Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI AIR (IL-2203)


MODUL 9
Mikrobiologi Air

Nama / NIM : Putri Nurul Safitri / 15718002


Averky Sidebang / 15718003
Ryan Wijaya / 15718004
Kelompok :2
Tanggal Praktikum : Senin, 26 Oktober 2019
Tanggal Pengumpulan : Jumat, 15 November 2019
PJ Modul : Aprillia Eka Andiriani (15715025)
Asisten Kelompok : Anastasya Yuliantika (15716015)
Analis : Dian Nur Syamsiah

PROGRAM STUDI REKAYASA INFRASTRUKTUR LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2019
Percobaan 23
Pemeriksaan Jumlah Mikroorganisme dalam Air

I. Tujuan Percobaan

Menentukan jumlah mikroorganisme dalam air

II. Hasil Pengamatan

II.1. Kelompok 1

Jenis Air/ Jumlah Jumlah Jumlah


Kelompok larutan koloni Bakteri
yang per ml
dimasukkan sampel
ke cawan (CFU/ml)
petri (ml)
Air Amidis 1 0 0

II.2. Kelompok 2
Jenis Air/ Jumlah Jumlah Jumlah
Kelompok larutan koloni Bakteri
yang per ml
dimasukkan sampel
ke cawan (CFU/ml)
petri (ml)
Air Amidis 0,1 0 0

II.3. Kelompok 3
Air Kelompok Penampakan medium Jumlah koloni

Air Galon 3
Isi Ulang
1 ml = 11 koloni

0,1 ml = 3 koloni
Air Galon Isi
Ulang 1 mL Air Galon Isi
Ulang 1 mL

II.4. Kelompok 4

Air Kelompok Penampakan medium Jumlah koloni

Air Galon 4
Isi Ulang
1 ml = 11 koloni

0,1 ml = 3 koloni
Air Galon Isi
Ulang 1 mL Air Galon Isi
Ulang 1 mL

II.5. Kelompok 5

Jenis Air/ Pengenceran Jumlah Faktor Jumlah Jumlah


Kelompok larutan Pengenceran koloni Bakteri
yang per ml
dimasukkan sampel
ke cawan (CFU/ml)
petri (ml)
10-4 0,1 105 0 0

Air Asrama/
5&6
10-4 1 104 0 0

Air Asrama/
5&6

II.6. Kelompok 6

Jenis Air/ Pengenceran Jumlah Faktor Jumlah Jumlah


Kelompok larutan Pengenceran koloni Bakteri
yang per ml
dimasukkan sampel
ke cawan (CFU/ml)
petri (ml)
10-4 0,1 105 0 0

Air Asrama/
5&6
10-4 1 104 0 0

Air Asrama/
5&6

II.7. Kelompok 7

Air Kelompok Penampakan medium Jumlah koloni


Air kemasan 8 Capet A - 0
Nestle
Capet B - 0

Capet A – 0.1 ml
Capet B – 1 ml
II.8. Kelompok 8

Air Kelompok Penampakan medium Jumlah koloni


Air kemasan 7 Capet A - 0
Nestle
Capet B - 0

Capet A – 0.1 ml

Capet B – 1 ml

Air Kelompok Penampakan medium Jumlah koloni


Air kemasan 8 Capet A - 0
Nestle
Capet B - 0

Capet A – 0.1 ml

Capet B – 1 ml

II.9. Kelompok 9

Air Kelompok Penampakan medium Jumlah koloni


Air Galon 9 0,1 ml 44 koloni
Kantin

1 ml 54 koloni

II.10. Kelompok 10

Air Kelompok Penampakan medium Jumlah koloni

Air Galon 10 0,1 ml 44 koloni


Kantin

1 ml 54 koloni

II.11. Kelompok 11
Jenis sampel air = air labtek IA

Faktor Gambar Jumlah


pengenceran koloni

10-4 80000 cfu/ml


10-5 400000 cfu/
ml

II.12. Kelompok 12

Jenis sampel air = air labtek IA

Faktor Gambar Jumlah


pengenceran koloni
10-4 80000 cfu/ml

10-5 400000 cfu/


ml
III. Analisis dan Pembahasan
III.A. Analisis Cara Kerja

Ambil 1 ml air sampel dan masukkan kedalam tabung reaksi berisi 99 ml


akuades. Hal ini dimaksudkan untuk mengencerkan sampel air 100 kali.
Tuangkan agar cair ke dalam cawan petri secara aseptik, hal ini agar tidak ada
bakteri lain yang masuk ke dalam cawan petri. Balikkan cawan petri, agar air
hasil pendinginan agar tidak masuk kembali. Ambil 1 ml dan 0.1 ml air dari
pengenceran awal lalu masukkan kedalam cawan petri. Inkubasi dengan suhu
37oC selama 24 jam. Setelah 24 jam bila tidak terlihat hasil, inkubasi kembali
hingga 48 jam dan amati.

