Anda di halaman 1dari 24

METODA PELAKSANAAN

PROGRAM : PROGRAM PENINGKATAN KESIAGAAN DAN PENCEGAHAN


BAHAYA KEBAKARAN
KEGIATAN : PEMBENTUKAN DAN OPERASIONAL WMK KECAMATAN
PEKERJAAN : PENINGKATAN POS WMK KECAMATAN KURANJI
(BELIMBING)
LOKASI : POS PEMADAM KEBAKARAN KECAMATAN KURANJI
KOTA PADANG

I. PENDAHULUAN

1.1. Umum

Setelah mengikuti aanwijzing serta mempelajari bestek/gambar dan berita acara


aanwijzing, maka kami mencoba membuat Metoda Pelaksanaan Kerja sebagai
salah satu syarat teknis dalam melakukan penawaran pekerjaan tersebut di atas.
Pekerjaan yang akan dilakukan kami susun berdasarkan aturan-aturan pelaksanaan.
Di bawah akan dijelaskan urutan atau tahapan pekerjaan yang akan dilaksanakan di
lapangan/ lokasi kerja.

Mengingat Metode Kerja sangat penting yang mana kriteria proyek selalu:
1.1.1 Dimulai dari awal proyek dan diakhiri dengan akhir proyek serta mempunyai
waktu terbatas merupakan rangkaian kegiatan yang saling terkait.
1.1.2 Kegiatan konstruksi harus bisa menggunakan sumber daya secara efektif dan
efisien agar tujuan proyek tercapai secara optimal.

Dalam hal ini penyedia jasa untuk pelaksanaan pekerjaan yang nantinya,
dipercayakan kepada CV. ALDORA ditunjuk sebagai pemenang, berkomitmen
akan melaksanakan pekerjaan dengan metode kerja yang seefektif dan seefisien
mungkin, sehingga hasil akhir pekerjaan akan sesuai dengan apa yang diharapkan
di dalam dokumen kontrak dan dapat dipertanggungjawabkan dengan :
a. Tepat waktu
b. Tepat biaya
c. Tepat mutu

1.2. Tujuan

Metode kerja / rencana kerja mempunyai penggunaan untuk mencapai hasil fisik
yang dapat dipertanggungjawabkan dalam jangka waktu yang telah ditetapkan,
dengan demikian urutan kerja, penyediaan bahan, tenaga kerja dan peralatan kerja
harus disusun secara sistematis.

Metode Konstruksi
1.3. Bentuk dan isi

Dalam Pembuatan Rencana Kerja berisikan program dari waktu ke waktu tentang :
a. Pelaksanaan bagian-bagian item pekerjaan.
b. Pendatangan macam-macam bahan dan peralatan kerja serta jumlahnya.
c. Penggunaan bermacam-macam tenaga dan peralatan kerja serta jumlahnya.

II. FUNGSI KEGUNAAN

2.1. Mempermudah urutan tahapan pelaksanaan pekerjaan fisik.


2.2. Mempermudah pendatangan bahan menurut waktu dan kebutuhannya.
2.3. Mempermudah pendatangan tenaga kerja menurut waktu dan kebutuhannya.
2.4. Mempermudah pendatangan peralatan kerja menurut waktu dan kebutuhannya.
2.5. Pelaksanaan pekerjaan menjadi lancar dan efektif.
2.6. Pengendalian biaya dan waktu lebih akurat dan efektif.
2.7. Bila terjadi force majeur akan tercatat lebih akurat, sehingga mempermudah
pembuktian guna meminta perpanjangan waktu.

III. PELAKSANAAN PEKERJAAN

3.1. Informasi pekerjaan :

KEGIATAN : PEMBENTUKAN DAN OPERASIONAL WMK KECAMATAN


PEKERJAAN : PENINGKATAN POS WMK KECAMATAN KURANJI
(BELIMBING)
LOKASI : POS PEMADAM KEBAKARAN KECAMATAN KURANJI
KOTA PADANG

3.2. Lingkup Pelaksanaan Pekerjaan.

Pekerjaan yang akan dilakukan terdiri dari beberapa bagian berikut:


A. PEKERJAAN PONDASI
B. PEKERJAAN BETON
C. PEKERJAAN KAP/ATAP
D. PEKERJAAN PENGECATAN

Pekerjaan di atas dikerjakan sesuai dengan Time Schedule yang terlampir.

IV. MANAGEMENT RESPONSIBILITY (TANGGUNG JAWAB


MANAJEMEN)
Pengelolaan kegiatan Management Responsibility (yang dipimpin oleh Project
Manager) didasarkan adanya analisa eksternal, hasil kinerja proyek, informasi
customer, informasi divisi/cabang dan standarisasi. Pelaksanaan kegiatan Management
Responsibility meliputi :

Metode Konstruksi
1. Merumuskan dan menetapkan rencana kerja mencapai sasaran proyek
2. Merumuskan dan menetapkan Sasaran Kerja Individu (SKI) Proyek
3. Menjamin Visi, Misi, Kebijakan, Sasaran, Sasaran Kerja Kelompok (SKK),
Sasaran Kerja Individu (SKI) dikomunikasi dan dipahami di seluruh Proyek
4. Menjalankan prinsip-prinsip Good Corporate Governance ditingkat proyek
5. Menentukan sistem manajemen pengelolaan aktifitas proyek
6. Menjamin tersedianya sumber daya dan informasi termasuk sumber daya
manusia yang kompeten dilingkungan proyek
7. Menetapkan perencanaan dan pengendalian proyek
8. Menjamin penerapan dan keefektifan sistem manajemen proyek yang dalam
pelaksanaannya dibantu oleh Project Engineering Manager (PEM) dan Project
Production Manager (PPM)
9. Melaksanakan tinjauan manajemen secara berkala terhadap Sasaran Proyek,
SKI dan Customer Satisfaction
10. Menetapkan tindak lanjut peningkatan berkesinambungan untuk menjamin
penyempurnaan sistem manajemen dan pencapaian kinerja proyek
Hasil dari kegiatan pengelolaan management responsibility adalah : penetapan sasaran
proyek, terlaksananya prinsip - prinsip Good Corporate Governance, terlaksananya
proyek dalam upaya pencapaian sasaran, terlaksananya Rapat Tinjauan Manajemen
dan terlaksananya komunikasi internal maupun eksternal.

V. RESOURCES MANAGEMENT ( PENGELOLAAN SUMBER DAYA)

5.1 Sumber Daya Manusia


Pengelolaan Sumber Daya Manusia secara berkesinambungan dikembangkan untuk
menjamin kompetensi staf proyek dalam rangka pencapaian kinerja dan sasaran Proyek
yang akan memberi kontribusi dalam pencapaian kinerja dan sasaran Cabang/Divisi
serta Korporat. Pelaksanaan proyek akan dikelola oleh suatu tim yang dipimpin oleh
Project Manager dan dibantu oleh beberapa staf sebagaimana tertuang dalam struktur
organisasi proyek sesuai dengan job description terlampir.

