B AG I A N D
PEKERJAAN ARSITEKTUR
BAB I
WATER PROOFING
Pasal 1 Umum
1.3. Standard.
PUBI : Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia-1982
(NI - 3).
STM 828.
ASTME : TAPP I 803 dan 407.
1.4. Persetujuan
Kontraktor harus menyediakan data-data teknis produk dan spesifikasi
untuk persiapan permukaan dan aplikasi untuk diperiksa dan disetujui
Direksi Lapangan/Perencana.
1.6. Contoh
1.7.2. Dibagian luar tiap kemasan tersebut harus diberi label yang
menyebutkan nama "generic" dan "merk dagang" dari produk, berat
bersih dan nama pabrik, nama kontraktor dan nama proyek.
Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh tenaga ahlinya yang ditunjuk penyalur
dan pekerjaan harus mendapat sertifikat jarninan pemeliharaan secara
cuma-cuma selama 10 (sepuluh) tahun berupa :
Jaminan ketepatan pemakaian bahan (Producer's Process
Performance
Warranty).
Jaminan ketepatan aplikasi (Aplicators Workmanship
Warranty).
PT. VINARE AQUILA MEMBANGUN
INDONESIA
Pasal 2 Bahan
2.1. Waterproofing untuk atap dan Atap Canopy entrance dan KM/WC
Tahap kesatu.
2.2.3. Pelaksanaan :
Permukaan harus dibersihkan dari debu, kotoran dan minyak dengan
menggunakan air bertekanan tinggi, termasuk juga bagian yang
keropos harus dipahat dan dicuci.
2.3.3. Pelaksanaan
- Pastikan permukaan telah halus, bersih, bebas dari
debu dan minyak serta tidak ada sisa serpihan benda-benda
yang kasar dan tajam.
- Permukaan dibasahi untuk mengurangi suhu
permukaan untuk menghindari pembentukan kantong udara
atau terjadinya reaksi sewaktu proses primer. Aplikasikan
lapisan primer/dasar.
- Aplikasikan dengan roll atau kuas satu lapis bodycoat
kemudian bentangkan satu lapis fiberglasspada lapisan dalam
kondisi basah, segera lanjutkan lapisan bodycoat kedua pada
fiberglass untuk menekan fiberglass dan pastikan tidak ada
udara yang terperangkap.
- Pastikan tidak ada lagi udara yang terperangkap dalam
lapisan, sedang untuk fiberglass yang berlebih diratakan
dengan kapi. Pastikan permukaan benar-benar kering sebelum
proses selanjutnya.
- Aplikasikan lapisan top coat/finish setelah lapisan
sebelumnya kering dengan arah meyilang. Pastikan tidak ada
pori-pori setelah kering. Bila terdapat pori-pori setelah kering
maka harus diulang lagi dengan arah menyilang sampai tidak
ada pori-pori setelah kering.
Pasal 3 Pelaksanaan
3.1. Persiapan.
3.1.4. Bila ada perbedaan dalam hal apapun antar gambar, spesifikasi
dan lainnya, Kontraktor harus segera melaporkan kepada konsultan
Manajemen Konstruksi/ Konsultan pengawas sebelum pekerjaan
dimulai.
3.2. Aplikasi
3.4. Pengujian
BAB II
PEKERJAAN PLESTERAN
Pasal 1 Umum
1.1. L ingkup Pe ke r ja a n
3.7. Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan beton bertulang yang
akan difinish dengan cat dipakai plesteran halus (acian di atas permukaan
plesterannya).
3.8. Untuk dinding tertanam di dalam tanah harus diberapen dengan
memakai spesi kedap air.
3.9. Semua bidang yang akan menerima bahan (finishing) pada
permukaannya diberi alur-alur garis horizontal atau diketrek (scrath)
untuk memberi ikatan yang lebih baik terhadap bahan finishingnya,
kecuali untuk yang menerima cat.
3.10. Pasangan kepala plesteran dibuat pada jarak 1 M, dipasang
tegak dan menggunakan keping-keping plywood setebal 9 mm untuk
patokan kerataan bidang.
