Anda di halaman 1dari 110

Pelingkupan 2

(lanjutan)

METODA IDENTIFIKASI DAMPAK

1
TAHAPAN KEGIATAN PEMBANGUNAN

. Tahap Pra Konstruksi


. Tahap Konstruksi
. Tahap Operasi
. Tahap Pasca Operasi

2
Dari setiap komponen kegiatan,
Pada setiap tahap
identifikasi semua dampak yang
pembangunan,
mungkin timbul terhadap komponen
identifikasi komponen
lingkungan tanpa memperhatikan
kegiatan
penting atau tidak pentingnya
dampak

Prosedur
Metoda Identifikasi Diperoleh daftar panjang (long list) komponen
Dampak
lingkungan yang berpotensi terkena dampak
dari suatu rencana usaha / kegiatan

Buat bagan alir dan/atau matriks dan/ atau checklist


yang menggambarkan interaksi antara komponen
kegiatan dengan komponen lingkungan

3
KEGIATAN UTAMA
KEGIATAN UTAMA
SUB KEGIATAN
SUB KEGIATAN 1 SUB KEGIATAN m SUB SUB KEGIATAN

DAMPAK DAMPAK
PRIMER 1 PRIMER n DAMPAK PRIMER

DAMPAK DAMPAK DAMPAK SEKUNDER


SEKUNDER 1 SEKUNDER O
(DAMPAK TURUNAN)

DAMPAK DAMPAK DAMPAK TERTIER


TERTIER 1 TERTIER k

DST
BAGAN ALIR VERTIKAL
IDENTIFIKASI DAMPAK

4
TAHAP KONSTRUKSI

PEMATANGAN
LAHAN Kegiatan

PENEBANGAN PENGUPASAN DAN Sub Kegiatan


VEGETASI PENGURUGAN TANAH

KERUSAKAN PENURUNAN PENINGKATAN Dampak Primer


HABITAT KUALITAS AIR LARIAN
UDARA

GANGGUAN GANGGUAN GANGGUAN PENINGKATAN EROSI Dampak


PADA PADA KESEHAAN LIMPASAN TANAH Sekunder
FLORA FAUNA MASYARAKAT AIR HUJAN

5
TABEL 2.51
MATRIK IDENTIFIKASI DAMPAK
AMDAL RENCANA PEMBANGUNAN KILANG NGL DAN PEMASANGAN PIPA NGL DI PROVINSI SUMATERA SELATAN
PRA
KONSTRUKSI
KONSTRUKSI
PENGERAHAN TENAGA

KONSTRUKSI BANGUNAN UTAMA


PEMATANGAN

PENGURANGAN TENAGA KERJA


(PENINGKATAN VOLUME LALU
PEMASANGAN PIPA

SIGI LAPANGAN (ISU SOSIAL)


KERJA (LOKAL DAN

MOBILISASI ALAT & BAHAN


(KESESUAIAN GANTI RUGI)
KOMPONEN KEGIATAN LAHAN

LOKAL DAN PENDATANG


(PENURUNAN PELUANG
PENDATANG)

PEMBEBASAN LAHAN

REHABILITASI JETTY
PENEBANGAN VEGETASI
(KERUSAKAN HABITAT)

KERJA/USAHA)
PERLINTASAN KERETA

PERLINTASAN SUNGAI
PENGURUGAN TANAH

PELUANG KERJA/USAHA
PERLINTASAN JALAN
OPERASIONAL ALAT
PAGAR/ BANGUNAN
PENGUPASAN DAN
PERATAAN TANAH
NO

LIMBAH DOMESTIK
INTERAKSI SOSIAL
PEMBONGKARAN

UJI HIDROSTATIS
(KILANG)
LINTAS)

PENGGALIAN &

BERAT

RAYA

API
KOMPONEN LINGKUNGAN

I FISIK - KIMIA
1. PENURUNAN KUALITAS UDARA (DEBU & GAS) X X X
2. PENINGKATAN KEBISINGAN X X X
3. HIDROLOGI (PENINGKATAN AIR LARIAN/
X
LIMPASAN AIR HUJAN)
4. PENURUNAN KUALITAS AIR X X X X X
5. EROSI X
6. AMBLESAN
7. KERUSAKAN SAWAH/TANAMAN X
8. GANGGUAN LALU LINTAS X
9. KEMACETAN LALU LINTAS X X
10. KERUSAKAN PRASARANA JALAN X X
11. GANGGUAN LALU LINTAS KERETA API X
II BIOLOGI
12. FLORA X X
13. FAUNA X X X X
14. BIOTA AIR X X X
III SOSEKBUD
15. KERESAHAN MASYARAKAT
X X X
(GANGGUAN KAMTIBMAS)
16. KERESAHAN PEMILIK LAHAN X
17. PENURUNAN PENDAPATAN (PENDUDUK, NELAYAN) X X X
18. PENINGKATAN AKTIFITAS EKONOMI LOKAL/
X
PENINGKATAN PENDAPATAN
19. GANGGUAN AKTIVITAS NELAYAN X
IV KESEHATAN
20. GANGGUAN KESEHATAN MASYARAKAT X X X
21. GANGGUAN KENYAMANAN MASYARAKAT X

6
PRA KONSTRUKSI

SIGI LAPANGAN (ISU SOSIAL)


KOMPONEN KEGIATAN

(KESESUAIAN GANTI RUGI)


PEMBEBASAN LAHAN
NO

KOMPONEN LINGKUNGAN

I FISIK - KIMIA
1. PENURUNAN KUALITAS UDARA (DEBU & GAS)
2. PENINGKATAN KEBISINGAN
3. HIDROLOGI (PENINGKATAN AIR LARIAN/
LIMPASAN AIR HUJAN)
4. PENURUNAN KUALITAS AIR
5. EROSI
6. AMBLESAN
7. KERUSAKAN SAWAH/TANAMAN
8. GANGGUAN LALU LINTAS
9. KEMACETAN LALU LINTAS
10. KERUSAKAN PRASARANA JALAN
11. GANGGUAN LALU LINTAS KERETA API
II BIOLOGI
12. FLORA
13. FAUNA
14. BIOTA AIR
III SOSEKBUD
15. KERESAHAN MASYARAKAT
X
(GANGGUAN KAMTIBMAS)
16. KERESAHAN PEMILIK LAHAN X
17. PENURUNAN PENDAPATAN (PENDUDUK, NELAYAN)
18. PENINGKATAN AKTIFITAS EKONOMI LOKAL/
PENINGKATAN PENDAPATAN
19. GANGGUAN AKTIVITAS NELAYAN
IV KESEHATAN
20. GANGGUAN KESEHATAN MASYARAKAT
21. GANGGUAN KENYAMANAN MASYARAKAT
7
KONSTRUKSI

KONSTRUKSI BANGUNAN UTAMA


(PENINGKATAN VOLUME LALU
PEMATANGAN LAHAN

MOBILISASI ALAT & BAHAN


KOMPONEN KEGIATAN

PENEBANGAN VEGETASI
(KERUSAKAN HABITAT)

PENGUPASAN DAN
PERATAAN TANAH
NO

(KILANG)
LINTAS)
KOMPONEN LINGKUNGAN

I FISIK - KIMIA
1. PENURUNAN KUALITAS UDARA (DEBU & GAS) X X
2. PENINGKATAN KEBISINGAN X X X
3. HIDROLOGI (PENINGKATAN AIR LARIAN/
X
LIMPASAN AIR HUJAN)
4. PENURUNAN KUALITAS AIR X
5. EROSI X
6. AMBLESAN
7. KERUSAKAN SAWAH/TANAMAN
8. GANGGUAN LALU LINTAS
9. KEMACETAN LALU LINTAS X
10. KERUSAKAN PRASARANA JALAN X
11. GANGGUAN LALU LINTAS KERETA API
II BIOLOGI
12. FLORA X X
13. FAUNA X X X X
14. BIOTA AIR
III SOSEKBUD
15. KERESAHAN MASYARAKAT
(GANGGUAN KAMTIBMAS)
16. KERESAHAN PEMILIK LAHAN
17. PENURUNAN PENDAPATAN (PENDUDUK, NELAYAN)
18. PENINGKATAN AKTIFITAS EKONOMI LOKAL/
PENINGKATAN PENDAPATAN
19. GANGGUAN AKTIVITAS NELAYAN
IV KESEHATAN
20. GANGGUAN KESEHATAN MASYARAKAT X X
21. GANGGUAN KENYAMANAN MASYARAKAT X
8
KONSTRUKSI
PENGERAHAN TENAGA

PENGURANGAN TENAGA KERJA


PEMASANGAN PIPA KERJA (LOKAL DAN
KOMPONEN KEGIATAN

LOKAL DAN PENDATANG


(PENURUNAN PELUANG
PENDATANG)

REHABILITASI JETTY

KERJA/USAHA)
PERLINTASAN KERETA

PERLINTASAN SUNGAI
PENGURUGAN TANAH

PELUANG KERJA/USAHA
PERLINTASAN JALAN
OPERASIONAL ALAT
PAGAR/ BANGUNAN
NO

LIMBAH DOMESTIK
INTERAKSI SOSIAL
PEMBONGKARAN

UJI HIDROSTATIS
PENGGALIAN &

BERAT

RAYA

API
KOMPONEN LINGKUNGAN

I FISIK - KIMIA
1. PENURUNAN KUALITAS UDARA (DEBU & GAS) X
2. PENINGKATAN KEBISINGAN
3. HIDROLOGI (PENINGKATAN AIR LARIAN/
LIMPASAN AIR HUJAN)
4. PENURUNAN KUALITAS AIR X X X X
5. EROSI
6. AMBLESAN
7. KERUSAKAN SAWAH/TANAMAN X
8. GANGGUAN LALU LINTAS X
9. KEMACETAN LALU LINTAS X
10. KERUSAKAN PRASARANA JALAN X
11. GANGGUAN LALU LINTAS KERETA API X
II BIOLOGI
12. FLORA
13. FAUNA
14. BIOTA AIR X X X
III SOSEKBUD
15. KERESAHAN MASYARAKAT
X X
(GANGGUAN KAMTIBMAS)
16. KERESAHAN PEMILIK LAHAN
17. PENURUNAN PENDAPATAN (PENDUDUK, NELAYAN) X X X
18. PENINGKATAN AKTIFITAS EKONOMI LOKAL/
X
PENINGKATAN PENDAPATAN
19. GANGGUAN AKTIVITAS NELAYAN X
IV KESEHATAN
20. GANGGUAN KESEHATAN MASYARAKAT X
21. GANGGUAN KENYAMANAN MASYARAKAT

9
KONSTRUKSI
PENGERAHAN TENAGA

KONSTRUKSI BANGUNAN UTAMA


PEMATANGAN

PENGURANGAN TENAGA KERJA


(PENINGKATAN VOLUME LALU
PEMASANGAN PIPA KERJA (LOKAL DAN

MOBILISASI ALAT & BAHAN


KOMPONEN KEGIATAN LAHAN

LOKAL DAN PENDATANG


(PENURUNAN PELUANG
PENDATANG)

REHABILITASI JETTY
PENEBANGAN VEGETASI

PELUANG KERJA/USAHA
(KERUSAKAN HABITAT)

KERJA/USAHA)
PERLINTASAN KERETA

PERLINTASAN SUNGAI
PENGURUGAN TANAH

PERLINTASAN JALAN
OPERASIONAL ALAT
PAGAR/ BANGUNAN
PENGUPASAN DAN
PERATAAN TANAH
NO

LIMBAH DOMESTIK
INTERAKSI SOSIAL
PEMBONGKARAN

UJI HIDROSTATIS
(KILANG)
LINTAS)

PENGGALIAN &

BERAT

RAYA

API
KOMPONEN LINGKUNGAN

I FISIK - KIMIA
1. PENURUNAN KUALITAS UDARA (DEBU & GAS) X X X
2. PENINGKATAN KEBISINGAN X X X
3. HIDROLOGI (PENINGKATAN AIR LARIAN/
LIMPASAN AIR HUJAN)
X
4. PENURUNAN KUALITAS AIR X X X X X
5. EROSI X
6. AMBLESAN
7. KERUSAKAN SAWAH/TANAMAN X
8. GANGGUAN LALU LINTAS X
9. KEMACETAN LALU LINTAS X X
10. KERUSAKAN PRASARANA JALAN X X
11. GANGGUAN LALU LINTAS KERETA API X
II BIOLOGI
12. FLORA X X
13. FAUNA X X X X
14. BIOTA AIR X X X
III SOSEKBUD
15. KERESAHAN MASYARAKAT
X X
(GANGGUAN KAMTIBMAS)
16. KERESAHAN PEMILIK LAHAN
17. PENURUNAN PENDAPATAN (PENDUDUK, NELAYAN) X X X
18. PENINGKATAN AKTIFITAS EKONOMI LOKAL/
X
PENINGKATAN PENDAPATAN
19. GANGGUAN AKTIVITAS NELAYAN X
IV KESEHATAN
20. GANGGUAN KESEHATAN MASYARAKAT X X X
21. GANGGUAN KENYAMANAN MASYARAKAT X

