Anda di halaman 1dari 23

METHODE PELAKSANAAN

1.1 PELAKSANAAN PEKERJAAN


1.1.1 Umum
Untuk menjamin mutu, ketepatan ukuran, kerapian pelaksanaan pekerjaan,Kontraktor harus
menempatkan tenaga-tenaga yang berkualitas, berpengalaman dan memahami permasalahan
teknis sesuai dengan tugasnya dalam pekerjaan.
Tenaga-tenaga tersebut bila diperlukan, harus melakukan pengukuran, menetapkan titik-titik
tetap pada staking out, melakukan penelitian/pengujian material, menggambar, penyusunan
laporan dan dokumentasi pekerjaan.
1.1.2 Persiapan
1. Sebelum memulai pengukuran Kontraktor harus mempelajari gambar-gambar, dan bersama
Konsultan Pengawas mengadakan penyesuaian dan koreksi terhadap kenyataan di
lapangan, terutama pada dimensi pekerjaan, lokasi pekerjaan serta persesuaian dan
kesepakatan atas hal tersebut di atas.

2. Kontraktor harus mempunyai· informasi yang jelas tentang letak, lokasi, jenis pekerjaan,
gambar dan ukuran dari yang akan dikerjakan. Hasil pemeriksaan harus diukur dalam buku
ukur standar yang dijilid dan tidak berupa lembaran yang terlepas.

3. Kontraktor harus memeriksa letak patok koordinat dan station dan bila perlu diletakkan pada
lokasi yang benar (dipindahkan).

4. Pada tempat-tempat dimana terdapat lokasi pekerjaan, harus dibuat gambar-gambar


kondisi asli (misal profil melintang dari jalan yang asli).

1.1.3 Pengendalian Mutu Bahan


1. SaatPengadaan
Kontraktor bertanggungjawab untuk melakukan pemeriksaan dari suatu material I barang
yang diperlukan dalam pekerjaan ini apakah memenuhi persyaratan mutu, atau melebihi
dari yang disyaratkan.
2. Saat Pelaksanaan
a. Konsultan Pengawas berhak untuk menolak material, barang, pekerjaan yang tidak
memenuhi persyaratan minimum yang disyaratkan.
b. Kontraktor bertanggungjawab untuk menyampaikan bukti-bukti yang diperlukan baik
bahan maupun hasil pekerjaan atau kedua-duanya yang diminta oleh Konsultan
Pengawas, atau disyaratkan dalam dokumen kontrak, bahwa bahan atau pekerjaan
tersebut memenuhi atau melampaui persyaratan standar yang diperlukan. Bukti
tersebut harus dalam bentuk tertulis dalam bentuk copy laporan hasil pengujian yang
disahkan.
c. Untuk pengendalian mutu bahan dan pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus
menempatkan seorang tenaga teknisi laboratorium yang berpengalaman serta mampu
untuk melaksanakan pengujian,penelitian serta membuat campuran tanah tanam bila
hal tersebut diperlukan. Hasil pengujian, pemeriksaan mutu lapangan dan rencana
c'ampuran harus dilaporkan kepada Konsultan Pengawas.
1.1.4 Pengangkutan
1. Transportasi dan muatan lebih
a. Konsultan Pengawas akan mengatur batas muatan kendaraan yang diijinkan dalam
lingkungan pekerjaannya bila hal tersebut diperlukan demi keamanan terhadap
kerusakan struktur jalan dan jembatan dalam wilayah kerjanya.
b. Kontraktor bertanggungjawab atas kerusakan jalan maupun jembatan yang disebabkan
oleh kegiatan transportasi yang dllakukannya. Untuk itu Kontraktor harus memelihara
dan memperbaiki kerusakan tersebut atas beban Kontraktor.
c. Bila menurut pandangan Konsultan Pengawas kegiatan pengangkutan yang dilakukan
oleh Kontraktor akan mengakibatkan kerusakan jalan, maka Pemimpin Proyek I
Konsultan Pengawas dapat memerintahkan Kontraktor untuk menggunakan jalan
alternatif, tanpa adanya pembayaran kompensasi dan Kontraktor tidak mempunyai hak
untuk menuntut kompensasi tersebut.
2. Tempat pembuangan material tak terpakai
a. Kontraktor harus mengatur pembuangan material tak terpakai (disposal material)
keluar lapangan pekerjaan (di luar Daerah Milik Jalan) atas biaya Kontraktor.
b. Kontraktor wajib menjaga dan mengatur kerapihan tempat pembuangan material
(disposal area) tersebut sehingga memuaskan Konsultan Pengawas.

1.1.5 Jadwal/ Rencana Kerja


1. Jadwal Pelaksanaan
Jadwal pelaksanaan diperlukan untuk membuat rencana pelaksanaan pekerjaan serta
pengendalian pekerjaan.

2. Jadwal Keuangan
Jadwal keuangan diperlukan untuk membuat cash flow keuangan untuk penyelesaian
pekerjaan.

3. Analisa Jaring (net work planning) atau Precedence Diagram.


Kontraktor wajib membuat analisa jaring yang memperlihatkan awal mulai (early start) dan
akhir penyelesaian {latest finish) dari masing-masing kegiatan, dan ditunjukkan lintasan
kritisnya (critical path). Kontraktor juga wajib membuat secara terpisah, grafik atau diagram
dari program pelaksanaan pekerjaan kritisnya.

4. Jadwallainnya
Apabila diminta oleh Pemimpin Proyek atau Konsultan Pengawas, Kontraktor wajib
membuat jadwal,gambar,denah (peta), lokasi dan lain-lain informasi yang diperlukan oleh
Pemimpin Proyek atau Konsultan Pengawas.

1.1.6 Pembersihan Lapangan


1. Umum
Kontraktor wajib menjaga kebersihan daerah pekerjaan dari material sisa, sampah, yang
disebabkan oleh pelaksana pekerjaan. Pada saat selesainya pekerjaan, Kontraktor wajib
membongkar material sisa, sampah perkakas, peralatan, dan material yang berlebih, dan
membersihkan seluruh permukaan jalan dan median yang tampak kotor, meninggalkan
pekerjaan dalam keadaan bersih dan siap untuk dipakai.

2. Selama Pelaksanaan
• Harus dilaksanakan pembersihan untuk menjamin bahwa lokasi pekerjaan dipelihara,
bebas daritimbunan material sisa, dan dan kotoran lainnya.

..
J_fi '·•
• Material yang kering serta sampah harus dibasahkan dengan air jangan sampai
beterbangan.
• Selama proses pekerjaan, tempat umum dan tempat kerja harus selalu terjaga
kebersihannya dan material sisa,kotoran sampah harus dibuang ke luar lokasi pekerjaan
• Kontraktor harus menyediakan drum penampung untuk mengumpulkan material sisa
kotoran dan sampah untuk dibuang dari lokasi pekerjaan. Material sisa, kotoran dan
sampah harus dibuang pada tempat penimbunan yang ditunjuk.
• Barang-barang yang disimpan harus disusun secara teratur untuk penggunaan yang
mudah, tidak mengganggu lalu lintas, drainase dan menyediakan perlindungan yang
cukup terhadap barang tersebut.
• Kontraktor wajib mengurug kembali seluruh lubang dan galian yang dibuat Kontraktor
yang sudah tidak diperlukan dalam pekerjaan. Kontraktor harus membuang dan
membersihkan sampah yang berlebihan, kotoran dan material yang sudah tidak
dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan.

3. Akhir Pelaksanaan
• Pada akhir pelaksanaan Kontraktor harus meningggalkan lokasi pekerjaan dalam
keadaan bersih dan siap untuk digunakan oleh Pemilik Proyek. Kontraktor harus
mengembalikan ke keadaan semula bangunan tempat kerja yang tidak ditetapkan untuk
diubah.
• Sebelum penyelesaian pekerjaan,jalan harus dibersihkan, terlebih material dan seluruh
tempat yang ditempati sehubungan dengan pekerjaan.
• Tempat kerja harus ditinggalkan dalam keadaan yang rapi, bersih dengan kelandaian
serta ketinggian yang baik, seluruh perkakas, material sisa, peralatan sisa sampah dan
kotoran harus sudah tidak ada di tempat kerja. Kontraktor harus mempekerjakan
pekerja yang berpengalaman untuk pembersihan akhir dan untuk penyiapan penyerahan
pekerjaan kepada Pemilik Proyek. Kontraktor wajib melakukan pemeriksaan hasil
pekerjaan dari kerusakan dan dari kotoran sebelum pembersihan terakhir.

