Anda di halaman 1dari 7

 

METODE PELAKSANAAN
Paket Pekerjaan : Peningkatan Jalan Kenoreh – Nanga Koman

Nama Penyedia Jasa : PT. SUMISMU

I. URAIAN UMUM
Metode Pelaksanaan ini disajikan sebagai kerangka acuan dari pelaksanaan pekerjaan dilapangan guna
tercapainya efektifitas dan efisiensi kerja secara tepat waktu dan tepat mutu.

a. Pekerjaan Persiapan
Setelah diterimanya Surat Perintah Mulai Kerja, maka diteruskan dengan menelaah dan menganalisa
lebih detail mengenai item-item pekerjaan maupun teknik pelaksanaan kegiatan.
Pelaksanaan Persiapan terdiri dari :
 Menyusun rencana kerja sesuai daftar kuantias pekerjaan yang ada.
 Menetapkan dan menyusun personil yang akan ditugaskan / ditempatkan dilapangan.
 Menyiapkan administrasi dan melakukan koordinasi dengan Pihak Proyek.
 Mengecek gambar rencana / gambar kerja, menyesuaikan dengan kondisi lapangan yang ada.

b. Kegiatan Pelaksanaan Persiapan Lapangan terdiri dari :


 Penyiapan Lokasi dan Pengadaan Base camp, Barak kerja serta fasilitas lainnya.
 Mobilisasi personil.
 Pengadaan / Pembuatan Papan Nama Proyek.
 Rekasaya Lapangan, pemasangan patok, pengukuran ulang.
 Mengadakan estimasi / menghitung kembali perubahan pekerjaan (bila ada)
 Penyelesaian data-data lapangan dan administrasinya (Persiapan DTJ & Addendum bila ada)
 Sambil proses administrasi berjalan kegiatan dilapangan dilaksanakan tetap berjalan seperti
pekerjaan pembersihan dan penyiapan lapangan dll.
 Untuk menjaga keselamatan umum dan kelancaran arus lalu lintas di sekitar pekerjaan
dipersiapkan / dipasang rambu lalu lintas.
 Mobilisasi Peralatan yang diperlukan sesuai dengan jadwal pelaksanaan masing-masing item
pekerjaan.

II. MANAJEMEN KEGIATAN / PROYEK


Pada pelaksanaan pekerjaan kegiatan ini akan dikelola oleh tenaga-tenaga dari Perusahaan kami yang telah
berpengalaman mengenai mengerjakan pekerjaan jalan ataupun proyek sejenis.
II.1 STRUKTUR ORGANISASI KEGIATAN

Struktur organisasi dilapangan dikelola oleh suatu tim menajemen yang dipimpin oleh General
Superintendent yang dibantu oleh Tenaga Ahli dan Terampil yang mempunyai kompentensi dibidangnya
masing-masing. General Superintendentmemimpin seluruh kegiatan di lapangan, baik dibidang
administrasi kontrak, teknik, keuangan maupun kegiatan pelaksanaan pekerjaan dilapangan. Dengan
mengelola manajemen proyek diusahakan adanya kerjasama yang baik dengan pihak-pihak terkait,
dengan harapan pelaksanaan proyek dapat berjalan lebih baik sesuai rencana yang dipersyaratkan.

II.2 SUB KONTRAKTOR

Dalam pelaksanaan proyek ini, kontraktor utama jika ada dibantu oleh sub kontraktor yang akan
ditentukan kemudian, umumnya untuk pelaksanaan pekerjan minor dan bukan merupakan pekerjaan
utama.

III. METODE PENGENDALIAN KEGIATAN / PROYEK


Agar Sistem manajemen mutu dapat berjalan dengan baik maka perlu dibuat kebijakan mutu untuk
memberikan Jaminan mutu terhadap proses yang dihasilkan. Sistem menajemen tersebut diatas dalam
pelaksanaannya ditunjang dengan sarana-sarana lain berupa perangkat lunak sebagai sarana pengendali dan
perangkat keras sebagai sarana penunjang pelaksanaan pekerjaan.

Personil yang akan ditugaskan sebagai personil inti dalam organisasi, dipilih dan didatangkan dari daerah
setempat atau dari luar daerah.