10
OPERASI
EKSTRAKSI FRAKSIONASI PENGERAHAN

PENYALURAN NGL (TEKANAN &


KOMPONEN KEGIATAN TENAGA KERJA

PENGISIIAN ELPIJI KE KAPAL


KOROSI PIPA/DISPERSI GAS)
PEMISAHAN GAS (AIR BEKAS)

UNIT PROSES (PEMBUANGAN

UNIT PROSES (PEMBUANGAN

PENIMBUNAN ELPIJI (TANGKI


OPERASIONAL PERALATAN

OPERASIONAL PERALATAN
(LOKAL&PENDATANG)

PEMBANGKIT LISTRIK
(PEMBUANGAN GAS)

PELUANG KERJA/USAHA
CECERAN MINYAK

CECERAN MINYAK

LIMBAH DOMESTIK
INTERAKSI SOSIAL
MEKANIKAL

MEKANIKAL

(JETTY)
NO

TIMBUN)
GAS)

GAS)
KOMPONEN LINGKUNGAN

I FISIK - KIMIA
1. PENURUNAN KUALITAS UDARA (DEBU & GAS) X X X X
2. PENINGKATAN KEBISINGAN X X
3. HIDROLOGI (PENINGKATAN AIR LARIAN/
LIMPASAN AIR HUJAN)
4. PENURUNAN KUALITAS AIR X X X X
5. EROSI
6. AMBLESAN X
7. KERUSAKAN SAWAH/TANAMAN
8. GANGGUAN LALU LINTAS
9. KEMACETAN LALU LINTAS
10. KERUSAKAN PRASARANA JALAN
11. GANGGUAN LALU LINTAS KERETA API
II BIOLOGI
12. FLORA
13. FAUNA
14. BIOTA AIR X X X
III SOSEKBUD
15. KERESAHAN MASYARAKAT
X
(GANGGUAN KAMTIBMAS)
16. KERESAHAN PEMILIK LAHAN
17. PENURUNAN PENDAPATAN (PENDUDUK, NELAYAN) X
18. PENINGKATAN AKTIFITAS EKONOMI LOKAL/
X
PENINGKATAN PENDAPATAN
19. GANGGUAN AKTIVITAS NELAYAN X
IV KESEHATAN
20. GANGGUAN KESEHATAN MASYARAKAT X X X X
21. GANGGUAN KENYAMANAN MASYARAKAT X X

11
PASCA OPERASI
PEMBONGKARAN/PERAPIHAN

PENGGUNAAN LAHAN SESUAI TATA


RUANG (REKLAMASI, RESTORASI,
KOMPONEN KEGIATAN

PENGERAHAN TENAGA KERJA


LOKASI KEGIATAN

REHABILITASI/PENINGKATAN

PELEPASAN TENAGA KERJA


(PELUANG KERJA/USAHA)

(PENURUNAN PELUANG
KOMUNITAS VEGETASI)
TRANSPORTASI BAHAN
PEKERJAAN SIPIL DAN

KERJA/USAHA)
NO

MEKANIKAL

BEKAS
KOMPONEN LINGKUNGAN

I FISIK - KIMIA
1. PENURUNAN KUALITAS UDARA (DEBU & GAS) X X
2. PENINGKATAN KEBISINGAN X X
3. HIDROLOGI (PENINGKATAN AIR LARIAN/
LIMPASAN AIR HUJAN)
4. PENURUNAN KUALITAS AIR
5. EROSI
6. AMBLESAN
7. KERUSAKAN SAWAH/TANAMAN
8. GANGGUAN LALU LINTAS X
9. KEMACETAN LALU LINTAS
10. KERUSAKAN PRASARANA JALAN
11. GANGGUAN LALU LINTAS KERETA API
II BIOLOGI
12. FLORA X
13. FAUNA X
14. BIOTA AIR
III SOSEKBUD
15. KERESAHAN MASYARAKAT
(GANGGUAN KAMTIBMAS)
16. KERESAHAN PEMILIK LAHAN
17. PENURUNAN PENDAPATAN (PENDUDUK, NELAYAN) X
18. PENINGKATAN AKTIFITAS EKONOMI LOKAL/
X
PENINGKATAN PENDAPATAN
19. GANGGUAN AKTIVITAS NELAYAN
IV KESEHATAN
20. GANGGUAN KESEHATAN MASYARAKAT
21. GANGGUAN KENYAMANAN MASYARAKAT X X

12
Deskripsi
Rencana Kegiatan

Rona Lingkungan Hidup


Fisik, Kimia, Biologi
Sosekbud, Kes. Mas.
PRIORITAS
DAMPAK DAMPAK
DAMPAK PENTING PENTING
Kegiatan Lain POTENSIAL HIPOTETIK HIPOTETIK
di Sekitar Proyek
DAMPAK
POTENSIAL
Masukan, Tanggapan
dan Saran
Masyarakat

Identifikasi Evaluasi Klasifikasi &


Dampak Dampak Prioritas
Potensial Potensial

Gambar
Bagan Alir Proses Pelingkupan Dampak Penting Hipotetik
Rencana Pembangunan Kilang NGL dan Pemasangan Pipa NGL di Provinsi Sumatera Selatan

13
DAMPAK POTENSIAL DAMPAK PENTING HIPOTETIK PRIORITAS DAMPAK PENTNG HIPOTETIK
KOMPONEN LINGKUNGAN SUMBER DAMPAK KOMPONEN LINGKUNGAN SUMBER DAMPAK KOMPONEN LINGKUNGAN SUMBER DAMPAK
TAHAP PRA KONSTRUKSI TAHAP PRA KONSTRUKSI TAHAP PRA KONSTRUKSI
- KERESAHAN MASYARAKAT  SIGI LAPANGAN (ISU SOSIAL) (-)  SIGI LAPANGAN 1 - KERESAHAN PEMILIK LAHAN 1  PEMBEBASAN LAHAN di Prabumulih
- KERESAHAN PEMILIK LAHAN  PEMBEBASAN LAHAN di Prabumulih - KERESAHAN PEMILIK LAHAN  PEMBEBASAN LAHAN di Prabumulih (KESESUAIAN GANTI RUGI)
(KESESUAIAN GANTI RUGI) (KESESUAIAN GANTI RUGI)
TAHAP KONSTRUKSI TAHAP KONSTRUKSI TAHAP KONSTRUKSI
 MOBILISASI ALAT DAN BAHAN  MOBILISASI ALAT DAN BAHAN 1 - PENURUNAN KUALITAS UDARA (DEBU) 1  MOBILISASI ALAT & BAHAN
- PENURUNAN KUALITAS UDARA (DEBU) (PENINGKATAN VOLUME LALU - PENURUNAN KUALITAS UDARA (DEBU) (PENINGKATAN VOLUME LALU - PENINGKATAN KEBISINGAN
(PENINGKATAN VOLUME LALU LINTAS)
DESKRIPSI RENCANA - GANGGUAN KESEHATAN MASYARAKAT LINTAS) - GANGGUAN KESEHATAN MASYARAKAT LINTAS)
KEGIATAN - FLORA - FLORA
- FAUNA - (-) 2 - HIDROLOGI (PENINGKATAN AIR LARIAN/ 2  PEMATANGAN LAHAN
- PENINGKATAN KEBISINGAN - PENINGKATAN KEBISINGAN LIMPASAN AIR HUJAN) (PENGUPASAN DAN PERATAAN
- GANGGUAN KENYAMANAN PENDUDUK - GANGGUAN KENYAMANAN PENDUDUK TANAH)
- KERUSAKAN PRASARANA JALAN - KERUSAKAN PRASARANA JALAN - GANGGUAN KESEHATAN MASYARAKAT  MOBILISASI ALAT & BAHAN
- KEMACETAN LALU LINTAS - KEMACETAN LALU LINTAS (PENINGKATAN VOLUME LALU
 PEMATANGAN LAHAN  PEMATANGAN LAHAN LINTAS/PENURUNAN KUALITAS
- FLORA  PENEBANGAN VEGETASI - (-)  PENEBANGAN VEGETASI UDARA (DEBU))
RONA LINGKUNGAN - FAUNA (KERUSAKAN HABITAT) - (-) (KERUSAKAN HABITAT)  PENGERAHAN TENAGA KERJA
HIDUP - HIDROLOGI (PENINGKATAN AIR LARIAN/  PENGUPASAN DAN PERATAAN - HIDROLOGI (PENINGKATAN AIR LARIAN/  PENGUPASAN DAN PERATAAN LOKAL & PENDATANG (LIMBAH
 FISIK - KIMIA LIMPASAN AIR HUJAN) TANAH LIMPASAN AIR HUJAN) TANAH DOMESTIK - PENURUNAN KUALITAS
 BIOLOGI - EROSI - (-) AIR)
 SOSEKBUD - PENURUNAN KUALITAS AIR - (-) - GANGGUAN KENYAMANAN MASYARAKAT  MOBILISASI ALAT & BAHAN
 KESMAS - PENURUNAN KUALITAS UDARA - (-) (PENINGKATAN VOLUME LALU
- GANGGUAN KESEHATAN MASYARAKAT - (-) LINTAS/PENINGKATAN KEBISINGAN)
- PENINGKATAN KEBISINGAN - (-)
- FAUNA - (-) 3 - PENURUNAN KUALITAS AIR 3  PEMASANGAN PIPA (PERLINTASAN
SUNGAI)
 KONSTRUKSI BANGUNAN UTAMA/  KONSTRUKSI BANGUNAN UTAMA/  PENGERAHAN TENAGA KERJA
- PENINGKATAN KEBISINGAN (KILANG) - (-) (KILANG) LOKAL & PENDATANG (LIMBAH
- FAUNA - (-) DOMESTIK)
KEGIATAN LAIN
 PEMASANGAN PIPA  PEMASANGAN PIPA - BIOTA AIR  PEMASANGAN PIPA (PERLINTASAN
- PENURUNAN KUALITAS UDARA  PENGGALIAN & PENGURUGAN - (-)  PENGGALIAN & PENGURUGAN SUNGAI)
- PENURUNAN KUALITAS AIR/BIOTA AIR TANAH - (-) TANAH
- KERESAHAN MASYARAKAT (GANGGUAN  PEMBONGKARAN PAGAR/ - (-)  PEMBONGKARAN PAGAR/ 4 - KEMACETAN LALU LINTAS 4  MOBILISASI ALAT & BAHAN
KAMTIBMAS) BANGUNAN BANGUNAN (PENINGKATAN VOLUME LALU
- KERUSAKAN SAWAH/TANAMAN  OPERASIONAL ALAT BERAT - (-)  OPERASIONAL ALAT BERAT LINTAS)
- PENURUNAN PENDAPATAN PENDUDUK - (-) - KERUSAKAN PRASARANA JALAN  MOBILISASI ALAT & BAHAN
- GANGGUAN LALU LINTAS  PERLINTASAN JALAN RAYA - (-)  PERLINTASAN JALAN RAYA (PENINGKATAN VOLUME LALU
- KEMACETAN LALU LINTAS LINTAS)
MASUKAN, TANGGAPAN & - KERUSAKAN PRASARANA JALAN - (-) - FLORA  MOBILISASI ALAT & BAHAN
SARAN MASYARAKAT - GANGGUAN LALU LINTAS KERETA API  PERLINTASAN KERETA API - (-)  PERLINTASAN KERETA API (PENINGKATAN VOLUME LALU
- PENURUNAN KUALITAS AIR/BIOTA AIR  PERLINTASAN SUNGAI - PENURUNAN KUALITAS AIR/BIOTA AIR  PERLINTASAN SUNGAI LINTAS- PENURUNAN KUALITAS
- PENURUNAN KUALITAS AIR/BIOTA AIR  UJI HIDROSTATIS - (-)  UJI HIDROSTATIS UDARA (DEBU))
 REHABILITASI JETTY  REHABILITASI JETTY - KERESAHAN MASYARAKAT (GANGGUAN  PENGERAHAN TENAGA KERJA
- GANGGUAN AKTIVITAS NELAYAN - (-) KAMTIBMAS) LOKAL & PENDATANG (INTERAKSI
- PENURUNAN PENDAPATAN NELAYAN - (-) SOSIAL)
EVALUASI DAMPAK POTENSIAL
IDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL

 PENGERAHAN TENAGA KERJA  PENGERAHAN TENAGA KERJA

KLASIFIKASI & PRIORITAS


LOKAL & PENDATANG LOKAL & PENDATANG
- PENINGKATAN AKTIVITAS EKONOMI  PELUANG KERJA/USAHA - (-)  PELUANG KERJA/USAHA
LOKAL
- GANGGUAN KAMTIBMAS  INTERAKSI SOSIAL - GANGGUAN KAMTIBMAS  INTERAKSI SOSIAL
- PENURUNAN KUALITAS AIR/GANGGUAN  LIMBAH DOMESTIK - PENURUNAN KUALITAS AIR/GANGGUAN  LIMBAH DOMESTIK
KESEHATAN MASYARAKAT KESEHATAN MASYARAKAT
 PENGURANGAN TENAGA KERJA  PENGURANGAN TENAGA KERJA
- PENURUNAN PELUANG KERJA/USAHA (LOKAL & PENDATANG) - (-) (LOKAL & PENDATANG)
- PENURUNAN PENDAPATAN PENDUDUK - (-)
KETERANGAN : ( - ) DAMPAK HIPOTETIK TIDAK PENTING

