Anda di halaman 1dari 13

CV.

NUR SALEH ABADI CONSULTANT

METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA PENGAWASAN

PENGGUNA ANGGARAN : Dinas Perhubungan


SATKER/SKPD : Dinas Perhubungan
NAMA PEKERJAAN : Pengawasan Pengadaan dan Pemasangan PJU di
Ruas Jalan Provinsi Desa Welala Kab. Kolaka Timur

TAHUN ANGGARAN 2023


PENDEKATAN METODOLIGI DAN PROGRAM KERJA

C.1. UMUM

Tugas pokok Konsultan, sesuai ketentuan yang digariskan Kerangka Acuan Kerja, adalah jasa
konsultan Pengawasan Pengadaan dan Pemasangan PJU di Ruas Jalan Provinsi Desa Welala
Kab. Kolaka Timur.

Secara skematis, lingkup pekerjaan ini dapat dilihat pada C.1.

C.1.1. Fungsi Konsultan Pengawas


Fungsi konsultan pengawas pada dasarnya dibagi dalam 2 (dua) fungsi, yaitu :

1) Fungsi administratif

1. Membantu Pengguna Jasa dalam memahami dan melaksanakan ketentuan-ketentuan hukum


yang tercantum dalam dokumen kontrak, terutama sehubungan dengan penentuan kewajiban
dan tugas Penyedia Jasa Pemborongan.
2. Mengadakan komunikasi dan surat-menyurat, membuat memorandum atas pekerjaan
konstruksi saluran saluran dan koker untuk jenis penanganan (peningkatan
pemeliharaan/perbaikan, pembangunan baru).
3. Membuat dokumentasi hasil-hasil test pelaksanaan pekerjaan berupa, foto-foto yang dibuat
sebelum pekerjaan berlangsung (mulai), sedang berjalan dan pekerjaan selesai, serta
kejadian di lapangan lainnya.
4. Menyiapkan dokumendasi sehubungan dengan Contract Change
Order dan Addendum sehingga perubahan-perubahan kontrak yang diperlukan dapat dibuat
secara optimal dengan mempertimbangkan semua aspek yang ada.
5. Menyiapkan dan menyampaikan laporan pekerjaan secara berkala.
2) Fungsi pengawasan (supervisi)

1. Membantu Pengguna Jasa dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya dalam


mengendalikan pelaksanaan pekerjaan agar pekerjaan dapat diselesaikan sesuai desain,
persyaratan dan ketentuan yang tercantum dalam dokumen kontrak serta jadwal waktu yang
telah ditetapkan.
2. Melaksanakan pengumpulan data lapangan yang diperlukan secara terperinci untuk
mendukung review design (bila ada), dan membantu Pengguna Jasa agar perubahan desain
tersebut dapat dilaksanakan.
3. Melaksanakan pengecekan secara cermat semua pengukuran dan perhitungan volume
pekerjaan yang akan dipakai sebagai dasar pembayaran, sehingga semua pengukuran
pekerjaan, perhitungan volume dan pembayaran didasarkan kepada ketentuan yang
tercantum dalam dokumen kontrak.
4. Meninjau pengadaan personil dan peralatan Penyedia Jasa Pemborongan sesuai dengan
kebutuhan yang dipersyaratkan.
5. Memantau dan mengecheck pengendalian mutu dan volume pekerjaan untuk sertifikasi
“Monthly Certificate (MC)”.
6. Melakukan pengecheckan dan persetujuan gambar terlaksana (as built drawing).
7. Membantu Pengguna Jasa dalam menyiapkan pelaksanaan Provisional Hand Over (PHO).
8. Membantu Pengguna Jasa dalam pengawasan pekerjaan pada periode pemeliharaan.
C.1.2. Tanggung Jawab Konsultan Pengawas
Konsultan pengawas bertanggung jawab penuh kepada Pemimpin Pekerjaan bahwa hasil
pelaksanaan pekerjaan oleh Penyedia Jasa Pemborongan benar-benar sesuai ketentuan kontrak
pemborongan. Konsultan akan memberikan jaminan segala ijin kerja, persetujuan dari setiap
jenis/langkah pelaksanaan dan persyaratan konstruksi yang telah dikeluarkan. Untuk memperjelas
uraian tersebut, pada Gambar C.2 dijelaskan mengenai Kegiatan Pengawasan Pekerjaan, dari
tahap awal sampai tahap akhir pekerjaan.

C.1.3. Tugas Konsultan Pengawas


Tugas konsultan pengawas secara garis besar akan meliputi :
v Pengendalian teknis;
v Pengendalian atas proses koordinasi terkait;
v Pengendalian administrasi kegiatan;
v Evaluasi rencana kegiatan;
v Value engineering; dan
v Pelaporan.

