Anda di halaman 1dari 232

METHODE PELAKSANAAN

Pekerjaan Pembangunan sistim penyediaan air minum ( SPAM )


Kawasan Tibu Lempanas Kabupaten Lombok Tengah

I. PENDAHULUAN
1.1. Umum
Setelah mengikuti aanwijzing Pekerjaan Pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum ( SPAM ) Kawasan Tibu Lempanas Kabupaten

Lombok Tengah, maka kami mencoba membuat Metoda Pelaksanaan Kerja sebagai salah satu syarat teknis dalam melakukan penawaran

pekerjaan tersebut di atas. Pekerjaan yang akan dilakukan kami susun berdasarkan aturan-aturan pelaksanaan. Di bawah akan dijelaskan urutan

atau tahapan pekerjaan yang akan dilaksanakan di lapangan/ lokasi kerja.


Mengingat Metode Kerja sangat penting yang mana kriteria proyek selalu :
1.1.1 Dimulai dari awal proyek dan diakhiri dengan akhir proyek serta mempunyai waktu terbatas merupakan rangkaian kegiatan yang saling
terkait.
1.1.2 Kegiatan konstruksi harus bisa menggunakan sumber daya secara efektif dan efisien agar tujuan proyek tercapai secara optimal.

Dalam hal ini penyedia jasa untuk pelaksanaan pekerjaan yang nantinya, dipercayakan kepada PT. KARYA SEPAKAT KITA Apabila ditunjuk

sebagai pemenang, berkomitmen akan melaksanakan pekerjaan dengan metode kerja yang seefektif dan seefisien mungkin, sehingga hasil akhir

pekerjaan akan sesuai dengan apa yang diharapkan di dalam dokumen kontrak dan dapat dipertanggungjawabkan dengan :
a. Tepat waktu
b. Tepat biaya
c. Tepat mutu

1.2. Tujuan
Metode kerja / rencana kerja mempunyai penggunaan untuk mencapai hasil fisik yang dapat dipertanggung jawabkan dalam jangka waktu yang

telah ditetapkan, dengan demikian urutan kerja, penyediaan bahan, tenaga kerja dan peralatan kerja harus disusun secara sistimatis.

1.3. Bentuk dan is


Dalam Pembuatan Rencana Kerja berisikan program dari waktu ke waktu tentang :
a. Pelaksanaan bagian-bagian item pekerjaan.
b. Pendatangan macam-macam bahan dan peralatan kerja serta jumlahnya.
c. Penggunaan bermacam-macam tenaga dan peralatan kerja serta jumlahnya.

II. FUNGSI KEGUNAAN


2.1. Mempermudah urutan tahapan pelaksanaan pekerjaan fisik.
2.2. Mempermudah pendatangan bahan menurut waktu dan kebutuhannya.
2.3. Mempermudah pendatangan tenaga kerja menurut waktu dan kebutuhannya.
2.4. Mempermudah pendatangan peralatan kerja menurut waktu dan kebutuhannya.
2.5. Pelaksanaan pekerjaan menjadi lancar dan efektif.
2.6. Pengendalian biaya dan waktu lebih akurat dan efektif.
2.7. Bila terjadi force majeur akan tercatat lebih akurat, sehingga mempermudah pembuktian guna meminta perpanjangan waktu.

III. PELAKSANAAN PEKERJAAN


3.1 Informasi Pekerjaan :
NAMA PEKERJAAN :PEMBANGUNAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM ( SPAM ) KAWASAN TIBU LEMPANAS KABUPATEN
LOMBOK TENGAH
LOKASI : LOMBOK TENGAH
TAHUN : 2013
3.2. Lingkup Pelaksanaan Pekerjaan :
Adapun Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan antara lain :
PEKERJAAN PERPIPAAN
JEMBATAN PIPA ¢ 500 mm BENTANG 8 m
JEMBATAN PIPA ¢ 500 mm BENTANG 10 m
JEMBATAN PIPA ¢ 500 mm BENTANG 30 m
JEMBATAN PIPA ¢ 500 mm BENTANG 19 m
JEMBATAN PIPA ¢ 450 mm BENTANG 4 m
JEMBATAN PIPA ¢ 350 mm BENTANG 6 m
JEMBATAN PIPA ¢ 350 mm BENTANG 4 m
JEMBATAN PIPA ¢ 400 mm BENTANG 5 m
JEMBATAN PIPA ¢ 300 mm BENTANG 10 m
JEMBATAN PIPA ¢ 300 mm BENTANG 4 m
JEMBATAN PIPA ¢ 300 mm BENTANG 4 m
PEMBUATAN BAK PELEPAS TEKAN 1
PEMBUATAN BAK PELEPAS TEKAN UTAMA
PEMBANGUNAN RESERVOIR 1000 M³ (PENGADANG)
PEMBANGUNAN RESERVOIR 1000 M³ (BAJUR)
PEMBUATAN RUMAH KIMIA, LABORATORIUM DAN GUDANG KIMIA
PEMBUATAN RUMAH JAGA
PEMBANGUNAN INTAKE GALERI
PEMBUATAN JALAN PENGHUBUNG

Keseluruhan Pekerjaan di atas kami kerjakan dengan jangka waktu pelaksanaan 240 (Dua Ratus Empat Puluh) hari kalender sesuai dengan time
shedule dan kurva “S” yang terlampir.

IV. MANAGEMENT RESPONSIBILITY (TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN)

Pengelolaan kegiatan Management Responsibility (yang dipimpin oleh Project Manager) didasarkan adanya analisa ekternal, hasil kinerja

proyek, informasi customer, informasi divisi / cabang dan standarisasi. Pelaksanaan kegiatan Management Responsibility maliputi :
1 Merumuskan dan menetapkan rencana kerja mencapai sasaran proyek
2 Merumuskan dan menetapkan Sasaran Kerja Individu ( SKI ) Proyek
3 Menjamin Visi, Misi, Kebijakan, Sasaran, Sasaran Kerja Kelompok ( SKK ), Sasaran Kerja Individu ( SKI ) dikomunikasi dan
dipahami di seluruh Proyek
4 Menjalankan prinsip - prinsip Good Corporate Governance ditingkat proyek
5 Menentukan sistem manajemen pengelolaan aktifitas proyek
6 Menjamin tersedianya sumber daya dan informasi termasuk sumber daya manusia yang kompeten dilingkungan proyek

7 Menetapkan perencanaan dan pengendalian proyek


8 Menjamin penerapan dan keefektifan sistem manajemen proyek yang dalam pelaksanaannya dibantu oleh Project Engineering Manager
( PEM ) dan Project Production Manager ( PPM )
9 Melaksanakan tinjauan manajemen secara berkala terhadap Sasaran Proyek, SKI dan Customer Satisfaction

10 Menetapkan tindak lanjut peningkatan berkesinambungan untuk menjamin penyempurnaan sistem manajemen dan pencapaian kinerja
proyek
Hasil dari kegiatan pengelolaan management responsibility adalah : penetapan sasaran proyek, terlaksananya prinsip - prinsip Good Corporate
Governance, terlaksananya proyek dalam upaya pencapaian sasaran, terlaksananya Rapat Tinjauan Manajemen dan terlaksananya komunikasi
internal maupun eksternal.
proyek dalam upaya pencapaian sasaran, terlaksananya Rapat Tinjauan Manajemen dan terlaksananya komunikasi internal maupun eksternal.

V. RESOURCES MANAGEMENT ( PENGELOLAAN SUMBER DAYA)


5.1 Sumber Daya Manusia
Pengelolaan Sumber Daya Manusia secara berkesinambungan dikembangkan untuk menjamin kompetensi staf proyek dalam rangka
Pelaksanaan
pencapaianproyek
kinerjaakan dikelolaProyek
dan sasaran oleh suatu
yang tim
akanyang dipimpin
memberi oleh Project
kontribusi Manager dan
dalam pencapaian dibantu
kinerja dan oleh beberapa
sasaran Cabangstaf sebagaimana
/ Divisi tertuang
serta Korporat.

5.2 Pengadaan material


Pengadaan material didasarkan pada dokumen kontrak dan spesifikasinya serta sasaran. Kegiatan pengadaan material meliputi :

1 Penyusunan rencana, permintaan dan pengadaan kebutuhan barang / jasa, termasuk koordinasi dengan Cabang / Divisi sesuai dengan

daftar dan jenis material yang telah disetujui oleh Direksi Teknis / Pengawas Lapangan
2 Penanganan seleksi dan evaluasi pemasok / sub kontraktor, termasuk koordinasi dengan Cabang / Divisi / Direksi Teknis Lapangan

3 Penanganan dan pengendalian proses pengadaan, termasuk koordinasi dengan Cabang / Divisi / Direksi Teknis Lapangan

4 Penanganan dan pengendalian barang yang dipasok oleh pelanggan / bouwheer


5 Evaluasi dan pengendalian proses pengadaan serta peningkatan kinerja pemasok / sub kontraktor
Hasil dari pelaksanaan pengadaan material adalah : tersedianya daftar pemasuk / sub-kontraktor, daftar rencana pengadaan barang dan jasa,
daftar rencana kebutuhan barang dan jasa, schedule pelaksanaan sub-kontraktor, daftar material yang dipasok pelanggan / bouwheer, hasil
evaluasi dan peningkatan kegiatan pengadaan.
5.3 Pengendalian material dan Gudang
Pengendalian material dan gudang didasarkan pada informasi pengadaan barang. Kegiatan pengendalian material dan gudang meliputi :
1 Pemeriksaan, penanganan, penyimpanan dan pengendalian material / barang yang diterima, termasuk material yang dipasuk
pelanggan / bouwheer
2 Penanganan dan pemeriksaan permintaan material / barang
3 Pengendalian persediaan sesuai material / barang masuk dan keluar
4 Menyusun laporan pengendalian material / barang
5 Evaluasi dan penyempurnaan pengendalian material dan gudang
Hasil dari pelaksanaan pengendalian material dan gudang adalah : terlaksananya pengendalian, penyimpanan dan pengeluaran material.

5.4 Keuangan
Kegiatan pelaksanaan keuangan didasarkan dengan adanya transaksi yang terjadi, kegiatan pelaksanaan keuangan terdiri dari :

1 Pengelolaan laporan keuangan dan kebutuhan pendanaan proyek


2 Pengelolaan dana dan optimalisasi penggunaannya
3 Pengelolaan aktifitas keuangan proyek
4 Pengelolaan pajak - pajak proyek
5 Penyusunan laporan keuangan proyek
6 Evaluasi dan penyempurnaan aktifitas pengelolaan keuangan proyek
Hasil dari pelaksanaan keuangan adalah : tersedianya rencana dan realisasi cash flow proyek, data kewajiban yang harus dibayar, buku besar
dan laporan keuangan proyek.

5.5 Peralatan Konstruksi


Kegiatan pengelolaan peralatan konstruksi didasarkan adanya sejumlah peralatan yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan. Pelaksanaan
kegiatan peralatan konstruksi meliputi:
1 Identifikasi Peralatan
2 Pemeliharaan dan Perawatan
3 Administrasi pemeliharaan peralatan
Hasil dari pengelolaan kegiatan peralatan konstruksi berupa: daftar peralatan yang mencantumkan identifikasi masing - masing alat, rencana dan
realisasi pemeliharaan peralatan dan tersedianya administrasi pemeliharaan peralatan.

5.6 Pengendalian Infrastruktur


Kegiatan pengendalian infrastruktur didasarkan adanya asset dan peralatan proyek. Kegiatan pengendalian infrastruktur meliputi infrastruktur
yang diperlukan untuk memenuhi kesesuaian persyaratan proses dan produksi yang ditetapkan, disediakan, dipelihara dan dikendalikan yang
antara lain mencakup :
1. Fasilitas proyek, seperti kantor kontraktor, workshop, mess pegawai
2. Peralatan, mesin dan perkakas
3. Peralatan inspeksi dan pengujian
4. Teknologi informasi dan komunikasi
5. Transport
6. Perlengkapan pengaman
7. Fasilitas lain yang diperlukan pelanggan dan pemilik proyek
Hasil dari pelaksanaan pengendalian infrastruktur adalah : rencana dan realisasi pemeliharaan asset proyek, peralatan proyek, pencapaian
sasaran hasil evaluasi dan peningkatan kegiatan pengelolaan infrastruktur.

5.7 Pengendalian K3 dan Lingkungan


Pelaksanaan pengendalian K3 dan lingkungan didasarkan adanya peraturan perundang - undangan, dokumen kontrak dan kelengkapannya.
Kegiatan pelaksanaan pengendalian K3 dan lingkungan terdiri dari :
1. Identifikasi aspek K3 dan lingkungan
2. Penetapan rencana mutu pengendalian aspek K3 dan lingkungan
3. Menjamin pemahaman aspek K3 dan lingkungan
4. Pelaksanaan pengendalian aspek K3 dan lingkungan
5. Penyusunan laporan K3 dan lingkungan
6. Evaluasi dan penyempurnaan pengendalian K3 dan lingkungan
Hasil dari pelaksanaan pengendalian K3 dan lingkungan adalah : rencana pengendalian K3 dan lingkungan proyek, laporan K3 dan lingkungan
proyek.

VI. MEASUREMENT, ANALISYS AND IMPROVEMENT (PENGUKURAN, ANALISA DAN PENINGKATAN)

Secara periodik proyek melakukan evaluasi kinerja dalam upaya untuk mengidentifikasi penyimpangan terhadap pencapaian sasaran proyek dan
melakukan upaya - upaya peningkatan dan penyempurnaan secara berkelanjutan atas kinerja proyek.
Kegiatan evaluasi dilakukan dalam upaya melakukan analisa sebab akibat dan upaya yang perlu dilakukan untuk melakukan tindakan - tindakan
pencegahan dan peningkatan perbaikan secara terus menerus dan berkelanjutan, dalam setiam Rapat Tinjauan Manajemen ( RTM ) di tingkat
proyek.
Pengukuran kinerja dilakukan didasarkan pada ketetapan Direksi baik yang berupa parameter kinerja, cara penilaian dan pengukurannya.

6.1 Kepuasan Owner


Dalam rangka untuk memelihara dan meningkatkan performance kami dalam pelayanan produk dan jasa kepada owner, manajemen memerlukan
informasi yang terkait dengan tingkat kepuasan pelanggan di proyek dengan melakukan aktifitas sebagai berikut :
Pelaksanaan pengelolaan kepuasan pelanggan didapat dari kinerja proyek dan indeks kepuasan pelanggan. Kegiatan pengelolaan kepuasan
pelanggan meliputi :
1. Melakukan client survey
2. Evaluasi dan analisa hasil client
3. Membuat customer satisfaction index
4. Rekomendasi dan solusi pemenuhan kepuasan Owner
5. Monitoring tindak lanjut rekomendasi pemenuhan kepuasan Owner
Hasil dari pengelolaan kepuasan pelanggan adalah " hasil survey kepuasan pelanggan dan tindak lanjutnya".

6.2 Audit Internal


Untuk memastikan penerapan dan penyempurnaan konerja proyek akan dilakukan audit internal, kegiatan pelaksanaan audit internal meliputi :

- Menindaklanjuti secara efektif hasil internal audit sebagai aspek penting dalam penyempurnaan Sistem Manajemen dan pelaksanaan proyek
untuk pencapaian sasaran proyek baik biaya, mutu dan waktu.
Hasil pelaksanaan kegiatan audit internal adalah " hasil laporan audir internal dan tindak lanjutnya" .

6.3 Proses dan Produk


Pelaksanaan kegiatan proses dan produk berdasarkan adanya kinerja masing - masing proses dan hasil produk. Kegiatan pelaksanaan
pengelolaan proses meliputi :
- Metode pemantauan dan pengukuran pencapaian kinerja proyek serta sistem manajemen harus ditetapkan, diukur dan dianalisa sebagai dasar
untuk menetapkan tindak lanjut penyempurnaan.
- Metode pemantauan dan pengukuran pencapaian kinerja proyek serta sistem manajemen harus ditetapkan, diukur dan dianalisa sebagai dasar
untuk menetapkan tindak lanjut penyempurnaan.
Hasil dari pelaksanaan pengelolaan proses adalah : pencapaian sasaran hasil proses dan produk serta hasil inspeksi, tes dan commisioning.

I METODE PEKERJAAN PENGADAAN PIPA SERTA ACCECORIS


# PEKERJAAN PERSIAPAN
Pertama kami akan melakukan koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait dengan proyek ini, seperti pengelola proyek, konsultan perencana dan

konsultan pengawas, untuk mengkoordinasikan pelaksanaan pekerjaan sekaligus menyampaikan Struktur Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan dan

Time Schedule Pelaksanaan Pekerjaan. Selanjutnya kami segera menyiapkan proses pekerjaan yang terdiri dari pengurusan syarat-syarat

administrasi dan teknis pekerjaan.


Teknis pelaksanaan, mengamankan area pekerjaan, membuat papan nama proyek, meyiapkan tempat penumpukan/ penyimpanan material
dengan persetujuan Direksi/ Pengawas.
# PEMBUATAN DIREKSI KET
Dalam pelaksanaan proyek ini Direksi Keet yang dibuat terdiri dari Kantor ukuran 5x10m, Ruang rapat Ukuran 4x4m, gudang ukuran 6 x 10m,
barak pekerja ukuran 3x10m (2 Lantai), Penerangan listrik, serta Toilet.
Untuk ruang kantor dan ruang rapat didalamnya dilengkapi meja, kursi, gambar kerja, time schedule, struktur organisasi proyek, papan tulis, alat
pemadam kebakaran, buku tamu, buku direksi dan laporan harian proyek. Ruang ini digunakan sebagai kantor sementara kontraktor dan dipakai
sewaktu-waktu perlu dilakukannya rapat kerja.

Barak kerja dibuat untuk tempat tinggal sementara tenaga kerja selama proyek berlangsung.

Contoh Gambar Barak Pekerja

Gudang penyimpanan bahan ini dibuat untuk tempat bahan material yang sifatnya untuk menjaga keselamatan dari bahan tersebut. Untuk
Gudang penyimpanan semen, tempatnya harus baik sehingga terlindung dari kelembaban atau keadaan cuaca lain yang merusak. Lantai
penyimpanan harus kuat dan berjarak minimal 30 cm dari permukaan tanah.

Gambar Gudang Material

Letak direksi keet dibuat pada tempat yang mudah dijangkau dan mudah dicapai dalam proses bongkar muat material yang akan digunakan.
# PEMBUATAN JALAN MASUK KE LOKASI PEKERJAAN
Pekerjaan ini dilakukan untuk mempermudah aksesibiltas kendaraan yang masuk ke dalam lokasi proyek, sehingga pengangukatan material
dapat berjalan lancar. Jalan tersebut terbuat dari material timbunan tanah yang dipadatkan. Jika cuaca panas dan permukaan jalan kering maka
dapat dilakukan penyiraman dengan menggunakan water tanker. Pekerjaan ini dilakukan beriringan dengan pekerjaan Direksi Keet.
Selain Pekerjaan diatas, ada hal lain yang perlu disampaikan kepada setiap orang dilokasi proyek yaitu memberikan aturan bahwa setiap orang
yang berada di dalam lokasi proyek harus selalu memakai alat pelindung diri dan Senantiasa mematuhi peraturan K3 yang ada di lokasi.
Selain Pekerjaan diatas, ada hal lain yang perlu disampaikan kepada setiap orang dilokasi proyek yaitu memberikan aturan bahwa setiap orang
yang berada di dalam lokasi proyek harus selalu memakai alat pelindung diri dan Senantiasa mematuhi peraturan K3 yang ada di lokasi.
#GAMBAR KERJA,DOKUMENTASI DAN ADMINISTRASI PROYEK
###
Di Dalam Pelaksanaan Pekerjaan ini kami juga susun Struktur Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan ini, kami juga lengkapi Struktur Tim
Khusus untuk Pengurusan administrasi serta pembuatan dokumen dokumen yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan ini.
###
Tidak lupa pula kita juga siapkan tenaga gambar yang nantinya akan dibutuhkan apabila ada perubahan perubahan yang bersifat Tehnis
semisal berubah jalur untuk pemasangan pipa dan lain lainnya
###
Semua Hasil pekerjaan akan kita domentasikan dalam sebuah album foto dari 0 sam 100%
#UIZET JALUR PIPA ,PENGUKURAN DENGAN THEODOLIT,PEMATOKAN DAN PENGAMBARAN
###
Kita Bertanggung jawab atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan menurut bentuk ukuran-ukuran dan mutu yang tercantum dalam rencana
kerja dan syarat - syarat ( RKS ) Pekerjaan ini
###
Kita berkewajiban mencocokkan ukuran-ukuran satu sama lain dan segera melaporkan kepada Direksi bilamana terdapat
ketidak cocokan ukuran ukuran di dalam gambar gambar RKS ini,dan tidak diperkenankan membetulkan kesalahan kesalahan ukuran/gambar
gambar sebelum berkonsultasian dari Direksi.
###
Apabila terdapat ketidak sesuaian ukuran-ukuran, maka pengukuran bersama dijadikan patokan.
###
Letak titik duga (titik nol) sebagaimana dinyatakan dalam gambar atau sesuai kesepakatan dalam peninjauan lokasi.
###
Titik peil ini harus ditetapkan dengan membuat patok permanen yang selama dalam pelaksanaan tidak boleh bergesar/berubah.
###
Untuk selanjutnya patok permanen tersebut harus menjadi dasar bagi setiap ukuran dan kedalaman.
###
Atas persetujuan Direksi, penentuan titik lainnya dilakukan oleh pemborong dilapangan dengan alat ukur optic yang sudah diTera
kebenarannya dan harus selalu berpedoman pada titik duga patok (peil nol).
Semua pekerjaan tersebut diatas sebelum kami memulai bekerja terlebih dahulu kita ambil Foto 0%.
###
setelah semua dinyatakan telaha sempurna baik dari direksi,dan konsultan pengawas maka kita akan buat gambar kerja ( Shop Drawing )
#PAPAN NAMA PROYEK DAN RAMBU RAMBU LALU LINTAS
###
Papan nama proyek serta rambu rambu lalu lintas dipasang pada tempat yang terlihat jelas . Bahan yang digunakan triplek 3 mm,kayu begisting ,
Paku dan cat kayu dan diberi tulisan tentang kegiatan proyek untuk papan nama proyek dan rambu lalu lintas untuk rambu jalan yang di pasang.
pada saat pekerjaan pekerjaan yang membahayakan pengguna fasilitas umum
# Mobilisasi dan Demobilisasi
Mobilisasi bertujuan untuk mengadakan bahan mendatangkan peralatan, personil, dan perlengkapan untuk melaksanakan semua item pekerjaan
di lapangan, dan mengembalikan pada keadaan yang diinginkan sesuai dengan gambar kerja.
Dalam Pelaksanaan Proyek ini Mobilisasi dan Demobilisasi yang dilakukan terdiri dari:

a. Tenaga
Pelaksana
Administrasi
Logistik
Kepala kerja
Tukang-tukang dan Pekerja
b. Bahan
- Pasir Urug
- Batu Kali
- Semen / PC
- Pasir Pasang
- Pasir Beton
- Kerikil
- Baja WF 250.175.44.1
- Pipa DCIP 200 MM (8")
- Pipa DCIP 250 MM (10")
- Pipa DCIP 300 MM (12")
- Pipa DCIP 350 MM (14")
- Pipa DCIP 400 MM (16")
- Pipa DCIP 450 MM (18")
- Pipa DCIP 500 MM (20")
- Pipa HDPE PE 100 PN 10 SDR 17 200 MM (8")
- Pipa HDPE PE 100 PN 10 SDR 17 250 MM (10")
- Pipa HDPE PE 100 PN 10 SDR 17 300 MM (12")
- Pipa HDPE PE 100 PN 10 SDR 17 350 MM (14")
- Pipa HDPE PE 100 PN 10 SDR 17 400 MM (16")
- Pipa HDPE PE 100 PN 10 SDR 17 450 MM (18")
- Pipa HDPE PE 100 PN 10 SDR 17 500 MM (20")
- Pipa HDPE PE 100 PN 8 SDR 21 200 MM (8")
- Pipa HDPE PE 100 PN 8 SDR 21 250 MM (10")
- Pipa HDPE PE 100 PN 8 SDR 21 300 MM (12")
- Pipa HDPE PE 100 PN 8 SDR 21 350 MM (14")
- Pipa HDPE PE 100 PN 8 SDR 21 400 MM (16")
- Pipa HDPE PE 100 PN 8 SDR 21 450 MM (18")
- Pipa HDPE PE 100 PN 8 SDR 21 500 MM (20")
- Besi
- Akcecoris pipa
- Paving blok
Dan lain lain yang kesemuanya tercantum dalam penawaran kami
c. Peralatan
Dump Truck 4 unit
Excavator 2 unit
Hand Tamper 3 unit
Concrete Mixer4 unit
Mesin Las Steel4 unit
Mesin Las PE 3 unit
Test Machine 3 unit
Tracker 4 unit
Waterpas 2 unit
Pompa air 5 unit

Untuk mobilisasi tenaga, bahan dan peralatan disesuaikan dengan kebutuhannya masing-masing. Urutan / Tahapan pelaksanaan pekerjaan yang
digambarkan dalam bentuk Time Schedule, dan Kurva ”S”

Demobilisasi
Pekerjaan ini merupakan pekerjaan pengembalian dan pemindahan peralatan yang telah dipergunakan. Dan mengembalikan kondisi lapangan
yang telah digunakan bekas galian pipa ,galian tanah, tempat penyimpanan alat, barak pekerja, gudang, dan lain sebagainya kembali ke kondisi
awal.

Sebelum pekerjaan pemasangan pipa dilakukan, terlebih dahulu kami laksanakan pengadaan pipa dan accesories. Setelah pipa
dan accesories terkirim dari pabrik, kami akan menyimpan dan mengamankan di gudang. dan bila sudah diperlukan untuk di
pasang, baru kemudian akan dikirim dan diantar sampai kelokasi pemasangan.adapun jenis pipa dan accecoris yang akan kita
datangkan kelokasi pekerjaan diantaranya :

PENGADAAN PIPA DAN AKSCECORIS


Bahan Pipa DUCTILE
1 DCIP Ø 500 mm
2 DCIP Ø 450 mm
3 DCIP Ø 400 mm
4 DCIP Ø 350 mm
5 DCIP Ø 300 mm
Bahan Pipa HDPE
6 HDPE Ø 450 mm
7 HDPE Ø 400 mm
8 HDPE Ø 350 mm
9 HDPE Ø 300 mm
10 HDPE Ø 200 mm
11 HDPE Ø 500 mm
12 HDPE Ø 450 mm
Accecoris Pipa HDPE
1 Stub Flange HDPE
2 Stub Flange HDPE
3 Stub Flange HDPE
4 Stub Flange HDPE
5 Stub Flange HDPE
6 Stub Flange HDPE
7 Bend HDPE
8 Bend HDPE
9 Bend HDPE
10 Bend HDPE
11 Bend HDPE
12 Bend HDPE
1 Bend HDPE
13 Bend HDPE
14 Bend HDPE
15 Bend HDPE
16 Bend HDPE
17 Bend HDPE
18 Bend HDPE
19 Bend HDPE
20 Bend HDPE
21 Tee 450 x 300 mm
22 Tee 400 x 200 mm
23 Reducer 500 x 450 mm
24 Reducer 450 x 400 mm
25 Reducer 400 x 350 mm
26 Reducer 400 x 300 mm
27 Reducer 350 x 300 mm
28 Reducer 300 x 250 mm
Accecoris Pipa ductile
1 Flange Spigot DCIP
2 Flange Spigot DCIP
3 Bend 90° All Socket DCIP Ø 500 mm
4 Bend 45° All Socket DCIP Ø 500 mm
5 Bend 22.5° All Socket DCIP Ø 500 mm
6 Bend 11.25° All Socket DCIP Ø 500 mm
7 Bend 90° All Socket DCIP Ø 450 mm
9 Bend 45° All Socket DCIP Ø 450 mm
10 Bend 22,5° All Socket DCIP Ø 450 mm
11 Bend 90° All Socket DCIP Ø 400 mm
12 Bend 45° All Socket DCIP Ø 400 mm
13 Bend 22.5° All Socket DCIP Ø 400 mm
14 Bend 11.25° All Socket DCIP Ø 400 mm
15 Bend 90° All Socket DCIP Ø 350 mm
16 Bend 45° All Socket DCIP Ø 350 mm
17 Bend 22.5° All Socket DCIP Ø 350 mm
18 Bend 11.25° All Socket DCIP Ø 350 mm
19 Bend 90° All Socket DCIP Ø 300 mm
20 Bend 22.5° All Socket DCIP Ø 300 mm
21 Bend 11.25° All Socket DCIP Ø 300 mm
22 Reducer All Socket DCIP Ø 450 x 400 mm
23 Reducer All Socket DCIP Ø 400 x 350 mm
24 Reducer All Socket DCIP Ø 350 x 300 mm
Accecoris Pipa CI
1 Tee All Flange CI 500 x 200
2 Tee All Flange CI 400 x 400
3 Tee All Flange CI 250 x 250
4 Reducer All Flange CI 350 x 300
5 Removable Join CI 300
6 Gate Valve
7 Gate Valve
8 Gate Valve
9 Water Meter ND 400 mm
10 Water Meter ND 250 mm
Accecoris Pipa GIP
1 Bend GI All Flange
2 Bend GI All Flange
3 Bend GI All Flange
4 Bend GI All Flange
Accecoris Pipa PVC
1 Flange Socket
2 Repair Socket RR (Collar)
UNTUK WASH OUT ( Penguras ) pada perlintasan Shipon
Shipon Pada Pipa Ø 500 mm
1 Flange Spigot
2 Bend HDPE
3 Tee All Flange (material CI)
4 Gate Valve All Flange
5 Gate Valve All Flange
6 Bend 90° All Flange (material CI)
7 Flange Socket
8 Pipa PVC
9 Rabber Packing
10 Rabber Packing
11 Mur + Baut
Accecoris Shipon Pada Pipa Ø 450 mm
1 Flange Spigot
2 Bend HDPE
3 Tee All Flange (material CI)
4 Gate Valve All Flange
5 Gate Valve All Flange
6 Bend 90° All Flange (material CI)
7 Flange Socket
8 Pipa PVC
9 Rabber Packing
10 Rabber Packing
11 Mur + Baut
Accecoris Shipon Pada Pipa ND 350 mm
1 Flange Spigot
2 Bend HDPE
3 Tee All Flange (material CI)
4 Gate Valve All Flange
5 Gate Valve All Flange
6 Bend 90° All Flange (material CI)
7 Flange Socket
8 Pipa PVC
9 Rabber Packing
10 Rabber Packing
11 Mur + Baut
Accecoris Untuk Air Relase ( Katup Udara )
1 Flange Spigot
2 Flange Spigot
3 Double Socket Tee With Flanged Branch DCIP 300 x 100
4 Tee All Flange CI 450 x 100
5 Tee All Flange CI 350 x 100
6 Double Air Valve
7 Rabber Packing
8 Rabber Packing
9 Rabber Packing
10 Mur + Baut
PEKERJAAN TANAH
# Galian Tanah Biasa
Pekerjaan galian yang dimaksud disini adalah kegiatan galian tanah dengan jenis tanah asalnya di peruntukan untuk penempatan pipa ,
pelaksanaan kegiatan dengan menggunakan alat berat dan tenaga manusia, khususnya untuk pengalian pipa dengan diameter besar serta galian
tanah keras maupun berbatu kita akan menggunakan excator di dalam pelaksanaanya ,untuk merapikan hasil galian dari alat berat kita
menggunakan tenaga manusia ( Manual )
Methode Pelaksanaan :
1. Permintaan persetujuan untuk melakukan pekerjaan kepada Direksi.
2. Pengukuran dan penandaan (pemasangan profil) lokasi pekerjaan yang akan dilaksanakan sesuai Gambar Rencana bersama Direksi.
3. Semua pemasangan pipa mengikuti persyaratan dan prosedur pekerjaan sesuai gambar rencana dan Spesifikasi Teknis yang ada.
4. untuk Penggalian dengan kedalaman tertentu,tanah keras serta berbatu kita lakukan dengan mengunakan excavator dan untuk
kedalaman biasa menggunakan tenaga manusia dengan mengacu garis ketinggian dan elevasi yang ditentukan dalam gambar atau
sesuai petunjuk Direksi.
5. Hasil galian dibuang disekitar lokasi galian yang nantinya akan digunakan sebagai urugan setelah pemasangan pipa sudah
Tertanam dengan aman.
6. Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi. Mutual check dilakukan bersama - sama dengan Direksi

untuk mendapatkan pekerjaan yang sebenarnya dilaksanakan / gambar terpasang (as built drawing) sebagai dasar volume pekerjaan

yang akan dimintakan pembayarannya (termin) dan bila terjadi pekerjaan tambah kurang maka pengajuan paling lambat 1 bulan

sebelum waktu pelaksanaan berakhir (spesifikasi teknik).


7 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
8 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
9 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
# Urugan tanah kembali + pemadatan
Urugan tanah dimaksud disini adalah timbunan dari bahan hasil galian untuk menutup bagian galian yang tidak tertutup yang dilaksanakan
menggunakan alat berat dan tenaga manusia untuk merapikan,untuk memperoleh hasil secara maksimal timbunan kita siram dengan
mengunakan air lalu kemudian kita padatkan dengan menggunakan alat pemadat.
Methode Pelaksanaan :
1 Permintaan persetujuan untuk melakukan pekerjaan kepada Direksi.
2 Alat berat menghampar timbunan bekas galian dan Sekelompok pekerja membantu merapikan timbunan dari hasil galian kemudian di
siram air mengunakan tangki air lalu dipadatkan menggunakan alat pemadat dengan mengacu garis ketinggian dan elevasi yang
3 ditentukan dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi.
4 Selama pemadatan Sekelompok pekerja meratakan dan merapikan tepi hamparan .
5 Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi. Mutual check dilakukan bersama - sama dengan Direksi

untuk mendapatkan pekerjaan yang sebenarnya dilaksanakan / gambar terpasang (as built drawing) sebagai dasar volume pekerjaan

yang akan dimintakan pembayarannya (termin) dan bila terjadi pekerjaan tambah kurang maka pengajuan paling lambat 1 bulan

sebelum waktu pelaksanaan berakhir (spesifikasi teknik).


Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi. Mutual check dilakukan bersama - sama dengan Direksi

untuk mendapatkan pekerjaan yang sebenarnya dilaksanakan / gambar terpasang (as built drawing) sebagai dasar volume pekerjaan

yang akan dimintakan pembayarannya (termin) dan bila terjadi pekerjaan tambah kurang maka pengajuan paling lambat 1 bulan

sebelum waktu pelaksanaan berakhir (spesifikasi teknik).


6 untuk tanah timbunan kita telah pisahkan tanah yang bersifat membahayakan yang dapat merusak permukaan beton atau pipa
7 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
8 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
9 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.

# Pekerjaan Bongkaran Jalan Beton untuk pemasangan pipa dibawah jalan


Dari Node 1 sampai ke Node 4 (Kmp Lantan Duren)
# Pekerjaan Bongkaran Aspalt untuk pemasangan pipa dibawah jalan
# Perbaikan Jalan Beton (K.175)
# Perbaikan Jalan Aspalt
Untuk pekerjaan ini sebelum kita melakukan pekerjaan pembokaran tentunya kita tidak bisa lepas dari perizinan pemerintah daerah dan
perangkat desa,kecamatan dan pihak berwajib setempat agar supaya tidak menggangu jalannya aktifitas masyarakat setempat pada Khususnya
dan penguna jalan pada umumnya

Metode Pelaksanaan
1 Permintaan persetujuan untuk melakukan pekerjaan kepada Direksi.
2 Alat berat membongkar jalan beton sesuai dengan gambar kerja dan petunjuk direksi
3 hasil dari bongkaran di buang ketempat yang telah kita tentukan agar supaya tidak menggangu aktifitas pelaksana pekerjaan
4 setelah semua bersih alat akan meneruskan pengalian di titik - titik yang talah kita tentukan bersama direksi,setelah kedalaman telah
di anggap cukup barulah kita letakkan pipa yg telah kita siapkan sebelumnya.
5 setelah semua pipa sudah tertanam dan kita anggap aman barulah kita memproses jalan tersebut untuk di kembaliakan pada kondisi
semula
6 untuk memperoleh kekuatan yang lebih untuk pekerjaan jalan beton kita menggunakan beton mutu K.175,untuk pekerjaan aspal kita
akan berkoordinasi dangan AMP ( Asphat Mixxing Plant ) yang berada di sekitar Lokasi Pekerjaan yang tentunya telah kita
koordinasikan sebelum pekerjaan pembongkaran di lakukan
7 Setelah semua pekerjaan dianggap selesai kita akan menyediakan sekelompok orang untuk merapikan hasil pekerjaan tersebut agar
supaya hasil terlihat sempurna dan kondisi kembali seperti pada semula
8 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
9 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
10 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
PEMASANGAN PIPA DAN AKSCECORIS
Pemasangan Pipa Ductile
Penyambungan pipa Ductile yang dilakukan dengan cara pengelasan dengan menggunakan mesin las listrik, pengelasan dilakukan pada kedua
ujung pipa yang akan disambung. Adapun bentuk sambungan yang dihasilkan oleh mesin las tersebut adalah bentuk sambungan silinder.
1 Las listrik ini menggunakan elektroda berelaput sebagai bahan tambahan.
Busur listrik yang terjadi di antara ujung elektroda dan bahan dasar akan mencairkan ujung elektroda dan sebagaian bahan dasar.
Selaput elektroda yang turut terbakar akan mencair dan menghasilkan gas yang melindungi ujung elekroda kawah las, busur listrik terhadap
Cairan selaput elektroda yang membeku akan memutupi permukaan las yang juga berfungsi sebagai pelindung terhadap pengaruh luar.
2 Perbedaan suhu busur listrik tergantung pada tempat titik pengukuran, missal pada ujung elektroda bersuhu 3400° C, tetapi pada benda kerja
dapat mencapai suhu 4000° C
3 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
4 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
5 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
Pemasangan Pipa HDPE
Penyambungan pipa HDPE ini dilakukan dengan cara pemanasan dan penekanan dengan menggunakan mesin las HDPE, pemanasan dilakukan
pada kedua ujung pipa yang akan disambung. Adapun bentuk sambungan yang dihasilkan oleh mesin las tersebut adalah bentuk sambungan
silinder.
1 Pelat pemanas bersih - jika tidak, itu sementara dingin dengan banyak air bersih dan keringkan dengan bersih, bebas serat kain atau handuk
Kertas.
2 Menggunakan clamp insert / penjepit ukuran yang benar dan bersih, dengan tidak ada grit tertanam yang dapat menyebabkan pipa cacat.
3 Peralatan pendukung seperti Pipa Rollers, stub end holder, tenda kerja, lingkungan yang bersih serta mesin telah terkalibrasi dengan benar
( Thermometer dan timer ).
4 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
5 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
6 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
Pemasangan akcecoris Pipa HDPE
Pekerjaan pemasangan Accessories pipa HDPE dilakukan bersamaan dengan pemasangan pipa sesuai dengan fungsi dan kebutuhan.
1 Semua bahan dan peralatan telah disiapkan sesuai kebutuhan semisal baut,kunci kunci dan ruber packing
2 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
3 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
4 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
Pemasangan akcecoris Pipa ductile
Pekerjaan pemasangan Accessories pipa DUCTILE ini dilakukan bersamaan dengan pemasangan pipa sesuai dengan fungsi dan kebutuhan.
1 Semua bahan dan peralatan telah disiapkan sesuai kebutuhan semisal baut,kunci kunci dan ruber packing
2 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
3 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
4 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
Pemasangan akcecoris Pipa CI
1 Pekerjaan ini dilakukan secara bersamaan dengan pada saat pemasangan pipa dilakukan
2 Semua bahan dan peralatan telah disiapkan sesuai kebutuhan semisal baut,kunci kunci dan ruber packing
3 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
4 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
5 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
Pemasangan akcecoris Pipa GIP
1 Pekerjaan ini dilakukan secara bersamaan dengan pada saat pemasangan pipa dilakukan
2 Semua bahan dan peralatan telah disiapkan sesuai kebutuhan semisal baut,kunci kunci dan ruber packing
3 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
4 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
5 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
Pemasangan akcecoris Pipa PVC
1 Pekerjaan ini dilakukan secara bersamaan dengan pada saat pemasangan pipa dilakukan
2 Semua bahan dan peralatan telah disiapkan sesuai kebutuhan semisal baut,kunci kunci dan ruber packing
3 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
4 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
5 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
# PEK. CROSSING PIPA PADA JALAN UTAMA/HEGARA
Saat anda memerlukan lubang horizontal dibawah utilitas seperti jalan, untuk memasang jalur pipa saluran air maka kita lakukan tehnik
THRUST BORING .
Metode kami merupakan gabungan pengeboran tekan (thrust), putaran dan semprotan air
Pertama lubang kerja dan lubang target perlu disiapkan.
Pengeboran dimaulai dengan menggunakan pipa pilot untuk mencapai lubang target.
Potongan tanah hasil pengeboran dikeluarkan dari lubang dengan aliran air dari stang bor.
Untuk memperbesar diameter lubang, reamer bit ditarik atau ditekan dengan mengikuti pipa pilot yang telah
terpasang di jalur yang tepat.
Casing atau pipa di pasang di lubang setelah lubang bersih dari kotoran
Adapun pekerjaan yang akan kita boring pada pelaksaan ini yaitu :
Pada Titik Node 48 menuju Node 49
Lubang Bor Diameter 600 mm termasik Fit
Pipa GI Ø 450 mm
Pemasangan pipa PE Ø350 mm 8 Bar (SDR 21)
Pada Titik Node 60
Lubang Bor Diameter 600 mm termasik Fit
Pipa GI Ø 450 mm
Pemasangan pipa PE Ø350 mm 8 Bar (SDR 21)
Pada Titik Node 88 ND 280
Lubang Bor Diameter 600 mm termasik Fit
Pipa GI Ø 350 mm
Pemasangan pipa PE Ø 300 mm 8 Bar (SDR 21)
Pada Titik Node 92 ND 280
Lubang Bor Diameter 600 mm termasik Fit
Pipa GI Ø 350 mm
Pemasangan pipa PE Ø 300 mm 8 Bar (SDR 21)
Pada Titik Node 107 GI 200
Lubang Bor Diameter 500 mm termasik Fit
Pipa GI Ø 300 mm
Pemasangan pipa PE Ø 200 mm 8 Bar (SDR 21)
Metode Pelaksanaan
Lubang kerja dirancang untuk mampu menahan gaya dari jack alat serta beban berat alat. Ukuran lubang kerja umumnya memiliki panjang 6m x
lebar 2m dengan kedalaman mencapai 0.60m dibawah titik tengah pengeboran, yang tergantung dari jenis alat. Jalur masuk yang aman serta
1 ruang kerja untuk staff yang bekerja di dalam lubang kerja harus juga disediakan dalam pembuatan lubang kerja. Desain lubang kerja harus
mencakup akan keperluan kestabilan dudukan akibat gaya dari jack. Desain lubang kerja disesuaikan dengan jenis tanah serta beban jack.

Lubang target merupakan ujung akhir dari pengeboran. Lubang ini dapat merupakan akses dikeluarkannya pipa penuntun, casing, atau
2 masuknya pipa. Lebar lubang target dapat disesuaikan dengan lebar lubang galian metode Open Cut.

Selama proses pembesaran lubang, pengeboran di arahkan oleh pipa penuntun yang telah terpasang sesuai dengan rencana. Pipa penuntun akan
dipotong dan dikeluarkan di lubang kerja sejalan dengan proses pengeboran. Tanah akan dipotong oleh mata reamer dan potongan tanah akan
3 dibuang. Tanah hasil pengeboran dikumpulkan di lubang kerja (launch pit) dalam kolam khusus dan akan dikeluarkan dari lubang kerja secara
periodik. Proses pengeboran dengan reamer dikerjakan sampai mencapai lubang kerja.

Pipa yang akan dipasang dalam lubang disambung dengan pipa bor di lokasi galian target dan kemudian ditarik. Pipa dapat dipersiapkan di
4 galian target sebelum pelaksanaan galian sehingga akan mempercepat durasi kerja.

3 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.


4 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
5 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
# PEKERJAAN PENYEBERANGAN SUNGAI TIPE SHIPON
Shipon dibuat bilamana ada persilangan dengan sungai. Shipon dibangun di atas dari penampang sungai, untuk pembuatan shipon ini kita
mengunakan Beton Mutu K.225 untuk konstruksinya supaya tidak terjadi keretakan ataupun kerusakan konstruksi.

Adapun pekerjaan yang akan kita laksanakan yaitu :


Diantara Titik Node 16 menuju Node 17 diameter Pipa PE Ø 500 mm
Galian Tanah Keras
Urugan tanah kembali + pemadatan
Urugan Pasir
Buangan Tanah Sisa Urugan
Pekerjaan Beton untuk penutuk/pengaman dengan Kwalitas Beton K. 225
Pekerjaan Besi Beton
Pekerjaan Bekisting
Pemasangan pipa PE Ø 500 mm (SDR 17)
Flange Spigot
Bend HDPE
Tee All Flange (material CI) ND 500 x 500 x 200 mm
Gate Valve All Flange
Gate Valve All Flange
Bend 90° All Flange (material CI) ND 200 mm
Flange Socket
Pipa PVC
Diantara Titik Node 21 menuju Node 22 diameter Pipa PE Ø 450 mm
Galian Tanah Keras
Urugan tanah kembali + pemadatan
Urugan Pasir
Buangan Tanah Sisa Urugan
Pekerjaan Beton untuk penutuk/pengaman dengan Kwalitas Beton K. 225
Pekerjaan Besi Beton
Pekerjaan Bekisting
Pemasangan pipa PE Ø 450 mm (SDR 17)
Flange Spigot
Bend HDPE
Tee All Flange (material CI) ND 450 x 450 x 200 mm
Gate Valve All Flange
Gate Valve All Flange
Bend 90° All Flange (material CI) ND 200 mm
Flange Socket
Pipa PVC
Diantara Titik Node 24 menuju Node 25 diameter Pipa PE Ø 450 mm
Galian Tanah Keras
Urugan tanah kembali + pemadatan
Urugan Pasir
Buangan Tanah Sisa Urugan
Pekerjaan Beton untuk penutuk/pengaman dengan Kwalitas Beton K. 225
Pekerjaan Besi Beton
Pekerjaan Bekisting
Pemasangan pipa PE Ø 450 mm (SDR 17)
Flange Spigot
Bend HDPE
Tee All Flange (material CI) ND 450 x 450 x 200 mm
Gate Valve All Flange
Gate Valve All Flange
Bend 90° All Flange (material CI) ND 200 mm
Flange Socket
Pipa PVC
Diantara Titik Node 53 menuju Node 54 diameter Pipa PE Ø 350 mm
Galian Tanah Keras
Urugan tanah kembali + pemadatan
Urugan Pasir
Buangan Tanah Sisa Urugan
Pekerjaan Beton untuk penutuk/pengaman dengan Kwalitas Beton K. 225
Pekerjaan Besi Beton
Pekerjaan Bekisting
Pemasangan pipa PE Ø 450 mm (SDR 17)
Flange Spigot
Bend HDPE
Tee All Flange (material CI) ND 350 x 350 x 200 mm
Gate Valve All Flange
Gate Valve All Flange
Bend 90° All Flange (material CI) ND 200 mm
Flange Socket
Pipa PVC
Mertode Pelaksaan
Pekerjaan galian untuk semua lubang baru boleh dilaksanakan setelah papan patok dengan tanda sumbu kesumbu selesai diperiksa dan
1 disetujui pengawas
Dalamnya galian untuk lubang pondasi harus sesuai denganukuran gambar kerja. Untuk itu diadakan pemeriksaansetempat oleh
2 Pengawas
Dasar galian harus dikerjakan dengan teliti sesuai dengan ukuran gambar kerja dan dibersihkan dari segala kotoran.bila penggalian
3 yang melebihi dari apa yang telah ditetapkan, maka kita harus menutupi kelebihan tersebut dengan urugan pasir yang di padatkan

dan disiram air tiap kedalaman 15 cm lapis demi lapis sampai mencapai lapis yang dibutuhkan.
Kelebihan tanah bekas galian harus disingkirkan keluar dari tempat pekerjaan sehingga tidak menggangu, tempat penimbunan tanah
4 sisa galian dan peralatan disediakan pada areal / lokasi, sesuai dengan rencana gambar
Terhadap kemungkinan berkumpulnya air dalam galian, baikpada saat penggalianmaupun pada pelaksanaan pekerjaanpondasi, harus
5 disediakan pompa air yang diperlukan dapatbekerja terus menerus
Semua tanah dari pekerjaan galian harus disingkirkan daritempat pekerjaan dan dilaksanakan dan sebelum pekerjaanpondasi dimulai.
6 Antara bowplank dan galian harus bebasdari timbunan tanah.
Jika lubang-lubang galian terdapat banyak air tergenangkarena air tanah dan air hujan, maka sebelum dimulaiterlebih dahulu air harus
7 dikeluarkan dan dasar lubang harusdi keringkan
Setelah Penggalian tanah sampai lapisan sebagai dasar untuk perletakan merata ,lapisan dasar dari beton Supaya dibuat sebagai lantai
8 kerja dengan tebal sesuai gambar rencana . Dibawah lantai kerja diberi lapisan pasir yang dipadatkan tebal sesuai gambar

Untuk Besi beton yang kita gunakan telah memenuhi syarat-syarat dan spesifikasi yang telah kita ajukan terhadap direksi.di dalam
pelaksanan pembesian ini kita telah siapkan juga tenaga khusus dan cukup berpengalaman agar supaya di dalam pelaksanaan nya
9
sambungan - sambungan antara tulangan besi dapat terlihat kokoh dan rapi

Untuk Kayu begisting yang digunakan dng kwalitas baik dengan ketentuan bahwa segala sifat dan kekurangan yang berhubungan dengan

pemakainya tidak akan merusak atau mengurangi nilai konstruksi.

Kualitas dan ukuran kayu yang digunakan disesuaikan dengan gambar kerja yang ada. Demikian pula dengan mutu dan kelas kuat kayu
10
yang apabila tidak ditentukan lain, maka harus mengikuti syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan dalam PPKI NI-5.

Dihindarkan adanya cacat-cacat kayu antara lain yang berupa putih kayu, pecah-pecah, mata kayu yang melintang. Syarat-syarat

kelembaban dan toleransi ukuran kayu yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat dan ketentuan dalam PPKI.

Semua pekerjaan konstruksi pada bangunan induk dikerjakan dengan mutu beton K -225. Semua pekerjaan konstruksi beton
11 memenuhi syarat-syarat PBI 1971.

Adukan beton harus benar-benar rata dan matang dengan menggunakan Ready Mix .
Pengecoran elemen vertikal umumnya menggunakan alat bantu TC dan bucket cor sedangkan untuk elemen horizontal menggunakan
alat bantu concrete mixer. Pada volume pekerjaan kecil digunakan alat bantu TC dan Bucket cor. Pada pengecoran pile cap yang berada
pada elevasi ground floor, jika volume pengecoran kecil digunakan cara pengecoran langsung dari truk mixer. Pada volume pengecoran
12
yang besar akan efektif menggunakan concrete pump. Khusus pada pengecoran bored pile, digunakan alat bantu TC dan bucket cor.

Pemadatan beton dilakukan dengan cara digetarkan, untuk mengeluarkan udara yang terperangkap dalam beton,sehingga beton padat
13
memenuhi bekisting.
Setelah semua pekerjaan di anggap selesai maka kita lanjutkan dengan Pekerjaan urugan, pekerjaan urugan ini bahan urugan dapat
digunakan tanah urugan sejenis tanah padas atau sisa tanah keprasan (bukan humus) dari tanah lahan yang ada di dalam lokasi.yang
14 fungsinya untuk meratakan dan merapikan tanah di sekitar lokasi pekerjaan

15 Urugan tanah kita padatkan dengan mesin pemadat (stamper)


Setelah semua dianggap telah selesai maka kita tunggu kira kira 21 hari sampai proses pengerasan beton telah mencapai umur
16

17 setelah beton sudah dinyatakan kuat maka pekerjaan kita lanjutkan dengan pemasangan pipa beserta aksecorisnya.

18 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.


19 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
20 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
# PEK. PERLENGKAPAN
Dalam pekerjaan jaringan distribusi pipa Stret Box dan trush blok di perlukan untuk pipa yang mengalami tekanan hidrolik yang
tidak seimbang,misalnya pada belokan atupun jalur akhir pipa.Gaya gaya ini akan menggesr jaringan pipa dan kedudukan semula
oleh karena itu kita tidak bisa biarkan hal ini terjadi karena juga akan merusak jaringan pipa dan sambungan sambungannya. oleh
karena itu gaya gaya tersebut akan ditahan dengan memasang trush blok agar fiting fiting tidak bergerak.

Adapun pekerjaan yang akan di laksanakan di dalam pekerjaan ini yaitu :


Pembuatan Trusk Blok untuk penahan Accessories dari beton K. 175
Pembuatan Street Box Wash Out
Pembuatan Street Box Air Valve
Metode Kerj
1 Sekelompok Pekerja membuat cetakan sesuai dengan ukuran pada gambar kerja
2 Menyiapkan tempat adukan beton serta menyiapkankan bahan bahan dan peralatan yang akan di gunakan pada kegiatan i
3 Berkoordinasi dengan direksi/Pengawas lapangan untuk titik yang diinginkan untuk penempatan trus blok maupun street Bl
sekelompok pekerja memulai melakukan pengecoran setelah titik titik yang di kehendaki telah di tetapkan oleh direksi
4
maupun pengawas
5 Beton yang kita gunakan menggunakan beton K.175
6 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
7 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
8 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
# PEKERJAAN PENGETESAN PIPA
Pekerjaan pengetesan pipa ini dilakasanakan setelah pipa terpasang sesuai spesifikasi teknis pemasangan pipa, baik pipa ductile,HDPE Maupun
PVC
Adapun jenis jenis pipa yang akan di tes di dalam pekerjaan ini yaitu:

Untuk Pipa DCIP


DCIP ND 500 mm
DCIP ND 450 mm
DCIP ND 400 mm
DCIP ND 350 mm
Untuk Pipa HDPE
PE ND 500 mm
PE ND 450 mm
PE ND 400 mm
PE ND 350 mm
PE ND 300 mm
PE ND 200 mm
Metode Pelaksanaan
1 sebagian orang kita tempatkan di titik tempat air keluar

2 sebagian orang membuka kran air yang telah kita siapkan lengkap dengan mesin pengetesan
3 Setelah air sudah dapat keluar dari titik titik pembuangan maka kita akan tutup kembali sesuai dengan keadaan semula
4 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
5 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
6 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
# PEKERJAAN PENYELESAIAN
1 Di Dalam Pelaksanaan Pekerjaan ini kami juga susun Struktur Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan ini, kami juga lengkapi Struktur Tim
Khusus untuk Pengurusan administrasi serta pembuatan dokumen dokumen yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan ini.
2 Tidak lupa pula kita juga siapkan tenaga gambar yang nantinya akan dibutuhkan apabila ada perubahan perubahan yang bersifat Tehnis
semisal berubah jalur untuk pemasangan pipa dan lain lainnya
3 Semua Hasil pekerjaan akan kita domentasikan dalam sebuah album foto dari 0 sam 100%

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN JEMBAT

Pekerjaan ini Meliputi


Pekerjaan : Ø 500 mm BENTANG 8 m
JEMBATAN PIPA
Sebelum pekerjaan pemasangan besi WF untuk perlintasan pipa dilakukan, terlebih dahulu kami laksanakan pengadaan Baja WF dan accesories.
Setelah baja WF dan accesories terkirim dari pabrik, kami akan menyimpan dan mengamankan di gudang. dan bila sudah diperlukan untuk di
pasang, baru kemudian akan dikirim dan diantar sampai kelokasi pemasangan. sesuai rincian berikut :

PEKERJAAN PERSIAPAN
Metode Kerja
Pekerjaan persiapan, Mobilisasi / demobilisasi Personil dan Peralatan
Sebelum dimulai kegiatan ini kita akan melakukan Mobilisasi untuk mengadakan/ mendatangkan peralatan,,personil, dan perlengkapan
1 untuk melaksanakan semua item pekerjaan di lapangan, dan mengikuti semua petunjuk yang ada pada gambar kerja.

Gambar Kerja, Dokumentasi dan Administrasi Proyek


1 Buku ukur
2 Perhitungan Pengukuran
3 Gambar Shop Drawing
4 Perhitungan MC. 0
5 Back Up Data untuk perhitungan MC. 0
6 Buku Harian
7 Buku Ditreksi berisi buku perintah dan teguran direksi
8 Buku Tamu
9 Laporan Harian ( Melaporkan a. Keadaan Cuaca b. jumlah Tenaga, c jumlah Bahan yang dipakai dan jumlah Peralatan yang digunakan
pada hari itu )
10 Laporan Mingguan ( Melaporkan kemajuan Fisik Pekerjaan )
11 Laporan Bulanan ( melaporkan Kemajuan fisik dan jumlah uang yang akan di serap )
12 Asbuilt Drawing
PEKERJAAN TANAH
Galian tanah untuk pondasi jembatan, thust block dan galian pipa
Pekerjaan galian yang dimaksud disini adalah kegiatan galian tanah dengan jenis tanah asalnya, memengingat kebutuhan galian tidak terlalu
besar volumenya maka pada pelaksanaannya dengan menggunakan tenaga manusia, khususnya untuk pengalian pipa dengan diameter besar kita
akan mengunakan alat berat untuk merapikan kita menggunakan tenaga manusia.
Methode Pelaksanaan :
1. Permintaan persetujuan untuk melakukan pekerjaan kepada Direksi.
2. Pengukuran dan penandaan (pemasangan profil) lokasi pekerjaan yang akan dilaksanakan sesuai Gambar Rencana bersama Direksi.
3. Semua persyaratan dan prosedur pekerjaan sesuai gambar rencana dan Spesifikasi Teknis yang ada.
4. Untuk galian pondasi jembatan,Trush Blok dan pipa kita lakukan dengan mengunakan menggunakan tenaga manusia dengan mengacu
garis ketinggian dan elevasi yang ditentukan dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi.
5 Hasil galian dibuang ke tempat pembuangan disekitar lokasi atau sesuai petunjuk Direksi.
6 Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi. Mutual check dilakukan bersama - sama dengan Direksi

untuk mendapatkan pekerjaan yang sebenarnya dilaksanakan / gambar terpasang (Shop drawing) sebagai dasar volume pekerjaan yang

akan dimintakan pembayarannya (termin) dan bila terjadi pekerjaan tambah kurang maka pengajuan paling lambat 1 bulan sebelum

waktu pelaksanaan berakhir (spesifikasi teknik).


untuk pekerjaan galian di bawah air atau di bawah permukaan air tanah kita gunakan COFFER DAM,dalam pelaksanaan ini kita akan
7 rencanakan tempat perletakkan perancah sebagai acuan pondasi serta pembesian agar kita bisa mengatur letak pemompaan air keluar
8 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
9 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
10 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
Urugan Pasir
Urugan pasir dimaksud disini adalah urugan menggunakan pasir dari luar yang dihamparkan pada dasar galian agar supaya permukaan tanah
terlihat rapi,rata dan padat, pada pelaksanaanya dilakukan dengan mengunakan tenaga manusia .
Methode Pelaksanaan :
1. sekelompok pekerja menghampar pasir ke dasar galian lalu kemudian di padatkan menggunakan stamper dengan mengacu garis
ketinggian dan elevasi yang ditentukan dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi.
2. Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi. Mutual check dilakukan bersama - sama dengan Direksi

untuk mendapatkan pekerjaan yang sebenarnya dilaksanakan / gambar terpasang (Shop drawing) sebagai dasar volume pekerjaan yang

akan dimintakan pembayarannya (termin) .


lapisan pasir di siram dan di padatkan dengan mengunakan alat pemadat sampai lapisan terbentuk sekitar 10 cm atau sesuai dengan
3
petunjuk direksi.
4 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
5 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
6 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
Urugan tanah kembali + pemadatan
Urugan tanah dimaksud disini adalah timbunan dari bahan hasil galian untuk menutup bagian galian yang tidak tertutup yang dilaksanakan
menggunakan tenaga manusia dan sekaligus dirapikan sesuai bentuk sumula,untuk memperoleh hasil secara maksimal tebal setiap lapis
timbunan kita buat 15 cm lalu kemudian kita padatkan dengan menggunakan alat pemadat.
Methode Pelaksanaan :
1. Permintaan persetujuan untuk melakukan pekerjaan kepada Direksi.
2. Pengukuran dan penandaan (pemasangan profil) lokasi pekerjaan yang akan dilaksanakan sesuai Gambar Rencana bersama Direksi.
3. Semua persyaratan dan prosedur pekerjaan sesuai gambar rencana dan Spesifikasi Teknis yang ada.
4. sekelompok orang menghampar timbunan bekas galian sekaligus merapikan timbunan dari hasil galian kemudian dipadatkan
menggunakan alat pemadat dengan mengacu garis ketinggian dan elevasi yang ditentukan dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi.
5 Selama pemadatan Sekelompok pekerja meratakan juga merapikan tepi hamparan .
6. Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi. Mutual check dilakukan bersama - sama dengan Direksi

untuk mendapatkan pekerjaan yang sebenarnya dilaksanakan / gambar terpasang (as built drawing) sebagai dasar volume pekerjaan

yang akan dimintakan pembayarannya (termin) dan bila terjadi pekerjaan tambah kurang maka pengajuan paling lambat 1 bulan

sebelum waktu pelaksanaan berakhir (spesifikasi teknik).


