METODA PELAKSANAAN
Pekerjaan : Bangunan Gedung Kantor Peningkatan Sarana dan
Prasarana Destinasi Wisata Pangumbahan (Lanjutan)
Lokasi : Cabang Dinas Kelautan dan Perikanan Wilayah Selatan
Provinsi Jawa Barat
Tahapan Teknis Pekerjaan Belanja Pengadaan Bangunan Gedung Kantor Peningkatan Sarana dan
Prasarana Destinasi Wisata Pangumbahan Sub Kegiatan Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau Pulau Kecil
Pada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Barat adalah sebagai berikut :
Dengan terbatasnya waktu pelaksanaan fisik yaitu 180 (seratus Delapan puluh) hari kalender. Maka dalam
proses pelaksanaan fisik kegiatan ini, dibutuhkan suatu sistematika kerja yang mencerminkan efektifitas
kerja dengan waktu seefesien mungkin tanpa mengabaikan peraturan/persyaratan yang berlaku serta
didukung oleh sumber daya manusia yang dapat melaksanakan sistematika kerja tersebut secara cerdas,
berpengalaman dan bertanggung jawab.
Dalam metode pelaksanaan pekerjaan Belanja Pengadaan Bangunan Gedung Kantor Peningkatan Sarana
dan Prasarana Destinasi Wisata Pangumbahan Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau Pulau Kecil Pada
Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Barat ini kami akan membagi tiga tahapan pelaksanaan antara
lain :
1. Tahap Pra Kontruksi
Untuk mencapai kelancaran pelaksanaan proyek, maka kontraktor akan memulai dengan
mengadakan koordinasi berupa rapat PCM (Pre Contruction Meeting) untuk menjelaskan secara rinci
mengenai Rencana Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi/Pengawas dan Pengelola Teknis sehingga pelaksanaan pekerjaan dapat dikendalikan
seaman dan seefisien mungkin terhadap keterkaitan dengan waktu pelaksanaan.
Agar pengendalian pelaksanaan proyek dapat dilakukan secara seksama dan terkontrol sedemikian
rupa, maka kontraktor akan membuat :
a. Work Scheduling
Jadwal pelaksanaan haruslah memperhitungkan permasalahan-permasalahan teknis dan non
teknis yang mungkin akan terjadi. Didalamnya juga tercakup masa libur sehingga tidak terjadi
kendala dalam supply material.
b. Net Working
Agar semua pihak dapat mengetahui bagian-bagian kritis dalam pelaksanaan proyek maka
dibuatlah suatu jaring kerja sebagai pedoman dan kontrol bersama dalam menjaga pelaksanaan
tetap dalam batasan yang diharapkan.
c. Site Lay Out Project
Agar koordinasi dalam hal penempatan barang & material konstruksi, maka semua pihak harus
memahami Site Lay Out Project sehingga tercapai keteraturan. Termasuk didalamnya tempat-
tempat stock material.
d. Material Order
Pemesanan material khususnya barang-barang yang memerlukan waktu yang lama seperti
Pengadaan barang yang mendapatkan barangnya dari pemesanan dan lain-lainnya maka
haruslah diprioritaskan dengan mempertimbangkan jadwal dan pekerjaan-pekerjaan lain yang
terkait.
PERSETUJUAN MATERIAL
2. Tahap Kontruksi
Pada tahap konstruksi kontraktor melaksanakan item-item pekerjaan yang telah direncanakan dalam
rencana pelaksanaan atas ijin dan petunjuk dan konsultan Pengawas sesuai dengan Standard
Operation Prosedure (SOP) yang telah disepakati bersama pada saat Pre Contruction Meeting.
Adapun secara garis besar pekerjaan yang dilaksanakan sesuai dengan item Pekerjaan Belanja
Pengadaan Bangunan Gedung Kantor Peningkatan Sarana dan Prasarana Destinasi Wisata
Pangumbahan Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau Pulau Kecil Pada Dinas Kelautan Provinsi Jawa
Barat , yang tertuang secara rinci didalam dokumen kontrak.
Untuk menjamin agar pelaksanaan Pekerjaan Pekerjaan Belanja Pengadaan Bangunan Gedung
Kantor Peningkatan Sarana dan Prasarana Destinasi Wisata Pangumbahan Kawasan Konservasi
Pesisir dan Pulau Pulau Kecil Pada Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, ini dapat diselesaikan
sesuai dengan waktu, mutu dan anggaran proyek maka pengerjaannya dilakukan secara simultan
sesuai dengan urutan dan ketergantungan setiap item pekerjaan sesuai dengan metoda yang
diajukan. Metoda dan tahapan pekerjaan tersebut direncanakan sesuai dengan situasi dan kondisi
proyek yang terletak di dalam lokasi pekerjaan.
A. PERSIAPAN PEKERJAAN
Pekerjaan Persiapan adalah saat pelaksanaan pekerjaan akan dimulai, dimana harus dilakukan
beberapa tahapan pelaksanaan pekerjaan persiapan yang meliputi :
Penandatangan Naskah Dokumen Kontrak , SPMK, dan SPL oleh kedua belah pihak.