Gambar C.1 : LINGKUP KEGIATAN PENGAWASAN


C.1.3.1 Pengendalian Teknis
Bertindak untuk dan atas nama Pengguna Jasa mengendalikan pelaksanaan fisik pembangunan
yang dilakukan oleh Penyedia Jasa Pemborongan pada saat pre-audit, monitoring dan post-audit,
meliputi :
v Aspek mutu hasil pekerjaan;
v Aspek volume pekerjaan;
v Aspek waktu penyelesaian pekerjaan;
v Aspek biaya keseluruhan pekerjaan.

C.2. METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN


Rekayasa pembangunan pada dasarnya merupakan suatu kegiatan yang berdasarkan analisa
dari berbagai aspek untuk mencapai sasaran dan tujuan tertentu dengan hasil seoptimal mungkin.
Secara garis besar, aspek-aspek yang berkaitan dengan rekayasa pembangunan dapat
dikelompokkan menjadi empat tahapan kegiatan, yaitu :

 Tahapan Studi;
 Tahapan Perencanaan;
 Tahapan Pelaksanaan;
 Tahapan Operasi dan Pemeliharaan.
Di dalam keempat tahapan tersebut ada berbagai macam aktivitas yang dilaksanakan untuk
mendukung kegiatan masing-masing tahapan. Secara makro rekayasa, penjabaran dari kegiatan-
kegiatan tersebut dapat dilihat pada Gambar C.8.

Berdasarkan tahapan rekayasa pembangunan secara makro seperti yang telah dijelaskan di atas,
pekerjaan ini termasuk dalam Tahapan Pelaksanaan Konstruksi.

Berdasarkan acuan yang telah digariskan dalam Kerangka Acuan/TOR, maka dalam menyiapkan
rencana kegiatan akan dilakukan pendekatan teknis dan metodologi pengawasan yang optimal,
ekonomis, tepat guna dan solusinya dapat diandalkan. Oleh karena itu dalam melaksanakan
pekerjaan ini, pihak konsultan akan menyajikan pendekatan teknis dan metodologi pengawasan
dari masing-masing kegiatan yang dimulai dari tahap awal hingga penyelesaian akhir pekerjaan.

Lingkup pelaksanaan serta metode yang digunakan di setiap tahapan digambarkan dalam
Gambar C.9. Lingkup kegiatan tersebut akan dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut :

1. Tahapan Persiapan.
2. Tahapan Koordinasi.
3. Tahapan Pengawasan Lapangan.
4. Tahapan Penyerahan Hasil.

C.2.1. Tahapan Persiapan


Pekerjaan persiapan ini meliputi penyelesaian administrasi, mobilisasi personil dan peralatan.

1. Penyelesaian Administrasi
Masalah administrasi yang harus diselesaikan terutama meliputi administrasi kontrak dan legalitas
personil yang akan ditugaskan untuk melaksanakan pekerjaan ini, baik di lingkungan intern
konsultan maupun untuk berhubungan dengan pihak lain.

2. Mobilisasi Personil dan Peralatan


Bersamaan dengan penyelesaian administrasi, konsultan akan melakukan mobilisasi personil dan
peralatan yang diperlukan dalam pekerjaan ini. Kemudian setelah semua personil dimobilisir,
dilakukan rapat koordinasi untuk menentukan langkah-langkah guna penyelesaian pekerjaan
pengawasan ini agar didapatkan hasil kerja yang maksimal.

C.2.2. Tahapan Koordinasi

C.2.2.1 Tujuan

Merupakan tahapan yang mempertemukan berbagai pihak yang terkait dengan pelaksanaan
pembangunan/konstruksi, yaitu Pengguna Jasa, Penyedia Jasa Pemborongan, Konsultan
Perencana, Konsultan Pengawas serta pihak-pihak lain yang dianggap berkaitan untuk bersama-
sama melakukan koordinasi sehubungan dengan pelaksanaan konstruksi di lapangan.

C.2.2.2 Ruang Lingkup

1. Rapat Koordinasi Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi


Untuk kelancaran pelaksanaan konstuksi, pihak-pihak yang terkait, yaitu Penyedia Jasa
Pemborongan, Pengguna Jasa, Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana perlu
mengadakan pertemuan guna mencari solusi dari setiap permasalah yang ditemui di lapangan
baik menyangkut bahan, metode kerja maupun volume pekerjaan. Hasil keputusan dari
pertemuan ini yang akan diterapkan di lapangan guna mengatasi masalah-masalah tersebut.
Pertemuan-pertemuan atau koordinasi ini akan kontinu dilakukan selama masa pelaksanaan
konstruksi.

2. Penentuan Patok-patok Referensi dan Elevasi Titik Kontrol


Dalam setiap awal pelaksanaan konstruksi suatu bangunan, Konsultan Pengawas akan
memberikan petunjuk secara tertulis kepada Penyedia Jasa Pemborongan mengenai lokasi dan
elevasi titik kontrol tetap dan titik referensi berupa patok beton untuk keperluan survey dan
pengukuran pelaksanaan pekerjaan.

C.2.2.3 Output

 Notulen rapat koordinasi;


 Surat Perjanjian Perubahan Kontrak (adendum).

