Kantor :
JL.KH Mas Mansyur RT 06/11 No.11
Kunciran Indah – Pinang, Tangerang
Banten 15144
1
BAB I
PENDAHULUAN
1. Medical Check up
2. Mess pekerja
3. Pengecekan keamanan dan kelengkapan alat
4. Mobilisasi alat ke lokasi pekerjaan + Setting alat
5. Pembuatan Bak sirkulasi air
6. Pembuatan sumur untuk air pengeboran
7. Air bersih untuk pengecoran
III.1 Pekerjaan akan dilaksanakan selama 21 hari kalender, tiap minggunya standart hari kerja adalah 6
hari yaitu dimulai hari senin hari Senin sampai dengan hari Sabtu.
III.2 Periode Laporan Progress Pekerjaan Mingguan (Weekly Report) diawali pada hari Senin dan
berakhir pada hari Minggu setiap periodenya.
III.3 Jam kerja standart yang akan diberlakukan adalah sebagai
berikut : Senin – Kamis = 08.00 – 16.00, istirahat; 12.00 –
13.00 Jum’at = 08.00 – 16.00, istirahat; 11.30 – 13.00
Sabtu = 08.00 – 16.00, istirahat; 12.00 – 13.00
III.4 Jika pada saat pelaksanaan terjadi keterlambatan progress atau jika ada hal-hal yang dianggap perlu,
makatidak menutup kemungkinan pekerjaan akan dilaksanakan pada hari-hari libur atau
diberlakukan overtime / kerja lembur.
2
IV. WORK FLOW / ALUR PELAKSANAAN PEKERJAAN
Secara umum bagan alir pelaksanaan pekerjaan menurut kelompok kegiatan tergambar sebagai berikut :
Medical Checkup
Pengecekan alat
Persiapan pekerjaan
Pekerjaan Pembesian
Pengeboran
Pengecoran
Invoice
3
Schedule atau kegiatan Pekerjaan Utama yang menjadi kegiatan khusus (pemasangan besi dan
pengecoran) diperlakukan sebagai milestone dan memerlukan persetujuan khusus dari pengawas dan
akan dikoordinasikan sebelum dikerjakan sehingga pekerjaan akan terkendali secara simultan pekerjaan
yang nantinya akan menjadi critical path/work.
Hal penting yang perlu diperhatikan dan dijaga sebagai critical path adalah koordinasi yang sinergi
antara konsultan, pengawas, pemilik dan kontraktor mengingat jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan
yang terbatas dan beberapa pekerjaan harus dilaksanakan secara paralel.
Koordinasi yang kurang baik akan beresiko menyebabkan perbedaan persepsi dalam pemahaman term
kontrak maupun spesifikasi dan bisa berakibat terjadinya kesalahan pemasangan.
PELAMAR
KERJA
IDENTIFIKASI KEPENTINGAN
SUB KONTRAKTOR
TENAGA KERJA
INTERVIEW DAN
SCREENING INTERVIEW DAN
PRESENTASI
ADMINISTRASI NEGOSIASI
4
Distribusi tenaga kerja dalam pelaksanaan akan dibuat dengan sistem grouping, masing-
masing group akan dipimpin oleh 1 orang kepala group yang bertanggung jawab untuk
mengatur dan memenuhi ditempatkan seluruh kebutuhan logistik maupun material
bekerjasama dengan Koordinator Proyek.
Setiap pekerja wajib menyerahkan identitas diri, baik yang akan dalam barak kerja
maupun yang tidak. Identitas diri akan ditukar dengan ID Card pekerja yang wajib
digunakan selama beraktifitas di dalam lokasi proyek.
Setiap pekerja wajib mematuhi prosedur pelaksanaan pekerjaan dari mulai peraturan
waktu kerja, peraturan safety dan penggunaan alat kerja.