1.2 KANTOR LAPANGAN, GUDANG DAN NURSERY

1.2.1 Umum
Apabila ditentukan pada Daftar Kuantitas dan Harga, Kontraktor dengan cara menyewa harus
menyediakan,memelihara, membersihkan dan menjaga seluruh kantor lapangan sementara dan
gudang penyimpanan material dan penyimpanan tanaman (Nursery) selama periode
pelaksanaan pekerjaan. Pada saat selesainya pekerjaan, Kontraktor harus mengembalikan
kepada pemiliknya dalam keadaan minimal seperti sediakala.

1.2.2 Kantor Lapangan dan Gudang Penyimpanan Material

1. Pelaksanaan
Apabila kantor lapangan berada di dalam kawasan proyek, Kontraktor harus memperhatikan
dan mentaati peraturan serta melaporkan kepada Permimpin Proyek sebelum menetapkan
lokasi dan melaksanakan pemasangan instalasi I bangunan. Drainase pada komplek pusat
kegiatan tersebut harus berfungsi dengan baik. Kontraktor harus mengambil tindakan
pengF manan yang memadai !Jntuk pencegahan kebakaran selama periode penanaman
maupun periode pemeliharaan.
2. Persyaratan Bangunan
Apabila kantor lapangan berada di dalam kawasan proyek, kantor lapangan harus baik secara
struktur, kedap terhadap cuaca, dengan lantai lebih tinggi dari permukaan tanah. Luas dan
dimensi bangunan mencukupi kebutuhan Kontraktor. Pada saat selesainya pekerjaan,
Kontraktor harus membongkar kantor lapangan I sementara dan gudang sehingga
keadaan kembali seperti sediakala.

3. Perlengkapan dan Utilitas


Seluruh peralatan disediakan oleh Kontraktor baik untuk masa konstruksi maupun masa
pemeliharaan. Kontraktor wajib menyediakan obat-obatan (P3K).
Atas biaya sendiri Kontraktor harus melaksanakan pemasangan utilitas dan perlengkapan
sesuai kebutuhan Kontraktor.

4. Bila untuk suatu keadaan yang tidak terelakkan dimana saluran air minum I pembuangan,
aliran listrik dan sebagainya yang sifatnya digunakan oleh umum menjadi terganggu
pekerjaan ini, maka Kontraktor wajib mengusahakan suatu cara penyelesaian sedemikian
sehingga fasilitas-fasilitas umum tersebut tetap berjalan lancar sebagaimana mestinya.

1.2.3 Nursery
1. Umum
a. Nursery adalah lokasi yang cukup luas untuk memelihara dan mempersiapkan tanaman
sehingga menjadi siap dipindahkan ke tempat yang benar. Fungsinya termasuk
menyimpan semua peralatan, pupuk dan bahan pembantu pemeliharaan yang berkaitan
dengan kegiatan pertanaman, berbentuk bidang yang aman. Semua tanaman harus
diletakkan pada tempat yang teduh dengan keadaan tanah datar dan bersih.

b. Nursery dibangun oleh kontraktor dengan ukuran 200m2 dengan persetujuan konsultan
pengawas, nursery dengan konstruksi bambu dan dilengkapi dengan paranet. Nursery
juga dilengkapi dengan instalasi selang penyiraman dan pompa air. Pada nursery juga
terdapat kantor dan gudang kontraktor. kantor dilengkapi dengan ruang kerja dan ruang
rapat serta penginapan pekerja, sedangkan gudang digunakan untuk penyimpanan
peralatan kerja, peralatan perlindunganlpengaturan lalu lintas dan material serta bahan
lainnya sesuai dengan kebutuhannya dan ketentuan dalam dokumen kontrak.

c. Peralatan, bahan dan material yang digunakan kontraktor diperiksa oleh konsultan
pengawas, dan dipastikan sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan dalam kontrak,
bahan dan material berupa pupuk, pestisida dan obat-obatan lainnya dalam keadaan
kering dan bersih. Kekurangan peralatan, bahan dan material harus dilengkapi agar tidak
menghambat pelaksaan pekerjaan dilapangan.

d. Aplikasi Zat Perangsang Tumbuh (ZPT) seperti Rootane.Atonik dengan dosis 2-3 cclliter
dapat diaplikasikan pada balling akar tanaman pada saat tanaman distok di Nursery.
Selama tanaman disimpan di nursery tetap disiram rutin dan dirawat dengan baik.

e. Tanaman yang distok di nursery diperiksa spesifikasinya oleh Konsultan Pengawas,


meluputi pemeriksaan tinggi tanaman, diameter batang, kondisi balling akar,
percabangan dan daun dan dipastikan tanaman dalam keadaan instant. Tanaman juga
diperiksa jumlahnya dan selanjutnya diberi label tanaman. Tanaman yang ditolak harus
dikeluarkan dari nursery.
f. Tanaman di nursery disusun dengan rapi dikelompokkan per jenis tanaman dan
dilengkapi dengan air bambu utuh agar memudahkan dalam pemeriksaan, teratur dan
nursery dalam kondisi bersih (tidak berantakan).

g. Kontraktor harus dapat mengantisipasi musim kemarau yang ekstrem. Aplikasi mulsa
lainnya juga dapat diberikan dan sudah mendapat persetujuan dari konsultan pengawas.
Antisipasi musim kemarau yang ekstrem juga dapat dilakukan dengan mengintensifkan
armada penyiraman dan atau menambah armada penyiraman.

h. Aplikasi Pupuk Kandang dengan takaran 5-10 kg per pohon dapat dilaksanakan pada
musim kemarau. Aplikasi pupuk kandang diharapkan dapat membantu penyiraman air
dalam tanah serta memperbaiki stuktur tanah. Pupuk Kandang jenis pupuk kandang sapi
dan atau ayam yang sudah matang atau jenis pupuk kandang lainnya dengan
persetujuan konsultan pengawas. Aplikasi pupuk kandang diaplikasikan pada awal
penanaman dan pada masa perawatan,khususnya pada musim kemarau.

i. Pemangkasan tunas air dilakukan khususnya pada pohon seperti Bunga Dadap Merah,
agar daun mengumpul pada bagian tajuk tanaman dan tanaman terlihat ideal, estetik
dan proposional.

2. Lokasi
a. Terletak pada area yang cukup datar dan tidak dengan permukaanllapisan batuan.
b. Mudah dicapai dari jalan
c. Dekat dengan kantor proyek I tidak jauh dari Posl gerbang proyek
d. Terdapat I dekat dengan sumber air
Di area nursery harus disediakan cukup air untuk penyiraman yang berasal dari sumur
atau air sungai yang mutunya memenuhi syarat. Semua tanaman yang berada di nursery
harus disiram 2 (dua) kali sehari pada pagi dan sore hari.
e. Seluruh area nursery harus bebas dari genangan air I banjir.

3. Persyaratan
a. Harus memiliki keteduhan dengan cara :
• Menggunakan pelindung paranet dengan kerapatan 50%
• Tiang penyangga dari bambu diameter 8- 10 em, tinggi 3 m dari permukaan tanah,
dipancang tegak lurus ke dalam tanah, dengan perkuatan dibuat pada setiap
sambungan
b. Luas cukup memadai :minimal 200m2
c. Maksimalisasi penggunaan material sehingga menghasilkan modul yang maksimal (misal
: memperhitungkan ukuran paranet,bambu yang ada dl pasaran )
d. Harus mempunyai sirkulasi udara yang baik

4. Fasilitas Perlengkapan Utilitas


a. Sumur I sungai sebagai sumber air
Agar ketersediaan air dapat terjaga, maka di lokasi nursery harus disediakan bak
penampung air sebagai berikut :

• Bak penampung air terbuat dari bahan fiberglass dengan kapasitas 1000- 3000 liter,
dilengkapi dengan pampa dan selang sebagai sarana untuk penyiraman.
• Pemasangan bak penampung air dengan cara ditanam dalam tanah, agar
memudahkan pengisian dan pengambilan air saat penyiraman tanaman.
b. Generator sebagai sumber listrik
c. Rumah jaga
d. Penyimpanan pupuk & peralatan.
Untuk menunjang kegiatan pekerjaan kontraktor harus menyediakan gudang/ bedeng di
area nursery yang sekaligus dapat digunakan untuk menyimpan alat-alat, pupuk dan
lain-lain.
e. Harus disediakan sebuah tempat peturasan yang memenuhi syarat kesehatan untuk
petugas.

Kontraktor bertanggungjawab atas keamanan wilayah nursery selama proyek berlangsung


masa pemeliharaan.

1.2.4 Pengukuran Hasil Pekerjaan

Pengukuran hasil pekerjaan kantor lapangan dan gudang didasarkan atas realisasi yang telah
disetujui Konsultan Pengawas. Penetapan nilai prestasi sesuai daftar kuantitas dan harga
adalah merupakan dasar pengukuran hasil kerja.

