Peningkatan Drainase Lingkungan Kawasan Permukiman Prioritas RW.03 Kel. Jati Warna Kec. Pondok Melati
METODE PELAKSANAN
A. PENDAHULUAN
Pekerjaan Peningkatan Drainase Lingkungan Kawasan Permukiman Prioritas RW.03 Kel. Jati
Warna Kec. Pondok Melati, merupakan proyek Peningkatan Drainase Lingkungan. Proyek ini
terletak di Kecamatan Pondok Melati Kota Bekasi. Dalam setiap pelaksanaan proyek ini,
digunakan metode dan peralatan yang dapat meminimalisasi timbulnya polusi udara,
kebisingan, maupun polusi air di lingkungan proyek. Untuk memperlancar jalannya proyek,
maka diperluas batas dan pengamanan pada area kerja tanpa menghambat jalannya aktivitas.
Pelaksanaan proyek dilaksanakan selama 60 (Enam puluh) hari kalender.
Proposal metode pelaksanaan pekerjaan disusun berdasarkan kondisi existing proyek, kondisi
lingkungan sekitar, RKS/spesifikasi, dan tahapan pelaksanaan pekerjaan, yang akan
dilaksanakan dengan panduan Sistem Manajemen PT. JASITINDO PUTRATAMA, Site Layout
managemen sesuai pentahapan pekerjaan merupakan salah satu kunci sukses penyelesaian
pekerjaan tepat waktu. Untuk itu, penyusunan harus mempertimbangkan unsur kelancaran
akses konstruksi, kecukupan stockyard area, keamanan, quality assurance, K3 (safety first) dan
meminimalkan dampak lingkungan.
Tahap pelaksanaan merupakan tahapan untuk mewujudkan setiap rencana yang dibuat oleh
pihak perencana. Pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang sangat penting dan
membutuhkan pengaturan serta pengawasan pekerjaan yang baik sehingga diperoleh hasil
yang baik, tepat pada waktunya, dan sesuai dengan apa yang sudah direncanakan
sebelumnya, tahapan tersebut digambarkan pada diagram.
Tahap pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang menentukan berhasil tidaknya suatu
metode untuk merealisasikan proyek secara fisik, oleh karena itu perlu dipersiapkan segala
sesuatu yang berhubungan dengan teknis pelaksanaan pekerjaan, rencana kerja, serta tenaga
pelaksana khususnya tenaga ahli yang profesional yang dapat mengatur pekerjaan dengan baik
serta dapat mengambil keputusan-keputusan mengenai masalah-masalah yang ditemui di
lapangan.
Dalam pelaksanaan fisik suatu proyek bisa saja timbul masalah-masalah yang tidak terduga
dan tidak dapat diatasi oleh satu pihak saja. Untuk itulah diperlukan adanya rapat koordinasi
untuk memecahkan dan menyelesaikan masalah bersama-sama. Dalam rapat koordinasi
dihadiri oleh :
Konsultan proyek
Koordinator dan para pelaksana
Pihak pemilik (owner) jika diperlukan
telah direncanakan
Masalah administrasi yang menyangkut kelengkapan dokumen kontrak
Sasaran yang akan dicapai untuk jangka waktu ke depan.
Dari hal-hal yang dijelaskan diatas, proses diagram alir yang merupakan petahapan kegiatan
digambarkan dalam diagram berikut :
Pre-Construction menyerahkan :
- Usulan material
- Ijin Pelaksanaaan
- Shop Drawing
- Pengujian ( testing material )
- Pelaporan
Dalam tahap pelaksanaan, semua pelaksanaan pekerjaan di lapangan mengikuti rencana yang
telah dibuat oleh pihak perencana. Antara lain gambar rencana dan segala detailnya, jenis
material, dan dokumen lainnya. Tahap selanjutnya kontraktor mengerjakan shop drawing
sebagai gambar pelaksanaan dengan ruang lingkup serta detail yang lebih sempit kemudian
untuk tahap akhir kontraktor membuat as built drawing sebagai gambar akhir sesuai dengan
yang terlaksana di lapangan yang digunakan sebagai acuan untuk pelaksanaan pemeriksaan
pekerjaan ( chek list ) .
