USULAN TEKNIS
Sesuai Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) PEMBANGUNAN SELASAR TAHAP II, RSUD
CIBINONG, Pokja 02 Unit Layanan Pengadaan Barang dan Jasa Kabupaten Bogor, bersama ini kami susun
usulan teknis yang terdiri dari :
3. Daftar peralatan yang dimiliki, terdiri dari daftar peralatan pertukangan, water pass, mesin/alat potong
keramik, sarana mobilisasi, alat komunikasi dan perangkat computer, safety equipment dan peralatan
lainnya yang nyata-nyata diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.
MANAJEMEN MUTU
Di dalam pelaksanaan pekerjaan jasa perlu adanya suatu program kerja yang konsepsional, efektif dan
efisien sedemikian sehingga setiap aktivitas kerja terprogram dengan baik dalam rangka mencapai
target sukses suatu pekerjaan.
Program kerja yang akan dilaksanakan disesuaikan dengan ketentuan dalam Pengarahan
Penugasan/Rencana Kerja dan Syarat (RKS), Gambar serta Berita Acara Aanwizjing.
Untuk menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan dengan tercapainya azas efisiensi dan efektifitas
dalam pengertian tepat waktu, hemat biaya dan tepat sasaran maka setiap sumber daya (tenaga kerja,
biaya, material dan peralatan) yang dipergunakan dalam pelaksanaan proyek ini dapat dikelola dan
dimanfaatkan sebagai faktor produksi secara maksimal secara professional.
LINGKUP TUGAS
Lingkup tugas Kontraktor Pelaksana dalam melaksanakan pekerjaan tersebut meliputi :
Melaksanakan Pekerjaan Perkerasan Badan Jalan serta pembuatan saluran dari awal sampai selesai
sesuai dengan perencanaan dan Rencana Kerja dan Syarat yang telah disepakati.
Menyusun buku harian untuk dipergunakan sebagai petunjuk umum bagi pelaksanaan sehari-hari
sehingga pelaksanaan pekerjaan dapat berlangsung sesuai dengan jadwal pelaksanaan.
Menyeleksi terhadap material dan bahan yang diperlukan untuk memperoleh jaminan bahwa material
dan peralatan yang digunakan sesuai dengan spesifikasi.
METODE PEKERJAAN
Membuat Rencana Kerja dan waktu pelaksanaan serta menjamin bahwa pemesanan lift equipment
sesuai dengan schedule yang telah disyaratkan dalam RKS.
Berusaha untuk melaksanakan pekerjaan secara profesional, baik mengenai kuantitas, kualitas maupun
ketepatan waktu pekerjaan.
Membuat dan menyesuaikan gambar-gambar sesuai dengan pelaksanaan (As Built Drawing) untuk
kelengkapan dokumen pembangunan.
PENYELESAIAN PEKERJAAN
Pelaksanaan Pekerjaan sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat (RKS) serta Berita Acara Penjelasan
Pekerjaan (Aanwijzing).dan ditambah dengan kontrak pemborongan pekerjaan fisik selama 150 ( Seratus
Lima Puluh ) hari kalender berturut-turut sejak tanggal dikeluarkannya SPK berikut masa pemeliharaan.
Jika terjadi perpanjangan waktu pelaksanaan karena alasan di luar kemampuan Kontraktor dan hal itu
disetujui oleh Direksi, maka tambahan biaya pengawasan akan dibayar/ditanggung oleh Proyek.
KELUARAN
Keluaran yang dihasilkan oleh Kontraktor Pelaksana disamping Pembangunan Pekerjaan ini adalah:
1. Program kerja, alokasi tenaga dan konsepsi pekerjaan pengawasan.
2. Buku Harian yang memuat semua kejadian perintah atau petunjuk penting dari Konsultan
Pengawas/Direksi yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan, menimbulkan konsekwensi
keuangan, keterlambatan penyelesaian dan tidak terpenuhinya syarat teknis.
3. Laporan Harian, berisi keterangan tentang :
Tenaga kerja.
Bahan-bahan yang datang, diterima atau ditolak.
Alat-alat yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.
Pekerjaan yang diselenggarakan.
Waktu pekerjaan.
Keadaan/situasi cuaca harian.
4. Berita Acara Penyerahan I Pekerjaan.
5. Berita Acara Pernyataan Selesainya Pekerjaan.
6. Berita Acara Penyerahan II Pekerjaan.
7. Membuat gambar-gambar yang dibuat Kontraktor Pelaksana sesuai dengan
pelaksanaan (As Built Drawing).
8. Membuat gambar perincian (Shop Drawing, Bar Chart yang dibuat oleh Kontraktor).
KRITERIA PEKERJAAN
Untuk pekerjaan Pembangunan Proyek ini berlaku ketentuan-ketentuan seperti Standard, Pedoman dan
Peraturan-peraturan yang berlaku antara lain :
Ketentuan yang diberlakukan untuk pekerjaan yang bersangkutan, yaitu Surat Perjanjian Pelaksanaan
Pekerjaan dan ketentuan-ketentuan sebagai dasar perjanjian.
Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat.
Normalisasi teknis yang berlaku di Indonesia.
METODE PEKERJAAN
PROSES PEKERJAAN
1. UMUM
Sesuai ketentuan yang ada, setiap bagian pekerjaan yang akan dikerjakan maka kontraktor akan
menjelaskan/dapat dijelaskan melalui time schedule yang telah dibuat terlebih dahulu, serta meminta
penyerahan lokasi/surat perintah kerja sebagai bentuk legalitas dalam melakukan pekerjaan pada pihak
pemberi tugas.