5.2 Pengadaan
Pengadaan material didasarkan pada dokumen kontrak dan spesifikasinya serta
sasaran. Kegiatan pengadaan material meliputi :
1. Penyusunan rencana, permintaan dan pengadaan kebutuhan barang/jasa,
termasuk koordinasi dengan Cabang /Divisi sesuai dengan daftar dan jenis
material yang telah disetujui oleh Direksi Teknis/Pengawas Lapangan
2. Penanganan seleksi dan evaluasi pemasok/sub kontraktor, termasuk koordinasi
dengan Cabang/Divisi/Direksi Teknis Lapangan
3. Penanganan dan pengendalian proses pengadaan, termasuk koordinasi dengan
Cabang/Divisi/Direksi Teknis Lapangan
4. Penanganan dan pengendalian barang yang dipasok oleh pelanggan/bouwheer
5. Evaluasi dan pengendalian proses pengadaan serta peningkatan kinerja
pemasok/sub kontraktor

Metode Konstruksi
Hasil dari pelaksanaan pengadaan material adalah : tersedianya daftar pemasuk / sub-
kontraktor, daftar rencana pengadaan barang dan jasa, daftar rencana kebutuhan barang
dan jasa, schedule pelaksanaan sub-kontraktor, daftar material yang dipasok
pelanggan/bouwheer, hasil evaluasi dan peningkatan kegiatan pengadaan.

5.3 Pengendalian material dan Gudang


Pengendalian material dan gudang didasarkan pada informasi pengadaan barang.
Kegiatan pengendalian material dan gudang meliputi :
1. Pemeriksaan, penanganan, penyimpanan dan pengendalian material/ barang
yang diterima, termasuk material yang dipasuk pelanggan/ bouwheer
2. Penanganan dan pemeriksaan permintaan material/barang
3. Pengendalian persediaan sesuai material/barang masuk dan keluar
4. Menyusun laporan pengendalian material/barang
5. Evalusi dan penyempurnaan pengendalian material dan gudang
Hasil dari pelaksanaan pengendalian material dan gudang adalah: terlaksananya
pengendalian, penyimpanan dan pengeluaran material.

5.4 Keuangan
Kegiatan pelaksanaan keuangan didasarkan dengan adanya transaksi yang terjadi,
kegiatan pelaksanaan keuangan terdiri dari :
1. Pengelolaan laporan keuangan dan kebutuhan pendanaan proyek
2. Pengelolaan dana dan optimalisasi penggunaannya
3. Pengelolaan aktifitas keuangan proyek
4. Pengelolaan pajak - pajak proyek
5. Penyusunan laporan keuangan proyek
6. Evaluasi dan penyempurnaan aktifitas pengelolaan keuangan proyek

Hasil dari pelaksanaan keuangan adalah : tersedianya rencana dan realisasi cash flow
proyek, data kewajiban yang harus dibayar, buku besar dan laporan keuangan proyek.

5.5 Peralatan Konstruksi


Kegiatan pengelolaan peralatan konstruksi didasarkan adanya sejumlah peralatan yang
digunakan untuk melaksanakan pekerjaan. Pelaksanaan kegiatan peralatan konstruksi
meliputi:
1. Identifikasi Peralatan
2. Pemeliharaan dan Perawatan
3. Administrasi pemeliharaan peralatan

Hasil dari pengelolaan kegiatan peralatan konstruksi berupa: daftar peralatan yang
mencantumkan identifikasi masing - masing alat, rencana dan realisasi pemeliharaan
peralatan dan tersedianya administrasi pemeliharaan peralatan.

5.6 Pengendalian Infrastruktur


Kegiatan pengendalian infrastruktur didasarkan adanya asset dan peralatan proyek.
Kegiatan pengendalian infrastruktur meliputi infrastruktur yang diperlukan untuk
memenuhi kesesuaian persyaratan proses dan produksi yang ditetapkan, disediakan,
dipelihara dan dikendalikan yang antara lain mencakup :
1. Fasilitas proyek, seperti kantor kontraktor, workshop, mess pegawai
2. Peralatan, mesin dan perkakas

Metode Konstruksi
3. Peralatan inspeksi dan pengujian
4. Teknologi informasi dan komunikasi
5. Transport
6. Perlengkapan pengaman
7. Fasilitas lain yang diperlukan pelanggan dan pemilik proyek

Hasil dari pelaksanaan pengendalian infrastruktur adalah : rencana dan realisasi


pemeliharaan asset proyek, peralatan proyek, pencapaian sasaran hasil evaluasi dan
peningkatan kegiatan pengelolaan infrastruktur.

5.7 Pengendalian K3 dan Lingkungan


Pelaksanaan pengendalian K3 dan lingkungan didasarkan adanya peraturan perundang-
undangan, dokumen kontrak dan kelengkapannya. Kegiatan pelaksanaan pengendalian
K3 dan lingkungan terdiri dari :
1. Identifikasi aspek K3 dan lingkungan
2. Penetapan rencana mutu pengendalian aspek K3 dan lingkungan
3. Menjamin pemahaman aspek K3 dan lingkungan
4. Pelaksanaan pengendalian aspek K3 dan lingkungan
5. Penyusunan laporan K3 dan lingkungan
6. Evaluasi dan penyempurnaan pengendalian K3 dan lingkungan

Hasil dari pelaksanaan pengendalian K3 dan lingkungan adalah: rencana pengendalian


K3 dan lingkungan proyek, laporan K3 dan lingkungan proyek.

VI. MEASUREMENT, ANALISYS AND IMPROVEMENT


(PENGUKURAN, ANALISA DAN PENINGKATAN)

Secara periodik proyek melakukan evaluasi kinerja dalam upaya untuk


mengidentifikasi penyimpangan terhadap pencapaian sasaran proyek dan melakukan
upaya - upaya peningkatan dan penyempurnaan secara berkelanjutan atas kinerja
proyek.
Kegiatan evaluasi dilakukan dalam upaya melakukan analisa sebab akibat dan upaya
yang perlu dilakukan untuk melakukan tindakan - tindakan pencegahan dan
peningkatan perbaikan secara terus menerus dan berkelanjutan, dalam setiam Rapat
Tinjauan Manajemen ( RTM ) di tingkat proyek.
Pengukuran kinerja dilakukan didasarkan pada ketetapan Direksi baik yang berupa
parameter kinerja, cara penilaian dan pengukurannya.

6.1 Kepuasan Owner


Dalam rangka untuk memelihara dan meningkatkan performance kami dalam
pelayanan produk dan jasa kepada owner, manajemen memerlukan informasi yang
terkait dengan tingkat kepuasan pelanggan di proyek dengan melakukan aktifitas
sebagai berikut :
Pelaksanaan pengelolaan kepuasan pelanggan didapat dari kinerja proyek dan indeks
kepuasan pelanggan. Kegiatan pengelolaan kepuasan pelanggan meliputi :
1. Melakukan client survey
2. Evaluasi dan analisa hasil client
3. Membuat customer satisfaction index

Metode Konstruksi
4. Rekomendasi dan solusi pemenuhan kepuasan Owner
5. Monitoring tindak lanjut rekomendasi pemenuhan kepuasan Owner
Hasil dari pengelolaan kepuasan pelanngan adalah " hasil survey kepuasan pelanggan
dan tindak lanjutnya".

