Pasal 1
Pendahuluan
Kontraktor diwajibkan mentaati dan mengikuti tata cara pelaksanaan sesuai dengan yang
tertulis pada peraturan- peraturan tersebut dan disesuaikan dengan bahan, unit mesin atau
peralatan yang dipasangnya.
Bila terjadi kesimpang-siuran dalam hal standard yang harus diikuti, kontraktor harus
melapor pada Konsultan Pengawas untuk mendapat kejelasan tentang hal tersebut.
Bila konsultan Pengawas tidak dapat memutuskan hal tersebut maka pengambil
keputusan akan diserahkan kepada Instansi / Badan yang berwenang (local Authority
Having Jurisdiction).
1.11. Pengecatan
1. Semua peralatan dan bahan yang dicat, yang menjadi lecet karena pengangkutan /
pengapalan atau pemasangan harus segera diperbaiki dan dicat dengan warna aslinya
sehingga nampak seperti baru kembali.
2. Semua bagian-bagian pekerjaan yng menyangkut carbon steel atau seng yang di
galvanis harus dicat dasar dan cat finish.
3. Sebelum pengecatan dilakukan, bagian-bagian harus bebas dari grease, minyak dan
segala kotoran yang melekat.
4. Urut-urutan pengecatan adalah cat dasar anti karat (zincromate) dan cat finish terdiri
atas 2 lapis cat copolymer.
5. Untuk peralatan-peralatan yang cat pabriknya rusak/cacat dalam pengangkutan,
penyimpanan dan lain sebagainya harus dicat kembali sesuai aslinya atau sesuai
dengan warna yang ditentukan Pihak Owner.
6. Untuk jalur-jalur pipa, code warna disesuaikan dengan standart.
1.14. Penjagaan
1. Kontraktor wajib mengadakan penjagaan dengan baik serta terus menerus selama
berlangsungnya pekerjaan atas bahan peralatan, mesin dan alat-alat kerja yang
disimpan di tempat kerja (gudang lapangan).
2. Kehilangan yang diakibatkan oleh kelalaian penjagaan atas barang-barang tersebut
diatas, menjadi tanggung jawab pemborong.
1) Availability Energi.
a) Untuk lingkungan dengan Criticality level 1 desain kelistrikan harus
memenuhi persyaratan IEC 60364-7-710. Persyaratan “outage kurang
dari 0.5 detik” harus diatasi oleh UPS dengan static switch. Sedangkan
b. IEC 60364-7-710
"Electrical installations of buildings - Requirements for special installations or
locations – Medical locations".
c. IEC 61557-8
"Electrical safety in low-voltage distribution systems up to 1000 V AC and
1500 V DC - Equipment for testing, measuring or monitoring of protective
measures - Part 8: Insulation monitoring devices for IT systems".
d. IEC 61558-2-15
"Safety of power transformers, power supply units and similar - Part 2-15:
Particular requirements for isolating transformers for the supply of medical
locations".
e. IEC 60364-4-44
"Low-voltage electrical installations - Protection for safety - Protection
against voltage disturbances and electromagnetic disturbances".
f. IEC 61000-6-2
"Electromagnetic compatibility (EMC) – Generic standards – Immunity for
industrial environments".
g. IEC 61000-6-3
"Electromagnetic compatibility (EMC) – Generic standards – Emission
standard for residential, commercial and light-industrial environments".
h. 2306/MENKES/PER/XI/2011
4. Trafo Isolasi
Perlidungan terhadap sengatan listrik dicapai dengan pemasangan Trafo Isolasi
untuk ruang operasi, ruang ICU dan ruang kritikal lainnya. Trafo isolasi yang
digunakan hendaknya memenuhi persyaratan IEC 61558-1 and IEC 61558-2-15
− System grounding sekunder sesuai dengan panduan dari IEC 60364-7-710
− Trafo satu fasa 230/230V
− Insulasi trafo kelas H
− Kebisingan maksimum 30dB pada jarak 1 meter
− Belitan primer dan sekunder terpisah total
− Terdapat faraday screen pemisah antara belitan primer dan belitan sekunder
− Sistem cooling menggunakan aliran udara alami. Tidak diperbolehkan
menggunakan kipas tambahan.
− Monitoring suhu operasi trafo menggunakan bimetal strip.
− Rangkaian sisi sekunder tidak memiliki common point dengan rangkaian sisi
primer, baik berupa device ataupun titik grounding.
− Impedans arus bolak-balik (Zi) dari gawai tersebut paling sedikit 100
kOhm.
− Voltase ukurnya harus maksimal 25 V dc;
− arus ukur tidak boleh melebihi 1 mA, juga pada keadaan hubung pendek
sempurna ke bumi, dari salah satu fase.
− Mampu menampilkan impedansi sampai dengan 10 MOhm
− Harus ada isyarat bila resistansi insulasi turun sampai 50 kOhm
− Waktu respon gawai dari kejadian gangguan harus kurang dari 1 detik.
− Memonitor kapasitas pemakaian dan juga suhu operasional trafo.
− Gawai dilengkapi dengan log alarm.
− Gawai dapat integrasi berinteraksi dengan sistem pengawasan melalui
Protokol Modbus RTU melalui RS485 port serial
6. Fault Locator
Gawai monitor insulasi harus dilengkapi dengan fault locator, yang berfungsi
untuk diagnostik gangguan insulasi dan menginformasikan pemutus arus mana
yang mengalami gangguan. Fault locator terpasang di panel.
Lampu hijau : Kondisi operasi normal dan aman Alarm gangguan isolasi
pada sistem IT.
Lampu merah : Alarm gangguan akibat trafo overload, atau overheat, atau
tripping pemutus arus.
Buzzer : beroperasi sinkron dengan alarm
Tombol tekan : tombol untuk pengetesan isolasi
test
Tombol tekan : untuk mematikan suara alarm, tetapi tidak untuk memutus
Selain informasi digital display diatas, di setiap kamar operasi juga dilengkapi
dengan layar sentuh digital dari BAS yang memuat informasi sebagai berikut :
- Monitoring status panel isolasi, level insulasi
- Monitoring suhu ruangan operasi, kelembaban, AHU status
- Monitoring level gas medik
8. Kabel–kabel listrik yang digunakan harus sesuai dengan standard yang berlaku yang
diakui di negara Republik Indonesia. Ukuran kabel untuk instalasi listrik yang
digunakan minimal harus sesuai dengan gambar Perencanaan dan sudah
direkomendasi oleh LMK produksi ex. Supreme, Kabelindo, Kabelmetal
a. Inti Tembaga
b. Ukuran minimum 2.5 mm2 kecuali untuk kabel control
d. Pasangan kabel dalam pipa PVC HI pada jarak maksimum 100 cm harus diberi
klem.
e. Klem dibuat dari bahan plat logam digalvanis atau allumunium, pemasangan pada
tembok harus menggunakan vicher dan sekrup, pemasangan dengan
menggunakan paku tidak dibenarkan.Untuk kabel berpenampang 16 mm2 atau
lebih harus dilengkapi dengan sepatu kabel untuk terminasinya.
f. Pemasangan sepatu kabel untuk kabel berukuran 70 mm2 atau lebih harus
menggunakan hydraulic press kemudian di solder dengan timah pateri.
g. Sepatu kabel yang dipergunakan harus sesuai dengan besarnya kabel dan harus
yang berkualitas baik, standart produksi ex. GAE, 3M.
12. Sebagai pengenal untuk inti kabel atau rel digunakan warna, lambang atau huruf
seperti yang terdapat dalam tabel Tabel : 701 - 1, PUIL 1987.
Pengenal
Pengganti Inti Dengan Dengan Dengan warna
Atau Rel huruf lambang
1 2 3 4
A. Instalasi arus bolak-balik :
Fase Satu L 1/R Merah
Fase Dua L 2/S Kuning
Fase Tiga L 3/T Hitam
Netral N Biru
B. Instalasi perlengkapan listrik :
Fase satu U/X Merah
Fase dua V/Y Kuning
Fase tiga W/Z Hitam
C. Instalasi arus searah :
Positif L+ + Tidak ditetapkan
Negatif L- - Tidak ditetapkan
Kawat tengah M Biru
Warna kabel yang mengikat (harus ada) adalah biru (untuk netral) dan kuning / hijau
(untuk ground). Bila warna tersebut tidak ada maka pada ujung-ujung kabel harus
diberi isolasi dengan warna yang bersesuaian seperti butir di atas.
13. Pelaksanaan penanaman galian pada kondisi khusus dimana penanaman kabel tidak
dapat dilaksanakan dengan kedalaman ± 1,20 meter, maka pelaksanaannya sebagai
berikut :
a. Minimum 0,80 meter di bawah permukaan tanah, pada jalan-jalan yang dilewati
kendaraan .
b. Minimum 0,60 meter di bawah permukaan tanah, pada jalan-jalan yang tidak
dilewati kendaraan (pedestrian) dan diberi pelindung pipa galvanized dengan
penampang minimum 2,5 kali penampang kabel.
c. Pada kondisi dimana terdapat kabel PLN tegangan menengah/tinggi dan kabel
telekomunikasi maka kabel tanah harus ditempatkan di atas kabel PLN dengan
jarak minimum 50 cm.
2.21. Cubicle
Meliputi pengadaan dan pemasangan kubikel TM sebagai berikut:
a. Incoming SM6 Type IM, dengan komponen ses:
1) Busbar 2500A
2) Load Break Switch 24 kV, 2500 A, 100 kA – 1s
3) Eathing Switch
4) Voltage Indicator Divice
5) Anti Condensation Heater 50W, 220Vac
6) End Plate
b. Outgoing SM6 Type QM, dengan komponen:
1) Busbar 2500 A
2) SF6 Load Break Switch 24 kV, 2500 A, 100 kA – 1s
3) HRC Fuses with strike pins 1000A
4) Shurt trip coil 220V/ac
5) Eatring swith
6) Voltage indicator device
7) Anti Condensation Heater 50W, 220V
8) End Plate
2.22. Transformator
22.1. Ketentuan Teknis Pekerjaan Trafo Distribusi
01. Transformator distribusi yang dipergunakan adalah tipe Dry type Air Cooler
untuk tipe pemasangan dalam ruangan dilengkapi dengan alat pengaman
serba guna. Konstruksi dari transformator hendaknya tipe Cast Resin,
dilengkapi dengan casing dan blower untuk layanan Air Natural Air Force
(ANAF).
03. Alat pengaman serba guna yang disyaratkan hendaknya yang sesuai untuk
tipe transformator tersebut diatas dan lain-lain yang dinilai perlu.
06. Peralatan terminasi yang diijinkan adalah tipe Resin atau Heat Shrinked.
Surge arrestors No
Bus bar from transformer to switch gear or bus duct No
Wheels Yes
Cooling fans on the transformer body Yes
Neutral CT No
03. Mesin diesel generator harus dilengkapi dengan suatu dudukan yang terbuat
dari bahan baja, dimana antara mesin dengan dudukan dan antara dudukan
dengan pondasi mesin yang akan disediakan oleh Pemborong pekerjaan sipil
harus disediakan bahan peredam getaran tipe gabungan pegas dan karet
peredam getaran.
04. Pemborong harus menghitung sistem perdam suara, ventilasi ruangan, saluran
udara buang dan saluran asap sehubungan dengan spesifikasi mesin diesel
generator set yang ditawarkan.
05. Pemborong harus menghitung kembali sistem saluran udara buang dan
saluran asap sehingga tidak akan mengurangi kapasitas mesin untuk
membangkitkan daya sesusai yang diminta.
07. Mesin diesel harus dilengkapi dengan peralatan yang dapat mengatur putaran
mesin secara otomatis sehingga mesin akan selalu bekerja pada putaran
nominalnya pada kondisi beban antara beban nol dan beban penuh dengan
toleransi tidak lebih dari 2%.
08. Mesin diesel harus dilengkapi dengan filter bahan bakar dan filter udara
pembakaran tipe oil bath.
09. Mesin diesel harus dilengkapi dengan alat pengaman guna menghentikan
operasi mesin dan atau memberikan indikasi adanya gangguan untuk setiap
gangguan sebagai berikut :
a. Putaran kerja melebihi 10% putaran nominal,
b. Tekanan kerja minyak pelumas lebih kecil dari nilai nominalnya (tidak
kurang dari 3 Kg/cm²),
c. Temperatur kerja air pendingin melebihi nilai nominalnya (tidak kurang
dari 75°C),
d. Dan lain-lain pengaman yang dinilai perlu.
10. Mesin diesel generator set secara keseluruhan harus mampu diperasikan dari
Local Control Panel (LCP) Generator. Secara garis besarnya ketentuan
mengenai Local Control Panel (LCP) ini harus sesuai ketentuan teknis dari
pabrik pembuat.
02. Rangkaian elektronik yang dimaksud dalam butir 01 diatas harus mampu
mengatur tegangan alternator secara terus menerus pada tegangan nominal
sebesar 230/400 Volt dengan toleransi tidak lebih dari 1,5%.
03. Alternator yang dipergunakan harus mampu menghasilkan daya listrik sesusai
dengan kondisi terpasang yang ditunjukkan didalam gambar rencana secara
terus menerus pada putaran nominal mesin diesel dan pada tegangan nominal.
04. Alternator yang dipergunakan harus dibuat untuk pemakaian dalam ruangan
dengan kelas pengaman tidak kurang dari IP 23 dan dapat menahan kelebihan
beban 10% selama 1 jam dalam selang waktu 12 jam.
06. Pemborong wajib menyediakan titik pentanahan bagi mesin diesel generator,
titik netral generator, PKG dan semua bagian logam di dalam ruang diesel
dan panel, termasuk rak dan tangga kabel dan pintu-pintu ruangan yang
terbuat dari logam sesuai dengan ketentuan ini.
03. Apabila tidak ditentukan adanya peralatan otomatis sinkronisasi, maka sistem
kerja peralatan adalah sebagai berikut :
a. Pada saat terjadi gangguan pelayanan dari PLN, maka 2 unit diesel genset
harus bekerja secara otomatis dan disinkronkan secara otomatis,
b. Pelayanan ke beban harus mampu mengikuti stepping pembebanan 80%
seperti yang telah dinyatakan dalam ketentuan spesifikasi G3.
c. Setelah 10-15 menit sejak pelayanan PLN normal kembali, secara manual
semua mesin dimatikan secara otomatis.
d. PKG harus dapat mengatur sistem sinkron semua mesin, termasuk dengan
generating set yang berbeda kapasitasnya, dan melakukan automatic load
balancing (ALB) sehingga tiap-tiap generating set dibebani secara
proporsional sesuai kapasitas masing-masing.
e. PKG dilengkapi lampu indikator dan sirine/buzzer.
f. Didalam PKG hendaknya disediakan terminal kontrol yang akan
dihubungkan ke sistem monitor dan operasi remote. Terminal kontrol ini
meliputi :
♦ Mesin jalan,
♦ Mesin berhenti,
♦ Mesin berhenti karena gangguan,
♦ Kondisi gangguan kecepatan lebih,
♦ Kondisi gangguan tekanan minyak pelumas rendah,
♦ Kondisi gangguan temperatur air, pendingin tinggi,
♦ Kondisi level bahan bakar ditangki pemakaian,
♦ Kondisi meluapnya tangki pemakaian bahan bakar,
06. AMF harus dapat menjalankan diesel genset pada waktu tegangan PLN
mencapai batas 80% dari tegangan nominalnya tanpa kelambatan waktu
operasi.