2.1. Persiapan
Menyusun Program kerja, alokasi tenaga dan konsepsi pekerjaan pelaksanaan.
Memeriksa kembali kebutuhan untuk melaksanakan pekerjaan sehingga pekerjaan dapat
selesai dalam waktu yang telah direncanakan.
Membuat Kontrak pelaksanaan yang ditanda tangani oleh pihak-pihak yang terkait.
Meminta bantuan dan petunjuk kepada Konsultan Pengawas dalam mengusahakan perijinan
sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan tersebut (bila ada).
Membuat semua gambar kerja (as-built drawing).
3. KONSULTASI
3.1. Melakukan konsultasi dengan Pengelola Proyek dan Direksi serta Konsultan Pengawas untuk
membicarakan masalah dan persoalan yang timbul selama masa pembangunan.
3.2. Mengadakan rapat berkala sedikitnya satu kali dalam seminggu dengan Pengelola Proyek,
Perencana dan Konsultan Pengawas dengan tujuan untuk membicarakan masalah dan persoalan
yang timbul dalam pelaksanaan yang tidak sesuai dengan kontrak.
4. LAPORAN
Membuat Bar Chart dan Net Work Planning dari pekerjaan dan disetujui pihak terkait.
Melaporkan bahan-bahan bangunan yang dipakai, jumlah tenaga kerja dan alat-alat yang
digunakan.
Laporan Harian.
Laporan-laporan yang akan dibuat berdasarkan kebutuhan proyek beserta gambar perubahan bila
ada.
METODE PEKERJAAN
METODELOGI PELAKSANAAN
Dalam Pekerjaan ini Kontraktor Pelaksana akan membuat suatu metodologi kerja yang menjelaskan atau
paparan pelaksanaan pekerjaan sesuai Rencana Anggaran Biaya dan Schedule pelaksanaan pekerjaan sebagai
berikut :
Pelaksanaan pekerjaan membutuhkan suatu metodelogi pelaksanaan yang agak berbeda karena saat
pekerjaan dilaksanakan bangunan eksisting tersebut masih aktif digunakan untuk aktivitas sehari-hari.
Metode pelaksanaan yang efektif untuk pekerjaan ini adalah dilakukan pada siang hari pada normal working
day dengan mengacu pelaksanaan tiap ruang berikut skema pelaksanaan pekerjaan:
AREA PEKERJAAN
PENGUKURAN DAN
PEMBERSIHAN SERTA
DOKUMENTASI AWAL
PROYEK
PELAKSANAAN
PEKERJA
PERAPIHAN-PERAPIHAN
PEKERJAAN
PEMBERSIHAN
LOKASI PEKERJAAN
SELESAI
1. Direksi Keet
Pembuatan Direksi Keet & Gudang yang dilaksanakan sesuai gambar/RAB atau petunjuk
Konsultan Pengawas.
Pemasangan Kayu 6/12 untuk rangka/struktur direksi keet, kemudian membuat kuda-kuda
menggunakan kayu 5/10, rangka atap terbuat dari kayu 5/7 dan 4/6 adapun untuk atap
menggunakan asbes, rangka dinding menggunakan kayu 5/7 dengan jarak yang disesuaikan
dengan ukuran triplek penutup, triplek penutup dinding dengan ketebalan 4 mm satu lapis, kusen
jendela pintu menggunakan kayu 6/12 dan pintu lapis triplek dengan rangka kayu 4/6, untuk
lantai di floor dan diaci.
Kontraktor menyediakan/meminjamkan peralatan meja kursi secukupnya dalam Direksi Keet dan
apabila pekerjaan pelaksanaan telah selesai barang-barang yang dipinjamkan tersebut diambil
kembali.
Letak Direksi Keet & Gudang ditentukan dalam gambar atau menurut petunjuk Konsultan
Pengawas.
Masa pelaksanaan pembuatan direksi keet dan gudang selama 1 hari kerja pada Minggu ke I
METODE PEKERJAAN
Pada umumnya pemasangan Bouwplank diambil + 0.50 dari peil 0.00. Untuk pema-
sangan titik mati (BM) juga diambil + 0.50 dengan jumlah patok minimal 2 titik mati.
Pengambilan titik mati (BM) harus ditempat yang tidak mudah diganggu, dan bahan yang
digunakan dari pralon ø 4″ dan dicor.
Bahan yang digunakan untuk bouwplank adalah:
Papan Dolken ( yang diserut bagian atasnya) ukuran 2 x 20
Usuk Kayu ukuran 5/7.
Tiang Bouwplank dipasang sebanyak 4 tiang untuk setiap Bouwplank, serta ditanam ke
dalam tanah maksimal sedalam 1,00 m.
Jarak Bouwplank dari sisi luar galian = 2 m, karena bisa menyesuaikan lebar galian.
4. Foto Proyek
Sebagai suatu persyaratan, maka kontraktor pelaksanaan akan merekam seluruh pelaksanaan
kegiatan sebagai bukti pelaporan perkembangan kemajuan pekerjaan sebanyak 3 phase.