6.2 Audit Internal


Untuk memastikan penerapan dan penyempurnaan konerja proyek akan dilakukan
audit internal, kegiatan pelaksanaan audit internal meliputi :
- Menindaklanjuti secara efektif hasil internal audit sebagai aspek penting dalam
penyempurnaan Sistem Manajemen dan pelaksanaan proyek untuk pencapaian
sasaran proyek baik biaya, mutu dan waktu.

Hasil pelaksanaan kegiatan audit internal adalah " hasil laporan audir internal dan
tindak lanjutnya" .

6.3 Proses dan Produk


Pelaksanaan kegiatan proses dan produk berdasarkan adanya kinerja masing - masing
proses dan hasil produk. Kegiatan pelaksanaan pengelolaan proses meliputi :
- Metode pemantauan dan pengukuran pencapaian kinerja proyek serta sistem
manajemen harus ditetapkan, diukur dan dianalisa sebagai dasar untuk
menetapkan tindak lanjut penyempurnaan.

Hasil dari pelaksanaan pengelolaan proses adalah : pencapaian sasaran hasil proses dan
produk serta hasil inspeksi, tes dan commisioning.

6.4 Pengendalian Produk yang Tidak Sesuai ( nonconforming product )


Pengendalian produk yang tidak sesuai (nonconforming product) didasarkan adanya
produk yang tidak sesuai. Kegiatan ini meliputi :
- Adanya ketidak sesuaian produk di proyek diidentifikasi, dianalisa untuk
ditetapkan tindak lanjut penyempurnaan dan salah penggunaan.
Hasil dari pelaksanaan pengendalian produck yang tidak sesuai (nonconforming
product) adalah : pencapaian sasaran dan hasil perbaikan produk.

6.5 Tindakan Korektif dan Pencegahan


Kegiatan tindakan korektif dan pencegahan didasarkan dengan adanya produk yang
tidak sesuai. Kegiatan pelaksanaan tindakan korektif dan pencegahan meliputi :
1. Adanya ketidak sesuaian disemua aktifitas proses bisnis di tingkat proyek,
diidentifikasi, dianalisa penyebabnya dan ditetapkan tindakan korektif untuk
mencegah terulang kembali
2. Tindakan pencegahan harus ditetapkan dan dilaksanakan untuk meneliminasi
penyebab ketidak sesuaian potensial.

Hasil dari pelaksanaan tindakan korektif dan pencegahan adalah : pencapaian sasaran
dan hasil tindakan perbaikan & pencegahan.

6.6 Analisa Data dan Peningkatan Berkesinambungan


Kegiatan analisa data dan peningkatan berkesinambungan didasarkan adanya : keluhan
pelanggan, costomer satisfaction, non conforming product, audit internal dan sasaran
kerja proyek. Kegiatan analisa data dan peningkatan berkesinambungan meliputi :

Metode Konstruksi
- Proyek menentukan, mengumpulkan dan menganalisa data pencapaian kinerja
proyek dengan sistem manajemen proyek sebagai dasar untuk peningkatan
berkesinambungan.
Hasil dari analisa data dan peningkatan berkesinambungan adalah : hasil analisa
keluhan pelanggan, customer satisfaction, NC product dan audit internal serta
pencapaian kinerja proyek.

VII. METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI

7.1 PEKERJAAN PENDAHULUAN

Pertama kami akan melakukan koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait dengan
proyek ini, seperti pengelola proyek, konsultan perencana dan konsultan pengawas,
untuk mengkoordinasikan pelaksanaan pekerjaan sekaligus menyampaikan Struktur
Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan dan Time Schedule Pelaksanaan Pekerjaan.
Selanjutnya kami segera menyiapkan proses pekerjaan yang terdiri dari pengurusan
syarat-syarat administrasi dan teknis pekerjaan.

Teknis pelaksanaan, mengamankan area pekerjaan, membuat papan nama proyek,


meyiapkan tempat penumpukan/ penyimpanan material dengan persetujuan Direksi/
Pengawas. Untuk tenaga kerja dan bahan serta peralatan yang diperlukan, seperti :
a. Tenaga
- Pelaksana
- Administrasi
- Logistik
- Kepala kerja
- Tukang-tukang dan Pekerja

b. Bahan
- Semen
- Batu Kali
- Pasir Pasang/Pasir Beton
- Kerikil
- Bata
- Pasir Urug
- Besi dan kawat
- Tanah Timbunan
- Rangka Baja Ringan
- Atap Zincalume
- Kayu
- Paku Kayu
- cat
- Keramik
- Pagar BRC
- Kanstin Beton
- Paving Block
- Perlengkapan Pintu dan Jendela
- Perlengkapan Sanitair
- Perlengkapan Listrik

Metode Konstruksi
c. Peralatan
- Theodolit
- Roll meter
- Vibrator
- Beton Molen/Concrete Mixer
- Pemotong Besi
- Scafolding
- Genset
- Pompa Air
- Mobil Pick Up
- Alat Bantu

Untuk mobilisasi tenaga, bahan dan peralatan disesuaikan dengan kebutuhannya


masing-masing. Urutan / Tahapan pelaksanaan pekerjaan yang digambarkan dalam
bentuk Time Schedule, dan Kurva ”S”

Pekerjaan Pembersihan Lapangan

Pekerjaan pembersihan lapangan meliputi pembersihan area pembangunan dari


material-material yang dapat mengganggu pekerjaan, seperti Pekerjaan
Bongkaran/Pemindahan Meubeler & Pembersihan. Pembersihan lapangan akan diiringi
dengan penempatan area penumpukan material.

Pemasangan Bowplank
Pemasangan bowplank berfungsi untuk mendapat titik bangunan yang diperlukan
sesuai hasil pengukuran.

Syarat-syarat memasang bouwplank :


1. Kedudukannya harus kuat dan tidak mudah goyah
2. Berjarak cukup dari rencana galian, diusahakan bouwplank tidak goyang akibat
pelaksanaan galian
3. Terdapat titik atau dibuat tanda-tanda.
4. Sisi atas bouwplank harus terletak satu bidang (horizontal) dengan papan
bouwplank lainnya.
5. Letak kedudukan bouwplank harus seragam (menghadap kedalam bangunan semua)
6. Garis benang bouwplank merupakan as (garis tengah) daripada pondasi dan dinding
batu bata.

Bentuk hasil pemasangan bouwplank dapat dilihat pada gambar berikut :

Metode Konstruksi
Pemasangan Bowplank

Posisi Bowplank Terhadap Pondasi Dan Dinding Bata

Pekerjaan Pendahuluan ini dilaksanakan sesuai jadwal terlampir (time schedule


kurva S).

Pekerjaan Galian Pondasi


1) Permintaan persetujuan untuk melakukan pekerjaan kepada Direksi.
2) Pengukuran dan penandaan (pemasangan profil) lokasi pekerjaan yang akan
dilaksanakan sesuai Gambar Rencana bersama Direksi.

