Anda di halaman 1dari 39

I.

TUJUAN
1. Menentukan Headloss pada sistem perpipaan.
2. Menentukan debit aktual (Qaktual) yang melalui sistem perpipaan.

II. PRINSIP PERCOBAAN


Headloss pada aliran tetutup dapa dibedakan menjadi headloss mayor, headloss minor, dan
headloss total. Headloss total merupakan gabungan headloss mayor dan headloss minor.
Headloss mayor adalah kehilangan energi akibat gesekan fluida dengan dinding pipa. Headloss
mayor biasa terjadi pada pipa lurus berdimeter konstan. Sedangkan headloss minor adalah
kehilangan energi yang disebabkan oleh aksesoris-aksesoris pada sistem perpipaan seperti
valve, belokan, penyempitan pipa, pelebaran pipa, dan masih banyak lagi.

Gambar 2.1 Ilustrasi sistem perpipaan dan aksesorisnya


Sumber: Modul Praktikum Mekanika Fluida 1 2017

III. TEORI DASAR

Salah satu faktor yang penting dalam perhitungan hidrolis perpipaan adalah perhitungan
kehilangan tekanan. Kehilangan tekanan ini dibagi menjadi 2 jenis yaitu headloss mayor dan
headloss minor.
Headloss mayor adalah kehilangan energi akibat gesekan fluida dengan dinding pipa.
Kerugian dalam pipa atau headloss mayor merupakan kerugian yang disebabkan oleh gesekan
aliran dengan pipa sepanjang lintasan. Kerugian gesekan untuk perhitungan aliran didalam pipa

1
pada umumnya dipakai persamaan (Fox dan Mc. Donald,1995). Rumusan yang dapat dipakai
untuk menghitung kehilangan tekanan yaitu Hazen-Williams dan Darcy-Weisbach. Persamaan
Hazen Williams adalah yang paling umum dipakai dan lebih cocok untuk menghitung
kehilangan tekanan pada pipa dengan diameter besar yaitu diatas 100 mm. Persamaan Darcy-
Weisbach salah satu cara untuk menentukan kerugian head akibat gesekan. secara teoritis tepat
digunakan untuk semua jenis aliran dan semua jenis fluida. Rumus yang dipakai untuk
menentukan kerugian tersebut adalah sebagai berikut:

𝐿 𝑣2
ℎ𝐿 = 𝑓 𝐷 . 2𝑔………………………………………………………………...persamaan (1)

Keterangan :
hL = headloss akibat gesekan (m)
L = panjang pipa (m)
D = diameter hidraulik dari pipa (m)
v = kecepatan rata-rata dari aliran (m/s)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
f = koefisien tak berdimensi yang disebut faktor gesekan Darcy
Persentase perubahan friksi pada satu variasi dengan variasi lainnya dengan
menggunakan rumus berikut.

𝑓𝑎 −𝑓𝑏
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 = | 𝑓𝑎
| 𝑥 100%………………………………………………persamaan (2)

Persamaan Hazen-Williams umumnya digunakan untuk menghitung headloss yang terjadi


akibat gesekan. Persamaan ini tidak dapat digunakan untuk liquid lain selain air dan digunakan
khusus untuk aliran yang bersifat turbulen. Rumus yang dipakai untuk mencari debit dengan
menemukan faktor kekasaran Hazen-Williams adalah sebagai berikut:

𝑄 = 0.2785 𝑥 𝐶 𝑥 𝐷 2.63 𝑥 𝑆 0.54 ……………………………………………persamaan (3)

Keterangan :
Q = debit aliran (m3/s)
D = diameter pipa (m)
C = koefisien Hazen-William
S = slope

2
Slope didapatkan dari persamaan sebagai berikut:

ℎ𝐿
S = ………………………………………………………...……………persamaan (4)
𝐿

Keterangan :
S = slope
hL = headloss akibat gesekan (m)
L = panjang pipa (m)

Headloss minor adalah kehilangan energi yang disebabkan oleh aksesoris-aksesoris pada
sistem perpipaan. Perlengkapan pipa secara umum terdiri dari sambungan (fitting) pipa seperti
penyempitan, belokan (elbow), percabangan (T joint; V joint ), dan katup (valve). Untuk
menyatakan kehilangan energi, sehubungan dengan head kecepatan yang hilang pada bentuk
lengkungan, perubahan penampang dan katup dalam jaringan pipa pada percobaan ini, dinyatakan:

𝑣2
ℎ𝐿 = 𝑘. 2𝑔………………………………………………………………...persamaan (5)

Keterangan :
hL = headloss (m)
v = kecepatan rata-rata dari aliran (m/s)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
k = koefisien headloss aksesoris

Perlengkapan pipa secara umum terdiri dari sambungan (fitting). Jenis-jenis sambungan
(fitting) atau biasa disebut aksesoris dalam pipa diantaranya adalah sebagai berikut.
a. Penyempitan (Contraction)

Gambar 3.1 Ilustrasi penyempitan


Sumber: https://ml.scribd.com/doc/113354950/laporan-mekflu

3
Contraction yaitu pipa yang mengalami pengurangan cross sectional area secara
mendadak dari saluran dengan membentuk pinggiran yang tajam. Tekanan yang melewatinya
akan bertambah besar.

b. Pelebaran (Enlargement)

Gambar 3.2 Ilustrasi pelebaran


Sumber: https://ml.scribd.com/doc/113354950/laporan-mekflu

Enlargement adalah pipa yang mengalami penambahan cross sectional area secara
mendadak dari saluran. Tekanan yang melewatinya akan semakin kecil.

c. Long bend

Gambar 3.3 Ilustrasi long bend


Sumber: https://ml.scribd.com/doc/113354950/laporan-mekflu

Long bend adalah belokan panjang pada pipa dengan sudut yang melingkar dan cross
sectional area yang besar sehingga tekanannya kecil.

4
d. Short bend

Gambar 3.4 Ilustrasi short bend


Sumber: https://ml.scribd.com/doc/113354950/laporan-mekflu

Short bend adalah belokan pipa seperti long bend tetapi lebih pendek dan cross
sectional area yang lebih kecil sehingga tekanannya lebih besar.

e. Elbow bend

Gambar 3.5 Ilustrasi elbow bend


Sumber: https://ml.scribd.com/doc/113354950/laporan-mekflu

Elbow bend merupakan belokan pada pipa yang membentuk sudut siku-siku (90°)
dengan cross sectional area yang sangat kecil sehingga akan menimbulkan tekanan yang
sangat besar.
Persamaan-persamaan headloss minor akibat aksesoris yang terpasang pada sistem pipaan
adalah sebagai berikut.
• Persamaan headloss sistem perpipaan biru tua
a. Headloss gate valve
hL gate valve . = 12.6 x ΔHgate valve ……………...………………………………...persamaan (6)

b. Headloss standar elbow


𝐿 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟𝑑 𝑒𝑙𝑏𝑜𝑤
hL standard elbow = ΔH standard elbow – (𝐿 𝑝𝑖𝑝𝑎 𝑙𝑢𝑟𝑢𝑠 𝑏𝑖𝑟𝑢 𝑡𝑢𝑎
𝑥 ΔH pipa lurus biru tua)…………persamaan (7)