III.B. Analisis Hasil Pengamatan


III.A.1. Kelompok 1

Tidak ditemukan adanya pertumbuhan bakteri pada cawan petri. Hal ini menunjukan
bahwa kualitas air sampel kami (air kemasan amidis) bebas dari bakteri.
III.A.2. Kelompok 2

Tidak ditemukan adanya pertumbuhan bakteri pada cawan petri. Hal ini menunjukan
bahwa kualitas air sampel kami (air kemasan amidis) bebas dari bakteri.
III.A.3. Kelompok 3

Pada percobaan ini kelompok 3 dan 4 menggunakan air galon isi ulang. Sampel air
diencerkan 104 dan 105 kali. Pada pengenceran 104 terdapat 11 koloni bakteri dan pada
pengenceran 105 terdapat 3 koloni bakteri. Hal ini membuktikan bahwa air
mengandung bakteri dan perlu dilakukannya uji-uji lain seperti uji pendugaan, uji
konfirmasi, dan uji kelengkapan.

III.A.4. Kelompok 4

Pada percobaan ini kelompok 3 dan 4 menggunakan air galon isi ulang. Sampel air
diencerkan 104 dan 105 kali. Pada pengenceran 104 terdapat 11 koloni bakteri dan pada
pengenceran 105 terdapat 3 koloni bakteri. Hal ini membuktikan bahwa air
mengandung bakteri dan perlu dilakukannya uji-uji lain seperti uji pendugaan, uji
konfirmasi, dan uji kelengkapan.

III.A.5. Kelompok 5

Tidak ditemukan adanya pertumbuhan bakteri pada cawan petri. Hal ini menunjukan
bahwa kualitas air sampel kami (air asrama) bebas dari bakteri.
III.A.6. Kelompok 6

Tidak ditemukan adanya pertumbuhan bakteri pada cawan petri. Hal ini menunjukan
bahwa kualitas air sampel kami (air asrama) bebas dari bakteri.
III.A.7. Kelompok 7

Tidak ditemukan adanya pertumbuhan bakteri pada cawan petri. Hal ini menunjukan
bahwa kualitas air sampel kami (air kemasan nestle) bebas dari bakteri.
III.A.8. Kelompok 8

Tidak ditemukan adanya pertumbuhan bakteri pada cawan petri. Hal ini menunjukan
bahwa kualitas air sampel kami (air kemasan nestle) bebas dari bakteri.
III.A.9. Kelompok 9

Pada percobaan ini kelompok 9 dan 10 menggunakan air galon isi ulang. Sampel air
diencerkan 104 dan 105 kali. Pada pengenceran 104 terdapat 11 koloni bakteri dan pada
pengenceran 105 terdapat 3 koloni bakteri. Hal ini membuktikan bahwa air
mengandung bakteri dan perlu dilakukannya uji-uji lain seperti uji pendugaan, uji
konfirmasi, dan uji kelengkapan.

III.A.10. Kelompok 10

Pada percobaan ini kelompok 9 dan 10 menggunakan air galon isi ulang. Sampel air
diencerkan 104 dan 105 kali. Pada pengenceran 104 terdapat 11 koloni bakteri dan pada
pengenceran 105 terdapat 3 koloni bakteri. Hal ini membuktikan bahwa air
mengandung bakteri dan perlu dilakukannya uji-uji lain seperti uji pendugaan, uji
konfirmasi, dan uji kelengkapan.
III.A.11. Kelompok 11

Pada percobaan ini kelompok 11 dan 12 menggunakan air galon isi ulang. Sampel air
diencerkan 104 dan 105 kali. Pada pengenceran 104 terdapat 80000 cfu/ml bakteri dan
pada pengenceran 105 terdapat 400000 cfu/ ml bakteri. Hal ini membuktikan bahwa
air mengandung bakteri dan perlu dilakukannya uji-uji lain seperti uji pendugaan, uji
konfirmasi, dan uji kelengkapan.

