Anda di halaman 1dari 53

TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KERANGKA ACUAN

KERJA

I. TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA

Untuk melaksanakan pekerjaan Belanja Jasa Konsultasi Pengawasan Bangunan Perkuatan

Tebing sebelumnya dibuat rencana kerja yang sistematis dengan orientasi hasil yang dapat

dilaksanakan. Untuk mencapai tujuan tersebut, disusun tahap-tahap secara detail dari seluruh

pekerjaan yang akan dilaksanakan. Tiap – tiap tahapan akan dijaga konsistensi dan hasilnya dan bila

terjadi ketidaksinambungan dari tahap ketahapan tertentu maka secepatnya akan dilakukan evaluasi

ulang, baik didalam team Konsultan sendiri maupun dengan pihak pemberi tugas. Dengan demikian

tujuan dan hasil yang diinginkan dapat tercapai.

Rencana kerja disusun berdasarkan penafsiran terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan

keterangan - keterangan lain yang kaitannya dengan pekerjaan ini dari Kabupaten Samosir Tahun

Anggaran 2023.

Rencana kerja dimaksudkan untuk beberapa kepentingan dalam pelaksanaan pekerjaan yaitu :

- Dapat dijadikan kerja bagi personil Konsultan yang ditugaskan melaksanakan pekerjaan.

- Bagi pihak pemberi kerja dapat mempermudah monitoring dan evaluasi pelaksanaan pekerjaan.

- Dengan adanya rencana kerja yang baik, maka setiap tahap pekerjaan dapat diharapkan
mencapai hasil optimal.

- Target waktu untuk menyelesaikan pekerjaan ini dapat dicapai sesuai dengan yang tercantum
dalam KAK yaitu 5 (lima) bulan.
II. TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP PERSONIL/FASILITASI PENDUKUNG DARI PPK

Setelah mempelajari dan mengkaji semua uraian yang ada didalam Kerangka Acuan Kerja (KAK),

secara umum penjelasan atas aspek-aspek kegiatan yang akan dilakukan seperti maksud pekerjaan

dan tujuan pekerjaan serta lingkup pekerjaan yang sudah cukup jelas. Namun demikian ada baiknya

Konsultan Supervisi memberikan tanggapan-tanggapan sebagai berikut :

1. Konsultan menyadari bahwa pelaksanaan pekerjaan ini harus dilakukan dengan teliti dan akurat

agar evaluasi dan rekomendasi yang harus dilakukan untuk menanggulangi keadaan yang terjasi

dapat ditindak lanjuti dengan segera, akurat dan dapat mencapai sasaran.

2. Dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) hendaknya memuat secara umum metode pekerjaan sebagai

gambaran bagi Konsultan untuk memberikan pemikiran yang mendekati sasaran.

3. Tenaga Ahli yang diperlukan untuk menangani pekerjaan ini sudah cukup lengkap.
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA

I. PENDEKATAN TEKNIS DAN METODOLOGI

I.1. PENDEKATAN UMUM

Layanan pekerjaan juga mencakup supervisi dan semua aspek pelaksanaan pekerjaan dan
menjamin bahwa pekerjaan konstruksi sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) yang
diterapkan untuk peningkatan jalan.

Team Supervisi akan melakukan monitoring secara terus menerus tentang kemajuan pekerjaan,
pengendalian mutu dan volume pekerjaan serta masalah - masalah yang berkaitan dengan
Dokumen Kontrak.

Adapun untuk pengawasan pembangunan jalan meliputi pengawasan rekonstruksi atau peningkatan
jalan meliputi, perbaikan system drainase dan beberapa pekerjaan kecil (minor work).

Kegiatan pengawasan lapangan dilaksanakan oleh Team Konsultan Supervisi bersama-sama


dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Samosir.

Pengawasan Teknis pekerjaan dikoordinir oleh Pemimpin Proyek / Bagian Proyek Fisik yang dalam
hal ini bertindak sebagai “Engineering Representative” sesuai dengan pengertian yang disebutkan
dalam Dokumen Kontrak Fisik.

Untuk mencapai hasil kerja maksimal dan dapat terciptanya kondisi kerja yang baik, maka hubungan
antara Konsultan Supervisi dengan lembaga – lembaga yang terkait dengan proyek itu serta
hubungan antara konsultan yang membantu Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten
Samosir sebagai pemimpin proyek, konsultan sebagai pihak pengawas dan kontraktor sebagai pihak
pelaksana, masing-masing merupakan bagian yang tak terpisahkan di dalam penentuan lancar
tidaknya pelaksanaan proyek.
I.2. LATAR BELAKANG

Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Samosir bermaksud untuk melaksanakan
pekerjaan Belanja Jasa Konsultasi Pengawasan Bangunan Perkuatan Tebing di Propinsi
Sumatera Utara yang akan dilaksanakan oleh penyedia pekerjaan konstruksi.

Untuk menjamin pelaksanaan pekerjaan tersebut sesuai dengan rencana mutu, biaya, volume dan
waktu yang telah ditetapkan di dalam kontrak jasa konstruksi, maka diperlukan adanya suatu team
yang akan bertugas sebagai pengawas yang berperan membantu Dinas Pekerjaan Umum dan Tata
Ruang Kabupaten Samosir didalam melaksanakan pengawasan teknis pada lokasi kegiatan yang
sedang berlangsung. Team pengawas dimaksud, adalah penyedia jasa konsultansi pekerjaan
pengawasan teknis / supervisi.

I.3. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud utama pengadaan penyedia pekerjaan konsultansi ini, adalah untuk membantu Dinas
Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Samosir didalam melakukan pengawasan teknis
terhadap kegiatan pekerjaan konstruksi dilapangan yang dilaksanakan oleh penyedia pekerjaan
konstruksi, berhubung adanya keterbatasan tenaga satuan kerja yang bersangkutan, baik dari segi
jumlah maupun dari segi kualifikasinya.

Namum secara rinci maksud dari pengadaan jasa konsultansi ini mencakup beberapa hal berikut :

a. Membantu Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Samosir didalam melakukan
pengawasan teknis terhadap kegiatan pekerjaan konstruksi di lapangan yang dilaksanakan oleh
Penyedia Pekerjaan Konstruksi, berhubung adanya keterbatasan tenaga instansi yang
bersangkutan, baik dari segi jumlah maupun dari segi kualifikasinya.
b. Meminimalkan kendala - kendala teknis yang sering dihadapi oleh penyedia pekerjaan
konstruksi dilapangan dalam menerapkan desain yang memenuhi persyaratan spesifikasinya.
c. Memberi kepastian dan jaminan kepada pengguna jasa bahwa pekerjaan yang dilaksanakan
oleh penyedia pekerjaan konstruksi sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan teknis yang
tercantum dalam dokumen kontrak.
d. Membantu menyelesaikan revisi desain, bilamana terdapat perbedaan antara desain yang ada
dengan kondisi dilapangan.

Adapun tujuannya adalah pengendalian pelaksanaan pekerjaan dilapangan untuk mendapatkan


hasil pekerjaan konstruksi yang memenuhi persyaratan yang tercantum di dalam spesifikasi (tepat
mutu), dan dilaksanakan secara tepat biaya serta tepat waktu.
I.4. SASARAN

Sasaran pengadaan jasa konsultansi pengawasan teknis jalan ini, adalah tercapainya hasil
pekerjaan Belanja Jasa Konsultasi Pengawasan Bangunan Perkuatan Tebing tersebut di atas
sesuai dengan isi dokumen kontrak, sehingga kinerja jalan yang ditangani diharapkan dapat
memberikan layanannya sampai akhir umur rencana.

Disamping itu, sebagian tugas Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Samosir yang
bersangkutan, khususnya dalam hal menyangkut masalah pengendalian teknis dilapangan dan
administrasi teknik pada umumnya, dilimpahkan kepada penyedia jasa ini.

I.5. NAMA DAN ORGANISASI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

Nama dan organisasi pengguna jasa adalah Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten
Samosir sebagai pengendali kontrak pengawasan teknis.
Kedudukan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Samosir berada di dalam struktur
organisasi.

I.6. SUMBER PENDANAAN

Untuk pelaksanaan kegiatan ini guna pembiayaannya bersumber dana Anggaran Pendapatan
Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Samosir Tahun Anggaran 2023.

I.7. LINGKUP, LOKASI KEGIATAN, DATA DAN FASILITAS PENUNJANG SERTA ALIH
PENGETAHUAN

a. Lingkup Kegiatan
Lingkup kegiatan ini adalah :
1. Persiapan :
a. Tujuan
Tujuan pengawasan teknis jalan adalah mengawasai pekerjaan jalan agar berjalan
efisien dan efektif serta sesuai dengan desain dan spesifikasi yang digunakan sebagai
dasar pelaksanaan.
b. Lingkup
1. Menyusun Rencana Mutu Kontrak (RMK) pengawasan sesuai dokumen kontrak
pekerjaan konstruksi.
2. Mempelajari hal-hal yang terkait dokumen kontrak pekerjaan konstruksi, termasuk
pengendalian manajemen dan keselamatan lalu lintas serta SMK3K, dan Dokumen
Lingkungan.
3. Membantu PPK dalam pelaksanaan PCM dan mutual check
4. Mencatat seluruh kesepakatan dalam Pre Construction Meeting dan dituangkan
dalam Berita Acara tersendiri sebagai Dokumen Kegiatan.
5. Mempersiapkan formulir - formulir isian, antara lain :
− Laporan Mingguan
− Laporan Bulanan / Monthly Progress Report
− Laporan Teknis (jika diperlukan).
− Pengecekan kesesuaian desain di lapangan.
− Persiapan Gambar Kerja untuk : Pemeliharaan Rutin, Pemeliharaan Berkala,
Betterment
− Perhitungan Volume / Back-up Data serta Monthly Certificate.
− Quality Control / kontrol kualitas selama periode pelaksanaan.
− Request Penyedia jasa untuk : Memulai Pekerjaan, Pengujian Bahan
6. Menjelaskan struktur organisasi dan personil Direksi Teknis yang sudah dimobilisasi
dan rencana personil lainnya yang akan dimobilisasi.
7. Menjelaskan Struktur Organisasi Direksi Teknis dan tugas dari masing - masing
personil Direksi Teknis.
8. Memberikan usulan teknik pelaksanaan yang lebih efisien.
9. Menjelaskan rencana kerja (bila ada).
10. Menyampaikan dan mempresentasikan RMK kepada Direksi Pekerjaan pada saat
PCM.
11. Membantu PPK dalam mengkaji rencana mutu kontrak (RMK) penyedia jasa
konstruksi.
12. Melakukan pengawasan, pengujian, pengecekan kuantitas dan kualitas serta
kelayakan peralatan, fasilitas dan perlengkapan yang dimobilisasi Penyedia Jasa.
13. Mengecek daftar peralatan, fasilitas dan perlengkapan yang disampaikan Penyedia
Jasa.
14. Mengecek masa laku kalibrasi peralatan yang akan digunakan oleh Penyedia Jasa.
15. Menyampaikan rekomendasi kepada Direksi Pekerjaan tentang jumlah, mutu dan
kelaikan peralatan, fasilitas dan perlengkapan yang dimobilisasi Penyedia Jasa.
16. Menandatangani berita acara mobilisasi.
17. Menyampaikan laporan pelaksanaan mobilisasi kepada Direksi Pekerjaan.
18. Membuat analisis untuk merumuskan parameter desain berdasarkan gambar kerja
dan parameter desain;
19. Melakukan pemeriksaan dan pembahasan konsep gambar kerja;
20. Memberikan rekomendasi terhadap konsep gambar kerja kepada Direksi Pekerjaan
dan Penyedia Jasa.
21. Memeriksa gambar kerja yang terkait dengan metode kerja diajukan oleh Penyedia
Jasa dan kontrol terhadap kuantitas pekerjaan..
22. Melaporkan progres pekerjaan yang telah diselesaikan Penyedia Jasa.
23. Membuat daftar kekurangan (Defect & Dificiencies) berdasarkan hasil pemeriksaan
lapangan.
24. Membantu PPK dalam pengecekan data adminstrasi dan teknis pekerjaan.
25. Membantu PPK dalam pelaksanaan PCM dan mutual check.

2. Pelaksanaan Pengawasan :
a. Turut serta dalam pelaksanaan rekayasa lapangan dan membantu memeriksa shop
drawing yang disiapkan oleh Penyedia Jasa.
b. Melaksanakan Belanja Jasa Konsultasi Pengawasan Bangunan Perkuatan Tebing
Kabupaten Samosir secara professional, efektif dan efisien sesuai dengan spesifikasi
sehingga terhindar dari resiko kegagalan konstruksi.
c. Memeriksa dan menyetujui laporan harian dan laporan mingguan pekerjaan konstruksi.
d. Mengevaluasi dan menyetujui monthly certificate (MC).
e. Pengendalian mutu pekerjaan dilapangan dengan menerapkan prosedur kerja dan uji
mutu pada setiap tahapan kegiatan pekerjaan sesuai dokumen kontrak.
f. Membuat laporan bulanan terkait progress pekerjaan dilapangan dan membuat
rekomendasi setiap permasalahan yang timbul dilapangan kepada Pengguna Jasa.
g. Membuat laporan teknis (bila diperlukan) pada setiap terjadinya perubahan kinerja
pekerjaan.

3. Pengendalian Pekerjaan Fisik


a. Proses dan Pelaksanaan Kegiatan
Setiap kegiatan pekerjaan selalu memerlukan perencanaan, proses, metode kerja dan
pelaksanaan kegiatan yang akan diperlukan hingga hasil suatu kegiatan sesuai dengan
persyaratan yang telah ditentukan.
Untuk setiap unit kerja/unit pelaksana kegiatan harus merencanakan dan melaksanakan
proses dan pelaksanaan kegiatan secara terkendali yang meliputi :
− Memastikan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan persyaratan yang telah
ditetapkan dalam rencana mutu unit kerja atau rencana mutu pelaksanaan kegiatan
atau rencana mutu kontrak.
− Setiap kegiatan dapat diketahui ketersediaan informasi yang menggambarkan
karakteristik kegiatan dan ketersediaan dokumen kegiatan.
− Setiap kegiatan memenuhi persyaratan ketersediaan sumber daya yang diperlukan
dalam proses kegiatan.
− Ketersediaan peralatan monitoring dan pengukuran pelaksanaan pekerjaan serta
mekanisme proses penyerahan dan pasca penyerahan hasil pekerjaan.

