C.1. UMUM
Tugas pokok Konsultan, sesuai ketentuan yang digariskan Kerangka Acuan Kerja, adalah jasa
konsultan Pengawasan Pengadaan dan Pemasangan PJU di Ruas Jalan Provinsi Desa Welala
Kab. Kolaka Timur.
1) Fungsi administratif
Tahapan Studi;
Tahapan Perencanaan;
Tahapan Pelaksanaan;
Tahapan Operasi dan Pemeliharaan.
Di dalam keempat tahapan tersebut ada berbagai macam aktivitas yang dilaksanakan untuk
mendukung kegiatan masing-masing tahapan. Secara makro rekayasa, penjabaran dari kegiatan-
kegiatan tersebut dapat dilihat pada Gambar C.8.
Berdasarkan tahapan rekayasa pembangunan secara makro seperti yang telah dijelaskan di atas,
pekerjaan ini termasuk dalam Tahapan Pelaksanaan Konstruksi.
Berdasarkan acuan yang telah digariskan dalam Kerangka Acuan/TOR, maka dalam menyiapkan
rencana kegiatan akan dilakukan pendekatan teknis dan metodologi pengawasan yang optimal,
ekonomis, tepat guna dan solusinya dapat diandalkan. Oleh karena itu dalam melaksanakan
pekerjaan ini, pihak konsultan akan menyajikan pendekatan teknis dan metodologi pengawasan
dari masing-masing kegiatan yang dimulai dari tahap awal hingga penyelesaian akhir pekerjaan.
Lingkup pelaksanaan serta metode yang digunakan di setiap tahapan digambarkan dalam
Gambar C.9. Lingkup kegiatan tersebut akan dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut :
1. Tahapan Persiapan.
2. Tahapan Koordinasi.
3. Tahapan Pengawasan Lapangan.
4. Tahapan Penyerahan Hasil.
1. Penyelesaian Administrasi
Masalah administrasi yang harus diselesaikan terutama meliputi administrasi kontrak dan legalitas
personil yang akan ditugaskan untuk melaksanakan pekerjaan ini, baik di lingkungan intern
konsultan maupun untuk berhubungan dengan pihak lain.
C.2.2.1 Tujuan
Merupakan tahapan yang mempertemukan berbagai pihak yang terkait dengan pelaksanaan
pembangunan/konstruksi, yaitu Pengguna Jasa, Penyedia Jasa Pemborongan, Konsultan
Perencana, Konsultan Pengawas serta pihak-pihak lain yang dianggap berkaitan untuk bersama-
sama melakukan koordinasi sehubungan dengan pelaksanaan konstruksi di lapangan.
C.2.2.3 Output
1. Tujuan
Pengawasan pelaksanaan pekerjaan harus disesuaikan dengan spesifikasi teknis, gambar kerja
dan kesepakatan yang telah disetujui oleh semua pihak.
1. Ruang Lingkup
— Pengendalian Mutu Bahan;
1. Metodologi
Dalam pengendalian mutu pekerjaan konstruksi, beberapa hal yang harus dilakukan adalah
sebagai berikut :
Dari ketiga jenis pengendalian mutu di atas, Konsultan Pengawas akan memberikan laporan
kepada Pengguna Jasa secara berkala sesuai dengan perkembangan di lapangan.
Pada pengendalian mutu ini, tidak menutup kemungkinan adanya permasalahan yang akan timbul
di lapangan yang disebabkan kondisi lokasi setempat baik mengenai metode kerja dan gambar
rencana. Untuk itu perlu dilakukan penyesuaian-penyesuaian (revisi) terhadap sistem
pengendalian di atas selama tidak menyimpang dan kesepakatan awal dan spesifikasi yang ada.
Hasil revisi ini akan dicatat oleh Konsultan Pengawas dan terhadap perubahan-perubahan yang
ada oleh Penyedia Jasa Pemborongan akan dibuatkan gambar hasil pelaksanaan dari perubahan
tersebut.
Mengenai perubahan gambar rencana dan metode pembuatan gambar perubahannya (as
built drawing) dapat dilihat pada Data Teknis E.