SITE MANAGEMENT
Site Management merupakan sebuah system pengendalian lokasi proyek, yang direncanakan
Layout Management, yaitu perencanaan perletakan fasilitas proyek, dari penentuan stok
yard, tempat pengelolaan sampah proyek, tempat pengelolaan material sisa dan lain
lain. Layout management harus dapat menjamin agar pergerakan manusia, alat
Traffic Management, yaitu meliputi perencanaan flow lalu lintas kawasan di dalam
gangguan terhadap lalu lintas umum yang ada di dalam sekitar proyek dan menjamin
Definisi mobilisasi dalam hal ini merupakan proses pengiriman atau pengerahan sumber
daya manusia, barang, alat, dan sarana prasarana yang dibuthkan dalam rangka
mengoperasikan suatu proyek sesuai scope dan persyaratan yang diminta dalam RKS.
Definisi demobilisasi dalam hal ini merupakan proses pengembalian sumber daya manusia,
barang, alat dan sarana prasarana yang sudah selesai digunakan atau sudah
tidak dibutuhkan dalam rangka mengefektifkan dan mengelola waktu dan tempat atau
lokasi proyek sesuai scope dan persyaratan yang diminta dalam RKS.
Mobilisasi dan demobilisasi sumber daya manusia dilakukan berangsur angsur baik
persyaratan. Mobilisasi dan demobilisasi suberdaya manusia meliputi tenaga tenaga staff
Mobilisasi dan demobilisasi sarana ataupun alat juga dilakukan bertahap sesuai
Untuk menjamin mutu pelaksanaan pekerjaan, kami selaku kontraktor akan menyediakan :
Pelaksana yang ahli, mengerti gambar dan cara pelaksanaan pekerjaan
Tenaga yang terampil dalam bidangnya masing masing
Beton Molen
Vibrator
Stamper
dan lain lain. Alat ukur seperti : water pass, penyiku, penyipat tegak dan alat
Bahan bahan harus sudah ada ditempat pekerjaan dari jadwal yang telah ditentukan
Buku buku yang diperlukan : buku tamu, buku logistic, buku pemesanan barang, buku
catatan harian, dan semuanya harus berada di tempat pekerjaan selama waktu
pekerjaan.
Tenaga kerja dalam suatu proyek merupakan hal yang mutlak. Penempatan tenaga kerja
yang sesuai dengan jumlah dan kemampuannya dapat menunjang tercapainya efisiensi
dalam suatu pekerjaan proyek, oleh karena itu diperlukan suatu pengendalian mutu
tenaga kerja. Pemilihan mandor untuk melaksanakan pekerjaan haruslah tepat, sebab
akan menentukan mutu sekaligus ketepatan waktu selesai proyek. Setiap tenaga kerja
yang dibawa oleh para mandor haruslah sudah mempunyai pengalaman yang sesuai
dengan keahliannya.
2. PENGENDALIAN WAKTU.
dilapangan, maka akan dibuat schedule yang lebih sederhana akan tetapi tetap mengacu
pada time schedule induk. Agar dapat berlangsung tepat waktu, maka time schedule
digunakan sebagai kontrol untuk mengatur tingkat prestasi pekerjaan dengan lamanya
pelaksanaannya. Sehingga pekerjaan apa yang harus dikerjakan lebih dahulu dan kapan
harus dimulai dapat terjadwal dengan baik, sehingga kemungkinan keterlambatan dapat
diperkecil.
Sebagai pedoman kerja bagi pelaksana terutama menyangkut batasan waktu dan
Sebagai tolak ukur kemajuan pekerjaan di setiap harinya, sehingga progress report
Setiap item pekerjaan pada time schedule mempunyai prosentase bobot sendiri-
setiap jenis pekerjaan, mulai dari permulaan sampai akhir pekerjaan sehingga
kumulatif prosentase bobot pekerjaan ini akan membentuk kurve S. Untuk kurva S
Pada pelaksanaana dilapangan biasanya akan mengalami problem pada item pekerjaaan
kontrol terhadap kualitas pekerjaan. Hal ini memerlukan suatu menajemen kualitas agar
hasil pekerjaan dapat tercapai mutu sesuai rencana proyek. Jika permasalahan yang
perbaikan yang kemudian akan diajukan terlebih dahulu kepada Konsultan Supervisi.
Namun apabila problem yang dihadapi tidak memerlukan perhitungan teknis seperti
melendutnya bekisting, maka pihak Kontraktor dan dibantu oleh Konsultan Supervisi akan
sesuai yang diamati, begitu juga langkah yang akan diambil sebagai penyelesaian dari
4. PROGRESS REPORT.
kemajuan proyek dikerjakan secara berkala untuk mengetahui sejauh mana kemajuan dari
proyek itu.
a. Laporan Harian.
