Anda di halaman 1dari 12

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

PENGADAN PEMELIHARAAN AIR HANDLING UNIT ( AHU )


GEDUNG BPPT 1
TAHUN ANGGARAN 2015

Metode pelaksanaan yang sesuai dengan lingkup pekerjaan , gambar dan kondisi lapangan . kami akan
menyajikan urutan kerja ( metode pelaksanaan ) sebagai berikut:

I.SITE MANAGEMENT
Untuk mengedalikan dan menjalankan metode yang kami rencanakan, menerapkan sistem manajemen
proyek yang terdiri dari “struktur organisasi dan sistem informasi”, untuk mencapai tujuan bersama yang
dipimpin oleh manajer proyek. Organisasi proyek ditetapkan oleh manajemen puncak (top management), dan
ditetapkan pula hubungan antara anggota Tim Proyek (Project team) dan Manajer Proyek (Project Manager).
Salah satu bentuk struktur organisasi proyek yang sering terapkan adalah struktur organisasi yang
bersifat fungsional, dengan mengelompokan menurut area fungsi spesifik. Untuk melaksanakan proyek
dilapangan kami menerapkan fungsi-fungsi tersebut sebagai POAC (Planning, Organizing, Actuating, dan
Controlling), dibawah ini adalah uraian singkat sistem manajemen yang kami tawarkan dan akan kami
laksanakan diproyek.

1. PLANNING
Proses secara sistematis mempersiapkan kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan dan sasaran
tertentu Permasalahan yang merupakan keterkaitan antara tujuan sumber daya (manusia, uang, peralatan ),
yang tersedia
a) Cara mencapai tujuan dan sasaran dengan memperhatikan sumber daya yang tersedia
b) Penerjemahan rencana kedalam program-program kegiatan yang kongkrit
c) Penetapan jangka waktu yang dapat disediakan guna mencapai tujuan dan sasaran, dimulai dari proses
pengadaan, pelaksanaan dan pengawasan konstruksi sampai kepada tahap Final Hand Over (FHO)

2. ORGANIZING
Pengaturan atas sesuatu kegiatan yang dilakukan sekelompok orang yang dipimpin oleh pimpinan
kelompok, dalam suatu wadah (organisasi)
a Koordinasi merupakan mekanisme hubungan struktural maupun fungsional yang dijalankan secara
konsisiten
b Koordinasi vertikal sebagai fungsi komando
c Koordinasi horizontal sebagai interaksi satu level
d Koordinasi diagonal intraksi berbeda level tetapi diluar fungsi komando, bila diintegrasikan dengan baik
akan memberikan kontribusi yang signifikan dalam menjalankan fungsi organazing.

3. ACTUATING
Fungsi manajemen dalam menggerakkan orang-orang yang tergabung dalam organisasi agar melakukan
kegiatan-kegiatan yang ditetapkan dalam planning.
a Hargai seseorang apapun tugasnya sehingga ia merasa keberadaannya didalam kelompok (organisasi)
menjadi penting
b Instruksi pimpinan, mempertimbangkan perbedaan-perbedaan individual
c Menerbitkan pedoman kerja yang jelas tapi singkat
d) Menjalin kebersamaan dalam praktek partisipasi penyelengaraan manajemen
e) Upaya memahami hak-hak pegawai termasuk urusan kesejahteraan agar ada sence of belonging
terhadap tempat bekerja
f) Pimpinan perlu menjadi pendengar yang baik, perlu mencegah argumentasi sebagai pembenaran atas
keputusan yang diambilnya
g) Jangan berbuat sesuatu yang menimbulkan sentimen dari orang lain
h) Pimpinan dapat melakukan teknik persuaisi dengan cara bertanya, sehingga tidak dirasakan sebagai
tekanan oleh pegawainya
i) Pengawasan untuk meningkatkan kinerja pegawai, dengan cara-cara tidak mematikan kreativitas

4. CONTROLLING
Kegiatan yang dipersiapkan untuk dapat menjamin pekerjaan yang telah dilaksanakan sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan
a) Produk pekerjaan, baik secara quantitatif maupun kualikatif dari sumber-sumber daya yang digunakan
sesuai prosedur, cara kerja dan kebijakan teknis yang diambil selama proses pencapaian sasaran
b) Bersifat objektif, dapat menemukan fakta-fakta tentang pelaksanaan pekerjaan lapangan dan berbagai
faktor yang mempengaruhinya
c) Rujukan untuk menilainya adalah membandingkan apa yang terjadi dilapangan dengan rencana yang
telah ditentukan, apakah terjadi penyimpangan atau tidak.

