.A.9. Kelompok 9
Pada percobaan ini kelompok 9 dan 10 menggunakan air galon isi ulang. Sampel air
diencerkan 104 dan 105 kali. Pada pengenceran 104 terdapat 11 koloni bakteri dan pada
pengenceran 105 terdapat 3 koloni bakteri. Hal ini membuktikan bahwa air
mengandung bakteri dan perlu dilakukannya uji-uji lain seperti uji pendugaan, uji
konfirmasi, dan uji kelengkapan.
III.A.10. Kelompok 10
Pada percobaan ini kelompok 9 dan 10 menggunakan air galon isi ulang. Sampel air
diencerkan 104 dan 105 kali. Pada pengenceran 104 terdapat 11 koloni bakteri dan pada
pengenceran 105 terdapat 3 koloni bakteri. Hal ini membuktikan bahwa air
mengandung bakteri dan perlu dilakukannya uji-uji lain seperti uji pendugaan, uji
konfirmasi, dan uji kelengkapan.
III.A.11. Kelompok 11
Pada percobaan ini kelompok 11 dan 12 menggunakan air galon isi ulang. Sampel air
diencerkan 104 dan 105 kali. Pada pengenceran 104 terdapat 80000 cfu/ml bakteri dan
pada pengenceran 105 terdapat 400000 cfu/ ml bakteri. Hal ini membuktikan bahwa
air mengandung bakteri dan perlu dilakukannya uji-uji lain seperti uji pendugaan, uji
konfirmasi, dan uji kelengkapan.
III.A.12. Kelompok 12
Pada percobaan ini kelompok 11 dan 12 menggunakan air galon isi ulang. Sampel air
diencerkan 104 dan 105 kali. Pada pengenceran 104 terdapat 80000 cfu/ml bakteri dan
pada pengenceran 105 terdapat 400000 cfu/ ml bakteri. Hal ini membuktikan bahwa
air mengandung bakteri dan perlu dilakukannya uji-uji lain seperti uji pendugaan, uji
konfirmasi, dan uji kelengkapan.
untuk mengetahui kualitas dari suatu sumber air atau badan air
untuk mengetahui tingkat tercemarnya suatu sumber air
untuk mengetahui kelayakan suatu sumber air untuk diminum
untuk mendetekasi bakteri golongan coli yang hidup di sumber air
untuk memeriksa jumlah mikroorganisme yang hidup di air secara kuantitatif
IV. Kesimpulan
V. Daftar Pustaka
Rahayu, C. S., Setiani, O., & Nurjazuli, N. (2013). Faktor Risiko Pencemaran
Mikrobiologi pada Air Minum Isi Ulang di Kabupaten Tegal. Jurnal Kesehatan
Lingkungan Indonesia, 12(1), 1-9.
Rahayu, C. S., Setiani, O., & Nurjazuli, N. (2013). Faktor Risiko Pencemaran
Mikrobiologi pada Air Minum Isi Ulang di Kabupaten Tegal. Jurnal Kesehatan
Lingkungan Indonesia, 12(1), 1-9.
VI. Lampiran
I. Tujuan Percobaan
II.A.Uji Pendugaan
Air 2 -
Kemasa
n
Amidis
negatif negatif negatif
Air 3 Semua
(harusnya
Galon
semua,
Isi tapi
fotonya
Ulang
ga
dinamain
, dan
labelnya
ga
kebaca)
Air 4 -
Galon
Aqua
Warna tidak
Warna tidak Warna tidak
berubah dan tidak
berubah dan tidak berubah dan
ada gelembung di
ada gelembung di tidak ada
dalam tabung
dalam tabung gelembung di
durham
durham dalam tabung
durham
Air 5 6
Kran
Asrama
Air 6 3
Kran di
Labtek
1B
Air 7 -
Kemasa
n
Nestle
Air 11 3
Kran
Kosan
Air 12 9
Kran
Labtek
1A
II.B.Uji Konfirmasi
positif positif
Air 6 - -
Kran
di
Labte
k 1B
negatif negatif
Air 10 - -
Galo
n
Kanti
n
Air 11 - -
Kran
Kosa
n
negatif negatif
tidak ada
gelembung di
dalam tabung
durham
II.C.Uji Kelengkapan
positif positif
Air 12 - -
Kran
Labtek
1A
3 tabung medium kaldu laktosa tunggal inokulasi dengan 0,1 ml sampel air, 3 tabung
medium kaldu laktosa tunggal inokulasi dengan 1,0 ml sampel air, 3 tabung medium
kaldu laktosa ganda inokulasi secara aseptik dengan 10 ml sampel air. Inkubasi semua
biakan pada suhu 37°C selama 24 jam. Amati terjadinya perubahan warna pada biakan