Metode Konstruksi
3) Semua persyaratan dan prosedur pekerjaan sesuai dengan Gambar Rencana dan
Spesifikasi Teknis yang ada.
4) Penggalian dilakukan dengan menggunakan tenaga manusia dengan mengacu
garis ketinggian dan elevasi yang ditentukan dalam gambar atau sesuai petunjuk
Direksi.
5) Hasil galian dibuang ke tempat pembuangan disekitar lokasi atau sesuai petunjuk
Direksi.
6) Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi.
Mutual check dilakukan bersama - sama dengan Direksi untuk mendapatkan
pekerjaan yang sebenarnya dilaksanakan / gambar terpasang (as built drawing)
sebagai dasar volume pekerjaan yang akan dimintakan pembayarannya (termin)
dan bila terjadi pekerjaan tambah kurang maka pengajuan paling lambat 1 bulan
sebelum waktu pelaksanaan berakhir (spesifikasi teknik).
7) Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
8) Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
9) Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
10) Penyelesaian pekerjaan ini direncanakan sesuai dengan dan Kurva “S“.
Material dan alat pencampur adukan/spesi dipersiapkan, batu dibersihkan dan dibasahi
seluruh permukaannya sebelum dipasang. Semen, pasir dan air dicampur dan diaduk
menjadi mortar. Pemasangan masing-masing batu dengan diberi alas adukan, semua
sambungan diisi padat dengan adukan pada waktu pekerjaan berlangsung.

Pekerjaan Pondasi Pelat Setempat


1) Pemasangan pondasi tepat dilakukan di bawah kolom dengan kedalaman sesuai
pada bestek.
2) Galian Tanah harus berupa persegi (sesuai dimensi tapak pondasi). Jika galian
tanah gampang longsor, maka diperlukan cetakan pondasi sebelum melakukan
pengecoran.
3) Setelah galian pondasi sesuai kedalaman rencana, selanjutnya memadatkan pasir
urug di dasar lobang pondasi dengan ketebalan 5 cm.
4) Setelah padat, dilanjutkan dengan memberikan lantai kerja K-100 di atas pasir
urug yang dipadatkan tadi dengan ketebalan 5 cm.
5) Anyaman tulangan pondasi dirakit di luar lobang.
6) Setelah anyaman jadi, tulangan dimasukkan ke atas lantai kerja dengan mengatur
letaknya berdasarkan as bangunan.
7) Besi kolom dapat dipasang satu per satu, atau juga bisa dirakit di luar bersamaan
dengan perakitan tulangan pondasi tadi.
8) Setelah posisi tulangan pondasi dan kolom sudah tepat, lalu besi kolom tersebut
dikunci dengan kayu agar tidak bergeser dari as bangunan. Setelah itu dilakukan
pengecoran sesuai kuat beton rencana.
9) Setelah beton pondasi sudah cukup kuat, selanjutnya dilakukan pekerjaan urugan
galian kembali dengan kondisi benar-benar padat.

Metode Konstruksi
Pondasi Pelat Setempat

Untuk Pekerjaan Pondasi Plat Setempat ini akan dilaksanakan sesuai dengan jadwal
yang telah direncanakan (terlampir).

Pekerjaan Urugan
1) Permintaan persetujuan untuk melakukan pekerjaan kepada Direksi.
2) Pengukuran dan penandaan lokasi pekerjaan (pemasangan profil) yang akan
dilaksanakan sesuai Gambar Rencana bersama Direksi.
3) Semua persyaratan bahan dan prosedur pekerjaan sesuai dengan Gambar Rencana
dan Spesifikasi Teknis yang ada.
4) Material tanah urug merupakan material tanah hasil galian.
5) Material timbunan dihamparkan dan dipadatkan.
6) Selama pemadatan sekelompok Pekerja akan merapikan tepi hamparan dengan
menggunakan alat bantu.
7) Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi. Mutual
check dilakukan bersama - sama dengan Direksi untuk mendapatkan pekerjaan
yang sebenarnya dilaksanakan / gambar terpasang (as built drawing) sebagai dasar
volume pekerjaan yang akan dimintakan pembayarannya (termin) dan bila terjadi
pekerjaan tambah kurang maka pengajuan paling lambat 1 bulan sebelum waktu
pelaksanaan berakhir (spesifikasi teknik ).
8) Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
9) Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
10) Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.

Untuk Pekerjaan Pondasi ini akan dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah
direncanakan (terlampir).

7.2 PEKERJAAN BETON / DINDING


Pekerjaan bertulang pada proyek ini meliputi pekerjaan kolom, balok, sloof, dan Ring
Balok. Pada pekerjaan beton bertulang ada pekerjaan penting, yaitu: pekerjaan
tulangan, pekerjaan bekisting, dan pekerjaan pengecoran. Berikut akan dijelaskan satu
per satu.

Pekerjaan Tulangan

Metode Konstruksi
1) Pengiriman besi beton ke lokasi proyek dimana tempat penurunan/ penyimpanan,
besi ditumpuk/disusun dibawahnya diberi balok kayu agar tidak kontak langsung
dengan tanah untuk menjaga perubahan bentuk ( karat ).
2) Dalam pengiriman besi beton disertakan sertifikat / surat hasil pemeriksaan dan
pengujiannya untuk diserahkan kepada Direksi.
3) Besi tulangan dipotong dan dibengkokkan dengan alat bantu sesuai gambar dan
spesifikasi yang disetujui Direksi.
4) Pemasangan dan penempatan besi tulangan yang sudah siap dipasang, dipasang
tepat pada tempat kedudukan yang ditunjukkan dalam gambar rencana dan agar
besi tidak berubah kedudukan pada saat pelaksanaan pengecoran beton harus diikat
kawat bendrat, diganjal besi/cakar ayam diantara besi tulangan serta diberi beton
deking agar besi terselimuti beton dengan sempurna (beton deking dibuat sesuai
dengan persyaratan spesifikasi dan selimut beton rencana).
5) Sebelum dimulai pengecoran, dilakukan pemeriksaan penempatan baja-baja
tulangan.

Pekerjaan Bekisting
Manfaat: Sebagai konstruksi pembantu/cetakan dalam pembuatan beton sesuai
dengan ukuran yang diharapkan.

Bahan Bekisting
- Papan kayu tebal min 2,5 cm, kayu harus kering dan kuat
- Paku
- Kertas semen atau plastic untuk mencegah agar beton tidak menempel pada
bekisting sehingga bekisting mudah dilepas.
- Kaso-kaso

Pengontrolan terhadap bekisting


- Kedudukan bekisting harus kukuh dan kuat
- periksa posisi tegak dan kerataan dari bekisting yang terpasang
- Periksa ketepatan posisi bekisting terhadap as bangunan (benang bouwplank)
- Periksa skur-skur dan klem-klem pada bekisting
- Tidak diperbolehkan adanya lubang sehingga menimbulkan kebocoran
- Cek apakah bekisting sudah dilapisi oleh kantong semen/plastic atau belum
- Bersihkan bekisting dari kotoran seperti daun, tanah dll

Metode Konstruksi
Bekisting

Pekerjaan Beton
Beton adalah material utama yang digunakan dalam pembuatan bangunan. Beton
terdiri dari pasta, agregat dan admixture. Dalam membuat suatu beton dengan mutu
tertentu perlu ditentukan jumlah pasta dan agregat yang sesuai. Pasta adalah campuran
semen dan air yang digunakan untuk merekatkan agregat-agregat dalam beton. Jumlah
pasta pada pembuatan beton sekitar 30-40% dari volume dan berat total beton.
Sedangkan jumlah agregat sebesar 60-70%.