C.2.3. Tahapan Pengawasan Lapangan

C.2.3.1 Pengendalian Mutu Pelaksanaan

1. Tujuan
Pengawasan pelaksanaan pekerjaan harus disesuaikan dengan spesifikasi teknis, gambar kerja
dan kesepakatan yang telah disetujui oleh semua pihak.

1. Ruang Lingkup
— Pengendalian Mutu Bahan;

— Pengendalian Metode Kerja;

— Pengendalian Volume dan Gambar.

1. Metodologi
Dalam pengendalian mutu pekerjaan konstruksi, beberapa hal yang harus dilakukan adalah
sebagai berikut :

1. Pengendalian Mutu Bahan


Pengendalian mutu bahan menyangkut jenis dan spesifikasi bahan-bahan yang digunakan untuk
konstruksi baik itu bahan bangunan maupun bahan pompa. Sebelum digunakan, bahan-bahan ini
akan diuji kualitasnya oleh Konsultan Pengawasan.

Penjelasan pengujian bahan selengkapnya telah dijelaskan di pembahasan sebelumnya

2. Pengendalian Metode Kerja


Dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan, metode kerja yang digunakan oleh Penyedia Jasa
Pemborongan harus sesuai dengan yang telah diberikan pada spesifikasi teknis. Konsultan akan
mengawasi cara-cara yang digunakan oleh Penyedia Jasa Pemborongan tersebut dan
memberikan masukan kepada Penyedia Jasa Pemborongan apabila tidak begitu mengerti tentang
metode yang ada di dalam spesifikasi teknis.

3. Pengendalian Volume dan Gambar


Volume dan gambar merupakan dasar bagi pelaksanaan konstruksi yang utama di lapangan.
Oleh karenanyas menjadi tugas Konsultan Pengawas untuk mengecek apakah pelaksanaan yang
ada sudah sesuai dengan apa yang tercantum pada gambar rencana dengan volume yang
sesuai.

Dari ketiga jenis pengendalian mutu di atas, Konsultan Pengawas akan memberikan laporan
kepada Pengguna Jasa secara berkala sesuai dengan perkembangan di lapangan.

Pada pengendalian mutu ini, tidak menutup kemungkinan adanya permasalahan yang akan timbul
di lapangan yang disebabkan kondisi lokasi setempat baik mengenai metode kerja dan gambar
rencana. Untuk itu perlu dilakukan penyesuaian-penyesuaian (revisi) terhadap sistem
pengendalian di atas selama tidak menyimpang dan kesepakatan awal dan spesifikasi yang ada.
Hasil revisi ini akan dicatat oleh Konsultan Pengawas dan terhadap perubahan-perubahan yang
ada oleh Penyedia Jasa Pemborongan akan dibuatkan gambar hasil pelaksanaan dari perubahan
tersebut.

Mengenai perubahan gambar rencana dan metode pembuatan gambar perubahannya (as
built drawing) dapat dilihat pada Data Teknis E.

1. Output
2. Laporan harian, mingguan dan bulanan hasil uji mutu bahan.
3. Laporan harian, mingguan dan bulanan prestasi volume pekerjaan.
4. Laporan harian, mingguan dan bulanan prestasi metode pekerjaan.
5. Gambar pelaksanaan lapangan (as built drawing).
6. Perjanjian perubahan kontrak (adendum).
C.2.3.2 Pengendalian Waktu Pelaksanaan

1. Tujuan
Tujuannya adalah agar waktu pelaksanaan konstruksi dapat berlangsung seperti yang telah
direncanakan atau tidak melebihi waktu batas akhir kegiatan.

1. Ruang Lingkup
Pembuatan diagram jaringan (network diagram) dan jadwal kerja pelaksanaan.

1. Metodologi
Diagram jaringan (network diagram) adalah diagram yang memberikan permulaan tanggal dini
atau lambat dari masing-masing aktivitas agar dimungkinkan diperoleh jadwal jalur kritis (critical
path). Juga dibuat sub jadwal untuk menunjukkan jadwal pekerjaan kritis dari keseluruhan jadwal
konstruksi.
Di samping pembuatan diagram jaringan, untuk kontrol terhadap waktu perlu dibuat juga jadwal
kerja dalam pengawasan pelaksanaan konstruksi yang terdiri dari :

1. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi


Pembuatan jadwal ini yang mengacu pada jadwal kegiatan Penyedia Jasa Pemborongan dibuat
untuk rencana pelaksanaan pekerjaan dan agar kemajuan pekerjaan dari waktu ke waktu dapat
dievaluasi ketepatan waktunya. Jadwal tersebut diperlukan untuk menguraikan berbagai aktivitas
pekerjaan.

2. Jadwal Kedatangan Bahan Bangunan


Jadwal kedatangan bahan bangunan harus disesuaikan dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan
dan dibuat terpisah. Dalam jadwal harus sudah termasuk/memperhitungkan waktu pengajuan,
rencana produksi bahan di pabrik/sumber bahan, jadwal rencana pengiriman, pengujian,
pengambilan sampel dan persetujuan dari Pengguna Jasa.

