Anda di halaman 1dari 7

PERHITUNGAN JUMLAH BAKTERI PEMECAH MINYAK TANAH DENGAN METODE MPN

A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Dapat mengetahui dan memahami perhitungan jumlah bakteri pemecah minyak tanah
dengan metode MPN
2. Mengetahui prinsip kerja perhitungan jumlah bakteri pemecah minyak tanah.

B. TEORI
Bakteri pemecah minyak adalah salah satu kelompok bakteri heterostrofik yang
untuk pertumbuhanyya memerlukanadanya nutrisi minyak. Oleh karena itu banyaknya
bakteri pemecah minyak ini menunjukkan banyaknya minyak yang tersedia untuk
pertumbuhannya. Sedangkan bakteri heterostrofik merupakan bakteri yang untuk
pertumbuhannya memerlukan senyawa organik, oleh karena itu banyaknya bakteri
heterostrofik menunjukkan pula banyaknya senyawa organik yang tersedia. Senyawa organik
yang menjadi nutrisi bakteri heterostrofik adalah senyawa organic yang mudah larut yaitu
senyawa organic yang berasal dari hasil ekskresi plankton dan plankton yang mati.
(Reinheimer, 198).
Berbeda dengan metode cawan dimana digunakan medium padat (agar), dalam
metode Most Probable Number (MPN) digunakan medium cair di dalam tabung reaksi,
dimana perhitungan dilakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif, yaitu yang ditumbuhi
oleh mikroorganisme setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu. Pengamatan tabung
yang positif dapat dilihat dengan mengamati timbulnya kekeruhan atau terbentuknya gas di
dalam tabung Durham untuk mikroorganisme pembentuk gas. Cara melakukan metode
MPN, pada umumnya untuk setiap pengenceran digunakan 3 atau 5 seri tabung. Lebih
banyak tabung yang digunakan menunjukan ketelitian yang tinggi, tetapi alat gelas yang
digunakan juga lebih banyak.
Dalam metode MPN, pengenceran harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga
beberapa tabung yang berisi medium cair yang diinokulasi dengan larutan hasil pengenceran
tersebut mengandung satu sel mikrobia, beberapa tabung mungkin mengandung lebih dari
satu sel, sedang tabung lainnya tidak mengandung sel. Dengan demikian, setelah inkubasi
diharapkan terjadi pertumbuhan pada beberapa tabung yang dinyatakan sebagai tabung
positif, sedangkan tabung lainnya negatif. Untuk mendapatkan beberapa tabung negatif,
pengenceran yang dilakukan dalam metode MPN harus lebih tinggi dibandingkan
pengenceran dengan metode cawan.
Metode MPN biasanya untuk menghitung jumlah mikroba di dalam contoh yang
berbentuk cair, meskipun dapat pula digunakan untuk contoh berbentuk padat dengan
terlebih dahulu membentuk suspensi 1:10 dari contoh tersebut. Grup mikroba yang dapat
dihitung dengan metode MPN juga bervariasi tergantung dari medium yang digunakan untuk
pertumbuhan.
Sebagai contoh misalnya terhadap suatu bahan dilakukan pengenceran secara
desimal kemudian dari masing-masing pengenceran dimasukkan 1 ml ke dalam tabung yang
berisi Laktosa broth dan tabung Durham. Untuk setiap pengenceran digunakan tiga seri
tabung. Setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu, dilihat tabung yang positif, yaitu
tabung yang ditumbuhi mikroba yang dapat ditandai dengan terbentuknya gas di dalam
tabung Durham. Misalnya pada tabung

ketiga tabung menghasilkan pertumbuhan


positif, pada pengenceran

dua tabung positif, pada pengenceran

satu tabung
positif dan pada pengenceran

tidak ada tabung yang positif (semua tabung negatif).


Kombinasi tabung yang positif menjadi 3,2,1,0 dan jika diambil tiga pengenceran yang
pertama kombinasinya adalah 3,2,1. Setelah dicocokkan dengan Tabel yang menunjukkan
nilai MPN (dilihat di lampran), hasilnya adalah sebagai berikut :
Kombinasi 3-2-1
Nilai MPN dari Tabel MPN 3 seri = 1,50
MPN mikroba = nilai MPN



= 1,50 1/


= 1,50



C. ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan :
1. Tabung kaca
2. Pembakar spirtus
3. Spatel drygalski
4. Inkubator
5. Vortex
6. Pipet steril
Bahan yang digunakan :
1. Sampel air
2. Aquadest steril
3. Minyak tanah
4. Alkohol 70 %

D. BAGAN KERJA





Dilakukan tiga macam pengenceran sampel air, yaitu


10 ml, 1 ml, 0.1 ml secara aseptis





Digoyangkan tabung berisi sampel air yang telah dienceri.





Dibuka kapas penutup dan panaskan leher tabung.