Laporan harian dibuat setiap hari secara tertulis oleh pihak pelaksana proyek dalam
melakukan tugasnya dan dalam mempertanggungjawabkan terhadap apa yang telah
Dengan adanya laporan harian ini, maka segala kegiatan proyek yang dilakukan tiap
hari dapat dipantau.
3) Keadaan cuaca
b. Laporan Mingguan.
harian selama satu minggu tersebut. Laporan mingguan berisikan antara lain :
1) Jenis pekerjaan yang telah diselesaikan.
Prosentase pekerjaan yang telah dicapai sampai dengan minggu tersebut dapat
ditambah dengan bobot prestasi pekerjaan yang telah diselesaikan pada minggu itu.
Dari prosentase pekerjaan yang telah dicapai pada minggu ini kemudian dibandingkan
dengan prosentase pekerjaan yang telah dicapai pada minggu yang bersangkutan,
maka akan diketahui prosentase keterlambatan atau kemajuan yang telah diperoleh.
pekerjaan yang telah disusun oleh pihak Kontraktor Utama dengan persetujuan
Project Manager.
c. Laporan Bulanan.
Laporan bulanan pada prinsipnya sama dengan laporan mingguan, yaitu untuk
memberikan gambaran tentang kemajuan proyek. Untuk tujuan itu dibuatlah
rekapitulasi laporan mingguan maupun laporan harian dengan dilengkapi foto foto
pelaksanaan pekerjaan selama bulan yang bersangkutan. Laporan bulanan dilaporkan
kepada Pemilik Proyek (Owner).
5. PENGENDALIAN BIAYA.
Perlunya pengendalian biaya adalah untuk dapat mengetahui jumlah biaya dengan
realisasi pekerjaan. Fungsi dari pengendalian biaya agar dari Rencana Anggaran Biaya
(RAB) tidak membengkak dalam pelaksanaannya. Jikapun adanya pembengkakan maka
perlunya evaluasi biaya. Salah satu penyebab terjadinya pembengkakan biaya adalah
adanya kesalahan dalam pelaksanaan dilapangan sehingga membutuhkan perbaikan
yang tentu saja menambah biaya dari segi biaya material maupun tenaga kerja, maka
untuk menghindari adanya pembengkakan biaya yaitu dengan cara melakukan
pelaksanaan dilapangan dengan baik dan hati-hati. Pengendalian biaya ini biasanya
dilakukan dengan membuat rekapitulasi biaya yang telah dikeluarkan. Setiap dilakukan
pembelian material, bagian logistic mencatat jumlah material yang dibeli dan besarnya
biaya yang dikeluarkan. Sedangkan pengendalian biaya tenaga kerja dilakukan dengan
memeriksa daftar presensi pekerja selam satu minggu dan besarnya biaya yang
dikeluarkan untuk membayar gaji pekerja. Besar total biaya ini yang akan selalu dikontrol
dan dievaluasi sebagai pengendalian biaya. Selain itu, total biaya yang telah dikeluarkan
ini juga dapat digunakan untuk menyusun kurva-S realisasi dan untuk mengestimasi
prosentase pekerjaan proyek yang telah dicapai.
PENGENDALIAN K3.
Jaminan keselamatan dan kesehatan kerja sangat diperlukan untuk melindungi para
pekerja dari segala kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja. Perlindungan tenaga kerja
dalam suatu proyek dimaksudkan agar tenaga kerja dapat bekerja dengan aman dalam
melakukan pekerjaannya. Target K3 sendiri adalah zero accident selama pelakasanaan
di lapangan sehingga diperlukan suatu pola penyusunan:
a. Safety Plan.
Identifikasi bahaya kerja, dan penanggulangannya, rencana penempatan alat-alat
pengamanan seperti pagar pengaman, jaring pada tangga dan tepi bangunan, railing
Prosedur keluar masuk bahan proyek, prosedur penerimaan tamu, identifikasi daerah
rawan di wilayah sekitar proyek, dan prosedur komunikasi di proyek.
c. House Keeping.
Lokasi penempatan dan jumlah toilet pekerja, tempat sementara penimbunan material
bekas, pengaturan kantor, jalan sementara, gudang, barak pekerja dan lain-lain.
LANGKAH PENGENDALIAN K3
a. Pengendalian Awal.