7 untuk tanah timbunan kita telah pisahkan tanah yang bersifat membahayakan yang dapat merusak permukaan beton atau pipa
8 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
9 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
10 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
PEKERJAAN BETON DAN PASANGAN
Beton K. 125 untuk lantai kerja setebal 10 cm
Di dalam pekerjaan ini kita akan menyiapkan bahan cetakan untuk pekerjaan pengecorannya di karenakan untuk mutu beton K.125 Bisa kita
lakukan secara manual di dalam pelakasaannya.

Methode Pelaksanaan :
1 Permintaan persetujuan untuk melakukan pekerjaan kepada Direksi.

Sekelompok pekerja membuat adonan beton dengan mutu K.125 dan untuk pekerja lain menghampar hasil campuran beton ke lantai
2 kerja sambil di ratakan dengan ketebalan 10 cm
3 Setelah semua dianggap telah rata maka kita tunggu beton lantai kerja kering
4 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
5 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
6 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
Beton K. 225
Semua pekerjaan konstruksi pondasi jembatan mengunakan mutu beton K -225 dan
memenuhi syarat-syarat PBI 1971.
Adukan beton harus benar-benar rata dan matang dengan menggunakan Ready Mix.
Methode Pelaksanaan :
1 Besi Beton
Besi tulangan yang digunakan adalah baja yang kualitasnya sesuai dengan ditentukan dalam PBI 71.
Besi beton harus bersih dari lapisan minyak lemak, karat dan bebas dari cacat seperti serpih dan sebagainya, serta berpenampang bulat.
Dimensi dan ukuran penempang bulat besi beton / baja tulangan harus sesuai dengan petujuk gambar kerja (memenuhi batas toleransi
minimal) seperti yang di syaratkan dalam PBI 71.
Besi beton / baja tulangan yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lokasi pekerjaan dalam waktu 24 jam setelah ada
perintah tertulis dari Direksi.
Kawat pengikat harus terbuat daru baja lunak dengan diameter minimal 1mm dan tidak bersepuh seng.
Material lain yang digunakan diutamakan produksi dalam negeri.
2 Kayu Begisting
Kayu yang digunakan harus bersifat baik dengan ketentuan bahwa segala sifat dan kekurangan-kekurangan yang berhubungan dengan
pemakainya tidak akan merusak atau mengurangi nilai konstruksi.
Kualitas dan ukuran kayu yang digunakan disesuaikan dengan gambar kerja yang ada. Demikian pula dengan mutu dan kelas kuat kayu
yang apabila tidak ditentukan lain, maka harus mengikuti syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan dalam PPKI NI-5.
Dihindarkan adanya cacat-cacat kayu antara lain yang berupa putih kayu, pecah-pecah, mata kayu yang melintang. Syarat-syarat
kelembaban dan toleransi ukuran kayu yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat dan ketentuan dalam PPKI.
Pengecoran elemen vertikal umumnya menggunakan alat bantu TC dan bucket cor sedangkan untuk elemen horizontal menggunakan alat bantu
concrete mixer. Pada volume pekerjaan kecil digunakan alat bantu TC dan Bucket cor. Pada pengecoran pile cap yang berada pada elevasi
3 ground floor, jika volume pengecoran kecil digunakan cara pengecoran langsung dari truk mixer. Pada volume pengecoran yang besar akan
efektif menggunakan concrete pump. Khusus pada pengecoran bored pile, digunakan alat bantu TC dan bucket cor.

Pemadatan beton dilakukan dengan cara digetarkan dengan mengunakan alat pengetar /vibrator, untuk mengeluarkan udara yang
4
terperangkap dalam beton sehingga memadat memenuhi bekisting.
5 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
6 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
7 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
Beton K. 175
pada intinya sistim kerja pada pekerjaan beton hampir sama dengan pekerjaan beton lainnya ,baik dari pembesian ,pembuatan begisting maupun
pengecoran ,akan tetapi Untuk beton konstruksi mengunakan beton bermutu K-175 ini kita akan lakukan dengan cara manual.karena
mengingat kebutuhan volume yang tidak terlalu besar.
Metode Pelaksanaan
1 Besi Beton
Besi tulangan yang digunakan adalah baja yang kualitasnya sesuai dengan ditentukan dalam PBI 71.
Besi beton harus bersih dari lapisan minyak lemak, karat dan bebas dari cacat seperti serpih dan sebagainya, serta berpenampang bulat.
Dimensi dan ukuran penempang bulat besi beton / baja tulangan harus sesuai dengan petujuk gambar kerja (memenuhi batas toleransi
minimal) seperti yang di syaratkan dalam PBI 71.
Besi beton / baja tulangan yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lokasi pekerjaan dalam waktu 24 jam setelah ada
perintah tertulis dari Direksi.
Kawat pengikat harus terbuat daru baja lunak dengan diameter minimal 1mm dan tidak bersepuh seng.
Material lain yang digunakan diutamakan produksi dalam negeri.
2 Kayu Begisting
Kayu yang digunakan harus bersifat baik dengan ketentuan bahwa segala sifat dan kekurangan-kekurangan yang berhubungan dengan
pemakainya tidak akan merusak atau mengurangi nilai konstruksi.
Kualitas dan ukuran kayu yang digunakan disesuaikan dengan gambar kerja yang ada. Demikian pula dengan mutu dan kelas kuat kayu
yang apabila tidak ditentukan lain, maka harus mengikuti syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan dalam PPKI NI-5.
Dihindarkan adanya cacat-cacat kayu antara lain yang berupa putih kayu, pecah-pecah, mata kayu yang melintang. Syarat-syarat
kelembaban dan toleransi ukuran kayu yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat dan ketentuan dalam PPKI.
Pada pelaksanaan beton Mutu K.175 pelaksanaanya menggunakan molen sebagai alat untuk mencampur adonan beton ,dan dilakukan dengan
3 menggunakan tenaga manusia

4 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.


5 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
6 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
Plesteran 1 : 2
Pekerjaan plesteran ini kami lakukan setelah pekerjaan beton telah selesai dilaksanakan,yang fungsinya untuk menghaluskan permukaan beton
agar terlihat rata dan rapi

Metode Pelaksanaan
1 Ketebalan plesteran idealnya 1 1/2 cm maximum 2 cm, tebal
2 Plesteran kasar maupun acian harus memakai blebes dengan panjang 2.00
3 Plesteran pada beton, maka permukaan beton harus kita kasari atau di kamproti pada
waktu membuka begesting.
4 Campuran spesi memakai minimal 1PC : 3 PS (jika spec 1PC : 2PS), pasir yang dipakai yaitu pasir beton
5 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
6 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
7 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
PEKERJAAN PENGADAAN BESI, PIPA dan ACCESSORIES
Sebelum pekerjaan pemasangan jembatan untuk perlintasan pipa dilakukan, terlebih dahulu kami laksanakan pengadaan Baja WF dan
accesories. Setelah baja WF dan accesories terkirim dari pabrik, kami akan menyimpan dan mengamankan di gudang. dan bila sudah diperlukan
untuk di pasang, baru kemudian akan dikirim dan diantar sampai kelokasi pemasangan. :
adapun bahan yang akan kita adakan pada pekerjaan ini di anataranya :
Pekerjaan Besi Profil 2 WF 250 x 175. 44.1 Bentang 8 m
Besi untuk jeruji pengaman ( Besi L 50.50.5, Besi Beton 12 mm dan klamp pengikat )
Flange Spigot
Pipa GI
Tee GI All Flange
Reducer GI All Flange
Double Air Valve
Bend GI All Flange
Bend GI All Flange
Bend PVC
Gate Valve
Gate Valve
Flange Socket
Pipa PVC
Rabber Packing
Rabber Packing
Rabber Packing
Moer + Baut
PEKERJAAN PEMASANGAN BESI, PIPA dan ACCESSORIES
Metode Pelaksanaan
1 Setelah semua bahan telah sampai di gunakan maka kita akan kita lakukan pabrikasi untuk baja Wfnya
2 setelah itu kita rangkai baja tersebut sesuai dengan gambar kerja
3 setelah semua telah selesai barulah kita kirim baja tersebut ke lokasi untuk di pasang sebagai jembatan perlintasan pipa
4 setelah semua baja telah terpasang maka pekerjaan akan kita lanjutkan dengan pemasangan pipa GI dan PVC beserta akcecorisnya
5 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
6 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
7 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
PEKERJAAN PERLENGKAPAN
Pembuatan Street Box
Dalam pekerjaan pembuatan Stret Box ini di perlukan untuk pipa yang mengalami tekanan hidrolik yang tidak seimbang,misalnya
pada belokan atupun jalur akhir pipa.Gaya gaya ini akan menggesr jaringan pipa dan kedudukan semula oleh karena itu kita tidak
bisa biarkan hal ini terjadi karena juga akan merusak jaringan pipa dan sambungan sambungannya. oleh karena itu gaya gaya
tersebut akan ditahan dengan memasang trush blok agar fiting fiting tidak bergerak.

Metode Pelaksanaan
1 Sekelompok Pekerja membuat cetakan sesuai dengan ukuran pada gambar kerja

Menyiapkan tempat adukan beton serta menyiapkankan bahan bahan dan peralatan yang akan di gunakan pada kegiatan ini
2
Berkoordinasi dengan direksi/Pengawas lapangan untuk titik yang diinginkan untuk penempatan street Blok
3
sekelompok pekerja memulai melakukan pengecoran setelah titik titik yang di kehendaki telah di tetapkan oleh direksi maupun pengawas
4
5 Beton yang kita gunakan menggunakan beton K.175
6 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
7 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
8 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
PEKERJAAN LAIN LAIN
Pek. Cat Besi (2 Lapis Cat Penutup)
Pengecatan akan dilakukan setelah pekerjaan selesai secara keseluruhan, baik pekerjaan beton maupun pekejaan perpipaan dan
pemasangan accessories.
Metode Pelaksanaan
1 membentuk sekelompok kerja yang terdiri dari tukang cat
2 memberikan instruksi kepada pekerja untuk melakukan pengecatan pada pekerjaan yang tercantum dalam gambar
dan spesifikasi tehnis
3 meminta petunjuk direksi tentang warna cat dan merk yang akan di gunakan
4 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
5 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
6 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
Pembersihan Lapangan
Setelah semua pekerjaan di anggap selesai 100% maka kita lanjutkan dengan pekerjaan pembersihan lokasi pekerjaan
dari bekas material maupun kotoran lainya ,agar terlihat rapi dan bersih
Metode Pelaksanaan
1 Sekelompok pekerja membersihkan bekas material dan sisa sisa kotoran akibat pekerjaan
2 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
3 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
4 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
Pengetesan
Untuk ppekerjaan pengetesan ini kita lakukan setelah kita berkoordinasi dengan direksi agar supaya sama sama
mengetahui hasil dari pekerjaan yang telah kita kerjakan
Metode Pelaksanaan
1 kita siapkan peralatan mesin tes untuk melihat apakah air bisa mengalir pada perlintasan pipa tersebut
2 setelah dinyatakan mengalir denga sempurna maka kita akan sambung lagi ke posisi semula
3 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
4 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
5 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.

PEMBUATAN BAK PELEPAS TEKAN 1


PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan pembersihan, Penataan Lahan lokasi
Sebagai langkah awal peleksanaan pekerjaan, Kita akan membersihkan lapangan/Lokasi
pembangunan dari hal-hal yang dapat merusak pelaksanaan pembangunan.

Metode Pelaksanaan
Sebelum memulai pekerjaan ini, Kita harus membersihkan lokasi yang akan kita bangun dari sampah–sampah atau benda lainnya,
1
termasuk pembongkaran-pembongkaran dari lokasi pekerjaan.
2 Semua Pohon - Pohon, akar akar pohon dan semak semak belukar harus kita bersihkan dari lokasi pekerjaan
3 Bagian tanah di atas bekas tanaman akan kita gali sekitar 20 cm dan tanah bekas galian akan kita tempatkan yang layak agar
supaya dapat kita gunakan kembali
4 Seluruh Kerusakan yang di timbulkan dari pekerjaan pemebersihan ini akan kita ganti sesuai dengan kerusakan yang di timbulkan
5 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
6 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
7 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
Pekerjaan pemasangan bouwplank
Pemasangan patok dan papan bouwplank kita menggunakan kayu/papan kls.III yang diketam rata pada sisi kerjanya.
Metode Pelaksanaan
1 Patok kayu dan papan bouwplank diketam sampai halus dan rata pada sisi -sisinya
2 Kita tentukan tinggi bouwplank sama dengan titik nol yang dikehendaki
3 Sekelompok pekerja dan tukang kayu memasang papan bowplakn dengan mengacu gambar kerja
4 Setelah pemasangan bouwplank selesai kita laporkan hasil pemasangan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan sebelum
Pekerjaan Selanjutnya Dilaksanakan
5 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
6 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
7 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
PEKERJAAN TANAH DAN PASIR
Galian Tanah Biasa
Pekerjaan galian yang dimaksud disini adalah kegiatan galian tanah untuk pondasi dengan jenis tanah asalnya, pelaksanaan kegiatan dengan
menggunakan tenaga manusia,dan dilaksankan sesuai gambar kerja
Methode Pelaksanaan :
1. Permintaan persetujuan untuk melakukan pekerjaan kepada Direksi.
2. Pengukuran dan penandaan (pemasangan profil) lokasi pekerjaan yang akan dilaksanakan sesuai Gambar Rencana bersama Direksi.
3. Semua persyaratan dan prosedur pekerjaan sesuai gambar rencana dan Spesifikasi Teknis yang ada.
4. untuk galian dengan kedalaman tertentu kita lakukan dengan mengunakan alat berat dan untuk kedalaman biasa menggunakan tenaga
manusia dengan mengacu garis ketinggian dan elevasi yang ditentukan dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi.
5. Hasil galian dibuang ke tempat pembuangan disekitar lokasi atau sesuai petunjuk Direksi.
6. Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi. Mutual check dilakukan bersama - sama dengan Direksi

untuk mendapatkan pekerjaan yang sebenarnya dilaksanakan / gambar terpasang (Shop drawing) sebagai dasar volume pekerjaan yang

akan dimintakan pembayarannya (termin) dan bila terjadi pekerjaan tambah kurang maka pengajuan paling lambat 1 bulan sebelum

waktu pelaksanaan berakhir (spesifikasi teknik).


Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi. Mutual check dilakukan bersama - sama dengan Direksi

untuk mendapatkan pekerjaan yang sebenarnya dilaksanakan / gambar terpasang (Shop drawing) sebagai dasar volume pekerjaan yang

akan dimintakan pembayarannya (termin) dan bila terjadi pekerjaan tambah kurang maka pengajuan paling lambat 1 bulan sebelum

waktu pelaksanaan berakhir (spesifikasi teknik).


untuk pekerjaan galian di bawah air atau di bawah permukaan air tanah kita gunakan COFFER DAM,dalam pelaksanaan ini kita akan
7 rencanakan tempat perletakkan perancah sebagai acuan pondasi serta pembesian agar kita bisa mengatur letak pemompaan air keluar
8 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
9 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
10 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
Urugan tanah kembali + pemadatan
Untuk pekerjaan Urugan tanah ini merupakan pekerjaan timbunan dari bahan hasil galian untuk menutup bagian galian yang tidak tertutup
yang dilaksanakan dengan menggunakan tenaga manusia yang sekaligus untuk merapikan permukaan tanah,untuk memperoleh hasil secara
maksimal tebal timbunan kita buat 15 cm lalu kemudian kita padatkan dengan menggunakan alat pemadat.
Methode Pelaksanaan :
1. Permintaan persetujuan untuk melakukan pekerjaan kepada Direksi.
2. Kita Lakukan Pengukuran dan penandaan (pemasangan profil) lokasi pekerjaan yang akan dilaksanakan sesuai Petunjuk Direksi.
3. Semua persyaratan dan prosedur pekerjaan kita ikuti sesuai Spesifikasi Teknis yang ada.
4. Sekelompok pekerja menghampar timbunan bekas galian dan Sekelompok pekerja membantu merapikan ,kemudian dipadatkan dengan

menggunakan alat pemadat dengan mengacu garis ketinggian dan elevasi yang ditentukan dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi.
5 Selama pemadatan Sekelompok pekerja meratakan dan merapikan tepi hamparan .
6. Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi. Mutual check dilakukan bersama - sama dengan Direksi

untuk mendapatkan pekerjaan yang sebenarnya dilaksanakan / gambar terpasang (as built drawing) sebagai dasar volume pekerjaan

yang akan dimintakan pembayarannya (termin) dan bila terjadi pekerjaan tambah kurang maka pengajuan paling lambat 1 bulan

sebelum waktu pelaksanaan berakhir (spesifikasi teknik).


7 untuk tanah timbunan kita telah pisahkan tanah yang bersifat membahayakan yang dapat merusak permukaan beton atau pipa
8 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
9 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
10 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.

Urugan pasir
Urugan pasir yang dimaksud disini adalah urugan menggunakan pasir dari luar yang dihamparkan pada dasar galian agar supaya permukaan
tanah terlihat rapi,rata dan padat, pelaksanaan menggunakan mengunakan tenaga manusia.
Methode Pelaksanaan :
1 Sekelompok pekerja menghampar pasir ke dalam galian pondasi dan Sekelompok pekerja merapikan Urugan pasir tersebut lalu
kemudian di padatkan menggunakan stamper dengan mengacu garis ketinggian dan elevasi yang ditentukan dalam gambar atau sesuai
petunjuk Direksi.
2 Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi. Mutual check dilakukan bersama - sama dengan Direksi
untuk mendapatkan pekerjaan yang sebenarnya dilaksanakan / gambar terpasang (Shop drawing) sebagai dasar volume pekerjaan yang
akan dimintakan pembayarannya (termin) .
Lapisan pasir di siram dan di padatkan dengan mengunakan alat pemadat sampai lapisan terbentuk sekitar 10 cm atau sesuai dengan
3
petunjuk direksi.
4 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
5 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
6 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
PEKERJAAN PASANGAN BATU KALI DAN PENGUATAN LAHAN
Urugan pasir
Sama halnya dengan pekerjaan di atas untuk pekerjaan urugan pasir yang dimaksud disini adalah urugan menggunakan pasir dari luar yang
dihamparkan pada dasar galian agar supaya permukaan tanah terlihat rapi,rata dan padat, pelaksanaan menggunakan mengunakan tenaga
manusia.
Methode Pelaksanaan :
1 Sekelompok pekerja menghampar pasir ke dalam galian pondasi dan Sekelompok pekerja merapikan Urugan pasir tersebut lalu
kemudian di padatkan menggunakan stamper dengan mengacu garis ketinggian dan elevasi yang ditentukan dalam gambar atau sesuai
petunjuk Direksi.
2 Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi. Mutual check dilakukan bersama - sama dengan Direksi
untuk mendapatkan pekerjaan yang sebenarnya dilaksanakan / gambar terpasang (Shop drawing) sebagai dasar volume pekerjaan yang
akan dimintakan pembayarannya (termin) .
Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi. Mutual check dilakukan bersama - sama dengan Direksi
untuk mendapatkan pekerjaan yang sebenarnya dilaksanakan / gambar terpasang (Shop drawing) sebagai dasar volume pekerjaan yang
akan dimintakan pembayarannya (termin) .
Lapisan pasir di siram dan di padatkan dengan mengunakan alat pemadat sampai lapisan terbentuk sekitar 10 cm atau sesuai dengan
3
petunjuk direksi.
4 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
5 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
6 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
Pasangan batu kosong
Untuk pekerjaan ini berfungsi meluaskan daerah beban, sehingga pondasi bisa menerima beban yang lebih besar,
Dengan melihat fungsi batu kosong diatas, maka dalam pekerjaan pasangan batu kosong harus diperhatikan
hal - hal seperti dibawah ini.
Methode Pelaksanaan :
1 Sekelompok pekerja menyusun batu kali dengan dibuat berdiri, dengan ketebalan sekitar 20 cm dan dikunci dengan batu yang ukuranya lebih kecil
1 Untuk merapatkan batu agar tidak goyang/roboh maka dicelah-celah batu kita masukkan pasir dan kemudian disiram dengan air, sampai
pasir betul-betul mengisi celah-celah batu kali.
2 Pemakaian ukuran batu kali variatif
4 Batu kali yang terpasang adalah batu pecah dengan tujuan agar bidang sentuh antar permukaan batu belah lebih luas
5 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
6 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
7 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
Pasangan pondasi batu kali 1 : 4. Untuk Ruang Operasi Distribusi
Pasangan batu pada umumnya digunakan sebagai pondasi atau dinding bangunan yang menahan beban vertikal atau horizontal relatif tidak

terlalu besar, biasa juga digunakan sebagai dinding pelindung saluran dan pondasi . Pasangan batu merupakan satu kesatuan yang kuat (tidak

mudah lepas) dari susunan batu kali/gunung atau batu bata yang diatur sedemikian rupa dengan perekat dan mengisi rongga antar batu berupa

mortar. Pengisian mortar di bagian belakang dinding/talud pasangan batu harus rata dengan permukaan batu sesuai garis rencana. Pasangan batu

harus mempunyai sifat kedap air, dalam arti tidak bocor bila pasangan batu digunakan sebagai penahan air, misalnya sebagai dinding saluran dan

pondasi atau lainnya.


Methode Pelaksanaan :
1 Untuk pondasi dipakai batu gunung yang berkualitas baik, keras, tidak polos dan permukaannya tajam.
Batu gunung yang dipakai harus dipecah-pecah sehingga diameternya antar 30 cm dan minimum 10 cm.
Pasangan batu gunung untuk pondasi ini harus dipasang dengan adukan 1PC : 4 psr yang diaduk matang.
Ukuran kedalaman, dan lebar pondasi batu gunung dibuat sesuai gambar rencana.
2 Batu gunung harus disusun sedemikian rupa sehingga dudukannya kokoh serta terikat baik satu sam lainnya dengan adukan.
Untuk keperluan kemudahan pemasangan pipa saluran air bersih, air hujan kabel-kabel dan lain-lain yang menembus pondasi
dapat dipasang bahan lunak yang mudah dibuka.
Dimensi pondasi batu gunung disesuaikan dengan gambar rencana.
Tidak diperkenangkan melakukan pelubangan pada sloef dan pondasi.
3 Semen,pasir dan air dicampur dan diaduk menjadi mortar menggunakan beton molen
4 Batu dibersihkan dan dibasahi seluruh permukaannya sebelum dipasang
5 Batu disusun dan direkatkan dengan mortar setiap spasinya
6 Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan

Bahan-Bahan
a. Semen
Semen yang dipakai dalam pekerjaan ini mengunakan semen portland cement dari perusahaan yang disetujui Direksi dan secara umum
memenuhi Standar Nasional Indonesia NI-8 dan pasal 3.2. NI-2 PBI 71 atau ASTM C150 atau standar lain yang diakui oleh pemerintah
Indonesia.
Sertifikat tes oleh pabrik harus disertakan pada saat pengiriman pesanan. Tipe semen yang lain dapat digunakan untuk keperluan
khusus jika diperintahkan oleh Direksi.
Kami akan menyediakan contoh semen yang berada di gudang lapangan atau dari pabrik yang dapat diusulkan ke Direksi untuk dites.
Semen lain yang menurut pendapat Direksi tidak baik, sebagian atau seluruhnya harus ditolak dan kami akan memindahkan ke luar
daerah pekerjaan.
Kami akan menyediakan contoh semen yang berada di gudang lapangan atau dari pabrik yang dapat diusulkan ke Direksi untuk dites.
Semen lain yang menurut pendapat Direksi tidak baik, sebagian atau seluruhnya harus ditolak dan kami akan memindahkan ke luar
daerah pekerjaan.
b. Batu
Semua batu yang dipakai pada pekerjaan ini adalah batu kali pecah , batu ini kali ini bersih dan keras (berat jenis > 2,4), tahan lama

dan homogen, ukuran batu berkisar antara 20 cm hingga 30 cm atau menurut persetujuan Direksi. Batu yang akan digunakan akan kami

bersihkan dari campuran zat besi, noda-noda lobang pasir, cacat atau ketidaksempurnaan lainnya, paling lama satu jam sebelum

dipasang batu kita basahi dengan air. Batu tersebut kita ambil dari sumber yang disetujui oleh Direksi.
c. Pasir
Kwalitas pasir yang digunakan untuk pasangan batu harus sama dengan yang disyaratkan untuk pekerjaan beton yaitu :
- berat jenis antara 2,50 ~ 2,65
- modulus kehalusan 2,30 ~ 3,10
- kadar lumpur lebih kecil dari 5 %
Dengan batasan diatas, pasir haruslah mempunyai gradasi yang baik dan kekerasan yang memungkinkan untuk menghasilkan mortar
yang baik.
d. Air
Air yang dipakai untuk membuat, merawat dan membuat mortar harus dari sumber yang disetujui oleh Direksi dan memenuhi pasal 9
standar Nsional Indonesia (NI-3 PUBI serta pada waktu pemakaian, air harus terhindar dari bahan-bahan yang bisa mengotori air dalam
jumlah berapa saja yang dapat :
- Mempengaruhi waktu permulaan pengerasan semen yang melebihi dari 30 menit,atau mengurangi kekuatan dari percobaan kubus
lebih dari 20% apabila dites sesuai standar ASHTO T26.
- Menghasilkan perubahan warna atau pemekaran permukaan mortar yang sedang mengeras.
- Menunjukkan reaksi agregat alkali.
Air harus bebas dari hidrokarbon dan larutan bahan organik, larutan bahan organik tidak boleh lebih dari 500 bagian untuk tiap satu juta

bagian dalam berat. Kamia akan mengadakan percobaan bagi air yang diusulkannya untuk dipakai dan akan menyerahkan catatan-

catatan mengenai percobaan tersebut pada Direksi untuk persetujuannya sebelum meletakkan pekerjaan beton pada pekerjaan tetap.

Kontraktor harus membuat percobaan yang teratur dari air beton dan mortar dalam suatu pola dan frekuensi yang disetujui oleh Direksi

dan harus memberi kepada Direksi salinan catatan dari tiap hasil percobaan.
e. Mortar
Mortar untuk pasangan batu terdiri dari PC dan pasir dengan perbandingan 1 : 4 seperti yang disebutkan dalam gambar rencana untuk

masing-masing pekerjaan. Perbandingan yang dimaksud adalah perbandingan berat semen dan berat pasir dalam kondisi jenuh kering

permukaan (saturated surface dry). Apabila tidak ada catatan khusus pada gambar atau perintah tertulis dari Direksi, maka mortar yang

dimaksud adalah perbandingan 1 : 4, secara khusus untuk 1 m3 , 1 : 4 berat semen adalah sekitar 160 kg (3,2 zak) dan jumlah pasir

adalah proporsional.
Dalam satu kali pencampuran mortar, kami akan menggunakan bahan semen 1 (satu) zak semen 50 kg. Pengadukan mortar dilakukan

selama 15 menit. Tempat penampungan mortar hasil pengadukan harus terbuat dari kotak kayu atau seng atau bahan lain yang tidak

mempengaruhi kualitas mortar selama dalam penampungan.


7 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
8 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
9 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
Contoh Pondasi Pasangan Batu Contoh Profil Pasangan Batu

PEKERJAAN BETON
Pekerjaan Beton untuk Bangunan Bak Pelepas Tekan
Beton K 125 untuk lantai kerja tebal 5 cm
Di dalam pekerjaan ini kita akan menyiapkan bahan cetakan untuk pekerjaan pengecorannya di karenakan untuk mutu beton K.125 Bisa kita
lakukan secara manual di dalam pelakasaannya.
Methode Pelaksanaan :
1 Permintaan persetujuan untuk melakukan pekerjaan kepada Direksi.
Sekelompok pekerja membuat mortar dengan mutu K.125 dan untuk pekerja lain menghampar hasil campuran beton ke lantai kerja
2 sambil di ratakan dengan ketebalan 5 cm
3 Setelah semua dianggap telah rata maka kita tunggu beton lantai kerja kering
4 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
5 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
6 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
Pekerjaan Beton Struktur untuk masing-masing pekerjaan yang ditentukan pada Gambar Kerja Dengan mutu beton K.225. termasuk Pembesian,
Pasang dan bongkar Bekisting :

Konsep Metode Pekerjaan Beton


a Perencanaan metode pelaksanaan pekerjaan struktur didasarkan atas design,
situasi dan kondisi proyek serta site yang ada dalam penjelasan bagian sebelumnya (data-data proyek)
Data-data tersebut merupakan data yang mempengaruhi dalam menentukan dan merencanakan metode
pelaksanaan.
b Sebelum menentukan metode pelaksanaan secara keseluruhan,
dalam perencanaan metode ini diperlukan suatu konsep metode
yang memiliki pengaruh yang besar terhadap metode pelaksanaan yang lain
Pada dasarnya terdapat beberapa metode utama dalam pekerjaan struktur, yaitu:
* Metode siteworks
* Metode struktur bawah .
* Metode pekerjaan bekisting, pembesian dan pengecoran
* Metode tempat pengecoran
* Metode khusus (misalnya mass concrete)
1 Metode site works atau struktur bawah merupakan metode yang memiliki pengaruh yang cukup besar
dalam metode pekerjaan struktur secara keseluruhan.
2 Metode struktur bawah akan menentukan ketepatan schedule pelaksanaan struktur.
Hal tersebut disebabkan oleh tingkat kesulitan yang tinggi dalam pelaksanaannya.
Pada pelaksanaan struktur bawah terdapat permasalahan muka air tanah yang sering menghambat
pekerjaan dan perlu penanganan yang teliti mengenai perilaku air bawah tanah sedemikian
tidak memberikan dampak merugikan bagi lingkungan sekitar.
Di samping itu, kondisi tanah yang kurang baik yang disertai dengan lahan yang sempit akan
memberikan kesulitan yang tinggi dalam pelaksanaan pekerjaan tanah dan pekerjaan lain yang terkait.
Keberadaan bangunan sekitar gedung memberikan andil dalam proses penentuan metode pelaksanaan
Struktur Bawah.
Hal tersebut disebabkan oleh adanya pengaruh pergerakan tanah sekitar, kebisingan dan debu
sering menjadi hambatan dalam pelaksanaan pekerjaan struktur bawah .
Metode pekerjaan struktur bawah ini terdapat beberapa jenis Penggolongan metode
berdasarkan arah kerjanya dibagi menjadi tiga yaitu metode konvensional,
metode top-down, dan metode semi top-down.
Berikut dijelaskan mengenai metode-metode tersebut:
Sistem konvensional
Pada sistem ini, struktur basement dilaksanakan setelah seluruh pekerjaan galian selesai mencapai elevasi rencana (sistem bottom up).
Pelat basement paling bawah dicor terlebih dahulu, kemudian basement diselesaikan dari bawah ke atas,
dengan menggunakan scaffolding. Kolom, balok dan slab dicor di tempat (cast in place).
Pada sistem ini, galian tanah dapat berupa open cut atau dengan sistem dinding penahan tanah yang bisa sementara dan permanen.
Sistem dinding penahan tanah dapat dengan perkuatan strutting, ground anchor atau free cantilever.
Sistem Top Down
Pada sistem ini, struktur basement dilaksanakan bersamaan dengan pekerjaan galian basement. Urutan penyelesaian balok dan plat
lantainya dimulai dari atas ke bawah, dan selama proses pelaksanaan, struktur plat dan balok tersebut
didukung oleh struktur tiang (king post).
Pada dinding basement dicor sistem dinding penahan tanahnya yang dapat berupa diafragma wall atau contiguous pile yang dapat
bersifat permanen dan temporary yang juga berfungsi sebagai cut off dewatering.
Sistem Semi Top Down
Pada sistem ini, pelaksanaannya hampir sama dengan metode sistem top-down. Perbedaannya adalah terletak pada pekerjaan struktur
atasnya yang dapat dikerjakan bersamaan dengan pekerjaan struktur bawah.
Pada proses pengecoran struktur , baik lantai maupun dinding serta kolom, umumnya dicor bertahap karena luas area dan volume
pekerjaan yang besar. Sehingga dibuat dengan sistem zoning dengan jumlah menyesuaikan dengan
kapasitas sumber daya yang tersedia pada daerah tersebut.
Zoning struktur yang tepat akan membantu kelancaran pelaksanaan dan flow pengadaan sumber daya yang terkait yaitu bekisting,
besi tulangan dan beton ready mix.
Dalam perencanaan zoning pekerjaan struktur ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
# Kapasitas pengecoran harian rata-rata suatu daerah
# Volume material beton, besi dan bekisting serta flow pengadaannya
# Lahan yang tersedia untuk stok material
# Ketersediaan tenaga kerja dan siklusnya.
# Kondisi peralatan yang ada dan tingkat kesibukannya,dll
Dalam menentukan zoning ini, perlu diperhatikan batas-batas antar zone. Sebagai pedoman praktis, batas zone adalah ¼ bentang balok.
Hal tersebut dikarenakan pada area tersebut diperkirakan momen yang terjadi adalah nol atau mendekati nol.
Disamping penentuan jumlah zoning, pada pekerjaan struktur juga diperlukan perencanaan arah / flow pekerjaan struktur.
Arah pekerjaan struktur akan menentukan hampir semua arah metode pelaksanaan.
Beberapa hal yang penting untuk diperhatikan dalam menentukan arah / flow pekerjaan struktur adalah sebagai berikut:
# Perkiraan lintasan kritis schedule pelaksanaan
# Kemudahan pekerjaan
# Hindari kondisi lokasi pekerjaan yang terjebak karena flow yang salah.
Metode Kerja
Penjelasan Umum
Meliputi pekerjaan beton yang bertulang dan tidak bertulang dan pelaksanaan yang benar untuk menghasilkan beton yang bermutu baik.
Maka perlu penyedian tenaga kerja yang terampil, alat bantu yang memadai sesuai dengan fungsinya dan material/bahan
berdasarkan standart peraturan beton bertulang PB1 1971 dan SK.SKNI.T-15.1991-03
Ruang Lingkup
Lingkup pekerjaan beton meliputi penyediaan semua pemasangan semua komponen yang ditunjuk oleh gambar rencana dan RAB Meliputi:
Beton Pondasi Lantai =/= 40 cm dan =/= 15 cm
~ Pekerjaan beton K 225
~ Pekerjaan besi beton
~ Pekerjaan bekisting
Beton Dinding Bak =/= 30 cm
~ Pekerjaan beton K 225
~ Pekerjaan besi beton
~ Pekerjaan bekisting
Beton Dinding Penyekat Bak =/= 20 cm
~ Pekerjaan beton K 225
~ Pekerjaan besi beton
~ Pekerjaan bekisting
Beton balok bak
~ Pekerjaan beton K 225
~ Pekerjaan besi beton
~ Pekerjaan bekisting
Penjelasan Umum untuk bahan utama
Besi Beton
Besi tulangan yang digunakan adalah baja yang kualitasnya sesuai dengan ditentukan dalam PBI 71.
Besi beton harus bersih dari lapisan minyak lemak, karat dan bebas dari cacat seperti serpih dan sebagainya, serta berpenampang bulat.
Dimensi dan ukuran penempang bulat besi beton / baja tulangan harus sesuai dengan petujuk gambar kerja (memenuhi batas toleransi
minimal) seperti yang di syaratkan dalam PBI 71.
Besi beton / baja tulangan yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lokasi pekerjaan dalam waktu 24 jam setelah ada
perintah tertulis dari Direksi.
Kawat pengikat harus terbuat daru baja lunak dengan diameter minimal 1mm dan tidak bersepuh seng.
Material lain yang digunakan diutamakan produksi dalam negeri.
Kayu
Kayu yang digunakan harus bersifat baik dengan ketentuan bahwa segala sifat dan kekurangan-kekurangan yang berhubungan dengan
pemakainya tidak akan merusak atau mengurangi nilai konstruksi.
Kualitas dan ukuran kayu yang digunakan disesuaikan dengan gambar kerja yang ada. Demikian pula dengan mutu dan kelas kuat kayu
yang apabila tidak ditentukan lain, maka harus mengikuti syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan dalam PPKI NI-5.
Dihindarkan adanya cacat-cacat kayu antara lain yang berupa putih kayu, pecah-pecah, mata kayu yang melintang. Syarat-syarat
kelembaban dan toleransi ukuran kayu yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat dan ketentuan dalam PPKI.
1. Pengecoran Beton
Semua pekerjaan konstruksi pada bangunan ini dikerjakan dengan mutu beton K -225, dan semua pekerjaan konstruksi beton
memenuhi syarat-syarat PBI 1971.
Adukan beton harus benar-benar rata dan matang dengan menggunakan Ready Mix pada K-225.
2.Berkesting dan Acuan
Sebelum penulangan beton dikerjakan harus terlebih dahulu dibuat bekesting yang kokoh dan rapat, sehingga air semen tidak bocor.
Bekesting harus dibuat sesuai dengan ukuran beton yang akan dilaksanakan.
Bahan bekesting dapat dibuat dari kayu terenteng tebal 2 cm atau multiplex.
Pembukaan bekesting ataupun acuan harus teratur dan beton sudah berumur minimal 14 (empat belas) hari.
3.Pekerjaan Pembesian
Pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur. Pekerjaan ini memegang peranan penting dari aspek kualitas
pelaksanaan mengingat fungsi besi tulangan yang penting dalam kekuatan struktur .
Berikut adalah metode pelaksanaan pekerjaan pembesian mulai dari tahap penyimpanan hingga pemasangan tulangan.
1. Tahap penyimpanan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam tahap penyimpanan:
Tumpukan besi jangan sampai bersentuhan dengan tanah. Oleh karena itu harus digajal dengan balok beton.
Besi harus berjarak minimal 5 cm dari logam yang lain
Besi harus terlindung dari kotoran, karat, benturan & minyak
Cara pelaksanaan dalam tahap penyimpanan:
Setiap bandel besi harus terdiri dari satu jenis besi (bentuk dan diameter)
Maksimum berat tiap bandel disesuaikan dengan kapasitas crane
Jarak antar ikatan adalah sekitar 2 m
Di dalam label ditulis panjang, tipe, nomer referensi & kode besi
2. Tahap Pemotongan dan pembengkokan.
Cara pemotongan dan pembengkokan besi tulangan adalah sebagai berikut:
Gunakanlah meja yang kuat dan rata
Siapkanlah gambar acuan
Cek diameter besi
Cek kembali besi-besi yang telah dibengkokan
Cek ukuan mandrel benar-benar pas. Inside Radius >2d untuk besi
kekuatan rendah, 3d untuk besi kekuatan tinggi
Jika ada besi yang susah dibengkokan maka boleh dipanaskan dengan persetujuan engineer
Ikuti perubahan schedule pembesian & dapatkan dokumen terbaru
3. Tahap Pemasangan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan besi tulangan adalah sebagai berikut :
Besi harus bersih (dari kotoran , minyak).
Peletakan tulangan pembesian harus diatur sehingga ada ruang tersedia untuk proses pemadatan beton
Jika ada besi yang perlu disambung maka harus ada overlapping yang sesuai perhitungan atau spesifikasi teknis.
Suatu ketika mungkin perlu merakit tulangan dahulu di luar bekisting baru kemudian meletakan sesuai posisinya.
Flow proses penyimpanan hingga pemasangan harus direncanakan paling efektif dan efisien.
Cara pelaksanaan pemasangan besi tulangan pada beton pondasi lantai ,dinding beton,dinding penyekat beton dan beton balok bak :
Pembesian pada pondasi beton harus berada di atas dudukan berupa beton (biasanya disebut lantai kerja)
Ketinggian bantalan pembesian pondasi beton tergantung dari ketebalan selimut beton yang direncanakan
Cara pelaksanaan pemasangan besi tulangan pada balok dan dinding:
Pembesian balok dirakit dengan cetakan yang telah dibuat
Sejumlah ikatan dilakukan pada besi balok sesuai tipe ikatan, supaya susunan pembesian tersebut kuat untuk diangkat
Setelah balok dirakit dan kuat, maka balok siap diangkat
Rakitan pembesian balok yang telah dipasang harus diikat ke bekisting supaya kuat, jarak antar ikatan kira-kira setiap 1.5 m
Pemasangan pembesian pada dinding dilakukan secara lansung di titik titik yang telah di tetapkan dalam gambar
Besi yang horizontal diikat pada besi yang vertikal
Pekerjaan Pengecoran
Pekerjaan pengecoran adalah pekerjaan penuangan beton segar ke dalam cetakan suatu elemen struktur yang telah dipasangi besi tulangan.
Sebelum pekerjaan pengecoran dilakukan, harus dilakukan inspeksi pekerjaan untuk memastikan cetakan dan besi tulangan telah terpasang
Sesuai Rencana.
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan pada pekerjaan pengecoran adalah sebagai berikut:
Setiap pekerja harus memakai pakaian pelindung, sepatu safety, helem, dan pelindung mata jika diperlukan.
Ketepatan ukuran dan elevasi harus diperhatikan dan dicheck.
Zone pengecoran harus direncanakan dan ukurannya ditentukan
Bekisting harus kuat dan instalasi M/E di bawah plat atau balok, pastikan ini terpasang sebelum dicor
Ketika mengecor, hati-hati jangan sampai merusak atau merubah bekisting dan tulangan
Delay diakibatkan oleh cuaca panas, atau angin yang kencang, sehingga beton mengeras lebih cepat. Juga diakibatkan oleh keterlambatan
pengiriman karena kurangnya perencanaan atau hal lain yang tidak bisa dihindari. Untuk mencegah delay maka tenaga kerja, peralatan,
dalam keadaan terkendali.
Jangan menambahkan air pada beton untuk memudahkan pelaksanaan cor. Jika terpaksa gunakanlah campuran air dan semen
Cara pelaksanaan pengecoran adalah sebagai berikut:
Pengecoran elemen vertikal umumnya menggunakan alat bantu TC dan bucket cor sedangkan untuk elemen horizontal menggunakan alat bantu
concrete mixer. Pada volume pekerjaan kecil digunakan alat bantu TC dan Bucket cor. Pada pengecoran pile cap yang berada pada elevasi
ground floor, jika volume pengecoran kecil digunakan cara pengecoran langsung dari truk mixer. Pada volume pengecoran yang besar akan
efektif menggunakan concrete pump. Khusus pada pengecoran bored pile, digunakan alat bantu TC dan bucket cor.

Beton yang akan dicor harus langsung ke tempat yang jadi posisi akhirnya. Mulailah dari pojok bekisting.
Selalu tuangkan beton baru langsung ke beton yang sudah lama.
Untuk mencegah segregasi, cek beton jangan terlalu basah atau kering, beton diaduk dengan baik, jika menjatuhkan beton secara vertikal jangan
lebih dari 2m.
Pemadatan beton dilakukan dengan cara digetarkan, untuk mengeluarkan udara yang terperangkap dalam beton, sehingga beton memadat
memenuhi bekisting.
Internal vibration dilakukan dengan menggunakan poker, yang dimasukkan ke dalam beton. External vibration dilakukan dari luar bekisting,
hal ini dilakukan karena internal vibration susah dilakukan .
Masukkan vibrator secara vertikal, masukkan kira-kira sejarak 15 cm setelah pemadatan yang telah terlebih dulu dilakukan, diamkan sekitar 5
sampai 15 detik. Angkat vibrator pelan-pelan dengan kecepatan sekitar 7,5cm/detik
Usahakan jari-jari pengaruh vibrator saling overlapping sehingga semua beton bisa terpadatkan dan manjangkau lapisan di bawah yang sedang
dipadatkan.
Initial finishing ditandai dengan genangan air yang tampak di permukaan beton. Proses final finishing tidak bisa dilaksanakan jika kondisi ini belum
tampak. Menghilangkan genangan air dapat dilakukan dengan menggunakan sapu biasa. Jangan mengeringkan air permukaan tersebut dengan
mencampurkan semen, karena akan membuat permukaan beton menjadi jelek dan lemah.
Final finishing terdiri dari dua proses: Floating ada dua proses yaitu Bullfloat, dilakukan dengan alat penggaruk yang didorong, ini adalah proses
pertama power or hand float adalah proses floting menggunakan tangan dimana ini adalah proses akhir floating
Dilakukan untuk membuat permukaan beton yang keras, rata, dan lembut, biasanya dilakukan 3 kali proses.
Curing dilakukan untuk menjaga kadar air beton tidak cepat kering sehingga proses pemadatan beton tidak terlalu cepat atau terlalu lambat. Curing
dilakukan langsung setelah proses finishing. Curing dilakukan dengan menambahkan air pada permukaan beton/Mencegah kehilangan air pada beton
Pancuran air harus perlahan untuk mencegah kerusakan pada permukaan beton.
Curing dapat juga dengan menutup beton dengan plastik dan mengaplikasikan curing compound.
Cuaca panas mengakibatkan beton lebih cepat kehilangan cairan, sehingga proses pemadatan terjadi terlalu cepat. Tindakan pencegahan dilakukan
jika suhu melibihi 32˚C, kelmbaban rendah, kecepatan angin tinggi dan sinar matahari menyengat.
Untuk mencegah Kerusakan Akibat Hujan, harus memperkirakan cuaca jika akan terjadi hujan, menyediakan alat pelindung seperti burlap dan
plastik, melakukan mixing dan pengiriman beton pada waktu yang tepat yaitu tidak hujan. Ketika hujan mulai turun. Lindungi beton yang baru
dituang pastikan semau permukaan beton terlindung, jangan menambahakan semen ke permukaan beton.
Setelah hujan reda, mengaplikasikan curing compound secepatnya bersamaan proses beton mengeras, memperbaiki permukaan yang cacat dan
membentuk permukaan beton jika diperlukan, membuang bagian beton jika ada bagian yang dikhaeatirkan rusak karena kadar air bertambah.
sehingga beton menjadi lunak.

Methode Kerja
a Menyiapkan bahan, tenaga dan peralatan yang akan digunakan. Untuk bahan yang akan digunakan, terlebih dahulu harus diajukan
R kepada Direksi atau Pengawas Lapangan untuk mendapat persetujuan, apakah bahan - bahan tersebut sudah sesuai dengan persyaratan
a
spesifikasi teknik yang telah ditentukan. Adapun bahan - bahan yang dimaksud adalah ; Semen (PC), Pasir dan Kerikil. Kerikil yang
S
a akan digunakan adalah kerikil pecah atau kerikil alam yang baik serta keras. Begitu juga pasir yang akan digunakan harus pasir yang

# baik dengan kandungan lumpur minimal 5%.


1 b Sebelum pekerjaan pengecoran dimulai, terlebih dahulu kita harus membuat Mix Design sesuai spesifikasi teknik yang telah
2 ditentukan. Ini dimaksudkan sebagai tolak ukur untuk membuat adukan beton, agar hasil yang diperoleh sesuai dengan mutu beton
3 yang ditentukan.
4 c Membuat adukan mortar dari campuran ; Semen, Pasir, Kerikil dan Air. Semua jenis bahan tersebut dicampur dan diaduk rata dengan
menggunakan concrete mixer atau mekanis.
d Untuk pekerjaan selanjutnya adalah pekerjaan Pengecoran. Pengecoran dilakukan untuk suatu lokasi pekerjaan supaya dilaksanakan
5
sampai pekerjaan itu selesai dan tidak boleh dihentikan pada saat pekerjaan berjalan separuhnya. Untuk itu pekerjaan pengecoran
###
dilaksanakan setelah semua kelengkapan seperti bahan, tenaga dan peralatan betul - betul siap dan lengkap.
### e Untuk hasil pekerjaan yang sudah selesai agar diberi pelindung agar tidak terjadi kerusakan yang diakibatkan oleh keadaan cuaca luar
seperti hujan dan sebagainya sampai dengan umur beton sudah sesuai dengan yang diisyaratkan.
f Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
g Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
h Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
i Untuk bahan campuran mortar yang akan kami gunakan adalah Beton K.225, kami akan mengacu pada spesifikasi teknik yang
tercantum dalam Dokumen Lelang atau seusai dengan petunjuk dari Direksi. Adapun kriteria material yang dimaksud adalah :
# - Semen
### - Untuk bahan Portlan Cement atau semen yang akan kami gunakan terlebih dahulu harus memenuhi kriteria dibawah ini dan telah
mendapat persetujuan Direksi :
### - Semen yang akan kami gunakan adala Portland Cement yang telah memenuhi Standar Nasional Indonesia NI-8 pasal 3.2. NI-2 PBI
71 atau ASTM C150 atau standard lain yang disetujui oleh Direksi.
### - Kondisi semen sebelum digunakan tidak mengeras, tidak berubah warna dan disimpan dengan baik.
# Pasir
### Untuk bahan pasir yang akan kami gunakan harus memenuhi kriteria dibawah ini dan telah mendapat persetujuan Direksi :
Pasir dengan kwalitas baik, bersih dan tidak mengandung bahan humus, akar-akar rumput, akar-akar pohon dan sampah-sampah lain
yang dapat mengurangi mutu konstruksi.
# Berat jenis pasir berkisar antara 2,50 ~ 2,65
### Modulus kehalusan 2,30 ~ 3,10
Kandungan kadar lumpur harus lebih kecil dari 5%
### Harus memiliki gradasi yang baik dan merata dan keras
Kerikil
Untuk bahan kerikil yang akan kami gunakan harus memenuhi kriteria dibawah ini dan telah mendapat persetujuan Direksi :
### Kerikil yang akan kami gunakan yaitu kerikil alam yang mana lokasi pengambilannya telah disetujui oleh Direksi.
### Kerikil yang digunakan keras dan tidak terdapat retakan-retakan
### Berat jenis berkisar antara 2,50 ~ 2,65
### Modulus kehalusan 6 ~ 8
### Pelapukan Agregat lebih kecil dari 10%
Kandungan kadar lumpur harus lebih kecil dari 5%
Air
### Untuk bahan air yang akan kami gunakan harus memenuhi kriteria dibawah ini dan telah mendapat persetujuan Direksi :
Air yang digunakan bersih, tidak berwarna, tidak bau, tidak mengandung lumpur dan tidak mengandung zat garam
Yang paling penting sesuai dengan Standar Nasional Indonesi NI-3 PUBI
Pekerjaan Beton untuk Bangunan Ruang Pengatur Distribusi & R. Kontrol
untuk pekerjaan ini kemungkinan akan sama dengan pekerjaan pembuatan bangunan bak pelepas di atas , untuk pekerjaan ini kami juga mengunakan beton
K.225 untuk campurannya,akan tetapi mengingat jenis pekerjaan agak sedikit berbeda semisal : pekerjaan beton sloff , beton kolom , beton plat lantai beton
balok atap ,beton plat atap dan beton plat bordes maka di dalam pemasangan pembesian akan berbeda tapi untuk metode maupun cara pelaksanaan yang lain
akan sama dengan pekerjaan pembuatan bak pelepas tekan di atas adapun jenis pekerjaan yang akan kami laksanakan pada pekerjaan ini diantaranya :

Struktur

Beton sloof
~ Pekerjaan beton K 225
~ Pekerjaan besi beton
~ Pekerjaan bekisting
Beton kolom 20 / 20 dan 30 / 30
~ Pekerjaan beton K 225
~ Pekerjaan besi beton
~ Pekerjaan bekisting
Beton plat lantai t = 20 cm
~ Pekerjaan beton K 225
~ Pekerjaan besi beton
Beton balok atap
~ Pekerjaan beton K 225
~ Pekerjaan besi beton
~ Pekerjaan bekisting
Beton plat atap
~ Pekerjaan beton K 225
~ Pekerjaan besi beton
~ Pekerjaan bekisting
Beton plat bordes
~ Pekerjaan beton K 225
~ Pekerjaan besi beton
~ Pekerjaan bekisting
Penjelasan Umum untuk bahan utama
Besi Beton
Besi tulangan yang digunakan adalah baja yang kualitasnya sesuai dengan ditentukan dalam PBI 71.
Besi beton harus bersih dari lapisan minyak lemak, karat dan bebas dari cacat seperti serpih dan sebagainya, serta berpenampang bulat.
Dimensi dan ukuran penempang bulat besi beton / baja tulangan harus sesuai dengan petujuk gambar kerja (memenuhi batas toleransi
minimal) seperti yang di syaratkan dalam PBI 71.
Besi beton / baja tulangan yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lokasi pekerjaan dalam waktu 24 jam setelah ada
perintah tertulis dari Direksi.
Kawat pengikat harus terbuat daru baja lunak dengan diameter minimal 1mm dan tidak bersepuh seng.
Material lain yang digunakan diutamakan produksi dalam negeri.
Kayu
Kayu yang digunakan harus bersifat baik dengan ketentuan bahwa segala sifat dan kekurangan-kekurangan yang berhubungan dengan
pemakainya tidak akan merusak atau mengurangi nilai konstruksi.
Kualitas dan ukuran kayu yang digunakan disesuaikan dengan gambar kerja yang ada. Demikian pula dengan mutu dan kelas kuat kayu
yang apabila tidak ditentukan lain, maka harus mengikuti syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan dalam PPKI NI-5.
Dihindarkan adanya cacat-cacat kayu antara lain yang berupa putih kayu, pecah-pecah, mata kayu yang melintang. Syarat-syarat
kelembaban dan toleransi ukuran kayu yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat dan ketentuan dalam PPKI.
1. Pengecoran Beton
Semua pekerjaan konstruksi pada bangunan ini dikerjakan dengan mutu beton K -225, dan semua pekerjaan konstruksi beton
memenuhi syarat-syarat PBI 1971.
Adukan beton harus benar-benar rata dan matang dengan menggunakan Ready Mix pada K-225.
2.Berkesting dan Acuan
Sebelum penulangan beton dikerjakan harus terlebih dahulu dibuat bekesting yang kokoh dan rapat, sehingga air semen tidak bocor.
Bekesting harus dibuat sesuai dengan ukuran beton yang akan dilaksanakan.
Bahan bekesting dapat dibuat dari kayu terenteng tebal 2 cm atau multiplex.
Pembukaan bekesting ataupun acuan harus teratur dan beton sudah berumur minimal 14 (empat belas) hari.
3.Pekerjaan Pembesian
Pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur. Pekerjaan ini memegang peranan penting dari aspek kualitas
pelaksanaan mengingat fungsi besi tulangan yang penting dalam kekuatan struktur .
Berikut adalah metode pelaksanaan pekerjaan pembesian mulai dari tahap penyimpanan hingga pemasangan tulangan.
1. Tahap penyimpanan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam tahap penyimpanan:
Tumpukan besi jangan sampai bersentuhan dengan tanah. Oleh karena itu harus digajal dengan balok beton.
Besi harus berjarak minimal 5 cm dari logam yang lain
Besi harus terlindung dari kotoran, karat, benturan & minyak
Cara pelaksanaan dalam tahap penyimpanan:
Setiap bandel besi harus terdiri dari satu jenis besi (bentuk dan diameter)
Maksimum berat tiap bandel disesuaikan dengan kapasitas crane
Jarak antar ikatan adalah sekitar 2 m
Di dalam label ditulis panjang, tipe, nomer referensi & kode besi
2. Tahap Pemotongan dan pembengkokan.
Cara pemotongan dan pembengkokan besi tulangan adalah sebagai berikut:
Gunakanlah meja yang kuat dan rata
Siapkanlah gambar acuan
Cek diameter besi
Cek kembali besi-besi yang telah dibengkokan
Cek ukuan mandrel benar-benar pas. Inside Radius >2d untuk besi
kekuatan rendah, 3d untuk besi kekuatan tinggi
Jika ada besi yang susah dibengkokan maka boleh dipanaskan dengan persetujuan engineer
Ikuti perubahan schedule pembesian & dapatkan dokumen terbaru
3. Tahap Pemasangan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan besi tulangan adalah sebagai berikut :
Besi harus bersih (dari kotoran , minyak).
Peletakan tulangan pembesian harus diatur sehingga ada ruang tersedia untuk proses pemadatan beton
Jika ada besi yang perlu disambung maka harus ada overlapping yang sesuai perhitungan atau spesifikasi teknis.
Suatu ketika mungkin perlu merakit tulangan dahulu di luar bekisting baru kemudian meletakan sesuai posisinya.
Flow proses penyimpanan hingga pemasangan harus direncanakan paling efektif dan efisien.
Cara pelaksanaan pemasangan besi tulangan pada sloff ,kolom dan balok atap beton :
Pembesian beton sloff duduk di atas pondasi beton,diantara besi sloff juga kita ikatkan besi kolom yang posisinya telah tercantum dalam gambar kerja
untuk pembesian balok kita akan rakit di sekitar lokasi sesuai type atau gambar lalu kita angkat ke titik yang telah tercantum pada gambar kerja
Ketinggian pembesian kolom beton kita sesuaikan dengan gambar kerja,begitu pula dengan panjang sloff.
Cara pelaksanaan pemasangan besi tulangan plat lantai ,plat atap dan plat bordes :
Pembesian plat lantai ,plat bodes maupun plat atap dirakit di atas cetakan yang telah dibuat
Sejumlah ikatan dilakukan pada besi - besi plat sesuai tipe ikatan, supaya susunan pembesian tersebut kuat untuk diangkat
Pemasangan pembesian pada plat lantai,plat atap dan plat bordes dilakukan secara lansung di titik titik yang telah di tetapkan dalam gambar
Besi yang horizontal diikat pada besi yang vertikal
Pekerjaan Pengecoran
Pekerjaan pengecoran adalah pekerjaan penuangan beton segar ke dalam cetakan suatu elemen struktur yang telah dipasangi besi tulangan.
Sebelum pekerjaan pengecoran dilakukan, harus dilakukan inspeksi pekerjaan untuk memastikan cetakan dan besi tulangan telah terpasang
Sesuai Rencana.
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan pada pekerjaan pengecoran adalah sebagai berikut:
Setiap pekerja harus memakai pakaian pelindung, sepatu safety, helem, dan pelindung mata jika diperlukan.
Ketepatan ukuran dan elevasi harus diperhatikan dan dicheck.
Zone pengecoran harus direncanakan dan ukurannya ditentukan
Bekisting harus kuat dan instalasi M/E di bawah plat atau balok, pastikan ini terpasang sebelum dicor
Ketika mengecor, hati-hati jangan sampai merusak atau merubah bekisting dan tulangan
Delay diakibatkan oleh cuaca panas, atau angin yang kencang, sehingga beton mengeras lebih cepat. Juga diakibatkan oleh keterlambatan
pengiriman karena kurangnya perencanaan atau hal lain yang tidak bisa dihindari. Untuk mencegah delay maka tenaga kerja, peralatan,
dalam keadaan terkendali.
Jangan menambahkan air pada beton untuk memudahkan pelaksanaan cor. Jika terpaksa gunakanlah campuran air dan semen
Cara pelaksanaan pengecoran adalah sebagai berikut:
Pengecoran elemen vertikal umumnya menggunakan alat bantu TC dan bucket cor sedangkan untuk elemen horizontal menggunakan alat bantu
concrete mixer. Pada volume pekerjaan kecil digunakan alat bantu TC dan Bucket cor. Pada pengecoran pile cap yang berada pada elevasi
ground floor, jika volume pengecoran kecil digunakan cara pengecoran langsung dari truk mixer. Pada volume pengecoran yang besar akan
efektif menggunakan concrete pump. Khusus pada pengecoran bored pile, digunakan alat bantu TC dan bucket cor.