Pengukuran
Administrasi dan Dokumentasi / Pelaporan
Shop Drawing dan As Built Drawing
ISI :
Surat Perjanjian Pelaksanaan Pemborongan
SPMK
SPL
Berita Acara
Syarat-syarat Administrasi Pelaksanaan
……………..
……………...
……………..
……………...
Kontraktor dalam melaksanakan Pekerjaan Belanja Pengadaan Bangunan Gedung Kantor Peningkatan
Sarana dan Prasarana Destinasi Wisata Pangumbahan Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau Pulau
Kecil Pada Dinas Kelautan Provinsi Jawa Barat diawasi oleh Konsultan Pengawas yang bertugas
melakukan pengawasan pekerjaan kontraktor, dan diwajibkan untuk melaksanakan Rapat Berkala
yang diadakan oleh Konsultan Pengawas yang dihadiri oleh pihak Pengelola Proyek.
b. Membuat pemotretan :
Pemotretan yang
menggambarkan
kemajuan pekerjaan minimum
5 kali, yakni ketika pekerjaan
mencapai prestasi : 0 % , 25 % , 50 %, 75 %, 100 %.
4. Uitzet / Pengukuran/Bowplank
Pengukuran ulang perlu dilaksanakan untuk ceking kembali antara ukuran yang ada pada gambar
rencana terhadap keadaan lahan yang akan di bangun.
Untuk memulai pelaksanaan pekerjaan Pembangunan, yang pertama kali harus dilakukan ialah
pekerjaan pengukuran dengan cara membuat suatu titik tolak / titik duga yang disebut BM
(Bench Mark) berupa patok beton ukuran 15/15 cm, yang diberi warna sesuai dengan ketentuan.
Bench Mark merupakan titik tetap sebagai referensi ukuran posisi horisontal dan posisi vertikal
semua detail di dalam site dan sekitarnya. Selanjutnya dapat dilakukan pengukuran dengan
menggunakan benang-benang, unting-unting, penyipat datar serta meteran ukur biasa.
Bench Mark tersebut harus dijaga dan dipelihara mulai dari saat pelaksanaan hingga berakhirnya
pekerjaan. Untuk mencapai keakuratan pengukuran untuk posisi horizontal digunakan alat ukur
Theodolite , sedangkan untuk posisi vertikal digunakan dengan alat ukur Waterpass.
Hal ini sangat penting dilakukan untuk menghasilkan akurasi pasangan dinding, lantai dan plafond
serta kemiringan saluran drainase yang merupakan masalah rumit bagi sebuah bangunan.
a. Direksikeet
Tempat kegiatan administrasi pihak direksi dan kontraktor selama kegiatan pekerjaan
berlangsung dan berada disekitar lokasi pekerjaan. Fasilitas yang harus disediakan seperti,
computer, meja tulis, meja rapat, meja gambar dan lain-iain.
b. Gudang Bahan & Alat
Tempat penyimpanan material dan peralatan yang akan dipergunakan selama pekerjaan
yang lokasinya disekitar lokasi pekerjaan.
c. Los Kerja
Tempat untuk los kerja pembuatan bekisting dan pembesian yang akan dipergunakan
selama pekerjaan yang lokasinya disekitar lokasi pekerjaan.
7. Penyediaan Air Kerja
Penyediaan Air Kerja untuk Pekerjaan Pembangunan ini dilakukan dengan 2 alternatif yaitu dengan
membuat sumur pantek, atau Mendatangkan dari PDAM, sehingga dapat digunakan sebagai air
minum, mandi, dan cuci.
Air kerja tersebut harus benar-benar bersih terbebas dari zat-zat kimiawi, serta zat-zat organik lainnya
yang dapat mebahayakan bagi manusia serta bangunan.
Untuk menjamin kebersihan air tersebut terlebih dahulu agar dilakukan Tes Laboratorium.
8. Penyediaan Listrik Kerja
Penyediaan Listrik Kerja yang merupakan kebutuhan dalam melakukan aktivitas pekerjaan
terutama untuk mesin-mesin, serta untuk penerangan di malam hari bila kerja lembur juga untuk
kebutuhan lain seperti pemakaian komputer dan lain-lain.
Listrik kerja tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan Genset atau dapat juga dengan
melakukan penyambungan sementara dari PLN yang tersedia dilengkapi dengan meteran.
Pada dasarnya dalam pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan harus diperhatikan Keselamatan Kerja
dan Keamanan Kerja.
Untuk itu dalam Konteks Pekerjaan Belanja Pengadaan Bangunan Gedung Kantor Peningkatan Sarana
dan Prasarana Destinasi Wisata Pangumbahan Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau Pulau Kecil Pada
Dinas Kelautan Provinsi Jawa Barat ini, keselamatan kerja karyawan dijamin dengan Jamsostek/BPJS
Ketenagakerjaan dimana biaya tersebut di canangkan dari Alokasi Biaya Kontrak secara keseluruhan
sesuai dengan peraturan dan perundang – undangan ketenaga kerjaan yang berlaku. Sedangkan
untuk keamanan dalam Pelaksanaan, menggunakan Program Keamanan Mandiri yang di bentuk oleh
Perusahaan dalam rangka menjaga ketertiban dan kenyamanan bekerja serta meminimalkan
kebocoran dilapangan.