07. AMF harus dapat menghentikan pelayanan diesel genset pada waktu
pelayanan dari PLN telah normal kembali dan kemudian menghentikan diesel
genset masing-masing dengan kelambatan waktu operasi tidak kurang dari 10
menit.
04. Pondasi tangki penyimpanan bahan bakar akan disediakan oleh Pemborong
pekerjaan bangunan sedangkan dudukan bagi tangki pemakaian bahan bakar
harus disediakan oleh Pemborong pekerjaan ini, terbuat dari bahan besi siku
berukuran tidak kurang dari 70x70x7 mm yang dibentuk sedemikian rupa
sehingga konstruksi secara keseluruhan dapat menahan beban yang mungkin
timbul. Pemborong wajib menempatkan lapisan anti karat zincromate buatan
ICI sebanyak 2 lapis dan cat akhir berwarna coklat.
05. Pompa bahan bakar adalah jenis gear pump yang sesuai untuk pemakaian
bahan bakar berkapasitas tidak kurang dari yang ditunjukkan dalam gambar
rencana, dan digerakkan oleh motor kontrol sesuai dengan kebutuhan serta
dilengkapi dengan kontrol operasi otomatis.
06. Pemborong wajib menyediakan pompa bahan bakar manual dengan pemipaan
secara paralel dilengkapi gate valve dan check valve.
02. Pipa pembuangan gas buang harus diisolasi untuk menahan radiasi panas
yang mungkin timbul dengan rockwool berbentuk preform (setengah pipa)
setebal tidak kurang dari 2 inch dan kepadatan tidak kurang dari 100 kg/m³
dan dilapis lagi dengan lembaran asbes.
Isolasi tersebut harus dipasang mulai dari pipa fleksibel penghubung mesin
dengan peredam suara sampai keluar bangunan Power House. Khusus untuk
pelapis diluar bangunan, harus dipergunakan bahan plat alumunium.
Kapasitas
Kapasitas Daya/Arus Sesuai gambar Perencanaan
Maksimum power 20700 VA
Maksimum Arus (phase) 30 A RMS
Maksimum Arus (neutral) 90 A RMS
Crest factor (Arus) 2:1
Pengukuran Arus
Type : Transformer : 5/5A ….. 5000/5A
Respon Frekuensi : lebih dari 2500 Hz / 3000 Hz (60 Hz)
Daya 1.5 VA per transformer
Spesifikasi Filter
Range harmonik untuk Filter : 2 - 50 Harmonic (dapat diatur/Adjustable)
Waktu Respon : < 100 µs
Konsumsi Phase : Dapat diatur/Adjustable
Koreksi Power factor : Dapat diatur/Adjustable
prioritas untuk pemrograman : Dapat diatur/Adjustable
Parallel unit
Koneksi untuk Pemasangan dapat diparalel dengan lebih dari 100 unit
sistem paralel :
koneksi pada transformer hanya pada device
utama/master
Komunikasi Ethernet
Jaringan protokol: TCP/IP, Modbus TCP
Layar/Display
Display : 3.5" TFT berwarna dan layar sentuh, Web
server dan datalogger
Lingkungan/Environmental
Standarisasi
Electromagnetic compatibility UNE-EN 61000-6-4:2007
(CEM). Part 6-4: Generic
stdanards. Emissions stdanard
for industrial environments.
(IEC 61000-6-4:2006) :
Industrial, scientific dan UNE-EN 55011:2011
medical equipment - Radio-
Frekuensidisturbance
characteristics - Limits dan
methods of measurement :
Electromagnetic compatibility UNE-EN 55011:2011
(CEM). Part 6-2: Generic
stdanards. Immunity for
industrial environments. :
Safety requirements for power EN 62477-1:2012
electronic converter systems
dan equipment - Part 1:
General (Endorsed by AENOR
in November of 2012.) :
Low-voltage switchgear dan IEC 61439-1:2011
controlgear assemblies - Part 1:
General rules :
Tegangan
Range Tegangan : - 3 wire (3W) 3P: 400 -440-480V phase-phase
±10%
+/- 10%
- 4 wire (4W) 3P+N: 230…400V phase-phase
±10%
Kapasitas
Kapasitas Daya/Arus Sesuai gambar Perencanaan
Maksimum power Sesuai gambar Perencanaan
Maksimum Arus (phase) Sesuai gambar Perencanaan
Maksimum Arus (neutral) Sesuai gambar Perencanaan
Pengukuran Arus
Type : Transformer : 5/5A ….. 5000/5A
Respon Frekuensi : lebih dari 2500 Hz / 3000 Hz (60 Hz)
Daya 1.5 VA per transformer
Spesifikasi Filter
Range harmonik untuk Filter : 2 - 50 Harmonic (dapat diatur/Adjustable)
Waktu Respon : < 100 µs
Konsumsi Phase : Dapat diatur/Adjustable
Koreksi Power factor : Dapat diatur/Adjustable
prioritas untuk pemrograman : Dapat diatur/Adjustable
Parallel unit
Koneksi untuk Pemasangan dapat diparalel dengan lebih dari 100 unit
sistem paralel :
koneksi pada transformer hanya pada device
utama/master
RS-485 Communication
Filed bus : RS-485
Protokol komunikasi : Modbus RTU
Stop bits : 1
Parity : None
Komunikasi Ethernet
Jaringan protokol: TCP/IP, Modbus TCP
Layar/Display
Display : 3.5" TFT berwarna dan layar sentuh, Web
server dan datalogger
Standarisasi
Electromagnetic compatibility UNE-EN 61000-6-4:2007
(CEM). Part 6-4: Generic
stdanards. Emissions stdanard
for industrial environments.
(IEC 61000-6-4:2006) :
Industrial, scientific dan UNE-EN 55011:2011
medical equipment - Radio-
Frekuensidisturbance
characteristics - Limits dan
methods of measurement :
Electromagnetic compatibility UNE-EN 55011:2011
(CEM). Part 6-2: Generic
stdanards. Immunity for
industrial environments. :
Safety requirements for power EN 62477-1:2012
electronic converter systems
dan equipment - Part 1: General
(Endorsed by AENOR in
November of 2012.) :
Low-voltage switchgear dan IEC 61439-1:2011
controlgear assemblies - Part 1:
General rules :
Sisi Input
Nilai Tegangan : Tiga-phase 3 x 220 (3P + N)
Margin dari : +15% / -20% (dapat di konfigurasi)
tegangan
Frekuensi : 50 Hz
Total Harmonic pada beban 100% = <1.5% ;
Distortion pada beban 50% = <2.5% ;
(THDi) pada beban 10% = <6.0%
Power factor : >0,9 dari beban 10%
pada sisi input
Topologi : Tiga Phase dengan IGBT gelombang penuh (Full
Rectifier wave), memiliki soft start, PFC, transformerless
Sisi Output
Nilai Tegangan : Tiga-phase 1 x 220 Transformer less
Akurasi respon : Pada step beban 0% s/d 100% = 20 ms
time : Pada tegangan drop : -5%
: Pada kondisi sinkron : 50 Hz ± 5 Hz (dapat di
Frekuensi pada pilih/selectable)
sisi output : Pada kondisi UPS running/free running : 50/60 Hz ±
0.05%
Maksimum laju : dari 1 Hz/s sampai dengan 10Hz/s (dapat
sinkronisasi diprogram)
Total Harmonic : Pada Kondisi beban linear :< 0.5%
Distrortion untuk
Tegangan : Pada kondisi beban tidak linear < 2%
(THDv)
Output Power : 0.9
Factor
Kondisi Overload : 125% bertahan sampai 10 menit
yang : 150% bertahan sampai 60 detik
diperbolehkan
Crest Factor yang : > 3:1
diperbolehkan
Total efisiensi : sampai dengan 95%
pada mode On-
Line
Efisiensi pada : lebih dari 98.4%
kondisi smart
mode
Manual Bypass
Tipe dari Manual : Tanpa adanya interupsi/jeda
Bypass
Baterry
Tipe : Battery Kering atau Lead Acid (free maintennace)
Komunikasi
Port : 1xRS-232/485 dengan MODBUS protokol
Interface ke : 4x ketika AC Failure, Bypass, Low Battery
Relay
Spare Slot : 1 untuk SNMP/SICRES
Koneksi untuk : 2 x konektor
paralel
Umum
Temperatur : 0°C sampai dengan +40°C
pengoperasian
Relative humidity : diatas 95%, tidak ada kondensasi
Ketinggian unit : 1000 masl
untuk
pengoperasian
Kebisingan : <52 dB(A)
akustik pada 1
meter
Standarisasi
Keamanan : EN-62040-1-2 dan EN-60950-1
Elektromagnetik : EN-62040-2
Compability
(EMC)
Operating : VFI-SS-111 according to EN 62040-3
Kualitas dan : ISO 9001 and ISO 14001
management
Lingkungan
6 Lampu TLD
- Fluorescent Osram, Philips
- Starter Osram, Philips
- Fitting Osram, Philips
- Pabrik pembuat Armatur La Osram, Philips
7 Saklar & Stop Kontak Legrand, ABB, Clipsal
8 Kabel. Supreme, Kabelindo,Kabelmetal
3.6. Instalasi
1. Kabel Instalasi
a. Kabel intalasi telepon yang digunakan harus sesuai dengan standard Indoor
Telephone Cable (ITC) (STEEL-K-011) yang berlaku yang diakui di negara
Republik Indonesia.
b. Ukuran kabel untuk instalasi telepon yang digunakan harus sesuai dengan gambar
Perencanaan. Kabel telepon yang digunakan harus sudah direkomendasi oleh
TELKOM.
c. Kabel harus dalam keadaaan baru, tanpa cacat dan bila perlu harus ada surat
keterangan dari distributor / pabrik.
d. Sistem penyambungan didalam main distribution frame dan junction box harus
mempergunakan sistem slip (solderless) dengan alat connection / disconnection
produksi ex. Krone.
e. Penyambungan kabel didalam junction box harus mempergunakan sistem slip
solderless, sesuai dengan persyaratan PT. Telkom. (Reference: Krone)
f. Kabel yang masuk keluar ke/dari MDF, junction box harus memakai kabel gland
dan tanda untuk mengindentifikasikan route kabel dan nomor pesawat dengan
memakai "cable marking" merk 3 M.
g. Semua kabel yang dipasang menembus dinding harus dipasang sleeve pipa
galvanized minimum 2,5 kali penampang kabel.
h. Penyambungan kabel ke terminal panel / peralatan di semua bangunan adalah
tanggung jawab kontraktor.
i. Sambungan harus dilaksanakan dengan baik, cukup kuat / erat sesuai dengan model
terminal peralatan yang terpasang.
j. Kabel yang dipergunakn untuk dari Terminal Box (TB) menuju MDF ( Feeder )
menggunakn kabel dengan jenis ITC Cable Multi pairs antara 10 pairs sampai
dengan 40 pairs atau sesuai dengan gambar perencanaan.
k. Kabel yang dipergunakan untuk instalasi dari Terminal Box (TB) menuju ke Outlet
Telepon menggunakan kabel dengan jenis ITC Cable 2 pairs ( 2 x 2 x 0.6 mm² ) di
dalam pipa conduit.
l. Kabel feeder yang digunakan adalah jenis indoor telephone cable, dengan kapasitas
sesuai gambar rencana.
m. Kabel distribusi dari junction box tiap-tiap outlet memakai indoor telephone cable
sebanyak 2 pair diameter core 0,6 mm ( 1 pair dipakai untuk cadangar/spare), dan
dimasukkan dalam konduit.
Bila terbakar tidak mengeluarkan gas beracun, dan api dapat padam dengan
sendirinya. Kabel yang biasa dilindungi oleh konduit ini adalah kabel dari Terminal
Box (TB) ke outlet telepon.
DP ≥ √ DK2 / 0,5
b. Konduit yang dipakai adalah conduit PVC High Impact dengan diameter dalam
minimum 1 1/2 kali diameter kabel, dipergunakan produksi ex. LEGRAND,
CLIPSAL, BOSS.
c. Pasangan kabel dalam pipa PVC HI pada jarak maksimum 100 cm harus diberi
klem.
♦ Camp On
System juga harus dapat mendukung fitur “camp on” dari satu ekstension pada
satu PABX ke ekstension lain pada PABX lainnya.
♦ Hot Station
System juga harus dapat mendukung fitur “hot station” dari satu ekstension
pada satu PABX ke ekstension lain pada PABX lainnya.
20) Night Service
a) Panggilan masuk melalui beberapa atau semua saluran induk harus dapat
dialihkan ke ekstension-ekstension yang ada dengan basis hubungan satu-satu.
b) Panggilan masuk melalui semua atau beberapa saluran induk dapat dialihkan ke
hanya datu cabang saja.
c) Fitur Night Service diatas harus dapat berubah-ubah sesuai dengan waktu secara
otomatis sehingga panggilan masuk dapat dialihkan ke ekstension yang sesuai
pada waktunya.
21) Restriction
Semua pesawat ekstension harus dapat diklarifikasikan dalam salah satu kategori
berikut :
a) Terbatas secara keseluruhan
Tidak dapat melakukan panggilan keluar maupun menerima panggilan dari luar.
b) Setengah terbatas
Tidak dapat memanggil ke luar tetapi dapat menerima panggilan dari luar melalui
operator
c) Lokal
Dapat melakukan maupun menerima panggilan local.
d) Interlokal
Dapat melakukan dan menerima panggilan SLJJ.
e) International
Dapat melakukan dan menerima panggilan International.
22) Traffic Measurement
System harus mampu mengukur tingkat kesibukkan (traffic) yang dialami system.
3.16. Environment
1) Peralatan PABX dan attendant console harus berfungsi secara mernuaskan sesuai
dengan kemampuannya atau kemampuan maksimum pada temperatur hingga 45 oC dan
kelembaban relatif (non condensing) antara 10% sampai 85%. Peralatan tersebut harus
berfungsi normal tanpa adanya kerusakan apapun atau penurunan performance di
kemudian hari.