3. Jadwal Penggunaan Tenaga Kerja


Jadwal ini juga mengacu kepada jadwal yang dimiliki oleh Penyedia Jasa Pemborongan
pelaksana di lapangan. Dari sini nantinya akan dilihat perkembangan dan kecenderungan
kebutuhan tenaga kerja yang digunakan dalam pelaksanaan.

4. Jadwal Penggunaan Peralatan Konstruksi.


Untuk membantu pelaksanan konstruksi, biasa digunakan berbagai peralatan baik itu peralatan
ringan maupun alat-alat berat. Untuk itu, sangat perlu dilakukan penjadwalan atas penggunaan
alat-alat yang ada untuk melihat tingkat efisien alat-alat tersebut.

Secara berkala pengawas akan memperbarui jadwal-jadwal di atas yang disesuaikan dengan
jadwal-jadwal Penyedia Jasa Pemborongan untuk menggambarkan seteliti mungkin kemajuan
pekerjaan secara aktual sampai hari terakhir bulan yang bersangkutan.

1. Output
2. Diagram jaringan (network diagram).
3. Laporan harian, mingguan dan bulanan pelaksanaan konstruksi aktual.
4. Laporan harian, mingguan dan bulanan kedatangan bahan bangunan.
5. Laporan harian, mingguan dan bulanan penggunaan tenaga kerja.
6. Laporan harian, mingguan dan bulanan penggunaan peralatan.
C.2.3.3 Pengendalian Biaya Pelaksanaan

1. Tujuan
Pengawasan terhadap keadaan arus uang (cash flow) kegiatan agar dapat memaksimalkan
keuangan kegiatan yang ada untuk mencapai hasil seperti yang diharapkan.
1. Ruang Lingkup
Pengontrolan biaya melalui kurva S yang dikembangkan dari Bar Chat/Giant Chart.
1. Metodologi
Seperti diketahui, kurva S bertujuan memberikan gambaran kemajuan pekerjaan dengan waktu
yang direfleksikan terhadap bobot penyerapan biaya.

Pengawasan kegiatan dilakukan dengan membandingkan kurva S rencana (yang dibuat Penyedia
Jasa Pemborongan) dengan kurva S aktual sehingga dapat diketahui apakah pekerjaan
terlambat, sesuai atau mendahului jadwal rencana. Dari sini kemudian dapat dilihat bobot biaya
yang telah dikeluarkan Penyedia Jasa Pemborongan untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi
sampai dengan kemajuan yang ada. Dengan kurva S ini, Penyedia Jasa Pemborongan dapat
mengajukan pembayaran yang akan diterima sesuai dengan hasil kerja yang dilakukan.

1. Output
2. Kurva S Aktual yang dibandingkan dengan Kurva S Rencana.
3. Berita Acara Kemajuan Pekerjaan untuk pembayaran Penyedia Jasa Pemborongan.
4. Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan Tambah/Kurang bila ada perubahan pekerjaan.

C.2.4. Penyerahan Hasil

1. Tujuan
Tujuan adalah menyerahkan hasil-hasil pekerjaan pengawasan Konsultan terhadap pelaksanaan
konstruksi oleh Penyedia Jasa Pemborongan.

1. Ruang Lingkup
— Mengasistensi kepada Pemimpin Kegiatan atas kebenaran dan kelengkapan hasil
pengawasan.

— Evaluasi hasil pelaksanaan serta bukti-bukti pemenuhan kontrak oleh Penyedia Jasa
Pemborongan.

— Menyusun dokumen penyerahan pekerjaan.

1. Output
— Surat Pernyataan selesainya pekerjaan.

— Berita Acara Penyerahan Pekerjaan.


C.3. PEDOMAN PENGAWASAN PEKERJAAN

C.3.1. Evaluasi Gambar Kerja

Dalam evaluasi gambar kerja, beberapa hal yang dijadikan perhatian adalah :

1. Apabila ada keragu-raguan mengenal dimensi satuan, Penyedia Jasa Pemborongan wajib
menanyakan terlebih dulu kepada Konsultan Pengawas.
2. Dasarnya bila ada perbedaan/konflik antara gambar dan uraian pekerjaan dan persyaratan
pelaksanaan, maka yang berlaku adalah yang tertulis. Ketentuan tersebut berlaku bila tidak
ada ketentuan lain dari Konsultan Pengawas dan atau Konsultan Perencana.
3. Meskipun demikian, setiap kali ada perbedaan, ketidaksesuaian atau keraguraguan di antara
gambar kerja, maka sebelum melaksanakan pekerjaan tersebut, Kontraktor harus melaporkan
secara tertulis kepada Konsultan Pengawas, dan Konsultan Pengawas memberikan
keputusan gambar mana yang akan dijadikan pegangan, sesudah berunding dengan
Konsultan Perencana.
4. Perbedaan-perbedaan tersebut tidak boleh dijadikan alasan bagi Kontraktor untuk
mengadakan claim pada waktu pelaksanaan.
C.3.2. Pembuatan Shop Drawing

