Anda di halaman 1dari 13

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pembangunan Proyek Krakatau Posco

Kantor :
JL.KH Mas Mansyur RT 06/11 No.11
Kunciran Indah – Pinang, Tangerang
Banten 15144

1
BAB I
PENDAHULUAN

I. URAIAN SINGKAT PROYEK

Jenis Pekerjaan : Pekerjaan Pondasi Borepile


Nama Proyek : Pembangunan Proyek Krakatau Posco
Lokasi : Cilegon - Banten

II. RUANG LINGKUP PEKERJAAN


II.1 Secara umum pekerjaan borepile melingkupi Pengeboran, Perakitan besi dan Pengecoran
II.2 Uraian Singkat Pekerjaan meliputi :

II.2.1 PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Medical Check up
2. Mess pekerja
3. Pengecekan keamanan dan kelengkapan alat
4. Mobilisasi alat ke lokasi pekerjaan + Setting alat
5. Pembuatan Bak sirkulasi air
6. Pembuatan sumur untuk air pengeboran
7. Air bersih untuk pengecoran

II.2.2 PEKERJAAN BOREPILE

1. Spiral besi dengan mesin


2. Pengeboran Dia. 300 mm
3. Pembesian tiang borepile
4. Pengecoran beton
5. Pengurasan bak sirkulasi

III. WORKING DAYS/HARI KERJA PELAKSANAAN


Working Days/rencana hari kerja pelaksanan pekerjaan akan direncana sebagai berikut :

III.1 Pekerjaan akan dilaksanakan selama 21 hari kalender, tiap minggunya standart hari kerja adalah 6
hari yaitu dimulai hari senin hari Senin sampai dengan hari Sabtu.
III.2 Periode Laporan Progress Pekerjaan Mingguan (Weekly Report) diawali pada hari Senin dan
berakhir pada hari Minggu setiap periodenya.
III.3 Jam kerja standart yang akan diberlakukan adalah sebagai
berikut : Senin – Kamis = 08.00 – 16.00, istirahat; 12.00 –
13.00 Jum’at = 08.00 – 16.00, istirahat; 11.30 – 13.00
Sabtu = 08.00 – 16.00, istirahat; 12.00 – 13.00
III.4 Jika pada saat pelaksanaan terjadi keterlambatan progress atau jika ada hal-hal yang dianggap perlu,
makatidak menutup kemungkinan pekerjaan akan dilaksanakan pada hari-hari libur atau
diberlakukan overtime / kerja lembur.

2
IV. WORK FLOW / ALUR PELAKSANAAN PEKERJAAN
Secara umum bagan alir pelaksanaan pekerjaan menurut kelompok kegiatan tergambar sebagai berikut :

Konfirmasi pesanan & SPK

Medical Checkup

Pengecekan alat

Mobilisasi ke Lokasi kerja

Persiapan pekerjaan

Pekerjaan Pembesian

Pengeboran

Pengecoran

Laporan kerja harian

Berita acara kerja mingguan

Invoice

3
Schedule atau kegiatan Pekerjaan Utama yang menjadi kegiatan khusus (pemasangan besi dan
pengecoran) diperlakukan sebagai milestone dan memerlukan persetujuan khusus dari pengawas dan
akan dikoordinasikan sebelum dikerjakan sehingga pekerjaan akan terkendali secara simultan pekerjaan
yang nantinya akan menjadi critical path/work.

Hal penting yang perlu diperhatikan dan dijaga sebagai critical path adalah koordinasi yang sinergi
antara konsultan, pengawas, pemilik dan kontraktor mengingat jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan
yang terbatas dan beberapa pekerjaan harus dilaksanakan secara paralel.

Koordinasi yang kurang baik akan beresiko menyebabkan perbedaan persepsi dalam pemahaman term
kontrak maupun spesifikasi dan bisa berakibat terjadinya kesalahan pemasangan.

V. S.O.P (STANDARD, OPERATING, PROCEDURE)


S.O.P adalah suatu set instruksi yang memiliki kekuatan sebagai suatu petunjuk atau direktif. Hal ini
mencakup hal-hal dari operasi yang memiliki suatu prosedur pasti atau terstandardisasi, tanpa
kehilangan keefektifannya.
S.O.P akan diterapkan dalam berbagai hal selama masa pelaksanaan proyek yang mencakup dasar-
dasar S.O.P sebagai berikut :
V.1 S.O.P Ketenagakerjaan
SOP ini mencakup tata cara dan standarisasi hubungan kerja antara pekerja dengan Manajemen
Proyek dari mulai perekrutan, waktu kerja, pengupahan, kedisiplinan hingga jaminan keselamatan
kerja.
Skema dasar SOP ketenagakerjaan adalah sebagai berikut :