3.11. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan
dinding/kolom yang dinyatakan dalam gambar, atau sesuai peil-peil yang
diminta gambar. Tebal plesteran maksimum 2,5 cm, jika ketebalan
melebihi 2,5 cm harus diberi kawat ayam untuk membantu dan
memperkuat daya lekat dari plesterannya pada bagian pekerjaan yang
diizinkan Perencana/MK.
3.12. Untuk setiap permukaan bahan yang berbeda jenisnya yang
bertemu dalam satu bidang datar, harus diberi nat (tali air) dengan ukuran
lebar 0,7 cm dalamnya 0,5 cm, kecuali bila ada petunjuk lain di dalam
gambar.
3.13. Untuk pemukaan yang datar, harus mempunyai toleransi
lengkung atau cembung bidang tidak melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2
m. Jika melebihi, Kontraktor berkewajiban memperbaikinya dengan biaya
atas tanggungan Kontraktor. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga
pengeringan berlangsung wajar tidak terlalu tiba- tiba, dengan membasahi
permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindungi dari terik
panas matahari langsung dengan bahan-bahan penutup yang bisa
mencegah penguapan air secara cepat.
3.14. Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak
baik, plesteran harus dibongkar kembali dan diperbaiki sampai
dinyatakan dapat diterima oleh Perencana/MK dengan biaya atas
tanggungan Kontraktor.
PT. VINARE AQUILA MEMBANGUN
INDONESIA
Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai Kontraktor harus selalu
menyiram dengan air, sampai jenuh sekurang-kurangnya 2 kali setiap hari.
3.15. Selama pemasangan dinding batu bata/beton bertulang belum
finish, Kontraktor wajib memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan-
kerusakan dan pengotoran bahan lain. Setiap kerusakan yang terjadi
menjadi tanggung jawab Kontraktor dan wajib diperbaiki.
3.16. Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan dilakukan
sebelum plesteran berumur lebih dari 2 (dua) minggu.
BAB III
P E K E R J A A N L A N TA I K E R A M I K
Pasal 1 Um u m
1.1. L ingkup Pe ke r ja a n :
1.3. S ta nda rd
1.4. Pe r se t ujua n
1.4.3. Brosur
Suhu dan ventilasi ruang dimana keramik akan dipasang harus dijaga agar
sesuai dengan rekomendasi pabrik sehingga tidak mempengaruhi rekatan
keramik.
3.1. Umum
a. Sebelum pekerjaan dimulai, lebih dahulu harus dipelajari dengan
seksama lokasi pemasangan keramik, kualitas, bentuk dan ukuran
keramiknya dan kondisi pekerjaan setelah studi diatas dilaksanakan, maka
tentukan metoda persiapan permukaan pemasangan keramik, joints dan
curing, untuk diusulkan kepada Direksi Lapangan.
b. Pemborong harus menyiapkan ‘tiling manual’, yang berisi
uraian tentang bahan, cara instalasi, sistim pengawasan,
PT. VINARE AQUILA MEMBANGUN
INDONESIA
perbaikan/koreksi, perlindungan, testing dan lain-lain untuk diperiksa
dan disetujui Direksi Lapangan.
c. Sebelum instalasi dimulai, siapkan lay out nat-nat, hubungan
dengan finishing lain dan dimensi-dimensi joint, guna persetujuan
Direksi/Perencana.
d. Pemilihan Tile
Tile yang masuk ke lokasi harus diseleksi, agar berkesesuaian dengan
ukuran, bentuk dan warna yang telah ditentukan.
e. Pemotongan Tile
Ujung potongan tile harus dipoles dengan gurinda atau batu grinda.
3.2. L e v e l.
a. Kecuali ditentukan lain pada spesifikasi ini atau pada gambar,
level yang tercantum pada gambar adalah level finish lantai karenanya
screeding dasar harus diatur hingga memungkinkan pada tiles dengan
ketebalan yang berbeda permukaan finishnya terpasang rata.
b. Lantai harus benar-benar terpasang rata; baik yang ditentukan
datar maupun yang ditentukan mempunyai kemiringan.
c. Lantai yang ditentukan mempunyai kemiringan, keimiringan
tidak boleh kurang dari 25 mm pada jarak 10 m untuk area toilet.
Sedangkan untuk area lain, tidak boleh kurang dari 12 mm pada jarak
10 m. Kemiringan harus lurus hingga air bisa mengalir kearah floor
drain tanpa meninggalkan genangan.