1. Shop drawing merupakan gambar detail pelaksanaan yang harus dibuat kontraktor
berdasarkan gambar perencanaan/gambar kerja yang disesuaikan dengan keadaan lapangan
dan/atau persyaratan pabrik dan bahan yang dipakai.
2. Shop drawing ini harus memberikan semua data yang diperlukan termasuk keterangan
produksi, bahan, cara pemasangan, dimensi dan lain-lainnya.
3. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan berdasarkan shop drawing tersebut yang
sebelumnya telah diajukan dan mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.
4. Pada dasarnya kontraktor diwajibkan membuat shop drawing apabila ada persyaratan khusus
dari pabrik/produksi bahan tertentu dan/atau belum tercakup secara lengkap dalam gambar
kerja, dan/atau disesuaikan dengan kondisi lapangan.
C.3.3. Dokumentasi Pelaksanaan Konstruksi

1. Kontraktor harus membuat foto-foto berwarna dari bagian-bagian pekerjaan yang sedang
dilaksanakan atau yang telah selesai dilaksanakan seperti yang diminta oleh
Direksi/Pengawas Lapangan. Contoh-contoh foto harus diserahkan kepada Direksi/Pengawas
Lapangan pada akhir setiap bulan. Ukuran foto sekurang-kurangnya ukuran postcard dan
dipasang pada album. Keterangan yang menyebutkan kegiatan/macam pekerjaan dan tanggal
pengambilan harus disertakan ukuran masing-masing foto.
2. Dari contoh yang dipilih Direksi/Pengawas Lapangan, Kontraktor harus membuat foto
dokumentasi 3 (tiga) set dalam waktu 2 (dua) hari sesudahnya.
3. Negatif foto dokumentasi tersebut menjadi milik Pemberi Tugas atau Konsultan
Pengawas/Pengawas Lapangan dan tidak diijinkan untuk membuat cetakan dan negatif tanpa
persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas atau Konsultan Pengawas/Pengawas Lapangan untuk
diserahkan kepada siapa pun.

C.4. PROGRAM KERJA


Dalam pelaksanaan pekerjaan layanan konsultansi, perlu adanya suatu program kerja yang
konsepsional, efektif dan efisien, sehingga setiap aktivitas kerja untuk mencapai target sukses
pekerjaan dapat terprogram dengan baik. Program kerja yang akan dilaksanakan disesuaikan
dengan ketentuan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) atau Terms of Reference (TOR).
Penyusunan program kerja ini dilakukan berdasarkan :

 Ruang lingkup pekerjaan;


 Volume pekerjaan;
 Batas waktu;
 Keahlian personil;
 Jumlah personil;
 Peralatan yang dipakai;
 Schedule mobilisasi;
 Arahan Pengguna Jasa;
 Aspek-aspek teknis dan non teknis lainnya.
Agar tujuan dan sasaran pekerjaan dapat dicapai sebagaimana yang diharapkan, maka program
kerja akan disusun secara sistematis dan dilaksanakan berdasarkan urutan pekerjaan efektif dan
waktu pelaksanaannya. Untuk mendapatkan efektivitas yang tinggi atas input konsultan, dengan
menggunakan sumber daya yang tersedia secara efisien, dibutuhkan suatu perencanaan dan
pelaksanaan sistem layanan konsultansi yang ketat. Hanya dengan cara ini kualitas maupun
kuantitas pekerjaan dapat dikontrol, seraya menghindari beban pekerjaan puncak yang cukup
besar. Beban puncak dalam pekerjaan memerlukan mobilisasi staf tambahan dan pengenalan
terhadap pekerjaan. Aktivitas yang mengakibatkan berkurangnya kualitas pekerjaan diupayakan
untuk dihindari.

Aktivitas pokok pekerjaan pengawasan teknik meliputi tahapan utama sebagai berikut :

 Persiapan awal, studi terdahulu;


 Koordinasi konsultan dengan Pemimpin Pekerjaan;
 Koordinasi dengan unsur pekerjaan;
 Koordinasi team konsultan;
 Koordinasi dengan instansi terkait;
 Tahap pengawasan teknik.
C.4.1. Persiapan Awal dan Studi Terdahulu
C.4.1.1 Persiapan awal
Setelah konsultan mengadakan mobilisasi, dimana Team Leader telah dimobilisasi, kemudian
disusul dengan mobilisasi personil yang lain sesuai Manning Schedule dan kebutuhan aktivitas
pekerjaan, team konsultan segera mengadakan persiapan awal untuk pekerjaan ini, yang
kegiatannya antara lain meliputi :

 Menata/penyiapan kantor, furniture, perlengkapan kantor, dan lain-lain.