1.3 PEMBERSIHAN LAHAN

1.3.1 lingkup Pekerjaan


Pekerjaan ini meliputi semua pengupasan tanah lapisan atas dan penumpukan sesuai dengan
lokasi,tinggi dan jarak seperti ditentukan Pengawas Lapangan.

Pekerjaan ini termasuk tetapi tidak terbatas pada hal-hal berikut:


• Menyediakan peralatan yang dibutuhkan dan perlengkapannya.

• Menyediakan operator yang berpengalaman, tenaga kerja terlatih dan pekerja serta
engineer dengan latar belakang pekerjaan tanah.

• Pengadaan tenaga kerja,peralatan yang memadai, alat-alat dan bahan.


• Memuat,mengangkut dan membuang tumpukan tanah ke suatu tempat yang ditentukan
Pengawas Lapangan.

1.3.2 Ketentuan Umum


1. Tanah Lapisan atas harus terdiri dari tanah organik yang bebas dari campuran tanah bawah,
sampah,bonggol,akr-akar,kayu,alang-alang atau tumbuh-tumbuhan.
2. Pengupasan tanah lapisan atas meliputi penggalian bahan yang sesuai dari permukaan tanah
asli pada bagian dari lokasi yang ditentukan dalam gambar kerja atau sesuai petunjuk
Pengawas Lapangan
3. Tanah lapisan atas harus dipisah dan ditumpuk di lokasi tertentu untuk digunakan dalam
pekerjaan lansekap dan/atau reklamasi.
4. Pengawas Lapangan akan menentukan titik lokasi yang akan dikerjakan, dan Kontraktor harus
memasang tonggak-tonggak acuan dari titik ini.

5. Setelah pemasangan tonggak, daerah sesuangguhnya harus diukur bersama Pengawas


Lapangan dan Kontraktor. Hasil pengukuran tersebut tidak berarti membebaskan Kontraktor
dari tanggungjawab atas kesalahan dan kelalaian yang dibuatnya.

, r,·:·:; .' •.
6. Kontraktor harus merencanakan dan menempatkan penumpukan pada setiap jarak SOm dan
ditempatkan pada sisi jalan untuk memudahkan pengangkutan.
7. Semua bahan galian harus dibuang dan diangkut ke daerah yang ditentukan Pengawas
Lapangan.
8. Kontraktor harus membiarkan tanah tidak dikupas sedalam 50 - 70mm sesuai petunjuk
Pengawas Lapangan untuk keperluan pemadatan dan keseimbangan harus seluruhnya atau
sebagian dipotong seperti ditunjukan dalam gambar kerja. Kelebihan pemotongan harus
diperbaiki.
9. Pada lokasi-lokasi khusus terjadinya tekanan rendah menurut anggapan Pengawas Lapangan,
harus diisi dengan tanah galian dan dipadatkan sampai kepadatan tanah maksimal yang
diisyaratkan.

1.3.3 Pelaksanaan Pekerjaan


1. Kedalaman pengupasan tanah lapisan atas 200mm,kecuali bila ditentukan lain oleh Pengawas
Lapangan. Jarak/radius pengupasan minimal SOm atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan.
2. Bahan-bahan yang mengganggu seperti ranting,akar dan batuan besar tidak boleh tercampur
pada tempat penumpukan. Bahan-bahan yang tidak sesuai harus dipisahkan dan dibuang ke
tempat yang ditentukan Pengawas Lapangan.
3. Sistem drainase sementara yang berfungsi dengan balk harus disediakan di sekeliling lokasi
penumpukan.
4. Untuk pekerjaan pengupasan hanya dozer ringan atau motor scraper yang boleh digunakan.
Penggantian peralatan harus digunakan dengan persetujuan Pengawas Lapangan.
5. Sebelum menghentikan pekerjaan, semua lubang dan tanah lepas harus diisi atau ditutup,
digilas dan diratakan dengan elevasi permukaan. Perataan sementara dan drainase yang
diperlukan harus dibuat dan dirawat oleh Kontraktor untuk menjaga lokasi pekerjaan dari
genangan air.
6. Tempat penumpukan tanah lapisan atas harus dilengkapi dengan pencegahan erosi dan harus
dibuat sesuai petunjuk Pengawas Lapangan.

1.4 GALIAN, URUKAN KEMBALI DAN PEMADATAN

1.4.1 Ungkup Pekerjaan.


Pekerjaan ini meliputi tetapi tidak terbatas pada hal-hal berikut:

• Menyediakan peralatan dan perlengkapan yang memadai, bahan-bahan, tenaga kerja


yang cukup untuk menyelesaikan semua pekerjaan termasuk pelat turap sementara dan
bendungan sementara jika diperlukan.
• Penggalian, pengurukan kembali dan pemadatan semua pekerjaan yang membutuhkan
galian dan/atau urukan kembali seperti jalan, saluran terbuka, gorong-gorong, jalur
utilitas dan lainnya seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
• Membuang semua bahan-bahan galian yang tidak memenuhi persyaratan ke suatu
tempat pembuangan yang telah ditentukan.
• Penggalian dan pengangkutan bahan timbunan darisuatu tempat galian.

• Melengkapi pekerjaan seperti ditentukan dalam Spesifikasi ini.


1.4.2 Standar/Rujukan.
1. American Association of State Highway and Transportation Officials (AASHTO).

2. American Society for Testing and Materials (ASTM).


3. Semua peraturan dan standar lokal yang berlaku.

1.4.3 Ketentuan Umum.


1 Penggalian.

• Penggalian harus dikerjakan sesuai garis dan kedalaman seperti ditunjukkan dalam
Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan. Lebar galian harus dibuat cukup
Iebar untuk memberikan ruang gerak dalam melaksanakan pekerjaan.
• Elevasi yang tercantum dalam Gambar Kerja merupakan perkiraan saja dan Pengawas
Lapangan dapat menginstruksikan perubahan-perubahan bila dianggap perlu.

• Setiap kali pekerjaan galian selesai,Kontraktor wajib melaporkannya kepada Pengawas


Lapangan untuk diperiksa sebelum melaksanakan pekerjaan selanjutnya.

• Semua lapisan keras atau permukaan keras lainnya yang digali harus bebas dari bahan
lepas, bersih dan dipotong mendatar atau miring sesuai Gambar Kerja atau sesuai
petunjuk Pengawas Lapangan sebelum menempatkan bahan urugan.

• Bila bahan yang tidak sesuai terlihat pada elevasi penggalian rencana, Kontraktor harus
melakukan penggalian .tambahan sesuai petunjuk Pengawas Lapangan, sampai
kedalaman di mana daya dukung yang sesuai tercapai.

• Untuk lapisan lunak,permukaan akhir galian tidak boleh diselesaikan sebelum pekerjaan
berikutnya siap dilaksanakan, sehingga air hujan atau air permukaan lainnya tidak
merusak permukaan galian.

Untuk menggali tanah lunak, Kontraktor harus memasang dinding penahan tanah
sementara untuk mencegah longsornya tanah ke dalam lubang galian.

Kontraktor harus melindungi galian dari genangan air atau air hujan dengan menye-
diakan saluran pengeringan sementara atau pompa.

Galian di bawah elevasi rencana karena kesalahan dan kelalaian Kontraktor harus
diperbaiki sesuai petunjuk Pengawas Lapangan tanpa tambahan biaya dari Pemilik
Proyek.
Bila ditemukan batu-batuan, Kontraktor harus memberitahukannya kepada Pengawas
Lapangan yang akan mengambil keputusan, sebelum penggalian dilanjutkan. Sesudah
setiap pekerjaan penggalian selesai,Kontraktor harus memberitahu Pengawas Lapangan,
dan pekerjaan dapat dilanjutkan kembali setelah Pengawas Lapangan menyetujui
kedalaman penggalian dan sifat lapisan tanah pada dasar penggalian tersebut.

2 Urugan dan Timbunan.

• Pekerjaan urugan atau timbunan hanya dapat dimulai bila bahan urugan dan lokasi
pengerjaan urugan/timbunan telah disetujui Pengawas Lapangan.

• Kontraktor tidak diijinkan melanjutkan pekerjaan pengurugan sebelum pekerjaan


terdahulu disetujuiPengawas Lapangan.

• Bahan galian yang sesuai untuk bahan urugan dan timbunan dapat disimpan oleh
,Kontraktor di tempat penu.mpukan pada lokasi yang memudahkan pengangkutan selama
pekerjaan pengurugan dan penimbunan berlangsung. Lokasi penumpukan harus disetujui
Pengawas Lapangan.
3 Pemadatan.
• Kontraktor harus menyediakan peralatan pemadatan yang memadai untuk memadatkan
urukan maupun daerah galian.

