Anda di halaman 1dari 14

1.

UMUM
Pada dasarnya kewajiban utama konsultan adalah melakukan pengawasan
pengendalian terutama mutu, waktu, dan biaya. Pengendalian tidak hanya sekedar
melakukan upaya agar kontraktor dapat melaksanakan pekerjaan sesuai dengan

persyaratan teknis dan persyaratan lain yang ditentukan dalam kontrak, tetapi
termasuk juga upaya pencegahan agar kontraktor tidak melakukan hal-hal yang
menyebabkan permasalahan, yaitu permasalahan yang berkaitan dengan mutu,
waktu, volume pekerjaan dan biaya.

Agar konsultan dapat melakukan pengawasan pengendalian dengan baik,


maka dilapangan harus mampu menciptakan sistem pengawasan pengendalian yang
baik. Caranya, sebagaimana diuraikan juga dalam Kerangka Acuan Kerja, yang
utama adalah bahwa setiap kegiatan yang akan dilakukan oleh kontraktor harus

seijin konsultan. Artinya bahwa konsultan harus selalu mengawasi dan menyetujui
setiap kegiatan di lapangan (konsultan selaku “Task Concept”). Dan system
pengawasan pengendalian oleh konsultan harus bias dituangkan dalam rencana
kerja kontraktor.
Agar pengawasan dan pengecekan, sebagai bagian dari system pengendalian
yang dilakukan oleh konsultan, dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, maka
untuk setiap langkah- langkah penting pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan
kontraktor. Kontraktor mengajukan gambar kerja rencana untuk disetujui
konsultan dan dibuat beriata acaranya. Prosedur pengajuan gambar kerja dan
berita acara tersebut dilengkapi dengan data teknis yang diperlukan sebagai
kelengkapan informasinya.

2. ALUR PIKIR DAN BAGAN ALIR KEGIATAN


Sebagaimana ditentukan dalam Kerangka Acuan Kerja, bahwa untuk mencapai
tujuan pekerjaan yang ditargetkan, perlu disusun tahap-tahap kegiatan yang
simultan dan berkesinambungan.
3. PENDEKATAN DAN METODOLOGI
Konsultan secara sistematis mengelompokkan kegiatan supervisi sebagai
berikut :

1. Kegiatan pada tahap pra konstruksi (persiapan);


2. Kegiatan pada tahap konstruksi;
3. Kegiatan pada tahapn konstruksi.

3.1 Tahap persiapan


Jenis kegiatan pada tahap ini meliputi :
1. Mobilisasi tim konsultan;
2. Serah terima lapangan;
3. Review data dan dokumen kontrak kontraktor;
4. Pemeriksaan lokasi;
5. Pemeriksaan program mobilisasi kontraktor;

6. Pemeriksaan rencana kerja dan rencana mutu kontrak;


7. Rencana pengaturan kerja;

Pada tahap ini konsultan akan membantu pihak pemberi tugas dalam
menyiapkan aktifitas selama pelaksanaan konstruksi agar pelaksanaan konstruksi
sesuai dengan rencana baik segi khusus maupun kuantitas.

Setelah menerima SPK dari pemilik pekerjaan maka pihak konsultan harus
sudah segera melakukan persiapan, mengurus masalah administrasi surat izin dan
surat pengantar dari pemilik pekerjaan. Kegiatan lainnya yaitu meliputi perbuatan

jadwal kerja, peta kerja dan pengumpulan dokumen tender, laporan terdahulu.
Perbuatan jadwal kerja dimaksudkan sebagai pedoman dan kendali dalam
pelaksanaan pekerjaan, sehingga jalannya pelaksanaan pekerjaan dapat terarah
dan dapat diantisipasi terjadi penyimpangan.

Untuk pekerjaan di kantor meliputi pemahaman dokumen tender, dokumen


teknis perencanaan, prosedur administrasi maupun prosedur keuangan yang ada.
Selain dari pada itu juga menyampaikan gambar maupun spesifikasi tambahan
kepada kontraktor setelah terlebih dahulu didiskusikan dengan pihak PPK, dan juga
menyetujui usulan rencana kerja dari kontraktor dalam bentuk bar chart diagram
dan rencana lokasi kegiatan pekerjaan, yang sebelumnya harus dilakukan analisa
terlebih dahulu yang meliputi aspek tenaga kerja, material atau bahan peralatan
serta aspek lain yang dinilai perlu.