Beton yang akan dicor harus langsung ke tempat yang jadi posisi akhirnya. Mulailah dari pojok bekisting.
Selalu tuangkan beton baru langsung ke beton yang sudah lama.
Untuk mencegah segregasi, cek beton jangan terlalu basah atau kering, beton diaduk dengan baik, jika menjatuhkan beton secara vertikal jangan
lebih dari 2m.
Pemadatan beton dilakukan dengan cara digetarkan, untuk mengeluarkan udara yang terperangkap dalam beton, sehingga beton memadat
memenuhi bekisting.
Internal vibration dilakukan dengan menggunakan poker, yang dimasukkan ke dalam beton. External vibration dilakukan dari luar bekisting,
hal ini dilakukan karena internal vibration susah dilakukan .
Masukkan vibrator secara vertikal, masukkan kira-kira sejarak 15 cm setelah pemadatan yang telah terlebih dulu dilakukan, diamkan sekitar 5
sampai 15 detik. Angkat vibrator pelan-pelan dengan kecepatan sekitar 7,5cm/detik
Usahakan jari-jari pengaruh vibrator saling overlapping sehingga semua beton bisa terpadatkan dan manjangkau lapisan di bawah yang sedang
dipadatkan.
Initial finishing ditandai dengan genangan air yang tampak di permukaan beton. Proses final finishing tidak bisa dilaksanakan jika kondisi ini belum
tampak. Menghilangkan genangan air dapat dilakukan dengan menggunakan sapu biasa. Jangan mengeringkan air permukaan tersebut dengan
mencampurkan semen, karena akan membuat permukaan beton menjadi jelek dan lemah.
Final finishing terdiri dari dua proses: Floating ada dua proses yaitu Bullfloat, dilakukan dengan alat penggaruk yang didorong, ini adalah proses
pertama power or hand float adalah proses floting menggunakan tangan dimana ini adalah proses akhir floating
Dilakukan untuk membuat permukaan beton yang keras, rata, dan lembut, biasanya dilakukan 3 kali proses.
Curing dilakukan untuk menjaga kadar air beton tidak cepat kering sehingga proses pemadatan beton tidak terlalu cepat atau terlalu lambat. Curing
dilakukan langsung setelah proses finishing. Curing dilakukan dengan menambahkan air pada permukaan beton/Mencegah kehilangan air pada beton
Pancuran air harus perlahan untuk mencegah kerusakan pada permukaan beton.
Curing dapat juga dengan menutup beton dengan plastik dan mengaplikasikan curing compound.
Cuaca panas mengakibatkan beton lebih cepat kehilangan cairan, sehingga proses pemadatan terjadi terlalu cepat. Tindakan pencegahan dilakukan
jika suhu melibihi 32˚C, kelmbaban rendah, kecepatan angin tinggi dan sinar matahari menyengat.
Untuk mencegah Kerusakan Akibat Hujan, harus memperkirakan cuaca jika akan terjadi hujan, menyediakan alat pelindung seperti burlap dan
plastik, melakukan mixing dan pengiriman beton pada waktu yang tepat yaitu tidak hujan. Ketika hujan mulai turun. Lindungi beton yang baru
dituang pastikan semau permukaan beton terlindung, jangan menambahakan semen ke permukaan beton.
Setelah hujan reda, mengaplikasikan curing compound secepatnya bersamaan proses beton mengeras, memperbaiki permukaan yang cacat dan
membentuk permukaan beton jika diperlukan, membuang bagian beton jika ada bagian yang dikhaeatirkan rusak karena kadar air bertambah.
sehingga beton menjadi lunak.

Methode Kerja
a Menyiapkan bahan, tenaga dan peralatan yang akan digunakan. Untuk bahan yang akan digunakan, terlebih dahulu harus diajukan

kepada Direksi atau Pengawas Lapangan untuk mendapat persetujuan, apakah bahan - bahan tersebut sudah sesuai dengan persyaratan

spesifikasi teknik yang telah ditentukan. Adapun bahan - bahan yang dimaksud adalah ; Semen (PC), Pasir dan Kerikil. Kerikil yang

akan digunakan adalah kerikil pecah atau kerikil alam yang baik serta keras. Begitu juga pasir yang akan digunakan harus pasir yang

baik dengan kandungan lumpur minimal 5%.


Menyiapkan bahan, tenaga dan peralatan yang akan digunakan. Untuk bahan yang akan digunakan, terlebih dahulu harus diajukan

kepada Direksi atau Pengawas Lapangan untuk mendapat persetujuan, apakah bahan - bahan tersebut sudah sesuai dengan persyaratan

spesifikasi teknik yang telah ditentukan. Adapun bahan - bahan yang dimaksud adalah ; Semen (PC), Pasir dan Kerikil. Kerikil yang

akan digunakan adalah kerikil pecah atau kerikil alam yang baik serta keras. Begitu juga pasir yang akan digunakan harus pasir yang

baik dengan kandungan lumpur minimal 5%.


b Sebelum pekerjaan pengecoran dimulai, terlebih dahulu kita harus membuat Mix Design sesuai spesifikasi teknik yang telah
ditentukan. Ini dimaksudkan sebagai tolak ukur untuk membuat adukan beton, agar hasil yang diperoleh sesuai dengan mutu beton
yang ditentukan.
c Membuat adukan mortar dari campuran ; Semen, Pasir, Kerikil dan Air. Semua jenis bahan tersebut dicampur dan diaduk rata dengan
menggunakan concrete mixer atau mekanis.
d Untuk pekerjaan selanjutnya adalah pekerjaan Pengecoran. Pengecoran dilakukan untuk suatu lokasi pekerjaan supaya dilaksanakan
sampai pekerjaan itu selesai dan tidak boleh dihentikan pada saat pekerjaan berjalan separuhnya. Untuk itu pekerjaan pengecoran
dilaksanakan setelah semua kelengkapan seperti bahan, tenaga dan peralatan betul - betul siap dan lengkap.
e Untuk hasil pekerjaan yang sudah selesai agar diberi pelindung agar tidak terjadi kerusakan yang diakibatkan oleh keadaan cuaca luar
seperti hujan dan sebagainya sampai dengan umur beton sudah sesuai dengan yang diisyaratkan.
f Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
g Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
h Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
i Untuk bahan campuran mortar yang akan kami gunakan adalah Beton K.225, kami akan mengacu pada spesifikasi teknik yang
tercantum dalam Dokumen Lelang atau seusai dengan petunjuk dari Direksi. Adapun kriteria material yang dimaksud adalah :
- Semen
- Untuk bahan Portlan Cement atau semen yang akan kami gunakan terlebih dahulu harus memenuhi kriteria dibawah ini dan telah
mendapat persetujuan Direksi :
- Semen yang akan kami gunakan adala Portland Cement yang telah memenuhi Standar Nasional Indonesia NI-8 pasal 3.2. NI-2 PBI
71 atau ASTM C150 atau standard lain yang disetujui oleh Direksi.
- Kondisi semen sebelum digunakan tidak mengeras, tidak berubah warna dan disimpan dengan baik.
Pasir
Untuk bahan pasir yang akan kami gunakan harus memenuhi kriteria dibawah ini dan telah mendapat persetujuan Direksi :
Pasir dengan kwalitas baik, bersih dan tidak mengandung bahan humus, akar-akar rumput, akar-akar pohon dan sampah-sampah lain
yang dapat mengurangi mutu konstruksi.
Berat jenis pasir berkisar antara 2,50 ~ 2,65
Modulus kehalusan 2,30 ~ 3,10
Kandungan kadar lumpur harus lebih kecil dari 5%
Harus memiliki gradasi yang baik dan merata dan keras
Kerikil
Untuk bahan kerikil yang akan kami gunakan harus memenuhi kriteria dibawah ini dan telah mendapat persetujuan Direksi :
Kerikil yang akan kami gunakan yaitu kerikil alam yang mana lokasi pengambilannya telah disetujui oleh Direksi.
Kerikil yang digunakan keras dan tidak terdapat retakan-retakan
Berat jenis berkisar antara 2,50 ~ 2,65
Modulus kehalusan 6 ~ 8
Pelapukan Agregat lebih kecil dari 10%
Kandungan kadar lumpur harus lebih kecil dari 5%
Air
Untuk bahan air yang akan kami gunakan harus memenuhi kriteria dibawah ini dan telah mendapat persetujuan Direksi :
Air yang digunakan bersih, tidak berwarna, tidak bau, tidak mengandung lumpur dan tidak mengandung zat garam
Yang paling penting sesuai dengan Standar Nasional Indonesi NI-3 PUBI
PEKERJAAN PASANGAN
Pekerjaan Pasangan untuk Bangunan BPT
Pekerjaan keramik pada bak
Pekerjaan pemasangan keramik pada bak diperkenankan untuk dipasang setelah semua Pekerjaan-pekerjaan dinding/plesteran telah selesai dikerjakan.
Sebelum pemasangan keramik dinding,keramik harus direndam dalam air sampai penuh.

Metode Pelaksanaanya
Pemasangan keramik di lakukan dan di kerjakan oleh tukang yang benar-benar ahli dan harus menghasilkan penyelesaian yang rapih dan naad yang
lurus. Naad harus didisi dengan bahan grouting / pasta semen / okker yang warnanya disesuiakan dengan warna ubin yang dipakai. Pengisian naad
dilakukan paling cepat 24 jam setelah tegel/ubin keramik dipasang serta celah-celah keramik atau satu sama lain harus dibersihkan terlebih dahulu dari
1 kotoran yang menghambat masuknya cairan bahan pengisi. Segera setelah pengisian naad dengan semen, permukaan lantai harus segera dibersihkan
agar tidak terdapat noda bekas semen.

Pemasangan keramik yang tidak rapih, bergelombang, naad tidak lurus dan sebagainya akibat dari pemasangan yang tidak baik kita akan
2 bongkar/diganti sehingga memuaskan Direksi.

Pekerjaan Pasangan untuk Bangunan Ruang Pengatur Distribusi & R. Kontrol


Pasangan Bata 1 : 4 untuk dinding
Pemasangan bata sebagai dinding merupakan pekerjaan yang perlu mendapatkan perhatian terutama pada pekerjaan pasangan bata yang ditujukan untuk
pembuatan dinding. Dalam pemasangannya , disamping kerapian pekerjaan harus diperhatikan dari segi kekuatan , kelurusan pasangan, ketegakan dan
pengaruh kesikuan terhadap ruangan dan yang perlu diperhatikan juga adalah keamanan sewaktu pemasangan dan juga keefesienan pemakaian material.

Metode Pelaksanaanya
1 Chek posisi penempatan dinding yang akan dikerjakan dan chek kondisi pondasi penempatan dinding apakah sudah kondisi baik.
Kondisi pondasi/ sloof harus bersih dan mempunyai alur pengikatan antara sloof ke pasangan bata. Jika terdapat kotoran atau lumpur pada sloof harus
dibersihkan supaya pengikatan dinding dengan sloof terikat dengan baik. Demikian juga halnya pada kolom harus dipastikan tersedia angkur untuk
2 pengikatan ke dinding (biasanya angkur menggunakan besi 10 mm yang ditanamkan ke kolom sewaktu pengecoran dan muncul dengan panjang antara
15 – 20 cm).

Jika kondisi sloof dan kolom sudah baik, kemudian lakukan pembuatan garis benang pada bagian dinding yang akan dipasangkan. Untuk garis lurus
secara horizontal dilakukan pembuatan benang pada salah satu sisi bagian pinggir bata yang akan dipasang, dilakukan dengan penarikan benang dari
3 ujung ke ujung dinding. Untuk ketegakan dibuat garis tegak lurus secara vertical terhadap benang horizontal yang sudah dibuat, pembuatan garis
vertical dapat dibuat pada kolom yang ada ataupun pembuatan mal bantu dikedua ujung dinding yang akan dipasangkan .

Jika benang horizontal pada pemasangan awal sudah terpasang. kemudain mulai memasang bata pada kedua ujung bagian dinding yang akan
dipasangkan , kemudian dilanjutkan mulai satu demi satu hingga tercapai sambungan dari ujung keujung. Lakukan pengecekan leveling diatas batu
4 bata yang sudah terpasang dan pastikan semua pasangan bata semuanya dalam keadan rata. Jika sudah rata maka ini adalah menjadi panduan untuk
memasang ketingakt berikutnya. Harus dipasikan ketebal mortar harus tetap sama dan demikian juga pengisian mortar antar bata harus sama.

Jika saat pemasangan terdapat perbedaan ketinggian bata, maka untuk mendapatkan kerataan dapat dilakukan dengan memukul ujung bata dengan
5 pelan sampai bata tetap rata, pemukulan dapat dilakukan dengan kondisi adukan masih dalam keadaan basah. Jika adukan/ mortar sudah kering maka
mortar harus diambil dan diganti dengan adukan/mortar baru.

Jika bata sudah dipasangkan dalam beberapa rangkaian, kadang adukan/mortar ada yang berlebih atau sampai melelh hingga keluar dari sisi pinggir
pasangan, jika itu terjadi adukan berlebih harus segera di ratakan dengan menggunakan sendok semen supaya permukaan tetap rata , jangan biarkan
6 sempat mengering karena hal ini sangat mempengarui kerapian dan kerataan dinding saat pelaksanaan plesteran.

Setelah mendapatkan beberapa tingkatan pasangan bata yang sudah dipasangkan yang telah terhubung dari ujung keujung bagian didnding ayng
dipasangkan, anda kemudian harus menarik garis horizontal dari ujung keujung pada garis vertical yang dibuat untuk mendapatkan ketegakan
7 dinding. Pemasangan benang horizontal dapat dilakuakn setiap 50 cm . Pastikan anda tetap memasangkan dalam 1 garis lurus sesuai denga benang
yang dipasangkan sehingga didapatkan ketegakan dinding yang baik dan kondisi pasangan tetap rapi sampai posisi atas.

8 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.


9 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
10 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
Plesteran 1 : 4
Pekerjaan plesteran ini kami lakukan setelah pekerjaan dinding bata telah selesai di laksankan ,yang fungsinya untuk menghaluskan permukaan
beton agar terlihat rata dan rapi

Metode Pelaksanaan
1 Ketebalan plesteran idealnya 1 1/2 cm maximum 2 cm, tebal
2 Plesteran kasar maupun acian harus memakai blebes dengan panjang 2.00
3 Plesteran pada beton, maka permukaan beton harus kita kasari atau di kamproti pada
4 waktu membuka begesting.
5 Campuran spesi memakai minimal 1PC : 4 PS , pasir yang dipakai yaitu pasir beton
6 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
7 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
8 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
Acian
Terdapat beberapa metode konstruksi untuk pelaksanaan pekerjaan acian pada pasangan dinding batu bata, salah satunya adalah metode acian kalsium, yaitu
suatu metode pekerjaan acian dengan menggunakan kalsium.
Metode Pelaksanaan
1 Campur bahan-bahan yang diperlukan dengan campuran yang sesuai.
2 Aci dinding batu bata menggunakan campuran yang telah dibuat dengan bantuan trowel kayu.
3 Permukaan acian disiram air dengan menggunakan kuas.
4 Haluskan permukaan acian yang telah disiram air dengan menggunakan trowel besi.
5 Buat tali air (apabila dikehendaki) dengan lebar 0,5 cm untuk menghindari terjadinya keretakan.
6 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
7 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
8 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN KACA
Kuzen pintu utama Tipe I termasuk Daun Pintu ( sesuai dengan Gambar Kerja ) dan kusen Bouven Litg Type II
Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik
dan sempurna

Metode Pelaksanaan
Seluruh pekerjaan kusen dan daun pintu/ jendela kita kerjakan diworkshop, penyimpanan kusen, pintu/ jendela di workshop atau ditempat pekerjaan
1 harus ditempatkan pada ruang/ tempat dengan sirkulasi yang baik, tidak terkena suaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.

Semua kayu tampak diserut rata, halus, lurus dan siku-siku satu sama lain sisi-sisinya, dan di lapangan sudah dalam keadaan siap untuk
2 penyetelan/pemasangan.

3 Semua ukuran kita sesuaikan gambar kerja


4 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
5 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
6 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
PEKERJAAN LABURAN / CAT
Pekerjaan pengecatan adalah salah satu pekerjaan finishing yang harus mendapat perhatian khusus, mengingat keindahan dan kerapihan sebuah bangunan
tergantung dari hasil akhir Pengecatan.

adapun jenis pekerjaan yang akan kita laksanakan pada bagian ini yaitu:
~ Pekerjaan pengecatan pada dinding plesteran
~ Pekerjaan pengecatan pada dinding beton
~ Pekerjaan pengecatan pada plafond exphose
Metode Pelaksanaan
1 Setiap tahapan (lapisan) dilakukan setelah cat tahap sebelumnya benar-benar sudah kering (jangan tergesa-gesa).
2 Untuk mendapatkan hasil pengecatan yang baik, pengecatan dilaksanakan dengan 3 – 5 tahap lapisan cat.
3 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
4 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
5 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
PEKERJAAN PIPA DAN ACCESSORIES
Untuk pekerjaan ini kita akan laksanakan bersamaan pada saat pekerjaan pengecatan di lakukan,akar supaya goresan maupun kerusakan pada tembok dapat
diperbaiki secara sempurna
adapun jenis pekerjaan yang akan kita laksanakan pada bagian ini yaitu:
INLET
- Wall Pipe All Flange
- Wall Pipe All Flange
- Bend GI All Flange
PIPA PENGURAS
- Wall Pipe All Flange
- Wall Pipe All Flange
- Wall Pipe All Flange
- Bend GI All Flange
PIPA OUTLET
Wall Pipe All Flange
- Screner
- Gate valve
- Pipa Steel
- Alat ukur cipoletti terbuat dari plat besi t = 6 mm digalvanis dan Mistar Pembaca
Metode Pelaksanaan
1 Semua akcecoris kita siapkan pada posisi yang telah di tetapkan
2 untuk pemasangan pipa dan akscecoris ini kita menggunakan tenaga yg cukup berpengalaman di bidangnya tentunya dengan perlengkapan peralatan
yang di butuhkan dalam pekerjaan ini
3 setelah semua telah siap barulah kita pasang pipa dan akscecorisnya pada titik titik yang telah di tentukan
4 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
5 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
6 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
PEKERJAAN LAIN-LAIN
Pekerjaan tangga monyet dari stenlis steel ( R. Kontrol )
Pekerjaan pengetesan dan Desinpeksi
untuk pekerjaan ini kita lakukan setelah bak telah selesai 100 %
Metode Pelaksanaan
1 Tangga besi telah kita buat sesuai dengan kebutuhan di lokasi
2 tangga kita pasang di dalam bak dengan menggunakan baut yang telah kita siapkan
3 setelah tangga terpasang kita lanjutkan pengetesan secara bersama sam dengan pengawas/direksi.
4 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
5 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
6 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.

PEMBUATAN BAK PELEPAS TEKAN UTAMA


PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan pembersihan, Penataan Lahan lokasi
Sebagai langkah awal peleksanaan pekerjaan, Kita akan membersihkan lapangan/Lokasi
pembangunan dari hal-hal yang dapat merusak pelaksanaan pembangunan.
Metode Pelaksanaan
Sebelum memulai pekerjaan ini, Kita harus membersihkan lokasi yang akan kita bangun dari sampah–sampah atau benda lainnya,
1
termasuk pembongkaran-pembongkaran dari lokasi pekerjaan.
2 Semua Pohon - Pohon, akar akar pohon dan semak semak belukar harus kita bersihkan dari lokasi pekerjaan
3 Bagian tanah di atas bekas tanaman akan kita gali sekitar 20 cm dan tanah bekas galian akan kita tempatkan yang layak agar
supaya dapat kita gunakan kembali
4 Seluruh Kerusakan yang di timbulkan dari pekerjaan pemebersihan ini akan kita ganti sesuai dengan kerusakan yang di timbulkan
5 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
6 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
7 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
Pekerjaan pemasangan bouplank
Pemasangan patok dan papan bouwplank kita menggunakan kayu/papan kls.III yang diketam rata pada sisi kerjanya.
Metode Pelaksanaan
1 Patok kayu dan papan bouwplank diketam sampai halus dan rata pada sisi -sisinya
2 Kita tentukan tinggi bouwplank sama dengan titik nol yang dikehendaki
3 Sekelompok pekerja dan tukang kayu memasang papan bowplakn dengan mengacu gambar kerja
4 Setelah pemasangan bouwplank selesai kita laporkan hasil pemasangan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan sebelum
Pekerjaan Selanjutnya Dilaksanakan
5 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
6 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
7 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
PEKERJAAN TANAH DAN PASIR
Galian Tanah Biasa
Pekerjaan galian yang dimaksud disini adalah kegiatan galian tanah untuk pondasi dengan jenis tanah asalnya, pelaksanaan kegiatan dengan
menggunakan tenaga manusia,dan dilaksankan sesuai gambar kerja
Methode Pelaksanaan :
1. Permintaan persetujuan untuk melakukan pekerjaan kepada Direksi.
2. Pengukuran dan penandaan (pemasangan profil) lokasi pekerjaan yang akan dilaksanakan sesuai Gambar Rencana bersama Direksi.
3. Semua persyaratan dan prosedur pekerjaan sesuai gambar rencana dan Spesifikasi Teknis yang ada.
4. untuk galian dengan kedalaman tertentu kita lakukan dengan mengunakan alat berat dan untuk kedalaman biasa menggunakan tenaga
manusia dengan mengacu garis ketinggian dan elevasi yang ditentukan dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi.
5. Hasil galian dibuang ke tempat pembuangan disekitar lokasi atau sesuai petunjuk Direksi.
6. Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi. Mutual check dilakukan bersama - sama dengan Direksi

untuk mendapatkan pekerjaan yang sebenarnya dilaksanakan / gambar terpasang (Shop drawing) sebagai dasar volume pekerjaan yang

akan dimintakan pembayarannya (termin) dan bila terjadi pekerjaan tambah kurang maka pengajuan paling lambat 1 bulan sebelum

waktu pelaksanaan berakhir (spesifikasi teknik).


untuk pekerjaan galian di bawah air atau di bawah permukaan air tanah kita gunakan COFFER DAM,dalam pelaksanaan ini kita akan

7 rencanakan tempat perletakkan perancah sebagai acuan pondasi serta pembesian agar kita bisa mengatur letak pemompaan air keluar
8 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
9 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
10 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
Urugan tanah kembali + pemadatan
Untuk pekerjaan Urugan tanah ini merupakan pekerjaan timbunan dari bahan hasil galian untuk menutup bagian galian yang tidak tertutup
yang dilaksanakan dengan menggunakan tenaga manusia yang sekaligus untuk merapikan permukaan tanah,untuk memperoleh hasil secara
maksimal tebal timbunan kita buat 15 cm lalu kemudian kita padatkan dengan menggunakan alat pemadat.
Methode Pelaksanaan :
1. Permintaan persetujuan untuk melakukan pekerjaan kepada Direksi.
2. Kita Lakukan Pengukuran dan penandaan (pemasangan profil) lokasi pekerjaan yang akan dilaksanakan sesuai Petunjuk Direksi.
3. Semua persyaratan dan prosedur pekerjaan kita ikuti sesuai Spesifikasi Teknis yang ada.
4. Sekelompok pekerja menghampar timbunan bekas galian dan Sekelompok pekerja membantu merapikan ,kemudian dipadatkan dengan
menggunakan alat pemadat dengan mengacu garis ketinggian dan elevasi yang ditentukan dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi.
5 Selama pemadatan Sekelompok pekerja meratakan dan merapikan tepi hamparan .
6. Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi. Mutual check dilakukan bersama - sama dengan Direksi

untuk mendapatkan pekerjaan yang sebenarnya dilaksanakan / gambar terpasang (as built drawing) sebagai dasar volume pekerjaan

yang akan dimintakan pembayarannya (termin) dan bila terjadi pekerjaan tambah kurang maka pengajuan paling lambat 1 bulan

sebelum waktu pelaksanaan berakhir (spesifikasi teknik).


7 untuk tanah timbunan kita telah pisahkan tanah yang bersifat membahayakan yang dapat merusak permukaan beton atau pipa
8 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
9 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
10 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
Urugan pasir
Urugan pasir yang dimaksud disini adalah urugan menggunakan pasir dari luar yang dihamparkan pada dasar galian agar supaya permukaan
tanah terlihat rapi,rata dan padat, pelaksanaan menggunakan mengunakan tenaga manusia.
Methode Pelaksanaan :
1 Sekelompok pekerja menghampar pasir ke dalam galian pondasi dan Sekelompok pekerja merapikan Urugan pasir tersebut lalu
kemudian di padatkan menggunakan stamper dengan mengacu garis ketinggian dan elevasi yang ditentukan dalam gambar atau sesuai
petunjuk Direksi.
2 Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi. Mutual check dilakukan bersama - sama dengan Direksi
untuk mendapatkan pekerjaan yang sebenarnya dilaksanakan / gambar terpasang (Shop drawing) sebagai dasar volume pekerjaan yang
akan dimintakan pembayarannya (termin) .
Lapisan pasir di siram dan di padatkan dengan mengunakan alat pemadat sampai lapisan terbentuk sekitar 10 cm atau sesuai dengan
3
petunjuk direksi.
4 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
5 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
6 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
PEKERJAAN PASANGAN BATU KALI DAN PENGUATAN LAHAN
Urugan pasir
Sama halnya dengan pekerjaan di atas untuk pekerjaan urugan pasir yang dimaksud disini adalah urugan menggunakan pasir dari luar yang
dihamparkan pada dasar galian agar supaya permukaan tanah terlihat rapi,rata dan padat, pelaksanaan menggunakan mengunakan tenaga
manusia.
Sama halnya dengan pekerjaan di atas untuk pekerjaan urugan pasir yang dimaksud disini adalah urugan menggunakan pasir dari luar yang
dihamparkan pada dasar galian agar supaya permukaan tanah terlihat rapi,rata dan padat, pelaksanaan menggunakan mengunakan tenaga
manusia.
Methode Pelaksanaan :
1 Sekelompok pekerja menghampar pasir ke dalam galian pondasi dan Sekelompok pekerja merapikan Urugan pasir tersebut lalu
kemudian di padatkan menggunakan stamper dengan mengacu garis ketinggian dan elevasi yang ditentukan dalam gambar atau sesuai
petunjuk Direksi.
2 Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi. Mutual check dilakukan bersama - sama dengan Direksi
untuk mendapatkan pekerjaan yang sebenarnya dilaksanakan / gambar terpasang (Shop drawing) sebagai dasar volume pekerjaan yang
akan dimintakan pembayarannya (termin) .
Lapisan pasir di siram dan di padatkan dengan mengunakan alat pemadat sampai lapisan terbentuk sekitar 10 cm atau sesuai dengan
3
petunjuk direksi.
4 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
5 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
6 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
Pasangan batu kosong
Untuk pekerjaan ini berfungsi meluaskan daerah beban, sehingga pondasi bisa menerima beban yang lebih besar,
Dengan melihat fungsi batu kosong diatas, maka dalam pekerjaan pasangan batu kosong harus diperhatikan
hal - hal seperti dibawah ini.
Methode Pelaksanaan :
1 Sekelompok pekerja menyusun batu kali dengan dibuat berdiri, dengan ketebalan sekitar 20 cm dan dikunci dengan batu yang ukuranya lebih kecil
1 Untuk merapatkan batu agar tidak goyang/roboh maka dicelah-celah batu kita masukkan pasir dan kemudian disiram dengan air, sampai
pasir betul-betul mengisi celah-celah batu kali.
2 Pemakaian ukuran batu kali variatif
4 Batu kali yang terpasang adalah batu pecah dengan tujuan agar bidang sentuh antar permukaan batu belah lebih luas
5 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
6 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
7 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
Pasangan pondasi batu kali 1 : 4. Untuk Ruang Operasi Distribusi
Pasangan batu pada umumnya digunakan sebagai pondasi atau dinding bangunan yang menahan beban vertikal atau horizontal relatif tidak

terlalu besar, biasa juga digunakan sebagai dinding pelindung saluran dan pondasi . Pasangan batu merupakan satu kesatuan yang kuat (tidak

mudah lepas) dari susunan batu kali/gunung atau batu bata yang diatur sedemikian rupa dengan perekat dan mengisi rongga antar batu berupa

mortar. Pengisian mortar di bagian belakang dinding/talud pasangan batu harus rata dengan permukaan batu sesuai garis rencana. Pasangan batu

harus mempunyai sifat kedap air, dalam arti tidak bocor bila pasangan batu digunakan sebagai penahan air, misalnya sebagai dinding saluran dan

pondasi atau lainnya.


Methode Pelaksanaan :
1 Untuk pondasi dipakai batu gunung yang berkualitas baik, keras, tidak polos dan permukaannya tajam.
Batu gunung yang dipakai harus dipecah-pecah sehingga diameternya antar 30 cm dan minimum 10 cm.
Pasangan batu gunung untuk pondasi ini harus dipasang dengan adukan 1PC : 4 psr yang diaduk matang.
Ukuran kedalaman, dan lebar pondasi batu gunung dibuat sesuai gambar rencana.
2 Batu gunung harus disusun sedemikian rupa sehingga dudukannya kokoh serta terikat baik satu sam lainnya dengan adukan.
Untuk keperluan kemudahan pemasangan pipa saluran air bersih, air hujan kabel-kabel dan lain-lain yang menembus pondasi
dapat dipasang bahan lunak yang mudah dibuka.
Dimensi pondasi batu gunung disesuaikan dengan gambar rencana.
Tidak diperkenangkan melakukan pelubangan pada sloef dan pondasi.
3 Semen,pasir dan air dicampur dan diaduk menjadi mortar menggunakan beton molen
4 Batu dibersihkan dan dibasahi seluruh permukaannya sebelum dipasang
5 Batu disusun dan direkatkan dengan mortar setiap spasinya
6 Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan
Bahan-Bahan
a. Semen
Semen yang dipakai dalam pekerjaan ini mengunakan semen portland cement dari perusahaan yang disetujui Direksi dan secara umum
memenuhi Standar Nasional Indonesia NI-8 dan pasal 3.2. NI-2 PBI 71 atau ASTM C150 atau standar lain yang diakui oleh pemerintah
Indonesia.
Semen yang dipakai dalam pekerjaan ini mengunakan semen portland cement dari perusahaan yang disetujui Direksi dan secara umum
memenuhi Standar Nasional Indonesia NI-8 dan pasal 3.2. NI-2 PBI 71 atau ASTM C150 atau standar lain yang diakui oleh pemerintah
Indonesia.
Sertifikat tes oleh pabrik harus disertakan pada saat pengiriman pesanan. Tipe semen yang lain dapat digunakan untuk keperluan
khusus jika diperintahkan oleh Direksi.
Kami akan menyediakan contoh semen yang berada di gudang lapangan atau dari pabrik yang dapat diusulkan ke Direksi untuk dites.
Semen lain yang menurut pendapat Direksi tidak baik, sebagian atau seluruhnya harus ditolak dan kami akan memindahkan ke luar
daerah pekerjaan.
b. Batu
Semua batu yang dipakai pada pekerjaan ini adalah batu kali pecah , batu ini kali ini bersih dan keras (berat jenis > 2,4), tahan lama

dan homogen, ukuran batu berkisar antara 20 cm hingga 30 cm atau menurut persetujuan Direksi. Batu yang akan digunakan akan kami

bersihkan dari campuran zat besi, noda-noda lobang pasir, cacat atau ketidaksempurnaan lainnya, paling lama satu jam sebelum

dipasang batu kita basahi dengan air. Batu tersebut kita ambil dari sumber yang disetujui oleh Direksi.
c. Pasir
Kwalitas pasir yang digunakan untuk pasangan batu harus sama dengan yang disyaratkan untuk pekerjaan beton yaitu :
- berat jenis antara 2,50 ~ 2,65
- modulus kehalusan 2,30 ~ 3,10
- kadar lumpur lebih kecil dari 5 %
Dengan batasan diatas, pasir haruslah mempunyai gradasi yang baik dan kekerasan yang memungkinkan untuk menghasilkan mortar
yang baik.
d. Air
Air yang dipakai untuk membuat, merawat dan membuat mortar harus dari sumber yang disetujui oleh Direksi dan memenuhi pasal 9
standar Nsional Indonesia (NI-3 PUBI serta pada waktu pemakaian, air harus terhindar dari bahan-bahan yang bisa mengotori air dalam
jumlah berapa saja yang dapat :
- Mempengaruhi waktu permulaan pengerasan semen yang melebihi dari 30 menit,atau mengurangi kekuatan dari percobaan kubus
lebih dari 20% apabila dites sesuai standar ASHTO T26.
- Menghasilkan perubahan warna atau pemekaran permukaan mortar yang sedang mengeras.
- Menunjukkan reaksi agregat alkali.
Air harus bebas dari hidrokarbon dan larutan bahan organik, larutan bahan organik tidak boleh lebih dari 500 bagian untuk tiap satu juta

bagian dalam berat. Kamia akan mengadakan percobaan bagi air yang diusulkannya untuk dipakai dan akan menyerahkan catatan-

catatan mengenai percobaan tersebut pada Direksi untuk persetujuannya sebelum meletakkan pekerjaan beton pada pekerjaan tetap.

Kontraktor harus membuat percobaan yang teratur dari air beton dan mortar dalam suatu pola dan frekuensi yang disetujui oleh Direksi

dan harus memberi kepada Direksi salinan catatan dari tiap hasil percobaan.
e. Mortar
Mortar untuk pasangan batu terdiri dari PC dan pasir dengan perbandingan 1 : 4 seperti yang disebutkan dalam gambar rencana untuk

masing-masing pekerjaan. Perbandingan yang dimaksud adalah perbandingan berat semen dan berat pasir dalam kondisi jenuh kering

permukaan (saturated surface dry). Apabila tidak ada catatan khusus pada gambar atau perintah tertulis dari Direksi, maka mortar yang

dimaksud adalah perbandingan 1 : 4, secara khusus untuk 1 m3 , 1 : 4 berat semen adalah sekitar 160 kg (3,2 zak) dan jumlah pasir

adalah proporsional.
Dalam satu kali pencampuran mortar, kami akan menggunakan bahan semen 1 (satu) zak semen 50 kg. Pengadukan mortar dilakukan

selama 15 menit. Tempat penampungan mortar hasil pengadukan harus terbuat dari kotak kayu atau seng atau bahan lain yang tidak

mempengaruhi kualitas mortar selama dalam penampungan.


7 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
8 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
9 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
Contoh Pondasi Pasangan Batu Contoh Profil Pasangan Batu

PEKERJAAN BETON
Pekerjaan Beton untuk Bangunan Bak Pelepas Tekan
Beton K 125 untuk lantai kerja tebal 5 cm
Di dalam pekerjaan ini kita akan menyiapkan bahan cetakan untuk pekerjaan pengecorannya di karenakan untuk mutu beton K.125 Bisa kita
lakukan secara manual di dalam pelakasaannya.

Methode Pelaksanaan :
1 Permintaan
Sekelompokpersetujuan untuk melakukan
pekerja membuat pekerjaan
mortar dengan kepadadan
mutu K.125 Direksi.
untuk pekerja lain menghampar hasil campuran beton ke lantai kerja
2 sambil di ratakan dengan ketebalan 5 cm
3 Setelah semua dianggap telah rata maka kita tunggu beton lantai kerja kering
4 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
5 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
6 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
Pekerjaan Beton Struktur untuk masing-masing pekerjaan yang ditentukan pada Gambar Kerja Dengan mutu beton K.225. termasuk Pembesian,
Pasang dan bongkar ekisting, untuk :

Konsep Metode Pekerjaan Beton


a Perencanaan metode pelaksanaan pekerjaan struktur didasarkan atas design,
situasi dan kondisi proyek serta site yang ada dalam penjelasan bagian sebelumnya (data-data proyek)
Data-data tersebut merupakan data yang mempengaruhi dalam menentukan dan merencanakan metode
pelaksanaan.
b Sebelum menentukan metode pelaksanaan secara keseluruhan,
dalam perencanaan metode ini diperlukan suatu konsep metode
yang memiliki pengaruh yang besar terhadap metode pelaksanaan yang lain
Pada dasarnya terdapat beberapa metode utama dalam pekerjaan struktur, yaitu:
* Metode siteworks
* Metode struktur bawah .
* Metode pekerjaan bekisting, pembesian dan pengecoran
* Metode tempat pengecoran
* Metode khusus (misalnya mass concrete)
1 Metode site works atau struktur bawah merupakan metode yang memiliki pengaruh yang cukup besar
dalam metode pekerjaan struktur secara keseluruhan.
2 Metode struktur bawah akan menentukan ketepatan schedule pelaksanaan struktur.
Hal tersebut disebabkan oleh tingkat kesulitan yang tinggi dalam pelaksanaannya.
Pada pelaksanaan struktur bawah terdapat permasalahan muka air tanah yang sering menghambat
pekerjaan dan perlu penanganan yang teliti mengenai perilaku air bawah tanah sedemikian
tidak memberikan dampak merugikan bagi lingkungan sekitar.
Di samping itu, kondisi tanah yang kurang baik yang disertai dengan lahan yang sempit akan
memberikan kesulitan yang tinggi dalam pelaksanaan pekerjaan tanah dan pekerjaan lain yang terkait.
Keberadaan bangunan sekitar gedung memberikan andil dalam proses penentuan metode pelaksanaan
Struktur Bawah.
Hal tersebut disebabkan oleh adanya pengaruh pergerakan tanah sekitar, kebisingan dan debu
sering menjadi hambatan dalam pelaksanaan pekerjaan struktur bawah .
Metode pekerjaan struktur bawah ini terdapat beberapa jenis Penggolongan metode
berdasarkan arah kerjanya dibagi menjadi tiga yaitu metode konvensional,
metode top-down, dan metode semi top-down.
Berikut dijelaskan mengenai metode-metode tersebut:
Sistem konvensional
Pada sistem ini, struktur basement dilaksanakan setelah seluruh pekerjaan galian selesai mencapai elevasi rencana (sistem bottom up).
Pelat basement paling bawah dicor terlebih dahulu, kemudian basement diselesaikan dari bawah ke atas,
dengan menggunakan scaffolding. Kolom, balok dan slab dicor di tempat (cast in place).
Pada sistem ini, galian tanah dapat berupa open cut atau dengan sistem dinding penahan tanah yang bisa sementara dan permanen.
Sistem dinding penahan tanah dapat dengan perkuatan strutting, ground anchor atau free cantilever.
Sistem Top Down
Pada sistem ini, struktur basement dilaksanakan bersamaan dengan pekerjaan galian basement. Urutan penyelesaian balok dan plat
lantainya dimulai dari atas ke bawah, dan selama proses pelaksanaan, struktur plat dan balok tersebut
didukung oleh struktur tiang (king post).
Pada dinding basement dicor sistem dinding penahan tanahnya yang dapat berupa diafragma wall atau contiguous pile yang dapat
bersifat permanen dan temporary yang juga berfungsi sebagai cut off dewatering.
Sistem Semi Top Down
Pada sistem ini, pelaksanaannya hampir sama dengan metode sistem top-down. Perbedaannya adalah terletak pada pekerjaan struktur
atasnya yang dapat dikerjakan bersamaan dengan pekerjaan struktur bawah.
Pada proses pengecoran struktur , baik lantai maupun dinding serta kolom, umumnya dicor bertahap karena luas area dan volume
pekerjaan yang besar. Sehingga dibuat dengan sistem zoning dengan jumlah menyesuaikan dengan
kapasitas sumber daya yang tersedia pada daerah tersebut.
Zoning struktur yang tepat akan membantu kelancaran pelaksanaan dan flow pengadaan sumber daya yang terkait yaitu bekisting,
besi tulangan dan beton ready mix.
Dalam perencanaan zoning pekerjaan struktur ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
# Kapasitas pengecoran harian rata-rata suatu daerah
# Volume material beton, besi dan bekisting serta flow pengadaannya
# Lahan yang tersedia untuk stok material
# Ketersediaan tenaga kerja dan siklusnya.
# Kondisi peralatan yang ada dan tingkat kesibukannya,dll
Dalam menentukan zoning ini, perlu diperhatikan batas-batas antar zone. Sebagai pedoman praktis, batas zone adalah ¼ bentang balok.
Hal tersebut dikarenakan pada area tersebut diperkirakan momen yang terjadi adalah nol atau mendekati nol.
Disamping penentuan jumlah zoning, pada pekerjaan struktur juga diperlukan perencanaan arah / flow pekerjaan struktur.
Arah pekerjaan struktur akan menentukan hampir semua arah metode pelaksanaan.
Beberapa hal yang penting untuk diperhatikan dalam menentukan arah / flow pekerjaan struktur adalah sebagai berikut:
# Perkiraan lintasan kritis schedule pelaksanaan
# Kemudahan pekerjaan
# Hindari kondisi lokasi pekerjaan yang terjebak karena flow yang salah.
Metode Kerja
Penjelasan Umum
Meliputi pekerjaan beton yang bertulang dan tidak bertulang dan pelaksanaan yang benar untuk menghasilkan beton yang bermutu baik.
Maka perlu penyedian tenaga kerja yang terampil, alat bantu yang memadai sesuai dengan fungsinya dan material/bahan
berdasarkan standart peraturan beton bertulang PB1 1971 dan SK.SKNI.T-15.1991-03
Ruang Lingkup
Lingkup pekerjaan beton ini meliputi penyediaan semua pemasangan semua komponen yang ditunjuk oleh gambar rencana dan RAB Meliputi:
Berton Pondasi Lantai =/= 40 cm dan =/= 15 cm
~ Pekerjaan beton K 225
~ Pekerjaan besi beton
~ Pekerjaan bekisting
Berton Dinding Bak =/= 30 cm
~ Pekerjaan beton K 225
~ Pekerjaan besi beton
~ Pekerjaan bekisting
Berton Dinding Penyekat Bak =/= 20 cm
~ Pekerjaan beton K 225
~ Pekerjaan besi beton
~ Pekerjaan bekisting
Beton balok bak
~ Pekerjaan beton K 225
~ Pekerjaan besi beton
~ Pekerjaan bekisting
Penjelasan Umum untuk bahan utama
Besi Beton
Besi tulangan yang digunakan adalah baja yang kualitasnya sesuai dengan ditentukan dalam PBI 71.
Besi beton harus bersih dari lapisan minyak lemak, karat dan bebas dari cacat seperti serpih dan sebagainya, serta berpenampang bulat.
Dimensi dan ukuran penempang bulat besi beton / baja tulangan harus sesuai dengan petujuk gambar kerja (memenuhi batas toleransi
minimal) seperti yang di syaratkan dalam PBI 71.
Besi beton / baja tulangan yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lokasi pekerjaan dalam waktu 24 jam setelah ada
perintah tertulis dari Direksi.
Kawat pengikat harus terbuat daru baja lunak dengan diameter minimal 1mm dan tidak bersepuh seng.
Material lain yang digunakan diutamakan produksi dalam negeri.
Kayu
Kayu yang digunakan harus bersifat baik dengan ketentuan bahwa segala sifat dan kekurangan-kekurangan yang berhubungan dengan
pemakainya tidak akan merusak atau mengurangi nilai konstruksi.
Kualitas dan ukuran kayu yang digunakan disesuaikan dengan gambar kerja yang ada. Demikian pula dengan mutu dan kelas kuat kayu
yang apabila tidak ditentukan lain, maka harus mengikuti syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan dalam PPKI NI-5.
Dihindarkan adanya cacat-cacat kayu antara lain yang berupa putih kayu, pecah-pecah, mata kayu yang melintang. Syarat-syarat
kelembaban dan toleransi ukuran kayu yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat dan ketentuan dalam PPKI.
1. Pengecoran Beton
Semua pekerjaan konstruksi pada bangunan ini dikerjakan dengan mutu beton K -225, dan semua pekerjaan konstruksi beton
memenuhi syarat-syarat PBI 1971.
Adukan beton harus benar-benar rata dan matang dengan menggunakan Ready Mix pada K-225.
2.Berkesting dan Acuan
Sebelum penulangan beton dikerjakan harus terlebih dahulu dibuat bekesting yang kokoh dan rapat, sehingga air semen tidak bocor.
Bekesting harus dibuat sesuai dengan ukuran beton yang akan dilaksanakan.
Bahan bekesting dapat dibuat dari kayu terenteng tebal 2 cm atau multiplex.
Pembukaan bekesting ataupun acuan harus teratur dan beton sudah berumur minimal 14 (empat belas) hari.
3.Pekerjaan Pembesian
Pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur. Pekerjaan ini memegang peranan penting dari aspek kualitas
pelaksanaan mengingat fungsi besi tulangan yang penting dalam kekuatan struktur .
Berikut adalah metode pelaksanaan pekerjaan pembesian mulai dari tahap penyimpanan hingga pemasangan tulangan.
1. Tahap penyimpanan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam tahap penyimpanan:
Tumpukan besi jangan sampai bersentuhan dengan tanah. Oleh karena itu harus digajal dengan balok beton.
Besi harus berjarak minimal 5 cm dari logam yang lain
Besi harus terlindung dari kotoran, karat, benturan & minyak
Cara pelaksanaan dalam tahap penyimpanan:
Setiap bandel besi harus terdiri dari satu jenis besi (bentuk dan diameter)
Maksimum berat tiap bandel disesuaikan dengan kapasitas crane
Jarak antar ikatan adalah sekitar 2 m
Di dalam label ditulis panjang, tipe, nomer referensi & kode besi
2. Tahap Pemotongan dan pembengkokan.
Cara pemotongan dan pembengkokan besi tulangan adalah sebagai berikut:
Gunakanlah meja yang kuat dan rata
Siapkanlah gambar acuan
Cek diameter besi
Cek kembali besi-besi yang telah dibengkokan
Cek ukuan mandrel benar-benar pas. Inside Radius >2d untuk besi
kekuatan rendah, 3d untuk besi kekuatan tinggi
Jika ada besi yang susah dibengkokan maka boleh dipanaskan dengan persetujuan engineer
Ikuti perubahan schedule pembesian & dapatkan dokumen terbaru
3. Tahap Pemasangan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan besi tulangan adalah sebagai berikut :
Besi harus bersih (dari kotoran , minyak).
Peletakan tulangan pembesian harus diatur sehingga ada ruang tersedia untuk proses pemadatan beton
Jika ada besi yang perlu disambung maka harus ada overlapping yang sesuai perhitungan atau spesifikasi teknis.
Suatu ketika mungkin perlu merakit tulangan dahulu di luar bekisting baru kemudian meletakan sesuai posisinya.
Flow proses penyimpanan hingga pemasangan harus direncanakan paling efektif dan efisien.
Cara pelaksanaan pemasangan besi tulangan pada beton pondasi lantai ,dinding beton,dinding penyekat beton dan beton balok bak :
Pembesian pada pondasi beton harus berada di atas dudukan berupa beton (biasanya disebut lantai kerja)
Ketinggian bantalan pembesian pondasi beton tergantung dari ketebalan selimut beton yang direncanakan
Cara pelaksanaan pemasangan besi tulangan pada balok dan dinding:
Pembesian balok dirakit dengan cetakan yang telah dibuat
Sejumlah ikatan dilakukan pada besi balok sesuai tipe ikatan, supaya susunan pembesian tersebut kuat untuk diangkat
Setelah balok dirakit dan kuat, maka balok siap diangkat
Rakitan pembesian balok yang telah dipasang harus diikat ke bekisting supaya kuat, jarak antar ikatan kira-kira setiap 1.5 m
Pemasangan pembesian pada dinding dilakukan secara lansung di titik titik yang telah di tetapkan dalam gambar
Besi yang horizontal diikat pada besi yang vertikal
Pekerjaan Pengecoran
Pekerjaan pengecoran adalah pekerjaan penuangan beton segar ke dalam cetakan suatu elemen struktur yang telah dipasangi besi tulangan.
Sebelum pekerjaan pengecoran dilakukan, harus dilakukan inspeksi pekerjaan untuk memastikan cetakan dan besi tulangan telah terpasang
Sesuai Rencana.
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan pada pekerjaan pengecoran adalah sebagai berikut:
Setiap pekerja harus memakai pakaian pelindung, sepatu safety, helem, dan pelindung mata jika diperlukan.
Ketepatan ukuran dan elevasi harus diperhatikan dan dicheck.
Zone pengecoran harus direncanakan dan ukurannya ditentukan
Bekisting harus kuat dan instalasi M/E di bawah plat atau balok, pastikan ini terpasang sebelum dicor
Ketika mengecor, hati-hati jangan sampai merusak atau merubah bekisting dan tulangan
Delay diakibatkan oleh cuaca panas, atau angin yang kencang, sehingga beton mengeras lebih cepat. Juga diakibatkan oleh keterlambatan
pengiriman karena kurangnya perencanaan atau hal lain yang tidak bisa dihindari. Untuk mencegah delay maka tenaga kerja, peralatan,
dalam keadaan terkendali.
Jangan menambahkan air pada beton untuk memudahkan pelaksanaan cor. Jika terpaksa gunakanlah campuran air dan semen
Cara pelaksanaan pengecoran adalah sebagai berikut:
Pengecoran elemen vertikal umumnya menggunakan alat bantu TC dan bucket cor sedangkan untuk elemen horizontal menggunakan alat bantu
concrete mixer. Pada volume pekerjaan kecil digunakan alat bantu TC dan Bucket cor. Pada pengecoran pile cap yang berada pada elevasi
Beton yang akan dicor harus langsung ke tempat yang jadi posisi akhirnya. Mulailah dari pojok bekisting.
Selalu tuangkan beton baru langsung ke beton yang sudah lama.
Untuk mencegah segregasi, cek beton jangan terlalu basah atau kering, beton diaduk dengan baik, jika menjatuhkan beton secara vertikal jangan
lebih dari 2m.
Pemadatan beton dilakukan dengan cara digetarkan, untuk mengeluarkan udara yang terperangkap dalam beton, sehingga beton memadat
memenuhi bekisting.
Internal vibration dilakukan dengan menggunakan poker, yang dimasukkan ke dalam beton. External vibration dilakukan dari luar bekisting,
hal ini dilakukan karena internal vibration susah dilakukan .
Masukkan vibrator secara vertikal, masukkan kira-kira sejarak 15 cm setelah pemadatan yang telah terlebih dulu dilakukan, diamkan sekitar 5
sampai 15 detik. Angkat vibrator pelan-pelan dengan kecepatan sekitar 7,5cm/detik
Usahakan jari-jari pengaruh vibrator saling overlapping sehingga semua beton bisa terpadatkan dan manjangkau lapisan di bawah yang sedang
dipadatkan.
Initial finishing ditandai dengan genangan air yang tampak di permukaan beton. Proses final finishing tidak bisa dilaksanakan jika kondisi ini belum
tampak. Menghilangkan genangan air dapat dilakukan dengan menggunakan sapu biasa. Jangan mengeringkan air permukaan tersebut dengan
mencampurkan semen, karena akan membuat permukaan beton menjadi jelek dan lemah.
Final finishing terdiri dari dua proses: Floating ada dua proses yaitu Bullfloat, dilakukan dengan alat penggaruk yang didorong, ini adalah proses
pertama power or hand float adalah proses floting menggunakan tangan dimana ini adalah proses akhir floating
Dilakukan untuk membuat permukaan beton yang keras, rata, dan lembut, biasanya dilakukan 3 kali proses.
Curing dilakukan untuk menjaga kadar air beton tidak cepat kering sehingga proses pemadatan beton tidak terlalu cepat atau terlalu lambat. Curing
dilakukan langsung setelah proses finishing. Curing dilakukan dengan menambahkan air pada permukaan beton/Mencegah kehilangan air pada beton
Pancuran air harus perlahan untuk mencegah kerusakan pada permukaan beton.
Curing dapat juga dengan menutup beton dengan plastik dan mengaplikasikan curing compound.
Cuaca panas mengakibatkan beton lebih cepat kehilangan cairan, sehingga proses pemadatan terjadi terlalu cepat. Tindakan pencegahan dilakukan
jika suhu melibihi 32˚C, kelmbaban rendah, kecepatan angin tinggi dan sinar matahari menyengat.
Untuk mencegah Kerusakan Akibat Hujan, harus memperkirakan cuaca jika akan terjadi hujan, menyediakan alat pelindung seperti burlap dan
plastik, melakukan mixing dan pengiriman beton pada waktu yang tepat yaitu tidak hujan. Ketika hujan mulai turun. Lindungi beton yang baru
dituang pastikan semau permukaan beton terlindung, jangan menambahakan semen ke permukaan beton.
Setelah hujan reda, mengaplikasikan curing compound secepatnya bersamaan proses beton mengeras, memperbaiki permukaan yang cacat dan
membentuk permukaan beton jika diperlukan, membuang bagian beton jika ada bagian yang dikhaeatirkan rusak karena kadar air bertambah.
sehingga beton menjadi lunak.

Methode Kerja
a Menyiapkan bahan, tenaga dan peralatan yang akan digunakan. Untuk bahan yang akan digunakan, terlebih dahulu harus diajukan
R kepada Direksi atau Pengawas Lapangan untuk mendapat persetujuan, apakah bahan - bahan tersebut sudah sesuai dengan persyaratan
a
spesifikasi teknik yang telah ditentukan. Adapun bahan - bahan yang dimaksud adalah ; Semen (PC), Pasir dan Kerikil. Kerikil yang
S
a akan digunakan adalah kerikil pecah atau kerikil alam yang baik serta keras. Begitu juga pasir yang akan digunakan harus pasir yang

# baik dengan kandungan lumpur minimal 5%.


1 b Sebelum pekerjaan pengecoran dimulai, terlebih dahulu kita harus membuat Mix Design sesuai spesifikasi teknik yang telah
2 ditentukan. Ini dimaksudkan sebagai tolak ukur untuk membuat adukan beton, agar hasil yang diperoleh sesuai dengan mutu beton
3 yang ditentukan.
4 c Membuat adukan mortar dari campuran ; Semen, Pasir, Kerikil dan Air. Semua jenis bahan tersebut dicampur dan diaduk rata dengan
menggunakan concrete mixer atau mekanis.
d Untuk pekerjaan selanjutnya adalah pekerjaan Pengecoran. Pengecoran dilakukan untuk suatu lokasi pekerjaan supaya dilaksanakan
5
### sampai pekerjaan itu selesai dan tidak boleh dihentikan pada saat pekerjaan berjalan separuhnya. Untuk itu pekerjaan pengecoran

dilaksanakan setelah semua kelengkapan seperti bahan, tenaga dan peralatan betul - betul siap dan lengkap.
### e Untuk hasil pekerjaan yang sudah selesai agar diberi pelindung agar tidak terjadi kerusakan yang diakibatkan oleh keadaan cuaca luar
seperti hujan dan sebagainya sampai dengan umur beton sudah sesuai dengan yang diisyaratkan.
f Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
g Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
h Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
i Untuk bahan campuran mortar yang akan kami gunakan adalah Beton K.225, kami akan mengacu pada spesifikasi teknik yang
tercantum dalam Dokumen Lelang atau seusai dengan petunjuk dari Direksi. Adapun kriteria material yang dimaksud adalah :
# - Semen
### - Untuk bahan Portlan Cement atau semen yang akan kami gunakan terlebih dahulu harus memenuhi kriteria dibawah ini dan telah
mendapat persetujuan Direksi :
### - Semen yang akan kami gunakan adala Portland Cement yang telah memenuhi Standar Nasional Indonesia NI-8 pasal 3.2. NI-2 PBI
71 atau ASTM C150 atau standard lain yang disetujui oleh Direksi.
### - Kondisi semen sebelum digunakan tidak mengeras, tidak berubah warna dan disimpan dengan baik.
# Pasir
### Untuk bahan pasir yang akan kami gunakan harus memenuhi kriteria dibawah ini dan telah mendapat persetujuan Direksi :
Pasir dengan kwalitas baik, bersih dan tidak mengandung bahan humus, akar-akar rumput, akar-akar pohon dan sampah-sampah lain
yang dapat mengurangi mutu konstruksi.
# Berat jenis pasir berkisar antara 2,50 ~ 2,65
### Modulus kehalusan 2,30 ~ 3,10
Kandungan kadar lumpur harus lebih kecil dari 5%
### Harus memiliki gradasi yang baik dan merata dan keras
Kerikil
Untuk bahan kerikil yang akan kami gunakan harus memenuhi kriteria dibawah ini dan telah mendapat persetujuan Direksi :
### Kerikil yang akan kami gunakan yaitu kerikil alam yang mana lokasi pengambilannya telah disetujui oleh Direksi.
### Kerikil yang digunakan keras dan tidak terdapat retakan-retakan
### Berat jenis berkisar antara 2,50 ~ 2,65
### Modulus kehalusan 6 ~ 8
### Pelapukan Agregat lebih kecil dari 10%
Kandungan kadar lumpur harus lebih kecil dari 5%
Air
### Untuk bahan air yang akan kami gunakan harus memenuhi kriteria dibawah ini dan telah mendapat persetujuan Direksi :
Air yang digunakan bersih, tidak berwarna, tidak bau, tidak mengandung lumpur dan tidak mengandung zat garam
Yang paling penting sesuai dengan Standar Nasional Indonesi NI-3 PUBI
Pekerjaan Beton untuk Bangunan Ruang Pengatur Distribusi & R. Kontrol
untuk pekerjaan ini kemungkinan akan sama dengan pekerjaan pembuatan bangunan bak pelepas di atas , untuk pekerjaan ini kami juga mengunakan beton
K.225 untuk campurannya,akan tetapi mengingat jenis pekerjaan agak sedikit berbeda semisal : pekerjaan beton sloff , beton kolom , beton plat lantai beton
balok atap ,beton plat atap dan beton plat bordes maka di dalam pemasangan pembesian akan berbeda tapi untuk metode maupun cara pelaksanaan yang lain
akan sama dengan pekerjaan pembuatan bak pelepas tekan di atas adapun jenis pekerjaan yang akan kami laksanakan pada pekerjaan ini diantaranya :

Beton sloof
~ Pekerjaan beton K 225
~ Pekerjaan besi beton
~ Pekerjaan bekisting
Beton kolom 20 / 20 dan 30 / 30
~ Pekerjaan beton K 225
~ Pekerjaan besi beton
~ Pekerjaan bekisting
Beton plat lantai t = 20 cm
~ Pekerjaan beton K 225
~ Pekerjaan besi beton
Beton balok atap
~ Pekerjaan beton K 225
~ Pekerjaan besi beton
~ Pekerjaan bekisting
Beton plat atap
~ Pekerjaan beton K 225
~ Pekerjaan besi beton
~ Pekerjaan bekisting
Beton plat bordes
~ Pekerjaan beton K 225
~ Pekerjaan besi beton
~ Pekerjaan bekisting
Penjelasan Umum untuk bahan utama
Besi Beton
Besi tulangan yang digunakan adalah baja yang kualitasnya sesuai dengan ditentukan dalam PBI 71.
Besi beton harus bersih dari lapisan minyak lemak, karat dan bebas dari cacat seperti serpih dan sebagainya, serta berpenampang bulat.
Dimensi dan ukuran penempang bulat besi beton / baja tulangan harus sesuai dengan petujuk gambar kerja (memenuhi batas toleransi
minimal) seperti yang di syaratkan dalam PBI 71.
Besi beton / baja tulangan yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lokasi pekerjaan dalam waktu 24 jam setelah ada
perintah tertulis dari Direksi.
Kawat pengikat harus terbuat daru baja lunak dengan diameter minimal 1mm dan tidak bersepuh seng.
Material lain yang digunakan diutamakan produksi dalam negeri.
Kayu
Kayu yang digunakan harus bersifat baik dengan ketentuan bahwa segala sifat dan kekurangan-kekurangan yang berhubungan dengan
pemakainya tidak akan merusak atau mengurangi nilai konstruksi.
Kualitas dan ukuran kayu yang digunakan disesuaikan dengan gambar kerja yang ada. Demikian pula dengan mutu dan kelas kuat kayu
yang apabila tidak ditentukan lain, maka harus mengikuti syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan dalam PPKI NI-5.
Dihindarkan adanya cacat-cacat kayu antara lain yang berupa putih kayu, pecah-pecah, mata kayu yang melintang. Syarat-syarat
kelembaban dan toleransi ukuran kayu yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat dan ketentuan dalam PPKI.
1. Pengecoran Beton
Semua pekerjaan konstruksi pada bangunan ini dikerjakan dengan mutu beton K -225, dan semua pekerjaan konstruksi beton
memenuhi syarat-syarat PBI 1971.
Adukan beton harus benar-benar rata dan matang dengan menggunakan Ready Mix pada K-225.
2.Berkesting dan Acuan
Sebelum penulangan beton dikerjakan harus terlebih dahulu dibuat bekesting yang kokoh dan rapat, sehingga air semen tidak bocor.
Bekesting harus dibuat sesuai dengan ukuran beton yang akan dilaksanakan.
Bahan bekesting dapat dibuat dari kayu terenteng tebal 2 cm atau multiplex.
Pembukaan bekesting ataupun acuan harus teratur dan beton sudah berumur minimal 14 (empat belas) hari.
3.Pekerjaan Pembesian
Pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur. Pekerjaan ini memegang peranan penting dari aspek kualitas
pelaksanaan mengingat fungsi besi tulangan yang penting dalam kekuatan struktur .
Berikut adalah metode pelaksanaan pekerjaan pembesian mulai dari tahap penyimpanan hingga pemasangan tulangan.
1. Tahap penyimpanan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam tahap penyimpanan:
Tumpukan besi jangan sampai bersentuhan dengan tanah. Oleh karena itu harus digajal dengan balok beton.
Besi harus berjarak minimal 5 cm dari logam yang lain
Besi harus terlindung dari kotoran, karat, benturan & minyak
Cara pelaksanaan dalam tahap penyimpanan:
Setiap bandel besi harus terdiri dari satu jenis besi (bentuk dan diameter)
Maksimum berat tiap bandel disesuaikan dengan kapasitas crane
Jarak antar ikatan adalah sekitar 2 m
Di dalam label ditulis panjang, tipe, nomer referensi & kode besi
2. Tahap Pemotongan dan pembengkokan.
Cara pemotongan dan pembengkokan besi tulangan adalah sebagai berikut:
Gunakanlah meja yang kuat dan rata
Siapkanlah gambar acuan
Cek diameter besi
Cek kembali besi-besi yang telah dibengkokan
Cek ukuan mandrel benar-benar pas. Inside Radius >2d untuk besi
kekuatan rendah, 3d untuk besi kekuatan tinggi
Jika ada besi yang susah dibengkokan maka boleh dipanaskan dengan persetujuan engineer
Ikuti perubahan schedule pembesian & dapatkan dokumen terbaru
3. Tahap Pemasangan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan besi tulangan adalah sebagai berikut :
Besi harus bersih (dari kotoran , minyak).
Peletakan tulangan pembesian harus diatur sehingga ada ruang tersedia untuk proses pemadatan beton
Jika ada besi yang perlu disambung maka harus ada overlapping yang sesuai perhitungan atau spesifikasi teknis.
Suatu ketika mungkin perlu merakit tulangan dahulu di luar bekisting baru kemudian meletakan sesuai posisinya.
Flow proses penyimpanan hingga pemasangan harus direncanakan paling efektif dan efisien.
Cara pelaksanaan pemasangan besi tulangan pada sloff ,kolom dan balok atap beton :
Pembesian beton sloff duduk di atas pondasi beton,diantara besi sloff juga kita ikatkan besi kolom yang posisinya telah tercantum dalam gambar kerja
untuk pembesian balok kita akan rakit di sekitar lokasi sesuai type atau gambar lalu kita angkat ke titik yang telah tercantum pada gambar kerja
Ketinggian pembesian kolom beton kita sesuaikan dengan gambar kerja,begitu pula dengan panjang sloff.
Cara pelaksanaan pemasangan besi tulangan plat lantai ,plat atap dan plat bordes :
Pembesian plat lantai ,plat bodes maupun plat atap dirakit di atas cetakan yang telah dibuat
Sejumlah ikatan dilakukan pada besi - besi plat sesuai tipe ikatan, supaya susunan pembesian tersebut kuat untuk diangkat
Pemasangan pembesian pada plat lantai,plat atap dan plat bordes dilakukan secara lansung di titik titik yang telah di tetapkan dalam gambar
Besi yang horizontal diikat pada besi yang vertikal
Pekerjaan Pengecoran
Pekerjaan pengecoran adalah pekerjaan penuangan beton segar ke dalam cetakan suatu elemen struktur yang telah dipasangi besi tulangan.
Sebelum pekerjaan pengecoran dilakukan, harus dilakukan inspeksi pekerjaan untuk memastikan cetakan dan besi tulangan telah terpasang
Sesuai Rencana.
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan pada pekerjaan pengecoran adalah sebagai berikut:
Setiap pekerja harus memakai pakaian pelindung, sepatu safety, helem, dan pelindung mata jika diperlukan.
Ketepatan ukuran dan elevasi harus diperhatikan dan dicheck.
Zone pengecoran harus direncanakan dan ukurannya ditentukan
Bekisting harus kuat dan instalasi M/E di bawah plat atau balok, pastikan ini terpasang sebelum dicor
Ketika mengecor, hati-hati jangan sampai merusak atau merubah bekisting dan tulangan
Delay diakibatkan oleh cuaca panas, atau angin yang kencang, sehingga beton mengeras lebih cepat. Juga diakibatkan oleh keterlambatan
pengiriman karena kurangnya perencanaan atau hal lain yang tidak bisa dihindari. Untuk mencegah delay maka tenaga kerja, peralatan,
dalam keadaan terkendali.
Jangan menambahkan air pada beton untuk memudahkan pelaksanaan cor. Jika terpaksa gunakanlah campuran air dan semen
Cara pelaksanaan pengecoran adalah sebagai berikut:
Pengecoran elemen vertikal umumnya menggunakan alat bantu TC dan bucket cor sedangkan untuk elemen horizontal menggunakan alat bantu
concrete mixer. Pada volume pekerjaan kecil digunakan alat bantu TC dan Bucket cor. Pada pengecoran pile cap yang berada pada elevasi
Beton yang akan dicor harus langsung ke tempat yang jadi posisi akhirnya. Mulailah dari pojok bekisting.
Selalu tuangkan beton baru langsung ke beton yang sudah lama.
Untuk mencegah segregasi, cek beton jangan terlalu basah atau kering, beton diaduk dengan baik, jika menjatuhkan beton secara vertikal jangan
lebih dari 2m.
Pemadatan beton dilakukan dengan cara digetarkan, untuk mengeluarkan udara yang terperangkap dalam beton, sehingga beton memadat
memenuhi bekisting.
Internal vibration dilakukan dengan menggunakan poker, yang dimasukkan ke dalam beton. External vibration dilakukan dari luar bekisting,
hal ini dilakukan karena internal vibration susah dilakukan .
Masukkan vibrator secara vertikal, masukkan kira-kira sejarak 15 cm setelah pemadatan yang telah terlebih dulu dilakukan, diamkan sekitar 5
sampai 15 detik. Angkat vibrator pelan-pelan dengan kecepatan sekitar 7,5cm/detik
Usahakan jari-jari pengaruh vibrator saling overlapping sehingga semua beton bisa terpadatkan dan manjangkau lapisan di bawah yang sedang
dipadatkan.
Initial finishing ditandai dengan genangan air yang tampak di permukaan beton. Proses final finishing tidak bisa dilaksanakan jika kondisi ini belum
tampak. Menghilangkan genangan air dapat dilakukan dengan menggunakan sapu biasa. Jangan mengeringkan air permukaan tersebut dengan
mencampurkan semen, karena akan membuat permukaan beton menjadi jelek dan lemah.
Final finishing terdiri dari dua proses: Floating ada dua proses yaitu Bullfloat, dilakukan dengan alat penggaruk yang didorong, ini adalah proses
pertama power or hand float adalah proses floting menggunakan tangan dimana ini adalah proses akhir floating
Dilakukan untuk membuat permukaan beton yang keras, rata, dan lembut, biasanya dilakukan 3 kali proses.
Curing dilakukan untuk menjaga kadar air beton tidak cepat kering sehingga proses pemadatan beton tidak terlalu cepat atau terlalu lambat. Curing
dilakukan langsung setelah proses finishing. Curing dilakukan dengan menambahkan air pada permukaan beton/Mencegah kehilangan air pada beton
Pancuran air harus perlahan untuk mencegah kerusakan pada permukaan beton.
Curing dapat juga dengan menutup beton dengan plastik dan mengaplikasikan curing compound.
Cuaca panas mengakibatkan beton lebih cepat kehilangan cairan, sehingga proses pemadatan terjadi terlalu cepat. Tindakan pencegahan dilakukan
jika suhu melibihi 32˚C, kelmbaban rendah, kecepatan angin tinggi dan sinar matahari menyengat.
Untuk mencegah Kerusakan Akibat Hujan, harus memperkirakan cuaca jika akan terjadi hujan, menyediakan alat pelindung seperti burlap dan
plastik, melakukan mixing dan pengiriman beton pada waktu yang tepat yaitu tidak hujan. Ketika hujan mulai turun. Lindungi beton yang baru
dituang pastikan semau permukaan beton terlindung, jangan menambahakan semen ke permukaan beton.
Setelah hujan reda, mengaplikasikan curing compound secepatnya bersamaan proses beton mengeras, memperbaiki permukaan yang cacat dan
membentuk permukaan beton jika diperlukan, membuang bagian beton jika ada bagian yang dikhaeatirkan rusak karena kadar air bertambah.
sehingga beton menjadi lunak.

