Anda di halaman 1dari 8

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

PENDAHULUAN
UMUM
Metode pelaksanaan yang diusulkan oleh Kontraktor Pelaksana pada proyek ini pada dasarnya adalah
mengupayakan segala hal, Baik fisik/non fisik maupun teknis/non teknis secara sistematis dalam bekerja
dan diwujudkan/diterapkan. Dengan upaya ini diharapkan proses selama pelaksanaan sampai selesainya
proyek terkelola dan terkendali dengan lancar, berjalan sesuai progress yang diharapkan serta tepat waktu.
Meliputi hasil pekerjaan; baik dan rapih, sesuai prosedur dan spek teknis yang disyaratkan.

Pendekatan Metode Pelaksanaan;

 Memahami terlebih dahulu lokasi dan luasan yang akan dibangun. Meliputi situasi, kondisi area kerja
dan lingkungan yang membatasi metode yang akan diterapkan.
 Usaha pengelolaan dan pemantauan atas masalah yang akan mungkin timbul selama masa
pelaksanaan dan pencegahannya/meminimalisir, termasuk upaya menanggulangi/menyelesaikan
masalah yang timbul terhadap lingkungan sekitar.
 Usaha traffic manajemen pelaksanaan pekerjaan, mulai dari pengangkutan /transportasi material,
penumpukan bahan/material dilapangan area kerja, pengaturan tenaga kerja, sampai dengan
tahapan pekerjaan membangun.

TEKNIS

Nama Pekerjaan;

Pembangunan Paket Pekerjaan Relokasi Halte Busway Kuningan Timur Ruas Kuningan - Dukuh Atas
bertempat di Proyek Percepatan Pelaksanaan Pembangunan Prasarana Kereta Api Ringan I Light Rail
Transit Terintegrasi Diwilayah Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi

Macam Pekerjaan;

a. Pekerjaan Persiapan
b. Pekerjaan Pondasi Halte
c. Pekerjaan Struktur Baja
d. Pekerjaan Arsitektur Dan Finishing
e. Pekerjaan Elektrikal
Selanjutnya aspek teknis yang harus dipahami sebelum melaksanakan sebagai berikut;

a. Manajemen teknis pengaturan fasilitas direksi keet, gudang dan pengadaan material/bahan ke lokasi
kerja, sehubungan dengan bentuk dan rencana tapak bangunan yang akan dikerjakan; Apakah akan
saling crossing dan mengganggu satu terhadap lainnya. Pengaturan pentahapan kerja, Volume
pekerjaan, tingkat kesulitan, alat kerja yang digunakan dan potensi kebisingan sekitar.
b. Pengorganisasian dan mobilitasi dan penempatan tenaga kerja selama pelaksanaan. Selanjutnya
setelah mempelajari/memahami hal umum dan teknis di atas, barulah dapat disusun "Metoda
Pelaksanaan" yang tepat untuk digunakan di lokasi proyek.

LINGKUP METODA

Sebelum melaksanakan kegiatan fisik di lapangan, Kontraktor harus menyusun metoda pelaksanaan fisik
dan manajemen site/lingkungan. Untuk itu Kontraktor harus memahami network dan flow aliran kerja,
pengorganisasian pekerja serta mengantisipasi dampak yang mungkin timbul akibat kegiatan kerja. Secara
sistematis lingkup pemahaman meliputi, sebagai berikut;

Manajemen Waktu Pelaksanaan 99 Hari Kalender

Setelah memahami waktu pelaksanaan yang diberikan relatif singkat dan kondisi existing site area proyek
yang terbatas dan terbatasi oleh sikon sekitar area kerja, Kontraktor mengusulkan teknis manajemen
pelaksanaan sebagai berikut:

a. Kerja Paralel; Diusahakan cara paralel ini yang dipakai untuk memperpendek jangka waktu
pelaksanaan. Yaitu dikerjakan secara serentak di beberapa tempat. Untuk itu pengadaan bahan,
pekerja dan alat disesuaikan dengan jumlah pekerja dan macam pekerjaan yang bisa dan diijinkan
untuk dikerjakan. Misalnya; beberapa macam pekerjaan sudah bisa dilaksanakan dalam waktu
bersamaan (paralel) akan ditempatkan material, alat kerja dan pekerjanya. Bisa juga cara kerja
paralel ini untuk pembesian di workshop, dirakit setengah jadi, selanjutnya dibawa ke lokasi site
untuk dipasang. Bila pola kerja paralel ini dapat diterapkan akan diperoleh efisiensi waktu kerja.
b. Kerja Time Series; Cara ini pada prinsipnya dikerjakan satu persatu secara bertahap sesuai dengan
urutan ijin yang diberikan. Pola kerja ini bila dikaitkan dengan waktu kerja yang terbatas, perfu
altematif antisipasi penanggulangan seandainya target progres tidak tercapai. Antara lain
menambah pekerja dan waktu kerja (over-time).
c. Kerja Kombinasi: Paralel-Time Series; Yaitu gabungan metode diatas.
d. Percepatan Waktu; Bila terindikasi akan terjadi resiko keterlambatan pada pekerjaan yang sedang
berjalan terhadap tahap kerja berikutnya, karena network plan yang berurutan dan kritis. Maka perlu
segera dilaporkan kepada pengawas untuk minta ijin melakukan percepatan waktu kerja. Lalu
diusulkan dengan cara, sebagai berikut; Menambah jam kerja (2 atau 3 shift), menambah pekerja
dan melengkapi kebutuhan alat kerja yang bisa mempercepat waktu kerja. Selanjutnya dilakukan
re-schedule percepatan waktu kerja pada pekerjaan berikutnya dengan cara yang sama. Dengan
demikian diharapkan rentang waktu kerja secara keseluruhan tetap sesuai jadwal waktu yang
diberikan.
ActionPlan Pelaksanaan

Untuk melaksanakan pekerjaan sesuai yang ditetapkan, kontraktor pelaksana membuat program action plan
sebagai berikut:

Program Kerja Teknis:

a. Membuat organisasi pelaksana lapangan dengan pembagian tugas, fungsi dan wewenang yang
jelas tanggung jawab masing-masing.
b. Menempatkan personil secara proporsional sesuai dengan keahlian bidang tugas masing-masing.
Sedangkan untuk tenaga ahli inti harus memenuhi kualifikasinya dan memiliki kompetensi sesuai
bidang keahliannya.
c. Melakukan pekerjaan persiapan agar segala sesuatunya dapat dilaksanakan dengan baik dan
lancar.
d. Menempatkan tenaga lapangan yang terampil dan berpengalaman dalam jumlah cukup dan sesuai
volume serta kompleksitas pekerjaan.
e. Mengadakan dan mendatangkan bahan dan alat-alat untuk bekerja sesuai RKS dan atas
persetujuan pengawas. Mesin dan peralatan serta alat bantu untuk bekerja harus disediakan dalam
jumlah yang cukup termasuk tenaga kerja pendukung yang diperlukan.
f. Sebelum mengerjakan harus berkoordinasi dengan pengawas dan owner/unsur keamanan, agar
tidak mengganggu lingkungan. Termasuk menyampaikan usulan solusi bila ada perbedaan antara
realisasi dan rencana kerja.
g. Selanjutnya untuk sampah, puing dan sisa galian yang tidak diperlukan segera dibuang keluar area
proyek.

Administrasi dan Dokumentasi Proyek:

1. Menyusun rencana kerja/schedule pelaksanaan bersama-sama dengan pengawas dan direksi/owner serta
unsur keamanan.
2. Keluar masuk bagi pekerja menggunakan tanda pengenal dan melaporkan semua nama/copy KTP personil
yang dipekerjakan.
3. Segera setelah pekerjaan selesai kontraktor harus memindahkan semua sisa bahan dan peralatannya kecuali
yang masih diperlukan selama masa pemeliharaan.

PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Mobilisasi dan demobilisasi

Mobilisasi meliputi:

• Mendatangkan peralatan terkait yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.


• Mendatangkan personil dan tenaga kerja lapangan.