Umumnya struktur organisasi proyek yang diterapkan telah baku, dimana seorang pimpinan tertinggi
disite seorang Manajer proyek membawahi dua orang Manajer Lapangan, baru kemudian menyebar pada
divisi-divis tertentu. Dalam prakteknya dilapangan untuk mencapai percepatan pelaksanaan manajer lapangan
akan kami posisikan dalam fungsi,

1) Project manager
2) Site Engineer Manager,
3) Site Operation Manager, dan
4) Site Administration

Tetapi bila kami mentelaah besar kecilnya proyek kami akan posisikan cukup satu posisi manager sebagi
top leader dilapangan dibantu tiga pembantunya sebagai berikut:

1) Project manager
2) Site Engineer,
3) Site Operation
4) Site Administration, dan
5) K3
Bentuk struktur organisasi lapangan ini, telah teruji paling muran dan garis komando sangat jelas, hal ini
juga akan dapat meminimize financial secara umum, dan ini telah diterapkan pada sebagian perusahaan
kontraktor besar di Indonesia

PROJECT MANAGER

SUPERVISER TEKNISI K3

(SITE ENGGINEER) (SITE OPERATIONAL) (SITE ADMINISTRATION)


Berikut tahapan pelaksanaan management site di proyek pemeliharaan AHU BPPT 1 Jakarta:

 Menyiapakan lokasi direksi keet pelaksana


 Estimasi dan perencanaan pembangunan kantor pelaksana
 Penulisan data alat dan material yang dibutuhkan dalam pembuatan kantor
 Proses pemesanan dan pembelian alat dan bahan yang dibutuhkan sesuai dengan data
 Pengiriman Barang onsite
 Persiapan man power dan gudang material serta alat
 Pelaksanaan Pembangunan kantor pelaksana
 Penataan lingkungan runag kantor pelaksana dengan lingkunagan sekitar dan mengkondisikan keadaan
kantor agar nyaman digunakan.
 Perawatan dan pemeliharaan.

II.METODOLOGI MOBILISASI DEMOBILISASI MATERIAL DAN ALAT


Berikut tahapan pelaksanaan management site di proyek pemeliharaan AHU BPPT 1 Jakarta:
dimulai dengan Observasi keadaan site ( proyek ) untuk dinilai terhadap area kerja yang siap di kerjakan.

 Perhitungan bahan serta alat sesuai dengan kondisi lapangan yang siap dikerjakan
 Pendataan alat dan material yang akan digunakan serta menentukan spesifikasi yang telah disetujui
sebelumnya.
 Pemberian informasi berupa pemesanan alat dan bahan terhadap management untuk mendapatkan
persetujuan dan pihak management bias mendapatkan info alat dan bahan yang terkait pemesanan
tersedia dan bias dikirim dalam waktu yang telah di rencanakan.
 Mengatur waktu pengiriman dan alat transportasi yang sesuai dengan ukuran pemesanan , dan
sebaiknya dipersiapkan dengan baik untuk menghindari keterlambatan pengiriman barang.
 Mobilisasi alat dan bahan sesuai dengan pemesanan management menuju ke site .
 Penempatan alat dan bahan yang telah diterima pada tempat khusu yang telah disediakan .
 Pendataan terhadap alat dan bahan sebagai inventaris management site , hal ini sebagai kontrol
pelaksanaan pekerjaan dan mengetahui kondisi ketersediaan alat dan bahan.

III.METODE PRA RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (PRA RK3K)
A.IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA DAN PENGENDALIANNYA

1. PEKERJAAN AHU
o Pekerjaan AHU akan melibatkan alat kerja yang dapat menimbulkan bahaya kerja diantaranya:
o Kebisingan yang ditimbulkan oleh suara alat kerja
o Kebakaran terhadap bahan mudah terbakar disekitar alat kerja
o Terjatunya alat atau bahan dari lokasi proyek
o Kecelakaan kerja yang ditimbulkan karena kecerobohan pekerja dalam pengunaan alat keselamatan
maupun saat bekerja.