Methode Kerja
a Menyiapkan bahan, tenaga dan peralatan yang akan digunakan. Untuk bahan yang akan digunakan, terlebih dahulu harus diajukan

kepada Direksi atau Pengawas Lapangan untuk mendapat persetujuan, apakah bahan - bahan tersebut sudah sesuai dengan persyaratan

spesifikasi teknik yang telah ditentukan. Adapun bahan - bahan yang dimaksud adalah ; Semen (PC), Pasir dan Kerikil. Kerikil yang

akan digunakan adalah kerikil pecah atau kerikil alam yang baik serta keras. Begitu juga pasir yang akan digunakan harus pasir yang

baik dengan kandungan lumpur minimal 5%.


b Sebelum pekerjaan pengecoran dimulai, terlebih dahulu kita harus membuat Mix Design sesuai spesifikasi teknik yang telah
ditentukan. Ini dimaksudkan sebagai tolak ukur untuk membuat adukan beton, agar hasil yang diperoleh sesuai dengan mutu beton
yang ditentukan.
Sebelum pekerjaan pengecoran dimulai, terlebih dahulu kita harus membuat Mix Design sesuai spesifikasi teknik yang telah
ditentukan. Ini dimaksudkan sebagai tolak ukur untuk membuat adukan beton, agar hasil yang diperoleh sesuai dengan mutu beton
yang ditentukan.
c Membuat adukan mortar dari campuran ; Semen, Pasir, Kerikil dan Air. Semua jenis bahan tersebut dicampur dan diaduk rata dengan
menggunakan concrete mixer atau mekanis.
d Untuk pekerjaan selanjutnya adalah pekerjaan Pengecoran. Pengecoran dilakukan untuk suatu lokasi pekerjaan supaya dilaksanakan
sampai pekerjaan itu selesai dan tidak boleh dihentikan pada saat pekerjaan berjalan separuhnya. Untuk itu pekerjaan pengecoran
dilaksanakan setelah semua kelengkapan seperti bahan, tenaga dan peralatan betul - betul siap dan lengkap.
e Untuk hasil pekerjaan yang sudah selesai agar diberi pelindung agar tidak terjadi kerusakan yang diakibatkan oleh keadaan cuaca luar
seperti hujan dan sebagainya sampai dengan umur beton sudah sesuai dengan yang diisyaratkan.
f Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
g Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
h Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
i Untuk bahan campuran mortar yang akan kami gunakan adalah Beton K.225, kami akan mengacu pada spesifikasi teknik yang
tercantum dalam Dokumen Lelang atau seusai dengan petunjuk dari Direksi. Adapun kriteria material yang dimaksud adalah :
- Semen
- Untuk bahan Portlan Cement atau semen yang akan kami gunakan terlebih dahulu harus memenuhi kriteria dibawah ini dan telah
mendapat persetujuan Direksi :
- Semen yang akan kami gunakan adala Portland Cement yang telah memenuhi Standar Nasional Indonesia NI-8 pasal 3.2. NI-2 PBI
71 atau ASTM C150 atau standard lain yang disetujui oleh Direksi.
- Kondisi semen sebelum digunakan tidak mengeras, tidak berubah warna dan disimpan dengan baik.
Pasir
Untuk bahan pasir yang akan kami gunakan harus memenuhi kriteria dibawah ini dan telah mendapat persetujuan Direksi :
Pasir dengan kwalitas baik, bersih dan tidak mengandung bahan humus, akar-akar rumput, akar-akar pohon dan sampah-sampah lain
yang dapat mengurangi mutu konstruksi.
Berat jenis pasir berkisar antara 2,50 ~ 2,65
Modulus kehalusan 2,30 ~ 3,10
Kandungan kadar lumpur harus lebih kecil dari 5%
Harus memiliki gradasi yang baik dan merata dan keras
Kerikil
Untuk bahan kerikil yang akan kami gunakan harus memenuhi kriteria dibawah ini dan telah mendapat persetujuan Direksi :
Kerikil yang akan kami gunakan yaitu kerikil alam yang mana lokasi pengambilannya telah disetujui oleh Direksi.
Kerikil yang digunakan keras dan tidak terdapat retakan-retakan
Berat jenis berkisar antara 2,50 ~ 2,65
Modulus kehalusan 6 ~ 8
Pelapukan Agregat lebih kecil dari 10%
Kandungan kadar lumpur harus lebih kecil dari 5%
Air
Untuk bahan air yang akan kami gunakan harus memenuhi kriteria dibawah ini dan telah mendapat persetujuan Direksi :
Air yang digunakan bersih, tidak berwarna, tidak bau, tidak mengandung lumpur dan tidak mengandung zat garam
Yang paling penting sesuai dengan Standar Nasional Indonesi NI-3 PUBI
PEKERJAAN PASANGAN
Pasangan Bata 1 : 4 untuk dinding
Pemasangan bata sebagai dinding merupakan pekerjaan yang perlu mendapatkan perhatian terutama pada pekerjaan pasangan bata yang ditujukan untuk
pembuatan dinding. Dalam pemasangannya , disamping kerapian pekerjaan harus diperhatikan dari segi kekuatan , kelurusan pasangan, ketegakan dan
pengaruh kesikuan terhadap ruangan dan yang perlu diperhatikan juga adalah keamanan sewaktu pemasangan dan juga keefesienan pemakaian material.

Metode Pelaksanaanya
1 Chek posisi penempatan dinding yang akan dikerjakan dan chek kondisi pondasi penempatan dinding apakah sudah kondisi baik.
2 Kondisi pondasi/ sloof harus bersih dan mempunyai alur pengikatan antara sloof ke pasangan bata. Jika terdapat kotoran atau lumpur pada sloof harus
dibersihkan supaya
Jika kondisi sloof pengikatan
dan dinding
kolom sudah baik,dengan sloof
kemudian terikat pembuatan
lakukan dengan baik. Demikian
garis benangjuga
padahalnya
bagianpada kolom
dinding harus
yang akandipastikan tersedia
dipasangkan. angkur
Untuk garisuntuk
lurus
3
secara horizontal
Jika benang dilakukan
horizontal padapembuatan benang
pemasangan pada salah
awal sudah satu sisi
terpasang. bagian pinggir
kemudain bata yang akan
mulai memasang dipasang,
bata pada keduadilakukan dengan
ujung bagian penarikan
dinding benang dari
yang akan
4
dipasangkan , kemudian
Jika saat pemasangan dilanjutkan
terdapat mulaiketinggian
perbedaan satu demibata,
satu maka
hinggauntuk
tercapai sambungankerataan
mendapatkan dari ujung keujung.
dapat Lakukan
dilakukan pengecekan
dengan leveling
memukul ujung batadiatas
denganbatu
5
pelan sampai
Jika bata sudahbata tetap rata, dalam
dipasangkan pemukulan dapatrangkaian,
beberapa dilakukankadang
denganadukan/mortar
kondisi adukanada
masih
yangdalam keadaan
berlebih basah. Jika
atau sampai adukan/
melelh mortar
hingga keluarsudah kering
dari sisi maka
pinggir
6
pasangan, jika itu terjadi adukan berlebih harus segera di ratakan dengan menggunakan sendok semen supaya permukaan tetap rata
Setelah mendapatkan beberapa tingkatan pasangan bata yang sudah dipasangkan yang telah terhubung dari ujung keujung bagian didnding ayng , jangan biarkan
7
dipasangkan, anda kemudian harus menarik garis horizontal dari ujung keujung pada garis vertical yang dibuat untuk mendapatkan ketegakan
8 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
9 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
10 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
Plesteran 1 : 4
Pekerjaan plesteran ini kami lakukan setelah pekerjaan dinding bata telah selesai di laksankan ,yang fungsinya untuk menghaluskan permukaan
beton agar terlihat rata dan rapi

Metode Pelaksanaan
1 Ketebalan plesteran idealnya 1 1/2 cm maximum 2 cm, tebal
2 Plesteran kasar maupun acian harus memakai blebes dengan panjang 2.00
3 Plesteran pada beton, maka permukaan beton harus kita kasari atau di kamproti pada
4 waktu membuka begesting.
5 Campuran spesi memakai minimal 1PC : 4 PS , pasir yang dipakai yaitu pasir beton
6 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
7 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
8 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
Acian
Terdapat beberapa metode konstruksi untuk pelaksanaan pekerjaan acian pada pasangan dinding batu bata, salah satunya adalah metode acian kalsium, yaitu
suatu metode pekerjaan acian dengan menggunakan kalsium.

Metode Pelaksanaan
1 Campur bahan-bahan yang diperlukan dengan campuran yang sesuai.
2 Aci dinding batu bata menggunakan campuran yang telah dibuat dengan bantuan trowel kayu.
3 Permukaan acian disiram air dengan menggunakan kuas.
4 Haluskan permukaan acian yang telah disiram air dengan menggunakan trowel besi.
5 Buat tali air (apabila dikehendaki) dengan lebar 0,5 cm untuk menghindari terjadinya keretakan.
6 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
7 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
8 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN KACA
Kuzen pintu utama Tipe I termasuk Daun Pintu ( sesuai dengan Gambar Kerja ) dan kusen Bouven Litg Type II
Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik
dan sempurna

Metode Pelaksanaan
Seluruh pekerjaan kusen dan daun pintu/ jendela kita kerjakan diworkshop, penyimpanan kusen, pintu/ jendela di workshop atau ditempat pekerjaan
1 harus ditempatkan pada ruang/ tempat dengan sirkulasi yang baik, tidak terkena suaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.

Semua kayu tampak diserut rata, halus, lurus dan siku-siku satu sama lain sisi-sisinya, dan di lapangan sudah dalam keadaan siap untuk
2 penyetelan/pemasangan.

3 Semua ukuran kita sesuaikan gambar kerja


4 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
5 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
6 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
Kuzen Jendela Jalusi ( sesuai dengan Gambar Kerja )
Untuk Pekerjaan ini kita akan kerjakan setelah semua Kusen telah terpasang
Metode Pelaksanaan
1 Bahan yang kita butuhkan telah berada di lokasi pekerjaan,khususnya jendela jalusi
2 tukang kayu memasang jendela jalusi ke titik titk yang tercantum dalam gamabar
3 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
4 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
5 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
PEKERJAAN LABURAN / CAT
Pekerjaan pengecatan adalah salah satu pekerjaan finishing yang harus mendapat perhatian khusus, mengingat keindahan dan kerapihan sebuah bangunan
tergantung dari hasil akhir Pengecatan.

adapun jenis pekerjaan yang akan kita laksanakan pada bagian ini yaitu:
~ Pekerjaan pengecatan pada dinding plesteran
~ Pekerjaan pengecatan pada dinding beton
~ Pekerjaan pengecatan pada plafond exphose
Metode Pelaksanaan
1 Setiap tahapan (lapisan) dilakukan setelah cat tahap sebelumnya benar-benar sudah kering (jangan tergesa-gesa).
2 Untuk mendapatkan hasil pengecatan yang baik, pengecatan dilaksanakan dengan 3 – 5 tahap lapisan cat.
3 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
4 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
5 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
PEKERJAAN PIPA DAN ACCESSORIES
Untuk pekerjaan ini kita akan laksanakan bersamaan pada saat pekerjaan pengecatan di lakukan,akar supaya goresan maupun kerusakan pada tembok dapat
diperbaiki secara sempurna
adapun jenis pekerjaan yang akan kita laksanakan pada bagian ini yaitu:
INLET
- Wall Pipe All Flange
- Wall Pipe All Flange
- Bend GI All Flange
PIPA PENGURAS
- Wall Pipe All Flange
- Wall Pipe All Flange
- Wall Pipe All Flange
- Bend GI All Flange
PIPA OUTLET
Wall Pipe All Flange
- Screner
- Gate valve
- Pipa Steel
- Alat ukur cipoletti terbuat dari plat besi t = 6 mm digalvanis dan Mistar Pembaca
Metode Pelaksanaan
1 Semua akcecoris kita siapkan pada posisi yang telah di tetapkan
2 untuk pemasangan pipa dan akscecoris ini kita menggunakan tenaga yg cukup berpengalaman di bidangnya tentunya dengan perlengkapan peralatan
yang di butuhkan dalam pekerjaan ini
3 setelah semua telah siap barulah kita pasang pipa dan akscecorisnya pada titik titik yang telah di tentukan
4 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
5 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
6 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
PEKERJAAN LAIN-LAIN
Pekerjaan tangga monyet dari stenlis steel ( R. Kontrol )
Pekerjaan pengetesan dan Desinpeksi
untuk pekerjaan ini kita lakukan setelah bak telah selesai 100 %
Metode Pelaksanaan
1 Tangga besi telah kita buat sesuai dengan kebutuhan di lokasi
2 tangga kita pasang di dalam bak dengan menggunakan baut yang telah kita siapkan
3 setelah tangga terpasang kita lanjutkan pengetesan secara bersama sam dengan pengawas/direksi.
4 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
5 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
6 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
Pengadaan dan pemasangan Bak Larutan kimia Kap. 2 m³
Untuk pengadaan ini kita lakukan setelah semua pekerjaan di nyatakan selesai,sedangkan bak untuk larutan kimia kita telah siapkan sebelumnya

Metode Pelaksanaan
1 Sekelompok pekerja membuat tempat untuk perletakan bak di sekitar lokasi pekerjaan
2 setelah semua telah siap barulah bak di letakkan pada tempat yang telah di sediakan
3 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
4 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
5 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.

PEMBANGUNAN RESERVOIR 1000 M³ (PENGADANG)


PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan pembersihan, Penataan Lahan lokasi
Sebagai langkah awal peleksanaan pekerjaan, Kita akan membersihkan lapangan/Lokasi
pembangunan dari hal-hal yang dapat merusak pelaksanaan pembangunan.

Metode Pelaksanaan
Sebelum memulai pekerjaan ini, Kita harus membersihkan lokasi yang akan kita bangun dari sampah–sampah atau benda lainnya,
1
termasuk pembongkaran-pembongkaran dari lokasi pekerjaan.
2 Semua Pohon - Pohon, akar akar pohon dan semak semak belukar harus kita bersihkan dari lokasi pekerjaan
3 Bagian tanah di atas bekas tanaman akan kita gali sekitar 20 cm dan tanah bekas galian akan kita tempatkan yang layak agar
supaya dapat kita gunakan kembali
4 Seluruh Kerusakan yang di timbulkan dari pekerjaan pemebersihan ini akan kita ganti sesuai dengan kerusakan yang di timbulkan
5 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
6 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
7 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.

Pekerjaan pemasangan bouplank


Pemasangan patok dan papan bouwplank kita menggunakan kayu/papan kls.III yang diketam rata pada sisi kerjanya.
Metode Pelaksanaan
1 Patok kayu dan papan bouwplank diketam sampai halus dan rata pada sisi -sisinya
2 Kita tentukan tinggi bouwplank sama dengan titik nol yang dikehendaki
3 Sekelompok pekerja dan tukang kayu memasang papan bowplakn dengan mengacu gambar kerja
4 Setelah pemasangan bouwplank selesai kita laporkan hasil pemasangan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan sebelum
Pekerjaan Selanjutnya Dilaksanakan
5 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
6 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
7 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
PEKERJAAN TANAH
Galian Tanah Biasa
Pekerjaan galian yang dimaksud disini adalah kegiatan galian tanah untuk pondasi dengan jenis tanah asalnya, pelaksanaan kegiatan dengan
menggunakan tenaga manusia,dan dilaksankan sesuai gambar kerja
Methode Pelaksanaan :
1. Permintaan persetujuan untuk melakukan pekerjaan kepada Direksi.
2. Pengukuran dan penandaan (pemasangan profil) lokasi pekerjaan yang akan dilaksanakan sesuai Gambar Rencana bersama Direksi.
3. Semua persyaratan dan prosedur pekerjaan sesuai gambar rencana dan Spesifikasi Teknis yang ada.
4. untuk galian dengan kedalaman tertentu kita lakukan dengan mengunakan alat berat dan untuk kedalaman biasa menggunakan tenaga
manusia dengan mengacu garis ketinggian dan elevasi yang ditentukan dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi.
5. Hasil galian dibuang ke tempat pembuangan disekitar lokasi atau sesuai petunjuk Direksi.
6. Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi. Mutual check dilakukan bersama - sama dengan Direksi

untuk mendapatkan pekerjaan yang sebenarnya dilaksanakan / gambar terpasang (Shop drawing) sebagai dasar volume pekerjaan yang

akan dimintakan pembayarannya (termin) dan bila terjadi pekerjaan tambah kurang maka pengajuan paling lambat 1 bulan sebelum

waktu pelaksanaan berakhir (spesifikasi teknik).


untuk pekerjaan galian di bawah air atau di bawah permukaan air tanah kita gunakan COFFER DAM,dalam pelaksanaan ini kita akan

7 rencanakan tempat perletakkan perancah sebagai acuan pondasi serta pembesian agar kita bisa mengatur letak pemompaan air keluar
8 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
9 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
10 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
Urugan tanah kembali + pemadatan
Untuk pekerjaan Urugan tanah ini merupakan pekerjaan timbunan dari bahan hasil galian untuk menutup bagian galian yang tidak tertutup
yang dilaksanakan dengan menggunakan tenaga manusia yang sekaligus untuk merapikan permukaan tanah,untuk memperoleh hasil secara
maksimal tebal timbunan kita buat 15 cm lalu kemudian kita padatkan dengan menggunakan alat pemadat.
Untuk pekerjaan Urugan tanah ini merupakan pekerjaan timbunan dari bahan hasil galian untuk menutup bagian galian yang tidak tertutup
yang dilaksanakan dengan menggunakan tenaga manusia yang sekaligus untuk merapikan permukaan tanah,untuk memperoleh hasil secara
maksimal tebal timbunan kita buat 15 cm lalu kemudian kita padatkan dengan menggunakan alat pemadat.
Methode Pelaksanaan :
1. Permintaan persetujuan untuk melakukan pekerjaan kepada Direksi.
2. Kita Lakukan Pengukuran dan penandaan (pemasangan profil) lokasi pekerjaan yang akan dilaksanakan sesuai Petunjuk Direksi.
3. Semua persyaratan dan prosedur pekerjaan kita ikuti sesuai Spesifikasi Teknis yang ada.
4. Sekelompok pekerja menghampar timbunan bekas galian dan Sekelompok pekerja membantu merapikan ,kemudian dipadatkan dengan

menggunakan alat pemadat dengan mengacu garis ketinggian dan elevasi yang ditentukan dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi.
5 Selama pemadatan Sekelompok pekerja meratakan dan merapikan tepi hamparan .
6. Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi. Mutual check dilakukan bersama - sama dengan Direksi

untuk mendapatkan pekerjaan yang sebenarnya dilaksanakan / gambar terpasang (as built drawing) sebagai dasar volume pekerjaan

yang akan dimintakan pembayarannya (termin) dan bila terjadi pekerjaan tambah kurang maka pengajuan paling lambat 1 bulan

sebelum waktu pelaksanaan berakhir (spesifikasi teknik).


7 untuk tanah timbunan kita telah pisahkan tanah yang bersifat membahayakan yang dapat merusak permukaan beton atau pipa
8 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
9 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
10 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
PEKERJAAN PASANGAN BATU KALI DAN PENGUATAN LAHAN
Urugan pasir
Sama halnya dengan pekerjaan di atas untuk pekerjaan urugan pasir yang dimaksud disini adalah urugan menggunakan pasir dari luar yang
dihamparkan pada dasar galian agar supaya permukaan tanah terlihat rapi,rata dan padat, pelaksanaan menggunakan mengunakan tenaga
manusia.
Methode Pelaksanaan :
1 Sekelompok pekerja menghampar pasir ke dalam galian pondasi dan Sekelompok pekerja merapikan Urugan pasir tersebut lalu
kemudian di padatkan menggunakan stamper dengan mengacu garis ketinggian dan elevasi yang ditentukan dalam gambar atau sesuai
petunjuk Direksi.
2 Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi. Mutual check dilakukan bersama - sama dengan Direksi
untuk mendapatkan pekerjaan yang sebenarnya dilaksanakan / gambar terpasang (Shop drawing) sebagai dasar volume pekerjaan yang
akan dimintakan pembayarannya (termin) .
Lapisan pasir di siram dan di padatkan dengan mengunakan alat pemadat sampai lapisan terbentuk sekitar 10 cm atau sesuai dengan
3
petunjuk direksi.
4 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
5 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
6 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
Pasangan batu kosong
Untuk pekerjaan ini berfungsi meluaskan daerah beban, sehingga pondasi bisa menerima beban yang lebih besar,
Dengan melihat fungsi batu kosong diatas, maka dalam pekerjaan pasangan batu kosong harus diperhatikan
hal - hal seperti dibawah ini.
Methode Pelaksanaan :
1 Sekelompok pekerja menyusun batu kali dengan dibuat berdiri, dengan ketebalan sekitar 20 cm dan dikunci dengan batu yang ukuranya lebih kecil
2 Untuk merapatkan batu agar tidak goyang/roboh maka dicelah-celah batu kita masukkan pasir dan kemudian disiram dengan air, sampai
3 pasir betul-betul mengisi celah-celah batu kali.
4 Pemakaian ukuran batu kali variatif
5 Batu kali yang terpasang adalah batu pecah dengan tujuan agar bidang sentuh antar permukaan batu belah lebih luas
6 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
7 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
8 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
Pasangan batu belah 1 : 4. Untuk Ruang Operasi Distribusi dan Pasangan Talud untuk Penahan Tanah
Pasangan batu pada umumnya digunakan sebagai pondasi atau dinding bangunan yang menahan beban vertikal atau horizontal relatif tidak

terlalu besar, biasa juga digunakan sebagai dinding pelindung saluran dan pondasi . Pasangan batu merupakan satu kesatuan yang kuat (tidak

mudah lepas) dari susunan batu kali/gunung atau batu bata yang diatur sedemikian rupa dengan perekat dan mengisi rongga antar batu berupa

mortar. Pengisian mortar di bagian belakang dinding/talud pasangan batu harus rata dengan permukaan batu sesuai garis rencana. Pasangan batu

harus mempunyai sifat kedap air, dalam arti tidak bocor bila pasangan batu digunakan sebagai penahan air, misalnya sebagai dinding saluran dan

pondasi atau lainnya.


Pasangan batu pada umumnya digunakan sebagai pondasi atau dinding bangunan yang menahan beban vertikal atau horizontal relatif tidak

terlalu besar, biasa juga digunakan sebagai dinding pelindung saluran dan pondasi . Pasangan batu merupakan satu kesatuan yang kuat (tidak

mudah lepas) dari susunan batu kali/gunung atau batu bata yang diatur sedemikian rupa dengan perekat dan mengisi rongga antar batu berupa

mortar. Pengisian mortar di bagian belakang dinding/talud pasangan batu harus rata dengan permukaan batu sesuai garis rencana. Pasangan batu

harus mempunyai sifat kedap air, dalam arti tidak bocor bila pasangan batu digunakan sebagai penahan air, misalnya sebagai dinding saluran dan

pondasi atau lainnya.


Methode Pelaksanaan :
1 Untuk pondasi dipakai batu gunung yang berkualitas baik, keras, tidak polos dan permukaannya tajam.
Batu gunung yang dipakai harus dipecah-pecah sehingga diameternya antar 30 cm dan minimum 10 cm.
Pasangan batu gunung untuk pondasi ini harus dipasang dengan adukan 1PC : 4 psr yang diaduk matang.
Ukuran kedalaman, dan lebar pondasi batu gunung dibuat sesuai gambar rencana.
2 Batu gunung harus disusun sedemikian rupa sehingga dudukannya kokoh serta terikat baik satu sam lainnya dengan adukan.
Untuk keperluan kemudahan pemasangan pipa saluran air bersih, air hujan kabel-kabel dan lain-lain yang menembus pondasi
dapat dipasang bahan lunak yang mudah dibuka.
Dimensi pondasi batu gunung disesuaikan dengan gambar rencana.
Tidak diperkenangkan melakukan pelubangan pada sloef dan pondasi.
3 Semen,pasir dan air dicampur dan diaduk menjadi mortar menggunakan beton molen
4 Batu dibersihkan dan dibasahi seluruh permukaannya sebelum dipasang
5 Batu disusun dan direkatkan dengan mortar setiap spasinya
6 Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan
Bahan-Bahan
a. Semen
Semen yang dipakai dalam pekerjaan ini mengunakan semen portland cement dari perusahaan yang disetujui Direksi dan secara umum
memenuhi Standar Nasional Indonesia NI-8 dan pasal 3.2. NI-2 PBI 71 atau ASTM C150 atau standar lain yang diakui oleh pemerintah
Indonesia.
Sertifikat tes oleh pabrik harus disertakan pada saat pengiriman pesanan. Tipe semen yang lain dapat digunakan untuk keperluan
khusus jika diperintahkan oleh Direksi.
Kami akan menyediakan contoh semen yang berada di gudang lapangan atau dari pabrik yang dapat diusulkan ke Direksi untuk dites.
Semen lain yang menurut pendapat Direksi tidak baik, sebagian atau seluruhnya harus ditolak dan kami akan memindahkan ke luar
daerah pekerjaan.
b. Batu
Semua batu yang dipakai pada pekerjaan ini adalah batu kali pecah , batu ini kali ini bersih dan keras (berat jenis > 2,4), tahan lama

dan homogen, ukuran batu berkisar antara 20 cm hingga 30 cm atau menurut persetujuan Direksi. Batu yang akan digunakan akan kami

bersihkan dari campuran zat besi, noda-noda lobang pasir, cacat atau ketidaksempurnaan lainnya, paling lama satu jam sebelum

dipasang batu kita basahi dengan air. Batu tersebut kita ambil dari sumber yang disetujui oleh Direksi.
c. Pasir
Kwalitas pasir yang digunakan untuk pasangan batu harus sama dengan yang disyaratkan untuk pekerjaan beton yaitu :
- berat jenis antara 2,50 ~ 2,65
- modulus kehalusan 2,30 ~ 3,10
- kadar lumpur lebih kecil dari 5 %
Dengan batasan diatas, pasir haruslah mempunyai gradasi yang baik dan kekerasan yang memungkinkan untuk menghasilkan mortar
yang baik.
d. Air
Air yang dipakai untuk membuat, merawat dan membuat mortar harus dari sumber yang disetujui oleh Direksi dan memenuhi pasal 9
standar Nsional Indonesia (NI-3 PUBI serta pada waktu pemakaian, air harus terhindar dari bahan-bahan yang bisa mengotori air dalam
jumlah berapa saja yang dapat :
- Mempengaruhi waktu permulaan pengerasan semen yang melebihi dari 30 menit,atau mengurangi kekuatan dari percobaan kubus
lebih dari 20% apabila dites sesuai standar ASHTO T26.
- Menghasilkan perubahan warna atau pemekaran permukaan mortar yang sedang mengeras.
- Menunjukkan reaksi agregat alkali.
Air harus bebas dari hidrokarbon dan larutan bahan organik, larutan bahan organik tidak boleh lebih dari 500 bagian untuk tiap satu juta

bagian dalam berat. Kamia akan mengadakan percobaan bagi air yang diusulkannya untuk dipakai dan akan menyerahkan catatan-

catatan mengenai percobaan tersebut pada Direksi untuk persetujuannya sebelum meletakkan pekerjaan beton pada pekerjaan tetap.

Kontraktor harus membuat percobaan yang teratur dari air beton dan mortar dalam suatu pola dan frekuensi yang disetujui oleh Direksi

dan harus memberi kepada Direksi salinan catatan dari tiap hasil percobaan.
Air harus bebas dari hidrokarbon dan larutan bahan organik, larutan bahan organik tidak boleh lebih dari 500 bagian untuk tiap satu juta

bagian dalam berat. Kamia akan mengadakan percobaan bagi air yang diusulkannya untuk dipakai dan akan menyerahkan catatan-

catatan mengenai percobaan tersebut pada Direksi untuk persetujuannya sebelum meletakkan pekerjaan beton pada pekerjaan tetap.

Kontraktor harus membuat percobaan yang teratur dari air beton dan mortar dalam suatu pola dan frekuensi yang disetujui oleh Direksi

dan harus memberi kepada Direksi salinan catatan dari tiap hasil percobaan.
e. Mortar
Mortar untuk pasangan batu terdiri dari PC dan pasir dengan perbandingan 1 : 4 seperti yang disebutkan dalam gambar rencana untuk

masing-masing pekerjaan. Perbandingan yang dimaksud adalah perbandingan berat semen dan berat pasir dalam kondisi jenuh kering

permukaan (saturated surface dry). Apabila tidak ada catatan khusus pada gambar atau perintah tertulis dari Direksi, maka mortar yang

dimaksud adalah perbandingan 1 : 4, secara khusus untuk 1 m3 , 1 : 4 berat semen adalah sekitar 160 kg (3,2 zak) dan jumlah pasir

adalah proporsional.
Dalam satu kali pencampuran mortar, kami akan menggunakan bahan semen 1 (satu) zak semen 50 kg. Pengadukan mortar dilakukan

selama 15 menit. Tempat penampungan mortar hasil pengadukan harus terbuat dari kotak kayu atau seng atau bahan lain yang tidak

mempengaruhi kualitas mortar selama dalam penampungan.


7 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
8 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
9 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.

Contoh Pondasi Pasangan Batu Contoh Profil Pasangan Batu

PEKERJAAN BETON
Pekerjaan Beton untuk Bangunan Reservoir
Beton K 125 untuk lantai kerja tebal 10 cm
Di dalam pekerjaan ini kita akan menyiapkan bahan cetakan untuk pekerjaan pengecorannya di karenakan untuk mutu beton K.125 Bisa kita
lakukan secara manual di dalam pelakasaannya.

Methode Pelaksanaan :
1 Permintaan persetujuan untuk melakukan pekerjaan kepada Direksi.
Sekelompok pekerja membuat mortar dengan mutu K.125 dan untuk pekerja lain menghampar hasil campuran beton ke lantai kerja
2 sambil di ratakan dengan ketebalan 10 cm
3 Setelah semua dianggap telah rata maka kita tunggu beton lantai kerja kering
4 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
5 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
6 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
Pekerjaan Beton Struktur untuk masing-masing pekerjaan yang ditentukan pada Gambar Kerja Dengan mutu beton
K.225. termasuk Pembesian, Pasang dan bongkar Bekisting, untuk :

Konsep Metode Pekerjaan Beton


a Perencanaan metode pelaksanaan pekerjaan struktur didasarkan atas design,
situasi dan kondisi proyek serta site yang ada dalam penjelasan bagian sebelumnya (data-data proyek)
Data-data tersebut merupakan data yang mempengaruhi dalam menentukan dan merencanakan metode
pelaksanaan.
b Sebelum menentukan metode pelaksanaan secara keseluruhan,
dalam perencanaan metode ini diperlukan suatu konsep metode
yang memiliki pengaruh yang besar terhadap metode pelaksanaan yang lain
Pada dasarnya terdapat beberapa metode utama dalam pekerjaan struktur, yaitu:
* Metode siteworks
* Metode struktur bawah .
* Metode pekerjaan bekisting, pembesian dan pengecoran
* Metode tempat pengecoran
* Metode khusus (misalnya mass concrete)
1 Metode site works atau struktur bawah merupakan metode yang memiliki pengaruh yang cukup besar
dalam metode pekerjaan struktur secara keseluruhan.
2 Metode struktur bawah akan menentukan ketepatan schedule pelaksanaan struktur.
Hal tersebut disebabkan oleh tingkat kesulitan yang tinggi dalam pelaksanaannya.
Pada pelaksanaan struktur bawah terdapat permasalahan muka air tanah yang sering menghambat
pekerjaan dan perlu penanganan yang teliti mengenai perilaku air bawah tanah sedemikian
tidak memberikan dampak merugikan bagi lingkungan sekitar.
Di samping itu, kondisi tanah yang kurang baik yang disertai dengan lahan yang sempit akan
memberikan kesulitan yang tinggi dalam pelaksanaan pekerjaan tanah dan pekerjaan lain yang terkait.
Keberadaan bangunan sekitar gedung memberikan andil dalam proses penentuan metode pelaksanaan
Struktur Bawah.
Hal tersebut disebabkan oleh adanya pengaruh pergerakan tanah sekitar, kebisingan dan debu
sering menjadi hambatan dalam pelaksanaan pekerjaan struktur bawah .
Metode pekerjaan struktur bawah ini terdapat beberapa jenis Penggolongan metode
berdasarkan arah kerjanya dibagi menjadi tiga yaitu metode konvensional,
metode top-down, dan metode semi top-down.
Berikut dijelaskan mengenai metode-metode tersebut:
Sistem konvensional
Pada sistem ini, struktur basement dilaksanakan setelah seluruh pekerjaan galian selesai mencapai elevasi rencana (sistem bottom up).
Pelat basement paling bawah dicor terlebih dahulu, kemudian basement diselesaikan dari bawah ke atas,
dengan menggunakan scaffolding. Kolom, balok dan slab dicor di tempat (cast in place).
Pada sistem ini, galian tanah dapat berupa open cut atau dengan sistem dinding penahan tanah yang bisa sementara dan permanen.
Sistem dinding penahan tanah dapat dengan perkuatan strutting, ground anchor atau free cantilever.
Sistem Top Down
Pada sistem ini, struktur basement dilaksanakan bersamaan dengan pekerjaan galian basement. Urutan penyelesaian balok dan plat
lantainya dimulai dari atas ke bawah, dan selama proses pelaksanaan, struktur plat dan balok tersebut
didukung oleh struktur tiang (king post).
Pada dinding basement dicor sistem dinding penahan tanahnya yang dapat berupa diafragma wall atau contiguous pile yang dapat
bersifat permanen dan temporary yang juga berfungsi sebagai cut off dewatering.
Sistem Semi Top Down
Pada sistem ini, pelaksanaannya hampir sama dengan metode sistem top-down. Perbedaannya adalah terletak pada pekerjaan struktur
atasnya yang dapat dikerjakan bersamaan dengan pekerjaan struktur bawah.
Pada proses pengecoran struktur , baik lantai maupun dinding serta kolom, umumnya dicor bertahap karena luas area dan volume
pekerjaan yang besar. Sehingga dibuat dengan sistem zoning dengan jumlah menyesuaikan dengan
kapasitas sumber daya yang tersedia pada daerah tersebut.
Zoning struktur yang tepat akan membantu kelancaran pelaksanaan dan flow pengadaan sumber daya yang terkait yaitu bekisting,
besi tulangan dan beton ready mix.
Dalam perencanaan zoning pekerjaan struktur ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
# Kapasitas pengecoran harian rata-rata suatu daerah
# Volume material beton, besi dan bekisting serta flow pengadaannya
# Lahan yang tersedia untuk stok material
# Ketersediaan tenaga kerja dan siklusnya.
# Kondisi peralatan yang ada dan tingkat kesibukannya,dll
Dalam menentukan zoning ini, perlu diperhatikan batas-batas antar zone. Sebagai pedoman praktis, batas zone adalah ¼ bentang balok.
Hal tersebut dikarenakan pada area tersebut diperkirakan momen yang terjadi adalah nol atau mendekati nol.
Disamping penentuan jumlah zoning, pada pekerjaan struktur juga diperlukan perencanaan arah / flow pekerjaan struktur.
Arah pekerjaan struktur akan menentukan hampir semua arah metode pelaksanaan.
Beberapa hal yang penting untuk diperhatikan dalam menentukan arah / flow pekerjaan struktur adalah sebagai berikut:
# Perkiraan lintasan kritis schedule pelaksanaan
# Kemudahan pekerjaan
# Hindari kondisi lokasi pekerjaan yang terjebak karena flow yang salah.
Metode Kerja
Penjelasan Umum
Meliputi pekerjaan beton yang bertulang dan tidak bertulang dan pelaksanaan yang benar untuk menghasilkan beton yang bermutu baik.
Maka perlu penyedian tenaga kerja yang terampil, alat bantu yang memadai sesuai dengan fungsinya dan material/bahan
berdasarkan standart peraturan beton bertulang PB1 1971 dan SK.SKNI.T-15.1991-03
Ruang Lingkup
Lingkup pekerjaan beton ini meliputi penyediaan semua pemasangan semua komponen yang ditunjuk oleh gambar rencana dan RAB Meliputi:
- Beton Pondasi Lantai =/= 40 cm
- Beton Dinding =/= 30 cm
- Beton Kolom utama dengan ukuran 30 x 30 cm
- Beton Ring Balok dengan ukuran 30 x 52 cm
- Beton Plat atap =/= 12 cm
Penjelasan Umum untuk bahan utama
Besi Beton
Besi tulangan yang digunakan adalah baja yang kualitasnya sesuai dengan ditentukan dalam PBI 71.
Besi beton harus bersih dari lapisan minyak lemak, karat dan bebas dari cacat seperti serpih dan sebagainya, serta berpenampang bulat.
Dimensi dan ukuran penempang bulat besi beton / baja tulangan harus sesuai dengan petujuk gambar kerja (memenuhi batas toleransi
minimal) seperti yang di syaratkan dalam PBI 71.
Besi beton / baja tulangan yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lokasi pekerjaan dalam waktu 24 jam setelah ada
perintah tertulis dari Direksi.
Kawat pengikat harus terbuat daru baja lunak dengan diameter minimal 1mm dan tidak bersepuh seng.
Material lain yang digunakan diutamakan produksi dalam negeri.
Kayu
Kayu yang digunakan harus bersifat baik dengan ketentuan bahwa segala sifat dan kekurangan-kekurangan yang berhubungan dengan
pemakainya tidak akan merusak atau mengurangi nilai konstruksi.
Kualitas dan ukuran kayu yang digunakan disesuaikan dengan gambar kerja yang ada. Demikian pula dengan mutu dan kelas kuat kayu
yang apabila tidak ditentukan lain, maka harus mengikuti syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan dalam PPKI NI-5.
Dihindarkan adanya cacat-cacat kayu antara lain yang berupa putih kayu, pecah-pecah, mata kayu yang melintang. Syarat-syarat
kelembaban dan toleransi ukuran kayu yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat dan ketentuan dalam PPKI.
1. Pengecoran Beton
Semua pekerjaan konstruksi pada bangunan ini dikerjakan dengan mutu beton K -225, dan semua pekerjaan konstruksi beton
memenuhi syarat-syarat PBI 1971.
Adukan beton harus benar-benar rata dan matang dengan menggunakan Ready Mix pada K-225.
2.Berkesting dan Acuan
Sebelum penulangan beton dikerjakan harus terlebih dahulu dibuat bekesting yang kokoh dan rapat, sehingga air semen tidak bocor.
Bekesting harus dibuat sesuai dengan ukuran beton yang akan dilaksanakan.
Bahan bekesting dapat dibuat dari kayu terenteng tebal 2 cm atau multiplex.
Pembukaan bekesting ataupun acuan harus teratur dan beton sudah berumur minimal 14 (empat belas) hari.
3.Pekerjaan Pembesian
Pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur. Pekerjaan ini memegang peranan penting dari aspek kualitas
pelaksanaan mengingat fungsi besi tulangan yang penting dalam kekuatan struktur .
Berikut adalah metode pelaksanaan pekerjaan pembesian mulai dari tahap penyimpanan hingga pemasangan tulangan.
1. Tahap penyimpanan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam tahap penyimpanan:
Tumpukan besi jangan sampai bersentuhan dengan tanah. Oleh karena itu harus digajal dengan balok beton.
Besi harus berjarak minimal 5 cm dari logam yang lain
Besi harus terlindung dari kotoran, karat, benturan & minyak
Cara pelaksanaan dalam tahap penyimpanan:
Setiap bandel besi harus terdiri dari satu jenis besi (bentuk dan diameter)
Maksimum berat tiap bandel disesuaikan dengan kapasitas crane
Jarak antar ikatan adalah sekitar 2 m
Di dalam label ditulis panjang, tipe, nomer referensi & kode besi
2. Tahap Pemotongan dan pembengkokan.
Cara pemotongan dan pembengkokan besi tulangan adalah sebagai berikut:
Gunakanlah meja yang kuat dan rata
Siapkanlah gambar acuan
Cek diameter besi
Cek kembali besi-besi yang telah dibengkokan
Cek ukuan mandrel benar-benar pas. Inside Radius >2d untuk besi
kekuatan rendah, 3d untuk besi kekuatan tinggi
Jika ada besi yang susah dibengkokan maka boleh dipanaskan dengan persetujuan engineer
Ikuti perubahan schedule pembesian & dapatkan dokumen terbaru
3. Tahap Pemasangan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan besi tulangan adalah sebagai berikut :
Besi harus bersih (dari kotoran , minyak).
Peletakan tulangan pembesian harus diatur sehingga ada ruang tersedia untuk proses pemadatan beton
Jika ada besi yang perlu disambung maka harus ada overlapping yang sesuai perhitungan atau spesifikasi teknis.
Suatu ketika mungkin perlu merakit tulangan dahulu di luar bekisting baru kemudian meletakan sesuai posisinya.
Flow proses penyimpanan hingga pemasangan harus direncanakan paling efektif dan efisien.
Cara pelaksanaan pemasangan besi tulangan pada beton pondasi lantai ,dinding beton,dinding penyekat beton dan beton balok bak :
Pembesian pada pondasi beton harus berada di atas dudukan berupa beton (biasanya disebut lantai kerja)
Ketinggian bantalan pembesian pondasi beton tergantung dari ketebalan selimut beton yang direncanakan
Cara pelaksanaan pemasangan besi tulangan pada balok dan dinding:
Pembesian balok dirakit dengan cetakan yang telah dibuat
Sejumlah ikatan dilakukan pada besi balok sesuai tipe ikatan, supaya susunan pembesian tersebut kuat untuk diangkat
Setelah balok dirakit dan kuat, maka balok siap diangkat
Rakitan pembesian balok yang telah dipasang harus diikat ke bekisting supaya kuat, jarak antar ikatan kira-kira setiap 1.5 m
Pemasangan pembesian pada dinding dilakukan secara lansung di titik titik yang telah di tetapkan dalam gambar
Besi yang horizontal diikat pada besi yang vertikal
Pekerjaan Pengecoran
Pekerjaan pengecoran adalah pekerjaan penuangan beton segar ke dalam cetakan suatu elemen struktur yang telah dipasangi besi tulangan.
Sebelum pekerjaan pengecoran dilakukan, harus dilakukan inspeksi pekerjaan untuk memastikan cetakan dan besi tulangan telah terpasang
Sesuai Rencana.
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan pada pekerjaan pengecoran adalah sebagai berikut:
Setiap pekerja harus memakai pakaian pelindung, sepatu safety, helem, dan pelindung mata jika diperlukan.
Ketepatan ukuran dan elevasi harus diperhatikan dan dicheck.
Zone pengecoran harus direncanakan dan ukurannya ditentukan
Bekisting harus kuat dan instalasi M/E di bawah plat atau balok, pastikan ini terpasang sebelum dicor
Ketika mengecor, hati-hati jangan sampai merusak atau merubah bekisting dan tulangan
Delay diakibatkan oleh cuaca panas, atau angin yang kencang, sehingga beton mengeras lebih cepat. Juga diakibatkan oleh keterlambatan
pengiriman karena kurangnya perencanaan atau hal lain yang tidak bisa dihindari. Untuk mencegah delay maka tenaga kerja, peralatan,
dalam keadaan terkendali.
Jangan menambahkan air pada beton untuk memudahkan pelaksanaan cor. Jika terpaksa gunakanlah campuran air dan semen
Cara pelaksanaan pengecoran adalah sebagai berikut:
Pengecoran elemen vertikal umumnya menggunakan alat bantu TC dan bucket cor sedangkan untuk elemen horizontal menggunakan alat bantu
concrete mixer. Pada volume pekerjaan kecil digunakan alat bantu TC dan Bucket cor. Pada pengecoran pile cap yang berada pada elevasi
Beton
groundyang
floor,akan
jikadicor harus
volume langsungkecil
pengecoran ke tempat yang jadi
digunakan caraposisi akhirnya.
pengecoran Mulailah
langsung daridari
trukpojok
mixer.bekisting.
Pada volume pengecoran yang besar akan
efektif menggunakan
Selalu tuangkan betonconcrete pump. ke
baru langsung Khusus
betonpada
yangpengecoran
sudah lama.bored pile, digunakan alat bantu TC dan bucket cor.
Untuk mencegah segregasi, cek beton jangan terlalu basah atau kering, beton diaduk dengan baik, jika menjatuhkan beton secara vertikal jangan
lebih dari 2m.
Pemadatan beton dilakukan dengan cara digetarkan, untuk mengeluarkan udara yang terperangkap dalam beton, sehingga beton memadat
memenuhi bekisting.
Internal vibration dilakukan dengan menggunakan poker, yang dimasukkan ke dalam beton. External vibration dilakukan dari luar bekisting,
hal ini dilakukan karena internal vibration susah dilakukan .
Masukkan vibrator secara vertikal, masukkan kira-kira sejarak 15 cm setelah pemadatan yang telah terlebih dulu dilakukan, diamkan sekitar 5
sampai 15 detik. Angkat vibrator pelan-pelan dengan kecepatan sekitar 7,5cm/detik
Usahakan jari-jari pengaruh vibrator saling overlapping sehingga semua beton bisa terpadatkan dan manjangkau lapisan di bawah yang sedang
dipadatkan.
Initial finishing ditandai dengan genangan air yang tampak di permukaan beton. Proses final finishing tidak bisa dilaksanakan jika kondisi ini belum
tampak. Menghilangkan genangan air dapat dilakukan dengan menggunakan sapu biasa. Jangan mengeringkan air permukaan tersebut dengan
mencampurkan semen, karena akan membuat permukaan beton menjadi jelek dan lemah.
Final finishing terdiri dari dua proses: Floating ada dua proses yaitu Bullfloat, dilakukan dengan alat penggaruk yang didorong, ini adalah proses
pertama power or hand float adalah proses floting menggunakan tangan dimana ini adalah proses akhir floating
Dilakukan untuk membuat permukaan beton yang keras, rata, dan lembut, biasanya dilakukan 3 kali proses.
Curing dilakukan untuk menjaga kadar air beton tidak cepat kering sehingga proses pemadatan beton tidak terlalu cepat atau terlalu lambat. Curing
dilakukan langsung setelah proses finishing. Curing dilakukan dengan menambahkan air pada permukaan beton/Mencegah kehilangan air pada beton
Pancuran air harus perlahan untuk mencegah kerusakan pada permukaan beton.
Curing dapat juga dengan menutup beton dengan plastik dan mengaplikasikan curing compound.
Cuaca panas mengakibatkan beton lebih cepat kehilangan cairan, sehingga proses pemadatan terjadi terlalu cepat. Tindakan pencegahan dilakukan
jika suhu melibihi 32˚C, kelmbaban rendah, kecepatan angin tinggi dan sinar matahari menyengat.
Untuk mencegah Kerusakan Akibat Hujan, harus memperkirakan cuaca jika akan terjadi hujan, menyediakan alat pelindung seperti burlap dan
plastik, melakukan mixing dan pengiriman beton pada waktu yang tepat yaitu tidak hujan. Ketika hujan mulai turun. Lindungi beton yang baru
dituang pastikan semau permukaan beton terlindung, jangan menambahakan semen ke permukaan beton.
Setelah hujan reda, mengaplikasikan curing compound secepatnya bersamaan proses beton mengeras, memperbaiki permukaan yang cacat dan
membentuk permukaan beton jika diperlukan, membuang bagian beton jika ada bagian yang dikhaeatirkan rusak karena kadar air bertambah.
sehingga beton menjadi lunak.