 Mengadakan rapat koordinasi awal seluruh team konsultan.
 Mengadakan kunjungan/koordinasi awal dengan instansi-instansi dan pihak-pihak terkait.
 Penyiapan format/form-form standar yang akan diperlukan/digunakan selama periode
pekerjaan.
 Pengumpulan data yang tersedia.
 Studi/analisa data yang tersedia.
 Field reconnaisance/site visit.
 Mempelajari kembali design dan scope pekerjaan fisik.
C.4.1.2 Studi terdahulu
Semua data yang akan dijadikan dasar/pegangan pelaksanaan pengawasan konstruksi adalah
berupa gambar-gambar rencana dan spesifikasi-spesifikasi, baik teknis maupun umum yang akan
dikumpulkan/dicari konsultan pengawas untuk dipelajari dan kemudian dilaksanakan. Data
tersebut umumnya dapat diperoleh dari Pengguna Jasa.

C.4.2. Koordinasi
Dalam rangka menunjang pelaksanaan pekerjaan, konsultan akan melakukan koordinasi secara
rutin dengan Pemimpin Pekerjaan, unsur pekerjaan, instansi terkait dan koordinasi intern
konsultan.

1. Pemimpin Pekerjaan
Koordinasi dengan Pemimpin Pekerjaan perlu dilakukan secara rutin dan dengan frekwensi yang
cukup.

2. Unsur Pekerjaan
Selama waktu pelaksanaan, akan diadakan “Monthly Project Meeting” antara Konsultan, Penyedia
Jasa Pemborongan dan Pemimpin Pekerjaan, di sini bisa dievaluasi, dimonitor dan dibahas hal-
hal antara lain :
— Membahas pekerjaan yang akan dikerjakan, agar tidak terjadi keragu-raguan atau
kesalahan dalam pelaksanaan.

— Management/pengaturan/penempatan alat berat oleh Penyedia Jasa Pemborongan.

— Kemajuan pekerjaan.

— Informasi-informasi yang perlu disampaikan kepada Penyedia Jasa Pemborongan dan atau
sebaliknya.

— Masalah-masalah di lapangan dan pemecahannya.

— Rencana kerja Penyedia Jasa Pemborongan untuk bulan berikutnya.

Bila terjadi hal-hal khusus misal kelambatan pekerjaan, pekerjaan yang perlu dilaksanakan
dengan “crash-program” dan lain-lain, dalam hal ini perlu diadakan pertemuan khusus.
Project meeting antara Konsultan dan Penyedia Jasa Pemborongan dilakukan secara periodik
(mingguan), untuk kondisi khusus dapat dilakukan dalam rentang 2 – 3 harian.
3. Instansi Terkait
Dalam rangka melaksanakan tugas pengawasan teknik, konsultan perlu melakukan koordinasi
dengan instansi dan konsultan lain terkait yang berhubungan dengan scope pekerjaan.

4. Intern Konsultan
Dalam melaksanakan tugas, team konsultan selain akan melaksanakan tugasnya sesuai
dengan job description, juga perlu ada koordinasi antara Team Leader dengan stafnya, seperti
antara lain dan tidak terbatas pada :
1. a) Rapat bulanan antara Team Leader dan staff, membahas :
è Laporan bulanan.

è Aktivitas yang sudah dan akan dilaksanakan.

è Masalah lapangan dan pemecahannya.

è Penjelasan dan diskusi teknis untuk menunjang kelancaran pekerjaan.

1. b) Profesional staf Konsultan akan melakukan kunjungan setiap hari atau secara berkala ke
lapangan pada waktu pekerjaan berjalan untuk meyakinkan bahwa pekerjaan dilaksanakan
sesuai dengan kontrak.
2. c) Sub profesional staf akan melaksanakan inspeksi harian untuk meyakinkan bahwa material,
tenaga kerja dan hasil pekerjaan fisik sesuai dengan dokumen kontrak dalam hal mutu,
volume dan waktu.
3. d) Pertemuan-pertemuan khusus antara team leader dengan team atau antar staf Konsultan
dengan frekwensi yang cukup atau sesuai kebutuhan, agar terjadi komunikasi, koordinasi,
informasi yang baik.
C.4.3. Tahap Pengawasan
Konsultan selama periode konstruksi, akan senantiasa memberi arahan, bimbingan dan instruksi
yang diperlukan kepada Penyedia Jasa Pemborongan guna menjamin bahwa semua pekerjaan
dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas, tepat kuantitas, tepat waktu dan tepat biaya dengan
berdasarkan dokumen kontrak dan petunjuk teknis lainnya. Selain itu, tugas konsultan meliputi
melakukan sertifikasi atas pekerjaan ini yang dilaksanakan oleh Penyedia Jasa Pemborongan.
Secara rinci, pekerjaan yang dilakukan pada tahap supervisi adalah :

