Anda di halaman 1dari 41

PT.

MULTI FORMA RIAU


KONSULTAN

BAB A
PROGRAM MUTU
A. UMUM
Dengan mengacu pada metodologi pengawasan seperti yang kami jelaskan pada bab
sebelumnya, maka sampai pada rencana kerja untuk mengimplementasikannya. Rencana
kerja ini harus sedapat mungkin menjamin bahwa metode pengawasan bisa diterapkan
seutuhnya.

Dengan digunakannya model segi tiga dengan Pihak Pemberi Tugas sebagai “Manager”
dan Pelaksana Kegiatan dan Konsultan sebagai pelaksana dalam manajemen pelaksanaan
suatu kegiatan sementara, dapat dilihat bahwa Bina Marga adalah pengatur dan
merangkap sebagai wakil pemilik pekerjaan.

Walaupun demikian masing-masing unsur dalam segitiga proyek harus mengorganisir


dirinya sendiri berdasarkan model yang sama / seimbang, terutama antara Pelaksana
Kegiatan dengan Konsultan yang berada dalam posisi Pelaksana.

Untuk itu, maka rencana kerja yang akan disusun harus dibuat dalam tahapan yang
sederhana sehingga mudah di pahami/’’diimbangi” oleh pihak Pelaksana Kegiatan.

B. RENCANA KERJA
Secara umum rencana kerja konsultan akan dibuat berdasarkan 3 kegiatan utama seperti
yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya.
Kegiatan-kegiatan tersebut adalah:
a. Kegiatan pada Tahap Pra Pelaksanaan
1. Persiapan
2. Rapat Pra-Konstruksi / Pre-Construction Meeting
3. Rekayasa Lapangan / Field Engineering
4. Review Desain
b. Kegiatan pada Tahap Pelaksanaan
1. Pengendalian Mutu
2. Pengendalian Waktu
3. Pengendalian Kuantitas dan Biaya
4. Pengendalian Keselamatan dan Kesehatan Kerja
5. Pengendalian Administrasi
6. Koordinasi dan Rapat-rapat
c. Kegiatan Tahap Penyelesaian
1. Penyelesaian Perselisihan / Final Quantity
2. Persiapan dan penyusunan sertifikat PHO/Povisional Hand Over /Serah terima
pekerjaan
3. Penyusunan dan penyerahan laporan.

Page 1
PT. MULTI FORMA RIAU
KONSULTAN
A. Kegiatan pada Tahap Pra Pelaksanan

1. Persiapan
Pada Tahap persiapan ini Penyedia jasa akan Menyusun Rencana Mutu
Pelaksanaan Kontrak (RMPK) maupun Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK)
sesuai dokumen kontrak pekerjaan konstruksi. Kegiatan ini akan dilaksanakan
begitu Masa sanggah pemilihan jasa konsultansi berakhir. Dan Laporan ini akan di
serahkan pada rapat pendahulaun dan jika ada permintaan revisi dari pemilik
pekerjaan, maka paling lambat adalah 30 (tiga Puluh) hari kalender setelah
terbitnya SPMK Jasa konsultan supervisi.
Penyedia jasa juga akan mempelajari hal-hal yang terkait dokumen kontrak
pekerjaan konstruksi, termasuk pengendalian manajemen dan keselamatan
lalulintas serta SMK3K, dan Dokumen Lingkungan.
Sebelum memulai pekerjaan penting untuk mempelajari jenis-jenis pekerjaannya
dan memperkirakan resiko-resiko yang mungkin terjadi akibat dari pekerjaan
tersebut. Sebagai tindak lanjut dari resiko-resiko tersebut, maka dibuat juga
langkah-langkah untuk meminimalisir resiko-resiko tersebut.
Pada kegiatan persiapan ini penyedia jasa juga akan mempersiapkan formulir-
formulir isian yang akan dibahas pada saat Rapat Pra-Konstruksi, Formulir-
formulir tersebut antara lain:
a. Form Laporan harian
b. Form Laporan mingguan
c. Form Laporan Bulanan / Monthly Progress Report
d. Form pengukuran (Opname) hasil pekerjaan
e. Form Perhitungan Volume / Back-up Data serta Monthly Certificate.
f. Form Instruksi Lapangan
g. Request Penyedia jasa untuk Memulai Pekerjaan (Job Request) dan
Penggunaan Bahan (Material Request)

2. Rapat Pra- Konstruksi


Pre-Construction Meeting (PCM) diadakan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari
setelah kontrak 7 (tujuh) hari setelah SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja) diterima
oleh Kontraktor Pelaksana. PCM dihadiri oleh Pengguna Jasa, Konsultan
Perencana, Konsultan Pengawas, dan Konsultan Perencana.
Hal-hal yang dibahas dalam PCM di antaranya adalah sebagai berikut :
a. Program Mutu
b. Organisasi Pelaksana
c. Tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan
d. Jadwal pelaksanaan pekerjaan dan metode pelaksanaan pekerjaan yang
memperhatikan K3.
e. Jadwal Pengadaan Bahan/Material
f. Mobilisasi Personil dan Peralatan
g. Penyusunan Rencana dan Pelaksanaan Pemeriksaan Lokasi Pekerjaan

Page 2
PT. MULTI FORMA RIAU
KONSULTAN

Hal-hal yang dibahas dalam PCM di telah dibahas pada Bab Pendekatan Teknis,
namun pada program kerja kami kembali menampilkan “form daftar simak”
untuk pelaksanaan Rapat Pra-konstruksi ini sebagai target yang harus dicapai
dalam pelaksanaan Rapat Pra-konstruksi ini

Gambar F.1.
Daftar Simak pelaksanaan Rapat PCM

Page 3
PT. MULTI FORMA RIAU
KONSULTAN

Gambar F.2.
Daftar Simak (Lanjutan) pelaksanaan Rapat PCM

Penyedia jasa akan Membantu PPK dalam mengkaji rencana mutu kontrak (RMK)
penyedia jasa konstruksi. Penyedia jasa harus mencatat seluruh kesepakatan
dalam Pre-Construction Meeting dan dituangkan dalam Berita Acara tersendiri
sebagai Dokumen Kegiatan

Page 4
PT. MULTI FORMA RIAU
KONSULTAN

3. Field Engineering / Rekasaya Lapangan


Field Engineering ini akan dilaksanakan setelah serah terima lapangan oleh
penguna jasa kepada kontraktor pelaksana. Hal-hal yang harus dilaksanakan pada
kegiatan ini adalah :
a. Stacking Out / Penerapan posisi bangunan sesuai gambar kedalam lokasi
pekerjaan.
b. Pengukuran kembali untuk identifikasi ketidak sesuaian kondisi eksisting
dengan gambar kerja
c. Mengumpulkan data-data bangunan pelengkap yang dirasakan perlu.
d. Mengumpulkan data kondisi lingkungan sekitar untuk review manajemen
lalu lintas serta keselamatan konstruksi.
Konsultan juga akan memeriksa ketepatan semua stake out dari Penyedia Jasa
Konstruksi. Setiap penyimpangan atau ketidak tepatan akan dicatat dan
diselesaikan bersama antara Konsultan Supervisi dan kontraktor pelaksana. Data
yang ada kaitannya dengan pematokan dan pekerjaan survey akan direkam
kedalam buku lapangan yang seterusnya dikirim ke proyek setelah pekerjaan
selesai. Laporan atau data pengolahan Field Engineering ini diharapkan dapat
diselesaikan maksimal 14 (Empat Belas) hari kalender setelah serah terima
lapangan

4. Review Design
Setelah melaksanakan rekayasa lapangan dan stacking out, Konsultan supervisi
akan membantu kontraktor untuk mereview kembali desain berdasarkan hasil
pengukuran. Dalam hal ini, konsultan supervisi berperan aktif dalam
memecahkan masalah-masalah yang ada di lapangan sehingga hasil perubahan
pekerjaan efektif, efisien dan kuat secara struktural. Proses field engineering dan
review desain ini harus selesai dilaksanakan maksimal 20 (dua puluh) persen dari
waktu pelaksanaan kontrak atau sekitar 30 (tiga puluh) hari kalender sejak SPMK
diterbitkan. Hasil keluaran dari kegiatan review desain ini yang paling utama
meliputi :
1. Work Shop Drawing (Gambar Kerja)
2. Perhitungan kuantitas pekerjaan untuk dasar MC-0 (Mutual Check 0%)

B. Kegiatan pada Tahap Pelaksanaan

1. Pengendalian Mutu
Dengan mengacu kepada pendekatan teknis dan metodologi yang telah disajikan
sebelumnya, pengendalian mutu akan dilaksanakan sedemikian rupa pada bagian-
bagian pekerjaan konstruksi maupun konstruksi secara keseluruhan. Sehingga
pada rencana kerja yang akan dipertegas adalah bahwa pengendalian mutu ini
harus dilaksanakan terhadap :
a. Material atau bahan yang akan digunakan
b. Prosedur / metode pelaksanaan pekerjaan
c. Pemeriksaan terhadap hasil pekerjaan yang telah dikerjakan

Page 5
PT. MULTI FORMA RIAU
KONSULTAN

Ketiga tahapan pengendalian mutu ini harus dilaksanakan dengan menyesuaikan


spesifikasi yang ada serta aturan-aturan/standar-standar yang berlaku. Untuk
dapat melaksanakan pengendalian secara maksimal, maka konsultan supervisi
dan kontraktor pelaksanan harus bekerja sama dan berkomunikasi dengan baik
dengan menerapkan langkah –langkah :
a. Kontraktor pelaksana wajib menyerahkan material request, job request
beserta job mix desain minimal 3 (tiga) hari sebelum akan melaksanakan item
pekerjaan tersebut akan dilaksanakan.
b. Untuk item pekerjaan yang merupakan pengulangan Kontraktor pelaksana
wajib menyerahkan material request dan job request minimal 1 (satu) hari
sebelum akan melaksanakan item pekerjaan yang baru akan dilaksanakan.
c. Material request yang diusulkan harus sudah jelas melampirkan material
yang akan digunakan. Sedangkan untuk job request harus menjelaskan detail
mengenai metode pelaksanaan, peralatan yang digunakan serta tenaga kerja
yang dibutuhkan.
d. Setelah pekerjaan selesai dilaksanakan, produk tersebut perlu diadakan
pengujian/test lapangan guna memastikan kwalitas pekerjaan sesuai dengan
yang direncanakan. Prosedur pengujian mutu masing-masing item pekerjaan
harus sesuai dengan spesifikasi dan standar-standar yang berlaku (SNI).