Setiap jenis kegiatan harus mempunyai petunjuk pelaksanaan yang merupakan


dokumen standar kerja yang diperlukan guna memastikan perencanaan, pelaksanaan
dan pengendalian proses dilakukan secara efektif dan efisien.
Adapun Petunjuk Pelaksanaan sekurang-kurangnya :
a. Halaman Muka berisi :
• Judul dan nomor identifikasi petunjuk pelaksanaan.
• Status validasi dan status perubahan.
• Kolom sahkan petunjuk pelaksanaan.
b. Riwayat Perubahan;
c. Maksud dan Tujuan Petunjuk Pelaksanaan;
d. Ruang Lingkup Penerapan;
e. Referensi atau Acuan yang digunakan;
f. Definisi (penjelasan istilah-istilah) jika diperlukan;
g. Tahapan proses atau kegiatan (dengan bagan alir jika perlu);
h. Ketentuan Umum (penjelasan tentang persyaratan – persyaratan yang harus
dipenuhi dalam melaksanakan proses);
i. Tanggung jawab dan Wewenang;
j. Kondisi Khusus (penyimpangan dsb.);
k. Rekaman / Bukti Kerja (yang menjadi persyaratan)
l. Lampiran berupa contoh format rekaman/bukti kerja.

Sedangkan untuk melaksanakan Validasi terhadap proses pelaksanaan pekerjaan


dalam kesesuaian antara pelaksanaan kegiatan dan dengan hasil kegiatan setelah
selesai dilaksanakan harus dapat dilakukan pada setiap tahap kegiatan, jika
verifikasi tidak dapat dilakukan secara langsung melalui monitoring atau pengukuran
secara berurutan.

Validasi pada pelaksanaan kegiatan harus mempertimbangkan ketentuan berikut :


a. Sesuai dengan kriteria yang ditetapkan untuk peninjauan dan persetujuan
proses.
b. Validasi ulang pelaksanaan kegiatan bila hasilnya tidak sesuai dengan kriteria
yang ditetapkan, setelah dilakukan perbaikan atau penyempurnaan.

Disamping itu setiap unit kerja/unit pelaksana kegiatan harus mampu


mengidentifikasi hasil setiap tahapan kegiatan dari awal hingga akhir kegiatan dan
mengidentifikasi status hasil kegiatan tersebut.

Tujuan identifikasi untuk memastikan pada hasil kegiatan dapat dilakukan analisis
apabila terjadi ketidaksesuaian pada proses dan hasil kegiatan.
Rekaman hasil identifikasi harus selalu terpelihara dalam pengendalian
rekaman/bukti kerja. Untuk memastikan bahwa pemeliharaan hasil pekerjaan pada
saat penyerahan tetap sesuai sebagaimana pada saat produksi maka harus
dilakukan pemeliharaan hingga sampai waktu penyerahan. Pada proses
penyerahan hasil pekerjaan, setiap unit kerja harus mensyaratkan dan menerapkan
proses pemeliharaan hasil pekerjaan dan yang menjadi bagian hasil pekerjaan agar
mutu tetap terjaga.

b. Monitoring dan Pengendalian Kegiatan


Monitoring dan pengendalian Kegiatan merupakan suatu proses evaluasi yang harus
dilaksanakan untuk mengetahui kinerja hasil pelaksanaan kegiatan, sehingga dapat
dilakukan pengukuran atau penilaian hasil dari produk penyedia jasa. Monitoring
merupakan bagian dari pengendalian mutu hasil pekerjaan, agar semua hasil kegiatan
yang diserahkan dapat memenuhi persyaratan kriteria penerimaan pekerjaan.

Hal – hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan kegiatan monitoring antara
lain :
- Penanggung jawab untuk tiap-tiap tahapan kegiatan harus menetapkan metode
yang tepat untuk monitoring dan pengukuran hasil pekerjaan dari setiap tahapan
pekerjaan.
- Monitoring dan pengukuran dilakukan dengan cara memverifikasi bahwa
persyaratan telah dipenuhi.
- Setiap monitoring dan pengukuran dilaksanakan pada tahapan yang sesuai
berdasarkan pengaturan yang telah direncanakan.
- Rekaman bukti monitoring dan pengukuran hasil kegiatan harus dipelihara kedalam
pengendalian rekaman/bukti kerja.

Disamping itu setiap unit kerja harus menentukan, mengumpulkan dan menganalisis
data yang sesuai dan memadai untuk memperagakan kesesuaian dan keefektifan.
Analisis data bertujuan untuk mengevaluasi dimana dapat dilaksanakan perbaikan
berkesinambungan dan analisis harus didasarkan pada data yang dihasilkan dari
kegiatan monitoring dan pengukuran atau dari sumber terkait lainnya.

Hasil analisis harus berkaitan dengan manfaat hasil pekerjaan, kesesuaian terhadap
persyaratan hasil pekerjaan dan karakteristik dari proses-proses kegiatan termasuk
peluang untuk tindakan pencegahan. Sedangkan pengendalian hasil pekerjaan yang
tidak sesuai atau tidak memenuhi persyaratan harus di-identifikasi dan dipisahkan dari
hasil pekerjaan yang sesuai untuk mencegah penggunaan yang tidak terkendali.

Tindakan yang harus dilaksanakan pada pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan
antara lain :
- Penanggung jawab pada setiap kegiatan harus memastikan bahwa hasil dari
setiap tahapan kegiatan yang tidak memenuhi persyaratan diidentifikasi dan
dikendalikan untuk tindak lanjut tahapan kegiatan yang berhubungan dengan
tahapan sebelumnya.
- Pelaksanaan pengendalian hasil pekerjaan yang tidak sesuai harus diatur dalam
prosedur pengendalian hasil pekerjaan tidak sesuai yang merupakan bagian dari
prosedur mutu.
- Prosedur hasil pekerjaan yang tidak sesuai minimal harus mencakup hal - hal
berikut ini :
• Penetapan personil yang kompeten dan memiliki kewenangan untuk
menetapkan ketidaksesuaian hasil pekerjaan untuk setiap tahapan.
• Mekanisme penanganan hasil kegiatan tidak sesuai termasuk tata cara
pelepasan hasil kegiatan tidak sesuai.
• Mekanisme verifikasi ulang untuk menunjukkan kesesuaian dengan
persyaratan yang ditetapkan.
- Pengendalian pekerjaan tidak sesuai harus dilaksanakan dengan mengesahkan
penggunaan dan penerimaannya berdasarkan konsensi oleh pengguna atau
pemanfaatan hasil pekerjaan.

Dalam upaya menghilangkan penyebab ketidaksesuaian dan mencegah terulangnya


hasil pekerjaan yang tidak sesuai, diperlukan tindakan korektif dan tindakan
pencegahan yang diatur dalam prosedur mutu.
Prosedur tindakan korektif minimal harus mencakup kegiatan antara lain :
• Menguraikan ketidaksesuaian,
• Menentukan/menganalisa penyebab ketidaksesuaian
• Menetapkan rencana penanganan untuk memastikan, bahwa ketidaksesuaian
tidak akan terulang dan jadwal waktu penanganan.
• Menetapkan petugas yang melaksanakan tindak perbaikan.
• Mencatat hasil tindakan yang dilakukan.
• Memverifikasi tindakan perbaikan yang telah dilakukan.

Sedangkan tindakan pencegahan ditetapkan dalam upaya meminimalkan potensi


ketidaksesuaian yang akan terjadi termasuk penyebabnya. Tindakan pencegahan
harus mempertimbangkan dampak potensialnya dan efek dari tindakan pencegahan
kegiatan yang lainnya. Untuk itu perlu mengidentifikasi potensi ketidaksesuaian dan
merencanakan kebutuhan tindakan untuk mencegah terjadinya ketidaksesuaian serta
melakukan verifikasi tindakan pencegahan yang telah dilaksanakan.

b. Lokasi Kegiatan
Kegiatan jasa konsultansi ini dilaksanakan Kabupaten Humbang Hasundutan yang berada di
Kawasan Jalan Provinsi Sumatera Utara

c. Data dan Fasilitas Penunjang


1. Penyediaan oleh Pejabat Pembuat Komitmen
Data dan fasilitas yang disediakan oleh Pejabat Pembuat Komitmen yang dapat digunakan
dan harus dipelihara oleh penyedia jasa :

a. Laporan dan Data


Kumpulan laporan dan data sebagai hasil studi terdahulu serta photografi.
Data hasil perencanaan sesuai ruas jalan yang menjadi lokasi paket pekerjaan terutama
data pengukuran perencanaan awal dan foto awal lokasi pelaksanaan pekerjaan
sebagai acuan guna pengawasan kuantitas pekerjaan dan evaluasi shop drawing.
b. Akomodasi dan Ruangan Kantor
Rincian akomodasi yang disediakan oleh Pejabat Pembuat Komitmen dalam rincian
biaya langsung non personil meliputi peralatan kantor dan kenderaan kerja yang
disediakan sendiri oleh Penyedia Jasa dengan cara sewa.

c. Staf Pengawas / Pendamping


Pejabat Pembuat Komitmen akan mengangkat petugas atau wakilnya yang bertindak
sebagai pengawas atau pendamping / counterpart atau project officer (PO) dalam
rangka pelaksanaan jasa konsultansi).

d. Alih Pengetahuan
Apabila dipandang perlu oleh Pejabat Pembuat Komitmen, maka penyedia jasa harus
mengadakan pelatihan, kursus singkat, diskusi dan seminar terkait dengan substansi
pelaksanaan pekerjaan dalam rangka alih pengetahuan kepada staf di lingkungan
organisasi Pejabat Pembuat Komitmen.

I.8. KELUARAN / OUTPUT

Keluaran yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah berupa laporan yang berisi kegiatan pengawasan
teknis yaitu :
a. Laporan Mingguan dan Bulanan
b. Laporan Akhir

I.9. ANALISA PELAKSANAAN TEKNIS

KEWAJIBAN KONSULTAN

Berdasarkan fungsinya, sebagai konsultan kegiatan yng menjadi tanggung jawabnya pada
tahap kegiatan dapat dibaca pada Tabel 1.
Tabel 1 Kegiatan dari Konsultan berdasarkan Tahapan

No Tahapan Kegiatan Kegiatan

I Construction Period
Membantu Pengguna jasa dengan:
• Melakukan Pengendalian atas pelaksanaan civil works yang dilakukan oleh kontraktor,
agar tepat mutu, tepat biaya, dan tepat waktu. Rujukan : Dokumen kontrak
• Mendorong kontraktor untuk memenuhi kewajibannya dalam melaksanakan pekerjaan
sesuai dengan ketentuan – ketentuan hukum yang tercantum di dalam dokumen
kontrak.
1.1. Persiapan - Mengirimkan data-data personil yang diperlukan kepada Pemberi
Pengawasan Tugas untuk keperluan pengujian personel konsultan.
Kontruksi
- Melakukan Mobilisasi awal(mobilisasi personil inti) untuk
mempersiapkan
• Melakukan analisa terhadap hasil pengumpulan data lapangan
oleh kontraktor;
• Review Design;
• Melakukan evaluasi atas persiapan program detail yang dibuat
oleh kontraktor;
- Mengawasi penyiapan peralatan yang dilakukan oleh kontraktor.
- Membantu engineer menyiapkan bahan-bahan untuk keperluan Pre
Contruction Meeting (prosedur dan mekanisme pengawasan
pekerjaan kontruksi).
- Mempelajari system perhitungan volume peikerjaan
- Melakukan pembahasan dengan para penanggung jawab manajemen
kontruksi (unsur kontraktor dan konsultan) tentang jenis dan system
dokumentasi untuk memudahkan pengambilan dan penggunaan
data-data administrasi maupun teknis pekerjaan kontuksi jika setiap
saat diperlukan.
- Melakukan review design
- Mempelajari program dan jadwal kerja yang dibuat oleh kontraktor
- Mempelajari dan mengkoreksi format request yang dibuat oleh
kontraktor
- Mempelajari dan memberikan tanggapan atas laporan tentang quarry
yang dibuat oleh kontraktor
- Mengawasi penyiapan base camp dan fasilitas base camp yang
dibuat oleh kontraktor
- Memeriksa polis-polis asuransi dan jaminan-jaminan Bank untuk uang
muka, pelaksanaan dan pemeliharaan yang di siap kan oleh
kontrakor
- Mengawasi mobilisasi final personel/alat/material yang dilakukan oleh
kontarktor
- Memeriksa format untuk keperluan verifikasi (penutup request) yang
dibuat oleh kontraktor.
1.2. Pengawasan - Memeriksa Shop Drawing (gambar kerja) yang dibuat oleh kontraktor
Kontruksi
- Menyiapkan format dan jadwal pelaporan kegiatan kontrusi untuk
digunakan kontraktor.

