OLEH :
Muh.Viqri Zulkarnaen
Konsultan pengawas adalah orang perseorangan yang diberi kuasa secara hukum untuk
mengawasi meliputi secara penuh atau terbatas, seluruh. tahapan konstruksi sesuai dengan bestek.
Pelaksanaan pekerjaan dan syarat-syarat teknik yang ada.
4. Mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan konstruksi serta aliran informasi antar berbagai
bidang agar pelaksanaan pekerjaan berjalan lancar.
5.Menghindari kesalahan yang mungkin terjadi sedini mungkin serta menghindari pembengkakan
biaya.
6. Mengatasi dan memecahkan persoalan yang timbul di lapangan agar dicapai hasil akhir yang
sesuai dengan yang diharapkan dengan kualitas, kuantitas serta waktu pelaksanaan yang telah
ditetapkan.
10. Menyiapkan dan menghitung adanya kemungkinan tambah atau berkurangnya pekerjaan.
b. Kegiatan pengawasan kontruksi terdiri dari:
1. Memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan kontruksi yang akan dijadikan dasar
dalam pengawasan pekerjaan di lapangan.
2. Mengawasi pemakaian bahan, peralatan dan metode pelaksanaan, serta mengawasi ketepatan
waktu, dan biaya pekerjaan kontruksi.
3. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan kontruksi dari segi kualitas, kuantitas dan laju pencapaian
volume/realisasi fisik.
4.Mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk memecahkan persoalan yang terjadi
selama pekerjaan konstruksi.
12. Membantu pengelola kegiatan dalam penyiapan kelengkapan dokumen Sertifikat Laik Fungsi
(SLF)dari Pemerintah Kabupaten/Kota setempat.
2. Mengembalikan seluruh tugas yang dibebankan karena perimbangan dalam dirinya akibat yang
muncul diluar kekuasaan kedua belah pihak dan juga dari pemberi tugas;
Konsultan pengawas harus membuat uraian kegiatan secara terinci yang sesuai dengan setiap
bagian pekerjaan pengawasan pelaksanaan yang dihadapi di lapangan, yang secara garis besar adalah
sebagai berikut:
a. Pekerjaan Persiapan
2.Memeriksa Time Schedule/Bar Chart, S-Curve, dan Net Work Planning yang diajukan oleh
kontraktor pelaksana untuk selanjutnya diteruskan. kepada pengelola proyek untuk
mendapatkan persetujuan.
2.Mengawasi kebenaran ukuran, kualitas dan kuantitas dari bahan atau komponen bangunan,
peralatan dan perlengkapan selama pekerjaan pelaksanaan di lapangan atau ditempat kerja
lainnya.
3.Mengawasi kemajuan pelaksanaan dan mengambil tindakan yang tepat. dan cepat, agar batas
waktu pelaksanaan minimal sesuai dengan jadwal yang ditetapkan.
4.Memberikan masukkan pendapat teknis tentang penambahan atau pengurangan biaya dan
waktu pekerjaan serta berpengaruh pada ketentuan kontrak, untuk mendapatkan persetujuan
dari Pengguna Jasa.
5.Memberikan petunjuk, perintah sejauh tidak mengenai pengurangan dan penambahan biaya dan
waktu pekerjaan serta tidak menyimpang dari kontrak, dapat langsung disampaikan kepada
pemborong, dengan pemberitahuan tertulis kepada Pengelola Proyek.
c. Konsultasi
1.Melakukan konsultasi ke Pengguna Jasa untuk membahas segala masalah dan persoalan yang
timbul selama masa pembangunan.
2.Mengadakan rapat lapangan secara berkala, sedikitnya dua kali dalam sebulan, dengan Pengguna
Jasa, perencana dan pemborong dengan tujuan untuk membicarakan masalah dan persoalan
yang timbul dalam. pelaksanaan, untuk kemudian membuat risalah rapat dan mengirimkan
kepada semua Pihak yang bersangkutan, serta sudah diterima paling lambat 1 minggu kemudian.
d. Laporan
1.Memberikan Laporan dan pendapat teknis administrasi dan teknis kepada Pengguna Jasa,
mengenai volume, prosentase dan nilai bobot bagian- bagian pekerjaan yang akan dilaksanakan
oleh Kontraktor Pelaksana.
2.Melaporkan kemajuan pekerjaan yang nyata dilaksanakan dan dibandingkan dengan jadwal yang
telah disetujui.