Membuat papan nama proyek yang bertuliskan/berisikan keterangan mengenai pekerjaan yang
sedang dilaksanakan pemberi tugas, nama kontraktor, dsb. sesuai gambar rencana. Papan nama
proyek dipasang dipinggir jalan dekat lokasi pekerjaan di mana masyarakat dapat melihat dan
mengetahuinya dengan jelas lokasi pemasangan papan nama proyek harus mendapat persetujuan
direksi.
B. PEKERJAAN KONSTRUKSI
1. PEKERJAAN INFRASTRUKTUR
I. PEKERJAAN PEMATANGAN LAHAN (CUT & FILL) SITE
1. Pekerjaan Urugan Tanah (Fill) Area Parkiran
Pekerjaan ini dilaksanakan sesuai jadwal waktu pelaksanaan selama 14 HK pada minggu ke I
1. Melakukan Staking Out awal untuk menentukan daerah Tanah yang akan di Urug.
2. Menentukan elevasi rencana Tanah yang akan di Urug.
3. Melaksanakan pekerjaan pengalian tanah sesuai dengan ketentuan dimensi yang tertera
dalam dokumen kontrak dan gambar.
4. Setelah konsultan pengawas setuju elevasi dimensi Tanah yang akan di Urug, lakukan
stacking out final (akhir) untuk menentukan as-as bangunan (titik pondasi) dengan
menggunakan titik BM yang telah ada.
5. Setelah hasil steaking out final disetujui pengawas, lakukan penggalian tanah untuk pondasi
plat, sesuai dengan gambar rencana. Pekerjaan galian ini dibarengi dengan pekerjaan
fabrikasi tulangan pondasi plat agar waktu dapat diefisienkan.
6. Setelah pekerjaan selesai dikerjakan, dilakukan pengurugan tanah sampai elevasi muka
tanah rencana.
7. material urugan didatangkan dari luar dengan persyaratan yang memenuhi spesifikasi.
8. Pemadatan tanah dilakukan secara bertahap dengan peralatan yang sesuai dengan kondisi
lapangan sehingga dicapai nilai derajat kepadatan yang telah ditentukan dalam Spesifikasi
Teknis.
Bagian permukaan yang telah dinyatakan padat harus dipertahankan & dijaga jangan
sampai rusak, akibat pengaruh luar. Pekerjaan pemadatan dianggap cukup, setelah hasil
test mendapat persetujuan Pemberi Tugas.
Bahan urugan untuk pelaksanaan pengerasan harus disebar dalam lapisan-lapisan yang
rata dalam ketebalan yang tidak melebihi 200 mm pada keadaan gembur.
Gumpalan-gumpalan tanah yang ada harus digemburkan dan bahan tersebut harus
dicampur dengan cara menggaru atau cara sejenisnya sehingga diperoleh lapisan yang
kepadatannya sama. Setelah pemadatan selesai, urugan tanah yang kelebihan harus
dikeluarkan dari site/lokasi.
Pekerjaan urugan pasir yang dipadatkan dengan kepadatan secukupnya adalah meliputi
pekerjaan penimbunan tanah serta pemadatan pasir yang ditimbun disekitar bangunan sesuai
dengan gambar pelaksanaan yang direncanakan. Sebelum digunakan bahan timbunan pasir
harus mendapat persetujuan Direksi dan tidak mengandung humus atau bahan-bahan
organik. Bahan timbunan pasir harus dihamparkan lapis-demi lapis kira-kira horizontal pada
ketebalan 50 cm dan dipadatkan hingga dapat memenuhi tingkat kepadatan yang ditentukan.
Timbunan pasir pada saat pemadatan diberi air dan harus dipadatkan dengan alat pemadat
yang disetujui Direksi hingga mencapai kepadatan maksimum atau ditentukan lain oleh
Direksi.
3. PEKERJAAN PONDASI
Dalam pekerjaan ini yang dilakukan meliputi :
1 Pas. Aanstamping
2 Pas. Pondasi batu belah ad. 1 :5
Pekerjaan ini merupakan konstruksi dari pekerjaan pemasangan batu kosong dilakukan dengan
menggunakan manual dengan tenaga manusia. Penempatan batu pada posisi yang diinginkan
kemudian sejumlah orang akan menyusun dan membereskan batu sesuai dengan gambar
rencana. Pemasangan batu dilakukan secermat mungkin agar antara batu yang satu dengan
batu yang lainnya menjadi satu dan saling mengunci. Kemiringan pasangan dan permukaan batu
harus dipilih batu yang mempunyai permukaan yang rata. Urutan pekerjaan pasangan batu
kosong dapat disajikan berikut ini :
Material batu belah dengan antara 30 cm
Berat material batu antara 10 sampai dengan 25 kg
Batu diangkat dan ditempatkan pada posisi t 15 cm
Sejumlah pekerja akan menyusun batu sesuai dengan gambar rencana
Penyusunan batu harus saling mengunci antara batu yang lainnya
Pada permukaan atas pasangan batu dipilih batu yang mempunyai permukaan yang rata agar
tidak pemasangan tidak bergelombang pada permukaan.