5
c. Headloss 90° sharp bend
𝐿 90o 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑝 𝑏𝑒𝑛𝑑
hL 90 sharp bend = ΔH 90 sharp bend – (𝐿 𝑝𝑖𝑝𝑎 𝑙𝑢𝑟𝑢𝑠 𝑏𝑖𝑟𝑢 𝑡𝑢𝑎
𝑥 ΔH pipa lurus biru tua)…..…..persamaan (8)

• Persamaan headloss pada sistem perpipaan biru muda


a. Headloss globe valve
hL globe valve = 12.6 x ΔHglobe valve …………………………...………………...persamaan (9)

b. Headloss aksesoris pada perpipaan biru muda


hL aksesoris = ΔH aksesoris. –
𝐿 𝑎𝑘𝑠𝑒𝑠𝑜𝑟𝑖𝑠 𝑥 (𝐷 𝑝𝑖𝑝𝑎 𝑙𝑢𝑟𝑢𝑠 𝑏𝑖𝑟𝑢 𝑚𝑢𝑑𝑎)5
( 𝑥 ΔH pipa lurus biru muda)………………..…….(persamaan 10)
𝐿 𝑝𝑖𝑝𝑎 𝑙𝑢𝑟𝑢𝑠 𝑏𝑖𝑟𝑢 𝑚𝑢𝑑𝑎 𝑥 (𝐷 𝑎𝑘𝑠𝑒𝑠𝑜𝑟𝑖𝑠 )5

IV. DATA AWAL

Tabel 4.1 Massa Jenis Air Pada Berbagai Suhu

Suhu (oC) Massa jenis (kg/m3)

0 999.8
5 1000
10 999.7
15 999.1
20 998.2
25 997
30 995.7
40 992.2
50 988
60 983.2
70 977.8
80 971.8
90 965.3
100 958.4

6
1005
1000
995
Massa Jenis (kg/m3)

990
985
980
975
970
965
960 y = -0.0036x2 - 0.0695x + 1000.6
R² = 0.9992
955
0 20 40 60 80 100 120
Suhu (oC)

Grafik 4.1 Kurva non-linear suhu densitas


(Sumber : Finnemore.John.2012)

Tabel 4.2 Viskositas Pada Berbagai Suhu

Suhu Viskositas
T (0C) μ (N.s/m2)
0 1,79E-03
5 1,52E-03
10 1,31E-03
15 1,14E-03
20 1,01E-03
30 8,01E-04
40 6,56E-04
50 5,49E-04
60 4,69E-04
70 4,06E-04
80 3,57E-04
90 0,000317
100 0,000284

7
2.00E-03
1.80E-03
1.60E-03 y = -3E-09x3 + 6E-07x2 - 5E-05x + 0.0018
Viskositas (N.s/m2)

R² = 0.998
1.40E-03
1.20E-03
1.00E-03
8.00E-04
6.00E-04
4.00E-04
2.00E-04
0.00E+00
0 20 40 60 80 100 120
Suhu (oC)

Grafik 4.2 Kurva non-linear viskositas terhadap suhu


(Sumber : Fluid Mechanics with Engineering Application 10th. 2002)

Diketahui pengukuran saat praktikum, yaitu :

Jarak antar tapping


1-2 (standar elbow) = 79 cm

3-4 (pipa lurus biru tua) = 88 cm

5-6 (90o sharp bend) = 81 cm

7-8 (pelebaran) = 18.5 cm

8-9 (pipa lurus biru muda) = 85 cm

9-10 (penyempitan) = 8.5 cm

11-12 (bend 4”) = 81 cm

13-14 (bend 6”) = 93 cm

15-16 (bend 2”) = 91 cm

Suhu awal air = 26 oC

Suhu akhir air = 26 oC

Suhu air rata-rata = 26 oC

8
Massa beban = 2.5 kg

Massa air = 7.5 kg

Massa jenis air = 996.3594 kg/m3

Diameter pipa besar = 26.5 mm

Diameter pipa kecil = 13.7 mm

Tabel 4.1 Data Pengukuran Tinggi Kolom Air dan Waktu pada Pipa Biru Tua

Waktu (s) ΔH (mm)


Variasi
Gate Standard 90o Sharp
t1 t2 t3 t rata-rata Pipa Lurus
Valve Elbow Bend
1 40.49 39.78 41.17 40.48 200 5 310 390
2 43.98 44.3 42.67 43.65 190 4 290 372
3 51.16 51.76 42.67 48.53 170 5 255 320
4 53.3 49.64 47.23 50.0567 160 5 250 320

Tabel 4.2 Data Pengukuran Tinggi Kolom Air dan Waktu pada Pipa Biru Muda

Waktu (s) ΔH (mm)


Var
iasi t rata- Pipa Globe Bend Bend Bend
t1 t2 t3 Pelebaran Penyempitan
rata Lurus Valve 2'' 4'' 6''
40.4 39.7 41.1
1 40.48 10 60 182 205 230 40 185
9 8 7
43.9 42.6
2 44.3 43.65 5 52 165 190 210 35 170
8 7
51.1 51.7 42.6
3 48.53 5 50 150 175 190 30 155
6 6 7
49.6 47.2 50.05
4 53.3 5 45 140 160 175 35 140
4 3 667

9
V. PENGOLAHAN DATA
a. Perhitungan Massa Jenis Air

Berdasarkan grafik 4.1 didapat sebuah persamaan yaitu:

𝑦 = −0.0036𝑥 2 − 0.0675𝑥 + 1000.6

Massa jenis air pada percobaan kali ini dapat dihitung dengan menyubtitusikan nilai x ke
dalam persamaan y di mana, y = massa jenis air, dan x = suhu rata-rata.

Dari data awal diketahui suhu air rata-rata 26 oC, x = 26 oC

y = -0.0036x2 – 0.0695x + 1000.6 ; substitusi nilai x

= -0.0036(26)2 – 0.0695(26) + 1000.6

= 996.3594 kg/m3

Maka massa jenis air sebesar 996.3594 kg/m3 .

b. Perhitungan Viskositas (µ)

Berdasarkan grafik 4.2 didapat sebuah persamaan yaitu:

y = -3E-09x3 + 6E-07x2 - 5E-05x + 0.0018

Massa jenis air pada percobaan kali ini dapat dihitung dengan menyubtitusikan nilai x ke
dalam persamaan y di mana,

y = viskositas (Ns/m2), dan x = suhu rata-rata (oC).

Dari data awal diketahui suhu air rata-rata 26.75 oC, x = 26 oC

y = -3E-09x3 + 6E-07x2 - 5E-05x + 0.0018; substitusi nilai x

= -3E-09(26)3 + 6E-07(26)2 - 5E-05(26) + 0.0018

= 1.05287E-06 Ns/m2

Maka viskositasnya sebesar 1.05287E-06 Ns/m2.

10
c. Perhitungan debit aktual (Qaktual)

Dari data tersebut, kemudian dapat ditentukan volume air yang terlibat, sebagai berikut.
m
V = ρ
7,5 kg
= 996.3594 kg/m3

=7.527 x 10-3 m3
Dari volume inilah dapat ditetukan debit aktual untuk masing-masing variasi sebagai berikut.