Jika ketebalan screed tidak memungkinkan untuk mendapatkan
kemiringan yang ditentukan, kontraktor harus segera melaporkan
kepada Direksi untuk mendapatkan jalan keluarnya.
4.1. Perlindungan
4.2. Pembersihan
BAB IV
Pasal 1 Um u m
1.1. L ingkup Pe ke r ja a n
Meliputi penyediaan bahan langit-langit calcium silicate/GRC board dan
konstruksi penggantungnya, penyiapan tempat serta pemasangan
pada tempat-tempat yang tercantum pada gambar untuk itu.
1.3. Standard
1.4. Persetujuan
2.1. C a l c i u m S i l i c a te B o a rd d a n G RC B o a rd te b a l 4 m m , u ku ra n
d a n t y p e s e s u a i ga m b a r. Ke m a m p u a n nya t a h a n a pi , ke d a p s u a ra
PT. VINARE AQUILA MEMBANGUN
INDONESIA
d a n b e b a s a s b e s to r. Ra n gk a wa te r re s i s t a n t . Ra n gk a p l a p o n d d a r i
m e ta l f u r r i n g s i s te m , ra n gk a u ta m a b e r b e n t u k U u k . 2 8 m m x 2 2 m ,
ra n gk a p e m b a g i b e r b e n t u k C u ku ra n 3 5 m m x 1 6 m m , te b a l b a h n
s e l u r u h nya = 0 . 4 5 c m . Pe n g ga n t u n g / a d j u s te r d a r i k awa t d i a m e te r
5 m m di p a s a n g s e t i a p j a ra k 1 2 0 c m .
2.2. L i s t p l a fo n d : k ay u b o r n e o , k a m pe r si n gk i l , nya to h , u ku ra n 3
x 3 cm.
Pasal 3 Pe laksana an
3.1.2. Rangka metal furing pada arah tegak lurus disusun sejajar, jarak
max. 120 cm.
3.1.3. Suspension road clamp dipasang pada hollow, jarak min. 120 cm.
BAB V
Pasal 1 Um u m
1.1. Lingkup Pekerjaan
1.1.1. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat
bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dicapai
hasil pekerjaan yang baik dan Sempurna.
1.1.2. Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen pintu, kusen jendela,
kusen bovenlicht seperti yang dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar
serta shop drawing dari Kontraktor.
1.2. Pekerjaan yang berhubungan
a. Pekerjaan Sealant
b. Pekerjaan Pintu dan Jendela Rangka Aluminium.
c. Pekerjaan Kaca dan Cermin.
1.3. Design Criteria
Seluruh pintu dan jendela harus mampu menahan beban angin (tarik
maupun tekan) : 120 Kg/M2.
1.4. Standard
a. ASTM :
b. C 509 - Cellular Elastomeric Preformed Gasked and Selain
Material.
c. C 2000 - Clasification System for Rubber Products in
Automatic Applications.
d. C 2287- Nonrigid Viny Chloride Polymer and Copolymer
Molding and Extinasion Compounds.
1.6.2. Kaca harus disimpan dan diamankan dari karat, guratan, goresan dan
kemungkinan pecah.
2.4. Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu
sesuai dengan bentuk toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan
pewarnaan yang dipersyaratkan.
2.5. Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum proses fabrikasi warna profil-
profil harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu fabrikasi unit-
unit, jendela, pintu partisi dan lain- lain, profil harus diseleksi lagi warnanya sehingga
dalam tiap unit didapatkan warna yang sama. Pekerjaan memotong, punch dan
drill, dengan mesin harus sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil yang telah
dirangkai untuk jendela, dinding dan pintu mempunyai toleransi ukuran sebagai
berikut :
2.6. Accesssories
Sekrup dari stainless steel galvanized kepala tertanam, weather strip dari vinyl,
pengikat alat penggantung yang dihubungkan dengan aluminium harus
ditutup caulking dan sealant. angkur-angkur untuk rangka/kusen aluminium
terbuat dari steel plate tebal 2-3 mm, dengan lapisan zink tidak kurang dari
(13) mikron sehingga dapat bergeser.