pekerjaan galian sudah benar – benar siap dan mendapatkan persetujuan direksi, maka
pekerjaan pasang batu pada pondasi bagian bawah dipasang. Pemasangan batu harus dilakukan
pada bagian luar pasangan batu. Pekerjaan pasangan batu ini dibuat sesuai dengan ketinggian
yang tercantum pada gambar rencana. Bahan-bahan yang digunakan untuk pasangan batu
adalah batu belah, pasir pasang, Semen Portlan/PC dan air.
Sedangkan syarat-syarat bahan adalah sebagai berikut :
3. PEKERJAAN BETON
Dalam pekerjaan ini yang dilakukan meliputi :
b. Metoda teknis Beton Bertulang : Pilecap, Sloof, Kolom, Balok, Plat Lantai
Untuk pekerjaan pengecoran beton, semua adukan beton dilaksanakan dengan sistem „site-mix‟
dengan memperhatikan tahapan – tahapan antara lain :
Sebelum pengecoran beton dilaksanakan, semua pekerjaan acuan (bekisting), tulangan,
suling-suling (bila diperlukan) serta angker – angker yang harus ditanamkan dalam beton,
sudah harus selesai dipasang dan mendapat pemeriksaan/ persetujuan tertulis dari
pengawas lapangan.
Aciun (bekisting) harus dibersihkan terlebih dahulu dengan cara penyemprotan air bersih
atau memakai Compressor agar semua kotoran tersapu bersih dari acuan.
Beton harus dicor pada tempat pekerjaan secepat mungkin dan menerus setelah bidang
acuan selesai dibersihkan. Apabila pada salah satu bagian kontruksi terpaksa harus putus
maka batas/ siar pelaksanaan ditentukan oleh Pengawas Lapangan berdasarkan ketentuan
yang berlaku. Apabila akan dilanjutkan maka bagian yang mengeras harus dibersihkan dan
diberi „saus‟ semen sebelum pengecoran lanjutan dimulai.
Selama pengecoran berlangsung, acuan harus dipadatkan dengan menggunakan alat
penggetar (vibrator).
Untuk menentukan Bearing Capasity dari beton selama pembangunan, dibuatkan minimum
2 kubus beton per 5 m3 pengecoran untuk ditest di laboratorium.
Pekerjaan Perancah (Bekisting)
Pelaksana harus menyerahkan gambar rencana perancah yang akan dilaksanakan untuk
mendapatkan Persetujuan Direksi Pekerjaan. Perancah dapat dibuat dari konstruksi kayu Sengon.
Untuk bagian beton yang nantinya akan terlihat maka bagian tersebut harus diberi lapisan kayu
yang halus atau dilapis dengan seng/kayu lapis. Cetakan/form harus dipotong dan disokong
sehingga tidak melendut selama dan sesudah pengecoran/penempatan beton.
Pekerjaan Pembesian
Pelaksana harus mengangkut/menandatangkan besi tulangan ketempat lokasi kerja dalam ikatan,
diberi label yang dapat menunjukan ukuran diameter dan panjang besi.
Tidak bengkok-bengkok
Pelaksana harus menangani serta menyimpan seluruh tulangan sedemikian rupa sehingga tidak
terjadi distorsi, pengotoran atau kerusakan lainnya.
Sebelum memenuhi pekerjaan tulangan, Pelaksana harus menunjukan kepada Direksi Pekerjaan
daftar yang disyahkan oleh pabrik pembuat baja yang dapat memberikan berat satuan nominal
dalam kilogram dari setiap ukuran dan kelas dari baja tulangan tersebut.
Batang tulangan harus diikat kencang dengan kawat pengikat (kawat beton) sehingga tidak
bergeser sewaktu penempatan/pengecoran beton. Untuk selimut beton, pada tulangan dilapis
bawah dari lantai dan sisi-sisi dinding dipasang tahu beton yang tebalnya sesuai dengan tebal
selimut beton.
Pekerjaan Pengecoran
Untuk pelaksanaan struktur beton terdapat beberapa tahapan-tahapan yang diantaranya adalah
sebagai berikut :
Tahap pertama Pelaksanaan pekerjaan struktur dikerjakan Pembuatan Pondasi, dalam
pekerjaan ini meliputi pekerjaan pemasangan lantai kerja, perakitan pembesian,
pemasangan bekisting dan pengecoran beton, acuan pelaksanaan dikerjakan sesuai gambar
rencana dan spesifikasi teknis.