Untuk peralatan dipilih secara tepat baik dari segi jenis, jumlah maupun kapasitasnya disesuaikan dengan
kondisi lapangan dan volume pekerjaan yang akan dilaksanakan untuk menjamin tercapainya sasaran
pelaksanaan pekerjaan, yakni tepat biaya, tepat mutu dan tepat waktu.

Untuk pengadaan bahan dikendalikan langsung oleh General Superintendent dengan mengikuti jadwal waktu
pelaksanaan yang berkaitan dengan pekerjaan yang ada pengadaan bahannya, serta spesifikasi teknik
terutama spesifikasi masalah bahan.

Untuk pengamanan dan pengawasan proyek, perusahaan menyediakan tenaga keamanan sesuai dengan
kebutuhan yang bertugas dalam hal : pengamananan terhadap pelaksanaan pekerjaan pada umumnya dan
pengamanan terhadap bahan-bahan dan peralatan untuk mencegah pencurian dan hal-hal lainnya yang bisa
menghambat kelancaran pelaksanaan pekerjaan.

III.1 KOORDINASI ANTAR DISIPLIN

Dalam proses penyelesaian secara menyeluruh, keterbatasan areal yang ada dapat saling
mempengaruhi kelancaran pelaksanaan masing-masing pekerjaan, keterlibatan beberapa sub
kontraktor, para pekerja, sampai dengan tenaga harian lepas merupakan bagian yang tak terlepaskan
dengan kegiatan proyek ini sehingga sangat diperlukan adanya koordinasi yang baik dan terpadu, untuk
menghindari terjadinya keterlambatan pada pelaksanaan salah satu jenis pekerjaan yang akan
mempengaruhi pekerjaan lainnya. Agar pelaksanaan dilapangan dapat berjalan dengan baik maka perlu
diadakan :

 Rapat Koordinasi
Rapat koordinasi lengkap diadakan seminggu sekali yang dihadiri oleh para personil inti terkait,
pelaksana lapangan, para sub kontraktor (apabila digunakan), sampai dengan para mandor yang
berfungsi membahas dan mengkoordinasikan pelaksanaan pekerjaan yang akan datang dan
hambatan yang dihadapi selama pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

 Program dan Jadwal Pelaksanaan


Jadwal pelaksanaan pekerjaan akan dijabarkan secara lebih mendetail secara bulanan maupun
mingguan yang realisasinya di lapangan akan dimonitor secara cermat untuk mengantisipasi
keterlambatan yang mungkin terjadi. Pengontrolan secara menyeluruh dituangkan dalam master
schedule / bar chart yang dijadikan acuan kontrak.

III.2 PROGRAM JAMINAN MUTU

Untuk tercapainya hasil kerja yang baik sesuai dengan mutu dan spesifikasi yang disyaratkan, perlu
disusun program pengendalian mutu (quality control) terhadap pelaksanaan pekerjaan yang antara lain
melakukan pengontrolan terhadap :

 Material yang akan digunakan dengan rencana pengetesan sesuai syarat


 Kualifikasi tenaga kerja yang dapat digunakan
 Proses pelaksanaan pekerjaan dengan standar instruksi kerja untuk mencapai minimal sesuai
syarat.
 Prosedur Inspeksi dan test sebagai persyaratan control.

Pengendalian mutu akan dapat dijalankan dengan baik karena adanya sasaran mutu yang jelas, sumber
daya manusia yang professional dengan tanggung jawab yang jelas, organisasi proyek yang handal,
sistem dan prosedur mutu yang baku, penerapan manajemen mutu secara konsisten.

IV. PROSEDUR PELAKSANAAN PEKERJAAN


Sistem manajemen dapat berjalan dengan baik maka perlu dibuat kebijakan mutu untuk memberikan Jaminan
mutu terhadap proses yang dihasilkan. Sistem menajemen tersebut diatas dalam pelaksanaannya ditunjang
dengan sarana-sarana lain berupa perangkat lunak sebagai sarana pengendali dan perangkat keras sebagai
sarana penunjang pelaksanaan pekerjaan.

IV.1 UMUM

1. Kegiatan Umum
Pada tahap awal pekerjaan selain Mobilisasi personil dan peralatan ke lapangan juga harus
dilakukan kegiatan survey lapangan (rekayasa lapangan). Adapun kegiatan yang disurvey meliputi
kondisi drainase, daerah yang akan dilebarkan, bahu jalan, badan jalan, spot kerusakan,
perkerasan, struktur dan hal-hal yang terkait dengan ruas jalan yang akan ditangani. Setelah
didapat hasil survey awal ini maka bersama dengan direksi melakukan peninjauan kembali
rancangan berdasarkan data rekayasa lapangan untuk kemudian diterbitkan detail pelaksanaan
dan perkiraan kuantitas untuk pelaksanaan pekerjaan.