yang menandakan adanya fermentasi laktosa oleh bakteri golongan coli terutama
Escherichia coli. Amati pula adanya pembentukan gas dalam tabung. Hitung jumlah
tabung yang menunjukkan reaksi positif. Bila inkubasi 1x24 jam negatif, inkubasi
dilanjutkan menjadi 2x24 jam dan jika masih hasilnya negatif maka tidak perlu
dilanjutkan ke uji konfirmasi dan uji kelengkapan
Ambil larutan dari tabung kaldu laktosa yang positif fermentasi. Tanam suspensi pada
medium Brilliant Green Bile Lactose Broth(BGBLB) menggunakan loop pada jarum
oose. Inkubasi pada suhu 37°C selama 24-48 jam 3. Amati gas yang timbul pada tabung
durham dalam media BGBLB, jika ada gas maka hasilnya positif mengandung bakteri
coliform, catat hasil yang positif dan olah data menggunakan tabel JPT yang sesuai
untuk mendapatkan angka Total Coliform
Ambil larutan dari tabung kaldu laktosa yang positif fermentasi. Tanam suspensi pada
medium EC Broth menggunakan loop pada jarum oose. Inkubasi pada suhu 44,5°C
selama 24-48 jam 3. Amati gas yang timbul pada tabung durham dalam media EC
Broth, jika ada gas maka hasilnya positif mengandung bakteri E.coli, catat hasil yang
positif dan olah data menggunakan tabel JPT yang sesuai untuk mendapatkan angka
E.coli.
Di percobaan ini menggunakan medium kaldu laktosa tunggal dan kaldu laktosa ganda
dan menggunakan sampel air merek Aqua. Pada medium kaldu laktosa tunggal akan
dibagi menjadi 2 yakni 3 tabung ditambahkan 0,1 ml sample air dan 3 tabung kaldu
ditambahkan 1 ml sample air sedangkan pada kaldu laktosa ganda ditambahkan 10 ml
sampel air. Setelah diinkubasi selama 24 jam ternyata hasil negative dimana tidak ada
tanda pertumbuhan bakteri sehingga kelompok kami menginkubasi kembali 24 jam
lagi dan didapatkan hasil negatif, karena hasil yang negative maka tidak dilakukan uji
konfirmasi dan uji kelengkapan dan dapat disimpulkan jika sampel air kelompok 1
tidak terdapat mikroorganisme yang tumbuh dan layak untuk dikonsumsi.
III.A.2. Kelompok 2
Pada percobaan 23 ini dilakukan 3 uji yakni uji pendugaan, uji konfirmasi, dan uji
kelengkapan. Di percobaan ini kami menggunakan medium kaldu laktosa tunggal dan
kaldu laktosa ganda dan menggunakan sampel air merek Amidis. Pada medium kaldu
laktosa tunggal akan dibagi menjadi 2 yakni 3 tabung ditambahkan 0,1 ml sample air
dan 3 tabung kaldu ditambahkan 1 ml sample air sedangkan pada kaldu laktosa ganda
ditambahkan 10 ml sampel air. Setelah diinkubasi selama 24 jam ternyata hasil
negative dimana tidak ada tanda pertumbuhan bakteri sehingga kelompok kami
menginkubasi kembali 24 jam lagi dan didapatkan hasil negatif, karena hasil yang
negative maka tidak dilakukan uji konfirmasi dan uji kelengkapan dan dapat
disimpulkan jika sampel air kelompok kami tidak terdapat mikroorganisme yang
tumbuh dan layak untuk dikonsumsi.
III.A.3. Kelompok 3
Di percobaan ini menggunakan medium kaldu laktosa tunggal dan kaldu laktosa ganda
dan menggunakan sampel air isi galon isi ulang. Pada medium kaldu laktosa tunggal
akan dibagi menjadi 2 yakni 3 tabung ditambahkan 0,1 ml sample air dan 3 tabung
kaldu ditambahkan 1 ml sample air sedangkan pada kaldu laktosa ganda ditambahkan
10 ml sampel air. Setelah diinkubasi selama 24 jam ternyata hasil positif dimana larutan
di tabung berubah menjadi kuning dan terdapat gelembung udara di tabung durham
sehingga dilakukan uji konfirmasi dan uji kelengkapan.