Tahap kedua Pelaksanaan pekerjaan struktur Pasang sloof dilanjutkan Kolom, dalam
pekerjaan ini meliputi pekerjaan pemasangan lantai kerja, perakitan pembesian,
pemasangan bekisting dan pengecoran beton, acuan pelaksanaan dikerjakan sesuai gambar
rencana dan spesifikasi teknis.
Tahap Ketiga Pekerjaan Struktur Sloof dan Lantai dasar, dalam pekerjaan ini untuk
pekerjaan lantai dan lantai sebelum dipasang pekerjaan beton terlebih dahulu dikerjakan
pekerjaan lantai kerja yang tujuanya agar konstruksi tersebut tidak terganggu oleh kotoran
tanah dan lainnya, pekerjaan ini meliputi pekerjaan pemasangan lantai kerja, perakitan
pembesian, pemasangan bekisting dan pengecoran beton, acuan pelaksanaan dikerjakan
sesuai gambar rencana dan spesifikasi teknis.
Tahapan Ke Empat yaitu pekerjaan Struktur Kolom, Balok dan Plat Lantai, Pekerjaan ini
dikerjakan setelah pekerjaan lantai dasar selesai dikerjakan, langkah yang dilakukan
pertama seting central kolom dengan menggunakan alat Theodolite dan Water Pass, baru
pekerjaan pembesian Kolom, setelah selesai pemberian diteruskan pemasangan bekisting
kolom dan langkah selanjutnya pengecoran beton untuk kolom, setelah selesai pekerjaan
beton selesai maka langkah berikutnya pemasangan bekisting lantai dan balok dan
diteruskan pemasangan pembesian balok dan lantai, setelah pekerjaan pembesian selesai
dan disetujui oleh Direksi dan konsultan pengawas maka selanjutnya pengecoran balok dan
lantai dari beton yang ditentukan dala dokumen. Acuan pelaksanaan dikerjakan sesuai
gambar rencana dan spesifikasi teknis.
Tahapan Ke Lima yaitu pekerjaan Struktur Kolom, Balok dan Plat Lantai dua, Pekerjaan ini
dikerjakan setelah pekerjaan lantai 1 selesai dikerjakan, langkah yang dilakukan pertama
seting central kolom dengan menggunakan alat Theodolite dan Water Pass, baru pekerjaan
pembesian Kolom, setelah selesai pemberian diteruskan pemasangan bekisting kolom dan
langkah selanjutnya pengecoran beton untuk kolom, setelah selesai pekerjaan beton selesai
maka langkah berikutnya pemasangan bekisting balok dan diteruskan pemasangan
pembesian, setelah pekerjaan pembesian selesai dan disetujui oleh Direksi dan konsultan
pengawas maka selanjutnya pengecoran balok beton. Setelah selesai pekerjaan balok
beton, selanjutnya dilakukan pemasangan lantai beton dari mutu sesuai dalam dokumen
kontrak dengan mutu beton sesuai spesifikasi teknis. Untuk kelancaran pelaksanaan
pekerjaan konstruksi ini, maka tenaga dan alat yang dipakai adalah sesuai dengan yang
dibutuhkan dilapangan mengacu pada dokumen kontrak, serta alat bantu lainnya yang
menunjang dalam pelaksanaan pekerjaan ini. Acuan pelaksanaan dikerjakan sesuai gambar
rencana dan spesifikasi teknis yang telah ditentukan.
Untuk pelaksanaan struktur terdapat beberapa langkah-langkah yang diantaranya adalah
sebagai berikut :
Untuk menahan bekisting balok dan Plat beton diatasnya dipergunakan beatty
scafolding pada jarak 1,8 meter, sehingga diharapkan tidak terjadi lendutan.
Pengecoran diakukan apabiIa tulangan sudah terpasang.
Sebelum pengecoran dilakukan, terlebih dahulu dilakukan pembersihan dari kotoran-
kotoran.
Agar menghasilkan beton yang rata, maka saat pengecoran dilakukan pemadatan
dengan menggunakan concrete vibrator.
Setelah Pengecekan pembesian dilakukan segera dipasang Bekisting Kolom dari bahan yang baik
1
2
3
4
5
Untuk mendapat Pengecoran Kolom , yang baik agar menggunakan bucket, Pemadatan Beton
menggunakan Concrete Vibrator
1. Pembersihan Lokasi
2. Pasang Besi Kolom
3. Pasang Bekisting Kolom
4. Pasang Kayu Suport
5. Inspeksi Terakhir Lot Vertikal dan Horizontal
6. Pengecoran
7. Pembongkaran Bekisting setelah 12 Jam
8. 12 Jam Setelah pengecoran bekisting kolom dapat dilepas secara hati-hati
9. Perawatan Beton dengan menggunakan karung goni basah yang disiram air, lembaran plastik atau
disemprot dengan obat
1. PEKERJAAN PASANGAN
Dalam pekerjaan ini yang dilakukan meliputi :
Pintu, Kusen dan Jendela merupakan komponen penting dalam sebuah bangunan. Pada proyek-
proyek besar biasanya mempunyai jumlah pintu yang banyak, sehingga pelaksanan pekerjaan ini
dilapangan memerlukan metode pelaksanaan yang tepat. Adapun metode pelaksanaan pekerjaan
pintu, kusen dan jendela, adalah sebagai berikut :
a. Persiapan Pekerjaan
1. Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pintu, kusen dan jendela
aluminium.