3. Melaporkan bahan-bahan bangunan yang dipakai, jumlah tenaga kerja dan alat yang digunakan.
4.Memeriksa gambar-gambar kerja tambahan yang dibuat oleh pemborong terutama yang
mengakibatkan tambah atau berkurangnya pekerjaan, yang dibuat oleh Pemborong (Shop
Drawing).
e. Dokumen
3.Mempersiapkan formulir, laporan harian, mingguan dan bulanan, Berita Acara kemajuan
Pekerjaan, Penyerahan Pertama dan Kedua serta formulir- formulir lainnya yang diperlukan untuk
kebutuhan dokumen pembangunan, serta keperluan pendaftaran sebagai bangunan gedung
negara.
Pekerjaan proyek konstruksi dimulai dengan tahap awal proyek yaitu tahap perencanaan dan
perancangan, kemudian dilanjutkan dengan tahap konstruk siyaitu tahap pelaksanaan pembangunan
fisik, berikutnya adalah tahap operasional atau tahap penggunaan dan pemeliharaan.
Pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proyek konstruksi dari tahap awal proyek (tahap
perencanaan dan perancangan) hingga masa konstruksi (pelaksanaan pembangunan fisik) ada tiga pihak
yaitu:
Pihak/badan yang disebut konsultan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu konsultan perencana
dan konsultan pengawas. Konsultan perencana dapat dipisahkan menjadi dua, yaitu konsultan
perencana dan konsultan pengawas (Manajemen Konstruksi).
Menghadapi perkembangan dunia konstruksi yang semakin pesat maka pelayanan dalam bidang
jasa konsultansi mulai mendapat perhatian yang besar. Manajemen dalam suatu proyek konstruksi
bukan saja hanya bertujuan agar pelaksanaan pembangunan dapat berjalan lancar atau sesuai dengan
rencana tetapi juga bertujuan untuk mendapatkan keuntungan.
Penggunaan konsultan manajemen konstruksi diterapkan pada proyek- proyek yang dalam
pelaksanaan melibatkan beberapa kontraktor dan bahkan lebih dari satu konsultan perencana. Dalam
hal ini konsultan manajemen konstruksi bertugas selaku pengendali dan koordinator dalam keseluruhan
sistem rekayasa sejak persiapan, perencanaan sampai pelaksanaan konstruksi berakhir. Dalam hal ini
boleh dikatakan bahwa konsultan manajemen konstruksi merupakan lembaga yang memberi jasa untuk
bertanggung jawab atas pengelolaan proyek konstruksi secara keseluruhan.
Berikut ini definisi-definisi mengenai manajemen konstruksi ditinjau dari sudut pelaku yaitu
konsultan manajemen konstruksi (Sulaksono, 1995)
a. Konsultan manajemen konstruksi adalah suatu perusahaan yang bertindak sebagai "kapten" dari
suatu tim. Manajemen konstruksi yang memberi perencanaan (bukandesain), pengarahan dan
rekomendasinya dalam menentukan arah serta kebijaksnaan pelaksanaan proyek.
b. Konsultan manajemen konstruksi adalah suatu badan yang berfungsi membantu peneglola
proyek (pemilik) dalam melaksanakan konsultansi pada tahap perencanaan dan pengendalian pada
tahap konstruksi baik ditingkat program maupun operasional.
c. Konsultan manajemen konstruksi adalah suatu badan multi disiplin profesional, tangguh dan
independen yang bekerja untuk pemilik proyek dari awal perencanaan sama dengan arsitek guna
mencapai hasil yang optimal dalam aspek waktu, biaya serta kualitas seperti yang sudah. ditetapkan
sebelumnya. Menurut Kep. Dirjen. Cipta Karya Nomor. 295/KPTJ/CK/1997 tentang Pedoman Teknis
Bangunan Grdung Negara, konsultan manajemen konstruksi bertugas sejak tahap perencanaan
sampai serah terima pekerjaan konstruksi fisik dan berfungsi melaksanakan pengendalian pada
tahap
perencanaan dan tahap konstruksi, baik ditingkat program mamupun ditingkat operasional.
Konsultan manajemen konstruksi melaksanakan
tugas dan bertanggung jawab secara kontraktual kepada pemimpin proyek. Apabila di daerah
tempat dilaksanakan proyek tidak terdapat perusahaan yang memenuhi persyaratan dan bersedia
melakukan tugas konsultan manajemen konstruksi maka dapat ditunjuk perusahaan yang memenuhi
persyaratan dan bersedia dari daerah lain atau provinsi lain yang berdekatan.