III.A.12. Kelompok 12

Pada percobaan ini kelompok 11 dan 12 menggunakan air galon isi ulang. Sampel air
diencerkan 104 dan 105 kali. Pada pengenceran 104 terdapat 80000 cfu/ml bakteri dan
pada pengenceran 105 terdapat 400000 cfu/ ml bakteri. Hal ini membuktikan bahwa
air mengandung bakteri dan perlu dilakukannya uji-uji lain seperti uji pendugaan, uji
konfirmasi, dan uji kelengkapan.

III.C. Analisis Kesalahan

 Masuknya bakteri saat penuangan cawan petri.


 Air masuk kembali ke agar sehingga bakteri kurang jelas terlihat.

III.D. Aplikasi Modul di Bidang RIL

 untuk mengetahui kualitas dari suatu sumber air atau badan air
 untuk mengetahui tingkat tercemarnya suatu sumber air
 untuk mengetahui kelayakan suatu sumber air untuk diminum
 untuk mendetekasi bakteri golongan coli yang hidup di sumber air
 untuk memeriksa jumlah mikroorganisme yang hidup di air secara kuantitatif

IV. Kesimpulan

 Jumlah mikroorganisme yang didapatkan pada pengenceran 104 kali:


o Air amidis = 0
o Air galon isi ulang = 11 koloni
o Air asrama = 0
o Air kemasan nestle = 0
o Air galon kantin =
o Air labtek IA = 80000 CFU / ml
 Jumlah mikroorganisme yang didapatkan pada pengenceran 104 kali:
o Air amidis = 0
o Air galon isi ulang = 3 koloni
o Air asrama = 0
o Air kemasan nestle = 0
o Air galon kantin =
o Air labtek IA = 400000 CFU / ml

V. Daftar Pustaka

Rahayu, C. S., Setiani, O., & Nurjazuli, N. (2013). Faktor Risiko Pencemaran
Mikrobiologi pada Air Minum Isi Ulang di Kabupaten Tegal. Jurnal Kesehatan
Lingkungan Indonesia, 12(1), 1-9.

Hamdiyati, Y. (2011). Pertumbuhan dan Pengendalian Mikroorganisme


II. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Rahayu, C. S., Setiani, O., & Nurjazuli, N. (2013). Faktor Risiko Pencemaran
Mikrobiologi pada Air Minum Isi Ulang di Kabupaten Tegal. Jurnal Kesehatan
Lingkungan Indonesia, 12(1), 1-9.

VI. Lampiran

 Averky Sidebang / 15718003


o Hasil pengamatan, analisis cara kerja, analisis hasil pengamatan, dan analisis
kesalahan
o Tujuan Percobaan
o Kesimpulan
 Ryan Wijaya / 15718004
o Hasil pengamatan, analisis cara kerja, analisis hasil pengamatan, dan analisis
kesalahan
o Analisis cara kerja
o Aplikasi di bidang RIL
 Putri Safitri / 15718005
o Hasil pengamatan, analisis cara kerja, analisis hasil pengamatan, dan analisis
kesalahan
o Analisis kesalahan
o Daftar pustaka
Percobaan 24
Analisa Kualitas Standar Air

I. Tujuan Percobaan

Menentukan hasil analisa kualitas standar air

II. Hasil Pengamatan

II.A.Uji Pendugaan

Air Kelomp Penampakan medium (perubahan warna dan Jumlah


ok gelembung) tabung
Laktosa tunggal Laktosa tunggal Laktosa ganda yang
dengan 0,1 mL dengan 1 mL dengan 10 mL air positif
air air
Air 1 Tidak ada -
Kemasa keterangan
n Aqua

Air 2 -
Kemasa
n
Amidis
negatif negatif negatif
Air 3 Semua
(harusnya
Galon
semua,
Isi tapi
fotonya
Ulang
ga
dinamain
, dan
labelnya
ga
kebaca)

Air 4 -
Galon
Aqua

Warna tidak
Warna tidak Warna tidak
berubah dan tidak
berubah dan tidak berubah dan
ada gelembung di
ada gelembung di tidak ada
dalam tabung
dalam tabung gelembung di
durham
durham dalam tabung
durham
Air 5 6
Kran
Asrama
Air 6 3
Kran di
Labtek
1B

Air 7 -
Kemasa
n
Nestle

negatif negatif negatif


Air 8 -
Kemasa
n Ades

Air 9 Foto hilang Foto hilang Foto hilang 3


Caystiu Warna tidak Warna tidak Warna berubah dan
m berubah dan tidak berubah dan ada gelembung di
ada gelembung di tidak ada dalam tabung
dalam tabung gelembung di durham
durham dalam tabung
durham
Air 10 4
Galon
Kantin