III.A.4. Kelompok 4
Di percobaan ini menggunakan medium kaldu laktosa tunggal dan kaldu laktosa ganda
dan menggunakan sampel air galon Aqua . Pada medium kaldu laktosa tunggal akan
dibagi menjadi 2 yakni 3 tabung ditambahkan 0,1 ml sample air dan 3 tabung kaldu
ditambahkan 1 ml sample air sedangkan pada kaldu laktosa ganda ditambahkan 10 ml
sampel air. Setelah diinkubasi selama 24 jam ternyata hasil negative dimana tidak ada
tanda pertumbuhan bakteri sehingga kelompok kami menginkubasi kembali 24 jam
lagi dan didapatkan hasil negatif, karena hasil yang negative maka tidak dilakukan uji
konfirmasi dan uji kelengkapan dan dapat disimpulkan jika sampel air kelompok 1
tidak terdapat mikroorganisme yang tumbuh dan layak untuk dikonsumsi.
III.A.5. Kelompok 5
Di percobaan ini menggunakan medium kaldu laktosa tunggal dan kaldu laktosa ganda
dan menggunakan sampel air merek Aqua. Pada medium kaldu laktosa tunggal akan
dibagi menjadi 2 yakni 3 tabung ditambahkan 0,1 ml sample air dan 3 tabung kaldu
ditambahkan 1 ml sample air sedangkan pada kaldu laktosa ganda ditambahkan 10 ml
sampel air. Setelah diinkubasi selama 24 jam ternyata hanya yang menggunakan kaldu
laktosa tunggal+0,1 ml sampel yang hasilnya negative dimana tidak ada tanda
pertumbuhan bakteri sehingga karena hasil yang negative maka tidak dilakukan uji
konfirmasi dan uji kelengkapan sedangkan pada kaldu laktosa +1ml sampel dan kaldu
laktosa ganda didapatkan hasil positif dimana larutan menjadi berwarna kuning dimana
hal ini merupakan tanda adanya pertumbuhan bakteri karena hasil yang negative maka
dilakukan uji konfirmasi dan uji kelengkapan.
III.A.6. Kelompok 6
Di percobaan ini menggunakan medium kaldu laktosa tunggal dan kaldu laktosa ganda
dan menggunakan sampel air labtek 1B. Pada medium kaldu laktosa tunggal akan
dibagi menjadi 2 yakni 3 tabung ditambahkan 0,1 ml sample air dan 3 tabung kaldu
ditambahkan 1 ml sample air sedangkan pada kaldu laktosa ganda ditambahkan 10 ml
sampel air. Setelah diinkubasi selama 24 jam ternyata hanya yang menggunakan kaldu
laktosa tunggal+0,1 ml sampel yang hasilnya negative dimana tidak ada tanda
pertumbuhan bakteri sehingga karena hasil yang negative maka tidak dilakukan uji
konfirmasi dan uji kelengkapan sedangkan pada kaldu laktosa +1ml sampel dan kaldu
laktosa ganda didapatkan beberapa tabung hasilnya positif dimana larutan menjadi
berwarna kuning dimana hal ini merupakan tanda adanya pertumbuhan bakteri karena
hasil yang negative maka dilakukan uji konfirmasi dan uji kelengkapan.
III.A.7. Kelompok 7
Di percobaan ini menggunakan medium kaldu laktosa tunggal dan kaldu laktosa ganda
dan menggunakan sampel air kemasan Nestle. Pada medium kaldu laktosa tunggal
akan dibagi menjadi 2 yakni 3 tabung ditambahkan 0,1 ml sample air dan 3 tabung
kaldu ditambahkan 1 ml sample air sedangkan pada kaldu laktosa ganda ditambahkan
10 ml sampel air. Setelah diinkubasi selama 24 jam ternyata hasil negative dimana
tidak ada tanda pertumbuhan bakteri maka tidak dilakukan uji konfirmasi dan uji
kelengkapan dan dapat disimpulkan jika sampel air kelompok 7 tidak terdapat
mikroorganisme yang tumbuh dan layak untuk dikonsumsi.
