PEKERJAAN PEKERJAAN SURVEYING PEKERJAAN BAGIAN KONTRUKSI BENDUNGAN PEKERJAAN LAIN-
PERSIAPAN LAIN
PENYEDIAAN PEKERJAAN PEKERJAAN
PENGUKURAN DAN PEKERJAAN PEKERJAAN UJI SARANA DAN PONDASI BADAN PEMATOKAN TANAH GATES/PINTU AIR SPILLWAY LABORATORIUM PRASARANA BENDUNGAN BENDUANGNA
PENENTUAN LOKASI PEKERJAAN PEKERJAAN
PEKERJAAN AS BUILT KANTOR DAN STOCKYARD PEMBUATAN PETA PEKERJAAN DIREKSI PENGGALIAN PENGUKURAN PENGARAH DAN KONTUR DAUN PINTU DRAWING TANAH BADAN PENGATUR BENDUNGAN SALURAN AIR
PENYEDIAAN AIR PEKERJAAN PEKERJAAN PEKERJAAN PEKERJAAN PENGAIRAN
BERSIH DAN LISTRIK PENGUKURAN PENULANGAN GUIDE FRAME PENGANGKUT WADUK DAN PAPAN DUGA DEBIT AIR REKAYASA AIR BADAN BENDUNGAN PENYEDIAAN PEKERJAAN PEKERJAAN RAMBU-RAMBU PEKERJAAN PENULANGAN PEKERJAAN ANGKER KERJA BANGUNAN DAN BEKESTING PENGECORAN PEREDAM BADAN ENERGI BEDUNGAN PEKERAAN PEKERJAAN STOCKYARD PENGECORAN HOIST PONDASI BENDUNGAN
GUDANG MATERIAL OBS
Level 1 Manajer Proyek
Level 2 Pelaksana Pelaksana
Level 3 Pengawas Pengawas Pengawas
Level 4 Mandor Mandor Mandor
Tukang & Tukang & Tukang &
Level 5 Pekerja Pekerja Pekerja 2. Sebelum rencana jadwal dibuat, diperlukan penyusunan urutan pelaksanaan pekerjaan (pengaturan sequence item pekerjaan) yang didasarkan atas logika ketergantungan, yaitu ketergantungan alamiah dan ketergantungan sumberdaya. Logika ketergantungan merupakan pendekatan sistematis untuk menentukan keterkaitan antar kegiatan, suatu kegiatan tidak dapat dilaksanakan sebelum pekerjaan yang mendahului selesai dilaksanakan, misalnya pekerjaan sloff di lakukan setelah selesai pekerjaan pondasi, dan lain-lain. Dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut mengikuti urutan teknis yang harus ditempuh. Dalam penyusunan jaringan kerja dibutuhkan aturan dasar, diantaranya adalah logika ketergantungan. Misalnya, pekerjaan A dikerjakan terlebih dahulu baru berikutnya pekerjaan B bisa di mulai. Jadi urutan pelaksanaan pekerjaannya adalah A baru B. atau dapat dikatakan bahwa A adalah kegiatan awal atau mula-mula, dan B adalah kegiatan yang pelaksanaannya setelah A. 3.