Phase 10%
Phase II 50%
METODE PEKERJAAN
PEKERJAAN TANAH
Galian Tanah
Hasil galian tanah jangan ditimbun persis di bibir galian tetapi minimum ditimbun 75 cm dari tepi
bibir galian. Hal diatas bertujuan agar tidak mengganggu jalan kerja pondasi dan tidak
menyebabkan longsor.
Urugan Tanah
Untuk tanah keras urugan kembali dilaksanakn lapis-perlapis. Jika di dalam galian ada genangan
air maka harus dikeringkan dahulu. Untuk tanah lumpur pengurugan lapis perlapis, jika ada air
dalam galian harus dikeringkan dahulu.
Untuk tanah lumpur urugan 40 cm lapis teratas sebaiknya dicampur dengan tanah yang
baik (tanah keras)
METODE PEKERJAAN
PEKERJAAN BONGKARAN
Pekerjaan bongkaran dilaksanakan untuk membongkar material existing yang masih menempel pada
area yang akan dikerjakan.
Pembongkaran material existing dilaksanakan harus hati hati dan pada saat menurunkan material
bongkaran harus menggunakan alat bantu seperti tambang/katrol atau sesuai Petunjuk Direksi/Pengawas
Teknis.
a) Pembongkaran dengan alat :
Pembokaran dengan alat biasa menggunakan alat berat seperti excavator dan alat berat lainnya.
b) Pembongkaran manual :
Pembongkaran manual dilakukan oleh pekerja dengan menggunakan peralatan tukang.
METODE PEKERJAAN
Plesteran + Acian
a. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan plesteran ini menutup rapat batu bata dengan adukan semen, pasir hingga
terlindung dari berbagai cuaca yang akan menjadikan dinding bata kotor oleh jamur dan
lumut.
b. Cara pelaksanaan
1. Pekerjaan Plesteran
Seluruh permukaan dinding batu bata harus disiram dengan air basah sampai tidak
tampak lagi proses penyerapan air.
Pada saat air sudah tiris dari dinding bata, dilanjutkan dengan pemasangan kepala
plesteran secara vertical dengan jarak maksimal 1 meter.
Kepala plesteran yang dimaksud harus tegak lurus dan rata satu sama lain dengan
menggunakan control benang.
Bagian yang belum terisi adukan dipenuhi dengan adukan plesteran dengan berpatokan
pada kepala yang sudah dibuat lerlebih dahulu.
2. Pekerjaan Acian
Dinding yang sudah rapih diplester dan sudah kering dan tidak ada retak-retak,
diteruskan dengan pekerjaan acian.
Acian dilakukan dengan saus semen dicampur dengan air.
Acian harus rata dan halus sehingga tampak bersih dan rapih, tidak ada lelehan saus
semen dan lainnya.
Setelah acian setengah kering digosok dengan kertas semen sampai rata dan halus.
A. Pekerjaan Beton
Pekerjaan beton dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku (SNI03 –
2847 Tahun 2002) dengan jenis beton yang akan dilaksanakan sesuai dengan Rencana Anggaran
dan Biaya (RAB).
Persyaratan uji :
Trial Test dan Mix Design, Merupakan uji awal sebelum pengecoran dilaksanakan, untuk
mengetahui takaran sesuai dengan mutu beton yang disyaratkan dan dipakai sebagai acuan untuk
pelaksanaan pekerjaan selanjutnya, khususnya untuk pelaksanaan beton struktur.
Actual Random Test, Merupakan uji acak selama pelaksanaan pengecoran berlangsung untuk
mengetahui mutu beton pada bagian struktur tertentu.
Slump Cone Test, Merupakan uji acak untuk mengetahui mutu adukan beton dalam hal ini
jumlah volume airnya, untuk menjaga konsistensi perbandingan air, semen sehingga didapat
mutu beton seperti yang disyaratkan.
Tes Tekan Beton, Pada saat pelaksanaan pengecoran pondasi, balok, plat dan kolom harus
dibuatkan silinder dengan ukuran dan jumlah disesuaikan dengan ketentuan yang dimuat dalam
(SNI03 – 2847 Tahun 2002), dan dilakukan pengetesan di Laboratorium konstruksi beton.
Adukan beton dengan perbandingan 1 pc : 3 ps : 5 kr digunakan untuk beton tidak bertulang
seperti : rabat beton dan lantai kerja, sedangkan adukan beton dengan campuran 1 pc : 2 ps : 3 kr
dipakai untuk kolom praktis, balok latai, ring balk atau beton yang bukan struktur.
Agregat Beton :
Pasir beton harus tajam, keras, bersih dari kotoran-kotoran dan bahan kimia, bahan organik dan
susunan diameter butirnya memenuhi persyaratan-persyaratan (SNI03 – 2847 Tahun 2002)
jumlah butiran lumpur lembut harus kurang dari 5% keseluruhannya.
Ukuran maksimum dari batu pecah/split adalah 2 cm dengan bentuk lebih kurang seperti kubus
dan mempunyai “bidang pecah” minimum 3 muka dan split harus bersih, keras dan bebas dari
kotoran-kotoran lain yang dapat mengurangi mutu beton dan memenuhi persyaratan (SNI03 –
2847 Tahun 2002).
METODE PEKERJAAN
Susunan ukuran koral/pembagian butir harus termasuk susunan batu agregat campuran di daerah
baik menurut (SNI03 – 2847 Tahun 2002).
Air :
Untuk adukan, air yang dipergunakan harus bebas dari asam, garam, bahan alkali dan bahan
organik yang dapat mengurangi mutu beton.