Treatment untuk permukaan kusen jendela dan pintu yang bersentuhan dengan
bahan alkaline seperti beton aduk atau plester dan bahan lainnya harus diberi
lapisan finish dari laquer yang jemih atau anti corrosive treatment dengan
insulating varnish seperti asphaltic varnish atau bahan insulation lainnya.
Pasal 3 Pe laksana an
PT. VINARE AQUILA MEMBANGUN
INDONESIA
3.1. Sebelum memulai pelaksaan Kontraktor diwajibkan meneliti
gambar-gambar dan kondisi dilapangan (ukuran dan peil lubang dan
membuat contoh jadi untuk semua detail sambungan dan profil
aluminium yang berhubungan dengan sistem konstruksi bahan lain.
3.6. Akhir bagian kusen harus disambung dengan kuat dan teliti
dengan sekrup, rivet, stap dan harus cocok. Pengelasan harus rapi
untuk memperoleh kualitas dan bentuk yang sesuai dengan
gambar.
3.10. Untuk fitting hard ware dan reinforcing materials yang mana
kusen aluminium akan kontak dengan besi, tembaga atau lainnya
maka permukaan metal yang bersangkutan harus diberi lapisan
chormium untuk menghindari kontak korosi.
BAB VI
Pasal 1 Um u m
1.1. L ingkup Pe ke r ja a n
a. Pintu besi standard dengan permukaan tanpa las.
b. Pintu besi tahan api, dengan permukaan tanpa las.
c. Pelapisan bahan anti karat pada daun pintu dan kusen
1.3. S ta nda rd
a. SDI : Steel Door Institute, USA
SDI – 100 – Recommended Spesification
Standard Steel Door and Frames.
b. UL : Under Writers, Laboratorium Inc. USA.
Untuk Pintu Tahan Api
c. ASTM, USA. A 366 – Steel Carbon, Cold Rooled Sheet
1.4. Pe r se t ujua n
PT. VINARE AQUILA MEMBANGUN
INDONESIA
a. Shop Drawing.
Shop drawing harus memperlihatkan General Construction,
Configuration, Jointing Methods, perkuatan-perkuatan untuk
ironmongery, cara pengangkuran, detail instalasi dan lokasi-
lokasi kaca atau louver.
b. Product Data
Serahkan 2 copy spesifikasi pabrik untuk fabrication, shop painting,
dan instalasi-intalasi pemasangan.
Pasal 3 Pe laksana an
3.1. Inst a la s i :
a. Daun pintu harus terpasang rata dan menyiku (plumb and square),
dengan disforsi diagonal maksimum 2 mm.
b. Kusen harus terpasang rata dan menyiku (plumb and square),
dengan disforsi diagonal maksimal 2 mm. Pastikan kusen telah
diangkurkan dengan aman dan rigid pada tempat tumpuannya.
PT. VINARE AQUILA MEMBANGUN
INDONESIA
Pasal 4 Pembersihan dan Perapihan
4.1. Pekerjaan pembersihan meliputi pembersihan pekerjaan pemasangan
kusen, pintu dan kaca dari kotoran kotoran atau bercak bercak lainnya dari
material yang tidak semestinya ada.
4.2. Pekerjaan perapihan meliputi perapihan terhadap hasil pekerjaan
pemasangan kusen, pintu dan kaca yang tidak semestinya atau tidak
memenuhi standart teknis seperti perapihan permukaan finishing kusen,
pintu dan kaca yang tidak lurus, tidak rata, yang hasilnya tidak sesuai dengan
standart teknis.
4.3. Semua pekerjaan pembersihan dan perapihan tersebut harus
mendapat persetujuan dari konsultan pengawas bahwa pekerjaan tersebut
telah bersih, rapih dan telah sesuai dengan keinginan pihak owner maupun
standart teknis.
4.4. Pada pekerjaan pemasangan kusen, pintu dan kaca, harus benar benar
rapih, lurus, rata dan vertikal atau flat.
Bagian bagian yang kotor di bersihkan dengan material bantu/alat bantu yang tidak
menimbulkan cacat/goresan pada permukaan pekerjaan yang dibersihkan/dilaksanakan.