2. Pengendalian Waktu
Pengendalian waktu harus dilakukan sepanjang masa pelaksanaan pekerjaan.
Sesuai dengan pendekatan teknis dan metodologi yang telah disajikan. Pada
intinya pengendalian terhadap waktu pekerjaan dapat tercermin dari Jadwal
pelaksanaan yang berupa kurva S yang sudah dimasukkan kurva rencana kerja
dan kurva realisasi pelaksanaan. Pada kurva tersebut juga secara jelas dapat
dilihat item pekerjaan apa menyebabkan keterlambatan pekerjaan. Namun untuk
mencegah keterlambatan waktu pelaksanaan ini, penyedia jasa akan melakukan
pemantauan secara rutin terhadap :
a. Item pekerjaan yang akan dilaksanakan, yaitu
- Persiapan untuk pelaksanaan, seperti job mix formula, pembuatan job
request, material request dan lain-lain
- Ketersediaan material sesuai volume pekerjaan yang akan dilaksanakan
- Peralatan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan
- Kesiapan lahan atau pekerjaan terdahulu terhadap item pekerjaan tersebut.
b. Item pekerjaan yang sedang dilaksanakan
- Kapasitas produksi harian terhadap target volume pencapaian pekerjaan
- Target pekerjaan terhadap kendala dilapangan
- Pemeriksaan proses pemasokan material untuk pekerjaan
berkesinambungan
- Efisiensi antara kapasitas produksi, penggunaan peralatan dengan jumlah
tenaga kerja.
c. Item pekerjaan yang sudah harus dilaksanakan namun belum terlaksana.

Page 6
PT. MULTI FORMA RIAU
KONSULTAN

- Kendala yang menyebabkan pekerjaan belum dilaksanakan


- Solusi dan pemecahan kendala yang dihadapi
- Apakah pekerjaan berada dalam jalur kritis pelaksanaan
- Program percepatan pekerjaan.
Jika progres pelaksanaan mengalami keterlambatan hingga kontrak telah
memasuki kondisi kritis, yaitu ketika realisasi fisik pelaksanaan terlambat 10%
(pada periode 0-70%) atau terlambat 5 % (pada periode 70-100%), maka selambat-
lambatnya dalam waktu 3 (tiga) hari kalender sejak diketahuinya kondisi kritis,
Konsultan harus merekomendasikan PPK memberikan Surat Peringatan Pertama
kepada Penyedia Jasa dan melaporkan secara tertulis kepada Kepala Satuan Kerja
atau atasan Langsungnya. Disamping itu, konsultan supervisi juga
merekomendasikan untuk melaksanakan Show Cause Meeting. Pada Show Cause
Meeting inilah dilakukan pembahasan :
a. Pembuktian terdahap kendala yang dihadapi.
b. Solusi pemecahan permasalahan.
c. Penyusunan rencana kerja baru untuk mengejar ketertinggalan progres.

3. Pengendalian Kuantitas dan Biaya


Untuk pengendalian kuantitas dan biaya telah dijelaskan dengan detail pada
bagian pendekatan teknis. Pada bagian rencana kerja ini, hal yang akan dipertegas
pengendalian kuantitas dan biaya pada masa pelaksanaan adalah bahwa :
a. Memastikan item pekerjaan yang akan dibayarkan telah sesuai mutu yang
disyaratkan.
b. Terhadap hasil pekerjaan terlaksana yang memenuhi mutu disyaratkan
(sudah dilaksanakan pemeriksaan mutu), sesegera mungkin konsultan
supervisi bersama kontraktor pelaksana serta perwakilan dari PPK
melakukan pengukuran / Opname.
c. Konsultan dalam melakukan pengukuran / opname hasil pekerjaan
dilapangan harus mengacu kepada spesifikasi teknis yang ada.
d. Hasil perhitungan yang dibuat oleh kontraktor sudah harus diperiksa dan
diteliti oleh konsultan supervisi.

Target-target yang harus dicapai dalam hal pengendalian kuantitas dan biaya
adalah :
a. Memastikan pembayaran kepada kontraktor pelaksana harus sesuai dengan
yang terpasang dilapangan. Dalam hal ini Back up data / Volume harus
sudah diperiksa dengan teliti dengan baik
b. Diharapkan perubahan volume pekerjaan yang seminimal mungkin
c. Pekerjaan tetap terlaksana dan selesai dengan nilai kontrak yang sudah ada.
Jika terjadi penambahan biaya, diharapkan tidak melebihi pagu anggaran
ataupun penambahan maksimal 10 persen dari nilai kontrak.

Page 7
PT. MULTI FORMA RIAU
KONSULTAN

d. Dengan biaya yang tersedia, item-item pekerjaan yang dilaksanakan haruslah


berdasarkan skala prioritas sehingga hasil pekerjaan dapat berfungi
maksimal.

4. Pengendalian Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Program pengendalian keselamatan dan kesehatan kerja ini harus diterapkan
mulai masa persiapan, masa pelaksanaan hingga masa penyelesaian. Penerapan
Program pengendalian keselamatan dan kesehatan kerja ini mulai dari :
a. Identifikasi bahaya
b. Pengendalian resiko bahaya terhadap setiap item pekerjaan
c. Pemantauan rutin dilapangan
Penjelasan lebih rinci mengenai pengendalian Keselamatan dan Kesehatan Kerja
dapat dilihat pada BAB Fasilitas Pendukung dan Rencana Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (RK3) proposal teknis ini.

5. Pengendalian Administrasi Teknis


Prosedur Administrasi Teknis Pekerjaan Konstruksi sudah banyak dijelaskan dan
dirincikan pada aturan-aturan dan modul-modul pelaksanaan konstruksi yang
ada. Administrasi teknis juga seringkali menjadi temuan para auditor, namun
yang sering menjadi permalasahan adalah banyak pelaksana konstruksi yang me-
Nomor Dua-kan administrasi pekerjaan. Agar ketertiban Administrasi teknis
pekerjaan dapat dilaporkan dengan baik, maka pembuatan administrasi teknis ini
harus dilaksanakan dengan rutin dan pembagian tahap untuk pembuatan masing-
masing dokumen administrasi harus jelas direncanakan dari awal. Berikut adalah
diagram dokumen administrasi yang harus dikerjakan pada masing-masing
tahapan :

Gambar F.3.
Administrasi Proyek Periode Pelaksanaan Fisik

Page 8
PT. MULTI FORMA RIAU
KONSULTAN

6. Koordinasi dan Rapat-rapat


Mengingat komplesitas dalam suatu pelaksanaan konstruksi, pertemuan dan
rapat-rapat menjadi bagian yang penting dalam suatu proses konstruksi. Di dalam
rapat-rapat akan membahas kendala-kendala dilapangan sehingga konsultan
supervisi bisa memberikan solusi pemecahan masalah yang harus dilaksanakan.
1. Rapat mingguan konsultan.
Rapat mingguan ini bertujuan untuk para anggota konsultan untuk
menyampaikan laporan pekerjaan kepada Supervisi Engineer. Laporan
berupa progres pelaksanaan harian dan kendala yang terjadi. Pada rapat ini
juga membahas masalah-masalah penting seperti jenis permasalahan dari
kegiatan yang dibutuhkan untuk memecahkan permasalahan, quality control,
kemajuan, traffic manajemen, keselamatan dll, mereka juga akan melihat
kegiatan pada minggu-minggu sebelumnya, rencana kerja minggu mendatang
dan menyiapkan agenda untuk rapat mingguan konsultan dan Penyedia Jasa
Konstruksi yang akan dilaksanakan pada hari berikutnya.
2. Rapat Mingguan proyek
Rapat mingguan proyek ini dihadiri oleh tim inti konsultan dan tim inti
Penyedia Jasa Konstruksi serta PPK ataupun perwakilan dari PPK. Mengingat
perwakilan dari pengguna jasa merupakan Abdi Negara yang memiliki
kegiatan / rutinitas lainnya sehingga untuk waktu rapat mingguan ini
diusahakan menyesuaikan dengan jadwal waktu dari pihak pengguna jasa.
Pada rapat ini, Penyedia Jasa Konstruksi akan mempresentasikan kembali
progres yang telah dicapai dan tentative rencana kerja untuk seminggu,
dengan begitu key personel akan tahu apa yang diharapkan untuk
diselesaikan dan kegiatan berkaitan yang akan berjalan. Masalah lain yang
akan dibahas secara serius adalah kontrol kualitas, status/ penggunaan
peralatan traffic manajemen, control keamanan dan masalah-masalah lain
dengan rencana yang dibuat dan bagaimana pemecahannya. Risalah rapat ini
terbukti sangat berguna dalam meneliti dan mendapatkan data yang sering
dibutuhkan untuk waktu-waktu mendatang.
3. Rapat Bulanan proyek
Rapat Bulanan ini biasanya diadakan pada akhir atau awal bulan, rapat ini
dihadiri oleh Pejabat Pembuat Komitmen ( PPK ) beserta tim teknis, tim inti
konsultan dan tim inti Penyedia Jasa Konstruksi. Sebelum pertemuan,
konsultan akan menyiapkan agenda utama (penting) yang akan dibahas
secara khusus dalam hubungannya dengan masalah kontrol kualitas,
kemajuan pekerjaan terhadap target rencana kerja bulanan, traffic
manajemen, keamanan dan lain-lain.
Risalah rapat ini harus memuat semua pembahasan dalam rapat dan
diberikan kepada masing-masing pihak yang terlibat.
4. Rapat Khusus dan Rapat koordinasi dengan Instansi / pihak lain yang terkait
Rapat khusus ini adalah rapat yang sifatnya insidential, dilaksanakan
mendadak karena mendesak. Rapat ini wajib dihadiri juga oleh konsultan

Page 9
PT. MULTI FORMA RIAU
KONSULTAN

supervisi. Sebelum menghadiri rapat, konsultan harus sudah mengetahui


agenda pembahasan dan mempersiapkan data-data demi kelancaran rapat
tersebut.
Sedangkan rapat koordinasi dengan Instansi / pihak lain yang terkait ini juga
wajib dihadiri konsultan supervisi. Tujuan hadirnya konsultan supervisi
adalah membantu PPK dalam memberikan pandangan yang bersifat teknis
pada agenda rapat yang akan dibahas.