Dalam Mengendalikan resiko K3 kami mempersiapkan metode pekerjaan sebagai berikut;

o Memastikan bahwa pekerja dalam keadaan sadar dan bersemangat untuk bekerja , sebelum bekerja
biasanya kami lakukan brieving untuk memulai pekerjaan.
o Selalu melakukan pengecekan terhadap alat keselamatan diri pekerja .
o Mengunakan alat pekerjaan sesuai peruntukanya dan digunakan sesuai prosedur dan ketentuan
pengunaan alat kerja.
o Menghimbau untuk dilarang merokok pada lokasi site
o Selalu memperhatikan lingkugan sekitar area bekerja terhadap dampak yang akan ditimbulkan oleh
hasil kerja.
2.PEKERJAAN ELEKTRIKAL

o Pekerjaan ELEKTRIKAL akan melibatkan alat kerja yang dapat menimbulkan bahaya kerja diantaranya:
o Kebisingan yang ditimbulkan oleh suara alat kerja
o Kebakaran terhadap bahan mudah terbakar disekitar alat kerja
o Ledakan saat interkoneksi jaringan listrik
o Kecelakaan karena kesalahan dalam pemilihan material yang tidak sesuai spesifikasi
o Kesalahan prosedur pekerjaan dalam pelaksanaannya yang mengakibatkan kecelakaan kerja

Dalam Mengendalikan resiko K3 kami mempersiapkan metode pekerjaan sebagai berikut;

o Memastikan bahwa pekerja dalam keadaan sadar dan bersemangat untuk bekerja , sebelum bekerja
biasanya kami lakukan brieving untuk memulai pekerjaan.
o Selalu melakukan pengecekan terhadap alat keselamatan diri pekerja .
o Mengunakan alat pekerjaan sesuai peruntukanya dan digunakan sesuai prosedur dan ketentuan
pengunaan alat kerja.
o Menghimbau untuk dilarang merokok pada lokasi site
o Selalu memperhatikan lingkugan sekitar area bekerja terhadap dampak yang akan ditimbulkan oleh
hasil kerja.

B,PEMAHAMAN PERATURAN PERUDANG – UNDANGAN

1. PERMENAKER.08/MEN/VII/2010tentangAlatpelindungDiri
2. PER.09/MEN/VII/2010 tentang Operator dan Petugas Pesawat Angkat Angkut
3. PER.15 /MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di Tempat Kerja
4. PER.25/MEN/XII/2008 tentang Pedoman Diagnosis dan Penilaian Cacat Karena Kecelakaan dan Penyakit
Akibat Kerja
5. Permenaker 04/MEN/1985 tentang Pesawat Tenaga dan Produksi
6. Kepmenaker RI No. Kep 186/MEN/1999tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja
Kepmenaker RI No. Kep. 174/MEN/1986 Kepmen PU RI No. 104/KPTS/1986 tentang Keselamatan Kerja Pada
Tempat
7 Kepmenaker RI No. Kep. 333/MEN/1989 tentangDiagnosis dan Pelaporan Penyakit Akibat Kerja
8 Kepmenaker RI No. Kep. 1135/MEN/1987 tentang Bendera Keselamatan dan Kesehatan Kerja
9 Kepmenaker RI No. 147/MEN/1998 tentang Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Kerja Bagi Program
10 Kepmenkes RI No. 261 / MENKES / SK / II / 1998 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja
11 Kepmenaker RI No. Kep 51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja
12 Kepmenakertrans No. Kep 75/MEN/2002 tentang Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) No.SNI
04-0225-2000Kepmenakertrans No. Kep 79/MEN/2003tentang Pedoman Diagnosis dan Penilaian Cacad karena
Kecelakaan dan PenyakitAkibat Kerja
13 Kepmenakertrans No. Kep 68/MEN/IV/2004 tentang Pencegahan dan Penularan HIV/AIDS di Tempat Kerja
KEP. 155/MEN/1984 Penyempurnaan Keputusan Mentri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. KEP.125/MEN/82,
Tentang
14 Pembentukan, Susunan Dan Tata Kerja Dewan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Nasional, Dewan
Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja Wilayah Dan Panitia Pembinaan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja.
15 Instruksi Menaker RI No. Ins. 11/M/BW/1997 tentang Pengawas Khusus K3 Penanggulangan Kebakaran
16 Instruksi Menaker No. Ins. 02/M/BW/BK/1984 tentang Pengesahan Alat Pelindung Diri
17 Instruksi Menaker No. Ins. 05/M/BW/1997 tentang Pengawasan Alat Pelindung Diri
18 Surat Edaran Dirjen Binawas No. SE. 05/BW/1997 tentang Penggunaan Alat Pelindung Diri
19 Surat Edaran Dirjen Binawas No. SE. 06/BW/1997 tentang Pendaftaran Alat Pelindung Diri
20 Kep. Dirjen Binawas No. Kep 311/BW/2002 tentang Sertifikasi Kompetensi K3 TeknisiListrik
SE Menakertrans No. Kep. 117/MEN/PPK/III/2005 tentang Pemeriksaan Menyeluruh Pelaksanaan Keselamatan
dan
21 Kesehatan Kerja di Pusat Perbelanjaan, Gedung Bertingkat dan Tempat-tempat Publiklainnya.
C.SASARAN PROGRAM DAN ORGANISASI K3
Untuk menciptakan suasana kerja yang yang aman dan efektif dan meminimalkan kecelakaan kerja ,
kami sebagai pelaksana dapat mewujudkanya dengan pemilihan sasaran, program dan organisasi k3 yang tepat
yaitu;