PT. VINARE AQUILA MEMBANGUN
INDONESIA
BAB VII
P E K E R J A A N A L AT P E N G G A N T U N G & P E N G U N C I
Pasal 1 Um u m
1.1. Lingkup Pekerjaan
1.1.1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
perlengkapan daun pintu/daun jendela dan alat-alat bantu lainnya
untuk melaksanakan pekerjaan hingga tercapainya hasil pekerjaan
yang baik dan sempurna.
1.1.2. Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi
seluruh pemasangan pada daun pintu kayu, daun pintu aluminium
dan daun jendela aluminium seperti yang ditunjukkan/ disyaratkan
dalam detail gambar.
Pasal 3 Pe laksana an
BAB VIII
P E K E R J A A N P E N G E C ATA N
Pasal 1 Um u m
1.1. Lingkup Pekerjaan
a. Persiapan permukaan yang akan diberi cat.
b. Pengecatan permukaan dengan bahan-bahan yang telah ditentukan.
Cat emulsi, cat Weather shield dan cat menie.
c. Pengecatan semua permukaan dan area yang ada pada gambar dan
yang disebutkan secara khusus, dengan warna dan bahan yang sesuai
dengan petunjuk Perencana.
1.3. Standard
- PUBI : 54, 1982
- PUBI : 58, 1982
- NI :4
- ASTM : D – 361
PT. VINARE AQUILA MEMBANGUN
INDONESIA
- BS No. 3900, 1970
- AS K – 41
1.4. Persetujuan
1.4.1. Standard Pengerjaan (Mock-up)
a. Sebelum pengecatan dimulai, Kontraktor harus melakukan
pengecatan pada satu bidang untuk tiap warna dan jenis cat
yang diperlukan. Bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh
pilihan warna, texture, material dan cara pengerjaan. Bidang-
bidang yang akan dipakai sebagai mock-up ini akan ditentukan
oleh Direksi Lapangan.
b. Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Direksi
Lapangan dan Perencana, bidang-bidang ini akan dipakai
sebagai standar minimal keseluruhan pekerjaan pengecatan.
1.4.2. Contoh dan Bahan untuk Perawatan
a. Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna
dan jenis pada bidang¬-bidang transparan ukuran 30 x 30 cm2.
Dan pada bidang-bidang tersebut harus dicantumkan dengan
jelas warna, formula cat, jumlah lapisan dan jenis lapisan (dari
cat dasar s/d lapisan akhir).
b. Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan kepada
Direksi Lapangan dan Perencana. Jika contoh-contoh tersebut
telah disetujui secara tertulis oleh Perencana dan Direksi
Lapangan, barulah Kontraktor melanjutkan dengan pembuatan
mock-up seperti tersebut diatas.
c. Pemborong harus menyerahkan kepada Direksi Lapangan untuk
kemudian akan diteruskan kepada pemberi tugas minimal 5
galon tiap warna dan jenis cat yang dipakai. Kaleng-kaleng cat
tersebut harus tertutup rapat dan mencantumkan dengan jelas
indentitas cat yang ada didalamnya. Cat ini akan dipakai sebagai
cadangan untuk perawatan, oleh pemberi tugas.
b. Cat luar bangunan tidak boleh di plamur, bila permukaan tidak rata/
bergelombang harus diratakan dengan bahan / semen khusus ( sejenis
Seam Coat )
Pasal 3 Pe laksana an
3.1. Pekerjaan dinding
a. Yang termasuk pekerjaan cat dinding adalah pengecatan seluruh
plesteran bangunan dan/atau bagian-bagian lain yang ditentukan
gambar.
b. Sebelum dinding diplamur, plesteran sudah harus betul-betul kering
tidak ada retak-retak dan Kontraktor meminta persetujuan kepada
Konsultan Pengawas.
c. Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan pisal plamur dan plat baja
tipis dan lapisan plamur dibuat setipis mungkin sampai membentuk
bidang yang rata.
d. Sesudah 7 hari plamur terpasang, kemudian dibersihkan dengan bulu
ayam sampai bersih betul. Selanjutnya dinding cat dengan
menggunakan Roller.
e. Lapisan pengecatan dinding dalam terdiri dari 1 (satu) lapis alkali
resistance sealer atau cat primer untuk exterior yang dilanjutkan
dengan 3 (tiga) lapis emulsion dengan kekentalan cat sebagai berikut :
- Lapis I encer ( tambahan 20 % air )
- Lapis II kental
- Lapis III encer.