Besi Beton :
Pembengkokkan dan pemotongan baja tulangan harus dilaksanakan menurut gambar / rencana
detail dengan menggunakan alat potong dan mal-mal yang sesuai dengan diameter masing-
masing.
Kayu untuk cetakan beton :
Kayu untuk beton dipakai kayu kelas II sesuai syarat dalam PPKI 70 atau dipakai kayu meranti.
Papan bekisting dari papan meranti tebal 2 cm / multiplek tebal ± 9 mm dan pemakaiannya
maksimum 2 (dua) kali. Sebelum pengecoran bidang multiplek dilapis cairan mud oil sampai
rata agar pada waktu pembongkaran, beton tidak menempel pada papan / multiplek, perancah
bekesting dipergunakan kayu meranti ukuran minimum 5/7 cm atau rangka baja/schafolding.
Pekerjaan Bekisting :
Untuk mendapatkan bentuk penampang, ukuran dari beton seperti yang ditentukan dalam
gambar konstruksi, bekesting harus dikerjakan dengan baik, teliti dan kokoh.
Bekesting untuk pekerjaan beton, yaitu kolom, lantai, balok dll. dibuat dari papan/ multiplek t =
9 mm yang berkwalitas baik dan tidak pecah-pecah.
Konstruksi dari bekesting seperti sokongan-sokongan perancah dan lain-lain yang memerlukan
perhitungan
Cetakan harus menghasilkan konstruksi akhir yang mempunyai bentuk, ukuran dan tepi-tepi
yang sesuai dengan gambar-gambar rencana dan syarat-syarat pelaksanaan.
Bambu disarankan tidak digunakan sebagai tiang cetakan, disamping kekuatan dan kekakuan
dari cetakan juga stabilitas perlu diperhitungkan dengan baik, terutama terhadap berat beton
sendiri serta bahan-bahan lainnya yang timbul selama pengecoran, seperti akibat vibrator dan
berat para pekerja.
Sebelum pengecoran dimulai, bagian dalam dari bekesting harus bersih dan kering dari air
limbah, minyak dan kotoran lainnya.
METODE PEKERJAAN
mempergunakan penyekat / spacer, dudukan / chairs dari blok beton atau baja.
Bila dipakai blok beton, maka mutu beton harus sesuai dengan beton yang bersangkutan atau
dengan campuran 1 Pc : 2 Ps dan dipasang sudah dalam kondisi kering, semua tulangan harus
diikat dengan baik dan kokoh sehingga dijamin tidak bergeser pada waktu pengecoran.
Sebelum melakukan pengecoran, semua tulangan harus diperiksa terlebih dahulu untuk
memastikan ketelitian penempatannya, kebersihan dan untuk mendapatkan perbaikan bila perlu.
Tulangan yang berkarat harus segera dibersihkan atau diganti
Khusus untuk tebal selimut beton, dudukan harus cukup kuat dan jaraknya sedemikian sehingga tulangan
tidak melengkung dan beton penutup tidak kurang dari yang disyaratkan. Toleransi yang diperkenankan
terhadap bidang horizontalnya adalah ± 2.5 mm
Persiapan Pengecoran
Tiang Penyangga sementara diperlukan untuk mencegah lendutan pada saat masih basah, tergantung
dari keadaan betonnya, biasanya penyangga sementara ini dapat dilepas setelah umur beton mencapai
7 – 14 hari
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Elektrikal Arus Kuat dan Arus Lemah
Elektrikal Arus Kuat dan Arus Lemah adalah sebagai berikut :
b. Cara pelaksanaan :
Sebelum memulai pekerjaan meneliti gambar-gambar dan kondisi dilapangan ( ukuran
dan peil lubang dan membuat contoh-contoh) yang ditentukan oleh Direksi/Pengawas
Teknis.
Semua frame kusen pintu dikerjakan secara fabrikasi dengan teliti sesuai ukuran dan
kondisi lapangan agar hasilnya dapat dipertanggung jawabkan.
Pemotongan alumunium hendaknya dijauhkan dari material besi untuk menghindari
penempelan debu besi pada permukaanya.
Penyambungan frofil alumunium disambung kuat dan teliti dengan Sekrup, rivet, stap
dan harus cocok.
Angkur-angkur untuk rangka/kusen alumunium dan plat steel terbuat dari steel plate dan
plate steel tebal minimal 2 mm dan 1,2 mm ditempatkan pada interval 600 mm
Sekeliling tepi kusen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar diberi sealent supaya
kedap air dan suara atau tidak berlobang terhadap dinding.
b. Cara pelaksanaan :
Sebelum memulai pekerjaan meneliti gambar-gambar ( ukuran dan peil lubang dan
membuat contoh-contoh) yang ditentukan oleh Konsultan Perencana .
Rangka pintu kayu kamper singkil yang dipergunakan diserut halus, rata, lurus dan siku
sisi-sisinya satu sama lain.
Setiap sambungan rangka daun pintu dan penempelan/pelekatan menggunakan lem kayu
yang bermutu baik, merk Aica Aibon atau yang setara dan diperkuat dengan paku
Daun pintu teakwood setelah dipasang harus rata, tidak bergelombang, tidak melintir
dan semua peralatan dapat berfungsi.