2) Alat tersebut harus tahan debu. Semua permukaan harus tertutup rapat, label-label atau
terminal-terminal sedapat mungkin tersusun secara vertical
3) Semua metal work harus dilindungi untuk menghindari korosi dan karatan.
4) Panas yang dihasilkan oleh peralatan tersebut harus dapat dihilangkan secara efisien.
d. Pasangan kabel dalam pipa PVC HI pada jarak maksimum 100 cm harus diberi
klem.
e. Klem dibuat dari bahan plat logam digalvanis atau allumunium, pemasangan
pada tembok harus menggunakan vicher dan sekrup, pemasangan dengan
menggunakan paku tidak dibenarkan.Untuk kabel berpenampang 16 mm2 atau
lebih harus dilengkapi dengan sepatu kabel untuk terminasinya.
2. SPILITTER
a. Frequency range : 5 – 862 MHZ
b. F Connector
Specifictions 2 way 3 Way 4 Way
Insertion Loss (dB) 3.6 5.6 7.5
3. TAP OFF
Tap Loss (dB) 12 16 20
Tap 1 & 2
Tap Loss (dB) 13 17 21
Tap 3 & 4
Insertion Loss (dB) 4.5 2.5 2.5
6.1.Umum
1. Keseluruhan peralatan utama yang membangun sound system ini harus dari merk
yang sama. Adapun merk yang boleh direferensikan adalah TOA, Honeywell, Bosch.
2. Kontraktor harus merupakan dealer produk atau perusahaan yang mendapatkan Surat
Dukungan dari Dealer. Yang dimaksud Dealer adalah Perusahaan yang mendapatkan
Surat Penunjukan dari Distributor serta mendapatkan Surat Dukungan dari Principal
(Agen Tunggal Pemegang Merk) di Indonesia.
3. Sistem tata suara harus memenuhi standard keselamatan evakuasi sebagaimana
dipersyaratkan pada IEC 60849 standard dan EN 54.
6.2.Lingkup Pekerjaan
1. Sebagaimana yang tertera dalam gambar rencana, Kontraktor pekerjaan Sistem Tata
Suara ini harus mengadakan dan memasang, serta nantinya menyerahkan seluruh
hasil pekerjaan dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan.
Garis besar lingkup pekerjaan instalasi sistem tata suara yang dimaksud adalah
sebagai berikut :
a. Pengadaan, pemasangan, dan pengujian peralatan sentral sistem tata suara
meliputi unit penguat sinyal suara (power amplifier) lengkap dengan unit kontrol
dan monitor serta pemasangan sistem dalam rak untuk peralatan sentral tata suara.
b. Pengadaan, pemasangan, dan pengujian MDF dan kotak hubung bagi (TB) di
setiap lantai.
c. Pengadaan, pemasangan, dan pengujian kabel-kabel distribusi sistem tata suara
antara peralatan sentral dan sistem rak dengan kotak hubung bagi di setiap lantai.
d. Pengadaan, pemasangan, dan pengujian alat pengeras suara (loud speaker) sesuai
dengan gambar rencana.
e. Pengadaan, pemasangan, dan pengujian kabel-kabel pemakaian antara kotak
hubung bagi dengan alat-alat pengeras suara dan volume control di tempat yang
ditunjuk.
f. Melaksanakan matching dan balancing atas semua speaker dan sistem secara
keseluruhan, sedemikian rupa hingga menghasilkan kualitas suara yang prima dan
tingkat tekanan bunyi yang merata di seluruh bagian lantai bangunan.
2. Ruang lingkup pekerjaan sound system meliputi pengadaan peralatan berikut
pemasangannya. Pengadaan dan pemasangan peralatan sound system ini secara
keseluruhan terbagi menjadi 2 (dua) bagian utama yaitu :
a. Sound System untuk Back Ground Music, Paging dan Evacuation, meliputi area
selasar dan public area.
b. Sound system untuk keperluan Evacuation, meliputi semua area yang telah
dicover oleh item diatas tersebut di atas ditambah area-area yang memerlukan
ketenangan seperti Ruang Patient.
3. Pekerjaan ini dimaksudkan untuk memperkuat dan meningkatkan Kualitas suara
secara merata ke seluruh area rumah sakit.
Kualitas suara tidak hanya diperkuat tetapi harus mempunyai derajat pengertian atau
kejelasan suara (intelegibility) yang tinggi, bebas dari gangguan listrik tegangan
tinggi dan sinyal pemancar pemancar baik yang ada didalam gedung itu sendiri
maupun diluar gedung seperti ORARI, KRAP dan sejenisnya.
Peralatan Penunjang :
a. Rack 23U c/w Roof Fan, Blank Panel, accessories
b. Terminal Box Sound System
c. Change Over switch
6.3.Kemampuan Peralatan
Sound system yang ditawarkan, haruslah memiliki kemampuan minimal sebagai berikut :
1. Sound system berbasis digital.
Perubahan setting dan konfigurasi dapat dilakukan secara cepat dan mudah tanpa
perlu merubah perkabelan.
2. Sistem dilengkapi dengan had-held emergency microphone yang terintegrasi pada
front panel.
3. Tingkat Kekerasan dan Kualitas Suara harus dapat diatur secara group dan terpusat
dari sentral untuk menyesuaikan dengan keadaan ruang sehingga menghasilkan
kualitas suara sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan.
4. Sound system yang dipasang harus dapat berfungsi dengan baik untuk distribusi suara
secara merata pada area (zone) yang dipilih dan tidak mengganggu zone lainnya.
Misalnya dilakukan pilihan untuk zone 1 dan 2, maka zone 3 dan 4 tidak boleh ikut
berbunyi. Pemilihan zone dilakukan melalui selector yang terintegrasi pada
microphone call station.
5. Sistem tata suara yang akan dipasang memiliki sistem prioritas otomatis untuk
layanan dengan urutan prioritas terendah sampai tertinggi sebagai berikut :
a. Back Ground Music ke semua ruangan / lantai yang dilengkapi speaker.
b. Paging dengan Attention Chime untuk penyampaian berita, dengan sistem zones.
c. Emergency Call dengan Pre-Recorded Announcement, yang dapat di-trigger dari
Emergency Push-button ataupun Master Control Fire Alarm. Emergency Call
merupakan prioritas tertinggi, merupakan All Call (ke semua speaker) dan
dilakukan by-pass terhadap volume control.
6. System priority yang dapat diprogram sampai dengan 16 level, dimana microphone
dengan priority lebih tinggi dapat melakukan over-ride ke microphone dengan
priority lebih rendah (namun tidak sebaliknya), dengan pengaturan urutan prioritas
sebagai berikut :
a. Emergency Microphone.
b. Microphone General PA.
c. Call Station untuk car call.
7. Selain untuk keperluan back ground music, announcement / paging dan
mengumandangkan adzan, peralatan harus dilengkapi dengan system evakuasi untuk
6.4.Instalasi
Dalam pelaksanaan pekerjaan Public Address (Sound System) yang perlu diperhatikan
antara lain :
1. Kabel Speaker
a. Instalasi perkabelan ke semua speaker yang tersebar diseluruh gedung terdiri
dari :
§ Kabel jenis NYMHY 3 x 1,5 mm² digunakan dari sub-sentral sampai dengan
Volume Control
§ Kabel jenis NYMHY 2 x 1.5 mm² digunakan dari Volume Control sampai
dengan ceiling speaker dan dari Mixing Amplifier ke ceiling speaker.
b. Penarikan kabel dari sentral ke seluruh volume control dan ceiling speaker harus
dibuat secara group tiap-tiap lantai (1 lantai dibuat 1 group), kecuali dari sentral
ke coloumn speaker, penarikan kabel dibuat secara langsung dari Mixing
Amplifier ke beberapa coloumn speaker secara parallel ( dalam 1 group
tersendiri ) dan menggunakan kebal NYMHY 2 x 2.5 mm².
2. Kabel Microphone
Instalasi kabel microphone terdiri dari:
a. Kabel Microphone Stereo ( 3 core kabel ) dengan kualitas terbaik dan kabel
telephone ITC 2x10x0.6 mm² (10 pairs) ditarik dari front office sampai dengan
sentral.
3. Kabel Microphone Stereo ( 3 core kabel ) dengan kualitas terbaik dan kabel telephone
ITC 2x2x0.6mm² ( 4 pairs ) ditarik dari front office tiap-tiap lantai sampai dengan sub
sentral.
6.5.Spesifikasi Teknis
1. Digital Mixer Pre-Amplifier
VU VU P GS + B
P GS G SV U GO (( ( A
GS OCM SCF P COUGOOC -+P
8O VU
ODCMCO G VTD TF CSF 34
5SGRVGO SGT PTG 340 ( ( 7 5: .- + .:
4 GOT POT .( B (+ 7 4
BG I U I
Rated Input 15 W
Line Voltage 100 V line or 70 V line
Impedance 670 Ω (15 W), 1 kΩ (10 W), 2 kΩ (5 W), 3.3 kΩ (3 W)
Sound Pressure Level 109 dB (1 W, 1 m) (at 500 ~ 2.5kHz peak Level)
Frequency Response Low: <333 High: >10,511
Ambient Temperature -20 to +55
Finish Alumunion (off white)
Weight 1.3 kg
8O VU P GS ) B
9GWGM 3POUSPM TUG T F2 , F2 ( F2 55
GSCU OI G GSCUVSG UP +
12 GT O 3PMPS0 HH UG
5 O T
S OU OI 3PMPS0 4CSL 6SG
4 GOT POT - B ( 7 +/ 4
BG I U / I
7.1. Umum
Pekerjaan ini mencakup penyediaan, pemasangan sistem system fire alarm, pengujian
dan pemeliharaan peralatan sistem deteksi dan alarm kebakaran yaitu seluruh detector,
Junction Box Fire Alarm, Bell, Break Glass / Manual Call Point, Indicator Lamp dll.
3. Alarm Bell untuk yang didalam gedung dipasang pada box hydrant atau di dinding
Weather proof, Semi flush mounted, Vibrating type dan Diameter Ø 6 “
a. Nominal voltage : 24 VDC.
b. Operating voltage range : 19.2 to 26.4 VDC.
c. Average current draw : 0.03 A.
d. Sound output : 85 dB.
e. Operating temp. range : -31 °F (-35°C) to +140°F
(+60°C).
f. Protection rating : IP65
g. Housing colur : Red
4. Indicator Lamp
a. Bulb type : Luminus Bulb 30 V/2W or LED
b. Material : Lamp cover glass or fire proof plastic
c. Color : Red
5. Adressable Control Module
a. Normal operating voltage : 15 to 32 VDC
b. Maximum current draw : 5.1 mA (LED on)
c. Average operating current : 390 uA (LED flashing)
d. External supply voltage (between Terminals T3 and T4): maximum 80 volts (RMS
or DC).
e. Drain on external supply : 2 mA maximum (using
internal EOL relay).
f. EOL resistance : 47K ohms.
g. Temperature range : 32°F to 120°F (0°C to 49°C).
h. Humidity range : 10% to 93% non-condensing.
6. Horn Strobe
a. Operating temp. indoor : 32°F to 120°F (0°C to 49°C)
b. ULC Canadian models : -40°C to +66° C.
c. Maximum humidity : 95% as tested per UL 464
d. Voltages : 12 or 24 VDC
7. Break Glass
a. The microswitch has silver contacts
b. Maximum contact resistance 50 milliohms
c. Minimum recommended voltage 12 volts AC or DC
d. Maks. voltages and currents for resistive loads 5.0 amp, 30 VDC resistive. 3.0
amp, 30 VDC inductive.
8. Multi Alert & Signal Strobe (Horn Strobe)
a. Tegangan kerja : 12 or 24 VDC
b. Flashing Frequency : setiap 2 detik
c. Sound level : 85 dB
DAFTAR MATERIAL
Pabrik pembuat bahan dan peralatan dalam spesifikasi ini pada dasarnya adalah sebagai berikut :
No Material Merk
1 Detector, manual alarm station & Siemens, Honeywell, Bosch
alarm bell
2 Kabel Belden, Coomstop, LG
3 Type Kabel AWG16, NYA 2 X 1.5 MM2
8.1. Umum
1. Kontraktor harus mendapatkan surat dukungan dari Principal dan dealer wilayah
setempat untuk menjamin peralatan dapat disuplai tepat waktu serta digunakan secara
optimal.
2. Surat Jaminan Garansi dari Dealer wilayah setempat harus diserahkan pada waktu
serah-terima pekerjaan untuk menjamin kelangsungan layanan purna-jual.
3. Pengalaman minimum 10 [sepuluh] tahun dalam manufacture dan design Video
Surveillance Devices.
4. Minimum of [5] years pengalaman instalasi Video Surveillance System
8.4. Instalasi
Sistem cabling tiap – tiap kamera CCTV menggunakan system topologi star, artinya
seluruh kabel coaxial kamera CCTV dari tiap – tiap titik ditarik menuju masing – masing
sentral CCTV. Demikian juga untuk penarikan kabel power tiap – tiap kamera CCTV
menuju ke UPS yang berada di Sentral. Masing – masing kabel power dan kabel coaxial
yang ditarik dimasukkan dalam pipa conduit PVC High Impact, yang harus diperhatikan
disini adalah antara kabel power dan kabel coaxial tidak diperbolehkan ditarik dalam satu
pipa conduit dan bersilangan dengan kabel power listrik lainnya. Hal ini untuk
menghindari induksi power listrik terhadap signal video.
Adapun material kabel yang dipergunakan system ini adalah :
1. Kabel Video Coaxial produksi ex. Belden RG 59 (9259 – serabut) atau RG 11
2. Kabel Power NYM 3 x 2,5 mm produksi ex. Supreme, Kabelindo.
c) Komponen software VMS dapat dijalankan baik pada PC tunggal untuk aplikasi
sederhana ataupun pada PC/server yang berbeda untuk aplikasi yang lebih
kompleks.
d) Central server, the BVMS NVR serta BVRM di-operasikan dengan platform
Windows 2003 Server dan Windows XP.
e) Configuration Client software di-operasikan dengan platform Windows 2003
Server dan Windows XP.
f) Operator Client software di-operasikan dengan platform Windows XP.
g) VMS harus dibangun dengan arsitektur client/server yang mudah untuk
dikembangkan, di-manage secara terpusat, serta memungkinkan full virtual matrix
switching dan control systems.
h) VMS di-desain untuk dapat dijalankan pada existing infrastruktur IT
infrastructure.
i) VMS mempunyai built-in command script editor yang memungkinkan customized
command scripts untuk mengontrol keseluruhan fungsi system secara virtual.