Methode Kerja
a Menyiapkan bahan, tenaga dan peralatan yang akan digunakan. Untuk bahan yang akan digunakan, terlebih dahulu harus diajukan
R kepada Direksi atau Pengawas Lapangan untuk mendapat persetujuan, apakah bahan - bahan tersebut sudah sesuai dengan persyaratan
a
spesifikasi teknik yang telah ditentukan. Adapun bahan - bahan yang dimaksud adalah ; Semen (PC), Pasir dan Kerikil. Kerikil yang
S
a akan digunakan adalah kerikil pecah atau kerikil alam yang baik serta keras. Begitu juga pasir yang akan digunakan harus pasir yang

# baik dengan kandungan lumpur minimal 5%.


1 b Sebelum pekerjaan pengecoran dimulai, terlebih dahulu kita harus membuat Mix Design sesuai spesifikasi teknik yang telah
2 ditentukan. Ini dimaksudkan sebagai tolak ukur untuk membuat adukan beton, agar hasil yang diperoleh sesuai dengan mutu beton
3 yang ditentukan.
4 c Membuat adukan mortar dari campuran ; Semen, Pasir, Kerikil dan Air. Semua jenis bahan tersebut dicampur dan diaduk rata dengan
menggunakan concrete mixer atau mekanis.
d Untuk pekerjaan selanjutnya adalah pekerjaan Pengecoran. Pengecoran dilakukan untuk suatu lokasi pekerjaan supaya dilaksanakan
5
### sampai pekerjaan itu selesai dan tidak boleh dihentikan pada saat pekerjaan berjalan separuhnya. Untuk itu pekerjaan pengecoran

dilaksanakan setelah semua kelengkapan seperti bahan, tenaga dan peralatan betul - betul siap dan lengkap.
### e Untuk hasil pekerjaan yang sudah selesai agar diberi pelindung agar tidak terjadi kerusakan yang diakibatkan oleh keadaan cuaca luar
seperti hujan dan sebagainya sampai dengan umur beton sudah sesuai dengan yang diisyaratkan.
f Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
g Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
h Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
i Untuk bahan campuran mortar yang akan kami gunakan adalah Beton K.225, kami akan mengacu pada spesifikasi teknik yang
tercantum dalam Dokumen Lelang atau seusai dengan petunjuk dari Direksi. Adapun kriteria material yang dimaksud adalah :
# - Semen
### - Untuk bahan Portlan Cement atau semen yang akan kami gunakan terlebih dahulu harus memenuhi kriteria dibawah ini dan telah
mendapat persetujuan Direksi :
### - Semen yang akan kami gunakan adala Portland Cement yang telah memenuhi Standar Nasional Indonesia NI-8 pasal 3.2. NI-2 PBI
71 atau ASTM C150 atau standard lain yang disetujui oleh Direksi.
- Semen yang akan kami gunakan adala Portland Cement yang telah memenuhi Standar Nasional Indonesia NI-8 pasal 3.2. NI-2 PBI
71 atau ASTM C150 atau standard lain yang disetujui oleh Direksi.
### - Kondisi semen sebelum digunakan tidak mengeras, tidak berubah warna dan disimpan dengan baik.
# Pasir
### Untuk bahan pasir yang akan kami gunakan harus memenuhi kriteria dibawah ini dan telah mendapat persetujuan Direksi :
Pasir dengan kwalitas baik, bersih dan tidak mengandung bahan humus, akar-akar rumput, akar-akar pohon dan sampah-sampah lain
yang dapat mengurangi mutu konstruksi.
# Berat jenis pasir berkisar antara 2,50 ~ 2,65
### Modulus kehalusan 2,30 ~ 3,10
Kandungan kadar lumpur harus lebih kecil dari 5%
### Harus memiliki gradasi yang baik dan merata dan keras
Kerikil
Untuk bahan kerikil yang akan kami gunakan harus memenuhi kriteria dibawah ini dan telah mendapat persetujuan Direksi :
### Kerikil yang akan kami gunakan yaitu kerikil alam yang mana lokasi pengambilannya telah disetujui oleh Direksi.
### Kerikil yang digunakan keras dan tidak terdapat retakan-retakan
### Berat jenis berkisar antara 2,50 ~ 2,65
### Modulus kehalusan 6 ~ 8
### Pelapukan Agregat lebih kecil dari 10%
Kandungan kadar lumpur harus lebih kecil dari 5%
Air
### Untuk bahan air yang akan kami gunakan harus memenuhi kriteria dibawah ini dan telah mendapat persetujuan Direksi :
Air yang digunakan bersih, tidak berwarna, tidak bau, tidak mengandung lumpur dan tidak mengandung zat garam
Yang paling penting sesuai dengan Standar Nasional Indonesi NI-3 PUBI
Pekerjaan Beton untuk Bangunan Ruang Pengatur Distribusi & R. Kontrol
untuk pekerjaan ini kemungkinan akan sama dengan pekerjaan pembuatan bangunan bak pelepas di atas , untuk pekerjaan ini kami juga mengunakan beton
K.225 untuk campurannya,akan tetapi mengingat jenis pekerjaan agak sedikit berbeda semisal : pekerjaan beton sloff , beton kolom , beton plat lantai beton
balok atap ,beton plat atap dan beton plat bordes maka di dalam pemasangan pembesian akan berbeda tapi untuk metode maupun cara pelaksanaan yang lain
akan sama dengan pekerjaan pembuatan bak pelepas tekan di atas adapun jenis pekerjaan yang akan kami laksanakan pada pekerjaan ini diantaranya :

Urugan Pasir
Sama halnya dengan pekerjaan di atas untuk pekerjaan urugan pasir yang dimaksud disini adalah urugan menggunakan pasir dari luar yang
dihamparkan pada dasar galian agar supaya permukaan tanah terlihat rapi,rata dan padat, pelaksanaan menggunakan mengunakan tenaga
manusia.
Methode Pelaksanaan :
1 Sekelompok pekerja menghampar pasir ke dalam galian pondasi dan Sekelompok pekerja merapikan Urugan pasir tersebut lalu
kemudian di padatkan menggunakan stamper dengan mengacu garis ketinggian dan elevasi yang ditentukan dalam gambar atau sesuai
petunjuk Direksi.
2 Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi. Mutual check dilakukan bersama - sama dengan Direksi
untuk mendapatkan pekerjaan yang sebenarnya dilaksanakan / gambar terpasang (Shop drawing) sebagai dasar volume pekerjaan yang
akan dimintakan pembayarannya (termin) .
3 Lapisan pasir di siram dan di padatkan dengan mengunakan alat pemadat sampai lapisan terbentuk sekitar 10 cm atau sesuai dengan
petunjuk direksi.
4 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
5 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
6 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
Beton Bertulang K. 225
Konsep Metode Pekerjaan Beton
a Perencanaan metode pelaksanaan pekerjaan struktur didasarkan atas design,
situasi dan kondisi proyek serta site yang ada dalam penjelasan bagian sebelumnya (data-data proyek)
Data-data tersebut merupakan data yang mempengaruhi dalam menentukan dan merencanakan metode
pelaksanaan.
b Sebelum menentukan metode pelaksanaan secara keseluruhan,
dalam perencanaan metode ini diperlukan suatu konsep metode
yang memiliki pengaruh yang besar terhadap metode pelaksanaan yang lain
Pada dasarnya terdapat beberapa metode utama dalam pekerjaan struktur, yaitu:
* Metode siteworks
* Metode struktur bawah .
* Metode pekerjaan bekisting, pembesian dan pengecoran
* Metode tempat pengecoran
* Metode khusus (misalnya mass concrete)
1 Metode site works atau struktur bawah merupakan metode yang memiliki pengaruh yang cukup besar
dalam metode pekerjaan struktur secara keseluruhan.
2 Metode struktur bawah akan menentukan ketepatan schedule pelaksanaan struktur.
Hal tersebut disebabkan oleh tingkat kesulitan yang tinggi dalam pelaksanaannya.
Pada pelaksanaan struktur bawah terdapat permasalahan muka air tanah yang sering menghambat
pekerjaan dan perlu penanganan yang teliti mengenai perilaku air bawah tanah sedemikian
tidak memberikan dampak merugikan bagi lingkungan sekitar.
Di samping itu, kondisi tanah yang kurang baik yang disertai dengan lahan yang sempit akan
memberikan kesulitan yang tinggi dalam pelaksanaan pekerjaan tanah dan pekerjaan lain yang terkait.
Keberadaan bangunan sekitar gedung memberikan andil dalam proses penentuan metode pelaksanaan
Struktur Bawah.
Hal tersebut disebabkan oleh adanya pengaruh pergerakan tanah sekitar, kebisingan dan debu
sering menjadi hambatan dalam pelaksanaan pekerjaan struktur bawah .
Metode pekerjaan struktur bawah ini terdapat beberapa jenis Penggolongan metode
berdasarkan arah kerjanya dibagi menjadi tiga yaitu metode konvensional,
metode top-down, dan metode semi top-down.
Berikut dijelaskan mengenai metode-metode tersebut:
Sistem konvensional
Pada sistem ini, struktur basement dilaksanakan setelah seluruh pekerjaan galian selesai mencapai elevasi rencana (sistem bottom up).
Pelat basement paling bawah dicor terlebih dahulu, kemudian basement diselesaikan dari bawah ke atas,
dengan menggunakan scaffolding. Kolom, balok dan slab dicor di tempat (cast in place).
Pada sistem ini, galian tanah dapat berupa open cut atau dengan sistem dinding penahan tanah yang bisa sementara dan permanen.
Sistem dinding penahan tanah dapat dengan perkuatan strutting, ground anchor atau free cantilever.
Sistem Top Down
Pada sistem ini, struktur basement dilaksanakan bersamaan dengan pekerjaan galian basement. Urutan penyelesaian balok dan plat
lantainya dimulai dari atas ke bawah, dan selama proses pelaksanaan, struktur plat dan balok tersebut
didukung oleh struktur tiang (king post).
Pada dinding basement dicor sistem dinding penahan tanahnya yang dapat berupa diafragma wall atau contiguous pile yang dapat
bersifat permanen dan temporary yang juga berfungsi sebagai cut off dewatering.
Sistem Semi Top Down
Pada sistem ini, pelaksanaannya hampir sama dengan metode sistem top-down. Perbedaannya adalah terletak pada pekerjaan struktur
atasnya yang dapat dikerjakan bersamaan dengan pekerjaan struktur bawah.
Pada proses pengecoran struktur , baik lantai maupun dinding serta kolom, umumnya dicor bertahap karena luas area dan volume
pekerjaan yang besar. Sehingga dibuat dengan sistem zoning dengan jumlah menyesuaikan dengan
kapasitas sumber daya yang tersedia pada daerah tersebut.
Zoning struktur yang tepat akan membantu kelancaran pelaksanaan dan flow pengadaan sumber daya yang terkait yaitu bekisting,
besi tulangan dan beton ready mix.
Dalam perencanaan zoning pekerjaan struktur ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
# Kapasitas pengecoran harian rata-rata suatu daerah
# Volume material beton, besi dan bekisting serta flow pengadaannya
# Lahan yang tersedia untuk stok material
# Ketersediaan tenaga kerja dan siklusnya.
# Kondisi peralatan yang ada dan tingkat kesibukannya,dll
Dalam menentukan zoning ini, perlu diperhatikan batas-batas antar zone. Sebagai pedoman praktis, batas zone adalah ¼ bentang balok.
Hal tersebut dikarenakan pada area tersebut diperkirakan momen yang terjadi adalah nol atau mendekati nol.
Disamping penentuan jumlah zoning, pada pekerjaan struktur juga diperlukan perencanaan arah / flow pekerjaan struktur.
Arah pekerjaan struktur akan menentukan hampir semua arah metode pelaksanaan.
Beberapa hal yang penting untuk diperhatikan dalam menentukan arah / flow pekerjaan struktur adalah sebagai berikut:
# Perkiraan lintasan kritis schedule pelaksanaan
# Kemudahan pekerjaan
# Hindari kondisi lokasi pekerjaan yang terjebak karena flow yang salah.
Metode Kerja
Penjelasan Umum
Meliputi pekerjaan beton yang bertulang dan tidak bertulang dan pelaksanaan yang benar untuk menghasilkan beton yang bermutu baik.
Maka perlu penyedian tenaga kerja yang terampil, alat bantu yang memadai sesuai dengan fungsinya dan material/bahan
berdasarkan standart peraturan beton bertulang PB1 1971 dan SK.SKNI.T-15.1991-03
Ruang Lingkup
Lingkup pekerjaan beton ini meliputi penyediaan semua pemasangan semua komponen yang ditunjuk oleh gambar rencana dan RAB Meliputi:
- Beton Pondasi Lantai =/= 40 cm
- Beton Dinding =/= 30 cm
- Beton Kolom utama dengan ukuran 30 x 30 cm
- Beton Ring Balok dengan ukuran 30 x 52 cm
- Beton Plat atap =/= 12 cm
Penjelasan Umum untuk bahan utama
Besi Beton
Besi tulangan yang digunakan adalah baja yang kualitasnya sesuai dengan ditentukan dalam PBI 71.
Besi beton harus bersih dari lapisan minyak lemak, karat dan bebas dari cacat seperti serpih dan sebagainya, serta berpenampang bulat.
Dimensi dan ukuran penempang bulat besi beton / baja tulangan harus sesuai dengan petujuk gambar kerja (memenuhi batas toleransi
minimal) seperti yang di syaratkan dalam PBI 71.
Besi beton / baja tulangan yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lokasi pekerjaan dalam waktu 24 jam setelah ada
perintah tertulis dari Direksi.
Kawat pengikat harus terbuat daru baja lunak dengan diameter minimal 1mm dan tidak bersepuh seng.
Material lain yang digunakan diutamakan produksi dalam negeri.
Kayu
Kayu yang digunakan harus bersifat baik dengan ketentuan bahwa segala sifat dan kekurangan-kekurangan yang berhubungan dengan
pemakainya tidak akan merusak atau mengurangi nilai konstruksi.
Kualitas dan ukuran kayu yang digunakan disesuaikan dengan gambar kerja yang ada. Demikian pula dengan mutu dan kelas kuat kayu
yang apabila tidak ditentukan lain, maka harus mengikuti syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan dalam PPKI NI-5.
Dihindarkan adanya cacat-cacat kayu antara lain yang berupa putih kayu, pecah-pecah, mata kayu yang melintang. Syarat-syarat
kelembaban dan toleransi ukuran kayu yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat dan ketentuan dalam PPKI.
1. Pengecoran Beton
Semua pekerjaan konstruksi pada bangunan ini dikerjakan dengan mutu beton K -225, dan semua pekerjaan konstruksi beton
memenuhi syarat-syarat PBI 1971.
Adukan beton harus benar-benar rata dan matang dengan menggunakan Ready Mix pada K-225.
2.Berkesting dan Acuan
Sebelum penulangan beton dikerjakan harus terlebih dahulu dibuat bekesting yang kokoh dan rapat, sehingga air semen tidak bocor.
Bekesting harus dibuat sesuai dengan ukuran beton yang akan dilaksanakan.
Bahan bekesting dapat dibuat dari kayu terenteng tebal 2 cm atau multiplex.
Pembukaan bekesting ataupun acuan harus teratur dan beton sudah berumur minimal 14 (empat belas) hari.
3.Pekerjaan Pembesian
Pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur. Pekerjaan ini memegang peranan penting dari aspek kualitas
pelaksanaan mengingat fungsi besi tulangan yang penting dalam kekuatan struktur .
Berikut adalah metode pelaksanaan pekerjaan pembesian mulai dari tahap penyimpanan hingga pemasangan tulangan.
1. Tahap penyimpanan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam tahap penyimpanan:
Tumpukan besi jangan sampai bersentuhan dengan tanah. Oleh karena itu harus digajal dengan balok beton.
Besi harus berjarak minimal 5 cm dari logam yang lain
Besi harus terlindung dari kotoran, karat, benturan & minyak
Cara pelaksanaan dalam tahap penyimpanan:
Setiap bandel besi harus terdiri dari satu jenis besi (bentuk dan diameter)
Maksimum berat tiap bandel disesuaikan dengan kapasitas crane
Jarak antar ikatan adalah sekitar 2 m
Di dalam label ditulis panjang, tipe, nomer referensi & kode besi
2. Tahap Pemotongan dan pembengkokan.
Cara pemotongan dan pembengkokan besi tulangan adalah sebagai berikut:
Gunakanlah meja yang kuat dan rata
Siapkanlah gambar acuan
Cek diameter besi
Cek kembali besi-besi yang telah dibengkokan
Cek ukuan mandrel benar-benar pas. Inside Radius >2d untuk besi
kekuatan rendah, 3d untuk besi kekuatan tinggi
Jika ada besi yang susah dibengkokan maka boleh dipanaskan dengan persetujuan engineer
Ikuti perubahan schedule pembesian & dapatkan dokumen terbaru
3. Tahap Pemasangan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan besi tulangan adalah sebagai berikut :
Besi harus bersih (dari kotoran , minyak).
Peletakan tulangan pembesian harus diatur sehingga ada ruang tersedia untuk proses pemadatan beton
Jika ada besi yang perlu disambung maka harus ada overlapping yang sesuai perhitungan atau spesifikasi teknis.
Suatu ketika mungkin perlu merakit tulangan dahulu di luar bekisting baru kemudian meletakan sesuai posisinya.
Flow proses penyimpanan hingga pemasangan harus direncanakan paling efektif dan efisien.
Cara pelaksanaan pemasangan besi tulangan pada beton pondasi lantai ,dinding beton,dinding penyekat beton dan beton balok bak :
Pembesian pada pondasi beton harus berada di atas dudukan berupa beton (biasanya disebut lantai kerja)
Ketinggian bantalan pembesian pondasi beton tergantung dari ketebalan selimut beton yang direncanakan
Cara pelaksanaan pemasangan besi tulangan pada balok dan dinding:
Pembesian balok dirakit dengan cetakan yang telah dibuat
Sejumlah ikatan dilakukan pada besi balok sesuai tipe ikatan, supaya susunan pembesian tersebut kuat untuk diangkat
Setelah balok dirakit dan kuat, maka balok siap diangkat
Rakitan pembesian balok yang telah dipasang harus diikat ke bekisting supaya kuat, jarak antar ikatan kira-kira setiap 1.5 m
Pemasangan pembesian pada dinding dilakukan secara lansung di titik titik yang telah di tetapkan dalam gambar
Besi yang horizontal diikat pada besi yang vertikal
Pekerjaan Pengecoran
Pekerjaan pengecoran adalah pekerjaan penuangan beton segar ke dalam cetakan suatu elemen struktur yang telah dipasangi besi tulangan.
Sebelum pekerjaan pengecoran dilakukan, harus dilakukan inspeksi pekerjaan untuk memastikan cetakan dan besi tulangan telah terpasang
Sesuai Rencana.
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan pada pekerjaan pengecoran adalah sebagai berikut:
Setiap pekerja harus memakai pakaian pelindung, sepatu safety, helem, dan pelindung mata jika diperlukan.
Ketepatan ukuran dan elevasi harus diperhatikan dan dicheck.
Zone pengecoran harus direncanakan dan ukurannya ditentukan
Bekisting harus kuat dan instalasi M/E di bawah plat atau balok, pastikan ini terpasang sebelum dicor
Ketika mengecor, hati-hati jangan sampai merusak atau merubah bekisting dan tulangan
Delay diakibatkan oleh cuaca panas, atau angin yang kencang, sehingga beton mengeras lebih cepat. Juga diakibatkan oleh keterlambatan
pengiriman karena kurangnya perencanaan atau hal lain yang tidak bisa dihindari. Untuk mencegah delay maka tenaga kerja, peralatan,
dalam keadaan terkendali.
Jangan menambahkan air pada beton untuk memudahkan pelaksanaan cor. Jika terpaksa gunakanlah campuran air dan semen
Cara pelaksanaan pengecoran adalah sebagai berikut:
Pengecoran elemen vertikal umumnya menggunakan alat bantu TC dan bucket cor sedangkan untuk elemen horizontal menggunakan alat bantu
concrete mixer. Pada volume pekerjaan kecil digunakan alat bantu TC dan Bucket cor. Pada pengecoran pile cap yang berada pada elevasi
Beton yang akan dicor harus langsung ke tempat yang jadi posisi akhirnya. Mulailah dari pojok bekisting.
Selalu tuangkan beton baru langsung ke beton yang sudah lama.
Untuk mencegah segregasi, cek beton jangan terlalu basah atau kering, beton diaduk dengan baik, jika menjatuhkan beton secara vertikal jangan
lebih dari 2m.
Pemadatan beton dilakukan dengan cara digetarkan, untuk mengeluarkan udara yang terperangkap dalam beton, sehingga beton memadat
memenuhi bekisting.
Internal vibration dilakukan dengan menggunakan poker, yang dimasukkan ke dalam beton. External vibration dilakukan dari luar bekisting,
hal ini dilakukan karena internal vibration susah dilakukan .
Masukkan vibrator secara vertikal, masukkan kira-kira sejarak 15 cm setelah pemadatan yang telah terlebih dulu dilakukan, diamkan sekitar 5
sampai 15 detik. Angkat vibrator pelan-pelan dengan kecepatan sekitar 7,5cm/detik
Usahakan jari-jari pengaruh vibrator saling overlapping sehingga semua beton bisa terpadatkan dan manjangkau lapisan di bawah yang sedang
dipadatkan.
Initial finishing ditandai dengan genangan air yang tampak di permukaan beton. Proses final finishing tidak bisa dilaksanakan jika kondisi ini belum
tampak. Menghilangkan genangan air dapat dilakukan dengan menggunakan sapu biasa. Jangan mengeringkan air permukaan tersebut dengan
mencampurkan semen, karena akan membuat permukaan beton menjadi jelek dan lemah.
Final finishing terdiri dari dua proses: Floating ada dua proses yaitu Bullfloat, dilakukan dengan alat penggaruk yang didorong, ini adalah proses
pertama power or hand float adalah proses floting menggunakan tangan dimana ini adalah proses akhir floating
Dilakukan untuk membuat permukaan beton yang keras, rata, dan lembut, biasanya dilakukan 3 kali proses.
Curing dilakukan untuk menjaga kadar air beton tidak cepat kering sehingga proses pemadatan beton tidak terlalu cepat atau terlalu lambat. Curing
dilakukan langsung setelah proses finishing. Curing dilakukan dengan menambahkan air pada permukaan beton/Mencegah kehilangan air pada beton
Pancuran air harus perlahan untuk mencegah kerusakan pada permukaan beton.
Curing dapat juga dengan menutup beton dengan plastik dan mengaplikasikan curing compound.
Cuaca panas mengakibatkan beton lebih cepat kehilangan cairan, sehingga proses pemadatan terjadi terlalu cepat. Tindakan pencegahan dilakukan
jika suhu melibihi 32˚C, kelmbaban rendah, kecepatan angin tinggi dan sinar matahari menyengat.
Untuk mencegah Kerusakan Akibat Hujan, harus memperkirakan cuaca jika akan terjadi hujan, menyediakan alat pelindung seperti burlap dan
plastik, melakukan mixing dan pengiriman beton pada waktu yang tepat yaitu tidak hujan. Ketika hujan mulai turun. Lindungi beton yang baru
dituang pastikan semau permukaan beton terlindung, jangan menambahakan semen ke permukaan beton.
Setelah hujan reda, mengaplikasikan curing compound secepatnya bersamaan proses beton mengeras, memperbaiki permukaan yang cacat dan
membentuk permukaan beton jika diperlukan, membuang bagian beton jika ada bagian yang dikhaeatirkan rusak karena kadar air bertambah.
sehingga beton menjadi lunak.

Methode Kerja
a Menyiapkan bahan, tenaga dan peralatan yang akan digunakan. Untuk bahan yang akan digunakan, terlebih dahulu harus diajukan
R kepada Direksi atau Pengawas Lapangan untuk mendapat persetujuan, apakah bahan - bahan tersebut sudah sesuai dengan persyaratan
a
spesifikasi teknik yang telah ditentukan. Adapun bahan - bahan yang dimaksud adalah ; Semen (PC), Pasir dan Kerikil. Kerikil yang
S
a akan digunakan adalah kerikil pecah atau kerikil alam yang baik serta keras. Begitu juga pasir yang akan digunakan harus pasir yang

# baik dengan kandungan lumpur minimal 5%.


1 b Sebelum pekerjaan pengecoran dimulai, terlebih dahulu kita harus membuat Mix Design sesuai spesifikasi teknik yang telah
2 ditentukan. Ini dimaksudkan sebagai tolak ukur untuk membuat adukan beton, agar hasil yang diperoleh sesuai dengan mutu beton
3 yang ditentukan.
4 c Membuat adukan mortar dari campuran ; Semen, Pasir, Kerikil dan Air. Semua jenis bahan tersebut dicampur dan diaduk rata dengan
menggunakan concrete mixer atau mekanis.
d Untuk pekerjaan selanjutnya adalah pekerjaan Pengecoran. Pengecoran dilakukan untuk suatu lokasi pekerjaan supaya dilaksanakan
5
### sampai pekerjaan itu selesai dan tidak boleh dihentikan pada saat pekerjaan berjalan separuhnya. Untuk itu pekerjaan pengecoran

dilaksanakan setelah semua kelengkapan seperti bahan, tenaga dan peralatan betul - betul siap dan lengkap.
### e Untuk hasil pekerjaan yang sudah selesai agar diberi pelindung agar tidak terjadi kerusakan yang diakibatkan oleh keadaan cuaca luar
seperti hujan dan sebagainya sampai dengan umur beton sudah sesuai dengan yang diisyaratkan.
f Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
g Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
h Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
i Untuk bahan campuran mortar yang akan kami gunakan adalah Beton K.225, kami akan mengacu pada spesifikasi teknik yang
tercantum dalam Dokumen Lelang atau seusai dengan petunjuk dari Direksi. Adapun kriteria material yang dimaksud adalah :
# - Semen
### - Untuk bahan Portlan Cement atau semen yang akan kami gunakan terlebih dahulu harus memenuhi kriteria dibawah ini dan telah
mendapat persetujuan Direksi :
### - Semen yang akan kami gunakan adala Portland Cement yang telah memenuhi Standar Nasional Indonesia NI-8 pasal 3.2. NI-2 PBI
71 atau ASTM C150 atau standard lain yang disetujui oleh Direksi.
### - Kondisi semen sebelum digunakan tidak mengeras, tidak berubah warna dan disimpan dengan baik.
# Pasir
### Untuk bahan pasir yang akan kami gunakan harus memenuhi kriteria dibawah ini dan telah mendapat persetujuan Direksi :
Pasir dengan kwalitas baik, bersih dan tidak mengandung bahan humus, akar-akar rumput, akar-akar pohon dan sampah-sampah lain
yang dapat mengurangi mutu konstruksi.
Pasir dengan kwalitas baik, bersih dan tidak mengandung bahan humus, akar-akar rumput, akar-akar pohon dan sampah-sampah lain
yang dapat mengurangi mutu konstruksi.
# Berat jenis pasir berkisar antara 2,50 ~ 2,65
### Modulus kehalusan 2,30 ~ 3,10
Kandungan kadar lumpur harus lebih kecil dari 5%
### Harus memiliki gradasi yang baik dan merata dan keras
Kerikil
Untuk bahan kerikil yang akan kami gunakan harus memenuhi kriteria dibawah ini dan telah mendapat persetujuan Direksi :
### Kerikil yang akan kami gunakan yaitu kerikil alam yang mana lokasi pengambilannya telah disetujui oleh Direksi.
### Kerikil yang digunakan keras dan tidak terdapat retakan-retakan
### Berat jenis berkisar antara 2,50 ~ 2,65
### Modulus kehalusan 6 ~ 8
### Pelapukan Agregat lebih kecil dari 10%
Kandungan kadar lumpur harus lebih kecil dari 5%
Air
### Untuk bahan air yang akan kami gunakan harus memenuhi kriteria dibawah ini dan telah mendapat persetujuan Direksi :
Air yang digunakan bersih, tidak berwarna, tidak bau, tidak mengandung lumpur dan tidak mengandung zat garam
Yang paling penting sesuai dengan Standar Nasional Indonesi NI-3 PUBI

Metode Pelaksanaan
1 Besi Beton
Besi tulangan yang digunakan adalah baja yang kualitasnya sesuai dengan ditentukan dalam PBI 71.
Besi beton harus bersih dari lapisan minyak lemak, karat dan bebas dari cacat seperti serpih dan sebagainya, serta berpenampang bulat.
Dimensi dan ukuran penempang bulat besi beton / baja tulangan harus sesuai dengan petujuk gambar kerja (memenuhi batas toleransi
minimal) seperti yang di syaratkan dalam PBI 71.
Besi beton / baja tulangan yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lokasi pekerjaan dalam waktu 24 jam setelah ada
perintah tertulis dari Direksi.
Kawat pengikat harus terbuat daru baja lunak dengan diameter minimal 1mm dan tidak bersepuh seng.
Material lain yang digunakan diutamakan produksi dalam negeri.
2 Kayu Begisting
Kayu yang digunakan harus bersifat baik dengan ketentuan bahwa segala sifat dan kekurangan-kekurangan yang berhubungan dengan
pemakainya tidak akan merusak atau mengurangi nilai konstruksi.
Kualitas dan ukuran kayu yang digunakan disesuaikan dengan gambar kerja yang ada. Demikian pula dengan mutu dan kelas kuat kayu
yang apabila tidak ditentukan lain, maka harus mengikuti syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan dalam PPKI NI-5.
Dihindarkan adanya cacat-cacat kayu antara lain yang berupa putih kayu, pecah-pecah, mata kayu yang melintang. Syarat-syarat
kelembaban dan toleransi ukuran kayu yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat dan ketentuan dalam PPKI.
3 Pada pelaksanaan beton Mutu K.175 pelaksanaanya menggunakan molen sebagai alat untuk mencampur adonan beton ,dan dilakukan dengan
menggunakan tenaga manusia
4 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
5 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
6 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
PEKERJAAN PASANGAN
Pekerjaan Pasangan untuk Bangunan Reservoir
Pasangan Bata 1 : 3 untuk dinding sekat Pengarah Aliran
Pemasangan bata sebagai dinding merupakan pekerjaan yang perlu mendapatkan perhatian terutama pada pekerjaan pasangan bata yang ditujukan untuk
pembuatan dinding. Dalam pemasangannya , disamping kerapian pekerjaan harus diperhatikan dari segi kekuatan , kelurusan pasangan, ketegakan dan
pengaruh kesikuan terhadap ruangan dan yang perlu diperhatikan juga adalah keamanan sewaktu pemasangan dan juga keefesienan pemakaian material.

Metode Pelaksanaanya
1 Chek posisi penempatan dinding yang akan dikerjakan dan chek kondisi pondasi penempatan dinding apakah sudah kondisi baik.
Kondisi pondasi/ sloof harus bersih dan mempunyai alur pengikatan antara sloof ke pasangan bata. Jika terdapat kotoran atau lumpur pada sloof harus
dibersihkan supaya pengikatan dinding dengan sloof terikat dengan baik. Demikian juga halnya pada kolom harus dipastikan tersedia angkur untuk
2 pengikatan ke dinding (biasanya angkur menggunakan besi 10 mm yang ditanamkan ke kolom sewaktu pengecoran dan muncul dengan panjang antara
15 – 20 cm).
Jika kondisi sloof dan kolom sudah baik, kemudian lakukan pembuatan garis benang pada bagian dinding yang akan dipasangkan. Untuk garis lurus
secara horizontal dilakukan pembuatan benang pada salah satu sisi bagian pinggir bata yang akan dipasang, dilakukan dengan penarikan benang dari
3 ujung ke ujung dinding. Untuk ketegakan dibuat garis tegak lurus secara vertical terhadap benang horizontal yang sudah dibuat, pembuatan garis
vertical dapat dibuat pada kolom yang ada ataupun pembuatan mal bantu dikedua ujung dinding yang akan dipasangkan .

Jika benang horizontal pada pemasangan awal sudah terpasang. kemudain mulai memasang bata pada kedua ujung bagian dinding yang akan
dipasangkan , kemudian dilanjutkan mulai satu demi satu hingga tercapai sambungan dari ujung keujung. Lakukan pengecekan leveling diatas batu
4 bata yang sudah terpasang dan pastikan semua pasangan bata semuanya dalam keadan rata. Jika sudah rata maka ini adalah menjadi panduan untuk
memasang ketingakt berikutnya. Harus dipasikan ketebal mortar harus tetap sama dan demikian juga pengisian mortar antar bata harus sama.

Jika saat pemasangan terdapat perbedaan ketinggian bata, maka untuk mendapatkan kerataan dapat dilakukan dengan memukul ujung bata dengan
pelan sampai bata tetap rata, pemukulan dapat dilakukan dengan kondisi adukan masih dalam keadaan basah. Jika adukan/ mortar sudah kering maka
5 mortar harus diambil dan diganti dengan adukan/mortar baru.

Jika bata sudah dipasangkan dalam beberapa rangkaian, kadang adukan/mortar ada yang berlebih atau sampai melelh hingga keluar dari sisi pinggir
pasangan, jika itu terjadi adukan berlebih harus segera di ratakan dengan menggunakan sendok semen supaya permukaan tetap rata , jangan biarkan
6
sempat mengering karena hal ini sangat mempengarui kerapian dan kerataan dinding saat pelaksanaan plesteran.

Setelah mendapatkan beberapa tingkatan pasangan bata yang sudah dipasangkan yang telah terhubung dari ujung keujung bagian didnding ayng
dipasangkan, anda kemudian harus menarik garis horizontal dari ujung keujung pada garis vertical yang dibuat untuk mendapatkan ketegakan
7 dinding. Pemasangan benang horizontal dapat dilakuakn setiap 50 cm . Pastikan anda tetap memasangkan dalam 1 garis lurus sesuai denga benang
yang dipasangkan sehingga didapatkan ketegakan dinding yang baik dan kondisi pasangan tetap rapi sampai posisi atas.

8 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.


9 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
10 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
Plesteran 1 : 2
Pekerjaan plesteran ini kami lakukan setelah pekerjaan dinding bata telah selesai di laksankan ,yang fungsinya untuk menghaluskan permukaan
beton agar terlihat rata dan rapi
Metode Pelaksanaan
1 Ketebalan plesteran idealnya 1 1/2 cm maximum 2 cm, tebal
2 Plesteran kasar maupun acian harus memakai blebes dengan panjang 2.00
3 Plesteran pada beton, maka permukaan beton harus kita kasari atau di kamproti pada
4 waktu membuka begesting.
5 Campuran spesi memakai minimal 1PC : 4 PS , pasir yang dipakai yaitu pasir beton
6 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
7 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
8 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
Pekerjaan acian
Terdapat beberapa metode konstruksi untuk pelaksanaan pekerjaan acian pada pasangan dinding batu bata, salah satunya adalah metode acian kalsium, yaitu
suatu metode pekerjaan acian dengan menggunakan kalsium.
Metode Pelaksanaan
1 Campur bahan-bahan yang diperlukan dengan campuran yang sesuai.
2 Aci dinding batu bata menggunakan campuran yang telah dibuat dengan bantuan trowel kayu.
3 Permukaan acian disiram air dengan menggunakan kuas.
4 Haluskan permukaan acian yang telah disiram air dengan menggunakan trowel besi.
5 Buat tali air (apabila dikehendaki) dengan lebar 0,5 cm untuk menghindari terjadinya keretakan.
6 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
7 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
8 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
Pekerjaan Pasangan untuk Bangunan Ruang Pengatur Distribusi & R. Kontrol
untuk pekerjaan ini kemungkinan akan sama dengan pekerjaan pembuatan bangunan bak pelepas di atas , untuk pekerjaan ini kami juga mengunakan beton
K.225 untuk campurannya,akan tetapi mengingat jenis pekerjaan agak sedikit berbeda semisal : pekerjaan beton sloff , beton kolom , beton plat lantai beton
Beton sloof
~ Pekerjaan beton K 225
~ Pekerjaan besi beton
~ Pekerjaan bekisting
Beton kolom 20 / 20 dan 30 / 30
~ Pekerjaan beton K 225
~ Pekerjaan besi beton
~ Pekerjaan bekisting
Beton plat lantai t = 20 cm
~ Pekerjaan beton K 225
~ Pekerjaan besi beton
Beton balok atap
~ Pekerjaan beton K 225
~ Pekerjaan besi beton
~ Pekerjaan bekisting
Beton plat atap
~ Pekerjaan beton K 225
~ Pekerjaan besi beton
~ Pekerjaan bekisting
Beton plat bordes
~ Pekerjaan beton K 225
~ Pekerjaan besi beton
~ Pekerjaan bekisting
Penjelasan Umum untuk bahan utama
Besi Beton
Besi tulangan yang digunakan adalah baja yang kualitasnya sesuai dengan ditentukan dalam PBI 71.
Besi beton harus bersih dari lapisan minyak lemak, karat dan bebas dari cacat seperti serpih dan sebagainya, serta berpenampang bulat.
Dimensi dan ukuran penempang bulat besi beton / baja tulangan harus sesuai dengan petujuk gambar kerja (memenuhi batas toleransi
minimal) seperti yang di syaratkan dalam PBI 71.
Besi beton / baja tulangan yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lokasi pekerjaan dalam waktu 24 jam setelah ada
perintah tertulis dari Direksi.
Kawat pengikat harus terbuat daru baja lunak dengan diameter minimal 1mm dan tidak bersepuh seng.
Material lain yang digunakan diutamakan produksi dalam negeri.
Kayu
Kayu yang digunakan harus bersifat baik dengan ketentuan bahwa segala sifat dan kekurangan-kekurangan yang berhubungan dengan
pemakainya tidak akan merusak atau mengurangi nilai konstruksi.
Kualitas dan ukuran kayu yang digunakan disesuaikan dengan gambar kerja yang ada. Demikian pula dengan mutu dan kelas kuat kayu
yang apabila tidak ditentukan lain, maka harus mengikuti syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan dalam PPKI NI-5.
Dihindarkan adanya cacat-cacat kayu antara lain yang berupa putih kayu, pecah-pecah, mata kayu yang melintang. Syarat-syarat
kelembaban dan toleransi ukuran kayu yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat dan ketentuan dalam PPKI.
1. Pengecoran Beton
Semua pekerjaan konstruksi pada bangunan ini dikerjakan dengan mutu beton K -225, dan semua pekerjaan konstruksi beton
memenuhi syarat-syarat PBI 1971.
Adukan beton harus benar-benar rata dan matang dengan menggunakan Ready Mix pada K-225.
2.Berkesting dan Acuan
Sebelum penulangan beton dikerjakan harus terlebih dahulu dibuat bekesting yang kokoh dan rapat, sehingga air semen tidak bocor.
Bekesting harus dibuat sesuai dengan ukuran beton yang akan dilaksanakan.
Bahan bekesting dapat dibuat dari kayu terenteng tebal 2 cm atau multiplex.
Pembukaan bekesting ataupun acuan harus teratur dan beton sudah berumur minimal 14 (empat belas) hari.
3.Pekerjaan Pembesian
Pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur. Pekerjaan ini memegang peranan penting dari aspek kualitas
pelaksanaan mengingat fungsi besi tulangan yang penting dalam kekuatan struktur .
Berikut adalah metode pelaksanaan pekerjaan pembesian mulai dari tahap penyimpanan hingga pemasangan tulangan.
1. Tahap penyimpanan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam tahap penyimpanan:
Tumpukan besi jangan sampai bersentuhan dengan tanah. Oleh karena itu harus digajal dengan balok beton.
Besi harus berjarak minimal 5 cm dari logam yang lain
Besi harus terlindung dari kotoran, karat, benturan & minyak
Cara pelaksanaan dalam tahap penyimpanan:
Setiap bandel besi harus terdiri dari satu jenis besi (bentuk dan diameter)
Maksimum berat tiap bandel disesuaikan dengan kapasitas crane
Jarak antar ikatan adalah sekitar 2 m
Di dalam label ditulis panjang, tipe, nomer referensi & kode besi
2. Tahap Pemotongan dan pembengkokan.
Cara pemotongan dan pembengkokan besi tulangan adalah sebagai berikut:
Gunakanlah meja yang kuat dan rata
Siapkanlah gambar acuan
Cek diameter besi
Cek kembali besi-besi yang telah dibengkokan
Cek ukuan mandrel benar-benar pas. Inside Radius >2d untuk besi
kekuatan rendah, 3d untuk besi kekuatan tinggi
Jika ada besi yang susah dibengkokan maka boleh dipanaskan dengan persetujuan engineer
Ikuti perubahan schedule pembesian & dapatkan dokumen terbaru
3. Tahap Pemasangan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan besi tulangan adalah sebagai berikut :
Besi harus bersih (dari kotoran , minyak).
Peletakan tulangan pembesian harus diatur sehingga ada ruang tersedia untuk proses pemadatan beton
Jika ada besi yang perlu disambung maka harus ada overlapping yang sesuai perhitungan atau spesifikasi teknis.
Suatu ketika mungkin perlu merakit tulangan dahulu di luar bekisting baru kemudian meletakan sesuai posisinya.
Flow proses penyimpanan hingga pemasangan harus direncanakan paling efektif dan efisien.
Cara pelaksanaan pemasangan besi tulangan pada sloff ,kolom dan balok atap beton :
Pembesian beton sloff duduk di atas pondasi beton,diantara besi sloff juga kita ikatkan besi kolom yang posisinya telah tercantum dalam gambar kerja
untuk pembesian balok kita akan rakit di sekitar lokasi sesuai type atau gambar lalu kita angkat ke titik yang telah tercantum pada gambar kerja
Ketinggian pembesian kolom beton kita sesuaikan dengan gambar kerja,begitu pula dengan panjang sloff.
Cara pelaksanaan pemasangan besi tulangan plat lantai ,plat atap dan plat bordes :
Pembesian plat lantai ,plat bodes maupun plat atap dirakit di atas cetakan yang telah dibuat
Sejumlah ikatan dilakukan pada besi - besi plat sesuai tipe ikatan, supaya susunan pembesian tersebut kuat untuk diangkat
Pemasangan pembesian pada plat lantai,plat atap dan plat bordes dilakukan secara lansung di titik titik yang telah di tetapkan dalam gambar
Besi yang horizontal diikat pada besi yang vertikal
Pekerjaan Pengecoran
Pekerjaan pengecoran adalah pekerjaan penuangan beton segar ke dalam cetakan suatu elemen struktur yang telah dipasangi besi tulangan.
Sebelum pekerjaan pengecoran dilakukan, harus dilakukan inspeksi pekerjaan untuk memastikan cetakan dan besi tulangan telah terpasang
Sesuai Rencana.
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan pada pekerjaan pengecoran adalah sebagai berikut:
Setiap pekerja harus memakai pakaian pelindung, sepatu safety, helem, dan pelindung mata jika diperlukan.
Ketepatan ukuran dan elevasi harus diperhatikan dan dicheck.
Zone pengecoran harus direncanakan dan ukurannya ditentukan
Bekisting harus kuat dan instalasi M/E di bawah plat atau balok, pastikan ini terpasang sebelum dicor
Ketika mengecor, hati-hati jangan sampai merusak atau merubah bekisting dan tulangan
Delay diakibatkan oleh cuaca panas, atau angin yang kencang, sehingga beton mengeras lebih cepat. Juga diakibatkan oleh keterlambatan
pengiriman karena kurangnya perencanaan atau hal lain yang tidak bisa dihindari. Untuk mencegah delay maka tenaga kerja, peralatan,
dalam keadaan terkendali.
Jangan menambahkan air pada beton untuk memudahkan pelaksanaan cor. Jika terpaksa gunakanlah campuran air dan semen
Cara pelaksanaan pengecoran adalah sebagai berikut:
Pengecoran elemen vertikal umumnya menggunakan alat bantu TC dan bucket cor sedangkan untuk elemen horizontal menggunakan alat bantu
concrete mixer. Pada volume pekerjaan kecil digunakan alat bantu TC dan Bucket cor. Pada pengecoran pile cap yang berada pada elevasi
Beton yang akan dicor harus langsung ke tempat yang jadi posisi akhirnya. Mulailah dari pojok bekisting.
Selalu tuangkan beton baru langsung ke beton yang sudah lama.
Untuk mencegah segregasi, cek beton jangan terlalu basah atau kering, beton diaduk dengan baik, jika menjatuhkan beton secara vertikal jangan
lebih dari 2m.
Pemadatan beton dilakukan dengan cara digetarkan, untuk mengeluarkan udara yang terperangkap dalam beton, sehingga beton memadat
memenuhi bekisting.
Internal vibration dilakukan dengan menggunakan poker, yang dimasukkan ke dalam beton. External vibration dilakukan dari luar bekisting,
hal ini dilakukan karena internal vibration susah dilakukan .
Masukkan vibrator secara vertikal, masukkan kira-kira sejarak 15 cm setelah pemadatan yang telah terlebih dulu dilakukan, diamkan sekitar 5
sampai 15 detik. Angkat vibrator pelan-pelan dengan kecepatan sekitar 7,5cm/detik
Usahakan jari-jari pengaruh vibrator saling overlapping sehingga semua beton bisa terpadatkan dan manjangkau lapisan di bawah yang sedang
dipadatkan.
Initial finishing ditandai dengan genangan air yang tampak di permukaan beton. Proses final finishing tidak bisa dilaksanakan jika kondisi ini belum
tampak. Menghilangkan genangan air dapat dilakukan dengan menggunakan sapu biasa. Jangan mengeringkan air permukaan tersebut dengan
mencampurkan semen, karena akan membuat permukaan beton menjadi jelek dan lemah.
Final finishing terdiri dari dua proses: Floating ada dua proses yaitu Bullfloat, dilakukan dengan alat penggaruk yang didorong, ini adalah proses
pertama power or hand float adalah proses floting menggunakan tangan dimana ini adalah proses akhir floating
Dilakukan untuk membuat permukaan beton yang keras, rata, dan lembut, biasanya dilakukan 3 kali proses.
Curing dilakukan untuk menjaga kadar air beton tidak cepat kering sehingga proses pemadatan beton tidak terlalu cepat atau terlalu lambat. Curing
dilakukan langsung setelah proses finishing. Curing dilakukan dengan menambahkan air pada permukaan beton/Mencegah kehilangan air pada beton
Pancuran air harus perlahan untuk mencegah kerusakan pada permukaan beton.
Curing dapat juga dengan menutup beton dengan plastik dan mengaplikasikan curing compound.
Cuaca panas mengakibatkan beton lebih cepat kehilangan cairan, sehingga proses pemadatan terjadi terlalu cepat. Tindakan pencegahan dilakukan
jika suhu melibihi 32˚C, kelmbaban rendah, kecepatan angin tinggi dan sinar matahari menyengat.
Untuk mencegah Kerusakan Akibat Hujan, harus memperkirakan cuaca jika akan terjadi hujan, menyediakan alat pelindung seperti burlap dan
plastik, melakukan mixing dan pengiriman beton pada waktu yang tepat yaitu tidak hujan. Ketika hujan mulai turun. Lindungi beton yang baru
dituang pastikan semau permukaan beton terlindung, jangan menambahakan semen ke permukaan beton.
Setelah hujan reda, mengaplikasikan curing compound secepatnya bersamaan proses beton mengeras, memperbaiki permukaan yang cacat dan
membentuk permukaan beton jika diperlukan, membuang bagian beton jika ada bagian yang dikhaeatirkan rusak karena kadar air bertambah.
sehingga beton menjadi lunak.

Methode Kerja
a Menyiapkan bahan, tenaga dan peralatan yang akan digunakan. Untuk bahan yang akan digunakan, terlebih dahulu harus diajukan

kepada Direksi atau Pengawas Lapangan untuk mendapat persetujuan, apakah bahan - bahan tersebut sudah sesuai dengan persyaratan

spesifikasi teknik yang telah ditentukan. Adapun bahan - bahan yang dimaksud adalah ; Semen (PC), Pasir dan Kerikil. Kerikil yang

akan digunakan adalah kerikil pecah atau kerikil alam yang baik serta keras. Begitu juga pasir yang akan digunakan harus pasir yang

baik dengan kandungan lumpur minimal 5%.


b Sebelum pekerjaan pengecoran dimulai, terlebih dahulu kita harus membuat Mix Design sesuai spesifikasi teknik yang telah
ditentukan. Ini dimaksudkan sebagai tolak ukur untuk membuat adukan beton, agar hasil yang diperoleh sesuai dengan mutu beton
yang ditentukan.
c Membuat adukan mortar dari campuran ; Semen, Pasir, Kerikil dan Air. Semua jenis bahan tersebut dicampur dan diaduk rata dengan
menggunakan concrete mixer atau mekanis.
d Untuk pekerjaan selanjutnya adalah pekerjaan Pengecoran. Pengecoran dilakukan untuk suatu lokasi pekerjaan supaya dilaksanakan

sampai pekerjaan itu selesai dan tidak boleh dihentikan pada saat pekerjaan berjalan separuhnya. Untuk itu pekerjaan pengecoran

dilaksanakan setelah semua kelengkapan seperti bahan, tenaga dan peralatan betul - betul siap dan lengkap.
e Untuk hasil pekerjaan yang sudah selesai agar diberi pelindung agar tidak terjadi kerusakan yang diakibatkan oleh keadaan cuaca luar
seperti hujan dan sebagainya sampai dengan umur beton sudah sesuai dengan yang diisyaratkan.
f Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
g Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
h Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
i Untuk bahan campuran mortar yang akan kami gunakan adalah Beton K.225, kami akan mengacu pada spesifikasi teknik yang
tercantum dalam Dokumen Lelang atau seusai dengan petunjuk dari Direksi. Adapun kriteria material yang dimaksud adalah :
- Semen
- Untuk bahan Portlan Cement atau semen yang akan kami gunakan terlebih dahulu harus memenuhi kriteria dibawah ini dan telah
mendapat persetujuan Direksi :
- Semen yang akan kami gunakan adala Portland Cement yang telah memenuhi Standar Nasional Indonesia NI-8 pasal 3.2. NI-2 PBI
71 atau ASTM C150 atau standard lain yang disetujui oleh Direksi.
- Kondisi semen sebelum digunakan tidak mengeras, tidak berubah warna dan disimpan dengan baik.
Pasir
Untuk bahan pasir yang akan kami gunakan harus memenuhi kriteria dibawah ini dan telah mendapat persetujuan Direksi :
Pasir dengan kwalitas baik, bersih dan tidak mengandung bahan humus, akar-akar rumput, akar-akar pohon dan sampah-sampah lain
yang dapat mengurangi mutu konstruksi.
Berat jenis pasir berkisar antara 2,50 ~ 2,65
Modulus kehalusan 2,30 ~ 3,10
Kandungan kadar lumpur harus lebih kecil dari 5%
Harus memiliki gradasi yang baik dan merata dan keras
Kerikil
Untuk bahan kerikil yang akan kami gunakan harus memenuhi kriteria dibawah ini dan telah mendapat persetujuan Direksi :
Kerikil yang akan kami gunakan yaitu kerikil alam yang mana lokasi pengambilannya telah disetujui oleh Direksi.
Kerikil yang digunakan keras dan tidak terdapat retakan-retakan
Berat jenis berkisar antara 2,50 ~ 2,65
Modulus kehalusan 6 ~ 8
Pelapukan Agregat lebih kecil dari 10%
Kandungan kadar lumpur harus lebih kecil dari 5%
Air
Untuk bahan air yang akan kami gunakan harus memenuhi kriteria dibawah ini dan telah mendapat persetujuan Direksi :
Air yang digunakan bersih, tidak berwarna, tidak bau, tidak mengandung lumpur dan tidak mengandung zat garam
Yang paling penting sesuai dengan Standar Nasional Indonesi NI-3 PUBI
Pasangan Bata 1 : 4 untuk dinding
Pemasangan bata sebagai dinding merupakan pekerjaan yang perlu mendapatkan perhatian terutama pada pekerjaan pasangan bata yang ditujukan untuk
pembuatan dinding. Dalam pemasangannya , disamping kerapian pekerjaan harus diperhatikan dari segi kekuatan , kelurusan pasangan, ketegakan dan
Metode Pelaksanaanya
1 Chek posisi penempatan dinding yang akan dikerjakan dan chek kondisi pondasi penempatan dinding apakah sudah kondisi baik.
2 Kondisi pondasi/ sloof harus bersih dan mempunyai alur pengikatan antara sloof ke pasangan bata. Jika terdapat kotoran atau lumpur pada sloof harus
dibersihkan supaya
Jika kondisi sloof pengikatan
dan dinding
kolom sudah baik,dengan sloof
kemudian terikat pembuatan
lakukan dengan baik. Demikian
garis benangjuga
padahalnya
bagianpada kolom
dinding harus
yang akandipastikan tersedia
dipasangkan. angkur
Untuk garisuntuk
lurus
3
secara horizontal
Jika benang dilakukan
horizontal padapembuatan benang
pemasangan pada salah
awal sudah satu sisi
terpasang. bagian pinggir
kemudain bata yang akan
mulai memasang dipasang,
bata pada keduadilakukan dengan
ujung bagian penarikan
dinding benang dari
yang akan
4
dipasangkan , kemudian
Jika saat pemasangan dilanjutkan
terdapat mulaiketinggian
perbedaan satu demibata,
satu maka
hinggauntuk
tercapai sambungankerataan
mendapatkan dari ujung keujung.
dapat Lakukan
dilakukan pengecekan
dengan leveling
memukul ujung batadiatas
denganbatu
5
pelan sampai
Jika bata sudahbata tetap rata, dalam
dipasangkan pemukulan dapatrangkaian,
beberapa dilakukankadang
denganadukan/mortar
kondisi adukanada
masih
yangdalam keadaan
berlebih basah. Jika
atau sampai adukan/
melelh mortar
hingga keluarsudah kering
dari sisi maka
pinggir
6
pasangan, jika itu terjadi adukan berlebih harus segera di ratakan dengan menggunakan sendok semen supaya permukaan tetap rata
Setelah mendapatkan beberapa tingkatan pasangan bata yang sudah dipasangkan yang telah terhubung dari ujung keujung bagian didnding ayng , jangan biarkan
7
dipasangkan, anda kemudian harus menarik garis horizontal dari ujung keujung pada garis vertical yang dibuat untuk mendapatkan ketegakan
8 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
9 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
10 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
Plesteran 1 : 4
Pekerjaan plesteran ini kami lakukan setelah pekerjaan dinding bata telah selesai di laksankan ,yang fungsinya untuk menghaluskan permukaan
beton agar terlihat rata dan rapi
Metode Pelaksanaan
1 Ketebalan plesteran idealnya 1 1/2 cm maximum 2 cm, tebal
2 Plesteran kasar maupun acian harus memakai blebes dengan panjang 2.00
3 Plesteran pada beton, maka permukaan beton harus kita kasari atau di kamproti pada
4 waktu membuka begesting.
5 Campuran spesi memakai minimal 1PC : 4 PS , pasir yang dipakai yaitu pasir beton
6 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
7 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
8 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
Pekerjaan acian
Terdapat beberapa metode konstruksi untuk pelaksanaan pekerjaan acian pada pasangan dinding batu bata, salah satunya adalah metode acian kalsium, yaitu
suatu metode pekerjaan acian dengan menggunakan kalsium.
Metode Pelaksanaan
1 Campur bahan-bahan yang diperlukan dengan campuran yang sesuai.
2 Aci dinding batu bata menggunakan campuran yang telah dibuat dengan bantuan trowel kayu.
3 Permukaan acian disiram air dengan menggunakan kuas.
4 Haluskan permukaan acian yang telah disiram air dengan menggunakan trowel besi.
5 Buat tali air (apabila dikehendaki) dengan lebar 0,5 cm untuk menghindari terjadinya keretakan.
6 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
7 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
8 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN KACA
Kuzen pintu utama Tipe I termasuk Daun Pintu ( sesuai dengan Gambar Kerja )
Kuzen pintu utama Tipe II termasuk Daun Pintu ( sesuai dengan Gambar Kerja )
Kuzen bouven light Tipe IV ( sesuai dengan Gambar Kerja )
Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik
dan sempurna
Metode Pelaksanaan
1 Seluruh pekerjaan kusen dan daun pintu/ jendela kita kerjakan diworkshop, penyimpanan kusen, pintu/ jendela di workshop atau ditempat pekerjaan
harus
Semuaditempatkan
kayu tampakpada ruang/
diserut tempat
rata, halus,dengan sirkulasi
lurus dan yangsatu
siku-siku baik, tidaklain
sama terkena suaca langsung
sisi-sisinya, dan terlindung
dan di lapangan dari kerusakan
sudah dalam dan untuk
keadaan siap kelembaban.
2
penyetelan/pemasangan.
3 Semua ukuran kita sesuaikan gambar kerja
4 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
5 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
6 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
PEKERJAAN LABURAN / CAT
Pekerjaan Cat tembok ( Warna sesuai petunjuk Direksi )
Cat kayu/besi, termasuk menie kuzen
Pekerjaan pengecatan adalah salah satu pekerjaan finishing yang harus mendapat perhatian khusus, mengingat keindahan dan kerapihan sebuah bangunan
tergantung dari hasil akhir Pengecatan.
adapun jenis pekerjaan yang akan kita laksanakan pada bagian ini yaitu:
~ Pekerjaan pengecatan pada dinding plesteran
~ Pekerjaan pengecatan pada dinding beton
~ Pekerjaan pengecatan pada plafond exphose
Metode Pelaksanaan
1 Setiap tahapan (lapisan) dilakukan setelah cat tahap sebelumnya benar-benar sudah kering (jangan tergesa-gesa).
2 Untuk mendapatkan hasil pengecatan yang baik, pengecatan dilaksanakan dengan 3 – 5 tahap lapisan cat.
3 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
4 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
5 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
PEKERJAAN PENERANGAN
Lampu TL 1 x 60
Lampu pijar 40 w
Sakelar Ganda
Penyambungan Daya dari PLN
Pengertian dan fungsi :
Suatu sistem instalasi/jaringan yang meliputi penerangan, instalasi daya, box pembagi tegangan.
Material penghantar listrik adalah kabel (NYM, NYY, NYF, NYA) serta pipa baik PVC
atau besi untuk pelindung hantaran yang tertanam.
Kabel penghantar yang biasa dipergunakan adalah merek KABELINDO, SUPREME,
TRANKA, dll. Merek dapat dikenali pada pembungkus (isolasi) sepanjang kabel beserta
Metode Peleksanaan :
1 Semua hantaran (kabel) yang ditarik dalam pipa / cabelduct harus diusahakan
tidak tampak dari luar (tertanam)
2 Pemasangan pipa harus dilaksanakan sebelum pengecoran.
Pemasangan sparing-sparing listrik yang melintas di plat, balok, kolom beton
harus dipasang terlebih dahulu sebelum pengecoran, kabel diusahakan dimasuk-
kan bersamaan dengan pemasangan sparing.
3 Pipa yang dipasang pada dinding dilaksanakan sebelum pekerjaan plesteran
dan acian dikerjakan.
4 Penempatan sambungan/percabangan harus ditempatkan di daerah yang mudah
dicapai untuk perbaikan (perawatan).
5 Sambungan harus menggunakan klem / isolasi kabel supaya terlindung dengan
baik sehingga tidak tersentuh atau menggunakan lasdop dan ditempatkan pada
Te Dos.
6 Lekukan/belokan pipa harus beradius > 3 kali diameter pipa dan harus rata (untuk
memudahkan penarikan kabel).
7 Jaringan arde harus dipasang tersendiri / terpisah dengan arde penangkal petir.
- tidak boleh ada sambungan
- dihubungkan dengan elektroda pentanahan
- ditanam sampai minimal mencapai air tanah
8 Pada hantaran di atas langit-langit, harus diklem pada bagian bawah plat / balok
atau pada balok kayu rangka langit-langit.
9 Untuk hantaran/tarikan kabel yang menyusur dinding bata/beton pada shaft harus
diklem atau dengan papan dan kabeltrey bila jaringan terlalu rumit (banyak).
10 Stop kontak dan saklar.
Pemasangan stop kontak setinggi > 40 cm dari lantai, saklar dipasang setinggi
150 cm dari lantai (bila tidak ditentukan spesifikasinya).
Pemasangan stop kontak dan saklar harus rata dengan dinding.
11 Box / kotak Panel bodynya harus diarde, untuk menghindari adanya arus.
PEKERJAAN PIPA DAN ACCESSORIES
(Termasuk pengadaan & pemasangan)
Untuk pekerjaan ini kita akan laksanakan bersamaan pada saat pekerjaan pengecatan di lakukan,akar supaya goresan maupun kerusakan pada tembok dapat
diperbaiki secara sempurna

adapun jenis pekerjaan yang akan kita laksanakan pada bagian ini yaitu:
INLET
- Wall Pipe All Flange
- Wall Pipe All Flange
- Wall Pipe All Flange
- Wall Pipe All Flange
- Wall Pipe All Flange
- Tee All flange ¢ 300 x ¢ 300 x ¢ 300 mm
- Gate valve
- Bend GI All Flange
PIPA PELUAP
- Wall Pipe All Flange
- Wall Pipe All Flange
- Bend GI All Flange

PIPA PENGURAS
- Wall Pipe All Flange
- Wall Pipe All Flange
- Bend GI All Flange
- Gate valve

PIPA OUTLET
- Wall pipe all flange ¢ 300 mm panjang 80 cm
- Screner
- Gate valve
- Tee All flange ¢ 300 x ¢ 600 x ¢ 600 mm
- Pipa Steel
- Flange Buta
- Flange Buta
- Tee All flange ¢ 350 x ¢ 600 x ¢ 600 mm
- Pipa Steel
- Tee All flange ¢ 350 x ¢ 350 x ¢ 350 mm
- Bend GI All Flange
- Gate valve
- Dismantling Join
- Check Valve
- Watermeter

PEMBANGUNAN INTAKE GALERI


PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan pemasangan bouplank
Pemasangan patok dan papan bouwplank kita menggunakan kayu/papan kls.III yang diketam rata pada sisi kerjanya.
Metode Pelaksanaan
1 Patok kayu dan papan bouwplank diketam sampai halus dan rata pada sisi -sisinya
2 Kita tentukan tinggi bouwplank sama dengan titik nol yang dikehendaki
3 Sekelompok pekerja dan tukang kayu memasang papan bowplakn dengan mengacu gambar kerja
4 Setelah pemasangan bouwplank selesai kita laporkan hasil pemasangan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan sebelum
Pekerjaan Selanjutnya Dilaksanakan
5 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
6 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
7 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
PEKERJAAN PERMANEN PENANGKAPAN SUMBER MATA AIR
PENANGKAPAN SUMBER MENYEBAR (Pembuatan Bendungan dan pipa Galeri)
PEKERJAAN TANAH DAN PASIR
Galian Tanah untuk pondasi sampai kedalaman yang ditentukan dalam gambar
Galian Tanah Biasa
Pekerjaan galian yang dimaksud disini adalah kegiatan galian tanah untuk pondasi dengan jenis tanah asalnya, pelaksanaan kegiatan dengan
menggunakan tenaga manusia,dan dilaksankan sesuai gambar kerja
Methode Pelaksanaan :
1. Permintaan persetujuan untuk melakukan pekerjaan kepada Direksi.
2. Pengukuran dan penandaan (pemasangan profil) lokasi pekerjaan yang akan dilaksanakan sesuai Gambar Rencana bersama Direksi.
3. Semua persyaratan dan prosedur pekerjaan sesuai gambar rencana dan Spesifikasi Teknis yang ada.
4. untuk galian dengan kedalaman tertentu kita lakukan dengan mengunakan alat berat dan untuk kedalaman biasa menggunakan tenaga
manusia dengan mengacu garis ketinggian dan elevasi yang ditentukan dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi.
5. Hasil galian dibuang ke tempat pembuangan disekitar lokasi atau sesuai petunjuk Direksi.
6. Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi. Mutual check dilakukan bersama - sama dengan Direksi

untuk mendapatkan pekerjaan yang sebenarnya dilaksanakan / gambar terpasang (Shop drawing) sebagai dasar volume pekerjaan yang

akan dimintakan pembayarannya (termin) dan bila terjadi pekerjaan tambah kurang maka pengajuan paling lambat 1 bulan sebelum

waktu pelaksanaan berakhir (spesifikasi teknik).


7 untuk pekerjaan galian di bawah air atau di bawah permukaan air tanah kita gunakan COFFER DAM,dalam pelaksanaan ini kita akan
rencanakan tempat perletakkan perancah sebagai acuan pondasi serta pembesian agar kita bisa mengatur letak pemompaan air keluar
8 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
9 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
10 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
Urugan tanah kembali dipadatkan
Untuk pekerjaan Urugan tanah ini merupakan pekerjaan timbunan dari bahan hasil galian untuk menutup bagian galian yang tidak tertutup
yang dilaksanakan dengan menggunakan tenaga manusia yang sekaligus untuk merapikan permukaan tanah,untuk memperoleh hasil secara
maksimal tebal timbunan kita buat 15 cm lalu kemudian kita padatkan dengan menggunakan alat pemadat.
Methode Pelaksanaan :
1. Permintaan persetujuan untuk melakukan pekerjaan kepada Direksi.
2. Kita Lakukan Pengukuran dan penandaan (pemasangan profil) lokasi pekerjaan yang akan dilaksanakan sesuai Petunjuk Direksi.
3. Semua persyaratan dan prosedur pekerjaan kita ikuti sesuai Spesifikasi Teknis yang ada.
4. Sekelompok pekerja menghampar timbunan bekas galian dan Sekelompok pekerja membantu merapikan ,kemudian dipadatkan dengan
menggunakan alat pemadat dengan mengacu garis ketinggian dan elevasi yang ditentukan dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi.
5 Selama pemadatan Sekelompok pekerja meratakan dan merapikan tepi hamparan .
6. Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi. Mutual check dilakukan bersama - sama dengan Direksi

untuk mendapatkan pekerjaan yang sebenarnya dilaksanakan / gambar terpasang (as built drawing) sebagai dasar volume pekerjaan

yang akan dimintakan pembayarannya (termin) dan bila terjadi pekerjaan tambah kurang maka pengajuan paling lambat 1 bulan

sebelum waktu pelaksanaan berakhir (spesifikasi teknik).