1.4.4 Pelaksanaan Pekerjaan.

• Pekerjaan galian dapat dianggap selesai bila dasar galian telah mencapai elevasi yang
ditentukan dalam Gambar Kerja atau telah disetujui Pengawas Lapangan.
• Semua bahan galian harus dikumpulkan pada tempat tertentu sesuai petunjuk Pengawas
Lapangan sehingga bila dibutuhkan dan memenuhi ketentuan bahan galian tersebut
dapat digunakan untuk bahan urugan atau dibuang sesuai petunjuk Pengawas Lapangan.
• Bila terjadi kelebihan penggalian di luar garis batas dan elevasi yang ditentukan dalam
Gambar Kerja atau petunjuk Pengawas Lapangan yang disebabkan karena kesalahan
Kontraktor, kelebihan penggalian tersebut tidak dapat dibayar dan Kontraktor harus
memperbaiki daerah tersebut sesuai Gambar Kerja atas biaya Kontraktor.
• Penggalian harus dilakukan dengan cara sedemikian rupa agar tidak merusak patok-patok
pengukuran atau pekerjaan lain yang telah selesai. Semua kerusakan yang disebabkan
karena pekerjaan penggalian menjadi tanggung jawab Kontraktor dan harus diperbaiki
oleh Kontraktortanpa biaya tambahan atau waktu.
• Kontraktor harus menyingkirkan setiap batuan yang ditemukan pada daerah elevasi akhir
pada kedalaman minimal lScm di bawah elevasi akhir rencana. Batuan dapat berupa
batu atau serpihan keras dalam batuan dasar asli, dan batu besar dengan volume lebih
dari O,Scm3 atau berukuran lebih besar dari 1m, yang harus disingkirkan dengan alat
khusus dan/atau diledakkan.

2. Urugan dan Timbunan.


• Bahan Ugukan.
Bahan ugukan harus bebas dari bahan organik, gumpalan besar, kayu, bahan-bahan
lain yang mengganggu dan butiran batu lebih besar dari 100mm dan memiliki gradasi
sedemikian rupa agar pemadatan berjalan lancar.
Bila menurut pendapat Pengawas Lapangan, suatu bahan tidak dapat diperoleh,
penggunaan batu-batuan atau kerikil yang dicampur dengan tanah dapat diijinkan,
dalam hal ini, bahan yang lebih besar dari 150mm dan lebih kecil dari SOmm tidak
diijinkan digunakan, dan presentase pasir harus berjumlah cukup untuk mengisi celah
dan membentuk kepadatan tanah yang seragam dengan nilai kepadatan yang sesuai.
Semua bahan galian kecuali tanah tidak dijinkan digunakan sebagai bahan urukan
kecuali disetujui oleh Pengawas Lapangan seperti disebutkan dalam butir 5.1.2. dari
SpesifikasiTeknis ini.
Bahan urugan yang disimpan di dekat tempat kerja untuk waktu lebih dari 12 jam
harus dilindungi dengan lembaran plastik agar tidak terjadi penyimpangan pada bahan
urukan yang telah disetujui tersebut.
Setiap lapisan bahan urukan,bila kering,harus dibasahi merata sampai tercapai kadar
air tertentu untuk mendapatkan kepadatan yang disyaratkan.
• Persiapan.

Sebelum penempatan bahan urugan, pekerjaan-pekerjaan berikut harus sudah dikerjakan


sebelumnya:

Pembersihan lokasi danlatau penggalian sesuai petunjuk Gambar Kerja dan Spesifikasi
Teknis.

Kontraktor harus memberitahu Pengawas Lapangan sebelum memulai penempatan


bahan urukan dan Pengawas Lapangan akan memeriksa kondisi lokasi yang telah
disiapkan untuk maksud tersebut.
Lokasi yang akan diberi bahan uruganltimbunan harus dikeringkan dahulu dari
genangan air menggunakan pompa atau alat lain yang disetujui Pengawas Lapangan.
• Penempatan Bahan Urugan.

Bahan urugan tidak boleh dihampar atau dipadatkan pada waktu hujan.
Bahan urukan di dalam atau di luar lokasi timbunan harus ditempatkan lapis demi lapis
dengan ketebalan maksimal 200mm (keadaan lepas) dan harus dipadatkan dengan
baik.

Untuk timbunan di luar lokasi timbunan, urugan harus dipadatkan sampai kepadatan
yang sebanding dengan daerah sekitarnya atau sesuai ketentuan dalam butir 5.3. dari
Spesifikasi Teknis ini.

Untuk timbunan di d.alam lokasi timbunan, urukan harus dipadatkan sesuai nilai
kepadatan yang ditentukan dalam butir 5.3. dari SpesifikasiTeknis ini.

Kecuali ditentukan lain dalam Gambar Kerja atau syarat khusus, alat pemadat tangan
tidak diijinkan sebagai pengganti alat pemadat mekanis.

Kontraktor tidak boleh menempatkan lapisan baru bahan urukan sebelum pemadatan
lapisan terdahulu disetujuiPengawas Lapangan.

Pengurugan tidak boleh dikerjakan tanpa persetujuan dari Pengawas Lapangan.

1.5 PERSIAPAN DAN PEKERJAAN TANAH UNTUK PENANAMAN TANAMAN

1.5.1 Pekerjaan Persiapan Tanah

1. Pekerjaan persiapan tanah ini meliputi pembongkaran I pemindahan I pembersihan di area


kerja dari benda I bekas bangunan I struktur bangunan yang tidak berguna lagi,yang dapat
mengganggu terlaksananya kelancaran kerja di tempat tersebut dan dibuang keluar proyek.

2. Pohon I semak I rerumputan yang tidak diperlukan lagi di area kerja harus disingkirkan berikut
pokok pohon I semak I rerumputan sampai akar-akarnya.Sampah-sampah tanaman I kotoran-
kotoran tanaman merupakan tanggung jawab Kontraktor untuk pembersihannya.

1.5.2 Pembentukan Dan Penyelesaian Tanah


1. Pekerjaan ini meliputi pekerjaan galian, urugan tanah, perataan tanah. Tanah yang
dipergunakan adalah tanah subur I top soil yang bebas dari kotoran I akar- akar pohon.

2. Pembentukan dan penyelesaian tanah harus mengikuti bentuk I rencana grading,kemiringan I


kontur I peil yang tertera dalam gambar lansekap.

. ;<
&:·
i. \ .
3. Untuk pekerjaan pananaman diperlukan pekerjaan pengurugan tanah yang mengandung
bahan organis.

1.5.3 Pembersihan Lahan


1. Lahan yang telah siap untuk pelaksanaan suatu pekerjaan ataupun yang telah selesai digarap
harus dibersihkan dari bekas tanah galian dan bekas-bekas bahan bangunan.

2. Lahan yang dipersiapkan untuk pekerjaan penanaman harus benar-benar dibersihkan dari
batu,kerikil, adukan, kapur, dan berbagai material bekas bangunan,bahan plastik dan bahan-
bahan organis dibuang keluar dari lokasi proyek. Tanah yang dipakai untuk urugan,pelapisan
tanah (top soil) adalah tanah subur dan gembur.

3. Jenis tanaman yang ada pada lokasi pekerjaan dan tidak termasuk dalam rencana I rancangan
tapak harus disingkirkan dari lokasi pekerjaan dengan cara ditebang I dicabut I dipotong dan
sebagainya.

1.5.4 Pengukuran dan Pematokan Lokasi Tanam

Semua titik lokasi penanaman pohon harus diberi tanda dengan patok-patok yang diberi cat atau
sejenis sesuai tanaman yang tertera pada Gambar Rencana. Titik lokasi penanaman perdu terluar
sebagai batas kelompok tanaman yang sejenis harus diberi tanda untuk mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas. Pematokan harus dilaksanakan dengan benar dan tepat pada saat
pengukurannya. ·
Apabila terjadi ketidak sesuaian pada kondisi lapangan, agar dilaporkan kepada Konsultan
Pengawas untuk menentukan lokasi patok yang disetujui.

1.5.5 Pekerjaan pada Tanah Subur

1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk memperoleh hasil yang
baik.
b. Pekerjaan tanah subur ini dilakukan untuk semua area penanaman,
c. Khusus untuk penanaman perdu dalam Pot dilakukan pengerukan tanah sedalam 40 em
dari permukaan pot yang kemudian diisi kembali dengan campuran tanah subur dan
pupuk kandang dengan perbandingan 2 :1sampai 10 em di bawah permukaan bibir pot
(setelah tanah disiram air).
d. Khusus untuk penanaman pohon dilakukan penggalian tanah dengan ukuran 0,8m x 0,8
m x 0,8m dan atau lebih kecil dari itu dengan pe3rsetujuan Consultan Pengawas,yang
kemudian tanah tersebut dicampur dengan pupuk kandang untuk digunakan sebagai
tanah subur I media tanam.