Mobilisasi peralatan terkait dan personil Kontraktor Pelaksana dapat dilakukan secara bertahap sesuai kebutuhan.
Mobilisasi segera dilakukan setelah perintah mulai kerja.
2. Direksi Keet, Gudang & Papan Nama Proyek

Mendirikan fasilitas ini sebagai kantor sementara proyek, bertujuan untuk tempat rapat antara pihak yang
berkepentingan dengan pekerjaan ini seperti untuk rapat bersama antara pelaksana. perencana, pengawas dan pihak
owner. Dan papan nama sebagai identitas kegiatan proyek.

Teknis Pelaksanaan:

• Membuat direksi keet; kantor sementara proyek, dan gudang untuk menempatkan bahan-bahan material
dan tidak jauh dari lokasi kerja, dengan luasan yang telah ditentukan dalam gambar atau sesuai dengan
petunjuk Konsultan Pengawas.
• Gudang harus sedemikian rupa agar bahan- bahan/material dapat tersimpan secara baik dan tidak rusak oleh
hujan dan panas, menyediakan papan tulis dan tempat untuk meletakkan contoh-contoh material yang
digunakan.
• Direksi keet dan gudang dapat menampung semua kegiatan dalam pekerjaan ini, baik aktivitas maupun
penyimpanan material.
• Tata letak papan narna, layout fasilitas kerja dengan persetujuan Konsultan Pengawas.
• Kontraktor harus melengkapi peralatan inventaris dan mebelair minimum yang tersedia di direksi keet.
• Kontraktor harus memelihara kebersihan bangunan serta inventarisnya.
3. Foto Visual Proyek

Foto diperlukan untuk dokumentasi selama masa pelaksanaan proyek juga digunakan untuk laporan visual mengenai
kemajuan pelaksanaan proyek.

Teknis Pelaksanaan:

• Membuat photo kegiatan sesuai dengan tahapan pekerjaannya


• Melampirkan foto kegiatan setiap membuat Laporan Bulanan sesuai pencapaian bobot pekerjaan.
• Pengambilan titik pandang/fokus pada objek foto akan diusahakan sesuai dengan kondisi lapangan dan atas
pengarahan Konsultan Pengawas.
• • Setiap tahap dokumentasi akan disusun dengan keterangan singkat, tanggal pemotretan dan
penempatan dalam album/buku.
4. Pengukuran & Bouwplank

Pengukuran kembali existing sangat diperlukan, terutama untuk menentukan batas• batas, agar tidak terjadi kesalahan
dilapangan. Sebelum dikerjakan terlebih dahulu membuat shop drawing dan ukuran yang sebenarnya, sesuai
lapangan. Metode kerja sebagai berikut;

a. Lingkup Pekerjaan

Pendataan dan pengukuran ulang objek-objek yang akan dilaksanakan (sesuai arahan dari konsultan pengawas)
untuk mendapatkan ketepatan ukuran. Bila tidak sesuai gambar rencana, dilakukan perbaikan-perbaikan seperti
rencana finish floor level maupun peil-peil pekerjaan lainnya dengan sepengetahuan Perencana dan Pengawas.
b. Teknis Pelaksanaan

Alat yang digunakan adalah theodolite dan meteran roll serta mistar elevasi. Instrument harus kokoh/stabil berdiri
dan mistar tegak harus lurus dan benar-benar vertical. Sebagai pedoman, langkah pertama adalah menentukan
titik batas yang sudah ada di lapangan dan tidak berubah lagi (bila ada). Titik duga ± 0,00 harus dimintakan
persetujuan Pengawas/ Perencana dan selanjutnya dapat diteruskan keseluruh lapangan setelah dipasang patok
sebagai pedoman duga elevasi ± 0,00. Cara kerja sebagai berikut:

• Kontraktor akan melaksanakan pengukuran I uitzet dahulu untuk menentukan peil dan as bangunan. Tanda-
tanda as bangunan dinyatakan pada bouwplank dan ditulis dengan cat/pilox.
• Peralatan: Theodolite, waterpas serta peralatannya dan patok-patok yang kuat diperlukan dalam pengukuran.
Semua peralatan ini dimiliki kontraktor dan selalu ada bila sewaktu-waktu memerlukan pemeriksaan.
• Pengukuran dilakukan oleh juru ukur yang berpengalaman. Hasil pengukuran diserahkan kepada Pengawas
untuk disetujui.
• Dalam pelaksanaan pekerjaan pengukuran dan penentuan tata letak bangunan, kontraktor membuat papan
patok bouwpank, dengan ukuran lebar 20cm dengan tebal 2cm lurus dan diserut pada isi sebelah atas dan
disangga dengan tiang-tiang kayu kaso ukuran 5/7 yang tertancap kuat di atas tanah.

c. Hasil Pelaksanaan

Terlihat dengan jelas pedoman/ marking/ leveling acuan pekerjaan dan kesesuaian dengan gambar shop drawing.
Dalam melaksanakan pekerjaan pengukuran ulang, sebaliknya bila ada perbedaan dengan gambar rencana dapat
segera dilaporkan ke Pengawas dan dilakukan langkah-langkah penyesuaian.

5. Air Kerja dan ListrikKerja

Air kerja yang diperlukan selama pelaksanaan akan disediakan Kontraktor, termasuk penyediaan pipa-pipa dan
penyambungannya atau peralatan-peralatan lain untuk pengangkutan air,dan akan membersihkan kembali setelah
pekerjaan selesai, serta memperbaiki semua kerusakan yang terjadi juga untuk fasilitas bagi pekerja.

Kontraktor juga akan menyediakan tenaga listrik yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan serta untuk penjagaan
di malam hari, termasuk penyediaan kabel-kabel. Dan setelah pekerjaan pembangunan selesai akan dibersihkan atas
biaya Kontraktor.

6. Keamanan Proyek

Kontraktor akan selalu menjaga keamanan proyek waktu siang maupun malam hari juga terhadap penerangan dan
perlindungan yang diperlukan terhadap pekerjaan selama pelaksanaan, terrnasuk memasang jaring pengaman.

7. Pelaksanaan K3 (Keselamatan & Keamanan Kerja)

Tujuan utama menerapkan program K3 adalah untuk mencegah terjadinya kecelakaan dalam melaksanakan
pembangunan. Selain memasang alat/struktur bantu dalam bekerja, untuk meminimalisir kerugian yang mungkin
timbul akibat dari kecelakaan kerja, pekerja akan diasuransikan (ASTEK).

Manajemen Risiko K3
Pokok-pokok manajemen risiko K3 selama masa pelaksanaan kerja adalah:

 Usaha pengendalian personil/pekerja dalam kaitannya dengan skejul kerja yang bila perlu dibuat skejul harian
berupa break down I detail pekerjaan.
 Dalam skejul detail tersebut akan dipilah-pilah mana pekerjaan yang beresiko untukselanjutnya dilakukan
pengelolaan K3.
 Nama-nama pekerja yang akan melakukan pekerjaan tersebut terlebih dahulu didaftarkan untuk kemudian
diasuransikan.
 Selain jaminan asuransi bagi pekerja, upaya pencegahan dan sekaligus sebagai keamanan bekerja, akan
disediakan jaring pengaman kerja, safety belt, topi proyek, sepatu pelindung dan peralatan keamanan lainnya
yang memenuhi syarat aman seperti untuk pekerjaan ME dari sengatan listrik.
 Setiap pekerjaan akan dimulai; dilakukan monitoring lokasi kerja, kekuatan struktur pendukung, keamanan,
mesin dan peralatan kerja. Selanjutnya sebagai langkah pengawasan agar kelalaian tidak sampai terjadi akan
ditempatkan pengawas I mandor lapangan.

Teknis Pelaksanaan K3

Untuk mengurangi faktor-faktor kelalaian dan kemungkinan tidak disiplinnya para pekerja melaksanakan ketentuan K3
maka perlu dilakukan langkah sebagai berikut:

a. Setiap pekerja yang terseleksi akan diminta kesanggupannya untuk melaksanakan dan menggunakan
peralatan I pelindung K3.
b. Pekerja yang terpilih akan didaftarkan ke asuransi tenaga keria bidang konstruksi. Dan konsekwensi jaminan
ASTEK bilamana ketentuan K3 tidak diindahkan.
c. Senantiasa mengontrol, memperbaiki dan bila perlu mengganti peralatan I pengaman dalam bekerja, bila
sudah tidak lagi layak digunakan.