Pemenuhan sasaran K3;

o Lingkungan gedung pada area skup pekerjaan yang memiliki resiko kecelakaan tinggi
o Pekerja Dibawah umur atau pekerja dengan pengalaman minim
o Perorangan yang berlalu lalang di area proyek
o Site Management proyek
o User Proyek.

Dalam pemilihan tindakan dalam sasaran K3 kami membuat Program k3 untuk meminimalisir resiko kerja
sebagai berikut;

o Secara umum kami beritahukan dengan bendera k3 dan Pemberitahuan serta larangan dalam bentuk
informasi tertulis
o Pemberian brieving kepada pekerja yang melakukan kegiatan
Dalam rangka implementasi program Rangkaian Penilaian Kesehatan dan Keselamatan Kerja dewasa ini
dalam persaingan bisnis kontraktor juga semakin berbenah diri dalam mempopulerkan penerapan keselamatan
dan kesehatan kerja (K3), sebagai tujuan dalam memberdayakan, mengoptimalkan para pekerja, dengan tidak
berjalannya penerapan K3 yang baik dan konsisiten akan meminimize tingkat kecelakaan yang akan merugikan
perusahaan itu sendiri, termasuk kredibilitas perusahaan semakin lama semakin baik.

PERANGKAT K3

Bentuk rambu K3 Perangkat K3 lainnya


IV.METODE PELAKSANAAN
Tahap-tahap dalam melaksanakan pekerjaan adalah sebagai berikut :

1. Inventarisasi Pekerjaan
2. Alokasi waktu pelaksanaan (Time Schedule)
3. Inventarisasi Sumber Daya Manusia, Material dan Alat Bantu.
4. Mengolah dan memanajemen Sumber Daya Manusia, Material dan alat Bantu untuk
mewujudkan pekerjaan yang dimaksud dengan alokasi waktu tertentu yang sudah dijadwalkan.
5. Melakukan koordinasi dengan Pemberi kerja / Konsultan pengawas, Managemen gedung / unit –
unit / instansi di gedung tersebut, seperti pihak teknisi listrik, Lift gedung, cleaning service
terutama pihak Security Gedung dalam sisi keamanan gedung dalam bekerja..

I. PEKERJAAN PERSIAPAN / PENDAHULUAN

a. Pekerjaan Persiapan & Pendahuluan : Pekerjaan persiapan meliputi Pekerjaan gudang tempat
penyimpanan barang sementara, yang tempatnya harus melalui persetujuan direksi atau
pangawas agar tidak mengganggu kegiatan lain yang sering dilintasi orang dsb, Listrik Kerja,
Penyediaan P3K dan Alat Keselamatan Kerja, Pembuatan gambar kerja shop Drawing serta
mobilisasi peralatan dan material. Hal tersebut perlu dikoordinasikan dengan tim teknis dari
Owner, agar tidak mengganggu kegiatan pada komplek Gedung BPPT I, khususnya Lantai 9 - 14.
Pekerjaan ini dilakukan dengan alokasi waktu kurang lebih 1 Minggu, dimulai pada awal
pekerjaan dengan melibatkan Mandor, Kepala Tukang, Tukang dan Pekerja.

b. Semua Sumber daya manusia (Pekerja) yang dilibatkan oleh pihak kami bila ditunjuk sebagai
pelaksana dalam pekerjaan ini, harus memiliki identitas diri (Identity Card / Seragam kerja)
sebagai anggota pekerja kami, hal ini sangat perlu untuk membedakan orang pekerja kami
dengan orang lain disekitar lokasi pekerjaan serta untuk memudahkan pihak security gedung
dan orang disekitar gedung dalam sisi keamanan gedung.

c. Sesuai dengan jangka waktu pelaksanaan yang diberikan, Team pekerja yang diturunkan
adalah : Team tenaga kerja yang akan bekerja siang (pada hari libur), dan malam Hari (ship
siang dan ship malam) dan berkooordinasi dengan pihak-pihak terkait di lingkungan sekitar
area pekerjaan yang akan dikerjakan.

d. Mengingat point di atas, dalam proses pekerjaan pemasangan, kemungkinan besar pekerjaan
dapat dilakukan secara simultan.

e. Sebelum dilakukan pembongkaran, kontraktor harus mendapatkan persetujuan tertulis dari


Direksi / Pemberi Tugas. Tanpa persetujuan ini, walaupun gambar rencana menunjukkan perlu
dibongkar, pembongkaran tidak boleh dilaksanakan.