2. Persyaratan Bahan
a. Tanah yang digunakan harus terdiri dari tanah gembur, tidak berbatu atau tidak terdapat
puing-puing bekas bangunan,tidak ada sampah dan rumputtlanaman liar.
b. Tanah yang digunakan harus bebas dari bibit hama,kutu maupun rayap.
c. Digunakan pupuk kandang yang bermutu baik yang telah melalui masa penimbunan
selama minimum 6 bulan, sebagai eampuran tanah gembur dengan perbandingan 2 : 1
( anah : pupuk),atau campuran tanah humus.
d. Air siraman digunakan air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak,asam alkali
dan bahan-bahan organis lainnya.
e. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan di atas
dengan persetujuan Konsultan Pengawas dan atau Pemimpin Proyek

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Tanah dan tJUtJuk kandang yang digunakan harus dengan t;Jersetu uan t;Jthal<. Konsultan
Pengawas dan atau Pemimpin Proyek.
b. campuran tanah dan pupuk kandang harus merata,warna dan campurannya.
c. Lapisan tanah subur harus sama ketebalannya sesuai yang disyaratkan dalam detail
gambar,diratakan dan disiram air.
d. Pekerjaan selanjutnya dapat dikerjakan bilamana sudah mendapat persetujuan dari pihak
Konsultan Pengawas dan atau Pemimpin Proyek.

4. Pengolahan Tanah I Peningkatan pH Tanah

a. Untuk meningkatkan pH menjadi netral perlu ditambahkan kapur I Dolomot,jumlah kapur


yang dibutuhkan tergantung dari masing-masing tingkat keasaman area tersebut.
b. Untuk hasil yang terbaik dari proses pengkapuran memerlukan waktu dua minggu
sebelum waktu penanaman dengan mencampurkan tanah subur, pupuk kandang matang
dan 1(satu) sendok makan Dolomit secara merata untuk setiap llubang pohon.
c. Untuk tanaman semaklperdu dan rumput, ditebarkan menyeluruh dan merata pada
permukaan tanah. Setelah dilakukan penebaran kapuriDolomit, harus dilakukan
pencangkulan secara merata diseluruh area,agar terjadi proses yang optimal.

BAB Ill PEKERJAAN PENANAMAN, PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN


TANAMAN

2.1 PEKERJAAN PENANAMAN DAN PEMELIHARAAN TANAMAN

2.1.1 Pengolahan Lahan dan Galian Lubang


1. Pengolahan lahan untuk penanaman pohon dan semak terdiri dari penggalian lubang tanam,
mengisi kembali dengan tanah yang subur dan mencampur I mengaduk top soil dengan bahan
organik sampai rata adukannya.
2. Perlu diperhatikan dalam membuat lubang tanaman adalah lapisan tanah top soil dan sub soil.
3. Ukuran lubang minimal harus lebih besar dari "root ball" masing-masing tanaman, untuk itu
perlu diketahui spesifikasi root ball masing-masing tanaman.
4. Lubang tanaman dibiarkan selama 1(satu) minggu,kemudian diisi kembali dengan top soil dan
pupuk kandang yang matang (terdekomposisi) dengan perbandingan 2 :1.

2.1. Kriteria dan Kualitas Tanaman

1. Tanaman yang akan ditanam harus berasal dari pembibitan (tampungan),dengan kualitas yang
baik dan dalam kondisi telah tumbuh.
2. Seluruh pohon dan tanaman yang diambil dari Nursery I Supplier tanaman perlu diadaptasikan
dengan lingkungannya dengan cara menempatkan pada Nursery di lapangan.
3. Tanaman yang akan ditanam harus sesuai ukuran dan species standar sesuai dengan yang
tercantum dalam spesifikasi. Sebelum ditanam, tanaman harus diperiksa oleh Konsultan
Pengawas yang akan memberi persetujuan atau penolakan. Tanaman yang sudah OK dapat
diberi labelnya.
4. Penggantian species I jenis tanaman tidak diijinkan terkecuali bila dapat dibuktikan bahwa
species yang diminta tersebut tidak tersedia di pasaran. Permohonan penggantian tanaman
harus secara tertulis kepada Pemimpin Proyek melalui Konsultan Pengawas.
5. Kriteria kualitas tanaman.
a. Rump u t
• Tanaman rumput yang ditanam adalah dalam bentuk lempeng.
• Daun dalam kondisi baik,tidak layu dan kering.
• Pada lempengan rumput tersebut tidak terdapat hama (rayap) atau penyakit.
• Mudah dalam pemeliharaan.
b. Tanaman Penutup Tanah
• Ada beberapa jenis tanaman penutup tanah yang mempunyai ketinggian antara ± 10-
30cm.
• Tanaman penutup tanah yang akan ditanam adalah tanaman tampungan
• Kondisi tanaman balk,daun tidak layu dan kering.
• Struktur perakaran baik, tidak terserang hama dan penyakit baik daun maupun
akarnya
• Mudah dalam pemeliharaan
c. Tanaman Semak
• Tanaman semak adalah tanaman yang tidak mengandung zat kayu
• Tanaman semak yang akan dltanam adalah tanaman tampungan yang siap untuk
ditanam
• Ting hnaman±30-75cm
• Kondisi tanaman baik, daun tidak layu dan kering.
• Struktur perakaran baik, tidak terserang hama dan penyakit balk daun maupun
akarnya
• Mudah dalam pemeliharaan
d. Tanaman perdu
• Tanaman perdu adalah tanaman yang mengandung zat kayu,tetapl bukan pohon
• Tanaman perdu yang akan ditanam adalah tanaman tampungan yang siap untuk
ditanam
• Tinggi tanaman ± 75 - 150 em
• Kondisi tanaman baik, daun tidak layu dan kering.
• Struktur perakaran balk, tidak terserang hama dan penyakit baik daun maupun
akarnya
• Batang tanaman kuat dan tidak mudah patah
• Daun tidak mudah rontok
• Bunga yang berkembang dalam keadaan segar,tidak layu dan kering
e. Tanaman Pohon
• Tanaman pohon yang akan ditanam adalah tanaman tampungan yang siap untuk
ditanam (instan trees)
• Tinggi tanaman ± 150-400 em (lihat lampiran Spesifikasi tanaman).
• Kondisi tanaman baik, daun tidak layu dan kering.
• Struktur perakaran balk, tldak terserang hama dan penyakit baik daun maupun
akarnya
• Batang tanaman kuat dan tidak mudah patah
• Daun tidak mudah rontok
• Bunga yang berkembang dalam keadaan segar,tidak layu dan kerlng

·.
2.1.3 Pengadaan Bibit Tanaman
1. Pada saat pengiriman tanaman harus benar-benar terlindung dan tertutup untuk mencegah
kerusakan tanaman tersebut sejak lokasi asal pengiriman sampai di nursery. Tanaman tidak
boleh diikat dengan tali atau kawat yang dapat mengakibatkan batang I cabangnya rusak dan
patah. Untuk mencegah kerusakan perakarannya, tanaman yang akan ditanam harus dalam
polybag I pot.
2. Polybag adalah kantong plastik dengan bentuk khusus yang dibuat guna membungkus akar dan
ujung bagian bawah tanaman beserta tanah yang melekat padanya. Tanaman yang
dimaksudkan adalah pohon atau perdu yang sedang dalam proses pemindahan untuk menuju
penanaman akhir. Bahan plastik tersebut tidak mudah hancur baik di atas atau di dalam tanah.
Walaupun ketebalan bahan plastik polybag dapat ditembus oleh pertumbuhan akar pohon di
dalam tanah, tetapi akar perdu tidak cukup kuat menembusnya. Polybag memiliki ciri-ciri
berupa kantong berlubang yang memungkinkan air berlebihan di dalamnya dapat keluar
sehingga tanaman dapat hidup. Polybag memiliki berbagai ukuran, sehingga ukuran polybag
yang dipergunakan dipilih sesuai dengan ukuran besarnya akar dan tanah yang
membutuhkannya. Saat penanaman tanaman dilapangan maka polybagnya dibukaldicopot.
Bibit tanaman yang akan ditanam sampai di tempat penampungan (nursery) senantiasa harus
dalam keadaan sehat mulai dari akar,batang dan daun,serta pemilihan tanaman harus rata
keadaannya baik tinggi tajuk maupun Iebar tajuk. Semua jenis tanaman yang akan dipilih harus
sesuai dengan ukuran yang diberikan dalam daftar kuantitas

3. Untuk menyimpan sementara, tanaman harus diletakkan pada tempat yang teduh sekitar
lokasi penanaman (dibuatkan·bedeng I nursery) dengan keadaan tanah datar dan bersih.
begitu tanaman datang harus disiram dan dipelihara di bedenglnursery selama minimal14 hari
sebelum dilakukan penanaman di lokasi proyek.