Juga dalam pekerjaan persiapan ini konsultan bertugas memeriksa dan


memberi pendapat tentang rencana kerja dan jadwal pelaksanaan untuk mencapai
cara kerja yang efektif dan efisien serta menerjemahkan rencana keja kontraktor
yang telah disetujui ke dalam komputer sebagai alat pengendalian. Dalam setiap

langkah pekerjaan harus selalu berkoordinasi dan berkonsultasi dengan jajaran


yang terkait.

1. Mobilisasi Tim Konsultan


Mobilisasi tim konsultan segera dilakukan segera setelah SPK diterima. Ketua
tim segera membahas dengan Direksi/PPK tentang rencana kerja konsultan,
rencana koordinasi dengan kontraktor pelaksana dan membicarakan konsep
alur koordinasi antar Direksi/PPK, kontraktor dan konsultan supervise.

2. Serah Terima Lapangan

Agar pelaksanaan pekerjaan kontraktor dapat dimulai segera dan kegiatan


konsultan juga mulai efektif, ketua tim konsultan dengan Direksi/PPK untuk
melaksanakan serah terima lapangan yang dituangkan dala suatu berita
acara. Sebaiknya berita acara ini dilengkapi foto dokumentasi fisik
lapangan saat progress kerja masih nol.

3. Review Data dan Dokumen Kontrak Kontraktor


Berbagai data dan laporan perencanaan yang terkait dengan pekerjaan
supervise disiapkan oleh pemberi tugas, dikumpulkan, direview oleh
konsultan. Konsultan akan melakukan pengecekan secara detail terhadap
seluruh kelengkapan data yang ada dan akan dipergunakan sebagai acuan
pelaksanaan konstruksi, antara lain :

- Persyaratan kontrak
- Spesifikasi teknis
- Gambar rencana

Dalam hal ini konsultan memberikan catatan tambahan yang mungkin masih
diperlukan sebagai penjelasan detail yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
konstruksi.
4. Pemeriksaan Lokasi
Segera setelah review data perencanaan dan laporan teknis lainnya, ketua tim
konsultan bersama tim lapangan (pengawas utama) bersama juga dengan tim
kontraktor mengunjungi dan memeriksa lokasi proyek.
- Kesesuaian kondisi lapangan dengan gambar remcana
- Identifikasi atas lokasi-lokasi yang memerlukan data dan perencanaan

detail tambahan.
- Identifikasi atas jenis dan estimasi volume pekerjaan sesuai yang
diperlukan.
- Identifikasi atas masalah yang diperkirakan akan dihadapi dalam
pelaksanaan pekerjaan fisik.
- Masalah tersebut seperti masalah sosial yang perlu diperhatikan.

5. Pemeriksaan Program Mobilisasi Kontraktor


Sebelum melakukan mobolisasi kontraktor, konsultan akan memeriksa
program mobilisasi kontraktor guna meyakinkan :

- Program kontraktor tersebut cukup praktis


- Program kontraktor tersebut cukup memadai

6. Pemeriksaan Rencana Kerja dan Rencana Mutu Kontrak Kontraktor


Rencana kerja dan rencana mutu kerja merupakan langkah awal untuk
terlaksananya pekerjaan secara detail, tepat waktu dan tepat biaya.

Pada tahap ini, konsultan akan memeriksa jadwal kerja yang diajukan oleh
kontraktor dan akan meninjau jadwal kerja dari berbagai aspek, antara lain :
- Waktu pelaksanaan
- Metode konstruksi
- Mobilisasi dan penggunaan peralatan
- Pengadaan dan persiapan material
- Organisasi kerja
- System dokumentasi
- Dan lain-lain.

Hasil evaluasi rencana kerja dan rencana mutu kontrak yang telah dibahas dan
di evaluasi konsultan, kontraktor diminta melakukan perbaikan dari rencana
kerjanya.
7. Rencana Pengaturan Kerja
Konsultan akan memeriksa dan menyusun bersama kontraktor, rencana
pengaturan kerja dilapangan agar pelaksanaan efisien dan efektif agar tidak
mengganggu kepentingan umum. Tanda pemberitahuan adanya kegiatan
proyek, kegiatan alat berat dan lain-lain agar terlihat jelas sehingga
masyarakat mengetahuinya.