Pekerjaan ini merupakan pekerjaan yang membutuhkan cara kerja yang hati-hati agar
bongkaran tidak merusak inventaris gedung lainnya dan hasil bongkaran harus dikumpulkan di
suatu tempat yang rapih agar tidak berserakan dan tidak mengganggu pemandangan dan
segera di buang keluar area gedung.
FLOWCHART REQUEST / PERMOHONAN IZIN KERJA

MULAI

REQUEST KE
Data :Tanggal pengajuan, no
SUPERVISOR
request, lokasi pekerjaan,volume
pekerjaan, material yg dipakai,
peralatan yg dipakai, tenaga kerja,
shop drawing

SESUAI RKS

NO

YES
REVISI

SUPERVISOR MEREKOMENDASI KE
PEMBERI PEKERJAAN

VERIFIKASI

SELESAI

URAIAN BAGAN ALIR :


Setiap adanya kegiatan jenis pekerjaan diawali dengan request, dengan kata lain request adalah sebagai
Folder yang harus dibuka untuk setiap melakukan kegiatan pekerjaan, sebagai salah satu program ISO bagi
kontraktor

1. Menyiapkan dan melengkapi data yang berhubungan dengan sebagai ijin pekerjaan terutama pada
jenis pekerjaan yang baru
2. Menyesuaikan terhadap spesifikasi dalam Rencana Kerjan dan Syarat (RKS)
3. Diajukan terhadap Supervisor, pengawas lapangan dan pengawas memeriksa kesiapan apakah
telah sesuai dengan keadaan sebenrnya termasuk kelengkapan pendukung pekerjaan
4. Setelah sesuai pengawas lapangan melakukan rekomendasi terhadap owner / pemberi tugas
5. Sebagai langkah akhir dilakukan verifikasi kesesuian request dengan kesiapan antara lain :
5.1 Kesiapan lapangan, Kesiapan Material
5.2 Kesiapan Tenagan Kerja, Kesiapan Peralatan Kerja
5.3 Kesiapan Data shop drawing, Kesiapan data sebelumnya
6. Dengan kata lain setiap pekerjaan selalu diawali dengan request / ijin / permohonan kerja, hal ini
sangat penting agar bila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan dapat segera mungkin dideteksi dan
didata
MULAI BAGAN ALIR METODE PELAKSANAAN PENDAHULUAN

URAIAN BAGAN ALIR:

PROJECT a) Melakukan kick of meeting untuk membahas penyelesaian pekerjaan,


metode yang akan diterapkan, koordinasi terutama dalam penyamaan
KICK OF MEETING
presepsi, berikut menjelaskan tugas dan tanggung jawab masing-masing
PERLENGKAPAN personil yang terlibat.
b) Merencanakan penempatan material, tenaga kerja disekitar lokasi
K3 SAFETY
pekerjaan, khususnya penempatan material direncanakan sedemikian
rupa sehingga nantinya tidak akan mengganggu kegiatan perkantoran
MOBILISASI secara keseluruhan
c) Menentukan alur pintu masuk/ keluar, dengan berkoordinasi dengan
PERALATAN security dan tim teknis
d) Melengkapi seluruh perlengkapan K3 safety dan personilnya
PEMBERSIHAN DAN PERAPIHAN e) Melakukan mobilisasi staff proyek, tenaga kerja, peralatan,dan material
persiapan
PENGUKURAN SITE f) Melakukan pendataan dokumen proyek berupa photo visual sesuai
dengan tahapan progress, pada pengambilannya diusahakan pada titik-
DOKUMENTASI
titik atau posisi yang sama sebelum, sedang dan sesudah pelaksanaan,
kemudian didokumentasikan dengan rapih
VISUAL PROYEK g) Merencanakan dan membuat master schedule (material, peralatan dan
pengiriman material) termasuk struktur organisasi yang mengelola
penyelesaian pekerjaan sesuai bidang dan tingkat keprofesioalisnya
KELENGKAPAN
h) Pembersihan lokasi pekerjaan dari segala kotoran, sampah termasuk
ADM PROYEK pemindahan barang-barang inventaris berikut hasil bongkaran
i) Menyiapkan dokumen administrasi proyek seperti form-form, laporan,
request, shop drawing, metode kerja yang lebih update dan rinci untuk
SELESAI masing-masing pekerjaan yang akan dilaksanakan
j) Melakukan pengukuran pondasi AHU existing, apabila ada perbedaan
ukuran bisa dikerjakan dahulu sebelum unit baru tersebut tiba dilokasi.
k) Pengadaan material dan tenaga kerja berikut personil lapangan yang
akan ditempatkan dilokasi pekerjaan.