2. Approval material yang akan digunakan.
3. Persiapan lahan kerja.
4. Persiapan material kerja, antara lain : alumunium kusen, alumunium frame, hardware,
sekrup, fisher, engsel, sealant, baut dynabolt, dll.
5. Persiapan alat bantu kerja, antara lain : cutting well/gerinda, bor, gergaji, waterpass,
meteran, unting-unting, reevet, gun sealant, selang air, cutter, dll
b. Pengukuran
Lakukan pengecekan dan pengukuran dilapangan untuk opening yang akan dipasang kusen
aluminium apakah sudah sesuai dengan gambar kerja atau belum.
d. Proteksi
Proteksi plastik (blue sheet) pada bagian kusen alumunium dapat dilepas, apabila lokasi
pekerjaan sudah benar-benar bersih dari kotoran dan tidak ada lagi pekerjaan yang dapat
merusak aluminium tersebut.
5. PEKERJAAN PLAFOND
Dalam pekerjaan ini yang dilakukan meliputi :
Sebagai bahan untuk menghilangkan sambungan antar lembaran Gypsump dan Kalsiboard
digunakan sejenis Paper tape (Pita kertas berpori dengan ukuran lebar 50 mm panjang tiap
rol 75 m). Dan untuk menutupi lubang bekas Skrup digunakan Base Coat 100, juga untuk
menutupi permukaan dasar menggunakan Total join Compound.
4 Pada beberapa tempat tertentu harus dibuat manhole/access panel dilangit-langit yang
bisa dibuka tanpa merusak Kalsiboard sekelilingnya untuk keperluan
pemeriksa/pemeliharaan M & E.
5 Pemasangan/penyetelan Plafond tidak boleh menyimpang dari ketentuan gambar rencana
baik plafond datar maupun yang lengkung, untuk itu urutan dan cara kerja harus mengikuti
persyaratan dan ketentuan dari pihak konsultan pengawas. Semua ukuran harus sesuai
dengan Pola Plafond Yang diingikan, serta yang mengerjakan pemasangan pelapis plafond
ini harus oleh tenaga yang perpengalaman dalam bidang ini.
6 Finishing pelapis, memakai cat Emulsion dicatkan diatas permukaan Gypsump dan
Kalsiboard, semua persyaratan dan cara pengecatan mengikuti persyaratan yang
disyaratkan oleh pabrik yang dipilih dan ditunjuk oleh konsultan pengawas/pemberi tugas
(Lihat Bab Finishing Pekerjaan Pengecatan).
7 Pada bagian tepi dari plafond yang bertemu/ bersinggung dengan dinding ditutup
dengan list Profil dari kayu kapur ukuran dan bentuk sesuai gambar. Pemasangan list
plafond keliling ruangan, disesuaikan dengan gambar rencana.
8 Apabila terjadi penyimpangan dan tidak sesuai dengan gambar atau menurut Pengawas
dianggap tidak rapih maka Kontraktor harus memperbaikinya kembali sesuai yang
disyaratkan dan tidak merupakan pekerjaan tambah.
5. PEKERJAAN ATAP
Dalam pekerjaan ini yang dilakukan meliputi :
d. Metoda teknis Atap Baja Ringan dan Penutup Atap Genteng Aspal
Perakitan di proyek mempunyai resiko kuda-kuda yang dibuat tidak rapi, tidak seragam, atau
tidak sesuai gambar desain. Dalam pengerjaan rangka atap ini kami mempercayakan pada
perusahaan pengadaan rangka atap bajaringan yang berpengalaman system yang jelas sehingga
dapat dikeluarkan SURAT GARANSI STRUKTUR PABRIK yang mewakili system dan teknologi
Australia. Kontrol pemasangan alat sambung juga merupakan hal yang penting, untuk itu
tahapan pekerjaan perakitan dan pemasangan sesuai standard adalah:
1. Ring balok yang sudah jadi diukur dengan engginer masing-masing fabricator untuk didesain
ulang dengan menggunakan software khusus ex.australia. Adapun hasil desain tersebut
adalah berupa input ke pabrik.