2. Pekerjaan Mobilisasi
Sebelum memulai kegiatan pekerjaan fisik terlebih dahulu dilakukan kegiatan mobilisasi peralatan,
personil, penyiapan fasilitas kontrakor, fasilitas direksi dan komunikasi elektronik. Untuk peralatan
berat yang akan di mobilisasi disesuaikan dengan yang tercantum dalam daftar mobilisasi. Untuk
Base Camp / Kantor lapangan dan lain-lain, ditempatkan pada daerah yang strategis yaitu pada
daerah yang aliran airnya cukup lancar dan mudah dijangkau untuk memperlancar suplai logistik
dan bahan bakar, serta dapat melakukan monitoring pelaksanaan pekerjaan dengan leluasa.

Setelah tahapan pekerjaan selesai dan alat tidak diperlukan lagi, maka dilakukan proses
demobilisasi peralatan.

3. Pekerjaan Persiapan

 Pengukuran dan Pematokan


Sebelum melakukan pekerjaan pengukuran, terlebih dahulu bersama direksi menentukan titik
awal dan titik akhir serta titik efektif dan fungsional penanganan pekerjaan. Patok dipasang
sesuai stasiun yang diperlukan atau pematokan titik-titik pada gambar rencana atau peta
lapangan kemudian dibuatkan gambar kerja yang harus mendapat persetujuan direksi dan
menjadi acuan pelaksanaan pekerjaan selanjutnya.

 Dokumentasi Foto Visual


Foto Visual 0 % diambil pada titik yang telah ditentukan oleh direksi, minimal satu titik
pengambilan dan tidak berubah sehingga didapatlah satu titik yang sama untuk pengambilan
foto pada kondisi 50 % dan 100%.Foto visual diambil berdasarkan item pekerjaan dan stasiun
(STA) yang direncanakan akan dikerjakan. Setiap item pekerjaan sesuai dengan gambar kerja
ataupun petunjuk direksi teknis.

IV.2 DRAINASE

1. Galian Tanah Untuk Saluran (Semi – Mekanis)


 Pekerjaan ini dilaksanakan secara semi-mekanis
 Excavator menggali tanah untuk saluran dan dibuang disekitar lokasi proyek
 Selama pekerjaan, apabila diperlukan maka pekerja melakukan perapian sehingga bentuk
galian sesuai yang telah direncanakan.
 Dimensi dan bentuk galian disesuaikan dengan gambar rencana atau kondisi dilapangan yang
telah disepakati/disetujui Direksi Lapangan.

2. Gorong – Gorong Pipa Beton Bertulang f Diameter Dalam 95 – 105 cm (Dengan Alat)
 Backhoe Loader menggali lokasi rencana penempatan gorong-gorong ataupun gorong-gorong
lama yang akan diganti
 Kedalaman galian harus sesuai dengan gambar rencana atau sesuai dengan petunjuk yang
telah disepakati/disetujui Direksi Lapangan.
 Pada lokasi penggalian perlu dipasang rambu peringatan agar tidak membahayakan
pengguna jalan.
 Pasang gorong-gorong pipa dan disambung dengan cincin dari beton
 Timbunan dilakukan dengan material hasil galian atau dengan material lain yang disetujui
direksi lapangan dan kemudian dipadatkan.

IV.3 PEKERJAAN TANAH

1. Penyiapan Badan Jalan


 Pada lokasi pembersihan Badan Jalan perlu dipasang rambu peringatan agar tidak
membahayakan pengguna jalan
 Motor Grader membersihkan daerah badan jalan dari tanaman / rumput liar / Sisa-sisa
material lepas dari jalan lama sesuai dengan gambar rencana atau petunjuk dari direksi
lapangan
 Selama pekerjaan, jika diperlukan pekerja melakukan perapian daerah milik jalan dari sisa-
sisa material jalan lama