1. Masa Konstruksi/ Masa Perbaikan :


2. Mengecek data titik survey di lapangan
3. Menyelenggarakan pengawasan menerus di lapangan untuk mendapatkan kepastian bahwa
semua pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan persyaratan di dalam dokumen kontrak.
4. Memeriksa test laboratorium dan test lapangan untuk pekerjaan fisik, juga material yang akan
digunakan dan metode kerja untuk mendapatkan kepastian sudah sesuai dengan persyaratan.
5. Menjaga, mengendalikan, mengontrol, memonitor, meevaluasi rencana kemajuan pekerjaan
yang terbaru berupa bar-chart dan atau metode lain yang digunakan sesuai dengan rencana
kerja yang sudah disetujui.
6. Memeriksa dan menyetujui semua gambar kerja dan detailnya yang diajukan oleh Penyedia
Jasa Pemborongan, penyesuaian design bila diperlukan, agar sesuai dengan kebutuhan
teknis/lapangan.
7. Memberikan laporan secara berkala semua pengukuran kuantitas pekerjaan yang sudah di
test termasuk penggunaan material, dengan menggunakan bentuk yang sudah disetujui oleh
Pengguna Jasa.
8. Memberikan laporan khusus jika ada masalah yang timbul, dan memberikan rekomendasi
pemecahan permasalahan.
9. Membantu mempersiapkan semua perubahan (change orders) dan membantu Pengguna
Jasa pada saat dilakukan negosiasi harga dan biaya konstruksi terhadap perubahan kontrak
tersebut (bila ada).
10. Mengevaluasi dan membantu menyiapkan rekomendasi bagi Pengguna Jasa dalam bertindak
atas klaim terhadap kontrak, perselisihan, penambahan lingkup pekerjaan kontrak dan
perubahan-perubahan lain di luar lingkup pekerjaan yang tercantum dalam dokumen kontrak.
11. Memeriksa rancangan sertifikat pembayaran bulanan yang akan disertifikasikan oleh
Pengawas untuk mendapatkan persetujuan Pemimpin Pekerjaan.
12. Menyediakan bantuan dan arahan pada saat yang tepat bagi Penyedia Jasa Pemborongan di
dalam semua masalah yang ada hubungannya dengan dokumen kontrak, pengecekan
terhadap survey tanah dasar, test pengawasan mutu dan masalah lain yang berhubungan
dengan dipenuhinya kontrak dan kemajuan pekerjaan.
13. Menjamin penerimaan dan menjaga sebagai laporan tetap semua jaminan yang diperlukan di
bawah syarat-syarat yang tercantum di dalam dokumen kontrak, untuk material dan peralatan
yang digunakan di pekerjaan. Semua material yang digunakan di pekerjaan termasuk
sumbernya juga harus disetujui terlebih dahulu.
14. Menyediakan informasi yang diperlukan oleh Pengguna Jasa, menghadiri dan mencatat
semua rapat/pertemuan dengan Penyedia Jasa Pemborongan, Pemimpin Pekerjaan dan
Instansi pemerintah lain serta menyediakan bantuan teknis bila dan kapan diperlukan dalam
kaitannya dengan pelaksanaan pekerjaan dan masalah-masalah kontrak.
15. Mendokumentasikan kondisi cuaca harian, peralatan Penyedia Jasa Pemborongan dan
personil di lapangan serta peristiwa/kejadian yang bisa mengakibatkan keterlambatan, dan
langkah-langkah yang diambil untuk mencegah keterlambatan tersebut.
16. Memberikan bantuan advis kepada Pemimpin Pekerjaan di dalam menyusun kebijakan dan
langkah untuk mencegah dan mengurangi klaim.
17. Membuat laporan bulanan, laporan teknik/khusus dan laporan akhir pekerjaan seperti yang
dikehendaki oleh Pengguna Jasa.
18. Pemeriksaan Serah Terima Sementara, termasuk penyiapan laporan dan Berita Acara Serah
Terima Sementara yang diperlukan, serta menyiapkan Sertifikat Penerimaan Sementara
(Certificate of Provisional Acceptance).
Secara ringkas, semua aktivitas di lapangan dirangkum di bawah ini :

1. 1. Persiapan lapangan
Pada tahap persiapan di lapangan, tim konsultan akan mengawasi dan mencek aktivitas-aktivitas
konstruksi seperti yang dijabarkan berikut ini :

 Memeriksa kualitas semua bahan yang akan digunakan untuk konstruksi.


 Penyiapan rancangan campuran pekerjaan (job mix formula) untuk beton dan lain-lain.
 Lokasi letak bahan-bahan.
 Kondisi tumpukan bahan di lokasi kerja.
 Jumlah dan kondisi semua peralatan.
 Jumlah personil Penyedia Jasa Pemborongan.
 Jumlah dan kualitas bahan-bahan.
 Kondisi cuaca.
 Prosedur administrasi Penyedia Jasa Pemborongan.
 Form/formulir kerja.
 Persiapan form-work.
 Mengecek jadual Penyedia Jasa Pemborongan.
 Persiapan konstruksi.
2. 2. Pekerjaan konstruksi/ Perbaikan
Setelah mobilisasi dan persiapan di lapangan selesai dan diperiksa oleh konsultan dan Pemimpin
Pekerjaan, maka Penyedia Jasa Pemborongan akan diijinkan untuk melanjutkan pekerjaan
konstruksi. Team konsultan akan mengecek langsung hal-hal berikut ini :