Dalam suatu proses pembuatan beton, yang perlu diperhatikan ada kekuatan,
keekonomisan, dan durabilitas bahan dari beton tersebut. Durabilitas adalah daya tahan
suatu bahan terhadap beban yang akan diterimanya. Pembuatan beton melalui proses
perhitungan kadar air, jumlah semen dan jumlah agregat yang diperlukan. Setelah
proses perhitungan, akan dilakukan proses pembuatan beton dengan bahan-bahan yang
telah dihitung. Setelah beton terbentuk, dilakukanlah proses perawatan selama 28 hari.
Pada hari ke 28, kualitas beton hanya memenuhi 70% dari kondisi normalnya. Pada
proses perawatan beton diusahakan agar temperatur ruang perawatan jangan terlalu
dingin, juga beton diusahakan jangan terlalu kering karena akan menyebabkan getas.

- Semen dan air


Semen merupakan bubuk kering yang berupa partikel-pertikel halus. Dalam pembuatan
beton, semen akan dicampur air untuk membentuk pasta. Semen memiliki beberapa
tipe yaitu tipe I, II, III, IV dan V. Tipe-tipe semen tersebut diurutkan berdasarkan
kekuatan awalnya dalam merekatkan suatu bangunan yang dibentuk. Semen yang
digunakan dalam pembutan beton adalah semen hidrolik. Semen hidrolik adalah jenis
Metode Konstruksi
semen yang bereaksi dengan air dan membentuk suatu batuan massa. Semen hidrolik
juga terdiri dari beberapa jenis, seperti semen semen portland, semen portland abu
terbang, semen portland putih, dll. Semen portland terbuat dari campuran kalsium,
silika, alumunium dan oksida besi. Pada penggunaannya di lapangan, bahan-bahan
semen portland dibuat atau ditambahkan dari zat kimia lain. Contohnya, semen
portland abu terbang yang merupakan hasil poemanfaatan kembali dari produksi
pembakaran gas.

Air juga sangat dibutuhkan dalam pembuatan beton, karena air dapat mempercepat
proses kimiawi pada beton.Sehingga dapat memudahakn pengerjaan. Pada reaksi kimia
beton, hanya 1/3 bagian air yang diperlukan untuk reaksi. Air bermanfaat dalam
mencegah penyusutan plastis. Tapi dapat merendahkan permeabilitas dan kekuatan
beton.

Dalam pembuatan beton, semen akan dicampur air untuk membentuk pasta. Fungsi
dari pasta ini adalah untuk merekatkan agregat sehingga tidak mudah goyah. Selain itu,
semen juga berfungsi dalam mengeraskan dan membentuk beton agar padat. Proporsi
dari kedua campuran semen dan air menentukan sifat-sifat dari beton yang dibentuk.

- Agregat
Agregat merupakan pengisi beton yang digunakan untuk membuat volume stabil.
Selain itu, sifat mekanik dan fisik dari agregat sangat berpengaruh tehadap sifat-sifat
beton yang dihasilkan, seperti kuat tekan, kekuatan, durabilitas, berat, dll. Kegunaan
agregat pada beton adalah:
a) Menghasilkan beton yang murah
b) Menimbulkan volume beton yang stabil
c) Mencegah abrasi jika beton digunakan pada bangunan laut

Agregat alami dapat diperoleh dari proses pelapukan dan abrasi serta pemecahan pada
batuan induk yang lebih besar. Agregat yang baik untuk digunakan adalah agregat
yang menyerupai bentuk kubus atau bundar, bersih, keras, kuat, bergradasi baik dan
stabil secara kimiawi.

Pembuatan Adukan Beton

a. Mengaduk beton secara adukan tangan


Campuran beton secara pekerjaan tangan, tidak boleh dicampur lebih dari 0,25 m3
sekaligus. Pasir, kerikil dan semen diaduk dalam keadaan kering di atas lantai yang
bersih, paling sedikit tiga kali seperti terlihat pada gambar berikut.

Metode Konstruksi
Sesudah itu dibentuk sebuah kolam di tengah campuran komponen yang masih kering
dan diisi air menurut tabel yang tercantum di atas. Perlu diperhatikan bahwa terlalu
banyak air mengurangi mutu dan ketahanan beton. Kemudian pencampuran dimuali
pada bagian pinggiran yang kering dengan air di kolam pada pertengahan sampai
semua air tercampur dalam campuran komponen. Sekarang beton dicampur paling
sedikit tiga kali lagi sampai adukan menjadi homogen.

Cara mencampur komponen kering dengan komponen basah beton Kualitas campuran
adukan beton ini mempengaruhi kualitas beton selanjutnya.
b. Mengaduk Beton Secara Maksimal (memakai mesin molen)
Pada mesin pengaduk beton pengisian komponen beton kering dan penuangan
dilakukan dengan mengubah keringan tabung pengaduk beton. Jika tabung berdiri
tegak, maka pencampuran beton tidak dijalankan, karena itu tabung pengaduk beton
selalu berputar dalam keadaan miring. Cara mesin pengaduk beton sederhana sekali
(karena diciptakan sebagai alat pengaduk beton) dan sangat umum, terutama sebagai
mesin pengaduk beton yang agak kecil.

Metode Konstruksi
Pengecoran
Persiapan:
1. Contoh bahan/material yang akan digunakan dimintakan persetujuan Direksi, bila
disetujui kemudian dibawa ke laboratorium yang ditunjuk / direkomendasikan oleh
proyek, guna diadakan test karekteristik sesuai spesifikasi teknik/petunjuk Direksi
untuk selanjutnya dibuat campuran pendahuluan (Preliminary Mix) dan percobaan
campuran (Trial Mix).
2. Alat pencampur (Concrete Mixer)
3. Material/bahan telah siap sesuai volume yang akan di cor.
4. Tenaga siap sesuai kebutuhan.
5. Cek ulang kekuatan begesting, kebocoran dan pembesian.
6. Lokasi yang akan di cor dibersihkan dari kotoran, debu, minyak dan material lepas
lainnya.

Pelaksanaan:
1. Pengecoran dilakukan pada cuaca yang baik/cerah.
2. Bahan/material komponen beton dicampur dengan Concrete Mixer

Metode Konstruksi
3. Campuran beton dituang ketempat kotak pengaduk, gerobag dorong,
talang sesuai kondisi dilapangan dan disetujui oleh Direksi.
4. Penyelesaian pelaksanaan pengecoran dihitung pada saat keluar dari
Concrete Mixer, kecuali bila diberi bahan pembantu untuk memperlambat proses
pengerasan beton. Adukan beton tidak boleh dijatuhkan melebihi tinggi 1,5 m
untuk menjaga terjadinya segresi.
5. Selama pengecoran dimulai, pengambilan slump test dan kubus
beton frekwensinya sesuai spesifikasi atau petunjuk direksi.
6. Setelah pengecoran beton selesai, permukaan beton harus tetap
dalam keadaan lembab dengan cara :
7. Ditutup dengan karung basah
8. Menggenangi dengan dengan air sampai selama waktu perawatan
minimal 7 hari atau sesuai petunjuk Direksi.
9. Pembongkaran perancah dan acuan setelah beton umur minimal 7
hari atau sesuai petunjuk Direksi.