Warna tidak Terjadi Terjadi perubahan


berubah dan tidak perubahan warna warna pada dua
ada gelembung di pada dua tabung tabung reaksi (24
dalam tabung reaksi (48 jam) jam)
durham

Air 11 3
Kran
Kosan

Air 12 9
Kran
Labtek
1A
II.B.Uji Konfirmasi

Air Kelomp Penampakan pada BGBLB (adanya gelembung) Angka


ok Air 0,1 ml Air 1ml Air 10 ml Total
Colifo
rm
Air 4 - -
Galo
n
Aqua

tidak ada tidak ada


gelembung di gelembung di
dalam tabung dalam tabung
durham durham
Air 5 - -
Kran
Asra
ma

positif positif
Air 6 - -
Kran
di
Labte
k 1B
negatif negatif
Air 10 - -
Galo
n
Kanti
n
Air 11 - -
Kran
Kosa
n

negatif negatif

Air 12 - Tidak ada foto -


Kran atau keterangan
Labte
k 1A

tidak ada
gelembung di
dalam tabung
durham

II.C.Uji Kelengkapan

Air Kelompo Penampakan pada EC Broth (adanya Indek


k gelembung) s JPT
Air 0,1 Air 1 ml Air 10 ml
ml
Air 5 - -
Kran
Asram
a

positif positif
Air 12 - -
Kran
Labtek
1A

Hasil Hasil negatif


negatif

III. Analisis dan Pembahasan


III.A. Analisis Cara Kerja

III.A.I. Uji pendugaan

3 tabung medium kaldu laktosa tunggal inokulasi dengan 0,1 ml sampel air, 3 tabung
medium kaldu laktosa tunggal inokulasi dengan 1,0 ml sampel air, 3 tabung medium
kaldu laktosa ganda inokulasi secara aseptik dengan 10 ml sampel air. Inkubasi semua
biakan pada suhu 37°C selama 24 jam. Amati terjadinya perubahan warna pada biakan
yang menandakan adanya fermentasi laktosa oleh bakteri golongan coli terutama
Escherichia coli. Amati pula adanya pembentukan gas dalam tabung. Hitung jumlah
tabung yang menunjukkan reaksi positif. Bila inkubasi 1x24 jam negatif, inkubasi
dilanjutkan menjadi 2x24 jam dan jika masih hasilnya negatif maka tidak perlu
dilanjutkan ke uji konfirmasi dan uji kelengkapan

III.A.II. Uji konfirmasi

Ambil larutan dari tabung kaldu laktosa yang positif fermentasi. Tanam suspensi pada
medium Brilliant Green Bile Lactose Broth(BGBLB) menggunakan loop pada jarum
oose. Inkubasi pada suhu 37°C selama 24-48 jam 3. Amati gas yang timbul pada tabung
durham dalam media BGBLB, jika ada gas maka hasilnya positif mengandung bakteri
coliform, catat hasil yang positif dan olah data menggunakan tabel JPT yang sesuai
untuk mendapatkan angka Total Coliform

III.A.III. Uji kelengkapan

Ambil larutan dari tabung kaldu laktosa yang positif fermentasi. Tanam suspensi pada
medium EC Broth menggunakan loop pada jarum oose. Inkubasi pada suhu 44,5°C
selama 24-48 jam 3. Amati gas yang timbul pada tabung durham dalam media EC
Broth, jika ada gas maka hasilnya positif mengandung bakteri E.coli, catat hasil yang
positif dan olah data menggunakan tabel JPT yang sesuai untuk mendapatkan angka
E.coli.

III.B. Analisis Hasil Pengamatan


III.A.1. Kelompok 1

Di percobaan ini menggunakan medium kaldu laktosa tunggal dan kaldu laktosa ganda
dan menggunakan sampel air merek Aqua. Pada medium kaldu laktosa tunggal akan
dibagi menjadi 2 yakni 3 tabung ditambahkan 0,1 ml sample air dan 3 tabung kaldu
ditambahkan 1 ml sample air sedangkan pada kaldu laktosa ganda ditambahkan 10 ml
sampel air. Setelah diinkubasi selama 24 jam ternyata hasil negative dimana tidak ada
tanda pertumbuhan bakteri sehingga kelompok kami menginkubasi kembali 24 jam
lagi dan didapatkan hasil negatif, karena hasil yang negative maka tidak dilakukan uji
konfirmasi dan uji kelengkapan dan dapat disimpulkan jika sampel air kelompok 1
tidak terdapat mikroorganisme yang tumbuh dan layak untuk dikonsumsi.
III.A.2. Kelompok 2