PELAMAR
KERJA

IDENTIFIKASI KEPENTINGAN

SUB KONTRAKTOR
TENAGA KERJA

INTERVIEW DAN
SCREENING INTERVIEW DAN
PRESENTASI

UJI COBA PRODUKTIFITA S PEMBUATAN

PENAWARAN & MOCK UP

ADMINISTRASI NEGOSIASI

LANJUT KERJA SPK & WORK


& GROUPING PERMITT

4
Distribusi tenaga kerja dalam pelaksanaan akan dibuat dengan sistem grouping, masing-
masing group akan dipimpin oleh 1 orang kepala group yang bertanggung jawab untuk
mengatur dan memenuhi ditempatkan seluruh kebutuhan logistik maupun material
bekerjasama dengan Koordinator Proyek.
Setiap pekerja wajib menyerahkan identitas diri, baik yang akan dalam barak kerja
maupun yang tidak. Identitas diri akan ditukar dengan ID Card pekerja yang wajib
digunakan selama beraktifitas di dalam lokasi proyek.
Setiap pekerja wajib mematuhi prosedur pelaksanaan pekerjaan dari mulai peraturan
waktu kerja, peraturan safety dan penggunaan alat kerja.

V.2 S.O.P Manajemen Proyek


SOP ini mencakup tata cara dan standarisasi pengelolaan pelaksanaan proyek baik dari aspek
koordinasi antar bidang, finance and budgeting, pengadaan barang/material hingga sistem
reporting/pelaporan.Struktur Organisasi Pelaksanaan Proyek adalah sebagai berikut :

DIREKTUR UTAMA

DIREKTUR TEKNIK DIREKTUR KEUANGAN

KOORDINATOR PROYEK LOGISTIK

OPERATOR GROUPOPERATOR
1 GROUP 2 OPERATOR GROUP 6
OPERATOR OPERATOR OPERATOR
GROUP 3 GROUP 4 GROUP 5

CREW 1 CREW 1 CREW 1 CREW 1 CREW 1


CREW 1

CREW 2 CREW 2 CREW 2 CREW 2 CREW 2


CREW 2

CREW 3 CREW 3 CREW 3 CREW 3 CREW 3


CREW 3

5
BAB II
PEKERJAAN PERSIAPAN
Ruang lingkup pekerjaan persiapan adalah meliputi :

2.1 Medical Check up


Seluruh pekerja yang akan bekerja di proyek akan dilakukan medical check up terlebih dahulu di
rumah sakit yang telah ditentukan. Pemeriksaan kesehatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi
dan mendeteksi secara dini gangguan kesehatan yang mungkin dialami karyawan sehingga
perusahaan dapat menentukan kemampuan karyawan dalam melakukan suatu pekerjaan yang
dilihat dari sisi kesehatan. Hal ini penting untuk mencegah penyakit atau kecelakaan yang
mungkin ditimbulkan akibat bahaya yang muncul di lingkungan kerja.

2.2 Mess pekerja


Mess pekerja diusahakan sedekat mungkin dengan lokasi kerja guna menghemat waktu tempuh
pekerja dari mess ke lokasi kerja sehingga produktifitas kerja dapat ditingkatkan.

2.3 Pengecekan keamanan dan kelengkapan alat


Pemeriksaan dan pengujian alat borepile minicrane PT.Aurora Saka Abadi dengan Surat
Keterangan Hasil Pemeriksaan dan Pengujian nomor 560/1680/PAA/K3/XII/2020 dari
Pemerintah Provinsi Banten Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dilakukan oleh PT.Dhiya Duta
Inspeksi dengan nomor laporan 1279/LIPAA-DDI/XI/2020 nomor sertifikat 1279/LIPAA-
DDI/XI/2020 Sebelum pekerjaan dimulai akan dilakukan inspeksi oleh pihak PT. Gurmyong
Indonesia mengenai keamanan dan kelengkapan alat, jika masih ada yang tidak sesuai dengan standart
yang ditetapkan maka akan segera dilengkapi.

2.4 Mobilisasi alat ke lokasi pekerjaan + Setting alat


Mobilisasi alat dengan menggunakan truk sampai titik terdekat yang bisa dijangkau kendaraan,
selanjutnya muatan akan diturunkan serta dilangsir ke ke lokasi pekerjaan. Lama waktu pekerjaan
tergantung jarak lokasi kerja.