ral T
Top P
7 . PEKERJAAN LISTRIK
Dalam pekerjaan ini yang dilakukan meliputi :
LANTAI I
1 Pas.Box Panel dan Panel Kontrol +KWH 11000 VA
2 Instalasi Penerangan
3 Pas. Instalasi stop kontak sekw. Brocco
4 Lampu Panel Led Down Light 15 Watt
5 Pas. Stop Kontak sekw. Brocco
6 Pas. Saklar Tunggal sekw. Brocco
7 Pas. Saklar Ganda sekw. Brocco
a. Petunjuk
Pekerjaan listrik merupakan pekerjaan yang bersifat terakhir dan semua materialnya adalah
bahan dari pabrik dan pelaksanaannya memerlukan beberapa tahapan yaitu : spesifikasi
material, hasil uji pabrik, pengiriman, pemasangan dan pengujian lapangan serta perawatan
yang terdiri atas :
Jaringan tegangan rendah
Ducting/rak kabel/titik kontak
Pencahayaan dan sumber daya
Titik lampu
c. Dasar Pelaksanaan
Mengacu pada gambar rencana dimana dijelaskan mengenai lokasi instalasi secara
lengkap antara lain panel, rak kabel, titik lampu, titik kontak clan sumber daya.
Setelah mendapat persetujuan material yang akan digunakan maka kontraktor
melaksanakan pemesanan clan pemitihan sub kontraktor/ instalatur pelaksana jaringan
listrik yang memenuhi persyaratan kerja.
Dalam beberapa hal peralatan yang akan digunakan harus mendapat pemeriksaan dari
instansi yang berwenang terutama masalah pengkabelan. Dan sebelum pelaksanaannya
pihak pelaksana harus membuat gambar kerja yang harus dikoordinasikan dengan pihak
direksi guna mendapat persetujuan.
d. Conduits
Sebagai pelindung dari jaringan kabel digunakan PVC guna perlindungan terahadap
kondisi cuaca dan gangguan dan luar lainnya.
f. Titik Lampu
Jenis lampu yang akan dipakai harus sesuai dengan yang tercantum dalam rencana kerja
dan syarat-syaratnya, BOQ.
8. PEKERJAAN SANITARY
Dalam pekerjaan ini yang dilakukan meliputi :
LANTAI I
1 Pas. Closet duduk
2 Pas. Wastafel lengkap
4 Pas. Kran air 1/2" atau 3/4"
5 Pas. Pipa PVC untuk saluran air bersih 1/2" + asesoris
6 Pas. Pipa PVC untuk saluran air bersih 3/4" + asesoris
7 Pas. Pipa PVC untuk saluran air kotor 4"
8 Pas. Floor drain
9 Pas. Torn air
a. Persiapan Pekerjaan
1 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan sanitair.
2 Approval material yang akan digunakan.
3 Persiapan lahan kerja.
4 Persiapan material kerja, antara lain : monoblock, washtafel, cove ligth washtafel, kaca
cermin, hand drayer, jet washer, tisue holder, hand shower, soap dish, urinoir, penyekat
urinoir, floor drain, kran dinding, kichen zink, seal tape, sealant, dll.
5 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : bor, gerinda, waterpass, obeng, kunci pas, gun
sealant, dll.
b. Pengukuran
Terlebih dahulu dilakukan pengukuran (marking area) untuk titik penempatan dan elevasi
ketinggian alat sanitair.
e. Persyaratan Teknis Instalasi Pipa Air Kotor, Bekas, Hujan dan Vent
1. Lingkup pekerjaan yang termasuk di dalam pekerjaan ini meliputi : sistem air kotor
pekerjaan ini meliputi pengadaan sistem air kotor termasuk semua kelengkapannya
sepanjang pipa (sambungan, elbow, tee, reducer, valve, dIl) sesuai dengan kebutuhan yang
diperlukan dalam pemasangan instalasi ini.
2. Semua pipa tegak lurus dijangkar pada tiap-tiap lantai untuk pipa mendatar diberi
support/gantungan kuat dan rapih dengan jarak maximum 1 meter. Pipa mendatar dibuat
kemiringan 1% minimum.
3. Dalam pemasangan jaringan pemipaan ini mengadakan koordinasi dengan pekerjaan-
pekerjaan struktur mengingat adanya penembusan pada beton lantai dan dinding.
4. Pada waktu pemasangan pipa harus diperhatikan benar-benar kedudukan agar betul-betul
serta pada peil yang benar dan dasar pipa harus terletak rata, tidak ada puing-puing atau
batu-batu atau benda lain yang dapat merusak pipa. Pengujian dari seluruh sistem
pemipaan air kotor bekas dilakukan setelah selesai pemasangan. Sistem pemasangan akan
diuji diisi air yang mempunyai tekanan statis tidak kurang dari 8 m kolom air. Pengujian
berhasil apabila selama 60 menit air yang berada dalam sistem tersebut tidak mengalami
penurunan muka air. Pengadaan dan Pemasangan klosed, kichen zink, kran air, floor drain,
bak mandi, bak kontrol, septictank dll.
9. PEKERJAAN PENGECATAN
Dalam pekerjaan ini yang dilakukan meliputi :
Cek permukaan dinding tersebut jika masih terdapat permukaan yang tidak rata di ratakan
dengan plamur.
Pengecatan kedua dilakukan dan seterusnya hingga tiga kali pengecatan sesuai dengan
persyaratan yang telah ditentukan.