Pada percobaan 23 ini dilakukan 3 uji yakni uji pendugaan, uji konfirmasi, dan uji
kelengkapan. Di percobaan ini kami menggunakan medium kaldu laktosa tunggal dan
kaldu laktosa ganda dan menggunakan sampel air merek Amidis. Pada medium kaldu
laktosa tunggal akan dibagi menjadi 2 yakni 3 tabung ditambahkan 0,1 ml sample air
dan 3 tabung kaldu ditambahkan 1 ml sample air sedangkan pada kaldu laktosa ganda
ditambahkan 10 ml sampel air. Setelah diinkubasi selama 24 jam ternyata hasil
negative dimana tidak ada tanda pertumbuhan bakteri sehingga kelompok kami
menginkubasi kembali 24 jam lagi dan didapatkan hasil negatif, karena hasil yang
negative maka tidak dilakukan uji konfirmasi dan uji kelengkapan dan dapat
disimpulkan jika sampel air kelompok kami tidak terdapat mikroorganisme yang
tumbuh dan layak untuk dikonsumsi.

III.A.3. Kelompok 3

Di percobaan ini menggunakan medium kaldu laktosa tunggal dan kaldu laktosa ganda
dan menggunakan sampel air isi galon isi ulang. Pada medium kaldu laktosa tunggal
akan dibagi menjadi 2 yakni 3 tabung ditambahkan 0,1 ml sample air dan 3 tabung
kaldu ditambahkan 1 ml sample air sedangkan pada kaldu laktosa ganda ditambahkan
10 ml sampel air. Setelah diinkubasi selama 24 jam ternyata hasil positif dimana larutan
di tabung berubah menjadi kuning dan terdapat gelembung udara di tabung durham
sehingga dilakukan uji konfirmasi dan uji kelengkapan.

III.A.4. Kelompok 4

Di percobaan ini menggunakan medium kaldu laktosa tunggal dan kaldu laktosa ganda
dan menggunakan sampel air galon Aqua . Pada medium kaldu laktosa tunggal akan
dibagi menjadi 2 yakni 3 tabung ditambahkan 0,1 ml sample air dan 3 tabung kaldu
ditambahkan 1 ml sample air sedangkan pada kaldu laktosa ganda ditambahkan 10 ml
sampel air. Setelah diinkubasi selama 24 jam ternyata hasil negative dimana tidak ada
tanda pertumbuhan bakteri sehingga kelompok kami menginkubasi kembali 24 jam
lagi dan didapatkan hasil negatif, karena hasil yang negative maka tidak dilakukan uji
konfirmasi dan uji kelengkapan dan dapat disimpulkan jika sampel air kelompok 1
tidak terdapat mikroorganisme yang tumbuh dan layak untuk dikonsumsi.

III.A.5. Kelompok 5

Di percobaan ini menggunakan medium kaldu laktosa tunggal dan kaldu laktosa ganda
dan menggunakan sampel air merek Aqua. Pada medium kaldu laktosa tunggal akan
dibagi menjadi 2 yakni 3 tabung ditambahkan 0,1 ml sample air dan 3 tabung kaldu
ditambahkan 1 ml sample air sedangkan pada kaldu laktosa ganda ditambahkan 10 ml
sampel air. Setelah diinkubasi selama 24 jam ternyata hanya yang menggunakan kaldu
laktosa tunggal+0,1 ml sampel yang hasilnya negative dimana tidak ada tanda
pertumbuhan bakteri sehingga karena hasil yang negative maka tidak dilakukan uji
konfirmasi dan uji kelengkapan sedangkan pada kaldu laktosa +1ml sampel dan kaldu
laktosa ganda didapatkan hasil positif dimana larutan menjadi berwarna kuning dimana
hal ini merupakan tanda adanya pertumbuhan bakteri karena hasil yang negative maka
dilakukan uji konfirmasi dan uji kelengkapan.

III.A.6. Kelompok 6

Di percobaan ini menggunakan medium kaldu laktosa tunggal dan kaldu laktosa ganda
dan menggunakan sampel air labtek 1B. Pada medium kaldu laktosa tunggal akan
dibagi menjadi 2 yakni 3 tabung ditambahkan 0,1 ml sample air dan 3 tabung kaldu
ditambahkan 1 ml sample air sedangkan pada kaldu laktosa ganda ditambahkan 10 ml
sampel air. Setelah diinkubasi selama 24 jam ternyata hanya yang menggunakan kaldu
laktosa tunggal+0,1 ml sampel yang hasilnya negative dimana tidak ada tanda
pertumbuhan bakteri sehingga karena hasil yang negative maka tidak dilakukan uji
konfirmasi dan uji kelengkapan sedangkan pada kaldu laktosa +1ml sampel dan kaldu
laktosa ganda didapatkan beberapa tabung hasilnya positif dimana larutan menjadi
berwarna kuning dimana hal ini merupakan tanda adanya pertumbuhan bakteri karena
hasil yang negative maka dilakukan uji konfirmasi dan uji kelengkapan.