4. Semua tanaman yang masuk atau keluar nursery harus dicatat. Semua jenis tanaman yang
akan ditanam harus berasal dari bedeng I nursery dan telah mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas. Pengiriman tanaman dari nursery ke lokasi tanam dicatat sesuai labelnya. Label
harus tetap tergantung sampai berakhirnya masa pemeliharaan.

5. Di dalam nursery pemeriksaan terhadap kondisi tanaman menyangkut pertumbuhan dan


perkembangan dilakukan setiap minggu sekali. Tanaman yang mati atau yang tidak sesuai
dengan spesifikasi harus dikeluarkan dari nursery selambat-lambatnya 2 hari. Semua sampah
harus dibawa keluar lokasi nursery sehingga terjaga kebersihannya. Hasil pekerjaan
pemeriksaan tanaman diamati dan dicatat untuk kemudian dilaporkan kepada Konsultan
Pengawas.

2.1.4 Metoda Penanaman

a. Penanaman Pohon
1. Pohon yang ditanam adalah pohon dari hasil tampungan, dalam kondisi hidup,baik dan
segar.

2. Setelah pekerjaan galian lubang tanaman dan media tanam siap, penanaman dapat
dilaksanakan dengan teknis dan cara sebagai berikut:
• Tanaman dimasukkan ke dalam lubang yang tersedia dengan kondisi tetap dalam
pembungkus akar (menggunakan karung goni). Bila pembungkus terbuat dari
bahan lain agar pembungkus dibuka terlebih dahulu.
• Setelah ditanam, lubang diisi kembali sampai melebihi batas permukaan tanah,
tetapi tidak melebthi leher akar, kemudian dibentuk cekungan di sekelilingnya
untuk menampung air agar tidak melimpah keluar.
• Segera dipancangkan penguat tanaman I steger dan diikat kuat. Untuk pohon
besar digunakan bambu utuh berdiameter 8 - 12 em sebagai penguatnya. Cara
pemasangan sesuai dengan gambar.

b. Penanaman Perdu,Semak dan Penutup Tanah


Penanaman semak,perdu dan tanaman penutup tanah harus benar-benar sesuai dengan pola
Desain I Gambar detail serta sesuai dengan ukuran dan jarak tanamnya. Tanaman harus
dalam keadaan baik dan segar I sehat dan dari pindahan pot tampungan. Perakaran harus
tertanam penuh sebatas leher akar, yang tertimbun dalam tanah gembur yang telah dicampur
dengan pupuk organik. Setelah penyiraman,bila posisitanaman berubah menjadi miring harus
ditegakkan atau diperbaiki kembali.

c. Penanaman Rumput
Penanaman rumput dilakukan dengan sistem lempeng, setelah penanaman, permukaan
rumput dipadatkan atau dipukul-pukul dengan potongan balok untuk merapikan permukaan
dan pertemuan antara lempeng ditabur dengan pasir secukupnya, setelah itu disiram.
Penanaman tanaman harus memperhatikan sistem perembesan dan pengaliran air dalam
tanah.

d. Pemupukan
Digunakan pupuk kandang yang bermutu baik, yang telah melalui masa penimbunan selama
minimum 6 (enam) bulan, sebagai campuran tanah gembur dengan penggunaan sebagai
berikut : untuk 1(satu) pohon digunakan 0.128 M3,karung (10 kg)lpohon pupuk kandang
2
dan untuk penutup tanah digunakan per m atau X - 1karung (10-20kg) dan untuk rumput
3
digunakan 0,1M per M2 atau karung (10 kg)lm 2•

2.1.5 Cara Penanaman


a. Sebelum dilakukan pembuatan lubang galian maka setiap titik lokasi tanam terlebih dahulu
harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
b. Penggalian lubang tanaman
c. Penggalian lubang tanaman harus sesuai dengan ketentuan ukuran di bawah ini atau sesuai
dengan Gambar Rencana
d. Tanah hasil galian harus dibuang keluar site dan tidak diperkenankan digunakan lagi sebagai
media tanam.

e. Pengolahan tanah untuk penanaman pohon dan perdu.


Pengolahan tanah merupakan awal dari suatu rangkaian kegiatan penanaman. Dengan
menggunakan pengolahan tanah diharapkan tanaman akan mendapatkan tempat yang
menguntungkan untuk pertumbuhannya. Pengolahan tanah untuk penanaman pohon atau
perdu, berupa pembuatan lubang-lubang tanam. Diusahakan pada permulaan tumbuh akar
tanaman mendapat ruang yang cukup. Setelah pembuatan lubang tanah selesai, perlu
dibiarkan selama kurang lebih 1(satu) minggu untuk mendapatkan aerasi.

f. Pengujian pH tanah
Dari 10 buah lubang galian yang saling berdekatan diuji pH (keasaman) tanah sebuah dasar
lubang dengan menggunakan pH meter. Hasil pengujian pH dilaporkan kepada Konsultan
Pengawas. Penanaman diperkenankan bila pH 6,5-7,2. Bila pH < 6,5 harus diberikan Dolomit
secukupnya untuk menaikkannya dan sebaliknya bila pH > 7,2 diberikan pupuk sulfat organik
untumenurunkannya. Penanaman yang dilakukan pada galian lubang yang mengalami
perbaikan pH harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
g. Pengisian media tanam
Lubang tanaman harus diisi kembali dengan tanah subur I tanah organik I top soil yang
dicampur dengan pupuk kandang yang sudah matang (berumur 2 bulan) dan pasir dengan
ukuran perbandingan campuran top soil 0,04 m 3 - 0,144 m3lpohon, pupuk kandang I kompos
10 kglpohon.
Media tanam dicampur secara merata sesuai konsentrasi yang telah ditetapkan kemudian
dimasukkan ke maslng-masing lubang tanam dengan volume cukup.

h. Pupuk yang dipakai adalah pupuk kandang yang mempunyai kriteria sebagai berikut:
• Berasal dari kotoran hewan sapi, kerbau, atau kambing yang sudah mengalaml pelapukan
dimana kotoran sudah menjadi tanah.
• Tidak berbau kotoran dan lebih rlngan dari tanah biasa.
• Berwarna kehitam-hltaman,kecoklat-coklatan dan keabu-abuan.

i. Sebelum diisl dengan tanah, dasar lubang diberi Furadan/pembasmi rayap, dengan dosls
pemakaian 20 gramlm2 atau sesuai petunjuk yang ada pada kemasannya.

j. Penanaman
• Pada saat pengiriman menuju ke tltik lokasi penanaman, tanaman harus benar-benar
terllndung dan tertutup untuk mencegah kerusakan tanaman. Tanaman tidak boleh diikat
dengan tali atau kawat yang dapat mengakibatkan batang I cabangnya rusak dan patah.
Semua tanaman yang akan ditanam harus masih dalam polybag I pot dan memiliki label.
• Bibit tanaman yang ditanam harus dalam kondisi siap tanam, dalam arti komposisl balk
dan sudah mengalaml masa penyesuaian (akllmatisasi).
• Semua pohon dan perdu dltanam sebelum penanaman rumput. Penanaman pohon dapat
dilakukan bersama dengan polybagnya dan atau melepaskan polybagnya, sedangkan
penanaman perdu setelah polybagnya dilepas.
• Penanaman dilakukan dengan balk dan benar sehlngga tanaman setelah dltanam berada
dalam posisl balk.
• Setlap tanaman harus dipegang dl atas dasar lubang untuk menerima kemudlan tanah
(campur pupuk) diisikan secara teratur pada lubang dan di sekltar akar-akar. Kenudian
tanah dipadatkan sampai kepadatan yang dlperlukan. Setelah akar tanaman menyebar
batang ditarlk perlahan untuk memastikan tanah disekitarnya cukup padat untuk
menopang akarnya dan menghasllkan pertumbuhan yang sehat. Permukaan tanah urugan
cukup 5 em dibawah permukaan tanah dipingglr lubang, agar air penyiraman tetap berada
pada posisi lubang.
• Kontraktor tidak diperkenankan melaksanakan penanaman apabila sarana untuk
penyiraman belum disiapkan.