Pengendalian awal bertujuan untuk mencegah terjadinya kecelakaan dengan cara
Hal ini dilakukan dengan mulai membuat program K3, Prosedur / Petunjuk Kerja
mengenai K3 secara tertulis.
Pengendalian awal merupakan langkah awal dari suatu pengendalian yang paling
dapat dikembangkan dan dibandingkan dengan langkah-langkah yang lainnya
karena merupakan langkah pengendalian yang paling efektif dan effisien karena
menumbuhkan pengendalian diri sendiri dari masing-masing pekerja.
Pengendalian awal yang dilakukan pada Proyek ini adalah sebagai berikut :
Divisi Rekayasa.
Topik : Pelaksanaan K3 di proyek secara umum.
Konsultan.
Topik : Tahapan Langkah Pengendalian Pelaksanaan K3 di Proyek.
Depnaker setempat.
Topik : Pedoman dan Peraturan Pemerintah tentang K3.
5. Penyedian Sarana Pendukung K3.
a. Rambu-rambu K3.
b. Bendera dan Baleho Jamsostek.
c. Papan untuk menempel peraturan K3.
Pengendalian ini bertujuan untuk mencegah terjadinya kecelakaan bila tidak dapat
dihindari lagi kemungkinan kontak / berhubungan dengan Potensi Bahaya dari suatu
pekerjaan.
Selain itu pengendalian ini dapat mencegah terjadinya suatu kecelakaan tetapi
hasilnya kurang maksimal dan konsekuensi / akibatnya besar.
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk pengendalian saat kontak dengan pekerjaan
antara lain :
Helm : 30 buah
Masker : 30 pasang
Penutup Telinga : 30 pasang
2. Pemasangan Pelindung pada setiap mesin yang menggunakan roda gigi, seperti :
Disc Cutter.
Genset.
Pompa Air.
3. Pemasangan Barikade / penghalang pada lokasi pekerjaan yang mengandung
resiko bahaya jatuh, antara lain seperti :
Galian tanah.
LINGKUP PEKERJAAN :
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pengukuran dan Pematokan
2. Laporan Administrasi dan Dokumentasi
3. Papan Nama Proyek (Banner)
4. Listrik dan Air Kerja
PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan pembuatan gambar kerja (shop drawing) sesuai dan berdasarkan gambar
pelaksanaan (for construction drawing), setelah proyek selesai, kontraktor (PT. JASITINDO
PUTRATAMA) membuat gambar As built drawing kepada Pihak Owner
DOKUMENTASI
dan di Laporkan oleh kontraktor (PT. JASITINDO PUTRATAMA) kepada pihak owner selaku
pengawas lapangan.
Administrasi dan pelaporan proyek dilaksanakan dengan Standart Operasional Prosedur (SOP),
yang telah dibuat oleh PT. JASITINDO PUTRATAMA untuk kepentingan proyek. Dibawah ini
Mobilisasi Alat
Mobilisasi Bahan
Mobilisasi Tenaga
Seluruh peralatan, bahan dan tenaga untuk memulai pelaksanaan pekerjaan di datangkan
terlebih dahulu ke lokasi proyek. Seluruh biaya untuk mobilisasi dan demobilisasi ini sudah
Sesuai dengan peraturan yang berlaku, bahwa untuk mobilisasi dan demobilisasi peralatan
kerja dan material yang akan digunakan akan menggunakan Surat Jalan sehingga penertiban di
lokasi proyek bisa di koordinasi. Untuk itu kami akan melakukan koordinasi dengan pihak
keamanan.
Pekerjaan Stake Out atau pengukuran lokasi proyek diambil dari benchmark yang disediakan
oleh pihak yang berwenang dan disetujui bersama dengan konsultan (dengan menggunakan
theodolite & waterpass)
Hasil pengukuran / pematokan yang berupa penentuan titik / as dan peil serta kemiringan dari
yang diukur berpatokan pada gambar kerja.
Pekerjaan sarana air kerja dilakukan untuk menyediakan air bersih untuk pekerjaan
curing dan pembersihan selama pekerjaan struktur, finishing dan testing pekerjaan.
Pengadaan air untuk kebutuhan operasional proyek semasa konstruksi ialah memastikan
bahwa kondisi air layak untuk dipakai sesuai kebutuhan spesifikasi proyek. Pengujian kualitas
air layak pakai dilakukan oleh institusi laboratorium berwenang yang independen.