 Metoda pekerjaan konstruksi;


 Penggunaan bahan;
 Pengecekan jadwal;
 Kondisi cuaca dari waktu ke waktu selama periode pelaksanaan pekerjaan;
 Pengambilan contoh (sampling).
Sebelum pekerjaan fisik dimulai, Penyedia Jasa Pemborongan mengajukan “Request” terlebih
dahulu, yang berisi antara lain :
 Jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan;
 Lokasi pekerjaan;
 Peralatan yang akan digunakan;
 Estimasi volume pekerjaan;
 Material yang akan digunakan;
 Rencana jam kerja.
4. Pengawasan mutu
Sebelum memulai aktivitas konstruksi, Penyedia Jasa Pemborongan akan membuat suatu
permohonan tertulis kepada konsultan untuk prosedur konstruksi dan persetujuan pekerjaan.
Konsultan akan :

 Menginspeksi dan menyetujui bahan-bahan yang akan digunakan.


 Menginspeksi dan menyetujui pelaksanaan pekerjaan fisik.
 Menginspeksi dan menyetujui metoda serta ketelitian pekerjaan
 Memeriksa/menginstruksikan test-test lapangan.
 Memeriksa/menginstruksikan test laboratorium terhadap sampel-sampel yang diambil dari
lokasi kerja.
 Memeriksa/menginstruksikan test yang lain sesuai spesifikasi.
5. Pengawasan kuantitas
Pengawasan kuantitas (quantity control) akan mengecek bahan-bahan yang ditempatkan oleh
Penyedia Jasa Pemborongan. Konsultan akan memproses bahan-bahan dan produk fisiknya
berdasarkan atas :
 Hasil pengukuran yang memenuhi batas toleransi
 Metoda perhitungan.
 Lokasi kerja.
 Jenis pekerjaan (work item).
 Tanggal diselesaikannya pekerjaan.
6. Catatan-catatan teknis
Catatan-catatan akan dikeluarkan/diberikan dari waktu ke waktu, untuk memberikan petunjuk-
petunjuk kepada Penyedia Jasa Pemborongan guna meningkatkan aspek-aspek pekerjaan fisik,
metode kerja/construction methode dan lain-lain.

Demikian juga catatan-catatan/instruksi-instruksi diberikan juga untuk pekerjaan yang hasilnya


tidak sesuai dengan spesifikasi.

1. Fase value engineering :


Pekerjaan yang dilakukan pada tahap value engineering antara lain sebagai berikut :

— Memeriksa original design, untuk mengetahui apakah dimungkinkan dilakukan redesign


untuk penghematan sesuai usulan Penyedia Jasa Pemborongan.

— Metode konstruksi, pengoperasian alat berat, sehingga diharapkan diperoleh penghematan


biaya konstruksi.

C.4.4. Pelaporan
Selama proses pengawasan pelaksanaan pekerjaan dan akhir dari pelaksanaan pekerjaan, maka
konsultan akan membuat laporan, yaitu : laporan pendahuluan, laporan mingguan, laporan
bulanan dan laporan akhir.

Laporan mingguan/bulanan berisi tentang progres fisik pekerjaan dan kendala-kendala selama
pelaksanaan pekerjaan berlangsung untuk setiap minggu/bulannya. Proses penyusunan laporan
mingguan/bulanan akan mengacu kepada laporan dari field engineer dan pengawas lapangan
untuk setiap lokasi yang akan diawasi. Sebelumnya diarsipkan maka perlu dilakukan pembahasan
bersama-sama dengan direksi.

Sedangkan laporan Akhir berisikan tentang perhitungan volume akhir pekerjaan dan evaluasi
pelaksanaan pekerjaan. Laporan tersebut akan dilengkapi dengan foto-foto dokumentasi yang
bedasarkan prosentase kemajuan pekerjaan (0 %, 25 %, 50 %, 75 % dan 100 %). Secara rinci, isi
laporan adalah sebagai berikut :
1. Laporan Bulanan = 2 (dua) buku/bulan
Merupakan resume Laporan Mingguan per bulan, yang berisi antara lain : permasalahan yang
terjadi di lapangan perbulan, usulan pemecahan dan tindak lanjut, kemajuan pekerjaan konstruksi
di lapangan tiap akhir bulan. Laporan ini diserahkan kepada Pemberi Tugas setiap akhir bulan.

1. Laporan Akhir = 4 (Empat) buku


Berisi uraian lengkap mengenai kegiatan pengawasan, dengan lampiran :

1. Buku Harian Lapangan (BHL).


2. Addendum Surat Perjanjian (Kontrak) tentang perpanjangan waktu dan Perubahan Tata Cara
Pembayaran (kalau ada).
3. Surat Pernyataan selesai pekerjaan.
4. Foto Dokumen Lapangan sebanyak 1 exemplar/minggu.
5. Berita Acara Penyerahan Pekerjaan I (PHO).
Laporan ini diserahkan di akhir pelaksanaan pekerjaan.

Anda mungkin juga menyukai