7 untuk tanah timbunan kita telah pisahkan tanah yang bersifat membahayakan yang dapat merusak permukaan beton atau pipa
8 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
9 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
10 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
Urugan pasir basah dipadatkan bawah lantai t = 10 cm
Sama halnya dengan pekerjaan di atas untuk pekerjaan urugan pasir yang dimaksud disini adalah urugan menggunakan pasir dari luar yang
dihamparkan pada dasar galian agar supaya permukaan tanah terlihat rapi,rata dan padat, pelaksanaan menggunakan mengunakan tenaga
manusia.
Methode Pelaksanaan :
1 Sekelompok pekerja menghampar pasir ke dalam galian pondasi dan Sekelompok pekerja merapikan Urugan pasir tersebut lalu
kemudian di padatkan menggunakan stamper dengan mengacu garis ketinggian dan elevasi yang ditentukan dalam gambar atau sesuai
petunjuk Direksi.
2 Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi. Mutual check dilakukan bersama - sama dengan Direksi
untuk mendapatkan pekerjaan yang sebenarnya dilaksanakan / gambar terpasang (Shop drawing) sebagai dasar volume pekerjaan yang
akan dimintakan pembayarannya (termin) .
3 Lapisan pasir di siram dan di padatkan dengan mengunakan alat pemadat sampai lapisan terbentuk sekitar 10 cm atau sesuai dengan
petunjuk direksi.
4 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
5 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
6 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
PEKERJAAN PASANGAN BATU KALI DAN PENGUATAN LAHAN
PEKERJAAN TALUD
Pasangan talud dari pasangan batu kali 1 : 4 untuk penahan tanah
Pasangan batu pada umumnya digunakan sebagai pondasi atau dinding bangunan yang menahan beban vertikal atau horizontal relatif tidak

terlalu besar, biasa juga digunakan sebagai dinding pelindung saluran dan pondasi . Pasangan batu merupakan satu kesatuan yang kuat (tidak

mudah lepas) dari susunan batu kali/gunung atau batu bata yang diatur sedemikian rupa dengan perekat dan mengisi rongga antar batu berupa

mortar. Pengisian mortar di bagian belakang dinding/talud pasangan batu harus rata dengan permukaan batu sesuai garis rencana. Pasangan batu

harus mempunyai sifat kedap air, dalam arti tidak bocor bila pasangan batu digunakan sebagai penahan air, misalnya sebagai dinding saluran dan

pondasi atau lainnya.


Methode Pelaksanaan :
1 Untuk pondasi dipakai batu gunung yang berkualitas baik, keras, tidak polos dan permukaannya tajam.
Batu gunung yang dipakai harus dipecah-pecah sehingga diameternya antar 30 cm dan minimum 10 cm.
Pasangan batu gunung untuk pondasi ini harus dipasang dengan adukan 1PC : 4 psr yang diaduk matang.
Ukuran kedalaman, dan lebar pondasi batu gunung dibuat sesuai gambar rencana.
2 Batu gunung harus disusun sedemikian rupa sehingga dudukannya kokoh serta terikat baik satu sam lainnya dengan adukan.
Untuk keperluan kemudahan pemasangan pipa saluran air bersih, air hujan kabel-kabel dan lain-lain yang menembus pondasi
dapat dipasang bahan lunak yang mudah dibuka.
Dimensi pondasi batu gunung disesuaikan dengan gambar rencana.
Tidak diperkenangkan melakukan pelubangan pada sloef dan pondasi.
3 Semen,pasir dan air dicampur dan diaduk menjadi mortar menggunakan beton molen
4 Batu dibersihkan dan dibasahi seluruh permukaannya sebelum dipasang
5 Batu disusun dan direkatkan dengan mortar setiap spasinya
6 Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan
Bahan-Bahan
a. Semen
Semen yang dipakai dalam pekerjaan ini mengunakan semen portland cement dari perusahaan yang disetujui Direksi dan secara umum
memenuhi Standar Nasional Indonesia NI-8 dan pasal 3.2. NI-2 PBI 71 atau ASTM C150 atau standar lain yang diakui oleh pemerintah
Indonesia.
Sertifikat tes oleh pabrik harus disertakan pada saat pengiriman pesanan. Tipe semen yang lain dapat digunakan untuk keperluan
khusus jika diperintahkan oleh Direksi.
Kami akan menyediakan contoh semen yang berada di gudang lapangan atau dari pabrik yang dapat diusulkan ke Direksi untuk dites.
Semen lain yang menurut pendapat Direksi tidak baik, sebagian atau seluruhnya harus ditolak dan kami akan memindahkan ke luar
daerah pekerjaan.
b. Batu
Semua batu yang dipakai pada pekerjaan ini adalah batu kali pecah , batu ini kali ini bersih dan keras (berat jenis > 2,4), tahan lama

dan homogen, ukuran batu berkisar antara 20 cm hingga 30 cm atau menurut persetujuan Direksi. Batu yang akan digunakan akan kami

bersihkan dari campuran zat besi, noda-noda lobang pasir, cacat atau ketidaksempurnaan lainnya, paling lama satu jam sebelum

dipasang batu kita basahi dengan air. Batu tersebut kita ambil dari sumber yang disetujui oleh Direksi.
c. Pasir
Kwalitas pasir yang digunakan untuk pasangan batu harus sama dengan yang disyaratkan untuk pekerjaan beton yaitu :
- berat jenis antara 2,50 ~ 2,65
- modulus kehalusan 2,30 ~ 3,10
- kadar lumpur lebih kecil dari 5 %
Dengan batasan diatas, pasir haruslah mempunyai gradasi yang baik dan kekerasan yang memungkinkan untuk menghasilkan mortar
yang baik.
d. Air
Air yang dipakai untuk membuat, merawat dan membuat mortar harus dari sumber yang disetujui oleh Direksi dan memenuhi pasal 9
standar Nsional Indonesia (NI-3 PUBI serta pada waktu pemakaian, air harus terhindar dari bahan-bahan yang bisa mengotori air dalam
jumlah berapa saja yang dapat :
- Mempengaruhi waktu permulaan pengerasan semen yang melebihi dari 30 menit,atau mengurangi kekuatan dari percobaan kubus
lebih dari 20% apabila dites sesuai standar ASHTO T26.
- Menghasilkan perubahan warna atau pemekaran permukaan mortar yang sedang mengeras.
- Menunjukkan reaksi agregat alkali.
Air harus bebas dari hidrokarbon dan larutan bahan organik, larutan bahan organik tidak boleh lebih dari 500 bagian untuk tiap satu juta

bagian dalam berat. Kamia akan mengadakan percobaan bagi air yang diusulkannya untuk dipakai dan akan menyerahkan catatan-

catatan mengenai percobaan tersebut pada Direksi untuk persetujuannya sebelum meletakkan pekerjaan beton pada pekerjaan tetap.

Kontraktor harus membuat percobaan yang teratur dari air beton dan mortar dalam suatu pola dan frekuensi yang disetujui oleh Direksi

dan harus memberi kepada Direksi salinan catatan dari tiap hasil percobaan.
e. Mortar
Mortar untuk pasangan batu terdiri dari PC dan pasir dengan perbandingan 1 : 4 seperti yang disebutkan dalam gambar rencana untuk

masing-masing pekerjaan. Perbandingan yang dimaksud adalah perbandingan berat semen dan berat pasir dalam kondisi jenuh kering

permukaan (saturated surface dry). Apabila tidak ada catatan khusus pada gambar atau perintah tertulis dari Direksi, maka mortar yang

dimaksud adalah perbandingan 1 : 4, secara khusus untuk 1 m3 , 1 : 4 berat semen adalah sekitar 160 kg (3,2 zak) dan jumlah pasir

adalah proporsional.
Dalam satu kali pencampuran mortar, kami akan menggunakan bahan semen 1 (satu) zak semen 50 kg. Pengadukan mortar dilakukan

selama 15 menit. Tempat penampungan mortar hasil pengadukan harus terbuat dari kotak kayu atau seng atau bahan lain yang tidak

mempengaruhi kualitas mortar selama dalam penampungan.


7 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
8 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
9 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
Contoh Pondasi Pasangan Batu Contoh Profil Pasangan Batu

PEKERJAAN PEMBUATAN KEERMEER PENAHAN TANAH


Urugan pasir basah dipadatkan dibawah pondasi
Sama halnya dengan pekerjaan di atas untuk pekerjaan urugan pasir yang dimaksud disini adalah urugan menggunakan pasir dari luar yang
dihamparkan pada dasar galian agar supaya permukaan tanah terlihat rapi,rata dan padat, pelaksanaan menggunakan mengunakan tenaga
manusia.
Methode Pelaksanaan :
1 Sekelompok pekerja menghampar pasir ke dalam galian pondasi dan Sekelompok pekerja merapikan Urugan pasir tersebut lalu
kemudian di padatkan menggunakan stamper dengan mengacu garis ketinggian dan elevasi yang ditentukan dalam gambar atau sesuai
petunjuk Direksi.
2 Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi. Mutual check dilakukan bersama - sama dengan Direksi
untuk mendapatkan pekerjaan yang sebenarnya dilaksanakan / gambar terpasang (Shop drawing) sebagai dasar volume pekerjaan yang
akan dimintakan pembayarannya (termin) .
3 Lapisan pasir di siram dan di padatkan dengan mengunakan alat pemadat sampai lapisan terbentuk sekitar 10 cm atau sesuai dengan
petunjuk direksi.
4 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
5 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
6 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
Pasangan batu kali 1 : 4 untuk penahan tanah
Pasangan batu pada umumnya digunakan sebagai pondasi atau dinding bangunan yang menahan beban vertikal atau horizontal relatif tidak

terlalu besar, biasa juga digunakan sebagai dinding pelindung saluran dan pondasi . Pasangan batu merupakan satu kesatuan yang kuat (tidak

mudah lepas) dari susunan batu kali/gunung atau batu bata yang diatur sedemikian rupa dengan perekat dan mengisi rongga antar batu berupa

mortar. Pengisian mortar di bagian belakang dinding/talud pasangan batu harus rata dengan permukaan batu sesuai garis rencana. Pasangan batu

harus mempunyai sifat kedap air, dalam arti tidak bocor bila pasangan batu digunakan sebagai penahan air, misalnya sebagai dinding saluran dan

pondasi atau lainnya.


Methode Pelaksanaan :
1 Untuk pondasi dipakai batu gunung yang berkualitas baik, keras, tidak polos dan permukaannya tajam.
Batu gunung yang dipakai harus dipecah-pecah sehingga diameternya antar 30 cm dan minimum 10 cm.
Pasangan batu gunung untuk pondasi ini harus dipasang dengan adukan 1PC : 4 psr yang diaduk matang.
Ukuran kedalaman, dan lebar pondasi batu gunung dibuat sesuai gambar rencana.
2 Batu gunung harus disusun sedemikian rupa sehingga dudukannya kokoh serta terikat baik satu sam lainnya dengan adukan.
Untuk keperluan kemudahan pemasangan pipa saluran air bersih, air hujan kabel-kabel dan lain-lain yang menembus pondasi
dapat dipasang bahan lunak yang mudah dibuka.
Dimensi pondasi batu gunung disesuaikan dengan gambar rencana.
Tidak diperkenangkan melakukan pelubangan pada sloef dan pondasi.
3 Semen,pasir dan air dicampur dan diaduk menjadi mortar menggunakan beton molen
4 Batu dibersihkan dan dibasahi seluruh permukaannya sebelum dipasang
5 Batu disusun dan direkatkan dengan mortar setiap spasinya
6 Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan
Bahan-Bahan
a. Semen
Semen yang dipakai dalam pekerjaan ini mengunakan semen portland cement dari perusahaan yang disetujui Direksi dan secara umum
memenuhi Standar Nasional Indonesia NI-8 dan pasal 3.2. NI-2 PBI 71 atau ASTM C150 atau standar lain yang diakui oleh pemerintah
Indonesia.
Sertifikat tes oleh pabrik harus disertakan pada saat pengiriman pesanan. Tipe semen yang lain dapat digunakan untuk keperluan
khusus jika diperintahkan oleh Direksi.
Kami akan menyediakan contoh semen yang berada di gudang lapangan atau dari pabrik yang dapat diusulkan ke Direksi untuk dites.
Semen lain yang menurut pendapat Direksi tidak baik, sebagian atau seluruhnya harus ditolak dan kami akan memindahkan ke luar
daerah pekerjaan.
b. Batu
Semua batu yang dipakai pada pekerjaan ini adalah batu kali pecah , batu ini kali ini bersih dan keras (berat jenis > 2,4), tahan lama

dan homogen, ukuran batu berkisar antara 20 cm hingga 30 cm atau menurut persetujuan Direksi. Batu yang akan digunakan akan kami

bersihkan dari campuran zat besi, noda-noda lobang pasir, cacat atau ketidaksempurnaan lainnya, paling lama satu jam sebelum

dipasang batu kita basahi dengan air. Batu tersebut kita ambil dari sumber yang disetujui oleh Direksi.
Semua batu yang dipakai pada pekerjaan ini adalah batu kali pecah , batu ini kali ini bersih dan keras (berat jenis > 2,4), tahan lama

dan homogen, ukuran batu berkisar antara 20 cm hingga 30 cm atau menurut persetujuan Direksi. Batu yang akan digunakan akan kami

bersihkan dari campuran zat besi, noda-noda lobang pasir, cacat atau ketidaksempurnaan lainnya, paling lama satu jam sebelum

dipasang batu kita basahi dengan air. Batu tersebut kita ambil dari sumber yang disetujui oleh Direksi.
c. Pasir
Kwalitas pasir yang digunakan untuk pasangan batu harus sama dengan yang disyaratkan untuk pekerjaan beton yaitu :
- berat jenis antara 2,50 ~ 2,65
- modulus kehalusan 2,30 ~ 3,10
- kadar lumpur lebih kecil dari 5 %
Dengan batasan diatas, pasir haruslah mempunyai gradasi yang baik dan kekerasan yang memungkinkan untuk menghasilkan mortar
yang baik.
d. Air
Air yang dipakai untuk membuat, merawat dan membuat mortar harus dari sumber yang disetujui oleh Direksi dan memenuhi pasal 9
standar Nsional Indonesia (NI-3 PUBI serta pada waktu pemakaian, air harus terhindar dari bahan-bahan yang bisa mengotori air dalam
jumlah berapa saja yang dapat :
- Mempengaruhi waktu permulaan pengerasan semen yang melebihi dari 30 menit,atau mengurangi kekuatan dari percobaan kubus
lebih dari 20% apabila dites sesuai standar ASHTO T26.
- Menghasilkan perubahan warna atau pemekaran permukaan mortar yang sedang mengeras.
- Menunjukkan reaksi agregat alkali.
Air harus bebas dari hidrokarbon dan larutan bahan organik, larutan bahan organik tidak boleh lebih dari 500 bagian untuk tiap satu juta

bagian dalam berat. Kamia akan mengadakan percobaan bagi air yang diusulkannya untuk dipakai dan akan menyerahkan catatan-

catatan mengenai percobaan tersebut pada Direksi untuk persetujuannya sebelum meletakkan pekerjaan beton pada pekerjaan tetap.

Kontraktor harus membuat percobaan yang teratur dari air beton dan mortar dalam suatu pola dan frekuensi yang disetujui oleh Direksi

dan harus memberi kepada Direksi salinan catatan dari tiap hasil percobaan.
e. Mortar
Mortar untuk pasangan batu terdiri dari PC dan pasir dengan perbandingan 1 : 4 seperti yang disebutkan dalam gambar rencana untuk

masing-masing pekerjaan. Perbandingan yang dimaksud adalah perbandingan berat semen dan berat pasir dalam kondisi jenuh kering

permukaan (saturated surface dry). Apabila tidak ada catatan khusus pada gambar atau perintah tertulis dari Direksi, maka mortar yang

dimaksud adalah perbandingan 1 : 4, secara khusus untuk 1 m3 , 1 : 4 berat semen adalah sekitar 160 kg (3,2 zak) dan jumlah pasir

adalah proporsional.
Dalam satu kali pencampuran mortar, kami akan menggunakan bahan semen 1 (satu) zak semen 50 kg. Pengadukan mortar dilakukan

selama 15 menit. Tempat penampungan mortar hasil pengadukan harus terbuat dari kotak kayu atau seng atau bahan lain yang tidak

mempengaruhi kualitas mortar selama dalam penampungan.


7 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
8 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
9 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.

Contoh Pondasi Pasangan Batu Contoh Profil Pasangan Batu

Pipa PVC 1 1/2 "


untuk pekerjaan pemasangan PVC ini di gumakan sebagai lobang pembuang drainase dengan diameter seperti dalam gambar rencana demikian juga letak
pemasangannya disesuaikan seperti dalam gambar rencana atau menurut petunjuk direksi.
Metode Pelaksanaan
1 Pipa PVC dimasukkan ke dalam lobang - lobang pada pasangan talud yang telah di sediakan
2 setelah semua pipa telah nasuk dengan kedalaman tertentu maka untuk pasangan yang rusak akibat pemasangan pipa kita perbaiki kembali
seperti semula
Pekerjaan Beton Pengunci Pasangan K.175
pada intinya sistim kerja pada pekerjaan beton hampir sama dengan pekerjaan beton lainnya ,baik dari pembesian ,pembuatan begisting maupun
pengecoran ,akan tetapi Untuk beton konstruksi mengunakan beton bermutu K-175 ini kita akan lakukan dengan cara manual.karena
mengingat kebutuhan volume yang tidak terlalu besar.
Metode Pelaksanaan
Besi Beton
Besi tulangan yang digunakan adalah baja yang kualitasnya sesuai dengan ditentukan dalam PBI 71.
Besi beton harus bersih dari lapisan minyak lemak, karat dan bebas dari cacat seperti serpih dan sebagainya, serta berpenampang bulat.
Dimensi dan ukuran penempang bulat besi beton / baja tulangan harus sesuai dengan petujuk gambar kerja (memenuhi batas toleransi
minimal) seperti yang di syaratkan dalam PBI 71.
Besi beton / baja tulangan yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lokasi pekerjaan dalam waktu 24 jam setelah ada
perintah tertulis dari Direksi.
Kawat pengikat harus terbuat daru baja lunak dengan diameter minimal 1mm dan tidak bersepuh seng.
Material lain yang digunakan diutamakan produksi dalam negeri.
Kayu Begisting
Kayu yang digunakan harus bersifat baik dengan ketentuan bahwa segala sifat dan kekurangan-kekurangan yang berhubungan dengan
pemakainya tidak akan merusak atau mengurangi nilai konstruksi.
Kualitas dan ukuran kayu yang digunakan disesuaikan dengan gambar kerja yang ada. Demikian pula dengan mutu dan kelas kuat kayu
yang apabila tidak ditentukan lain, maka harus mengikuti syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan dalam PPKI NI-5.
Dihindarkan adanya cacat-cacat kayu antara lain yang berupa putih kayu, pecah-pecah, mata kayu yang melintang. Syarat-syarat
kelembaban dan toleransi ukuran kayu yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat dan ketentuan dalam PPKI.
Pada pelaksanaan beton Mutu K.175 pelaksanaanya menggunakan molen sebagai alat untuk mencampur adonan beton ,dan dilakukan dengan
menggunakan tenaga manusia
Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
PEKERJAAN SALURAN AIR HUJAN
Galian Tanah untuk pondasi sampai kedalaman yang ditentukan dalam gambar
Pekerjaan galian yang dimaksud disini adalah kegiatan galian tanah untuk pondasi dengan jenis tanah asalnya, pelaksanaan kegiatan dengan
menggunakan tenaga manusia,dan dilaksankan sesuai gambar kerja
Methode Pelaksanaan :
1. Permintaan persetujuan untuk melakukan pekerjaan kepada Direksi.
2. Pengukuran dan penandaan (pemasangan profil) lokasi pekerjaan yang akan dilaksanakan sesuai Gambar Rencana bersama Direksi.
3. Semua persyaratan dan prosedur pekerjaan sesuai gambar rencana dan Spesifikasi Teknis yang ada.
4. untuk galian dengan kedalaman tertentu kita lakukan dengan mengunakan alat berat dan untuk kedalaman biasa menggunakan tenaga
manusia dengan mengacu garis ketinggian dan elevasi yang ditentukan dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi.
5. Hasil galian dibuang ke tempat pembuangan disekitar lokasi atau sesuai petunjuk Direksi.
6. Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi. Mutual check dilakukan bersama - sama dengan Direksi

untuk mendapatkan pekerjaan yang sebenarnya dilaksanakan / gambar terpasang (Shop drawing) sebagai dasar volume pekerjaan yang

akan dimintakan pembayarannya (termin) dan bila terjadi pekerjaan tambah kurang maka pengajuan paling lambat 1 bulan sebelum

waktu pelaksanaan berakhir (spesifikasi teknik).


7 untuk pekerjaan galian di bawah air atau di bawah permukaan air tanah kita gunakan COFFER DAM,dalam pelaksanaan ini kita akan
rencanakan tempat perletakkan perancah sebagai acuan pondasi serta pembesian agar kita bisa mengatur letak pemompaan air keluar
8 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
9 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
10 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
Urugan tanah kembali dipadatkan
Untuk pekerjaan Urugan tanah ini merupakan pekerjaan timbunan dari bahan hasil galian untuk menutup bagian galian yang tidak tertutup
yang dilaksanakan dengan menggunakan tenaga manusia yang sekaligus untuk merapikan permukaan tanah,untuk memperoleh hasil secara
maksimal tebal timbunan kita buat 15 cm lalu kemudian kita padatkan dengan menggunakan alat pemadat.
Methode Pelaksanaan :
1. Permintaan persetujuan untuk melakukan pekerjaan kepada Direksi.
2. Kita Lakukan Pengukuran dan penandaan (pemasangan profil) lokasi pekerjaan yang akan dilaksanakan sesuai Petunjuk Direksi.
3. Semua persyaratan dan prosedur pekerjaan kita ikuti sesuai Spesifikasi Teknis yang ada.
4. Sekelompok pekerja menghampar timbunan bekas galian dan Sekelompok pekerja membantu merapikan ,kemudian dipadatkan dengan
menggunakan alat pemadat dengan mengacu garis ketinggian dan elevasi yang ditentukan dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi.
5 Selama pemadatan Sekelompok pekerja meratakan dan merapikan tepi hamparan .
6. Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi. Mutual check dilakukan bersama - sama dengan Direksi

untuk mendapatkan pekerjaan yang sebenarnya dilaksanakan / gambar terpasang (as built drawing) sebagai dasar volume pekerjaan

yang akan dimintakan pembayarannya (termin) dan bila terjadi pekerjaan tambah kurang maka pengajuan paling lambat 1 bulan

sebelum waktu pelaksanaan berakhir (spesifikasi teknik).


7 untuk tanah timbunan kita telah pisahkan tanah yang bersifat membahayakan yang dapat merusak permukaan beton atau pipa
8 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
9 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
10 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
Urugan pasir BASAH dipadatkan dibawah pondasi
Sama halnya dengan pekerjaan di atas untuk pekerjaan urugan pasir yang dimaksud disini adalah urugan menggunakan pasir dari luar yang
dihamparkan pada dasar galian agar supaya permukaan tanah terlihat rapi,rata dan padat, pelaksanaan menggunakan mengunakan tenaga
manusia.
Methode Pelaksanaan :
1 Sekelompok pekerja menghampar pasir ke dalam galian pondasi dan Sekelompok pekerja merapikan Urugan pasir tersebut lalu
kemudian di padatkan menggunakan stamper dengan mengacu garis ketinggian dan elevasi yang ditentukan dalam gambar atau sesuai
petunjuk Direksi.
2 Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi. Mutual check dilakukan bersama - sama dengan Direksi
untuk mendapatkan pekerjaan yang sebenarnya dilaksanakan / gambar terpasang (Shop drawing) sebagai dasar volume pekerjaan yang
akan dimintakan pembayarannya (termin) .
3 Lapisan pasir di siram dan di padatkan dengan mengunakan alat pemadat sampai lapisan terbentuk sekitar 10 cm atau sesuai dengan
petunjuk direksi.
4 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
5 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
6 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
Pasangan batu kali 1 : 4 untuk saluran
Pasangan batu pada umumnya digunakan sebagai pondasi atau dinding bangunan yang menahan beban vertikal atau horizontal relatif tidak

terlalu besar, biasa juga digunakan sebagai dinding pelindung saluran dan pondasi . Pasangan batu merupakan satu kesatuan yang kuat (tidak

mudah lepas) dari susunan batu kali/gunung atau batu bata yang diatur sedemikian rupa dengan perekat dan mengisi rongga antar batu berupa

mortar. Pengisian mortar di bagian belakang dinding/talud pasangan batu harus rata dengan permukaan batu sesuai garis rencana. Pasangan batu

harus mempunyai sifat kedap air, dalam arti tidak bocor bila pasangan batu digunakan sebagai penahan air, misalnya sebagai dinding saluran dan

pondasi atau lainnya.


Methode Pelaksanaan :
1
Untuk pondasi dipakai batu gunung yang berkualitas baik, keras, tidak polos dan permukaannya tajam.
Batu gunung yang dipakai harus dipecah-pecah sehingga diameternya antar 30 cm dan minimum 10 cm.
Pasangan batu gunung untuk pondasi ini harus dipasang dengan adukan 1PC : 4 psr yang diaduk matang.
Ukuran kedalaman, dan lebar pondasi batu gunung dibuat sesuai gambar rencana.
2
Batu gunung harus disusun sedemikian rupa sehingga dudukannya kokoh serta terikat baik satu sam lainnya dengan adukan.
Untuk keperluan kemudahan pemasangan pipa saluran air bersih, air hujan kabel-kabel dan lain-lain yang menembus pondasi
dapat dipasang bahan lunak yang mudah dibuka.
Dimensi pondasi batu gunung disesuaikan dengan gambar rencana.
Tidak diperkenangkan melakukan pelubangan pada sloef dan pondasi.
3 Semen,pasir dan air dicampur dan diaduk menjadi mortar menggunakan beton molen
4 Batu dibersihkan dan dibasahi seluruh permukaannya sebelum dipasang
5 Batu disusun dan direkatkan dengan mortar setiap spasinya
6 Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan
Bahan-Bahan
a. Semen
Semen yang dipakai dalam pekerjaan ini mengunakan semen portland cement dari perusahaan yang disetujui Direksi dan secara umum

memenuhi Standar Nasional Indonesia NI-8 dan pasal 3.2. NI-2 PBI 71 atau ASTM C150 atau standar lain yang diakui oleh pemerintah

Indonesia.
Sertifikat tes oleh pabrik harus disertakan pada saat pengiriman pesanan. Tipe semen yang lain dapat digunakan untuk keperluan

khusus jika diperintahkan oleh Direksi.


Kami akan menyediakan contoh semen yang berada di gudang lapangan atau dari pabrik yang dapat diusulkan ke Direksi untuk dites.

Semen lain yang menurut pendapat Direksi tidak baik, sebagian atau seluruhnya harus ditolak dan kami akan memindahkan ke luar

daerah pekerjaan.
b. Batu
Semua batu yang dipakai pada pekerjaan ini adalah batu kali pecah , batu ini kali ini bersih dan keras (berat jenis > 2,4), tahan lama

dan homogen, ukuran batu berkisar antara 20 cm hingga 30 cm atau menurut persetujuan Direksi. Batu yang akan digunakan akan kami

bersihkan dari campuran zat besi, noda-noda lobang pasir, cacat atau ketidaksempurnaan lainnya, paling lama satu jam sebelum

dipasang batu kita basahi dengan air. Batu tersebut kita ambil dari sumber yang disetujui oleh Direksi.
c. Pasir
Kwalitas pasir yang digunakan untuk pasangan batu harus sama dengan yang disyaratkan untuk pekerjaan beton yaitu :
- berat jenis antara 2,50 ~ 2,65
- modulus kehalusan 2,30 ~ 3,10
- kadar lumpur lebih kecil dari 5 %
Dengan batasan diatas, pasir haruslah mempunyai gradasi yang baik dan kekerasan yang memungkinkan untuk menghasilkan mortar

yang baik.
d. Air
Air yang dipakai untuk membuat, merawat dan membuat mortar harus dari sumber yang disetujui oleh Direksi dan memenuhi pasal 9

standar Nsional Indonesia (NI-3 PUBI serta pada waktu pemakaian, air harus terhindar dari bahan-bahan yang bisa mengotori air dalam

jumlah berapa saja yang dapat :


- Mempengaruhi waktu permulaan pengerasan semen yang melebihi dari 30 menit,atau mengurangi kekuatan dari percobaan kubus

lebih dari 20% apabila dites sesuai standar ASHTO T26.


- Menghasilkan perubahan warna atau pemekaran permukaan mortar yang sedang mengeras.
- Menunjukkan reaksi agregat alkali.
Air harus bebas dari hidrokarbon dan larutan bahan organik, larutan bahan organik tidak boleh lebih dari 500 bagian untuk tiap satu juta

bagian dalam berat. Kamia akan mengadakan percobaan bagi air yang diusulkannya untuk dipakai dan akan menyerahkan catatan-

catatan mengenai percobaan tersebut pada Direksi untuk persetujuannya sebelum meletakkan pekerjaan beton pada pekerjaan tetap.

Kontraktor harus membuat percobaan yang teratur dari air beton dan mortar dalam suatu pola dan frekuensi yang disetujui oleh Direksi

dan harus memberi kepada Direksi salinan catatan dari tiap hasil percobaan.
e. Mortar
Mortar untuk pasangan batu terdiri dari PC dan pasir dengan perbandingan 1 : 4 seperti yang disebutkan dalam gambar rencana untuk

masing-masing pekerjaan. Perbandingan yang dimaksud adalah perbandingan berat semen dan berat pasir dalam kondisi jenuh kering

permukaan (saturated surface dry). Apabila tidak ada catatan khusus pada gambar atau perintah tertulis dari Direksi, maka mortar yang
Mortar untuk pasangan batu terdiri dari PC dan pasir dengan perbandingan 1 : 4 seperti yang disebutkan dalam gambar rencana untuk

masing-masing pekerjaan. Perbandingan yang dimaksud adalah perbandingan berat semen dan berat pasir dalam kondisi jenuh kering

permukaan (saturated surface dry). Apabila tidak ada catatan khusus pada gambar atau perintah tertulis dari Direksi, maka mortar yang

dimaksud adalah perbandingan 1 : 4, secara khusus untuk 1 m3 , 1 : 4 berat semen adalah sekitar 160 kg (3,2 zak) dan jumlah pasir

adalah proporsional.
Dalam satu kali pencampuran mortar, kami akan menggunakan bahan semen 1 (satu) zak semen 50 kg. Pengadukan mortar dilakukan

selama 15 menit. Tempat penampungan mortar hasil pengadukan harus terbuat dari kotak kayu atau seng atau bahan lain yang tidak

mempengaruhi kualitas mortar selama dalam penampungan.


7 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
8 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
9 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.

Contoh Pondasi Pasangan Batu Contoh Profil Pasangan Batu

Plesteran dinding =/= 1,5 cm, camp 1 : 4


Pekerjaan plesteran ini kami lakukan setelah pekerjaan dinding bata telah selesai di laksankan ,yang fungsinya untuk menghaluskan permukaan
beton agar terlihat rata dan rapi

Metode Pelaksanaan
1 Ketebalan plesteran idealnya 1 1/2 cm maximum 2 cm, tebal
2 Plesteran kasar maupun acian harus memakai blebes dengan panjang 2.00
3 Plesteran pada beton, maka permukaan beton harus kita kasari atau di kamproti pada
4 waktu membuka begesting.
5 Campuran spesi memakai minimal 1PC : 4 PS , pasir yang dipakai yaitu pasir beton
6 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
7 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
8 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
PEKERJAAN BETON
Pekerjaan Beton untuk Bangunan Peninggi air (bendungan) dan saluran
Pekerjaan Beton Struktur untuk masing-masing pekerjaan yang ditentukan pada Gambar Kerja Dengan mutu
beton K.225. termasuk Pembesian, Pasang dan bongkar Bekisting, untuk :

Konsep Metode Pekerjaan Beton


a Perencanaan metode pelaksanaan pekerjaan struktur didasarkan atas design,
situasi dan kondisi proyek serta site yang ada dalam penjelasan bagian sebelumnya (data-data proyek)
Data-data tersebut merupakan data yang mempengaruhi dalam menentukan dan merencanakan metode
pelaksanaan.
b Sebelum menentukan metode pelaksanaan secara keseluruhan,
dalam perencanaan metode ini diperlukan suatu konsep metode
yang memiliki pengaruh yang besar terhadap metode pelaksanaan yang lain
Pada dasarnya terdapat beberapa metode utama dalam pekerjaan struktur, yaitu:
* Metode siteworks
* Metode struktur bawah .
* Metode pekerjaan bekisting, pembesian dan pengecoran
* Metode tempat pengecoran
* Metode khusus (misalnya mass concrete)
1 Metode site works atau struktur bawah merupakan metode yang memiliki pengaruh yang cukup besar
dalam metode pekerjaan struktur secara keseluruhan.
2 Metode struktur bawah akan menentukan ketepatan schedule pelaksanaan struktur.
Hal tersebut disebabkan oleh tingkat kesulitan yang tinggi dalam pelaksanaannya.
Pada pelaksanaan struktur bawah terdapat permasalahan muka air tanah yang sering menghambat
pekerjaan dan perlu penanganan yang teliti mengenai perilaku air bawah tanah sedemikian
tidak memberikan dampak merugikan bagi lingkungan sekitar.
Di samping itu, kondisi tanah yang kurang baik yang disertai dengan lahan yang sempit akan
memberikan kesulitan yang tinggi dalam pelaksanaan pekerjaan tanah dan pekerjaan lain yang terkait.
Keberadaan bangunan sekitar gedung memberikan andil dalam proses penentuan metode pelaksanaan
Struktur Bawah.
Hal tersebut disebabkan oleh adanya pengaruh pergerakan tanah sekitar, kebisingan dan debu
sering menjadi hambatan dalam pelaksanaan pekerjaan struktur bawah .
Metode pekerjaan struktur bawah ini terdapat beberapa jenis Penggolongan metode
berdasarkan arah kerjanya dibagi menjadi tiga yaitu metode konvensional,
metode top-down, dan metode semi top-down.
Berikut dijelaskan mengenai metode-metode tersebut:
Sistem konvensional
Pada sistem ini, struktur basement dilaksanakan setelah seluruh pekerjaan galian selesai mencapai elevasi rencana (sistem bottom up).
Pelat basement paling bawah dicor terlebih dahulu, kemudian basement diselesaikan dari bawah ke atas,
dengan menggunakan scaffolding. Kolom, balok dan slab dicor di tempat (cast in place).

Pada sistem ini, galian tanah dapat berupa open cut atau dengan sistem dinding penahan tanah yang bisa sementara dan permanen.
Sistem dinding penahan tanah dapat dengan perkuatan strutting, ground anchor atau free cantilever.
Sistem Top Down
Pada sistem ini, struktur basement dilaksanakan bersamaan dengan pekerjaan galian basement. Urutan penyelesaian balok dan plat
lantainya dimulai dari atas ke bawah, dan selama proses pelaksanaan, struktur plat dan balok tersebut
didukung oleh struktur tiang (king post).
Pada dinding basement dicor sistem dinding penahan tanahnya yang dapat berupa diafragma wall atau contiguous pile yang dapat
bersifat permanen dan temporary yang juga berfungsi sebagai cut off dewatering.
Sistem Semi Top Down
Pada sistem ini, pelaksanaannya hampir sama dengan metode sistem top-down. Perbedaannya adalah terletak pada pekerjaan struktur
atasnya yang dapat dikerjakan bersamaan dengan pekerjaan struktur bawah.
Pada proses pengecoran struktur , baik lantai maupun dinding serta kolom, umumnya dicor bertahap karena luas area dan volume
pekerjaan yang besar. Sehingga dibuat dengan sistem zoning dengan jumlah menyesuaikan dengan
kapasitas sumber daya yang tersedia pada daerah tersebut.
Zoning struktur yang tepat akan membantu kelancaran pelaksanaan dan flow pengadaan sumber daya yang terkait yaitu bekisting,
besi tulangan dan beton ready mix.
Dalam perencanaan zoning pekerjaan struktur ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
# Kapasitas pengecoran harian rata-rata suatu daerah
# Volume material beton, besi dan bekisting serta flow pengadaannya
# Lahan yang tersedia untuk stok material
# Ketersediaan tenaga kerja dan siklusnya.
# Kondisi peralatan yang ada dan tingkat kesibukannya,dll
Dalam menentukan zoning ini, perlu diperhatikan batas-batas antar zone. Sebagai pedoman praktis, batas zone adalah ¼ bentang balok.
Hal tersebut dikarenakan pada area tersebut diperkirakan momen yang terjadi adalah nol atau mendekati nol.
Disamping penentuan jumlah zoning, pada pekerjaan struktur juga diperlukan perencanaan arah / flow pekerjaan struktur.
Arah pekerjaan struktur akan menentukan hampir semua arah metode pelaksanaan.
Beberapa hal yang penting untuk diperhatikan dalam menentukan arah / flow pekerjaan struktur adalah sebagai berikut:
# Perkiraan lintasan kritis schedule pelaksanaan
# Kemudahan pekerjaan
# Hindari kondisi lokasi pekerjaan yang terjebak karena flow yang salah.
Metode Kerja
Penjelasan Umum
Meliputi pekerjaan beton yang bertulang dan tidak bertulang dan pelaksanaan yang benar untuk menghasilkan beton yang bermutu baik.
Maka perlu penyedian tenaga kerja yang terampil, alat bantu yang memadai sesuai dengan fungsinya dan material/bahan
berdasarkan standart peraturan beton bertulang PB1 1971 dan SK.SKNI.T-15.1991-03
Ruang Lingkup
Lingkup pekerjaan beton meliputi penyediaan semua pemasangan semua komponen yang ditunjuk oleh gambar rencana dan RAB Meliputi:
Beton Bendungan
~ Pekerjaan beton K 225
~ Pekerjaan besi beton
~ Pekerjaan bekisting
Beton Saluran
~ Pekerjaan beton K 225
~ Pekerjaan besi beton
~ Pekerjaan bekisting
Penjelasan Umum untuk bahan utama
Besi Beton
Besi tulangan yang digunakan adalah baja yang kualitasnya sesuai dengan ditentukan dalam PBI 71.
Besi beton harus bersih dari lapisan minyak lemak, karat dan bebas dari cacat seperti serpih dan sebagainya, serta berpenampang bulat.
Dimensi dan ukuran penempang bulat besi beton / baja tulangan harus sesuai dengan petujuk gambar kerja (memenuhi batas toleransi
minimal) seperti yang di syaratkan dalam PBI 71.
Besi beton / baja tulangan yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lokasi pekerjaan dalam waktu 24 jam setelah ada
perintah tertulis dari Direksi.
Kawat pengikat harus terbuat daru baja lunak dengan diameter minimal 1mm dan tidak bersepuh seng.
Material lain yang digunakan diutamakan produksi dalam negeri.
Kayu
Kayu yang digunakan harus bersifat baik dengan ketentuan bahwa segala sifat dan kekurangan-kekurangan yang berhubungan dengan
pemakainya tidak akan merusak atau mengurangi nilai konstruksi.
Kualitas dan ukuran kayu yang digunakan disesuaikan dengan gambar kerja yang ada. Demikian pula dengan mutu dan kelas kuat kayu
yang apabila tidak ditentukan lain, maka harus mengikuti syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan dalam PPKI NI-5.
Dihindarkan adanya cacat-cacat kayu antara lain yang berupa putih kayu, pecah-pecah, mata kayu yang melintang. Syarat-syarat
kelembaban dan toleransi ukuran kayu yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat dan ketentuan dalam PPKI.
1. Pengecoran Beton
Semua pekerjaan konstruksi pada bangunan ini dikerjakan dengan mutu beton K -225, dan semua pekerjaan konstruksi beton
memenuhi syarat-syarat PBI 1971.
Adukan beton harus benar-benar rata dan matang dengan menggunakan Ready Mix pada K-225.
2.Berkesting dan Acuan
Sebelum penulangan beton dikerjakan harus terlebih dahulu dibuat bekesting yang kokoh dan rapat, sehingga air semen tidak bocor.
Bekesting harus dibuat sesuai dengan ukuran beton yang akan dilaksanakan.
Bahan bekesting dapat dibuat dari kayu terenteng tebal 2 cm atau multiplex.
Pembukaan bekesting ataupun acuan harus teratur dan beton sudah berumur minimal 14 (empat belas) hari.
3.Pekerjaan Pembesian
Pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur. Pekerjaan ini memegang peranan penting dari aspek kualitas
pelaksanaan mengingat fungsi besi tulangan yang penting dalam kekuatan struktur .
Berikut adalah metode pelaksanaan pekerjaan pembesian mulai dari tahap penyimpanan hingga pemasangan tulangan.
1. Tahap penyimpanan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam tahap penyimpanan:
Tumpukan besi jangan sampai bersentuhan dengan tanah. Oleh karena itu harus digajal dengan balok beton.
Besi harus berjarak minimal 5 cm dari logam yang lain
Besi harus terlindung dari kotoran, karat, benturan & minyak
Cara pelaksanaan dalam tahap penyimpanan:
Setiap bandel besi harus terdiri dari satu jenis besi (bentuk dan diameter)
Maksimum berat tiap bandel disesuaikan dengan kapasitas crane
Jarak antar ikatan adalah sekitar 2 m
Di dalam label ditulis panjang, tipe, nomer referensi & kode besi
2. Tahap Pemotongan dan pembengkokan.
Cara pemotongan dan pembengkokan besi tulangan adalah sebagai berikut:
Gunakanlah meja yang kuat dan rata
Siapkanlah gambar acuan
Cek diameter besi
Cek kembali besi-besi yang telah dibengkokan
Cek ukuan mandrel benar-benar pas. Inside Radius >2d untuk besi
kekuatan rendah, 3d untuk besi kekuatan tinggi
Jika ada besi yang susah dibengkokan maka boleh dipanaskan dengan persetujuan engineer
Ikuti perubahan schedule pembesian & dapatkan dokumen terbaru
3. Tahap Pemasangan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan besi tulangan adalah sebagai berikut :
Besi harus bersih (dari kotoran , minyak).
Peletakan tulangan pembesian harus diatur sehingga ada ruang tersedia untuk proses pemadatan beton
Jika ada besi yang perlu disambung maka harus ada overlapping yang sesuai perhitungan atau spesifikasi teknis.
Suatu ketika mungkin perlu merakit tulangan dahulu di luar bekisting baru kemudian meletakan sesuai posisinya.
Flow proses penyimpanan hingga pemasangan harus direncanakan paling efektif dan efisien.
Cara pelaksanaan pemasangan besi tulangan pada sloff ,kolom dan balok atap beton :
Pembesian beton sloff duduk di atas pondasi beton,diantara besi sloff juga kita ikatkan besi kolom yang posisinya telah tercantum dalam gambar kerja
untuk pembesian balok kita akan rakit di sekitar lokasi sesuai type atau gambar lalu kita angkat ke titik yang telah tercantum pada gambar kerja
Ketinggian pembesian kolom beton kita sesuaikan dengan gambar kerja,begitu pula dengan panjang sloff.
Cara pelaksanaan pemasangan besi tulangan plat lantai ,plat atap dan plat bordes :
Pembesian plat lantai ,plat bodes maupun plat atap dirakit di atas cetakan yang telah dibuat
Sejumlah ikatan dilakukan pada besi - besi plat sesuai tipe ikatan, supaya susunan pembesian tersebut kuat untuk diangkat
Pemasangan pembesian pada plat lantai,plat atap dan plat bordes dilakukan secara lansung di titik titik yang telah di tetapkan dalam gambar
Besi yang horizontal diikat pada besi yang vertikal
Pekerjaan Pengecoran
Pekerjaan pengecoran adalah pekerjaan penuangan beton segar ke dalam cetakan suatu elemen struktur yang telah dipasangi besi tulangan.
Sebelum pekerjaan pengecoran dilakukan, harus dilakukan inspeksi pekerjaan untuk memastikan cetakan dan besi tulangan telah terpasang
Sesuai Rencana.
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan pada pekerjaan pengecoran adalah sebagai berikut:
Setiap pekerja harus memakai pakaian pelindung, sepatu safety, helem, dan pelindung mata jika diperlukan.
Ketepatan ukuran dan elevasi harus diperhatikan dan dicheck.
Zone pengecoran harus direncanakan dan ukurannya ditentukan
Bekisting harus kuat dan instalasi M/E di bawah plat atau balok, pastikan ini terpasang sebelum dicor
Ketika mengecor, hati-hati jangan sampai merusak atau merubah bekisting dan tulangan
Delay diakibatkan oleh cuaca panas, atau angin yang kencang, sehingga beton mengeras lebih cepat. Juga diakibatkan oleh keterlambatan
pengiriman karena kurangnya perencanaan atau hal lain yang tidak bisa dihindari. Untuk mencegah delay maka tenaga kerja, peralatan,
dalam keadaan terkendali.
Jangan menambahkan air pada beton untuk memudahkan pelaksanaan cor. Jika terpaksa gunakanlah campuran air dan semen
Cara pelaksanaan pengecoran adalah sebagai berikut:
Pengecoran elemen vertikal umumnya menggunakan alat bantu TC dan bucket cor sedangkan untuk elemen horizontal menggunakan alat bantu
concrete mixer. Pada volume pekerjaan kecil digunakan alat bantu TC dan Bucket cor. Pada pengecoran pile cap yang berada pada elevasi
ground floor,akan
Beton yang jikadicor
volume pengecoran
harus langsungkecil digunakan
ke tempat caraposisi
yang jadi pengecoran langsung
akhirnya. daridari
Mulailah trukpojok
mixer.bekisting.
Pada volume pengecoran yang besar akan
efektif menggunakan concrete pump. Khusus pada pengecoran bored pile, digunakan alat bantu TC dan bucket cor.
Selalu tuangkan beton baru langsung ke beton yang sudah lama.
Untuk mencegah segregasi, cek beton jangan terlalu basah atau kering, beton diaduk dengan baik, jika menjatuhkan beton secara vertikal jangan
lebih dari 2m.
Pemadatan beton dilakukan dengan cara digetarkan, untuk mengeluarkan udara yang terperangkap dalam beton, sehingga beton memadat
memenuhi bekisting.
Internal vibration dilakukan dengan menggunakan poker, yang dimasukkan ke dalam beton. External vibration dilakukan dari luar bekisting,
hal ini dilakukan karena internal vibration susah dilakukan .
Masukkan vibrator secara vertikal, masukkan kira-kira sejarak 15 cm setelah pemadatan yang telah terlebih dulu dilakukan, diamkan sekitar 5
sampai 15 detik. Angkat vibrator pelan-pelan dengan kecepatan sekitar 7,5cm/detik
Usahakan jari-jari pengaruh vibrator saling overlapping sehingga semua beton bisa terpadatkan dan manjangkau lapisan di bawah yang sedang
dipadatkan.
Initial finishing ditandai dengan genangan air yang tampak di permukaan beton. Proses final finishing tidak bisa dilaksanakan jika kondisi ini belum
tampak. Menghilangkan genangan air dapat dilakukan dengan menggunakan sapu biasa. Jangan mengeringkan air permukaan tersebut dengan
mencampurkan semen, karena akan membuat permukaan beton menjadi jelek dan lemah.
Final finishing terdiri dari dua proses: Floating ada dua proses yaitu Bullfloat, dilakukan dengan alat penggaruk yang didorong, ini adalah proses
pertama power or hand float adalah proses floting menggunakan tangan dimana ini adalah proses akhir floating
Dilakukan untuk membuat permukaan beton yang keras, rata, dan lembut, biasanya dilakukan 3 kali proses.
Curing dilakukan untuk menjaga kadar air beton tidak cepat kering sehingga proses pemadatan beton tidak terlalu cepat atau terlalu lambat. Curing
dilakukan langsung setelah proses finishing. Curing dilakukan dengan menambahkan air pada permukaan beton/Mencegah kehilangan air pada beton
Pancuran air harus perlahan untuk mencegah kerusakan pada permukaan beton.
Curing dapat juga dengan menutup beton dengan plastik dan mengaplikasikan curing compound.
Cuaca panas mengakibatkan beton lebih cepat kehilangan cairan, sehingga proses pemadatan terjadi terlalu cepat. Tindakan pencegahan dilakukan
jika suhu melibihi 32˚C, kelmbaban rendah, kecepatan angin tinggi dan sinar matahari menyengat.
Untuk mencegah Kerusakan Akibat Hujan, harus memperkirakan cuaca jika akan terjadi hujan, menyediakan alat pelindung seperti burlap dan
plastik, melakukan mixing dan pengiriman beton pada waktu yang tepat yaitu tidak hujan. Ketika hujan mulai turun. Lindungi beton yang baru
dituang pastikan semau permukaan beton terlindung, jangan menambahakan semen ke permukaan beton.
Setelah hujan reda, mengaplikasikan curing compound secepatnya bersamaan proses beton mengeras, memperbaiki permukaan yang cacat dan
membentuk permukaan beton jika diperlukan, membuang bagian beton jika ada bagian yang dikhaeatirkan rusak karena kadar air bertambah.
sehingga beton menjadi lunak.

Methode Kerja

a Menyiapkan bahan, tenaga dan peralatan yang akan digunakan. Untuk bahan yang akan digunakan, terlebih dahulu harus diajukan

kepada Direksi atau Pengawas Lapangan untuk mendapat persetujuan, apakah bahan - bahan tersebut sudah sesuai dengan persyaratan

spesifikasi teknik yang telah ditentukan. Adapun bahan - bahan yang dimaksud adalah ; Semen (PC), Pasir dan Kerikil. Kerikil yang

akan digunakan adalah kerikil pecah atau kerikil alam yang baik serta keras. Begitu juga pasir yang akan digunakan harus pasir yang

baik dengan kandungan lumpur minimal 5%.


b Sebelum pekerjaan pengecoran dimulai, terlebih dahulu kita harus membuat Mix Design sesuai spesifikasi teknik yang telah

ditentukan. Ini dimaksudkan sebagai tolak ukur untuk membuat adukan beton, agar hasil yang diperoleh sesuai dengan mutu beton

yang ditentukan.
c Membuat adukan mortar dari campuran ; Semen, Pasir, Kerikil dan Air. Semua jenis bahan tersebut dicampur dan diaduk rata dengan

menggunakan concrete mixer atau mekanis.


d Untuk pekerjaan selanjutnya adalah pekerjaan Pengecoran. Pengecoran dilakukan untuk suatu lokasi pekerjaan supaya dilaksanakan

sampai pekerjaan itu selesai dan tidak boleh dihentikan pada saat pekerjaan berjalan separuhnya. Untuk itu pekerjaan pengecoran

dilaksanakan setelah semua kelengkapan seperti bahan, tenaga dan peralatan betul - betul siap dan lengkap.
e Untuk hasil pekerjaan yang sudah selesai agar diberi pelindung agar tidak terjadi kerusakan yang diakibatkan oleh keadaan cuaca luar

seperti hujan dan sebagainya sampai dengan umur beton sudah sesuai dengan yang diisyaratkan.
f Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
g Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
h Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
i Untuk bahan campuran mortar yang akan kami gunakan adalah Beton K.225, kami akan mengacu pada spesifikasi teknik yang

tercantum dalam Dokumen Lelang atau seusai dengan petunjuk dari Direksi. Adapun kriteria material yang dimaksud adalah :
- Semen
- Untuk bahan Portlan Cement atau semen yang akan kami gunakan terlebih dahulu harus memenuhi kriteria dibawah ini dan telah

mendapat persetujuan Direksi :


- Semen yang akan kami gunakan adala Portland Cement yang telah memenuhi Standar Nasional Indonesia NI-8 pasal 3.2. NI-2 PBI

71 atau ASTM C150 atau standard lain yang disetujui oleh Direksi.
- Kondisi semen sebelum digunakan tidak mengeras, tidak berubah warna dan disimpan dengan baik.
Pasir
Untuk bahan pasir yang akan kami gunakan harus memenuhi kriteria dibawah ini dan telah mendapat persetujuan Direksi :
Pasir dengan kwalitas baik, bersih dan tidak mengandung bahan humus, akar-akar rumput, akar-akar pohon dan sampah-sampah lain

yang dapat mengurangi mutu konstruksi.


Berat jenis pasir berkisar antara 2,50 ~ 2,65
Modulus kehalusan 2,30 ~ 3,10
Kandungan kadar lumpur harus lebih kecil dari 5%
Harus memiliki gradasi yang baik dan merata dan keras
Kerikil
Untuk bahan kerikil yang akan kami gunakan harus memenuhi kriteria dibawah ini dan telah mendapat persetujuan Direksi :
Kerikil yang akan kami gunakan yaitu kerikil alam yang mana lokasi pengambilannya telah disetujui oleh Direksi.

Kerikil yang digunakan keras dan tidak terdapat retakan-retakan


Berat jenis berkisar antara 2,50 ~ 2,65
Modulus kehalusan 6 ~ 8
Pelapukan Agregat lebih kecil dari 10%
Kandungan kadar lumpur harus lebih kecil dari 5%
Air
Untuk bahan air yang akan kami gunakan harus memenuhi kriteria dibawah ini dan telah mendapat persetujuan Direksi :
Air yang digunakan bersih, tidak berwarna, tidak bau, tidak mengandung lumpur dan tidak mengandung zat garam

Yang paling penting sesuai dengan Standar Nasional Indonesi NI-3 PUBI

Pekerjaan Beton untuk Bangunan Pengumpul


Beton K 125 untuk lantai kerja tebal 5 cm
Di dalam pekerjaan ini kita akan menyiapkan bahan cetakan untuk pekerjaan pengecorannya di karenakan untuk mutu beton K.125 Bisa kita lakukan
secara manual di dalam pelakasaannya.

Methode Pelaksanaan :
1 Permintaan persetujuan untuk melakukan pekerjaan kepada Direksi.
Sekelompok pekerja membuat mortar dengan mutu K.125 dan untuk pekerja lain menghampar hasil campuran beton ke lantai kerja sambil di
2 ratakan dengan ketebalan 10 cm
3 Setelah semua dianggap telah rata maka kita tunggu beton lantai kerja kering
4 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
5 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
6 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
Pekerjaan Beton Struktur untuk masing-masing pekerjaan yang ditentukan pada Gambar Kerja Dengan mutu beton
K.225. termasuk pembesian, Pasang dan bongkar Bekisting, untuk :

Konsep Metode Pekerjaan Beton


a Perencanaan metode pelaksanaan pekerjaan struktur didasarkan atas design,
situasi dan kondisi proyek serta site yang ada dalam penjelasan bagian sebelumnya (data-data proyek)
Data-data tersebut merupakan data yang mempengaruhi dalam menentukan dan merencanakan metode
pelaksanaan.
b Sebelum menentukan metode pelaksanaan secara keseluruhan,
dalam perencanaan metode ini diperlukan suatu konsep metode
yang memiliki pengaruh yang besar terhadap metode pelaksanaan yang lain
Pada dasarnya terdapat beberapa metode utama dalam pekerjaan struktur, yaitu:
* Metode siteworks
* Metode struktur bawah .
* Metode pekerjaan bekisting, pembesian dan pengecoran
* Metode tempat pengecoran
* Metode khusus (misalnya mass concrete)
1 Metode site works atau struktur bawah merupakan metode yang memiliki pengaruh yang cukup besar
dalam metode pekerjaan struktur secara keseluruhan.
2 Metode struktur bawah akan menentukan ketepatan schedule pelaksanaan struktur.
Hal tersebut disebabkan oleh tingkat kesulitan yang tinggi dalam pelaksanaannya.
Pada pelaksanaan struktur bawah terdapat permasalahan muka air tanah yang sering menghambat
pekerjaan dan perlu penanganan yang teliti mengenai perilaku air bawah tanah sedemikian
tidak memberikan dampak merugikan bagi lingkungan sekitar.
Di samping itu, kondisi tanah yang kurang baik yang disertai dengan lahan yang sempit akan
memberikan kesulitan yang tinggi dalam pelaksanaan pekerjaan tanah dan pekerjaan lain yang terkait.
Keberadaan bangunan sekitar gedung memberikan andil dalam proses penentuan metode pelaksanaan
Struktur Bawah.
Hal tersebut disebabkan oleh adanya pengaruh pergerakan tanah sekitar, kebisingan dan debu
sering menjadi hambatan dalam pelaksanaan pekerjaan struktur bawah .
Metode pekerjaan struktur bawah ini terdapat beberapa jenis Penggolongan metode
berdasarkan arah kerjanya dibagi menjadi tiga yaitu metode konvensional,
metode top-down, dan metode semi top-down.
Berikut dijelaskan mengenai metode-metode tersebut:
Sistem konvensional
Pada sistem ini, struktur basement dilaksanakan setelah seluruh pekerjaan galian selesai mencapai elevasi rencana (sistem bottom up).
Pelat basement paling bawah dicor terlebih dahulu, kemudian basement diselesaikan dari bawah ke atas,
dengan menggunakan scaffolding. Kolom, balok dan slab dicor di tempat (cast in place).