II. PEKERJAAN PERALATAN UTAMA

Pekerjaan Peralatan Utama ini terdiri dari Pengadaan dan Pemasangan AHU dan PANEL.

Secara garis besar / umum peralatan utama yang akan diadakan dan dipasang setelah mendapat persetujuan
dari Direksi sesuai dengan apa yang tercantum pada RKS yaitu spesifikasi teknis material.

Pada Pekerjaan Peralatan Utama ini sangat dibutuhkan alat berat (seperti fork lift atau crane dsb) yang
berfungsi untuk memindahkan unit terkait sampai menuju lokasi yang akan dipasang. Peralatan utama (AHU)
dipasang / diinstall setelah pekerjaan pondasi Sebagai dudukkan peralatan utama yang akan dipasang / install
selesai.

1. Urutan Pekerjaan AHU :

a. Menyesuaikan dudukan pondasi (apabila ada perbedaan ukuran dengan unit yang lama, bisa dikerjakan
ketika unit baru belum datang, tanpa mengganggu dari kerja unit AHU existing)

b. Setelah unit AHU tiba di lokasi proyek, dengan berkoordinasi dengan sekuriti gedung dan tim teknis
untuk meminta izin penempatan sementara unit tersebut.

c. Dari lokasi sementara unit dipindahkan ke tiap-tiap lantai diruang AHU (belum diinstal) dan dikerjaan di
luar jam kerja (lembur) atau hari libur.

d. Menyiapkan penyesuaian instalasi yang berkaitan dengan penggantian AHU (ducting plenum, pipa
chiller water, pipa pengembunan/ drain, kabel kontrol, kabel sensor, panel dll)
e. Puncaknya, penggantian unit AHU. Persiapan untuk bongkar unit AHU baru dari kontainer harus
disiapkan secara matang, dengan terlebih dahulu mengundang teknisi crane & fork lift untuk survey ke
lokasi, terkait dengan material bantu dan jalur mobilisasinya. Untuk penggnatian AHU diasumsikan
memerlukan waktu 2 (dua) hari untuk 2 unit, yang dimulai dari hari Jum’at sore setelah jam kerja
sampai dengan selesai. Setelah instalasi terkait disiapkan, yang juga harus dipersiapkan dengan matang
adalah alat kerja, terdiri dari tol kit, takel, mesin las, alat ukur listrik, dan alat bantu lainnya harus dalam
keadaan baik. Pekerjaan pembongkaran dilakukan secepat mungkin dengan terlebih dahulu melepas
semua kabel, memutus aliran chiller water supply maupun return dengan menutup katup cabang
terlebih dahulu. Hasil bongkaran segera dibawa ke lokasi yang disiapkan diluar gedung. Pemasangan
unit baru dilakukan oleh tenaga yang profisional, serta melibatkan tenaga ahli dari pihak vendor.

f. Setelah unit terpasang pada pondasi, segera disambungkan dengan instalasi terkait dengan urutan
sebagai berikut :

- Penyambungan chiller water pipe berikut katup-katup dan isolasinya


- Penyambungan pipa drain berikut instalasinya
- Penyambungan kabel power dan kabel kontrol existing
- Penyambungan ducting dilakukan terakhir setelah dipastikan putaran motor sudah benar.
g. Setelah AHU dan instalasi lainnya terpasang, sebelum dilakukan runing, dipastikan dulu bahwa coil
cooler sudah terisi air, daya listrik 3 phase voltage-nya sama, material sampah dan alat kerja sudah
bersih dari dalam AHU.

h. Dilakukan Testing & Commissioning

III. PEKERJAAN TERKAIT

Test adjusting dan balancing

Pelaksanaan adjusting dan balancing ini dilaksanakan secara serentak terhadap seluruh peralatan / unit yang
membutuhkan adjusting dengan melibatkan tenaga-tenaga terampil yang sudah berpengalaman di dalam
melaksanakan TAB (testing, adjusting & balancing).