GAMBAR 2.60
BAGAN ALIR PROSES PELINGKUPAN DAMPAK PENTING HIPOTETIK TAHAP PRA KONSTRUKSI & KONSTRUKSI
RENCANA PEMBANGUNAN KILANG NGL DAN PEMASANGAN PIPA NGL DI PROVINSI SUMATERA SELATAN

14
DAMPAK POTENSIAL DAMPAK PENTING HIPOTETIK
KOMPONEN LINGKUNGAN SUMBER DAMPAK KOMPONEN LINGKUNGAN SUMBER DAMPAK
TAHAP PRA KONSTRUKSI TAHAP PRA KONSTRUKSI
- KERESAHAN MASYARAKAT  SIGI LAPANGAN (ISU SOSIAL) (-)  SIGI LAPANGAN
- KERESAHAN PEMILIK LAHAN  PEMBEBASAN LAHAN di Prabumulih - KERESAHAN PEMILIK LAHAN  PEMBEBASAN LAHAN di Prabumulih
(KESESUAIAN GANTI RUGI) (KESESUAIAN GANTI RUGI)

15
DAMPAK POTENSIAL DAMPAK PENTING HIPOTETIK
KOMPONEN LINGKUNGAN SUMBER DAMPAK KOMPONEN LINGKUNGAN SUMBER DAMPAK
TAHAP KONSTRUKSI TAHAP KONSTRUKSI
 PEMASANGAN PIPA  PEMASANGAN PIPA
- PENURUNAN KUALITAS UDARA  PENGGALIAN & PENGURUGAN - (-)  PENGGALIAN & PENGURUGAN
- PENURUNAN KUALITAS AIR/BIOTA AIR TANAH - (-) TANAH
- KERESAHAN MASYARAKAT (GANGGUAN  PEMBONGKARAN PAGAR/ - (-)  PEMBONGKARAN PAGAR/
KAMTIBMAS) BANGUNAN BANGUNAN
- KERUSAKAN SAWAH/TANAMAN  OPERASIONAL ALAT BERAT - (-)  OPERASIONAL ALAT BERAT
- PENURUNAN PENDAPATAN PENDUDUK - (-)
- GANGGUAN LALU LINTAS  PERLINTASAN JALAN RAYA - (-)  PERLINTASAN JALAN RAYA
- KEMACETAN LALU LINTAS
- KERUSAKAN PRASARANA JALAN - (-)
- GANGGUAN LALU LINTAS KERETA API  PERLINTASAN KERETA API - (-)  PERLINTASAN KERETA API
- PENURUNAN KUALITAS AIR/BIOTA AIR  PERLINTASAN SUNGAI - PENURUNAN KUALITAS AIR/BIOTA AIR  PERLINTASAN SUNGAI
- PENURUNAN KUALITAS AIR/BIOTA AIR  UJI HIDROSTATIS - (-)  UJI HIDROSTATIS
 REHABILITASI JETTY  REHABILITASI JETTY
- GANGGUAN AKTIVITAS NELAYAN - (-)
- PENURUNAN PENDAPATAN NELAYAN - (-)
 PENGERAHAN TENAGA KERJA EVALUASI DAMPAK POTENSIAL  PENGERAHAN TENAGA KERJA

KLASIFIKASI & PRIORITAS


LOKAL & PENDATANG LOKAL & PENDATANG
- PENINGKATAN AKTIVITAS EKONOMI  PELUANG KERJA/USAHA - (-)  PELUANG KERJA/USAHA
LOKAL
- GANGGUAN KAMTIBMAS  INTERAKSI SOSIAL - GANGGUAN KAMTIBMAS  INTERAKSI SOSIAL
- PENURUNAN KUALITAS AIR/GANGGUAN  LIMBAH DOMESTIK - PENURUNAN KUALITAS AIR/GANGGUAN  LIMBAH DOMESTIK
KESEHATAN MASYARAKAT KESEHATAN MASYARAKAT
 PENGURANGAN TENAGA KERJA  PENGURANGAN TENAGA KERJA
- PENURUNAN PELUANG KERJA/USAHA (LOKAL & PENDATANG) - (-) (LOKAL & PENDATANG)
- PENURUNAN PENDAPATAN PENDUDUK - (-)
KETERANGAN : ( - ) DAMPAK HIPOTETIK TIDAK PENTING

16
DAMPAK POTENSIAL DAMPAK PENTING HIPOTETIK
KOMPONEN LINGKUNGAN SUMBER DAMPAK KOMPONEN LINGKUNGAN SUMBER DAMPAK
TAHAP OPERASI TAHAP OPERASI
 EKSTRAKSI  EKSTRAKSI
- PENURUNAN KUALITAS AIR  PEMISAHAN GAS (AIR BEKAS) - PENURUNAN KUALITAS AIR  PEMISAHAN GAS (AIR BEKAS)
- BIOTA AIR  CECERAN MINYAK - BIOTA AIR  CECERAN MINYAK
- PENURUNAN KUALITAS UDARA (GAS)  UNIT PROSES (PEMBUANGAN - PENURUNAN KUALITAS UDARA (GAS)  UNIT PROSES PEMBUANGAN
- GANGGUAN KESEHATAN MASYARAKAT GAS) - GANGGUAN KESEHATAN MASYARAKAT GAS)
- PENURUNAN KUALITAS UDARA (GAS)  PEMBANGKIT LISTRIK - (-)  PEMBANGKIT LISTRIK
- GANGGUAN KESEHATAN MASYARAKAT (PEMBUANGAN GAS) - (-) (PEMBUANGAN GAS)
- PENINGKATAN KEBISINGAN  OPERASIONAL PERALATAN - PENINGKATAN KEBISINGAN  OPERASIONAL PERALATAN
- GANGGUAN KENYAMANAN MASYARAKAT MEKANIKAL - GANGGUAN KENYAMANAN PENDUDUK MEKANIKAL
 FRAKSIONASI  FRAKSIONASI
- PENINGKATAN KEBISINGAN  OPERASIONAL PERALATAN - (-)  OPERASIONAL PERALATAN
- GANGGUAN KENYAMANAN MASYARAKAT MEKANIKAL - (-) MEKANIKAL

EVALUASI DAMPAK POTENSIAL


- PENURUNAN KUALITAS UDARA (GAS)  UNIT PROSES (PEMBUANGAN - PENURUNAN KUALITAS UDARA (GAS)  UNIT PROSES PEMBUANGAN

KLASIFIKASI & PRIORITAS


- GANGGUAN KESEHATAN MASYARAKAT GAS) - GANGGUAN KESEHATAN MASYARAKAT GAS)
- AMBLESAN  PENIMBUNAN ELPIJI (TANKI - (-)  PENIMBUNAN ELPIJI (TANKI
TIMBUN) TIMBUN)
- PENURUNAN KUALITAS AIR  CECERAN MINYAK - PENURUNAN KUALITAS AIR  CECERAN MINYAK
- BIOTA AIR - BIOTA AIR
- PENURUNAN KUALITAS UDARA (GAS)  PENYALURAN GAS (TEKANAN & - (-)  PENYALURAN GAS (TEKANAN &
KOROSI PIPA/DISPERSI GAS) KOROSI PIPA/DISPERSI GAS)
 PENGISIAN ELPIJI KE KAPAL (JETTY)  PENGISIAN ELPIJI KE KAPAL (JETTY)
- GANGGUAN AKTIVITAS NELAYAN - (-)
- PENURUNAN PENDAPATAN NELAYAN - (-)
 PENGERAHAN TENAGA KERJA  PENGERAHAN TENAGA KERJA
LOKAL & PENDATANG LOKAL & PENDATANG
- PENINGKATAN AKTIVITAS EKONOMI  PELUANG KERJA/USAHA - PENINGKATAN AKTIVITAS EKONOMI  PELUANG KERJA/USAHA
LOKAL LOKAL
- GANGGUAN KAMTIBMAS  INTERAKSI SOSIAL - GANGGUAN KAMTIBMAS  INTERAKSI SOSIAL
- PENURUNAN KUALITAS AIR  LIMBAH DOMESTIK - PENURUNAN KUALITAS AIR  LIMBAH DOMESTIK
- GANGGUAN KESEHATAN MASYARAKAT - GANGGUAN KESEHATAN MASYARAKAT

17
DAMPAK POTENSIAL DAMPAK PENTING HIPOTETIK
KOMPONEN LINGKUNGAN SUMBER DAMPAK KOMPONEN LINGKUNGAN SUMBER DAMPAK
TAHAP PASCA OPERASI TAHAP PASCA OPERASI
 PEMBONGKARAN/PERAPIHAN  PEMBONGKARAN / PERAPIHAN
LOKASI KEGIATAN LOKASI KEGIATAN
- PENURUNAN KUALITAS UDARA  PEKERJAAN SIPIL & MEKANIKAL - (-)  PEKERJAAN SIPIL & MEKANIKAL
- PENINGKATAN KEBISINGAN - (-)
- GANGGUAN KENYAMANAN MASYARAKAT - (-)
- PENURUNAN KUALITAS UDARA  TRANSPORTASI BAHAN BEKAS - (-)  TRANSPORTASI BAHAN BEKAS
- PENINGKATAN KEBISINGAN - (-)
- GANGGUAN KENYAMANAN MASYARAKAT - (-)
- GANGGUAN LALU LINTAS - (-)
 PENGGUNAAN LAHAN SESUAI TATA  PENGGUNAAN LAHAN SESUAI TATA

EVALUASI DAMPAK POTENSIAL


RUANG (REKLAMASI, RESTORASI, RUANG (REKLAMASI, RESTORASI,

KLASIFIKASI & PRIORITAS


- FLORA REHABILITASI/PENINGKATAN - (-) REHABILITASI/PENINGKATAN
- FAUNA KOMUNITAS VEGETASI) - (-) KOMUNITAS VEGETASI)
 PENGERAHAN TENAGA KERJA  PENGERAHAN TENAGA KERJA
(PELUANG KERJA/USAHA)
- PENINGKATAN PENDAPATAN - (-)
 PELEPASAN TENAGA KERJA  PELEPASAN TENAGA KERJA
(PENURUNAN PELUANG KERJA / (PENURUNAN PELUANG KERJA /
- PENURUNAN PENDAPATAN PENDUDUK USAHA) - PENURUNAN PENDAPATAN PENDUDUK USAHA)

KETERANGAN : ( - ) DAMPAK HIPOTETIK TIDAK PENTING

18
PRIORITAS DAMPAK PENTNG HIPOTETIK
KOMPONEN LINGKUNGAN SUMBER DAMPAK
TAHAP PRA KONSTRUKSI
1 - KERESAHAN PEMILIK LAHAN 1  PEMBEBASAN LAHAN di Prabumulih
(KESESUAIAN GANTI RUGI)

TAHAP KONSTRUKSI
1 - PENURUNAN KUALITAS UDARA (DEBU) 1  MOBILISASI ALAT & BAHAN
- PENINGKATAN KEBISINGAN
(PENINGKATAN VOLUME LALU LINTAS)

2 - HIDROLOGI (PENINGKATAN AIR LARIAN/ 2  PEMATANGAN LAHAN


LIMPASAN AIR HUJAN) (PENGUPASAN DAN PERATAAN
TANAH)
- GANGGUAN KESEHATAN MASYARAKAT  MOBILISASI ALAT & BAHAN
(PENINGKATAN VOLUME LALU
LINTAS/PENURUNAN KUALITAS
UDARA (DEBU))
 PENGERAHAN TENAGA KERJA
LOKAL & PENDATANG (LIMBAH
DOMESTIK - PENURUNAN KUALITAS
AIR)
- GANGGUAN KENYAMANAN MASYARAKAT  MOBILISASI ALAT & BAHAN
(PENINGKATAN VOLUME LALU
LINTAS/PENINGKATAN KEBISINGAN)

3 - PENURUNAN KUALITAS AIR 3  PEMASANGAN PIPA (PERLINTASAN


SUNGAI)
 PENGERAHAN TENAGA KERJA
LOKAL & PENDATANG (LIMBAH
DOMESTIK)
- BIOTA AIR  PEMASANGAN PIPA (PERLINTASAN
SUNGAI)