- Menyiapkan laporan ketidaksesuaian hasil pekerjaan lapangan yang


dilakukan oleh kontraktor (mutu, volume, performance) untuk
disampaikan kepada pemberi tugas sebagai bahan masukkan.
- Memeriksa rencana contract change order yang diajukan oleh
kontraktor.
- Memeriksa jenis dan material on site yang diajukan oleh kontraktor
untruk kemudian dapat menyetujui atau menolak pengajuan Monthly
Certificate dimaksud
- Mengawasi pelaksanaan pekerjaan tanah (galian, timbunan, dan
pembuatan badan jalan) yang dilakukan oleh kontraktor dan
mengecek volume pekerjaan tanah sebagai bahan masukan untuk
perhitungan volume pekerjaan tanah yang digunakan.
- Memeriksa pelaksanaan pekerjaan pondasi bawah dan pondasi atas
dari perkerasan jalan yang dilakukan oleh kontraktor dengan rujukan
pada spesifikasi teknis yang digunakan.
- Memeriksa pelaksanaan pekerjaan lapis permukaan jalan yang
digunakan oleh kontraktor dengan merujuk pada spesifikasi teknis
yang digunakan.
- Memeriksa pelaksanaan pembuatan struktur beton termasuk tulangan
dan struktur komposit yang dilakukan oleh kontraktor.
- Memeriksa pelaksanaan pekerjaan pilar dan abutment yang dilakukan
oleh kontraktor
- Memeriksa pelaksanaan pekerjaan pemasangan balok girder yang
dilakukan kontraktor, misalnya untuk jembatan diatas tumpuan
kontruksi landasan antara abutment dan pilar, antara pilar dan pilar,
atau antara abutment dan abutment.
- Memeriksa pembuatan As Built yang dilakukan oleh kontraktor.
- Memeriksa perhitungan Eskalasi yang diajukan oleh kontraktor.
- Memeriksa usulan PHO (Provisional Hand Over) yang diajukan oleh
kontraktor.
II Warranty Period :
Mengawasi seluruh pekerjaan kontruksi yang telah di –PHO-kan

- Memeriksa sewaktu-waktu perawatan oleh kontraktor atas hasil


pekerjaan yang telah di-PHO-kan.
- Memeriksa berkas pengajuan FHO yang diajukan oleh kontraktor
kepada pemberi tugas.
- Memeriksa berkas tagihan terakhir pembayaran pekerjaan dan
penyelesaian administrasi untuk pengakhiran kontrak yang diajukan
oleh kontraktor.

PENGENDALIAN PELAKSANAAN KONTRUKSI

Ukuran keberhasilan pelaksanaan kontruksi ialah apabila mutu produk akhir yang dicapai
sesuai dengan :
- Persyaratan teknis dalam dokumen kontrak;
- Dilaksanakan sesuai kolidaor waktu yang telah disepakati didalam surat perjanjian
kontrak;
- Menyerap biaya secara bertahap sesuai dengan jadwal maupun besarnya pembiayaan
yang telah disepakati sejak commencement of works hingga FHO.

Beberapa indikator penyebab ketidaksesuaian atau ketidakberhasilan pelaksanaan kontruksi


adalah :
- Dokumen perencanaan teknis (dituangkan menjadi drawings) tidak disiapkan secara teliti
akibat keterbatasan biaya maupun waktu;
- Perencanaan teknis diperhitungkan dengan data yang sangat terbatas.

Keterbatasan biaya dan waktu menyebabkan Employer sulit dalam menyediakan full
engineering design untuk ribuan ruas jalan yang tersebar diseluruh wilayah dimana
peningkatan ataupun pemeliharaan berkala diperlukan. Dalam pelaksanaan pekerjaan fisik
dilapangan perlu dibuka peluang adanya review design terhadap drawings dan dokumen
pendukung lainnya bila terjadi ketidaksesuaian dengan kondisi lapangan. Dengan pendekatan
tersebut secara teknis dapat diperkecil kemungkinan terjadinya kesalahan perencanaan.
Secara keseluruhan manajemen proyek dalam pelaksanaan dan pengawasan kontruksi
memerlukan alat control dalam upaya mendekati pencapaian tepat mutu, tepat waktu dan tepat
biaya. Pada uraian tersebut dibawah disajikan defenisi/pengertian kegiatan, tujuan, hal-hal
yang perlu diperhatikan dan prosedur pengendalian pelaksanaan kontruksi yang lazimnya
digunakan sebagai alat control dalam penyelenggaraan kontruksi yang perlu dipahami oleh
kontraktor dan konsultan. Pemahaman terhadap substansi ini diharapkan dapat menempatkan
Ahli Pelaksana maupun Ahli Pengawas pada posisi tugas dan tanggung jawab baik pada tahap
construction period maupun pada tahap Warranty period.
➢ Tanggung Jawab dan Wewenang Konsultan Pengawas

a. Definisi, Tanggung Jawab dan Wewenang


1) Konsultan pengawas adalah badan hukum yang mengajukan penawaran harga untuk jasa
pengawasan pekerjaan, yang telah ditunjuk sebagai pemenang oleh panitia lelang penyandang
dana/pemilik dan telah menandatangani kontrak untuk melaksanakan pekerjaan pengawasan.

2) Tanggung jawab dan wewenang Konsultan Pengawas


• Tanggung Jawab
- Melaksanakan pengawasan pekerjaan pelaksanaan kontruksi sesuai dengan prinsip
dan kebijakan Pemberi Tugas
- Membantu Pemberi Tugas dalam pengawasan pekerjaan pelaksanaan kontruksi
sesuai dengan :
▪ Perencanaan
▪ Spesifikasi
▪ Dokumen Kontrak
• Wewenang
- Mendapat pendelegasian beberapa kewewenangan dari Pemberi Tugas sebagai
Engineer Referensentative.
Kewenangan meliputi :
▪ Wewenang Pemberi Tugas dalam masalah teknis atau administrasi sesuai
dokumen kontrak
▪ Keputusan tentang pembiayaan teknis dan administrasi yang tidak tercantum
dalam dokumen kontrak.

b. Tujuan memahami tanggung jawab dan wewenang


Supaya dapat menjalankan tugas pengawasan secara independen sesuai pendelegasian untuk
seluruh pekerjaan fisik, teknis maupun administrasi dan mengacu kepada dokumen kontrak.

c. Hal - hal yang perlu diperhatikan


1) Tugas pokok meliputi :
• Managemen kegiatan pengawasan atas pelaksanaan kontruksi
• Pembatasan jumlah tenaga staff
• Masalah teknis berkaitan dengan pekerjaan pembuatan jalan
• Kemampuan kontraktor
• Jaminan mutu
• Transfer of Technology
2) Pendekatan Metodologi
• Sistem Komunikasi
• Design Review
• Memeriksa dan menyetujui pekerjaan Kontraktor
• Pengawasan mutu
• Transfer of Knowledge
3) Rencana Kerja
• Keberhasilan jaminan mutu pekerjaan
• Tepat waktu
• Biaya yang memadai
4). Kegiatan utama layanan pengawasan
• Tahapan Pra Pelaksanaan
- Pekerjaan persiapan
- Pengkajian kembali perencanaaan
- Arahan untuk kontraktor selama masa mobilisasi
• Manajemen Pelaksanaan Kontruksi
- Pembatasan rencana kerja kontraktor
- Rapat pra pelaksana
- Koordinasi dan rapat-rapat
- Laporan bulanan/triwulan
- Klaim
- Penyelesaian perselisihan
• Pengawasan Teknis
- Pemeriksaan gambar kerja
- Pengawasan survey
- Pengujian material
- Pemeriksaan dan pengawasan pekerjaan
- Arahan cara penggunaan / pemeliharaan peralatan
• Manajemen pengawasan keselamatan/kesehatan kereja dan lalu lintas
- Manejemen pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja
- Manajemen lalu lintas
• Pengawasan Kemajuan Fisik
- Rencana dan Jadwal Kegiatan Pekerjaan
- Pengawasan Kemajuan
• Pengawasan Pembiayaan
- Tagihan Kontraktor
- Pengkajian kembali pembiayaan
- Analisa harga dan upah baru
• Pengawasan/pemeriksaan akhir dan pembayaran
- Pemeriksaan akhir
- Pelunasan pembayaran
• Pengawasan/pemeriksaan dokumen akhir
- Pemeriksaan dan persetujuan As. Built Drawing
- Pembuatan laporan akhir dan pedoman pemeliharaan

d. Prosedur
1) Konsultan pengawasan mendapat pendelegasian wewenang untuk pengawasan pekerjaan dari
Pemberi Tugas sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam dokumen kontrak.
2) konsultan Pengawasan mengadakan pengawasan pekerjaan Kontraktor secara independent
untuk semua kegiatan fisik, teknis maupun administrasi.

➢ Persiapan Kontruksi

Tanggung Jawab dan Wewenang Pemberi Tugas dalam “ recruitment” Tenaga Ahli dan Tenaga
Terampil

a. Definisi, tanggung jawab dan wewenang


1) Penge-test-an Personel adalah suatu kegiatan yang menjadi wewenang dan tanggung jawab
Pemberi Tugas sebagai penanggung jawab pelaksanaan pekerjaan kontruksi
2) Selanjutnya, Pemberian Tugas mengadakan penge-test-an atau wawancara secara lisan atau
tulisan terhadap Personel konsultan pengawas yang akan melaksanakan kegiatan di
lapangan.
3) Pemilihan dan penetapan personel yang akan ditempatkan dalam pengawasan maupun
pelaksanaan kontruksi harus mengacu pada Undang-undang Jasa Kontruksi No.18 Tahun
1999.

b. Tujuan memahami tanggung jawab dan weweng


Tujuan penge-test-an personil itu sendiri meliputi, antara lain :
1) Penge-test-an Informal, yaitu :
▪ Kemampuan penguasaan materi pelaksanaan lapangan dan administrasi.
▪ Kemampuan penguasaan bahan penge-test-an Laboratorium / lapangan.
2) Penge-test-an Formal, yaitu :
▪ Klarifikasi data-data personil yang diajukan Konsultan Pengawas
▪ Klarifikasi Sertifikasi Keahlian/Keterampilan yang memiliki oleh personil dimaksud.

c. Hal - hal yang perlu diperhatikan


Pada waktu pengetestan yang perlu diperhatikan oleh Pemberi Tugas adalah kesungguhan,
kesiapan serta kemampuan dari setiap personil dalam rangka membantu Pemberi Tugas nantinya
pada waktu pelaksanaan pekerjaan.
d. Prosedur
Prosedur yang dilakukan dalam rangka pengetestan Personil adalah :
1) Konsultan Pengawasan mengirimkan data-data personil yang diperlukan kepada Pemberian
Tugas.
2) Setelah data-data Personel Konsultan Pengawas diterima oleh Pemberi Tugas, maka
Pemberi Tugas menentukan jadwal Pengetestan dan wawancara.
3) Pemberian tugas menyetujui atau menolak dan minta penggantian personel Konsultan
Pengawasan tersebut.
4) Personil yang sudah disetujui dapat langsung memulai pekerjaan sesuai dengan jabatannya.

➢ Kegiatan Mobilisasi Awal

Penjelasan tentang : Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada kegiatan
mobilisasi awal.

a. Definisi
Proses kegiatan Mobilisasi dalam suatu pekerjaan kontruksi terbagi 2 bagian :
1) Mobilisasi pelayanan pengendalian mutu (45 hari)
2) Mobilisasi keseluruhan ( Personel, Equitment, Material) ( 60 hari )

b. Tujuan
Mobilisasi Awal adalah mobilisasi personil inti untuk mempersiapkan :
1) Review Design
2) Pengukuran Awal
3) Mempersiapkan program detail yang akan dilaksanakan pada masa Kontruksi
4) Mempersiapkan peralatan yang memproduksi, siap menjalani testing & running well
c. Hal - hal yang perlu diperhatikan
1) Persyaratan mobilisasi untuk semua Kontrak :
▪ Pembelian atau sewa tanah untuk keperluan base camp dan kegiatan pelaksanaan.
▪ Mobilisasi dari staf supervise kontruksi dan semua pekerjaan yang diperlukan untuk
pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan kontrak.
▪ Mobilisasi dan pemasangan peralatan kontruksi.
▪ Penyediaan dan pemeliharaan Base Camp, termasuk kantor lapangan, tempat tinggal,
bengkel-bengkel dan gudang + Ruang rapat + Laboratorium.
▪ Pembuatan dan penyerahan program mobilisasi :
- Network Planning, Bart Chart, Equipment dan Material Schedule
- Rencana dan Metoda Kerja
2) Persyaratan mobilisasi untuk kantor lapangan dan fasilitas untuk staf Pemberi Tugas
lapangan/Konsultan Pengawas.
3) Persyaratan mobilisasi untuk Fasilitas Pengendalian Mutu
Pada kegiatan pre construction meeting akan dibahas mengenai mobilisasi pertama, yaitu 45
hari terhitung sejak dimulainya pekerjaan (SPMK). Pada periode ini proses mobilisasi yang
harus sudah terlaksana antara lain adalah persyaratan mobilisasi untuk Fasilitas
Pengendalian Mutu, yaitu:
▪ Penyedian dan pemeliharaan laboratorium lapangan sesuai dengan spesifikasi yang
disetujui, termasuk peralatan laboratorium lapangan.
▪ Untuk konsultan pengawasan antara lain Resident Engineer, Laboratory technician,
Surveyor.

d. Prosedur
1) Setelah Pemberian Tugas melakukan Pre Contruction Meeting, Konsultan melakukan
mobilisasi awal dengan menempatkan personel-personel inti mereka dilapangan.
2) Konsultan menyiapkan Review Design, mengawasi testing awal, pengukuran awal dan lain-
lain
3) Mempersiapkan monitoring dan lain-lain
4) Mempersiapkan rumusan-rumusan Job Mix Design

➢ Kegiatan Pre Construction Meeting (PCM)

Penjelasan tentang : Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada kegiatan PCM

a. Definisi
Pre Construction Meeting adalah rapat / pertemuan awal yang diadakan atas prakarsa / undangan
dari Pemberian Tugas yang dihadiri oleh Konsultan Pengawas.

b. Tujuan
Untuk menyamakan pengertian/bahas yang sama mengenai Dokumen Kontrak (Spesifikasi) yang
dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan.

c. Hal - hal yang diperhatikan


Pembahasan pada Pre Construction Meeting meliputi hal-hal :
1) Jadwal pelaksanaan
2) Mobilisasi
3) Rencana Kerja dan Metode Kerja
4) Tata cara pengukuran volume pekerjaan (opname).