C. Kegiatan pada Tahap Penyelesaian

1. Penyelesaian Perselisihan dan Final Quantity


Dalam proses pelaksanaan pekerjaan konstruksi kerapkali terjadi perubahan-
perubahan pekerjaan demi kelancaran dan hasil akhir pekerjaan konstruksi
tersebut. Perubahan-perubahan tersebut tentu menyebabkan tambah kurang serta
selisih perhitungan. Selisih perhitungan ini juga bisa terjadi karena faktor human
error ataupun perbedaan persepsi. Dalam hal untuk mencegah dan menyelesaikan
perselisihan maka, konsultan akan mengambil langkah-langkah :
a. Mempelajari dan membahas serta menyamakan persepsi bersama kontraktor
pelaksana serta pengguna jasa terkait tata cara pengukuran dan tata cara
pembayaran yang ada dalam spesifikasi kontrak pada saat Rapat PCM.
b. Selalu mengingatkan dan mendampingi kontraktor pelaksana untuk
melakukan pengukuran pekerjaan bersama disaat pelaksanaan item pekerjaan
telah selesai dilaksanakan. Hal ini penting untuk dilaksanakan khususnya
pada pekerjaan-pekerjaan yang akan tertutupi oleh item pekerjaan lainnya.
Sebagai contoh, item pekerjaan baja tulangan yang akan tertutupi oleh beton.
c. Melakukan arsip dokumen pada setiap pengukuran dilapangan. Dokumen
yang harus diarsip adalah dokumen otentik pengukuran.
d. Mengumpulkan dan mengarsipkan foto dokumentasi pada setiap item
pekerjaan baik yang sedang dilaksanakan maupun yang selesai dilaksanakan.
e. Mengarahkan dan membantu kontraktor dalam hal membuat as built
drawing secara rutin untuk item-item pekerjaan yang telah selesai dikerjakan.

2. Persiapan dan penyusunan sertifikat PHO/Povisional Hand Over /Serah terima


pekerjaan
Pelaksanaan serah terima pekerjaan seringkali mengalami keterlambatan. Selain
permasalahan keterlambatan pelaksanaan pekerjaan di lapangan, seringkali serah
terima lapangan ini terjadi dikarenakan terlambatnya penyerahan pelaporan
khususnya laporan back up data yang digunakan sebagai dasar pemeriksaan pada
saat serah terima pekerjaan. Untuk dapat mencegah keterlambatan ini terjadi,
maka konsultan akan mengambil langkah-langkah :
a. Mengarahkan dan membantu kontraktor pelaksana untuk menyiapakan dan
menyerahkan rencana demobilisasi selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari
kalender sebelum masa berakhir kontrak

Page 10
PT. MULTI FORMA RIAU
KONSULTAN

b. Sekitar 14 (empat belas) hari sebelum masa berakhirnya kontrak, konsultan


melaksanakan pemeriksaan bersama untuk mendapatkan sebagian data
daftar kuantitas final yang terlaksana. Pada tahap ini juga akan segera
terdeteksi pekerjaan kurang yang belum dilaksanakan.
c. Konsultan supervisi akan mengarahkan kontraktor pelaksana untuk
menyelesaikan pekerjaan kurang yang belum dilaksanakan tersebut.
d. Setelah semua pekerjaan kurang sudah dilaksanakan, konsultan kembali
melakukan pemeriksa akhir pekerjaan.
e. Setelah pemeriksaan akhir dilakukan dan pekerjaan sudah selesai secara
keseluruhan, maka konsultan akan merekomendasi kepada Pengguna jasa
yang dalam hal ini diwakili oleh PPK untuk melaksanakan Serah Terima I
(PHO/Povisional Hand Over).

3. Penyusunan dan Penyerahan laporan


Penyusunan dan penyerahan laporan akan dilaksanakan secara rutin sesuai
tahapan pekerjaan. Penyusunan dan penyerahan laporan ini dibahas pada bagian
penyelesaian pekerjaan karena pekerjaan penyusunan dan penyerahan laporan ini
hanya akan selesai jika semua tahapan pelaksanaan pekerjaan telah selesai.
Pelaporan merupakan bagian penting dalam suatu pekerjaan supervisi konstruksi.
Laporan supervisi ini menggambarkan proses pelaksanaan dan perjalan pekerjaan
konstruksi. Laporan ini juga menjadi bukti pelaksanaan pekerjaan konstruksi
maupun pekerjaan supervisi konstruksi.
Berikut ini adalah jenis-jenis laporan yang harus disiapkan oleh pihak penyedia
jasa konsultansi konstruksi.

No Jenis Jumlah Materi / Isi Waktu


. Laporan Buku Penyerahan
1 Laporan 7 1. Informasi Pekerjaan Pada saat
RMPK 2. Struktur Organisasi penyedia rapat
Jasa pendahuluan
3. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan . Jika ada
4. Rencana Kerja / Metode masukan dari
Pelaksanaan pemberi
5. Rencana pemeriksaan dan tugas, perlu
pengujian direvisi dan
6. Pengendalian Sub-kon dan diserahkan
pemasok paling
lambat 30
hari setelah
diterbitkanny
a SPMK

Page 11
PT. MULTI FORMA RIAU
KONSULTAN

2 Laporan 7 2. Kepemimpinan dan parisipasi Pada saat


RKK pekerja dalam K3 Konstruksi rapat
3. Perencanaan K3 Konstruksi pendahuluan
4. Dukungan K3 Konstruksi . Jika ada
5. Operasi K3 Konstruksi masukan dari
6. Tata cara Evaluasi kinerja K3 pemberi
Konstruksi tugas, perlu
direvisi dan
diserahkan
paling
lambat 30
hari setelah
diterbitkanny
a SPMK

3 Laporan 7 1. Pengantar Diserahkan


Mingguan 2. Ringkasan Progres dua hari
3. Jadwal pelaksanaan dalam setelah akhir
bentuk s-curve minggu
4. Laporan absensi personil dan
kegiatan konsultan
5. Data foto lapangan
4 Laporan 7 1. Pengantar Diserahkan
Bulanan 2. Ringkasan Progres paling
3. Jadwal pelaksanaan dalam lambat
bentuk s-curve tanggal 5
4. Laporan absensi personil dan setiap
kegiatan konsultan bulannya
5. Data foto lapangan
5 Laporan 7 1. Pengantar Diserahkan
Akhir 2. Ringkasan Progres selama pada akhir
pelaksanaan masa kontrak
3. Jadwal pelaksanaan dalam pekerjaan
bentuk s-curve
4. Laporan kegiatan konsultan
5. Lampiran-lampiran : Data foto
lapangan, Dokumen CCO,
Shop drawing, As Built
drawing, final quantity dan
Back-up data final quantity

Gambar F.4.
Tabel Rencana Penyusunan Dan Penyerahan Laporan

Page 12
PT. MULTI FORMA RIAU
KONSULTAN

BAB B
JADWAL PENUGASAN
Berikut ini adalah jadwal pelaksanaan pekerjaan PT. MULTI FORMA RIAU KONSULTAN
untuk paket pekerjaan ini :

BULAN Ke
NO KEGIATAN KETERANGAN
I II III IV V n
1 2 3 4 5 6 7 8 9
A. Kegiatan pada Tahap Pra Pelaksanaan
1 Persiapan 1 Bulan
Rapat Pra-Konstruksi / Pre-
2 1 Bulan
Construction Meeting
Rekayasa Lapangan / Field
3 1 Bulan
Engineering
4 Review Desain 2 Bulan
B. Kegiatan pada Tahap Pelaksanaan
1 Pengendalian Mutu 5 Bulan
2 Pengendalian Waktu 5 Bulan
3 Pengendalian Kuantitas dan Biaya 5 Bulan
Pengendalian Keselamatan dan
4 5 Bulan
Kesehatan Kerja
5 Pengendalian Administrasi 5 Bulan
6 Koordinasi dan Rapat-Rapat 5 Bulan
C. Kegiatan Tahap Penyelesaian
Penyelesaian Perselisihan / Final
1 2 Bulan
Quantity
Persiapan dan Penyusunan Sertifikat
2 PHO/Povisional Hand Over / 1 Bulan
Serah Terima Pekerjaan
Penyusunan dan Penyerahan
3 1 Bulan
Laporan

Page 13
PT. MULTI FORMA RIAU
KONSULTAN

BAB C
KOMPOSISI TIM DAN PENUGASAN
Seperti pada umumnya pada pekerjaan jasa konsultansi konstruksi, Tim konsultan ini
berisikan :
A. Tenaga Ahli
Tenaga ahli ini merupakan orang-orang yang memiliki keahlian di bidangnya masing-
masing. Pemilihan tenaga ahli ini harus disesuaikan dengan pekerjaan yang akan
dikerjakan.

B. Tenaga Pendukung
Tenaga pendukung adalah orang-orang yang memiliki skill pada bidangnya. Tenaga
pendukung ini disiapkan untuk mendukung kinerja para tenaga ahli tersebut.

