UMUM
Pada dasarnya kewajiban utama konsultan adalah melakukan pengawasan
pengendalian terutama mutu, waktu, dan biaya. Pengendalian tidak hanya sekedar
melakukan upaya agar kontraktor dapat melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
persyaratan teknis dan persyaratan lain yang ditentukan dalam kontrak, tetapi
termasuk juga upaya pencegahan agar kontraktor tidak melakukan hal-hal yang
menyebabkan permasalahan, yaitu permasalahan yang berkaitan dengan mutu,
waktu, volume pekerjaan dan biaya.
seijin konsultan. Artinya bahwa konsultan harus selalu mengawasi dan menyetujui
setiap kegiatan di lapangan (konsultan selaku “Task Concept”). Dan system
pengawasan pengendalian oleh konsultan harus bias dituangkan dalam rencana
kerja kontraktor.
Agar pengawasan dan pengecekan, sebagai bagian dari system pengendalian
yang dilakukan oleh konsultan, dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, maka
untuk setiap langkah- langkah penting pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan
kontraktor. Kontraktor mengajukan gambar kerja rencana untuk disetujui
konsultan dan dibuat beriata acaranya. Prosedur pengajuan gambar kerja dan
berita acara tersebut dilengkapi dengan data teknis yang diperlukan sebagai
kelengkapan informasinya.
Pada tahap ini konsultan akan membantu pihak pemberi tugas dalam
menyiapkan aktifitas selama pelaksanaan konstruksi agar pelaksanaan konstruksi
sesuai dengan rencana baik segi khusus maupun kuantitas.
Setelah menerima SPK dari pemilik pekerjaan maka pihak konsultan harus
sudah segera melakukan persiapan, mengurus masalah administrasi surat izin dan
surat pengantar dari pemilik pekerjaan. Kegiatan lainnya yaitu meliputi perbuatan
jadwal kerja, peta kerja dan pengumpulan dokumen tender, laporan terdahulu.
Perbuatan jadwal kerja dimaksudkan sebagai pedoman dan kendali dalam
pelaksanaan pekerjaan, sehingga jalannya pelaksanaan pekerjaan dapat terarah
dan dapat diantisipasi terjadi penyimpangan.
- Persyaratan kontrak
- Spesifikasi teknis
- Gambar rencana
Dalam hal ini konsultan memberikan catatan tambahan yang mungkin masih
diperlukan sebagai penjelasan detail yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
konstruksi.
4. Pemeriksaan Lokasi
Segera setelah review data perencanaan dan laporan teknis lainnya, ketua tim
konsultan bersama tim lapangan (pengawas utama) bersama juga dengan tim
kontraktor mengunjungi dan memeriksa lokasi proyek.
- Kesesuaian kondisi lapangan dengan gambar remcana
- Identifikasi atas lokasi-lokasi yang memerlukan data dan perencanaan
detail tambahan.
- Identifikasi atas jenis dan estimasi volume pekerjaan sesuai yang
diperlukan.
- Identifikasi atas masalah yang diperkirakan akan dihadapi dalam
pelaksanaan pekerjaan fisik.
- Masalah tersebut seperti masalah sosial yang perlu diperhatikan.
Pada tahap ini, konsultan akan memeriksa jadwal kerja yang diajukan oleh
kontraktor dan akan meninjau jadwal kerja dari berbagai aspek, antara lain :
- Waktu pelaksanaan
- Metode konstruksi
- Mobilisasi dan penggunaan peralatan
- Pengadaan dan persiapan material
- Organisasi kerja
- System dokumentasi
- Dan lain-lain.
Hasil evaluasi rencana kerja dan rencana mutu kontrak yang telah dibahas dan
di evaluasi konsultan, kontraktor diminta melakukan perbaikan dari rencana
kerjanya.
7. Rencana Pengaturan Kerja
Konsultan akan memeriksa dan menyusun bersama kontraktor, rencana
pengaturan kerja dilapangan agar pelaksanaan efisien dan efektif agar tidak
mengganggu kepentingan umum. Tanda pemberitahuan adanya kegiatan
proyek, kegiatan alat berat dan lain-lain agar terlihat jelas sehingga
masyarakat mengetahuinya.
a) Organisasi kerja,
Rapat persiapan pekerjaan ini harus sudah terselenggara paling lama 14 hari
terhitung dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) oleh PPK, dengan
ini konsultan harus berusaha untuk dapat terpenuhinya batas waktu ini
serta melakukan koordinasi dengan pihak terkait dalam proyek untuk sesegera
mungkin melakukan rapat, ini akan mempengaruhi pekerjaan secara
keseluruhan. Pada rapat ini juga peran konsultan harus optimal dalam
memberikan masukan, mengoreksi dan memberikan jalan keluar terhadap
permasalahan yang dihadapi oleh pihak proyek.