Pekerjaan beton bertulang akan dilaksanakan sesuai jadwal yang telah direncakan pada
kurva “S”.

7.3 PEKERJAAN RANGKA BESI


Peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan besi yaitu:
 Stager sebagai tangga untuk bekerja di ketinggian.
 Mesin Las
 Benang Ukur
 Water Pass
 Rambu Ukur

Bahan yang dibutuhkan pada tahap ini adalah :


 Tiang Pipa Ø 4''
 Pipa Hitam Ø 2"
 Besi Hollow Gording Besi Hollow 25.50.1,7 mm
 Besi Plat Base Plate & RIP Plate tebal 5 mm

Lingkup Pekerjaan Rangka Besi adalah:


 Pekerjaan Rangka Besi dilaksanakan Pada bagian Tiang Besi Pipa, Rangka
Atap dan Kuda-kuda besi.
 Pekerjaan Tiang Pipa Besi menggunakan bahan Besi Pipa Hitam uk. Ø 4".
 Untuk Rangka Kuda-kuda menggunakan bahan Besi Pipa Hitam uk. Ø 2".
 Rangka Atap Gording menggunakan Besi Hollow uk. 25.50.1,7mm
 Pada pelaksanaan Pekerjaan Rangka Besi dilaksanakan dengan cara
menyambungkan dengan pengelasan.
 Ukuran-ukuran Rangka Besi disesuaikan dengan berpedoman pada gambar
kerja terlampir.
 Pelaksanaan Pemasangan Rangka Besi dilakukan oleh tenaga ahli yang terlatih
dan terampil.

Metode Konstruksi
Seluruh bahan yang digunakan harus berkualitas baik dan dilaksanakan sesuai jadwal
yang telah direncakan pada kurva “S”.

7.4 PEKERJAAN KAP/ATAP


Atap digunakan sebagai penutup seluruh ruangan yang ada di bawahnya, sehingga
akan terlindung dari panas dan hujan, angin, binatang buas dan keamanan lainnya. Di
beberapa daerah menurut sejarah peradaban, yang berbeda serta selera dari masing
masing daerah.
Oleh perkembangan teknologi yang makin pesat, bentuk bentuk atap berkembang
menurut kemajuan serta sesuai dengan segi arsitekturnya.

Penutup bidang atap dapat terdiri dari bermacam macam bahan, yang pada pokoknya
harus rapat terhadap air hujan, tahan terhadap pengaruh perubahan cuaca dan tidak
mudah terbakar. Di samping itu harus dapat menahan bunyi, panas dan dingin, Juga
harus tidak memerlukan perawatan.

Lereng atap berbeda-beda tergantung dari bahan bahan yang di gunakan, serta selera
dari perencana dan pemakai bangunan itu sendiri. Besar kecilnya lereng atap
tergantung dari bahan penutup yang digunakan.

Mengingat macam bentuk atap, berat atau ringannya bahan penutup atap serta
kegunaan ruangan dibawahnya, maka dibuat kerangka yang didukung seluruh atap
termasuk beratnya sendiri yang disebut kuda kuda (spant). Kuda-kuda yang digunakan
adalah kuda-kuda baja ringan. Berikut metode pemasangan kuda-kuda baja ringan:

Pemasangan kuda-kuda atau gording dengan bentuk dan penempatan harus sesuai di
lapangan dangan gambar kerja. Sebelumnya kami telah menyiapkan Konstruksi dan
mengolahnya di bawah sebelum dinaikkan ke rangka atap. Dimana Konstruksi rangka
dipesan dan dirakit dibawah disesuaikan dengan ukuran dan dimensi kebutuhan
gambar kerja dan bestek. Baru kemudian menaikkan yang telah dirakit satu persatu ke
atas tempat kuda-kuda yang akan dipasang, termasuk pemasangan gording serta rangka
atap kuda-kuda dan kelengkapan lainnya.
Jenis atap yang akan digunakan pada pekerjaan ini adalah atap spandek warna atau
seng warna dengan ketebalan 0.25 mm.
Pekerjaan Kap dan Atap ini dilaksanakan sesuai jadwal terlampir (time schedule kurva
S).

7.5 PEKERJAAN PENGECATAN


Setelah selesai pekerjaan beton dan rangka besi, hal yang berikutnya dilakukan adalah
pekerjaan pengecatan. Cat dan pelapis arsitektural lain berfungsi melindungi dan
mempercantik permukaan bangunan. Tidak ada aspek pekerjaan pengecatan dan
finishing yang lebih penting daripada persiapan permukaan. Suatu pekerjaan pelapisan
yang bagus berawal dengan penyiapan permukaan yang sempurna untuk membuat
permukaan tersebut siap menerima pelapisan. Material pelapisan harus dipilih secara
cermat dan dioleskan secara terampil dengan menggunakan perkakas dan teknik-teknik
yang sesuai.

Sebagian besar lapisan finis melekat lebih bagus apabila substratnya terlebih dahulu
diberi lapisan dasar. Lapisan dasar khusus diproduksi untuk permukaan interior dan

Metode Konstruksi
eksterior. Pelapisan harus diberikan pada permukaan yang kering, jika tidak maka
pelapis itu mungkin tidak akan melekat. Cat dan lapisan lain dapat dioleskan dengan
kuas, rol, bantalan ataupun semprotan. Penguasan adalah cara yang paling lambat dan
paling mahal, tetapi merupakan cara yang paling bagus untuk pekerjaan yang lebih
terperinci. Penyemprotan adalah cara yang paling cepat dan paling murah, namun
paling sulit untuk dikendalikan. Cukup dan efektif untuk penggunaan rata yang luas.

Pekerjaan pengecatan juga memiliki hal-hal yang harus diperhatikan pada proses
pelaksanaannya agar hasil pengecatan yang didapatkan memuaskan. Proses pengecatan
yang baik harus mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

Persiapan dan Perencanaan


1. Persiapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan, seperti cat, kuas, rol, kertas
pelapis seperti kertas semen, amplas, dll.
2. Pastikan semua alat berada dalam kondisi yang baik sebelum pekerjaan
dilaksanakan agar didapatkan hasil yang baik pula.
3. Pastikan pengencer cat yang digunakan sesuai dengan jenis cat.