Berikut ini adalah daftar komposisi Tim dan Penugasan yang kami siapkan untuk pelaksanaan
pekerjaan ini.

TENAGA AHLI
Tenaga Jumlah
Ahli Lingkup Orang
Nama Perusahaan Posisi Diusulkan Uraian Pekerjaan
Lokal / Keahlian Hari
Asing
Jefry PT. Multi Lokal Ahli Tekni Supervisi  Bertanggungjawab atas kualitas 150
Firmansyah, Forma Riau Jalan - Engineer
dan kuantitas implementasi
ST Konsultan Muda
dilapangan bidang pembangunan
jalan pada pekerjaan ini.
 Mengkoordinasi semua personil
yang terlibat dalam pekerjaan ini
sehingga bisa menghasilkan
pekerjaan seperti yang ditentukan.
 Memahami isi dokumen kontrak
dari kontraktor.
 Memahami strategi pelaksanaan
kontraktor (berdasarkan hasil
PCM).
 Memahami strategi pelaksanaan
fisik.
 Menyetujui proses dan hasil
opname pekerjaan apabila
kontraktor melakuakn penagihan.
 Memberi saran dan masukan
kepada pemborong/kontraktor
terhadap pelaksanaan pekerjaan
kelengkapannya.

Page 14
PT. MULTI FORMA RIAU
KONSULTAN

 Mengarahkan
Pemborong/Kontraktor terhadap
pelaksanaan pekerjaan di
lapangan.
 Menyusun laporan pengamatan
periodik yang berisi : 1). Hasil
konsolidasi laporan/catatan-
catatan dari pengawas. 2) Catatan-
catatan apabila ada penyimpangan
disertai bukti-bukti yang memadai
(foto hasil sampling/copy hasil
uji/tes material dari laboratorium,
dll. 3) Rekomendasi-rekomendasi
yang diperlukan untuk perbaikan
pelaksanaan.
 Bertanggungjawab melaksanakan
persiapan pra-kontruksi untuk
proyek, mengevaluasi (kaji ulang)
program pelaksanaan konstruksi,
merencanakan strategi pentahapan
proyek, dan melakuakn
pengendalian pelaksanaan tahapan
kontruksi.
 Memonitor secara seksama
kemajuan dari semua pekerjaan
dan melaporkannya segera/tepat
waktu bila kemajuan pekerjaan
terlambat sebagaimana tercantum
pada buku Spesiaslisasi Umum
dan hal itu benar-benar
berpengaruh terhadap jadwal
penyelesaian yang direncanakan.
Dalam hal demikian, maka
Supervisi Engineer juga membuat
rekomendasi secara tertulis
bagaimana caranya untuk
mengejar keterlambatan tersebut.
 Memeriksa dengan teliti semua
kuantitas hasil pengukuran setiap
pekerjaan yang telah selesai yang
disampaikan oleh Quantity
Engineer/Inspektor.
 Menjamin bahwa sebelum
kontraktor diizinkan untuk
melaksanakan pekerjaan

Page 15
PT. MULTI FORMA RIAU
KONSULTAN

berikutnya, maka pekerjaan-


pekerjaan sebelumnya yang akan
tertutup atau menjadi tidak
tampak harus sudah
diperiksa/diuji dan sudah
memenuhi persyaratan dalam
Dokumen Kontrak.
 Memberi rekomendasi kepada
Pemberi Tugas menyangkut mutu
dan jumlah pekerjaan yang telah
selesai dan memeriksa kebenaran
dari setiap sertifikat pembayaran
bulanan kontraktor.
 Membuat perhitungan dan skestsa-
sketsa yang benar untuk bahan
pemberi tugas pada setiap akan
memerintahkan perubahan
pekerjaan.
 Mengawasi dan memeriksa
pembuatan Gambar sebenarnya
terbangun/terpasang (as built
drawing) dan mengupayakan agar
semua gambar tersebut dapat
diselesaikan sebelum penyerahan
pertama pekerjaan (Provisional
Hand Over/PHO).
 Memeriksa dengan teliti/seksama
setiap gambar-gambar kerja dan
analisis/perhitungan-perhitungan
konstruksinya serta kuantitasnya
yang dibuat oleh kontraktor
sebelum pelaksanaan.
 Melakuakn inspeksi secara teratur
dilokasi pekerjaan dan melakukan
perbaikan-perbaikan agar
pekerjaan dapat direalisasikan
sesuai dengan ketentuan dan
persyaratan yang berlaku.
 Memberikan pengertian dan
pemahaman yang benar kepada
kontraktor tentang spesifikasi yang
tercantum dalam dokumen
Kontrak.
 Merinci dan menjelaskan pekerjaan
secara teknis sehubungan dengan

Page 16
PT. MULTI FORMA RIAU
KONSULTAN

kontrak change order/addendum.


 Membantu membuat persyaratan
penerimaan (acceptance) atau
penolakan (rejection) bahan,
material, alat dan produk
pekerjaan.
 Melakukan pemantauan secara
ketat atas prestasi kontraktor dan
segera melaporkan kepada
pelaksana kegiatan fisik apabila
kemajuan pekerjaan ternyata
mengalami kelambatan lebih dari
10% dari rencana.
 Membuat saran-saran
penanggulangan serta pemecahan
masalah.
 Melakukan pengecekan secara
cermat terhadap semua
pengukuran pekerjaan dan secara
khusus harus ikut dalam proses
pengukuran akhir pekerjaan.
 Menyusun/memelihara arsip
korespodensi proyek, laporan
harian, laporan mingguan, bagan
kemajuan pekerjaan, pengukuran,
gambar-gambar dan lainnya.
 Menyusun laporan RMPK, laporan
bulanan dan laporan mingguan.

Dayanna, ST PT. Multi Lokal Ahli Muda Ahli K3  Menerapkan ketentuan peraturan 150
Forma Riau K3 Konstruksi
perundang-undangan tentang dan
Konsultan Konstruksi
terkait K3 Konstruksi
 Mengelola dokumen kontrak dan
metode kerja pelaksanaan
konstruksi
 Mengelola program K3
 Mengevaluasi prosedur dan
instruksi kerja penerapan
ketentuan K3
 Melakukan sosialisasi, penerapan
dan pengawasan pelaksanaan
program, prosedur kerja dan
instruksi kerja K3
 Mengelola laporan penerapan
SMK3 dan pedoman teknis K3
konstruksi

Page 17
PT. MULTI FORMA RIAU
KONSULTAN

 Mengelola metode kerja


pelaksanaan konstruksi berbasis
K3, jika diperlukan
 Mengelola penanganan
kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja serta keadaan darurat.

TENAGA PENDUKUNG
Tenaga Jumlah
Ahli Lingkup Orang
Nama Perusahaan Posisi Diusulkan Uraian Pekerjaan
Lokal / Keahlian Hari
Asing
Mahrol, ST PT. Multi Lokal S1 Teknik Inspektor  Melaksanakan pengawasan dari hari 150
Forma Riau Sipil
ke hari atas semua pekerjaan
Konsultan
pengujian yang dikerjakan oleh
Penyedia dan tenaga-tenaganya
dalam rangka pengendalian mutu
material serta hasil pekerjaannya,
dan memberitahukan dengan segera
secara tertulis kepada Supervisi
Engineer tentang kekurangan-
kekurangan yang dijumpai baik
dalam prosedur pengujian yang
dipakai maupun setiap cacat yang
terdapat pada material atau mutu
pekerjaannya
 Menganalisa semua data hasil
pengujian mutu pekerjaan serta
menyerahkan kepada Supervisi
Engineer rekomendasi secara
tertulis tentang disetujui atau
ditolaknya material dan hasil
pekerjaan yang bersangkutan .
 Mengawasi semua pelaksanaan
pengujian dilapangan yang
dilakukan oleh penyedia, dan dapat
memastikan bahwa jumlah
sampel/pengukuran yang diambil
itu atau lubang uji yang dibuat tidak
kurang dari syarat minimum yang
ditetapkan spesifikasi, sehingga
cukup memungkinkan melakukan
suatu evaluasi statistik untuk
menghitung dimensi hasil setiap

Page 18
PT. MULTI FORMA RIAU
KONSULTAN

tahapan pekerjaan yang telah


dilaksanakan.
 Memeriksa semua material/bahan
yang didatangakan ke lokasi proyek
sehingga sebelum material tersebut
digunakan sudah sesuai dengan
spesifikasi teknis.
 Menyerahkan kepada Supervisi
Engineer setiap bulan, suatu risalah
bulanan mengenai semua hasil
pengujian yang diperoleh selama
bulan sebelumnya. Laporan tersebut
berisikan semua data laboratorium
serta pengujian di lapangan berikut
risalah/kesimpulan dari data yang
ada.
 Menyiapkan format laporan
penjaminan mutu pekerjaan,
pengujian hasil pekerjaan, dan hasil
kriteria penerimaan pekerjaan.
 Melakukan inspeksi pekerjaan
dilapangan terkait dengan
pemenuhan mutu pekerjaan.
 Verifikasi dan validasi sata mutu
bahan, jumlah benda uji mutu dan
mutu hasil pekerjaan yang telah
memenuhi persyaratan teknis.
Membuat rekomendasi terhadap
ketidaksesuaian mutu pekerjaan
(jika ada) dan tindak lanjut
penanganannya, guna pencegahan
ketidaksesuaian. Memberikan
panduan dilapangan bagi personil
Penyedia Mengenai Metodologi
Pengujian Mutu bahan dan
Pekerjaan (jika diperlukan).
 Melakukan pengawasan dilapangan
secara terus menerus pada semua
lokasi pekerjaan konstruksi yang
sedang dilaksanakan, dan
memberitahu dengan segera kepada
Team Leader (Supervisi Engineer)
tentang semua pekerjaan yang tidak
memenuhi/sesuai Dokumen
Kontrak.