IV.4 PERKERASAN BERBUTIR

1. Lapis Pondasi Agregat dengan Semen (Cement Treated Base / CTB)


 Concrete Mixer mencampur material yang akan dijadikan CTB
 Pada saat penghamparan CTB dapat dilaksanakan dengan menggunakan cetakan atau
dengan menggunakan alat penghampar tanpa cetakan samping.
 Pada saat penghamparan dapat dihampar dengan menggunakan motor grader,power shovel,
atau peralatan yang sejenis
 Kemudian dipadatkan dengan alat pemadat
 Jika diperlukan setelah pemadatan material CTB dapat dirapikan dengan motor grader agar
didapat bentuk yang sesuai dengan gambar rencana atau kondisi lapangan yang telah
disepakati oleh direksi lapangan

IV.5 PERKERASAN ASPAL

1. Lapis Perekat – Aspal Cair (Manual)


 Pencampuran aspal cair dengan kerosen sesuai dengan prosedur
 Sebelum penuangan aspal cair lokasi pekerjaan dibersihkan terlebih dahulu dengan alat bantu
 Selanjutnya mencurahkan aspal cair ke lahan pekerjaan dengan perlahan agar aspal cair
tersebut dapat tercurah secara merata

2. Latasir Klas B / SS – B (Tebal 2 cm)


 Sebelum penghamparan Latasir terlebih dahulu permukaan yang akan dihampar harus
dibersihkan dengan cara manual
 Kemudian saat penghamparan dilaksanakan dari satu jalur sisi jalan
 Selanjutnya dipadatkan dengan alat pemadat tandem roller

IV.6 STRUKTUR

1. Pemancangan Tiang Pancang Kayu Ukuran 15 x 15 cm


 Pekerjaan ini dilaksanakan dengan cara mekanis
 Menentukan titik yang akan dilaksanakn pekerjaan
 Pengangkatan tiang pancang dapat dilakukan dengan menggunakan alat pile driver
dengan posisi titik angkat sesuai dengan perhitungan
 Selama pekerjaan apabila diperlukan maka pekerja dapat membantu tiang pancang agar
tetap tegak lurus hingga sesuai dengan titik yang direncanakan
 Ketegakan tiang pancang selalu dikontrol

2. Pasangan Batu
 Semen, pasir dan air dicampur dan diaduk menjadi mortar dengan menggunakan
Concrete Mixer
 Batu dibersihkan dan dibasahi seluruh permukaannya sebelum dipasang
 Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan

IV.7 PEKERJAAN LAIN-LAIN YANG HARUS DIPERSIAPKAN

 Laporan – Laporan Harian Mingguan bulanan dan dukumentasi Foto – Foto pekerjaan
yang dilaksanakan.
 Rencana Mingguan Pekerjaan
 Request Pekerjaan yang akan di laksanakan
 As build drawing pekerjaan jika ada perubahan
 Realisasi kemajuan pekerjaan harus mengacu kepada Time Schedule rencana tidak
melewati batas akhir kontrak.
 Siapkan juga buku Tamu jika ada para pihak Owner dan para pihak yang berwenang
lainya ingin mengetahui kemajuan pekerjaanya.
 Peralatan yang akan di gunakan sudah di persiapkan dan dalam keadaan siap pakai.
 Persiapan penangung jawab pekerjaan seperti Manager Lapangan , Pengwas Lapangan,
juru ukur, Operator dan tenaga Administrasi yang memiliki pengalaman.
 Rapat – rapat direksi di lapangan dimana sangat perlu untuk menilai kemajuan pekerjaan
baik jika ada perubahan maupu tidak supaya di setiap tahapan – tahapan pekerjaan
dapat berjalan dengan lancar dan terkontrol dengan sebaik – baiknya.
 Ketika pekerjaan akan di mulai gudang – gudang material, tempat tinggal pekerja sudah
dipersiapkan terlebih dahulu.
 Jika terjadi kerusakan setelah pekerjaan selesai maka pelaksana wajib memperbaiki jika
masih ada masa pemelihraan yang wajib di laksanakan oleh pihak pelaksana nantiya

V. PENUTUP

Demikianlah Metode Pelaksanaan ini kami sampaikan sebagai rencana acuan dalam pelaksanaan pekerjaan di
lapangan dan jika masih ada kekurangan dapat diskusikan dilapangan sesuai dengan mutu dan kualitas jalan yang
kita harapkan dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada speksifikasi teknis yang kami lampirkan juga

Anda mungkin juga menyukai