Pelaksanaan
1. Sebelum pengecatan dilakukan, permukaan yang akan dicat harus bersih dari debu,
kotoran dan bekas percikan plesteran. Pembersihan dapat dilakukan menggunakan
kain lap. Apabila pengecatan dilakukan di atas lapisan cat lama, kerok cat lama
terlebih dahulu untuk menghindari cat terkelupas.
2. Pembersihan juga dilakukan pada peralatan pengecatan seperti kuas dan rol.
Gunakan kuas dan rol yang bermutu baik.
3. Pastikan adukan cat betul-betul sempurna (menjadi satu warna yang homogen)
sebelum cat digunakan, hal ini berguna untuk mencegah warna cat tidak merata
saat setelah pengecatan dilakukan.
4. Gunakan pengencer yang tepat dan sesuai dengan jenis cat yang dipakai.
5. Bahan-bahan/pekerjaan lain yang berbatasan dengan dinding yang akan dicat
terlebih dahulu harus dilindungi dengan menggunakan kertas semen atau kertas
koran dan lakban.
6. Gunakan skrap untuk memperbaiki bagian dinding yang kurang rata dengan plamur
dan kemudian ditunggu sampai kering. Plamur jangan terlalu tebal karena dapat
menyebabkan permukaan dinding kurang rata dan cat terkelupas.
7. Haluskan permukaan plamur tersebut dengan menggunakan amplas.
8. Cek permukaan dinding, apakah sudah rata atau belum.
9. Jika permukaan sudah rata maka lakukan pengecatan dasar dengan rol pada bidang
yang luas dan dengan kuas untuk bidang yang sempit/sulit.
10. Apabila cat dasar tersebut sudah kering, lakukan pengecatan finish yang pertama.
Pengecatan dilakukan dengan cepat dan merata dan tidak melapis ulang cat
sebelum benar-benar kering.
11. Jika cat finishing yang pertama sudah kering, lanjutkan dengan pengecatan yang
kedua/ terakhir. Jumlah cat finishing yang dilakukan harus sesuai dengan
spesifikasi.
12. Lakukan pengecekan terhadap hasil pengecatan. Apakah hasil sudah rata atau
belum.
13. Apabila sudah rata, bersihkan permukaan yang tidak seharusnya terkena cat dengan
mengunakan lap.

Metode Konstruksi
Pengawasan dan Kontrol
1. Periksa kelengkapan dan kondisi peralatan yang akan digunakan.
2. Permukaan rata
3. Tidak mengenai bidang lain
4. Tidak mengelupas
5. Apabila hasil tidak memuaskan atau terdapat kesalahan seperti permukaan
mengelupas, tidak rata, terdapat bercak-bercak air, cat berlubang-lubang kecil, dan
lain-lain maka dilakukan perbaikan.

Action ( Tindakan Perbaikan )


Kerusakan Cat dan Finish serta Penanggulangannya
Pelapisan merupakan bagian dari bangunan yang diekspos pada sebagian besar
keausan dan cuaca, dan lapisan ini rusak seiring dengan berjalannya waktu, sehingga
membutuhkan pelapisan ulang. Komponen ultraviolet matahari sangat merusak, yang
menyebabkan pudarnya warna dan mengurainya zat kimiawi lapisan cat tersebut.
Kekuatan merusak lainnya untuk cat dan lapisan permukaan lainnya adalah air.
Sebagian besar pengelupasan cat disebabkan oleh adanya air yang masuk ke belakang
lapisan cat dan menanggalkan lapisan cat tersebut. Praktek konstruksi yang bagus dan
penahan uap kedap air dapat menghilangkan masalah-masalah ini.

Kekuatan utama lain yang merusak lapisan arsitektural adalah oksigen, pencemar
udara, jamur, kotoran, kerusakan substrat melalui karat dan pelapukan, serta kikisan
mekanis. Sebagian cat eksterior didesain untuk mengapur secara perlahan dalam
menanggapi kikisan-kikisan ini, yang membuarka air hujan mencuci permukaan
menjadi bersih pada selang yang sering.

Adapun beberapa contoh kerusakan finis beserta penanggulangannya antara lain :


 Cat berbintik-bintik
Penyebab: Adanya debu atau kotoran dari udara yang menempel pada saat
pengecatan atau pada alat-alat yang digunakan untuk mengecat, masuknya cat yang
telah mengering ke dalam cat yang masih diaduk sewaktu pengadukan di dalam
kaleng, Teknik penyemprotan yang belum benar sehingga debu menempel pada
lapisan cat yang masih basah.
Perbaikan: Biarkan lapisan cat mengering dan mengeras sempurna. Gosok
permukaan yang berbintik dengan kertas gosok halus. Setelah dibersihkan dari debu
bekas gosokan ulangi kembali proses pengecatan
 Cat Mengelupas
Penyebab: Pengecatan dilakukan diatas lapisan cat lama yang sudah mengapur,
sehingga daya lekat cat berkurang, pekerjaan dilakukan pada permukaan kotor atau
berminyak, pekerjaan dinding menggunakan dempul berkualitas rendah yang
mudah mengelupas, pengecatan dilakukan pada permukaan cat lama yang bermutu
rendah dimana daya lekatnya tidak baik, sehingga pada waktu diberi lapisan cat
baru yang bermutu tinggi lapisan cat lama tertarik dan terkelupas, penggunaan cat
dasar yang tidak sesuai dengan jenis atau mutu cat akhir.

Metode Konstruksi
Perbaikan: Lapisan cat yang terkelupas dikerok sampai dasar permukaan,
kemudian bersihkan permukaan. Bilamana dirasa perlu beri lapisan cat dasar
sebelum dilapisi cat akhir.
 Cat Sukar Mengering
Penyebab: Pengecatan yang dilakukan dalam cuaca yang kurang baik seperti suhu
rendah, berkabut dan lembab, Pengecatan yang dilakukan diatas permukaan yang
mengandung lilin seperti bahan untuk poles, minyak atau debu, penggunaan
pengencer yang tidak sesuai dengan jenis cat yang dipakai.
Perbaikan: Lapisan cat harus dikerok sampai bersih kemudian ulangi pengecatan
dari awal
 Terdapat garis-garis bekas kuas
Penyebab: Cat tidak mengalir rata saat dilapiskan, bisa dikarenakan teknik
pengecatan yang tidak benar seperti pelapisan cat yang kurang teliti sehingga
menjadikan ketebalan yang tidak merata, pengnceran yang kurang atau kuas
dijalankan pada saat lapisan cat mulai mengering, Menggunakan kuas yang kotor
atau bulu-bulu kuas telah menggumpal.
Perbaikan: Setelah cat kering sempurna, gosoklah dengan kertas gosok kemudian
ulangi pengecatan.
 Lapisan cat menurun di beberapa tempat
Pada kasus ini cat sebelum kering meluncur turun sehingga ketebalan lapisan antara
bidang atas dan bawah menjadi tidak sama
Penyebab: Mutu cat itu sendiri kurang baik dan hanya bisa diperbaiki dari pabrik
yang bersangkutan, cat terlalu encer, pengecatan tidak merata.
Perbaikan: Biarkan lapisan cat mengering sempurna. Ratakan bagian-bagian yang
menurun dengan kertas gosok, kemudian lakukanpengecatan ulang.