Page 19
PT. MULTI FORMA RIAU
KONSULTAN

 Bersama-sama Penyedia Jasa


Konstruksi setiap hari menyusun
ringkasan/risalah tentang kegiatan
konstruksi, keadaan cuaca,
pengadaan material, jumlah dan
keadaan tenaga kerja, peralatan
yang digunakan, jumlah pekerjaan
yang telah diselesaikan, pengukuran
dilapangan, kejadian-kejadian
khusus dan sebagainya dengan
menggunakan formulir laporan
standar (Laporan Harian).
 Memeriksa dan melakukan
pengukuran keluaran hasil
pekerjaan, perhitungan bobot
pekerjaan terkait dengan usulan
pembayaran serta menjamin bahwa
pembayaran terhadap Penyedia
sudah benar dan sesuai dengan
ketentuan dalam Dokumen Kontrak.
 Membantu Supervisi Engineer
mengadakan pengukuran akhir
secara keseluruhan dari bagian
pekerjaan yang telah diselesaikan
dan mutunya memenuhi syarat.
 Membantu Supervisi Engineer
menyusun Pelaporan

Dea Malbira PT. Multi Lokal SI Teknik Ass. Quality  Mengikuti petunjuk teknis dan 150
Pratama, ST Forma Riau Sipil Engineer
nasihat dari supervisi engineer dalam
Konsultan
melaksanakan tugas serta bekerja
sama dengan Quantity Engineer
untuk menyesuaikan metode
pelaksanaan di lapangan dengan di
laboratorium.
 Melaksanakan pengawasan setiap
hari untuk semua pelaksanaan
pengujian pengendalian mutu dan
menolak /menerima laporannya
 Menganalisa semua data hasil
pengujian mutu pekerjaan serta
menyerahkannya kepada supervisi
engineer rekomendasi secara tertulis
tentang setuju atau ditolaknya
material dan hasil pekerjaan yang
dimaksud.

Page 20
PT. MULTI FORMA RIAU
KONSULTAN

 Menyusun / memelihara arsip


korespondesnsi proyek, laporan
harian, laporan mingguan, bagan
kemajuan pekerjaan, pengukuran,
gambar-gambar dan lainnya.

Khusnul PT. Multi Lokal SMA Administrasi  Melakukan Proses Entry Data. 150
Qotimah Forma Riau
 Melakukan Sesi Dokumentasi.
Konsultan
 Menjaga dan Mengecek Inventory
Kantor.
 Membuat Surat Jalan.
 Membuat data absensi dan lembur.
 Membuat berita acara dan notulensi.
 Membuat laporan harian,
mingguan, dan bulanan.
 Merapikan dokumen dan membuat
salinan dari tiap dokumen yang ada.

Page 21
PT. MULTI FORMA RIAU
KONSULTAN

BAB D
ORGANISASI DAN PERSONIL
Organisasi yang terlibat dalam pekerjaan Pengawasan Teknis Peningkatan Jalan
Kimbong Desa Sri Bintan Kec. Teluk Sebong Kab. Bintan (2,6 KM) (Lanjutan)
adalah sebagai berikut :

Page 22
PT. MULTI FORMA RIAU
KONSULTAN

BAB E
JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLI
Masukan Personil (dalam
Orang Bulan
bentuk diagram Balok)
No Nama Personil
1 2 3 4 5 n
NASIONAL

Jefry Firmansyah, ST
1 5
Supervisi Engineer

Dayanna, ST
2 5
Ahli K3 Konstruksi

Mahrol, ST
3 5
Inspector

Dea Malbira Pratama, ST


4 5
Ass. Quality Engineer
Khusnul Qotimah
5 5
Administrasi
Sub-Total 25
ASING
1
n
Sub-Total 0
TOTAL 25
Penuh waktu Paruh Waktu

Page 23
PT. MULTI FORMA RIAU
KONSULTAN

BAB F
FASILITAS PENDUKUNG & RK3
K.1. FASILITAS PENDUKUNG

Konsultan akan menyediakan Fasilitas Pendukung dalam menunjang pelaksanaan


pekerjaan Pekerjaan Pengawasan Teknis Peningkatan Jalan Kimbong Desa Sri
Bintan Kec. Teluk Sebong Kab. Bintan (2,6 KM) (Lanjutan, sesuai dengan KAK
berupa antara lain :

A. HEAD OFFICE SUPPORT (DUKUNGAN KANTOR PUSAT).

Head Office Support adalah suatu layanan jasa dari kantor pusat kepada personil
yang ditugaskan diproyek. Layanan jasa ini tentunya hanya diadakan bila diminta
oleh Team Leader/Site Engineer dengan persetujuan PPK. Home Office Support
biasanya diperlukan apabila ditemui masalah – masalah antara lain :

1) Administrasi
a. Pembuatan addendum / memorandum
b. Kelengkapan / penyiapan invoice.
c. Masalah koordinasi internal Konsultan.
d. Masalah teknis dan non teknis dengan Pemberi Tugas.
e. Masalah non teknis lainnya dll.

2) Teknik
a. Percepatan kaji ulang dokumen proyek tertentu.
b. Membantu pembuatan formulir-formulir tambahan yang diperlukan.
c. Memberikan pendapat tambahan (second opinion) terhadap masalah
yang dihadapi.
d. Membackup kekurangan dari personil yang ditugaskan.
e. Membantu menjalankan program komputer yang dibutuhkan.
f. Masalah-masalah teknis lainnya dan lain - lain.

B. SARANA DAN PERALATAN PENDUKUNG ( Disesuaikan kebutuhan )

Untuk menunjang kelancaran seluruh tugas personil, perlu disediakan sarana atau
fasilitas pendukung utama berupa alat transportasi, tempat kerja, peralatan kerja serta
material dan sebagainya. Semua fasilitas pendukung utama itu tentunya dipersiapkan
dengan memenuhi persyaratan spesifikasi minimal yang dibutuhkan didalam
perkerjaan ini. Fasilitas pendukung utama itu antara lain adalah sebagai berikut :

Page 24
PT. MULTI FORMA RIAU
KONSULTAN

1) Kantor Lapangan (Furniture dan Listrik) 1 (satu) Unit


2) Kantor di Kabupaten/kota lokasi pekerjaan
3) Bahan Operasional ATK
4) Komunikasi
5) Bahan Operasional komputer & printer
6) Filling Cabinet
7) Komputer/Laptop dan Printer Color 1 (satu) Unit
8) Camera Digital 1 (satu) Unit
9) Drone 1 (satu) Unit
10) Meja Kerja + kursi 3 (tiga) Unit
11) Kelengkapan K3 (APD) 12 orang
12) Perlengkapan Lapangan Ls
13) Kendaraan roda empat 1 (satu) unit
14) Kendaraan roda dua 8 (delapan) unit
15) Perumahan / Mess (Prof/Subprof) 1 (satu) unit
16) Software
 Windows XP
 MS Office 2007/2016
 AutoCAD 2007/2010/2016
 AutoCAD Land Development 2000i
 AutoCAD Land Development 2004
 AutoCAD Civil 3D 2016/2017/2018
 Software Lumion 3D
 Software SPJL Perkerasan Lentur 2012, Dll

PERALATAN PENDUKUNG PELAKSANAAN PROYEK

Gambar K.1. Total Station

Page 25
PT. MULTI FORMA RIAU
KONSULTAN

Gambar K.2. GPS

Gambar K.3. Kompas

Gambar K.4. Meteran

Page 26
PT. MULTI FORMA RIAU
KONSULTAN

K.2. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ( RK3 )

A. KEBIJAKAN K3

SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN


MENERAPKAN SIKLUS MANAJEMEN K3
DALAM PELAKSANAAN PEKERJAAN

Proyek/Paket : Pengawasan Teknis Peningkatan Jalan Kimbong Desa


Sri Bintan Kec. Teluk Sebong Kab. Bintan (2,6 KM)
(Lanjutan
Lokasi : Kabupaten Bintan
Nama Perusahaan : PT. Multi Forma Riau Konsultan
Alamat : Jalan R.H. Fisabilillah Ruko No.7 Lt.2 Dp. Jalan Salam,
Tanjungpinang
Penanggung Jawab : HENDRA CANDIKA, ST

Kami yang bertanda tangan di bawah ini, nama Hendra Candika, ST Jabatan
Direktur .

Dalam rangka pelaksanaan Jasa Konsultansi “Pengawasan Teknis


Peningkatan Jalan Kimbong Desa Sri Bintan Kec. Teluk Sebong Kab. Bintan
(2,6 KM) (Lanjutan” kami bersedia dan sanggup melaksanakan/menerapkan Siklus
Manajemen K3 Konstruksi dan peraturan perundangan tentang K3 secara Eksternal
dan peraturan internal K3 Bidang Infrastruktur Badan Pengusahaan Kawasan
Perdagangan Bebas Dan Pelabuhan Bebas (K-PBPB) Bintan Wilayah Kabupaten
Bintan.

Bila kami tidak melaksanakan Siklus K3 sesuai dengan Surat Kesanggupan ini,
maka kami bertanggung jawab dan bersedia dijatuhkan sanksi sesuai Surat Perjanjian
Kerja yang telah disepakati dan di tandatangani.

Demikian Surat Kesanggupan ini kami buat, dngan penuh kesadaran dan tanggung
jawab.