Volume
Qaktual = waktu
7.527 x 10−3 m3
= trata−rata
7.527 x 10−3 m3
= 40.48 s

= 0.000185954 m3/s (variasi 1)

d. Perhitungan luas permukaan pipa (A)


Untuk menetukan luas permukaan masing-masing pipa adalah sebagai berikut.
Luas permukaan pipa kecil (pipa biru tua)
0.01372
Ak =𝜋 4

= 0.000147337 𝐦𝟐
Luas permukaan pipa besar (pipa biru muda)
0.02642
Ab = 𝜋 4

= 0.000551266 𝐦𝟐

e. Perhitungan kecepatan (v)


Dari data debit aktual (Qaktual) diatas, didapatkan untuk menetukan kecepatan masing-masing
pipa adalah sebagai berikut.
Luas permukaan pipa kecil (pipa biru tua)
Qaktual
vk = 𝐴

0.000185954
= 0.000147337

= 1.262100521 𝐦/𝐬 (variasi 1)


Luas permukaan pipa besar (pipa biru muda)

11
Qaktual
vb = 𝐴

0.000185954
= 0.000551266

= 𝟎. 𝟑𝟑𝟕𝟑𝟐𝟎𝟗𝟔𝟒 𝐦/𝐬 (variasi 1)

f. Perhitungan (vk-vb)2
Dari data kecepatan (vl) diatas, didapatkan untuk menghitung (vk-vb)2 pipa adalah sebagai
berikut.
(vk-vb) 2 = (1.262100521-0.33732096)2
= 0.85521723 m2/s2 (variasi 1)

g. Perhitungan headloss pada sistem perpipaan biru tua


 Perhitungan headloss mayor
Untuk menghitung headloss mayor, digunakan persamaan sebagai berikut.
hL mayor = ΔHpipa lurus
= 200 mm
= 0.2 m (variasi 1)

 Perhitungan headloss minor pada gate valve


Untuk menghitung headloss yang terjadi pada gate valve, tinggi kolom air yang didapat
perlu dikali dengan 12.6 karena pengukurannya menggunakan U-tube mercury manometer,
seperti pada persamaan (6) berikut.
hL = 12.6 x ΔHgate valve……………...……………………...persamaan (6)
= 12.6 x 0.005 m
= 0.063 m (variasi 1)

 Perhitungan headloss minor pada standard elbow


Untuk menghitung headloss yang terjadi pada standard elbow, digunakan persamaan (7)
sebagai berikut.
𝐿 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟𝑑 𝑒𝑙𝑏𝑜𝑤
hL standard elbow = ΔH standard elbow – (𝐿 𝑝𝑖𝑝𝑎 𝑙𝑢𝑟𝑢𝑠 𝑏𝑖𝑟𝑢 𝑡𝑢𝑎
𝑥 ΔH pipa lurus biru tua)…………persamaan (7)

0.79
= 0.31 – (0.88 𝑥 0.2)

= 0.130454545 m (variasi 1)

12
 Perhitungan headloss minor pada 90o Sharp Bend
Untuk menghitung headloss yang terjadi pada 90o Sharp Bend, digunakan persamaan (8)
sebagai berikut.
𝐿 90o 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑝 𝑏𝑒𝑛𝑑
hL 90 sharp bend = ΔH 90 sharp bend – (𝐿 𝑝𝑖𝑝𝑎 𝑙𝑢𝑟𝑢𝑠 𝑏𝑖𝑟𝑢 𝑡𝑢𝑎
𝑥 ΔH pipa lurus biru tua)………..persamaan (8)

0.81
= 0.39 – (0.88 𝑥 0.2)

= 0.205909091 m (variasi 1)

 Perhitungan S0.54 pada pipa lurus biru tua


Untuk menghitung S0.54 pada pipa lurus, digunakan persamaan (4) sebagai berikut.

ℎ 0.54
𝐿 𝑝𝑖𝑝𝑎 𝑙𝑢𝑟𝑢𝑠 𝑏𝑖𝑟𝑢 𝑡𝑢𝑎
S0.54 = (𝐿 𝑝𝑖𝑝𝑎 ) .……………………………..………persamaan (4)
𝑙𝑢𝑟𝑢𝑠 𝑏𝑖𝑟𝑢 𝑡𝑢𝑎

0.2 0.54
= (0.88)

= 0.44929911 (variasi 1)

h. Perhitungan headloss pada sistem perpipaan biru muda


 Perhitungan headloss mayor
Untuk menghitung headloss mayor, digunakan persamaan sebagai berikut.
hL mayor = ΔHpipa lurus
= 10 mm
= 0.01 m (variasi 1)

 Perhitungan headloss minor pada globe valve


Untuk menghitung headloss yang terjadi pada globe valve, tinggi kolom air yang didapat
perlu dikali dengan 12.6 karena pengukurannya menggunakan U-tube mercury manometer,
seperti persamaan (9) berikut.
hL = 12.6 x ΔHglobe valve …………………………...………...persamaan (9)
= 12.6 x 0.06 m
= 0.756 m (variasi 1)

 Perhitungan headloss minor pada bend 2”


Untuk menghitung headloss yang terjadi pada bend 2”, digunakan persamaan sebagai
berikut.

13
hL bend 2” = ΔH bend 2”
𝑓 𝑝𝑖𝑝𝑎 𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 𝑥 𝐿 𝑏𝑒𝑛𝑑 2" 𝑥 (𝐷 𝑝𝑖𝑝𝑎 𝑙𝑢𝑟𝑢𝑠 𝑏𝑖𝑟𝑢 𝑚𝑢𝑑𝑎) 5
–( 𝑥 ΔH pipa lurus biru 𝑚𝑢𝑑𝑎)….persamaan (10)
𝑓 𝑝𝑖𝑝𝑎 𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑥 𝐿 𝑝𝑖𝑝𝑎 𝑙𝑢𝑟𝑢𝑠 𝑏𝑖𝑟𝑢 𝑚𝑢𝑑𝑎 𝑥 (𝐷 𝑏𝑒𝑛𝑑 2")5

0.038351204 𝑥 0.91 𝑥 (0.0265)5


= 0.182 – ( 0.05375753 𝑥 0.85 𝑥 (0.0137)5 𝑥 0.01)

= -0.024818182 m (variasi 1)

 Perhitungan headloss minor pada bend 4”


Untuk menghitung headloss yang terjadi pada bend 4”, digunakan persamaan sebagai
berikut.
hL bend 4” = ΔH bend 4”
5
– (𝑓𝑓 𝑝𝑖𝑝𝑎
𝑝𝑖𝑝𝑎 𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 𝑥 𝐿 𝑏𝑒𝑛𝑑 4" 𝑥 (𝐷 𝑝𝑖𝑝𝑎 𝑙𝑢𝑟𝑢𝑠 𝑏𝑖𝑟𝑢 𝑚𝑢𝑑𝑎)
𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑥 𝐿 𝑝𝑖𝑝𝑎 𝑙𝑢𝑟𝑢𝑠 𝑏𝑖𝑟𝑢 𝑚𝑢𝑑𝑎 𝑥 (𝐷 𝑏𝑒𝑛𝑑 4")5
𝑥 ΔH pipa lurus biru 𝑚𝑢𝑑𝑎)……..persamaan (10)