Setelah semua tahap TAB berhasil dilaksanakan dengan sempurna, kemudian dilakukan pengukuran dan
pencatatan terhadap : temperature, tekanan air masuk dan keluar serta debit aliran air dari seluruh unit
peralatan utama (Chiller, Pompa & AHU).

Instalasi pipa dan katup sebelum dilakukan pengujian terhadap kebocoran pada semua instalasi termasuk
sambungan pipa harus diberi tekanan 15 kg/cm2.

Instalasi pipa chiller menggunakan Black Steel Pipe Schedule. 40, Pipa Pengembunan (drain) menggunakan PVC
class AW 10 kg/cm² dan katup / valve harus mampu menerima tekanan kerja minimal 10 kg/cm².

Test Prosedure

Setelah selesai pengelasan untuk setiap tahapan instalasi dilakukan pressure test :

4 Jam dengan tekanan (Woking Pressure) 4 - 5 kg/cm²


4 Jam dengan tekanan “Standard Class Pressure” 10 kg/cm²

Isolasi Getaran (Vibration Isolation)

Seluruh sambungan ke Pompa, Chiller, AHU serta pipa yang berhubungan dengan lantai, dinding beton dan
lain-lain unit peralatan AC dilengkapi dengan fitting-fitting yang menyerap getaran (vibration absorbing fittings
/ flexible joint).
Penggantung dan Penyangga / Penumpu Pipa

Seluruh pipa berisolasi ditumpu / digantung dan diberi bantalan sesuai besar pipa pada konstruksi bangunan.
Konstruksi penggantung atau penumpu sedemikian hingga memungkinkan expansi / konstruksi thermis pipa
tetap dan mengurangi transmisi vibrasi sedikit mungkin.
Penggantung dan penyangga disediakan dan dipasang oleh Kontraktor sesuai persyaratan yang ditetapkan
dalam spesifikasi teknis ini.
Pipa horizontal harus digantung (ditumpu) dengan baik, penggantung tersebut harus dipasang pada konstruksi
bangunan. Secara umum untuk pipa 100 mm atau lebih harus ditumpu setiap 2,5 meter (maksimum) dan untuk
pipa 80 mm atau kurang harus ditumpu setiap 2,40 meter (maksimum).
Jarak penggantung / penumpu yang terperinci lihat schedule ukuran pipa dan jarak support yang diijinkan.
Kontraktor menyediakan semua kelengkapan yang perlu untuk penggantung tersebut, harus dikoordinir
dengan Konsultan Manajemen Konstruksi.
Pipa vertikal harus ditumpu dengan klem (pipa klem) yang bertumpu pada konstruksi bangunan. Paralel
dengan dinding dan garis kolom, lurus serta rapih. Tidak boleh ada pipa yang ditumpu atau digantungkan pada
pipa yang lain. Semua penggantung / penumpu untuk pipa-pipa yang terisolasi tidak boleh menembus bahan
isolasi. Semua pipa-pipa dalam ruangan masih harus ditumpu dengan penumpu yang mencegah penerusan
getaran (vibration eleminating, hangers, rubber in shear).
Seluruh penggantung / penyangga pipa (pipe supports) bahannya harus baja (steel), dapat diatur untuk
ketinggian (adjustable), dicat mula dengan cat anti karat serta difinish dengan warna hitam.
Riser vertikal menembus lantai, dengan lantai yang ditembus pipa harus disangga / disupport oleh jenis "collar"
atau "clamp" dimana pipa tersebut dijepitkan pada suatu "angle" dengan kokoh. Di sekeliling pipa riser yang
masih ada celah / lubang harus ditutup rapat dengan rubber seal. Tidak dibenarkan penutupan celah tersebut
menggunakan cor beton.
Bilamana pipa dan clamp berbeda bahannya, suatu gasket harus dipasang antara pipa dan clamp tersebut.

Seluruh pipa yang ditumpu (digantung) / disangga dibuat sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan adanya
tekanan pada isolasi pompa.

Spesifikasi Isolasi Pipa

Pengadaan dan pemasangan isolasi untuk pipa, alat-alat bantu dan peralatan yang ditentukan, lengkap dengan
material bantu lainnya yang menunjang bagi keperluan isolasi tersebut.

Seluruh instalasi pemipaan air dingin, valve valve termasuk header harus diberikan lapisan isolasi sesuai dengan
gambar dan spesifikasi.

IV. LAIN - LAIN

Pekerjaan ini meliputi ketentuan - ketentuan dasar untuk mengadakan pengujian (testing), penyetelan serta
commissioning dari seluruh peralatan yang dipasang.