III.A.8. Kelompok 8
Di percobaan ini menggunakan medium kaldu laktosa tunggal dan kaldu laktosa ganda
dan menggunakan sampel air kemasan Ades. Pada medium kaldu laktosa tunggal akan
dibagi menjadi 2 yakni 3 tabung ditambahkan 0,1 ml sample air dan 3 tabung kaldu
ditambahkan 1 ml sample air sedangkan pada kaldu laktosa ganda ditambahkan 10 ml
sampel air. Setelah diinkubasi selama 24 jam ternyata hasil negative dimana tidak ada
tanda pertumbuhan bakteri maka tidak dilakukan uji konfirmasi dan uji kelengkapan
dan dapat disimpulkan jika sampel air kelompok 8 tidak terdapat mikroorganisme yang
tumbuh dan layak untuk dikonsumsi.
III.A.9. Kelompok 9
Di percobaan ini menggunakan medium kaldu laktosa tunggal dan kaldu laktosa ganda
dan menggunakan sampel air kemasan Caystium. Pada medium kaldu laktosa tunggal
akan dibagi menjadi 2 yakni 3 tabung ditambahkan 0,1 ml sample air dan 3 tabung
kaldu ditambahkan 1 ml sample air sedangkan pada kaldu laktosa ganda ditambahkan
10 ml sampel air. Setelah diinkubasi selama 24 jam ternyata hanya yang menggunakan
kaldu laktosa tunggal hasilnya negative dimana tidak ada tanda pertumbuhan bakteri
sehingga karena hasil yang negative maka tidak dilakukan uji konfirmasi dan uji
kelengkapan sedangkan pada kaldu laktosa ganda didapatkan seluruh tabung hasilnya
positif dimana larutan menjadi berwarna kuning dimana hal ini merupakan tanda
adanya pertumbuhan bakteri karena hasil yang negative maka dilakukan uji konfirmasi
dan uji kelengkapan.
III.A.10. Kelompok 10
Di percobaan ini menggunakan medium kaldu laktosa tunggal dan kaldu laktosa ganda
dan menggunakan sampel air galon kantin. Pada medium kaldu laktosa tunggal akan
dibagi menjadi 2 yakni 3 tabung ditambahkan 0,1 ml sample air dan 3 tabung kaldu
ditambahkan 1 ml sample air sedangkan pada kaldu laktosa ganda ditambahkan 10 ml
sampel air. Setelah diinkubasi selama 24 jam ternyata hanya yang menggunakan kaldu
laktosa tunggal+0,1 ml sampel yang hasilnya negative dimana tidak ada tanda
pertumbuhan bakteri sehingga karena hasil yang negative maka tidak dilakukan uji
konfirmasi dan uji kelengkapan sedangkan pada kaldu laktosa tunggal +1ml sampel
dan kaldu laktosa ganda didapatkan 2 tabung kaldu laktosa tunggal hasilnya positif dan
seluruh tabung kaldu laktosa hasilnya positif dimana larutan menjadi berwarna kuning
dimana hal ini merupakan tanda adanya pertumbuhan bakteri karena hasil yang
negative maka dilakukan uji konfirmasi dan uji kelengkapan.
III.A.11. Kelompok 11
Di percobaan ini menggunakan medium kaldu laktosa tunggal dan kaldu laktosa ganda
dan menggunakan sampel air di kos. Pada medium kaldu laktosa tunggal akan dibagi
menjadi 2 yakni 3 tabung ditambahkan 0,1 ml sample air dan 3 tabung kaldu
ditambahkan 1 ml sample air sedangkan pada kaldu laktosa ganda ditambahkan 10 ml
sampel air. Setelah diinkubasi selama 24 jam ternyata hanya yang menggunakan kaldu
laktosa tunggal+0,1 ml sampel yang hasilnya negative dimana tidak ada tanda
pertumbuhan bakteri sehingga karena hasil yang negative maka tidak dilakukan uji
konfirmasi dan uji kelengkapan sedangkan pada kaldu laktosa tunggal +1ml sampel
dan kaldu laktosa ganda didapatkan hampir seluruh tabung hasilnya positif dimana
larutan menjadi berwarna kuning dimana hal ini merupakan tanda adanya pertumbuhan
bakteri karena hasil yang negative maka dilakukan uji konfirmasi dan uji kelengkapan.