III.A.7. Kelompok 7
Di percobaan ini menggunakan medium kaldu laktosa tunggal dan kaldu laktosa ganda
dan menggunakan sampel air kemasan Nestle. Pada medium kaldu laktosa tunggal
akan dibagi menjadi 2 yakni 3 tabung ditambahkan 0,1 ml sample air dan 3 tabung
kaldu ditambahkan 1 ml sample air sedangkan pada kaldu laktosa ganda ditambahkan
10 ml sampel air. Setelah diinkubasi selama 24 jam ternyata hasil negative dimana
tidak ada tanda pertumbuhan bakteri maka tidak dilakukan uji konfirmasi dan uji
kelengkapan dan dapat disimpulkan jika sampel air kelompok 7 tidak terdapat
mikroorganisme yang tumbuh dan layak untuk dikonsumsi.

III.A.8. Kelompok 8

Di percobaan ini menggunakan medium kaldu laktosa tunggal dan kaldu laktosa ganda
dan menggunakan sampel air kemasan Ades. Pada medium kaldu laktosa tunggal akan
dibagi menjadi 2 yakni 3 tabung ditambahkan 0,1 ml sample air dan 3 tabung kaldu
ditambahkan 1 ml sample air sedangkan pada kaldu laktosa ganda ditambahkan 10 ml
sampel air. Setelah diinkubasi selama 24 jam ternyata hasil negative dimana tidak ada
tanda pertumbuhan bakteri maka tidak dilakukan uji konfirmasi dan uji kelengkapan
dan dapat disimpulkan jika sampel air kelompok 8 tidak terdapat mikroorganisme yang
tumbuh dan layak untuk dikonsumsi.

III.A.9. Kelompok 9

Di percobaan ini menggunakan medium kaldu laktosa tunggal dan kaldu laktosa ganda
dan menggunakan sampel air kemasan Caystium. Pada medium kaldu laktosa tunggal
akan dibagi menjadi 2 yakni 3 tabung ditambahkan 0,1 ml sample air dan 3 tabung
kaldu ditambahkan 1 ml sample air sedangkan pada kaldu laktosa ganda ditambahkan
10 ml sampel air. Setelah diinkubasi selama 24 jam ternyata hanya yang menggunakan
kaldu laktosa tunggal hasilnya negative dimana tidak ada tanda pertumbuhan bakteri
sehingga karena hasil yang negative maka tidak dilakukan uji konfirmasi dan uji
kelengkapan sedangkan pada kaldu laktosa ganda didapatkan seluruh tabung hasilnya
positif dimana larutan menjadi berwarna kuning dimana hal ini merupakan tanda
adanya pertumbuhan bakteri karena hasil yang negative maka dilakukan uji konfirmasi
dan uji kelengkapan.

III.A.10. Kelompok 10

Di percobaan ini menggunakan medium kaldu laktosa tunggal dan kaldu laktosa ganda
dan menggunakan sampel air galon kantin. Pada medium kaldu laktosa tunggal akan
dibagi menjadi 2 yakni 3 tabung ditambahkan 0,1 ml sample air dan 3 tabung kaldu
ditambahkan 1 ml sample air sedangkan pada kaldu laktosa ganda ditambahkan 10 ml
sampel air. Setelah diinkubasi selama 24 jam ternyata hanya yang menggunakan kaldu
laktosa tunggal+0,1 ml sampel yang hasilnya negative dimana tidak ada tanda
pertumbuhan bakteri sehingga karena hasil yang negative maka tidak dilakukan uji
konfirmasi dan uji kelengkapan sedangkan pada kaldu laktosa tunggal +1ml sampel
dan kaldu laktosa ganda didapatkan 2 tabung kaldu laktosa tunggal hasilnya positif dan
seluruh tabung kaldu laktosa hasilnya positif dimana larutan menjadi berwarna kuning
dimana hal ini merupakan tanda adanya pertumbuhan bakteri karena hasil yang
negative maka dilakukan uji konfirmasi dan uji kelengkapan.