0.038351204 𝑥 0.81 𝑥 (0.0265)5


= 0.205 – ( 0.05375753 𝑥 0.85 𝑥 (0.0137)5 𝑥 0.01)

= 0.020909091 m (variasi 1)

 Perhitungan headloss minor pada bend 6”


hL bend 6” = ΔH bend 6”
5
– (𝑓𝑓 𝑝𝑖𝑝𝑎
𝑝𝑖𝑝𝑎 𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 𝑥 𝐿 𝑏𝑒𝑛𝑑 6" 𝑥 (𝐷 𝑝𝑖𝑝𝑎 𝑙𝑢𝑟𝑢𝑠 𝑏𝑖𝑟𝑢 𝑚𝑢𝑑𝑎)
𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑥 𝐿 𝑝𝑖𝑝𝑎 𝑙𝑢𝑟𝑢𝑠 𝑏𝑖𝑟𝑢 𝑚𝑢𝑑𝑎 𝑥 (𝐷 𝑏𝑒𝑛𝑑 4")5
𝑥 ΔH pipa lurus biru 𝑚𝑢𝑑𝑎)…..….persamaan (10)

0.038351204 𝑥 0.93 𝑥 (0.0265)5


= 0.23 – ( 0.05375753 𝑥 0.85 𝑥 (0.0137)5 𝑥 0.01)

= 0.018636364 m (variasi 1)

 Perhitungan headloss minor pada pelebaran pipa


hL pelebaran = ΔH pelebaran
5
– (𝑓𝑓𝑝𝑖𝑝𝑎
𝑝𝑖𝑝𝑎 𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 𝑥 𝐿 𝑝𝑒𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑥 (𝐷 𝑝𝑖𝑝𝑎 𝑙𝑢𝑟𝑢𝑠 𝑏𝑖𝑟𝑢 𝑚𝑢𝑑𝑎)
𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑥 𝐿 𝑝𝑖𝑝𝑎 𝑙𝑢𝑟𝑢𝑠 𝑏𝑖𝑟𝑢 𝑚𝑢𝑑𝑎 𝑥 (𝐷 𝑝𝑒𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟𝑎𝑛)5
𝑥 ΔH pipa lurus biru 𝑚𝑢𝑑𝑎)…persamaan (10)

0.038351204 𝑥 0.185 𝑥 (0.0137)5


= 0.04 – ( 𝑥 0.01)
0.05375753 𝑥 0.85 𝑥 (0.0265)5

= 0.039942659 m (variasi 1)

 Perhitungan headloss minor pada penyempitan pipa


hL penyepitan = ΔH penyemp.
5
– (𝐿𝐿 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑒𝑚. 𝑥 (𝐷 𝑝𝑖𝑝𝑎 𝑙𝑢𝑟𝑢𝑠 𝑏𝑖𝑟𝑢 𝑚𝑢𝑑𝑎)
𝑝𝑖𝑝𝑎 𝑙𝑢𝑟𝑢𝑠 𝑏𝑖𝑟𝑢 𝑚𝑢𝑑𝑎 𝑥 (𝐷 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑒𝑚.)5
𝑥 ΔH pipa lurus biru 𝑚𝑢𝑑𝑎)……………….persamaan (10)

0.085 𝑥 (0.0265)5
= 0.185 – ( 0.85 𝑥 (0.0137)5 𝑥 0.01)

14
= 0.15792138 m (variasi 1)

 Perhitungan S0.54 pada pipa lurus biru muda


Untul menghitung S0.54 pada pipa lurus, digunakan persamaan sebagai berikut.

ℎ 0.54
𝐿 𝑝𝑖𝑝𝑎 𝑙𝑢𝑟𝑢𝑠 𝑏𝑖𝑟𝑢 𝑚𝑢𝑑𝑎
S0.54 = (𝐿 𝑝𝑖𝑝𝑎 ) ..…………………….……persamaan (4)
𝑙𝑢𝑟𝑢𝑠 𝑏𝑖𝑟𝑢 𝑚𝑢𝑑𝑎

0.01 0.54
= (0.85)

= 0.09080584 (variasi 1)

VI. DATA AKHIR

Tabel 6.1 Hasil Perhitungan Pipa Biru Tua

Waktu (s) hL Mayor (m)


Varia Qaktual Ak
vk (m/s)
si t rata- (m3/s) (m2)
t1 t2 t3 Pipa Lurus
rata
0.000185 1.2621005
1 40.49 39.78 41.17 40.48 0.2
954 21
0.000172 1.1704428
2 43.98 44.3 42.67 43.65 0.19
449 0.0001 2
0.000155 47337 1.0527473
3 51.16 51.76 42.67 48.53 0.17
108 54
50.05 0.000150 1.0206398
4 53.3 49.64 47.23 0.16
667 378 57

hL Minor (m)
Varia
90o S0.54 Pipa Lurus Biru Tua vk2
si Gate Standard
Sharp
Valve Elbow
Bend
0.1304545 0.205909 0.449299106
1 0.063 1.592897725
45 091
0.1194318 0.197113 0.43702502
2 0.0504 1.369936395
18 636
0.1023863 0.163522 0.411549212
3 0.063 1.108276992
64 727
0.1063636 0.172727 0.398294352
4 0.063 1.041705717
36 273

15
Tabel 6.2 Hasil Perhitungan Pipa Biru Muda

Waktu (s)
Vari Qaktual
Ab (m2) Ak (m2) vb (m/s)
asi 3
(m /s) vk (m/s)
t1 t2 t3 t rata-rata

41.1 0.000185 0.337320 1.262100


1 40.49 39.78 40.48
7 954 964 521
42.6 0.000172 0.312823 1.170442
2 43.98 44.3 43.65
7 449 0.000551 0.000147 657 82
42.6 0.000155 266 337 0.281367 1.052747
3 51.16 51.76 48.53
7 108 249 354
47.2 0.000150 0.272785 1.020639
4 53.3 49.64 50.05667
3 378 895 857
hL
Mayor hL Minor (m)
S0.54 Pipa
(m)
Vari (vk-vb)2 Lurus
2 2
Glob
asi (m /s ) Biru
Pipa e Pelebara Penyemp
Bend 2'' Bend 4'' Bend 6'' Muda
Lurus Valv n itan
e
-
0.855217 0.75 0.020909 0.018636 0.039942 0.157921 0.090805
1 0.01 0.024818
23 6 091 364 659 38 84
182
-
0.735510 0.65 0.015113 0.013522 0.034945 0.156460 0.062453
2 0.005 0.031477
629 52 636 727 526 69 615
273
-
0.595027 0.018522 0.029951 0.141460 0.062453
3 0.005 0.63 0.025795 0.19
266 727 26 69 615
455
-
0.559285 0.56 0.012727 0.034954 0.126460 0.062453
4 0.005 0.025454 0.175
548 7 273 127 69 615
545

16
VII. ANALISIS A

Pada percobaan kali ini, pengambilan data dilakukan 3 kali atau triplo untuk setiap 4
variasi debit. Dilakukan triplo dalam pengambilan data agar didapatkan nilai yang berdekatan
yang menjurus ke satu nilai. Sebenarnya pada pelaksanaannya dilakukan lebih dari tiga kali
percobaan tiap variasi, lalu diambil 3 nilai yang paling berdekatan. Pada praktikum ini juga
masih menggunakan prinsip hydraulic bench dari praktikum modul 01 untuk menentukan debit
aktual (Qaktual).