Rapihkan / Tusir bagian pinggir dinding atau plafond yang tidak rapih dengan menggunakan
kuas.
2. Urutan pekerjaan pengecatan permukaan kayu
Seluruh permukaan harus dibersihkan dari debu, lemak, kotoran atau noda lain dan dalam
kondisi kering
Ratakan permukaan kayu dengan melamin/pelituran kayu 1 lapis.
Dempul (Wood Filler) sampai lubang-lubang/pori-pori kayu terisi sempurna, tunggu hingga 7
hari, kemudian bidang yang cat diampelas dengan ampelas besi halus hingga rata
permukaan.
Cat akhir dengan menggunakan kuas, tenggang waktu antara pelapisan minimum 16 jam.
Haluskan permukaan kayu dengan kuas.
D. MASA PEMELIHARAAN
Masa pemeliharaan dilaksanakan sesuai dengan kesepakatan yang tertuang dalam dokumen kontrak.
Adapaun hal-hal yang dilaksanakan dalam proses pemeliharaan Pekerjaan Belanja Pengadaan
Bangunan Gedung Kantor Peningkatan Sarana dan Prasarana Destinasi Wisata Pangumbahan Kawasan
Konservasi Pesisir dan Pulau Pulau Kecil Pada Dinas Kelautan Provinsi Jawa Barat ini antaralain :
1. Inventarisasi cacat-cacat, baik yang terlihat maupun yang tersembunyi (Defect and Deficiencies).
2. Penugasan secara penuh pada pelaksana yang ditunjuk untuk menangani pemeliharaan dan
mengatasi cacat-cacat yang ditemukan untuk diperbaiki.
3. Jadwal pemeliharaan rutin dari mulai kebersihan bangunan dan pengecheckan komponen-komponen
bangunan agar dapat berfungsi sesuai dengan yang diharapkan.
4. Berkoordinasi dengan user atau pemakai bangunan apabila terdapat pekerjaan yang tidak berfungsi,
perlu penyempurnaan atau perlunya penggantian.
F. KESIMPULAN
Metode pelaksanaan yang diuraikan di atas, adalah merupakan interprestasi dari pekerjaan Belanja
Pengadaan Bangunan Gedung Kantor Peningkatan Sarana dan Prasarana Destinasi Wisata
Pangumbahan Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau Pulau Kecil Pada Dinas Pendidikan Provinsi Jawa
Barat. Pelaksanaan pekerjaan konstruksi ini tentunya membutuhkan suatu tim kerja yang andal dan
solid, terutama menyangkut koordinasi dan kerjasama. Tetapi hal inipun perlu didukung oleh aspek–
aspek antara lain : kemudahan pencapaian kelokasi proyek, dan pelaksanaan yang memadai, tingkat
teknologipembangunan yang digunakan, birokrasi yang tidak menghambat dan waktu pelaksanaan yang
layak.
Dalam uraian kesimpulan ini kami selaku Kontraktor apabila diberi kepercayaan dan Perintah untuk
mengerjakan pelaksanaan Pekerjaan Belanja Pengadaan Bangunan Gedung Kantor Peningkatan Sarana
dan Prasarana Destinasi Wisata Pangumbahan Sub Kegiatan Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau
Pulau Kecil Pada Dinas Kelautan Provinsi Jawa Barat ,
kami akan melengkapi Metode pelaksanaan dengan beberapa solusi sebagai berikut :
1. Menempatkan tenaga kerja ( SDM ) yang handal sesuai dengan bidangnya masing – masing yakni
Sipil Arsitektur, Mekanikal Elektrikal dan tenaga ahli yang berpengalaman yang tercantum dalam
pengajuan personil inti perusahaan, dan konsisten terhadap program yang telah direncanakan serta
sanggup menyelesaikan pekerjaan dengan kualitas yang baik dalam waktu yang singkat.
2. Bekerja dengan jadwal yang ketat namun terencana dan selalu berpedoman terhadap Master
Schedule, Mini Schedule maupun Net Work Planning yang telah disetujui.
3. Mengerjakan tenaga tukang terampil untuk setiap unit pekerjaan masa bangunan dengan jumlah
maksimal.
4. Pengelolaan Manajemen Proyek yang baik.
5. Melakukan kerja lembur, hal ini diterapkan dalam menyikapi keterbatasan waktu pelaksanaan yang
telah ditentukan.
6. Jadwal Bahan dan peralatan kelokasi secara tepat waktu sesuai dengan kebutuhan.
7. Melakukan koordinasi secara kontinue dengan konsultan Perencana, Konsultan Pengawas dan
Pengelola Teknis minimal 1 kali dalam 2 minggu.
8. Tetap berpedoman pada standard dan peraturan yang berlaku untuk mendapatkan hasil pekerjaan
yang optimal dan aman.
Demikian Metoda Pelaksanaan ini dibuat untuk sebagai bahan acuan pelaksanaan dilapangan dan
sebagai bahan pertimbangan evaluasi dalam penawaran.