4 - KEMACETAN LALU LINTAS 4  MOBILISASI ALAT & BAHAN


(PENINGKATAN VOLUME LALU
LINTAS)
- KERUSAKAN PRASARANA JALAN  MOBILISASI ALAT & BAHAN
(PENINGKATAN VOLUME LALU
LINTAS)
- FLORA  MOBILISASI ALAT & BAHAN
(PENINGKATAN VOLUME LALU
LINTAS- PENURUNAN KUALITAS
UDARA (DEBU))
- KERESAHAN MASYARAKAT (GANGGUAN  PENGERAHAN TENAGA KERJA
KAMTIBMAS) LOKAL & PENDATANG (INTERAKSI
SOSIAL)
19
- Kemukakan dalam bentuk Tabel

Evaluasi
Dampak Potensial

- Semua dampak yang teridentifikasi


pada setiap tahapan kegiatan
(tahap pra konstruksi, konstruksi, operasi,
dan pasca operasi), di Evaluasi tingkat
kepentingan dampaknya

20
- Jelaskan mengapa suatu kegiatan
akan berdampak penting hipotetik
atau
tidak berdampak penting hipotetik.
Tingkat kepentingan dampak sangat
tergantung dari kondisi rona awal
di wilayah studi, mis. pada rencana
lokasi usaha /kegiatan ditemukan
Evaluasi
Dampak Potensial flora dan atau fauna langka yang
dilindungi, maka diprakirakan
kegiatantersebut akan menimbulkan
dampak penting hipotetik

- Metoda Evaluasi dampak potensial dapat dilakukan berdasarkan


pertimbangan profesional (professional judgement), pengalaman
dari studi2 terdahulu yang sejenis, dll

21
Evaluasi Dampak Potensial

Dampak Evaluasi
Kegiatan DPH
Potensial Dampak Potensial
Tahap Pra Konstruksi

Pembebasan Keresahan Dari survey awal / pendahuluan akan Keresahan


lahan masyarakat dapat teridentifikasi persepsi pendu – masyarakat
duk terhadap rencana proyek.
Demikian pula terhadap lahan2 yang
akan dibebaskan, apakah tanah adat,
tanah subur yang produktif yang
menjadi andalan sumber mata penca –
harian penduduk, dsb.
Manakala saudara memprakirakan
akan dijumpai “kesulitan” dalam
membebaskan lahan maka saudara
dapat mengambil kesimpulan bahwa
kegiatan pembebasan lahan akan
berdampak penting hipotetik terhadap
keresaham pemilik lahan

22
Kegiatan Dampak Evaluasi DPH
Potensial Dampak Potensial

Tahap Konstruksi

Mobilisasi Penurunan Saudara dapat mengevaluasi dampak Penurunan


Peralatan dan Kualitas potensial hipotetik dari transportasi Kualitas
Material Udara kendaraan proyek terhadap penuru- Udara
an kualitas udara ditinjau dari :
- prakiraan volume kendaraan
- kondisi badan jalan
- kepadatan penduduk yang dilalui
kendaraan proyek,
- dll

Tahap Operasi

Operasional Peningkatan Mengingat pemrakarsa sudah me – -----


Turbin Intensitas rencanakan akan mengisolasi turbin
kebisingan di tempat tertutup, maka perambatan
bising sudah dapat ditanggulangi.

Tahap Pasca Operasi

... dst

23
Perbandingan

Bagan Alir Pelingkupan

24
Skema Proses Pelingkupan

Dampak Penting
Hasil
AMDAL
Sosialisasi
Terdahulu

Rencana
Kegiatan
Identifikasi Evaluasi Dampak Klasifikasi Dampak
Dampak
Dampak Dampak Penting dan Penting
Rona Potensial
Potensial Potensial Hipotetik Prioritas Hipotetik
Lingkungan

Kegiatan
Sekitar Brain
Matrik Storming

25
RENCANA KEGIATAN
Gambar Bagan Alir Pelingkupan
Tahap Prakonstruksi

1. Sigi Lapangan
2. Persiapan Perekrutan Tenaga Kerja Konstruksi
Tahap Konstruksi

1. Pemakaian Tenaga Kerja Konstruksi


2. Mobilisasi peralatan dan material
3. Pematangan lahan KONSULTASI
4. Pembangunan Gedung Pembangkit PUBLIK
5. Pembangunan jetty
6. Perpanjangan Breakwater Kolam Pelabuhan Hasil Pemantauan
7. Persiapan Perekrutan Tenaga Kerja Operasi Lingkungan
Tahap Operasional DAMPAK POTENSIAL

1. Pemakaian Tenaga Kerja Operasi Tahap Prakonstruksi


2. Transportasi Batubara
3. Penimbunan Batubara 1. Protes Sosial
4. Operasi Peralatan 2. Penyerapan Tenaga Kerja
5. Pembakaran Batubara & Keberadaan Cerobong Tahap Konstruksi
6. Pengolahan Limbah Cair Campuran DAMPAK PENTING HIPOTETIK PRIORITAS DAMPAK PENTING HIPOTETIK
7. Pembuangan Air Bahang 1. Penurunan Kualitas Udara
8. Penangan Sampah 2. Peningkatan Kebisingan a. Tahap Prakonstruksi a. Tahap Prakonstruksi
9. Pengolahan Limbah B-3 3. Penurunan Kualitas Air Permukaan 1) Penyerapan Tenaga Kerja 1) Penyerapan Tenaga Kerja
4. Penurunan Kualitas Air Laut b. Tahap Konstruksi b. Tahap Konstruksi
10. Keberadaan Breakwater Kolam Pelabuhan Identifikasi 5. Erosi 1) Penurunan Kualitas Udara 1) Penyerapan Tenaga Kerja
11. Pengerukan Rutin 2) Peningkatan Kebisingan 2) Peningkatan Peluang Berusaha
6. Gangguan Lalu Lintas Darat
Dampak potensial 7. Gangguan pada Flora 3) Penurunan Kualitas Air Laut 3) Peningkatan Pendapatan
KOMPONEN LINGKUNGAN 8. Gangguan pada Fauna 4) Gangguan Lalulintas Darat 4) Perubahan Pola Penangkapan Ikan
9. Gangguan pada Biota Air 5) Gangguan pada Flora 5) Perubahan Pendapatan Nelayan
Fisik – Kimia 10. Protes Sisal 6) Gangguan pada Biota Air 6) Penurunan Kualitas Udara
11. Penyerapan Tenaga Kerja 7) Protes Sosial 7) Peningkatan Kebisingan
12. Peningkatan Peluang Berusaha 8) Penyerapan Tenaga Kerja Klasifikasi 8) Penurunan Kualitas Air Laut
Evaluasi
1. Iklim 9) Peningkatan Peluang Berusaha 9) Gangguan pada Flora
13. Perubahan Pendapatan
2. Kualitas udara 14. Perubahan Pola Jalur Penangkapan Ikan 10) Perubahan Pendapatan & Prioritas 10) Gangguan pada Biota Air
3. Tingkat Kebauan Dampak
15. Perubahan Pendapatan Nelayan 11) Perubahan Pola Jalur Penangkapan Ikan 11) Gangguan Kenyamanan Masyarakat
4. Kebisingan 16. Gangguan Kenyamanan Masyarakat 12) Perubahan Pendapatan Nelayan 12) Gangguan Lalulintas Darat
5. Fisiografi 17. Gangguan Kesehatan Potensial 13) Gangguan Kenyamanan Masyarakat 13) Protes Sosial
6. Geologi Tahap Operasional 14) Gangguan Kesehatan 14) Gangguan Kesehatan Masyarakat
7. Air permukaan c. Tahap Operasional c. Tahap Operasional
1) Penurunan Kualitas Udara 1) Penurunan Kualitas Udara
8. Air tanah 1. Penurunan Kualitas Udara
2) Peningkatan Kebauan 2) Perubahan Pola Penangkapan Ikan
9. Air Laut 2. Peningkatan Kebauan
3) Peningkatan Kebisingan 3) Perbuahan Pendapatan Nelayan
10. Oceanografi 3. Peningkatan Kebisingan
4) Penurunan Kualitas Air Permukaan 4) Peningkatan Penyerapan Tenaga Kerja
Tata Ruang dan Transportasi 4. Penurunan Kualitas Air Permukaan
5) Penurunan Kualitas Air Tanah 5) Peluang Berusaha
5. Penurunan Kualitas Air Tanah
1. Tata guna lahan 6) Penurunan Kualitas Air Laut 6) Peningkatan Pendapatan
6. Penurunan Kualitas Air Laut
2. Transportasi Darat 7) Abrasi dan Sedimentasi 7) Penurunan Kualitas Air Permukaan
HASIL 7. Abrasi dan Sedimentasi
3. Transportasi Laut 8) Gangguan Pada Flora 8) Penurunan Kualitas Air Laut
PEMANTAUAN 8. Gangguan Keselamatan Penerbangan
Biologi 9) Gangguan Pada Biota Air 9) Abrasi dan Sedimentasi
KEGIATAN PLTU 9. Gangguan Lalulintas Laut
10) Protes Sosial 10) Gangguan Kenyamanan Masyarakat
10. Gangguan Pada Flora
EKSISTING 11) Penyerapan Tenaga Kerja 11) Peningkatan Kebisingan
1. Flora 11. Gangguan Pada Fauna
12) Peningkatan Peluang Berusaha 12) Perubahan Produktivitas Pertanian
2. Fauna 12. Gangguan Pada Biota Air Metode
13) Perubahan Pendapatan 13) Protes Sosial
3. Biota Air 13. Protes Sosial
Metode Brain 14) Gangguan Pola Jalur Penangkapan Ikan 14) Gangguan Kesehatan Masyarakat
14. Penyerapan Tenaga Kerja Brain
Sosial, Ekonomi Budaya 15) Perubahan Pendapatan Nelayan 15) Gangguan Pada Biota Air
15. Peningkatan Peluang Berusaha
16) Gangguan Kenyamanan Masyarakat 16) Gangguan Pada Flora
16. Perubahan Pendapatan Stoming
1. Peluang Kerja dan peluang usaha 17) Gangguan Kesehatan Stoming 17) Peningkatan Kebauan
17. Perubahan Pola Jalur Penangkapan Ikan
2. Sikap masyarakat 18. Perubahan Pendapatan Nelayan
26
Permen LH no 16 tahun 2012
Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup

1. Dokumen Kerangka Acuan Andal


2. Dokumen Andal
3. Dokumen RKL-RPL
4. Dokumen UKL-UPL
5. Dokumen SPPL

Permen LH sebelumnya
Pedoman Penyusunan Dokumen Amdal

1. Dokumen Kerangka Acuan Andal


2. Dokumen Andal
3. Dokumen RKL-RPL

27
Pedoman Penyusunan Dokumen
Lingkungan Hidup

Permen LH no. 16 tahun 2012

28
KERANGKA ACUAN ANDAL
KA ANDAL

29
Dasar Pertimbangan Penyusunan KA - ANDAL

Dasar Pertimbangan Penyusunan KA-ANDAL


1. Keanekaragaman
Lingkungan Hidup

Rencana Usaha Rona Lingkungan Hidup


dan/atau Kegiatan
Sangat Beragam
Sangat Beragam

Berbeda Menurut
Dapat Berupa Letak Geografi, Keanekaragaman
Keragaman Bentuk, Faktor Lingkungan Hidup,
Ukuran, Tujuan, Sasaran Pengaruh Manusia,
dan sebagainya

Tata Kaitannya
antara Keduanya
akan sangat bervariasi

Kemungkinan Timbulnya
Dampak Lingkungan
Akan Berbeda-beda

KA Memberi Arahan

Komponen-komponen
Komponen-komponen
Lingkungan Manakah
Rencana Usaha/Kegiatan
yang Perlu Diamati
yang Harus Ditelaah
Selama Menyusun ANDAL

30
2. Keterbatasan Sumber Daya
waktu, tenaga, metoda.

3. Efisiensi
Pengumpulan data dan informasi pada faktor2
yang berkaitan langsung (relevan)

4. Proses Pelingkupan
Melalui proses ini dapat dihasilkan :
- dampak penting hipotetik
- batas wilayah studi amdal
- batas waktu kajian

31
Kerangka Acuan
Tujuan Penyusunan KA
a. merumuskan lingkup dan kedalaman studi Andal
b. mengarahkan studi Andal agar berjalan secara efektif dan efisien
sesuai dengan biaya, tenaga, dan waktu yang tersedia

Fungsi dokumen KA
a. Sebagai rujukan penting bagi pemrakarsa, penyusun dokumen Amdal,
instansi yang membidangi rencana usaha / kegiatan, instansi LH, serta
tim teknis Komisi Penilai Amdal tentang lingkup dan kedalaman studi
Andal yang akan dilakukan
b. Sebagai salah satu bahan rujukan bagi penilai dokumen Andal untuk
mengevaluasi hasil studi Andal

32
Muatan Dokumen KA

I. Pendahuluan
II. Pelingkupan
III.Metoda Studi
IV. Daftar Pustaka
V. Lampiran

33
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
a. justifikasi dilaksanakannya rencana usaha / kegiatan, termasuk
penjelasan mengenai persetujuan prinsip yang menyatakan bahwa
jenis usaha / kegiatan tsb secara prinsip dapat dilakukan (bukti
formal atas persetujuan prinsip tsb wajib dilampirkan)

Mis. Rencana Pembangunan PLTP


Uraikan :
- Kebutuhan energi listrik yang mendesak
- Di lokasi ini terdapat cadangan panas bumi sebesar ...
- Sejalan dengan program pemerintah untuk melakukan
diversifikasi energi
- dst

Telah memperoleh persetujuan prinsip dari ..... berdasarkan SK nomor


..... seperti terlihat pada lampiran ....