III.A.11. Kelompok 11

Di percobaan ini menggunakan medium kaldu laktosa tunggal dan kaldu laktosa ganda
dan menggunakan sampel air di kos. Pada medium kaldu laktosa tunggal akan dibagi
menjadi 2 yakni 3 tabung ditambahkan 0,1 ml sample air dan 3 tabung kaldu
ditambahkan 1 ml sample air sedangkan pada kaldu laktosa ganda ditambahkan 10 ml
sampel air. Setelah diinkubasi selama 24 jam ternyata hanya yang menggunakan kaldu
laktosa tunggal+0,1 ml sampel yang hasilnya negative dimana tidak ada tanda
pertumbuhan bakteri sehingga karena hasil yang negative maka tidak dilakukan uji
konfirmasi dan uji kelengkapan sedangkan pada kaldu laktosa tunggal +1ml sampel
dan kaldu laktosa ganda didapatkan hampir seluruh tabung hasilnya positif dimana
larutan menjadi berwarna kuning dimana hal ini merupakan tanda adanya pertumbuhan
bakteri karena hasil yang negative maka dilakukan uji konfirmasi dan uji kelengkapan.
III.A.12. Kelompok 12

Di percobaan ini menggunakan medium kaldu laktosa tunggal dan kaldu laktosa ganda
dan menggunakan sampel air labtek 1B. Pada medium kaldu laktosa tunggal akan
dibagi menjadi 2 yakni 3 tabung ditambahkan 0,1 ml sample air dan 3 tabung kaldu
ditambahkan 1 ml sample air sedangkan pada kaldu laktosa ganda ditambahkan 10 ml
sampel air. Setelah diinkubasi selama 24 jam ternyata didapatkan semua tabung
hasilnya positif dimana larutan menjadi berwarna kuning dimana hal ini merupakan
tanda adanya pertumbuhan bakteri karena hasil yang negative maka dilakukan uji
konfirmasi dan uji kelengkapan.

III.C. Analisis Kesalahan

 Sebelum dan setelah melakukan inokulasi tidak memijarkan jarum inokulasi


dan mulut tabung sehingga rawan terkena kontaminan
 Saat menuangkan media agar tidak memijarkan sisi cawan petri sehingga rawan
terkena kontaminan

III.D. Aplikasi Modul di Bidang RIL

 untuk mengetahui kualitas dari suatu sumber air atau badan air
 untuk mengetahui tingkat tercemarnya suatu sumber air
 untuk mengetahui kelayakan suatu sumber air untuk diminum
 untuk mendetekasi bakteri golongan coli yang hidup di sumber air
 untuk memeriksa jumlah mikroorganisme yang hidup di air secara kuantitatif

IV. Kesimpulan

Setelah dilakukan uji kualitas air didapatkan hasil dimana rata-rata air kemasan dari
merek terkenal kualitas airnya bagus dan layak untuk dikonsumsi masyarakat
sedangkan air dari beberapa tempat dan galon isi ulang tenyata setelah diuji terdapat
kandungan bekteri E.coli sehingga untuk dikonsumsi seharusnya tidak layak untuk
masyarakat. Hal ini bisa saja erjadi karena pada proses pengolahan air tidak dilakukan
secara aseptic dan teliti sehingga memungkinkan bakteri E.coli dapat tumbuh dalam
sumber air tersebut.

V. Daftar Pustaka

Rahayu, C. S., Setiani, O., & Nurjazuli, N. (2013). Faktor Risiko Pencemaran
Mikrobiologi pada Air Minum Isi Ulang di Kabupaten Tegal. Jurnal Kesehatan
Lingkungan Indonesia, 12(1), 1-9.

Hamdiyati, Y. (2011). Pertumbuhan dan Pengendalian Mikroorganisme


II. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Rahayu, C. S., Setiani, O., & Nurjazuli, N. (2013). Faktor Risiko Pencemaran
Mikrobiologi pada Air Minum Isi Ulang di Kabupaten Tegal. Jurnal Kesehatan
Lingkungan Indonesia, 12(1), 1-9.