8. Pre Construction Meeting (Rapat Persiapan Pekerjaan)


Rapat persiapan pekerjaan harus dihadiri unsur PPK , kontraktor, konsultan,
dan unsur lain yang dianggap perlu untuk memperlancar pelaksanaan
di lapangan. Hasil rapat ini harus dicatat dan dituangkan dalam berita acara
rapat persiapan pekerjaan dan harus ditanda tangani oleh semua peserta rapat
untuk kemudian menjadi pegangan pihak- pihak terkait.

Hal-hal yang perlu dibahas pada rapat ini sekurang-kurangnya meliputi :

a) Organisasi kerja,

b) Tata cara pengaturan pelaksana pekerjaan,


c) Master schedule,
d) Manpower schedule, material schedule,
e) Rncana dan pemeriksaan lapangan (mutual check) dan review
terhadap simplified design,
f) Material and equipment handing,
g) Pendekatan terhadap masyarakat dan pemerintah daerah setempat
mengenai rencana kerja dan
h) Dokumen quality assurance.

Rapat persiapan pekerjaan ini harus sudah terselenggara paling lama 14 hari
terhitung dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) oleh PPK, dengan
ini konsultan harus berusaha untuk dapat terpenuhinya batas waktu ini
serta melakukan koordinasi dengan pihak terkait dalam proyek untuk sesegera
mungkin melakukan rapat, ini akan mempengaruhi pekerjaan secara
keseluruhan. Pada rapat ini juga peran konsultan harus optimal dalam
memberikan masukan, mengoreksi dan memberikan jalan keluar terhadap
permasalahan yang dihadapi oleh pihak proyek.
3.2 Tahap Konstruksi
Dalam tahap ini konsultan akan melakukan kegiatan pengawasan teknik dan
pengendalian terhadap pekerjaan kontraktor agar pekerjaan dapat dilaksanakan
dengan baik dengan hasil yang sesuai dengan rencana yang meliputi aspek mutu,
wakti dan biaya, yang terdiri atas :

1. Pemeriksaan Lembar Kerja

Sebelum melaksanakan pekerjaan konstruksi kontraktor harus menyiapkan


gambar kerja pelaksanaan secara detail bardasarkan gambar rencana yang telah
dikaji ulang konsultan. Gambar kerja tersebut akan memuat semua informasi
yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan. Konsultan akan memeriksa
secara cermat gambar kerja tersebut untuk dilakukan koreksi yang diperlukan.
Hasil koreksi yang merupakan revisi gambar kerja oleh konsultan, akan
dilaksanakan oleh kontraktor.

2. Survey dan Pengukuran


Dalam pekerjaan supervisi pekerjaan survey dan pengukuran meliputi :
a. Pengecekan design
Diharapkan tim survey kontraktor sudah dimobilisasi ke lokasi terlebih
dahulu sebelum mobilisasi dan peralatan lainnya, dan mereka dapat segera
memulai aktifitasnya di lokasi.
b. Pengukuran Pre Construction
Untuk sejumlah item pekerjaan, pembayaran kepada kontraktor dihitung
berdasarkan kuantitas dari pada pekerjaan yang diselesaikan. Untuk ini
diperlukan sejumlah pengukuran yang meliputi pengukuran kondisi existing
dan lain-lainnya, sebelum pekerjaan konstruksi dimulai sehingga kuantitas
pekerjaan dapat dihitung dari survey selanjutnya yang akan diadakan setelah
pekerjaan yang dimaksud selesai.
c. Pengukuran Pekerjaan Sedang Berjalan
Pengukuran pekerjaan sedang berjalan (in progress) diadakan guna :
- Tersedianya catatan yang lengkap tentang kamajuan pekerjaan
- Tersedianya data yang cukup jika timbul ketidaksepakatan
d. Pengukuran Pekerjaan yang Telah Selesai
Pengukuran ini diperlukan sebagai data penunjang dalam penagihan
kontraktor atas pekerjaan yang telah selesai dikerjakan.
e. Perhitungan Kuantitas dan Pembayaran Pekerjaan
Kontraktor akan diminta untuk menyerahkan daftar kuantitas pekerjaan dan
bahan yang digunakan selama bulan bersangkutan. Daftar tersebut akan
diterima oleh inspector untuk diperiksa dan diminta persetujuan proyek.
Pemeriksaan lapangan akan dilakukan secara bersamaan antara kontraktor
dan konsultan dalam pekerjaan galian, timbunan, saluran dan lain-lain.
Quality control akan memastikan kualitas pekerjaan dan bahan berdasarkan
pengamatan lapangan, gambar rencana dan hasil pengukuran dan mengacu
kepada dokumenkontrak dan menyetujui nilai yang diajukan kontraktor.
Atas dasar kuantitas yang telah disetujui antara konsultan dan kontraktor,
maka sertifikat pembayaran bulanan (MC) ditandatangani.