PT. VINARE AQUILA MEMBANGUN
INDONESIA
f. Untuk warna-warna yang jenisnya khusus, Kontraktor diharuskan
menggunakan kaleng-kaleng dengan nomor percampuran (batch
number) yang sama.
g. Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang yang
utuh, rata, licin, tidak ada bagian yang belang dan bidang dinding
dijaga terhadap pengotoran-pengotoran.
BAB IX
PEKERJAAN RAILING
Pasal 1 Um u m
1.1. Pekerjaan railing tangga menggunakan pipa black steel di finish dengan
cat jenis alkyd enamel dan sesuai dengan petunjuk dalam gambar rencana.
1.2. Pekerjaan railing area jemuran menggunakan besi hollow dengan
finishing cat jenis alkyd enamel dan sesuai dengan petunjuk dalam gambar
rencana.
1.3. Lingkup pekerjaan termasuk pengadaan black steel dan hollow dan juga
mempersiapkan lokasi/tempat dudukannya.
Pasal 2 Ke te nt u an
2.2. Peralatan
Untuk melaksanakan pekerjaan diperlukan peralatan yang memadai seperti alat
potong besi, alat las listrik/las diesel dan lain sebagainya.
Sebelum pengadaan bahan secara menyeluruh, Kontraktor diminta mengajukan
contoh bahan dan catalog serta persyaratan teknis lainnya.
Pasal 3 M ate ri al
PT. VINARE AQUILA MEMBANGUN
INDONESIA
3.1. Ukuran pipa hitam yang dipakai sesuai dengan gambar perencanaan yang
diberikan.
3.3. Cat yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah cat Synthetic khusus
untuk besi, sedangkan warna ditentukan kemudian.
4.2. Railing harus dibuat sesuai bentuk dan ukuran seperti yang tertera dalam
gambar detail
4.3. Sambungan las harus digerinda sampai halus dan siap untuk dicat.
4.4. Sebelum pengecatan railing yang terpasang agar dibersihkan dari bekas-
bekas minyak dan diamplas untuk menghilangkan kotoran-kotoran dan
kemudian dicat dengan cat dasar.
4.5. Dudukan railing besi pada dinding/lantai dengan cara disekrup dan
dynabolt.
BAB X
P E K E R J A A N D I N D I N G B ATA
BAB XI
P E K E R J A A N B ATA K O
Pasal 1 Umum
Dalam bagian ini meliputi hal-hal mengenai pekerjaan pasangan bataco beton
yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor, baik yang dimaksud sebagai Pekerjaan
Sub-Struktur, maupun struktur lainnya yang dibutuhkan sesuai dengan gambar
kerja.
Pelaksanaan pemasangan harus benar-benar mengikuti ketentuan garis-garis
ketinggian, bentuk, besaran ukuran tembok/dinding yang akan dipasang.
- Bataco
Bataco yang akan dipasang harus merupakan bataco dari beton, yang
memiliki ukuran dan bentuk yang seragam dengan sudut-sudut yang runcing
dan mempunyai permukaan yang rata, serta tidak retak dan memenuhi
PT. VINARE AQUILA MEMBANGUN
INDONESIA
persyaratan yang tercantum di dalam SII.0021-78 dan PUBI 1982. Sebelum
bataco dikirim ke lokasi proyek, Kontraktor harus mengajukan contohnya
kepada Konsultan Manajemen Konstruksi untuk disetujui, lengkap dengan
keterangan tentang sumber asalnya, nama pabrik dan laporan hasil
pengujiannya secara tertulis yang disaksikan oleh Konsultan Manajemen
Konstruksi.
- Adukan
Untuk pasangan batako press menggunakan adukan 1 pc : 5 psr, dengan bahan
adukan yang digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
- Pasir : digunakan pasir pasang atau ekstra beton yang bebas dari
kotoran, lumpur, serta bahan organik. Pasir mempunyai kadar lumpur
tidak lebih dari 5 % (berat) dan tidak lebih dari 15 % yang tertahan
pada “sieve” ukuran 2,3 mm.
- Semen : digunakan portland semen, seperti yang disebut dalam PBI
1971.