0.25
hL pipa lurus biru tua (m)

0.2

0.15

0.1
y = 0.1388x
0.05 R² = 0.056

0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8
v2 (m2/s2)

Grafik 7.1 Hubungan v2 terhadap headloss pipa lurus biru tua

Berdasarkan grafik 7.1, didapatkan nilai R² sebesar 0.056, atau 5.6%. Nilai R² adalah
koefisien determinasi yang menggambarkan keakuratan hubungan v² terhadap headloss pipa
lurus biru tua. Dengan demikian, dilihat dari nilai R² yang besarnya adalah 5.6%, maka
hubungan v² terhadap headloss pipa lurus biru tua hanya sebesar 5.6%.

Untuk mencari nilai friksi (f) pipa biru tua dapat menggunakan persamaan (1) dengan
analisis grafik sebagai berikut.

𝐿 𝑣2
ℎ𝐿 = 𝑓 𝐷 . 2𝑔………………………………..………………………...persamaan (1)

y = 𝑚𝑥

𝑓𝑥𝐿
m = 𝑑𝑥2𝑥𝑔

𝑚𝑥2𝑥𝑑𝑥𝑔
maka, f = 𝐿

17
Dengan demikian, nilai friksi (f) pipa biru tua berdasarkan persamaan linier pada grafik
adalah sebagai berikut.

𝑦 = 0.1388 𝑥

𝑚 = 0.1388

0.1388 × 2 × 0.0137 × 9.81


𝑓 =
0.88

𝒇 = 𝟎. 𝟎𝟒𝟐𝟑𝟗𝟔𝟏𝟒𝟒𝟓𝟓

Nilai f literatur didapatkan dengan memanfaatkan diagram moody. Untuk mendapatkan


nilai f literatur tersebut, dibutuhkan nilai Ɛ/D dan nilai bilangan Reynolds (Re). nilai Ɛ/D dan
nilai bilangan Reynolds (Re) didapatkan dengan cara sebagai berikut.

Nilai Ɛ pipa besi diperoleh dari liteartur dengan nilai 0.15 mm dengan diameter = 13.7
mm, maka :

Ɛ/D = 0.15 mm / 13.7 mm

= 0.010949

Untuk mencari bilangan Reynold menggunakan rumus sebagai berikut :

(D x V)
Re = 𝑣

(0.0137 x 1.262100521 )
Re =
1.05287E−06

= 16422.48739

Maka, f untuk variasi pertama adalah 0.04 dengan melihat diagram moody yang
dihubungkan dengan Ɛ/D dan bilangan Reynold. Apabila dibandingkan nilai f yang didapatkan
dari analisis grafik yaitu sebesar 0.04239614455 dengan nilai f literatur, dapat dihitung galat
sebagai berikut.

Galat = 0.04239614455 − 0.04

= 0.0023961445

18
0.08
0.07
0.06
hL gate valve (m)

0.05
0.04
0.03
y = 0.0453x
0.02 R² = -4.32
0.01
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8
v2 (m2/s2)

Grafik 7.2 Hubungan v2 terhadap headloss pada gate valve

Berdasarkan grafik 7.2, didapatkan nilai R² sebesar -4.32, atau -432%. Nilai R² adalah
koefisien determinasi yang menggambarkan keakuratan hubungan v² terhadap headloss pada
gate valve. Dengan demikian, dilihat dari nilai R² yang besarnya adalah -432%, maka
keterhubungan v² terhadap headloss pada gate valve sebesar -432%.

Untuk mencari nilai koefisien (k) headloss pada gate valve dapat menggunakan
persamaan (5) dengan analisis grafik sebagai berikut.

𝑣2
hL = 𝑘 ………………………………………………………….. persamaan (5)
2𝑔

y = 𝑚𝑥

𝑘
m = 2𝑔

maka, k = 𝑚 𝑥 2𝑔

Dengan demikian, nilai koefisien (k) headloss pada gate valve berdasarkan persamaan
linier pada grafik adalah sebagai berikut.

𝑦 = 0.0453 𝑥

𝑚 = 0.0453

𝑘 = 0.0453 × 2 × 9.81

𝒌 = 𝟎. 𝟖𝟖𝟖𝟕𝟖𝟔

19
Nilai koefisien (k) headloss pada gate valve literatur adalah sebesar 0.15. Apabila
dibandingkan nilai k yang didapatkan dari analisis grafik yaitu sebesar 0.888786 dengan nilai
k literatur, dapat dihitung galat sebagai berikut.

Galat = 0.888786 − 0.15

= 0.738786

0.16

0.14
hL Standard Elbow (m)

0.12

0.1

0.08

0.06
y = 0.0885x
0.04
R² = 0.3223
0.02

0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8
v2 (m2/s2)

Grafik 7.3 Hubungan v2 terhadap headloss pada standard elbow

Berdasarkan grafik 7.3, didapatkan nilai R² sebesar 0.3223, atau 32.23%. Nilai R²
adalah koefisien determinasi yang menggambarkan keakuratan hubungan v² terhadap headloss
pada standard elbow. Dengan demikian, dilihat dari nilai R² yang besarnya adalah 32.23%,
maka hubungan v² terhadap headloss pada standard elbow sebesar 32.23%.

Untuk mencari nilai koefisien (k) headloss pada standard elbow dapat menggunakan
persamaan (5) dengan analisis grafik sebagai berikut.

𝑣2
hL = 𝑘 ………………………………………………………….. persamaan (5)
2𝑔

y = 𝑚𝑥

𝑘
m = 2𝑔

20
maka, k = 𝑚 𝑥 2𝑔

Dengan demikian, nilai koefisien (k) headloss pada standard elbow berdasarkan
persamaan linier pada grafik adalah sebagai berikut.

𝑦 = 0.0885 𝑥

𝑚 = 0.0885

𝑘 = 0.0885 × 2 × 9.81

𝒌 = 𝟏. 𝟕𝟑𝟔𝟑𝟕

Nilai koefisien (k) headloss pada standard elbow literatur adalah sebesar 1.529. Apabila
dibandingkan nilai k yang didapatkan dari analisis grafik yaitu sebesar 1.73637 dengan nilai k
literatur, dapat dihitung galat sebagai berikut.

Galat = 1.73637 − 1.529

= 0.20737

0.25

0.2
hL 90° Sharp Bend (m)

0.15

0.1
y = 0.1426x
R² = 0.1061
0.05

0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8
2 2 2
v (m /s )

Grafik 7.4 Hubungan v2 terhadap headloss pada 90° Sharp Bend

Berdasarkan grafik 7.4, didapatkan nilai R² sebesar 0.1061, atau 10.61%. Nilai R²
adalah koefisien determinasi yang menggambarkan keakuratan hubungan v² terhadap headloss
pada 90° Sharp Bend. Dengan demikian, dilihat dari nilai R² yang besarnya adalah 10.61%,
maka hubungan v² terhadap headloss pada 90° Sharp Bend sebesar 10.61%.

21
Untuk mencari nilai koefisien (k) headloss pada 90° Sharp Bend dapat menggunakan
persamaan (5) dengan analisis grafik sebagai berikut.