e. Pemantauan Kemajuan Pekerjaan


Kemajuan semua pekerjaan konstruksi akan dimonitoring terus menerus.
Begitu terjadi keterlambatan, kontraktor diingatkan untuk memperbaiki

jadwal kerjanya dan konsultan akan memeriksa jadwal kerja yang baru
tersebut. Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk memastikan apakah tanggal
penyelesaian yang diajukan cukup masuk akal dan akan tepat waktu atau
mungkin sebelum jadwal utama pemberi tugas akan selalu diberi tahu
mengenai kemajuan pekerjaan dan langkah-langkah yang telah dilakukan
untuk memastikan proyek selesai tepat waktu.

Berdasarkan pengalaman konsultan dalam pekerjaan pengawasan untuk


pekerjaan sejenis, pengamatan secara continue dan perubahan secara
periodic jadwal kerja kontraktor hamper selalu perlu dilakukan. Selain itu
dibutuhkan pula identifikasi hal-hal yang memungkinkan terjadinya
keterlambatan pekerjaan yang dilakukan konsultan. Karena itu konsultan
akan secara teratur mereview jadwal kerja kontraktor sesuai dengan urutan
pekerjaan yang benar.

Konsultan mengusulkan untuk mengajukan beberapa metode penjadwalan


yang sudah umum digunakan yaitu CPM, diagram ruang waktu dan bar chart.
Penampilan ketiga metode tersebut secara grafis akan sangat mudah
dipahami. Sedangkan penggunaan komputer akan sangat membantu untuk

mengetahui secara cepat daftar pekerjaan kritis, dan juga untuk membantu
menganalisa kondisi : “jika maka” dari suatu pekerjaan yang mengalami
keterlambatan.

Dalam melaksanakan teknik-teknik penjadwalan di atas, konsultan akan


selalu berkoordinasi dengan kontraktor untuk membahasnya secara lebih
lengkap, antara lain melalui rapat secara periodik, yaitu rapat mingguan dan
rapat bulanan.

f. Pengendalian Biaya Konstruksi


Pengendalian biaya akan dilakukan oleh konsultan agar biaya konstruksi yang
ada tidak mengalami perubahan dan tetap sesuai dengan harga kontrak yang
ada.

Pengendalian tersebut meliputi :


1. Mencatat semua volume pekerjaan yang telah diselesaikan oleh
kontraktor
2. Melakukan change order untuk mempertahankan harga kontrak pekerjaan

Pengawasan terhadap biaya pekerjaan akan dilakukan oleh konsultan agar


harga kontrak tidak melampaui dan hasil pekerjaan sesuai dengan
persyaratan spesifikasi. Untuk dapat mengamankan harga kontrak perlu
diambil langkah-langkah tertentu yaitu antara lain melakukan monitoring
terhadap kuantitas pekerjaan dan perubahan-perubahan pekerjaan yang
terjadi dan tidak diduga sebelumnya.

a. Monitoring kuantitas pekerjaan


Kuantitas pekerjaan yang terdapat dalam bill of quantity adalah

kuantitas prakiraan yang dapat berubah setiap saat. Oleh karena itu,
perlu dilakukan monitoring dari waktu ke waktu untuk mengetahui
apakah kuantitas pekerjaan tersebut mencukupi atau tidak.

b. Change order
dalam hal ini perlu dilakukan penyesuaian kuantitas pekerjaan baik
karena keadaan lapangan ataupun untuk mempertahankan biaya
keseluruhan proyek, maka change order dapat dilakukan.

Konsultan atas masukan dari kontraktor akan memberitahukan terlebih

dahulu kepada pemberi tugas tentang adanya change order yang harus
dilakukan disertai alat dan personil, waktu yang dibutuhkan, prakiraan
biaya dan lain-lain. Change order sedapat mungkin dihindari karena dapat
mengakibatkan perubahan harga satuan atau tambahan waktu yang dapat
dituntut oleh kontraktor.