2.1.6 Penyiraman Saat Penanaman

a. Setelah tanaman selesai ditanam,harus disiram sampai benar-benar basah perakarannya, atau
diperkirakan minimum untuk setiap pohon membutuhkan air sebanyak 10 liter dan perdu
sebanyak 3 liter.
b. Penyiraman tidak perlu dilakukan pada siang hari bersangkutan bila turun hujan lebat
c. cara penylraman dilakukan sedemikian rupa sehingga tldak mengakibatkan tanaman rusak.
d. Untuk penylraman digunakan air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak,asam alkali
dan bahan-bahan organlk lalnnya.
• Segera dipancangkan penguat tanaman I steger dan diikat kuat. Untuk pohon

-
2.1.7 Steger I Penguat Pohon-Perdu

a. Steger pohon dan steger perdu harus disiapkan sebelum penanaman dimulai.
b. Bentuk dan ukuran sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas atau Gambar.
c. Posisisteger harus kokoh I kuat,sehingga fungsinya sebagai penguat,berguna bagi tanaman.

· 2.1.8 Pemangkasan Dan Perbaikan Saat Penanaman


Sebagai penyempurnaan dari pekerjaan penanaman ini, semua tanaman dapat dipangkas I
diperbaiki dari kerusakan-kerusakan akibat proses pemindahan tanaman I penanaman.
Pemangkasan di sini harus dikerjakan sedemikian rupa, sehingga tidak merubah bentuk dan sifat
tanaman.

2.1.9 Pengukuran Hasil Pekerjaan


Satuan pengukuran hasil pekerjaan penanaman pohon adalah pohon dan hasil pekerjaan perdu
adalah pohon,yang dinyatakan tumbuh dan hidup dengan baik, rumput adalah m 2 rumput yang
tumbuh dan hidup dan sesuai dengan persyaratan dan telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.

2.1.10 Dasar Pembayaran


Jumlah yang diukur secara tersebut di atas, akan dibayar menurut Harga Satuan Kontrak persatuan
pengukuran untuk butir pembayaran seperti di bawah ini. Harga dan pembayaran ini merupakan
kompensasi penuh untuk penyediaan material, tenaga kerja, peralatan; termasuk pekerjaan
persiapan, penanaman, perlindungan, penyulaman, perawatan I pemeliharaan dan lain-lain yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan ·pekerjaan, sesuai dengan Gambar, Spesifikasi, dan petunjuk
Konsultan Pengawas.

2.2 PEKERJAAN PERAWATAN

2.2.1 Ungkup Pekerjaan Perawatan


1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga, bahan-bahan, peralatan dan alat- alat bantu yang
dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.
2. Pekerjaan ini adalah semua pekerjaan yang dilaksanakan untuk merawat semua tanaman yang
telah selesai ditanam maupun yang belum tertanam (masih di tempat penampungan
sementara) dari segala macam kerusakan untuk mendapatkan pertumbuhan dan bentuk yang
baik seperti yang dipersyaratkan sampaijangka waktu pemeliharaan berakhir.
3. Pekerjaan perawatan ini meliputi :
• Penyiraman
• Penyiangan
• Penggantian pohon I tanaman
• Pemangkasan
• Pemupukan
• Pemberantasan hama penyakit
• Penyulaman
• Perlakuan khusus

2.2.2 Persyaratan Pekerjaan Pemeliharaan Tanaman


1. Pemeliharaan tanaman sangat perlu perhatian Kontraktor setelah selesai penanaman. lkatan
kontr.ak masa pemeliharaan i_ni berlangsung selama enam bulan (180 hari) maksimum
terhitung setelah pekerjaan selesai 100% atau Fisik 100% ditanda tanganl.
2. Selama masa itu Kontraktor diwajibkan secara teratur memelihara/ merawat tanaman. Semua
penggantian tanaman yang rusak I mati dengan tanaman yang baru adalah menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
3. Pemeliharaan tanaman disesuaikan dengan sifat dan jenis tanaman yang tertanam.
a. Perbaikan :
• Apabila suatu pekerjaan sudah selesai dikerjakan dan hasilnya bertentangan dengan
permintaan Pemimpin Proyek dan bila dikehendaki oleh Pemberi Tugas, pekerjaan
tersebut harus dibongkar kembali dengan biaya ditanggung oleh Kontraktor.
• Kontraktor harus memperbaiki semua pekerjaan yang ditolak oleh Pemimpin Proyek
karena tidak sesuai dengan Dokumen Kontrak atau permintaan Pemimpin Proyek baik
hal ini diketahui sebelum Serah Terima Pertama ataupun sesudahnya, baik disengaja
atau tidak. Kontraktor diharuskan menanggung semua biaya yang ditimbulkan oleh
perbaikan ini termasuk biaya tambahan pekerjaan atas instruksi Pemimpin Proyek.
b. Pemeliharaan :
Pekerjaan pemeliharaan lansekap diproyek ini terbagi 2 ( dua ) yaitu:
• Pemeliharaan di dalam masa pelaksanaan proyek yang menjadi tanggung jawab
sepenuhnya dari Kontraktor.
• Pemeliharaan setelah pelaksanaan pekerjaan selesai,yaitu:
• Selama 6 ( enam ) bulan setelah Fisik 100 % ditandatangani dan yang menjadi
tanggungjawab Kontraktor sesuai dengan Dokumen Kontrak.

2.2.3 Bahan I Material


1. Bahan dan peralatan yang dipergunakan dalam setiap jenis pekerjaan pemeliharaan ini harus
benar-benar baik,memenuhi persyaratan kerja yang dibutuhkan dan tidak merusak tanaman.
2. Pupuk maupun obat anti hama yang dipergunakan sesuai dengan Spesifikasi.
3. Penggantian tanaman harus sesuai jenis I bentuk I warna daun dan bunga dengan apa yang
telah ditentukan dalam Spesifikasi dan tertanam.

2.2.4 Penyiraman
1. Jadwal penyiraman adalah sebagai berikut:
• Dua kali sehari secara teratur bagi semua jenis tanaman dan rumput yang baru
ditanam dan semua tanaman dalam penampungan sementara, sebelum pukul 0.00
(pukul 06.00 s/d 09.00) pada pagi hari dan sesudah pukul 14.00 (pukul 16.00 s/d
18.00} pada sore hari pada sore hari sampai tanaman tersebut tumbuh sehat dan
kuat.
• Semua jenis tanaman dan rumput yang sudah terlihat tumbuh baik dan kuat harus
disiram satu kalisehari pada sore hari setelah pukul 15.30.
• Penyiraman dilakukan sampai cukup membasahi bawah permukaan tanah. Tanaman
yang masih terlihat cukup basah tanahnya pada sore hari,tak perlu disiram lagi.
• Penyiraman yang berlebihan tidak diijinkan. Air harus dapat terserap baik oleh tanah
di sekitar tanaman.

2. Penyiraman dilakukan dengan cara :


• Penyiraman tersebut dapat dilakukan dengan cara menggunakan truk tangki air untuk
lokasi yang mudah dijangkau. Sedangkan untuk lokasi yang jauh dari jangkauan
semprotan truk air,penyiraman dilakukan secara manual. Selama operasional truk air
harus dilengkapi dengan lampu rotator sebanyak 2 (dua) buah yang ditempatkan
diatas kap kendaraan serta dilengkapi rambu kerja yang cukup.
• Memakai alat khusus untuk menyiram tanaman seperti emrat yang memiliki lubang
banyak pada ujung keluarnya air sehingga dapat menyebarkan air secara merata ke
seluruh permukaan tanah yang disiram.
• Memakai slang air terbuat dari plastik yang dihubungkan dengan kran I sumber air
yang terdekat. Penyiraman dilakukan dengan cara memancarkan air menggunakan
nozzle atau sprinkler.
• Penyiraman dilakukan secara teratur terutama di musim kemarau bagi tanaman dan
rumput yang baru ditanam dan juga bagi tanaman dalam tempat penampungan.
• Air siraman harus bebas dari segala pencemaran bahan kimia atau sejenisnya yang
dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Jumlah kebutuhan air minimum untuk
setiap kali penyiraman diperkirakan sebagai berikut:

2.2.5 Penyiangan I Pendangiran


Pekerjaan ini meliputi penggemburan tanah dan pembersihan tanamanlrumput liarlgulma di
sekitar tempat tumbuh tanaman. Penggemburan tanah harus dilaksanakan sedemikian rupa
sehingga tidak merusak akar tanaman. Untuk pembersihan maka tanaman liar harus dicabut
sampai ke akarnya. Alat yang digunakan adalah alat khusus untuk pendangiran yaitu garpu, sekop,
kape dll. Pekerjaan ini dilakukan sebulan dua kali secara terus-menerus,atau apabila media tanam
telah ditumbuhi rumput.Kondisi media tanam tersebut harus selalu bersih dan gembur.

2.2.6 Penggantian Tanaman

• Kontraktor wajib mengganti setiap kali ada tanaman yang rusak atau mati. Semua penggantian
tanaman ini dengan tanaman yang baru adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor sampai
masa pemeliharaan yang ditentukan berakhir.

• Penggantian tanaman harus sesuai jenis I bentuk I warna daun dan bunga serta ukuran yang
sama dengan apa yang telah ditentukan dan tertanam.