𝑣2
hL = 𝑘 …………………………………………………...……….. persamaan (5)
2𝑔

y = 𝑚𝑥

𝑘
m = 2𝑔

maka, k = 𝑚 𝑥 2𝑔

Dengan demikian, nilai koefisien (k) headloss pada 90° Sharp Bend berdasarkan
persamaan linier pada grafik adalah sebagai berikut.

𝑦 = 0.1426 𝑥

𝑚 = 0.1426

𝑘 = 0.1426 × 2 × 9.81

𝒌 = 𝟐. 𝟕𝟗𝟕𝟖𝟏𝟐

Nilai koefisien (k) headloss pada 90° Sharp Bend literatur adalah sebesar 2.39. Apabila
dibandingkan nilai k yang didapatkan dari analisis grafik yaitu sebesar 2.797812 dengan nilai
k literatur, dapat dihitung galat sebagai berikut.

Galat = 2.797812 − 2.39

= 0.40812

22
0.012
hL pipa lurus biru muda (m)
0.01

0.008

0.006

0.004

y = 0.0698x
0.002
R² = 0.5787

0
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12
v2 (m2/s2)

Grafik 7.5 Hubungan v2 terhadap headloss pipa lurus biru muda

Berdasarkan grafik 7.5, didapatkan nilai R² sebesar 0.5787, atau 57.87%. Nilai R²
adalah koefisien determinasi yang menggambarkan keakuratan hubungan v² terhadap headloss
pipa lurus biru muda. Dengan demikian, dilihat dari nilai R² yang besarnya adalah 57.87%,
maka hubungan v² terhadap headloss pipa lurus biru muda sebesar 57.87%.

Untuk mencari nilai friksi (f) pipa biru muda dapat menggunakan persamaan (1)
dengan analisis grafik sebagai berikut.

𝐿 𝑣2
ℎ𝐿 = 𝑓 𝐷 . 2𝑔………………………………..………………………...persamaan (1)

y = 𝑚𝑥

𝑓𝑥𝐿
m = 𝑑𝑥2𝑥𝑔

𝑚𝑥2𝑥𝑑𝑥𝑔
maka, f = 𝐿

Dengan demikian, nilai friksi (f) pipa biru muda berdasarkan persamaan linier pada grafik
adalah sebagai berikut.

𝑦 = 0.0698 𝑥

𝑚 = 0.0698

0.0698 × 2 × 0.0265 × 9.81


𝑓 =
0.85

23
𝒇 = 𝟎. 𝟎𝟒𝟐𝟑𝟗𝟓𝟒𝟐𝟖𝟐𝟒

Nilai f literatur didapatkan dengan memanfaatkan diagram moody. Untuk mendapatkan


nilai f literatur tersebut, dibutuhkan nilai Ɛ/D dan nilai bilangan Reynolds (Re). nilai Ɛ/D dan
nilai bilangan Reynolds (Re) didapatkan dengan cara sebagai berikut.

Nilai Ɛ pipa besi diperoleh dari liteartur dengan nilai 0.15 mm dengan diameter = 26.5
mm, maka :

Ɛ/D = 0.15 mm / 26.5 mm

= 0.0056604

Untuk mencari bilangan Reynold menggunakan rumus sebagai berikut :

(D x V)
Re = 𝑣

(0.0265 x 0.337320964 )
Re = 1.05287E−06

= 12713.80672

Maka, f untuk variasi pertama adalah 0.04 dengan melihat diagram moody yang
dihubungkan dengan Ɛ/D dan bilangan Reynold. Apabila dibandingkan nilai f yang didapatkan
dari analisis grafik yaitu sebesar 𝟎. 𝟎𝟒𝟐𝟑𝟗𝟓𝟒𝟐𝟖𝟐𝟒 dengan nilai f literatur, dapat dihitung galat
sebagai berikut.

Galat = 0.04239542824 − 0,04

= 0.00239542824

24
0.9
0.8
0.7
hL globe valve (m)

0.6
0.5
0.4
0.3
y = 0.504x
0.2 R² = 0.4444
0.1
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8
v2 (m2/s2)

Grafik 7.6 Hubungan v2 terhadap headloss pada globe valve

Berdasarkan grafik 7.6, didapatkan nilai R² sebesar 0.4444, atau 44.44%. Nilai R²
adalah koefisien determinasi yang menggambarkan keakuratan hubungan v² terhadap headloss
pada globe valve. Dengan demikian, dilihat dari nilai R² yang besarnya adalah 44.44%, maka
hubungan v² terhadap headloss pada globe valve sebesar 44.44%.

Untuk mencari nilai koefisien (k) headloss pada globe valve dapat menggunakan
persamaan (5) dengan analisis grafik sebagai berikut.

𝑣2
hL = 𝑘 …………………………………………………...……….. persamaan (5)
2𝑔

y = 𝑚𝑥

𝑘
m = 2𝑔

maka, k = 𝑚 𝑥 2𝑔

Dengan demikian, nilai koefisien (k) headloss pada globe valve berdasarkan persamaan
linier pada grafik adalah sebagai berikut.

𝑦 = 0.504 𝑥

𝑚 = 0.504

𝑘 = 0.504 × 2 × 9.81

𝒌 = 𝟗. 𝟖𝟖𝟖𝟒𝟖

25
Nilai koefisien (k) headloss pada globe valve literatur adalah sebesar 10.9. Apabila
dibandingkan nilai k yang didapatkan dari analisis grafik yaitu sebesar 9.88848 dengan nilai k
literatur, dapat dihitung galat sebagai berikut.

Galat = 10.9 − 9.88848

= 1.01152

0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8
-0.005

-0.01
hL bend 2'' (m)

-0.015

-0.02

-0.025

-0.03
y = -0.0205x
-0.035 R² = -2.469
v2 (m2/s2)

Grafik 7.7 Hubungan v2 terhadap headloss pada bend 2”

Berdasarkan grafik 7.7, didapatkan nilai R² sebesar -2.469, atau -246.9%. Nilai R²
adalah koefisien determinasi yang menggambarkan keakuratan hubungan v² terhadap headloss
pada bend 2”. Dengan demikian, dilihat dari nilai R² yang besarnya adalah -246.9%, maka
hubungan v² terhadap headloss pada bend 2”sebesar -246.9%.

Untuk mencari nilai koefisien (k) headloss pada bend 2” dapat menggunakan
persamaan (5) dengan analisis grafik sebagai berikut.

𝑣2
hL = 𝑘 …………………………………………………...……….. persamaan (5)
2𝑔

y = 𝑚𝑥

𝑘
m = 2𝑔

maka, k = 𝑚 𝑥 2𝑔

26
Dengan demikian, nilai koefisien (k) headloss pada bend 2” berdasarkan persamaan linier
pada grafik adalah sebagai berikut.

𝑦 = −0.0205 𝑥

𝑚 = −0.0205

𝑘 = −0.0205 × 2 × 9.81

𝒌 = −𝟎. 𝟒𝟎𝟐𝟐𝟏

Nilai koefisien (k) headloss pada bend 2” literatur adalah sebesar 0.35. Apabila
dibandingkan nilai k yang didapatkan dari analisis grafik yaitu sebesar -0.40221 dengan nilai
k literatur, dapat dihitung galat sebagai berikut.