Tanjungpinang, 05 April
2022

HENDRA CANDIKA, ST
Direktur

Page 27
PT. MULTI FORMA RIAU
KONSULTAN

B. PERENCANAAN
 Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Risiko Bahaya (Jenis/type
Pekerjaan Disesuaikan kondisi penanganan )
Dalam mengawasi setiap pekerjaan kontraktor, konsultan pengawas akan
memperhatikan semua identifikasi bahaya, resiko serta pengendalian K3, yaitu :
JENIS/TYPE IDENTIFIKASI JENIS PENGENDALIAN
NO KODE
PEKERJAAN BAHAYA & RESIKO K3
RESIKO K3

1 2 3 4 5

DIVISI 1 UMUM

1 1.1 Mobilisasi  Kecelakaan dan  Menyediakan kantor lapangan


gangguan kesehatan dan tempat tinggal pekerja
tenaga kerja akibat yang memenuhi syarat.
tempat kerja kurang
memenuhi syarat.
 Bahaya akibat bangunan  Bangunan kantor dan fasilitas
kantor dan fasilitasnya lainnya harus dibuat dengan
lainnya roboh. kekuatan struktural yang
memenuhi syarat.
 Bahaya akibat terjadi  Bangunan kantor dan fasilitas
genangan air dan ditempan pada elevasi yang
pencurian pada lebih tinggi dari daerah
bangunan kantor dan sekitarnya, diberi pagar
fasilitas penunjang. keliling, dilengkapi dengan
jalan masuk dari kerikil serta
tempat parkir.
2 1.2 Manajemen  Bahaya lalu lintas akibat  Penyediaan jalan masuk ke
dan jalan masuk ke lokasi lokasi pekerjaan yang aman
Keselamatan pekerjaan tidak dan nyaman.
Lalu Lintas memenuhi syarat.

 Bahaya lalu lintas akibat  Pengaturan lalu lintas


pengaturan lalu lintas sementara dengan rambu-
sementara dengan rambu yang memenuhi syarat.
rambu-rambu yang tidak
memenuhi syarat.
 Bahaya akibat tidak  Penyediaan jalan masuk
tersedia jalan masuk bagi sementara ke permukiman
penduduk di yang aman dan nyaman
permukiman sepanjang
jalan dan yang
berdekatan dengan lokasi
pekerjaan.
 Kecelakaan akibat rambu- Bangunan sementara dan
rambu rusak dan tidak rambu-rambu harus
berfungsi. terpelihara agar tetap aman
dan dalam kondisi pelayanan
yang memenuhi persyaratan.
 Bahaya akibat bahan dan  Pembersihan atas bahan-bahan
kotoran yang tidak yang tidak terpakai.

Page 28
PT. MULTI FORMA RIAU
KONSULTAN

terpakai berceceran
sehingga lalu lintas tidak
aman.
 Bahaya akibat tidak  Penyediaan alat komunikasi
tersedia alat komunikasi untuk pengaturan pasa jalan
dalam pengaturan lalu masuk dan jalan keluar
lintas keluar masuk lokasi pengaturan lau lintas.
pekerjaan dan akan
berakibat terjadinya
kecelakaan dan
kebuntuan lalu lintas.
3 1.3 Keselamatan  Bahaya akibat kebakaran  Hindari bahan yang mudah
dan di kantor atau di terbakar dari percikan api dan
Kesehatan bangunan gudang dan menyediakan tabung
Kerja lainnya. pemadam api.

 Bahaya akibat bahan dan  Pemakaian peralatan


peralatan yang perlindungan kerja standar
digunakan tidak seperti helm, sepatu, kaca
memenuhi syarat. mata, masker dan sarung
tangan.
 Bahaya akibat cara  Seluruh pengankutan harus
pengangkutan bahan dilakukan dengan sandar.
kurang memenuhi syarat.
 Bahaya akibat  Penyimpanan harus dibuat
penyimpanan kurang sesuai dengan standar.
memenuhi syarat.
 Bahaya akibat  Pengendalian pembungan
pembuangan bahan dan bahan dan material di
material tidak terpakai sembarang tempat,
kurang memenuhi syarat. pembuangan harus sesuai
standar.
 Bahaya akibat bangunan  Penyedia harus membangun
kantor dan fasilitasnya kantor dan fasilitas sesuai
lainnya roboh. standar.
 Bahaya akibat terjadi  Pengendalian akibat air hujan
genangan air dan dan peyimpanan hrus sesuai
pencurian pada standar.
bangunan kantor dan
fasilitas penunjang.
 Bahaya akibat polusi  Penggunaan alat pelindung
yang dihasilkan oleh pernapasan dan mata standar.
kegiatan pelaksanaan.
 Kecelakaan akibat tidak  Pengendalian seluruh alat
memadainya alat pelingdung diri harus
pelindung diri yang ada memenuhi standard an
dilokasi pekerjaan. pengendalian penggunaan.
 Bahaya akibat rambu  Pengendalian rambu
peringatan kerja yang peringatan disetiap lokasi
tidak memadai sehingga beresiko kecelakaan tinggi.
sehingga akan berakibat
terjadinya kecelakaan.

Page 29
PT. MULTI FORMA RIAU
KONSULTAN

 Bayaha akibat APD yang  Pengendalian atas seluruh


tidak memenuhi syarat APD yang digunakan harus
sehingga berakan memenuhi standar.
berakibat terhadap
kerusakan tangan, mata,
kepala dan pernafasan.
DIVISI 2 PEKERJAAN TANAH

1 2.1
 Pekerjaan Galian
 Pengukuran  Gangguan kesehatan  Harus menggunakan
dan akibat kondisi kerja perlengkapan kerja yang
pematokan secara umum. standar.
 Terluka akibat kondisi  Pengukuran harus dilakukan
dan penggunaan dengan menggunakan
meteran yang salah. meteran yang sesuai dengan
standar.
 Kecelakaan akibat  Pengaturan lalu lintas harus
pengaturan lalu lintas sesuai dengan standar.
kurang baik.
 Kecelakaan akibat jenis  Alat dan cara menggunakan
dan cara penggunaan harus benar sesuai dengan
peralatan. standar.
 Kecelakaan akibat  Pemasangan patok harus
metode pemasangan benar dan sesuai dengan
patok. syarat.
 Penggalian  Kecelakaan terkena alat  Jarak antara penggali harus
gali (cangkul, balencong aman, Bila penggalian
dll.) akibat jarak antar dilakukan pada cuaca gelap
penggali terlalu dekat. atau malam hari harus
menggunakan lampu
penerangan yang cukup.
 Terluka karena terkena  Penggalian harus dilakukan
pecahan batu hasil oleh orang yang ahli dengan
galian. metode yang benar.
 Kecelakaan akibat  Operasional alat berat harus
operasional alat dilakukan sesuai dengan
berat baik di tempat standar.
lokasi galian,
transportasi maupun
di tempat
pembuangan.
2 2.2  Pekerjaan Timbunan
 Pengukuran  Gangguan kesehatan  Harus menggunakan
dan akibat kondisi kerja perlengkapan kerja yang
pematokan secara umum. standar.
 Terluka akibat kondisi  Pengukuran harus dilakukan
dan penggunaan dengan menggunakan
meteran yang salah. meteran yang sesuai dengan
standar.
 Kecelakaan akibat  Pengaturan lalu lintas harus
pengaturan lalu lintas sesuai dengan standar.
kurang baik.

Page 30
PT. MULTI FORMA RIAU
KONSULTAN

 Kecelakaan akibat jenis  Alat dan cara menggunakan


dan cara penggunaan harus benar sesuai dengan
peralatan. standar.
 Kecelakaan akibat  Pemasangan patok harus
metode pemasangan benar dan sesuai dengan
patok. syarat.
 Pemadatan  Kecelakaan akibat  Pengaturan lalu lintas harus
pengaturan lalu lintas sesuai dengan standar.
kurang baik.
 Kecelakaan akibat  Pengoperasian alat berat
metode penimbunan harus dilakukan oleh operator
pada jalan tanjakan. alat berat yang
berpengalaman.
 Kecelakaan akibat  Pelaksanaan penimbunan
operasional alat berat di pada jalan tanjakan harus
tempat lokasi dilakukan dengan metode
pemadatan. yang benar.
DIVISI 3
 STRUKTUR
1 3.1  Beton struktur
 Pengukuran  Terjadi kecelakaan atau  Pelaksanaan pengukuran dan
dan terluka oleh alat atau pematokan harus dilakukan
pematokan perlengkapan ukur oleh pekerja yang terampil
akibat metode serta berpengalaman
pelaksanaan pekerjaan dibidangnya.
tidak dilakukan dengan
benar.
 Terjadi gangguan  Pekerja harus memakai
kesehatan atau pakaian dan perlengkapan
gangguan fisik akibat kerja yang sesuai (sarung
pekerja tidak memakai tangan, sepatu boot dan helm)
perlengkapan kerja yang serta memenuhi syarat.
sesuai dengan syarat.
 Terjadi kecelakaan atau  Memasang rambu-rambu
tertabrak kendaraan pada lokasi pekerjaan untuk
pada saat melakukan melindungi personel yang
pengukuran di jalan bekerja dari kendaraan yang
raya. melintasi proyek dan
menempatkan petugas
bendera di semua tempat
kegiatan pelaksanaan.
 Penyiapan  Gangguan kesehatan  Pekerja harus memakai
atau gangguan fisik pakaian dan perlengkapan
akibat pekerja tidak kerja yang sesuai dan
memakai perlengkapan memenuhi syarat.
kerja yang sesuai dengan
syarat.
 Gangguan paru-paru  Menutup material dengan
akibat debu dari material plastik sehingga debu tidak
di gudang/tempat beterbangan.
penyimpanan.