VI. Lampiran

 Averky Sidebang / 15718003


o Hasil pengamatan, analisis cara kerja, analisis hasil pengamatan, dan analisis
kesalahan
o Tujuan Percobaan
o Kesimpulan
 Ryan Wijaya / 15718004
o Hasil pengamatan, analisis cara kerja, analisis hasil pengamatan, dan analisis
kesalahan
o Analisis cara kerja
o Aplikasi di bidang RIL
 Putri Safitri / 15718005
o Hasil pengamatan, analisis cara kerja, analisis hasil pengamatan, dan analisis
kesalahan
o Analisis kesalahan
o Daftar pustaka
Percobaan 25
Analisa Air Kuantitatif : Metode Membran Filter

I. Tujuan Percobaan

Menentukan kualitas sampel air dengan menggunakan metode membrane filter

II. Hasil Pengamatan

Sumber Air Gambar Hasil Pengamatan Jumlah Koloni


Air Keran Laboratorium +- 300
Mikrobiologi Air

III. Analisis dan Pembahasan


III.A. Analisis Cara Kerja

Pertama yang harus disediakan pada percobaan ini adalah sediakan dan pilih membrane
yang tepat sebagai filter airnya nantinya, bagus jika punya nano filter karena bisa ter
filter sampai bakteri yang sangat kecil.Kemudian alat yang digunakan dan tabung
tabung nya di sterilisasi basah terlebih dahulu dengan alkohol bisa juga sterilisasi
kering, tapi pada percobaan kali ini digunakan sterilisasi pakai alkohol saja.Sampel air
keran diambil, kemudian alat di pasang terlebih dahulu secara aseptis dengan cara
membakar bibir tabungnya di atas Bunsen yang telah dihidupkan api nya.Secara
bersamaan membran nya dipasang pada alat. Kemudian mesin vakum di hubungkan
dengan alat, alat vakum ini bertujuan untuk menarik udara yang ada dalam alat tadi
sehingga airnya mudah melewati membrane yang mempunyai pori yang sangat
kecil.Kemudian air hasil saringan nya di tanam di media NA dan di inkubasi selama 1-
2 hari di suhu 37o C. Harusnya bakteri tidak ada lagi.
III.B. Analisis Hasil Pengamatan

Pada percobaan sebenarnya di demokan oleh asisten praktikum


kak Dian. Pada hasil pengamatan diatas yang diamati oleh kelompok yang
mengamati nya adalah saringan krannya sehingga sangat banyak bakterinya.
Pada gambar diatas di dapatkan kurang lebih 300 an bakteri E. coli.

III.C. Analisis Kesalahan

 Tabung tidak di sterilisasi terlebih dahulu sehingga ada bakteri lain yang
masuk

III.D. Aplikasi Modul di Bidang RIL

 untuk mengetahui kualitas dari suatu sumber air atau badan air
 untuk mengetahui tingkat tercemarnya suatu sumber air
 untuk mengetahui kelayakan suatu sumber air untuk diminum
 untuk mendetekasi bakteri golongan coli yang hidup di sumber air
 untuk memeriksa jumlah mikroorganisme yang hidup di air secara kuantitatif

IV. Kesimpulan

Jadi berdasarkan hasil pengamatan kita belum bisa menentukan kualitas air yang di
saring dengan membran filter, karena yang diamati oleh praktikan adalah membran
filternya bukan air hasil saringan nya. Tapi dari percobaan tersebut dapat diketahui
dalam 100ml air yang disaring, kemungkinan besar dalam air kran tersebut terdapat
sekitar 300 an koloni bakteri E. coli.

V. Daftar Pustaka

Rahayu, C. S., Setiani, O., & Nurjazuli, N. (2013). Faktor Risiko Pencemaran
Mikrobiologi pada Air Minum Isi Ulang di Kabupaten Tegal. Jurnal Kesehatan
Lingkungan Indonesia, 12(1), 1-9.

Hamdiyati, Y. (2011). Pertumbuhan dan Pengendalian Mikroorganisme


II. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Rahayu, C. S., Setiani, O., & Nurjazuli, N. (2013). Faktor Risiko Pencemaran
Mikrobiologi pada Air Minum Isi Ulang di Kabupaten Tegal. Jurnal Kesehatan
Lingkungan Indonesia, 12(1), 1-9.

VI. Lampiran

 Averky Sidebang / 15718003


o Hasil pengamatan, analisis cara kerja, analisis hasil pengamatan, dan analisis
kesalahan
o Tujuan Percobaan
o Kesimpulan
 Ryan Wijaya / 15718004
o Hasil pengamatan, analisis cara kerja, analisis hasil pengamatan, dan analisis
kesalahan
o Analisis cara kerja
o Aplikasi di bidang RIL
 Putri Safitri / 15718005
o Hasil pengamatan, analisis cara kerja, analisis hasil pengamatan, dan analisis
kesalahan
o Analisis kesalahan
o Daftar pustaka

Anda mungkin juga menyukai