III.A.12. Kelompok 12
Di percobaan ini menggunakan medium kaldu laktosa tunggal dan kaldu laktosa ganda
dan menggunakan sampel air labtek 1B. Pada medium kaldu laktosa tunggal akan
dibagi menjadi 2 yakni 3 tabung ditambahkan 0,1 ml sample air dan 3 tabung kaldu
ditambahkan 1 ml sample air sedangkan pada kaldu laktosa ganda ditambahkan 10 ml
sampel air. Setelah diinkubasi selama 24 jam ternyata didapatkan semua tabung
hasilnya positif dimana larutan menjadi berwarna kuning dimana hal ini merupakan
tanda adanya pertumbuhan bakteri karena hasil yang negative maka dilakukan uji
konfirmasi dan uji kelengkapan.
untuk mengetahui kualitas dari suatu sumber air atau badan air
untuk mengetahui tingkat tercemarnya suatu sumber air
untuk mengetahui kelayakan suatu sumber air untuk diminum
untuk mendetekasi bakteri golongan coli yang hidup di sumber air
untuk memeriksa jumlah mikroorganisme yang hidup di air secara kuantitatif
IV. Kesimpulan
Setelah dilakukan uji kualitas air didapatkan hasil dimana rata-rata air kemasan dari
merek terkenal kualitas airnya bagus dan layak untuk dikonsumsi masyarakat
sedangkan air dari beberapa tempat dan galon isi ulang tenyata setelah diuji terdapat
kandungan bekteri E.coli sehingga untuk dikonsumsi seharusnya tidak layak untuk
masyarakat. Hal ini bisa saja erjadi karena pada proses pengolahan air tidak dilakukan
secara aseptic dan teliti sehingga memungkinkan bakteri E.coli dapat tumbuh dalam
sumber air tersebut.
V. Daftar Pustaka
Rahayu, C. S., Setiani, O., & Nurjazuli, N. (2013). Faktor Risiko Pencemaran
Mikrobiologi pada Air Minum Isi Ulang di Kabupaten Tegal. Jurnal Kesehatan
Lingkungan Indonesia, 12(1), 1-9.
Rahayu, C. S., Setiani, O., & Nurjazuli, N. (2013). Faktor Risiko Pencemaran
Mikrobiologi pada Air Minum Isi Ulang di Kabupaten Tegal. Jurnal Kesehatan
Lingkungan Indonesia, 12(1), 1-9.
VI. Lampiran
I. Tujuan Percobaan
Pertama yang harus disediakan pada percobaan ini adalah sediakan dan pilih membrane
yang tepat sebagai filter airnya nantinya, bagus jika punya nano filter karena bisa ter
filter sampai bakteri yang sangat kecil.Kemudian alat yang digunakan dan tabung
tabung nya di sterilisasi basah terlebih dahulu dengan alkohol bisa juga sterilisasi
kering, tapi pada percobaan kali ini digunakan sterilisasi pakai alkohol saja.Sampel air
keran diambil, kemudian alat di pasang terlebih dahulu secara aseptis dengan cara
membakar bibir tabungnya di atas Bunsen yang telah dihidupkan api nya.Secara
bersamaan membran nya dipasang pada alat. Kemudian mesin vakum di hubungkan
dengan alat, alat vakum ini bertujuan untuk menarik udara yang ada dalam alat tadi
sehingga airnya mudah melewati membrane yang mempunyai pori yang sangat
kecil.Kemudian air hasil saringan nya di tanam di media NA dan di inkubasi selama 1-
2 hari di suhu 37o C. Harusnya bakteri tidak ada lagi.
III.B. Analisis Hasil Pengamatan
Tabung tidak di sterilisasi terlebih dahulu sehingga ada bakteri lain yang
masuk
untuk mengetahui kualitas dari suatu sumber air atau badan air
untuk mengetahui tingkat tercemarnya suatu sumber air
untuk mengetahui kelayakan suatu sumber air untuk diminum
untuk mendetekasi bakteri golongan coli yang hidup di sumber air
untuk memeriksa jumlah mikroorganisme yang hidup di air secara kuantitatif
IV. Kesimpulan
Jadi berdasarkan hasil pengamatan kita belum bisa menentukan kualitas air yang di
saring dengan membran filter, karena yang diamati oleh praktikan adalah membran
filternya bukan air hasil saringan nya. Tapi dari percobaan tersebut dapat diketahui
dalam 100ml air yang disaring, kemungkinan besar dalam air kran tersebut terdapat
sekitar 300 an koloni bakteri E. coli.
V. Daftar Pustaka
Rahayu, C. S., Setiani, O., & Nurjazuli, N. (2013). Faktor Risiko Pencemaran
Mikrobiologi pada Air Minum Isi Ulang di Kabupaten Tegal. Jurnal Kesehatan
Lingkungan Indonesia, 12(1), 1-9.
VI. Lampiran