Page 31
PT. MULTI FORMA RIAU
KONSULTAN

 Terjadi bahaya  Menyediakan alat pemadam


kebakaran dari kebakaran di gudang atau
gudang/material. tempat penyimpanan
material.
 Terjadi bahaya akibat  Mengecek alat concrete mixer
concrete mixer. sebelum digunakan termasuk
penguat-penguatnya,
dijalankan oleh orang yang
ahli dibidangnya.
 Terjadi kecelakaan  Memasang rambu-rambu
akibat pemasangan pada lokasi pekerjaan untuk
rambu-rambu lalu lintas melindungi personel yang
sementara untuk bekerja dari kendaraan yang
pengamanan kurang melintasi proyek dan
memadai dan tidak menempatkan petugas
memenuhi syarat. bendera disemua tempat
kegiatan pelaksanaan.
 Pemasangan  Bahaya kecelakaan pada  Pemasangan bekisting harus
Bekisting pemasangan bekisting dilakukan oleh pekerja
pada tanah galian terampil yang telah
meliputi : tertimpa berpengalaman dibidangnya,
tanah galian, tertimbun pemasangan bekisting di
tanah galian, tertimpa daerah galian harus
benda jatuh dan memperhatikan ketentuan-
terpeleset jatuh. ketentuan berikut ini :
 Memakai pakaian dan
perlengkapan kerja
terutama helm yang sesuai
dengan standar,
 Dinding galian harus diberi
penahan dinding
secukupnya, 71 - 160
 Pada daerah pemasangan
bekisting harus diberi
penerangan secukupnya,
 Dilarang menyimpan/
menempatkan tanah galian
dipinggir pembuatan
bekisting, tanah galian harus
dibuang pada tempat yang
aman yang telah ditentukan,
 Disediakan jalan keluar
untuk menyelamatkan diri
bila terjadi bahaya,
 Dipasang tangga yang
sesuai dan memenuhi syarat
dari segi kekuatanya.

 Kecelakaan akibat  Dilarang menempatkan atau


runtuhnya sisi galian menggerakkan beban mesin
akibat pembebanan. atau peralatan lainnya dekat
pemasangan bekisting/disisi
galian yang dapat

Page 32
PT. MULTI FORMA RIAU
KONSULTAN

menyebabkan runtuhnya sisi


galian dan membahayakan
setiap orang di dalamnya.
 Terjadi kecelakaan atau  Paku-paku yang menonjol
luka oleh karena paku- keluar perlu dibenamkan atau
paku yang menonjol dibengkokan.
keluar, tertimpa/
tergencet
kayu/bekisting.
 Penulangan  Terluka akibat  Pelaksanaan penulangan
pelaksanaan penulangan harus dilakukan oleh pekerja
tidak dilakukan oleh yang terampil dan
tenaga yang berpengalaman dibidangnya,
berpengalaman dan ahli dilengkapi dengan helm,
dibidangnya, seperti : sarung tangan, sepatu boot
tertimpa besi tulangan, yang sesuai dan memenuhi
terkena kawat tulangan, syarat seta memperhatikan
dan lain-lain. ketentuan-ketentuan berikut
:
 Sisa-sisa besi/kawat baja
ditempatkan sedemikian
rupa sehingga tidak
menimbulkan bahaya,
 Besi tulangan yang
menjorok ke luar dari lantai
atau dinding harus diberi
pelindung,
 Bila melakukan
penyambungan besi
tulangan maka ujungnya
menjorok ke luar tidak boleh
menimbulkan bahaya,
 Besi tulangan tidak boleh
disimpan pada perancah
atau papan acuan yang
dapat membahayakan
kestabilannya.
 Tertimpa benda jatuh  Untuk pemasangan tulangan
seperti bekisting, besi dibawah permukaan
tulangan dan peralatan tanah/didaerah galian harus
kerja lainnya. diperhatikan ketentuan-
ketentuan berikut ini :
 Memakai pakaian dan
perlengkapan kerja
terutama helm yang sesuai
dengan standar,
 Dinding galian harus diberi
penahan dinding
secukupnya, Pada daerah
pemasangan bekisting harus
diberi penerangan
secukupnya.
 Dilarang menyimpan/

Page 33
PT. MULTI FORMA RIAU
KONSULTAN

menempatkan tanah galian


dipinggir pembuatan
bekisting, tanah galian harus
dibuang pada tempat yang
aman yang telah ditentukan,
 Disediakan jalan keluar
untuk menyelamatkan diri
bila terjadi bahaya,
 Dipasang tangga yang
sesuai dan memenuhi syarat
dari segi kekuatanya.

 Pengecoran  Gangguan kesehatan  Pelaksanaan pengecoran


atau gangguan fisik harus dilakukan oleh tenaga
akibat pekerja tidak terampil yang berpengalaman
memakai perlengkapan dan dalam melaksanakan
kerja yang sesuai dengan pekerjaan, harus memakai
syarat. pakaian dan perlengkapan
kerja sesuai dengan standar.
 Kecelakaan akibat  Semua gigi, rantai-rantai
concrete mixer (kena dan roda pemutar dari
rantai, roda pemutar pengaduk beton harus
dll). dilindungi
sedemikian sehingga aman.
 Tertimpa pengaduk  Penyangga pengaduk beton
beton ketika alat harus dilindungi oleh pagar
tersebut sedang pengaman untuk mencegah
diangkat. para pekerja lewat di
bawahnya ketika alat yang
bersangkutan sedang
diangkat.
 Terjatuh dari  Operator mixer beton tidak
tempat pengecoran. diperkenankan menurunkan
penyangga sebelum semua
pekerja berada di tempat yang
aman.
 Terluka akibat  Pada waktu membersihkan
membersihkan tabung tabung pengaduk, tindakan-
pengaduk beton. tindakan pengamanan harus
diambil untuk melindungi
para pekerja di dalamnya,
misalnya dengan mengunci
tombol dalam posisi terbuka
melepaskan sikring-sikring
atau dengan cara mematikan
sumber tenaga.
 Terluka akibat terkena  Ketika beton sedang dituang
percikan beton pada saat dari bak muatan, pekerja
menuangkan beton dari harus berada pada jarak yang
pengaduk beton. aman terhadap setiap
percikan beton.
 Terjadi gangguan pada  Pelaksanaan pencampuran
mata dan pendengaran aggregate, semen dan air
akibat getaran vibrator harus tidak menimbulkan

Page 34
PT. MULTI FORMA RIAU
KONSULTAN

dan debu pada saat debu yang beterbangan,


mencampur semen, pekerja harus menggunakan
agregat dan air. masker pernapasan.
 Terluka akibat arus  Pekerja yang menggunakan
pendek atau tersengat vibrator listrik harus ahli dan
aliran listrik ketika berpengalaman di bidangnya.
menggunakan vibrator
listrik.
 Kecelakaan akibat  Pipa-pipa penyaiur uetori ke
penyalur uetori ke alat alat vibrator harus
vibrator. memmenuhi ketentuan
sebagai berikut:
 Hubungan pipa harus diikat
dengan rantai pengaman
atau cara lain yang efektif,
 Mulut pipa pengeluaran
harus terikat kuat sehingga
dapat mencegah gerakan
bergeser.

 Luka akibat penggunaan  Bila menggunakan vibrator


vibrator. listrik, maka :
 Dihubungkan ke tanah
(earthed),
 Bagian-bagian yang penting
harus cukup diberi isolasi,
 Arus listrik harus dimatikan
bila sedang tidak
digunakan,
 Diusahakan sedemikian
rupa bila beton mulai
mengeras maka harus
dilindungi terhadap arus air
yang mengalirkan bahan-
bahan kimia, dan getaran
begitu juga terhadap
pekerja,
 Diusahakan sedemikian
rupa tidak boleh meletakkan
beban di atas beton yang
sedang mengeras.

 Gangguan kesehatan  Bahan-bahan kering dari


oleh debu akibat beton harus dicampur pada
pencampuran beton. ruang yang tertutup :
 Debu harus
tersalur/terbuang ke luar,
73 – 160.
 Bila debu tidak dapat
terbuang, maka para pekerja
harus menggunakan alat
pernapasan.

Page 35
PT. MULTI FORMA RIAU
KONSULTAN

 Kecelakaan akibat  Selama pengecoran papan


robohnya cor beton. acuan dan penumpunya harus
dicegah terhadap kerusakan.
 Terjadi kecelakaan  Pengoperasian alat pengaduk,
akibat proses penggetar dan water tanker
penumpahan adukan harus dilakukan oleh orang
beton, pengadukan yang ahli dan berpengalaman
beton, alat penggetar dan harus selalu dijaga agar
dan water tanker. tidak ada orang luar maupun
pekerja lain yang tidak
berkepentingan berada di
tempat pengecoran beton.
 Terjadi kecelakaan  Membatasi daerah
atas orang luar yang pekerjaan pengecoran
masuk dengan pagar
kedalam areal pekerjaan. atau rambu yang informatif.
 Terjadi kecelakaan  Menyiapkan penerangan
kerja ketika bekerja apabila harus bekerja pada
pada kedaan gelap atau malam hari.
malam hari akibat
penerangan tidak cukup.
 Kecelakaan akibat lantai  Lantai kerja sementara yang
kerja sementara roboh. menahan pipa pemompa
beton harus kuat untuk
menumpu pipa yang sedang
berisi dan mempunyai faktor
pengaman sedikitnya 4.
2 3.2  Baja Tulangan
- Pengukuran  Pada waktu pengukuran  Pengukuran dilakukan
dan harus diperhatikan agar menggunakan meteran yang
Pemotongan tidak menggangu sesuai dengan standar. Pada
penguna jalan /sesama waktu pengukuran harus
pekerja (resiko tertabrak diperhatikan agar tidak
kendaraan). menggangu penguna jalan.
Pemotongan tulangan
dilakukan pada tempat yang
aman. Tenaga-tenaga kerja
yang melakukan pemotongan
baja tulangan harus
mempunyai jarak yang cukup
antara sesamanya.
 Terjepit alat pemotong  Para pekerja menggunakan
besi/baja tulangan. sarung tangan yang sesuai.
 Luka akibat sisa-  Sisa-sisa baja tulangan dan
sisa besi/baja kawat baja pengkiat
tulangan. ditempatkan sedemikian rupa
sehingga tidak
mengganggu/membahayakan
- Pemasangan  Terjepit saat  Pembengkokan tulangan
mengangkat tulangan. menggunakan peralatan yang
Luka akibat memenuhi persyaratan.
membengkokan
tulangan baja/besi.