Pada sistem ini, galian tanah dapat berupa open cut atau dengan sistem dinding penahan tanah yang bisa sementara dan permanen.
Sistem dinding penahan tanah dapat dengan perkuatan strutting, ground anchor atau free cantilever.
Sistem Top Down
Pada sistem ini, struktur basement dilaksanakan bersamaan dengan pekerjaan galian basement. Urutan penyelesaian balok dan plat
lantainya dimulai dari atas ke bawah, dan selama proses pelaksanaan, struktur plat dan balok tersebut
didukung oleh struktur tiang (king post).
Pada dinding basement dicor sistem dinding penahan tanahnya yang dapat berupa diafragma wall atau contiguous pile yang dapat
bersifat permanen dan temporary yang juga berfungsi sebagai cut off dewatering.
Sistem Semi Top Down
Pada sistem ini, pelaksanaannya hampir sama dengan metode sistem top-down. Perbedaannya adalah terletak pada pekerjaan struktur
atasnya yang dapat dikerjakan bersamaan dengan pekerjaan struktur bawah.
Pada proses pengecoran struktur , baik lantai maupun dinding serta kolom, umumnya dicor bertahap karena luas area dan volume
pekerjaan yang besar. Sehingga dibuat dengan sistem zoning dengan jumlah menyesuaikan dengan
kapasitas sumber daya yang tersedia pada daerah tersebut.
Zoning struktur yang tepat akan membantu kelancaran pelaksanaan dan flow pengadaan sumber daya yang terkait yaitu bekisting,
besi tulangan dan beton ready mix.
Dalam perencanaan zoning pekerjaan struktur ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
# Kapasitas pengecoran harian rata-rata suatu daerah
# Volume material beton, besi dan bekisting serta flow pengadaannya
# Lahan yang tersedia untuk stok material
# Ketersediaan tenaga kerja dan siklusnya.
# Kondisi peralatan yang ada dan tingkat kesibukannya,dll
Dalam menentukan zoning ini, perlu diperhatikan batas-batas antar zone. Sebagai pedoman praktis, batas zone adalah ¼ bentang balok.
Hal tersebut dikarenakan pada area tersebut diperkirakan momen yang terjadi adalah nol atau mendekati nol.
Disamping penentuan jumlah zoning, pada pekerjaan struktur juga diperlukan perencanaan arah / flow pekerjaan struktur.
Arah pekerjaan struktur akan menentukan hampir semua arah metode pelaksanaan.
Beberapa hal yang penting untuk diperhatikan dalam menentukan arah / flow pekerjaan struktur adalah sebagai berikut:
# Perkiraan lintasan kritis schedule pelaksanaan
# Kemudahan pekerjaan
# Hindari kondisi lokasi pekerjaan yang terjebak karena flow yang salah.
Metode Kerja
Penjelasan Umum
Meliputi pekerjaan beton yang bertulang dan tidak bertulang dan pelaksanaan yang benar untuk menghasilkan beton yang bermutu baik.
Maka perlu penyedian tenaga kerja yang terampil, alat bantu yang memadai sesuai dengan fungsinya dan material/bahan
berdasarkan standart peraturan beton bertulang PB1 1971 dan SK.SKNI.T-15.1991-03
Ruang Lingkup
Lingkup pekerjaan beton meliputi penyediaan semua pemasangan semua komponen yang ditunjuk oleh gambar rencana dan RAB Meliputi:
Berton Pondasi Lantai =/= 30 cm
~ Pekerjaan beton K 225
~ Pekerjaan besi beton
~ Pekerjaan bekisting
Berton Dinding Bak =/= 30 cm
~ Pekerjaan beton K 225
~ Pekerjaan besi beton
~ Pekerjaan bekisting
Penjelasan Umum untuk bahan utama
Besi Beton
Besi tulangan yang digunakan adalah baja yang kualitasnya sesuai dengan ditentukan dalam PBI 71.
Besi beton harus bersih dari lapisan minyak lemak, karat dan bebas dari cacat seperti serpih dan sebagainya, serta berpenampang bulat.
Dimensi dan ukuran penempang bulat besi beton / baja tulangan harus sesuai dengan petujuk gambar kerja (memenuhi batas toleransi
minimal) seperti yang di syaratkan dalam PBI 71.
Besi beton / baja tulangan yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lokasi pekerjaan dalam waktu 24 jam setelah ada
perintah tertulis dari Direksi.
Kawat pengikat harus terbuat daru baja lunak dengan diameter minimal 1mm dan tidak bersepuh seng.
Material lain yang digunakan diutamakan produksi dalam negeri.
Kayu
Kayu yang digunakan harus bersifat baik dengan ketentuan bahwa segala sifat dan kekurangan-kekurangan yang berhubungan dengan
pemakainya tidak akan merusak atau mengurangi nilai konstruksi.
Kualitas dan ukuran kayu yang digunakan disesuaikan dengan gambar kerja yang ada. Demikian pula dengan mutu dan kelas kuat kayu
yang apabila tidak ditentukan lain, maka harus mengikuti syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan dalam PPKI NI-5.
Dihindarkan adanya cacat-cacat kayu antara lain yang berupa putih kayu, pecah-pecah, mata kayu yang melintang. Syarat-syarat
kelembaban dan toleransi ukuran kayu yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat dan ketentuan dalam PPKI.
1. Pengecoran Beton
Semua pekerjaan konstruksi pada bangunan ini dikerjakan dengan mutu beton K -225, dan semua pekerjaan konstruksi beton
memenuhi syarat-syarat PBI 1971.
Adukan beton harus benar-benar rata dan matang dengan menggunakan Ready Mix pada K-225.
2.Berkesting dan Acuan
Sebelum penulangan beton dikerjakan harus terlebih dahulu dibuat bekesting yang kokoh dan rapat, sehingga air semen tidak bocor.
Bekesting harus dibuat sesuai dengan ukuran beton yang akan dilaksanakan.
Bahan bekesting dapat dibuat dari kayu terenteng tebal 2 cm atau multiplex.
Pembukaan bekesting ataupun acuan harus teratur dan beton sudah berumur minimal 14 (empat belas) hari.
3.Pekerjaan Pembesian
Pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur. Pekerjaan ini memegang peranan penting dari aspek kualitas
pelaksanaan mengingat fungsi besi tulangan yang penting dalam kekuatan struktur .
Berikut adalah metode pelaksanaan pekerjaan pembesian mulai dari tahap penyimpanan hingga pemasangan tulangan.
1. Tahap penyimpanan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam tahap penyimpanan:
Tumpukan besi jangan sampai bersentuhan dengan tanah. Oleh karena itu harus digajal dengan balok beton.
Besi harus berjarak minimal 5 cm dari logam yang lain
Besi harus terlindung dari kotoran, karat, benturan & minyak
Cara pelaksanaan dalam tahap penyimpanan:
Setiap bandel besi harus terdiri dari satu jenis besi (bentuk dan diameter)
Maksimum berat tiap bandel disesuaikan dengan kapasitas crane
Jarak antar ikatan adalah sekitar 2 m
Di dalam label ditulis panjang, tipe, nomer referensi & kode besi
2. Tahap Pemotongan dan pembengkokan.
Cara pemotongan dan pembengkokan besi tulangan adalah sebagai berikut:
Gunakanlah meja yang kuat dan rata
Siapkanlah gambar acuan
Cek diameter besi
Cek kembali besi-besi yang telah dibengkokan
Cek ukuan mandrel benar-benar pas. Inside Radius >2d untuk besi
kekuatan rendah, 3d untuk besi kekuatan tinggi
Jika ada besi yang susah dibengkokan maka boleh dipanaskan dengan persetujuan engineer
Ikuti perubahan schedule pembesian & dapatkan dokumen terbaru
3. Tahap Pemasangan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan besi tulangan adalah sebagai berikut :
Besi harus bersih (dari kotoran , minyak).
Peletakan tulangan pembesian harus diatur sehingga ada ruang tersedia untuk proses pemadatan beton
Jika ada besi yang perlu disambung maka harus ada overlapping yang sesuai perhitungan atau spesifikasi teknis.
Suatu ketika mungkin perlu merakit tulangan dahulu di luar bekisting baru kemudian meletakan sesuai posisinya.
Flow proses penyimpanan hingga pemasangan harus direncanakan paling efektif dan efisien.
Cara pelaksanaan pemasangan besi tulangan pada sloff ,kolom dan balok atap beton :
Pembesian beton sloff duduk di atas pondasi beton,diantara besi sloff juga kita ikatkan besi kolom yang posisinya telah tercantum dalam gambar kerja
untuk pembesian balok kita akan rakit di sekitar lokasi sesuai type atau gambar lalu kita angkat ke titik yang telah tercantum pada gambar kerja
Ketinggian pembesian kolom beton kita sesuaikan dengan gambar kerja,begitu pula dengan panjang sloff.
Cara pelaksanaan pemasangan besi tulangan plat lantai ,plat atap dan plat bordes :
Pembesian plat lantai ,plat bodes maupun plat atap dirakit di atas cetakan yang telah dibuat
Sejumlah ikatan dilakukan pada besi - besi plat sesuai tipe ikatan, supaya susunan pembesian tersebut kuat untuk diangkat
Pemasangan pembesian pada plat lantai,plat atap dan plat bordes dilakukan secara lansung di titik titik yang telah di tetapkan dalam gambar
Besi yang horizontal diikat pada besi yang vertikal
Pekerjaan Pengecoran
Pekerjaan pengecoran adalah pekerjaan penuangan beton segar ke dalam cetakan suatu elemen struktur yang telah dipasangi besi tulangan.
Sebelum pekerjaan pengecoran dilakukan, harus dilakukan inspeksi pekerjaan untuk memastikan cetakan dan besi tulangan telah terpasang
Sesuai Rencana.
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan pada pekerjaan pengecoran adalah sebagai berikut:
Setiap pekerja harus memakai pakaian pelindung, sepatu safety, helem, dan pelindung mata jika diperlukan.
Ketepatan ukuran dan elevasi harus diperhatikan dan dicheck.
Zone pengecoran harus direncanakan dan ukurannya ditentukan
Bekisting harus kuat dan instalasi M/E di bawah plat atau balok, pastikan ini terpasang sebelum dicor
Ketika mengecor, hati-hati jangan sampai merusak atau merubah bekisting dan tulangan
Delay diakibatkan oleh cuaca panas, atau angin yang kencang, sehingga beton mengeras lebih cepat. Juga diakibatkan oleh keterlambatan
pengiriman karena kurangnya perencanaan atau hal lain yang tidak bisa dihindari. Untuk mencegah delay maka tenaga kerja, peralatan,
dalam keadaan terkendali.
Jangan menambahkan air pada beton untuk memudahkan pelaksanaan cor. Jika terpaksa gunakanlah campuran air dan semen
Cara pelaksanaan pengecoran adalah sebagai berikut:
Pengecoran elemen vertikal umumnya menggunakan alat bantu TC dan bucket cor sedangkan untuk elemen horizontal menggunakan alat bantu
concrete mixer. Pada volume pekerjaan kecil digunakan alat bantu TC dan Bucket cor. Pada pengecoran pile cap yang berada pada elevasi
Beton yang akan dicor harus langsung ke tempat yang jadi posisi akhirnya. Mulailah dari pojok bekisting.
Selalu tuangkan beton baru langsung ke beton yang sudah lama.
Untuk mencegah segregasi, cek beton jangan terlalu basah atau kering, beton diaduk dengan baik, jika menjatuhkan beton secara vertikal jangan
lebih dari 2m.
Pemadatan beton dilakukan dengan cara digetarkan, untuk mengeluarkan udara yang terperangkap dalam beton, sehingga beton memadat
memenuhi bekisting.
Internal vibration dilakukan dengan menggunakan poker, yang dimasukkan ke dalam beton. External vibration dilakukan dari luar bekisting,
hal ini dilakukan karena internal vibration susah dilakukan .
Masukkan vibrator secara vertikal, masukkan kira-kira sejarak 15 cm setelah pemadatan yang telah terlebih dulu dilakukan, diamkan sekitar 5
sampai 15 detik. Angkat vibrator pelan-pelan dengan kecepatan sekitar 7,5cm/detik
Usahakan jari-jari pengaruh vibrator saling overlapping sehingga semua beton bisa terpadatkan dan manjangkau lapisan di bawah yang sedang
dipadatkan.
Initial finishing ditandai dengan genangan air yang tampak di permukaan beton. Proses final finishing tidak bisa dilaksanakan jika kondisi ini belum
tampak. Menghilangkan genangan air dapat dilakukan dengan menggunakan sapu biasa. Jangan mengeringkan air permukaan tersebut dengan
mencampurkan semen, karena akan membuat permukaan beton menjadi jelek dan lemah.
Final finishing terdiri dari dua proses: Floating ada dua proses yaitu Bullfloat, dilakukan dengan alat penggaruk yang didorong, ini adalah proses
pertama power or hand float adalah proses floting menggunakan tangan dimana ini adalah proses akhir floating
Dilakukan untuk membuat permukaan beton yang keras, rata, dan lembut, biasanya dilakukan 3 kali proses.
Curing dilakukan untuk menjaga kadar air beton tidak cepat kering sehingga proses pemadatan beton tidak terlalu cepat atau terlalu lambat. Curing
dilakukan langsung setelah proses finishing. Curing dilakukan dengan menambahkan air pada permukaan beton/Mencegah kehilangan air pada beton
Pancuran air harus perlahan untuk mencegah kerusakan pada permukaan beton.
Curing dapat juga dengan menutup beton dengan plastik dan mengaplikasikan curing compound.
Cuaca panas mengakibatkan beton lebih cepat kehilangan cairan, sehingga proses pemadatan terjadi terlalu cepat. Tindakan pencegahan dilakukan
jika suhu melibihi 32˚C, kelmbaban rendah, kecepatan angin tinggi dan sinar matahari menyengat.
Untuk mencegah Kerusakan Akibat Hujan, harus memperkirakan cuaca jika akan terjadi hujan, menyediakan alat pelindung seperti burlap dan
plastik, melakukan mixing dan pengiriman beton pada waktu yang tepat yaitu tidak hujan. Ketika hujan mulai turun. Lindungi beton yang baru
dituang pastikan semau permukaan beton terlindung, jangan menambahakan semen ke permukaan beton.
Setelah hujan reda, mengaplikasikan curing compound secepatnya bersamaan proses beton mengeras, memperbaiki permukaan yang cacat dan
membentuk permukaan beton jika diperlukan, membuang bagian beton jika ada bagian yang dikhaeatirkan rusak karena kadar air bertambah.
sehingga beton menjadi lunak.

Methode Kerja
a Menyiapkan bahan, tenaga dan peralatan yang akan digunakan. Untuk bahan yang akan digunakan, terlebih dahulu harus diajukan

kepada Direksi atau Pengawas Lapangan untuk mendapat persetujuan, apakah bahan - bahan tersebut sudah sesuai dengan persyaratan

spesifikasi teknik yang telah ditentukan. Adapun bahan - bahan yang dimaksud adalah ; Semen (PC), Pasir dan Kerikil. Kerikil yang

akan digunakan adalah kerikil pecah atau kerikil alam yang baik serta keras. Begitu juga pasir yang akan digunakan harus pasir yang

baik dengan kandungan lumpur minimal 5%.


b Sebelum pekerjaan pengecoran dimulai, terlebih dahulu kita harus membuat Mix Design sesuai spesifikasi teknik yang telah
ditentukan. Ini dimaksudkan sebagai tolak ukur untuk membuat adukan beton, agar hasil yang diperoleh sesuai dengan mutu beton
yang ditentukan.
c Membuat adukan mortar dari campuran ; Semen, Pasir, Kerikil dan Air. Semua jenis bahan tersebut dicampur dan diaduk rata dengan
menggunakan concrete mixer atau mekanis.
d Untuk pekerjaan selanjutnya adalah pekerjaan Pengecoran. Pengecoran dilakukan untuk suatu lokasi pekerjaan supaya dilaksanakan

sampai pekerjaan itu selesai dan tidak boleh dihentikan pada saat pekerjaan berjalan separuhnya. Untuk itu pekerjaan pengecoran

dilaksanakan setelah semua kelengkapan seperti bahan, tenaga dan peralatan betul - betul siap dan lengkap.
e Untuk hasil pekerjaan yang sudah selesai agar diberi pelindung agar tidak terjadi kerusakan yang diakibatkan oleh keadaan cuaca luar
seperti hujan dan sebagainya sampai dengan umur beton sudah sesuai dengan yang diisyaratkan.
f Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
g Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
h Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
i Untuk bahan campuran mortar yang akan kami gunakan adalah Beton K.225, kami akan mengacu pada spesifikasi teknik yang
tercantum dalam Dokumen Lelang atau seusai dengan petunjuk dari Direksi. Adapun kriteria material yang dimaksud adalah :
- Semen
- Untuk bahan Portlan Cement atau semen yang akan kami gunakan terlebih dahulu harus memenuhi kriteria dibawah ini dan telah
mendapat persetujuan Direksi :
- Semen yang akan kami gunakan adala Portland Cement yang telah memenuhi Standar Nasional Indonesia NI-8 pasal 3.2. NI-2 PBI
71 atau ASTM C150 atau standard lain yang disetujui oleh Direksi.
- Kondisi semen sebelum digunakan tidak mengeras, tidak berubah warna dan disimpan dengan baik.
Pasir
Untuk bahan pasir yang akan kami gunakan harus memenuhi kriteria dibawah ini dan telah mendapat persetujuan Direksi :
Pasir dengan kwalitas baik, bersih dan tidak mengandung bahan humus, akar-akar rumput, akar-akar pohon dan sampah-sampah lain
yang dapat mengurangi mutu konstruksi.
Berat jenis pasir berkisar antara 2,50 ~ 2,65
Modulus kehalusan 2,30 ~ 3,10
Kandungan kadar lumpur harus lebih kecil dari 5%
Harus memiliki gradasi yang baik dan merata dan keras
Kerikil
Untuk bahan kerikil yang akan kami gunakan harus memenuhi kriteria dibawah ini dan telah mendapat persetujuan Direksi :
Kerikil yang akan kami gunakan yaitu kerikil alam yang mana lokasi pengambilannya telah disetujui oleh Direksi.
Kerikil yang digunakan keras dan tidak terdapat retakan-retakan
Berat jenis berkisar antara 2,50 ~ 2,65
Modulus kehalusan 6 ~ 8
Pelapukan Agregat lebih kecil dari 10%
Kandungan kadar lumpur harus lebih kecil dari 5%
Air
Untuk bahan air yang akan kami gunakan harus memenuhi kriteria dibawah ini dan telah mendapat persetujuan Direksi :
Air yang digunakan bersih, tidak berwarna, tidak bau, tidak mengandung lumpur dan tidak mengandung zat garam
Yang paling penting sesuai dengan Standar Nasional Indonesi NI-3 PUBI
Pekerjaan Beton untuk Bangunan Ruang Pengatur Distribusi & R. Kontrol
Pekerjaan Beton Struktur untuk masing-masing pekerjaan yang ditentukan pada Gambar Kerja Dengan mutu beton K.275.
(Redimix) termasuk Pembesian, Pasang dan bongkar Bekisting, untuk :
Konsep Metode Pekerjaan Beton
a Perencanaan metode pelaksanaan pekerjaan struktur didasarkan atas design,
situasi dan kondisi proyek serta site yang ada dalam penjelasan bagian sebelumnya (data-data proyek)
Data-data tersebut merupakan data yang mempengaruhi dalam menentukan dan merencanakan metode
pelaksanaan.
b Sebelum menentukan metode pelaksanaan secara keseluruhan,
dalam perencanaan metode ini diperlukan suatu konsep metode
yang memiliki pengaruh yang besar terhadap metode pelaksanaan yang lain
Pada dasarnya terdapat beberapa metode utama dalam pekerjaan struktur, yaitu:
* Metode siteworks
* Metode struktur bawah .
* Metode pekerjaan bekisting, pembesian dan pengecoran
* Metode tempat pengecoran
* Metode khusus (misalnya mass concrete)
1 Metode site works atau struktur bawah merupakan metode yang memiliki pengaruh yang cukup besar
dalam metode pekerjaan struktur secara keseluruhan.
2 Metode struktur bawah akan menentukan ketepatan schedule pelaksanaan struktur.
Hal tersebut disebabkan oleh tingkat kesulitan yang tinggi dalam pelaksanaannya.
Pada pelaksanaan struktur bawah terdapat permasalahan muka air tanah yang sering menghambat
pekerjaan dan perlu penanganan yang teliti mengenai perilaku air bawah tanah sedemikian
tidak memberikan dampak merugikan bagi lingkungan sekitar.
Di samping itu, kondisi tanah yang kurang baik yang disertai dengan lahan yang sempit akan
memberikan kesulitan yang tinggi dalam pelaksanaan pekerjaan tanah dan pekerjaan lain yang terkait.
Keberadaan bangunan sekitar gedung memberikan andil dalam proses penentuan metode pelaksanaan
Struktur Bawah.
Hal tersebut disebabkan oleh adanya pengaruh pergerakan tanah sekitar, kebisingan dan debu
sering menjadi hambatan dalam pelaksanaan pekerjaan struktur bawah .
Metode pekerjaan struktur bawah ini terdapat beberapa jenis Penggolongan metode
berdasarkan arah kerjanya dibagi menjadi tiga yaitu metode konvensional,
metode top-down, dan metode semi top-down.
Berikut dijelaskan mengenai metode-metode tersebut:
Sistem konvensional
Pada sistem ini, struktur basement dilaksanakan setelah seluruh pekerjaan galian selesai mencapai elevasi rencana (sistem bottom up).
Pelat basement paling bawah dicor terlebih dahulu, kemudian basement diselesaikan dari bawah ke atas,
dengan menggunakan scaffolding. Kolom, balok dan slab dicor di tempat (cast in place).
Pada sistem ini, galian tanah dapat berupa open cut atau dengan sistem dinding penahan tanah yang bisa sementara dan permanen.
Sistem dinding penahan tanah dapat dengan perkuatan strutting, ground anchor atau free cantilever.
Sistem Top Down
Pada sistem ini, struktur basement dilaksanakan bersamaan dengan pekerjaan galian basement. Urutan penyelesaian balok dan plat
lantainya dimulai dari atas ke bawah, dan selama proses pelaksanaan, struktur plat dan balok tersebut
didukung oleh struktur tiang (king post).
Pada dinding basement dicor sistem dinding penahan tanahnya yang dapat berupa diafragma wall atau contiguous pile yang dapat
bersifat permanen dan temporary yang juga berfungsi sebagai cut off dewatering.
Sistem Semi Top Down
Pada sistem ini, pelaksanaannya hampir sama dengan metode sistem top-down. Perbedaannya adalah terletak pada pekerjaan struktur
atasnya yang dapat dikerjakan bersamaan dengan pekerjaan struktur bawah.
Pada proses pengecoran struktur , baik lantai maupun dinding serta kolom, umumnya dicor bertahap karena luas area dan volume
pekerjaan yang besar. Sehingga dibuat dengan sistem zoning dengan jumlah menyesuaikan dengan
kapasitas sumber daya yang tersedia pada daerah tersebut.
Zoning struktur yang tepat akan membantu kelancaran pelaksanaan dan flow pengadaan sumber daya yang terkait yaitu bekisting,
besi tulangan dan beton ready mix.
Dalam perencanaan zoning pekerjaan struktur ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
# Kapasitas pengecoran harian rata-rata suatu daerah
# Volume material beton, besi dan bekisting serta flow pengadaannya
# Lahan yang tersedia untuk stok material
# Ketersediaan tenaga kerja dan siklusnya.
# Kondisi peralatan yang ada dan tingkat kesibukannya,dll
Dalam menentukan zoning ini, perlu diperhatikan batas-batas antar zone. Sebagai pedoman praktis, batas zone adalah ¼ bentang balok.
Hal tersebut dikarenakan pada area tersebut diperkirakan momen yang terjadi adalah nol atau mendekati nol.
Disamping penentuan jumlah zoning, pada pekerjaan struktur juga diperlukan perencanaan arah / flow pekerjaan struktur.
Arah pekerjaan struktur akan menentukan hampir semua arah metode pelaksanaan.
Beberapa hal yang penting untuk diperhatikan dalam menentukan arah / flow pekerjaan struktur adalah sebagai berikut:
# Perkiraan lintasan kritis schedule pelaksanaan
# Kemudahan pekerjaan
# Hindari kondisi lokasi pekerjaan yang terjebak karena flow yang salah.
Metode Kerja
Penjelasan Umum
Meliputi pekerjaan beton yang bertulang dan tidak bertulang dan pelaksanaan yang benar untuk menghasilkan beton yang bermutu baik.
Maka perlu penyedian tenaga kerja yang terampil, alat bantu yang memadai sesuai dengan fungsinya dan material/bahan
berdasarkan standart peraturan beton bertulang PB1 1971 dan SK.SKNI.T-15.1991-03
Ruang Lingkup
Lingkup pekerjaan beton meliputi penyediaan semua pemasangan semua komponen yang ditunjuk oleh gambar rencana dan RAB Meliputi:
Beton pondasi plat setempat
~ Pekerjaan beton K 225
~ Pekerjaan besi beton
~ Pekerjaan bekisting
Beton sloof
~ Pekerjaan beton K 225
~ Pekerjaan besi beton
~ Pekerjaan bekisting
Beton kolom 30 / 30
~ Pekerjaan beton K 225
~ Pekerjaan besi beton
~ Pekerjaan bekisting
Beton balok atap
~ Pekerjaan beton K 225
~ Pekerjaan besi beton
~ Pekerjaan bekisting
Beton plat atap
~ Pekerjaan beton K 225
~ Pekerjaan besi beton
~ Pekerjaan bekisting
Penjelasan Umum untuk bahan utama
Besi Beton
Besi tulangan yang digunakan adalah baja yang kualitasnya sesuai dengan ditentukan dalam PBI 71.
Besi beton harus bersih dari lapisan minyak lemak, karat dan bebas dari cacat seperti serpih dan sebagainya, serta berpenampang bulat.
Dimensi dan ukuran penempang bulat besi beton / baja tulangan harus sesuai dengan petujuk gambar kerja (memenuhi batas toleransi
minimal) seperti yang di syaratkan dalam PBI 71.
Besi beton / baja tulangan yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lokasi pekerjaan dalam waktu 24 jam setelah ada
perintah tertulis dari Direksi.
Kawat pengikat harus terbuat daru baja lunak dengan diameter minimal 1mm dan tidak bersepuh seng.
Material lain yang digunakan diutamakan produksi dalam negeri.
Kayu
Kayu yang digunakan harus bersifat baik dengan ketentuan bahwa segala sifat dan kekurangan-kekurangan yang berhubungan dengan
pemakainya tidak akan merusak atau mengurangi nilai konstruksi.
Kualitas dan ukuran kayu yang digunakan disesuaikan dengan gambar kerja yang ada. Demikian pula dengan mutu dan kelas kuat kayu
yang apabila tidak ditentukan lain, maka harus mengikuti syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan dalam PPKI NI-5.
Dihindarkan adanya cacat-cacat kayu antara lain yang berupa putih kayu, pecah-pecah, mata kayu yang melintang. Syarat-syarat
kelembaban dan toleransi ukuran kayu yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat dan ketentuan dalam PPKI.
1. Pengecoran Beton
Semua pekerjaan konstruksi pada bangunan ini dikerjakan dengan mutu beton K -225, dan semua pekerjaan konstruksi beton
memenuhi syarat-syarat PBI 1971.
Adukan beton harus benar-benar rata dan matang dengan menggunakan Ready Mix pada K-225.
2.Berkesting dan Acuan
Sebelum penulangan beton dikerjakan harus terlebih dahulu dibuat bekesting yang kokoh dan rapat, sehingga air semen tidak bocor.
Bekesting harus dibuat sesuai dengan ukuran beton yang akan dilaksanakan.
Bahan bekesting dapat dibuat dari kayu terenteng tebal 2 cm atau multiplex.
Pembukaan bekesting ataupun acuan harus teratur dan beton sudah berumur minimal 14 (empat belas) hari.
3.Pekerjaan Pembesian
Pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur. Pekerjaan ini memegang peranan penting dari aspek kualitas
pelaksanaan mengingat fungsi besi tulangan yang penting dalam kekuatan struktur .
Berikut adalah metode pelaksanaan pekerjaan pembesian mulai dari tahap penyimpanan hingga pemasangan tulangan.
1. Tahap penyimpanan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam tahap penyimpanan:
Tumpukan besi jangan sampai bersentuhan dengan tanah. Oleh karena itu harus digajal dengan balok beton.
Besi harus berjarak minimal 5 cm dari logam yang lain
Besi harus terlindung dari kotoran, karat, benturan & minyak
Cara pelaksanaan dalam tahap penyimpanan:
Setiap bandel besi harus terdiri dari satu jenis besi (bentuk dan diameter)
Maksimum berat tiap bandel disesuaikan dengan kapasitas crane
Jarak antar ikatan adalah sekitar 2 m
Di dalam label ditulis panjang, tipe, nomer referensi & kode besi
2. Tahap Pemotongan dan pembengkokan.
Cara pemotongan dan pembengkokan besi tulangan adalah sebagai berikut:
Gunakanlah meja yang kuat dan rata
Siapkanlah gambar acuan
Cek diameter besi
Cek kembali besi-besi yang telah dibengkokan
Cek ukuan mandrel benar-benar pas. Inside Radius >2d untuk besi
kekuatan rendah, 3d untuk besi kekuatan tinggi
Jika ada besi yang susah dibengkokan maka boleh dipanaskan dengan persetujuan engineer
Ikuti perubahan schedule pembesian & dapatkan dokumen terbaru
3. Tahap Pemasangan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan besi tulangan adalah sebagai berikut :
Besi harus bersih (dari kotoran , minyak).
Peletakan tulangan pembesian harus diatur sehingga ada ruang tersedia untuk proses pemadatan beton
Jika ada besi yang perlu disambung maka harus ada overlapping yang sesuai perhitungan atau spesifikasi teknis.
Suatu ketika mungkin perlu merakit tulangan dahulu di luar bekisting baru kemudian meletakan sesuai posisinya.
Flow proses penyimpanan hingga pemasangan harus direncanakan paling efektif dan efisien.
Cara pelaksanaan pemasangan besi tulangan pada sloff ,kolom dan balok atap beton :
Pembesian beton sloff duduk di atas pondasi beton,diantara besi sloff juga kita ikatkan besi kolom yang posisinya telah tercantum dalam gambar kerja
untuk pembesian balok kita akan rakit di sekitar lokasi sesuai type atau gambar lalu kita angkat ke titik yang telah tercantum pada gambar kerja
Ketinggian pembesian kolom beton kita sesuaikan dengan gambar kerja,begitu pula dengan panjang sloff.
Cara pelaksanaan pemasangan besi tulangan plat lantai ,plat atap dan plat bordes :
Pembesian plat lantai ,plat bodes maupun plat atap dirakit di atas cetakan yang telah dibuat
Sejumlah ikatan dilakukan pada besi - besi plat sesuai tipe ikatan, supaya susunan pembesian tersebut kuat untuk diangkat
Pemasangan pembesian pada plat lantai,plat atap dan plat bordes dilakukan secara lansung di titik titik yang telah di tetapkan dalam gambar
Besi yang horizontal diikat pada besi yang vertikal
Pekerjaan Pengecoran
Pekerjaan pengecoran adalah pekerjaan penuangan beton segar ke dalam cetakan suatu elemen struktur yang telah dipasangi besi tulangan.
Sebelum pekerjaan pengecoran dilakukan, harus dilakukan inspeksi pekerjaan untuk memastikan cetakan dan besi tulangan telah terpasang
Sesuai Rencana.
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan pada pekerjaan pengecoran adalah sebagai berikut:
Setiap pekerja harus memakai pakaian pelindung, sepatu safety, helem, dan pelindung mata jika diperlukan.
Ketepatan ukuran dan elevasi harus diperhatikan dan dicheck.
Zone pengecoran harus direncanakan dan ukurannya ditentukan
Bekisting harus kuat dan instalasi M/E di bawah plat atau balok, pastikan ini terpasang sebelum dicor
Ketika mengecor, hati-hati jangan sampai merusak atau merubah bekisting dan tulangan
Delay diakibatkan oleh cuaca panas, atau angin yang kencang, sehingga beton mengeras lebih cepat. Juga diakibatkan oleh keterlambatan
pengiriman karena kurangnya perencanaan atau hal lain yang tidak bisa dihindari. Untuk mencegah delay maka tenaga kerja, peralatan,
dalam keadaan terkendali.
Jangan menambahkan air pada beton untuk memudahkan pelaksanaan cor. Jika terpaksa gunakanlah campuran air dan semen
Cara pelaksanaan pengecoran adalah sebagai berikut:
Pengecoran elemen vertikal umumnya menggunakan alat bantu TC dan bucket cor sedangkan untuk elemen horizontal menggunakan alat bantu
concrete mixer. Pada volume pekerjaan kecil digunakan alat bantu TC dan Bucket cor. Pada pengecoran pile cap yang berada pada elevasi
Beton yang akan dicor harus langsung ke tempat yang jadi posisi akhirnya. Mulailah dari pojok bekisting.
Selalu tuangkan beton baru langsung ke beton yang sudah lama.
Untuk mencegah segregasi, cek beton jangan terlalu basah atau kering, beton diaduk dengan baik, jika menjatuhkan beton secara vertikal jangan
lebih dari 2m.
Pemadatan beton dilakukan dengan cara digetarkan, untuk mengeluarkan udara yang terperangkap dalam beton, sehingga beton memadat
memenuhi bekisting.
Internal vibration dilakukan dengan menggunakan poker, yang dimasukkan ke dalam beton. External vibration dilakukan dari luar bekisting,
hal ini dilakukan karena internal vibration susah dilakukan .
Masukkan vibrator secara vertikal, masukkan kira-kira sejarak 15 cm setelah pemadatan yang telah terlebih dulu dilakukan, diamkan sekitar 5
sampai 15 detik. Angkat vibrator pelan-pelan dengan kecepatan sekitar 7,5cm/detik
Usahakan jari-jari pengaruh vibrator saling overlapping sehingga semua beton bisa terpadatkan dan manjangkau lapisan di bawah yang sedang
dipadatkan.
Initial finishing ditandai dengan genangan air yang tampak di permukaan beton. Proses final finishing tidak bisa dilaksanakan jika kondisi ini belum
tampak. Menghilangkan genangan air dapat dilakukan dengan menggunakan sapu biasa. Jangan mengeringkan air permukaan tersebut dengan
mencampurkan semen, karena akan membuat permukaan beton menjadi jelek dan lemah.
Final finishing terdiri dari dua proses: Floating ada dua proses yaitu Bullfloat, dilakukan dengan alat penggaruk yang didorong, ini adalah proses
pertama power or hand float adalah proses floting menggunakan tangan dimana ini adalah proses akhir floating
Dilakukan untuk membuat permukaan beton yang keras, rata, dan lembut, biasanya dilakukan 3 kali proses.
Curing dilakukan untuk menjaga kadar air beton tidak cepat kering sehingga proses pemadatan beton tidak terlalu cepat atau terlalu lambat. Curing
dilakukan langsung setelah proses finishing. Curing dilakukan dengan menambahkan air pada permukaan beton/Mencegah kehilangan air pada beton
Pancuran air harus perlahan untuk mencegah kerusakan pada permukaan beton.
Curing dapat juga dengan menutup beton dengan plastik dan mengaplikasikan curing compound.
Cuaca panas mengakibatkan beton lebih cepat kehilangan cairan, sehingga proses pemadatan terjadi terlalu cepat. Tindakan pencegahan dilakukan
jika suhu melibihi 32˚C, kelmbaban rendah, kecepatan angin tinggi dan sinar matahari menyengat.
Untuk mencegah Kerusakan Akibat Hujan, harus memperkirakan cuaca jika akan terjadi hujan, menyediakan alat pelindung seperti burlap dan
plastik, melakukan mixing dan pengiriman beton pada waktu yang tepat yaitu tidak hujan. Ketika hujan mulai turun. Lindungi beton yang baru
dituang pastikan semau permukaan beton terlindung, jangan menambahakan semen ke permukaan beton.
Setelah hujan reda, mengaplikasikan curing compound secepatnya bersamaan proses beton mengeras, memperbaiki permukaan yang cacat dan
membentuk permukaan beton jika diperlukan, membuang bagian beton jika ada bagian yang dikhaeatirkan rusak karena kadar air bertambah.
sehingga beton menjadi lunak.

Methode Kerja
a Menyiapkan bahan, tenaga dan peralatan yang akan digunakan. Untuk bahan yang akan digunakan, terlebih dahulu harus diajukan

kepada Direksi atau Pengawas Lapangan untuk mendapat persetujuan, apakah bahan - bahan tersebut sudah sesuai dengan persyaratan

spesifikasi teknik yang telah ditentukan. Adapun bahan - bahan yang dimaksud adalah ; Semen (PC), Pasir dan Kerikil. Kerikil yang

akan digunakan adalah kerikil pecah atau kerikil alam yang baik serta keras. Begitu juga pasir yang akan digunakan harus pasir yang

baik dengan kandungan lumpur minimal 5%.


b Sebelum pekerjaan pengecoran dimulai, terlebih dahulu kita harus membuat Mix Design sesuai spesifikasi teknik yang telah
ditentukan. Ini dimaksudkan sebagai tolak ukur untuk membuat adukan beton, agar hasil yang diperoleh sesuai dengan mutu beton
yang ditentukan.
c Membuat adukan mortar dari campuran ; Semen, Pasir, Kerikil dan Air. Semua jenis bahan tersebut dicampur dan diaduk rata dengan
menggunakan concrete mixer atau mekanis.
d Untuk pekerjaan selanjutnya adalah pekerjaan Pengecoran. Pengecoran dilakukan untuk suatu lokasi pekerjaan supaya dilaksanakan

sampai pekerjaan itu selesai dan tidak boleh dihentikan pada saat pekerjaan berjalan separuhnya. Untuk itu pekerjaan pengecoran

dilaksanakan setelah semua kelengkapan seperti bahan, tenaga dan peralatan betul - betul siap dan lengkap.
e Untuk hasil pekerjaan yang sudah selesai agar diberi pelindung agar tidak terjadi kerusakan yang diakibatkan oleh keadaan cuaca luar
seperti hujan dan sebagainya sampai dengan umur beton sudah sesuai dengan yang diisyaratkan.
f Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
g Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
h Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
i Untuk bahan campuran mortar yang akan kami gunakan adalah Beton K.225, kami akan mengacu pada spesifikasi teknik yang
tercantum dalam Dokumen Lelang atau seusai dengan petunjuk dari Direksi. Adapun kriteria material yang dimaksud adalah :
- Semen
- Untuk bahan Portlan Cement atau semen yang akan kami gunakan terlebih dahulu harus memenuhi kriteria dibawah ini dan telah
mendapat persetujuan Direksi :
- Semen yang akan kami gunakan adala Portland Cement yang telah memenuhi Standar Nasional Indonesia NI-8 pasal 3.2. NI-2 PBI
71 atau ASTM C150 atau standard lain yang disetujui oleh Direksi.
- Kondisi semen sebelum digunakan tidak mengeras, tidak berubah warna dan disimpan dengan baik.
Pasir
Untuk bahan pasir yang akan kami gunakan harus memenuhi kriteria dibawah ini dan telah mendapat persetujuan Direksi :
Pasir dengan kwalitas baik, bersih dan tidak mengandung bahan humus, akar-akar rumput, akar-akar pohon dan sampah-sampah lain
yang dapat mengurangi mutu konstruksi.
Berat jenis pasir berkisar antara 2,50 ~ 2,65
Modulus kehalusan 2,30 ~ 3,10
Kandungan kadar lumpur harus lebih kecil dari 5%
Harus memiliki gradasi yang baik dan merata dan keras
Kerikil
Untuk bahan kerikil yang akan kami gunakan harus memenuhi kriteria dibawah ini dan telah mendapat persetujuan Direksi :
Kerikil yang akan kami gunakan yaitu kerikil alam yang mana lokasi pengambilannya telah disetujui oleh Direksi.
Kerikil yang digunakan keras dan tidak terdapat retakan-retakan
Berat jenis berkisar antara 2,50 ~ 2,65
Modulus kehalusan 6 ~ 8
Pelapukan Agregat lebih kecil dari 10%
Kandungan kadar lumpur harus lebih kecil dari 5%
Air
Untuk bahan air yang akan kami gunakan harus memenuhi kriteria dibawah ini dan telah mendapat persetujuan Direksi :
Air yang digunakan bersih, tidak berwarna, tidak bau, tidak mengandung lumpur dan tidak mengandung zat garam
Yang paling penting sesuai dengan Standar Nasional Indonesi NI-3 PUBI
PEKERJAAN PASANGAN
Pekerjaan Pasangan untuk Bangunan Pengumpul
~ Pekerjaan keramik pada bak
Pekerjaan keramik pada bak
Pekerjaan pemasangan keramik pada bak diperkenankan untuk dipasang setelah semua Pekerjaan-pekerjaan dinding/plesteran telah selesai dikerjakan.
Sebelum pemasangan keramik dinding,keramik harus direndam dalam air sampai penuh.
Metode Pelaksanaanya
1 Pemasangan keramik di lakukan dan di kerjakan oleh tukang yang benar-benar ahli dan harus menghasilkan penyelesaian yang rapih dan naad yang
lurus. Naad harus
Pemasangan didisi
keramik dengan
yang tidakbahan
rapih, grouting / pasta naad
bergelombang, semen / okker
tidak lurusyang
danwarnanya disesuiakan
sebagainya akibat daridengan warnayang
pemasangan ubin tidak
yang baik
dipakai.
kitaPengisian
akan naad
2
bongkar/diganti sehingga memuaskan Direksi.
Pekerjaan Pasangan untuk Bangunan Ruang Pengatur Distribusi & R. Kontrol
Pasangan Bata Camp. 1 : 4 untuk dinding
Pasangan batu pada umumnya digunakan sebagai pondasi atau dinding bangunan yang menahan beban vertikal atau horizontal relatif tidak

terlalu besar, biasa juga digunakan sebagai dinding pelindung saluran dan pondasi . Pasangan batu merupakan satu kesatuan yang kuat (tidak

mudah lepas) dari susunan batu kali/gunung atau batu bata yang diatur sedemikian rupa dengan perekat dan mengisi rongga antar batu berupa

mortar. Pengisian mortar di bagian belakang dinding/talud pasangan batu harus rata dengan permukaan batu sesuai garis rencana. Pasangan batu

harus mempunyai sifat kedap air, dalam arti tidak bocor bila pasangan batu digunakan sebagai penahan air, misalnya sebagai dinding saluran dan

pondasi atau lainnya.


Methode Pelaksanaan :
1 Untuk pondasi dipakai batu gunung yang berkualitas baik, keras, tidak polos dan permukaannya tajam.
Batu gunung yang dipakai harus dipecah-pecah sehingga diameternya antar 30 cm dan minimum 10 cm.
Pasangan batu gunung untuk pondasi ini harus dipasang dengan adukan 1PC : 4 psr yang diaduk matang.
Ukuran kedalaman, dan lebar pondasi batu gunung dibuat sesuai gambar rencana.
2 Batu gunung harus disusun sedemikian rupa sehingga dudukannya kokoh serta terikat baik satu sam lainnya dengan adukan.
Untuk keperluan kemudahan pemasangan pipa saluran air bersih, air hujan kabel-kabel dan lain-lain yang menembus pondasi
dapat dipasang bahan lunak yang mudah dibuka.
Dimensi pondasi batu gunung disesuaikan dengan gambar rencana.
Tidak diperkenangkan melakukan pelubangan pada sloef dan pondasi.
3 Semen,pasir dan air dicampur dan diaduk menjadi mortar menggunakan beton molen
4 Batu dibersihkan dan dibasahi seluruh permukaannya sebelum dipasang
5 Batu disusun dan direkatkan dengan mortar setiap spasinya
6 Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan
Bahan-Bahan
a. Semen
Semen yang dipakai dalam pekerjaan ini mengunakan semen portland cement dari perusahaan yang disetujui Direksi dan secara umum
memenuhi Standar Nasional Indonesia NI-8 dan pasal 3.2. NI-2 PBI 71 atau ASTM C150 atau standar lain yang diakui oleh pemerintah
Indonesia.
Sertifikat tes oleh pabrik harus disertakan pada saat pengiriman pesanan. Tipe semen yang lain dapat digunakan untuk keperluan
khusus jika diperintahkan oleh Direksi.
Kami akan menyediakan contoh semen yang berada di gudang lapangan atau dari pabrik yang dapat diusulkan ke Direksi untuk dites.
Semen lain yang menurut pendapat Direksi tidak baik, sebagian atau seluruhnya harus ditolak dan kami akan memindahkan ke luar
daerah pekerjaan.
b. Batu
Semua batu yang dipakai pada pekerjaan ini adalah batu kali pecah , batu ini kali ini bersih dan keras (berat jenis > 2,4), tahan lama

dan homogen, ukuran batu berkisar antara 20 cm hingga 30 cm atau menurut persetujuan Direksi. Batu yang akan digunakan akan kami

bersihkan dari campuran zat besi, noda-noda lobang pasir, cacat atau ketidaksempurnaan lainnya, paling lama satu jam sebelum

dipasang batu kita basahi dengan air. Batu tersebut kita ambil dari sumber yang disetujui oleh Direksi.
Semua batu yang dipakai pada pekerjaan ini adalah batu kali pecah , batu ini kali ini bersih dan keras (berat jenis > 2,4), tahan lama

dan homogen, ukuran batu berkisar antara 20 cm hingga 30 cm atau menurut persetujuan Direksi. Batu yang akan digunakan akan kami

bersihkan dari campuran zat besi, noda-noda lobang pasir, cacat atau ketidaksempurnaan lainnya, paling lama satu jam sebelum

dipasang batu kita basahi dengan air. Batu tersebut kita ambil dari sumber yang disetujui oleh Direksi.
c. Pasir
Kwalitas pasir yang digunakan untuk pasangan batu harus sama dengan yang disyaratkan untuk pekerjaan beton yaitu :
- berat jenis antara 2,50 ~ 2,65
- modulus kehalusan 2,30 ~ 3,10
- kadar lumpur lebih kecil dari 5 %
Dengan batasan diatas, pasir haruslah mempunyai gradasi yang baik dan kekerasan yang memungkinkan untuk menghasilkan mortar
yang baik.
d. Air
Air yang dipakai untuk membuat, merawat dan membuat mortar harus dari sumber yang disetujui oleh Direksi dan memenuhi pasal 9
standar Nsional Indonesia (NI-3 PUBI serta pada waktu pemakaian, air harus terhindar dari bahan-bahan yang bisa mengotori air dalam
jumlah berapa saja yang dapat :
- Mempengaruhi waktu permulaan pengerasan semen yang melebihi dari 30 menit,atau mengurangi kekuatan dari percobaan kubus
lebih dari 20% apabila dites sesuai standar ASHTO T26.
- Menghasilkan perubahan warna atau pemekaran permukaan mortar yang sedang mengeras.
- Menunjukkan reaksi agregat alkali.
Air harus bebas dari hidrokarbon dan larutan bahan organik, larutan bahan organik tidak boleh lebih dari 500 bagian untuk tiap satu juta

bagian dalam berat. Kamia akan mengadakan percobaan bagi air yang diusulkannya untuk dipakai dan akan menyerahkan catatan-

catatan mengenai percobaan tersebut pada Direksi untuk persetujuannya sebelum meletakkan pekerjaan beton pada pekerjaan tetap.

Kontraktor harus membuat percobaan yang teratur dari air beton dan mortar dalam suatu pola dan frekuensi yang disetujui oleh Direksi

dan harus memberi kepada Direksi salinan catatan dari tiap hasil percobaan.
e. Mortar
Mortar untuk pasangan batu terdiri dari PC dan pasir dengan perbandingan 1 : 4 seperti yang disebutkan dalam gambar rencana untuk

masing-masing pekerjaan. Perbandingan yang dimaksud adalah perbandingan berat semen dan berat pasir dalam kondisi jenuh kering

permukaan (saturated surface dry). Apabila tidak ada catatan khusus pada gambar atau perintah tertulis dari Direksi, maka mortar yang

dimaksud adalah perbandingan 1 : 4, secara khusus untuk 1 m3 , 1 : 4 berat semen adalah sekitar 160 kg (3,2 zak) dan jumlah pasir

adalah proporsional.
Dalam satu kali pencampuran mortar, kami akan menggunakan bahan semen 1 (satu) zak semen 50 kg. Pengadukan mortar dilakukan

selama 15 menit. Tempat penampungan mortar hasil pengadukan harus terbuat dari kotak kayu atau seng atau bahan lain yang tidak

mempengaruhi kualitas mortar selama dalam penampungan.


7 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
8 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
9 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.

Contoh Pondasi Pasangan Batu Contoh Profil Pasangan Batu


Plesteran dinding =/= 1,5 cm, camp 1 : 4
Pekerjaan plesteran ini kami lakukan setelah pekerjaan dinding bata telah selesai di laksankan ,yang fungsinya untuk menghaluskan permukaan
beton agar terlihat rata dan rapi
Metode Pelaksanaan
1 Ketebalan plesteran idealnya 1 1/2 cm maximum 2 cm, tebal
2 Plesteran kasar maupun acian harus memakai blebes dengan panjang 2.00
3 Plesteran pada beton, maka permukaan beton harus kita kasari atau di kamproti pada
4 waktu membuka begesting.
5 Campuran spesi memakai minimal 1PC : 4 PS , pasir yang dipakai yaitu pasir beton
6 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
7 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
8 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
Pekerjaan acian
Terdapat beberapa metode konstruksi untuk pelaksanaan pekerjaan acian pada pasangan dinding batu bata, salah satunya adalah metode acian kalsium, yaitu
suatu metode pekerjaan acian dengan menggunakan kalsium.
Metode Pelaksanaan
1 Campur bahan-bahan yang diperlukan dengan campuran yang sesuai.
2 Aci dinding batu bata menggunakan campuran yang telah dibuat dengan bantuan trowel kayu.
3 Permukaan acian disiram air dengan menggunakan kuas.
4 Haluskan permukaan acian yang telah disiram air dengan menggunakan trowel besi.
5 Buat tali air (apabila dikehendaki) dengan lebar 0,5 cm untuk menghindari terjadinya keretakan.
6 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
7 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
8 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN KACA
Kuzen pintu utama Tipe I termasuk Daun Pintu ( sesuai dengan Gambar Kerja )
Kuzen Jendela bouven light Tipe II ( sesuai dengan Gambar Kerja )
Pekerjaan tangga monyet dari stenlis steel
Kuzen pintu utama Tipe I termasuk Daun Pintu ( sesuai dengan Gambar Kerja )
Kuzen pintu utama Tipe II termasuk Daun Pintu ( sesuai dengan Gambar Kerja )
Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik
dan sempurna
Metode Pelaksanaan
1 Seluruh pekerjaan kusen dan daun pintu/ jendela kita kerjakan diworkshop, penyimpanan kusen, pintu/ jendela di workshop atau ditempat pekerjaan
harus ditempatkan
Semua kayu tampakpada ruang/
diserut tempat
rata, halus,dengan sirkulasi
lurus dan yangsatu
siku-siku baik, tidaklain
sama terkena suaca langsung
sisi-sisinya, dan terlindung
dan di lapangan dari kerusakan
sudah dalam dan untuk
keadaan siap kelembaban.
2
penyetelan/pemasangan.
3 Semua ukuran kita sesuaikan gambar kerja
4 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
5 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
6 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
Pekerjaan tangga monyet dari stenlis steel
Pekerjaan pengetesan dan Desinpeksi
untuk pekerjaan ini kita lakukan setelah bak telah selesai 100 %
Metode Pelaksanaan
1 Tangga besi telah kita buat sesuai dengan kebutuhan di lokasi
2 tangga kita pasang di dalam bak dengan menggunakan baut yang telah kita siapkan
3 setelah tangga terpasang kita lanjutkan pengetesan secara bersama sam dengan pengawas/direksi.
4 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
5 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
6 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
PEKERJAAN LABURAN / CAT
~ Pekerjaan pengecatan pada dinding plesteran
Pekerjaan pengecatan adalah salah satu pekerjaan finishing yang harus mendapat perhatian khusus, mengingat keindahan dan kerapihan sebuah bangunan
tergantung dari hasil akhir Pengecatan.
adapun jenis pekerjaan yang akan kita laksanakan pada bagian ini yaitu:
Metode Pelaksanaan
1 Setiap tahapan (lapisan) dilakukan setelah cat tahap sebelumnya benar-benar sudah kering (jangan tergesa-gesa).
2 Untuk mendapatkan hasil pengecatan yang baik, pengecatan dilaksanakan dengan 3 – 5 tahap lapisan cat.
3 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
4 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
5 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
PEKERJAAN INTAKE FILTER GALERI
PONDASI PIPA GALERI (Dudukan Pipa Galeri)
PEKERJAAN TANAH DAN BETON
Galian Tanah untuk pondasi sampai kedalaman yang ditentukan dalam gambar
Pekerjaan galian yang dimaksud disini adalah kegiatan galian tanah untuk pondasi dengan jenis tanah asalnya, pelaksanaan kegiatan dengan
menggunakan tenaga manusia,dan dilaksankan sesuai gambar kerja
Methode Pelaksanaan :
1. Permintaan persetujuan untuk melakukan pekerjaan kepada Direksi.
2. Pengukuran dan penandaan (pemasangan profil) lokasi pekerjaan yang akan dilaksanakan sesuai Gambar Rencana bersama Direksi.
3. Semua persyaratan dan prosedur pekerjaan sesuai gambar rencana dan Spesifikasi Teknis yang ada.
4. untuk galian dengan kedalaman tertentu kita lakukan dengan mengunakan alat berat dan untuk kedalaman biasa menggunakan tenaga
manusia dengan mengacu garis ketinggian dan elevasi yang ditentukan dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi.
5. Hasil galian dibuang ke tempat pembuangan disekitar lokasi atau sesuai petunjuk Direksi.
6. Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi. Mutual check dilakukan bersama - sama dengan Direksi

untuk mendapatkan pekerjaan yang sebenarnya dilaksanakan / gambar terpasang (Shop drawing) sebagai dasar volume pekerjaan yang

akan dimintakan pembayarannya (termin) dan bila terjadi pekerjaan tambah kurang maka pengajuan paling lambat 1 bulan sebelum

waktu pelaksanaan berakhir (spesifikasi teknik).


7 untuk pekerjaan galian di bawah air atau di bawah permukaan air tanah kita gunakan COFFER DAM,dalam pelaksanaan ini kita akan
rencanakan tempat perletakkan perancah sebagai acuan pondasi serta pembesian agar kita bisa mengatur letak pemompaan air keluar
8 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
9 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
10 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
Beton Pengikat dan dudukan pipa galeri
Konsep Metode Pekerjaan Beton
a Perencanaan metode pelaksanaan pekerjaan struktur didasarkan atas design,
situasi dan kondisi proyek serta site yang ada dalam penjelasan bagian sebelumnya (data-data proyek)
Data-data tersebut merupakan data yang mempengaruhi dalam menentukan dan merencanakan metode
pelaksanaan.
b Sebelum menentukan metode pelaksanaan secara keseluruhan,
dalam perencanaan metode ini diperlukan suatu konsep metode
yang memiliki pengaruh yang besar terhadap metode pelaksanaan yang lain
Pada dasarnya terdapat beberapa metode utama dalam pekerjaan struktur, yaitu:
* Metode siteworks
* Metode struktur bawah .
* Metode pekerjaan bekisting, pembesian dan pengecoran
* Metode tempat pengecoran
* Metode khusus (misalnya mass concrete)
1 Metode site works atau struktur bawah merupakan metode yang memiliki pengaruh yang cukup besar
dalam metode pekerjaan struktur secara keseluruhan.
2 Metode struktur bawah akan menentukan ketepatan schedule pelaksanaan struktur.
Hal tersebut disebabkan oleh tingkat kesulitan yang tinggi dalam pelaksanaannya.
Pada pelaksanaan struktur bawah terdapat permasalahan muka air tanah yang sering menghambat
pekerjaan dan perlu penanganan yang teliti mengenai perilaku air bawah tanah sedemikian
tidak memberikan dampak merugikan bagi lingkungan sekitar.
Di samping itu, kondisi tanah yang kurang baik yang disertai dengan lahan yang sempit akan
memberikan kesulitan yang tinggi dalam pelaksanaan pekerjaan tanah dan pekerjaan lain yang terkait.
Keberadaan bangunan sekitar gedung memberikan andil dalam proses penentuan metode pelaksanaan
Struktur Bawah.
Hal tersebut disebabkan oleh adanya pengaruh pergerakan tanah sekitar, kebisingan dan debu
sering menjadi hambatan dalam pelaksanaan pekerjaan struktur bawah .
Metode pekerjaan struktur bawah ini terdapat beberapa jenis Penggolongan metode
berdasarkan arah kerjanya dibagi menjadi tiga yaitu metode konvensional,
metode top-down, dan metode semi top-down.
Berikut dijelaskan mengenai metode-metode tersebut:
Sistem konvensional
Pada sistem ini, struktur basement dilaksanakan setelah seluruh pekerjaan galian selesai mencapai elevasi rencana (sistem bottom up).
Pelat basement paling bawah dicor terlebih dahulu, kemudian basement diselesaikan dari bawah ke atas,
dengan menggunakan scaffolding. Kolom, balok dan slab dicor di tempat (cast in place).

Pada sistem ini, galian tanah dapat berupa open cut atau dengan sistem dinding penahan tanah yang bisa sementara dan permanen.
Sistem dinding penahan tanah dapat dengan perkuatan strutting, ground anchor atau free cantilever.
Sistem Top Down
Pada sistem ini, struktur basement dilaksanakan bersamaan dengan pekerjaan galian basement. Urutan penyelesaian balok dan plat
lantainya dimulai dari atas ke bawah, dan selama proses pelaksanaan, struktur plat dan balok tersebut
didukung oleh struktur tiang (king post).
Pada dinding basement dicor sistem dinding penahan tanahnya yang dapat berupa diafragma wall atau contiguous pile yang dapat
bersifat permanen dan temporary yang juga berfungsi sebagai cut off dewatering.
Sistem Semi Top Down
Pada sistem ini, pelaksanaannya hampir sama dengan metode sistem top-down. Perbedaannya adalah terletak pada pekerjaan struktur
atasnya yang dapat dikerjakan bersamaan dengan pekerjaan struktur bawah.
Pada proses pengecoran struktur , baik lantai maupun dinding serta kolom, umumnya dicor bertahap karena luas area dan volume
pekerjaan yang besar. Sehingga dibuat dengan sistem zoning dengan jumlah menyesuaikan dengan
kapasitas sumber daya yang tersedia pada daerah tersebut.
Zoning struktur yang tepat akan membantu kelancaran pelaksanaan dan flow pengadaan sumber daya yang terkait yaitu bekisting,
besi tulangan dan beton ready mix.
Dalam perencanaan zoning pekerjaan struktur ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
# Kapasitas pengecoran harian rata-rata suatu daerah
# Volume material beton, besi dan bekisting serta flow pengadaannya
# Lahan yang tersedia untuk stok material
# Ketersediaan tenaga kerja dan siklusnya.
# Kondisi peralatan yang ada dan tingkat kesibukannya,dll
Dalam menentukan zoning ini, perlu diperhatikan batas-batas antar zone. Sebagai pedoman praktis, batas zone adalah ¼ bentang balok.
Hal tersebut dikarenakan pada area tersebut diperkirakan momen yang terjadi adalah nol atau mendekati nol.
Disamping penentuan jumlah zoning, pada pekerjaan struktur juga diperlukan perencanaan arah / flow pekerjaan struktur.
Arah pekerjaan struktur akan menentukan hampir semua arah metode pelaksanaan.
Beberapa hal yang penting untuk diperhatikan dalam menentukan arah / flow pekerjaan struktur adalah sebagai berikut:
# Perkiraan lintasan kritis schedule pelaksanaan
# Kemudahan pekerjaan
# Hindari kondisi lokasi pekerjaan yang terjebak karena flow yang salah.
Metode Kerja
Penjelasan Umum
Meliputi pekerjaan beton yang bertulang dan tidak bertulang dan pelaksanaan yang benar untuk menghasilkan beton yang bermutu baik.
Maka perlu penyedian tenaga kerja yang terampil, alat bantu yang memadai sesuai dengan fungsinya dan material/bahan
berdasarkan standart peraturan beton bertulang PB1 1971 dan SK.SKNI.T-15.1991-03
Ruang Lingkup
Lingkup pekerjaan beton meliputi penyediaan semua pemasangan semua komponen yang ditunjuk oleh gambar rencana dan RAB Meliputi:
~ Pekerjaan beton K 225
~ Pekerjaan besi beton
~ Pekerjaan bekisting
Penjelasan Umum untuk bahan utama
Besi Beton
Besi tulangan yang digunakan adalah baja yang kualitasnya sesuai dengan ditentukan dalam PBI 71.
Besi beton harus bersih dari lapisan minyak lemak, karat dan bebas dari cacat seperti serpih dan sebagainya, serta berpenampang bulat.
Dimensi dan ukuran penempang bulat besi beton / baja tulangan harus sesuai dengan petujuk gambar kerja (memenuhi batas toleransi
minimal) seperti yang di syaratkan dalam PBI 71.
Besi beton / baja tulangan yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lokasi pekerjaan dalam waktu 24 jam setelah ada
perintah tertulis dari Direksi.
Kawat pengikat harus terbuat daru baja lunak dengan diameter minimal 1mm dan tidak bersepuh seng.
Material lain yang digunakan diutamakan produksi dalam negeri.
Kayu
Kayu yang digunakan harus bersifat baik dengan ketentuan bahwa segala sifat dan kekurangan-kekurangan yang berhubungan dengan
pemakainya tidak akan merusak atau mengurangi nilai konstruksi.
Kualitas dan ukuran kayu yang digunakan disesuaikan dengan gambar kerja yang ada. Demikian pula dengan mutu dan kelas kuat kayu
yang apabila tidak ditentukan lain, maka harus mengikuti syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan dalam PPKI NI-5.
Dihindarkan adanya cacat-cacat kayu antara lain yang berupa putih kayu, pecah-pecah, mata kayu yang melintang. Syarat-syarat
kelembaban dan toleransi ukuran kayu yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat dan ketentuan dalam PPKI.
1. Pengecoran Beton
Semua pekerjaan konstruksi pada bangunan ini dikerjakan dengan mutu beton K -225, dan semua pekerjaan konstruksi beton
memenuhi syarat-syarat PBI 1971.
Adukan beton harus benar-benar rata dan matang dengan menggunakan Ready Mix pada K-225.
2.Berkesting dan Acuan
Sebelum penulangan beton dikerjakan harus terlebih dahulu dibuat bekesting yang kokoh dan rapat, sehingga air semen tidak bocor.
Bekesting harus dibuat sesuai dengan ukuran beton yang akan dilaksanakan.
Bahan bekesting dapat dibuat dari kayu terenteng tebal 2 cm atau multiplex.
Pembukaan bekesting ataupun acuan harus teratur dan beton sudah berumur minimal 14 (empat belas) hari.
3.Pekerjaan Pembesian
Pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur. Pekerjaan ini memegang peranan penting dari aspek kualitas
pelaksanaan mengingat fungsi besi tulangan yang penting dalam kekuatan struktur .
Berikut adalah metode pelaksanaan pekerjaan pembesian mulai dari tahap penyimpanan hingga pemasangan tulangan.
1. Tahap penyimpanan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam tahap penyimpanan:
Tumpukan besi jangan sampai bersentuhan dengan tanah. Oleh karena itu harus digajal dengan balok beton.
Besi harus berjarak minimal 5 cm dari logam yang lain
Besi harus terlindung dari kotoran, karat, benturan & minyak
Cara pelaksanaan dalam tahap penyimpanan:
Setiap bandel besi harus terdiri dari satu jenis besi (bentuk dan diameter)
Maksimum berat tiap bandel disesuaikan dengan kapasitas crane
Jarak antar ikatan adalah sekitar 2 m
Di dalam label ditulis panjang, tipe, nomer referensi & kode besi
2. Tahap Pemotongan dan pembengkokan.
Cara pemotongan dan pembengkokan besi tulangan adalah sebagai berikut:
Gunakanlah meja yang kuat dan rata
Siapkanlah gambar acuan
Cek diameter besi
Cek kembali besi-besi yang telah dibengkokan
Cek ukuan mandrel benar-benar pas. Inside Radius >2d untuk besi
kekuatan rendah, 3d untuk besi kekuatan tinggi
Jika ada besi yang susah dibengkokan maka boleh dipanaskan dengan persetujuan engineer
Ikuti perubahan schedule pembesian & dapatkan dokumen terbaru
3. Tahap Pemasangan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan besi tulangan adalah sebagai berikut :
Besi harus bersih (dari kotoran , minyak).
Peletakan tulangan pembesian harus diatur sehingga ada ruang tersedia untuk proses pemadatan beton
Jika ada besi yang perlu disambung maka harus ada overlapping yang sesuai perhitungan atau spesifikasi teknis.
Suatu ketika mungkin perlu merakit tulangan dahulu di luar bekisting baru kemudian meletakan sesuai posisinya.
Flow proses penyimpanan hingga pemasangan harus direncanakan paling efektif dan efisien.
Cara pelaksanaan pemasangan besi tulangan pada sloff ,kolom dan balok atap beton :
Pembesian beton sloff duduk di atas pondasi beton,diantara besi sloff juga kita ikatkan besi kolom yang posisinya telah tercantum dalam gambar kerja
untuk pembesian balok kita akan rakit di sekitar lokasi sesuai type atau gambar lalu kita angkat ke titik yang telah tercantum pada gambar kerja
Ketinggian pembesian kolom beton kita sesuaikan dengan gambar kerja,begitu pula dengan panjang sloff.
Cara pelaksanaan pemasangan besi tulangan plat lantai ,plat atap dan plat bordes :
Pembesian plat lantai ,plat bodes maupun plat atap dirakit di atas cetakan yang telah dibuat
Sejumlah ikatan dilakukan pada besi - besi plat sesuai tipe ikatan, supaya susunan pembesian tersebut kuat untuk diangkat
Pemasangan pembesian pada plat lantai,plat atap dan plat bordes dilakukan secara lansung di titik titik yang telah di tetapkan dalam gambar
Besi yang horizontal diikat pada besi yang vertikal
Pekerjaan Pengecoran
Pekerjaan pengecoran adalah pekerjaan penuangan beton segar ke dalam cetakan suatu elemen struktur yang telah dipasangi besi tulangan.
Sebelum pekerjaan pengecoran dilakukan, harus dilakukan inspeksi pekerjaan untuk memastikan cetakan dan besi tulangan telah terpasang
Sesuai Rencana.
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan pada pekerjaan pengecoran adalah sebagai berikut:
Setiap pekerja harus memakai pakaian pelindung, sepatu safety, helem, dan pelindung mata jika diperlukan.
Ketepatan ukuran dan elevasi harus diperhatikan dan dicheck.
Zone pengecoran harus direncanakan dan ukurannya ditentukan
Bekisting harus kuat dan instalasi M/E di bawah plat atau balok, pastikan ini terpasang sebelum dicor
Ketika mengecor, hati-hati jangan sampai merusak atau merubah bekisting dan tulangan
Delay diakibatkan oleh cuaca panas, atau angin yang kencang, sehingga beton mengeras lebih cepat. Juga diakibatkan oleh keterlambatan
pengiriman karena kurangnya perencanaan atau hal lain yang tidak bisa dihindari. Untuk mencegah delay maka tenaga kerja, peralatan,
dalam keadaan terkendali.
Jangan menambahkan air pada beton untuk memudahkan pelaksanaan cor. Jika terpaksa gunakanlah campuran air dan semen
Cara pelaksanaan pengecoran adalah sebagai berikut:
Pengecoran elemen vertikal umumnya menggunakan alat bantu TC dan bucket cor sedangkan untuk elemen horizontal menggunakan alat bantu
concrete mixer. Pada volume pekerjaan kecil digunakan alat bantu TC dan Bucket cor. Pada pengecoran pile cap yang berada pada elevasi
Beton yang akan dicor harus langsung ke tempat yang jadi posisi akhirnya. Mulailah dari pojok bekisting.
Selalu tuangkan beton baru langsung ke beton yang sudah lama.
Untuk mencegah segregasi, cek beton jangan terlalu basah atau kering, beton diaduk dengan baik, jika menjatuhkan beton secara vertikal jangan
lebih dari 2m.
Pemadatan beton dilakukan dengan cara digetarkan, untuk mengeluarkan udara yang terperangkap dalam beton, sehingga beton memadat
memenuhi bekisting.
Internal vibration dilakukan dengan menggunakan poker, yang dimasukkan ke dalam beton. External vibration dilakukan dari luar bekisting,
hal ini dilakukan karena internal vibration susah dilakukan .
Masukkan vibrator secara vertikal, masukkan kira-kira sejarak 15 cm setelah pemadatan yang telah terlebih dulu dilakukan, diamkan sekitar 5
sampai 15 detik. Angkat vibrator pelan-pelan dengan kecepatan sekitar 7,5cm/detik
Usahakan jari-jari pengaruh vibrator saling overlapping sehingga semua beton bisa terpadatkan dan manjangkau lapisan di bawah yang sedang
dipadatkan.
Initial finishing ditandai dengan genangan air yang tampak di permukaan beton. Proses final finishing tidak bisa dilaksanakan jika kondisi ini belum
tampak. Menghilangkan genangan air dapat dilakukan dengan menggunakan sapu biasa. Jangan mengeringkan air permukaan tersebut dengan
mencampurkan semen, karena akan membuat permukaan beton menjadi jelek dan lemah.
Final finishing terdiri dari dua proses: Floating ada dua proses yaitu Bullfloat, dilakukan dengan alat penggaruk yang didorong, ini adalah proses
pertama power or hand float adalah proses floting menggunakan tangan dimana ini adalah proses akhir floating
Dilakukan untuk membuat permukaan beton yang keras, rata, dan lembut, biasanya dilakukan 3 kali proses.
Curing dilakukan untuk menjaga kadar air beton tidak cepat kering sehingga proses pemadatan beton tidak terlalu cepat atau terlalu lambat. Curing
dilakukan langsung setelah proses finishing. Curing dilakukan dengan menambahkan air pada permukaan beton/Mencegah kehilangan air pada beton
Pancuran air harus perlahan untuk mencegah kerusakan pada permukaan beton.
Curing dapat juga dengan menutup beton dengan plastik dan mengaplikasikan curing compound.
Cuaca panas mengakibatkan beton lebih cepat kehilangan cairan, sehingga proses pemadatan terjadi terlalu cepat. Tindakan pencegahan dilakukan
jika suhu melibihi 32˚C, kelmbaban rendah, kecepatan angin tinggi dan sinar matahari menyengat.
Untuk mencegah Kerusakan Akibat Hujan, harus memperkirakan cuaca jika akan terjadi hujan, menyediakan alat pelindung seperti burlap dan
plastik, melakukan mixing dan pengiriman beton pada waktu yang tepat yaitu tidak hujan. Ketika hujan mulai turun. Lindungi beton yang baru
dituang pastikan semau permukaan beton terlindung, jangan menambahakan semen ke permukaan beton.
Setelah hujan reda, mengaplikasikan curing compound secepatnya bersamaan proses beton mengeras, memperbaiki permukaan yang cacat dan
membentuk permukaan beton jika diperlukan, membuang bagian beton jika ada bagian yang dikhaeatirkan rusak karena kadar air bertambah.
sehingga beton menjadi lunak.