Data-data tersebut diatas akan diserahkan kepada pemberi tugas untuk


dapat disetujui dan dilaksanakan perubahannya.

g. Pengendalian Priyek

Tahapan pelaporan ini ditujukan untuk menyampaikan kemajuan


pelaksanaan proyek actual di lapangan kepada pihak pemberi tugas/pemilik
proyek untuk mendapatkan gambaran kemajuan proyek di lapangan, dengan
ikut memperhatikan hal kritis yang diperoleh dari analisa pelaksanaan
proyek. Bentuk laporan ini disesuaikan dengan kebutuhan pelaporan dan
terbagi menjadi pelaporan kemajuan proyek secara tabular, pelaporan
kemajuan proyek secara bar chart, serta dalam bentuk S-Curve, yang

membandingkan pencapaian actual dangan baseline proyek.

h. Rapat Koordinasi

Mengingat terdapatnya cukup banyak pihak yang terlibat dalam penanganan


pekerjaan ini, suatu system komunikasi yang efektif harus tetap dijaga.
Flexibilitas dan kemampuan untuk menghadapi berbagai ragam
permasalahan membutuhkan sejumlah kontrak-kontrak baik formal maupun
informal, khususnya antara anggota dari tim survey lapangan, antara chief
inspector dengan kontraktor dan pemberi tugas.

Suatu regular meeting yang terencana dengan agenda dan catatan (minute)
akan merupakan suatu keharusan, guna menjamin adanya catatan dari setiap
diskusi, kesepakatan ataupun keputusan.
Konsultan berpendapat bahwa rapat-rapat / pertemuan yang diperlukan
antara lain adalah :
- Rapat mingguan intern antara tim supervise lapangan;
- Rapat mingguan antara tim konsultan dengan kontraktor;
- Rapat mingguan antara tim konsultan dengan pemberi tugas;
- Rapat mingguan antara tim konsultan dengan pemberi tugas dan
kontraktor.
Frekuansi rapat yang diusulkan di atas temtunya dapat disesuaikan dengan
kondisi setempat.

i. System Pencatatan
Pencatatan yang baik digunakan untuk keperluan :
- menunjang system pelaporan;
- sebagai dasar perhitungan kualitas;
- sebagai dasar untuk menyelesaikan ketidaksepakatan;
- sebagai dasar perhitungan pembayaran.

Jenis-jenis pembayaran yang diperlukan antara lain adalah :


- buku harian;
- catatan pengujian;
- catatan pengukuran;
- korenponden;
- notulen rapat-rapat koordinasi;

- data teknik lapangan;


- permohonan kerja konstruksi;
- gambar kerja;
- jadwal pelaksanaan konstruksi;
- daftar peralatan kontraktor;
- data perhitungan kuantitas;
- pengukuran material on site;
- daftar pekerjaan tambahan;
- progress pekerjaan tambahan;

- progress pekerjaan bulanan;


- perintah perubahan;
- agenda;
- perpanjangan waktu yang disetujui;
- klaim;
- catatan keterlambatan;
- catatan kecelakaan kerja;
- kondisi cuaca;
- foto;
- dan lain-lain.
3.3 Tahap Pasca Konstruksi

Pada tahap ini konsultan akan membantu pemberi tugas dala seluruh
kegiatan yang berkaitan dengan serah terima hasil pekerjaan dari kontraktor
kepada pemberi tugas.

1. Pemeriksaan Akhir Pekerjaan dan Serah Terima Pekerjaan


Bilamana pihak kontraktor sudah menganggap pekerjaannya telah selesai
keseluruhannya, kontraktor dapat mengajukan permohonan tertulis untuk
proses Professional Hand Over (PHO) seperti yang telah diatur dalam
dokumen kontrak kontraktor. Ketua tim konsultan akan membantu tim PPTK
Dinas Pengairan Aceh memeriksa dokumen PHO dan bersama panitia
menerima hasil pekerjaan memeriksa pekerjaan yang telah dinyatakan
selesai keseluruhannya.
Segala temuan lapangan, dimasukkan ke dalam berita acara PHO. Konsultan
harus memperbaiki dan memenuhi kekurangan tersebut selama masa
pemeliharaan berakhir, maka pengawas utama membuatkan berita acara
penyelesaian akhir pekerjaan (Final Hand Over/FHO berdasarkan surat
permohonan dari kontraktor.

2. Pemeriksaan dan Persetujuan Gambar (As Built Drawing)

Selama masa pelaksanaan pekerjaan, konsultan akan memeriksa persetujuan


as built drawing yang dibuat kontraktor. Hasil as built drawing diserahkan

konsultan kepada pemberi tugas lengkap denagn informasi tentang


pekerjaan yang telah dilaksanakan dan selesai di lapangan, termasuk
keseluruhan revisi dan perubahan yang ada dan dilaksanakan selama masa
konstruksi.