Page 36
PT. MULTI FORMA RIAU
KONSULTAN

 Luka karena jarak  Diusahakan sedemikian rupa


antar sesama pembuat pekerja yang melakukan
tulangan. pekerjaan pembengkokan
tulangan mempunyai jarak
yang cukup sesama pekerja.
 Luka di tangan akibat  Diusahakan sedemikian rupa
kawat baja pada saat pada saat pengikatan baja
mengikat tulangan. tulangan menggunakan
sarung tangan yang sesuai.
 Kecelakaan akibat tanah  Jika pemasangan tulangan
longsor/benda jatuh dibawah permukaan tanah,
Jika pemasangan maka tanah perlu memakai
tulangan dibawah dinding penahan tanah yang
permukaan tanah. sesuai. Menyiapkan tangga
yang sesuai dan aman.
 Kecelakaan akibat  Apabila penulangan dilakkan
tulangan runtuh jika pada ketinggian tertentu
pemasangan tulangan maka perancah yang
dilakukan pada digunakan harus sesuai dan
ketinggian tertentu. aman.
 Luka akibat sisa-  Diusahakan sedemikian rupa
sisa (potongan) sisa-sisa potongan baja
tulangan maupun tulangan dan kawat baja
kawat baja. ditempatkan pada tempat
yang sesuai.
 Terluka akibat pekerja  Para pekerja menggunakan
dan alat. helm, sarung tangan dan
sepatu boot yang sesuai.
Diberi perlindungan atau
tanda/rambu yang
menunjukan ada pekerjaan
penulangan.
DIVISI 5  PEKERJAAN ASPAL

1 5.1  Laston Lapis Aus (AC-WC)

 Penyiapan  Gangguan kesehatan  Pekerja harus mematuhi


dan atau gangguan pada dan melengkapi diri dengan
pembersihan fisik akibat dari kurang perlengkapan kerja yang
lokasi patuhnya pekerja dalam disyaratkan.
pekerjaan memakai perlengkapan
kerja.
 Gangguan pada  Menggunakan APD lengkap
pengelihatan dan dengan tambahan kacamata
pernafasan akibat dari lapangan dan juga masker
debu dari permukaan tebal.
jalan yang dibersihkan.
 Terjatuh atau terpeleset  Menggunakan sepatu
dari lokasi pekerjaan lapangan sesuai dengan yang
pembersihan. di syaratkan.

Page 37
PT. MULTI FORMA RIAU
KONSULTAN

 Marking dan  Terjadi kecelakaan atau  Pelaksanaan pengukuran dan


pematokan terluka oleh alat atau pematokan harus dilakukan
pada lokasi perlengkapan ukur oleh pekerja yang terampil
pekerjaan akibat metode serta berpengalaman
pelaksanaan pekerjaan dibidangnya.
tidak dilakukan dengan
benar.
 Terjadi gangguan  Pekerja harus memakai APD
kesehatan atau dan perlengkapan kerja yang
gangguan fisik akibat sesuai (sarung tangan, sepatu
pekerja tidak memakai boot dan helm) serta
perlengkapan kerja yang memenuhi syarat.
sesuai dengan syarat.
 Terkena cat marking  Pekerja harus selalu
pada mata dan bagian menggunakan APD dan
tubuh lain. perlindungan tambahan
berupa kacamata lapangan
yang sesuai dengan syarat .
 Terjadi kecelakaan atau  Memasang rambu-rambu
tertabrak kendaraan pada lokasi pekerjaan untuk
pada saat melakukan melindungi personel yang
pengukuran di jalan bekerja dari kendaraan yang
raya. melintasi proyek dan
menempatkan petugas
bendera di semua tempat
kegiatan pelaksanaan.
 Proses  Lapis perekat mengenai  Pekerja harus selalu memakai
hampar Lapis bagian tubuh pada saat APD dan perlengkapan kerja
Perekat proses penghamparan. yang sesuai dan memenuhi
syarat pada saat proses
penghamparan.
 Gangguan paru-paru  Pekerja harus menggunakan
akibat material masker yang sesuai dengan
hampar lapis perekat. standar yang sudah di
syaratkan.
 Proses  Material AC-WC  Para pekerja harus selalu
hampar mengenai bagian tubuh menggunakan APD lengkap
Laston Lapis pekerja. dan harus selalu waspada
Aus (AC- terhadap hamparan material
WC) AC-WC.
 Terkena alat  Menjaga jarak aman dari
penghampar AC-WC. mesin penghampar AC-WC
dan selalu waspada pada
proses penghamparan.

Page 38
PT. MULTI FORMA RIAU
KONSULTAN

 Pemenuhan Perundang-Undangan dan Persyaratan Lainnya


Daftar Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 yang dipenuhi
dalam pelaksanaan paket pekerjaan ini adalah
a) Undang-undang Dasar 1945 pasal 27 (ayat 2)
b) Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
c) Undang-undang No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
d) Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.PER.01/MEN/1980
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
e) Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor: KEP.174/MEN/1986 tentang Kewselamatandan Kesehatan Kerja
pada Tempat Kegiatan Konstruksi
f) Undang-undang RI No. 13 Tahun 2003tentangKetenagakerjaan Pasal 86 dan
87
g) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.09/PRT/M/2008 tentang Pedoma
Sistem Manajemen Keselamatandan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi
Bidang PU

C. SASARAN K3 dan PROGRAM K3

1) SASARAN K3

Sasaran keselamatan kerja pada pelaksanaan paket pekerjaan ini meliputi unsur
manusia, unsur pekerjaan dan unsur perusahaan. Secara rinci unsur-unsur
sasaran keselamatan kerja tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Unsur Manusia
 Upaya preventif atau pencegahan meniadakan/menekan terjadinya
kecelakaan kerja, baik personil konsultan sebagai pengawas maupun
personil kontraktor sebagai pelaksana pekerjaan
 Mencegah/mengurangi timbulnya cidera, cacat dan kematian (Zero Fatal
Accident)
 Meningkatkan etos kerja, produktifitas dan efisiensi kerja
b. Unsur Pekerjaan
 Meningkatkan etos kerja, produktifitas dan efisiensi kerja
 Mengamankan tempat kerja, peralatan dan material, konstruksi,
instalasi dan sumber daya lainnya
 Terwujudnya tempat kerja yang aman, nyaman dan terjamin
kelangsungannya
 Terwujudnya pekerjaan yang tepat waktu, tepat mutu, tepat biaya dan
ramah lingkungan
c. Unsur Perusahaan
 Mewujudkan kepuasan kepada pemberi tugas
 Mewujudkan perusahaan dengan tenaga kerja yang sehat

Page 39
PT. MULTI FORMA RIAU
KONSULTAN

2) PROGRAM K3

Program K3 Program perusahaan untuk pelaksanaan K3 dapat dirinci


sebagai berikut :

Setiap personil konsultan di lapangan akan dibekali tanggung jawab individu


mereka sendiri, yaitu :

 Tahu apa yang menjadi tanggung jawabnya (komunikasi


diperlukan).
 Memiliki kewenangan yang cukup untuk menjalankan
tanggungjawabnya (berkaitan dengan keorganisasian).
 Memiliki kemampuan yang dibutuhkan dan kompetensi (pelatihan atau
sertifikasi yang dipersyaratkan).

Ketiga hal tersebut diatas akan disiapkan, sehingga, kinerja keselamatan dan
kesehatan kerja akan menjadi salah satu kriteria penilaian kinerja individu
konsultan pengawas disamping kriteria penilaian lainnya.

Program K3 untuk tanggung jawab personil konsultan pengawas di lapangan


meliputi :
 Menggunakan pelindung diri dan peralatan keselamatan seperti yang
dipersyaratkan pemberi tugas;
 Mengikuti prosedur kerja yang aman;
 Mengetahui dan mematuhi semua peraturan
 Pelaporan yang cedera atau sakit segera
 Pelaporan tindakan tidak aman dan kondisi tidak aman
 Berpartisipasi dalam komite keselamatan dan kesehatan kerja

Program K3 untuk tanggung jawab Koordinator (oleh Site Engineer) meliputi :


 Memerintahkan personil di lapangan untuk mengikuti tatacara kerja
yang aman menjelaskan masalah keselamatan dan kesehatan pada semua
personil lapangan
 Menegakkan peraturan keselamatan dan kesehatan kerja
 Mengoreksi tindakan tidak aman dan kondisi tidak aman
 Pelaporan dan menyelidiki semua kecelakaan / insiden
 Memeriksa daerah sendiri dan mengambil tindakan perbaikan untuk
mengurangi atau menghilangkan bahaya
 Memastikan peralatan dipelihara dengan benar
 Mempromosikan kesadaran keselamatan pekerja

Program K3 untuk tanggung jawab manajemen meliputi :


 Menyediakan tempat kerja yang aman dan sehat

Page 40
PT. MULTI FORMA RIAU
KONSULTAN

 Membangun dan mempertahankan program keselamatan dan kesehatan


kerja
 Memastikan pekerja dilatih atau bersertifikat, seperti yang dipersyaratkan
 Pelaporan kasus kecelakaan dan penyakit kerja kepada otoritas yang
tepat
 Menyediakan fasilitas bantuan medis dan darurat medis
 Memastikan APD tersedia, cukup dan baik sesuai peraturan
 Menyediakan informasi keselamatan dan kesehatan bagi personil
lapangan
 Mendukung supervisor dalam kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja
mereka
 Mengevaluasi kinerja keselamatan dan kesehatan koordinato

Perlengkapan keselamatan kerja Perlengkapan kerja standar untuk melindungi


pekerja dalam melaksanakan tugas pengawas pekerjaan adalah sebagai berikut :
 Topi, yang berguna untuk melindungi kepala dari benturan benda keras
maupun melindungi kepala dari panas sinar matahari.
 Sepatu, yang akan berguna untuk menghindarkan terpeleset karena licin
atau melindungi kaki dari kejatuhan benda keras dan sebagainya.
 Kaca mata ultraviolet, terutama dibutuhkan untuk melindungi mata dari
sinar ultra violet, karena bekerja pada lokasi yang sangat terbuka.
 Masker, diperlukan karena bekerja pada lingkungan berdebu

Page 41

Anda mungkin juga menyukai