3.2 Tahap Konstruksi
Dalam tahap ini konsultan akan melakukan kegiatan pengawasan teknik dan
pengendalian terhadap pekerjaan kontraktor agar pekerjaan dapat dilaksanakan
dengan baik dengan hasil yang sesuai dengan rencana yang meliputi aspek mutu,
wakti dan biaya, yang terdiri atas :
jadwal kerjanya dan konsultan akan memeriksa jadwal kerja yang baru
tersebut. Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk memastikan apakah tanggal
penyelesaian yang diajukan cukup masuk akal dan akan tepat waktu atau
mungkin sebelum jadwal utama pemberi tugas akan selalu diberi tahu
mengenai kemajuan pekerjaan dan langkah-langkah yang telah dilakukan
untuk memastikan proyek selesai tepat waktu.
mengetahui secara cepat daftar pekerjaan kritis, dan juga untuk membantu
menganalisa kondisi : “jika maka” dari suatu pekerjaan yang mengalami
keterlambatan.
kuantitas prakiraan yang dapat berubah setiap saat. Oleh karena itu,
perlu dilakukan monitoring dari waktu ke waktu untuk mengetahui
apakah kuantitas pekerjaan tersebut mencukupi atau tidak.
b. Change order
dalam hal ini perlu dilakukan penyesuaian kuantitas pekerjaan baik
karena keadaan lapangan ataupun untuk mempertahankan biaya
keseluruhan proyek, maka change order dapat dilakukan.
dahulu kepada pemberi tugas tentang adanya change order yang harus
dilakukan disertai alat dan personil, waktu yang dibutuhkan, prakiraan
biaya dan lain-lain. Change order sedapat mungkin dihindari karena dapat
mengakibatkan perubahan harga satuan atau tambahan waktu yang dapat
dituntut oleh kontraktor.
g. Pengendalian Priyek
h. Rapat Koordinasi
Suatu regular meeting yang terencana dengan agenda dan catatan (minute)
akan merupakan suatu keharusan, guna menjamin adanya catatan dari setiap
diskusi, kesepakatan ataupun keputusan.
Konsultan berpendapat bahwa rapat-rapat / pertemuan yang diperlukan
antara lain adalah :
- Rapat mingguan intern antara tim supervise lapangan;
- Rapat mingguan antara tim konsultan dengan kontraktor;
- Rapat mingguan antara tim konsultan dengan pemberi tugas;
- Rapat mingguan antara tim konsultan dengan pemberi tugas dan
kontraktor.
Frekuansi rapat yang diusulkan di atas temtunya dapat disesuaikan dengan
kondisi setempat.
i. System Pencatatan
Pencatatan yang baik digunakan untuk keperluan :
- menunjang system pelaporan;
- sebagai dasar perhitungan kualitas;
- sebagai dasar untuk menyelesaikan ketidaksepakatan;
- sebagai dasar perhitungan pembayaran.
Pada tahap ini konsultan akan membantu pemberi tugas dala seluruh
kegiatan yang berkaitan dengan serah terima hasil pekerjaan dari kontraktor
kepada pemberi tugas.
Diskusi
Asistensi
Selain itu diskusi dan asistensi akan selalu intens dilakukan setiap saat,
terlebih apabila muncul suatu masalah yang menyebabkan terhambatnya
pelaksanaan pekerjaan dihadiri oleh segala pihak yang terkait dengan pelaksanaan
pekerjaan meteri diskusi/asistensi melupiti program/perbaikan program yang berisi
rencana pelaksaan ke depan, progress yang berarti pencapaian yang bias
didapatkan, dan inventarisasi problem atau masalah kendala yang timbul sehingga
progress tidak bias mencapai program yang telah dibuat kemudian dicarikan solusi
penanganannya, sehingga sebagai masukan perbaikan program pelaksanaan
pekerjaan selanjutnya.
Sasaran dari penyusunan organisasi kerja antara lain adalah sebagai berikut :
1. Terciptanya koordinasi kerja yang baik antara Tim Konsultan dengan Pemberi
Tugas.
2. Terciptanya koordinasi kerja yang baik antara semua personil konsultan yang
3. Terciptanya pembagian tugas dan tanggung jawab sesuai keahlian dan posisi
dari masing-masing personil.