Pekerjaan Yang Beresiko dan Program K3

Dari pemahaman dan lingkup pekerjaan, pekerjaan yang beresiko tinggi terjadinya kecelakaan dilaksanakan program
K3 dan ASTEK. Pekerjaan tersebut adalah sebagai berikut ini:

a. Program umum untuk seluruh area kerja/proyek adalah memasang tanda/rambu pengaman yang pada intinya
dilarang masuk ke area kerja bagi yang tidak berkepentingan, dan peringatan berhati-hati bagi pekerja. Pagar
proyek akan dipasang sebagai batas area.
b. Pada pekerjaan sipil/ arsitektur bagian exterior, bagi pekerja exterior berisiko jatuh dari ketinggian. Program
pokok K3 adalah diharuskan menggunakan safety belt. Selain itu, keamanan dari kejatuhan barang/ alat/
material, dipasang jaring pengaman.
JENIS PEKERJAAN
PEKERJAAN STRUKTUR

1. PEKERJAAN STRUKTUR BETON


2. PEKERJAAN STRUKTUTR BAJA

PEKERJAAN ARSITEKTUR

1. PEKERJAAN DINDING BATA


2. PEKERJAAN PLASTER & ACIAN
3. PEKERJAAN KERAMIK LANTAI & DINDING
4. PEKERJAAN PINTU & KUSEN ALUMUNIUM
5. PEMASANGAN PINTU AUTOMATIC ALUMUNIUM
6. PEKERJAAN PENGECATAN
7. PEKERJAAN FASADE ACP
8. PEKERJAAN SANITAIR

PEKERJAAN MEP

1. PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL


2. PEKERJAAN SANITAIR PLAMBING
DAFTAR PENGALAMAN PROYEK

Daftar pengalaman proyek dengan nilai lebih dari 5 milyar yang sudah pernah dikerjakan selama 3 tahun terakhir.

NO Nama Owner Nama dan Lokasi Proyek Nilai Kontrak Rencana dan Presentase Jumlah
Realisasi Share Jika Kecelakaan
Penyelesaian KSO/JO/JV Kerja
1 PT. Adhikarya (Persero) Pekerjaan Relokasi Halte Busway 2.356.475.000,00 06 Juni 2018 s/d 20 100% NIHIL
Tbk, Departement LRT Lokasi Madya Aini-Kuningan Agustus 2018
Divisi Konstruksi LRT Pelayanan Cawang-Kuningan-Dukuh
Atas Ruas Kuningan-dukuh Atas .
2 PT. Adhikarya (Persero) Pekerjaan Relokasi Halte Busway 2.356.475.000,00 08 Juni 2018 s/d 22 100% NIHIL
Tbk, Departement LRT Lokasi Karet Kungingan Lintas Agustus 2018
Divisi Konstruksi LRT Pelayanan Cawang-Kuningan-Dukuh
Atas Ruas Kuningan-dukuh Atas .
3 Departement LRT Divisi Pekerjaan Relokasi Halte Busway 5.467.000.000,00 30 November 2017 100% NIHIL
Konstruksi LRT PT. Adhi BNN Jakarta LP.2 Cawang Kuningan s/d 31 Januari 2018
Karya (Persero) Tbk. Dukuh Atas.
4 General Manajer PT. Pembuatan Jembatan Penyebrangan 595.063.150,00 31 Januari 2019 s/d 100% NIHIL
Adhi Karya (Persero) Tbk orang (JPO) Dengan Lokasi Di Deptan 31 Maret 2019
Jl. MT. Haryono Kav. 27 PT.KAO JL. MT Haryono Lintas
Cawang Jakarta Timur Pelayanan II Cadang-Dukuh Atas
Ruas Cawang Kuningan

Anda mungkin juga menyukai