2.5 Pembuatan Bak sirkulasi air


Sistem sirkulasi air yang di pakai dalam operasi pengeboran memiliki beberapa fungsi yaitu;

1. Mengangkat cutting dari dalam lubang bor dan mengendapkannya ketika dipermukaan.
Cutting/kotoran harus diangkat dan dibersihkan dari dasar lubang bor agar mata bor beserta
rangkaiannya tidak terjepit akibat penumpukan cutting di dalam lubang. Kemudian cutting
tersebut akan diendapkan di settling sump atau bak pengendapan Lumpur yang ada (dibuat) di
permukaan tanah.
2. Mendinginkan mata bor/bit. Salah satu effect dari putaran dan tekanan yang dialami mata bor
adalah terjadinya panas. Jika tidak ada pendingin, maka mata bor akan terbakar.
3. Meminimalkan gesekan antara pipa bor dengan dinding lubang bor. Lumpur pemboran mengisi
lubang annulus, yaitu ruangan antara rangkaian pipa bor dengan dinding lubang. Jadi lumpur
akan berfungsi sebagai lubrikasi atau pelumas sehingga mengurangi gesekan antara pipa
dengan dinding lubang bor.
4. Menahan dinding lubang bor agar tidak runtuh. Agar dinding lubang bor tidak runtuh maka
tekanan lubang bor harus lebih besar dari pada tekanan formasi. Jika tekanan dari formasi lebih

6
besar dari tekanan lubang bor, maka dinding lubang bor akan runtuh (collapse). Lumpur
pemboran akan menjaga agar tekanan lubang bor lebih besar dari tekanan formasi.
5. Sebagai media informasi. Dari sirkulasi & cutting yang keluar, kita bisa mengetahui formasi
batuan yang dibor.

2.6 Pembuatan sumur untuk air pengeboran


Proses pengeboran memerlukan air dalam jumlah yang cukup banyak. Untuk itu diperlukan
pembuatan sumur untuk dapat mencukupi kebutuhannya.

2.7 Air bersih untuk pengecoran


Air bersih yang akan dipesan digunakan hanya untuk campuran material pengecoran sesuai
permintaan dari pihak PT.Gurmyong Indonesia ditampung ditabung penyimpanan air.

7
BAB III
PEKERJAAN BOREPILE

Ruang lingkup pekerjaan borepile adalah meliputi :


1. Spiral besi dengan mesin
Besi yang akan dispiral dikaitkan dalam gearbox lalu perlahan didorong agar terlilit pada pully.
Setelah selesai besi dilepas dan direnggangkan sesuai diameter pembesian.

8
2. Pengeboran Dia. 300 mm
Pengeboran dengan matabor diameter 300mm yang di bantu dengan air sirkulasi yang dialiri dalam
proses pengeborannya dengan selang melalui waterswifel. Campuran lumpur hasil pengeboran dan
air diarahkan menuju bak sirkulasi dengan pompa alcon.

9
3. Pembesian tiang borepile
Besi dirakit sesuai spesifikasi gambar yang telah diberikan bersamaan dengan proses pengeboran.
Setelah kedalaman mencapai titik yang diinginkan/mencapai tanah keras besi rakitan dimasukkan
kedalam lubang dengan ditarik hook dan seling mesin setelah berkoordinasi dengan pengawas
lapangan.

10
4. Pengecoran beton
Pengecoran dengan memasukkan pipa tremi sampai dasar titik bor dan dinaik turunkan kemudian
secara bertahap ditarik keatas guna memastikan beton masuk sampai dasar lubang dan tidak ada
rongga yang kosong.
Pengecoran dengan metode site mix dikarenakan tidak memungkinkan mobil beton untuk masuk.
Material di campur menggunakan mini mixer dengan mutu k-225 dengan material yang telah
disediakan.
Proses pengecoran akan diinfokan kepada pengawas saat proses pengeboran sudah akan
mencapai kedalaman yang diinginkan.

11
5. Pengurasan bak sirkulasi
Lumpur yang pekat akan menghambat proses pengeboran karena aliran air akan tersumbat maka
pengurasan bak sirkulasi perlu dilakukan. Mengingat lokasi tidak memungkinkan dimasukkan
mobil pembuangan lumpur borepile maka akan dilakukan dengan cara manual diangkut
denganember dan perlengkapan lainnya kemudian diendapkan dan kemudian dibuang keluar
area.

12
BAB VI
PENUTUP

 Pada setiap tahapan pelaksanaan pekerjaan, akan dibuatkan dokumentasi pelaksanaan

 Setiap instruksi dan tanggapannya, selalu direkam dalam buku direksi yang disediakan di direksi keet.

 Pada tahap akhir penyelesaian pekerjaan, seluruh sisa-sisa material diangkut keluar dan diserah terimakan dalam

kondisi baik kepada pihak PT.Gurmyong Indonesia

Tangerang, 12 Juli 2019

PT. AURORA SAKA ABADI

IKA LESTARI,SE

13

Anda mungkin juga menyukai