METODE PEKERJAAN
a. Bahan Material :
Daun pintu Panel menggunakan handle dan kunci ex, lengkap terpasang dengan baik
Engsel menggunakan bahan terbuat dari baja yang digalvanized memakai Rig Dekson
Jenis engsel yang digunakan adalah : Engsel pintu ex Dekson ukuran 4”
Kunci tanam
b. Syarat Pelaksanaan :
1. Pemasangan Engsel Pintu
Jumlah engsel diperhitungkan dengan berat daun pintu mampu menahan berat
maksimum 20 kg, setiap pintu dipasang 3 buah engsel
Engsel pada bagian bawah dipasang +/- 30 cm (as) dari permukaan bawah pintu Engsel
tengah maksimum 28 cm dan permukaan atas dan engsel tengah dipasang dibagian
tengah antar engsel atas dan bawah.
2. Pemasangan handle dan kunci daun pintu :
Handle dipasang +/- 90 cm (as) dari permukaan lantai dan dipasang harus rapi, lurus
Pemasangan Kunci tanam daun pintu teakwood dipasang pada bagian atas dan bawah
rangka daun pintu (bagian alam), dengan ditanam pada rangka daun pintu, perkuatan
dengan menggunakan sekrup
Seluruh perangkat pengunci dan penggantung harus bekerja dengan baik, untuk itu harus
dilakukan pengujian secara seksama
Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintu, sebaiknya diberi
tanda/nomor.
b. Uraian Pelaksanaan :
Pekerjaan lapisan pertama dilaksanakan dengan kuas sampai merata pada seluruh bidang
permukaan pintu, setelah selesai maka bidang permukaan tersebut di amplas sampai dengan
halus dan merata.
Pekerjaan lapisan kedua (sanding) dilaksanakan dengan kuas sampai merata pada seluruh
bidang permukaan pintu dengan tujuan agar seluruh urat kayu menonjol dan membentuk
texture, setalah selesai maka bidang permukaan tersebut di amplas kembali sampai dengan
halus dan merata.
Pekerjaan lapisan ketiga dilaksanakan dengan kuas sampai merata pada seluruh bidang
permukaan pintu dengan tujuan agar memberi sentuhan warna pada permukaan kayu,
setelah selesai maka bidang permukaan tersebut di amplas kembali sampai dengan halus dan
merata.
Pekerjaan lapisan Keempat Finish dilaksanakan dengan Spray kuas sampai merata pada
seluruh bidang permukaan pintu dengan tujuan agar memberi sentuhan akhir yang baik
kemudian diamplas dan diulangi lagi penyemprotan dan dikeringkan secara alami.
Setelah pekerjaan melamik selesai, bidang pintu merupakan bidang yang utuh, rata, licin,
tidak ada bagian yang belang dan bidang pintu dijaga terhadap pengotoran-pengotoran.
PEKERJAAN ELECTRICAL
Persiapan
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan elektrikal arus kuat dan arus lemah.
Approval material yang akan digunakan.
Persiapan lahan kerja.
Sebelum pekerjaan dilaksanakan, terlebih dahulu material kerja dan alat bantu kerja disiapkan.
METODE PEKERJAAN
Pemasangan instalasi kabel
Kabel vertical ditanam pada dinding dengan perlindungan pipa conduit, dimana pipa tersebut harus
ditanam dulu pada dinding bata sebelum dinding diplester. Supaya tidak mudah bergerak pada saat
dinding diplester, maka pipa yang ditanam diberi klem dengan jarak sekitar 1 m.
Kabel horizontal dipasang pada plat lantai beton dengan menggunakan pipa pelindung conduit yang
diberi perkuatan klem dengan jarak sekitar 1 m, hal ini dimaksudkan untuk memudahkan
maintenance. Pemasangan kabel horizontal harus sejajar, tidak boleh saling melintas.
Pemasangan panel
Panel listrik dipasang pada dinding yang sudah ditentukan, rata dan tidak miring.
Semua kabel yang masuk ke dalam panel listrik diberi tanda sesuai dengan kegunaannya dan
dilengkapi dengan ring karet supaya lubang panel bagian atas dapat terlindung dari debu/kotoran.
Khusus untuk kabel dengan Ø 16 mm2 harus diberi sepatu kabel dalam panel.
Pada sisi pintu panel bagian dalam harus dibuat diagram instalasinya termasuk daya cadangan yang
sudah direncanakan, hal ini perlu untuk memudahkan bila ada perbaikan instalasi.
METODE PEKERJAAN
Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapihkan tepi tepi hamparan dan level
permukaan dengan menggunakan alat bantu
Pekerjaan Pengecatan
1. Lingkup Pekerjaan Pengecatan :
Dinding Interior+plamir (ex ICI - setara)
Dinding Eksterior (ex ICI - setara)
Pengecatan plafond (ex ICI - setara)
Pengecatan plafond (ex ICI - setara) sisi luar/teras
3. Uraian Pelaksanaan :
a. Pengecatan Dinding Interior + plamir (ex ICI - setara) dan Dinding Eksterior (ex ICI - setara)
Membersihkan permukaan tembok tersebut terhadap pengkristalan, penggumpalan
(efflorensence) yang biasanya terdapat pada tembok baru dengan amplas (emerald paper),
kemudian dibersihkan dengan lap yang benar-benar bersih.
Seluruh bidang pengecatan dinding interior diplamir terlebih dahulu sebelum dilapisi cat
dasar, bahan plamir dari produksi yang sama dengan bahan catnya, kecuali untuk cat
dinding bagian luar (eksterior).