• Penggantian tanaman dilaksanakan dengan sebaik mungkin jangan sampai merusak tanaman
lain disekitarnya pada saat mencabut dan menanam yang baru.

• Penggantian tanaman dilakukan pada sore hari antara pukul15.00 -18.00,atau pagi hari 08.00
-10.00 dan sesudah dilakukan penanaman baru harus segera disiram.

2.2.7 Pemangkasan
1. Pemangkasan dilakukan apabila pertumbuhan tanaman sudah tidak teratur dan mengganggu
lingkungan I penglihatan pemakai jalan.

2. Pemangkasan dilaksanakan untuk membuang cabanglranting liar atau untuk menjaga atau
memperbaiki bentuk pertumbuhan yang diinginkan. Cabanglranting yang matl atau layu harus
dibuang dengan cara dipotong.

3. Semua pekerjaan pemangkasan harus dilakukan dengan gunting pangkas untuk memotong
cabang dan ranting dari arah bawah, membuat potongan miring menjauh (30° - 50°) dari
tunas yang berada pada cabanglranting yang tersisa jika memungkinkan, sehingga
pertumbuhan baru dapat muncul darl tunas tersebut. Tidak dibenarkan melakukan
pemangkasan cabanglranting tanpa menggunakan alat pemotong yang cukup tajam.

4. Bekas pemotongan cabanglranting yang permukaannya terbuka Iebar harus ditutup dengan
cat ata.u ter (aspal) penutup luka untuk mencegah infeksi yang disebabkan jamur pembusuk
kayu atau serangga yang dapat membunuh tanaman. Pemangkasan dilakukan secara teratur
pada masa perawatan & pemeliharaan.
5. Pemangkasan pada tanaman hias untuk pemeliharaan bentuk dilakukan bilamana ketinggian
komposisi kelompok tanaman tidak lagi beraturan dan dipotong sesuai petunjuk ketinggian
yang diminta dalam gambar.

6. Pada tanaman rambat pemangkasan dilakukan untuk cabang yang tumbuh tidak teratur
arahnya dan yang menutupi tanaman-tanaman hias sekelilingnya.

2.2.8 Pemupukan
1. Jenis Pupuk
Pupuk Kandang terdiri dari :
Kotoran ayam,kambing,kuda,kelinci,sapi dengan catatan bahwa pupuk kandang tersebut
sudah membusuk menjadi tanah kompos (sudah matang).
2
Pemakaian adalah 5 kg/m dan atau 5 kg/pohon.

2. Jadwal Pemupukan
Pemupukan tanaman dijadwalkan setiap interval 3 bulan sekali. Masa pemupukan
dilaksanakan pada saat pelaksanaan fisik dan pemeliharaan.

3. cara pemberian pupuk


a. Untuk Pohon
• Dibuat lubang mengelilingi pohon pada radius 50 - 100 em dari batang pohon
dengan Iebar dan kedalaman 10-20 em, sekitar bola akar.
• Pupuk dimasukan kedalam lubang,kemudian ditutup lagi
• Pupuk kandang yang dipakai harus yang sudah masak dan dicampur merata dengan
tanah sekitar perakaran tanaman.
• Kemudian lubang tersebut ditutupi di atasnya kemudian disiram air secukupnya.

b. Untuk Perdu dan Semak


• Tanah disekitar perdu dibersihkan dari rumput - rumput liar atau tanaman yang
tidak diinginkan
• Kemudian tanah digali dengan Iebar dan kedalaman 10 em pada ujung daun yang
paling luar.
• Pupuk kandang diolah dengan tanah secara merata dengan takaran 5 kg/m2 dan
atau 5 kg/pohon.

c. Untuk Rumput
• Pupuk dilarutkan I dicampurkan dengan air dengan perbandingan 1sendok makan
pupuk urea untuk setiap 4 liter air.
• Larutan tersebut disiramkan secara merata di atas permukaan rumput.

d. Pemupukan awal
• Pemupukan awal dilakukan bila bibit tanaman yang ditanam telah tumbuh lebih
kurang 3 bulan pasca tanam dengan baik, karena penanaman awal tanah sudah
diberi pupuk kandang maka pada pemupukan ini hanya berupa pupuk (KCL,NPK
atau Urea) sesuai kebutuhan tanaman. Dosis yang diberikan sebanyak 100
gram/pohon atau 100 gram/m2 ,sedangkan untuk perdu 100 gram/ pohon.

!t. ·
• Pemupukan ini diberikan secara taburan, yang ditaburkan pada keliling pokok
tanaman dengan jarak 40 em dari pokok tanaman yang sebelumnya, dibuatkan
sedikit galian yang mana setelah pupuk ditabur didalamnya galian tadi lebih kurang
10 em ditutup lagi.

e. Pemupukan lanjut
Pemupukan selanjutnya dipakai pupuk organik, sedangkan pemupukan dilakukan selang
3 bulan sekali

f. Pupuk daun/bunga
Pupuk daun/bunga dapat dilakukan untuk membantu merangsang percepatan tumbuh
daun/bunga.

2.2.9 Pemberantasan Hama Penyakit


1. Pemberantasan hama penyakit dilakukan setelah tanaman terserang hama mencapai
ambang batas ekonomi. Jika hama yang menyerang hanya sedikit,dilakukan pemberantasan
hama secara manual.

2. Bahan yang dipakai adalah pestisida yang memenuhi ketentuan dari Pemerintah Republik
Indonesia.Jumlah pemakaian harus sesuai rekomendasi pabrik pembuat.
3. Pekerjaan ini dilakukan untuk mencegah tanaman terserang hama/ penyakit dengan cara
penyemprotan insektisida dengan alat sprayer kearah batang dan semua percabangan
dengan Supracide/ Diazinon I Curaccon/ Bayrusil 250 EC, Sevin, Malathion atau lndovin
dengan dosis 2 cc/liter air atau sesuai dengan petunjuk yang ada pada kemasan.
4. Untuk mencegah jamur dan sejenisnya digunakan fungiosida (Dithane M-45, Antracol) yang
dicampur dengan air dengan dosis 3 gram/liter yang disemprotkan keseluruh bagian
tanaman yang terserang jamur dan sejenisnya. Penyemprotan dilakukan sebulan sekali
dengan meng-gunakan insektisida yang berbeda-beda. Alat yang digunakan : sprayer,
masker dan sarung tangan
5. Untuk memberantas binatang pengerek batang, digunakan BHC dan untuk memberantas
siput darat digunakan Metadex yang disebarkan di sekitar pohon.
6. Penyemprotan hama dan jamur dilakukan secara bergantian. Untuk penyemprotan dari jenis
obat yang berbeda jangan dilakukan sekaligus tetapi beda waktu selang 2 minggu.
7. Kutu-kutu bunga I buah,kumbang diberantas dengan Fosforeno atau matador,dengan dosis
1-2 cc/liter air segar, disemprotkan dengan sprayer bertekanan.
8. Penyemprotan hama-hama penyakit dilakukan pada semua jenis tanaman dan dilakukan
menurut kebutuhan dan faktor eksternal dan tiap-tiap jenis tanaman yang ada.
Penyemprotan jangan dilakukan pada waktu matahari bersinar dengan terik karena dapat
menimbulkan terbakarnya daun. Usahakan agar penyemprotan merata pada seluruh bagian
tanaman.

2.2.10 Penyulaman
Penyulaman adalah penggantian tanaman mati. Tanaman yang mati atau rusak harus diganti
dengan tanaman yang sama jenis dan ukurannya sesuai dengan persyaratan yang diminta.
Kerusakan I kematian pada tanaman sebagai akibat dari kelalaian I ketidak cermatan Kontraktor
dalam melaksanakan Pekerjaan Pemeliharaan merupakan tanggung jawab Kontraktor dan harus
secepatnya diganti yaitu selambat-lambatnya 4 (empat) hari kerja terhitung sejak tanaman
tersebut dinyatakan rusak I mati oleh Konsultan Pengawas lapangan.
2.2.11 Pengukuran Hasil Pekerjaan

Pengukuran hasil pekerjaan adalah bulan, dimana setiap bulannya kontraktor harus
melaksanakan seluruh item pekerjaan perawatan. Bila Kontraktor tidak melaksanakan salah satu
dan atau seluruh item pekerjaan perawatan, maka tidak dilaksanakan pembayaran atas item
pekerjaan perawatan tersebut sebagaimana tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga dan
atau Analisa Terinci Harga Satuan. Pemotongan pembayaran pekerjaan perawatan dibuatkan
dalam berita acara yang semestinya.

Jakarta, 27 Februari 2012

TISEMESTA

Direktur Utama

Anda mungkin juga menyukai