• Jadwal Pelaksanaan
Pada waktu pembahasan Jadwal Pelaksanaan, Pemberi Tugas beserta Konsultan
Pengawasan haruslah betul-betul memahami jadwal, karena yang diajukan ketep[atan waktu
merupakan suatu tuntutan keberhasilan suatu pekerjaan konstruksi.
▪ Skala prioritas yang ada di schedule pelaksanaan
- Pekerjaan Major item ( utama )
- Sumber daya ( manusia, peralatan dan material )
▪ Detour, untuk pekerjaan :
- Jalan
▪ Waktu Pelaksanaan :
- Dibuat seefisien mungkin mengikuti “ Network Planning”.

• Mobilisasi
Pembahasan pekerjaan mobilisasi sangat penting, karena merupakan sarana pelaksanaan
pekerjaan konstruksi di lapangan.
Hal yang perlu diperhatikan/ dibahas :
▪ Survey Quarry, meliputi :
- Quantity materil, yaitu mengenai jumlah dan jarak ke lokasi
- Quality material, yaitu mengenai Pengujian/ pengetesan material yang akan
dipakai.
▪ Penetapan Base Camp (Lay Out) untuk :
- AMP
- Stone Crushser
- Batching Plant
- Penyiapan kantor (office), Konsultan dan Owner.
▪ Rekayasa Lapangan
- Pematokan lapangan (Setting Out), pekerjaan ini perlu dibahas da ditetapkan
bersama karena hasil dari penentuan profil-profil melintang yang didapat
merupakan/dasar Quantity selanjutnya.

• Rencana Kerja dan Metoda Kerja


Apabila ada penggantian peralatan konstruksi maka harus ada persetujuan tertulis dari
Pemberi Tugas.

• Tata Cara Pengukuran Volume Pekerjaan (Opname)


Tata cara pengukuran volume pekerjaan, perlu disepakati terlebih dahulu antara, Owner
(Pemberi Tugas, dan Konsultan Pengawasan) sehingga dalam penentuan kemajuan
progress pekerjaan tidak terjadi salah pengertian meliputi antara lain :

- Cara Metode perhitungan volume


- Batasan/daerah pekerjaan (Existing)
- Dasar Pembayaran
- Dan lain-lain
Hasil kesepakatan/rapat dibukukan dan ditanda tangani bersama ketiga unsur: Pemberian
Tugas, Konsultan Pengawasan.
d. Prosedur
1) Berpedoman pada :
• Dokumen Tender (Gambar Rencana, Spesifikasi Teknik, Spesifikasi Umum, dll)
• Dokumen Kontrak antara Wakil Pemilik (Engineer) dan Kontraktor
• Surat Perintah Kerja dari Wakil pemilik (Engineer). Konsultan Pengawas dan instansi
terkait untuk melaksanakan Pre Constrction Meeting.
2) Didalam Rapat tersebut Pemberi Tugas :
• Memperkenalkan diri
• Menjelaskan Batasan Daerah Pekerjaan (Construction Limit)
• Menanyakan kepada kontraktor tentang :
- Jadwal Pekerjaan yang diusulkan pihak Kontraktor
- Rencana Mobilisasi Personel, Peralatan, Material, Base camp, dll
- Rencana Kerja dan metode kerja yang diusulkan
• Mencari kesepakatan tata cara pengukuran volume pekerjaan
• Memerintahkan Konsultan pengawasan berkoordinasi dan Pemberian Tugas untuk
melakukan Review Design terhadap kondisi yang ada dilapangan.
• Melakukan pencatatan dan menandatangani kesepakatan yang ada.
Pemberian Tugas menutup Pre Construction Meeting.

➢ Kegiatan Perhitungan Volume Pekerjaan

Penjelasan tentang : Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada kegiatan
Perhitungan Volume Pekerjaan
a. Definisi
Sistem Perhitungan Volume adalah suatu cara perhitungan volume pekerjaan yang telah
disepakati bersama antara Pemberi Tugas, Konsultan Pengawasan sesuai syarat-syarat kontrak
dan spesifikasi yang berlaku dan telah diputuskan pada saat dilakukan Pre Construction Meeting.

b. Tujuan
Menghindari kesalahpahaman dalam menghitung kemajuan volume pekerjaan sebagai dasar
untuk membuat Monthly Certificate.

c. Hal - hal yang perlu diperhatikan


1) Batas pekerjaan yang sudah dibayar dengan pekerjaan yang akan ditagihkan harus jelas,
menghindari dua kali pembayaran.
2) Volume pekerjaan yang akan dihitung adalah pekerjaan yang sudah di Verifikasi
3) Setiap item pekerjaan sudah tertentu cara perhitungan volumenya didalam spesifikasi sesuai
item pekerjaan tersebut.
d. Prosedur
Prosedur system perhitungan volume :
1) Sesuai berita acara Pre Constraction Meeting
2) Semua pekerjaan yang sudah di verifikasi
3) Dan lain-lain

➢ Kegiatan Pendokumentasian Arsip Pelaksanaan dan Pengawasan Kontruksi

Penjelasan tentang : Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada kegiatan
Pendokumentasian Arsip Pelaksana dan Pengawasan Kontruksi (Sistem
Dokumentasi File)

a. Definisi
Pembangunan jalan adalah suatu kegiatan yang komplek karena melibatkan banyak macam
material yang cara pembayarannya juga berbeda-beda satu sama lain. Untuk itu dalam rangka
penerapan ISO 9002 semua kegiatan harus terdokumentasikan dengan lengkap dan jelas.
Jadi yang dimaksud dengan Sistem Dokumentasi File adalah :
Semua kegiatan di lapangan baik fisik maupun non fisik/administrasi yang harus dimulai dengan
request/Permohonan dan diakhiri dengan verifikasi (Penutup Request).

Adapun macam sistem dokumentasi antara lain :


1) Dokumentasi terhadap kegiatan di lapangan/fisik.
2) Dokumentasi terhadap Testing Material yang akan dipakai.
3) Dokumentasi terhadap Bahan Olahan dan jadi.
4) Dokumentasi terhadap photo-photo pekerjaan kontruksi dan gambar-gambar (shop Drawing
dan As Built Drawing).
5) Dokumentasi back Up data untuk Monthly certificate (M.C).
6) Dokumentasi Contract Change Order (C.C.O), Addendum (kalau ada), Eskalasi
7) Dokumentasi surat menyurat, memo dinas antar instalasi terkait dan lain-lain
8) Dokumentasi Pengisian Formulir-formulir yang berlaku
9) Dan lain-lain yang dapat disimpan di dalam CD.

b. Tujuan
1) Dengan sistem Dokumentasi ini diharapkan tanggung jawab serta ketelitian kearsipan
pekerjaan konstruksi dapat terjamin. Agar semua dokumentasi file dapat berjalan dengan
baik, maka diperlukan kerjasama yang baik antara semua pihak yang terkait di lapangan, baik
itu Konsultan Pengawasan maupun dari pihak Pemberi Tugas.
2) Dokumentasi File terkumpul dari kemajuan pekerjaan harian sampai bulanan. Sebagai contoh
untuk Back Up data Mountly Certificate (M.C), Terdokumentasi dalam satu file terdiri dari :
• Daily Inspector Report.
• Daily Quantity Record
• Mounthly Quantity Detai Sheet
• Mounthly Work Accomplished
• Daily Report
• Sketsa gambar-gambar sebagai dasar pembuatan As Bulit Drawing
• Material On Site.

c. Hal - hal yang perlu diperhatikan


Dalam sistem dokumentasi file yang perlu diperhatikan, adalah :
1) Pemberian nama, penomoran setiap file harus jelas dan berbeda satu sama lain
2) Penyimpanan file berurutan dari nomor kecil dan nomor besar
3) Dibutuhkan administrator yang teliti dan rajin
4) Penyimpanan file diberi nama/tille untuk memudahkan pencarian.

d. Prosedur
1) Administrator mengarsipkan atau merekam semua kegiatan yang berkaitan dengan surat
menyurat/administrasi, keluar dan masuk.
2) Rekaman tersebut disesuaikan dengan penerapan ISO 9002.
3) Dan lain-lain.

➢ Kegiatan Review Design

Penjelasan tentang : Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada kegiatan
Review Design.

a. Definisi
Review Design adalah Perubahan yang dilakukan karena desain awal sudah tidak sesuai lagi
dengan kondisi lapangan pada saat akan dikerjakan. Ini disebabkan antara lain :
1) Design Pekerjaan kontruksi dibuat lebih awal, sehingga kondisi jalan berbeda pada waktu
penyerahan dilapangan, karena :
• Kerusakan bertambah
• Kondisi lebih baik, ada pekerjaan perbaikan atau pemeliharaan
2) Lokasi tergenang akibat banjir tahunan yang semula tidak direncanakan

b. Tujuan
Review Design bertujuan :
1) Dana tersedia terserap dan terealisasikan secara optimal dilapangan
2) Mencapai rencana pekerjaan kontruksi sesuai maksud dan tujuan
3) Sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan dilapangan.

c. Hal - hal yang perlu diperhatikan


1) Review Design tidak mengurangi maksud dan tujuan pelaksanaan konstruksi.
2) Review Design diajukan dan disetujui semasa kontrak berlangsung.
3) Peta lokasi dan perubahan gambar desain awal dan baru.
4) Pencatatan dan perekaman data-data Review Design sesuai system file.

d. Prosedur
Prosedur yang dilakukan dalam pembuatan Review Design :
1) Survey lapangan dilakukan dengan pengawas dan arah pengawas antara lain :
• Survey tanah
• Survey Existing Pavement ( panjang, lebar, kondisi dan kekuatan) kalau ada
• Survey Existing Shoulder (ketinggian, lebar, kondisi)
• Survey Drainase
• Survey pekerjaan lain (dinding penahan tanah) bronjong dan lain-lain
• Survey lalu lintas
2) Dari hasil Survey lapangan dibuat Draft Review Design oleh pengawas.
3) Draft Review Design diajukan kepada Kepala Satuan Kerja.
4) Draft Review Design diajukan oleh Kepala Satuan Kerja (untuk persetujuan atau
dikemnbalikan untuk Revisi) kepada pemilik.
5) Persetujuan pemilik atas Draft Review Design menjadi Review Design.
6) Melaksanakan pekerjaan sesuai hasil Review Design.

➢ Kegiatan Penyiapan Program Kerja dan Jadwal Kerja

Penjelasan tentang : Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada kegiatan
Penyiapan Program dan Jadwal Kerja

a. Definisi
Penyiapan Program Kerja dan Jadwal kerja adalah suatu proses dimana harus menguraikan
schedule kerja menjadi bagian-bagian, antara lain dari Network Planning menjadi :

1) Man Power Schedule


2) Equipment Schedule
3) Material Schedule
4) Cost Flow pengalokasian dana,
• Untuk setiap minggu sehingga dapat menyipkan dana, kebutuhan material, kebutuhan
peralatan dan kebutuhan tenaga setiap minggu.
• Program ini harus diperbaharui (up-date) setiap minggu sesuai kenyataan lapangan.
• Program ini berkaitan erat dengan Metoda Lintasan (Critical Path Method/CPM).
• Jenis pekerjaan/kegiatan apa saja yang berada pada garis lintas krisis diproritaskan
untuk dikerjakan.
• Penanganan/jalan keluar yang dilakukan untuk melaksanakan kerja ekstra atau lembur
pada lintasan kritis.
b. Tujuan
Tujuan penyiapan Program dan jadwal kerja adalah mempermudah pengelolahaan pekerjaan
kontruksi dengan suatu sistem yang teratur dan dapat memberikan informasi sacara jelas dan
tepat.

c. Hal - hal yang perlu diperhatikan


1) Lintasan Kritis (CPM).
2) Memberiakan prioritas utama pada pekerjaan di lintasan kritis.
3) Dibutuhkan seorang ahli pengendalian secara menyeluruh dan menguasai berbagai software
terkait dengan aspek-aspek “controlling” pekerjaan.
4) Pembaharuan data/UP date dan Program setiap minggu.
5) Menguasai penggunaan Network Planning (NWP).
6) Mendekumentasikan file secara terbit dan teratur.

d. Prosedur
1) Membuat urutan kerja sesuai dengan tata cara Network Planning.
2) Menguraikan bar-chart yang terdapat dari Network Planning menjadi :
• Kebutuhan sumberdaya manusia
• Kebutuhan sumberdaya material
• Kebutuhan sumberdaya peralatan
• Kebutuhan sumberdaya keuangan / dana
3) Mendistribusikan kebutuhan tersebut diatas untuk setiap minggu
4) Setiap penyimpanan dicatat untuk dijadikan bahan masukan pembaharuan data (up date)
minggu selanjutnya.