34
b. alasan mengapa rencana usaha / kegiatan ini wajib memiliki Amdal
dan pendekatan studi yang digunakan (tunggal, terpadu, atau
kawasan).

Contoh : rencana usaha/ kegiatan tercantum pada permen LH


no ... tentang ... , lampiran I, atau
berbatasan langsung dengan taman nasional .....
pendekatan studi yang digunakan adalah amdal
tunggal dengan pertimbangan ......

c. alasan mengapa rencana usaha / kegiatan ini dinilai oleh KPA pusat,
provinsi, atau kabupaten / kota.

Contoh : Amdal ini dinilai oleh KPA Pusat mengingat rencana usaha/
kegiatan bersifat strategis dan tapak proyek berlokasi di
lebih dari 1 (satu) wilayah provinsi.

35
2. Tujuan dan Manfaat Rencana Usaha / Kegiatan
- Tujuan
- Manfaat

Tujuan, --- > dimulai dengan kata kerja

mis : - mengurangi subsidi BBM untuk sektor kelistrikan


- meningkatkan kapasitas terpasang di ....
- memanfaatkan sumber daya panas bumi di dataran tinggi ....
- dsb

Manfaat, ... > dimulai dengan kata benda (atau lainnya selain kata
kerja)

mis : - dapat memicu pertumbuhan ekonomi setempat


- sebagai sarana untuk membuka lapangan pekerjaan
- dsb

36
3. Pelaksanaan Studi
a. Pemrakarsa dan Penanggung Jawab Rencana Usaha / Kegiatan
- Pemrakarsa : nama dan alamat lengkap
instansi / perusahaan
- Penanggung Jawab : nama dan alamat lengkap
penanggung jawab usaha / kegiatan

Contoh :
Pemrakarsa proyek Rencana Pembangunan Kilang NGL
dan Pemasangan Pipa NGL di Sumatera Selatan adalah
PT. Baheula, dengan :
Penanggung Jawab : Mubarak Mubazoro
Jabatan : Managing Director
Alamat : Jl. ................., Jakarta
Telp. …………..; Fax ………..

37
4. Pelaksana Studi Amdal
Terlebih dahulu jelaskan, apakah penyusunan
dokumen Amdal dilakukan
▪ sendiri (pemrakarsa), atau
▪ meminta bantuan pihak lain
harus dicantumkan, apakah penyusun Amdal
- perorangan, atau
- lembaga penyedia jasa

38
Apabila pemrakarsa menggunakan
jasa penyusun perorangan, maka
pemrakarsa wajib menerbitkan
Keputusan Pembentukan Tim
Pelaksana Studi Amdal

Pelaksana
Studi Amdal
Tanda bukti keputusan pembentukan tim
pelaksana studi amdal, wajib di lampirkan

Tanda bukti registrasi penyusun perorangan

(ketua tim & 2 orang anggauta tim yang


ter-registrasi), wajib dilampirkan

39
Apabila pemrakarsa menggunakan
penyedia jasa penyusun dokumen amdal
- cantumkan nama & alamat lengkap institusi /
perusahaan (tanda bukti registrasi
kompetensi wajib dilampirkan)
Pelaksana
Studi Amdal

- cantumkan nama & alamat lengkap


. penanggung jawab penyusun amdal
. nama tim penyusun amdal
(ketua dan anggauta tim)
. (tanda bukti registrasi kompetensi
ketua tim dan 2 orang (minimal)
anggauta tim, wajib dilampirkan)

40
Penyusun Studi AMDAL
Penyusun : PT. Ayeuna

Alamat : Jl. ……………. Bandung


Telp. …………………; Fax. ……………….

Susunan Tim Studi :

1. Ketua Tim : Dr. A

2. Ahli Teknik Kimia/Proses : Dr. B

3. Ahli Mekanikal/Perpipaan : Ir. C

4. Ahli Kualitas Udara & Kebisingan : Drs. D, M.Si.

5. Ahli Hidrologi dan Kualitas Air : Ir. E, M.Sc.

6. Ahli Ruang, Lahan dan Transportasi : Ir. F, MT.

7. Ahli Geologi : G, DUC.

8. Ahli Biologi : Drs. H.

9. Ahli Sosial Ekonomi dan Budaya : Drs. I, MS.

10. Ahli Kesehatan Masyarakat : J, SKM.

41
42
43
44
45
Biodata dan surat pernyataan bahwa :
personil yang bersangkutan benar benar melakukan
Penyusunan dan ditanda tangani diatas meterai
wajib dilampirkan

II. Pelingkupan
a. Deskripsi Rencana Usaha dan /atau Kegiatan yang
akan dikaji
b. Deskripsi rona lingkungan hidup awal
c. Hasil Pelibatan Masyarakat
d. Dampak Penting Hipotetik
e . Batas Wilayah Studi dan Batas Waktu Kajian

46
a. Deskripsi Rencana Usaha dan / atau Kegiata Yang Akan Dikaji
1. Status Studi Amdal
- apakah dilaksanakan secara terintegrasi, bersamaan, atau
setelah studi kelayakan teknis dan ekonomis

2. Kesesuaian lokasi rencana usaha dan / atau kegiatan dengan rencana


tata ruang sesuai ketentuan peraturan perundangan
- tumpang susunkan (overlay) rencana lokasi kegiatan dengan RTRW
setempat
- uraikan dan simpulkan kesesuaikan rencana lokasi tapak proyek
dengan RTRW setempat

- bila tidak sesuai maka dokumen KA tidak dapat di proses lebih lanjut

47
Kawasan industri

Rencana lokasi
Pabrik semen

48
3. Deskripsi Rencana Usaha dan / atau Kegiatan
- fokus pada komponen2 kegiatan yang berpotensi menimbulkan
dampak lingkungan, pada setiap tahapan kegatan

- alternatif lokasi, kegiatan (bila ada)

b. Deskripsi Rona Lingkungan Hidup Awal

▪ Deskripsi umum rona LH awal, meliputi komponen2 LH terkena dampak :


- geofisik-kimia :
sumberdaya geologi, tanah, air permukaan, air bawah tanah,
udara, kebisingan, dsb
- biologi :
vegetasi / flora, fauna, tipe ekosistem, keberadaan spesies langka
dan / atau endemik serta habitatnya, dsb
- sosio ekonomi-budaya :
tingkat pendapatan, demografi, mata pencaharian, budaya
setempat, situs arkaelogi, situs budaya, dsb
- kesehatan masyarakat :
perubahan tingkat kesehatan masyarakat, dsb

49
Dalam hal terdapat beberapa alternatif lokasi, rona LH harus dilakukan
untuk masing2 alternatif lokasi

▪ Usaha dan / atau kegiatan yang ada di sekitar lokasi rencana usaha
dan / atau kegiatan

c. Hasil Pelibatan Masyarakat


Dilakukan melalui : - pengumuman
- konsultasi publik /
sosialisasi & menampung aspirasi
masyarakat
Bukti pengumuman dan hasil konsultasi publik harus dilampirkan

d. Dampak Penting Hipotetik


- identifikasi dampak potensial
- evaluasi dampak potensial
- kesimpulan DPH
50
▪ Identifikasi dampak potensial
- mengidentifikasi setiap dampak LH (primer, sekunder, dst) yang secara
potensial akan timbul sebagai akibat adanya rencana usaha/ kegiatan
- tanpa memperhatikan besar kecilnya dampak atau penting tidaknya
dampak

- gunakan metoda2 ilmiah yang berlaku secara nasional/ internasional


dari berbagai literatur
- keluaran : daftar dampak-dampak potensial

▪ Evaluasi dampak potensial


- memisahkan dampak-dampak yang perlu kajian mendalam untuk mem-
buktikan dugaan (hipotesa) dampak (dari dampak yang tidak perlu lagi
dikaji).

51
- Jelaskan dasar penentuan bagaimana suatu dampak potensial dapat
disimpulkan menjadi DPH atau tidak
- Jelaskan juga dasar penentuan bagaimana suatu dampak potensial
tidak menjadi DPH

- Salah satu metoda penapisan DPH :


manakala pemrakarsa telah berencana untuk melakukan pengelolaan
dampak dengan cara-cara yang mengacu pada SOP atau panduan teknis
tertentu --- > bukan DPH
- Kesimpulan : berupa daftar DPH (tabel)

e. Batas Wilayah Studi dan Batas Waktu Kajian


▪ Batas Wilayah Studi
Merupakan batas terluar dari hasil tumpang susun (overlay)
dari batas wilayah proyek, ekologis, sosial, dan administrasi

52
̶ Batas Proyek
Ruang dimana seluruh komponen rencana kegiatan akan dilakukan
(termasuk fasilitas pendukung seperti dermaga, bengkel, base camp, dsb)
pada tahap prakonstruksi, konstruksi, operasi, dan pasca operasi

̶ Batas Ekologis
Ruang terjadinya sebaran dampak – dampak lingkungan dari suatu rencana
usaha dan / atau kegiatan yang akan dikaji, mengikuti media lingkungan
masing masing (seperti air dan udara), dimana proses alami yang berlangsung
dalam ruang tersebut diperkirakan akan mengalami perubahan mendasar

53
̶ Batas Sosial
Ruang di sekitar rencana usaha dan / atau kegiatanyang merupakan tempat
berlangsungnya berbagi interaksi sosial yang mengandung norma dan nilai
tertentu yang sudah mapan (termasuk sistem dan struktur sosial), sesuai
dengan proses dan dinamika sosial suatu kelompok masyarakat , yang diper-
kirakan akan mengalami perubahan mendasar akibat suatu rencana usaha
dan / atau kegiatan

̶ Batas Administrasi
Wilayah administratif terkecil yang relevan (desa, kelurahan, kecamatan,
kabupaten, provinsi) yang wilayahnya tercakup tiga unsur batas diatas

54
▪ Batas Waktu Kajian
Digunakan sebagai dasar untuk melakukan penentuan perubahan
rona lingkungan tanpa adanya rencana usaha dan/ atau kegiatan
dengan adanya rencana usaha dan / atau kegiatan

55
III. METODA STUDI

a. Metoda Pengumpulan dan Analisis Data


▪ metoda pengumpulan data
- primer & sekunder
- cantumkan metode pengumpulan data, jenis peralatan, instrumen,
dan ketelitian alat yang digunakan.
- harus sesuai dengan SNI, peraturan perundangan, atau metoda ilmiah
yang berlaku secara nasional / internasional di berbagai literatur

▪ metoda analisis data


- uraikan metoda yang digunakan untuk menganalisis data hasil
pengukuran
- cantumkan jenis peralatan, instrumen , dan rumus yang digunakan
dalam proses analisis data
- Gunakan laboratorium yang terakreditrasi dan / atau teregristrasi

56
b. Metoda Prakiraan Dampak Penting
- metoda prakiraan besaran dan sifat penting dampak
- rumus2 yang dipergunakan, dan argumentasi penggunaan
metoda dan rumus2 tersebut diatas
- dapat mempergunakan metoda ilmiah yang berlaku secara nasional /
internasional dari berbagai literatur

c. Metoda Evaluasi Secara Holistik terhadap Dampak Lingkungan


- dilakukan untuk menentukan kelayakan atau ketidak layakan LH
- mengevaluasi keterkaitan dan interaksi dampak lingkungan yang
diprakirakan timbul (seluruh DPH) secara keseluruhan dalam rangka
penentuan karakteristik dampak secara total terhadap LH
- dapat mempergunakan metoda ilmiah yang berlaku secara nasional /
internasional dari berbagai literatur

57
Contoh
Bab III Metoda Studi

3.1. Metoda Pengumpulan dan Analisis Data


3.1.1. Kualitas Udara dan Kebisingan
3.1.2. Hidrologi dan Kualitas Air
3.1.3. Geologi
3.1.4. Ruang, Lahan dan Transportasi
3.1.5. Biologi
3.1.6. Sosial Ekonomi dan Budaya
3.1.7. Kesehatan Masyarakat

3.2. Metoda Prakiraan Dampak Penting


3.2.1. Kualitas Udara dan Kebisingan
3.2.2. Hidrologi dan Kualitas Air
3.2.3. Geologi
3.2.4. Ruang, Lahan dan Transportasi
3.2.5. Biologi
3.2.6. Sosial Ekonomi dan Budaya
3.2.7. Kesehatan Masyarakat

58
Contoh Kualitas Udara
1. Metoda Pengumpulan dan Analisis Data
 Pengumpulan Data
 Data Sekunder
 Data Primer (Pengukuran Pengambilan Sampel di Lapangan)
Tabel 3.1
Metode Analisis, Waktu Pengambilan serta Peralatan Kualitas Udara dan Kebisingan
Parameter Waktu Pengambilan Analisis Peralatan
Debu 24 Jam Gravimetri Hi.Vol Sampler
NO2 24 Jam Grietz Saltzmann Spektrofotometer
SO2 24 Jam Pararrosaniline Spektrofotometer
CO 24 Jam NDIR NDIR Analyzer
O3 1 Jam Chemiluminescent Spektrofotometer
HC 3 Jam Flame Ionization Gas Chromatography
Pb 24 Jam Gravimetri Hi.Vol Sampler
Parameter Waktu Pengambilan Peralatan
Kebisingan Selama 10 menit untuk setiap pengukuran. Sound Level Meter
Pembacaan dilakukan setiap 5 detik.
Waktu pengukuran dilakukan selama aktifitas
24 jam (Lsm). Pada siang hari (Ls) dilakukan 4
kali pengambilan yaitu pada jam 7.00 – 10.00 –
15.00 dan 20.00. Pada malam hari (Lm)
dilakukan 3 kali pengukuran yaitu pada jam
23.00 – 01.00 dan 04.00
Sumber : - Peraturan Pemerintah RI. No. 41/1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara
- Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 48/MENLH/11/1996 tentang Baku
Tingkat Kebisingan

59
 Analisis Data
Hasil analisis laboratorium (tabel 3.1) dibandingkan dengan BMU PP
41/99

 Lokasi
Didalam batas ekologi udara. Tampilkan didalam gambar.