Galat = 0.35 − (−0.40221)

= 0.75221

0.025

0.02
y = 0.0131x
hL bend 4'' (m)

0.015 R² = 0.3664

0.01

0.005

0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8
2 2 2
v (m /s )

Grafik 7.8 Hubungan v2 terhadap headloss pada bend 4”

Berdasarkan grafik 7.8, didapatkan nilai R² sebesar 0.3664, atau 36.64%. Nilai R²
adalah koefisien determinasi yang menggambarkan keakuratan hubungan v² terhadap headloss
pada bend 4”. Dengan demikian, dilihat dari nilai R² yang besarnya adalah 36.64%, maka
hubungan v² terhadap headloss pada bend 6”sebesar 36.64%.

27
Untuk mencari nilai koefisien (k) headloss pada bend 4” dapat menggunakan
persamaan (5) dengan analisis grafik sebagai berikut.

𝑣2
hL = 𝑘 …………………………………………………...……….. persamaan (5)
2𝑔

y = 𝑚𝑥

𝑘
m = 2𝑔

maka, k = 𝑚 𝑥 2𝑔

Dengan demikian, nilai koefisien (k) headloss pada bend 4” berdasarkan persamaan linier
pada grafik adalah sebagai berikut.

𝑦 = 0.0131 𝑥

𝑚 = 0.0131

𝑘 = 0.0131 × 2 × 9.81

𝒌 = 𝟎. 𝟐𝟓𝟕𝟎𝟐𝟐

Nilai koefisien (k) headloss pada bend 4” literatur adalah sebesar 0.19. Apabila
dibandingkan nilai k yang didapatkan dari analisis grafik yaitu sebesar 1.287072 dengan nilai
k literatur, dapat dihitung galat sebagai berikut.

Galat = 0.257022 − 0.18

= 0.077022

28
0.2
0.18
0.16
0.14 y = 0.0656x
hL bend 6'' (m)

0.12 R² = -0.378
0.1
0.08
0.06
0.04
0.02
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8
v2 (m2/s2)

Grafik 7.9 Hubungan v2 terhadap headloss pada bend 6”

Berdasarkan grafik 7.9, didapatkan nilai R² sebesar -0.378, atau -37.8%. Nilai R²
adalah koefisien determinasi yang menggambarkan keakuratan hubungan v² terhadap headloss
pada bend 6”. Dengan demikian, dilihat dari nilai R² yang besarnya adalah -37.8%, maka
hubungan v² terhadap headloss pada bend 6”sebesar -37.8%.

Untuk mencari nilai koefisien (k) headloss pada bend 6” dapat menggunakan
persamaan (5) dengan analisis grafik sebagai berikut.

𝑣2
hL = 𝑘 …………………………………………………...……….. persamaan (5)
2𝑔

y = 𝑚𝑥

𝑘
m = 2𝑔

maka, k = 𝑚 𝑥 2𝑔

Dengan demikian, nilai koefisien (k) headloss pada bend 6” berdasarkan persamaan linier
pada grafik adalah sebagai berikut.

𝑦 = 0.0656 𝑥

𝑚 = 0.0656

𝑘 = 0.0656 × 2 × 9.81

𝒌 = 𝟏. 𝟐𝟖𝟕𝟎𝟕𝟐

29
Nilai koefisien (k) headloss pada bend 6” literatur adalah sebesar 0.18. Apabila
dibandingkan nilai k yang didapatkan dari analisis grafik yaitu sebesar 1.287072 dengan nilai
k literatur, dapat dihitung galat sebagai berikut.

Galat = 1.287072 − 0.18

= 1.287054

0.05
0.045
0.04
hL pelebaran (m)

0.035
0.03
0.025
0.02
0.015
y = 0.0501x
0.01 R² = -0.205
0.005
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9
(vk-vb) 2 (m2/s2)

Grafik 7.10 Hubungan (vk-vb)2 terhadap headloss akibat pelebaran

Berdasarkan grafik 7.10, didapatkan nilai R² sebesar -0.205, atau -20.5%. Nilai R²
adalah koefisien determinasi yang menggambarkan keakuratan hubungan (vk-vb)2 terhadap
headloss akibat pelebaran. Dengan demikian, dilihat dari nilai R² yang besarnya adalah -20.5%,
maka hubungan (vk-vb)2 terhadap headloss akibat pelebaran sebesar -20.5%.

Untuk mencari nilai koefisien (k) headloss akibat pelebaran dapat menggunakan
persamaan (5) dengan analisis grafik sebagai berikut.

𝑣2
hL = 𝑘 …………………………………………………...……….. persamaan (5)
2𝑔

(𝑣𝑘−𝑣𝑏)2
hL = 𝑘 2𝑔

y = 𝑚𝑥

𝑘
m = 2𝑔

30
maka, k = 𝑚 𝑥 2𝑔

Dengan demikian, nilai koefisien (k) headloss akibat pelebaran berdasarkan persamaan
linier pada grafik adalah sebagai berikut.

𝑦 = 0.0501 𝑥

𝑚 = 0.0501

𝑘 = 0.0501 × 2 × 9.81

𝒌 = 𝟎. 𝟗𝟖𝟐𝟗𝟔𝟐

Nilai koefisien (k) headloss akibat pelebaran literatur adalah sebesar 0.862. Apabila
dibandingkan nilai k yang didapatkan dari analisis grafik yaitu sebesar 4.098618 dengan nilai
k literatur, dapat dihitung galat sebagai berikut.

Galat = 0.982962 − 0.862

= 0.12062

0.2
0.18
0.16
hL Penyempitan (m)

0.14
0.12
0.1
0.08
0.06 y = 0.2089x
0.04 R² = -0.263
0.02
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9
(vk-vb) (m2/s2)
2

Grafik 7.11 Hubungan (vk-vb)2 terhadap headloss akibat penyempitan

Berdasarkan grafik 7.11, didapatkan nilai R² sebesar -0.263, atau -26.3%. Nilai R²
adalah koefisien determinasi yang menggambarkan keakuratan hubungan (vk-vb)2 terhadap
headloss akibat penyempitan. Dengan demikian, dilihat dari nilai R² yang besarnya adalah -
26.3%, maka hubungan (vk-vb)2 terhadap headloss akibat penyempitan sebesar -26.3%.

31
Untuk mencari nilai koefisien (k) headloss akibat pelebaran dapat menggunakan
persamaan (5) dengan analisis grafik sebagai berikut.

𝑣2
hL = 𝑘 …………………………………………………...……….. persamaan (5)
2𝑔

(𝑣𝑘−𝑣𝑏)2
hL = 𝑘 2𝑔

y = 𝑚𝑥

𝑘
m = 2𝑔

maka, k = 𝑚 𝑥 2𝑔

Dengan demikian, nilai koefisien (k) headloss akibat peyempitan berdasarkan persamaan
linier pada grafik adalah sebagai berikut.

𝑦 = 0.2089 𝑥

𝑚 = 0.2089

𝑘 = 0.2089 × 2 × 9.81

𝒌 = 𝟒. 𝟎𝟗𝟖𝟔𝟏𝟖

Nilai koefisien (k) headloss akibat peyempitan literatur adalah sebesar 0.98. Apabila
dibandingkan nilai k yang didapatkan dari analisis grafik yaitu sebesar 4.098618 dengan nilai
k literatur, dapat dihitung galat sebagai berikut.