Semua setting, penyetelan dan pengetesan dari peralatan-peralatan dan kontrol Kontrol yang tergabung dalam
sistem ini, serta semua instrumentasi dan tenaga kerja akan dilaksanakan oleh kontraktor.

Kontraktor harus menempatkan tenaga ahli yang berkompeten dan pengalaman dalam melaksanakan
pekerjaan setting setting material utama (AHU & PANEL) serta harus dapat melaksanakan pengujian dan
commisioning.

Pengujian-pengujian yang harus dilaksanakan antara lain :

 Pengujian semua instalasi


 Dan Pengujian fungsi kontrol manual maupun otomatis pada sistem.

Jenis pekerjaan pengujian balancing dan adjusting instalasi ini, secara garis besarnya mencakup penguraian
tersebut di bawah ini, antara lain :
 Pengujian terhadap kebocoran pada semua sambungan pada saat pipa diberi tekanan 15
kg/cm2.
 Pengujian terhadap sistem instalasi dengan pengamatan terhadap pengembunan di
permukaan luar pipa air chiller.
 Kontraktor harus melaksanakan pengaturan & balancing terhadap distribusi dan debit aliran
air dingin dari tiap-tiap peralatan / unit dengan melakukan adjusting valve-valve kontrol
(balancing valve), sehingga besarnya debit aliran air ingin ke masing-masing peralatan / unit
sesuai dengan spesifikasi.
 Setelah semua tahap TAB berhasil dilaksanakan dengan sempurna, maka dilaksanakan
pengukuran dan pencatatan terhadap : temperatur dan tekanan air masuk dan keluar serta
debit aliran air dari unit chiller, AHU dan pompa-pompa.
 Pengukuran dan pencatatan ini harus dilakukan beberapa kali untuk berbagai perioda (pagi,
siang dan malam) selama minimal 1 x 24 jam.
 Langkah awal dari pelaksanaan TAB adalah melakukan flushing (pembilasan) terhadap
seluruh instalasi Ducting, dengan cara menghembuskan udara bertekanan ke dalam system
Ducting sehingga seluruh kotoran yang ada di dalam Ducting existing dapat keluar.
 Putaran fan AHU harus sesuai dengan spesifikasi teknis dan data seleksi dari pabrik.
 Debit aliran udara yang dihasilkan oleh AHU harus sesuai dengan spesifikasi yang diminta.
 Pengukuran dan pengujian kuat arus dan tegangan, putaran / rpm dan arus setiap phasa
motor-motor pompa dan AHU dan sistem pengaturan listrik yang ada.
 Perbandingan dengan harga yang direncanakan atau data dari pabriknya.
 Pengukuran dan pengujian temperatur dan kelembaban pada seluruh ruangan yang
dikondisikan pada beberapa titik ukur serta noise yang terjadi di dalam ruangan.
 Melakukan pengujian terhadap mekanisme kerja seluruh peralatan yang berkaitan dengan
sistem pengaturan kapasitas, overload protection, putaran, aliran udara/air dan sebagainya.
 Pengujian terhadap sistem pengaturan (kontrol) ini meliputi :
a) AHU
Mekanisme kerja three way valve

b) AHU
overload, flow switch dan sebagainya

 Setelah tahap testing & commissioning selesai, tahap selanjutnya adalah :

- Pembuatan Asbuilt Drawing


- Pembuatan Berita Acara Serah Terima I
- Masa Pemeliharaan
- Pembuatan Berita Acara Serah Terima II
V.PENUTUP

Demikian Dokumen metode pelaksanaan yang kami ajukan kepada Panitia Pengadaan Barang/Jasa
untuk pekerjaan Pengadaan Pemeliharaan Air Handling Unit (AHU) Gedung BPPT I. Apabila kami mendapat
kepercayaan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut, kami akan memberikan komitmen untuk mengerahkan
segala potensi, kemampuan, pengalaman, peralatan dan sumberdaya yang dimiliki untuk dapat melaksanakan
pekerjaan tersebut sehingga dapat selesai tepat waktu dengan hasil yang memuaskan, sesuai tujuan dan
sasaran yang diharapkan pekerjaan ini, dapat diimplementasikan serta memberikan manfaat bagi Pemberi
Tugas.

Akhirnya PT. JAFRI SENTOSA mengucapkan terima kasih dan penghargaan atas apresiasi dan perhatian
yang telah diberikan kepada kami, khususnya terhadap Dokumen Metode Pelaksanaan yang kami susun ini .

Jakarta, 14 September 2015


Dibuat oleh,
PT. JAFRI SENTOSA

ROSTARIA
Direktur Utama

Anda mungkin juga menyukai