1. Output
2. Laporan harian, mingguan dan bulanan hasil uji mutu bahan.
3. Laporan harian, mingguan dan bulanan prestasi volume pekerjaan.
4. Laporan harian, mingguan dan bulanan prestasi metode pekerjaan.
5. Gambar pelaksanaan lapangan (as built drawing).
6. Perjanjian perubahan kontrak (adendum).
C.2.3.2 Pengendalian Waktu Pelaksanaan
1. Tujuan
Tujuannya adalah agar waktu pelaksanaan konstruksi dapat berlangsung seperti yang telah
direncanakan atau tidak melebihi waktu batas akhir kegiatan.
1. Ruang Lingkup
Pembuatan diagram jaringan (network diagram) dan jadwal kerja pelaksanaan.
1. Metodologi
Diagram jaringan (network diagram) adalah diagram yang memberikan permulaan tanggal dini
atau lambat dari masing-masing aktivitas agar dimungkinkan diperoleh jadwal jalur kritis (critical
path). Juga dibuat sub jadwal untuk menunjukkan jadwal pekerjaan kritis dari keseluruhan jadwal
konstruksi.
Di samping pembuatan diagram jaringan, untuk kontrol terhadap waktu perlu dibuat juga jadwal
kerja dalam pengawasan pelaksanaan konstruksi yang terdiri dari :
Secara berkala pengawas akan memperbarui jadwal-jadwal di atas yang disesuaikan dengan
jadwal-jadwal Penyedia Jasa Pemborongan untuk menggambarkan seteliti mungkin kemajuan
pekerjaan secara aktual sampai hari terakhir bulan yang bersangkutan.
1. Output
2. Diagram jaringan (network diagram).
3. Laporan harian, mingguan dan bulanan pelaksanaan konstruksi aktual.
4. Laporan harian, mingguan dan bulanan kedatangan bahan bangunan.
5. Laporan harian, mingguan dan bulanan penggunaan tenaga kerja.
6. Laporan harian, mingguan dan bulanan penggunaan peralatan.
C.2.3.3 Pengendalian Biaya Pelaksanaan
1. Tujuan
Pengawasan terhadap keadaan arus uang (cash flow) kegiatan agar dapat memaksimalkan
keuangan kegiatan yang ada untuk mencapai hasil seperti yang diharapkan.
1. Ruang Lingkup
Pengontrolan biaya melalui kurva S yang dikembangkan dari Bar Chat/Giant Chart.
1. Metodologi
Seperti diketahui, kurva S bertujuan memberikan gambaran kemajuan pekerjaan dengan waktu
yang direfleksikan terhadap bobot penyerapan biaya.
Pengawasan kegiatan dilakukan dengan membandingkan kurva S rencana (yang dibuat Penyedia
Jasa Pemborongan) dengan kurva S aktual sehingga dapat diketahui apakah pekerjaan
terlambat, sesuai atau mendahului jadwal rencana. Dari sini kemudian dapat dilihat bobot biaya
yang telah dikeluarkan Penyedia Jasa Pemborongan untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi
sampai dengan kemajuan yang ada. Dengan kurva S ini, Penyedia Jasa Pemborongan dapat
mengajukan pembayaran yang akan diterima sesuai dengan hasil kerja yang dilakukan.
1. Output
2. Kurva S Aktual yang dibandingkan dengan Kurva S Rencana.
3. Berita Acara Kemajuan Pekerjaan untuk pembayaran Penyedia Jasa Pemborongan.
4. Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan Tambah/Kurang bila ada perubahan pekerjaan.
1. Tujuan
Tujuan adalah menyerahkan hasil-hasil pekerjaan pengawasan Konsultan terhadap pelaksanaan
konstruksi oleh Penyedia Jasa Pemborongan.
1. Ruang Lingkup
— Mengasistensi kepada Pemimpin Kegiatan atas kebenaran dan kelengkapan hasil
pengawasan.
— Evaluasi hasil pelaksanaan serta bukti-bukti pemenuhan kontrak oleh Penyedia Jasa
Pemborongan.
1. Output
— Surat Pernyataan selesainya pekerjaan.
Dalam evaluasi gambar kerja, beberapa hal yang dijadikan perhatian adalah :
1. Apabila ada keragu-raguan mengenal dimensi satuan, Penyedia Jasa Pemborongan wajib
menanyakan terlebih dulu kepada Konsultan Pengawas.