60
2. Metoda Prakiraan Dampak Penting
Mis. Kualitas Udara
Persamaan Matematis

Q   Y 2    z - H2   z  H2  


C x, y, z  
exp -  
2  
exp -  
2 

 2  2  
2π U  y  z   2  y    2     
  z z

dimana :
C = Konsentrasi pada permukaan tanah
Q = Laju Emisi
U = Kecepatan Angin Rata-rata
Y = Jarak Arah Sumbu-y (crosswind)
Z = Jarak Arah Sumbu-z (vertikal)
H = Tinggi Emisi Efektif
y
= Koefisien Difusi Arah Sumbu-y
z = Koefisien Difusi Arah Sumbu-z
H = Tinggi Cerobong Efektif, dimana H = h + h
h = Tinggi Fisik Cerobong
h = Penambahan Tinggi Karena Pengaruh Angin,

61
Metoda, rumus-rumus, formula yang ditampilkan
memang benar-benar dipergunakan

3. Metoda Evaluasi Dampak Penting


Penelaahan Secara Holistik
Interaksi Matriks
Bagan Alir Dampak Penting

62
Contoh : Tabel Ringkasan Metoda Studi

METODA
DATA DAN METODA METODA EVALUASI
METODA INFORMASI YANG PENGUMPULAN ANALISIS (TIDAK PER
No DPH PRAKIRAAN INDIVIDU
RELEVAN DAN DATA UNTUK DATA UNTUK
DAMPAK DIBUTUHKAN PRAKIRAAN PRAKIRAAN DAMPAK
MELAINKAN
SECARA
KESELURUHAN)

1 PENURUNAN METODA a.ARAH ANGIN a. DATA SEKUNDER DARI MEMBANDINGKAN MENGGUNAKAN


KUALITAS DISPERSI b.KECEPATAN ANGIN BMG RONA AKHIR METODA BAGAN
UDARA DARI GAUSS c.SUHU DAN KELEMBA- b. PENGAMBILAN DAN HASIL PEMODELAN ALIR
EMISI CERO- BAN UDARA PENGUKURAN SAMPLE (ISOPLETH) KETERANGAN :
BONG ASAP d. PETA TOPOGRAFI (DATA PRIMER) DENGAN BMU METODA INI
PEMBAKA - e. TATA GUNA LAHAN c. LOKASI PENGUMPILAN AMBIEN DIGUNAKAN
RAN DATA ADALAH : UNTUK
BATUBARA - DESA x MENELAAH
PLTU - DESA y HUBUNGAN
- SAWAH HOLISTIK
- KEBUN PENDUDUK ANTAR
d. LOKASI TITIK PENGUMPU – SELURUH
LAN DI TAMPILKAN PADA DAMPAK
GAMBAR ......
2 .........

63
Contoh : Tabel Ringkasan Metoda Studi

METODA
EVALUASI
DATA DAN METODA METODA (TIDAK PER
METODA INFORMASI YANG PENGUMPULAN ANALISIS INDIVIDU
No DPH PRAKIRAAN RELEVAN DAN DATA UNTUK DATA UNTUK DAMPAK
DAMPAK DIBUTUHKAN PRAKIRAAN PRAKIRAAN MELAINKAN
SECARA
KESELURUHAN)

2 PENINGKA – Q = CIA a.CURAH HUJAN a. THORNWAITHE a. ISOHYET MENGGUNAKAN


TAN AIR b.JUMLAH HARI HUJAN b. DATA SEKUNDER DARI BMG b. PROFESIONAL METODA BAGAN
∆Q = (CP – Ch)
LARIAN xIxA c. KOEFISIEN AIR c. DATA SEKUNDER DARI JUDGEMENT ALIR
DARI LARIAN PER JENIS BUKU Chay Asdak OLEH PAKAR KETERANGAN :
KEGIATAN BUKAAN LAHAN d. LOKASI PENGUMPILAN HIDROLOGI METODA INI
PEMATANG- (AREA TERBANGUN DATA ADALAH : DR.JOKO TING- DIGUNAKAN
AN LAHAN DAN NON TERBAN- - DESA U KIR UNTUK
GUN) - DESA V c. HASIL PERHITU- MENELAAH
d. LUAS MASING MA – - DESA W NGAN DI HUBUNGAN
SING JENIS TATA KE TIGA DESA INI DIPILIH TRANSFER HOLISTIK
GUNA LAHAN KARENA ELEVASINYA DALAM BENTUK ANTAR
LEBIH RENDAH DARI LOKA- GEOSPASIAL SELURUH DAMPAK
SI KEGIATAN MENGGUNA –
e. LOKASI TITIK PENGUMPU – KAN ARCGIS
LAN DI TAMPILKAN PADA
GAMBAR ......

3 ..............
64
Contoh : Tabel Ringkasan Metoda Studi

METODA
EVALUASI
DATA DAN METODA METODA (TIDAK PER
METODA INFORMASI YANG PENGUMPULAN ANALISIS INDIVIDU
No DPH PRAKIRAAN DATA UNTUK DAMPAK
RELEVAN DAN DATA UNTUK
DAMPAK DIBUTUHKAN PRAKIRAAN PRAKIRAAN MELAINKAN
SECARA
KESELURUHAN)

3 TERBENTUK- METODA ANALOGI TIMBUL- MEDAN MAGNET DAN a. DATA MEDAN MEMBANDING- METODA
NYA MEDAN NYA MEDAN MAGNET DAN MEDAN LISTRIK MAGNET DAN MEDAN KAN DATA BAGAN ALIR
MAGNET MEDAN LISTRIK DARI YANG DIHASILKAN LISTRIK DIAMBIL MEDAN MAG-
DAN KEGIATAN SERUPA, DAN OPERASIONAL SUTT DARI BUKU NET DAN ME –

MEDAN MEMBANDINGKAN KUAT 250 KV YANG MENG- “MEDAN MAGNET DAN LISTRIK

LISTRIK MEDAN MAGNET DAN HUBUNGKAN KOTA X DAN MEDAN LISTRIK OPERASIONAL
MEDAN LISTRIK DENGAN DAN KOTA Y DARI SUTT”, KARYA SUTT DENGAN
STANDAR WHO DAN SNI PROF. GUNDALA STANDAR WHO
PUTRA, 1985 DAN SNI
CATATAN :
b. DATA SEKUNDER
CANTUMKAN KEGIATAN
HASIL PEMANTAUAN
SERUPA DAN SEJENIS
BERKALA OPERASIO –
YANG MENJADI ACUAN
NAL SUTT YANG
PEKERJAAN INI
DI ANALOGIKAN

4 ....... DST

65
IV. DAFTAR PUSTAKA
- susun sesuai dengan tata cara penulisan akademis
- tampilkan pustaka yang memang benar benar dijadikan acuan, atau
sebaliknya

V. LAMPIRAN
a. Izin prinsip
b. Copy sertifikat kompetensi penyusun Amdal
c. Copy tanda regristrasi
- lembaga penyedia jasa penyusun (LPJP) Amdal, atau
- penyusun perorangan
d. Keputusan Pembentukan Tim Pelaksana Studi Amdal
(yang disusun oleh tim penyusun perorangan)
e. Biodata singkat personil penyusun Amdal
f. Surat pernyataan bahwa personil tsb benar2 melakukan penyusunan
dan ditanda tangani di atas meterei
g. Informasi detail lain mengenai rencana kegiatan (bila perlu)

66
h. Bukti formal kesesuaian dengan RTRW
- surat dari BKPTRN
( Badan Koordinasi Perencanaan Tata Ruang Nasional),
atau instansi lain yang bertanggung jawab di bidang
penataan ruang

i. Data dan informasi mengenai rona LH


- tabel, data, grafik, foto (jika perlu)

j. Bukti pengumuman studi Amdal

k. Butir2 penting hasil pelibatan masyarakat


- hasil konsultasi publik
- diskusi dengan pihak2 yang terlibat
- pengolahan data hasil konsultasi publik
l. Data dan informasi lain yang dianggap perlu

67
ANDAL
Analisis Dampak Lingkungan

68
Tujuan dan Kegunaan Studi ANDAL

Tujuan

1. Mengidentifikasi rencana usaha dan/atau kegiatan yang

menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan

2. Mengidentifikasi komponen-komponen lingkungan hidup yang

akan terkena dampak penting

3. Memprakirakan dan mengevaluasi rencana usaha dan/atau

kegiatan yang menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan

69
Kegunaan

1. Bahan bagi perencanaan pembangunan wilayah

2. Membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkungan

dari rencana usaha dan/atau kegiatan

3. Memberi masukan untuk penyusunan disain rinci teknis dari rencana usaha

dan/atau kegiatan

4. Memberi masukan untuk rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan

dari rencana usaha dan/atau kegiatan

5. Memberi informasi bagi masyarakat untuk dapat memanfaatkan dampak

positif dan menghindari dampak yang akan ditimbulkan dari rencana usaha

dan/atau kegiatan

70
Pedoman Penyusunan

Dokumen ANDAL

71
Lamp. II Permen LH no. 16 Tahun 2012
Muatan Dokumen ANDAL

I . Pendahuluan

II. Deskripsi Rinci Rona Lingkungan Hidup Awal

III. Prakiraan Dampak Penting

IV. Evaluasi Secara Holistik Terhadap Dampak

Lingkungan

- Daftar Pustaka

- Lampiran

72
I. Pendahuluan

a. Ringkasan Deskripsi Rencana Usaha dan atau Kegiatan


- Fokus pada komponen2 kegiatan yang berpotensi
menimbulkan dampak pada lingkungan
- Alternatif Rencana Usaha /Kegiatan (bila ada)

b. Ringkasan DPH yang Ditelaah / Dikaji


Uraian singkat dilengkapi dengan Bagan Alir Proses
Pelingkupan

73
c. Batas Wilayah Studi dan Batas Waktu Kajian
- Uraian secara singkat BWS dan tampilkan dalam peta
dengan skala memadai (mengikuti kaidah kartografi)
- BWK digunakan sebagai dasar untuk melakukan
penentuan perubahan rona LH tanpa kegiatan
dengan perubahan rona LH dengan adanya kegiatan.