Bidang pengecatan harus bebas dari debu, lemak, minyak, dan kotoran-kotoran lain yang
dapat merusak atau mengurangi mutu pengecatan, dinding/bagian yang akan dicat harus
METODE PEKERJAAN
kering dan tidak berdebu, memasang alat-alat bantu steger/scafolding, untuk pekerjaan yang
tidak dapat dijangkau oleh tangan, kemudian dilakukan pengecatan lapis pertama.
Setelah lapisan pertama mengering dilanjutkan dengan pengecatan lapis kedua dan
seterusnya sampai pengecatan finishing.
Bila kondisi adukan cat cukup kental dapat digunakan pengencer (air bersih) maksimal 20%
(baru) dan 10% ( lama), pengecatan dapat menggunakan Roller atau kuas, sesuai petunjuk
pengawas teknis.
Setiap kali lapisan cat akhir dilaksanakan, bagian yang permukaan yang dicat tetap dijaga
atau membuat rambu-rambu supaya terhindar dari sentuhan paling tidak selama 30 menit.
Untuk menghindari terjadinya cipratan atau noda pada bagian lain, diberi
pelindung/penutupan pada bagian tersebut sebelum melakukan pengecatan seperti bagian
handle pintu, engsel dan lainnya.
Hasil pengecatan harus baik, warna dan pola texture merata, tidak terdapat noda-noda pada
permukaan pengecatan. Harus dihindarkan terjadinya kerusakan akibat dari pekerjaan-
pekerjaan lain.
Bertanggung jawab atas kesempurnaan dalam pelaksanaan dan perawatan/kebersihan, bila
terjadi kerusakan, akan memperbaiki / menggantinya dengan bahan yang sama mutunya
tanpa adanya tambahan biaya.
b. Pengecatan plafond (ex ICI- setara), Pengecatan plafond (ex ICI- setara), sisi luar/teras dan
Pengecatan list plank (ex ICI- setara),
Membersihkan permukaan plafond dan lisplank tersebut terhadap pengkristalan,
penggumpalan (efflorensence) yang biasanya terdapat pada plafond baru dengan amplas
(emerald paper).
Pengecatan dilakukan setelah m endapat persetujuan dari Direksi serta pekerjaan instalasi
didalam plafond dan Lisplank telah selesai dilaksanakan dengan sempurna, pekerjaan
pengecatan meliputi cat dasar dan cat akhir.
Bidang pengecatan harus bebas dari debu, lemak, minyak, dan kotoran-kotoran lain yang
dapat merusak atau mengurangi mutu pengecatan, memasang alat-alat bantu/scafollding,
untuk pekerjaan yang tidak dapat dijangkau oleh tangan.
Plafond gypsum dan lispplank GRC yang sudah terpasang, difinishing dengan
menggunakan bahan compound untuk menutupi permukaan kepala sekrup.
Setelah compound mengering kemudian diamplas sampai betul-betul rata dan permukaan
halus siap untuk di cat,
Bila kondisi adukan cat cukup kental dapat digunakan pengencer (air bersih) maksimal 20%
(baru) dan 10% ( lama), pengecatan dapat menggunakan Roller, mesin semprot atau kuas,
sesuai petunjuk konsultan pengawas.
Semua bidang pengecatan harus betul-betul rata, tidak terdapat cacat (retak, lubang dan
pecah-pecah). Pengecatan tidak dapat dilakukan selama masih adanya perbaikan pekerjaan
pada bidang yang akan dicat.
Pekerjaan Plafond
a. Peamsangan rangka plafond :
Pembuatan sketsa (marking) pada dinding, rangka atap, dan dak plat lantai yang nantinya
digunakan sebagai patokan dalam penentuan letak kawat penggantung (suspension rod).
Menentukan ketinggian akhir plafond / ceilling dari data yang telah direncanakan sesuai
ukuran gambar rencana atau mengikuti peil existing.
Ukur ketinggian akhir plafond / ceilling dari data yang telah direncanakan sesuai ukuran di
gambar rencana atau mengikuti peil existing.
Pindahkan pada ketinggian dari siku metal (wall angle) untuk ditambahkan di atas tanda
garis dari ketinggian plafond.
Tempatkan bagian atas siku metal (wall angle) pada tanda garis dengan jarak perkuatan
(sekrup atau paku rivet) pada jarak maksimum 600 mm untuk posisi jarak penggantung dan
gelagar rangka.
Tempatkan siku penggantung (bracket) harus berjarak 300 mm dari permukaan dinding
kawat penggantung. Pemasangan rangka utama (Runner) setiap jarak 120 cm, penggantung
rangka utama menggunakan besi penggantung setiap jarak maksimal 120 cm.
Sebelum pekerjaan rangka plafond dilaksanakan, terlebih dahulu seluruh item pekerjaan
Mechanical & Electrikal di atas ceiling harus sudah diselesaikan.
Pemasangan rangka pengikat (Canner) dipasang setiap jarak 60 cm.
Pemasangan rangka plafond disetujui pengawas teknis.
METODE PEKERJAAN
Dapat kita lihat contoh penentuan level plafond seperti gambar dibawah ini.