- Air : Harus sesuai dengan yang disebut dalam PBI 1971.
Pasal 3 Pelaksanaan
- Semua nat lantai antar bataco yang terjadi harus memiliki ketebalan yang
seragam dan tidak boleh lebih dari 1 cm.
- Bidang permukaan dari pasangan bataco harus benar-benar vertikal dan harus
diperiksa pada setiap jarak tertentu dengan menggunakan besi lot.
- Pasangan dinding bataco harus dipasang ke atas secara uniform dan tidak ada
satu bagianpun yang boleh dipasang ke atas lebih tinggi dari 150 cm dalam
satu harinya, untuk menjaga penurunan yang tidak sama dari pasangan
dinding tersebut, dalam hal terdapat pasangan dinding bataco yang cukup
panjang, yang dirasakan tidak mungkin terjangkau pada sekali pemasangan,
maka ujung pasangan harus dibuat bertangga.
- Setiap pasangan batako dengan luas > 9 m2 dan yang berhubungan dengan
opening untuk kusen alumunium harus diberi kolom / balok praktis ukuran 11
x 11 cm dengan besi tulangan utama 4 Ø 8, sengkang Ø 6 jarak 20 cm atau besi
120 kg/m3. Bila didalam gambar tidak terlihat, maka ketentuan ini harus
dipatuhi.
BAB XII
P E K E R J A A N D I N D I N G B E T O N A E R A S I / B ATA R I N G A N
Pasal 1 Umum
1.1. Meliputi pekerjaan pengadaan bahan dan pelaksanaan pemasangan
beton aerasi untuk keperluan proyek.
1.2. Pekerjaan pemasangan beton aerasi yang akan dilaksanakan oleh
Kontraktor harus mengikuti semua persyaratan yang tercantum didalam
RKS ini, PUBBI, SII dan semua perintah Direksi Lapangan / Konsultan
Pengawas yang disampaikan selama berlangsungnya pekerjaan.
Pasal 3 Pelaksanaan
2.1. Pemeriksaan lapangan
a. Perhatikan keadaan struktur yang akan mendukung / dibebani
pasangan beton aerasi, bila ada struktur pendukung yang belum
sempurna maka pemasangan beton aerasi / bata ringan harus di
tunda dahulu.
b. Dalam hal penundaan dan rencana di mulainya lagi pekerjaan
harus disampaikan / diberitahukan secara tertulis.
2.2. Persiapan pekerjaan
a. Permukaan bidang kerja harus dibersihkan dari segala kotoran
atau benda-benda lain yang dapat mengurangi kualitas pekerjaan.
b. Berikan perlindungan terhadap hujan pada saat persiapan
pemasangan maupun saat dilaksanakan pemasangan.
2.3. Pembuatan dan penggunaan adukan
Seperti yang diterangkan pada bagian adukan pasangan dan plesteran.
2.4. Pemasangan
a. Beton aerasi
Pasangkan beton aerasi yang utuh, tidak retak atau cacat
lainnya untuk pasangan dinding sesuai dengan yang
direncanakan.
Tidak diperkenankan menggunakan bahan yang patah, hanya
dalam keadaan tertentu saja seperti pada sudut atau perpotongan
dengan bahan atau pekerjaan lain baru diijinkan menggunakan
beton aerasi yang patah tetapi tidak boleh melebihi 50%.
Bidang yang akan menerima pekerjaan / pemasangan harus di
basahi terlebih dahulu agar dapat dihindari penyerapan air semen
dari adukan yang berlebihan.
Sebelum menambahkan / melanjutkan pasangan baru diatas
pasangan lama yang terhenti sekurang-kurangnya selama 12 jam,
maka pasangan lama harus di bersihkan dahulu, kedudukan beton
aerasi yang longgar / lepas harus diganti dan mortar yang lepas di
tambal.
Tera / Laveling.
PT. VINARE AQUILA MEMBANGUN
INDONESIA
Lapisan beton aerasi harus ditera datar dan tegaknya agar didapat
kekuatan pasangan yang sama dan merata di setiap tempat.
b. Pemasangan angkur
Pasangkan angkur pada permukaan perletakan pasangan
kolom, kolom atau balok dengan cara ditanamkan atau dibautkan.