2. Dasarnya bila ada perbedaan/konflik antara gambar dan uraian pekerjaan dan persyaratan
pelaksanaan, maka yang berlaku adalah yang tertulis. Ketentuan tersebut berlaku bila tidak
ada ketentuan lain dari Konsultan Pengawas dan atau Konsultan Perencana.
3. Meskipun demikian, setiap kali ada perbedaan, ketidaksesuaian atau keraguraguan di antara
gambar kerja, maka sebelum melaksanakan pekerjaan tersebut, Kontraktor harus melaporkan
secara tertulis kepada Konsultan Pengawas, dan Konsultan Pengawas memberikan
keputusan gambar mana yang akan dijadikan pegangan, sesudah berunding dengan
Konsultan Perencana.
4. Perbedaan-perbedaan tersebut tidak boleh dijadikan alasan bagi Kontraktor untuk
mengadakan claim pada waktu pelaksanaan.
C.3.2. Pembuatan Shop Drawing
1. Shop drawing merupakan gambar detail pelaksanaan yang harus dibuat kontraktor
berdasarkan gambar perencanaan/gambar kerja yang disesuaikan dengan keadaan lapangan
dan/atau persyaratan pabrik dan bahan yang dipakai.
2. Shop drawing ini harus memberikan semua data yang diperlukan termasuk keterangan
produksi, bahan, cara pemasangan, dimensi dan lain-lainnya.
3. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan berdasarkan shop drawing tersebut yang
sebelumnya telah diajukan dan mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.
4. Pada dasarnya kontraktor diwajibkan membuat shop drawing apabila ada persyaratan khusus
dari pabrik/produksi bahan tertentu dan/atau belum tercakup secara lengkap dalam gambar
kerja, dan/atau disesuaikan dengan kondisi lapangan.
C.3.3. Dokumentasi Pelaksanaan Konstruksi
1. Kontraktor harus membuat foto-foto berwarna dari bagian-bagian pekerjaan yang sedang
dilaksanakan atau yang telah selesai dilaksanakan seperti yang diminta oleh
Direksi/Pengawas Lapangan. Contoh-contoh foto harus diserahkan kepada Direksi/Pengawas
Lapangan pada akhir setiap bulan. Ukuran foto sekurang-kurangnya ukuran postcard dan
dipasang pada album. Keterangan yang menyebutkan kegiatan/macam pekerjaan dan tanggal
pengambilan harus disertakan ukuran masing-masing foto.
2. Dari contoh yang dipilih Direksi/Pengawas Lapangan, Kontraktor harus membuat foto
dokumentasi 3 (tiga) set dalam waktu 2 (dua) hari sesudahnya.
3. Negatif foto dokumentasi tersebut menjadi milik Pemberi Tugas atau Konsultan
Pengawas/Pengawas Lapangan dan tidak diijinkan untuk membuat cetakan dan negatif tanpa
persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas atau Konsultan Pengawas/Pengawas Lapangan untuk
diserahkan kepada siapa pun.
Aktivitas pokok pekerjaan pengawasan teknik meliputi tahapan utama sebagai berikut :
C.4.2. Koordinasi
Dalam rangka menunjang pelaksanaan pekerjaan, konsultan akan melakukan koordinasi secara
rutin dengan Pemimpin Pekerjaan, unsur pekerjaan, instansi terkait dan koordinasi intern
konsultan.
1. Pemimpin Pekerjaan
Koordinasi dengan Pemimpin Pekerjaan perlu dilakukan secara rutin dan dengan frekwensi yang
cukup.
2. Unsur Pekerjaan
Selama waktu pelaksanaan, akan diadakan “Monthly Project Meeting” antara Konsultan, Penyedia
Jasa Pemborongan dan Pemimpin Pekerjaan, di sini bisa dievaluasi, dimonitor dan dibahas hal-
hal antara lain :
— Membahas pekerjaan yang akan dikerjakan, agar tidak terjadi keragu-raguan atau
kesalahan dalam pelaksanaan.
— Kemajuan pekerjaan.
— Informasi-informasi yang perlu disampaikan kepada Penyedia Jasa Pemborongan dan atau
sebaliknya.