Level plafond
Permukaan lantai
OUTLINE DIAGRAM
PERSETUJUAN
MATERIAL DAN GAMBAR KERJA
PEMESANAN MATERIAL
METODE PEKERJAAN
Penggantung (rangka) plafond harus dibuat sedemikian rupa sehingga diperoleh bidang
plafond yang rata, datar dan tidak melengkung. Penggantung plafond dari kawat Ø 5 mm
sesuai gambar rencana.
Plafond Gypsum tebal 9 mm dipasang berlawanan arah dengan rangka penunjang,
pertemuan antara dua gypsum secara menyilang.
Sebelum pemasangan sekrup, bor sekrup disesuaikan dengan benar, tekan ujung skrup
perlahan ke dalam permukaan gypsum sebelum menjalankan mesin bor untuk memasukkan
sekrup, kepala sekrup hanya masuk sedikit ke dalam permukaan papan gypsum, setelah
terpasang permukaan harus benar-benar rata, horizontal dan tidak bergelombang.
Jarak awal sekrup 15 mm dari tepi panel selanjutnya jarak 300 mm, pemasangan dikerjakan
dengan rapi rata serta tidak boleh ada bagian-bagian yang melengkung, atau sesuai dengan
gambar rencana.
Pemasangan plafond harus rata, dan bertanggung jawab atas segala akibat yang mungkin
terjadi, antara lain :
Dibuatnya lubang untuk pemeriksaan.
Tidak sempurnanya alat-alat penggantung, sehingga plafond menjadi bergelombang
karenanya.
Pemasangan alat-alat maintenance pada plafond di luar bangunan.
Gypsum secara umum dilaksanakan dengan pemasangan nat terbuka, pasangan nat harus
lurus dan tidak bergelombang dengan lebar antara ± 1-2 mm, atau sesuai petunjuk Direksi/
Pengawas teknis.
Sebelum atau sesudah pekerjaan plafond dilaksanakan diperiksa/disetujui Direksi/
Pengawas Teknis.
c. Pemasangan Compound :
Compound dipergunakan untuk menutupi permukaan kepala sekrup dan pencampuran
compound dilakukan dengan cara menuang bubuk compound kedalam air dengan perbandingan
2:1, compound teremdam selama 1-2 menit, kemudain diaduk hingga berbentuk pasta, untuk
menghindari mempercepat pengerasan supaya mengaduk tidak terlalu lama.
Pekerjaan Lantai
Bahan yang dipakai untuk pekerjaan pengurugan terdiri dari tanah yang baik dan memenuhi syarat
teknis serta bebas dari akar-akar, bahan-bahan organis, barang-barang bekas/sampah yang terlebih dahulu
mendapat persetujuan Direksi Lapangan. Jika dijinkan oleh Direksi Lapangan, pengurugan dapat
mengunakan tanah bekas galian.
Pengurugan dilakukan lapis demi lapis dengan tebal maksimum + 20 cm dan dipadatkan dengan alat
sederhana (stamper), disiram sampai jenuh hingga mencapai kepadatan maksimum, baru boleh
dilanjutkan dengan lapisan berikutnya sampai mencapai ketinggian sesuai dengan gambar rencana.
Urugan Pasir dibawah lantai.
Urugan pasir harus disiram dengan air sehingga mencapai yang dikehendaki/padat.
Pasir laut tidak boleh digunakan untuk urugan dibawah pondasi, bawah lantai dan urugan pasir
lainnya.
Pasir pasang dari jenis yang kasar dapat dipakai sebagai pasir urug. Pekerjaan Keramik Lanta.
Rendam keramik yang akan dipasang kedalam bak air selama 1 jam.
Keramik dianginkan dengan cara diletakan pada tempat dudukan /tatakan keramik, setelah proses
perendaman.
Tentukan garis dasar pasangan serta peil dari lantai.Penentuan peil ini untuk seluruh kesatuan.
Pasang benang arah horizontal dan vertikal pada lantai sesuai elevasi pada shop drawing.Kedudukan
benang harus datar dan siku, apabila dinding yang ada adalah dindingkeramik, maka kedudukan nad lantai harus
disesuaikan dengan yang ada pada dinding.
Pasang keramik sebagai pasangan kepalaan,sepanjang garis dasar yang telah terpasang.
Cek kesikuan keramik dengan besi siku dan kerataan elevasi keramik dengan waterpass.
Isi bagian / daerah permukaan lantai yang lain nya dengan adukan / spesi.
Setelah itu pasang keramik berikutnya sesuai posisinya sampai selesai.
Jika keramik sudah terpasang semua, ketuk permukaan keramik dengan palu karetuntuk mendatarkan / meratakan
permukaan keramik supaya tidak rusak / cacat.
METODE PEKERJAAN
Setelah itu cek kerataan elevasi keramik dengan waterpass.
Bersihkan permukaan pasangan keramik yangtelah terpasang dengan kain / lap basah sampai bersih.
Untuk menghindari naiknya lantai ( menggelembungnya lantai ) maka buatlah delatasi.
Kemudian siapkan isian / bahan cor nad pada bak air (ember) dan aduklah hingga rata.
Setelah adukan rata,isi selasela nad denganbahan cor nad dengan menggunakan sendok spesi ( sekop ). Pengisian nad
dilakukan apabila kedudukan keramik telah kuat atau spesi telah kering.
Kemudian rapikan nad tersebut dengan cape.
Diamkan dan tunggu sampai nad tersebut benar -benar kering.
Setelah kering, bersihkan permukaan pasangan keramik yang sudah dipasang nad dari sisa – sisa bahan cor nad
dengan menggunakan kain / lap basah sampai bersih.