Galat = 4.098618 − 0.98

= 3.118618

32
0.0002
0.00018
0.00016
0.00014
Qaktual (m3/s)

0.00012
0.0001
0.00008
0.00006 y = 0.0004x
0.00004 R² = 0.7886
0.00002
0
0.39 0.4 0.41 0.42 0.43 0.44 0.45 0.46
S0.54

Grafik 7.12 Hubungan S0.54 terhadap Qaktual pipa lurus biru tua

Berdasarkan grafik 7.12, didapatkan nilai R² sebesar 0.7886, atau 78.86%. Nilai R²
adalah koefisien determinasi yang menggambarkan keakuratan hubungan S0.54 terhadap Qaktual
pipa lurus biru tua. Dengan demikian, dilihat dari nilai R² yang besarnya adalah -78.86%, maka
hubungan S0.54 terhadap Qaktual pipa lurus biru tua sebesar 78.86%.

Untuk mencari nilai koefisien Hazen-Williams (C) dapat menggunakan persamaan (3)
dengan analisis grafik sebagai berikut.

𝑄 = 0.2785 𝑥 𝐶 𝑥 𝐷2.63 𝑥 𝑆 0.54 …………..…………………………persamaan (3)

y = 𝑚𝑥

m = 0.2785 𝑥 𝐶 𝑥 𝐷2.63
𝑚
maka, C = 0.2785×𝑑2,63

Dengan demikian, nilai koefisien Hazen-Williams (C) berdasarkan persamaan linier pada
grafik adalah sebagai berikut.

𝑦 = 0.0004 𝑥

𝑚 = 0.0004

0.0004
𝐶 =
0.2785 × 0.01372,63

𝑪 = 𝟏𝟏𝟒. 𝟏𝟗𝟖𝟑𝟏𝟔𝟏

33
0.00025

0.0002
Qaktual (m3/s)

0.00015

0.0001

y = 0.0023x
0.00005 R² = -0.862

0
0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1
S0.54

Grafik 7.13 Hubungan S0.54 terhadap Qaktual pipa lurus biru muda

Berdasarkan grafik 7.13, didapatkan nilai R² sebesar -0.862, atau -86.2%. Nilai R²
adalah koefisien determinasi yang menggambarkan keakuratan hubungan S0.54 terhadap Qaktual
pipa lurus biru muda. Dengan demikian, dilihat dari nilai R² yang besarnya adalah -86.2%,
maka hubungan S0.54 terhadap Qaktual pipa lurus biru muda sebesar -86.2%.

Untuk mencari nilai koefisien Hazen-Williams (C) dapat menggunakan persamaan (3)
dengan analisis grafik sebagai berikut.

𝑄 = 0.2785 𝑥 𝐶 𝑥 𝐷2.63 𝑥 𝑆 0.54 …………..…………………………persamaan (3)

y = 𝑚𝑥

m = 0.2785 𝑥 𝐶 𝑥 𝐷2.63
𝑚
maka, C = 0.2785×𝑑2,63

Dengan demikian, nilai koefisien Hazen-Williams (C) berdasarkan persamaan linier pada
grafik adalah sebagai berikut.

𝑦 = 0.0004 𝑥

𝑚 = 0.0004

0.0023
𝐶 =
0.2785 × 0.02652,63

𝑪 = 𝟏𝟏𝟓. 𝟖𝟏𝟓𝟑𝟏𝟑𝟖

34
Galat yang muncul antara koefisien-koefisien literatur dengan koefisien-koefisien hasil
percobaan muncul karena adanya kesalahan selama percobaan. Kesalahan yang pertama adalah
kesalahan pengukuran waktu. Kurang telitinya praktikan dalam menggunakan stopwatch dapat
menimbulkan kesalahan waktu yang diperlukan untuk air agar beratnya dapat mengangkat
beban. Kesalahan ini mempengaruhi keakuratan debit aktual yang terukur. Kesalahan yang
kedua adalah kesalahan peletakan beban. Peletakan beban harus dilakukan tepat pada saat
beban mulai terangkat. Hal ini sering kali menimbulkan ketidakakuratan, sebab ketepatan
sangat berpengaruh dalam memperhitungkan waktu ketika lengan hydraulic bench mulai
terangkat. Kesalahan yang ketiga adalah kesalahan pembacaan alat. Kesalahan pembacaan alat
misalnya piezometer atau U-tube manometer yang terlalu kecil dan terus berubah-ubah
menyebabkan tidak akuratnya hasil percobaan.

Rumus perhitungan headloss aksesoris pada sistem perpipaan biru muda muncul dari
penurunan rumus sebagai berikut.

…………………..

Setiap aksesoris yang terpasang pada sebuah sistem perpipaan memiliki fungsi masing-
masing. Pada umumnya standard elbow, 90o Sharp Bend, Bend 2”, bend 4”, dan bend 6”
memiliki fungsi yang sama, yaitu untuk membelokkan arah aliran. Namun yang membedakan
aksesoris-aksesoris ini adalah cross sectional area-nya dan bentuk pembelokannya. Pelebaran
pipa secara tiba-tiba akan menyebabkan tekanan yang melewatinya semakin kecil, sehingga
memperkecil kecepatan aliran. Sedangkan penyempitan pipa secara tiba- akan menyebabkan
tekanan yang melewatinya semakin besar, sehingga memperbesar kecepatan aliran. Gate valve
dan globe valve berfungsi untuk membuka dan menutup aliran.
Pada percobaan kali ini terdapat dua valve yang digunakan, yaitu gate valve dan globe
valve. Kedua valve ini memiliki perbedaan. Gate valve merupakan pintu berbentuk lempengan
yang berfungsi untuk membuka dan menutup aliran. Sedangkan globe valve merupakan pintu
berbentuk globe/bola, yang tidak hanya dapat berfungsi untuk membuka dan menutup aliran
fluida, namun juga karena bentuknya yang seperti bola, globe valve juga dapat berfungsi
sebagai pengatur debit yang mengalir. Itulah yang membedakan gate valve dengan globe valve.
Gate valve tidak dapat mengatur debit yang mengalir seperti globe valve.

VIII. ANALISIS B – APLIKASI DI BIDANG TEKNIK LINGKUNGAN

35
sis

IX. KESIMPULAN
1. Headloss pada sistem perpipaan biru tua adalah seperti pada Tabel 6.1, dan headloss pada
sistem perpipaan biru tua adalah seperti pada Tabel 6.2.
2. Debit aktual (Qaktual) yang melalui sistem perpipaan adalah seperti pada Tabel 6.1 dan
Tabel 6.2.

X. DAFTAR PUSTAKA

Finnemore, John. 2002. Fluid Mechanics with Engineering Application. New York: Mc
Graw Hill.
Fox, Robert W. Dan Alan T Mc Donald.1995. Introduction to Fluid Mechanics 3rd
edition. USA: John Willey & Sons.
https://ml.scribd.com/doc/113354950/laporan-mekflu yang ditulis pada 12 Maret 2012
(diakses pada 1 November 2017).

36
LAMPIRAN
37
38
39

Anda mungkin juga menyukai