Command scripts dapat diaktifkan oleh system operator atau bilamana terjadi
kondisi alarm.
j) VMS harus kompatibel dengan MPEG-4 encoders, decoders, IP cameras, IP
AutoDomes, Vidos NVRs, Allegiant, DiBos, POS/ATM bridge, dab DiBos ATM
bridge.
k) VMS mempunyai sedikitnya dua type client yaitu “NVR Operator Client” dan
“VRM Operator Client”. Perekaman pada DiBos atau NVRs hanya dapat di-akses
oleh “NVR Operator Client”. Sedangkan Local recording devices, serta
perekaman pada Vidos NVRs hanya dapat diakses oleh “VRM Operator client”.
l) VMS mempunyai pilihan bahasa sebagai berikut : English, German, Dutch,
Italian, Portuguese, French, Spanish, Simplified Chinese, Traditional Chinese,
Russian, Hungarian, Czech, Danish, Finnish, Greek, Norwegian, Polish, Swedish,
Thai, Turkish dan Korean. VMS memungkinkan pemilihan bahasa per user group.
m) VMS menyediakan sedikitnya 10(sepuluh) programmable recording schedules.
Schedules dapat di-program untuk melakukan pengaturan record frames rates
pada kondisi day, night, weekend periods serta holidays dan exception days.
n) VMS memungkinkan pengaturan hak akses user groups terhadap specific
cameras, pan/tilt/zoom control, exporting video, akses ke event log files.
9. AUTODOME IP CAMERA
1). Modular camera system terdiri atas 5(lima) tipe interchangeable modules: CPU,
camera, housing, communications dan power supply.
a) CPU Module menentukan fixed atau kemampuan PTZ (pan/tilt/zoom) dan
advance intelligence functions seperti : privacy masking, motion detection
dan tracking.
b) Camera Module meliputi fixed atau PTZ, color atau Day/Night dan zoom
range options.
c) Housing Module tersedia indoor dan outdoor applications.
d) Communications Module merupakan pilihan transmisi video dan data ke
matrix switch, DVR atau IP video system.
e) Power supply module option tergantung kebutuhan instalasi (indoor atau
outdoor) serta proteksi terhadap tegangan surja.
2). Hotswap capability (penggantian modules tanpa harus power down system).
• Sistem harus dari jenis yang sesuai untuk beroperasi didaerah tropis dengan
kelembaban tinggi
• Sistem harus mengikuti standard yang dikeluarkan oleh salah satu dari berikut ini, “
BRITISH STANDARD INSTITUTION “, Specification for Lifts, Escalators
Passengers Conveyors and Patternosters; BS.2655 AMERICAN NATIONAL
STANDARD INSTITUTE, Safety Code for Elevators, Dumbwaiters, Escalators and
Moving Walks; ANSI 17.11.3 Japan Industrial Standards.”
• Hal penting yang harus diperhatikan adalah sistem harus ber operasi tanpa
menyebabkan penerusan suara ke daerah hunian hingga menyebabkan polusi
suara di atas ambang batas yang diijinkan. Sistem juga harus tidak menyebabkan
menerusan getaran melalui struktur bangunan yang lebih besar dari toleransi yang
diijinkan.
• Faktor keamanan design kereta tidak boleh kurang dari yang di tuliskan bawah ini :
a. Rope Suspenssion :
Breaking load : working load = 10 : 1
b. Governor tripping speed maximum/minimum, Stopping distance harus sesuai
dengan ketentuan pada BS. 2655 atau ANSI A17.1. Brake/rem mampu
menahan tidak kurang dari 125 % contact load.
c. Mesin lift dengan safety factor = 10.
d. Kontraktor harus memberikan surat jaminan dari pabrik pembuat bahwa
mesin/sistem elevator tersebut memenuhi salah satu dari standard tersebut
diatas.
Produk elevator yang digunakan : VOLKSLIFT, MITSHUBISHI, TOSHIBA
3) Kelengkapan pengamanan
Harus dilengkapi pada setiap kereta atau sistem, peralatan pengaman
seperti berikut ini :
− Terminal slow down switch,
− Car & counter weight Buffer,
− Limit & Final Limit switch
− Overtravel limit switch
− Electromechanical door interlock,
− Phase reversal protection for power supply
− Emergency stop switch dalam kereta
− Emergency stop / run switch di atas atap kereta
− Over current protection
− Electronic door safety ray.
− Stop switch dalam pit.
− DC battery operated alarm bell,
− A.R.D (Automatic Rescue Device)
− Lain-lain sesuai dengan ketentuan pada standard yang diikuti
MACHINE :
Motor Traction : Gearless
Motor Power : 13.8 KW
DIMENSIONAL PROVISIONS :
Car internal size (mm) : 1500 x 2500 mm
Door Opening Size (mm) : 1200 x 2100 mm
Clear Hoistway size (mm) : 2500 x 3000 mm
Pit depth (mm) : 1500 mm
Overhead height (mm) : 4500 mm
Clear Machine Room Size : 2500 x 3000 x 2500 mm
CAR DESIGN:
Car walls : Stainless Steel Hairline Finished
Car ceiling : Decorative Fixtures (standard)
Car doors : Single entrance 2-panel side opening
Stainless Steel Hairline Finished
Front return panel : Stainless Steel Hairline Finished
Kick plate : Extruded aluminum
Flooring : Vinyl
Car sill : Extruded aluminum
Ventilation : Electric blower with rear fan
Emergency Exit : Provided on the Ceiling
Emergency lamp : Provided on the Ceiling
ENTRANCE DESIGN:
Entrance Model : Narrow jamb
Landing Doors : Single entrance 2-panel side opening
Stainless Steel Hairline Finished.
Landing Sills : Hard aluminum alloy
SIGNAL FIXTURES:
Main Car operating panel : Stainless steel hairline finished
Disabled COP : Stainless steel hairline finished
Car position indicator : Integrated on COP
Hall position indicator : Integrated on HOP
Hall Call Button : Push Button with Braille
Face plate of signal : Stainless steel hairline finished
STANDARD EQUIPMENTS :
- Overload Protection Device With alarm
- Car Light Of Automatic
- Car Fan Of Automatic
- Independent Service
- Arrival gong / Chime At Car
- Safety block device
- Extended Door Open Button
- Emercency Car Light Automatic Charger
- Emergency Bell
- Earth Emergency Return
- Reserved Operating For Emergency
- Independent Service
- Interphone System
- Repeated Door Close
- Re open With Hall Button
- Safety door : Full beam sensor
- Over speed Governor
- Door interlock safety switch
- Three phase power supply failure protection
- Overload and overheat motor protection
- ARD ( Automatic Rescue Device )
MACHINE :
Motor Traction : Gearless
Motor Power : 6.7 KW
DIMENSIONAL PROVISIONS :
Car internal size (mm) : 1600 x 1400 mm
Door Opening Size (mm) : 900 x 2100 mm
Clear Hoistway size (mm) : 2050 x 2050 mm
Pit depth (mm) : 1500 mm
Overhead height (mm) : 4500 mm
Clear Machine Room Size : 2050 x 2050 x 2400 mm
CAR DESIGN:
Car walls : Stainless Steel Hairline Finished
Car ceiling : Decorative Fixtures (standard)
Car doors : Single entrance 2-panel center
opening Stainless Steel Hairline
Finished
Front return panel : Stainless Steel Hairline Finished
Kick plate : Extruded aluminum
Flooring : Vinyl
Car sill : Extruded aluminum
Ventilation : Electric blower with rear fan
Emergency Exit : Provided on the Ceiling
Emergency lamp : Provided on the Ceiling
ENTRANCE DESIGN:
Entrance Model : Narrow jamb
Landing Doors : Single entrance 2-panel center
opening
Stainless Steel Hairline Finished.
Landing Sills : Hard aluminum alloy
SIGNAL FIXTURES:
Main Car operating panel : Stainless steel hairline finished
Car position indicator : Integrated on COP
Hall position indicator : Integrated on HOP
Hall Call Button : Push Button with Braille
Face plate of signal : Stainless steel hairline finished
STANDARD EQUIPMENTS :
- Overload Protection Device With alarm
- Car Light Of Automatic
- Car Fan Of Automatic
- Independent Service
- Arrival gong / Chime At Car
- Safety block device
- Extended Door Open Button
- Emercency Car Light Automatic Charger
- Emergency Bell
- Earth Emergency Return
- Reserved Operating For Emergency
- Independent Service
- Interphone System
- Repeated Door Close
- Re open With Hall Button
- Safety door : Full beam sensor
- Over speed Governor
- Door interlock safety switch
- Three phase power supply failure protection
- Overload and overheat motor protection
- ARD ( Automatic Rescue Device )
Sistem Pemanggilan Perawat atau yang lebih dikenal dengan istilah Nurse Call Systems adalah
suatu rangkaian sistem komunikasi yang terpadu, independen namun dapat berkolaborasi dengan
kemajuan teknologi yang berbasis Internet Protocol [IP] dan jaringan data lain tanpa
menimbulkan ketergantungan pada sistem dan jalur komunikasi pada masing-masing jaringan itu
sendiri.
Sistem Komunikasi Rumah Sakit yang sangat komplit yang dapat menjadi saluran kebutuhan
komunikasi terhadap pelayanan pasien mulai dari staf bagian klinik, staf bagian teknik, dan
bagian administrasi menejemen yang menyalurkan sebuah sistem yang mana;
• Berdiri secara independen dan tidak bergantung kepada jaringan telpon (PABX)
• Mengoptimalkan interaksi dan perawatan secara efektif
• Menyediakan informasi menejemen yang terpadu
• Kemampuan peningkatan sistem dimasa depan dan ekspansi jaringan
• Kokoh dan mempunyai daya tahan operasional yang sangat baik
c. Call Stations
Adalah sumber titik panggilan yang berbasis teknologi IP diletakan pada daerah
keperawatan dengan fungsi dan karakteristik sedemikian rupa sehingga dapat
membantu antara pasien dengan perawat, maupun perawat terhadap para petugas
medis dalam memberikan pelayanan secara efektif dan optimal
• Memiliki tombol yang dapat digunakan oleh pasien dengan keterbatasan tertentu,
seperti tuna netra dengan bantuan huruf braielle, tombol dengan tekanan udara
yang dapat diaktifkan tanpa menggunakan bantuan tangan sekalipun
• Memiliki ketahanan terhadap daerah dengan kelembaban tertentu, sesuai dengan
standar IP 66 / IP 67, yakni ketahanan terhadap air, debu, dan dapat
disterilisasikan
• Mengandung bahan antibacterial serta silicon yang memberikan kemudahan
sekaligus ketahanan dalam benturan.
• Kemudahan dalam pengoperasian fungsi lain dalam ruang rawat inap seperti
tombol lampu dan tombol peralatan elektronika lainnya
PASAL 11
PEKERJAAN PLAMBING
11.01. U M U M
11.1. PENJELASAN
Yang dimaksud disini dengan pekerjaan instalasi mekanikal plambing secara
keseluruhan adalah pengadaan, transportasi, pembuatan, pemasangan, peralatan-
peralatan bahan- bahan utama dan pembantu serta pengujian, sehingga diperoleh
instalasi yang lengkap dan baik sesuai dengan spesifikasi, gambar dan bill of
quantity.
e. Pelaksana Pekerjaan harus menyerahkan izin atau keterangan resmi dari pihak
yang berwenang (terkait) sesuai ketentuan yang berlaku setempat yang
diperolehnya mengenai instalasi proyek ini kepada Pemberi Tugas/ Konsultan
Pengawas atau pihak yang ditunjuk untuk ini dan seluruh biaya yang timbul
merupakan tanggungan Pelaksana Pekerjaan.
d. Semua penarikan pipa air bersih yang tidak tercantum dalam gambar-gambar dan
spesifikasi dilakukan oleh pihak lain, Pelaksana Pekerjaan Plambing harus
berkoordinasi dan memberikan data-data, ukuran dan gambar-gambar kepada
pihak lainnya yang mengerjakannya.
f. Dalam hal dimana ada lebih dari satu Pelaksana Pekerjaan Plambing dengan
tingkat prioritas tanggung jawab yang sama dan bagian pekerjaannya terletak
berdampingan maka masing-masing Pelaksana Pekerjaan wajib melakukan
perapihan pada bagian pekerjaannya serta melindungi bagian pekerjaan
Pelaksana Pekerjaan lain sedemikian rupa sehingga tidak cacat akibat
pelaksanaan pekerjaan menurut bagiannya.
c. Pelaksana Pekerjaan wajib mengganti atas biaya sendiri setiap kelompok barang-
barang atau sistem yang tidak sesuai dengan persyaratan spesifikasi akibat dari
kesalahan pabrik atau pengerjaan yang salah selama jangka waktu jaminan
setelah proyek ini diserah terimakan untuk pertama kali.
c. Pada saat penyerahan pertama harus diserahkan antara lain : Instruction Manual,
Instalation Manual, Maintenance Guide, Operating Instruction, Trouble Shooting
Instruction dan brosur-brosur harus asli dan Gambar As Built Drawing.
e. Selain dari pemberian manual ini, Pelaksana Pekerjaan juga harus memberikan
pendidikan praktek mengenai operasi dan perawatannya kepada petugas-
petugas teknik (Team Engineering) yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas secara
cuma-cuma sampai cakap menjalankan tugasnya.
Pelaksana Pekerjaan harus menjamin dengan Surat Jaminan adanya suku cadang
yang mudah diperoleh pada peralatan-peralatan yang sekiranya akan mengalami
Pekerjaan Plumbing
II.-6
gangguan atau kerusakan dalam waktu yang pendek, baik untuk peralatan utama
maupun peralatan penunjang.
2.2. Spesifikasi PN 10
Penggunaan : Air dingin didalam Gedung (Unit kamar mandi)
Tekanan standard 12,5 bar.Untuk 16mm,20mm,25mm di dalam unit maupun di
plafon
Uraian Keterangan
2.3. Spesifikasi PN 20
Penggunaan : Air dingin didalam gedung
Tekanan standard 15 bar.Untuk ukuran 32 mm keatas
Uraian Keterangan
2.4. Spesifikasi PN 10
Penggunaan : Air dingin diluar gedung
Tekanan standard 12,5 bar. Untuk ukuran 20 mm keatas
Uraian Keterangan
2.5. Spesifikasi B 40
Penggunaan : Hydrant
Tekanan Standard 15 bar
Pekerjaan Plumbing
II.-10
Uraian Keterangan
Pipa : Black steel pipe ERW, sch 40, ASTM A 53.
Dia 40 mm kebawah screwed end
Dia 50 mm keatas plain end.
Produksi RISER ,BAKRI.SPINDO.
Sambungan/fitting : Dia 40 mm kebawah malleable iron ANSI B 16.3 class 300
lb,screwed end.
Dia 50 mm keatas, wrought steel Butt weld fitting
ANSI B 16.9, sch 40
Flange : Dia 40 mm kebawah black malleable cast iron RF class 300
lb,screwed Dia 50 mm keatas Forged steel RF
class 300 lb, welding joint.
Valves & Strainer : Dia 40 mm kebawah,malleable cast Strainer iron body class
300 Standart UL/FM
lb dengan sambungan ulir,BS 21/ ANSI B 2.1.
Dia 50 mm keatas,cast iron body class 300 lb dengan
sambungan flanges. Produksi Kitz ,Weflo , Spindo
Uraian Keterangan
Uraian Keterangan
2.8. Specifikasi PV 10
Penggunaan: - Air Limbah Grafitasi Toilet
Tekanan Standard 10 bar.
Pekerjaan Plumbing
II.-11
Uraian Keterangan
2.9. Spesifikasi PV
Penggunaan : Pipa Venting
Tekanan standard 5 bar (klas AW).
Uraian Keterangan
Uraian Keterangan
3. PERSYARATAN PEMASANGAN
3.1. Umum
1. Perpipaan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin kebersihan,
kerapihan, ketinggian yang benar minimum 300 mm dari lantai, serta memperkecil
banyaknya penyilangan.
2. Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar, tidak kurang dari
50mm di antara pipa-pipa atau dengan bangunan & peralatan.
3. Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum
dipasang,membersihkan semua kotoran, benda-benda tajam/ runcing serta
penghalang lainnya.
4. Pekerjaan perpipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup yang diperlukan
antara lain katup penutup, pengatur, katup balik dan sebagainya, sesuai dengan
fungsi system dan yang diperlihatkan dalam gambar.
5. Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan, harus dilengkapi dengan
water mur atau flens.
6. Sambungan kombinasi pipa PPR dan PE-Xa, menggunakan fitting ulir.
7. Sambungan lengkung, reducer dan expander sistim dan sambungan-sambungan
cabang pada pekerjaan perpipaan harus mempergunakan fitting buatan pabrik.
8. Kemiringan menurun dari pekerjaan perpipaan air limbah harus seperti berikut,
kecuali seperti diperlihatkan dalam gambar.
a. Di bagian dalam toilet
Garis tengah 50 mm2 - 100 mm2 atau lebih kecil :
1%-2%
b. Di bagian dalam bangunan
Garis tengah 150 mm atau lebih kecil : 1 %
c. Di bagian luar bangunan
Garis tengah 150 mm atau lebih kecil : 1 %
Garis tengah 200 mm atau lebih besar : 1 %
9. Semua pekerjaan perpipaan harus dipasang secara menurun ke arah titik buangan.
Pipa pembuangan dan ven harus disediakan guna mempermudah pengisian
maupun pengurasan. Untuk pembuatan vent pembuangan hendaknya dicari titik
terendah dan dibuat cekung. Katup (valves) dan saringan (strainers) harus mudah
dicapai untuk pemeliharaan dan penggantian. Pegangan katup (valve handled)
tidak boleh menukik.
Pekerjaan Plumbing
II.-14
10. Sambungan-sambungan fleksibel pada sistem pemipaan harus dipasang
sedemikian rupa dan angkur pipa secukupnya harus disediakan guna mencegah
tegangan pada pipa atau alat-alat yang dihubungkan oleh gaya yang bekerja ke
arah memanjang.
11. Pekerjaan perpipaan ukuran jalur penuh harus diambil lurus tepat ke arah pompa
dengan proporsi yang tepat pada bagian-bagian penyempitan. Katup-katup dan
fittings pada pemipaan demikian harus ukuran jalur penuh.
12. Pada pemasangan alat-alat pemuaian, angkur-angkur pipa dan pengarah-
pengarah pipa harus secukupnya disediakan agar pemuaian serta perenggangan
terjadi pada alat-alat tersebut, sesuai dengan permintaan & persyaratan pabrik.
13. Selubung pipa harus disediakan di mana pipa-pipa menembus dinding, lantai,
balok, kolom atau langit-langit. Di mana pipa-pipa melalui dinding tahan api, celah
kosong di antara selubung dan pipa-pipa harus dipakai dengan bahan rock-wool
atau bahan tahan api yang lain, kemudian harus ditambahkan sealant agar kedap
air. Selama pemasangan, bila terdapat ujung-ujung pipa yang terbuka dalam
pekerjaan perpipaan yang tersisa pada setiap tahap pekerjaan, harus ditutup
dengan menggunakan caps atau plugs untuk mencegah masuknya benda-benda
lain.
14. Untuk setiap pipa yang menembus dinding harus menggunakan pipa flexible untuk
melindungi dari vibrasi akibat terjadinya penurunan struktur gedung.
15. Semua galian, harus juga termasuk pengurugan serta pemadatan kembali
sehingga kembali seperti kondisi semula.
- Kedalaman pipa air minum minimum 60 cm di bawah permukaan tanah.
- Semua pipa diberi lapisan pasir yang telah dipadatkan setebal 15-30 cm untuk
bagian atas dan bagian bawah pipa dan baru diurug dengan tanah tanpa
batu-batuan atau benda keras yang lain.
- Untuk pipa di dalam tanah pada tanah yang labil, harus dibuat dudukan beton
pada jarak 2 - 2,5 m dan pada belokan-belokan atau fitting-fitting.
16. Instalasi pekerjaan pipa jaringan luar diletakkan pada struktur bangunan.
17. Pekerjaan perpipaan tidak boleh digunakan untuk pentanahan listrik .
18. Setiap perubahan arah aliran untuk perpipaan air kotor yang membentuk sudut 90
°, harus digunakan 2 buah elbow 45 ° dan dilengkapi dengan clean out serta arah
dan jalur aliran agar diberi tanda.
-----------------------------------------------------------------------
Sampai 20 1.8 2
-----------------------------------------------------------------------
25 s/d 40 2.0 3
-----------------------------------------------------------------------
Pipa GIP 50 s/d 80 3.0 4
-----------------------------------------------------------------------
100 s/d 150 4.0 4
-----------------------------------------------------------------------
200 atau lebih 5.0 4
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
50 0.6 0.9
80 0.9 1.2
Pipa PVC 100 1.2 1.5
150 1.8 2.1
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Catatan :
Bila dalam suatu kelompok pipa yang terdiri dari bermacam-macam ukuran, maka
jarak interval yang dipergunakan harus berdasarkan jarak interval pipa ukuran terkecil
yang ada.
2. Penunjang atau Penggantung tambahan harus disediakan pada pipa berikut ini :
a. Perubahan perubahan arah Titik percabangan.
b. Beban-beban terpusat karena katup, saringan dan hal-hal lain yang sejenis.
3. Ukuran baja bulat untuk penggantung pipa datar adalah sebagai berikut :
a. Diameter Batang
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Ukuran Pipa Batang
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sampai 20 mm 6 mm
25 mm s/d 50 mm 9 mm
65 mm s/d 150 mm 13 mm
200 mm s/d 300 mm 15 mm
300 mm atau lebih besar dihitung dengan faktor keamanan 5.
Gantungan ganda 1 ukuran lebih kecil dari tabel diatas
Penunjang pipa lebih dihitung dengan faktor keamanan 5 terhadap
dari 2 kekuatan puncak.
Pekerjaan Plumbing
II.-16
b.Bentuk gantungan.
- Untuk air dingin : Split ring type atau Clevis type.
4. Penggapit pipa baja yang digalvanis harus disediakan untuk pipa tegak.
5. Semua pipa dan gantungan, penumpu sebelum dicat, harus memakai dasar
zinchromat dan pengecatan sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku.
b. Katup-katup pengontrol.
c. Setiap pompa
4. P E N G U J I A N
1. Sebelum dilakukan testing dilakukan dahulu :
a. Pemeriksaan sebagian- sebagian.
b. Pemeriksaan setelah pemasangan.
2. Tujuannya untuk mengetahui apa konstruksi dan fungsinya serta sistem sudah
memenuhi dan sesuai dengan rencana.
a. Pemborong harus melakukan pengujian terhadap setiap jenis alat.
b. Pipa yang akan ditanam atau dipasang di luar harus dites terlebih dahulu
sebelum diurug, dengan bagian perbagian, dengan tekanan 1 1/2 x tekanan kerja
selama 1 jam tanpa ada penurunan tekanan (antara 10 kg/cm2) dan dilanjutkan
pengujian per sistem.
Pekerjaan Plumbing
II.-20
c. Setelah alat plambing dipasang, dites selama ± 2 menit tanpa penurunan
tekanan, berlaku untuk umum kecuali untuk monoblock dan faucet dan
ditentukan oleh pengawas.
d. Tangki air setelah dibersihkan harus diuji selama 24 jam tanpa ada penurunan
tinggi air.
e. Setelah pipa dan tangki diuji, dibersihkan dan dilakukan desinfeksi sesuai PPI
dengan sisa kadar chloor 0,2 ppm atau lebih, baik yang di pipa atau di tangki.
f. Setelah itu dibersihkan ( dibilas ) dengan air bersih.
g. Pengisian pipa dengan air dilakukan sedikit demi sedikit dengan pompa khusus
untuk pengetesan.
h. Untuk mengetahui setiap alat berfungsi sesuai perencanaan, dilakukan pengujian
sistem aliran sampai tercapai pengukuran yang diminta dalam perencanaan
seperti kapasitas pompa, kebisingan pompa ( ± 60 dB ), tekanan air keluar kran
dia.0,3 kg/ cm2 ) dan lain-lain.
i. Semua pengetesan disaksikan oleh Pemberi Tugas dan akan dikeluarkan
sertifikat oleh Pemberi Tugas.
5. PENGECATAN
5.1. U m u m
Barang-barang yang harus dicat adalah sebagai berikut:
- Pipa servis
- Support pipa dan peralatan Konstruksi besi
- Flens
- Peralatan yang belum dicat dari pabrik
- Peralatan yang catnya harus diperbarui
- Pengecatan pada pipa air bersih dan air panas hanya di beri tanda arah panah jalur
pipa tersebut.
- Untuk pipa pemadam pengecatan harus berwarna merah dan harus dapat memberi
indikasi adanya Instalasi Peadam Kebakaran.
3. PERALATAN UTAMA
3.1 Tangki Persediaan Air Bersih
a. Tangki persediaan air bersih terletak di area service Basement (Ground Water
Tank). Tangki air bawah berfungsi untuk menyediakan air untuk kebutuhan
cadangan selama 2 (dua) hari, dengan kualitas sesuai standart Depkes RI tahun
1990.
b. Tangki air harus dibuat dari konstruksi higenis dengan ketentuan sebagai berikut :
b.1. Membuat kemiringan pada lantai, sehingga terjadi aliran air minimum selama
20 menit.
b.2.Tanpa sudut tajam
Pekerjaan Plumbing
II.-22
b.3. Mempunyai bak pengurasan pada dasar tangki
b.4. Mencegah air tanah dan air hujan masuk ke dalam tangki
b5. Permukaan dinding licin dan bersih
c. Sumur Hisap. Untuk memperkecil volume air mati pada pipa isap pompa, maka
harus dibuat sumur hisap pada tangki air.
d. Tangki air bawah dapat dibuat dari beton berlapis fiberglass reinforced plastic, atau
dengan konstruksi beton yang kedap air.
e. Tangki air harus mempunyai perlengkapan sebagai berikut :
- Manhole
- Tangga
- Pipa Vent penghubung maupun vent ke udara luar
- Pipa peluap dan pipa penguras
- Indicator muka air
- Selubung untuk laluan pipa masuk, pipa isap, pipa penguras, kabel dsb.
f. Sistem Pengendalian
- Muka air dalam tangki air atas mengendalikan pompa pemindah.
- Pompa akan hidup pada saat air turun mencapai muka air tertentu
- Pompa akan mati bila muka air sudah mendekati tepi pipa peluap
3.2. Pompa Transfer
a. Pompa pemindah berfungsi untuk memindahkan air dari tangki air bawah ke tangki air
atas.
b. Sistem pompa pemindah sekurang-kurangnya terdiri dari 2 ( dua ) pompa.
c. Pompa pemindah akan bekerja otomatis oleh level switch yang dipasang di tangki
bawah maupun tangki atas.
d. Setiap pompa pemindah antara lain terdiri dari :
- Pompa Multi Stage lengkap dengan motor
- Inlet dan Outlet headers.
- Katup – katup inlet dan outlet
- Check valve anti pukulan air
- Inlet Strainers.
- Panel daya dan Pengendalian
- Level switch untuk ON / OFF.
- Level switch untuk proteksi pompa
- Pengkabelan
- Penunjuk tekanan pada inlet dan outlet pompa
- Dudukan pompa.
Pekerjaan Plumbing
II.-23
e. Pengaturan pompa adalah sebagai berikut :
- Pompa bekerja apabila muka air di tangki atas turun mencapai level L dan
akan stop apabila muka air naik sampai level H.
- Semua pompa akan tiba-tiba berhenti apabila muka air di tangki bawah turun
sampai level LL.
3.3 Pompa Booster/Distribusi
a. Pompa Booster berfungsi untuk mengalirkan air ke alat- alat plambing pada lantai-
lantai yang membutuhkan, dan harus mampu menjaga tekanan air didalam pipa pada
setiap lantai merata.
b. Pompa Booster harus mampu memasok kebutuhan air kepada pemakai setiap variasi
laju aliran pada setiap saat secara otomatis.
c. Setiap boster pump harus mempunyai sekurang-kurangnya terdiri dari 2 pompa dan
paling banyak 4 pompa yang bekerja pararel sedangkan laju aliran masing-masing
pompa dalam berdasarkan standard pabrik perakit booster pump.
d. Peralatan kendali, untuk laju aliran sampai dengan 40 m3/jam boleh mempergunakan
Pressure Control System.
e. Setiap booster pump antara lain terdiri dari peralatan sbb :
-Pompa Multi Stage dengan motor
-Tangki tekan dengan tipe membrane
-Inlet dan Outlet header
-Katup-katup inlet dan outlet
-Check valve anti pukulan air
-Inlet strainers per pompa
-Panel daya dan pengendalian
-Variable Speed kontrol flow monitor switch / VSD / MPC
-Pressure gauges pada inlet dan outlet pompa
-Pengkabelan
-Dudukan pompa
f. Pengaturan pompa pada sistem pressure control
- Pompa pertama bekerja apabila tekanan air dijaringan Yang Variable flow .
- Pompa kedua bekerja apabila tekanan air di jaringan masih turun sampai ambang
batas pressure control dan seterusnya.
- Pompa pertama, kedua dan seterusnya berhenti apabila tekanan air di jaringan
pemakai naik sampai ambang batas dan seterusnya.
- Penentuan daerah kerja pompa juga ditentukan oleh kurva pemilihan pompa yang
akan dipakai.
Pekerjaan Plumbing
II.-24
- Pompa yang sedang bekerja dapat tiba-tiba berhenti apabila muka air di tangki
hisap turun sampai batas LL, dan akan kembali normal apabila muka air naik
sampai batas “ L ”.
3.4 SAND FILTER
1. Sand Filter berfungsi meningkatkan mutu air
2. Backwash (pencucian filter) harus dilakukan setiap 3 hari sekali selama 5 – 10 menit,
pada saat beban pemakaian air surut.
3. Filter yang dipergunakan adalah dari jenis pressure type, multi media automatic /
manual backwash
4. Laju aliran maksimum adalah 10m2/m2/jam
5. Bahan tanki terbuat dari wound polyester sedangkan screen terbuat dari bronze atau
stainless stell
6. Filter terdiri dari :
• Tangki termasuk screen
• Filter media
• Valves
• Interconnecting piping
• Instruments
• Life Indicator
7. Kapasitas Sand Filter 0,5 m3 / menit
8. Perpipaan
2. Pompa Distribusi
- Type : Packaged Booster Pump Standard Manufacturer ( Out Door
Type ),Lengkap dengan tangki tekan kap 19 liter , (Variable
Speed System/VSD / MPC
- Kapasitas : 300 liter/menit
- Tekanan : 20 m
- Motor Rated : 2.2 kw ; 380/III Phase/ 50 Hz
- Shaft Seal : Mechanical
- Casing : Cast Iron/Standard Manufacturer
- Speed : 1450 rpm
- Base Frame : Cast Iron or Steel
- Efisiensi : Minimum 80%
- Produksi : Wilo, Grundfos
12.1. Umum
Spesifikasi ini merupakan spesifikasi teknis mengenai pekerjaan instalasi hydrant dan
sprinkler berikut peralatan bantunya serta ketentuan lainnya yang harus dilaksanakan
oleh Kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan ini.
7. Pompa harus dipasang sedemikian sehingga getaran yang ditimbulkan dapat diisolir.
Peredam getaran yang dipilih untuk defleksi statis yang sesuai beratnya.
d. Sambungan ulir harus menggunakan Teflon Sealing Tape atau yang sejenis.
e. Bila pekerjaan hendak ditunda, ujung pipa harus ditutup agar tidak kemasukan
kotoran atau sejenisnya.
4. Sambungan Flens (Flange)
a. Sambungan flens harus menggunakan flens lengkap dengan packing flange dan
tebal minimum 3 mm dan di ikat dengan mur-baut.
b. Pembersihan terhadap welding slag atau kotoran di dalam dan di bagian luar ujung
pipa harus dilakukan sebelum sambungan dipasang.
c. Bila pekerjaan hendak ditunda, ujung pipa harus ditutup agar tidak kemasukan
kotoran atau sejenisnya.
5. Penyambungan Las
Sambungan las harus menggunakan alat las listrik dengan kampuh las yang sesuai.
Prosedur pengelasan harus mengikuti standar yang berlaku. Operator pengelas harus
memiliki sertifikat 4G-SGAW dari instansi yang berwenang.
6. Pemasangan Alat Ukur
a. Kontraktor harus memasang alat ukur pada instalasi pipa dengan menggunakan
fitting alat ukur.
b. Pada instalasi pemipaan harus disediakan dan dipasang fitting untuk penempatan
alat ukur yang tidak akan dipasang tetap pada tempat-tempat yang penting.
c. Semua alat ukur yang akan dipasang harus dalam keadaan baik dan harus
dipasang dengan benar dan simetris.
7. Sambungan dengan peralatan
Sambungan dengan peralatan harus menggunakan sambungan union atau flens.
Sambungan tersebut harus dipasang pada kedua sisi peralatan.
8. Pipa yang tertanam Dalam Bangunan
Semua pemipaan yang dipasang diantara dua dinding atau ditanam dalam tanah atau
daerah-daerah yang tidak dapat dijangkau harus diuji secara hidraulis lebih dahulu
sebelum ditutup.
9. Penyangga dan Penggantung Pipa
a. Semua pipa mendatar harus ditumpu dengan baik. Tidak diperbolehkan
menggantungkan pipa ke pipa lainnya.
b. Penyangga dan penggantung pipa harus terbuat dari besi siku atau besi kanal.
c. Pipa tegak harus disangga dengan besi kanal dan diikat dengan klem-U yang
dilengkapi dengan landasan kayu dan mur-baut. Jarak antar penyangga maksimum
3 meter.
d. Penggantung dan penyangga pipa harus diikat ke konstruksi bangunan dengan
memakai insert.
e. Penyangga / penggantung harus dipasang sesuai dengan tabel berikut :
f. Semua penggantung pipa pada ruang mesin pompa harus diberi peredam getaran
(Vibration Eliminator).
10. Penembusan Pipa
a. Pipa yang menembus dinding beton atau tembok, harus diberi pipa selubung
(sleeve) yang diameternya lebih besar daripada diameter pipa yang akan
menembus dinding.
b. Bahan dari pipa selubung (sleeve) dari jenis High Pressure PVC, atau Polyethlene
atau Polybutane atau Tembaga.
c. Cara pemasangan harus sesuai seperti yang tercantum pada gambar dokumen.
11. Pembersihan
Kontraktor harus melakukan semua pekerjaan pembersihan, termasuk :
a. Semua bagian dinding luar pipa harus bebas dari lemak dan kotoran.
b. Semua bagian peralatan yang terlapisi Chronium atau nikel harus digosok hingga
mengkilat.
c. Semua bagian dalam dari pipa, katup dan alat-alat lainnya harus dibersihkan dari
segala macam kotoran.
d. Semua bagian bangunan atau finishing arsitektur yangkotor akibat pemasangan
pekerjaan plumbing.
e. Semua bagian luar dari peralatan.
12. Penandaan Pipa
a. Kontraktor harus melakukan pengecatan terhadap pipa untuk penandaan sesuai
dengan ketentuan dalam spesifikasi teknis.
b. Kontraktor harus mengecat dasar dengan bahan dasar syntetis terlebih dahulu pada
masing-masing pipa, sebelum cat akhir.
c. Semua pipa harus di cat dengan cat akhir (sesuai dengan spesifikasi arsitektur).
Pada setiap jarak 12 meter dan pada saat keluar dari shaft, harus diberi indikasi
penamaan pipa (simbol pipa) dan penunjuk arah aliran.
SKEDUL PEWARNAAN
NO SUBJECT WARNA
1 Instalasi Pemipaan Merah
2 Arah aliran putih
3 Bahan Gantungan & Support Hitam
13. Pemasangan Hose Rack Box, Fire Hose dan Fire Estinguisher
Hose Rack dipasang di dalam box dan tertanam di dinding hingga permukaan (pintu)
rata dengan dinding tersebut. Jarak antara dasar hydrant box dengan lantai 40 cm. Di
dalam Hydrant box harus dilengkapi dengan Fire hose, Nozzle, dan Fire Departmen
Connection.
13.4. Gambar-gambar
1. Dalam hal ada keraguan yang ditimbulkan akibat kesalahan penggambaran ataupun
ketidaksesuaian yang lain, Pemborong harus mengajukan pertanyaan untuk
mendapatkan penjelasan, selambat-lambatnya 1 (satu) minggu sebelum masalah
c. Untuk menjamin kebersihan pipa di atas, prosedur kerja berikut harus diikuti :
1. Pipa dan peralatan instalasi harus disimpan pada tempat yang tertutup dan
dijauhkan dari sumber pengotoran.
2. Setelah diadakan pengawasan mutu dan ketepatannya, pipa harus dibersihkan
dengan prosedur seperti pada prosedur coating.
3. Sesudahnya pengerjaan pipa dan peralatannya dapat dimulai untuk persiapan
pemasanganya.
4. Sebelum pipa dan peralatannya dipasangkan maka harus diadakan pengecatan
kembali.
5. Semua pipa dan fitting yang mengandung minyak dan kotoran lekat yang dapat
terbakar harus dibersihkan dengan prosedur degreasing.
6. Kotoran lain yang tidak lekat dibersihkan dengan prosedur biasa.
7. Semua peralatan (misal : katup, manometer dan sebagainya) harus bebas dari
kotoran.
8. Semua pipa dan peralatannya harus dalam keadaan tertutup lubang-lubangnya
dari keadaan sekeliling, baik dalam penyimpanan, pengerjaan dan setelah
dipasang. Penutup ini dimaksudkan untuk mencegah masuknya kotoran.
9. Sebelum dipergunakan, instalasi harus di “purge” dan di blow-off untuk
menghindarkan terjadinya oksidasi dengan gas-gas dalam pipa.
d. Paint Coating
Coating ini dilaksanakan untuk seluruh permukaan luar pipa, fitting, flens, katup.
Pengecatan ini tidak boleh menyebabkan terganggunya fungsi dari bagian-bagian
tersebut. Untuk daerah dimana terdapat proses kimia yang bersifat korosif maka
harus diberi cat yang tahan terhadap bahan tersebut.
Warna coating ditentukan sesuai warna pipa existing di sentral gas medis dan
dilakukan minimum dua kali, primer dan top coating jenis super struktur.
1. Katup dan peralatannya sejenis harus disiapkan sedemikian sehingga dapat
menjamin berhasilnya pekerjaan pngecatan.
2. Permukaan harus bebas dari karat, minyak, gamuk, slag, kotoran dan lainnya
yang dapat mengganggu hubungan rekat antara bahan cat dengan bagian yang
akan di cat.
3. Pengecetan harus dilakukan pada cuaca dan kondisi yang baik untuk
pengecatan. Pengecatan harus dilakukan apabila permukaan yang harus dicat
benar-benar kering.
1
Ø Pekerjaan pemipaan Kondensat dari Indoor Unit sampai ke saluran drainase yang
disediakan oleh Plumbing.
Ø Pekerjaan Exhaust Fan beserta peralatan bantunya secara lengkap.
Ø Instalasi Daya,
Pekerjaan ini meliputi seluruh instalasi yang digunakan untuk menghubungkan
panel daya dengan outlet daya dan peralatan listrik, seperti Exhaust Fan, motor-
motor listrik pada peralatan Sistem VAC sesuai dengan gambar Perencanaan dan
Buku Spesifikasi Teknis.
Ø Pekerjaan balancing, testing dan commisioning terhadap seluruh sistem sehingga
dapat bekerja dengan baik sesuai dengan fungsinya, termasuk penyediaan
peralatan uji/ukur dan segala keperluan lainnya secara lengkap.
Ø Pembuatan buku manual operasi dan jadwal perawatan rutin maupun berkala
sampai dengan overhaul, operation log-sheet, spare-part number list untuk setiap
peralatan / unit mesin yang dipasang dan segala keperluan operasi lainnya untuk
seluruh peralatan dalam sistem ini.
Ø Pekerjaan training khusus dari pihak pabrikan ( Principal ) serta pelatihan on site
project utuk pengoperasian system dan cara/proses pemeliharaan beserta trouble
shooting dan perbaikan.
Ø Pekerjaan pemeliharaan dan penggantian kerusakan yang terjadi selama masa
garansi.
7. Pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Unit AC jenis Multi Split VRF Sistem model
Duct Type, Cassete Type dan Wall Type, beserta seluruh peralatan bantunya.
8. Pekerjaan khusus Tata udara ruang kritikal seperti Ruang Operasi (OK), NICU, ICCU,
ICU dan HCU
9. Pekerjaan Pemipaan Refrigerant dari Indoor Unit ke Condensing Unit / Outdoor Unit.
10. Pekerjaan pemipaan Kondensat dari Indoor Unit sampai ke saluran drainase yang
disediakan oleh Plumbing.
11. Pekerjaan Exhaust Fan beserta peralatan bantunya secara lengkap.
12. Pekerjaan Ducting, Exhaust, Grille, beserta peralatan bantunya secara lengkap
13. Instalasi Daya,
Pekerjaan ini meliputi seluruh instalasi yang digunakan untuk menghubungkan panel
daya dengan outlet daya dan peralatan listrik, seperti Exhaust Fan, motor-motor listrik
pada peralatan Sistem VAC sesuai dengan gambar Perencanaan dan Buku Spesifikasi
Teknis.
14. Pekerjaan balancing, testing dan commisioning terhadap seluruh sistem sehingga
dapat bekerja dengan baik sesuai dengan fungsinya, termasuk penyediaan peralatan
uji/ukur dan segala keperluan lainnya secara lengkap.
15. Pembuatan buku manual operasi dan jadwal perawatan rutin maupun berkala sampai
dengan overhaul, operation log-sheet, spare-part number list untuk setiap peralatan /
unit mesin yang dipasang dan segala keperluan operasi lainnya untuk seluruh
peralatan dalam sistem ini.
16. Pekerjaan pemeliharaan dan penggantian kerusakan yang terjadi selama masa
pemeliharaan.
2
13.2. Kondisi Dan Operasi Sistem
1. Peralatan-peralatan yang digunakan pada sistem AC Multi Split Sistem dengan jenis Duct
type, Wall Type maupun Cassete Type, terdiri dari:
a. Indoor unit
Indoor unit haruslah dari jenis dan kapasitas yang sesuai dengan yang ada didalam
BQ sesuai dengan design condition.
Terdiri dari komponen dasar : Fan, Evaporator koil dan Electronic Expansion Valve.
Harus bisa mengontrol aliran refrigerant kedalam unit indoor sesuai dengan beban
pendinginan yang dibutuhkan oleh ruangan.
Tegangan operasi Indoor unit adalah 220 – 240 volt AC , 1 phase dan 50 Hz.
Motor Fan haruslah menggunakan type BLDC, Fan haruslah direct drive blower.
Koil evaporator haruslah type DX yang terbuat dari icopper tubes yang dipasangkan
ke alumunium fin secara mekanis.
Fasilitas Auto swing untuk tipe wall, cassette dan under ceiling haruslah standard dari
pabrik.
Pipa PVC 25 mm ( 1” ) yang terinsulasi dengan minimal ketebalan 9mm haruslah
dipasangkan sebagai pipa drain dari setiap indoor unit menuju ke saluran
pembuangan air drain.
b. Outdoor unit
System ini harus bisa terkoneksi dengan pipa refrigerant yang mempunyai
kemampuan panjang instalasi 190 m, dengan total panjang pipa 1000m dan
kemampuan jarak Vertikal antara Outdoor dengan indoor pada posisi Outdoor diatas
ataupun di bawah dengan panjang 90m tanpa oil trap.
Baik indoor maupun outdoor harus dirakit dan ditest di pabrik. Outdoor unit harus
terisi R410A dari pabrik.
Ketentuan condensing unit :
• Outdoor unit harus memiliki 2 atau 3 compressor SCROLL dengan minimal 1
unit Inverter Compressor, mempunyai system Automatic Back Up Function
yang memungkinkan Unit tetap bisa beroperasi jika 1 compressor rusak.
• Indoor yang terkoneksi ke outdoor mempunyai kapasitas dari 0.8 HP ( 2.0 KW )
sampai 10 HP ( 25.0 KW )
• Noise level outdoor tidak boleh melebihi 65 DB(A) pada saat operasi normal,
terukur 1 meter secara horizontal dan 1.5 meter diatas pondasi, Outdoor
harusnya model modular dan bisa dipasang secara berderet di setiap sisinya.
Compressor
Karakteristik kompressor
a. Compressor haruslah type Inverter Scroll dengan effisiensi tinggi dan dilengkapi
dengan inverter control yang berfungsi untuk merubah kecepatan putaran yang
menyesuaikan dengan cooling load yang dibutuhkan. Magnet Neodymium harus
dipakai di rotor compressor untuk menambah torsi Compressor. Kemampuan
untuk efisiensi kerja dan efisiensi konsumsi listrik Inverter kompressor dengan
range frequency limit minimum kecepatan putaran motor kompressor 20 Hz
dan maksimum kecepatan putaran 110 Hz.
b. Memiliki sertifikat pengujian terhadap tingkat Total Harmonic Distortion ( THD )
dengan ketentuan:
• THD Limit tidak boleh melebihi 32%
• Dilengkapi dengan Noise Filter system
3
Pada konfigurasi system dengan outdoor lebih dari 1 unit, secara otomatis
compressor inverter dengan jam operasi terendah yang akan start lebih dulu
pada setiap kali operasi, System ini haruslah dipasang dipabrik.
Heat Exchanger
Heat exchanger harus terbuat dari tube tembaga yang terpasang secara mekanis
Refrigerant Circuit
Terdiri atas Liquid dan Gas shut off valve dan Sub Cooling Circuit adalah Untuk
memastikan liquid refrigerant tidak menguap saat menuju indoor unit dan berfungsi
meningkatkan performance pendinginan dan komponen lain untuk keperluan safety
secara keseluruhan baik Outdoor maupun Indoor unit.
Fan Motor
ODM fan motor harus dapat beroperasi pada delapan tingkatan kecepatan untuk
menyesuaikan variabel heat rejection dan menjaga kondensasi gas secara
menyeluruh di kondenser. External static pressure (ESP) oleh motor harus bisa
mencapai 78,4 Pa.
Pada malam hari, ketika beban pendinginan berkurang, CU harus dapat beroperasi
pada kapasitas dan tingkat kebisingan yang mengecil, melalui pengurangan
kecepatan kompresor. Pengurangan tingkat kebisingan saat operasi dipicu
menggunakan pengaturan kontrol.
Safety Devices
Outdoor unit haruslah mempunyai peralatan safety sebagai berikut : high pressure
switch, control circuit fuses, fan driver overload protector, over-current relay, inverter
overload protector.
4
Sebuah Screen Touch operated atau PC system centralized controller dengan merk
yang sama dengan unit AC haruslah mempunyai fungsi sebagai berikut :
• System control dapat meng cover operasional mulai dari 16 unit indoor sampai
512 unit grup indoor dan kombinasi dapat di koneksi sampai total 1.024 total
indoor unit.
• Dapat dikoneksikan dengan BMS (Building Management System).
• Monitoring & Trouble shooting operasional dari system AC.
• Start/Stop serta locking operasional untuk semua indoor unit.
• Peak kontrol power operation.
• Kontrol setting: temperature, operation mode, fan speed dan locking dari
seluruh indoor unit.
• 1 tahun schedule dari operational system.
• Bisa menggunakan fire alarm signal untuk mematikan seluruh AC
3. Kondisi desain,
a. Suhu ruangan : 24˚C ( ±2˚C )
b. Suhu udara luar : 35˚C
c. Kelembaban nisbi : 60 ± 10 % RH
5
2. Apabila terdapat ketidak sesuaian antara Gambar Perencanaan dengan
peraturan/Rekomendasi dari Manufacturer, maka Kontraktor harus melaporkan
kepada Direksi untuk mendapatkan penyelesaian.
1. Sambungan,
• Harus dengan Branzed Joints with Sweat Fitting.
• Harus menggunakan Forged / Extruded Copper Fitting sesuai dengan standard
ASA-B.16.181963.
• Harus dengan proses Hard Solder.
• Filter Material dengan 'Silver Base Alloy' Melting for 1000 0F.
• Sambungan ke peralatan di sesuaikan dengan outlet dari peralatan tersebut.
• Proses soldering/brazing harus dilakukan dengan mengalirkan gas Dry Nitrogen
pada bagian dalam pipa, untuk menghindari penumpukan jelaga dan kerak
pada bagian permukaan dalam pipa sambungan / fitting / elbow.
2. Finishing isolasi pipa refrigerant baru boleh dilakukan setelah melaluit test tekan
dengan menggunakan Dry Nitrogen.
Untuk proses test kebocoran harus melalui beberapa tahap/ step di bawah;
• Step 1 Test Tekan pada pipa instalasi terpasang, pada tekanan 500 Psi (minimal
1x24 jam)
• Step 2 Test Tekan pada pipa instalasi terpasang yang terkoneksi dengan indoor
unit, pada tekanan 250 Psi (minimal 1x 24 jam).
3. Pipa harus benar-benar lurus dan diikat dengan klem kedudukan pipa dengan jarak
maksimal antar dudukan suport adalah 1.5 m
6
2. Isolasi harus dipasang dengan cara memasukkan pipa ke lubang yang telah
tersedia tanpa merobek isolasi tersebut.
3. Apabila terjadi robekan pada isolasi, maka harus dirapatkan kembali dengan
menggunakan lem karet seperti Fox atau sejenisnya.
4. Finishing padac pekerjaan sambungan thermal insulation adalah setelah disambung
dan dirapatkan dengan lem maka titik sambungan di berikan thermal insulation tape
( aerotape dengan ketebalan 0.5mm mengelilingi titik penyambungan ).
5. Bila robekan lebih panjang dari 40 cm, maka isolasi tersebut harus diganti.
6. Setelah isolasi terpasang, untuk pemipaan yang terkena sinar matahari langsung,
harus dibungkus dengan Aluminium Foil dan di beri jacketing untuk mencegah
isolasi rusak karena terpapar air hujan dan panas matahari.
7. Sisi-sisi Aluminium foil tersebut harus direkat dengan Foil Tape sehingga benar-
benar rapat.
8. Pada bagian-bagian yang akan diklem atau ditumpu harus dilindungi dengan pelat
BjLS 100 yang dilekuk sesuai dengan bentuk isolasi.
7
5. Ukuran pipa minimum untuk type Wall mounted adalah minimum 5/8 inch dari
indoor unit dan instalasi dengan pipa main kondensat dengan diameter yang lebih
besar sampai ke pembuangan akhir.
6. Pipa harus benar-benar lurus dan diikat dengan klem kedudukan pipa dengan jarak
maksimal antar dudukan atrau support adalah 1.2 m
a. Ketentuan Umum,
1. Pada saat peralatan/unit mesin yang dipesan oleh Kontraktor tiba ditapak, segera
harus dilakukan pembongkaran peti pembungkus atau container dengan disaksikan
secara bersama oleh DIREKSI, wakil Pemberi Tugas, Petugas dari perusahaan
jasa pengiriman (carrier/transporter agencies) dan dilakukan pemeriksaan visual
terhadap kondisi peralatan.
2. Kontraktor bertugas membuat dan mengisi check-list untuk pemeriksaan dan
diserahkan kepada DIREKSI. Ketentuan lebih detail tentang hal ini diatur oleh
DIREKSI.
3. Apabila dalam pemeriksaan visual diatas ditemukan kerusakan fisik terhadap
peralatan, maka segala penggantian/perbaikan dan lain-lainnya diatur oleh
DIREKSI.
4. Khusus untuk kerusakan pada lapisan cat, Kontraktor harus melakukan perbaikan
dengan melakukan cat ulang dengan kualitas pengecatan yang paling tidak harus
8
sama, dimana sebelumnya harus dilakukan pembersihan yang sempurna ( dengan
sikat kawat, degreasing liquid dan sebagainya).
5. Segala sesuatu yang timbul sebagai akibat dari uraian diatas menjadi tanggungan
dan atas beban biaya Kontraktor yang bersangkutan.
a. Ketentuan Umum,
1. Pengujian harus disaksikan oleh DireksiI, Perencana serta wakil Pemberi Tugas.
2. Pengujian operasi sistem baru boleh dilaksanakan setelah sistem bekerja dengan
baik selama 3 x 24 jam.
3. Selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sebelum dilakukan, Kontraktor harus
mengajukan prosedur pengujian kepada Direksi
4. Start-up Unit Mesin Air Conditioning hanya boleh dilakukan oleh Akhli dari
Perwakilan merk tersebut di Indonesia.
9
b. Mengatur splitter damper dan volume damper sehingga jumlah udara yang
mengalir ke setiap ruangan sesuai dengan kebutuhan ruangan tersebut.
3. Balancing dinyatakan selesai bila aliran air telah sesuai dengan kebutuhan mesin
Air Conditioning dengan ketelitian pengaturan +10% atau - 5%.
h. Laporan Pengujian,
1. Segala kebutuhan untuk hal tersebut diatas menjadi tanggung jawab Kontraktor
yang bersangkutan baik dalam segi pengadaan buku asli, hasil fotokopi formulir dan
pengisiannya sehingga merupakan hasil pengujian yang baik.
10
13.6. PERSYARATAN PEMASANGAN
a. Ketentuan Umum,
1. Pada saat peralatan/unit mesin yang dipesan oleh Kontraktor tiba
ditapak,segera harus dilakukan pembongkaran peti pembungkus atau
container dengan disaksikan secara bersama oleh DIREKSI, wakil Pemberi
Tugas, Petugas dari perusahaan jasa pengiriman (carrier /transporter
agencies) dan dilakukan pemeriksaan visual terhadap kondisi peralatan.
2. Kontraktor bertugas membuat dan mengisi check-list untuk pemerik-saan
dan diserahkan kepada DIREKSI. Ketentuan lebih detail tentang hal ini
diatur oleh DIREKSI.
3. Apabila dalam pemeriksaan visual diatas ditemukan kerusakan fisik
terhadap peralatan, maka segala penggantian/perbaikan dan lain-lainnya
diatur oleh DIREKSI.
4. Khusus untuk kerusakan pada lapisan cat, Kontraktor harus melakukan
perbaikan dengan melakukan cat ulang dengan kualitas pengecatan yang
paling tidak harus sama, dimana sebelumnya harus dilakukan pembersihan
yang sempurna (dengan sikat kawat, degreasing liquid dan sebagainya).
5. Segala sesuatu yang timbul sebagai akibat dari uraian diatas menjadi
tanggungan dan atas beban biaya Kontraktor yang bersangkutan.
6. Pemasangan Unit Mesin,
Penyambungan instalasi kabel daya, kabel kontrol dan pemipaan harus
disesuaikan dengan persyaratan pabrik, bila terjadi ketidak sesuaian
dengan Dokumen Kontrak, sehingga dapat mengakibatkan terganggunya
operasi, pemborong harus mengajukan gambar kerja (shop drawing) untuk
disetujui oleh Direksi.
b. Persyaratan Pengujian
Ketentuan Umum,
1. Pengujian harus disaksikan oleh DireksiI, Perencana serta wakil Pemberi
Tugas.
2. Pengujian operasi sistem baru boleh dilaksanakan setelah sistem bekerja
dengan baik selama 3 x 24 jam.
3. Selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sebelum dilakukan, Kontraktor
harus mengajukan prosedur pengujian kepada Direksi
4. Start-up Unit Mesin Air Conditioning hanya boleh dilakukan oleh Akhli dari
Perwakilan merk tersebut di Indonesia.
11
2. Pengujian ini dimaksudkan untuk sekaligus menguji kemampuan sistem
dengan dioperasikan secara terus menerus selama 3x24 jam.
3. Pada saat pengujian ini Kontraktor harus melakukan bersama Direksi dan
atas petunjuk Direksi, hal-hal berikut :
ü Mengamati seluruh sistem pemipaan.
ü Mengamati seluruh sistem saluran udara.
ü Mengamati kerja sistem kontrol.
ü Mengamati kerja peralatan Indoor dan Outdoor Unit dalam sistem Air
Conditioning.
ü Memperbaiki segala hal yang masih belum beroperasi dengan
semestinya dan bila terdapat getaran atau noise yang berlebihan.
e. Laporan Pengujian
1. Menggunakan formulir-formulir yang dicantumkan dalam buku 'SMACNA,
Testing and Balancing of Air Conditioning System' dan/atau buku 'NEBB',
National Engineering Balancing Bureau.
2. Segala kebutuhan untuk hal tersebut diatas menjadi tanggung jawab
Kontraktor yang bersangkutan baik dalam segi pengadaan buku asli, hasil
fotokopi formulir dan pengisiannya sehingga merupakan hasil pengujian
yang baik.
j. Call Center
Supplier AC haruslah memiliki sebuah call center yang beroperasi selama 24 jam
sehari, 7 hari seminggu dan 365 hari setahun untuk mensupport pelayanan purna
jual dan memberikan jaminan sepenuhnya kepada kontraktor pemasang.
k. Kontraktor Pemasang
Haruslah sudah berpengalaman, pernah mendapatkan training instalasi dari pihak
pabrikan yang bersertifikasi resmi serta pernah dan berpengalaman melakukan
pemasangan AC Multi VRF System minimal selama 5 tahun dengan melakukan
minimal 10 proyek dengan hasil yang memuaskan.
12
1. Sistem AC Variable Refrigerant Volume/Flow (VRV/VRF), khusus untuk Ruang Kritikal
1.1.1. Sistem ini bersifat air cooled dan inverter, dapat dikoneksikan ke banyak tipe
indoor fan coil units (FCU) dengan model dan kapasitas yang berbeda-beda,
melalui pipa refrigeran berjenis tembaga.