DIREKTUR UTAMA
OPERATOR GROUPOPERATOR
1 GROUP 2 OPERATOR GROUP 6
OPERATOR OPERATOR OPERATOR
GROUP 3 GROUP 4 GROUP 5
5
BAB II
PEKERJAAN PERSIAPAN
Ruang lingkup pekerjaan persiapan adalah meliputi :
1. Mengangkat cutting dari dalam lubang bor dan mengendapkannya ketika dipermukaan.
Cutting/kotoran harus diangkat dan dibersihkan dari dasar lubang bor agar mata bor beserta
rangkaiannya tidak terjepit akibat penumpukan cutting di dalam lubang. Kemudian cutting
tersebut akan diendapkan di settling sump atau bak pengendapan Lumpur yang ada (dibuat) di
permukaan tanah.
2. Mendinginkan mata bor/bit. Salah satu effect dari putaran dan tekanan yang dialami mata bor
adalah terjadinya panas. Jika tidak ada pendingin, maka mata bor akan terbakar.
3. Meminimalkan gesekan antara pipa bor dengan dinding lubang bor. Lumpur pemboran mengisi
lubang annulus, yaitu ruangan antara rangkaian pipa bor dengan dinding lubang. Jadi lumpur
akan berfungsi sebagai lubrikasi atau pelumas sehingga mengurangi gesekan antara pipa
dengan dinding lubang bor.
4. Menahan dinding lubang bor agar tidak runtuh. Agar dinding lubang bor tidak runtuh maka
tekanan lubang bor harus lebih besar dari pada tekanan formasi. Jika tekanan dari formasi lebih
6
besar dari tekanan lubang bor, maka dinding lubang bor akan runtuh (collapse). Lumpur
pemboran akan menjaga agar tekanan lubang bor lebih besar dari tekanan formasi.
5. Sebagai media informasi. Dari sirkulasi & cutting yang keluar, kita bisa mengetahui formasi
batuan yang dibor.
7
BAB III
PEKERJAAN BOREPILE
8
2. Pengeboran Dia. 300 mm
Pengeboran dengan matabor diameter 300mm yang di bantu dengan air sirkulasi yang dialiri dalam
proses pengeborannya dengan selang melalui waterswifel. Campuran lumpur hasil pengeboran dan
air diarahkan menuju bak sirkulasi dengan pompa alcon.
9
3. Pembesian tiang borepile
Besi dirakit sesuai spesifikasi gambar yang telah diberikan bersamaan dengan proses pengeboran.
Setelah kedalaman mencapai titik yang diinginkan/mencapai tanah keras besi rakitan dimasukkan
kedalam lubang dengan ditarik hook dan seling mesin setelah berkoordinasi dengan pengawas
lapangan.
10
4. Pengecoran beton
Pengecoran dengan memasukkan pipa tremi sampai dasar titik bor dan dinaik turunkan kemudian
secara bertahap ditarik keatas guna memastikan beton masuk sampai dasar lubang dan tidak ada
rongga yang kosong.
Pengecoran dengan metode site mix dikarenakan tidak memungkinkan mobil beton untuk masuk.
Material di campur menggunakan mini mixer dengan mutu k-225 dengan material yang telah
disediakan.
Proses pengecoran akan diinfokan kepada pengawas saat proses pengeboran sudah akan
mencapai kedalaman yang diinginkan.
11
5. Pengurasan bak sirkulasi
Lumpur yang pekat akan menghambat proses pengeboran karena aliran air akan tersumbat maka
pengurasan bak sirkulasi perlu dilakukan. Mengingat lokasi tidak memungkinkan dimasukkan
mobil pembuangan lumpur borepile maka akan dilakukan dengan cara manual diangkut
denganember dan perlengkapan lainnya kemudian diendapkan dan kemudian dibuang keluar
area.
12
BAB VI
PENUTUP
Setiap instruksi dan tanggapannya, selalu direkam dalam buku direksi yang disediakan di direksi keet.
Pada tahap akhir penyelesaian pekerjaan, seluruh sisa-sisa material diangkut keluar dan diserah terimakan dalam
IKA LESTARI,SE
13