Kapas penutup tetap dipegang dengan tangan





Ditambahkan minyak tanah ke dalam tabung





Dipanaskan kembali leher tabung





Ditutup kembali tabung dengan kapas penutup





Dilakukan inkubasi suhu kamar


Selama 7 hari





Dilakukan pengamatan


E. DATA PENGAMATAN

Tabung Seri A (0.1 ml) Seri B (1 ml) Seri C (10 ml)
1 + + +
2 + + +
3 + + +
4 + + +
5 + + +
5 5 5
Tabel MPN seri 15 tabung
5 @0.1 ml 5 @1 ml 5 @10 ml MPN/100ml
5 5 5 >1600


F. PEMBAHASAN
Praktikum Perhitungan jumlah bakteri pemecah minyak tanah ini adalah untuk
mempelajari jumlah bakteri pemecah minyak tanah dengan metode Most Probable Number
(MPN). Dalam praktikum ini dilakukan 3 macam pengenceran yaitu 0.1 ml, 1 ml dan 10 ml.
Tiap pengenceran diberi sampel air secara aseptis kemudian dilakukan pencampuran
menggunakan vortex agar bakteri tersebar merata. Kemudian diberikan minyak diatas
sampel. Jangan dicampur agar minyak tetap berada di atas dan dilakukan inkubasi suhu
ruang selama 7 hari agar bakteri bisa memakan nutrisi minyak di atas medium. Bakteri
pemecah minyak yang biasanya di temukan di lepas pantai. Dari data di beberapa pantai di
stasiun Pasar Ikan, Tanjung Priok, Ancol dan Perairan dekat Pulau Pari pada Nopember 1973
Ditemukan Pseudomonas sp.1, Pseudomonas sp.2, Pseudomonas sp.3, Arthrobacter sp.,
Nocardia sp., Mucrococcus sp. (S.S. Thayib. 1978)
Tabel Marga Bakteri heterotrofik dan kemampuan tumbuh pada media hidrokarbon.
Jenis Bakteri
Pertumbuhan pada
Crude Oil Minyak Tanah
Vibrio sp.1 - -
Acromonas sp. + ++
Pseudomonas sp.1 + +
Pseudomonas sp.2 +
Pseudomonas sp.3 - -
Bacillus sp. - +
Corynebacterium sp. + +
Bacillus Megaterium - +
Flavobacterium sp. - +
Micrococcus sp. - +
Vibrio sp. - -
Coliform - -
Achromobacter sp. + +
Prteus sp. - +
Alcaligenes sp. - +

Dari table di atas dapat diketahui beberapa jenis bakteri pemecah minyak yang
kemungkinan ada di dalam sampel air.
Menurut Walker & Cowell (1976), jumlah bakteri pemecah hidrokarbon mempunyai
korelasi positif dengan kandungan hidrokarbon dari lingkungan hidupnya. Hubungan
semacam itu tidak tampak pada penelitian ini. Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa
bakteri minyak memang ada dalam dalm sampel air dengan jumlah tertentu.
Berikut ini merupakan mekanisme reaksi degradasi aerob alkana oleh bakteri
Acinetobacter menggunakan enzim alkana monooksigenase untuk merubah hidrokarbon
menjadi alkohol.


Selain produksi enzim, produksi biosurfaktan juga mempunyai hubungan dengan
kemampuan yang tinggi dalam menguraikan senyawa hidrokarbon. Penambahan jumlah
inokulum bakteri penghasil biosurfaktan diketahui dapat menaikkan tingkat degradasi dan
menyebabkan terdegradasinya senyawa alifatik, senyawa aromatik dan sikloalkana yang
diketahui sulit terdegradasi. Hal lain mungkin disebabkan karena enzim yang dihasilkan lebih
bervariasi dalam jenis dan tingkat penguraian serta jumlah enzim yang lebih banyak
dibanding dengan biakan tunggal sehingga penguraian lebih cepat (Nababan, 2008).
Selain 2 hal diatas, kondisi lingkungan fisik seperti temperatur dan aerasiserta faktor
mekanik seperti pengadukan juga sangat mempengaruhi besarnyapersentase degradasi.
Menurut Nugroho (2006) senyawa hidrokarbon yang tertumpah di alam akan mengalami
degradasi secara alamiah karena faktor-faktorlingkungan, meskipun laju degradasinya
berlangsung lambat. Proses degradasitersebut meliputi penguapan, teremulsi dalam air,
teradsorpsi pada partikel padat,tenggelam dalam perairan serta mengalami biodegradasi
oleh mikroba penggunahidrokarbon.
Hasil pengamatan yang diperoleh menunjukan bahwa tiap pengenceran menunjukan
terdapat jenis bakteri pemecah minyak karena di setiap tabung ada lapisan diantara air
dengan minyak.
G. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa jumlah bakteri pemecah
minyak yang terkandung dalam sampel air dengan metode MPN adalah >1600 MPN/100 ml.

H. DAFTAR PUSTAKA
Thayib, Soeminarti, dkk.1997. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Teknik. Serpong:
Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Teknologi Pertanian Institut Teknologi
Indonesia.
Ruyitno, dkk.1994. Hasil-hasil Penelitian Oseanologi Tahun 1992/1993 Proyek Penelitian dan
Pengembangan Sumberdaya Laut Jakarta. Jakarta: Pusat Penelitian dan
Pengembangan Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Thayib, S.S.,1978. Beberapa Catatn Mengenai Mikroba Hidrokarboniklastik dari Perairan
Pantai dan Lepas Pantai di Teluk Jakarta. Oseanologi Di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai