Anda di halaman 1dari 65

BAB IV

PERSYARATAN TEKNIS
MEKANIKAL, ELEKTRIKAL & PLUMBING (MEP)

PERSYARATAN TEKNIS UMUM

1.1 UMUM
Persyaratan ini merupakan bagian dari persyaratan teknis ini. Apabila ada
klausul dari persyaratan ini yang dituliskan kembali dalam persyaratan teknis ini,
berarti menuntut perhatian khusus pada klausul-klausul tersebut dan bukan
berarti menghilangkan klausul- klausul lainnya dari syarat-syarat umum.

1.2. PERATURAN DAN ACUAN


Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi atau mengacu kepada
Peraturan
Daerah maupun Nasional, Keputusan Menteri, Assosiasi Profesi Internasional, Standar
Nasional maupun Internasional yang terkait. Pelaksana Pekerjaan dianggap sudah
mengenal dengan baik standard dan acuan nasional maupun internasional dari
Amerika dan Australia dalam spesifikasi ini. Adapun standar atau acuan yang
dipakai, tetapi tidak terbatas, antara lain seperti dibawah ini :

1.2.1. Listrik Arus Kuat (L.A.K)


 SNI-04-0227-1994 tentang Tegangan Standar.
 SNI-04-0255-2000 tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik.
 SNI-03-7015-2004 tentang Sistem Proteksi Petir pada Bangunan.
 SNI-03-6197-2000 tentang Konversi Energi Sistem Pencahayaan.
 SNI-03-6574-2001 tentang Tata Cara Perancangan Pencahayaan Darurat, Tanda
Arah dan Sistem Peringatan Bahaya pada bangunan.
 SNI-03-6575-2001 tentang Tata Cara Perancangan Sistem Pencahayaan Buatan
pada Bangunan.
 SNI-03-7018-2004 tentang Sistem Pasokan Daya darurat

1.2.2. Listrik Arus Lemah (L.A.L)


 SNI-03-3985-2000 tentang Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran.
 KepMen PU 10/KPTS/2000 tg. 1-03-2000 tentang Ketentuan Teknis Pengaman
Terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.
 UU No. 32/1999 tentang Telekomunikasi dgn PP No. 52/2000 tentang
Telekomunikasi Indonesia.
 Wolsey, Planning for TV Distribution System
 Wisi, CATV System Refference

1.2.3. Plambing
 Peraturan-peraturan Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum
 Perencanaan & Pemeliharaan Sistem Plambing, Soufyan Nurbambang &
Morimura.
 Pedoman Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000 atau edisi terakhir
 SNI 03-6481-2000 atau edisi terakhir tentang Sistem Plambing

1.2.4. Pemadam Kebakaran


 SNI-03-1745-2000 tentang Pipa tegak dan Slang.
 SNI-03-3989-2000 tentang Sprinkler Otomatik.
 Perda Pemda setempat
 Penanggulangan Bahaya Kebakaran Dalam Wilayah Setempat
Literature Dan / Atau Reference
 National Fire Codes :
- NFPA-10, Standard for Portable Fire Extinguisher
MEP - 1
Pembangunan Gedung Pembangunan PPG UIN Alauddin Makassar TA. 2019
- NFPA-13, Standard for The Installation Sprinkler Systems
- NFPA-14, Standard for The Installation Standpipe and Hose Systems
- NFPA-20, Standard for The Installation Centrifugal Fire Pumps
- Mc. Guiness, Stein & Reynolds
- Mechanical & Electrical for Buildings

1.2.5. Tata Udara Gedung (T.U.G)


• SNI-03-6390-2000 tentang Konservasi Energi Sistem Tata Udara
• SNI-03-6572-2001 tentang Tata Cara Perancangan Sistem Ventilasi dan
Pengkondisian Udara pada Bangunan Gedung.
• SNI-03-6571-2001 tentang Sistem Pengendalian Asap pada Bagunan Gedung.
• NI-03-7012-2004 tentang Sistem Manajemen Asap di dalam MAL, Atrium dan
Ruangan Bervolume Besar.
• ASHRAE 62-2001 Standard of Ventilation for Acceptable IAQ.
• CARRIER, Hand Book of Air Conditioning System Design.
• ASHRAE HVAC Design Manual for Hospital and Clinics.
• ASHRAE Handbook Series

1.2.6. Transportasi Dalam Gedung (T.D.G)


• SNI-03-2190-1999 Kostruksi Lift Penumpang dengan Motor Traksi
• SNI-03-6248-2000 Konstrusi Eskalator.
• Peraturan Depnaker tentang Lift Listrik, Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut.
• Strakosch, Vertical Transfortation.
• Gina Barney, Elevator Traffic
• Luonir Janovsky, Elevator Mechanical Design.

1.3. GAMBAR-GAMBAR

a. Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan suatu


kesatuan yang saling melengkapi dan sama mengikatnya.
b. Gambar-gambar sistem ini menunjukkan secara umum tata letak dari
peralatan, sedangkan pemasangannya harus dikerjakan dengan memperhatikan
kondisi dari bangunan yang ada, petunjuk instalasi dari pabrik pembuat dan
mempertimbangkan juga kemudahan pengoperasian serta pemeliharaannya
jika peralatan-peralatan sudah dioperasikan.
c. Gambar-gambar Arsitek, Struktur dan Interior serta Specialis lainnya (bila ada)
harus dipakai sebagai referensi untuk pelaksanaan dan detail finishing instalasi.
d. Sebelum pekerjaan dimulai, Pelaksana Pekerjaan harus mengajukan gambar
kerja dan detail, “Shop Drawing” kepada Konsultan Pengawas/MK untuk dapat
diperiksa dan disetujui terlebih dahulu sebanyak 3 (tiga) set. Dengan
mengajukan gambar-gambar tersebut, Pelaksana Pekerjaan dianggap telah
mempelajari situasi dari instalasi lain yang berhubungan dengan instalasi ini.
Persetujuan tersebut tidak berarti membebaskan Pelaksana Pekerjaan dari
kesalahan yang mungkin terjadi dan dari tanggung jawab atas pemenuhan
kontrak.
e. Pelaksana Pekerjaan instalasi ini harus membuat gambar-gambar terinstalasi,
“As-built Drawings” disertai dengan Operating Instruction, Technical and
Maintenance Manual, harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas/MK pada
saat penyerahan pertama pekerjaan dalam rangkap 5 (lima) terdiri dari atas 1
(satu) asli kalkir berikut diskettenya dan 4 (empat) cetak biru dan dijilid serta
dilengkapi dengan daftar isi, notasi dan penjelasan lainnya, dalam ukuran A3
atau disebutkan lain dalam proyek ini. As-built Drawing ini harus benar-benar
menunjukkan secara detail seluruh instalasi M & E yang ada termasuk
dimensi perletakan dan lokasi peralatan, gambar kerja bengkel, nomor seri,
tipe peralatan dan informasi lainnya sehingga jelas.
f. Operating Instruction, Technical and Maintenance Manuals harus cetakan asli
(original) berikut terjemahannya dalam bahasa Indonesia sebanyak 5 (lima) set

MEP - 2
Pembangunan Gedung Pembangunan PPG UIN Alauddin Makassar TA. 2019
dan dijilid dan dilengkapi dengan daftar isi, notasi dan penjelasan lainnya, dalam
ukuran A4.

1.4. KOORDINASI
Pelaksana Pekerjaan instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan Pelaksana Pekerjaan
lainnya, agar pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang
telah ditetapkan
a. Koordinasi yang baik perlu ada agar instalasi yang satu tidak menghalangi
kemajuan instalasi lain.
b. Apabila dalam pelaksanaan instalasi ini tidak mengindahkan koordinasi dari
Konsultan Pengawas/MK, sehingga menghalangi instalasi yang lain, maka
semua akibat menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan ini.

1.5. RAPAT KOORDINASI LAPANGAN

Wakil Pelaksana Pekerjaan harus selalu hadir dalam setiap rapat koordinasi proyek
yang diatur oleh Konsultan Pengawas/MK.
Peserta rapat koordinasi harus mengetahui situasi dan kondisi lapangan serta bisa
memberi keputusan terhadap sebagian masalah.

1.6. PERALATAN DAN MATERiAL

Semua peralatan dan bahan harus baru dan sesuai dengan brosur yang
dipublikasikan, sesuai dengan spesifikasi yang diuraikan, maupun pada gambar-
gambar rencana dan merupakan produk yang masih beredar dan diproduksi secara
teratur.

1.6.1. Persetujuan Peralatan dan Material

1. Dalam jangka waktu 2 (dua) minggu setelah menerima Surat Perintah Kerja
(SPK), dan sebelum memulai pekerjaan instalasi peralatan maupun material,
Pelaksana Pekerjaan diharuskan menyerahkan daftar dari material-material yang
akan digunakan. Daftar ini harus dibuat rangkap 4 (empat) yang didalamnya
tercantum nama-nama dan alamat manufacture, catalog dan keterangan-
keterangan lain yang dianggap perlu oleh Konsultan Pengawas/MK dan
Konsultan Perencana antara lain :
- Manufacturer Data
Meliputi brosur-brosur, spesifikasi dan informasi-informasi yang tercetak jelas
cukup detail sehubungan dengan pemenuhan spesifikasi.
- Performance Data
Data-data kemampuan dari unit yang terbaca dari suatu table atau
kurva yang meliputi informasi yang diperlukan dalam menyeleksi
peralatan- peralatan lain yang ada kaitannya dengan unit tersebut.
- Quality Assurance
Suatu pembuktian dari pabrik pembuat atau distributor utama terhadap
kualitas dari unit berupa produk dari unit ini sudah diproduksi beberapa
tahun, telah dipasang di beberapa lokasi dan telah beroperasi dalam
jangka waktu tertentu dengan baik.

2. Persetujuan oleh Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas akan diberikan


atas dasar atau sesuai dengan ketentuan diatas.

1.6.2. Contoh Peralatan dan Material


1. Pelaksana Pekerjaan harus menyerahkan contoh bahan-bahan yang akan
dipasang kepada Konsultan Pengawas/MK paling lama 2 (dua) minggu setelah
daftar material disetujui. Semua biaya yang berkenaan dengan penyerahan dan

MEP - 3
Pembangunan Gedung Pembangunan PPG UIN Alauddin Makassar TA. 2019
pengembalian contoh-contoh ini adalah menjadi tanggungan Pelaksana
Pekerjaan.
2. Konsultan Pengawas tidak bertanggung jawab atas contoh bahan yang akan
dipakai dan semua biaya yang tidak berkenaan dengan penyerahan dan
pengambilan contoh / dokumen ini.

1.6.3. Peralatan dan Bahan Sejenis


Untuk peralatan dan bahan sejenis yang fungsi penggunaannya sama harus
diproduksi pabrik (bermerk), sehingga memberikan kemungkinan saling dapat
dipertukarkan.

1.6.4. Penggantian Peralatan dan Material


1. Semua peralatan dan bahan yang diajukan dalam tender sudah memenuhi
spesifikasi, walaupun dalam pengajuan saat tender kemungkinan ada
peralatan dan bahan belum memenuhi spesifikasi, tetapi tetap harus
dipenuhi sesuai spesifikasi bila sudah ditunjuk sebagai Pelaksana Pekerjaan
pelaksana pekerjaan.
2. Untuk peralatan dan bahan yang sudah memenuhi spesifikasi, karena suatu hal
yang tidak bisa dihindari terpaksa harus diganti, maka sebagai
penggantinya harus dari jenis setaraf atau lebih baik ( equal or better ) yang
disetujui.
3. Bila Konsultan Pengawas membuktikan bahwa penggantinya itu betul setaraf
atau lebih baik, maka biaya yang menyangkut pembuktian tersebut harus
ditanggung oleh Pelaksana Pekerjaan.

1.6.5. Pengujian dan Penerimaan


1. Khusus peralatan utama, harus ditest dahulu oleh Pemilik dan didampingi
Konsultan Perencana di pabrik masing-masing yang sebelumnya sudah ditest
oleh pabrik yang bersangkutan dan disetujui untuk dikirim ke lapangan.
2. Semua peralatan-peralatan yang sesuai dengan spesifikasi ini dikirim dan
dipasang dan telah memenuhi ketentuan-ketentuan pengetesan dengan baik,
Pelaksana Pekerjaan harus melaksanakan pengujian secara keseluruhan dari
peralatan - peralatan yang terpasang, dan jika sudah ditest dan memenuhi
fungsi-fungsinya sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari kontrak, maka
seluruh unit lengkap dengan peralatannya dapat diserahkan berdasarkan
Berita Acara oleh Konsultan Pengawas/MK.

1.6.6. Perlindungan Pemilik


Atas penggunaan bahan / material, sistem dan lain-lain oleh Pelaksana
Pekerjaan, Pemilik dijamin dan dibebaskan dari segala claim ataupun tuntutan
yuridis lainnya.

1.7. IJIN-IJIN
Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini serta seluruh biaya
yang diperlukannya menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan.

1.7.1. Pelaksanaan pemasangan


a. Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, Pelaksana
Pekerjaan harus menyerahkan gambar kerja dan detailnya kepada
Konsultan Pengawas dalam rangkap 3 (tiga) untuk disetujui. Yang dimaksud
gambar kerja disini adalah gambar yang menjadi pedoman dalam
pelaksanaan, lengkap dengan dimensi peralatan, jarak peralatan satu
dengan lainnya, jarak terhadap dinding, jarak pipa terhadap lantai, dinding
dan peralatan, dimensi aksesoris yang dipakai. Konsultan Pengawas berhak
menolak gambar kerja yang tidak mengikuti ketentuan tersebut diatas.
b. Pelaksana Pekerjaan diwajibkan untuk mengecek kembali atas segala ukuran
/ kapasitas peralatan (equipment) yang akan dipasang. Apabila terdapat
keraguan-keraguan, Pelaksana Pekerjaan harus segera menghubungi
Konsultan Pengawas untuk berkonsultasi.
MEP - 4
Pembangunan Gedung Pembangunan PPG UIN Alauddin Makassar TA. 2019
c. Pengambilan ukuran atau pemilihan kapasitas peralatan yang
sebelumnya tidak dikonsultasikan dengan Konsultan Pengawas, apabila
terjadi kekeliruan maka hal tersebut menjadi tanggung jawab Pelaksana
Pekerjaan. Untuk itu pemilihan peralatan dan material harus
mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas/MK atas
rekomendasi Konsultan Perencana.
d. Pada beberapa peralatan tertentu ada asumsi yang digunakan
konsultan dalam menentukan performnya, asumsi-asumsi ini harus diganti
oleh Pelaksana Pekerjaan sesuai actual dari peralatan yang dipilih maupun
kondisi lapangan yang tidak memungkinkan. Untuk itu Pelaksana Pekerjaan
wajib menghitung kembali performanya dari peralatan tersebut dan
memintakan persetujuan kepada Konsultan Pengawas/MK.

1.7.2. Penambahan / Pengurangan / Perubahan Instalasi


1. Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana karena
penyesuaian dengan kondisi lapangan, harus mendapat persetujuan
tertulis dahulu dari pihak Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas.
2. Pelaksana Pekerjaan instalasi ini harus menyerahkan setiap gambar
perubahan yang ada kepada Konsultan Pengawas sebanyak rangkap 3
(tiga) set yang akan dikirim oleh Konsultan Pengawas kepada Konsultan
Perencana.
3. Perubahan material dan lain-lainnya, harus diajukan oleh Pelaksana
Pekerjaan kepada Konsultan Pengawas secara tertulis dan jika terjadi
pekerjaan tambah / kurang / perubahan yang ada harus disetujui oleh
Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas secara tertulis.
1.7.3. Sleeves dan inserts
Semua sleeves menembus lantai beton untuk instalasi sistem elektrikal harus
dipasang oleh Pelaksana Pekerjaan. Semua inserts beton yang diperlukan untuk
memasang peralatan, termasuk inserts untuk penggantung ( hangers ) dan
penyangga lainnya harus dipasang oleh Pelaksana Pekerjaan.
1.7.4. Pembobokan, Pengelasan dan Pengeboran
1. Pembobokan tembok, lantai, dinding dan sebagainya yang diperlukan
dalam pelaksanaan instalasi ini serta mengembalikannya ke kondisi semula,
menjadi lingkup pekerjaan Pelaksana Pekerjaan instalasi ini.
2. Pembobokan / pengelasan / pengeboran hanya dapat dilaksanakan
apabila ada persetujuan dari pihak Konsultan Pengawas secara tertulis.

1.7.5. Pengecatan
Semua peralatan dan bahan yang dicat, kemudian lecet karena pengangkutan
atau pemasangan harus segera ditutup dengan dempul dan dicat dengan warna
yang sama, sehingga nampak seperti baru kembali.

1.7.6. Penanggung Jawab Pelaksanaan


a. Pelaksana Pekerjaan instalasi ini harus menempatkan seorang penanggung
jawab pelaksanaan yang ahli dan berpengalaman yang harus selalu ada di
lapangan, yang bertindak sebagai wakil dari Pelaksana Pekerjaan dan
mempunyai kemampuan untuk memberikan keputusan teknis dan
bertanggung jawab penuh dalam menerima segala instruksi yang akan
diberikan oleh Konsultan Pengawas.
b. Penanggung jawab tersebut diatas juga harus berada ditempat pekerjaan
pada saat diperlukan / dikehendaki oleh Konsultan Pengawas.

1.8. PENGAWASAN
a. Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan adalah
dilakukan oleh Konsultan Pengawas.
b. Konsultan Pengawas harus dapat mengawasi, memeriksa dan menguji
setiap bagian pekerjaan, bahan dan peralatan. Pelaksana Pekerjaan harus
mengadakan fasilitas- fasilitas yang diperlukan

MEP - 5
Pembangunan Gedung Pembangunan PPG UIN Alauddin Makassar TA. 2019
c. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari
pengamatan Konsultan Pengawas adalah tetap menjadi tanggung jawab
Pelaksana Pekerjaan.
d. Jika diperlukan pengawasan oleh Pengawas harian diluar jam-jam kerja ( 08.00
sampai dengan 16.00 ), dan hari libur maka segala biaya yang diperlukan
untuk hal tersebut menjadi beban Pelaksana Pekerjaan yang perhitungannya
disesuaikan dengan peraturan pemerintah. Permohonan untuk mengadakan
pengawasan tersebut harus dengan surat yang disampaikan kepada Konsultan
Pengawas.
e. Ditempat pekerjaan, Konsultan Pengawas menempatkan petugas-petugas
pengawas yang bertugas setiap saat untuk mengawasi pekerjaan Pelaksana
Pekerjaan, agar pekerjaan dapat dilaksanakan atau dilakukan sesuai
dengan isi surat perjanjian Pelaksanaaan Pekerjaan serta dengan cara-cara
yang benar dan tepat serta cermat.

LAPORAN-LAPORAN

1.9.1. Laporan Harian dan Mingguan


1. Pelaksana Pekerjaan wajib membuat laporan harian dan mingguan
yang memberikan gambaran mengenai:
a. Kegiatan fisik
b. Catatan dan perintah Konsultan Pengawas yang disampaikan secara lisan
maupun tertulis.
c. Jumlah material masuk / ditolak.
d. Jumlah tenaga kerja dan keahliannya
e. Keadaan cuaca
f. Pekerjaan tambah / kurang
g. Prestasi rencana dan yang terpasang

2. Laporan mingguan merupakan ringkasan dari laporan harian dan setelah


tandatangani oleh manajer proyek harus diserahkan kepada Konsultan
Pengawas/MK untuk diketahui / disetujui.

1.9.2. Laporan Pengetesan


1. Pelaksana Pekerjaan instalasi ini harus menyerahkan kepada Konsultan
Pengawas dalam rangkap 3 ( tiga ) mengenai hal-hal sebagai berikut :
• Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi.
• Hasil pengetesan mesin atau peralatan
• Hasil pengetesan kabel
• Hasil pengetesan kapasitas aliran udara, kuat arus, tegangan, tekanan, dll.
2. Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksanakan harus disaksikan
oleh Konsultan Pengawas/MK.

1.10. PEMERIKSAAN RUTIN DAN KHUSUS


a. Pemeriksaan rutin dalam masa pemeliharaan harus dilaksanakan oleh
Pelaksana Pekerjaan instalasi ini secara periodik dan tidak kurang dari tiap 2
(dua) minggu, atau ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas.
b. Pemeriksaan khusus dalam masa pemeliharaan harus dilaksanakan oleh
Pelaksana Pekerjaan instalasi ini, apabila ada permintaan dari pihak Konsultan
Pengawas dan atau bila ada gangguan dalam instalasi ini

1.11. KANTOR PELAKSANA PEKERJAAN, LOS KERJA DAN GUDANG

a. Pelaksana Pekerjaan diharuskan untuk membuat kantor, gudang dan los


kerja di halaman tempat pekerjaan, untuk keperluan pelaksanaan tugas
administrasi lapangan, penyimpanan barang / bahan serta peralatan kerja

MEP - 6
Pembangunan Gedung Pembangunan PPG UIN Alauddin Makassar TA. 2019
dan sebagai area / tempat kerja (peralatan pekerjaan kasar), dimana
pelaksanaan tugas instalasi berlangsung.
b. Pembuatan kantor, gudang dan los kerja ini dapat dilaksanakan bila terlebih
dahulu mendapatkan ijin dari pemberi tugas / Konsultan Pengawas.

1.11.1. Penjagaan
a. Pelaksana Pekerjaan wajib mengadakan penjagaan dengan baik serta
terus menerus selama berlangsungnya pekerjaan atas bahan, peralatan, mesin
dan alat-alat kerja yang disimpan di tempat kerja ( gudang lapangan )
b. Kehilangan yang diakibatkan oleh kelalaian penjagaan atas barang-
barang tersebut diatas, menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan.

1.11.2. Air kerja


a. Semua kebutuhan air yang diperlukan dalam setiap bagian pekerjaan dan
sebagainya harus disediakan oleh pihak Pelaksana Pekerjaan.
b. Apabila menggunakan sumber air yang sudah ada (eksisting) harus
dilengkapi dengan meter air, dan berkoordinasi dengan Konsultan Pengawas
terlebih dahulu.

1.11.3. Penerangan dan Sumber Daya / listrik kerja


a. Pada kantor, los kerja, gudang dan tempat-tempat pelaksanaan
pekerjaan yang dianggap perlu, harus diberi penerangan yang cukup.
b. Daya listrik baik untuk keperluan penerangan maupun untuk sumber tenaga
/daya kerja harus diusahakan oleh Pelaksana Pekerjaan. Bila menggunakan
daya listrik dari bangunan existing, harus dilengkapi dengan KWh meter dan
berkoordinasi dengan Konsultan Pengawas/MK terlebih dahulu.

1.11.4. Kebersihan dan Ketertiban


a. Selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung, kantor, gudang, los kerja
dan tempat pekerjaan dilaksanakan dalam bangunan, harus selalu dalam
keadaan bersih.
b. Penimbunan / penyimpanan barang, bahan dan peralatan baik dalam
gudang maupun diluar (halaman), harus diatur sedemikian rupa agar
memudahkan jalannya pemeriksaan dan tidak mengganggu pekerjaan dari
bagian lain.
c. Peraturan-peraturan yang lain tentang ketertiban akan dikeluarkan oleh
Konsultan
Pengawas/MK pada waktu pelaksanaan.

1.12. KECELAKAAN DAN PETI PPPK


a. Jika terjadi kecelakaan yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan
ini, maka Pelaksana Pekerjaan diwajibkan segera mengambil segala tindakan
guna kepentingan si korban atau para korban, serta melaporkan kejadian
tersebut kepada instansi dan departement yang bersangkutan / berwenang
(dalam hal ini Polisi dan Department
Tenaga Kerja) dan mempertanggung jawabkan sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
b. Peti PPPK dengan isinya yang selalu lengkap, guna keperluan pertolongan
pertama pada kecelakaan harus selalu ada di tempat pekerjaan.

1.13. TESTING DAN COMMISSIONING


a. Pelaksana Pekerjaan instalasi ini harus melakukan semua testing dan
commissioning yang dianggap perlu untuk mengetahui apakah keseluruhan
instalasi dapat berfungsi dengan baik dan dapat memenuhi semua
persyaratan yang diminta, sesuai dengan prosedur testing dan commissioning
dari pabrik pembuat dan instansi yang berwenang

MEP - 7
Pembangunan Gedung Pembangunan PPG UIN Alauddin Makassar TA. 2019
b. Semua bahan dan perlengkapan yang diperlukan untuk mengadakan testing
tersebut merupakan tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan termasuk daya listrik
untuk testing.

1.14. MASA PEMELIHARAAN DAN SERAH TERIMA PEKERJAAN


a. Peralatan dan sistem instalasi ini harus digaransi selama 1 (satu) tahun terhitung
sejak saat penyerahan pertama.
b. Masa pemeliharaan untuk instalasi ini adalah selama 90 (sembilan puluh) hari
kalender sejak saat penyerahan pertama, bila Konsultan Pengawas / Pemberi
Tugas menentukan lain, maka yang terakhir ini yang akan berlaku.
c. Selama masa pemeliharaan, seluruh instalasi yang telah selesai dilaksanakan
masih merupakan tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan sepenuhnya.
d. Selama masa pemeliharaan ini, untuk seluruh instalasi ini Pelaksana
Pekerjaan diwajibkan mengatasi segala kerusakan yang akan terjadi tanpa
adanya tambahan biaya.
e. Selama masa pemeliharaan ini, apabila Pelaksana Pekerjaan instalasi tidak
melaksanakan teguran dari Konsultan Pengawas atas perbaikan / penggantian /
penyetelan yang diperlukan, maka Konsultan Pengawas berhak menyerahkan
perbaikan / penggantian / penyetelan tersebut kepada pihak lain atas biaya
Pelaksana Pekerjaan instalasi ini.
f. Selama masa pemeliharaan ini, Pelaksana Pekerjaan instalasi harus melatih
petugas- petugas yang ditunjuk oleh Pemilik dalam teori dan praktek sehingga
dapat mengenali sistem instalasi dan dapat melaksanakan pengoperasian dan
pemeliharaannya.
g. Serah terima pertama dari instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah ada
bukti pemeriksaan dengan hasil yang baik yang ditandatangani bersama oleh
Pelaksana Pekerjaan dan Konsultan Pengawas.
h. Pada waktu unit-unit mesin tiba di lokasi, maka Pelaksana Pekerjaan harus
menyerahkan daftar komponen / part list seluruh komponen yang akan dipasang
dan dilengkapi dengan gambar detail / photo dari masing-masing komponen
tersebut, lengkap dengan manualnya. Daftar komponen tersebut diserahkan
kepada Konsultan Pengawas/MK dan Pemberi Tugas masing-masing 1 (satu) set.
i. Serah terima setelah masa pemeliharaan instalasi ini baru dapat dilaksanakan
setelah :
• Berita acara serah terima kedua yang menyatakan bahwa instalasi ini
dalam
keadaan baik, ditandatangani bersama oleh Pelaksana Pekerjaan dan
Konsultan
Pengawas/MK.
• Semua gambar instalasi terpasang (As Built Drawing) beserta Operating
Instruction,
Technical dan Maintenance Manuals rangkap 5 (lima) terdiri atas 1 (satu)
set asli
dan 4 (empat) copy telah diserahkan kepada Konsultan Pengawas.

1.15. GARANSI
Setiap sertifikat pengetesan harus diserahkan oleh pabrik pembuatnya. Bila peralatan
mengalami kegagalan dalam pengetesan-pengetesan yang disyaratkan didalam
spesifikasi teknis ini, maka pabrik pembuat bertanggung jawab terhadap peralatan
yang diserahkan, sampai peralatan tersebut memenuhi syarat-syarat, setelah
mengalami pengetesan ulang dan sertifikat pengetesan telah diterima dan disetujui
oleh Konsultan Pengawas/MK.

1.16. TRAINING
Sebelum penyerahan pertama pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan harus
menyelenggarakan semacam pendidikan dan latihan serta petunjuk praktis operasi
MEP - 8
Pembangunan Gedung Pembangunan PPG UIN Alauddin Makassar TA. 2019
kepada orang yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas tentang operasi dan perawatan
lengkap dengan 3 copies buku Operating Maintenance, Repair Manual dan As-built
drawing, segala sesuatunya atas biaya Pelaksana Pekerjaan

MEP - 9
Pembangunan Gedung Pembangunan PPG UIN Alauddin Makassar TA. 2019
PEKERJAAN PLAMBING

A. PEKERJAAN AIR BERSIH, AIR KOTOR DAN AIR BEKAS

I. PERSYARATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN AIR BERSIH, AIR KOTOR DAN AIR BEKAS

1.1. LINGKUP PEKERJAAN


Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi teknis ini ataupun yang tertera dalam gambar-gambar perencanaan, dimana
bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan pada spesifikasi teknis
ini.Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang
dipasang dengan spesifikasi teknis yang dipersyarat-kan pada pasal ini, merupakan
kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai
dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya. Lingkup
pekerjaan yang dimaksud adalah sebagai berikut :
a. Pekerjaan sistem Penyediaan dan Distribusi Air-Bersih.
b. Pekerjaan Penyaluran Air-kotor & Air-bekas dalam bangunan.
c. Pekerjaan talang air hujan.
d. Pekerjaan Instalasi Daya Pompa-pompa
e. Peralatan bantu dan pendukung lainnya yang diperlukan untuk kesempurnaan kerja
sistem, meskipun peralatan tersebut tidak disebutkan secara jelas atau terinci di
dalam Gambar Perencanaan dan Persyaratan Teknis.
f. Testing dan Commissioning seluruh sistem hingga berjalan dengan baik dan
sempurna sesuai dengan spesifikasi teknis.

1.2. PEKERJAAN AIR BERSIH


a. Lingkup Pekerjaan
 Pengadaan dan pemasangan Sistem Penyediaan Air Bersih secara lengkap
sehingga sistem dapat bekerja secara baik.
 Pengadaan dan pemasangan Sistem Pemipaan Distribusi air bersih dari pompa di
ruang mesin sampai ke titik-titik distribusi air bersih sesuai dengan gambar
perencanaan.
 Pengadaan serta pemasangan pompa-pompa air bersih, diafragma tank,
beserta segala instrumennya.
 Pengadaan, pemasangan dan pengujian peralatan utama, terdiri dari Pompa Air
Bersih, Diafragma dan peralatan lainnya.
 Pengadaan dan pemasangan Panel Daya, Panel Kontrol beserta
pengabelannya.

b. Persyaratan Bahan dan Peralatan


 Pompa Air Bersih
- Ketentuan Umum,
a) Pompa harus dipilih dengan kapasitas dan tinggi tekan air seperti yang
ditentukan pada pasal berikutnya.
b) Pompa yang hendak dipasang/ditawarkan harus merupakan pompa yang
akan bekerja pada efisiensi tertingginya dan pada daerah kerja impeller
yang stabil.
c) Efisiensi pada kondisi operasi tidak boleh kurang dari 70 %.
d) Impeller harus disesuaikan dengan kebutuhan akan kerja seperti yang
ditentukan tanpa harus melakukan pengurangan diameter impeller dari
apa yang telah diberikan oleh pabrik pembuat.
e) Motor Horse-power (name plate HP) rating harus dipilih sesuai dengan
kebutuhan Motor Horse-power bila pompa bekerja dengan ukuran impeller
maksimum (full size impeller) agar motor tidak menjadi 'over loading'.

MEP - 10
Pembangunan Gedung Pembangunan PPG UIN Alauddin Makassar TA. 2019
f) Motor, pompa dan baseplate harus 'shop aligned' oleh pabrik/agen
pemasaran pompa tersebut di Indonesia, sehingga tidak perlu melakukan
penyejajaran (aligning) kembali pada saat dipasang; apabila hal ini belum
dilakukan oleh pabrik/agen pemasaran maka Kontraktor harus melakukan
penyejajaran kembali di tapak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

- Spesifikasi Teknis Pompa Deep Well


Jenis : Submersible Pump Direct Coupled with Electro
Motor
Capacity : 14 m3/H
Head : 115 m
Connection : 2”
Material : Stainless Steel
Power : 7,5 Kw/380V/3Phase/50Hz
Stage : Vertical Multi Stage
Konstruksi : Cast iron casing, bronze impeller,
Kelengkapan : Sistem pompa harus dilengkapi dengan Panel
kontrol start-stop.
- Spesifikasi Teknis Pompa Transfer
Jenis : End Suction pump
Capacity : 10 m3/H
Head : 70 m
Connection : 1,5”
Material : Stainless Steel
Power : 3 Kw/380V/3Phase/50Hz/2902 rpm
Stage : Vertical Multi Stage
Konstruksi : Cast iron casing, bronze impeller,
Kelengkapan : Sistem pompa harus dilengkapi dengan Panel
kontrol start-stop.
- Spesifikasi Teknis Pompa Booster
Jenis : End Suction pump
Capacity : 2 l/d
Head : 30 m
Suction : 50 mm
Discharge : 40 mm
Material : Stainless Steel
Power : 2.2 Kw/380V/3Phase/50Hz/2902 rpm
Stage : Vertical Multi Stage
Konstruksi : Cast iron casing, bronze impeller,
Kelengkapan : Sistem pompa harus dilengkapi dengan Panel
kontrol start-stop.

- Seal harus sesuai dengan ketentuan berikut,


a) Untuk shut-off head kurang dari 10 kg/cm2 boleh menggunakan 'stuffing-box
with gland packing seal'
b) Untuk shut-off head 10 kg/cm2 atau lebih harus menggunakan 'mechanical
seal'

- Casing,
Harus dari bahan cast-iron dan mampu menahan tekanan minimum sebesar
1.5 kali 'shut-off head', dengan sambungan sisi hisap dan tekan dari jenis flange
standard.

- Coupling And Baseplate,


a) Harus dari jenis kopel langsung dengan 'flexible coupling' yang sesuai untuk
torsi dan HP dari motor penggerak dan dilengkapi dengan pelindung
(coupling guard).

MEP - 11
Pembangunan Gedung Pembangunan PPG UIN Alauddin Makassar TA. 2019
b) Pompa dan motor harus didudukkan di atas pelat landasan (baseplate)
dengan konstruksi pabrik dari bahan baja shell atau besi tuang dengan
dudukan peredam getar untuk setiap alat.
c) Harus tersedia perlengkapan untuk pengaturan kesejajaran antara pompa
dan motor serta dilengkapi dengan pasak untuk mematikan posisi pompa.

- Kelengkapan,
a) Setiap pompa harus dilengkapi dengan katup searah pada sisi tekan, katup
penutup dan 'flexible connection' pada sisi hisap maupun sisi tekannya dan
dilengkapi strainer pada sisi hisap pompa.
b) Setiap pompa harus dilengkapi dengan pengukur tekanan (pressure gage)
dengan katup isolasi, dipasang sesuai dengan gambar.
c) Setiap pompa harus dilengkapi dengan pemipaan drain untuk
penampungan drain dari casing dan seal, yang dialirkan melalui saluran
pada baseplate, menuju ke saluran air hujan terdekat.
d) Setiap pompa harus dilengkapi dengan katup pelepas udara, penutup
poros, flange dengan mur baut pengikat, baut untuk pondasi dan
kelengkapan lainnya.

- Penyesuaian Impeller,
a) Kontraktor harus menghitung kembali tinggi tekan nominal system
pemipaan untuk mendapatkan besar kebutuhan tinggi tekan aktual.
b) Dalam hal ini, pompa didatangkan harus dalam keadaan dengan
impeller/sudu-sudu yang utuh dan motor penggerak yang mampu untuk
menjalankan pompa dengan kondisi full-size impeller tanpa terjadi
'overloading'.
c) Sesudah 'test-run', Kontraktor harus menghitung aliran pada setiap sistem
dan dengan seijin Direksi Pengawas/Menejemen Konstruksi dapat
melakukan pemotongan impeller untuk penyesuaian dengan kondisi
pembebanan sesuai dengan kurva pompa.
d) Pompa-pompa air bersih seperti buatan Grundfos atau Ebara.

- Pressure Reducing Valve,


a) Harus terdiri dari kelengkapan dan mengikuti ketentuan sebagai berikut,
 Pilot valve fitting,
 Strainer, pilot reducer dan coloum control valve,
 Maximum pressure reducing ratio 10 : 1,
 Body dan case dari cast-iron,
 Disc dan diagram dari Synthetic Rubber,
 End connection dari Flange,
b) Tekanan sisi masuk dan tekanan sisi keluar yang diperlukan harus sesuai
dengan yang tercantum pada gambar.
c) Harus dilengkapi peralatan untuk bypass.
d) Pressure Reducing Valve harus bekerja berdasarkan efek dinamika fluida,
pada saat tidak terjadi aliran, tekanan sisi keluar harus nol dan pada saat
terjadi aliran Pressure Reducing Valve harus bekerja berdasarkan
pengaturan tekanan sisi masuk dan sisi keluar.

 Water Level Controller


- Jenis : Floatless level switch ex Omron, electrode water level controller,
Teg.Op. 24 V DC,
Lokasi : Ground Reservoir, roof tank

 Ground Reservoir
- Konstruksi dari beton sesuai dengan gambar perencanaan
- Dilengkapi dengan Water Level Control yang dihubungkan dengan pompa
Transfer / pompa angkat air bersih dan panel kontrol.

MEP - 12
Pembangunan Gedung Pembangunan PPG UIN Alauddin Makassar TA. 2019
- Ground Reservoar / Bak penampungan dilengkapi juga dengan out let untuk
pemasangan pompa kuras.
- Sparing pipa pada Ground Reservoar merupakan sparing jadi, pemasangan
harus rapi, kuat dan menjamin tidak terjadi kebocoran.

c. Panel Kontrol Start-Stop Dan Monitor


 Kontruksi Panel
- Panel harus terbuat dari pelat baja dengan ketebalan minimal 2 mm, rangka
plat baja kontruksi las dicat meni tahan karat dan cat finish (cat bakar) warna
abu-abu.
- Tekukan-tekukan dan sambungan-sambungan antara pelat satu dengan
lainnya harus dibuat rapi sehingga tidak terdapat tonjolantonjolan bekas las.
- Panel dilengkapi dengan pintu luar, pintu dalam, kunci dan handle sehingga
aman tetapi mudah pemeliharaan.
- Komponen-komponen panel harus semerk.
- Motor motor listrik yang mempunyai rating 5,5 HP keatas harus dilengkapi
dengan 'wye-delta starting unit'.
- Hal tersebut diatas tidak berlaku bagi mesin mesin yang telah memiliki built-in
starting device.
- Pemasangan komponen-komponen panel harus diatur rapi dan diperkuat
sehingga tahan oleh gangguan mekanis.
- Kabel yang digunakan dari jenis NYAF dan harus mempunyai kemampuan
hantar arus setingkat lebih besar dari rating pengaman rangkaian dimana
kabel digunakan.
- Pemasangan kabel instalasi harus menggunakan sepatu kabel.
- Komponen-komponen switching pada panel seperti magnetic contactor timer
switch, disconnecting switch dan lain lain harus mempunyai rating setingkat
lebih tinggi dari rating pengaman rangkaian komponen-komponen tersebut.
- Untuk pemasangan kabel instalasi di dalam panel harus disediakan terminal
penyambungan yang disusun rapi dan ditempatkan pada lokasi yang tepat
dalam arti kata pada bagian panel dimana kabel instalasi tersebut masuk dan
keluar dari terminal penyambungan.
- Pada setiap komponen panel, sepatu kabel, kabel instalasi serta terminal
penyambungan kabel harus diberi indikasi/label/sign plates mengenai nama
terminal/peralatan yang diatur instalasi listriknya. Label itu harus terbuat dari
plat alumunium atau sesuai standard DIN 4070.

d. Kemampuan Operasi.
 Panel Kontrol Start-stop dan Monitor Pompa Air Bersih
- Panel kontrol pompa harus dapat beroperasi untuk :
a) Menjalankan dan mematikan pompa.
b) Mengatur pengoperasian sistem pompa distribusi air bersih secara
bergantian.
c) Pengaturan seperti tersebut di atas harus dapat dilakukan baik secara
otomatis ataupun secara manual.
d) Pemilihan tersebut harus dapat dilakukan melalui saklar pilih (selector
switch).
e) Panel kontrol harus dilengkapi dengan alat peraga visual (wiring diagram
yang dilengkapi dengan indicator lamp), sehingga dari panel kontrol
tersebut dapat dimonitor operasi sistem pompa distribusi air bersih.
f) Dari panel kontrol harus dapat diketahui bila kondisi air di dalam ground
reservoir telah mencapai level yang paling rendah.

- Operasi start-stop sistem Pompa Distribusi Air Bersih secara manual dilakukan
dengan menggunakan push-button normally open dan normally close.

- Operasi otomatis dilakukan dengan menggunakan sensor tekanan (pressure


switch) yang dipasang pada pressure tank dan pressure switch yang dipasang

MEP - 13
Pembangunan Gedung Pembangunan PPG UIN Alauddin Makassar TA. 2019
di dalam pipa instalasi air bersih, sehingga bila tekanan menurun pada nilai
tertentu (nilai setting pressure switch yang paling kecil), maka salah satu
pompa akan beroperasi; sebaliknya bila tekanan telah mencapai harga
tertentu (nilai setting yang besar), maka pompa yang sedang beroperasi akan
berhenti.

- Operasi sistem pompa distribusi air bersih seperti tersebut di atas akan terus
berlangsung selama persediaan air di dalam ground reservoir berada pada
batas-batas maximum level, sedangkan apabila level air di dalam ground
reservoir telah mencapai batasbatas minimum level, maka pompa akan
berhenti secara otomatis. Pengaturan tersebut dilakukan dengan
menggunakan alat pengatur 'water level control unit' yang dilengkapi dengan
elektroda.

- Kondisi air yang paling rendah seperti disebutkan di atas harus dapat dimonitor
pada panel kontrol secara visual berupa diagram instalasi yang dilengkapi
dengan lampu indikator.

 Persyaratan Pelaksanaan
- Pemipaan
a) Pemipaan secara umum harus mengikuti segala ketentuan yang tercantum
pada pasal terdahulu dan segala sesuatu yang tercantum dalam buku
Pedoman Plambing Indonesia.
b) Contoh-contoh bahan dan konstruksi harus diajukan kepada Direksi
Pengawas/Menejemen Konstruksi untuk diperiksa dan disetujui, selambat-
lambatnya 3 (tiga) minggu sebelum pembuatan dan pemasangan.
c) Pemasangan pipa datar harus dibuat dengan kemiringan 1/1000 ke arah
katup/flange pembuangan (drain valve/flange) dan pipa naik/turun harus
benar-benar tegak.
d) Pemasangan pipa mendatar dalam bangunan harus dibuat dengan
kemiringan 1/1000 menuju ke arah pipa tegak/riser.
e) Belokan harus menggunakan long-radius elbow, penggunaan short elbow,
standard elbow, bend dan knee sama sekali tidak diperkenankan.
f) Fitting, peralatan bantu, peralatan ukur dan lainnya yang memiliki tahanan
aliran yang berlebih tidak diperkenankan dipasang kecuali yang
disyaratkan pada buku ini.
g) Pada belokan dari pipa datar ke pipa tegak harus dipasang alat
pengumpul kotoran yang tertutup (capped dirt pocket).
h) Semua alat ukur harus dalam batas ukur yang baik dan mempunyai
ketelitian yang sewajarnya untuk pengukuran.
i) Selama pemasangan berjalan, Kontraktor harus menutup setiap ujung pipa
yang terbuka untuk mencegah tanah, debu dan kotoran lainnya, dengan
dop/blind flange untuk pipa baja dan copper, pemanasan press untuk pipa
PVC.
j) Setiap jaringan yang telah selesai dipasang, harus ditiup dengan udara
kempa (compressed air) untuk jangka waktu yang cukup lama, agar
kotoran kotoran yang mungkin sudah masuk ke dalam pipa dapat
terbuang sama sekali.
k) Ketentuan/Persyaratan teknis tentang instalasi pemipaan, peralatan bantu,
dan yang lainnya telah diuraiakan pada pasal terdahulu

- Desinfeksi
a) Desinfeksi dilakukan setelah seluruh sistem pemipaan air bersih dapat
berfungsi dengan baik, dan sebelum penyerahan pertama.
b) Desinfeksi dilakukan dengan memasukkan Chlorine ke dalam sistem
dengan cara injeksi.
c) Dosis Chlorine adalah 50 ppm.

MEP - 14
Pembangunan Gedung Pembangunan PPG UIN Alauddin Makassar TA. 2019
d) Setelah 16 jam, seluruh sistem pipa harus dibilas dengan air bersih sehingga
kadar Chlor tidak melebihi 0,2 ppm.

- Pengujian Instalasi Pemipaan


a) Pengujian dilakukan untuk menguji hasil pekerjaan penyambungan pipa-
pipa serta kondisi dari pipa-pipa yang telah dipasang.
b) Pengujian dilakukan setelah seluruh sistem pemipaan selesai dikerjakan dan
siap untuk dilakukan pengujian.
c) Pengujian dilakukan dengan memberikan tekanan hidrostatik pada sistem
pemipaan, tekanan yang diberikan adalah 1,5 kali tekanan kerja, minimum
10 kg/cm2.
d) Pengujian dilakukan selama 8 jam, tanpa terjadinya penurunan tekanan.
e) Apabila terjadi penurunan tekanan, maka Kontraktor harus mencari sebab-
sebabnya dan melakukan penggantian bila keadaan mengharuskan.
f) Perbaikan yang sifatnya sementara tidak diizinkan.

1.3. PEKERJAAN AIR KOTOR DAN AIR BEKAS DALAM BANGUNAN


a. Lingkup Pekerjaan
Pemipaan air kotor dari sanitary fixtures sampai dengan Septic Tank atau sesuai
dengan gambar

b. Persyaratan Bahan dan Peralatan


 Pipa dan Fitting
- Untuk sistem pemipaan tegak, Pipa dan fitting yang digunakan dalam sistem
pemipaan ini harus dari jenis PVC kelas AW berasal dari satu merk serta
mengikuti SII 1246-85 , SII 1448-85 dan JIS.
- Untuk hal tersebut di atas Kontraktor harus menyediakan potongan pipa dari
berbagai ukuran yang akan digunakan dan membuat contoh sambungan
(mock up) antara pipa dengan pipa dan pipa dengan fitting untuk ditunjukkan
kepada Direksi Pengawas/Menejemen Konstruksi dan mendapat persetujuan
untuk penggunaan pipa dan fitting tersebut serta memberikan jaminan purna
jual untuk pipa dan fitting tersebut.

 Sambungan
- Untuk pipa jenis PVC kelas AW menggunakan system sambungan lem untuk
pipa dia. 3” ke bawah.

c. Persyaratan Pelaksanaan
 Pemipaan
- Semua pipa dan fitting yang dipakai dalam pekerjaan ini harus dari satu merk.
- Fitting harus terbuat dari bahan yang sama dengan bahan pipa.
- Setiap sambungan berubah arah dibuat dengan WYE-45, TEE Sanitair atau
COMBINATION WYE-45 atau LONG RADIUS BEND dengan floor clean out.
- Pipa vent service harus dipasang tidak kurang 15 cm di atas muka banjir alat
sanitair tertinggi dan dibuat dengan kemiringan minimum sebesar 1%.
- Kemiringan pipa dibuat sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar dan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
- Pipa vent yang menembus atap harus dipasang sekurang-kurangnya 15 cm di
atas atap dan tidak boleh digunakan untuk keperluan lain.
- Untuk pipa vent mendatar, jarak tumpuan sama dengan jarak tumpuan pada
pipa air kotor dan bekas.
- Dalam pemasangan jaringan pemipaan ini, harus diadakan koordinasi dengan
pekerjaan-pekerjaan struktur mengingat adanya penembusan-penembusan
beton lantai maupun dinding.
- Pemasangan dan penempatan pipa-pipa ini disesuaikan dengan gambar
pelaksanaan dan dimensi dari masing-masing pipa tercakup pula dalam
gambar tersebut.

MEP - 15
Pembangunan Gedung Pembangunan PPG UIN Alauddin Makassar TA. 2019
- Di setiap floor drain dilengkapi dengan UTrap, untuk mencegah masuknya gas
yang berbau kedalam ruangan.
- Pada saluran buangan dari prepation area dapur, sebelum masuk ke inlet,
sistem permipaan air kotor bangunan, harus dipasang penyaring kotoran dari
bahan stainless steel untuk mencegah penyumbatan di dalam pipa.
- Pada jalur perpipaan air kotor dan bekas yang mengandung lemak dipasang
floor clean out di setiap belokan dan pada pipa vertical utama (di setiap pintu
shaft).
- Begitu juga pemipaan buangan dari area dapur umum harus dipisahkan dari
lemak di greastrap.
- Persyaratan material (kelas, standard dan lainnya), ketentuan cara
pemasangan seperti yang dicantumkan pada bab terdahulu 'Persyaratan
Teknis ME'.

 Pengujian Sistem
- Semua lubang pada pipa pembuangan ditutup.
- Seluruh sistem pemipaan diisi air sampai ke lubang vent tertinggi.
- Pengujian dinyatakan berhasil dan selesai bila tidak terjadi penurunan muka-air
setelah lewat 6 (enam) jam.

1.4. PEKERJAAN TALANG


a. Lingkup Pekerjaan
 Pengadaan dan pemasangan talang air hujan
 Pembuatan saluran gedung ke saluran drainase luar bangunan (saluran air hujan).

b. Pekerjaan Talang Air Hujan


 Persyaratan Bahan dan Peralatan Bantu
- Bahan pipa talang,
Jenis : pipa PVC,
Kelas : 10 kg/cm2,
- Roof drain,
Jenis : aluminium cor,
Konstruksi : sesuai gambar,

 Persyaratan Pelaksanaan
- Pemipaan,
a. Pipa tegak,
Pipa harus dipasang dengan dudukan baja dan klem dari baja. Jarak
maksimum antara klem adalah 300 cm atau pada setiap jarak sejauh jarak
lantai ke lantai.
b. Pipa datar,
- Pipa harus dipasang dengan penggantung dari baja seperti
penggantung pada pipa air bersih.
- Jarak antara penggantung harus mengikuti ketentuan berikut ini,
I. diam. 50 mm atau lebih kecil, setiap 200 Cm
II. diam. 65 mm atau lebih besar, setiap 300 cm dengan kemiringan
minimum sebesar 1 persen.

c. Pipa yang ditanam dalam tanah,

- Pada sisi bawah dari pipa tegak yang dihubungkan dengan pipa datar harus
diberi dudukan dari blok beton.
- Kedalaman pipa dari titik awal penanaman bervariasi sampai ke bak titik
sambung dengan saluran drainase tapak dengan kemiringan minimum 0.5
persen.
- Sambungan,

MEP - 16
Pembangunan Gedung Pembangunan PPG UIN Alauddin Makassar TA. 2019
a. Sambungan untuk pipa dengan diameter lebih kecil dari 50 mm meng-
gunakan solvent cement.
b. Sambungan untuk pipa dengan diameter lebih besar dari 50 mm
menggunakan sambungan rubberring.

c. Daftar Matrial

No Material Merk

1 Pipa Air Bersih Jenis PPr (Polypropylene Random) Rucika, Westpex


PN 10 untuk air dingin dan PN 20 untuk air panas
2 Pipa Air Kotor,Bekas & Hujan Jenis Pipa PVC Kelas Rucika, Vinilon,
AW Maspion
3 Pipa Vent Jenis PVC Kelas D Rucika, Vinilon,
Maspion
4 Valve Jenis bronze Kitzawa, Toyo, Fivalco
5 Roof Tank type FRP Lokal
6 Pompa Air Bersih,Pompa Booster Grundfos, Ebara

Pipa PPR Spesifikasi PN 10


Penggunaan : Air dingin didalam gedung
Tekanan standar 12,5 Bar
Pipa : Polypropelene Random Copolymer.
Type : 3 DIN 16928, ONORM B.5174
Temp : 95 - 100° L-PN.10
Sambungan/fitting : Electric Welding.
Polypropelene Random Copolymer. Type : 3 DIN 16928,
ONORM B.5174
PN : PN.10
Flange : Dia 40 mm kebawah black malleable cast iron
RF class 150 lb, screwed
Dia 50 mm keatas Forged steel RF class 150 lb,
welding joint
Valve & Strainer : Dia 40 mm kebawah, bronze atau strainer A- metal
body class 150 lb dengan sambungan ulir,BS 21/ANSI B
2.1.
Dia 50 mm keatas,cast iron body class 150 lb dengan
sambungan flanges.

Spesifikasi Pipa BSP Sch 40


Penggunaan : Hydrant, Sprinkler, Header Pompa
Tekanan Standar 15 Bar

Pipa : Black steel pipe ERW, sch 40, ASTM A 53.


Dia 40 mm kebawah screwed end
Dia 50 mm keatas plain end.
Sambungan/fitting : Dia 40 mm kebawah malleable iron ANSI B 16.3 class 300
lb,screwed end.
Dia 50 mm keatas, wrought steel Butt weld fitting
ANSI B 16.9, sch 40
Flange : Dia 40 mm ke bawah black malleable cast iron RF class
300 lb,screwed
Dia 50 mm keatas Forged steel RF class 300 lb, welding
Valves & Strainer : joint.
Dia 40 mm kebawah,malleable cast Strainer iron body
MEP - 17
Pembangunan Gedung Pembangunan PPG UIN Alauddin Makassar TA. 2019
class 300 lb dengan sambungan ulir,BS 21/ ANSI B 2.1.
Dia 50 mm keatas,cast iron body class 300 lb dengan
sambungan flanges.

Spesifikasi PVC Kelas AW


Penggunaan : Air Bekas, Air Kotor pengaliran gravitasi, talang air hujan
Tekanan Standar 10 Kg/ cm2
Pipa : Pipa Polyvinyl chloride ( PVC) Kelas AW
Elbow & Junction : PVC Injection Moulded Sanitary fitting large
radius atau factory made fabricated fitting, Solvent
Cement joint type atau rubber ring type.
Reducer : Seperti diatas, model concentric
Solvent Cement : Sesuai rekomendasi pabrik pembuat

Spesifikasi PVC Kelas D


Penggunaan : Vent
Tekanan Standar 5 Kg/ cm2
Pipa : Pipa Polyvinyl chloride ( PVC) Kelas D
Fitting : PVC Injection Moulded pressur fitting, solvent joint
type
Reducer : Seperti diatas, model concentric
Solvent Cement : Sesuai rekomendasi pabrik pembuat

Spesifikasi GIP

Penggunaan : Pipa distribusi air bersih dari groiund tank menuju roof tank, Header
pada Pompa Transfer
Tekanan Standar 10 Bar
Pipa : Galvanized Steel pipe BS 1387/1967 class medium
Fitting dan sambungan : Dia 40 mm kebawah malleable iron ANSI B 16,3 class
150 lb, screwed end.
Dia 50 mm keatas, wrought steel butt weld fitting ANSI
B 16.9, sch 40
Flange : Dia 40 mm kebawah Galvanized malleable cast iron RF
class 150 lb Screwed
Dia 50 mm keatas forged steel RF class 150 lb.
Welding joint
Valve & strainer : Dia 40 mm ke bawah bronze atau A-metal body class
150 lb dengan sambungan ulir BS 21/ANSI B 2.1.
Dia 50 mm ke atas, cast iron body class 150 lb dengan
sambungan flanges

MEP - 18
Pembangunan Gedung Pembangunan PPG UIN Alauddin Makassar TA. 2019
PEKERJAAN HYDRANT SISTEM

I. PERSYARATAN TEKNIS UMUM


1.1. PERATURAN DAN STANDARD
 Tata cara pelaksanaan dan lain-lain petunjuk yang berhubungan dengan peraturan-
peraturan Pembangunan yang sah berlaku di Republik Indonesia..
 Selama pelaksanaan spesifikasi ini harus betul-betul ditaati, diikuti serta sesuai prosedure
yang diberlakukan Pengawas.
 Peraturan-peraturan berikut ini merupakan acuan dalam rangka perancangan maupun
pelaksanaan Instalasi Fire Hydrant

PERATURAN-PERATURAN
a. Perda Pemda setempat
Penanggulangan Bahaya Kebakaran Dalam Wilayah Setempat

c. Departemen Pekerjaan Umum, Skep Menteri Pekerjaan Umum No. 10/KPTS/2000


tentang Ketentuan Teknis Pengamanan terhadap Bahaya Kebakaran Pada
Bangunan Gedung dan Lingkungan.
a. National Fire Codes (NFA) dan SNI,
1. NFPA-10, Standard for Portable Fire Extinguisher
2. NFPA-13, Standard for The Installation of Sprinkler Systems
3. NFPA-14, Standard for The Installation of Standpipe and Hose Systems
4. NFPA-20, Standard for The Installation of Centrifugal Fire Pumps
5. SNI 03-1735-2000
6. SNI 03-1745-2000

II. PERSYARATAN TEKNIS KHUSUS

2.1. LINGKUP PEKERJAAN


a. Pengadaan dan pemasangan peralatan utama sistem fire fighting yang
meliputi Electric Fire Pump, Diesel Fire Pump dan Jockey Pump lengkap
dengan panel kontrol, Hydrant Box, Hydrant Pillar beserta pemipaannya.
b. Pengadaan dan pemasangan valve-valve dari sistem instalasi/pemipaan di
setiap gedung sesuai pentahapan pembangunan gedung tersebut.
c. Mengadakan Testing and Commissioning terhadap seluruh sistem fire hydrant
sehingga berfungsi dengan baik.
d. Mengurus proses perijinan serta persyaratan lain yang diperlukan untuk
mendapatkan persetujuan bahwa Instalasi sistem fire Fighting dapat
dinyatakan baik dan layak pakai oleh Dinas Pemadam Kebakaran .(TAHAP-2)
e. Pengadaan dan pemasangan system Instalasi listrik dari panel power ke unit
panel control unit Fire fighting dan ke setiap peralatan pompa.
f. Mengadakan Training Operasional kepada Team Engineering pemilik proyek
dan untuk waktu serta kesiapannya akan ditentukan kemudian bersama
Pemilik proyek/Pengawas.

2.2. SPESIFIKASI TEKNIS PERALATAN UTAMA DAN INSTALASI

2.2.1. FIRE HYDRANT PUMPS.


Pompa fire Hydrant merupakan satu kesatuan yang terdiri dari pompa pembantu
jockey pump, pompa utama penggerak electric dan pompa utama penggerak
engine.

MEP - 19
Pembangunan Gedung Pembangunan PPG UIN Alauddin Makassar TA. 2019
a. Jockey Pump

Type pompa : Vertical Multistage Pump


Kapasitas : 25 us gpm
Head pompa : 70 m
Putaran pompa : 2900rpm
Daya pompa : 3 kw
Karakteristik listrik : 3 ph / 380 V/ 50 Hz
Jumlah : 1 (satu)

lengkap dengan panel kontrol Jockey Pump

b. Electric Fire Pump

Type pompa : Centrifugal End Suction


Kapasitas : 500 US gpm
Head pompa : 70 m
Putaran pompa : 3000 rpm
Daya pompa : 37 kw
Karakteristik listrik : 3 ph / 380 V / 50 Hz
Jumlah : 1 (satu)

Lengkap dengan Panel Kontrol Electric Fire Pump.

c. Diesel Fire Hydrant Pump

Type pompa : Centrifugal End Suction


Kapasitas : 500 US gpm
Head pompa : 70 m
Putaran pompa : 3000 rpm
Daya pompa : 37 Kw
Karakteristik listrik : 3 ph / 380 V / 50 Hz
Accessories : Panel DC / Starter, Radiator, Accu + Aksesoris,
Tangki Solar Harian 100 liter
Jumlah : 1 (satu)

Lengkap dengan Panel Kontrol Diesel Engine Fire Pump.

Perlengkapan Engine :
 Flexible coupling
 Coupling guard
 Heat exchanger loop
 Batteries
 Battery rack
 Battery cable
 Silencer
 Flexible ex hose connector
 Cooling water heater + thermostat.

Perlengkapan pemipaan / pompa, antara lain :


 Coumpond suction gauge
 Discharge pressure gauge
 Automatic air release valve
MEP - 20
Pembangunan Gedung Pembangunan PPG UIN Alauddin Makassar TA. 2019
 Main relief valve
 Enclosed waste cone
 ± 165 gallon fuel tank
 Fuel system accessories
 Fitting package
 Setiap pompa dan sambungan pipa harus digrounding dan untuk pompa harus
dilengkapi variable speed drived.
 dan lain-lain.

2.2.2. FIRE PUMP CONTROLLER


Panel kontrol merupakan kelengkapan unit tiap-tiap fire Fighting pump yang dapat
mengatur kerja pompa secara automatic baik jockey pump sebagai pompa
pembantu, pompa utama penggerak electric maupun pompa penggerak engine
masing-masingn mempunyai Fire Pump Controller tersendiri.
Khusus pompa penggerak engine akan bekerja secara automatic bila saluran daya
listrik terputus pada saat terjadi kebakaran.
Fire Pump Controller harus standard NFPA-20 atau standar Dinas Kebakaran setempat.

Pengaturan pompa pemadam kebakaran adalah sbb :

 Apabila tekanan air dalam jaringan turun disebabkan adanya kebocoran,


uji coba springkler maupun springkler flushing, sampai ambang batas yang
telah ditentukan maka pompa joki akan start dan akan stop otomatis
diambang batas tekanan yang juga telah ditentukan.
 Apabila tekanan air dalam jaringan terus turun karena dibukanya satu atau
lebih katup hidran atau bekerjanya beberapa kepala springkler, maka satu
atau dua main pump start sampai stop secara manual oleh operator apabila
uji coba atau pemadam telah selesai.

2.2.3. FIGHTING FIXTURES

a. Hydrant Pillar
 Pillar hydrant yang dipergunakan disini adalah jenis short type two way dengan
main valve dan branch valves ukuran 100 x 65 x 65 mm. Jenis coupling harus
disesuaikan dengan model yang dipergunakan oleh Dinas Kebakaran Kota.
 Setiap pillar hydrant harus dilengkapi dengan gate valve untuk memudahkan
maintenance.
 Dalam pemasangan unit hydrant pilar harus diberikan pondasi penguat sebagai
dudukan.
 Hydrant Pillar dicat merah dengan cat Duco ex Dana Paints atau cat ICI,
(jenis exterior coating)

b. Fire Hydrant Box


Indoor Hydrant Box (class III NFPA) harus terdiri dari peralatan sbb :
 Steel box recessed type, ukuran 1250 x 750 x 250 mm, dicat duco warna merah
dengan tulisan warna putih HIDRAN pada tutup yang dapat dibuka 180 o dan
dilengkapi stopper.
 Hose rack untuk slang 40 mm, chronium plated bronze dengan jumlah gigi
disesuaikan dengan lebar box.
 Hydrant valve, chronium plated 40 mm dan 65 mm sambungan dan bentuk
valve disesuaikan dengan posisi pipa.
 "JET" Firehose A- one type size 40 mm x 30 meter including couplings. (Jenis
kopling disesuaikan dengan jenis Dinas Pemadam Kebakaraan).
 Hydrant nozzle variable spray type size 40 mm

MEP - 21
Pembangunan Gedung Pembangunan PPG UIN Alauddin Makassar TA. 2019
Outdoor hydrant box (class III NFPA) harus terdiri dari peralatan sbb :
 Steel box outdoor type, ukuran 950 x 660 x 200 mm dicat powder coating warna
merah dengan tulisan warna putih HIDRAN pada tutup yang dapat dibuka 180° dan
dilengkapi stopper.
 Hose rack untuk slang 40 mm, chronium plated bronze dengan jumlah gigi
disesuaikan dengan lebar box.
 Hydrant valve, chromium plated 40 mm dan 65 mm sambungan dan bentuk
valve disesuaikan dengan posisi pipa.
 "JET" Firehose A-one type size 40 mm x 30 meter including couplings.
 Hydrant nozzle variable spray type size 40 mm

c. Siamese Connection
 Digunakan siamese connection jenis two way type Y terbuat dari baja tuang, dengan
ukuran 100 x 65 x 65 mm
 Dalam pemasangan unit siamese connection harus diberikan pondasi penguat
sebagai dudukan.
 Lokasi seamese connection mudah dilihat dan dekat dengan jalan laluan mobil agar
mudah untuk dipakai bila diperlukan (lihat gambar perencanaan).
 Siamese Connection harus sesuai standard DPK, untuk penggunaan sistem coupling.

d. Alat Pemadam Api Ringan (APAR/PFE)

 A P A R disediakan sebagai sarana pemadaman awal yang dapat dilakukan


oleh setiap penghuni bangunan.
 Untuk daerah umum dalam bangunan disediakan 1 bh APAR jenis bubuk kering
kapasitas minimal 3 kg setiap luas 100 m2.
 Untuk ruangan mesin disediakan 1 bh APAR jenis CO2 kapasitas 5 kg untuk setiap
luas 100 m2.

2.2.4. PIPA DAN VALVE

a. Pemipaan
Material Pipa yang digunakan Black Steel Pipe Sch. 40, atau ASTM A 53 dan harus
diusahakan semuanya berasal dari satu merk.
Demikian juga untuk fitting digunakan Black Steel Pipe class 15 K, Weld Type.
b. Valve - valve
Working Pressure : 300 psi (15 bar)
Gate Valve :
 Tipe bronze body, non rising stem, screwed bonnet, solid wedge disk, screwed
end untuk valve sampai dengan diameter 50 mm atau bisa digunakan tipe
Butterfly untuk diameter 15 mm sampai dengan diameter 25 mm.
 Tipe flanged or lugged body, stainless steel disk, stainless steel shaft, hand
wheel operated with position indicator untuk valve lebih besar dari diameter 50
mm dengan body material cast iron untuk tekanan 150 psi dan carbon steel
untuk tekanan 300 psi.
Check Valve :
 Material bronze body, swing type, Y pattern, screwed cup, metal disk, screwed
end untuk valve sampai dengan diameter 50 mm.
 Swing silent type dengan stainless steel disk dengan body material cast iron
untuk tekanan 300 psi dan carbon steel untuk tekanan 300 psi.
 Khusus untuk pompa-pompa hydrophor digunakan dual plate wafer type
check valve.

MEP - 22
Pembangunan Gedung Pembangunan PPG UIN Alauddin Makassar TA. 2019
c. Tekanan Kerja Valve :
 Untuk keperluan fire fighting digunakan valve - valve dengan tekanan kerja
minimum 300 psi (15 bar).

2.3. SYARAT-SYARAT PEMASANGAN

2.3.1. PEMASANGAN UNIT POMPA


a. Seluruh unit pompa harus dipasang dan didudukkan diatas fondasi dengan kuat dan
kokoh.
b. Metoda dan persyaratan instalasi pompa, pemipaan serta peralatan pemipaannya
harus mengikuti dan mengacu kepada Standard NFPA-20.

2.3.2. INSTALASI PEMIPAAN


a. Sistem Penyambungan Pipa
 Menggunakan sambungan ulir/screwed atau las untuk pipa berdiameter 75
mm ke bawah dan menggunakan sambungan flanged untuk diameter pipa
100 mm ke atas dengan maximum dua batang pipa serta pada belokan
minimal 5 kali diameter pipa dari bahan yang sesuai dengan jenis bahan
pipanya (long elbow).
 Sambungan flanged dilakukan pada setiap belokan dan pada setiap dua
batang pipa pada pipa lurus.
 Untuk mencegah terhadap kebocoran, penyambungan pipa dengan ulir
harus terlebih dulu diberi lapisan red lead cement atau pintalan khusus dari
asbes.
 Sedangkan untuk sambungan flanged harus dilengkapi ring dari karet secara
homogen.

b. Penumpu Pipa
 Seluruh pipa harus diikat/ditetapkan, kuat dengan dudukan dan angker yang
kokoh (rigit), agar inklinasinya tetap, untuk mencegah timbulnya getaran dan
gerakan.
 Pipa horizontal harus ditumpu dengan penyangga dengan jarak antara tidak
lebih dari 2,5 m.

c. Pemasangan Fixtures dan Fitting

 Semua fixtures harus dipasang dengan baik dan di dalamnya bebas dari
kotoran yang akan mengganggu aliran atau kebersihan air, dan harus
terpasang dengan kokoh (Rigit) ditempatnya lengkap tumpuan yang mantap.
 Semua fixtures, fitting, pipa-pipa hidrant dilaksanakan harus rapi.
 Untuk pipa-pipa yang tekanan airnya tinggi (pipa induk), dipasang balok-balok
dari beton dengan campuran yang kuat (K.225) dan dipasang setiap ada
sambungan pipa (tee, elbow, valve ) dan sebagainya.
 Tinggi pemasangan dari lantai + 20 cm (muka tanah jadi).
 Perletakan engsel disesuaikan dengan keadaan setempat sehingga mudah
untuk dibuka/tutup.

2.4. SYARAT-SYARAT PENERIMAAN

2.4.1. M A T E R I A L
a. Kontraktor harus menjamin seluruh unit peralatan yang didatangkan adalah baru
(New Product), bebas dari defective material, improver material dan menjamin
terhadap kualitas atau mutu barang sesuai dengan tujuan spesifikasi.

MEP - 23
Pembangunan Gedung Pembangunan PPG UIN Alauddin Makassar TA. 2019
b. Setiap material atau peralatan yang tidak memenuhi spesifikasi harus diganti dengan
yang sesuai dan dalam jangka waktu tidak lebih dari 1 (satu) minggu setelah ditanda
tangani berita acara penerimaan barang.
c. Seluruh biaya yang timbul akibat penggantian material/peralatan menjadi
tanggungan/beban Kontraktor.

2.4.2. CONTOH BARANG


a. Pemborong wajib mengirimkan contoh-contoh bahan yang akan digunakan dalam
pelaksanaan kepada Pengawas atau Brosur-brosur dari alat-alat tersebut dan
menunggu persetujuan dari pemilik proyek/Pengawas/Perencana sebelum alat-alat
tersebut dipasang.
b. Contoh barang dimasukkan paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender setelah
diturunkannya SPK untuk diperiksa Pemilik/Perencana dan Pengawas.
c. Contoh-contoh barang yang sudah disetujui oleh pemilik proyek/Pengawas/
Perencana harus disimpan di Direksi Keet guna dijadikan Referensi bagi pemasangan
di lapangan. Bila bahan-bahan tersebut diragukan kualitasnya akan dikirimkan ke
kantor penyelidikan bahan-bahan atas biaya Pemborong. Bila ternyata terdapat
bahan-bahan yang telah dinyatakan tidak baik/tidak bisa dipakai oleh Pengawas/
Perencana, maka Pemborong harus mengangkut bahan-bahan tersebut ke luar
lapangan dalam jangka waktu 3 (tiga) hari, harus sudah tidak ada di lapangan (site).

2.4.3. PENGUJIAN INSTALASI PEMIPAAN


a. Sebelum dipasang fixtures-fixtures dari seluruh sistem distribusi, installasi pemipaan air
harus diuji dengan tekanan 20 kg/cm2, tanpa mengalami kebocoran dalam waktu
minimum 24 jam tekanan tersebut tidak turun/berubah. Pada prinsipnya pengetesan
dilakukan dengan cara bagian demi bagian dari panjang pipa maximum 150 meter.
b. Biaya pengetesan serta alat-alat yang diperlukan adalah menjadi tanggung jawab
Pemborong/ Kontraktor. Pengetesan pipa harus dilaksanakan dengan disaksikan
oleh Pengawas dan wakil dari pemilik proyek/Perencana, selanjutnya apabila telah
diterima/memenuhi syarat akan dibuatkan Berita Acaranya.
c. Di dalam setiap pelaksanaan pengujian, balancing dan "trial run" sistem instalasi ini
haruslah pula dihadiri pihak pemilik proyek/Perencana/Pengawas dan Ahli serta
pihak-pihak lain yang bersangkutan. Untuk ini hendaklah diberikan pula sertifikat
pernyataan hasil pengujian oleh yang berwenang memberikannya.

2.4.4. PEMBERSIHAN LAPANGAN


a. Lapangan yang dipergunakan harus setiap hari setelah selesai bekerja dibersihkan
oleh Pemborong.
b. Segera setelah Kontrak selesai maka Pemborong harus memindahkan semua sisa
bahan pekerjaannya dan peralatannya kecuali yang masih diperlukan selama
pemeliharaan.

2.4.5. P E N G E C A T A N
a. Semua pipa dari besi/baja dalam tanah harus dililit dengan karung goni dan
dilapisi dengan Tar (Tar coated) untuk penahan Korosi atau dengan bahan
anti karat sintesis yang dispesifikasi untuk keperluan pemipaan bawah tanah.
Sedangkan untuk pipa-pipa yang terlihat (exposed) harus diberi tanda dengan
warna atau cat yang warnanya akan ditentukan kemudian oleh Pengawas.
b. Pipa harus dicat duco ex Nippe dan dicat dasar ex protective
c. Untuk pipa-pipa dalam ceiling agar mudah dikenali diberikan tanda
warna/cat pada setiap jarak + 4 m dengan arah aliran pada pipa-pipa induk,
begitu pula pipa-pipa pada shaft dimana terletak pintu pemeriksaan.
d. Sebagai patokan dipakai warna cat sebagai berikut :
Untuk jaringan pipa hydrant dipakai warna merah

MEP - 24
Pembangunan Gedung Pembangunan PPG UIN Alauddin Makassar TA. 2019
Khususnya untuk identifikasi dan penentuan warna cat dari masing - masing
instalasi Plumbing dan Hydrant akan ditentukan kemudian bersama Pemilik /
Pengawas.

2.4.6. SURAT KETERANGAN

Pemborong harus memberikan Surat Keterangan/Sertifikat dari Dinas Pemadam


Kebakaran Daerah yang menunjukkan bahwa Sistem tersebut dapat dipergunakan
dan berfungsi dengan baik.
Surat Keterangan keagenan yang berada di Indonesia untuk material - material
import.

2.4.7. DATA SUKU CADANG

Pemborong harus menjamin dan melengkapi dengan Surat Jaminan adanya suku
cadang yang mudah diperoleh pada peralatan-peralatan yang sekiranya akan
mengalami gangguan atau kerusakan dalam waktu tertentu, baik untuk peralatan
utama maupun peralatan penunjang.

2.5. SYARAT-SYARAT OPERASIONAL

a. Pelayanan hydrant diluar/di dalam bangunan dan sprinkler menggunakan satu


set pompa yang terdiri dari jockey pump, electric hydrant pump dan diesel
hydrant pump.
b. Pengaturan kerja pompa dilakukan secara automatic dengan pressure switch
pump Control, control valve serta panel-panel pengoperasian.

Semua ketentuan-ketentuan unit pompa beserta perlengkapannya harus mengikuti NFPA 20


standard.

2.6. SYARAT-SYARAT PEMELIHARAAN

2.6.1. SYARAT UMUM

a. Pada saat penyerahan untuk pertama kalinya Pemborong harus menyerahkan


gambar-gambar, data-data peralatan petunjuk operasi dan cara-cara
perawatan dari mesin-mesin terpasang di bawah Kontrak ini. Data-data tersebut
haruslah diserahkan kepada pemilik proyek/Pengawas sebanyak 4 (empat) set
dan kepada Perencana 1 (satu) set.
b. Pada saat penyerahan pertama harus diserahkan antara lain : Instruction Manual,
Installation Manual, Maintenance Manual, Operating Instruction, Trouble Shooting
Instruction.
c. Hendaknya diberikan pula 2 (dua) set singkatan petunjuk operasi dan perawatan
kepada Pemilik, sebuah dipasang dalam suatu kaca berbingkai dan ditempelkan
di dinding dalam ruang mesin utama atau tempat lain yang ditunjuk oleh pemilik
proyek/Pengawas.
d. Pemborong harus memberikan pendidikan praktek mengenai operasi dan
perawatannya kepada petugas-petugas teknis (Team Engineering) yang ditunjuk
oleh pemilik proyek secara cuma-cuma sampai cakap menjalankan tugasnya.
e. Pemborong harus memberikan Surat Garansi dari pemakaian peralatan-
peralatan utama kepada Pemberi Tugas.

MEP - 25
Pembangunan Gedung Pembangunan PPG UIN Alauddin Makassar TA. 2019
2.6.2. MATERI PEMELIHARAAN

Selama masa pemeliharaan, Pemborong wajib melakukan pemeliharaan secara berkala


terhadap seluruh Instalasi Sistem, baik peralatan utama maupun instalasi pemipaannya.
Pelaksanaan pemeliharaan menyangkut item-item dan tidak terbatas pada berikut ini :
a. Pemeriksaan terhadap :
Fungsi dan mekanisme kerja kontrol
Mekanisme kerja panel-panel kontrol
b. Pemeriksaan terhadap: Battery Charger, penggerak engine, minyak pelumas sistem
pompa dan sistem engine
c. Testing terhadap bekerjanya unit-unit sistem, yaitu pompa penggerak elektrik dan
diesel
d. Bersihkan seluruh peralatan dari kotoran
e. Pembersihan tangki bahan bakar
f. Penggantian minyak pelumas.

2.6.3. PETUNJUK PEMELIHARAAN

a. Sebelum dilakukan serah terima pekerjaan, Pemborong harus menyerahkan Buku


Petunjuk Pemeliharaan terhadap seluruh peralatan utama (pompa, motor, diesel,
panel listrik, panel kontrol, dll.) dan Instalasi serta daftar material/ komponen yang
memerlukan penggantian secara berkala.
b. Buku yang diserahkan harus dalam bentuk edisi lux dan dijilid dengan rapih dan
bagus.
c. Petunjuk pemeliharaan harus mencantumkan ringkasan dari pemeliharaan berkala
yang direkomendasikan oleh pabrik pembuat dan standard/aturan yang berlaku
secara umum.
d. Di dalam buku pentunjuk pemeliharaan tersebut harus diuraikan secara jelas dan
ringkas mengenai tatacara/prosedur pemeliharaan, contoh data logbook
pencatatan (harian, mingguan, bulanan dan tahunan).
e. Jumlah buku yang harus disediakan oleh Pemborong sebanyak 5 (empat) set, masing-
masing 3 set untuk Pemilik Proyek, 1 set untuk Pengawas/MK dan 1 set untuk
Perencana. Seluruh biaya yang diakibatkan oleh pembuatan dan pengadaan buku
tersebut ditanggung oleh Pemborong.

2.6.4. Alat Pemadam Api Ringan

 Portable Fire Extinguisher yang digunakan berisi bahan pemadam jenis dry
chemical powder kelas A, B, C dengan kapasitas tabung sesuai dengan kelas
emadaman 2A-10B/NFPA.10 atau 2A/SKBI atau minimum 5 kG.
 Extinguisher Head (Operating Head) dari jenis High Strength Non Corrosive dan
dilengkapi dengan Discharge Hose yang mempunyai Discharge Nozzle.

MEP - 26
Pembangunan Gedung Pembangunan PPG UIN Alauddin Makassar TA. 2019
2.6.5. Daftar Material

No Material Merk

1 Diesel,Elektrik dan Jocky Fire Pump Ebara, Grundfos


c/w panel control
2 Valve k.10,k20 Jenis Bronze Kitazawa,Toyo,Reser,Fivalco
3 Pipa BSP Sch40 Bakri, SPS, Spindo
4 Box Hydrant Indoor dan Outdoor Ozeki,Appron,
,Hydrant Pillar ,Siamese
Connection,
5 APAR Viking, Starvo

MEP - 27
Pembangunan Gedung Pembangunan PPG UIN Alauddin Makassar TA. 2019
PEKERJAAN INSTALASI TATA UDARA (AIR CONDITIONING DAN VENTILASI
MEKANIS)
1. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan yang termasuk di dalam pekerjaan ini adalah pembongkaran dan
pemasangan kembali Split Air Conditioning serta testing sampai berjalan dengan baik dari
semua peralatan dan semua kelengkapan lainnya seperti piping, instalasi listrik, control dan
sebagainya sesuai dengan persyaratan teknis berikut ini :
a. Pemasangan dan penyetelan seluruh peralatan air conditioning seperti :
Outdoor Unit, Indoor Unit, fan, thermostat, control, dan lain – lain dengan syarat sebagai
berikut:
 Cassete Air Conditioning lengkap dengan accesoriesnya.
 Split Air Conditioning lengkap dengan accessorisnya.
 Peralatan – peralatan control untuk system ini.
 Pengadaan dan pemasangan instalasi listrik dari peralatan – peralatan (Outdoor Unit,
Indoor Unit, fan) ke panel peralatan tersebut dengan jenis kabel NYY atau sdesuai
dengan BoQ.
 Dudukan – dudukan mesin termasuk dumper – dumper dan peredam suara di dalam
ruangan – ruangan mesin sehingga suara yang timbul di dalam ruangan – ruangan
kerja masih dalam batas – batas persyaratan yang tidak mengganggu.
 Testing dan balancing instalasi AC.
 Memberikan service dan maintenance selama masa pemeliharaan.
 Mengadakan perbaikan – perbaikan dari semua kerusakan yang diakibatkan oleh
pekerjaan ini dan lain – lain dalam masa pemeliharaan.
b. Sistem pengkondisian udara dengan ventilating fans untuk ruang – ruang yang tidak
dikondisikan dengan AC, yaitu :
 Untuk toilet pria dan wanita, ruang panel, ruang arsip, gudang dan lain - lain.
 Dudukan – dudukan termasuk peredam suara.
 Mengadakan testing dan balancing serta perbaikan – perbaikan yang diakibatkan
oleh pekerjaan ini dan lain – lain.
c. Sarana – sarana penunjang lainnya yang berhubungan dengan pekerjaan ini, yaitu :
 Kontraktor harus mengadakan semua peralatan/perlengkapan kerja, seperti :
generator, tool kit, alat – alat ukur, alat – alat keselamatan kerja dan lain – lain sesuai
dengan sifat pekerjaannya. Pengadaan dan perawatan peralatan menjadi tanggung
jawab kontraktor.
 Kontraktor harus mempersiapkan pekerjaan – pekerjaan sesuai dengan instruksi
Konsultan Konsultan Pengawas/MK/ MK lengkap dengan peralatan – peralatannya.

2. STANDART DAN PERATURAN INSTALASI AIR CONDITIONING


Dalam melaksanakan pekerjaan ini kontraktor harus mengacu pada standard-standard baik
internasional maupun nasional yang memungkinkan kenyamanan bagi penghuni dan
peralatan-peralatan/perangkat yang ada didalamnya maupun bagi para pekerja yang
melaksanakan pekerjaan ini sehingga dapat bekerja dengan
baik. Adapun standard-standard yang digunakan antara lain adalah :
 SNI 03-6572-2001 tetntang Tata Cara Perancangan Sistem Ventilasi dan Pengkondisian
Udara Pada Bangunan Gedung
 -SK SNI T-14/1993/03 tentang Tata Cara Perancangan Sistem Ventilasi dan
Pengkondisian Udara Pada Bangunan Gedung Tata Cara Perancangan Teknis
Konservasi Energi Pada Bangunan Gedung
 Kep. Men PU No. 411 /KPTS/1998 tentang Persyaratan Teknis Bangunan Gedung
 ASHRAE (American Society of Heating Refrigeration and Air Conditioning Engineers)
 ASHVE (American Society for Heating and Ventilating Engineers)
 SMACNA (Sheet Metal and Air Conditioning Contractors National Association)
 ASTM (American Society For Testing And Material)
 Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL), 2000

MEP - 28
Pembangunan Gedung Pembangunan PPG UIN Alauddin Makassar TA. 2019
 National Fire Protection Association (NFPA)
 Hand Book of Air Conditioning System Design, Carrier Air Conditioning Company
 Spesifikasi teknis, standart serta peraturan yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat
peralatan
 Standart dan peraturan lain (Nasional dan Internasional) yang diijinkan oleh instansi
yang berwenang
 Peraturan-peraturan lain yang dikeluarkan oleh pemerintah yang berwenang (Pemda
setempat) dan telah diakui penggunaannya

3. METODOLOGI PELAKSANAAN
A. Dalam pelaksanaan proyek ini, pihak kontraktor harus melihat bahwa pekerjaan ini
dilakukan dengan tanpa mengganggu peralatan /perangkat-perangkat yang ada di
gedung, untuk itu beberapa langkah perlu untuk dilakukan.

B. Langkah Pertama adalah pihak kontraktor harus membuat :


1. Perencanaan detail pelaksanaan dari sistem AC yang tertuang di dalam RKS dan
gambar perencanaan yang telah dibuat oleh pihak konsultan serta sesuai dengan
schedule pelaksanaan yang telah ditetapkan.
2. Kontraktor harus mengecek dan mere-chek terhadap unit-unit equipment yang akan
dipakai dan apabila terdapat keragu-raguan harus segera menanyakan ke Konsultan
Perencana/Konsultan Pengawas/MK dan apabila terjadi kesalahan sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
3. Langkah ke dua adalah mengadakan konsultasi dengan pihak Konsultan
Pengawas/MK yang telah ditunjuk oleh pihak pemberi tugas tentang detail desain,
perencanaan detail pelaksanaan kontruksi dari sistem AC. Jika Pemberi Tugas belum
setuju dengan perencanaan kontraktor, karena dianggap tidak sesuai dengan RKS
dan Desain yang telah ditentukan konsultan, maka harus mengadakan perubahan
sesuai dengan permintan dan hasil diskusi dengan pihak Pemberi Tugas. Pihak Pemberi
Tugas berhak memutuskan untuk merubah sedikit dari desain yang telah ditentukan
oleh konsultan seandainya terjadinya perubahan bentuk dan ukuran fisik dari gedung,
sehingga tidak memungkinkan desain dari konsultan diterapkan.
4. Langkah ke tiga adalah seandainya pihak Pemberi Tugas setuju dengan Perencana,
Kontraktor berhak untuk melakukan pekerjaannya dengan memasang terlebih dahulu
peralatan-peralatan yang telah disiapkan dan diperiksa bersama dengan pihak
Pemberi tugas / Konsultan Pengawas/MK baik dari segi spesifikasi peralatan, Bill Of
Quantity.
5. Langkah ke empat adalah jika pihak kontraktor akan memasang unit-unit AC seperti
Outdoor Unit (OU), Indoor Unit (IU), ventilasi mekanis dan assesorisnya, maka pihak
kontraktor, Konsultan Pengawas/MK dan pemberi tugas harus mengadakan diskusi
tentang cara terbaik untuk pemasangan tersebut.
6. Langkah ke lima adalah kontraktor perlu memperhatikan bahwa pemasangan
peralatan harus berada pada ruang peralatan utama dan assesoris lainnya serta
sudah dihubungkan dengan central kontrol panel, maka sistem AC siap untuk
dihubungkan dengan Catu Daya (PU-AC).
7. Langkah ke enam adalah jika pihak kontraktor telah memasang semua unit peralatan
utama, alat pembantu dan assesoris lainnya serta sudah dihubungkan dengan central
control panel, maka sistem AC siap untuk dihubungkan dengan Catu Daya (PU-AC).
8. Langkah ke tujuh adalah pihak kontraktor dan Konsultan Pengawas/MK disaksikan oleh
Pemberi Tugas mengadakan pengujian semua unit AC dan ventilasi mekanis bersama-
sama.
9. Langkah ke Delapan adalah pihak kontraktor harus membuat laporan tentang semua
pekerjaan yang telah dilakukan kepada pihak Konsultan Penmgawas/MK.
10. Jika terdapat kesalahan/kekeliruan dalam memilih unit/equipment maka kontraktor
harus bersedia menggantinya tanpa biaya tambahan.

MEP - 29
Pembangunan Gedung Pembangunan PPG UIN Alauddin Makassar TA. 2019
4. KONDISI DARI PERENCANAAN DAN OPERASI

A. Perencanaan sistem air conditioning dan ventilasi harus mengacu pada data-data
meteorologi setempat.

B. Kondisi perencanaan :
a. Temperatur ruangan : 22°C ± 2°C.
b. Kelembaban nisbi : 55 - 60%.

C. Fungsi dari sistem tata udara dan ventilasi :


a. Menjaga penghuni yang ada di dalamnya dari kondisi terburuk.
b. Menjaga kenyamanan bagi penghuninya.
c. Menjaga ruangan dari asap rokok yang mengganggu.
d. Menciptakan udara yang segar bagi penghuni yang ada di dalam ruangan.

D. Uraian sistem AC yang akan dipasang.


a. Sistem AC yang dikehendaki adalah Air Cooled Type, sistem ini adalah Self Contained
dimana Outdoor Unit (compressor, condensor) dan Indoor Unit (Evaporator, Fan,
kontrol-kontrol) terpisah, Satu Outdoor Unit (OU)hanya dapat dihubungkan dengan
satu Indoor Unit (IU). Outdoor Unit ditempatkan di luar ruangan (udara terbuka) dan
Indoor Unit ditempatkan di dalam ruangan.
b. Pengoperasian AC secara keseluruhan harus dapat dilakukan melalui central controller
yang ditempatkan pada ruangan tertentu seperti ditunjukkan pada gambar
perencanaan.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN INSTALASI TATA UDARA (AIR CONDITIONING DAN VENTILASI
MEKANIS)

1 SPLIT UNIT

A. Lingkup Pekerjaan.
Lingkup pekerjaan untuk butir ini adalah pengadaan dan pemasangan AC Split seperti
ditunjukkan pada gambar – gambar rencana yang melengkapi dokumen ini.
B. Umum.
Spesifikasi teknis berikut ini menjelaskan hanya ketentuan-ketentuan dasar saja, untuk
ketentuan dari kapasitas dan lain-lainnya lihat gambar/schedule peralatan.
Semua AC split dan AC Casstte harus memenuhi standart.
C. Spesifikasi Teknis.
• Split system air conditioning yang digunakan adalah dari type air cooled split dan air
cooled condensing unit. Pemasangan seluruh peralatan ini harus sesuai dengan
schedule dari pabrik pembuatnya.
• Outdoor Unit dari type air cooled secara utuh berasal dari assembling pabrik (factory
assembled) terhadap semua komponen, pengabelan listrik dan control, pemipaan
refrigerant, leakage testing untuk seluruh sistem.
• Compressor hendaknya dari jenis Rotary Hermatic untuk jenis wall mounted yang
didinginkan oleh gas refrigerant dan motor dilindungi secara “inherent”. Coil
condenser harus terbuat dari tembaga, fin dari aluminium yang direkatkan secara
mekanis. Fan condenser harus dari jenis propeller dan dihubungkan langsung dengan
fan motor.
• Coil harus sudah diuji terhadap kebocoran dan telah didehydrated dan dilapisi gas
refrigerant secukupnya dari pabrik pembuatnya.
• Fan harus telah dibalance statis maupun dinamis dipabriknya. Fan motor hendaknya
dari jenis permanent split capasitor yang dilindungi secara inherent serta mempunyai
bantalan peluru yang dilumasi secara tetap.
MEP - 30
Pembangunan Gedung Pembangunan PPG UIN Alauddin Makassar TA. 2019
 Dinding dan rangka hendaknya telah dicat anti karat dan sesuai untuk pemasangan
di luar.
• Evaporator blower terbuat dari jenis wall mounted sesuai dengan kebutuhan. Fan
terbuat dari jenis centrifugal dan telah dibalance di pabrik, baik secara statis maupun
secara dinamis.
• Dinding unit minimal dari plat besi ukuran 20 gauges. Seluruh panel atau lubang –
lubang berpintu harus dapat dengan mudah dibuka dan rangka hendaknya
dilengkapi dengan titik – titik penyangga yang telah diperkuat.
 Dinding dan rangka hendaknya dilapisi dengan cat anti karat.
• Rak pengembunan air hendaknya terletak di bawah coil pendingin dan harus cukup
besar untuk menampung seluruh pengembunan uap air dari coil pada kondisi
maksimal. Dinding pada unit ini hendaknya diisolasi yang mulai pada daerah/tempat
masuk sampai keluarnya udara pada unit tersebut.
• Isolasi harus cukup kuat, tebal serta berat jenisnya cukup untuk menghalangi
terjadinya pengembunan. Isolasi harus tahan terhadap aliran udara dan tahan api
sesuai dengan persyaratan NFPA-20 standart.

2. EXHAUST FAN
A. Lingkup Pekerjaan.
Lingkup pekerjaan untuk item ini adalah pengadaan dan pemasangan fan seperti ditunjukkan
pada gambar – gambar rencana yang melengkapi dokumen .
B. Umum.
• Spesifikasi teknis berikut ini menjelaskan hanya ketentuan-ketentuan dasar saja, untuk
ketentuan dari kapasitas dan lain-lainnya lihat gambar/schedule peralatan.
• Fan harus sudah mendapatkan sertifikat sesuai dengan standart yang berlaku di
negara dimana fan tersebut dibuat untuk testing dan rating (performance).
• Sound pressure level harus dilengkapi dalam dB dengan RE 10-12 watt pada octave
band mid freq. 60 – 4000 Hz.
• Dasarnya semua fan harus mempunyai noise level yang rendah dalam operasinya
dan dalam batas yang normal.

C. Spesifikasi Teknis.
Centrifugal Fan
• Fan dari jenis centrifugal forward curve atau backward curve (airfoil) dan
direncanakan suatu putaran yang tenang dengan komponen – komponen sebagai
berikut :
• Volute casing dari galvanized steel.
• Impeller dari mid steel.
• Shaft dari mid steel.
• Pelumasan memakai grease ball atau roller bearing.
• Fan dan motor duduk pada suatu rangka dudukan (base frame) dengan posisi motor
dapat diatur untuk ketegangan tali kipas (bila motor dan fan tidak terhubung
langsung).

Axial Fan
• Impeller fan dari type airfoil blade, adjustable pitch.
• Material fan :
• Casing dari hot dipped galvanized steel.
• Impeller dari aluminium die-cast.
• Shaft dari carbon steel.
• Pelumasan dari grease ball bearing.
• Fan lengkap dengan counter flens untuk penyambungan ke ducting.

MEP - 31
Pembangunan Gedung Pembangunan PPG UIN Alauddin Makassar TA. 2019
• Dilengkapi dengan accessories bell mouth (inlet cone) bila inlet suction tidak
disambungkan ke duct (seperti ditunjukkan dalam gambar).

Propeller Fan ( Wall / Ceiling Fan )


• Fan dari type propeller untuk dinding maupun ceiling kecuali bila dinyatakan ceiling
fan dari type centrifugal seperti ditunjukkan dalam gambar.
• Untuk fan dinding yang berhubungan dengan luar lengkap dengan automatic
shutter dari jenis aluminium.
• Untuk high-pressure fan, rangka terbuat dari baja yang dicat anti karat dengan
impeller dari aluminium die-cast.
• Untuk intake atau pressurized fan bila diperkirakan akan terkena air hujan harus
dipasang canopy lengkap dengan galvanized wire mesh. Bahan canopy dari
galvanized sheet BJLS 80.
• Rangka dudukan fan pada dinding dari baja dengan baut – baut yang tahan karat.

3. PEMIPAAN.
• Jalur –jalur pipa yang terlihat pada gambar rencana adalah gambar dasar yang
menunjukkan route dan ukuran pipa. Contractor wajib menyesuaikan dengan shop
drawing dan dengan jalur – jalur instalasi lainnya berikut detail dan potongan –
potongan yang diperlukan.
Material
• Pipa refrigerant : pipa tembaga atau sesuai spesifikasi pabrik.
• Pipa condensasi/drain : pipa PVC klas AW.
Konstruksi Pemasangan Pipa
• Pipa sampai diameter 2” – sambungan ulir.
• Pipa di atas diameter 2,5” – sambungan flens/las.
• Pipa sebelum dipasang harus dibersihkan dahulu bagian dalamnya dari kotoran –
kotoran yang melekat.
• Setiap potongan pipa dengan las/gergaji harus dibersihkan dahulu dari sisa – sisa
las/gergaji, diratakan sehingga mencapai ukuran asli.
• Untuk sambungan ulir harus memakai seal tape dan tidak diperkenankan memakai
plumber rope.
• Pipa – pipa yang menembus dinding atau plat beton harus memakai sleeve dan
sekitarnya diisi dengan bahan caulking.
• Jarak gantungan pipa / penyanggah tidak boleh lebih dari :
Sampai diameter ½” berjarak 1,5 mm
Diameter ¾” s/d 1” berjarak 2,0 mm
Diameter 1 ¼ ” s/d 2 ½ ” berjarak 2,3 mm
Diameter 3” s/d 5” berjarak 2,5 mm
Diameter 6” ke atas berjarak 3,0 mm
• Pipa – pipa yang ditahan lantai ditunjang pakai clamp atau collar yang dipasang
erat pada pipa dan bertumpu pada floor memakai rubber pad.
• Semua pipa harus dipasang sejajar dengan dinding/bagian dari bangunan pada
arah horizontal maupun vertical.
• Sudut belokan yang diperbolehkan adalah 90O dan 450. Pipa pembuangan
menggunakan long radius dan jika kondisi tidak memungkinkan maka penggunaan
short radius harus mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Perencana dan
Konsultan Pengawas MK.
• Semua pipa harus bertumpu pada support dengan baik.
• Sebelum pipa dipasang, support harus dipasang dahulu dalam keadaan sempurna.
• Pipa dan fitting harus bebas dari tegangan dalam yang diakibatkan dari bahan
yang dipaksakan.

MEP - 32
Pembangunan Gedung Pembangunan PPG UIN Alauddin Makassar TA. 2019
Isolasi Pipa
• Pipa yang diisolasi adalah pipa refrigerant dan pipa kondensasi.
• Ketebalan isolasi pipa adalah :
- Diameter s/d 1” - tebal ¾ “
- Diameter 1½ “ s/d 4” - tebal 1 “
- Diameter 2½ “ s/d 4” - tebal 1 “
- Diameter 5” ke atas - tebal 1½ “
• Setelah diisolasi dibalut dengan vinyl tape atau yang dianjurkan oleh pabrik
pembuat isolasi.
• Perlindungan isolasi terhadap kerusakan.
• Untuk pipa dan alat bantu pipa (accessories) yang diisolasi dan berada di :
 Ruang terbuka (pipa terlihat).
 Ruang terbuka yang terkena hujan.
Harus memakai metal jacketing dari bahan aluminium tebal 0,5 mm dengan sistem
sambungan yang sedemikian rupa sehingga mudah dilepas tanpa merusak
pelindungnya.
• Setiap gantungan pipa yang diisolasi tanpa memakai metal jacketing, antara klem
gantungan dan isolasi harus memakai metal dudukan (saddle) dari BJLS 80 selebar 6
“ dan setengah lingkaran atau penuh dan sesuai type gantungan.

Pipa Pembuangan Air


• Kontraktor harus memasang pipa pembuangan air (drain) dari mesin – mesin AC
sampai ke tempat pembuangan yang terdekat/tersembunyi atau yang tidak
mengganggu.
• Bahan yang digunakan adalah PVC klas AW.
• Pipa condensasi drain harus dilengkapi dengan bak control, leher angsa serta
peralatan lain yang diperlukan. Pipa diberi isolasi yang harus terbuat dari bahan
fiberglass tahan api setebal 1” kemudian dilapisi dengan “vapor barrier” dan
diperkuat dengan adhesive tape/aluminium tape.
• Jika pipa menembus dinding, lantai, langit – langit dan lain – lain, pipa harus diberi
lapisan isolasi getaran yang dilindungi dengan pipa yang lebih besar ukurannya.

Sambungan Pipa
• Sambungan pipa refrigerant harus menggunakan fitting yang sesuai dengan
diameter pipanya dan menggunakan system sambungan las perak.
• Untuk pipa – pipa lurus yang panjangnya lebih dari 40 m dan pada tempat – tempat
yang dianggap perlu harus dilengkapi dengan sambungan expansi (expansion joint).
• Pada setiap sambungan pipa harus memakai balok kayu berbentuk lingkaran penuh
dari kayu jati selebar 2 “ dan setebal sama dengan isolasi. Ukuran diameter dalam
kayu tepat sama dengan diameter luar pipa. Sambungan antara kayu dan isolasi
harus rapat dan memakai perekat.
• Selanjutnya pada sambungan tersebut dibalut dengan adhesive aluminium foil tape
selebar 8 “.

4. PEKERJAAN LISTRIK / KONTROL.

A. Lingkup Pekerjaan.
Lingkup pekerjaan dalam butir ini adalah pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi listrik,
pengabelan, panel – panel dan instrumentasi kontrol sesuai gambar rencana yang
melengkapi dokumen ini.

MEP - 33
Pembangunan Gedung Pembangunan PPG UIN Alauddin Makassar TA. 2019
B. Umum.
Jalur –jalur kabel dan perletakan panel dan motor seperti yang terlihat pada gambar rencana
adalah gambar dasar yang menunjukkan route dan lokasi panel serta instrument kontrol.
Kontraktor wajib menyesuaikan dengan shop drawing dan dengan jalur – jalur instalasi lainnya
berikut detail yang diperlukan serta wajib mengikuti peraturan – peraturan yang dikeluarkan
oleh :
• Perusahaan Listrik Negara (PLN).
• Lembaga Masalah Ketenagaan (LMK).
• Dinas Pemadam Kebakaran.
• Lembaga Pengujian Bahan.
• Dinas Keselamatan Kerja.

C. Spesifikasi Teknis.

a. Peralatan Listrik.

Motor Listrik.
semua motor listrik mempunyai power factor minimum 0,8, putaran motor max. 1.450 Rpm
(memenuhi standart NEMA, B.S, DIN, dan JIS).

Panel.
• Panel – panel tenaga harus dari merk yang sama dengan yang digunakan pada
instalasi listrik dan dibuat dari plat besi setebal 2 mm, dilengkapi dengan kunci Yale
atau setaraf. Pengecatan dengan cat dasar dan duco minimum 2 kali. Warna
finishing ditentukan kemudian
• Tiap – tiap panel dan unit mesin harus digrounded.
• Panel starter harus dilengkapi dengan pilot lamp (green, red, white), voltmeter serta
amperemeter dengan selector switch 3 phase, plat nama untuk peralatan yang
dilayani serta push button ON, OFF dan disconnecting switch bila memakai remote
start stop.

b. Wiring.
• Wiring untuk instalasi listrik dan control harus dipasang dalam metal conduit JIS
Standart (Maruichi dan National) dan diklem dengan rapi.
• Kabel yang dipasang di dalam tanah jenis NYFGbY dan harus dipasang sekurang –
kurangnya sedalam 75 cm dengan pasir sebagai alas pelindung, kemudian
dilindungi dengan batu pelindung sebelum diurug kembali.
• Pada route kabel, setiap 50 m dan setiap belokan supaya diberi tanda adanya
galian kabel dan tanda arah kabel.
• Untuk kabel yang menyeberangi selokan, jalan raya atau instalasi lainnya harus
dilindungi dengan pipa galvanis.
• Jari – jari pembelokan kabel hendaknya minimum 15 kali diameter kabel.
• Menghubungkan kabel pada terminal harus menggunakan “kabel schoen”, kabel 25
mm ke atas pemasangannya harus menggunakan timah pateri lalu dipress hydraulic
sedangkan yang lebih kecil cukup dengan tang press tangan.
• Setiap kabel yang menuju terminal peralatan harus dilindungi memakai metal flexible
conduit.

5. PEKERJAAN LAIN – LAIN.


Pondasi.
• Semua pondasi beton yang diperlukan untuk mesin – mesin pendingin (AC), fan,
panel – panel termasuk dalam pekerjaan Kontraktor dan dikoordinasikan dengan
Kontraktor sipil dan mengikuti petunjuk – petunjuk pabrik pembuat peralatan
tersebut.
MEP - 34
Pembangunan Gedung Pembangunan PPG UIN Alauddin Makassar TA. 2019
• Kontraktor AC harus menyerahkan layout beserta ukuran pondasi atau ukuran
concrete house keeping pad untuk masing – masing peralatan sebelum
dilaksanakan oleh pihak lain kepada Konsultan Perencana/Konsultan Pengawas/MK.
• Termasuk pekerjaan Kontraktor untuk menyediakan dan memasang inertia concrete
block, peredam getaran (vibration eliminators), support – support, hangers seperti
ditunjukkan dalam gambar rencana dan disesuaikan dengan kondisi – kondisi
setempat serta berkonsultasi dengan Manajemen Konstruksi dan Kontraktor Sipil.
• Kontraktor harus menjamin bahwa instalasi yang terpasang tidak akan
menyebabkan penerusan suara/getaran (vibration & noise transmission) ke dalam
ruangan – ruangan yang dihuni dan bertanggung jawab atas semua modifikasi yang
diperlukan.

6. MASA PEMELIHARAAN.
Masa pemeliharaan selama 6 (enam) bulan meliputi :
a. Membersihkan dan memelihara minimal 1 (satu) bulan sekali.
b. Mengukur dan menyetel aliran udara, suhu dan kelembaban udara, tegangan dan
rpm mesin, tekanan mesin dan lain-lain.
c. Membersihkan, merawat, memperbaiki peralatan yang rusak dari seluruh peralatan
AC dan fan yang terpasang.
d. Membersihkan dan merawat seluruh sistem AC dan fan yang ada pada bangunan.
e. Kontraktor harus menempatkan teknisi di lokasi selama masa pemeliharaan.

4.6.4. Daftar Material

No Material Merk
1 Unit Air Conditioning (Window Panasonic, Daikin
dan Cassette)
2 Pipa Refrigerant Kembla,Denji,Trust,Crane,Mueller
3 Pipa Pengembunan (PVC) Rucika
4 Isolasi Pipa Armafalex,Thermaflex
Refrijran,Pengembunan

MEP - 35
Pembangunan Gedung Pembangunan PPG UIN Alauddin Makassar TA. 2019
B. PEKERJAAN ELEKTRIKAL
1.1 UMUM

a. Setiap Pelaksana Pekerjaan yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari


seluruh Dokumen Kontrak dengan teliti untuk mengetahui kondisi yang
berpengaruh pada pekerjaan ini.
b. Pekerjaan sistem elektrikal meliputi pengadaan semua bahan, peralatan dan tenaga
kerja, pemasangan, pengujian perbaikan selama masa pemeliharaan dan training bagi
calon operator, sehingga seluruh sistem elektrikal dapat beroperasi dengan baik dan
benar.
c. Pelaksana Pekerjaan harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik
dalam spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan
dan peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada
spesifikasi ini.
d. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang
dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan
kewajiban Pelaksana Pekerjaan untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut,
sehingga sesuai dengan ketentuan pada RKS ini tanpa adanya ketentuan tambahan
biaya.

1.2. LINGKUP PEKERJAAN

a. Pengadaan, pemasangan dan pengaturan dari perlengkapan dan bahan yang


disebutkan dalam gambar atau Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini, antara lain :
 Pekerjaan Penyambungan Daya Listrik, termasuk segala urusan yang kaitannya
dengan PLN sampai dengan tersambungnya daya listrik ke bangunan tersebut.
Besarnya daya ke bangunan tersebut 345.000 VA termasuk pula pengurusan
SLO dll.
 Pekerjaan Instalasi TM (Tegangan Menengah)
Termasuk juga apabila pihak PLN mengharapkan di lokasi tersebut harus
dibangun Gardu Tembok, pelaksana harus melaksanakan pekerjaan sarana
dan prasarana TM, untuk gardu dibuatkan Gardu Tembok yang type dan
ukurannya disesuaikan dengan standard PLN. Termasuk pula seluruh keperluan
didalam gardu seperti Transformator Kapasitas 400 kVA type Indoor Merk
Trafindo/Schneider, dan Cubicle SM6 Type IM dan QM Merk Schneider serta
kabel-kabel TM / TR merk Kabel Metal.
 Sistim penerangan secara lengkap termasuk di dalamnya pengkawatan
dan konduit, titik nyala lampu, armature, saklar dan seluruh stop-kontak.
 Kabel feeder untuk panel penerangan dan panel-panel tenaga
 Panel-panel penerangan, Panel-panel tenaga, Panel Distribusi Utama
(PDTR/LVMDP) secara lengkap.
 Pengadaan dan pemasangan peralatan kontrol berikut panelnya.
 Pengadaan, pemasangan dan penyambungan sistem penangkal petir
lengkap dengan accessories lainnya.
 Pengadaan, pemasangan pekerjaan lainnya yang menunjang sistem ini agar
dapat beroperasi dengan baik (seperti pekerjaan bak kontrol, support
equipment dan accessories lainnya)
 Pekerjaan pentanahan / grounding

b. Pengadaan, pemasangan dan mengecek ulang atas design, baik yang telah
disebutkan dalam gambar / Rencana Kerja dan Syarat-syarat maupun yang tidak
disebutkan namun secara umum / teknis diperlukan untuk memperoleh suatu sistim
yang sempurna, aman, siap pakai dan handal.
c. Menyelenggarakan pemeriksaan, pengujian, dan pengesahan seluruh instalasi
listrik yang terpasang.
d. Menyerahkan gambar instalasi yang terpasang (As-built drawings).

MEP - 36
Pembangunan Gedung Pembangunan PPG UIN Alauddin Makassar TA. 2019
1.3. KETENTUAN BAHAN dan PERALATAN

1.3.1. PEKERJAAN TRAFO

1.3.1.1. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan ini meliputi pengangkutan, pengadaan tenaga kerja, peralatan dan bahan
serta pengujian dan pemasangan transformator berikut penyerahannya dalam
keadaan baik dan siap untuk dipergunakan.

1.3.1.2. STANDAR/RUJUKAN
1.3.1.2.1. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL-2000).
1.3.1.2.2. Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir (PUIPP-1983).
1.3.1.2.3. International Electrotechnical Commission (IEC). Publication 76
1.3.1.2.4. SPLN 50/82
1.3.1.2.5. SLI 1985
1.3.1.2.6. Spesifikasi Teknis - Sistem Elektrikal.
1.3.1.2.7. Spesifikasi Teknis - Sistem Penangkal Petir dan Pentanahan

1.3.1.3. PROSEDUR UMUM


Contoh Bahan, Data Teknis dan Daftar Bahan
a. Sebelum diadakan/didatangkan ke lokasi, contoh dan/atau brosur/data teknis
bahan/barang/peralatan untuk pekerjaan ini harus diajukan terlebih dahulu kepada
Pengawas Lapangan untuk disetujui
b. Kontraktor harus membuat daftar yang lengkap untuk bahan, barang, dan peralatan
yang akan digunakan, dan menyerahkannya kepada Pengawas Lapangan untuk
mendapat persetujuan dengan dilampiri brosur-brosur yang lengkap dengan data
teknis serta performance dari peralatan.
c. Semua barang dan peralatan yang diadakan oleh Kontraktor harus disertai dengan
Surat Keterangan Keaslian Barang (Letter of Origin) dari pabrik pembuatnya
(Manufacturer) atau agen utamanya (Authorized Dealer/Agent).

1.3.1.4. Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing)


1.3.1.4.1. Kontraktor harus membuat dan menyerahkan Gambar Detail
Pelaksanaan (Shop Drawing) sistem elektrikal kepada Pengawas
Lapangan untuk disetujui. Gambar Detail Pelaksanaan harus
diserahkan sebelum pengadaan bahan agar diperoleh cukup waktu
untuk pemeriksaan dan tidak ada tambahan waktu bagi Kontraktor
bila mengabaikan hal ini. Gambar Detail Pelaksanaan harus lengkap
dan berisi detail-detail yang diperlukan.
1.3.1.4.2. Bila ada perbedaan antara Gambar Kerja yang satu dengan
Gambar Kerja yang lain atau antara Gambar Kerja dengan Spesifikasi
Teknis, Kontraktor harus melaporkannya kepada Pengawas Lapangan
untuk dicarikan jalan keluarnya.
1.3.1.4.3. Gambar Kerja Elektrikal hanya menunjukan tata letak bahan dan
peralatan, jalur kabel dan sambungan-sambungan.
Gambar Kerja ini harus diikuti dengan seksama.
Dalam mempersiapkan Gambar Detail Pelaksanaan, dimensi dan
ruang gerak yang digambarkan dalam Gambar Kerja Arsitektur,
Struktur dan Gambar Kerja lainnya yang berkaitan, harus diperiksa.

1.3.1.5. Pengujian Pabrik


3.3.1. Bahan transformator yang akan digunakan harus diuji terlebih dahulu di pabrik
pembuatnya untuk mengetahui kelayakan bahan dimaksud.
3.3.2. Pengujian transformator harus dilaksanakan sesuai standar IEC dan VDE.
Biaya pengujian menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
Pengujian harus meliputi, tetapi tidak hanya terbatas pada hal berikut:

MEP - 37
Pembangunan Gedung Pembangunan PPG UIN Alauddin Makassar TA. 2019
 Pengujian Jumlah Lilitan
 Pengujian Polaritas
 Pengujian Rugi Tembaga
 Pengujian Rugi Besi
 Pengujian Tegangan Tenbus Minyak Trafo
 Pengujian Pengukuran Arus Beban Nol
 Pengujian Tegangan Terapan
 Pengujian Tegangan Induksi
 Pengukuran Impedansi
 Pengujian Kenaikan Temperatur

1.3.1.6. Pengiriman dan Penyimpanan


 Bahan yang didatangkan harus bahan yang sama yang telah diuji di pabrik
dan dilengkapi sertifikat pengujian, daftar suku cadang/buku manual dan
kartu jaminan pemakaian selama paling sedikit setahun atau sesuai
standard pabrik pembuat.
 Sertifikat pengujian pabrik yang disahkan oleh pejabat yang berwenang,
harus mencakup antara lain hal-hal berikut:
- Tipe dan nomor seri
- Daya
- Frekuensi
- Tegangan Primer dan Penyadapan
- Tegangan Sekunder
- Vector Group
- Arus
- Rasio transformator
- Pengujian Tanpa Beban
- Pengujian Hubungan Singkat
- Pengujian Ketahanan Isolasi
- Tegangan Impedansi
 Kontraktor harus menyerahkan kepada Pengawas Lapangan untuk
diteruskan kepada Pemilik Proyek dokumen teknis yang meliputi
- Surat Jaminan Keaslian Barang (Letter of Origin) dari Pabrik Pembuat
- Sertifikat Pengujian Pabrik,
- Daftar Suku Cadang
- Buku Manual Petunjuk Pemakaian dan Perawatan Trafo
- Kartu Jaminan (Warranty)

1.3.1.7. Ketidaksesuaian
 Pengawas Lapangan barhak menolak setiap bahan yang didatangkan atau
dipasang yang ternyata tidak sesuai dengan Gambar Kerja dan/atau Spesifikasi
Teknis. Kontraktor harus segera memperbaiki dan/atau mengganti setiap
pekerjaan yang dinilai tidak sesuai oleh Pengawas Lapangan, tanpa tambahan
biaya ke Pemilik Proyek.
 Bila bahan-bahan yang akan didatangkan ternyata menyimpang atau berbeda
dari yang ditentukan, Kontraktor harus terlebih dahulu membuat pernyataan
tertulis yang menjelaskan usulan penggantian berikut alasan penggantian, dengan
maksud bila diterima, akan segera diadakan penyesuaian. Bila Kontraktor
mengabaikan hal di atas, Kontraktor bertanggung jawab melaksanakan pekerjaan
sesuai dengan Gambar Kerja.

1.3.1.8. BAHAN-BAHAN
Umum
 Transformator harus berasal dari merek SCHNEIDER atau TRAFINDO.
 Transformator harus sesuai untuk daerah dengan temperatur sekeliling
maksimal 40 ºC, dan harus difabrikasi diuji sesuai standar SPLN 50/82, SLI dan
IEC.

MEP - 38
Pembangunan Gedung Pembangunan PPG UIN Alauddin Makassar TA. 2019
 Transformator harus mampu menghantar kapasitas nominal pada 105%
tegangan nominal dengan faktor kerja 80% tanpa melampaui batas
kenaikan temperatur maksimal yang diijinkan.
 Pada kondisi saat temperatur sekitar dalam keadaan rendah dan pada
saat terjadi beban berlebih, transformator harus mampu menahan beban
berlebih yang lebih besar dari pada beban nominal yang tertera pada
pelat nama.
 Transformator harus dari tipe basah (oil immersed) untuk pemasangan di
dalam ruangan dan memiliki kapasitas nominal dan tegangan kerja sesuai
ketentuan dalam Gambar Kerja.

1.3.1.9. Spek Transformator

A. GENERAL CHARACTERISTICS
Design standars : IEC 67
Transformer type : Hermetically Sealed Totally Oil Filled
Service Condition : Indoor
Type of oil Cooling : Mineral Oil Class 1 acc. to IEC 296
Number of phase : 3
Frequency : 50 Hz

B. TECHNICAL SPECIFICATION
Capacity : 400 KVA
Primary Voltage : 20 KV
Secondary Voltage : 400 V
Vector Group : Dyn5
Cooling : ONAN
Temperature Rise
- Oil : 60 0 C
- Winding : 65 0 C

No load losses at nominal voltage


: 950 watt
On load losses at principal tapping
: 6000 watt
Impedance voltage : 4%
Off load current at nominal voltage
: 1.9 %
Temperature Insulation Class : A
Noise : 56 dB
Tapping value : +/- 2.5 %; +/- 5 %

C. INSULATION CLASS OF WINDINGS


Primary Secondary
Highest system voltage (kV) : 24 1.1
Impulse test voltage (kV) : 125 0
Applied test voltage (kV) : 50 3

D. EFFICIENCY AND VOLTAGE REGULATION

Voltage
Efficiency
Regulation
4/4 load 3/4 load 2/4 load 1/4 load In Volt In %
PF 0.8 97.87 98.23 98.49 98.37 386 3.45
PF 1.0 98.29 98.58 98.79 98.69 394 1.57

MEP - 39
Pembangunan Gedung Pembangunan PPG UIN Alauddin Makassar TA. 2019
1.3.1.10. Inti Transformator
 Inti transformator terbuat dari cold rolled grain oriented silicon steel sheet
dengan metoda wound core yang membentuk sirkuit magnetis tertutup.
 Inti harus dijepit dengan kuat untuk menjamin kekuatan mekanik mengurangi
getaran dan tingkat kebisingan

1.3.1.11. Kumparan
 Kumparan transformator harus dapat menahan tegangan impulsif atau
tegangan lebih.
 Konstruksi kumparan harus sedemikian rupa sehingga mempunyai kekuatan
dielektrik dan mekanik yang kuat, berkarakteristik baik dan sirkulasi minyak
dapat dengan baik melalui kumparan.

1.3.1.12. Minyak transformator


 Minyak transformator harus memiliki fungsi ganda baik sebagai isolasi
maupun pendingin.
 Minyak transformator harus sesuai dengan tegangan nominal dan sesuai
standar PLN.

1.3.1.13. PELAKSANAAN PEKERJAAN


Umum
 Semua bahan dan perlengkapan yang akan dipasang harus dalam
keadaan baru, tidak rusak, bukan barang bekas dan tidak bercacat, serta
telah diuji di pabrik pembuatnya.
 Transformator harus dipasang sesuai petunjuk dari pabrik pembuat dengan
tetap memperhatikan ketentuan dalam Gambar Kerja.
Penyambungan Kabel
 Penyambungan kabel dari dan ke transformator harus dengan terminasi tipe
heat-shrinkable termination sistem seperti buatan Raychem/3M, dan dari jenis
yang sesuai dengan besar tegangan kerja kabel dimaksud.
 Penyambungan harus dilaksanakan sesuai petunjuk dari pabrik pembuat alat
penyambung kabel dimaksud.
Pondasi Transformator
 Transformator harus ditempatkan di atas pondasi beton. Dimensi pondasi
disesuaikan dengan dimensi transformator ditambah ruang bebas, dan
disesuaikan dengan berat transformator dimaksud.
 Data-data tersebut di atas harus tercakup dalam Gambar Detail
Pelaksanaan yang harus dibuat oleh Kontraktor dan diserahkan kepada
Pengawas Lapangan untuk disetujui terlebih dahulu, sebelum memulai
pelaksanaan pekerjaan.
Pemeriksaan dan Pengujian
 Pemeriksaan selama pelaksanaan harus meliputi penyetelan dan
pemasangan perlengkapan suplai daya seperti:
a. Penyetelan dan perataan unit saklar dan transformator
b. Konstruksi rangka pelindung saluran kabel dan pemasangan kabel.
 Dokumen-dokumen penting yang diperlukan untuk pengujian dan uji
percobaan harus diperoleh Pengawas Lapangan 30 hari sebelum uji
pengoperasian dilaksanakan.

1.3.2. Panel Tegangan Rendah


a. Panel-panel daya dan penerangan lengkap dengan semua komponen yang
harus ada seperti yang ditunjukkan pada gambar. Panel-panel yang dimaksud untuk
beroperasi pada 220/380V, 3 phasa, 4 kawat, 50 Hz dan solidly grounded dan harus
dibuat mengikuti standard PUIL, IEC, VDE/DIN, BS, NEMA dan sebagainya.

MEP - 40
Pembangunan Gedung Pembangunan PPG UIN Alauddin Makassar TA. 2019
b. Panel-panel harus dibuat dari plat besi setebal 2 mm dengan rangka besi dan
seluruhnya harus di zinchromate dan di duco 2 kali dan harus di cat dengan cat
bakar, warna dan cat akan ditentukan kemudian oleh pihak Owner. Pintu panel-
panel harus dilengkapi dengan master key.
c. Konstruksi dalam panel-panel serta letak dari komponen-komponen dan
sebagainya harus diatur sedemikian rupa sehingga perbaikan-perbaikan,
penyambungan-penyambungan pada komponen dapat mudah dilaksanakan
tanpa mengganggu komponen-komponen lainnya.
Ukuran dari tiap-tiap unit panel harus disesuaikan dengan keadaan dan
keperluannya dan telah disetujui oleh Konsultan Pengawas. Spare space harus
disediakan seusai gambar.
d. Body / badan panel harus ditanahkan secara sempurna.

e. Komponen panel :

Accessories
Bus bar, terminal terminal, isolator switch dan perlengkapan lainnya harus buatan
pabrik dan berkualitas dan dipasang di dalam panel dengan kuat dan tidak boleh
ada bagian yang bergetar.

Busbar
Setiap panel harus mempunyai 5 busbar copper terdiri dari 3 busbar phase R-S-T, 1
busbar netral dan 1 busbar untuk grounding. Besarnya busbar harus diperhitungkan
dengan besar arus yang mengalir dalam busbar tersebut tanpa menyebabkan
kenaikkan suhu lebih besar dari 65° C. Untuk itu penampang busbar harus sesuai
ketentuan dalam PUIL.

Setiap busbar copper harus diberi warna sesuai peraturan PLN, dimana lapisan
warna busbar tersebut harus tahan terhadap panas yang timbul.
Bus bar adalah batang tembaga murni dengan minimum conduktivitas 98%, rating
amper sesuai gambar.

Bus bar harus dicat sesuai dengan kode warna dalam PUIL sebagai berikut

Phasa : Merah, Kuning dan Hitam


Netral : Biru
Ground : Hijau / Kuning

Circuit breaker
Penggunaan MCCB untuk :
- Outgoing pada PDTR
- Incoming pada panel beban sampai dengan minimal 20A 1 phase
- Breaking capasity sesuai dengan gambar perencanaan.
Penggunaan MCB :
 Outgoing pada Circuit breaker harus dari tipe automatic trip dengan
kombinasi thermal dan instantaneouse magnetic unit
 Main Circuit Breaker dari setiap panel emergensi harus dilengkapi shunt trip
terminal.

MEP - 41
Pembangunan Gedung Pembangunan PPG UIN Alauddin Makassar TA. 2019
Alat Ukur

Alat ukur yang dipergunakan adalah jenis semi flush mounting dalam kotak tahan
getaran. Untuk Ampermeter dan Voltmeter dengan ukuran 96 x 96 mm dengan skala
linier dan ketelitian 1% dan bebas pengaruh induksi serta bersertifikat tera dari LMK / PLN
( minimum 1 buah untuk setiap jenis alat ukur). Komponen-komponen pengukuran yang
dipakai :

 KW meter
 Ampermeter
 Voltmeter

1.3.3. Kabel Tanah Tegangan Menengah (SKTM)

Konstruksi SKTM ini adalah konstruksi yan aman dan andal untuk mendistribusikan tenaga listrik
Tegangan Menengah, tetapi relatif lebih mahal untuk penyaluran daya yang sama.

Keadaan ini dimungkinkan dengan konstruksi isolasi penghantar per Fase dan pelindung
mekanis yang dipersyaratkan. Pada rentang biaya yang diperlukan, konstruksi ditanam
langsung adalah termurah bila dibandingkan dengan penggunaan konduit atau bahkan
tunneling (terowongan beton).

Penggunaan Saluran Kabel bawah tanah Tegangan Menengah (SKTM) sebagai jaringan
utama pendistribusian tenaga listrik adalah sebagai upaya utama peningkatan kwalitas
pendistribusian. Dibandingkan dengan SUTM, penggunaan SKTM akan memperkecil resiko
kegagalan operasi akibat faktor eksternal / meningkatkan keamanan ketenagalistrikan.

Selain lebih aman, namun penggunaan SKTM lebih mahal untuk penyaluran daya yang sama,
sebagai akibat konstruksi isolasi penuh penghantar per Fase dan pelindung mekanis yang
dipersyaratkan sesuai keamanan ketenagalistrikan.

Penerapan instalasi SKTM seringkali tidak dapat lepas dari instalasi Saluran Udara Tegangan
Menengah sebagai satu kesatuan sistem distribusi sehingga masalah transisi konstruksi
diantaranya tetap harus dijadikan perhatian.

1.3.4. Kabel Tegangan Rendah


i. Sebelum dipergunakan, kabel dan peralatan bantu lainnya harus mendapat
persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan Pengawas.
ii. Pada prinsipnya kabel-kabel yang dipergunakan adalah jenis NYY, NYM, NYA,
NYFGbY, FRC, NYMHY, BCC. Untuk kabel feeder / power dari jenis NYY, kabel
penerangan dipergunakan kabel NYM sedangkan untuk kabel grounding dari jenis
BCC atau NYA
iii. Kabel-kabel yang dipakai harus dapat dipergunakan untuk tegangan min. 0,6 KV
dan 0,5 KV untuk kabel NYM
iv. Kabel FRC (kabel tahan api) harus mempunyai karakteristik sebagai berikut :
Fire Resistance
Fire Retardant
Low Smoke
Halogen Free
Low toxicity
Low corrosivity
Ambient Temperature : 20 – 60ºC
v. Penampang kabel minimum yang dapat dipakai 2,5 mm²

MEP - 42
Pembangunan Gedung Pembangunan PPG UIN Alauddin Makassar TA. 2019
1.3.5. Lighting Fixtures

Reccessed Mounted (RM)


• Rumah lampu terbuat dari plat baja/besi tebal minimal 0.5 mm dengan cat
powder coating warna putih.
• Reflector dibuat dari alumunium mirror tebal 0.45 mm.
• Louver dibuat dari alaumunium anodized double mirror (M4)
• Daya yang dipakai adalah sesuai dengan gambar perencanaan.
• Tabung lampu jenis LED yang dapat dipakai adalah Seri 84 (Natural White)
atau sesuai dengan persetujuan Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas/MK.

Lampu TKO
 Rumah lampu terbuat dari plat baja/besi tebal minimal 0.3 mm dengan cat
powder coating warna putih
 Tabung lampu jenis LED yang dapat dipakai adalah Seri 84 (Natural White) TL-D
atau sesuai dengan persetujuan Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas/MK.
 Lampu harus dilengkapi dengan nicad battery

Lampu Downlight ( bulat atau kotak )


 Lighting fixtures dengan ukuran diameter 14 cm atau sesuai dengan
persetujuan dari Pemberi Kerja
 Lampu dari LED, output lumen 930 lm, warna cahaya putih atau kuning atau
sesuai dengan persetujuan Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas/MK

Lampu Exit
 Rumah lampu dari plat baja/besi tebal minimal 0.5 mm dengan cat powder
coating warna putih.
 Frame terbuat dari allumunium extrusion tanpa cat dengan tebal 1.1 mm.
 Cover terbuat dari acrylic dengan tebal 2.0 mm.
 Lampu yang dapat dipakai LED 10 watt jenis Cool Daylight / 54 atau sesuai
dengan persetujuan Pemberi Tugas .
 Lampu harus dilengkapi dengan nicad battery.

Lampu Emergency
 Sesuai dengan gambar perencanaan yang dilengkapi dengan nicad battery
dengan kapasitas mem back-up lampu minimal sampai dengan 2 jam.

1.3.6. Kotak-Kontak dan Saklar


 Kotak-kontak dan saklar yang akan dipasang pada dinding tembok bata
adalah tipe pemasangan masuk / inbow ( flush mounting ).
 Kotak-kontak biasa (inbow) yang dipasang mempunyai rating 13 A ,
sedangkan kotak-kontak khusus tenaga (outbow) mempunyai rating 15 A dan
mengikuti standard BS (3 pin) dengan lubang bulat.
 Flush-box ( inbow doos ) untuk tempat saklar, kotak-kontak dinding dan push
button harus dipakai dari jenis bahan plastic atau disebutkan lain.
 Kotak-kontak dinding yang dipasang 300 mm dari permukaan lantai kecuali
ditentukan lain dan ruang-ruang yang basah / lembab harus jenis water dicht
(WD) sedang untuk saklar dipasang 1,500 mm dari permukaan lantai atau sesuai
gambar

1.3.7. Konduit
 Konduit instalasi penerangan yang dipakai adalah dari jenis PVC High Impact.
Factor pengisian konduit harus mengikuti ketentuan pada PUIL

MEP - 43
Pembangunan Gedung Pembangunan PPG UIN Alauddin Makassar TA. 2019
1.3.8. Rak kabel / cable Tray
 Rak kabel terbuat dari plat digalvanis (hot dip galvanis) dengan ketebalan plat
minimal 1,8 mm dan buatan pabrik, ukurannya disesuaikan dengan kebutuhan.
 Penggantung dibuat dari Hanger Rod, jarak antar penggantung maximum 1
meter. Penggantung harus rapi & kuat sehingga bila ada pembebanan tidak
akan berubah bentuk. Penggantung terbuat dari bahan yang difinish hot dip
galvanis
 Bahan bahan untuk rak kabel dan penggantung harus buatan pabrik.

1.4. PERLENGKAPAN INSTALASI


 Perlengkapan instalasi yang dimaksud adalah material-material untuk
melengkapi instalasi agar diperoleh hasil yang memenuhi persyaratan, handal
dan mudah perawatan.
 Seluruh klem kabel yang digunakan harus buatan pabrik.
 Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam junction box / doos,warna
kabel harus sama.
 Juction box / doos yang digunakan harus cukup besar dan dilengkapi tutup
pengaman.

1.5. PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN

1.5.1. Panel-panel
a. Sebelum pemesanan/pembuatan panel, harus mengajukan gambar kerja untuk
mendapatkan persetujuan perencana dan Konsultan Pengawas.
b. Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuat dan
harus rata ( horizontal ).
c. Letak panel seperti yang ditunjukan dalam gambar, dapat disesuaikan dengan
kondisi setempat.
d. Untuk panel yang dipasang tertanam ( inbow ) kabel - kabel dari / ke terminal
panel harus dilindungi pipa PVC High Impact yang tertanam dalam tembok secara
kuat dan teratur rapi. Sedangkan untuk panel yang dipasang menempel
tembok ( outbow ), kabel-kabel dari / ke terminal panel harus melalui tangga
kabel.
e. Penyambungan kabel ke terminal harus menggunakan sepatu kabel ( cable lug )
yang sesuai.
f. Ketinggian panel yang dipasang pada dinding (wall-mounted) = 1,600 mm dari
lantai terhadap as panel.
g. 27. Setiap kabel yang masuk / keluar dari panel harus dilengkapi dengan gland dari
karet atau penutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang tajam.
h. Semua panel harus ditanahkan.

1.5.2. Kabel – Kabel

a. Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark yang jelas
dan tidak mudah lepas untuk mengindentifikasikan arah beban.
b. Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk
mengidentifikasikan phasenya sesuai dengan ketentuan PUIL.
c. Kabel daya yang dipasang horizontal / vertical harus dipasang pada tangga
kabel, diklem dan disusun rapi.
d. Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan, kecuali pada T-
doos untuk instalasi penerangan.
e. Untuk kabel dengan diameter 16 mm² atau lebih harus dilengkapi dengan
sepatu kabel untuk terminasinya.
f. Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm² atau lebih harus
mempergunakan alat press hidraulis yang kemudian disolder dengan timah
pateri.

MEP - 44
Pembangunan Gedung Pembangunan PPG UIN Alauddin Makassar TA. 2019
g. Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan atau instalasi lainnya
harus ditanam lebih dalam dari 50 cm dan diberikan pelindung pipa galvanis
dengan penampang minimum 2 ½ kali penampang kabel.
h. Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton harus
dibuatkan sleeve dari pipa galvanis dengan penampang minimum 2 ½ kali
penampang kabel
i. Semua kabel yang dipasang di atas langit-langit harus diletakkan pada suatu rak
kabel.
j. Kabel penerangan yang terletak di atas rak kabel harus tetap di dalam konduit.
k. Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak-kontak harus di dalam kotak
terminal yang terbuat dari bahan yang sama dengan bahan konduitnya dan
dilengkapi dengan skrup untuk tutupnya dimana tebal kotak terminal tadi
minimum 4 cm. Penyambungan kabel menggunakan las doop.
l. Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1 m
disetiap ujungnya.
m. Penyusunan konduit di atas rak kabel harus rapih dan tidak saling menyilang.
n. Kabel tegangan rendah yang akan dipasang harus mempunyai serifikat lulus uji dari
PLN yang terutama menjamin bahan isolasi kabel sudah memenuhi persyaratan.
o. Pengujian dengan Megger harus tetap dilaksanakan dengan nilai tahanan isolasi
minimum 500 kilo ohm.

Instalasi Kabel Bawah Tanah

Semua kabel yang ditanam harus pada kedalaman 100 cm minimum, dimana
sebelum kabel ditanam ditempatkan lapisan pasir setebal 15 cm dan di atasnya
diamankan dengan batu bata press sebagai pelindungnya.
Lebar galian minimum adalah 40 cm yang disesuaikan dengan jumlah kabel.
Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan atau instalasi lainnya
harus ditanam lebih dalam dari 50 cm dan diberikan pelindung pipa galvanis
dengan penampang minimum 2 ½ kali penampang kabel.
Pada route kabel setiap 25 m dan disetiap belokan harus ada tanda arah
jalannya kabel.
Penanaman kabel harus memenuhi peraturan yang berlaku dan persyaratan yang
ditunjukan dalam gambar / RKS.
Kabel tidak boleh terpuntir dan diberi label yang menunjukan arah disetiap jarak 1
meter.
Tidak diperkenankan melakukan pengurugan sebelum Konsultan Pengawas
memeriksa dan menyetujui perletakan kabel tersebut.
Setelah pengurugan selesai setiap 15 meter harus dipasang patok beton 20 x 20 x 60
cm dan bertuliskan “KABEL TANAH”. Patok-patok ini dicat kuning dan bertulisan
merah.
Kabel-kabel yang menembus dinding atau lantai harus menggunakan pipa sleeve,
pipa ini minimal dari Metal ( Pipa GIP ). Penyambungan kabel feeder tidak
diperbolehkan. Kabel harus utuh menerus tanpa sambungan.
Kabel tidak boleh dibelokan dengan radius kurang dari 15 x diameternya.
Di atas belokan tersebut diletakan patok beton bertuliskan “KABEL TANAH” dan arah
belok.
Penanaman tidak boleh dilakukan di malam hari.

Instalasi Kabel Tenaga

Letak pasti dari peralatan atau mesin-mesin di sesuaikan dengan gambar dan kondisi
setempat apabila terjadi kesukaran dalam menentukan letak tersebut dapat
meminta petunjuk Konsultan Pengawas.
Pelaksana Pekerjaan wajib memasang kabel sampai dengan peralatan tersebut,
kecuali dinyatakan lain dalam gambar.

MEP - 45
Pembangunan Gedung Pembangunan PPG UIN Alauddin Makassar TA. 2019
Tarikan kabel yang melalui trench harus diatur dengan baik / rapi sehingga tidak
saling indih dan membelit.
Tarikan kabel yang menuju peralatan yang tidak melalui trench atau yang menelusuri
dinding ( outbow ) harus dilindungi dengan pipa pelindung. Agar diusahakan pipa
pelindung tidak bergoyang maka harus dilengkapi dengan klem-klem dan
perlengkapan penahan lainnya, sehingga nampak rapi.
Pada setiap sambungan ke peralatan harus menggunakan pipa fleksibel.
Pada setiap belokan pipa pelindung yang lebih besar dari 1 inchi harus
menggunakan pipa fleksibel, belokan harus dengan radius min. 15 x diameter kabel.
Kabel yang ada di atas harus diletakkan pada rak kabel dan warna kabel harus
disesuaikan dengan phasanya.
Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark yang jelas
dan tidak mudah lepas untuk mengindentifikasikan arah beban.
Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk
mengidentifikasikan phasenya sesuai dengan PUIL.
Kabel daya yang dipasang di shaft harus dipasang pada tangga kabel (cable
ladder), diklem dan disusun rapi.
Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan.
Untuk kabel dengan diameter 16 mm² atau lebih harus dilengkapi dengan sepatu
kabel untuk terminasinya.
Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm² atau lebih harus
mempergunakan alat press hidraulis yang kemudian disolder dengan timah pateri.
Untuk kabel feeder yang dipasang didalam trench harus mempergunakan kabel
support minimum setiap 50 cm.
Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1 m disetiap
ujungnya.

1.5.3. Kotak – Kontak dan Saklar


 Kotak-kontak dan saklar yang akan dipakai adalah tipe pemasangan masuk dan
dipasang pada ketinggian 300 mm dari level lantai untuk kontak - kontak dan
1.500 mm untuk saklar atau sesuai gambar detail.
 Kotak-kontak dan saklar yang dipasang pada tempat yang lembab / basah
harus dari tipe water dicht ( bila ada ).
 Kotak-kontak yang khusus dipasang pada kolom beton harus terlebih dahulu
dipersiapkan sparing untuk pengkabelannya disamping metal doos tang harus
terpasang pada saat pengecoran kolom tersebut

1.5.4. Pentanahan (Grounding)


 Sistem pentanahan harus memenuhi peraturan yang berlaku dan persyaratan
yang ditunjukan dalam gambar / RKS.
 Seluruh panel dan peralatan harus ditanahkan. Penghantar pentanahan pada
panel-panel menggunakan BCC atau kabel NYA dengan ukuran min. 6 mm² dan
max. 95 mm², penyambungan ke panel harus menggunakan sepatu kabel
(cable lug).
 Dalamnya pentanahan minimal 12 meter dan ujung elektroda pentanahan harus
mencapai permukaan air tanah, agar dicapai harga tahanan tanah (ground
resistance) dibawah 2 (dua) ohm, yang diukur setelah tidak hujan selama 3
(tiga) hari berturut-turut.
 Pengukuran Pentanahan tanah dilaksanakan oleh Pelaksana Pekerjaan setelah
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas/MK. Pengukuran ini harus
disaksikan Konsultan Pengawas/MK.

1.6. PENGUJIAN

Sebelum semua peralatan utama dari system dipasang, harus diadakan pengujian
secara individual. Peralatan tersebut baru dapat dipasang setelah dilengkapi dengan
sertifikat pengujian yang baik dari pabrik pembuat dan LMK / PLN serta instansi lainnya

MEP - 46
Pembangunan Gedung Pembangunan PPG UIN Alauddin Makassar TA. 2019
yang berwenang untuk itu. Setelah peralatan tersebut dipasang, harus diadakan
pengujian secara menyeluruh dari system untuk menjamin bahwa system berfungsi
dengan baik. Semua biaya yang timbul dari pelaksanakan pengujian menjadi
tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan
Test meliputi :
Test Beban Kosong ( No Load Test )
Test Beban Penuh ( Full Load Test )

1.7. NO LOAD TEST


Test ini dilakukan tanpa beban artinya peralatan di test satu per satu seperti misal
pengujian Instalasi 0,6/1 KV (Kabel Tegangan Rendah):
• Pengukuran tahanan isolasi dengan megger 1,000 Volt
• Pengukuran tahanan instalasi dengan megger 1,000 Volt
• Pengukuran tahanan pentanahan
Dan harus diberikan hasil test berupa Laporan Pengetesan / hasil pengujian
pemeriksaan. Apabila hasil pengujian dinyatakan baik, maka test berikutnya harus
dilaksanakan secara keseluruhan ( Full Load Test ).

1.8. FULL LOAD TEST (TEST BEBAN PENUH)


Test beban penuh ini harus dilaksanakan Pelaksana Pekerjaan sebelum penyerahan
pertama pekerjaan. Test ini meliputi :
 Test nyala lampu-lampu dengan nyala
 Test pompa-pompa seluruhnya, yang dilaksanakan bersama-sama sub
pekerjaan pompa pompa.
 Test peralatan (beban) lainnya.
Lamanya test ini harus dilakukan 3 x 24 jam non stop dengan beban penuh, dan
semua biaya dan tanggung jawab teknik sepenuhnya menjadi beban Pelaksana
Pekerjaan, dengan schedule / pengaturan waktu oleh Konsultan Pengawas.
Hasil test harus mendapat pengesahan dari Perencana dan Konsultan Pengawas.
Selesai test 3 x 24 jam harus dibuatkan Berita Acara test jam untuk lampiran
penyerahan pertama pekerjaan.

PRODUK INSTALASI LISTRIK ARUS KUAT


Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Pelaksana Pekerjaan dimungkinkan
untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf dengan yang dispesifikasikan. Pelaksana
Pekerjaan baru dapat mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis dari Konsultan
Pengawas. Produk bahan dan peralatan, pada dasarnya adalah sebagai berikut :

No Uraian Spek Teknis Produk


1 Komponen Panel TR MCB Schneider, ABB
MCCB Adjustable
Rating
ACB Adjustable Rating

2 Panel Manufacturer Free standing & wall Rickstar, Hasna Prima, Ega,
mounted Tekelindo, GEM, Lokal
Finishing box panel :
Powder Coating

3 Capasitor Bank Capasitor 20 KVAR Schneider, ABB


Componen

MEP - 47
Pembangunan Gedung Pembangunan PPG UIN Alauddin Makassar TA. 2019
4 Measuring Devices Amperemeter GAE, Schneider
Voltmeter

5 Push button & Pilot Standar Omron, Telemecanique


Lamp

6 Control Relay Omron, Telemecanique

7 Kabel NYY, NYM, NYA, Supreme, Kabelindo, Kabel Metal,


NYMHY Voksel

8 Conduit High Impact Conduit Clipsal, Ega

9 Cable Mark 3M

10 Lampu RMI, TKO, Philips, Artolite, Panasonic


Downlight,
Emergency Light

11 Saklar & Stop Kontak Clipsal, Panasonic

12 Cable Tray Hot Dip Galvanize Tri Abadi, Interack, Metosu

2. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PENANGKAL PETIR

2.1. UMUM
1. Yang dimaksud dengan sistem penangkal petir dalam pekerjaan ini ialah
semua penyediaan dan pemasangan sistem penangkal petir, termasuk disini air
terminal, penghantar down conductor, electroda pentanahan dan peralatan lainnya
seperti yang ditunjukan dalam gambar rencana.
2. Setiap Pelaksana Pekerjaan yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari
seluruh Dokumen Kontrak dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh
pada pekerjaan ini.
3. Pelaksana Pekerjaan harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan
baik dalam spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-
bahan dan peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan
pada spesifikasi ini.
4. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang
dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan
kewajiban Pelaksana Pekerjaan untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut,
sehingga sesuai dengan ketentuan pada RKS ini tanpa adanya ketentuan tambahan
biaya.

2.2. LINGKUP PEKERJAAN


1. Lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah pengadaan dan pemasangan instalasi
penangkal petir jenis non radioaktif, termasuk air terminal (batang penerima), down
conductor pentanahan/grounding dan bak kontrolnya serta peralatan lain yang
berkaitan dengannya sebagai suatu sistem keseluruhan maupun bagian-bagiannya
seperti yang tertera pada gambar-gambar maupun yang dispesifikasikan.
2. Termasuk didalam pekerjaan ini adalah pengadaan barang/material, instalasi dan
testing terhadap seluruh material, serah terima dan pemeliharaan selama 12 bulan.
3. Ketentuan-ketentuan yang tidak tercantum didalam gambar maupun pada
spesifikasi/syarat-syarat teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara
keseluruhan harus juga dimasukkan kedalam pekerjaan ini.
4. Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah pengadaan
dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material, peralatan
MEP - 48
Pembangunan Gedung Pembangunan PPG UIN Alauddin Makassar TA. 2019
dan perlengkapan sistem penangkal petir sesuai dengan peraturan/standar yang
berlaku seperti yang ditunjukkan pada syarat-syarat umum untuk menunjang
bekerjanya sistem/peralatan, walaupun tidak tercantum pada syarat-syarat teknis
khusus atau gambar dokumen.

2.3. AIR TERMINAL


1. Air terminal dari jenis non rdioaktif dengan radius minimal 70 meter
2. Air terminal harus tidak mengalami korosi pada atmosfir normal.
3. Secara keseluruhan air terminal harus terisolasikan dari bangunan yang
dilindunginya pada seluruh kondisi
4. Dilengkapi dengan Obstruction Light

2.4. BATANG PENINGGI


Sistem penangkal petir dipasang setinggi 5 (satu) meter dari atap bangunan, atau
sesuai dengan gambar dan harus di sesuaikan dengan gambar arsitek.

2.5. SALURAN / PENGHANTAR


1. Saluran / penghantar haruslah memenuhi test standard IEC 60 – 1 : 1989 dari kabel
high voltage shielded 50 mm². Saluran penghantar ini mampu mencegah
terjadinya side flashing dan electrification building. Penghantar dari batang
peninggi / tiang ke bak kontrol pentanahan seperti gambar rencana.
2. Seluruh saluran penghantar, harus diusahakan tidak ada sambungan baik
yang horizontal maupun yang vertical / jalur menara, dengan kata lain kabel
tersebut harus menerus dan utuh tanpa sambungan.

2.6. SAMBUNGAN PADA BAK KONTROL


Sambungan pada bak kontrol harus menjamin suatu kontak yang baik antar
penghantar yang disambung dan tidak mudah lepas. Sambungan harus diusahakan
agar dapat dibuka untuk keperluan pemeriksaan atau pengetesan tahanan tanah
(ground resistance).

2.7. PENAMBAT / KLEM


Kabel yang turun kebawah vertikal harus diklem agar kuat, lurus dan rapi dan
ditambatkan pada rangka/dinding bangunan.

2.8. PENTANAHAN
Tahanan tanah harus lebih kecil dari 2 Ohm. Ground rod harus terbuat dari
tembaga seperti gambar rencana, ditanamkan kedalam tanah secara vertikal
sedalam minimal 12 (dua belas) meter dan harus mencapai air tanah.

2.9. BAK KONTROL


Pada setiap ground road harus dibuatkan bak pemeriksaan (bak kontrol).
Sambungan dari Down Conductor ke elektroda Pentanahan harus dapat dibuka
untuk keperluan pemeriksaan tahanan tanah. Bak kontrol banyaknya sesuai
gambar rencana. Sambungan/klem penyambungan harus dari bahan tembaga.

2.10. PEMASANGAN AIR TERMINAL/PENANGKAL PETIR


Pemasangan air terminal (head) dipasang sesuai gambar rencana.

2.11. SURAT IJIN


a. Pelaksana Pekerjaan harus mempunyai ijin khusus dan berpengalaman dalam
pemasangan penangkal petir dan dibuktikan dengan memberikan daftar
proyek-proyek yang sudah pernah dikerjakan.
b. Pelaksana Pekerjaan berkewajiban dan bertanggung jawab atas pengurusan
perijinan instalasi sistem penangkal petir oleh instalasi Depnaker wilayah
setempat hingga memperoleh sertifikasi / rekomendasi

MEP - 49
Pembangunan Gedung Pembangunan PPG UIN Alauddin Makassar TA. 2019
2.12. PENGUJIAN / PENGETESAN
Untuk mengetahui baik atau tidaknya sistem penangkal petir yang
dipasang, maka harus diadakan pengetesan terhadap instalasinya
maupun terhadap sistem pentanahannya.
Pengetesan yang harus dilakukan :
 Grounding Resistant test :
Ukuran tahanan dari pentanahan dengan mempergunakan metode
standard.
 Continuity test :
Pelaksana Pekerjaan harus memberikan laporan hasil testing tersebut.

PRODUK INSTALASI PENANGKAL PETIR


Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi
spesifikasi. Pelaksana Pekerjaan dimungkinkan untuk mengajukan
alternatif lain yang setaraf dan Pelaksana Pekerjaan baru dapat
menggantinya bila sudah ada persetujuan resmi dan tertulis dari
Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas.
Referensi produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut :

No. Uraian Spesifikasi Teknis Merk


1 Air Terminal Jenis Non Radio aktif Kurn, Erico, LPI
Radius Perlindungan minmal 70 Guardian
meter
Dilengkapi dg Obstruction Light

2 Conductor Sesuai gambar Supreme, Kabel


Metal, Kabelindo,
Voksel

3 Pipa Galvanize Medium A Bakrie, Spindo

Pembangunan Gedung PPG Fak Tarbiyah UIN Alauddin TA 2019 MEP- 50


3. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN SOUND SYSTEM

3.1. LINGKUP PEKERJAAN.


Pengadaan, pemasangan instalasi Sound System, sehingga berfungsi
dengan baik dan memuaskan. Pemasangan Sound System sesuai dengan
gambar rencana antara lain sebagai berikut ;
• Untuk di dalam bangunan dipasang seperti gambar rencana.

3.2. PERSYARATAN TEKNIS.


Setiap Pelaksana Pekerjaan yang menangani pekerjaan ini, haruslah
mempelajari seluruh Dokumen Kontrak dengan teliti, untuk mengetahui kondisi
yang berpengaruh pada pekerjaan. Pengadaan dan pemasangan peralatan
utama tata suara seperti yang tertuang dalam sIstem perencanaan.

3.3. KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN

Speaker Management tipe M 9000M2


Dengan speksifikasi sbb :

Power Source AC Mains, 50/60Hz


Power Consumption 40W
Audio Input Max. 8 channels, modular construction (modules optional)
Audio Output Preamplifier output 1, 2: 0dB*, 600 , balanced, removable
terminal block (3 pins)
Modul Slot Analog input (slot 1 - 8): -10dB*, 10k , unbalanced
Digital input (slot 1 – 4): 24 bit/48kHz
MIX output (slot 1 – 8); -14dB*, 330 (CH 1 prefader output), unbalanced
Digital output (slot 5 – 7): 24 bit/48kHz
Power pupply (slot 1 – 8); +24V, -24V, +6V DC
Frequency Response 20Hz – 20kHz +1, -3dB

Power Amplifier tipe DA-1250 D.


Power Amplifier sumber 100-240 V AC 50/60 Hz, haruslah memiliki power konsumsi
1100 watt dengan output s d 2 5 0 0 w a t t total dan frekwensi response
antara 20 Hz sampai dengan 20 kHz.

Digital Power Amplifier 2 channel tipe ZA-500D.


Sumber Daya 220 - 240 V
Konsumsi Daya 620 W
Output 2 channel : 250 watt x 2, 170- watt x 2
1 channel : 500 watt

Variable Dispersion Speaker System tipe Z-7B-HX-AS


Subwoofer System tipe Z-5B-HX2.
Speaker System Monitor 12" (Stage & Front Fill) tipe ZS-HS1200BT
F-Series Box Speaker (for Others) tipe ZS-F2000B

Microphone.
Pagging Microphone type Desk Microphone. Frekwensi respone antara 100 Hz
sampai dengan 10 kHz. Microphone harus dilengkapi dengan Heavy Duty Press
to Talk Switch.

CD/DVD/MP3 Player/Tuner.
Capacity player : DVD, CD, MP3/MP4
Frequency : AM, FM

Pembangunan Gedung PPG Fak Tarbiyah UIN Alauddin TA 2019 MEP- 51


3.4. GAMBAR KERJA.
Gambar kerja harus mendapat persetujuan perencana / Konsultan
Pengawas/MK sebelum dilaksanakan.

3.5. PEMASANGAN INSTALASI.


a. Instalasi ke Semua kabel yang terpasang dibawah plat beton adalah
out bow menggunakan pipa High Impact dia.20 mm ; dengan
kabel audio 2 x 120. Instalasi ini klem setiap jarak 60 cm. Klem yang
dipakai ke plat beton, menggunakan ramset, dynabolt. Jalur seluruh
kabel diatur sejajar dan dekat jalur kabel listrik.
b. Semua kabel yang melalui shaft adalah outbow, menggunakan pipa
High Impact dia dia. 20 mm dengan kabel audio 2 x 120. Instalasi ini
diklem ke rak besi siku atau tangga kabel, dan klem setiap 100 cm.
c. Penyambungan-penyambungan harus dilakukan dalam kotak
penyambungan dengan menggunakan Electrical Spring Connector,
Durados atau Cable Connection.

d. Semua kabel yang terpasang dalam tembok adalah inbow,


menggunakan pipa high Impact dia. 20 mm dengan menggunakan
kabel audio 2 x 120 mm.
e. Semua ceiling loud speaker di dalam bangunan dihindari dari cacat/
dalam box dan dilindungi dari cacat dalam box dipasang
sedemikian rupa dengan memperhatikan estetika ruang. Begitu
juga pemasangan column speaker harus disesuaikan dengan sudut
pancaran speakernya.
f. Rack Cabinet terpasang free standing diruang monitor, sesuai gambar
rencana.
g. Semua equipment harus diketanahkan yang dihubungkan dengan
kawat BCC atau NYA dari system pertanahan.

3.6. PENGUJIAN / TESTING COMISSIONING.


a. Semua instalasi sound system yang dipasang harus ditest secara
sempurna sehingga impedansinya sesuai dengan yang diinginkan.
b. Semua equipment yang dipasang harus ditest sehingga bekerja
dengan sempurna.
c. Pengetesan dilakukan bersama-sama Konsultan Pengawas.
d. Semua perlengkapan untuk mengadakan pengetesan harus
disediakan oleh
e. Pelaksana Pekerjaan yang bersangkutan.

3.7. LAIN-LAIN.
Peralatan-peralatan tambahan yang diperlukan, walaupun tidak
digambarkan atau disebutkan dalam spesifikasi ini harus disediakan oleh
Pelaksana Pekerjaan sehingga instalasi dapat bekerja dengan baik dan
dapat dipertanggung jawabkan. Ditempat pekerjaan, pengawas
menempatkan petugas pengawas yang bertugas setiap saat untuk
mengawasi pekerjaan Pelaksana Pekerjaan agar pekerjaan dapat
dilaksanakan atau dilakukan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksana
Pekerjaan serta dengan cara-cara yang benar dan tepat, serta cermat.

PRODUK SISTEM TATA SUARA


Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi
spesifikasi. Pelaksana Pekerjaan dimungkinkan untuk mengajukan
alternative lain yang setaraf dan Pelaksana Pekerjaan baru dapat
menggantinya bila sudah ada persetujuan resmi dan tertulis dari Konsultan
Pengawas.
Referensi produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut :

Pembangunan Gedung PPG Fak Tarbiyah UIN Alauddin TA 2019 MEP- 52


No Uraian Spek Teknis Produk/Merk
1 DVD/MP3 /CD Player Sony, Panasonic,
Radio Tuner AM/FM Samsung
Reciever

2 Amplifier, Power Amplifier TOA

3 Speaker TOA

4 Kabel Supereme, Kabel


Metal, Kabelindo,
5 Conduit
Ega, Clipsal

5. SISTEM JARINGAN INTERNET / DATA

5.2.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pemasangan semua peralatan serta
bekerjanya semua sistem jaringan internet di seluruh bangunan pada
tempat tempat seperi ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau Spesifikasi
Teknis ini.
Tercakup dalam lingkup pekerjaan sistem telekomunikasi ini meliputi tetapi
tidak terbatas pada :
- Pengadaan dan Pemasangan Jaringan Internet dengan system WIfi
(menggunakan Access Point)
- Pengadaan dan Pemasangan Jaringan Kabel UTP Cat. 6 .

5.2.2. Standar / Rujukan


 National Electric Code (NEC).
 Standar Industri Indonesia (SII).
 Verband Deutscher Electrotechniker (VDE).
 Spesifikasi Teknis Sistem Elektrikal.

5.2.3. Prosedur Umum


a. Contoh Bahan, Data Teknis dan Daftar Bahan
 Sebelum diadakan/didatangkan ke lokasi, contoh dan/atau
brosur/data teknis bahan/barang/peralatan untuk pekerjaan ini harus
diajukan terlebih dahulu kepada Management Konstruksi untuk
disetujui.
 Kontraktor harus membuat daftar yang lengkap untuk bahan, barang,
dan peralatan yang akan digunakan, dan menyerahkannya kepada
Management Konstruksi untuk mendapat persetujuan dengan
dilampiri brosur-brosur yang lengkap dengan data teknis serta
performance dari peralatan.
 Semua barang dan peralatan yang diadakan oleh Kontraktor harus
disertai dengan Surat Keterangan Keaslian Barang (Letter of Origin)
dari pabrik pembuatnya (Manufacturer) atau agen utamanya
(Authorized Dealer/Agent
b. Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing)
 Kontraktor harus membuat dan menyerahkan Gambar Detail
Pelaksanaan sistem elektrikal kepada Management Konstruksi untuk
disetujui.
 Gambar Detail Pelaksanaan harus diserahkan sebelum pengadaan
bahan agar diperoleh cukup waktu untuk pemeriksaan dan tidak ada
tambahan waktu bagi Kontraktor bila mengabaikan hal ini.

Pembangunan Gedung PPG Fak Tarbiyah UIN Alauddin TA 2019 MEP- 53


 Gambar Detail Pelaksanaan harus lengkap dan berisi detail-detail
yang diperlukan.
 Bila ada perbedaan antara Gambar Kerja yang satu dengan Gambar
Kerja yang lain atau antara Gambar Kerja dengan Spesifikasi Teknis,
Kontraktor harus melaporkannya kepada Management Konstruksi
untuk dicarikan jalan keluarnya.
 Gambar Kerja Elektrikal hanya menunjukan tata letak bahan dan
peralatan, jalur kabel dan sambungan-sambungan. Gambar Kerja ini
harus diikuti dengan seksama. Dalam mempersiapkan Gambar
 Detail Pelaksanaan, dimensi dan ruang gerak yang digambarkan
dalam Gambar Kerja Arsitektur, Struktur dan Gambar Kerja lainnya
yang berkaitan, harus diperiksa.
 Kontraktor harus dengan teliti memeriksa kebutuhan ruangan dengan
Kontraktor lain yang mungkin bekerja pada lokasi yang sama untuk
memastikan bahwa semua peralatan dapat dipasang pada tempat
yang telah ditentukan.
c. Pengiriman dan Penyimpanan
 Semua bahan dan peralatan yang didatangkan harus dalam
keadaan baik, baru, bebas dari segala cacat dan dilengkapi dengan
label, data teknis dan data lain yang diperlukan.
 Semua barang dan peralatan yang diadakan oleh Kontraktor harus
disertai dengan surat jaminan keaslian barang (Letter of Origin) dan
mempunyai jaminan serta garansi (Warranty).
 Semua bahan dan peralatan harus disimpan dalam kemasannya
pada tempat yang aman dan terlindung dari kerusakan.
d. Ketidaksesuaian
 Management Konstruksi berhak menolak semua bahan yang
didatangkan atau dipasang yang tidak memenuhi ketentuan dalam
Gambar Kerja dan/atau Spesifikasi Teknis.
 Kontraktor harus segera memperbaiki dan/atau mengganti setiap
pekerjaan yang tidak sesuai, tanpa tambahan biaya dari Pemilik
Proyek.
 Bila bahan-bahan yang akan didatangkan ternyata menyimpang
atau berbeda dengan yang ditentukan, Kontraktor harus terlebih
dahulu membuat pernyataan tertulis yang menjelaskan usulan
penggantian dengan maksud bila diterima, akan segera diadakan
penyesuaian. Bila Kontraktor mengabaikan hal di atas, Kontraktor
bertanggung jawab melaksanakan pekerjaan sesuai Gambar Kerja.

5.2.4. Bahan – bahan


a. Umum
Semua bahan yang didatangkan dan akan dipasang harus baru, bebas
dari segala cacat/kerusakan, kualitas terbaik dari produk yang dikenal
dan sesuai untuk daerah tropis.

b. Bahan Sistem Jaringan Komputer


 Kecuali ditentukan lain dalam Gambar Kerja, Kabel UTP Category 6
harus memiliki ukuran sesuai Gambar Kerja, dan harus sama atau
setara dengan produk Belden, Lucent Technologies atau yang setara.
 Pipa konduit untuk kabel data harus sesuai ketentuan dalam Gambar
Kerja atau disesuaikan dengan jumlah kabel yang akan ditempatkan
di dalamnya.

Pembangunan Gedung PPG Fak Tarbiyah UIN Alauddin TA 2019 MEP- 54


5.2.5. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Umum
 Kontraktor harus memeriksa kebutuhan ruang dengan kontraktor lain
untuk memastikan semua peralatan dan perlengkapannya dapat
dipasang pada tempat yang telah ditentukan.
 Kontraktor harus segera memperbaiki setiap pekerjaan yang dinilai
tidak sesuai oleh Management Konstruksi .
 Kontraktor secara teratur harus membuang kotoran dan bahan tak
terpakai agar dapat bekerja dengan aman.
 Kontraktor harus menyediakan semua alat kerja, peralatan
pemasangan, peralatan pengujian serta mencatatnya.

b. Pemasangan
 Seluruh kabel harus diberi tanda dengan tanda kabel
 Kabel dengan 5 (lima) warna yang berbeda (misalnya kuning/putih,
putih/hitam, putih/hijau, putih/merah, putih/biru) harus digunakan
untuk kode warna pekerjaan marshalling.
 Kontraktor harus menyiapkan diagram pemasangan kotak terminal
 Semua kabel data harus ditempatkan di dalam konduit.
 Tinggi pemasangan outlet data 0,3 m dari lantai.
 Outlet data harus dipasang dan ditempatkan sesuai petunjuk dalam
Management Konstruksi .

c. Lapisan Pelindung
 Semua bahan yang dipasang harus sudah memiliki lapisan pelindung.
 Konduit kabel data harus diberi cat dalam warna sesuai skema warna
yang akan diberi kemudian. Bahan konduit kabel harus sesuai dengan
ketentuan Spesifikasi Teknis Elektrikal.

d. Pengujian dan Uji penampilan


 Kontraktor harus melakukan semua pengujian dan pengukuran yang
dianggap perlu oleh Management Konstruksi untuk memeriksa
bahwa seluruh instalasi dapat berfungsi dengan baik dan memenuhi
semua persyaratan.
 Kontraktor harus menyediakan peralatan pengujian dan
perlengkapannya agar tetap dalam kondisi baik selama waktu
pengujian.
 Hasil pengujian harus dicatat oleh kontraktor dan diserahkan secara
resmi kepada Management Konstruksi sebelum serah terima
pekerjaan.
 Waktu pelaksanaan pengujian dan uji penampilan akan ditentukan
oleh Management Konstruksi .
 Kontraktor harus menyerahkan kepada pemilik Proyek melalui
Management Konstruksi , buku asli pengoperasian/pemeliharaan
peralatan berikut salinannya dalam jumlah tertentu, sesuai
persyaratan kontrak.
 Kontraktor harus menyerahkan kepada pemilik Proyek melalui
Management Konstruksi , Surat Jaminan (Warranty) atas produk sistem
telepon tersebut, dengan jangka waktu masa garansi sesuai standar
dari pabrik pembuat.

Pembangunan Gedung PPG Fak Tarbiyah UIN Alauddin TA 2019 MEP- 55


5.3. DAFTAR MATERIAL

No. Material Merk


1 Switch, Access Point Uquibity
2 Kabel Cat. 6 Belden, Fuji

6. PEKERJAAN TRANSPORTASI VERTIKAL (ELEVATOR/LIFT)

6.1. UMUM
Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik
dalam spesifikasi ini ataupun yang tertera dalam gambar terlampir.
Pemborong agar menawarkan peralatan yang sesuai untuk digunakan dengan
ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini. Bila ternyata terdapat perbedaan antara
spesifikasi bahan dan atau peralatan yang ditawarkan/dipasang dengan spesifikasi
yang dipersyaratkan maka pemborong wajib memberitahukan hal tersebut
merupakan kewajiban pemborong untuk melengkapi peralatan tersebut sehingga
sempurna.

6.2. URAIAN LINGKUP PEKERJAAN


Lingkup pekerjaan Elevator sebagai tertera dalam gambar-gambar rencana dan
spesifikasi,
Pemborong pekerjaan instalasi Lift/Elevator harus melakukan pengadaan,
pemasangan, pengaturan dan pengujian serta menyerahkan dalam keadaan baik
dan siap untuk dipergunakan.
Garis besar lingkup pekerjaan instalasi Lift/Elevator yang dimaksud adalah sebgai
berikut :
1. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian Lift/Elevator, lengkap
dengan kontrol dan accessoriesnya.
2. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian sumber daya listrik,
panel-panel, peralatan control dan lain-lain bagi instalasi ini.
3. Pengadaan, pemasangan semua pekerjaan sipil yang diperlukan dari
instalasi Lift/Elevator ini.
4. Menyerahkan gambar-gambar, buku petunjuk cara menjalankan dan
memelihara serta data teknis lengkap peralatan instalasi yang terpasang.
5. Mengadakan pemeliharaan instalasi ini secara berkala selama masa
pemeliharaan.
6. Memberikan garansi terhadap mesin/peralatan, dan instalasinya yang
terpasang selama 1 (satu) tahun sejak serah terima pertama.

6.3. LINGKUP PEKERJAAN PEMBORONG

Yang menjadi lingkup pekerjaan dari Pemborong Instalasi Lift/Elevator adalah sebagai
berikut:

1. Pengadaaan dan pemasangan semua material, peralatan utama serta


perlengkapan bantu yang diperlukan dalam pemasangan instalasi ini sesuai
dengan jumlah Lift/Elevator yang tergambar ataupun terurai dalam spesifikasi
teknis sehingga didapatkan suatu instalasi yang baik dan sempurna dalam
pemasangannya.
2. Penyediaan dan pemasangan serta penambahan semua profil baja untuk
tumpuan/pengikat guide rail pada sisi kereta, dan profil baja yang diperlukan
untuk dudukan traction machine ( semua profil baja harus dicat anti karat ).

Pembangunan Gedung PPG Fak Tarbiyah UIN Alauddin TA 2019 MEP- 56


3. Mengadakan testing dan commissioning lengkap dengan pengadaan
peralatan serta perlengkapan lainnya yang diperlukan untuk kebutuhan
tersebut.
4. Training meliputi operation, maintenance sampai dengan trouble shooting
untuk tenaga-tenaga yang ditunjuk oleh pemilik.
5. Pengadaan dokumen yang diperlukan sebanyak 3 (tiga) set yang terdiri dari
antara lain :
6. Operation manual
 Maintenance manual
 Daftar suku cadang yang perlu disediakan
 Gambar as built drawing
 Semua electronic dan electric wiring dll.

7. Semua pengurusan izin-izin dari pihak yang berwenang sehubungan dengan


pemasangan instalasi ini dan yang menyangkut biaya pengurusannya sudah
harus termasuk dalam penawaran pekerjaan ini .

6.4. DATA KERETA LIFT/ELEVATOR

1. Rangka kereta Elevator


 Terbuat atas profil baja yang dicat anti karat.
 Pada rangka ini terdapat paling sedikit empat buah sliding type guide shoes,
dimana dua buah terletak pada bagian atas kereta dan yang lain pada
bagian bawah kereta tepat di Guide Rail.
 Gide Shoes yang dipakai adalah tipe Roller
 Setiap guide shoes harus dilengkapi dengan sistem pelumas sendiri ( self
lubrication ) untuk mencegah cepatnya ke-ausan.
 Pada rangka bagian bawah yang merupakan tempat tumpuan lantai kereta,
harus terdapat bantalan karet.

2. Lantai Kereta
 Terbuat dari plat baja yang dicat anti karat dan dilapisi dengan heavy duty tile,
warna ditentukan kemudian.
 Bagian bawahnya dilapisi dengan suatu bahan peredam suara.
 Ukuran dan kekuatan dari lantai ini harus sesuai dengan kapasitas angkut
elevator

3. Dinding Kereta Elevator


 Dinding dalam konstruksinya harus sedemikan rupa sehingga mudah dipasang
atau dilepas, sehingga memudahkan dalam perakitan di lapangan.
 Pada bagian luarnya harus dilapisi dengan suatu bahan peredam suara.

4. Langit-langit Kereta Lift/Elevator


 Ketinggian langit-langit kereta ini tidak berkurang dari 2300 mm dimana
terdapat pintu darurat yang hanya bisa dibuka dari atas kereta dan dilengkapi
safety switch sehingga lift tidak beroperasi selama pintu tersebut terbuka.
 Terdapat lampu untuk penerangan normal dan untuk penerangan darurat
dengan sumber daya dari batere tipe NI-CAD dry cell lengkap dengan
automatic chargernya.
 Jenis lampu disesuaikan dengan interior yang dipilih oleh Architect, kecuali
belum ditentukan, maka dapat digunakan sebagai acuan adalah type
Flourescent lighting circular milky white acrylic cover ( khusus untuk lift
penumpang ), atau 2 buah flourescent (TL) 2 x 18 watt dengan milky white
acrylic cover.
 Terdapat exhaust Grille dengan Exhaust Fan yang diletakkan diatas kereta.
 Pada bagian atas harus dilapisi dengan suatu bahan peredam suara.

Pembangunan Gedung PPG Fak Tarbiyah UIN Alauddin TA 2019 MEP- 57


5. Pintu Kereta Lift/Elevator
 Terdiri atas dua panel automatic center opening dengan dimensi seperti
tergambar untuk lift dengan type Single Door.
 Terdiri atas masing-masing dua panel automatic center opening dengan
dimensi
 seperti pada gambar untuk lift dengan type Through Door.
 Penggerak pintu kereta adalah motor listrik yang dilengkapi alat pengukur
kecepatan.
 Pada bagian dalamnya harus dilapisi dengan suatu bahan peredam suara

6. Indikator Kereta Lift/Elevator


 Terletak diatas pintu kereta yang dilengkapi dengan penunjuk arah perjalanan
kereta, indicator posisi sangkar elevator dengan tipe digital disertai bunyi bel.

7. Car Operating Panel


 Terbuat dari stainless steel plate finish
 Push button yang dipakai merupakan soft touch button yang menyala bila
tersentuh.
 Untuk Lift dengan type Trough Door setiap bagian dari pintu lift dilengkapi
dengan Car Operating Panel.
 Terdiri atas peralatan sebagai berikut :
 Push button untuk setiap lantai
 Push button untuk membuka pintu kereta
 Push button untuk menutup pintu kereta
 Push button untuk emergency stop
 On-Off switch untuk independent operation
 Key switch untuk independet operation
 Lampu tanda kelebihan penumpang yang dilengkapi dengan buzzer
 Plat nama dari pabrik pembuat lift
 Tulisan kapasitas lift penumpang

8. Pintu Lift dan Pintu Shaft


 Lift harus dilengkapi dengan sistem pintu yang bekerja secara otomatis.
 Pintu harus mempunyai mekanisme kerja membuka dan menutup secara
serempak, sesaat setelah kereta lift datang di suatu lantai dan sesaat sebelum
kereta lift bergerak meninggalkan lantai.
 Pintu kereta dan pintu shaft harus membuka dan menutup secara serempak,
sesaat setelah kereta lift datang di suatu lantai dan sesaat sebelum kereta lift
bergerak meninggalkan lantai.
 Pada saat lift bergerak, pintu kereta tidak bolah dapat dibuka dari dalam
kabin, meskipun tombol pembuka pintu ditekan.
 Pada saat lift bergerak, motor listrik penggerak pintu harus memberikan torsi
yang cukup kuat pada daun pintu, untuk mencegah pintu dibuka secara
paksa dari dalam kabin.
 Pada saat tidak ada sumber daya listrik, pintu-pintu harus dapat dibuka secara
paksa dengan tangan dari dalam kabin dan dari luar shaft.
 Setiap pintu shaft harus dilengkapi dengan suatu sistem interlock jenis electro
mechanical, yang mencegah pintu dibuka secara paksa, kecuali dengan
kunci khusus yang disediakan untuk melepas sistem interlock tersebut.
 Sistem interlock electro mechanical pada pintu shaft tersebut harus dapat
dibuka dari kabin, pada saat lift berhenti pada suatu lantai.
 Sistem interlock harus dibuat sedemikian sehinggaa dapat dilepas dari dalam
kabin,
 pada saat tidak ada sumber daya listrik.
 Semua peralatan interlock dan kunci dari pintu kereta dan pintu shaft harus
dapat diperiksa, ditest dan diganti bagian-bagiannya, apabila rusak.
 Semua pintu lift harus dilengkapi dengan kontak-kontak listrik yang mencegah
lift

Pembangunan Gedung PPG Fak Tarbiyah UIN Alauddin TA 2019 MEP- 58


 bergerak kecuali apabila pintu-pintu telah tertutup rapat. Kontak-kontak ini
harus diletakkan sedemikian rupa sehingga tidak dapat dicapai oleh orang-
orang yang tidak berkepentingan.
 Pintu lift harus dilengkapi dengan “safety edge” yang terpasang dari ujung
atas sampai ujung bawah panel pintu.
 Apabila peralatan ini menyentuh orang atau benda pada saat pintu sedang
menutup, maka pintu kereta dan pintu shaft secara otomatis harus kembali
pada posisi membuka penuh.
 Pintu baru akan menutup kembali secara otomatis, setelah melampaui waktu
yang ditentukan.

6.5. DATA PERALATAN DI SHAFT

1. Magnetitic Landing Device


Untuk memberhentikan kereta elevator pada setiap lantai yang dituju dengan
toleransi maksimum sebesar 5 mm dari level lantai yang bersangkutan.

2. Landing Door
 Mempunyai type dan dimensi yang sama dengan pintu keretanya
 Dilengkapi dengan narrow jamb
 Terbuat dari stainless steel
 Harus dilengkapi dengan kunci pembuka secara manual dan interlock secara
electric dan mekanis serta dilengkapi dengan alat penutup otomatis dengan
weight closer.

3. Door Sills dan Toe Guards


Terletak dibawah pintu, terbuat dari Extruded aluminium natural control, yang
didudukkan pada beton yang telah disediakan.

4. Hall Button
Hanya ada satu buah disetiap lantai
 Untuk lantai yang paling bawah hanya terdapat satu push button untuk
operasi ke arah atas.
 Untuk lantai yang paling atas hanya terdapat satu push button untuk operasi
ke arah bawah.
 Untuk lantai yang lainnya terdapat dua buah push button untuk operasi ke
arah atas bawah.

Push button merupakan soft touch button yang menyala bila ditekan.

5. Car Position Indicator


 Terdapat diatas pintu setiap lantai dengan tipe Digital.
 Harus dilengkapi dengan Hall Lantern dan gong yang hanya menyala dan
berbunyi pada saat kedatangan kereta.

6. Buffer
 Buffer yang dipakai harus dari jenis oil buffer dimana pada bagian atasnya
diberikan karet setebal 5 mm.
 Untuk setiap elevator minimum dipergunakan empat buah buffer dimana dua
buah
 untuk car buffer dan yang lain untuk counter weight buffer.
 Buffer ini ditempatkan di atas suatu dudukan beton yang disediakan sendiri
oleh pemborong pekerjaan lift (tidak boleh di angkur langsung ke lantai beton
struktur yang ada).

7. Guide Rail
Pemborong pekerjaan Lift agar memberikan data-data untuk Rail, bracket dan

Pembangunan Gedung PPG Fak Tarbiyah UIN Alauddin TA 2019 MEP- 59


peralatannya sebagai contohnya adalah sebagai berikut :
 Untuk Kereta Lift/Elevator.
 Rail yang dipakai harus terbuat dari profil baja T dengan lebar flange,
ketinggian dan berat nominal, sesuai standart kapasitas.
 Rail harus dipasang pada bracket pada setiap jarak 2 meter maksimum
dengan memakai besi siku ukuran 80x80x8 mm.
 Rail harus diklem pada bracket dengan memakai sliding slip dan mur baut ¾”.
 Sambungan rail terbuat dari plat baja setebal 1” dan panjangnya 14,5” yang
dipasang dengan mur baut 5/8” sebanyak empat buah di setiap sisinya.

 Untuk Counter Weight


 Rail yang dipakai harus terbuat dari profil baja T dengan lebar flange,
ketinggian dan berat nominal sesuai standart kapasitas.
 Rail harus dipasang pada bracket pada setiap jarak 2 meter maksimum
dengan memakai besi siku ukuran 80x80x8 mm.
 Rail harus diklem pada bracket dengan memakai sliding slip dan mur baut 5/8”.
 Sambungan rail terbuat dari plat baja setebal ½” dan panjangnya 12” yang
dipasang dengan mur baut 5/8” sebanyak empat buah di setiap sisinya.

 Rail harus dilapis dengan suatu bahan anti karat dan pemegang rail harus
dicat anti karat.
 Selain ketentuan tersebut diatas, konstruksi dari rail harus memenuhi
persyaratan yang telah ditentukan dari pabrik.

8. Counter Weight
 Rangka counter weight terbuat dari profil baja.
 Isi counter weight adalah sebesar Kereta Elevator ditambah dengan 50 % dari
kapasitas beban (balancing 50%), yang terbuat dari besi cor.
 Rangka counter weight harus dicat anti karat dan isinya dilapis dengan suatu
bahan anti karat.

9. Campensating
 Terdiri dari rope yang terbuat dari kawat baja dengan inti kawat baja yang
dilengkapi dengan rope tensioning.
 Rope tensioning berupa pulley yang diberikan beban, diletakkan di pit dan
dilengkapi dengan safety switch.

10. Rem
 Rem harus menggunakan sistem arus listrik.
 Semua rem harus dirancangkan untuk dapat bekerja pada kapasitas normal
dan sanggup memegang dan memberhentikan lift pada kondisi yang paling
berat/sukar.
 Sirkuit sistem kontrol rem harus saling mengunci (interlock) secara elektris
dengan sirkuit kontrol motor traksi dan harus direncanakan dan diatur sehingga
rem hanya bekerja untuk memegang kabin lift pada saat lift telah berhenti di
suatu lantai dan rem tidak digunakan untuk memberhentikan lift.
 Sepatu rem harus bekerja tanpa menimbulkan suara keras.
 Kontraktor Lift harus menyediakan satu alat yang gunanya khusus untuk
melepas rem secara manual setelah kereta lift berhenti secara darurat.

11. Sepatu Penuntun ( Guide Shoes )


 Sepatu penuntun harus berbentuk roda atau bentuk lain yang sesuai dengan
standart pabrik dan terikat secara kuat pada bagian atas dan bawah dari
kereta lift dan counter weigth.
 Setiap sepatu penuntun harus bergerak pada permukaan rel penuntun
dengan halus.

Pembangunan Gedung PPG Fak Tarbiyah UIN Alauddin TA 2019 MEP- 60


6.7. DATA MESIN PENGGERAK

1. Mesin penggerak kereta elevator terdiri dari motor arus bolak balik 3 phase 380
V dengan toleransi 10 % Volt 50 Hz.
2. Mesin penggerak ini dilengkapi dengan suatu base frame yang duduk diatas
penyangga beton dan ditempatkan di ruang mesin elevator diatas shaft.
3. Antara base frame dan penyangga, harus ditempatkan bantalan karet
sebagai peredam getaran, dimana pada waktu mesin bekerja defleksi dari
karet tersebut tidak boleh lebih besar dari 3 mm.

6.8. KONTROL SISTEM


Setiap elevator harus mempunyai sebuah panel kontrol untuk mengoperasikan kereta
Elevator, yang sekaligus sebagai kontrol induk yang akan mengendalikan elevator di
dalam sistem kontrolnya. Jenis alat kontrol yang harus dipakai adalah CV – GEAR LESS.

Panel kontrol lift ini harus bisa dihubungkan dengan card reader dari system Access
Control.

6.9. ROPE
1. Rope yang dipakai adalah kawat baja dengan inti kawat baja.
2. Diameter minimum dari rope yang dipakai disesuaikan dengan kapasitas lift
secara standart.
3. Sistem pemasangan rope adalah 2 : 1 dimana ujung dari pada rope
dipasangkan pada rope end (detch and Hitch) yang terletak pada suatu profil
baja dengan dilapisi karet setebal 25 mm dan dilengkapi safetay switch dan
per.
4. Sertifikat kawat penggantung harus diserahkan kepada pemilik sebelum
pelaksanaan.
5. Ketinggian langit-langit kereta ini tidak kurang dari 2300 mm dimana terdapat
pintu darurat yang hanya bisa dibuka dari atas kereta dan dilengkapi safety
switch sehingga lift tidak beroperasi selama pintu tersebut terbuka.

6.10. SAFETY DEVICE


1. Pengamanan terhadap kelebihan penumpang, dimana secara otomatis akan
membunyikan buzzer yang diletakkan di car board.
2. Pengaman terhadap kelebihan perjalanan, apabila pengaman ini bekerja maka
panel kontrol akan mematikan mesin penggerak dan baru dapat dijalankan
kembali bila secara manual posisi kereta dikembalikan ke kedudukkan normal.
3. Pembatasan yang ada yaitu :
 Level 6 cm di bawah level lantai terbawah, dan
 Level 10 cm di atas level lantai teratas.
4. Pengaman terhadap ketegangan rope, apabila pengamanan ini bekerja, maka
panel kontrol akan mematikan mesin penggerak.
5. Pengaman terhadap kelebihan kecepatan, apabila terjadi kelebihan
kecepatan maka:
 Centrifugal switch yang ada di speed governor akan menyebabkan panel
control mematikan mesin penggerak.
 Safety gear sebanyak empat buah yang terletak dibagian bawah dari
pengimbang.
 Berat dan kereta akan mengadakan pengereman di rail dan micro switch
yang ada disana akan menyebabkan panel kontrol mematikan mesin
penggerak.
6. Pengaman pada pintu kereta elevator, berupa :
 Door safety edges sebanyak 2 buah, akan bekerja bila tersentuh.
7. Pengaman lift pada saat Sumber Daya listrik PLN terputus :

Pembangunan Gedung PPG Fak Tarbiyah UIN Alauddin TA 2019 MEP- 61


 Pada saat sumber daya listrik utama dari PLN terputus, kereta lift secara tiba-
tiba akan berhenti. Pada saat demikian, lampu darurat didalam kereta harus
menyala secara otomatis, sistem intercom dan bel alarm harus tetap berfungsi,
dengan mendapat sumber daya dari batere.
 Secepatnya setelah menerima daya listrik dari Diesel Generating Set
Emergency, semua lift harus dapat bekerja kembali secara normal.
 Pemindahan rangkaian dari jaringan listrik PLN ke Diesel Emergency Set
dilakukan secara otomatis di panel utama dan pekerjaan ini termasuk tugas
Kontraktor Listrik.
 Bila sumber listrik utama dari PLN telah terhubung kembali maka rangkaian
akan dipindahkan ke keadaan semula pada panel utama listrik di lantai
Basement.
 Pada saat pemindahan tersebut, lift akan berhenti sesaat dan secepatnya
setelah mendapatkan aliran listrik, maka lift akan bekerja secara normal
kembali.
 Lengkapi dengan peralatan ALD ( Automatic Landing Device ).

8. Pengaman Bila Terjadi Kebakaran


Di lantai Dasar harus disediakan dan dipasang Sakelar khusus untuk petuga-
petugas pemadam kebakaran dengan tulisan dalam Bahasa Indonesia
“SAKELAR KEBAKARAN”.
Untuk mengoperasikan sakelar tersebut tidak boleh menggunakan kunci dan
harus diletakkan didalam kotak besi yang mempunyai panel depan terbuat dari
stainless steel hairline finish dan tutup kaca yang mudah dipecahkan.
Sakelar ini harus diberi tulisan yang jelas untuk kedudukan “ON” atau “OFF”.
Perlu dilengkapi Supervisory panel dengan 3 buah intercom yang diletakkan di
Ruang Mesin. Ruang Maintenance dan Ruang Security.
Dengan mendudukkan sakelar pada posisi Sakelar pada posisi “ON”, maka lift
akan bekerja sebagai berikut :
 Semua panggilan lift dan permintaan lantai akan dibatalkan, dan tidak ada
panggilan atau permintaan baru terdaftar.
 Sistem kerja lift akan berubah dari kontrol secara kolektif menjadi tidak kolektif.
 Tanpa melihat arah geraknya, lift secara otomatis akan bergerak turun ke
lantai dasar, tanpa berhenti di lantai-lantai lain.
 Setelah membuka pintu di lantai dasar dan melepas penumpang-
penumpangnya, lift akan berhenti bekerja.
 Untuk selanjutnya pengoperasian lift tersebut hanya dapat dilakukan dari
dalam kereta dan lift tidak akan melayani panggilan dari luar kereta/lantai.

6.11. PANEL KONTROL LIFT


1. Panel kontrol ini adalah dari jenis free standing close type dengan lubang
ventilasi secukupnya.
2. Semua komponen kontrol harus dapat bekerja dengan baik pada temperature
maksimum 40 oC dan RH maksimum 95 %.
3. Panel kontrol akan diletakkan di atas suatu dudukan beton ringan yang akan
disediakan oleh pemborong lift dan harus dilapisi karet setebal 5 mm dan
hanya dapat dilayani dari depan.
4. Box panel harus terbuat dari plat baja tebal 2 mm dengan rangka penguat
dan dicat anti karat.
5. Semua kabel yang masuk atau keluar panel ini harus dilengkapi dengan cable
gland.
6. Alat kontrol harus dilengkapi dengan suatu alat pencegah interferensi dengan
gelombang pemancar yang ada.
7. Earth Quick Protection.

Pembangunan Gedung PPG Fak Tarbiyah UIN Alauddin TA 2019 MEP- 62


6.12. INSTALASI LISTRIK
Pekerjaan instalasi listrik yang termasuk lingkup kerja dari pemborong instalasi ini
adalah:
1. Panel daya (tebal 2 mm ) untuk masing-masing lift beserta kabel feeder dari
panel daya ke panel kontrol elevator.
2. Kabel kontrol dari panel kontrol elevator ke setiap bagian yang
memerlukannya.
3. Lampu dan switch di pit elevator, diatas dan dibawah kereta lift.
4. Intercom dengan master station, di masing-masing ruang mesin elevator dan di
ruang Control Engineering, dengan cabang pada masing-masing kereta.
Didalam operasinya setiap cabang dapat memanggil master station dan
setiap master station dapat memanggil master station dan setiap master
station dapat memanggil setiap cabang.
5. Penambahan batere tipe NI – CAD dry cell lengkap dengan Automatik
Charger.
6. Penyediaan kabel FRC/MICC untuk fire lift oleh kontraktor listrik.
7. Masa jaminan seluruh peralatan adalah 1 tahun.
8. Testing Comissioning, 11% dari kapasitas beban kereta lift.
Continous test : 1 x 24 jam

6.13. LAIN - LAIN

BASIC DATA LIFT

Lift Arrangement Single


Capacity (Persons/load-kg) 13P / 1000 kg
Speed 1 m/s or 60 mpm
Travel (m) 21
No.of Floor Stops/Entrance 4 Floor Stops / 4 Front (SEC)
Front Opening 4
Rear Opening 0

Floor numbering TBA


Drive System V3F ( ACVVVF )
Control System KONE Microprocessor selective collective
Machinery Type KONE Permanent Magnet Gearless
EcoDisc
Location of Machine Inside of Shaft
Motor Output Power ( nominal ) TBA
Voltage 380 V - 3 Phase - 50 Hz

LIFT SHAFT
Shaft Size for one (1) lift (WxD) (mm) 2100 x 2100
Tolerance (mm) ± 25
Overhead (mm) 3,800
Pit Depth (mm) 1,300
Pit Ladder Include
Pit Stop Switch Include
Emergency exit door in shaft N/A
Shaft's Separator Beam By Builder
Shaft's Intermediate Beam By Builder
Shaft's Hoisting Hooks By Builder
Shaft's Smoke Vent/Ventilation By Builder
Shaft's Wall Material By Builder

Pembangunan Gedung PPG Fak Tarbiyah UIN Alauddin TA 2019 MEP- 63


MACHINE ROOM
M/C Room Size for one (1) lift (WxDxH) Machine Room Less
(mm)
M/C Room Hoisting Beams & Hooks N/A
M/C Room Ventilation N/A
M/C Room Access Door, Ladder. N/A

LANDING / MAIN
Door Type Center Opening
Door Size (WxH) (mm) 900 x 2100
Door Finish Transparant Glass
Door Frame/Jamb Narrow Jamb
Landing transom Not provided
Door Sill Extruded hard aluminium
Hall indicator KDS 50 ( LCI )
Hall Button KDS 50 ( LCI )

LANDING / TYPICAL
Door Type Center Opening
Door Size (WxH) (mm) 900 x 2100
Door Finish Stainless Steel
Door Frame/Jamb Narrow Jamb
Landing transom Not provided
Door Sill Extruded hard aluminium
Hall indicator KDS 50 ( LCI )
Hall Button KDS 50 ( LCI )

CAR

Lift Car size (WxDxH) (mm) 1400 X 1600 X 2300


No. of Car Doors 1 - SEC
Car Door Type Center Opening
Car Door Size (WxH) mm 900 x 2100
Car Door Finish Stainless Steel
Door Safety Devices Curtain of Light
Car Door Sill Extruded hard aluminium
Car Front wall decoration Stainless Steel
Car Side Wall decoration Stainless Steel
Car Rear Wall decoration Stainless Steel
Car Ceiling KONE CL 95

Car Skirting Stainless Steel


Car Flooring PVC D-25 Rocky Gray
Car Handrail Not provided
Car Decoration Allowance (Kg) N/A
Car Ventilation KONE Standard Fan Cross Flow
Emergency Exit & Lamp Provided on the ceiling
Car Position Indicator KONE KDS 50 ( LCI )
Car Operating Panel One ( 1 ) unit KONE ( KDS 50 ) COP
Intercom System Between lift car, its lift machine room and
control room only
Overload with Buzzer Provided
Alarm Button Provided

Pembangunan Gedung PPG Fak Tarbiyah UIN Alauddin TA 2019 MEP- 64


ACCESSORIES STANDARD

ARD ( Automatic Rescue Device ) Included


Accurate Levelling Included
Advance door opening Included
Fire alarm homing system Included
Car arrival gong / Gong on Car Top Included
Overload Protection Device Included
Automatic car light & fan switch Included
False Car Canceling Auto Included
Overspeed Governor & Safety Gear Included
Limit Switch Included
KONE Supervisory Panel Not provided

Pembangunan Gedung PPG Fak Tarbiyah UIN Alauddin TA 2019 MEP- 65

Anda mungkin juga menyukai