➢ Kegiatan Penyiapan Request

Penjelasan tentang : Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada kegiatan
Penyiapan Request

a. Definisi
Request adalah dekumen pendukung administrasi pekerjaan konstruksi yang diajukan sebelum
melaksanakan pekerjaan tertentu.
b. Tujuan
Dokumen merupakan pembuka folder suatu kegiatan yang terdaftar menurut pay item tertentu dan
batasan/station/lokasi tertentu; dokumen ini harus melengkapi dengan dokumen-dokumen
pendukung lainnya dan ditututp dengan dokumen verifikasi, sehingga tiap pay item dan bagian-
bagiannya tersebut teridentifikasi dan terekam dengan baik.
c. Hal - hal yang perlu diperhatikan
1) Unsur-unsur yang harus diisi, misalnya :
• Tanggal Pengajuan
• No.Request dan No.Pay item.
• Lokasi pekerjaan/Stationing.
• Volume pekerjaan
• Material yang dipakai
• Peralatan yang dipakai
• Tenaga kerja
• Sketsa Gambar kerja
• Dan pekerjaan Infra Struktur kalau ada.
2) Yang bertanggung jawab menandatangani pada kolom pengajuan permohonan pekerjaan
adalah Pelaksana.
3) Yang bertanggung jawab memeriksa/cek dan menyetujui permohonan pekerjaan adalah
Pengawas.
4) Disetujui oleh staff pemberi tugas / pemberian tugas.
d. Prosedur
1) Harus mengajukan Request untuk setiap jenis kegiatan di tempat dan waktu tertentu,
sehingga pembuka folder kegiatan tersebut.
2) Harus melengkapi request tersebut dengan data pendukung seperti tertera diatas dan
diajukan kepada Pengawas dan Pemberian Tugas untuk meminta persetujuannya.
3) Apabila selama 24 jam tidak ada jawaban dari pihak Pengawas dan Pemberian Tugas, maka
Request tersebut secara otomatis sudah dapat dilaksanakan, sedangkan pengesahannya
harus tetap dilaksanakan oleh pihak Pengawas dan Pemberi Tugas.
4) Untuk setiap folder pekerjaan harus dibuka dengan Request, dilanjutkan dengan pelaksanaan
dan filling kemudian ditutup dengan verifikasi

➢ Kegiatan Penentuan Lokasi Quarry dan Test Awal

Penjelasan tentang : Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada kegiatan
Penentuan Lokasi Quarry dan Test Awal
a. Definisi
1) Quarry adalah bahan baku di lapangan yang dipergunakan untuk pembangunan suatu
pekerjaan jalan/jembatan.
Bahan baku tersebut dapat berupa :
• Batu, batu kali atau gunung
• Tanah
• Air
2) Test awal, adalah Suatu kegiatan pengajian awal bahan mentah hasil alam sebelum
dipergunakan sebagai meterial untuk pembangunan suatu pekerjaan.
b. Tujuan
Tujuan penentuan lokasi quarry dan test awal adalah :
1) Mendapatkan bahan baku untuk pekerjaan yang lokasinnya masih relatif dekat dengan lokasi
pekerjaan
2) Supaya material yang akan dipergunakan nanti dapat dipertanggung jawabkan, mengenai;
kekerasan, keawetan, kebersihan dan lain-lain sesuai syarat-syarat dan spesifikasi yang
berlaku.
3) Volume atau jumlah material memenuhi kebutuhan.

c. Hal - hal yang perlu diperhatikan


1) Quarry
• Bahan mentah cukup banyak.
• Jauh dari pemukiman, untuk menghindari polisi udara dan suara.
• Jarak angkut dekat dengan Base Camp.
• Ada jalan atau jalan sementara yang cukup baik.
2) Test awal
Pengetesan atau pengujian awal yang dilakukan pada lokasi Quarry, antara lain :
• Bantuan atau Aggregat; pengetesan atau kekuatan/keausan dengan mesin Los Angeles
(AASHTO T-96-740), (ASTM, C131-550).
• Tanah, pengetesan untuk mengetahui klasifikasi tanah sehingga diketahui sifat-sifat
tanah dimaksud.
• Air, yaitu air yang bersih dari kotoran organik/kandungan lumpur dan sebagainya.

d. Prosedur
Prosedur yang dilakukan :
1) Mengajukan Construction Plan secara keseluruhan kegiatan kepada pemberi Tugas
2) Pembari Tugas menetapkan alternatif terbaik untuk memilih lokasi Quarry, dengan
mempertimbangkan:
• Hasil pengetesan awal
• Volume bahan (cukup banyak)
• Lokasi Quarry (jauh dari pemukiman)
• Jarak angkut dari base camp (dekat)
• Sarana jalan (tersedia)
3) Berdasarkan Rekomendasi pemberi tugas mengajukan surat permohonan untuk
mendapatkan konsesi penggalian atas lahan/lokasi Quarry yang sudah dipilih peda
pengusaha setempat (Camat, Lurah atau penduduk).
4) Setelah keluar izin, mulai dengan pengambilan material
➢ Kegiatan Penyiapan Base Camp dan Fasilitas Base Camp

Penjelasan tentang : Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada kegiatan
Penyiapan Base Camp

a. Defenisi
1) Base Camp, adalah suatu lokasi tertentu di lapangan yang merupakan tempat semua
kegiatan penunjang pelaksanaan pekerjaaan.
2) Fasilitas Base Camp, adalah semua fasilitas yang menunjang pelaksanaan pekerjaan fisik
dan administrasi sesuai dengan syarat-syarat kontrak dan spesifikasi yang berlaku.

b. Tujuan
Tujuan penyiapan base camp dan fasilitasnya adalah :
1) Untuk memudahkan koordinasi antara semua instansi terkait di lapangan
2) Untuk mempermudah monotoring kemajuan pelaksanaan pakerjaan
3) Sebagai tempat tinggal, kantor, laboratorium lapangan dan lain-lain.

c. Hal - hal yang perlu diperhatikan


Supaya maksud dan tujuan dari Base Camp dan fasilitasnya dapat optimal menunjang
pelaksanaan pekerjaan, maka :
1) Pada waktu mengajukan lay out base camp, agar dipastikan bahwa :
• Lokasi base camp dekat dengan lokasi pekerjaan
• Kegiatan administrasi instansi terkait di lapangan berada dalam suatu lokasi base camp.
• Jalan keluar masuk Base Camp cukup baik.
• Agak jauh dari permukiman/polusi.
2) Cara pembayaran, batas waktu pengadaan dan syarat-syarat lain dapat dilihat pada syarat
kontrak dan spesifikasi yang berlaku

d. Prosedur
Prosedur yang dilakukan :
• Menyampaikan construction plan, berupa lay out rencana Base Camp, rencana penentuan
Quarry dqan lokasi pekerjaan itu sendiri.
• Pemberi tugas memilih alternatif yang terbaik untuk Base Camp tersebut.
• Dekat dengan Quarry dan lokasi pekerjaan.
• Jauh dari pemukiman penduduk
• Dan lain-lain

➢ Kegiatan Penyediaan Asuransi dan Garansi

Penjelasan tentang : Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada kegiatan
Penyediaan Asuransi dan Garansi.
1) Asuransi adalah jaminan yang diberikan, disebabkan oleh :
• Orang/manusia,apabila mendapatkan kecelakaan, cacat tubuh atau kematian pada saat
bekerja.
• Kerusakan meliputi, kerusakan pada pekerjaan, perlatan konstruksi diluar kasalahan.
• Kehilagan uang mungkin terjadi untuk setiap harta benda, pada masa kontrak berlangsung.

2) Garansi adalah Jaminan Bank atau Garansi Bank yang diberikan guna mencakup beberapa
masalah, antara lain :
• Jaminan Tender, jaminan yang mencakup keperluan tender.
• Jaminan Uang Muka, jaminan yang mencakup keperluan untuk uang muka.
• Jaminan Pelaksanaan, jaminan yang mencakup pada masa pelaksanaan.
• Jaminan Pemeliharaan, jaminan yang mencakup pada masa pemeliharaan.

b. Tujuan
Tujuan diadaknnya Asuransi dan Garansi pada suatu pekerjaan konstruksi, adalah untuk memberi
rasa aman pada semua pihak yang terlibat, yaitu: konsultan maupun memberi Tugas beserta Staff
Pemberi Tugas dalam melakukan pelaksanaan dan pengawasan pekerjaan di lapangan.

c. Hal - hal yang perlu diperhatikan


Yang perlu diperhatikan Pemberi Tugas, antara lain :
1) Asuransi
• Masa berlakunya Asuransi
• Besar nilai jaminan tersebut
• Jenis apa saja yang tercakup dalam jamianan tersebut
2) Garansi
• Masa berlaku Garansi, sesuai waktu tertentu seperti
➢ Jaminan Tender waktu semasa tender
➢ Jaminan Pelaksanaan waktu semasa pelaksanaan
➢ Jaminan Pemeliharaan waktunnya semasa Pemeliharaan
• Besar nilai jaminan tersebut
• Jaminan memakai Jasa Bank atau PT. Asuransi
• Dan lain-lain

d. Prosedur
Prosedur yang dilakukan :
1) Asuransi
• Konsultan menghubungi Jasa Asuransi yang dipilih untuk mendaftar dan membayar
Premi.
• Konsultan mendapatkan polis Asuransi
• Di copy dan diserahkan kepada Pemberi Tugas
2) Kalau terjadi musibah/kecelakaan
• Berdasarkan polis ditambah keterangan pekerjaan konstruksi dan pihak berwenang.
• Diajukan ke Perusahaan Asuransi dan
• Dibayar
3) Garansi
• Berdasarkan surat undangan, memberikan jaminan Tender.
• Berdasarkan Surat Pemenang dan kontrak, memberikan uang jaminan uang muka
• Berdasarkan Surat Pemenang Kontrak, Memberi jaminan Pelaksanaan.
• Berdasarkan Surat PHO, memberi jaminan Pemeliharaan.

➢ Kegiatan Mobilisasi Personel, Peralatan dan Material

Penjelasan tentang : Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada Kegiatan
Mobilisasi Personil, Peralatan dan Material

a. Definisi
Pada periode mobilisasi ini semua pekerjaan yang berhubungan dengan cakupan pekerjaan
mobilisasi telah selesai semuanya ( 60 hari ), yaitu mobilisasi :
1) Personil Konsultan
2) Alat-alat berat
3) Peralatan laboratorium

b. Tujuan
Mobilisasi personil, alat berat, peralatan laboratorium dan material dimaksudkan untuk mendukung
terlaksananya pelaksanaan pekerjaan kontruksi secara menyeluruh, yaitu pelaksanaan fisik
maupun administrasi, sesuai syarat-syarat kontrak dan spesifikasi.

c. Hal - hal yang perlu diperhatikan


Yang perlu diperhatikan antara lain :
1) Konsultan Pengawas
• Memiliki sertifikat keahlian dan sertifikat keterampilan sesuai dengan bidang dan tugas
yang akan dilaksanakan
• Sudah mengikuti prosedur testing dan cakap sesuai dengan bidang masing-masing.
• Tidak merangkap pekerjaan ditempat lain
• Mobilisasi bertahap sesuai kebutuhan lapangan
2) Alat berat/peralatan laboratorium
• Kecukupan komposisi dan pemasangan sesuai kontrak
• Sesuai kondisi lapangan
• Kapasitas alat sesuai kebutuhan (tidak kurang atau lebih kapasitas)
• Semua peralatan sudah dikalibrasi oleh Jawatan Meteorologi.
3) Material
• Quarry Material dicari disekitar lokasi pekerjaan kontruksi (kecuali aspal,semen) dan
telah mendapat persetujuan Pemberi Tugas
• Pajak, iuran, retribusi dan sebagainya tanggungjawab penuh Kontraktor
• Izin jalan/jembatan dari DLLAJR
• Test awal bahan hasil alam sudah mendapat persetujuan Pemberi Tugas

d.Prosedur
Merupakan kelanjutan mobilisasi awal, yaitu :
1) Konsultan Pengawas melengkapi personel secara bertahap sesuai kebutuhan lapangan
2) Job mix sudah disetujui.

PELAKSANAAN KONSTRUKSI

➢ Kegiatan Penyiapan Shop Drawing

Penjelasan : Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada kegiatan Penyiapan
Shop Drawing

a. Definisi
Shop Drawing adalah Gambar kerja yang dibuat dan merupakan rencana pelaksanaan
kontruksi, pembuatannya merujuk kepada Gambar Rencana yang diterima pada waktu mengikuti
proses pengadaan jasa kontruksi.

b. Tujuan
Untuk memudahkan dan menjadi pedoman pelaksanaan dilapangan serta pemeriksaan yang
merupakan rencana keseluruhan dari pembangunan suatu proyek.

c. Hal - hal yang perlu diperhatikan


Dalam membuat Shop Drawing, harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1) Ukuran dan standar kertas yang di pakai harus sama
2) Ukuran ketebalan garis alat gambar disesuaikan dengan gambar yang dibuat
3) Pada Shop Drawing harus ditampilkan rujukan dari Gambar Rencana yang dibuat.
4) Penomoran Shop Drawing harus teratur.
5) Shop Drawing menampilkan rencana kerja secara detil
▪ Lokasi dan jenis pekerjaan harus jelas tercantum
▪ Ukuran kontruksi harus jelas tergambar
▪ Material, Jenis dan mutu bahan yang dipakai
▪ Dan lain-lain

d. Prosedur
1) Setiap pekerjaan belum dapat dilaksanakan apabila Shop Drawing belum mendapat
persetujuan Pemberi Tugas.
2) Prosedur penyiapan Shop Drawing
▪ Membuat Shop Drawing dengan rujukan Gambar Rencana
▪ Konsultan Pengawas mengevaluasi Shop Drawing untuk diterima, atau revisi ulang dan
untuk kembali lagi
▪ Konsultan Pengawas merekomendasikan kepada Pemberi Tugas untuk persetujuan
Shop Drawing.
▪ Setelah persetujuan Pemberi Tugas, dapat melaksanakan pekerjaan fisik sesuai Shop
Drawing
▪ Sekiranya dalam pelaksanaan pekerjaan ada penyimpanan atau pekerjaan yang tidak
dapat dilaksanakan sesuai Shop Drawing dikarenakan kondisi lapangan, maka atas
persetujuan Pemberi Tugas (setelah ada rekomendasi dari Konsultan Pengawas)
kontraktor dapat melaksanakan pekerjaan berbeda dengan gambar rencana dengan
diberi tanda misalnya berupa “ Gambar Awan” sebagai catatan untuk pembuatan As Built
Drawing nanti.
▪ Catatan : Kolom Pengesahan
Yang bertanggung jawab menandatangani kolom pengesahan Shop Drawing :
- Kolom diajukan dan ditandatangani oleh pelaksana yaitu : General
Superintenddance.
- Kolom diperiksa dan ditandatangani oleh Konsultan Pengawas yaitu : Resident
Engineer
- Kolom disetujui dan ditandatangani oleh Pemberi Tugas