Buatkan jarak 60 cm untuk arah vertikal dan 100 cm untuk arah
horizontal dengan panjang angkur efektif 15 cm.
Tentukan posisi atau tempat-tempat angkur ini terkoordinasi
dengan tera siar datar dan tegak.
c. Balok/kolom praktis
Laksanakan pekerjaan balok dan kolom praktis ini seperti yang diisyaratkan dalam
spesifikasi pekerjaan beton, disetiap luas pasangan pasangan dinding bata ringan > 9 m 2
dan yang berhubungan dengan
BAB XIII
P E K E R J A A N S A N I TA I R
Pasal 1 Um u m
2.1. Untuk kloset jongkok memakai bahan porselen, warna putih, biru
muda, kuning muda (disesuaikan dengan persetujuan owner), kualitas baik.
2.2. Untuk kloset duduk memakai bahan porselen warna putih, merk
dengan kualitas baik.
2.3. Kitchen Zinc dari bahan stainless steel tipe single bowl merk local
kualitas baik.
2.4. Floor drain bahan steel yang dilapisi verchroom ex. Local kualitas
baik.
2.5. Kran air bahan stainless steel ex. Local kualitas baik.
Pasal 3 Pe laksana an
BAB XIV
Pasal 1 Um u m
1.1. L ingkup Pe ke r ja a n
2.3. Filler menggunakan Polyurethane Backer Rod dengan sel terbuka yang
PT. VINARE AQUILA MEMBANGUN
INDONESIA
direkomendasi dari Dow Corning.
Pasal 3 Pe laksana an
3.1. Pekerjaan silicone sealant ini harus dilaksanakan oleh Kontraktor khusus
yang ahli dalam bidang pekerjaan sealant, dibuktikan dengan melampirkan CV
tenaga ahli yang bersangkutan.
3.2. Untuk kaca, alumnium, concrete dan steel sebelum diberi perlakuan
sealant harus dilakukan pembersihan, bebas dari debu, minyak dan lain
sebagainya yang mengakibatkan berkurangnya daya rekat sealant.
Pembersihan dilakukan dengan Toluol.
3.4. Jika joint sudah diisi, ratakan sealant dengan alat yang direkomendasi oleh
pabrik pembuat sealant. Masking Tape harus segera diangkat sebelum sealant
mengering (kira-kira 10 - 15 menit).
3.6. Jika ada yang tercecer dan sealant sudah mengeras dapat dirapihkan
dengan pisau cutter yang tajam.
3.7. Ukuran joint yang digunakan untuk sealant minimal harus 6 mm dengan
perbandingan lebar dan dalam 2 : 1 (sebagai contoh untuk lebar 12 mm, dalam 6
mm).
BAB XV
P E K E R J A A N G A L I A N TA N A H
1.1. Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan ini dengan hasil yang baik dan sempurna.
PT. VINARE AQUILA MEMBANGUN
INDONESIA
1.5. Penggalian untuk pondasi harus mempunyai lebar yang cukup untuk
pembangunan maupun memindahkan rangka/bekesting yang diperlukan, dan
juga untuk mengadakan pembersihan.
1.6. Kalau terjadi kesalahan dalam penggalian tanah untuk dasar pondasi
sehingga dicapai kedalaman yang melebihi apa yang tertera dalam gambar,
maka kelebihan dari pada galian harus diurug kembali dengan pasir dan
dilakukan pemadatan sesuai yang dipersyaratkan Biaya akibat pekerjaan
tersebut ditanggung oleh Kontraktor.
1.7. Lapisan atau hasil galian daerah pembangunan yang dipakai kembali,
ditimbun ditempat yang ditunjuk dan atas persetujuan pengawas untuk
digunakan dalam pekerjaan landscaping.
PT. VINARE AQUILA MEMBANGUN
INDONESIA
1.8. Kalau dijumpai akan-akar/bahan yang bisa melapuk pada keadaan
yang diperlihatkan dalam gambar-gambar maka akar bahan tersebut harus
diangkat dan diurug kembali dengan pasir sampai padat.
4. Tanah sisa urugan atau tanah yang tidak dapat dipakai harus dibuang
keluar site atau atas petunjuk Pengawas/MK.