Urugan pasir
Setelah pekerjaan galian tanah selesai dilaksanakan, dilanjutkan pengurugan dengan menggunakan
pasir urug dan dipadatkan dengan Stamper Tumbuk dengan ketebalan sesuai gambar rencana dengan
ketentuan elevasi sesuai gambar rencana.
Rabat beton
Bahan/material :
Spesifikasi bahan/material :
Semen Portland (PC) memenuhi PBI – 71 dan NI-8, Setara Tiga Roda.
Pasir memenuhi PUBB 1970 atau NI-3 (pasir yang berbutir tajan dan keras, kadar lumpur
yang terkandung dalam pasir tidak boleh lebih besar dari 5%).
Air memenuhi PVBT 1982 (Air yang dipergunakan adalah air bersih yang bebas dari kadar
garam/besi, tidak berbau).
Batu koral yang dipergunakan berasal dari batu yang keras dan permukaan kasar, tidak
rapuh/tidak porous, memenuhi peraturan PBI – 71- NI-2.
Uraian Pelaksanaan :
Setelah pasir urug padat sudah dihampar/digelar dan diperiksa Konsultan Pengawas Teknis,
pekerjaan lantai kerja untuk pondasi beton & sloof akan dilaksanakan.
Spesi campuran menggunakan ad.1Pc:3Psr:5Krl dengan peralatan pengaduk menggunakan
beton molen.
Sebelum lantai kerja digelar terlebih dahulu kotoran yang menempel, sampah dan bahan
organic lainnya dibersihkan/dibuang dari area lokasi kerja.
Beton lantai kerja yang digelar diatas pasir urug dengan kondisi pasir telah dipadatkan,
kemudian dilakukan pengerasan untuk menjaga mutu beton.
METODE PEKERJAAN
PEKERJAAN SANITAIR
Metode pekerjaan :
o Pemasangan pipa-pipa didalam bangunan dipasang didalam dinding (in bouw). Pasangan
pipa-pipa tersebut harus horinzotal dan vertical, tidak boleh dipasang miring. Air diambil
dari sumber air(sumur gali/sumur bor) dengan menggunakan pompa.
o Pengambilan air tersebut dihubungkan dari pompa ke toren air memakai pipa PVC diameter
¾’’. Dari toren disalurkan kedinding terdekat tempat pemakaian air dengan menggunakan
pipa ¾’’.
o Dari sini digunakan shock ½’’ – ¾’’ untuk merubah besaran pipa ke ½’’.
o Pipa ½’’ ditanam didalam dinding, dikeluarkan pada tempat-tempat yang dibutuhkan, dan
disini digunakan kran air diameter ½’’.
o Pipa pengambilan dan pipa distribusi harus ditanam didalam tanah.
o Toran air dibuat dari kontruksi baja (bentuk sesuai gambar) siku 50.50.5 dengan ikatan
perkuatan sambungan menggunakan mur baut dan pengelasan sehingga kontruksinya kuat.
o Kontruksi baja tersebut harus dicat dengan cat dasar/cat meni 1(satu) lapis dan diatas dicat
dengan cat minyak 1 (satu) kali.
o Diatas toren dipasang bak air dari fiber glas dengan ukuran isi 1 m3 air. Setelah selesai
pemasangan seluruh jaringan air, harus dilakukan pengetesan yang disaksikan oleh
kontraktor, pengawas dan Pemimpin bagian proyek.
o Pengujian harus menghasilkan tekanan hydraulik sebesar 10 kg/cm2 selama satu jam tanpa
penurunan tekanan.
o Air kotor dari MCK aialirkan dengan pipa beton diameter 1/2- 20 cm dan diameter 20 cm
kasaluran terdekat.
o Pembuangan air limbah/kotoran dari wastafel dialirkan dengan pipa PCV diameter 4’’ ke
septicktank. Pada tempat-tempat tertentu sebelum pipa dihubungkan ke septicktank, harus di
pasang satu bak control.
o Septicktank dibuat dari pasangan trastram bata merah adukan 1 Pc : 2 Ps, dengan sisi
dalamnya diplester dengan adukan yang sama dan bagian atasnya plat beton bertulang K-
200 tebal 8 cm ( termasuk tutup kontrol ) serta diberi pipa pembuangan udara dari pipa
galvanis diameter 2’’.
o Didalam kamar KM/WC dilengkapi satu buah bak air dari pasangan batu bata 1 Pc : 2 Ps.
Bak ini kemudian dilapisi keramik/porselin kualitas baik.
o Lubang penguras pada bak air dipasang pipa khusus yang dilengkapi dengan penutup
khusus yang mempunyai ulir kualitas baik.
PEKERJAAN LAIN-LAIN
MATERIAL/PUING SISA
PEKERJAAN
ALOKASI
PENEMPATAN
SEMENTARA PUING
SELESAI
PENUTUP
METODE PEKERJAAN
Demikian metodelogi ini disampaikan, sebagai bahan kelengkapan dokumen yang telah disyaratkan dalam
RKS dan sebagai pedoman utama dalam melaksanakan pekerjaan, terlampir dalam dokumen ini antara lain :
Semoga paparan/penjelasan pelaksanan ini bermanfaat untuk kita semua, atas perhatiannya diucapkan terima
kasih.
SUHARMAN G. SITOMPUL
Direktur
METODE PEKERJAAN