➢ Kegiatan Show Cause Meeting

Penjelasan tentang : Tujuan, hal-hal yang diperhatikan dan prosedur pada kegiatan Show
Cause Meeting

a. Definisi
1) Show Cause Meeting (SCM) adalah pertemuan selaku penyedia dengan Pemberi Tugas
selaku pengguna jasa dan konsultan ( selaku penyedia jasa yang membantu Pemberi Tugas
di dalam melakukan pengawasan teknis atas pekerjaan, dimana diminta membuktikan
prospek kemampuannya untuk menyelesaikan pekerjan konstruksi sesuai dengan dokumen
kontrak, dilihat dari segi manajemen, peralatan dan keuangan.
2) Show Cause Meeting sering disebut dengan Rapat Pembuktian.
3) Tim SCM dibentuk oleh Pemberi Tugas, terdiri dari Ketua Tim, Sekretaris Tim dan Anggota-
anggota Tim yang berasal dari Pemberi Tugas dan konsultan pengawas, mencakup unsur-
unsur perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan audit keuangan.
4) Ruang Lingkup tugas Tim SCM
a. Menetapkan items, jadual dan volume yang harus dikerjakan dalam Uji Coba
Kemampuan, guna menilai layak atau tidaknya melanjutkan pekerjaan.
b. Mengevaluasi hasil test case yang dilakukan untuk dinilai kemungkinan/ kesanggupannya
apakah masih dapat diberi kesempatan guna mengatasi keterlambatan dan atau
permasalahan pelaksanaan kontrak.
5) Tim SCM mengusulkan kepada Konsultan Pengawas atau Kepala Satuan Kerja atau Direksi
Pekerjaan tentang tidak lanjut atas hasil evaluasi dari pelaksanaan Uji Coba kemampuan,
tergantung pada besarnya keterlambatan yang menyebabkan harus mengikuti SCM.

b. Tujuan
1) SCM ini dilakukan dengan tujuan untuk melakukan pengendalian pekerjaan kontruksi
sehubungan dengan keterlambatan pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan.
2) Yang ditugasi untuk melakukan pengendalian konstruksi adalah Tim SCM.

c. Hal - hal yang perlu diperhatikan


1) Uji Coba Kemampuan (Test Case)
a. Selama Uji Coba Kemampuan, Pejabat Pembuat Komitmen melakukan pemantauan
terhadap kegiatan.
b. Apabila hasil uji coba kemampuan menunjuk tendensi yang tidak sesuai dengan
kesepakatan, maka Pejabat Pembuat Komitmen mengeluarkan surat peringatan dengan
tembusan dikirimkan kepada Direksi Pekerjaan.
c. Pada akhir Uji Coba Kemampuan dilakukan evaluasi terhadap semua pencapaian selama
Uji Coba Kemampuan, dan bila diperlukan dapat dilakukan Uji Coba Kemampuan lagi.
2) Kriteria penilaian terhadap pelaksanaan pekerjaan diambil dari batasan Kontrak Kritis
menurut Kepmen Kimpraswil 257/KPTS/M/2004 sebagai berikut :

Batasan Kontrak Kritis

PERIODE RENCANA FISIK BATASAN KRITIS

I 0 % - 70 % Jika terjadi keterlambatan pekerjaan >15 %

II 70% - 100 % Jika terjadi keterlambatan pekerjaan > 10 % - 15 %

Tingkat SCM :
- Tingkat Direksi Pekerjaan
- Tingkat Atasan Langsung
- Tingkat Atasan

Jika pada SCM tingkat atasan ternyata gagal menunjukkan kemampuannya, maka pengguna jasa
dapat menyelesaikan pekerjaan melalui kesepakatan tiga pihak atau memutuskan kontrak secara
sepihak dengan mengenyampingkan Pasal 1266 KUHPerdata.

d. Prosedur
1) Pejabat Pembuat Komitmen bersama konsultan Pengawas meneliti permasalahan yang
menyebabkan pekerjaan konstruksi terlambat.
2) Pejabat Pembuat Komitmen bersama konsultan Pengawas membahas upaya-upaya dan
membuat kesepakatan untuk mengejar keterlambatan, kemudian harus membuat
pernyataan kesanggupan untuk memenuhi kesepakatan-kesepakatan tersebut.
3) Tim SCM membuat Target Uji Coba Kemampuan (Test Case) dan Program Schedule
secara detil dan lengkap dengan data-data pendukungnya.
4) Membuat jadual pelaksana Target Uji Coba Kemampuan (Test Case3) dan Program
Scedule secar detail dan lengkap dengan data-data pendukungnya.
5) Hasil dari SCM harus dituangkan dalam suatu Berita Acara dan kirimkan ke berbagai pihak-
pihak terkait sebagai laporan.
6) Penetapan hasil SCM oleh Pejabat terkait.

➢ Kegiatan Penyiapan Laporan Ketidaksesuian

Penjelasan tentang : Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada kegiatan
Penyimpanan Laporan ketidaksesuaian

a. Definisi
Laporan ketidak sesuaian adalah laporan atau catatan yang dibuat oleh Konsultan pengawas
danstaff Pe4mberi Tugas lapangan kepada Pemberi Tugas mengenai ketidak sesuaian suatu
item pekerjaan di lapangan baik mengenai :
2) Mutu / Kwalitas
3) Volume / Kwantitas, maupun
4) Penampilan / tampilan

b. Tujuan
Memberikan informasi kepada Pemberian Tugas bahwa salah satu item/ pekerjaan ada yang
tidak memenuhi syarat-syarat atau spesifikasi.
1) Memperbaiki catatan untuk kontraktor
2) Kontraktor diisyaratkan untuk tidak mengulangi kesalahan lagi.
3) Sebagai dasar penilaian Pemberi tugas terhadap kontraktor mengenai “Performance”
kontraktor secara keseluruhan.
c. Hal – hal yang perlu diperhatikan
1) Tanggal dan Nomor request item pekerjaan yang dimaksud
2) Lokasi item pekerjaan yang tidak sesuai tersebut dan sketsa gambar.
3) Persetujuan kontraktor mengenai : rencana dan lama waktu perbaikan terhadap ketidak
sesuaian tersebut.
4) Kolom pengesahan di tandatangani oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor, dan Staff
lapangan Pemberi Tugas.

d. Prosedur
Prosedur yang dilakukan untuk membuat laporan ketidaksesuaian adalah sebagai berikut :
1) Sebelum verifikasi pekerjaan disetujui, Konsultan Pengawas dan staff Pemberi Tugas
mengevaluasi hasil pekerjaan.
2) Setiap ada ketidakpastian pekerjaan, dicatat sebagai evaluasi pekerjaan.
3) Evaluasi diserahkan untuk dimintakan persetujuan perbaikan, rencana perbaikan dan lama
perbaikan
4) Hasil persetujuan diserahkan kepada Pemberi Tugas.

➢ Kegiatan Penyiapan Contract Change Order

Penjelasan tentang : Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada kegiatan
Penyiapan Contract Change Order

a. Definisi
1) Contract Change Order (CCO) adalah Perubahan Volume / quantity untuk setiap item
pekerjaan yang memerlukan penyesuaian selama kontrak berlangsung atau perubahan atas
Dokumen Kontrak.
2) Contract Change Order (CCO) menyatakan perubahan bunyi Kontrak tanpa merupakan nilai
kontrak secara keseluruhan.

b. Tujuan
1) Untuk memastikan volume dan jenis pekerjaan yang berubah tanpa merubah nilai Kontrak.
2) Menjamin Kontraktor untuk dapat melaksanakan pekerjaan
3) Merupakan dasar penagihan Kontraktor.

c. Hal - hal yang perlu diperhatikan


1) Perubahan volume atau perubahan item pekerjaan tidak merubah nilai kontrak.
2) Perubahan item pekerjaan tersebut tidak mengurangi tujuan/maksud dari pekerjaan kontruksi
tersebut.
3) Pengajuan permohonan Contract Change Order (CCO) masih dalam Scedule Pelaksanaan.
4) Dengan terbitnya Berita Acara Contract Change Order maka Kontrak Awal atau Change
Order lama tidak berlaku lagi.

d. Prosedur
1) Sebagai penangung jawb penuh pelaksana pekerjaan kontruksi, Pemberi Tugas dapat
memprakarsai perubahan atau Contract Change Order (CCO) dengan jalan mengirim surat
tertulis kepada Kontraktor yang berisi :
- Uraian detil, perubahan yang diusulkan, dan lokasi pekerjaan dilapangan
- Gambar yang telah direvisi dan spesifikasi mengenai perubahan.
- Perkiraan waktu untuk penyelesaian pekerjaan
2) Permintaan Kontraktor untuk mengadakan permintaan perubahan kepada Pemberi Tugas,
dengan mengirim surat Permohonan Perubahan yang berisi :
▪ Uraian usulan perubahan
▪ Keterangan alasan perubahan
▪ Pengaruh terhadap jadwa pelaksanaan, kalau ada
▪ Penjelasan detil mengenai :
- Apakah keseluruhan atau sebagai dari perubahan tersebut dilaksanakan di bawah
Harga Satuan Pembayaran atau,
- Perubahan tersebut harus disepakati dan dibuatkan dalam Addendum.
▪ Rekomendasi, Konsultan Pengawas bertanggung jawab mengevaluasi usulan Kontraktor
dan menerbitkan Technical Justifikasi sebagai dasar bahwa perubahan dapat
dilaksanakan.
▪ Pemberian Tugas, membuat Berita Acara Contract Change Order setelah ke tiga unsur
dilapangan menyetujui perubahan kontrak tersebut.

➢ Kegiatan Material On Site (MOS)

Penjelasan tentang : Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada kegiatan
Material On Site

a. Definisi
1) Material On Site adalah, material/bahan yang akan dipergunakan sebagai bahan konstruksi
yang sudah ada di lapangan dan disetujui/memuaskan Pemberian Tugas untuk dipakai
sebagai bahan konstruksi.
2) Material yang dapat digolongkan sebagai “Material on Site” adalah:
▪ Semen (penyimpanan dan penanganan)
▪ Besi Tulangan
▪ Baja-baja bangunan
▪ Aspal
▪ Aggregat

b. Tujuan
Material On Site disediakan untuk :
1) Mempercepat pekerjaan Kontraktor
2) Mempermudah monitoring kendali mutu
3) Persiapan stok material bahan mentah jangka panjang

c. Hal - hal yang perlu diperhatikan


Semua bahan yang digolongkan sebagai “ Material on Site” yang nantinya dapat dimasukkan
dalam Sertifikasi bulanan untuk tagihan maka penyimpanan “ Material on Site” tersebut harus
dicek oleh Konsultan Pengawas dan disetujui oleh Pemberian Tugas mengenai :
1) Keamanan “ Material on Site”, lokasi diberi pagar keliling dekat pos keamanan (Satpam).
2) Rapih, “ Material on Site” disusun menurut ukurannya seperti besi beton, semen diberi sekat-
sekat dan disusun menurut tanggal kedatangan.
3) Terjaga mutunya, supaya mutu “ Material on Site” tidak berubah ( pengaruh kelembaban
udara) seperti semen tidak boleh langsung diatas lantai diberi matras yang berongga
sehingga memudahkan sendok “ Fork Lift” masuk.
4) Tempat Penyimpanan harus tertutup untuk menghindari pengaruh cuaca, seperti hujan/panas
matahari terutama untuk “ Material on Site “ semen atau besi beton.
5) Penumpukan” Material on Site” seperti aggregat diberi pembatas sesuai ukuran (Size) supaya
tidak tercampur satu sama lain.
6) Perhitungan dan pencatatan volume dan kondisi pada saat kedatangan, yang ditolak harus
ditempatkan terpisah.

d. Prosedur
1) Konsultan Pengawas mengecek kebenaran material tersebut, sesuai atau tidak dengan
spesifikasi yang sudah ditentukan.
2) Konsultan Pengawas merekomendasikan untuk menerima atau menolak material tersebut
kepada Pemberi Tugas sebagai Material on site.
3) Pemberi Tugas menyetujui material tersebut sebagai “ Material on Site”.
4) Bahan hasil produksi pabrik :
• Semen
- Type yang dipakai sesuai jenis pekerjaan
- Cara Penyimpanan;
Bebas dari pengaruh udara, hujan dan sebagainya.
• Aspal
- Penetrasi yang benar (AASHTO T-49-680)
- Titik nyala yang benar (AASHTO T-48-740) (ASTM D-92-52)
- Ductility yang baik (AASHTO T-53-740) (ASTM D-36-70)
- Tidak berair
- Tidak mengalami kontaminasi
5) Pencampuran atau pengolahan :
• Perbandingan yang benar, sesuai job mix formula yang sudah disetujui bersama.
• Temperatur yang tepat, untuk pekerjaan aspal.
• Peralatan pencampuran (AMP/batchling plant) berjalan baik.
• Pengujian / pemeriksaan “slump beton” dilapangan dan “batching plant” untuk pekerjaan
beton
• Penujian extraksi dan marshall test
6) Bahan Jadi :
• Pemeliharaan :
- Pada masa “ curring time”
- Sampai umur rencana.
• Pengujian kuat tekan beto, sesuai syarat-syarat dan spesifikasi (ASTM C-39-72º).
• Pemeriksaan kepadatan lapangan dan laboratorium dengan melakukan “core drill”
setelah 12 jam penghamparan, sesuai syarat-syarat dan spesifikasi.

Prosedur
1) 24 jam sebelum melaksanakan teting bahan olahan dan bahan jadi, mengajukan request
permohonan pengetesan.
2) Konsultan Pengawas dan staff pemberi tugas mengecek kesiapan mengenai:
• Peralatan untuk pengujian/test di laboratorium dan lapangan
• Material :
- Jumlah material
- Jenis material, apa sesuai dengan quarry yang telah ditentukan
- Perubahan material job mox formula diganti.
3) Konsultan merekomendasikan atau menolak peralatan untuk pengujian laboratorium dan
dilapangan yang diajukan oleh kontraktor.
4) Pemberi tugas menyetujui pengetesan setelah Konsultan Pengawas memberikan
rekomendasi.
5) Request testing bahan olahan dan bahan jadi ditutup dengan verifikasi.

