Kelebihan diesel :
a). ekonomis dalam pemakaian
b). mudah dalam pemakaian di daerah terpencil
c). berfungsi dengan baik pada daerah dingin
d). mudah dalam perawatan
Kekurangan alat ini adalah :
a). kesulitan dalam menentukan energi per blow
b). sulit dipakai pada tanah lunak
3. Hydraulic Hammer
Cara kerja hammer ini adalah berdasarkan perbedaan tekanan pada cairan hidrolis.
Salah satu hammer tipe ini dimanfaatkan untuk memancang fondasi tiang baja H dan
fondasi lempengan baja dengan cara dicengkeram, didorong, dan ditarik. Alat ini baik
digunakan jika ada keterbatasan daerah operasi karena tiang pancang yang dimasukan
cukup pendek. Untuk memperpanjang tiang maka dilakukan penyambungan pada
ujung-ujungnya.
dukung tiang dan kedalaman pemancangan dan pilihlah alat yang ekonomis dengan
kemampuan alat yang sesuai dengan yang dibutuhkan.
Penyelidikan Tanah
Penyelidikan kondisi tanah dasar atau batuan dasar di sekitar lokasi
rencana jembatan, dilakukan untuk mengetahui secara menyeluruh
mengenai:
Stratigrafi secara vertikal dari keadaan geologi yang berkembang,
melalui data-data hasil pemboran inti dan sondir pada titik pondasi
yang direncanakan,
Pengelompokkan dan analisis sifat fisik maupn mekanik dari
tanah/batuan, hubungannya dengan analisis jenis pondasi yang
akan digunakan serta bangunan pelengkap jembatan lainnya.
Penyelidikan tanah yang dilakukan meliputi penyelidikan
lapangan dan penyelidikan laboraturium.
a. Penyelidikan Lapangan
1. Test Lapangan dengan Pemboran Inti untuk Rencana
Jembatan
Test ini dilakukan untuk mencari data-data mengenai tanah
bawah permukaan atau batuan dasar. Khusus untuk pekeraan
perencanaan jembatan, pemboran inti dilakukan sampai pada
kedalaman mencapai tanah keras atau batuan dasar, sedangkan
untuk pentuan titik lokasi pemboran inti disesuaikan dengan kondisi
jembatan yang akan dibangun.
Untuk setiap core atau tanah hasil pemboran sebaiknya
didiskripsi secara jelas dan singkat, yaitu untuk setiap core
sepanjang per satu meter panjang, kemudian setiap per satu meter
panjang dimasukkan ke dalam box (cure box) dengan ukuran sesuai
dengan standar Departemen Pekerjaan Umum.
Dalam pekerjaan pemboran ini, akan selalu diikuti oleh
pengujian Penetrasi Standart atau yang lazim disebut Standart
Penetration Test (SPT),pengujian ini dilakukan pada setiap interval
kurang lebih 1,5-3,0 meter di kedalaman lubang pemboran dengan
tujuan untuk mengukur secara kasar dari kepadatan relatif berbutir
atau konsistensi tanah kohesif.
Pengambilan sample tanah untuk kepentingan laboraturium
dapat diambil baik berupa sample terganggu (disturbed sample)
yang digunakan untuk menentukan uji Atterbergh Limit, Water
Content dan lain sebagainya. Sedangkan untuk mencari nilai sudut
geser, kohesi, tekanan air pori, permeabilitas dalam tanah dan