74
contoh
Uraian Rencana Usaha/ Kegiatan
Kebutuhan Material Proyek
Pembangunan PLTU 3 Banten 3 x (300-400) MW

No Nama Material Satuan Volume

A. MATERIAL ALAM :
m3 150.000
1. Pasir urug
2. Tanah urug m3 50.000

3. Sirtu m3 30.500

4. Pasir beton m3 57.750


5. Batu pecah m3 68.250
6. Batu kali m3 11.500
7. Batu bata buah 9.800.000
8. Kayu kaso m3 10.000

B. MATERIAL INDUSTRI :
1. Multipleks 12 mm lembar 25.000
2. Besi beton ton 14.500
3. Tiang pancang  500
mm m3 60.000
4. Tiang pancang  600
mm m3 50.000
5. Semen PC zak 155.000
6. Baja struktur Ton 3.500

75
No Jenis Pekerjaan Jumlah

1 Pengawas : 30
Rekayasa Sipil 115
Rekayasa Mekanik 75
Rekayasa Listrik 35
Bagian Ketel Uap 40
Prakiraan 15
Bagian Turbin
Jumlah Tenaga Kerja Commisioning
pada Periode Puncak 2 Pekerja :

Tahap Konstruksi Teknisi Sipil 180


Teknisi Mekanik 190
Teknisi Listrik 190
Pembuat Ketel Uap (Boiler) 80
Instrumentasi 45
Teknisi Insulator 100
Lagging Worker 35
Pengendali Material 20
Mill Wight 75
Tukang Cat 80
Pemasang Pipa 90
Perlengkapan 120
Operator Alat Pengangkat 25
Pengelas 150
Pekerjaan Umum 400
Perlengkapan 110

Total 2200

76
Jenis dan Jumlah Peralatan
yang Diperlukan Selama Pematangan Lahan

No Nama Alat Jumlah/volume

1. Bulldozer 5
2. Backhoe 5
3
3. Motor Grader
40
4. Dump Truck
2
5. Hydraulic Submersible Pump

77
II. Deskripsi Rona LH Awal
a. Uraian secara rinci dan mendalam rona LH (data dan
informasi rinci dapat disampaikan dalam lampiran)
- sedapat mungkin agar menggunakan data runtun waktu
(time series)
- apabila terdapat beberapa alternatif lokasi, uraian rona LH
dilakukan untuk masing2 alternatif

1. Komponen geo-fisik-kimia
2. Komponen biologi
3. Komponen sosial-ekonomi-budaya
4. Komponen kesehatan masyarakat

78
1. Komponen geo - fisik – kimia
sumber daya geologi, tanah, air permukaan, air bawah
tanah, udara, kebisingan, dan lain sebagainya

2. Komponen biologi
vegetasi / flora, fauna, tipe ekosistem, keberadaan
spesies langka dan / atau endemik serta habitatnya, dsb

3. Komponen sosial – ekonomi – budaya


Tingkat pendapatan, demografi, mata pencaharian,
budaya setempat, situs arkaelogi, situs budaya, dsb

4. Komponen Kesehatan Masyarakat


Perubahan tingkat kesehatan masyarakat

79
Alternatif yang telah direncanakan sejak semula
atau yang dihasilkan selama proses kajian Amdal
berlangsung

- Alternatif lokasi
- “ desain, proses
- “ bahan baku utama, atau
bahan baku penolong
- “ tata letak bangunan
- “ sarana pendukung

Untuk setiap alternatif lokasi, rona lingkungan hidup


harus diuraikan secara jelas.

80
Rona Lingkungan Hidup --- > Uraikan secara rinci
Tampilkan grafik (trend), tabel, dsb
contoh
Temperatur Rata-rata Bulanan di Wilayah Studi Tahun 2001-2005
Sumber : Stasiun Meteorologi Tangerang

Temperatur Rata-rata (0 C)
No Bulan
2001 2002 2003 2004 2005
1. Januari 26.7 26.7 27.8 27.1 26.5
2. Pebruari 26.4 26.4 26.7 26.6 27
3. Maret 26.9 27.4 27 27.3 27.6
4. April 27.4 27.5 27.9 27.9 28
5. Mei 27.7 27.9 28 27.5 28.1
6. Juni 26.7 27.6 27.5 27.1 27.4
7. Juli 26.6 27.1 27.2 27 27
8. Agustus 27.2 26.9 27.5 27.3 27 Tem peratur rata-rata bulanan
9. September 27.4 27.9 27.8 28 28
10. Oktober 27.1 28.8 27.9 28.6 30 29.7
11. Nopember 27.2 28.4 27.8 27.9 29 27.6
Temperatur udara ( C)

12. Desember 27.3 27.8 27.9 27.2 28 27

27
26

25

24
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
bulan

2001 2002 2003 2004 2005

81
Hasil Pengukuran Kebisingan di Wilayah Studi
Sumber : Hasil Pengukuran, 2006

Kebisingan
No Kode Lokasi
(dBA)
1. U-1 Desa Muncung 57.8
2. U-2 Desa Kronjo 74.3
3. U-3 Tapak proyek 63.1
4. U-4 Mauk Barat 54.6
5. U-5 Desa Marga Mulya 50.3
6. U-6 Desa Karang Serang 56.6
7. U-7 Desa Kramat 41.6
Desa Pagedangan
8. U-8 73.2
Ilir
9. U-9 Desa Pangenjahan 57.6
10. U-10 Desa Klebet 45.7
11. U-11 Desa Suka Bakti 77.5
Desa kampong
12. U-12 53.7
Masjid
13. U-13 Desa Tamiang 49.2
14. U-14 Desa Jambu Karya 59.2
15. U-15 Desa Suka Manah 65.6

Dimensi dan Debit Sungai di Sekitar Tapak Proyek


Sumber : a) Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang, 2003
b) Hasil Pengukuran (Data Primer), September 2006

Dimensi (meter) Debit (liter/det)


No Nama Sungai Maks. Hasil
Panjang Lebar Tinggi Min.a)
a) Pengukuranb)
1. Sungai Pasilian 15000 45 10,0 24.300 6.100 1.220
2. Sungai 77000 49 6,5 62.350 2.225 12.470
Cimanceuri
3. Sungai Cileuleus 22598 26 5,0 18.750 2.320 3.750
4. Sungai Cimauk 10693 5 4,0 8.600 1.900 1.720
82
Rona Lingkungan Hidup
Waktu Kajian

83
RONA LINGKUNGAN HIDUP WAKTU KAJIAN

RONA LINGKUNGAN HIDUP


KOMPONEN
SUMBER RONA AWAL WAKTU KAJIAN
NO LINGKUNGAN KETERANGAN
DAMPAK LOKASI
TERKENA DAMPAK KONSENTRASI/ JUMLAH KONSENTRASI/ JUMLAH
INTENSITAS PENDUDUK INTENSITAS PENDUDUK
TAHAP KONSTRUKSI
1. MOBILISASI  KUALITAS  RENCANA UNIT 94,2 g/m3 415 ORANG 106,82 g/m3 438 ORANG PENINGKATAN DEBU
ALAT DAN UDARA (DEBU)/ EKSTRAKSI RATA-RATA 6,7 % PER
BAHAN KESEHATAN TAHUN, PENINGKATAN
MASYARAKAT PENDUDUK RATA-RATA
 PEMBIBITAN KARET 62,0 g/m3 67,6 g/m3 70,31 g/m3 112 ORANG
KECAMATAN
DI CAMBAI
PRABUMULIH UTARA 2,82
 TALANG BALI 67,6 g/m3 480 ORANG 76,66 g/m3 481 ORANG %/TAHUN; KECAMATAN
CAMBAI 0,15 %/TAHUN
DAN KECAMATAN
BANYUASIN 1 = 0,08
%/THN
 FLORA  PEMBIBITAN KARET 26400 POHON - 34320 POHON - KENAIKAN RATA-RATA 10
DI CAMBAI BIBIT KARET BIBIT KARET % PER TAHUN
KEBISINGAN/  PERTIGAAN JL. 48,81 Dba 50 ORANG 48,81 dBA 53 ORANG KEBISINGAN
KENYAMANAN NIGATA – JL. ARAH BERFLUKTUASI TANPA
MASYARAKAT ZIPUR MENUNJUKAN TREND
PENINGKATAN
 PEMBIBITAN KARET 50,30 dBA 50 ORANG 50,55 dBA 53 ORANG
DI CAMBAI
 TALANG BALI 50,55 dBA 100 ORANG 50,5 dBA 100 ORANG

84
RONA LINGKUNGAN HIDUP WAKTU KAJIAN

RONA LINGKUNGAN HIDUP


KOMPONEN
SUMBER RONA AWAL WAKTU KAJIAN
NO LINGKUNGAN KETERANGAN
DAMPAK LOKASI
TERKENA DAMPAK KONSENTRASI/ JUMLAH KONSENTRASI/ JUMLAH
INTENSITAS PENDUDUK INTENSITAS PENDUDUK
 KEMACETAN  JALAN SIMPANG 9 SMP/JAM 36 ORANG 10 SMP/JAM 40 ORANG RATA-RATA KENAIKAN
LALULINTAS ZIPUR JUMLAH KENDARAAN 8 %
PER TAHUN
 JALAN PRABUMULIH- 898 SMP/JAM 3592 ORANG 970 SMP/JAM 3880 ORANG
MUARA ENIM
(SIMPANG
PELABUHAN DALAM)
 JALAN SELATAN 198 SMP/JAM 792 ORANG 214 SMP/JAM 856 ORANG
DESA TALANG BALI
 JALAN PRABUMULIH-  JALAN 792 ORANG  JALAN 856 ORANG
MUARA ENIM KELAS II, KELAS II,
(SIMPANG MUATAN MUATAN
PELABUHAN DALAM) YANG YANG
DIIJINKAN = DIIJINKAN =
10 TON 10 TON
 JALAN PRABUMULIH-  JALAN
MUARA ENIM KELAS II,
(SIMPANG MUATAN
PELABUHAN DALAM) YANG
DIIJINKAN =
10 TON

85
RONA LINGKUNGAN HIDUP WAKTU KAJIAN

RONA LINGKUNGAN HIDUP


KOMPONEN
SUMBER LINGKUNGAN RONA AWAL WAKTU KAJIAN
NO KETERANGAN
DAMPAK TERKENA LOKASI
DAMPAK KONSENTRASI/ JUMLAH KONSENTRASI/ JUMLAH
INTENSITAS PENDUDUK INTENSITAS PENDUDUK
TAHAP OPERASI
1. PEMISAHAN AIR  KUALITAS AIR pH BERFLUKTUASI
DENGAN GAS MINYAK &  KELURAHAN ANAK 3.3 mg/l 20 ORANG 3,67 mg/l 21 ORANG NAMUN TIDAK
(AIR LEMAK PETAI (SUNGAI MENUNJUKAN
0,057 mg/l 0,06 mg/l
TERPRODUKSI) RANA) KECENDERUNGAN
RESIDU 26,9OC 27,65 OC
UNIT PENINGKATAN ATAU
KLORIN
EKSTRAKSI 5,1 5,1 PENURUNAN,
TEMPERATUR PENINGKATAN
pH KONSENTRASI MINYAK
DAN LEMAK SEBESAR 5,6
%/THN, PENINGKATAN
RESIDU KLORIN
SEBESAR 3 %/THN DAN
PENINGKATAN
TEMPERATUR SEBESAR
1,4 % SERTA
PENINGKATAN
PENDUDUK SEBESAR
2,82 %/THN
 BIOTA AIR  KELURAHAN ANAK  IK -  IK - TIDAK ADA PERUBAHAN
PETAI (SUNGAI PLANKTON PLANKTON KARENA KETERBATASAN
RANA) (0,73-0,78) (0,73-0,78) DATA (DATA TERSEDIA 1
MUSIM KEMARAU DAN 1
 IK BENTHOS  IK BENTHOS - MUSIM HUJAN)
(0,0-0,74) (0,0-0,74)

86
RONA LINGKUNGAN HIDUP WAKTU KAJIAN

RONA LINGKUNGAN HIDUP


KOMPONEN
SUMBER LINGKUNGAN RONA AWAL WAKTU KAJIAN
NO KETERANGAN
DAMPAK TERKENA LOKASI
DAMPAK KONSENTRASI/ JUMLAH KONSENTRASI/ JUMLAH
INTENSITAS PENDUDUK INTENSITAS PENDUDUK
2. OPERASIONAL  KEBISINGAN  KELURAHAN ANAK 55,87 dBA 25 ORANG 55,87 dBA 26 ORANG KEBISINGAN
PERALATAN PETAI BERFLUKTUASI TANPA
MEKANIKAL MENUNJUKAN TREND
(UNIT PENINGKATAN
EKSTRAKSI)
3. EMISI GAS  KUALITAS  KELURAHAN ANAK HC < 10 g/m3 9000 ORANG HC < 10 g/m3 9508 ORANG KENAIKAN KONSENTRASI
BUANG PADA UDARA PETAI HC < 10 g/m3 3000 ORANG HC < 10 g/m3 3018 ORANG HC DIPERKIRAKAN TIDAK
SAAT HC  DESA SUNGAI MENINGKAT, KENAIKAN
EMERGENCY GERONG JUMLAH PENDUDUK
SHUTDOWN KELURAHAN ANAK PETAI
(UNIT 2,82 %/TAHUN,
EKSTRAKSI & KELURAHAN PLAJU 0,62
FRAKSIONASI) %/THN
TAHAP PASCA OPERASI
1. PELEPASAN PENURUNAN  PRABUMULIH - 100 ORANG - 100 ORANG JUMLAH TENAGA KERJA
TENAGA KERJA PENDAPATAN SAMPAI SUNGAI SELAMA TAHAP OPERASI
GERONG (PT. E-1 TETAP SEBANYAK 100
PERTAGAS) ORANG

87
b. Usaha dan/ atau kegiatan yang ada di sekitar rencana usaha
dan / atau kegiatan

Berikan gambaran mengenai :


- kegiatan2 lain yang sudah ada yang memanfaatkan
sumber daya alam dan mempengaruhi lingkungan setempat

- Kondisi kualitatif dan kuantitatif potensi SDA yang ada


di wilayah studi

- Lengkapi dengan diagram, gambar, grafik,


atau foto sesuai dengan kebutuhan

88
PLTP Eksisting

Penggalian
pasir

Kebun Singkong
Gedung pertemuan

Rencana
Tapak Proyek

Sawah

89
Pemukiman
III. Prakiraan Dampak Penting

- Menentukan besar dan sifat penting dampak untuk


setiap DPH
- Menggunakan metoda prakiraan dampak sesuai
dengan yang tercantum pada KA

Perhatikan hal hal sbb :


a. Penggunaan data runtun waktu (time series) yang
menunjukkan perubahan kualitas lingkungan dari
waktu ke waktu

b. Prakiraan besaran dampak dari komponen2 LH


biogeofisik-kimia, sosial, pada tahap
ekonomi, budaya, tata ruang, pra konstruksi, konstruksi,
dan kesehatan masyarakat operasi, dan pasca operasi

c. Prakiraan (besaran) dampak


Perbedaan antara kondisi kualitas LH dengan dan
tanpa kegiatan dalam batas waktu yang telah
ditetapkan

90
Menghitung Besaran Dampak
Contoh
Penyebaran pencemar udara
dari sumber diam

μ = 1 m/det
H = 30 m

Q = 106 μg/det Berapakah konsentrasi gas


Pada jarak x = 1000 m ?