Bila terjadi hal-hal khusus misal kelambatan pekerjaan, pekerjaan yang perlu dilaksanakan
dengan “crash-program” dan lain-lain, dalam hal ini perlu diadakan pertemuan khusus.
Project meeting antara Konsultan dan Penyedia Jasa Pemborongan dilakukan secara periodik
(mingguan), untuk kondisi khusus dapat dilakukan dalam rentang 2 – 3 harian.
3. Instansi Terkait
Dalam rangka melaksanakan tugas pengawasan teknik, konsultan perlu melakukan koordinasi
dengan instansi dan konsultan lain terkait yang berhubungan dengan scope pekerjaan.
4. Intern Konsultan
Dalam melaksanakan tugas, team konsultan selain akan melaksanakan tugasnya sesuai
dengan job description, juga perlu ada koordinasi antara Team Leader dengan stafnya, seperti
antara lain dan tidak terbatas pada :
1. a) Rapat bulanan antara Team Leader dan staff, membahas :
è Laporan bulanan.
1. b) Profesional staf Konsultan akan melakukan kunjungan setiap hari atau secara berkala ke
lapangan pada waktu pekerjaan berjalan untuk meyakinkan bahwa pekerjaan dilaksanakan
sesuai dengan kontrak.
2. c) Sub profesional staf akan melaksanakan inspeksi harian untuk meyakinkan bahwa material,
tenaga kerja dan hasil pekerjaan fisik sesuai dengan dokumen kontrak dalam hal mutu,
volume dan waktu.
3. d) Pertemuan-pertemuan khusus antara team leader dengan team atau antar staf Konsultan
dengan frekwensi yang cukup atau sesuai kebutuhan, agar terjadi komunikasi, koordinasi,
informasi yang baik.
C.4.3. Tahap Pengawasan
Konsultan selama periode konstruksi, akan senantiasa memberi arahan, bimbingan dan instruksi
yang diperlukan kepada Penyedia Jasa Pemborongan guna menjamin bahwa semua pekerjaan
dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas, tepat kuantitas, tepat waktu dan tepat biaya dengan
berdasarkan dokumen kontrak dan petunjuk teknis lainnya. Selain itu, tugas konsultan meliputi
melakukan sertifikasi atas pekerjaan ini yang dilaksanakan oleh Penyedia Jasa Pemborongan.
Secara rinci, pekerjaan yang dilakukan pada tahap supervisi adalah :
1. 1. Persiapan lapangan
Pada tahap persiapan di lapangan, tim konsultan akan mengawasi dan mencek aktivitas-aktivitas
konstruksi seperti yang dijabarkan berikut ini :
C.4.4. Pelaporan
Selama proses pengawasan pelaksanaan pekerjaan dan akhir dari pelaksanaan pekerjaan, maka
konsultan akan membuat laporan, yaitu : laporan pendahuluan, laporan mingguan, laporan
bulanan dan laporan akhir.
Laporan mingguan/bulanan berisi tentang progres fisik pekerjaan dan kendala-kendala selama
pelaksanaan pekerjaan berlangsung untuk setiap minggu/bulannya. Proses penyusunan laporan
mingguan/bulanan akan mengacu kepada laporan dari field engineer dan pengawas lapangan
untuk setiap lokasi yang akan diawasi. Sebelumnya diarsipkan maka perlu dilakukan pembahasan
bersama-sama dengan direksi.
Sedangkan laporan Akhir berisikan tentang perhitungan volume akhir pekerjaan dan evaluasi
pelaksanaan pekerjaan. Laporan tersebut akan dilengkapi dengan foto-foto dokumentasi yang
bedasarkan prosentase kemajuan pekerjaan (0 %, 25 %, 50 %, 75 % dan 100 %). Secara rinci, isi
laporan adalah sebagai berikut :
1. Laporan Bulanan = 2 (dua) buku/bulan
Merupakan resume Laporan Mingguan per bulan, yang berisi antara lain : permasalahan yang
terjadi di lapangan perbulan, usulan pemecahan dan tindak lanjut, kemajuan pekerjaan konstruksi
di lapangan tiap akhir bulan. Laporan ini diserahkan kepada Pemberi Tugas setiap akhir bulan.