Sumber air dapat berasal dari sumur / bor air, sumber PDAM atau supply dari luar lokasi
proyek. Penambahan saluran air yang digunakan untuk utilitas pada bangunan
baru dilakukan dengan penyambungan saluran eksisting menuju saluran tambahan gedung
baru.
Pekerjaan penyediaan daya listrik dimaksudkan untuk menyediakan tenaga listrik untuk
menjalankan peralatan kerja seperti pompa, penerangan kerja, bar bender, dll. Sumber listrik
yang bersifat permanen dan berlangsung 24 jam diupayakan berasal dari PLN
PEKERJAAN PERSIAPAN
START
Persiapan Bahan
Persiapan Tenaga Kerja
PROSES PELAKSANAAN
PEKERJAAN
PHO
FINISH
START
Persiapan Bahan
Persiapan Tenaga Kerja
Alat :
U Ditch Tipe U 300 / 300 - Stamper
- Flat Bed Truck
-
Alat :
Tutup U Ditch 30 x 60 - Flat Bed Truck
Pengecekan Pekerjaan
FINISH
START
Persiapan Bahan
Persiapan Tenaga Kerja
Alat :
U Ditch Tipe U 300 / 300 - Stamper
- Flat Bed Truck
-
Alat :
Tutup U Ditch 30 x 60 - Flat Bed Truck
Pengecekan Pekerjaan
FINISH
START
Persiapan Bahan
Persiapan Tenaga Kerja
Alat :
U Ditch Tipe U 300 / 300 - Stamper
- Flat Bed Truck
-
Alat :
Tutup U Ditch 30 x 60 - Flat Bed Truck
Pengecekan Pekerjaan
FINISH
START
Persiapan Bahan
Persiapan Tenaga Kerja
Alat :
U Ditch Tipe U 300 / 300 - Stamper
- Flat Bed Truck
-
Alat :
Tutup U Ditch 30 x 60 - Flat Bed Truck
Pengecekan Pekerjaan
FINISH
Pekerjaan ini mencakup pembuatan selokan baru yang dilapisi (lined) maupun tidak (unlined)
dan perataan kembali selokan lama yang tidak dilapisi, sesuai dengan Spesifikasi ini serta
memenuhi garis, ketinggian, dan detil yang ditunjukkan pada Gambar. Selokan yang
dilapisi akan dibuat dari Pasangan udith lengkap dengan tutup, gorong-gorong persegi beton
bertulang pracetak yang seperti ditunjukkan dalam Gambar.
Pekerjaan ini juga mencakup relokasi atau perlindungan terhadap sungai yang ada, kanal
irigasi atau saluran air lainnya yang pasti tidak terhindarkan dari gangguan baik yang bersifat
sementara maupun tetap, dalam penyelesaian pekerjaan yang memenuhi ketentuan dalam
Kontrak ini.
Toleransi Dimensi
Elevasi galian dasar selokan yang telah selesai dikerjakan tidak boleh berbeda lebih dari 3 cm
dari yang ditentukan atau disetujui pada tiap titik, dan harus cukup halus dan merata untuk
menjamin aliran yang bebas dan tanpa genangan bilamana alirannya kecil. Alinyemen selokan
dan profil penampang melintang yang telah selesai dikerjakan tidak boleh bergeser lebih dari 5
cm dari yang ditentukan atau telah disetujui pada setiap titik.
Pada tahap awal selokan harus digali sedikit lebih kecil dari penampang melintang yang
disetujui, sedangkan pemangkasan tahap akhir termasuk perbaikan dari setiap
kerusakan yang terjadi selama pelaksanaan pekerjaan harus dilaksanakan setelah seluruh
pekerjaan yang berdekatan atau bersebelahan selesai.
Bilamana dianggap perlu maka survei profil permukaan lama atau yang akan
dilaksanakan harus diulang untuk mendapatkan catatan kondisi fisik yang teliti. Pelaksanaan
pekerjaan selokan yang tidak memenuhi kriteria harus diperbaiki oleh Penyedia Jasa seperti
yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan Penggalian atau penirnbunan lebih lanjut,
bilamana diperlukan termasuk penirnbunan kembali clan dipadatkan terlebih dulu pada
pekerjaan baru kemudian digali kembali hingga memenuhi garis yang ditentukan; Pekerjaan
timbunan yang tidak memenuhi ketentuan harus diperbaiki sesuai dengan ketentuan dari
Spesifikasi ini.