➢ Kegiatan Pekerjaan Tanah

Penjelasan tentang : Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada kegiatan
Pekerjaan Tanah

a. Cakupan
Pekerjaan tanah dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu :
- Pekerjaan tanah galian (cut)
- Pekerjaan tanah timbunan ( fill)
- Penyiapan badan jalan (subgrade preparation).
Keberhasilan pekerjaan selanjutnya sangatlah bergantung dari pekerjaan tanah yang nantinya
menjadi bagian fondasi jalan (sub grade), setelah tanah dipotong/galian atau tanah asli maupun
dari timbunan.
1) Pekerjaan tanah galian, meliputi pekerjaan:
• Pemotongan/penggalian tanah
• Pengangkutan hasil galian /potongan
• Pembersihan tanah
• Pemadatan tanah
• Pengujian laboratorium dan lapangan.
Pengetesan yang dilakukan pada pekerjaan ini :
• Kepadatan lapangan dengan sand cone
- AASHTO T - 191 - 61º
- ASTM D - 1556 - 64º
• Kepadatan standar (AASHTO T - 99 - 79º)
• Kepadatan berat (Modified), (AASHTO T - 180º - 74º).

2) Pekerjaan tanah timbunan


Pada pekerjaan tanah timbunan, tanah yang dipakai untuk bahan timbunan dapat diambil
dari tanah hasil pemotongan (cut) pada lokasi yang sama atau dari tanah di lain tempat
(quarry) asalkan tanah tersebut sudah dtest dan dapat dipakai sebagai bahan untuk
timbunan.

Pekerjaan tanah timbunan meliputi pekerjaan :


• Pengambilan
• Pengangkutan
• Penghamparan
• Pemadatan tanah lapis demi lapis dengan peralatan
• Pembentukan dimensi timbunan (ketinggian, penampang melintang).
• Pengujian laboratorium dan lapangan.
Dimensi
Toleransi yang sering dipakai pada pekerjaan timbunan :
• Permukaan, ketinggian maksimum 2 cm.
• Permukaan cukup rata, landai untuk menjamin aliran permukaan.
• Tebal lapisan urugan maksimum 20 cm (padat) dan minimum 19 cm (padat).

Pengetesan tanah sebagai bahan timbunan antara lain :


• Pemeriksaan kepadatan (standar dan modified)
- AASTHO T-99-74º
- AASHTO T-184-74º
• CBR Laboratorium
- AASTHO T-193-74º
- AASHTO T-1883-73º
• Berat jenis tanah
- AASTHO T-100-74º
- ASTM D-854-58º
• Atterberg Limit
- AASTHO -89-74º
- ASTM D-423-74º
• Pemeriksaan kepadatan lapangan (sand cone)
- AASTHO T-191-61º
- ASTM D-1556-64º
• Kadar air ASTM D-2216-71

3) Penyiapan badan jalan (sub grade preparation)


Pekerjaan ini merupakan penyiapan permukaaan badan jalan (sub grade) untuk
meletakkan kontruksi perkerasan diatasnya, biasanya dilakukan dalam hal :
• Pembuatan badan jalan baru
• Pelebaran perkerasan
Pekerjaan penyiapan badan jalan, meliputi:
• Perataan permukaan
• Pemadatan tanah
• Pengujian laboratorium dan lapangan
Pengetesan yang dilakukan pada pekerjaan ini :
• Kepadatan lapangan dengan sand cone
- AASTHO T-191-61º
- ASTM D-1556-64º
• CBR Lapangan
- ASSHTO T-128-67º
- ASTM C-184-66º
• Kepadatan standar
- ASSHTO T-99-79º atau
• Kepadatan berat
- AASHTO T-180-74º

b. Tujuan
Tujuan dari pekerjaan tanah, adalah :
1) Sebagai persiapan konstruksi perkerasan atau pondasi perkerasan diatasnya.
2) Mempertinggi daya dukung tanah
3) Mengurangi pengaruh air dan udara terhadap tanah tersebut
4) Dan lain-lain

c. Hal - hal yang perlu diperhatikan


1) Sebelum pekerjaan tanah dimulai, kontraktor menyiapkan:
• Gambar detail penampang melintang untuk penempatan timbunan, galian dan
sebagainya.
• Hasil ujian kepadatan
• Contoh tanah (14 hari sebelum pelaksanaan), yaitu:
- Dua contoh @ 50 kg, sebagai rujukan
- Pernyatan asal tanah
- Komposisi dari hasil pengujian laboratorium tanah
2) Untuk melanjutkan pekerjaan harus ada:
• Hasil pengujian kepadatan
• Hasil pengukuran pemukaan dan data survey beserta toleransinya.
3) Kondisi tempat kerja:
• Lokasi pekerjaan tanah tetap kering
• Kemiringan serta kerataan permukaan cukup (untuk drainase)
• Pembuatan drainase
• Tersedianya cukup air untuk pengendalian kelembaban selama pelaksanaan /
pemadatan.
4) Perbaikan pekerjaan tanah
Pekerjaan tanah yang tidak memenuhi syarat dapat diperbaiki dengan :
• Menggaru permukaan dan membuang serta menambah material baru, dilanjutkan
dengan pembentukan dan pemadatan kembali.
• Tanah terlalu kering (kadar air kurang) diperbaiki dengan menggaru permukaan,
penyiraman air secukupnya dan dicampur dengan motor grader atau peralatan lain.
• Tanah terlalu basah (kadar air lebih) diperbaiki dengan menggaru permukaaan secara
berulang-ulang diselang waktu istirahat dengan cuaca kering (panas matahari). Bila
tidak berhasil diganti dengan material baru.

d. Prosedur
Prosedur pekerjaan tanah, adalah :
1) 24 jam sebelum memulai pekerjaan tanah mengajukan request permohonan pekerjaan
tanah.
2) Konsultan Pengawasan dan staff Pemberi Tugas lapangan mengecek kesiapan mengenai:
• Persiapan Peralatan, seperti:
- Grader
- Alat Pemadat
- Dan alat bantu lain.
• Hasil test lapisan terdahulu, untuk tanah timbunan
• Batok elevasi/ketinggian sudah diukur ulang.
3) Hasil evaluasi di rekomendasikan atau dikembalikan untuk disempurnakan.
4) Pemberian Tugas menyetujui request setelah mendapat rekomendasi Konsultan
Pengawasan.

5) Request pekerjaan tanah ditutup oleh verifikasi pekerjaan tanah

➢ Kegiatan Pengujian Bahan Olahan dan Bahan Jadi

Penjelasan tentang : Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada kegiatan
Pengujian Bahan Olahan dan Bahan Jadi.

a. Definisi
Pengujian bahan olahan dan bahan jadi mencakup :
1. Untuk bahan olahan, meliputi bahan campuran dari beberapa bahan hasil alam / quarry yang
telah ditest dan disetujui dengan bahan hasil produksi pabrik untuk dipergunakan sebagai
bahan bangunan konstruksi jembatan, gedung atau jalan.
2. Untuk bahan jadi, meliputi bahan hasil produksi dari bahan olahan tersebut setelah jadi
dilapangan.
3. Kegagalan pada konstruksi pekerjaan beton atau aspal, umumnya disebabkan oleh
kesalahan yang dilakukan manusia (human error) yaitu :
- Ketidaktahuan
- Kelalaian
- Kurang Perhatian
- Miskomunikasi
- Ketidakjelasan tanggung jawab
Yang dapat terjadi pada setiap tahap proses pembangunan (mulai dari tahap perencanaan
sampai dengan tahap penggunaan).

Bahan olahan untuk konstruksi dapat berupa :


• Bahan Olahan Beton
Bahan olahan beton merupakan campuran bahan asal akan dengan bahan hasil produksi
pabrik yang telah melalui prosedur pengujian terlebih dahulu.
- Bahan asal alam yang dimaksud, adalah :
➢ Pasir
➢ Batu kali dan
➢ Air
- Bahan hasil produksi pabrik :
➢ Semen
• Bahan Olahan Perkerasan Aspal
Bahan olahan aspal merupakan campuran bahan asal dengan bahan hasil produksi pabrik
yang telah melalui prosedur pengujian terlebih dahulu.
- Bahan asal alam :
➢ Batu pecah / batu kali

- Bahan hasil produksi pabrik :


➢ Aspal
➢ Agregat
• Bahan Jadi
Bahan jadi yang dimaksud adalah hasil pekerjaan fisik Kontraktor dilapangan berupa :
• Beton
Dapat ditemui dilapangan sebagai konstruksi jembatan, gedung dan jalan (rigid pavement).
• Hot Mix
Dapat ditemui dilapangan sebagai konstruksi jalan (flexible pavement)

b. Tujuan
1. Untuk mengetahui kesesuaian bahan / material yang digunakan dengan persyaratan-
persyaratan teknis yang diatur di dalam spesifikasi .
2. Untuk memastikan bahwa hanya bahan / material yang memenuhi persyaratan teknis saja
yang digunakan sedangkan yang tidak memenuhi persyaratan teknis harus ditolak.

c. Hal - hal yang perlu diperhatikan :


Semua material yang dipakai memenuhi syarat-syarat sesuai dengan spesifikasi yang berlaku
seperti :
1. Bahan asal alam :
• Pasir, bersih dan bebas kotoran organik (AASHTO T-21-74) (ASTM C 40 – 66T).
• Batu pecah :
➢ Bergradasi baik
➢ Mempunyai sudut pecah permukaan
➢ Bersih
➢ Keras, dengan pengujian mesin Los Angeles (AASHTO T-96-74) (ASTM C 131-55)
• Air tidak mengandung lumpur lebih dari 5 %. PH antara (4,5 – 8,5) (AASHTO T-26-70).

➢ Kegiatan Penyiapan Monthly Certificate (MC)

Penjelasan tentang : Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada kegiatan
Penyimpanan Mountly Certificate.
a. Definisi
Monthly Certificate (M.C) adalah sertifikat pembayaran bulanan yang diajukan dan di cek secara
rinci oleh Konsultan Pengawas kemudan diserahkan kepada Pemberi Tugas untuk disetujui dan
dibayar.

b. Tujuan
Tujuan penyiapan MC adalah :
1) Pemberian Tugas dapat memonitor hasil pekerjaan fisik atau cash flow setiap bulannya
2) Merupakan tambahan modal untuk melanjutkan pekerjaan

c. Hal-hal yang perlu diperhatikan


1) Pengukuran lapangan/Opname
Untuk menghindari kesalahpahaman mengenai kemajuan pekerjaan yang akan
disertifikasikan menjadi Monthly Certificate, maka perlu diadakan pengukuran bersama di
lapangan ( Kontraktor, Konsultan dan Staff Pemberi Tugas) mencakup :
• Kuantitas Pekerjaan
• Kualitas Pekerjaan
Hasil pengukuran dibuat dalam berita acara pekerjaan
2) Data pendukung Monthly Certificate
Data pendukung Administrasi (Back-Up data) untuk kelengkapan Monthly Certificate antara
lain :
• Daily Inspection report
• Daily Quantity Record (Sebagai data input untuk komputer)
• Monthly Quantity Detail Sheet
• Monthly Progress Sheet
• Daily Report of Pavement
• Gambar-gambar (Gambar-gambar ini akan dipakai dalam pembuatan AS Built Drawing)
3) Cara Pembuatan Monthly Certificate:
• Sertifikat pembayaran (Monthly Certificate) dibuat kumulatif pada bulan berikutnya, dan
pembayaran bulan berikutnya diberikan sebesar jumlah kumulatif dikurangi jumlah
pembayaran sebelumnya.
• Cara ini untuk mengkoreksi kesalahan perhitungan yang mungkin terjadi pada bulan
sebelumnya.

d. Prosedur
Prosedur pembayaran sertifikat ( M.C.)
1) Konsultan Pengawas
• Setelah 7 (tujuh) hari diterima Konsultan Pengawas menyimpulkan hasil pemeriksa
Monthly Certificate.
• Jika monthly Certificate kurang betul / lengkap Konsultan pengawasan mengadakan :
- Perubahan
- Memberikan kontraktor secara tertulis dan deetail alasan atau
- Mengembalikan untuk perbaikan dan untuk dikembalikan lagi.
• Hasil pemeriksaan yang telah disetujui, diserahkan kepada Pemberi Tugas untuk
persetujuan.
• Konsultan mengevaluasi / memeriksa kuantitas dan data pendukung secara keseluruhan.
• Dan bersama staf Pemberi Tugas mencek kelengkapan administrasi untuk persetujuan
Mounthly Certificate.
• Pemberi Tugas menerbitkan / mengajukan Surat Perintah Membayar (SPM).
• Bendaharawan memproses Administrasi Keuangan dan Pembayaran.
BAGAN ALIR PENGAJUAN PEMBAYARAN DANA (MC)

START

PENGAJUAN
PEMBAYARAN

DATA PELENGKAP
(BACK UP DATA)

- Tanggal
- Station
- Lokasi
- Volume
- Material Alat
- Gambar
- Dll.

CHECK UP DATA
PELENGKAP

PENGUKURAN
BERSAMA
(A)

REVISI/ PERHITUNGAN/
MELENGKAPI DATA PENCETAKAN

REVISI PENGAJUAN

PENGECEKAN
NO BERDASARKAN
SPESIFIKASI
DAN GAMBAR
RENCANA

CHECK TERHADAP
DAFTAR KUANTITAS & HARGA
(B)

KUMULATIF VOLUME
BACK UP DATA MONTHLY YANG TELAH SELESAI DIBAYAR
CERTIFICATE (B) - (A) = (V)

MENYIAPKAN MONTHLY SERTIFICATE


(MC)

PERSETUJUAN

PEMB. KONTRAKTOR
BAGAN ALIR PROSES FINAL HAND OVER (FHO)

Penentuan Waktu

26 hari (max)

Waktu Akhir
Perpanjangan Waktu

Penentuan Waktu FHO

Perbaikan kembali
segala kekurangan
Jaminan
selama peroide
Periode
pelaksanaan oleh
Pelaksanaan
Kontraktor
(65 hari)

Penentuan Team Permohonan Untuk Penyerahan Draft


Teknis FHO dari Kontraktor Perhitungan Akhir

Pemeriksaan FHO 10 hari (max)


oleh Team Teknis 27 hari (max)

Masa FHO
Membetulkan Kembali
Pekerjaan Lapangan
Oleh Kontraktor
7 hari (max)

Masa FHO Ulangi Kembali Draft


Pemeriksaan FHO Perhitungan Akhir
Oleh Team Teknis 10 hari (max)

Penyerahan
Perhitungan Akhir
Menyerahkan Gambar Setelah Diperiksa
Laporan Pemeriksaan Akhir yang Telah
dari Team Teknis Ulang
Selesai

Ulangi Kembali Draft


Rekomendasi FHO Laporan Pemeriksaan Perhitungan Akhir
dari Team Teknis

Periode
Pengesahan FHO dari Perhitungan Pengesahan
Laporan Pemeriksaan Akhir dan Kembali pada Kontrak Oleh Selama 28
dari Team Teknis Pemimpin Proyek Hari
II. PROGRAM KERJA

II.1. UMUM

Pekerjaan Belanja Jasa Konsultasi Pengawasan Bangunan Perkuatan Tebing ini meliputi
pekerjaan supervisi bidang jalan dan prasana pendukung jalan.