Kondisi atmosfir : Stabil (kelas F)


Dari grafik, diperoleh
σy = 35 m

 H2 σz = 14 m
Q  y 2 
C  x, y, 0   exp - 
_ 2σ 2 2σ 2 
 u σy σz  z y 
C(1000,0,0) = 65 μg/ m3

C(1000,10,0) = 62.8 μg/ m3


Di Permukaan Tanah pada Sumbu x
y  0 dan z  0 Hitung C di lokasi2 lainnya
 H2  (dengan bantuan software)
Q
C  x, 0, 0   _
exp -  
2 
 u σy σz  2 σz  Buat Isoplet Hitung Besaran Dampak

91
Besaran Dampak 260µg/m
200 3

jalan 210

220

230
pemukiman

B
C

pemukiman
A

cerobong
asap
Isopleth
BMU ≤ 230 μg/ m3

Keterangan :
Wilayah yang terkena dampak penting
92
Besaran Dampak
Akibat Penurunan Kualitas Udara
BMU = 230 µg / m3

Kriteria Dampak Penting Besaran Dampak

a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena Pemukiman A = 3500 jiwa


dampak rencana usaha dan/ atau kegiatan Pemukiman B = 6000 jiwa
Pemukiman C = 4300 jiwa

b. Luas wilayah penyebaran dampak 15 km2

c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung (230 – 450) µg / m3


Berlangsung selama ± 30 tahun
(tahap operasi)

d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain Kesehatan masyarakat


yang akan terkena dampak Flora, Fauna

e. Sifat kumulatif dampak Kumulatif

f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak, dan/ atau Berbalik

g. Kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu Tidak ada


pengetahuan dan teknologi

93
e. Telaahan dilakukan
untuk masing2 alternatif

f. Proses analisis prakiraan dampak penting


- analisis prakiraan besaran dampak penting
sebaiknya menggunakan metoda2 formal
Ringkasan :
secara matematis
- dasar dasar teori,
- apabila tidak tersedia formula matematis,
- asumsi asumsi yang
dapat digunakan metoda non formal.
digunakan,
- tata cara,
- rincian proses, dan
- perhitungan- perhitungan
yang dipergunakan dalam
prakiraan dampak, dapat
dilampirkan sebagai bukti.

94
d. Perhatikan dampak penting (DP) bersifat langsung
dan / atau tidak langsung

DP Berlangsung saling Dampak balik


DP bersifat Rangkaian Dampak berantai diantara
No pd rencana
Langsung Lanjutan komponen LH itu usaha/kegiatan
sendiri

1 Sosial, ekonomi, ̶ ̶ ̶
budaya, kes.mas

2 Geofisik-kimia- ̶ ̶ ̶
biologi

3 Sosial, ekonomi, Geofisik-kimia- ̶ ̶


budaya, kes.mas biologi

4 Geofisik-kimia- Biologi - sosial, ̶ ̶


biologi ekonomi,
budaya, kes.mas

5 ̶ ̶ Sosial, ekonomi, ̶
budaya, kes.mas, dan
geofisik-kimia-
biologi

6 ̶ ̶ ̶ Sosial, ekonomi,
budaya, kes.mas, dan
geofisik-kimia-
biologi

95
4. Evaluasi Secara Holistik
Terhadap Dampak Lingkungan

Menguraikan hasil evaluasi


atau telaahan keterkaitan
Gunakan metoda evaluasi dampak
dan interaksi seluruh DPH
sebagaimana tercantum dalam KA
dalam rangka penentuan
karakteristik dampak
secara total terhadap LH
Telaahan tsb dilakukan untuk
masing2 alternatif (bila ada)
Berikan rekomendasi pilihan
alternatif terbaik berdasarkan
metoda alamiah yang berlaku
secara nasional / internasional
(literatur)

96
Bab IV

Evaluasi Secara Holistik Terhadap


Dampak Lingkungan

Metoda : Bagan Alir Vertikal

97
Contoh :Evaluasi Dampak Secara Holistik – Tampilkan komponen kegiatan yang menimbulkan
dampak penting terhadap komponen LH

TAHAP
OPERASI

OPERASIONAL TEMPAT PEMBAKARAN KEGIATAN


TURBIN PENIMBUNAN BATUBARA LAINNYA
BATUBARA

DST PEMBONGKARAN PENIMBUNAN EMISI DS


BATUBARA ABU GAS T
BUANG

PENURUNAN PENURUNAN PENURUNAN


KUALITAS KUALITAS KUALITAS
UDARA UDARA UDARA

DAMPAK KUMULATIF
TERJADI PADA RUANG DAN WAKTU YANG SAMA

98
Berdasarkan hasi telaahan keterkaitan dan interaksi DPH tsb,
Dapat diperoleh informasi antara lain sbb :

a. Bentuk hubungan keterkaitan dan interaksi DPH


beserta karakteristiknya, a.l :
- frekuensi terjadinya dampak
- durasi dan intensitas dampak untuk menentukan sifat
penting dan besaran dampak yang telah berinteraksi
pada ruang dan waktu yang sama.

b. Komponen2 rencana usaha / kegiatan yang paling


banyak menimbulkan dampak lingkungan

99
c. Area yang perlu mendapatkan perhatian penting
beserta luasannya (lokal, regional, nasional, atau
bahkan internasional lintas batas negara)

contoh :
- area yang mendapat paparan dari beberapa dampak
sekaligus dan banyak dihuni oleh berbagai kelompok
masyarakat
- area yang rentan / rawan bencana yang paling banyak
terkena berbagai dampak lingkungan, dan / atau
- kombinasi dari area sebagaimana dimaksud tsb diatas

100
Berdasarkan informasi telaahan tsb diatas ,
dan alternatif terbaik :

- Simpulkan (Kesimpulan) dan berikan


pernyataan kelayakan LH
- Arahan Pengelolaan LH
- Arahan Pemantauan LH

101
a. Rencana tata ruang sesuai ketentuan
peraturan perundang undangan
b. Kebijakan di bidang PPLH dan SDA
yang diatur dalam peraturan
perundang - undangan
Pertimbangan c. Kepentingan pertahanan negara
kriteria kelayakan
LH, a.l : d. Prakiraan secara cermat mengenai
besaran dan sifat penting dampak
dari aspek biogeofisik-kimia, sosial,
ekonomi, budaya, tata ruang, dan
kesehatan masyarakat pada tahap
pra konstruksi, konstruksi, operasi,
dan pasca operasi

102
e. Hasil evaluasi secara holistik
terhadap seluruh dampak penting
sebagai sebuah kesatuan yang saling
terkait dan saling mempengaruhi
sehingga diketahui perimbangan f. Kemampuan pemrakarsa dan / atau
dampak penting yang bersifat positif pihak terkait yang bertangung jawab
dengan yang bersifat negatif. dalam menanggulangi dampak penting
negatif yang akan ditimbulkan dari
usaha / kegiatan yang direncanakan
dengan pendekatan teknologi, sosial,
dan kelembagaan

g. Rencana usaha / kegiatan tidak mengganggu


nilai-nilai sosial atau pandangan masyarakat
(emic view)

103
h. Rencana usaha / kegiatan tidak akan mempengaruhi dan /atau
mengganggu entitas ekologi yang merupakan
- entitas dan / atau spesies kunci ( key species)
- memiliki nilai penting secara ekologis (ecological importance)
- memiliki nilai penting secara ekonomi (economical importance)
dan / atau
- memiliki nilai penting secara ilmiah (scientific importance)

i. Rencana usaha / kegiatan tidak menimbulkan gangguan


terhadap usaha / kegiatan yang telah berada di sekitar
rencana usaha / kegiatan

j. Tidak dilampauinya daya dukung dan daya tampung LH,


dalam hal terdapat perhitungan daya dukung dan daya
tampung LH dimaksud

104
- Buat Tabel Ringkasan Andal
- Lampirkan (sebagai bukti) :
. Ringkasan dasar dasar teori
. Asumsi asumsi yang digunakan
. Tata cara
. Rincian proses
. Hasil perhitungan-perhitungan yang digunakan
dalam evaluasi secara holistik terhadap dampak
lingkungan

5. Daftar Pustaka
6. Lampiran

105
6. Lampiran

a. Surat Persetujuan Kesepakatan KA atau


Pernyataan Kelengkapan Administrasi Dokumen KA
b. Data dan informasi rinci mengenai rona LH, antara lain
berupa tabel, data, grafik, foto rona LH (bila perlu)
c. Ringkasan dasar2 teori, asumsi 2 yang dipergunakan,
tata cara, rincian proses, dan hasil perhitungan2 yang
digunakan dalam prakiraan dampak

d. Ringkasan dasar2 teori, asumsi 2 yang dipergunakan, tata cara,


rincian proses, dan hasil perhitungan2 yang digunakan dalam
evaluasi secara holistik terhadap dampak lingkungan
e. Data dan informasi lain yang dianggap perlu dan relevan

106
Contoh TABEL RINGKASAN ANALISIS DAMPAK

NO DPH RONA LINGKUNGAN HASIL HASIL


HIDUP AWAL PRAKIRAAN DAMPAK EVALUASI DAMPAK

TAHAP KONSTRUKSI

1 PENINGKATAN BESARNYA DAMPAK DPH 1 DAN DPH 2 BERTEMU


C = 0,2 (HUTAN TROPIS)
AIR LARIAN DARI DENGAN PERUBAHAN RONA PADA RUANG DAN WAKTU
I = 200 MM/TAHUN
KEGIATAN MENJADI KEBUN SAWIT MAKA YANG SAMA , KARENA
A = 10.000 HEKTAR
PEMBUKAAN LAHAN DIPERKIRAKAN Q’ MENJADI KEGIATAN YANG MENYE BAB-
(HUTAN TROPIS)
0, 45 M3 / TAHUN KAN DPH 1 DAN DPH 2 DI –
MAKA
LAKUKAN SECARA BER –
Q AIR LARIAN AWAL
SIFAT PENTING DAMPAK SAMAAN, SEHINGGA ADA
= 0,4 M3 / TAHUN
TIDAK PENTING KARENA KEMUNGKINAN BAHWA
BESARANNYA HANYA NAIK PERUBAHAN BENTANG ALAM
+- 10 % DARI NILAI Q (KHUSUSNYA TERBENTUK –
ALAMIAH NYA CEKUNGAN ), AKAN
BERINTERAKSI DENGAN
PENINGKATAN AIR LARIAN,
DAPAT MENJADIKAN CEKU –
NGAN TERISI AIR YANG
MEMUNGKINKAN MENJADI
TEMPAT BERKEMBANGNYA
VEKTOR PENYAKIT DEMAM
BERDARAH, MAKA DARI
ANALISIS INI , DPH 1 DAN
DPH 2 MENJADI DAMPAK
PENTING

107
Permen LH no 16 tahun 2012

Prakiraan Dampak

Terdapat 2 (dua opsi) melakukan prakiraan :

1. Ada opsi dimana prakiraan hanya membandingkan perubahan


kondisi rona dengan adanya kegiatan dan tanpa adanya kegiatan.
Pada opsi ini, perubahan rona secara alamiah tidak diperhitungkan

2. Opsi lain adalah membandingkan kondisi tanpa kegiatan dengan


adanya kegiatan, namun juga memperhitungkan perubahan rona
secara alamiah, sehingga untuk opsi ini wajib ada pula analisis /
perhitungan perubahan rona secara alamiah

108
Salah Tulis

Sampai Jumpa Lagi Minggu Depan

109
RENCANA KEGIATAN
• 1. PEMUKIMAN
• 2. INDUSTRI
• 3. PERTAMBANGAN
• 4. PARIWISATA
• 5. TRANSPORTASI
• 6. KEGIATAN LAIN (WAJIB AMDAL)

Anda mungkin juga menyukai