Pelaksanaan
Lokasi yang diperlukan, panjang, arah aliran dan kelandaian dan pengaturan pembuangan dari
semua selokan dan semua lubang penampung (catch pits) dan selokan pembuang yang
berhubungan, harus ditandai dengan cermat oleh Penyedia Jasa sesuai dengan gambar.
Bilamana terdapat pekerjaan stabilisasi timbunan atau pekerjaan permanen lainnya dalam
Kontrak ini yang tidak dapat dihindari dan akan menghalangi sebagian atau seluruh saluran air
yang ada, maka saluran air tersebut harus direlokasi agar tidak mengganggu aliran air pada
ketinggian air banjir normal yang melalui pekerjaan tersebut. Relokasi yang demikian harus
disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Pekerjaan Relokasi saluran air tersebut harus dilakukan
dengan mempertahankan kelandaian dasar saluran lama dan harus ditempatkan sedemikian
rupa sehingga tidak menyebabkan terjadinya penggerusan baik pada pekerjaan tersebut
maupun pada bangunan di sekitarnya. Penyedia Jasa harus melakukan survei dan
mengambar penampang melintang dari saluran air yang akan direlokasi dan harus
mengambarkan secara detail penampang melintang yang diajukan untuk keperluan pekerjaan
tersebut.
TENAGA
Pekerja
Tukang Batu
Mandor
Seluruh permukaan jalan harus dibersihkan dari semua jenis sampah, sisa material yang tidak
terpakai dan kotoran kotoran lainnya, selanjutnya dibuang ke tempat yang telah ditentukan
pengawas lapangan.
Untuk penyelesaian pekerjaan waktu pelaksanaannya adalah 60 (Enam Puluh) Hari kalender,
maka oleh karena itu seluruh personil lapangan harus bekerja dengan giat agar jangan sampai
melebihi waktu pelaksanaan yang telah ditetapkan oleh panitia pengadaan, seluruh karyawan
harus dimotivasi dan mempunyai dedikasi yang tinggi dilapangan dan diusahakan supaya
pekerjaan telah selesai sebelum jatuh tempo waktu pelaksanaan yang ditentukan, dan
dilakukan sesuai dengan time schedule atau jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan.
Dalam pelaksanaan keseluruhan pekerjaan tenaga drafter akan membuat gambar soft drawing
sebagai dasar acuan pelaksanaan pembangunan yang diperiksa dan disetujui oleh Pengawas
dan menyerahkan gambar As Built Drawing sebagai gambar keseluruhan hasil pelaksanaan
As Built Drawing akan dibuat dengan tenaga drafter sebagai dasar acuan pelaksanaan
di dalamnya perubahan-perubahan bilamana ada, dan sudah diperiksa dan disetujui oleh
Pengawas.
As Built Drawing berupa 5 (lima) set Gambar pelaksanaan, minimum ukuran A3 dan 2
(dua) set copy Compact Disk serta brosur pabrikan lengkap dengan spesifikasi teknis
dijadikan 1 (satu) eksemplar (dijilid menjadi satu buku) setelah serah terima pertama dan
sebelum dilakukan serah terima kedua (masa pemeliharaan) sebagai salah satu
Setelah proses Serah Terima I, kegiatan yang tercantum dalam Daftar Pekerjaan Cacat (defect
list) akan diselesaikan dengan baik. Instruksi dari Pengguna Jasa sehubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan cacat (defect) diluar defect list harus dituangkan secara tertulis dan
instruksi tersebut sesuai dengan persyaratan yang ditentukan. Tindak lanjut kegiatan
Satu bulan sebelum berakhirnya Masa Pemeliharaan, maka Tim Pemeliharaan mengirimkan
surat kepada Pengguna Jasa untuk melakukan pemeriksaan bersama atas penyelesaian
PENUTUP
Demikian uraian metode pelaksanaan, metode kerja atau proposal teknis ini kami buat, dan
uraian usulan motede pelaksanaan ini akan menjadi acuan bagi para personil kami dalam
pekerjaan, untuk menghasilkan pekerjaan yang lebih memenuhi standar biaya, mutu dan waktu
sehingga dapat memberikan nilai lebih bagi pemilik dan Kontraktor Pelaksana. Dalam
pelaksanaan proyek ini kontraktor menyiapkan Tenaga Ahli dan Personil yang ahli di bidangnya,
guna memperoleh mutu dan hasil kerja yang baik dan memuaskan dan tepat waktu dan biaya.