Kegiatan supervisi lapangan dilaksanakan oleh team konsultan supervisi bersama-sama dengan
Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Samosir.

Pengawasan Teknis pekerjaan dilaksanakan oleh Pokja yang dalam hal ini bertindak sebagai
“Engineering Representative” sesuai dengan pengertian yang disebutkan dalam Dokumen Kontrak
Fisik.

Untuk mencapai hasil kerja maksimal dan dapat terciptanya kondisi kerja yang baik, maka hubungan
antara Konsultan Supervisi dengan lembaga-lembaga yang terkait dengan proyek itu serta
hubungan antara konsultan yang membantu Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten
Samosir sebagai Pemimpin proyek, Konsultan sebagai pihak pengawas dan Kontraktor sebagai
pihak pelaksana, masing-masing merupakan bagian yang tak terpisahkan di dalam penentuan
lancar tidaknya pelaksanaan proyek.

II.2. KEGIATAN UTAMA

Lingkup kegiatan utama dalam pelaksanaan pekerjaan yang tercakup dalam pengawasan / supervisi
ini meliputi :
a. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang dilaksanakan oleh penyedia pekerjaan
konstruksi agar hasil pekerjaan sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi pekerjaan yang
ada.
b. Mengukur kuantitas pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan dan melakukan pemeriksaan
untuk pembayaran akhir pekerjaan.
c. Memeriksa dan menguji mutu bahan-bahan yang digunakan dan mutu hasil pekerjaannya.
d. Menjamin bahwa konstruksi yang sudah selesai telah memenuhi syarat.
e. Memberikan saran-saran mengenai perubahan pekerjaan dan tuntutan (claims).
f. Memberikan rekomendasi atas pengoperasian dan pemeliharaan peralatan yang digunakan.
g. Peninjauan kembali desain, dan melaksanakan pemeriksaan gambar terlaksana.
h. Melaksanakan pemeriksaan gambar terpasang / terbangun secara bertahap sesuai progres
mutual check dan MC yang dicapai sampai dengan 100%.
i. Melaporkan secara berkala tentang kemajuan pekerjaan dan permasalahannya, mutu pekerjaan
serta status keuangan proyek, berikut kondisi lainnya yang dapat diantisipasi.
II.3. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini diperkirakan 5 (lima) bulan kalender.

II.4. LAPORAN

Setiap isi laporan harus jelas dan dapat dibaca serta disusun dalam Bahasa Indonesia dengan tata
bahasa yang baik dan benar. Ukuran kertas masing-masing adalah A4 (210 x 297 mm), Konsultan
harus menyusun dan menyerahkannya kepada Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang
Kabupaten Samosir, dari laporan-laporan sebagai berikut :

a. Laporan Mingguan dan Bulanan

Berupa laporan singkat, dibuat dengan menggunakan bentuk yang standar sesuai yang
dikeluarkan PERINTAL, laporan tersebut menunjukkan kemajuan fisik dan keuangan dari tiap
paket.
Laporan bulanan tersebut selambat-lambatnya setiap tanggal 05 awal bulan sudah diterima
dikantor Kegiatan Pengawasan Jalan dan Jembatan Provinsi Sumatera Utara.

b. Laporan Ahkir

Pada saat berakhirnya layanan Konsultan masing-masing paket kontrak, hal ini adalah segera
setelah PHO, Konsultan harus mengirimkan ke Kuasa Pengguna Anggaran / Pimpinan Kegiatan
Proyek Fisik dan Proyek Pengawasan Jalan dan Jembatan Provinsi Sumatera Utara, berisi
ringkasan konstruksi yang telah dilaksanakan, rekomendasi untuk pemeliharaan yang akan
datang, segala permsalahan teknis yang timbul bila ada, dan berbagai macam perbaikan yang
diperlukan dimasa datang.

C. ORGANISASI DAN PERSONIL

C.1. STRUKTUR ORGANISASI

Dalam pelaksanaan pekerjaan ini Konsultan harus menyediakan tenaga ahli yang berpengalaman
sesuai dengan lingkup pekerjaan tersebut diatas, serta peralatan lapangan yang sesuai dengan
spesifikasi pekerjaan ini.

Untuk menunjang kelancaran pekerjaan dan tanggung jawab mari masing-masing Tenaga Ahli yang
terlibat dalam pekerjaan ini, maka Konsultan akan membuat suratu Struktur Organisasi yan sesuai
dengan lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan, sehingga akan diperoleh kualitas pekerjaan
yang baik.

Struktur Organisasi pelaksana pekerjaan dapat dilihat bagan alir sebagai berikut :

STRUKTUR ORGANISASI

PELAKSANAAN PEKERJAAN

BELANJA JASA KONSULTASI PENGAWASAN BANGUNAN

PERKUATAN TEBING

TEAM LEADER

INSPEKTOR

B.2. ORGANISASI DAN PERSONIL

Tenaga Ahli yang akan ditugaskan untuk pekerjaan Belanja Jasa Konsultasi Pengawasan
Bangunan Perkuatan Tebing yaitu sudah berpengalaman pada bidangnya masing - masing
dengan kualifikasi pendidikan yang sesuai dengan yang tercantum pada dalam Kerangka Acuan
Kerja (KAK).

Sesuai dengan ketentuan yang terdapat didalam KAK kebutuhan personil adalah sebagai berikut :

Tabel Daftar Tenaga Ahli

NO. NAMA PERSONIL POSISI YANG DIUSULKAN

1. L.T. Parlindungan Sitorus, ST Team Leader

2. Samiono, ST Inspektor

Uraian Tugas Tenaga Ahli

1. Team Leader

Team Leader yang disyaratkan adalah seorang Sarjana Teknik Sipil atau Strata yang lebih
tinggi lulusan Universitas /perguruan tinggi Negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
diakreditasi dan berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan dibidang Pengawasan Jalan,
serta pernah menjadi pemimpin tim Pengawasan jalan minimal 3 (tiga) tahun untuk S2 dan
minimal 5 (lima) tahun untuk S1. memiliki Sertifikat Keahlian Kerja (SKA) Ahli Madya Teknik
Jalan (Kode : 202) yang masih berlaku yang dikeluarkan asosiasi profesi terkait dan
diregistrasi Lembaga Pengembangan Jasa Kontruksi (LPJK).
Tugas dan tanggung jawab Team Leader akan mencakup, tapi tidak terbatas hal-hal sebagai
berikut:
a) Mengikuti petunjuk-petunjuk dan persyaratan yang telah ditentukan, terutama sehubungan
dengan :
- Inspeksi secara teratur ke paket-paket pekerjaan untuk melakukan monitoring kondisi
pekerjaan dan melakukan perbaikan-perbaikan agar pekerjaan dapat direalisasikan
sesuai dengan ketentuan dan persyaratan yang telah ditentukan.
- Memahami sepenuhnya Buku Speksi Jalan dan Jembatan yang berlaku sesuai dengan
Dokumen Kontrak Pekerjaan Fisik.
- Metode pelaksanaan untuk tiap jenis pekerjaan yang disesuaikan dengan kondisi
lapangan.
- Metode pengukuran volume pekerjaan yang benar dan sesuai dengan pasal-pasal
dalam Dokumen Kontrak tentang cara pengukuran dan pembayaran.
- Rincian teknis sehubungan dengan “Change Order” yang diperlukan.
b) Membuat pernyataan penerimaan (“Acceptance”) atau penolakan (“Rejection”) atas material
dan produk pekerjaan.
c) Melakukan pengawasan dan memberi pengarahan kepada Kontraktor didalam pengambilan
Data Lapangan serta kaitannya dengan Rekaya Lapangan.
d) Mengadakan penyesuaian di lapangan terhadap desain asli yang ada di Kontrak Fisik.
e) Melakukan pemantapan atas prestasi Kontraktor, segera melaporkan kepada Pejabat
Pembuat Komitmen/Pimpinan Kegiatan Proyek Fisik apabila kemajuan pekerjaan ternyata
mengalami keterlambatan lebih dari 15% dari rencana. Membuat saran-saran
penanggulangan serta perbaikan
f) Melakukan Review design dan Evaluasi Design serta penyiapan Addendumnya.
g) Melakukan pengecekan secara cermat pengukuran pekerjaan dan secara khusus harus ikut
serta dalam proses pengkuran akhir pekerjaan.
h) Menyusun Laporan Bulanan kemajuan fisik dan financial serta menyerahkannya kepada
Pejabat Pembuat Komitmen/Pimpinan Kegiatan Proyek Pengawasan/Supervisi Jalan dan
Jembatan Provinsi Sumatera Utara.
i) Menyusun Justifikasi Teknis, termasuk gambar dan perhitungan sehubungan dengan usulan
perubahan kontrak.
j) Mengecek dan menandatangani Dokumen Pembayaran Bulan (Monthly Certificcate).
k) Mengecek dan menandatangani dokumen-dokumen tentang pengendalian mutu dan volume
pekerjaan.

2. Inspektor

Inspektor yang disyaratkan adalah seorang Sarjana Teknik Sipil atau Strata atau DIII/Sarjana
Muda yang lebih tinggi lulusan Universitas /perguruan tinggi Negeri atau perguruan tinggi
swasta yang telah diakreditasi dan berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan dibidang
Pengawasan Jalan, serta pernah menjadi Inspector minimal 3 (tiga) tahun untuk S1/DIII.
memiliki NPWP dan Sertifikat Keahlian Kerja minimal (SKA) Ahli Muda Teknik Jalan / Teknik
Sipil (Kode : 202) yang masih berlaku yang dikeluarkan asosiasi profesi terkait dan diregistrasi
Lembaga Pengembangan Jasa Kontruksi (LPJK) sebanyak 1 orang.

Tugas dan tanggung jawab mencakup tapi tidak terbatas hal-hal sebagai berikut :
a) Mempelajari dengan baik gambar-gambar teknik proyek dan spesifikasi sebelum pekerjaan
dimulai.
b) Mengarahkan dan mengawasi setiap pekerjaan yang dilaksanakan Kontraktor sesuai
dengan schedule, gambar kontruksi dan kuantitas yang sudah ditentukan menurut dokumen
kontrak fisik.
c) Memeriksa apakah semua bahan/material yang dikirim kelapangan telah sesuai dengan
Spesifikasi Teknik.
d) Mengarahkan pekerjaan pengukuran yang dilaksnakan Kontraktor terhadap kebutuhan
Rekayasa Lapangan.
e) Menganalisa hasil survey rekayasa lapangan/tes sondir ulang untuk keperluan perubahan
struktur (Justifikasi Teknik).
f) Mengevaluasi gambar konstruksi jalan/jembatan (Dokumen Kontrak Fisik) untuk keperluan
dilaksanakannya Survey Rekayasa Lapangan, test sondir ulang dan survey lainnya.
g) Menganalisa hasil survey rekayasa lapangan/tes sondir ulang untuk keperluan perubahan
struktur (Justifikasi Teknik).
h) Memeriksa hasil pengukuran dan perhitungan yang dilaksanakan dan diajukan kontraktor.
i) Mengevaluasi gambar konstruksi jalan/jembatan (Dokumen Kontrak Fisik) sesuai dengan
kuantitas yang ada dan kebutuhan dilapangan.
j) Mengetahui Statement pelaksanaan pekerjaan bangunan bawah, bangunan atas dan
pekerjaan lainnya pada fisik jalan / jembatan dan mengacu kepada panduan pelaksanaan
pekerjaan Standar Dinas Jalan dan Jembatan.
k) Senantiasa menjaga ketelitian dan memutakhirkan gambar-gambar As Built Drawing dan
melaksanakan Supervisi Pekerjaan Penggambaran yang dibutuhkan.
l) Mengetahui statement pelaksanaan pekrjaan yang berhubungan dengan pengukuran.
m) Membuat laporan hasil pengukuran tentang rekayasa lapangan dan pelaksanaan pekerjaan
sesuai dengan pengarahan Chief Inspector untuk kebutuhan laporan justifikasi teknik,
Laporan Harian, Mingguan dan Bulanan.
n) Setiap hari menggambarkan kemajuan pekerjaan Kontraktor pada Diagram rencana Kerja
dan mengesahkan Jadwal Kemajuan Pekerjaan.
o) Setiap hari senantiasa meringkas semua kegiatan konstruksi, mencatat cuaca, material
yang dikirim kelapangan, perubahan dan kebutuhan tenaga kerja, peralatan dilapangan,
jumlah pekerjaan yang telah selesai, pengukuran lapangan dan hal-hal khusus yang lain,
dengan menggunakan formulir laporan standar dan dikirim ke SE menjelang akhir jam kerja.
p) Membuat Laporan Harian, Mingguan, Bulanan dan Laporan khusus tentang perubahan
teknis/rekayasa lapangan sesuai dengan pengarahan dari Chief Inspector atau Supervision
Engineer.
q) Bertanggung jawab atas daa dan kuantitas pekerjaan yang telah disetujui dan dibayar
kepada Kontraktor.

Anda mungkin juga menyukai