 Lubang-lubang kecil pada permukaan dinding


Penyebab: Tekanan pada saat penyemprotan terlalu tinggi, jarak penyemprotan
terlalu dekat, pengencer cat yang digunakan tidak sesuai.
Perbaikan: Biarkan permukaan yang di cat kering dan keras sempurna. Gosok
permukaan dengan kertas ghosok halus sampai lubang-lubang yang terbentuk hilang
atau merata, kemudian lakukan pengecatan ulang sesuai petunjuk yang benar.
 Cat menggelembung
Penyebab: Cat bermutu tinggi mempunyai lapisan cat yang rapat dan plastis,
sehingga terdapat air atau cairan lain yang tertahan dibawahnya dapat
mengakibatkan menggelembungnya lapisan cat tersebut. Pengecatan pada
permukaan yang basah akan mengakibatkan berkurangnya daya lekat lapisan cat,
sehingga kemungkinan terjadinya gelembung-gelembung akan lebih besar. Solvent
dapat tertahan dibawah lapisan cat bila pengecatan dilakukan sekaligus tebal dan
langsung terkena sinar martahari. Lapisan cat paling atas akan mengering lebih
cepat, sedangkan lapisan bawah masih mengandung banyak solvent yang akan
menguap. Uap solvent tersebut akan terjebak dibawah lapisan yang telah kering dan
mendesak lapisan tersebut sehingga terjadi gelembung.
Perbaikan: Jika terlalu banyak gelembung yang terbentuk, maka lapisan cat harus
dikerok seluruhnya. Bersihkan permukaan, kemudian berilah lapisan cat dasar
bilamana diperlukan sebelum dilapisi cat akhir. Bila gelembung yang terjadi sedikit,
maka perbaikan hanya pada bagian yang menggelembung saja.
 Pengapuran pada dinding yang telah selesai di cat

Metode Konstruksi
Penyebab: Lapisan film cat rusak karena pengaruh serangan garam-garaman alkali
(umumnya terjadi pada pengecatan tembok baru) atau pengaruh sinar matahari
(terjadi pada tembok luar ruangan). Pengenceran cat yang terlalu encer sehingga
film cat tidak dapat terbentuk dengan sempurna.
Perbaikan: Jika pengapuran hanya terdapat pada tempat-tempat tertentu (karena
pengaruh serangan garam alkali) amplas bagian itu saja kemudian bersihkan dan
beri lapisan cat kembali. Jika pengapuran terdapat pada seluruh permukaan tembok
rontokkan semua cat, bersihkan dan jika tembok belum kering benar tunggu
beberapa saat sampai tembok kering dan ulangi pengecatan dari awal. Untuk
tembok luar ruangan pakailan cat yang dianjurkan.

 Penyabungan pada dinding yang telah selesai di cat


Penyebab: Serangan alkali pada lapisan cat yang berbahan perekat mengandung
minyak seperti alkyd gloss. Alkali dan minyak akan bereaksi secara kimiawi yang
disebut penyabunan dimana memberi hasil akhir seperti sabun dan menyebabkan
lapisan cat menjadi lunak dan terbentuk gumpalan yang lengket.
Perbaikan: Kerok seluruh lapisan cat dan kemudian bersihkan permukaan secara
sempurna. Selanjutnya beri lapisan cat lain yang sesuai dengan media yang akan di
cat.
 Permukaan berkerut
Penyebab: Pengulangan lapisan diatas lapisan sebelumnya yang belum kering
sehingga terjadi penarikan dan permukaan akan berkerut atau adanya perbedaan
jenis cat antara lapisan bawah dan lapisan atas (mis: lapisan bawah cat sintetis dan
lapisan atas cat duco)
Perbaikan: Untuk kasus ini sebaiknya lapisan cat dikerok seluruhnya dan
dilakukan pengecatan ulang.
 Warna tidak merata
Penyebab: Pengadukan cat yang kurang sempurna sehingga warna dasar cat kurang
menyatu dan mengambang.
Perbaikan: Biarkan cat mengering sempurna. Amplas bagian-bagian yang terlihat
belang dan kemudian lakukan pengecatan ulang.

 Cat bebercak basah


Penyebab: Penggunaan plamir yang belum kering sempurna dan kemudian diberi
lapisan cat, maka sisa-sisa air dari plamir tersebut terjebak diantara dua lapisan
plamir dan cat sehingga menyebabkan timbulnya bercak seperti basah.
Perbaikan: Amplas permukaan lapisan cat agar lebih porous sehingga air dapat
dengan mudah keluar. Bila jamur telah tumbuh pada bagian-bagian yang basah
tersebut, cuci dengan kaporit dan kemudian lap dengan kain basah untuk
menghilangkan sisa-sisa kaporit. Biarkan mengering sempurna sebelum dilakukan
pengecatan ulang. Bila dirasa perlu beri lapisan Wall Sealer yang sesuai.

Untuk Pekerjaan Pengecatan ini akan dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah
direncanakan (terlampir).

Metode Konstruksi
PEKERJAAN PERLENGKAPAN / PENUTUP
Kami akan meminta panitia penerimaan pekerjaan untuk melakukan penilaian terhadap
hasil pekerjaan yang telah kami selesaikan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah
diterimanya surat permintaan dari penyedia jasa. Apabila terdapat kekurangan dan/atau
cacat hasil pekerjaan, kami wajib menyelesaikan/ memperbaiki, kemudian panitia
penerima pekerjaan melakukan pemeriksaan kembali dan apabila sudah sesuai dengan
ketentuan kontrak, maka dibuat berita acara penyerahan pertama pekerjaan. Setelah
penyerahan pertama pekerjaan kami menerima sebesar 100% (seratus persen) dari nilai
kontrak dan kami harus menyerahkan jaminan pemeliharaan 5% (lima persen) dari
nilai kontrak.

Kami wajib memelihara hasil pekerjaan selama masa pemeliharaan sehingga kondisi
tetap berada seperti pada saat penyerahan pertama pekerjaan. Setelah masa
pemeliharaan berakhir kami akan melaksanakan semua kewajibannya selama masa
pemeliharaan dengan baik, setelah diperiksa oleh panitia penyerahan pekerjaan dan
telah dibuat berita acara penyerahan akhir pekerjaan. Kami menerima penyerahan akhir
pekerjaan setelah penyedia jasa melaksanakan semua kewajibannya selama masa
pemeliharaan dengan baik, setelah diperiksa oleh panitia penyerahan pekerjaan dan
telah dibuat berita acara penyerahan akhir pekerjaan. Setelah penyerahan akhir
pekerjaan kami akan meminta kembali jaminan pemeliharaan dan jaminan
pelaksanaan. Apabila kami tidak melaksanakan kewajiban pemeliharaan sesuai
kontrak, maka penyedia jasa berhak mencairkan jaminan pemeliharaan untuk

Metode Konstruksi
membiayai pemeliharaan pekerjaan dan mencairkan jaminan pelaksanaan dan disetor
ke Kas Negara, kami akan dikenakan sanksi masuk daftar hitam selama 2 (dua) tahun.

Demikianlah Metoda Pelaksanaan ini kami buat untuk memenuhi persyaratan Usulan
Teknis untuk melaksanakan semua pekerjaan yang kami tawar, sesuai dengan yang
dipersyaratkan dalam bestek, gambar, dan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.

Padang, 25 Oktober 2018


Penawar,
CV. ALDORA

MUFRIL, SE
Direktur

Metode Konstruksi

Anda mungkin juga menyukai