4. DISKUSI DAN ASISTENSI

Kegiatan diskusi dan asistensi dilakukan dalam rangka memperoleh


hasil/produk pekerjaan yang optimal dan memenuhi standar yang ditentukan
dalam Kerangka Acuan Kerja. Keiatan ini dilakukan secara bertahap sesuai
dengan laporan yang telah selesai dibuat dan diserahkan ke proyek. Adapun
tahapan diskusi adalah sebagai berikut :

Diskusi

1. Diskusi, dilaksanakan dalam rangka pembahasan laporan pendahuluan.


Jadual pelaksanaannya ditargetkan pada akhir bulan pertama setelah
SPMK diterbitkan. Pembahasan dilakukan dikantor PPK

2. Diskusi selanjutnya, dilaksanakan dalam rangka pembahasan laporan akhir


sementara. Jadual pelaksanaannya ditargetkan pada akhir bulan kedua
setelah SPK diterbitkan.

Asistensi

Kegiatan sisten dilakukan sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan untuk


konsultasi dan koordinasi dengan pihak Direksi Pekerjaan.
Pertemuan (rapat) akan dilaksanakan dengan jelas dan tingkatannya dapat

dijelaskan sebagai berikut :

a. Rapat Koordinasi, yang bertujuan untuk membahas masalah-masalah


yang timbul setelah pekerjaan berlangsung dan untuk dicarikan solusi
pengatasannya, yang menyangkut rencana kerja pelaksanaan, sasran
proyek dan program kerja. Rapat ini dihadiri oleh pihak pemberi tugas,
konsultan pengawas, kontraktor, supplier dan pihak lain yang terkait
dengan pekerjaan dilaksanakan secara periodic dan kadang-kadang
insidentil apabila ada penanganan mendesakyang harus segera
dilaksanakan di lapangan.

b. Rapat Lapangan, yang bertujuan untuk membahas semua masalah teknis


yang timbul selama pekerjaan berlangsung dan dihadiri wakil pemberi
tugas, konsultan pengawas yang bertugas di lapangan, kontraktor, supplier
dan pihak lain yang terkait dengan pekerjaan dilaksanakan secara periodik
dan kadang-kadang insidentil apabila ada penanganan mendesak yang
harus segera dilaksanakan.

c. Rapat Intern Konsultan, yang bertujuan untuk mengevaluasi dan


mencari pemecahan atas penyimpangan/perubahan dari perencanaan
semula yang munkin terjadi di lapangan menyangkut subtitusi bahan,
metode pelaksanaan, serta untuk melengkapi kekurangan detail
perencanaan, dilaksanakan secara rutin dengan melibatkan personil yang
terkain baik yang ada di kantor maupun ada di lapangan.

Selain itu diskusi dan asistensi akan selalu intens dilakukan setiap saat,
terlebih apabila muncul suatu masalah yang menyebabkan terhambatnya

pelaksanaan pekerjaan dihadiri oleh segala pihak yang terkait dengan pelaksanaan
pekerjaan meteri diskusi/asistensi melupiti program/perbaikan program yang berisi
rencana pelaksaan ke depan, progress yang berarti pencapaian yang bias
didapatkan, dan inventarisasi problem atau masalah kendala yang timbul sehingga
progress tidak bias mencapai program yang telah dibuat kemudian dicarikan solusi
penanganannya, sehingga sebagai masukan perbaikan program pelaksanaan
pekerjaan selanjutnya.

5. Organisasi dan Personil

Konsultan menyusun organisasi pelaksanaan pekerjaan, yang bertujuan untuk


mengatur organisasi keseluruhan personil yang terlibat dalam pelaksanaan
pekerjaan ini mulai dari tenaga ahli, asisten tenaga ahli dan staf pendukung.

Sasaran dari penyusunan organisasi kerja antara lain adalah sebagai berikut :

1. Terciptanya koordinasi kerja yang baik antara Tim Konsultan dengan Pemberi
Tugas.

2. Terciptanya koordinasi kerja yang baik antara semua personil konsultan yang

terlibat dalam penanganan pekerjaan ini guna menjamin keberhasilan


pelaksanaan pekerjaan.

3. Terciptanya pembagian tugas dan tanggung jawab sesuai keahlian dan posisi
dari masing-masing personil.

Anda mungkin juga menyukai