Methode Kerja
a Menyiapkan bahan, tenaga dan peralatan yang akan digunakan. Untuk bahan yang akan digunakan, terlebih dahulu harus diajukan

kepada Direksi atau Pengawas Lapangan untuk mendapat persetujuan, apakah bahan - bahan tersebut sudah sesuai dengan persyaratan

spesifikasi teknik yang telah ditentukan. Adapun bahan - bahan yang dimaksud adalah ; Semen (PC), Pasir dan Kerikil. Kerikil yang

akan digunakan adalah kerikil pecah atau kerikil alam yang baik serta keras. Begitu juga pasir yang akan digunakan harus pasir yang

baik dengan kandungan lumpur minimal 5%.


b Sebelum pekerjaan pengecoran dimulai, terlebih dahulu kita harus membuat Mix Design sesuai spesifikasi teknik yang telah
ditentukan. Ini dimaksudkan sebagai tolak ukur untuk membuat adukan beton, agar hasil yang diperoleh sesuai dengan mutu beton
yang ditentukan.
c Membuat adukan mortar dari campuran ; Semen, Pasir, Kerikil dan Air. Semua jenis bahan tersebut dicampur dan diaduk rata dengan
menggunakan concrete mixer atau mekanis.
d Untuk pekerjaan selanjutnya adalah pekerjaan Pengecoran. Pengecoran dilakukan untuk suatu lokasi pekerjaan supaya dilaksanakan

sampai pekerjaan itu selesai dan tidak boleh dihentikan pada saat pekerjaan berjalan separuhnya. Untuk itu pekerjaan pengecoran

dilaksanakan setelah semua kelengkapan seperti bahan, tenaga dan peralatan betul - betul siap dan lengkap.
e Untuk hasil pekerjaan yang sudah selesai agar diberi pelindung agar tidak terjadi kerusakan yang diakibatkan oleh keadaan cuaca luar
seperti hujan dan sebagainya sampai dengan umur beton sudah sesuai dengan yang diisyaratkan.
f Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
g Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
h Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
i Untuk bahan campuran mortar yang akan kami gunakan adalah Beton K.225, kami akan mengacu pada spesifikasi teknik yang
tercantum dalam Dokumen Lelang atau seusai dengan petunjuk dari Direksi. Adapun kriteria material yang dimaksud adalah :
- Semen
- Untuk bahan Portlan Cement atau semen yang akan kami gunakan terlebih dahulu harus memenuhi kriteria dibawah ini dan telah
mendapat persetujuan Direksi :
- Semen yang akan kami gunakan adala Portland Cement yang telah memenuhi Standar Nasional Indonesia NI-8 pasal 3.2. NI-2 PBI
71 atau ASTM C150 atau standard lain yang disetujui oleh Direksi.
- Kondisi semen sebelum digunakan tidak mengeras, tidak berubah warna dan disimpan dengan baik.
Pasir
Untuk bahan pasir yang akan kami gunakan harus memenuhi kriteria dibawah ini dan telah mendapat persetujuan Direksi :
Pasir dengan kwalitas baik, bersih dan tidak mengandung bahan humus, akar-akar rumput, akar-akar pohon dan sampah-sampah lain
yang dapat mengurangi mutu konstruksi.
Berat jenis pasir berkisar antara 2,50 ~ 2,65
Modulus kehalusan 2,30 ~ 3,10
Kandungan kadar lumpur harus lebih kecil dari 5%
Harus memiliki gradasi yang baik dan merata dan keras
Kerikil
Untuk bahan kerikil yang akan kami gunakan harus memenuhi kriteria dibawah ini dan telah mendapat persetujuan Direksi :
Kerikil yang akan kami gunakan yaitu kerikil alam yang mana lokasi pengambilannya telah disetujui oleh Direksi.
Kerikil yang digunakan keras dan tidak terdapat retakan-retakan
Berat jenis berkisar antara 2,50 ~ 2,65
Modulus kehalusan 6 ~ 8
Pelapukan Agregat lebih kecil dari 10%
Kandungan kadar lumpur harus lebih kecil dari 5%
Air
Untuk bahan air yang akan kami gunakan harus memenuhi kriteria dibawah ini dan telah mendapat persetujuan Direksi :
Air yang digunakan bersih, tidak berwarna, tidak bau, tidak mengandung lumpur dan tidak mengandung zat garam
Yang paling penting sesuai dengan Standar Nasional Indonesi NI-3 PUBI
PEKERJAAN PIPA DAN ACCESSORIES
Untuk pekerjaan ini kita akan laksanakan bersamaan pada saat pekerjaan pengecatan di lakukan,akar supaya goresan maupun kerusakan pada tembok dapat
diperbaiki secara sempurna

adapun jenis pekerjaan yang akan kita laksanakan pada bagian ini yaitu:
~ Flang Spigot PVC ND 250 mm
~ Flang Socket PVC ND 250 mm
~ Bend 90º dengan Flang Tunggal CI ND 250 mm
~ Pipa PVC Ø 250 mm untuk pipa Galeri
~ Pipa Steel
~ Pipe Steel
~ Reducer All Flange
~ Reducer All Flange
~ Rabber Packing
~ Moer + Baut
Metode Pelaksanaan
1 Semua akcecoris kita siapkan pada posisi yang telah di tetapkan
2 untuk pemasangan pipa dan akscecoris ini kita menggunakan tenaga yg cukup berpengalaman di bidangnya tentunya dengan perlengkapan peralatan
yang di butuhkan dalam pekerjaan ini
3 setelah semua telah siap barulah kita pasang pipa dan akscecorisnya pada titik titik yang telah di tentukan
4 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
5 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
6 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
~ Pekerjaan Urugan Pasir untuk media saringan
Media filter yang umum digunakan sebagai filter adalah pasir. Menurut kecepatan dan mekanisme pengalirannya, saringan pasir dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Saringan pasir cepat, Saringan pasir lambat, Saringan bertekanan.

Metode Pelaksanaan
1 Sekelompok pekerja mengisi pasir sebagai penyaring air agar supaya air yang keluar lebih jernih
2 sebelum pasir di masukkan dalam sebuah wadah kita harus cuci terlebih dahulu pasir yang akan di gunakan
3 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
4 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
5 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
PADA BANGUNAN BAK PENGUMPUL PEKERJAAN PIPA DAN ACCESSORIES
Untuk pekerjaan ini kita akan laksanakan bersamaan pada saat pekerjaan pengecatan di lakukan,akar supaya goresan maupun kerusakan pada tembok dapat
diperbaiki secara sempurna

adapun jenis pekerjaan yang akan kita laksanakan pada bagian ini yaitu:
PIPA INLET
- Wall pipe all flange ¢ 600 mm panjang 65 cm
Pekerjaan Bar Screen untuk sampah Kasar dengan krangka Dari Besi L.60.60.6, Ukuran / dimensi material ditentukan pa
Gambar Kerja

Pekerjaan Pintu Air dengan krangka Dari Besi L.100.100.10, Ukuran / dimensi material ditentukan pada Gambar Kerja
PIPA PENGURAS
- Wall pipe all flange ¢ 150 mm panjang 130 cm
- Wall pipe al flange ¢ 150 mm panjang 300 cm
- Wall pipe all flange ¢ 150 mm panjang 540 cm
- Wall pipe all flange ¢ 150 mm panjang 20 cm
- Wall pipe all flange ¢ 150 mm panjang 600 cm
- Bend 45 º All flange ¢ 150 mm
- Tee GI All flange ¢ 150 x 150 mm
PIPA OUTLET
Wall pipe all flange ¢ 500 mm panjang 100 cm
- Screner ¢ 500 mm
- Wall pipe all flange ¢ 500 mm panjang 500 cm
Alat ukur cipoletti terbuat dari plat besi t = 6 mm digalvanis dan Mistar Pembaca
Metode Pelaksanaan
1 Semua akcecoris kita siapkan pada posisi yang telah di tetapkan
2 untuk pemasangan pipa dan akscecoris ini kita menggunakan tenaga yg cukup berpengalaman di bidangnya tentunya dengan perlengkapan peralatan
yang di butuhkan dalam pekerjaan ini
3 setelah semua telah siap barulah kita pasang pipa dan akscecorisnya pada titik titik yang telah di tentukan
4 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
5 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
PENANGKAPAN SUMBER TERPUSAT (Pembuatan Broncaptering)
PEKERJAAN AWAL
Pekerjaan pembersihan, Penataan Lahan
Sebagai langkah awal peleksanaan pekerjaan, Kita akan membersihkan lapangan/Lokasi
pembangunan dari hal-hal yang dapat merusak pelaksanaan pembangunan.
Metode Pelaksanaan
Sebelum memulai pekerjaan ini, Kita harus membersihkan lokasi yang akan kita bangun dari sampah–sampah atau benda lainnya,
1
termasuk pembongkaran-pembongkaran dari lokasi pekerjaan.
2 Semua Pohon - Pohon, akar akar pohon dan semak semak belukar harus kita bersihkan dari lokasi pekerjaan
3 Bagian tanah di atas bekas tanaman akan kita gali sekitar 20 cm dan tanah bekas galian akan kita tempatkan yang layak agar
supaya dapat kita gunakan kembali
4 Seluruh Kerusakan yang di timbulkan dari pekerjaan pemebersihan ini akan kita ganti sesuai dengan kerusakan yang di timbulkan
5 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
6 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
7 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
Pekerjaan pemasangan bouplank
Pemasangan patok dan papan bouwplank kita menggunakan kayu/papan kls.III yang diketam rata pada sisi kerjanya.
Metode Pelaksanaan
1 Patok kayu dan papan bouwplank diketam sampai halus dan rata pada sisi -sisinya
2 Kita tentukan tinggi bouwplank sama dengan titik nol yang dikehendaki
3 Sekelompok pekerja dan tukang kayu memasang papan bowplakn dengan mengacu gambar kerja
4 Setelah pemasangan bouwplank selesai kita laporkan hasil pemasangan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan sebelum
Pekerjaan Selanjutnya Dilaksanakan
5 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
6 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
7 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
PEKERJAAN TANAH / BATUAN
Galian untuk pondasi dan bangunan pengumpul sampai kedalaman yang ditentukan dalam gambar
Galian untuk Bangunan Resapan
Pekerjaan galian yang dimaksud disini adalah kegiatan galian tanah untuk pondasi dengan jenis tanah asalnya, pelaksanaan kegiatan dengan
menggunakan tenaga manusia,dan dilaksankan sesuai gambar kerja
Methode Pelaksanaan :
1. Permintaan persetujuan untuk melakukan pekerjaan kepada Direksi.
2. Pengukuran dan penandaan (pemasangan profil) lokasi pekerjaan yang akan dilaksanakan sesuai Gambar Rencana bersama Direksi.
3. Semua persyaratan dan prosedur pekerjaan sesuai gambar rencana dan Spesifikasi Teknis yang ada.
4. untuk galian dengan kedalaman tertentu kita lakukan dengan mengunakan alat berat dan untuk kedalaman biasa menggunakan tenaga
manusia dengan mengacu garis ketinggian dan elevasi yang ditentukan dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi.
5. Hasil galian dibuang ke tempat pembuangan disekitar lokasi atau sesuai petunjuk Direksi.
6. Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi. Mutual check dilakukan bersama - sama dengan Direksi

untuk mendapatkan pekerjaan yang sebenarnya dilaksanakan / gambar terpasang (Shop drawing) sebagai dasar volume pekerjaan yang

akan dimintakan pembayarannya (termin) dan bila terjadi pekerjaan tambah kurang maka pengajuan paling lambat 1 bulan sebelum

waktu pelaksanaan berakhir (spesifikasi teknik).


7 untuk pekerjaan galian di bawah air atau di bawah permukaan air tanah kita gunakan COFFER DAM,dalam pelaksanaan ini kita akan
rencanakan tempat perletakkan perancah sebagai acuan pondasi serta pembesian agar kita bisa mengatur letak pemompaan air keluar
8 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
9 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
10 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN
Pekerjaan pasangan Batu kali Untuk penahan di Broncaptering Camp 1 : 3
Pasangan batu pada umumnya digunakan sebagai pondasi atau dinding bangunan yang menahan beban vertikal atau horizontal relatif tidak

terlalu besar, biasa juga digunakan sebagai dinding pelindung saluran dan pondasi . Pasangan batu merupakan satu kesatuan yang kuat (tidak

mudah lepas) dari susunan batu kali/gunung atau batu bata yang diatur sedemikian rupa dengan perekat dan mengisi rongga antar batu berupa

mortar. Pengisian mortar di bagian belakang dinding/talud pasangan batu harus rata dengan permukaan batu sesuai garis rencana. Pasangan batu

harus mempunyai sifat kedap air, dalam arti tidak bocor bila pasangan batu digunakan sebagai penahan air, misalnya sebagai dinding saluran dan

pondasi atau lainnya.


Methode Pelaksanaan :
1 Untuk pondasi dipakai batu gunung yang berkualitas baik, keras, tidak polos dan permukaannya tajam.
Batu gunung yang dipakai harus dipecah-pecah sehingga diameternya antar 30 cm dan minimum 10 cm.
Pasangan batu gunung untuk pondasi ini harus dipasang dengan adukan 1PC : 3 psr yang diaduk matang.
Ukuran kedalaman, dan lebar pondasi batu gunung dibuat sesuai gambar rencana.
2 Batu gunung harus disusun sedemikian rupa sehingga dudukannya kokoh serta terikat baik satu sam lainnya dengan adukan.
Untuk keperluan kemudahan pemasangan pipa saluran air bersih, air hujan kabel-kabel dan lain-lain yang menembus pondasi
dapat dipasang bahan lunak yang mudah dibuka.
Dimensi pondasi batu gunung disesuaikan dengan gambar rencana.
Tidak diperkenangkan melakukan pelubangan pada sloef dan pondasi.
3 Semen,pasir dan air dicampur dan diaduk menjadi mortar menggunakan beton molen
4 Batu dibersihkan dan dibasahi seluruh permukaannya sebelum dipasang
5 Batu disusun dan direkatkan dengan mortar setiap spasinya
6 Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan
Bahan-Bahan
a. Semen
Semen yang dipakai dalam pekerjaan ini mengunakan semen portland cement dari perusahaan yang disetujui Direksi dan secara umum
memenuhi Standar Nasional Indonesia NI-8 dan pasal 3.2. NI-2 PBI 71 atau ASTM C150 atau standar lain yang diakui oleh pemerintah
Indonesia.
Sertifikat tes oleh pabrik harus disertakan pada saat pengiriman pesanan. Tipe semen yang lain dapat digunakan untuk keperluan
khusus jika diperintahkan oleh Direksi.
Kami akan menyediakan contoh semen yang berada di gudang lapangan atau dari pabrik yang dapat diusulkan ke Direksi untuk dites.
Semen lain yang menurut pendapat Direksi tidak baik, sebagian atau seluruhnya harus ditolak dan kami akan memindahkan ke luar
daerah pekerjaan.
b. Batu
Semua batu yang dipakai pada pekerjaan ini adalah batu kali pecah , batu ini kali ini bersih dan keras (berat jenis > 2,4), tahan lama

dan homogen, ukuran batu berkisar antara 20 cm hingga 30 cm atau menurut persetujuan Direksi. Batu yang akan digunakan akan kami

bersihkan dari campuran zat besi, noda-noda lobang pasir, cacat atau ketidaksempurnaan lainnya, paling lama satu jam sebelum

dipasang batu kita basahi dengan air. Batu tersebut kita ambil dari sumber yang disetujui oleh Direksi.
c. Pasir
Kwalitas pasir yang digunakan untuk pasangan batu harus sama dengan yang disyaratkan untuk pekerjaan beton yaitu :
- berat jenis antara 2,50 ~ 2,65
- modulus kehalusan 2,30 ~ 3,10
- kadar lumpur lebih kecil dari 5 %
Dengan batasan diatas, pasir haruslah mempunyai gradasi yang baik dan kekerasan yang memungkinkan untuk menghasilkan mortar
yang baik.
d. Air
Air yang dipakai untuk membuat, merawat dan membuat mortar harus dari sumber yang disetujui oleh Direksi dan memenuhi pasal 9
standar Nsional Indonesia (NI-3 PUBI serta pada waktu pemakaian, air harus terhindar dari bahan-bahan yang bisa mengotori air dalam
jumlah berapa saja yang dapat :
- Mempengaruhi waktu permulaan pengerasan semen yang melebihi dari 30 menit,atau mengurangi kekuatan dari percobaan kubus
lebih dari 20% apabila dites sesuai standar ASHTO T26.
- Menghasilkan perubahan warna atau pemekaran permukaan mortar yang sedang mengeras.
- Menunjukkan reaksi agregat alkali.
Air harus bebas dari hidrokarbon dan larutan bahan organik, larutan bahan organik tidak boleh lebih dari 500 bagian untuk tiap satu juta

bagian dalam berat. Kamia akan mengadakan percobaan bagi air yang diusulkannya untuk dipakai dan akan menyerahkan catatan-

catatan mengenai percobaan tersebut pada Direksi untuk persetujuannya sebelum meletakkan pekerjaan beton pada pekerjaan tetap.

Kontraktor harus membuat percobaan yang teratur dari air beton dan mortar dalam suatu pola dan frekuensi yang disetujui oleh Direksi

dan harus memberi kepada Direksi salinan catatan dari tiap hasil percobaan.
e. Mortar
Mortar untuk pasangan batu terdiri dari PC dan pasir dengan perbandingan 1 : 3 seperti yang disebutkan dalam gambar rencana untuk

masing-masing pekerjaan. Perbandingan yang dimaksud adalah perbandingan berat semen dan berat pasir dalam kondisi jenuh kering

permukaan (saturated surface dry). Apabila tidak ada catatan khusus pada gambar atau perintah tertulis dari Direksi, maka mortar yang

dimaksud adalah perbandingan 1 : 3, secara khusus untuk 1 m3 , 1 : 3 berat semen adalah sekitar 260 kg (4,2 zak) dan jumlah pasir

adalah proporsional.
Dalam satu kali pencampuran mortar, kami akan menggunakan bahan semen 1 (satu) zak semen 50 kg. Pengadukan mortar dilakukan

selama 15 menit. Tempat penampungan mortar hasil pengadukan harus terbuat dari kotak kayu atau seng atau bahan lain yang tidak

mempengaruhi kualitas mortar selama dalam penampungan.


7 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
8 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
9 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.

Contoh Pondasi Pasangan Batu Contoh Profil Pasangan Batu


Pekerjaan plesteran tebal 1.5 Cm Camp 1 : 2
Pekerjaan plesteran ini kami lakukan setelah pekerjaan dinding bata telah selesai di laksankan ,yang fungsinya untuk menghaluskan permukaan
beton agar terlihat rata dan rapi
Metode Pelaksanaan
1 Ketebalan plesteran idealnya 1 1/2 cm maximum 2 cm, tebal
2 Plesteran kasar maupun acian harus memakai blebes dengan panjang 2.00
3 Plesteran pada beton, maka permukaan beton harus kita kasari atau di kamproti pada
4 waktu membuka begesting.
5 Campuran spesi memakai minimal 1PC : 2 PS , pasir yang dipakai yaitu pasir beton
6 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
7 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
8 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
Pekerjaan Susunan Batu Kosong untuk media Filter =/= 30 Cm
Untuk pekerjaan ini berfungsi Filter sehingga air yang masuk akan tersaring dari kotoran - kotoran,
Dengan melihat fungsi batu kosong diatas, maka dalam pekerjaan pasangan batu kosong harus diperhatikan
hal - hal seperti dibawah ini.
Methode Pelaksanaan :
1 Sekelompok pekerja menyusun batu kali dengan dibuat berdiri, dengan ketebalan sekitar 20 cm dan dikunci dengan batu yang ukuranya lebih kecil
2 Pemakaian ukuran batu kali variatif
3 Batu kali yang terpasang adalah batu pecah dengan tujuan agar bidang sentuh antar permukaan batu belah lebih luas
4 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
5 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
6 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
PEKERJAAN BETON UNTUK BRONCAPTERING dan BAK PENGUMPUL
Berton Lantai K.175
pengecoran ,akan tetapi Untuk beton konstruksi mengunakan beton bermutu K-175 ini kita akan lakukan dengan cara manual.karena
mengingat kebutuhan volume yang tidak terlalu besar.
Metode Pelaksanaan
Besi Beton
Besi tulangan yang digunakan adalah baja yang kualitasnya sesuai dengan ditentukan dalam PBI 71.
Besi beton harus bersih dari lapisan minyak lemak, karat dan bebas dari cacat seperti serpih dan sebagainya, serta berpenampang bulat.
Dimensi dan ukuran penempang bulat besi beton / baja tulangan harus sesuai dengan petujuk gambar kerja (memenuhi batas toleransi
minimal) seperti yang di syaratkan dalam PBI 71.
Besi beton / baja tulangan yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lokasi pekerjaan dalam waktu 24 jam setelah ada
perintah tertulis dari Direksi.
Kawat pengikat harus terbuat daru baja lunak dengan diameter minimal 1mm dan tidak bersepuh seng.
Material lain yang digunakan diutamakan produksi dalam negeri.
Kayu Begisting
Kayu yang digunakan harus bersifat baik dengan ketentuan bahwa segala sifat dan kekurangan-kekurangan yang berhubungan dengan
pemakainya tidak akan merusak atau mengurangi nilai konstruksi.
Kualitas dan ukuran kayu yang digunakan disesuaikan dengan gambar kerja yang ada. Demikian pula dengan mutu dan kelas kuat kayu
yang apabila tidak ditentukan lain, maka harus mengikuti syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan dalam PPKI NI-5.
Dihindarkan adanya cacat-cacat kayu antara lain yang berupa putih kayu, pecah-pecah, mata kayu yang melintang. Syarat-syarat
kelembaban dan toleransi ukuran kayu yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat dan ketentuan dalam PPKI.
Pada pelaksanaan beton Mutu K.175 pelaksanaanya menggunakan molen sebagai alat untuk mencampur adonan beton ,dan dilakukan dengan
menggunakan tenaga manusia
Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
PEKERJAAN BETON BAK PENGUMUL
Pekerjaan Beton Struktur EXPHOSE untuk masing-masing pekerjaan yang ditentukan pada Gambar
Kerja Dengan mutu beton K.225. termasuk Pembesian, Pasang dan bongkar Bekisting, untuk :
Beton K 125 untuk lantai kerja tebal 5 cm
Di dalam pekerjaan ini kita akan menyiapkan bahan cetakan untuk pekerjaan pengecorannya di karenakan untuk mutu beton K.125 Bisa kita
lakukan secara manual di dalam pelakasaannya.

Methode Pelaksanaan :
1 Permintaan
Sekelompokpersetujuan untuk melakukan
pekerja membuat pekerjaan
mortar dengan kepadadan
mutu K.125 Direksi.
untuk pekerja lain menghampar hasil campuran beton ke lantai kerja
2 sambil di ratakan dengan ketebalan 10 cm
3 Setelah semua dianggap telah rata maka kita tunggu beton lantai kerja kering
4 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
5 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
6 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.

Konsep Metode Pekerjaan Beton


a Perencanaan metode pelaksanaan pekerjaan struktur didasarkan atas design,
situasi dan kondisi proyek serta site yang ada dalam penjelasan bagian sebelumnya (data-data proyek)
Data-data tersebut merupakan data yang mempengaruhi dalam menentukan dan merencanakan metode
pelaksanaan.
b Sebelum menentukan metode pelaksanaan secara keseluruhan,
dalam perencanaan metode ini diperlukan suatu konsep metode
yang memiliki pengaruh yang besar terhadap metode pelaksanaan yang lain
Pada dasarnya terdapat beberapa metode utama dalam pekerjaan struktur, yaitu:
* Metode siteworks
* Metode struktur bawah .
* Metode pekerjaan bekisting, pembesian dan pengecoran
* Metode tempat pengecoran
* Metode khusus (misalnya mass concrete)
1 Metode site works atau struktur bawah merupakan metode yang memiliki pengaruh yang cukup besar
dalam metode pekerjaan struktur secara keseluruhan.
2 Metode struktur bawah akan menentukan ketepatan schedule pelaksanaan struktur.
Hal tersebut disebabkan oleh tingkat kesulitan yang tinggi dalam pelaksanaannya.
Pada pelaksanaan struktur bawah terdapat permasalahan muka air tanah yang sering menghambat
pekerjaan dan perlu penanganan yang teliti mengenai perilaku air bawah tanah sedemikian
tidak memberikan dampak merugikan bagi lingkungan sekitar.
Di samping itu, kondisi tanah yang kurang baik yang disertai dengan lahan yang sempit akan
memberikan kesulitan yang tinggi dalam pelaksanaan pekerjaan tanah dan pekerjaan lain yang terkait.
Keberadaan bangunan sekitar gedung memberikan andil dalam proses penentuan metode pelaksanaan
Struktur Bawah.
Hal tersebut disebabkan oleh adanya pengaruh pergerakan tanah sekitar, kebisingan dan debu
sering menjadi hambatan dalam pelaksanaan pekerjaan struktur bawah .
Metode pekerjaan struktur bawah ini terdapat beberapa jenis Penggolongan metode
berdasarkan arah kerjanya dibagi menjadi tiga yaitu metode konvensional,
metode top-down, dan metode semi top-down.
Berikut dijelaskan mengenai metode-metode tersebut:
Sistem konvensional
Pada sistem ini, struktur basement dilaksanakan setelah seluruh pekerjaan galian selesai mencapai elevasi rencana (sistem bottom up).
Pelat basement paling bawah dicor terlebih dahulu, kemudian basement diselesaikan dari bawah ke atas,
dengan menggunakan scaffolding. Kolom, balok dan slab dicor di tempat (cast in place).

Pada sistem ini, galian tanah dapat berupa open cut atau dengan sistem dinding penahan tanah yang bisa sementara dan permanen.
Sistem dinding penahan tanah dapat dengan perkuatan strutting, ground anchor atau free cantilever.
Sistem Top Down
Pada sistem ini, struktur basement dilaksanakan bersamaan dengan pekerjaan galian basement. Urutan penyelesaian balok dan plat
lantainya dimulai dari atas ke bawah, dan selama proses pelaksanaan, struktur plat dan balok tersebut
didukung oleh struktur tiang (king post).
Pada dinding basement dicor sistem dinding penahan tanahnya yang dapat berupa diafragma wall atau contiguous pile yang dapat
bersifat permanen dan temporary yang juga berfungsi sebagai cut off dewatering.
Sistem Semi Top Down
Pada sistem ini, pelaksanaannya hampir sama dengan metode sistem top-down. Perbedaannya adalah terletak pada pekerjaan struktur
atasnya yang dapat dikerjakan bersamaan dengan pekerjaan struktur bawah.
Pada proses pengecoran struktur , baik lantai maupun dinding serta kolom, umumnya dicor bertahap karena luas area dan volume
pekerjaan yang besar. Sehingga dibuat dengan sistem zoning dengan jumlah menyesuaikan dengan
kapasitas sumber daya yang tersedia pada daerah tersebut.
Zoning struktur yang tepat akan membantu kelancaran pelaksanaan dan flow pengadaan sumber daya yang terkait yaitu bekisting,
besi tulangan dan beton ready mix.
Dalam perencanaan zoning pekerjaan struktur ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
# Kapasitas pengecoran harian rata-rata suatu daerah
# Volume material beton, besi dan bekisting serta flow pengadaannya
# Lahan yang tersedia untuk stok material
# Ketersediaan tenaga kerja dan siklusnya.
# Kondisi peralatan yang ada dan tingkat kesibukannya,dll
Dalam menentukan zoning ini, perlu diperhatikan batas-batas antar zone. Sebagai pedoman praktis, batas zone adalah ¼ bentang balok.
Hal tersebut dikarenakan pada area tersebut diperkirakan momen yang terjadi adalah nol atau mendekati nol.
Disamping penentuan jumlah zoning, pada pekerjaan struktur juga diperlukan perencanaan arah / flow pekerjaan struktur.
Arah pekerjaan struktur akan menentukan hampir semua arah metode pelaksanaan.
Beberapa hal yang penting untuk diperhatikan dalam menentukan arah / flow pekerjaan struktur adalah sebagai berikut:
# Perkiraan lintasan kritis schedule pelaksanaan
# Kemudahan pekerjaan
# Hindari kondisi lokasi pekerjaan yang terjebak karena flow yang salah.
Metode Kerja
Penjelasan Umum
Meliputi pekerjaan beton yang bertulang dan tidak bertulang dan pelaksanaan yang benar untuk menghasilkan beton yang bermutu baik.
Maka perlu penyedian tenaga kerja yang terampil, alat bantu yang memadai sesuai dengan fungsinya dan material/bahan
berdasarkan standart peraturan beton bertulang PB1 1971 dan SK.SKNI.T-15.1991-03
Ruang Lingkup
Lingkup pekerjaan beton meliputi penyediaan semua pemasangan semua komponen yang ditunjuk oleh gambar rencana dan RAB Meliputi:
Berton Pondasi Lantai =/= 40 cm
Pekerjaan pembesian ( Tulangan Atas dan Bawah Ø 12 mm Jarak 15 cm )
Pekerjaan Bekisting
Berton Dinding =/= 30 cm
Pekerjaan pembesian ( Tulangan Pokok dan Pinggang Ø 12 mm Jarak 15 cm )
Pekerjaan Bekisting
Berton Sekat =/= 20 cm
Pekerjaan pembesian ( Tulangan Pokok dan Pinggang Ø 12 mm Jarak 15 cm )
Pekerjaan Bekisting
Beton Plat atap =/= 12 cm
Pekerjaan pembesian ( Tulangan Atas dan Bawah Ø 10 mm Jarak 15 cm )
Pekerjaan Bekisting
Beton Tutup Man hole 80 x 40 tebal 8 cm, 2 Buah
Pekerjaan pembesian ( Tulangan Atas dan Bawah Ø 10 mm Jarak 10 cm )
Pekerjaan Bekisting
Beton Sloop dengan mutu Beton K.175
Penjelasan Umum untuk bahan utama
Besi Beton
Besi tulangan yang digunakan adalah baja yang kualitasnya sesuai dengan ditentukan dalam PBI 71.
Besi beton harus bersih dari lapisan minyak lemak, karat dan bebas dari cacat seperti serpih dan sebagainya, serta berpenampang bulat.
Dimensi dan ukuran penempang bulat besi beton / baja tulangan harus sesuai dengan petujuk gambar kerja (memenuhi batas toleransi
minimal) seperti yang di syaratkan dalam PBI 71.
Besi beton / baja tulangan yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lokasi pekerjaan dalam waktu 24 jam setelah ada
perintah tertulis dari Direksi.
Kawat pengikat harus terbuat daru baja lunak dengan diameter minimal 1mm dan tidak bersepuh seng.
Material lain yang digunakan diutamakan produksi dalam negeri.
Kayu
Kayu yang digunakan harus bersifat baik dengan ketentuan bahwa segala sifat dan kekurangan-kekurangan yang berhubungan dengan
pemakainya tidak akan merusak atau mengurangi nilai konstruksi.
Kualitas dan ukuran kayu yang digunakan disesuaikan dengan gambar kerja yang ada. Demikian pula dengan mutu dan kelas kuat kayu
yang apabila tidak ditentukan lain, maka harus mengikuti syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan dalam PPKI NI-5.
Dihindarkan adanya cacat-cacat kayu antara lain yang berupa putih kayu, pecah-pecah, mata kayu yang melintang. Syarat-syarat
kelembaban dan toleransi ukuran kayu yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat dan ketentuan dalam PPKI.
1. Pengecoran Beton
Semua pekerjaan konstruksi pada bangunan ini dikerjakan dengan mutu beton K -225, dan semua pekerjaan konstruksi beton
memenuhi syarat-syarat PBI 1971.
Adukan beton harus benar-benar rata dan matang dengan menggunakan Ready Mix pada K-225.
2.Berkesting dan Acuan
Sebelum penulangan beton dikerjakan harus terlebih dahulu dibuat bekesting yang kokoh dan rapat, sehingga air semen tidak bocor.
Bekesting harus dibuat sesuai dengan ukuran beton yang akan dilaksanakan.
Bahan bekesting dapat dibuat dari kayu terenteng tebal 2 cm atau multiplex.
Pembukaan bekesting ataupun acuan harus teratur dan beton sudah berumur minimal 14 (empat belas) hari.
3.Pekerjaan Pembesian
Pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur. Pekerjaan ini memegang peranan penting dari aspek kualitas
pelaksanaan mengingat fungsi besi tulangan yang penting dalam kekuatan struktur .
Berikut adalah metode pelaksanaan pekerjaan pembesian mulai dari tahap penyimpanan hingga pemasangan tulangan.
1. Tahap penyimpanan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam tahap penyimpanan:
Tumpukan besi jangan sampai bersentuhan dengan tanah. Oleh karena itu harus digajal dengan balok beton.
Besi harus berjarak minimal 5 cm dari logam yang lain
Besi harus terlindung dari kotoran, karat, benturan & minyak
Cara pelaksanaan dalam tahap penyimpanan:
Setiap bandel besi harus terdiri dari satu jenis besi (bentuk dan diameter)
Maksimum berat tiap bandel disesuaikan dengan kapasitas crane
Jarak antar ikatan adalah sekitar 2 m
Di dalam label ditulis panjang, tipe, nomer referensi & kode besi
2. Tahap Pemotongan dan pembengkokan.
Cara pemotongan dan pembengkokan besi tulangan adalah sebagai berikut:
Gunakanlah meja yang kuat dan rata
Siapkanlah gambar acuan
Cek diameter besi
Cek kembali besi-besi yang telah dibengkokan
Cek ukuan mandrel benar-benar pas. Inside Radius >2d untuk besi
kekuatan rendah, 3d untuk besi kekuatan tinggi
Jika ada besi yang susah dibengkokan maka boleh dipanaskan dengan persetujuan engineer
Ikuti perubahan schedule pembesian & dapatkan dokumen terbaru
3. Tahap Pemasangan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan besi tulangan adalah sebagai berikut :
Besi harus bersih (dari kotoran , minyak).
Peletakan tulangan pembesian harus diatur sehingga ada ruang tersedia untuk proses pemadatan beton
Jika ada besi yang perlu disambung maka harus ada overlapping yang sesuai perhitungan atau spesifikasi teknis.
Suatu ketika mungkin perlu merakit tulangan dahulu di luar bekisting baru kemudian meletakan sesuai posisinya.
Flow proses penyimpanan hingga pemasangan harus direncanakan paling efektif dan efisien.
Cara pelaksanaan pemasangan besi tulangan pada sloff ,kolom dan balok atap beton :
Pembesian beton sloff duduk di atas pondasi beton,diantara besi sloff juga kita ikatkan besi kolom yang posisinya telah tercantum dalam gambar kerja
untuk pembesian balok kita akan rakit di sekitar lokasi sesuai type atau gambar lalu kita angkat ke titik yang telah tercantum pada gambar kerja
Ketinggian pembesian kolom beton kita sesuaikan dengan gambar kerja,begitu pula dengan panjang sloff.
Cara pelaksanaan pemasangan besi tulangan plat lantai ,plat atap dan plat bordes :
Pembesian plat lantai ,plat bodes maupun plat atap dirakit di atas cetakan yang telah dibuat
Sejumlah ikatan dilakukan pada besi - besi plat sesuai tipe ikatan, supaya susunan pembesian tersebut kuat untuk diangkat
Pemasangan pembesian pada plat lantai,plat atap dan plat bordes dilakukan secara lansung di titik titik yang telah di tetapkan dalam gambar
Besi yang horizontal diikat pada besi yang vertikal
Pekerjaan Pengecoran
Pekerjaan pengecoran adalah pekerjaan penuangan beton segar ke dalam cetakan suatu elemen struktur yang telah dipasangi besi tulangan.
Sebelum pekerjaan pengecoran dilakukan, harus dilakukan inspeksi pekerjaan untuk memastikan cetakan dan besi tulangan telah terpasang
Sesuai Rencana.
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan pada pekerjaan pengecoran adalah sebagai berikut:
Setiap pekerja harus memakai pakaian pelindung, sepatu safety, helem, dan pelindung mata jika diperlukan.
Ketepatan ukuran dan elevasi harus diperhatikan dan dicheck.
Zone pengecoran harus direncanakan dan ukurannya ditentukan
Bekisting harus kuat dan instalasi M/E di bawah plat atau balok, pastikan ini terpasang sebelum dicor
Ketika mengecor, hati-hati jangan sampai merusak atau merubah bekisting dan tulangan
Delay diakibatkan oleh cuaca panas, atau angin yang kencang, sehingga beton mengeras lebih cepat. Juga diakibatkan oleh keterlambatan
pengiriman karena kurangnya perencanaan atau hal lain yang tidak bisa dihindari. Untuk mencegah delay maka tenaga kerja, peralatan,
dalam keadaan terkendali.
Jangan menambahkan air pada beton untuk memudahkan pelaksanaan cor. Jika terpaksa gunakanlah campuran air dan semen
Cara pelaksanaan pengecoran adalah sebagai berikut:
Pengecoran elemen vertikal umumnya menggunakan alat bantu TC dan bucket cor sedangkan untuk elemen horizontal menggunakan alat bantu
concrete mixer. Pada volume pekerjaan kecil digunakan alat bantu TC dan Bucket cor. Pada pengecoran pile cap yang berada pada elevasi
Beton yang akan dicor harus langsung ke tempat yang jadi posisi akhirnya. Mulailah dari pojok bekisting.
Selalu tuangkan beton baru langsung ke beton yang sudah lama.
Untuk mencegah segregasi, cek beton jangan terlalu basah atau kering, beton diaduk dengan baik, jika menjatuhkan beton secara vertikal jangan
lebih dari 2m.
Pemadatan beton dilakukan dengan cara digetarkan, untuk mengeluarkan udara yang terperangkap dalam beton, sehingga beton memadat
memenuhi bekisting.
Internal vibration dilakukan dengan menggunakan poker, yang dimasukkan ke dalam beton. External vibration dilakukan dari luar bekisting,
hal ini dilakukan karena internal vibration susah dilakukan .
Masukkan vibrator secara vertikal, masukkan kira-kira sejarak 15 cm setelah pemadatan yang telah terlebih dulu dilakukan, diamkan sekitar 5
sampai 15 detik. Angkat vibrator pelan-pelan dengan kecepatan sekitar 7,5cm/detik
Usahakan jari-jari pengaruh vibrator saling overlapping sehingga semua beton bisa terpadatkan dan manjangkau lapisan di bawah yang sedang
dipadatkan.
Initial finishing ditandai dengan genangan air yang tampak di permukaan beton. Proses final finishing tidak bisa dilaksanakan jika kondisi ini belum
tampak. Menghilangkan genangan air dapat dilakukan dengan menggunakan sapu biasa. Jangan mengeringkan air permukaan tersebut dengan
mencampurkan semen, karena akan membuat permukaan beton menjadi jelek dan lemah.
Final finishing terdiri dari dua proses: Floating ada dua proses yaitu Bullfloat, dilakukan dengan alat penggaruk yang didorong, ini adalah proses
pertama power or hand float adalah proses floting menggunakan tangan dimana ini adalah proses akhir floating
Dilakukan untuk membuat permukaan beton yang keras, rata, dan lembut, biasanya dilakukan 3 kali proses.
Curing dilakukan untuk menjaga kadar air beton tidak cepat kering sehingga proses pemadatan beton tidak terlalu cepat atau terlalu lambat. Curing
dilakukan langsung setelah proses finishing. Curing dilakukan dengan menambahkan air pada permukaan beton/Mencegah kehilangan air pada beton
Pancuran air harus perlahan untuk mencegah kerusakan pada permukaan beton.
Curing dapat juga dengan menutup beton dengan plastik dan mengaplikasikan curing compound.
Cuaca panas mengakibatkan beton lebih cepat kehilangan cairan, sehingga proses pemadatan terjadi terlalu cepat. Tindakan pencegahan dilakukan
jika suhu melibihi 32˚C, kelmbaban rendah, kecepatan angin tinggi dan sinar matahari menyengat.
Untuk mencegah Kerusakan Akibat Hujan, harus memperkirakan cuaca jika akan terjadi hujan, menyediakan alat pelindung seperti burlap dan
plastik, melakukan mixing dan pengiriman beton pada waktu yang tepat yaitu tidak hujan. Ketika hujan mulai turun. Lindungi beton yang baru
dituang pastikan semau permukaan beton terlindung, jangan menambahakan semen ke permukaan beton.
Setelah hujan reda, mengaplikasikan curing compound secepatnya bersamaan proses beton mengeras, memperbaiki permukaan yang cacat dan
membentuk permukaan beton jika diperlukan, membuang bagian beton jika ada bagian yang dikhaeatirkan rusak karena kadar air bertambah.
sehingga beton menjadi lunak.

Methode Kerja
a Menyiapkan bahan, tenaga dan peralatan yang akan digunakan. Untuk bahan yang akan digunakan, terlebih dahulu harus diajukan

kepada Direksi atau Pengawas Lapangan untuk mendapat persetujuan, apakah bahan - bahan tersebut sudah sesuai dengan persyaratan

spesifikasi teknik yang telah ditentukan. Adapun bahan - bahan yang dimaksud adalah ; Semen (PC), Pasir dan Kerikil. Kerikil yang

akan digunakan adalah kerikil pecah atau kerikil alam yang baik serta keras. Begitu juga pasir yang akan digunakan harus pasir yang

baik dengan kandungan lumpur minimal 5%.


b Sebelum pekerjaan pengecoran dimulai, terlebih dahulu kita harus membuat Mix Design sesuai spesifikasi teknik yang telah
ditentukan. Ini dimaksudkan sebagai tolak ukur untuk membuat adukan beton, agar hasil yang diperoleh sesuai dengan mutu beton
yang ditentukan.
c Membuat adukan mortar dari campuran ; Semen, Pasir, Kerikil dan Air. Semua jenis bahan tersebut dicampur dan diaduk rata dengan
menggunakan concrete mixer atau mekanis.
d Untuk pekerjaan selanjutnya adalah pekerjaan Pengecoran. Pengecoran dilakukan untuk suatu lokasi pekerjaan supaya dilaksanakan

sampai pekerjaan itu selesai dan tidak boleh dihentikan pada saat pekerjaan berjalan separuhnya. Untuk itu pekerjaan pengecoran

dilaksanakan setelah semua kelengkapan seperti bahan, tenaga dan peralatan betul - betul siap dan lengkap.
e Untuk hasil pekerjaan yang sudah selesai agar diberi pelindung agar tidak terjadi kerusakan yang diakibatkan oleh keadaan cuaca luar
seperti hujan dan sebagainya sampai dengan umur beton sudah sesuai dengan yang diisyaratkan.
f Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
g Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
h Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
i Untuk bahan campuran mortar yang akan kami gunakan adalah Beton K.225, kami akan mengacu pada spesifikasi teknik yang
tercantum dalam Dokumen Lelang atau seusai dengan petunjuk dari Direksi. Adapun kriteria material yang dimaksud adalah :
- Semen
- Untuk bahan Portlan Cement atau semen yang akan kami gunakan terlebih dahulu harus memenuhi kriteria dibawah ini dan telah
mendapat persetujuan Direksi :
- Semen yang akan kami gunakan adala Portland Cement yang telah memenuhi Standar Nasional Indonesia NI-8 pasal 3.2. NI-2 PBI
71 atau ASTM C150 atau standard lain yang disetujui oleh Direksi.
- Kondisi semen sebelum digunakan tidak mengeras, tidak berubah warna dan disimpan dengan baik.
Pasir
Untuk bahan pasir yang akan kami gunakan harus memenuhi kriteria dibawah ini dan telah mendapat persetujuan Direksi :
Pasir dengan kwalitas baik, bersih dan tidak mengandung bahan humus, akar-akar rumput, akar-akar pohon dan sampah-sampah lain
yang dapat mengurangi mutu konstruksi.
Berat jenis pasir berkisar antara 2,50 ~ 2,65
Modulus kehalusan 2,30 ~ 3,10
Kandungan kadar lumpur harus lebih kecil dari 5%
Harus memiliki gradasi yang baik dan merata dan keras
Kerikil
Untuk bahan kerikil yang akan kami gunakan harus memenuhi kriteria dibawah ini dan telah mendapat persetujuan Direksi :
Kerikil yang akan kami gunakan yaitu kerikil alam yang mana lokasi pengambilannya telah disetujui oleh Direksi.
Kerikil yang digunakan keras dan tidak terdapat retakan-retakan
Berat jenis berkisar antara 2,50 ~ 2,65
Modulus kehalusan 6 ~ 8
Pelapukan Agregat lebih kecil dari 10%
Kandungan kadar lumpur harus lebih kecil dari 5%
Air
Untuk bahan air yang akan kami gunakan harus memenuhi kriteria dibawah ini dan telah mendapat persetujuan Direksi :
Air yang digunakan bersih, tidak berwarna, tidak bau, tidak mengandung lumpur dan tidak mengandung zat garam
Yang paling penting sesuai dengan Standar Nasional Indonesi NI-3 PUBI
PEKERJAAN BESI, PIPA, ACCESSORIES DLL
Untuk pekerjaan ini kita akan laksanakan bersamaan pada saat pekerjaan pengecatan di lakukan,akar supaya goresan maupun kerusakan pada tembok dapat
diperbaiki secara sempurna

Pipa penguras dan peluap


Pipa Riser GIP Ø 150 mm panjang 80 cm
Pipa Riser GIP Ø 200 mm panjang 60 cm
Pipa PVC Ø 150 mm pipa Penguras
Pipa PVC Ø 200 mm pipa Peluap/Penguras
Bend GI All Flange
Bend GI All Flange
Gate Valve All Flange
Flange Socket PVC ND 200 mm
Flange Socket PVC ND 150 mm
Tee All Socket PVC ND 200 x 150 mm
Reducer All Socket PVC ND 200 x 150 mm
Rabber Packing ND 200 mm
Moer + Baut
Pipa Outlet
Pipa Riser GIP Ø 300 mm panjang 120 cm
Screen Ø 300 mm
Flange Long spigot HDPE Coupler ( Butt Fusion Sistems ) ND 280 mm
Pipa HDPE Ø 300 mm
Sweep Bend 45° PE dengan Coupler ( Butt Fusion Sistems ) ND 280 mm
Flange Long spigot HDPE Coupler ( Butt Fusion Sistems ) ND 280 mm
Rabber Packing ND 300 mm
Rabber Packing ND 400 mm
Rabber Packing ND 600 mm
Moer + Baut
Metode Pelaksanaan
1 Semua akcecoris kita siapkan pada posisi yang telah di tetapkan
2 untuk pemasangan pipa dan akscecoris ini kita menggunakan tenaga yg cukup berpengalaman di bidangnya tentunya dengan perlengkapan peralatan
yang di butuhkan dalam pekerjaan ini
3 setelah semua telah siap barulah kita pasang pipa dan akscecorisnya pada titik titik yang telah di tentukan
4 Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
5 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
PEKERJAAN PENYELESAIAN
Administrasi proyek
Dokumentasi proyek
Asbuilt Drawing
Dokumentasi Proyek
Dokumentasi Proyek sangat penting dalam pelaksanaan pekerjaan pengambilan dokumentasi
dilakukan pada waktu mulai pekerjaan yaitu 0 %, di pertengahan pelaksanaan pekerjaan yaitu 50
% dan terakhir pada akhir Pekerjaan 100 % sebanyak 4 rangkap .

Administrasi dan Gambar


Pekerjaan Administrasi ialah pekerjaan Laporan - laporan Misal
1 Buku ukur
2 Perhitungan Pengukuran
3 Gambar Shop Drawing
4 Perhitungan MC. 0
5 Back Up Data untuk perhitungan MC. 0
6 Buku Harian
7 Buku Ditreksi berisi buku perintah dan teguran direksi
8 Buku Tamu
9 Laporan Harian ( Melaporkan a. Keadaan Cuaca b. jumlah Tenaga, c jumlah Bahan yang
dipakai dan jumlah Peralatan yang digunakan pada hari itu )
10 Laporan Mingguan ( Melaporkan kemajuan Fisik Pekerjaan )
11 Laporan Bulanan ( melaporkan Kemajuan fisik dan jumlah uang yang akan di serap )
12 Asbuilt Drawing
usur listrik terhadap

api pada benda kerja

at kain atau handuk

bkan pipa cacat.


rasi dengan benar
hubungan dengan
pi Struktur Tim
da lainnya,
yang ukuranya lebih kecil
ngan air, sampai
225. termasuk Pembesian,
a kondisi ini belum

lu lambat. Curing
ngan air pada beton

egahan dilakukan
mi juga mengunakan beton
om , beton plat lantai beton
cara pelaksanaan yang lain
jaan ini diantaranya :
rcantum dalam gambar kerja
pada gambar kerja
a kondisi ini belum

lu lambat. Curing
ngan air pada beton

egahan dilakukan
lah selesai dikerjakan.
an yang rapih dan naad yang
ng dipakai. Pengisian naad
ibersihkan terlebih dahulu dari
ntai harus segera dibersihkan

k baik kita akan

ata yang ditujukan untuk


asangan, ketegakan dan
an pemakaian material.

disi baik.
n atau lumpur pada sloof harus
tikan tersedia angkur untuk
muncul dengan panjang antara

asangkan. Untuk garis lurus


engan penarikan benang dari
h dibuat, pembuatan garis
.

an dinding yang akan


gecekan leveling diatas batu
alah menjadi panduan untuk
ntar bata harus sama.

emukul ujung bata dengan


n/ mortar sudah kering maka

ngga keluar dari sisi pinggir


n tetap rata , jangan biarkan

ng bagian didnding ayng


endapatkan ketegakan
s lurus sesuai denga benang

metode acian kalsium, yaitu


apai hasil pekerjaan yang baik

hop atau ditempat pekerjaan


sakan dan kelembaban.

daan siap untuk

apihan sebuah bangunan

usakan pada tembok dapat


ngan perlengkapan peralatan

da lainnya,
yang ukuranya lebih kecil
ngan air, sampai
225. termasuk Pembesian,
a kondisi ini belum
lu lambat. Curing
ngan air pada beton

egahan dilakukan
mi juga mengunakan beton
om , beton plat lantai beton
cara pelaksanaan yang lain
jaan ini diantaranya :
rcantum dalam gambar kerja
pada gambar kerja
a kondisi ini belum

lu lambat. Curing
ngan air pada beton

egahan dilakukan
ata yang ditujukan untuk
asangan, ketegakan dan
an pemakaian material.

disi baik.
n atau lumpur pada sloof harus
tikan tersedia
asangkan. angkur
Untuk garisuntuk
lurus
engan penarikan
an dinding benang dari
yang akan
gecekan leveling
emukul ujung batadiatas
denganbatu
n/ mortar
ngga keluarsudah kering
dari sisi maka
pinggir
nngtetap rata , jangan
bagian didnding ayngbiarkan
endapatkan ketegakan
metode acian kalsium, yaitu

apai hasil pekerjaan yang baik

hop atau ditempat pekerjaan


sakan dan kelembaban.

daan siap untuk

apihan sebuah bangunan


usakan pada tembok dapat

ngan perlengkapan peralatan

kan sebelumnya
da lainnya,
yang ukuranya lebih kecil
ngan air, sampai
a kondisi ini belum

lu lambat. Curing
ngan air pada beton

egahan dilakukan
mi juga mengunakan beton
om , beton plat lantai beton
cara pelaksanaan yang lain
jaan ini diantaranya :
a kondisi ini belum

lu lambat. Curing
ngan air pada beton

egahan dilakukan
ata yang ditujukan untuk
asangan, ketegakan dan
an pemakaian material.

disi baik.
n atau lumpur pada sloof harus
tikan tersedia angkur untuk
muncul dengan panjang antara
asangkan. Untuk garis lurus
engan penarikan benang dari
h dibuat, pembuatan garis
.

an dinding yang akan


gecekan leveling diatas batu
alah menjadi panduan untuk
ntar bata harus sama.

emukul ujung bata dengan


n/ mortar sudah kering maka

ngga keluar dari sisi pinggir


n tetap rata , jangan biarkan

ng bagian didnding ayng


endapatkan ketegakan
s lurus sesuai denga benang

metode acian kalsium, yaitu

mi juga mengunakan beton


om , beton plat lantai beton
rcantum dalam gambar kerja
pada gambar kerja
a kondisi ini belum

lu lambat. Curing
ngan air pada beton

egahan dilakukan
ata yang ditujukan untuk
asangan, ketegakan dan

disi baik.
n atau lumpur pada sloof harus
tikan tersedia
asangkan. angkur
Untuk garisuntuk
lurus
engan penarikan
an dinding benang dari
yang akan
gecekan leveling
emukul ujung batadiatas
denganbatu
n/ mortar
ngga keluarsudah kering
dari sisi maka
pinggir
nngtetap rata , jangan
bagian didnding ayngbiarkan
endapatkan ketegakan

metode acian kalsium, yaitu


apai hasil pekerjaan yang baik

hop atau ditempat pekerjaan


sakan dan untuk
daan siap kelembaban.

apihan sebuah bangunan


usakan pada tembok dapat
cana demikian juga letak

a perbaiki kembali
ja Dengan mutu
bentang balok.

g bermutu baik.

dan RAB Meliputi:


rcantum dalam gambar kerja
pada gambar kerja
a kondisi ini belum

lu lambat. Curing
ngan air pada beton

egahan dilakukan
eton K.125 Bisa kita lakukan

n ke lantai kerja sambil di

ar Kerja Dengan mutu beton


bentang balok.

g bermutu baik.

dan RAB Meliputi:


rcantum dalam gambar kerja
pada gambar kerja

a kondisi ini belum


lu lambat. Curing
ngan air pada beton

egahan dilakukan
ja Dengan mutu beton K.275.
bentang balok.

g bermutu baik.

dan RAB Meliputi:


rcantum dalam gambar kerja
pada gambar kerja

a kondisi ini belum

lu lambat. Curing
ngan air pada beton

egahan dilakukan
lah selesai dikerjakan.

an yang rapih dan naad yang


ng dipakai.
k baik kitaPengisian
akan naad
metode acian kalsium, yaitu

apai hasil pekerjaan yang baik

hop atau ditempat pekerjaan


sakan dan untuk
daan siap kelembaban.

apihan sebuah bangunan


bentang balok.

g bermutu baik.

dan RAB Meliputi:


rcantum dalam gambar kerja
pada gambar kerja

a kondisi ini belum

lu lambat. Curing
ngan air pada beton

egahan dilakukan
usakan pada tembok dapat

ngan perlengkapan peralatan

dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

yang akan di gunakan

usakan pada tembok dapat

dimensi material ditentukan pada

ukan pada Gambar Kerja


ngan perlengkapan peralatan

da lainnya,
yang ukuranya lebih kecil
bentang balok.
g bermutu baik.

dan RAB Meliputi:


rcantum dalam gambar kerja
pada gambar kerja
a kondisi ini belum

lu lambat. Curing
ngan air pada beton

egahan dilakukan
usakan pada tembok dapat
ngan perlengkapan peralatan

Anda mungkin juga menyukai