1.1.2. Jarak panjang pipa aktual dari CU ke FCU terjauh hingga 165 m. Maksimum
perbedaan tinggi adalah 90 m baik CU berada di bawah atau di atas posisi FCU.
Total panjang pipa termasuk seluruh percabangan pipa hingga 1.000 m.
1.1.3. Aliran refrigeran halus, dengan header pipa tembaga di CU yang memiliki friction-
loss yang rendah harus disuplai dari pabrikan, berlaku untuk liquid dan suction.
Insulator termal pada refnet header yang sesuai juga harus berasal dari pabrikan.
1.1.4. Pada sisi FCU, setiap percabangan pipa refrigeran harus melalui refnet yang
membuat aliran halus dan memiliki friction-loss yang rendah, baik untuk liquid
maupun suction. T-joints tidak diperbolehkan karena tingginya nilai friction-loss.
Insulator termal pada refnet yang sesuai juga harus berasal dari pabrikan.
1.1.5. Dengan pertimbangan sistem operasi yang diandalkan, jarak panjang pipa dan
ketinggian, proses oil recovery oleh pabrik harus dimasukkan ke dalam sistem,
untuk memungkinkan pengumpulan minyak yang mungkin masuk ke evaporator
setiap FCU. Eksternal U-trap untuk pipa refrigeran di lapangan tidak diperlukan.
1.1.6. Sistem harus memiliki kapasitas untuk mendinginkan setiap ruang, berdasarkan
pengaturan yang berbeda pada FCU dalam ruangan yang berbeda. Setiap FCU
harus memiliki kontrol temperatur, aliran udara dan operasi secara mandiri.
1.1.7. Selain pengaturan dari preferensi user pada remote controller FCU, kontrol
kapasitas pada sistem dapat berlaku secara otomatis tanpa intervensi manusia.
Kontrol kapasitas tersedia untuk individual FCU dan juga kombinasi CU.
1.1.9. Performa sistem teroptimasi dengan temperatur evaporator yang secara otomatis
mengikuti beban dinamis setiap FCU.
1.2.1. Seluruh FCU dan CU harus dimanufaktur pabrik dan telah melalui berbagai uji
coba pada saat proses manufaktur di pabrik. CU harus diberikan pre-charged
13
menggunakan R-410A. FCU di-pre-charged dengan nitrogen, dan ditutup oleh
flare nuts.
2.1. Condensing unit harus dirakit pabrik, ditempatkan di casing kokoh tahan cuaca yang
tersusun dari panel-panel baja galvanis, dilapisi baked enamel finish. Konstruksi dari
condensing unit harus memenuhi IP14.
2.2. Condesing unit harus modular secara desain dan diizinkan untuk instalasi side-by-side.
Ketinggian dan kedalaman dari outdoor unit harus memiliki dimensi sebangun untuk
mencapai garis besar yang teratur dan konsisten ketika dilakukan instalasi side-by-side.
2.3. CU harus sudah termasuk alumunium-finned condenser coil, outer diameter motor (ODM)
DC motor dengan scroll fan dan bell-mouth guide, scroll compressor, oil separator dan oil
return circuit, integrated control PCB dengan tampilan tujuh digital segmen, insulated
gate bi-polar transistor (IGBT) inverter dengan alumunium heat sinks, filter pipa
refrigeran, sistem proteksi tekanan rendah dan tinggi, thermistors, solenoid valves,
expansion valves, pressure regulating valve, suction and liquid service valves, automatic
refrigerant charging port, galvanized compressor enclosure dan galvanized electrical
compartment enclosure. CU harus dikonstruksi oleh lembaran baja GI yang telah dilapisi
epoxy, terkonfigurasi untuk kekakuan struktur yang menyokong keseluruhan struktur, dan
terpasang di dasar GI yang sudah dilapisi epoxy dengan slot untuk memungkinkan
pengangkutan menggunakan pellet jack.
2.4. Jaring baja yang dipasang di struktur condensing unit harus mengelilingi alumunium
condenser fins yang tak terlindung. Jaring baja terpisah juga harus terdapat di discharge
outlet dari condenser fan untuk membuat aliran udara menjadi streamline, dan mencegah
puing jatuh ke dalam CU.
2.5. Koneksi pipa refrigeran lapangan menuju CU harus dapat diakses dari sisi service CU.
Juga diizinkan dari sisi bawah CU, apabila terdapat dudukan di bawah CU.
2.6. Kabel power elektrikal dan kabel kontrol harus diarahkan ke dalam CU dengan arah yang
sama dengan koneksi pipa refrigeran. Terminal power elektrikal harus ada didalam
kompartemen elektrikal pada CU, dan hanya dapat diakses setelah penutup panel
elektrikal dari GI dibuka.
2.7. Kompartemen elektrikal harus terletak di dalam ruang mati dari sisi bell-mouth untuk
mengecilkan hambatan dari aliran udara.
2.8. CU harus terdiri dari modul-modul dasar berkapasitas nominal 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18 dan
20HP. CU harus dapat dikombinasikan menjadi sistem yang lebih besar, dengan total
kapasitas sampai dengan 60HP. Kombinasi terdiri dari 2 atau 3 CU, dan kombinasi
kapasitas adalah kelipatan 2.
2.9. Setiap CU harus dapat menjalankan dan menghasilkan tingkatan kapasitas, diatur
melalui power inverter devices dan inverter controller, dengan memvariasikan kecepatan
14
dari rotasi kompresor dengan menyesuaikan permintaan kebutuhan pendinginan. Untuk
permintaan kebutuhan pendinginan yang lebih besar, kecepatan kompresor akan naik,
menghasilkan volume refrigeran yang bersirkulasi lebih besar, dan untuk permintaan
kebutuhan pendinginan yang lebih kecil, kecepatan kompresor akan melambat untuk
menghasilkan volume refrigeran yang lebih sedikit. Permintaan kebutuhan pendinginan
dikomunikasikan oleh individual FCU ke CU melalui sistem kabel transmisi yang bersifat
unshielded dan non-polarized.
2.10. Outdoor unit harus dapat dikoneksikan dengan beragam tipe/model dan kapasitas,
sebagai berikut:
• Ceiling Mounted Cassette Type (Round Flow 360⁰)
• Ceiling Mounted Duct Type
• Wall Mounted Type
• Air Handling Unit (AHU)
2.11. CU harus terpasang kontrol Smart Variable Refrigerant Temperature (VRT Smart),
untuk mengoptimasi operasi sistem, baik untuk mengunggulkan efisiensi energi atau
pendinginan secara cepat.
2.12. CU harus terpasang tombol automatic test operation untuk menjalankan sistem
pengecekan otomatis. Dimana termasuk control wirings, shut-off valves, sensors dan
refrigerant volume. Apabila berhasil, maka sistem akan kembali beroperasi secara
otomatis setelah pengecekan selesai.
3.1. PCB yang terintegrasi harus dilapisi oleh surface mounted technology (SMT), dan dibuat
untuk melindungi PCB dari dampak yang merugikan dari debu dan kelembapan.
3.2. Panas yang terakumulasi dari IGBT harus didinginkan dengan alumunium heat sinks, dan
heat sink tersebut harus diletakkan jauh dari kotoran dan debu dari aliran udara
kondenser yang dapat membuat mengurangi efesiensi. Heat sinks harus terikat secara
mekanis ke pipa refrigeran berjenis tembaga, dan diletakkan dalam kompartemen panel
elektonik. Panas dari IGBT akan dihilangkan dengan memindahkan panas ke aliran
refrigeran yang berada di dalam pipa tembaga.
4. Compressor
4.2. CU dengan kapasitas 6HP, 8HP, 10HP, 12HP dan 14HP memiliki satu kompresor. Dua
kompresor digunakan untuk CU dengan kapasitas 16HP, 18HP dan 20HP.
15
4.3. CU dengan dua kompresor akan tetap dapat beroperasi walaupun salah satu dari
kompresor mengalami kegagalan, melalui prosedur reset.
4.4. Desain kompresor harus menjamin viskositas dari oli pelumas yang dijaga di temperatur
optimal saat siklus beroperasi. Tekanan/temperatur keluaran refrigeran yang tinggi
berada di bagian bawah kompresor, dimana oli pelumas dijaga, dengan demikian maka
oli akan mengalir secara halus menuju motor shaft, journal bearings dan scrolls
assembly.
4.5. Suction line yang masuk ke dalam kompresor harus dipasang dengan fine mesh filter
untuk menangkap partikel-partikel.
4.6. Kompresor inverter menggunakan neodynium magnet dalam konstruksi rotor, untuk
menghasilkan torsi besar dan efesiensi yang baik. Strator winding dibuat dengan desain
low eddy-current loss.
4.7. Di dalam sistem yang terdiri dari beberapa CU dikombinasikan untuk menghasilkan
kapasitas yang lebih besar, pergantian kerja secara otomatis pada CU dan kompresor,
harus diaktifkan dalam kombinasi sistem. Proses pergantian kerja harus secara otomatis
berlangsung tanpa intervensi pengguna.
5. Heat Exchanger
5.1. Heat exchanger dibuat dari alumunium fins yang secara mekanis terikat ke pipa tembaga
untuk membuat permukaan sirip heat exchanger yang efektif. Fins alumunium sebaiknya
berombak untuk meningkatkan area total permukaan, dengan pitch 1.4 mm untuk
membuat penukaran panas yang baik.
5.2. Alumunium fins dilapisi dengan lapisan tipis resin anti korosi.
5.3. Untuk meningkatkan kapasitas, permukaan heat exchanger diperluas dengan membuat
heat exchanger ada di keempat sisi CU, dengan dua baris koil. (Pada kapasitas 20HP
berlaku 3 baris koil.)
6. Refrigerant Circuit
6.1. Sirkuit refrigeran sudah harus termasuk filter internal, liquid line and suction line shut off
valve, solenoid valves dan expansion valves.
6.2. Pendeteksi tekanan tinggi pada refrigeran dan cut-off safety device harus tersedia untuk
melindungi dari pengoperasian bertekanan tinggi yang melampaui batas dalam sistem.
6.3. Oil separator harus terpasang pada discharge setiap kompresor, dan harus
mengembalikan oli kembali ke kompresor saat operasi.
7. CU Fan Motor
7.1. ODM fan motor harus dapat beroperasi pada delapan tingkatan kecepatan untuk
menyesuaikan variabel heat rejection dan menjaga kondensasi gas secara menyeluruh di
kondenser. External static pressure (ESP) oleh motor harus bisa mencapai 78,4 Pa.
16
7.2. Pada malam hari, ketika beban pendinginan berkurang, CU harus dapat beroperasi pada
kapasitas dan tingkat kebisingan yang mengecil, melalui pengurangan kecepatan
kompresor. Pengurangan tingkat kebisingan saat operasi dipicu menggunakan
pengaturan kontrol.
8. Crankcase Heating
8.1. External heater element tidak diperlukan untuk memanaskan crankcase. Pemanasan
crankcase harus disediakan pada setiap kompresor menggunakan stator windings
kompresor sebagai sumber panas. Ketika sistem AC dalam mode operasi dingin,
pemanasan crankcase harus berhenti secara otomatis. Ketika sistem AC mati,
pemanasan crankcase harus aktif secara otomatis, asalkan temperatur kompresor jatuh
di bawah 25⁰C. Hanya 2 fase dari stator windings yang secara parsial memberi energi
untuk pemanasan crankcase.
9. Safety Devices
9.1. Berikut adalah safety devices yang harus dimiliki oleh outdoor unit: high pressure switch,
control circuit fuses, fan driver overload protector, over-current relay, inverter overload
protector.
9.2. Untuk pendinginan yang efektif pada pipa refrigeran yang panjang, sub-cooling dari liquid
line harus termasuk dalam CU, dan harus dapat beroperasi secara otomatis ketika
dibutuhkan.
9.3. Oli pelumas kompresor, yang mungkin melekat dalam pipa evaporator saat siklus
pendinginan berlangsung harus kembali ke kompresor, melalui proses pre-programmed
oil recovery dari pabrik. Secara umum oil recovery yang pertama harus aktif dua jam
setelah initial commissioning/start-up dan setelahnya, oil recovery akan berkerja setiap
delapan jam pada akumulasi operasi. Proses ini harus berasal dari program pabrik, dan
tidak bisa diubah di lapangan.
9.4. Keseimbangan dari oil level untuk menyesuaikan operasi kompresor dari kombinasi
sistem CU harus berkerja tanpa penggunaan external oil equalizing refrigerant pipes.
10.1. Tingkat kebisingan pada setiap modul CU harus berkisar dari 56dB(A) sampai
65dB(A) pada operasi normal, diukur dari jarak 1 meter secara horizontal dan 1,5 meter
di atas tanah, pada kondisi anechoic chamber.
11.1. Beragam tipe FCU harus ada untuk fleksibilitas desain. Kapasitas berkisar dari 2,2kW
sampai dengan 28kW, termasuk unit AHU yang mencapai 336kW. Sampai dengan
maksimum 64 FCU harus dapat dikoneksikan pada setiap sistem, dimana setiap unit
FCU dapat dikontrol secara mandiri ataupun secara berkelompok.
17
Komponen-komponen basic termasuk fan/blower assembly, evaporator coil, filter, dan
electronic proportional expansion valve, dengan thermistor untuk operasi yang tepat dan
efektif. Semuanya harus bertempat di kesatuan fisik.
11.3. Fans
Tipe fan harus direct driven centrifugal dengan impeller yang seimbang. Motor harus
beroperasi pada nominal 230 volts, satu fase dan 50Hz.
Untuk tipe floor standing duct type, FXVQ series dan AHUR, fan motor harus 400 volts, 3
fase dan belt driven.
Untuk AHUR, opsional AC motor dengan rating IE3 harus tersedia. EC motor juga harus
tersedia sebagai opsi.
11.5. Filters
Pabrik menyuplai mold resistant resin net filters yang tersedia untuk tipe-tipe FCU. Untuk
FCU dengan filter yang disuplai pabrik, pemasangan filter di FCU akan menjadi bagian
dari desain FCU.
Filter untuk FCU tipe duct, termasuk AHUR akan disediakan oleh pihak installer,
bergantung pada spesifikasi dari konsultan teknik. Seperti filter harus sesuai dengan
dimensi dari spesifikasi, termasuk metode pemasangan, efisiensi filter dan spesifikasi
pressure drop.
Dekoratif panel yang standar harus termasuk perforasi linier di bagian bawah
untuk memfasilitasi return air ke dalam FCU. Suplai udara akan mengelilingi
dekoratif panel dan didistribusikan dengan empat arah air flaps.
Dekoratif panel tersedia dengan warna putih, dengan hitam sebagai warna opsi.
All-round flow akan tersedia seperti halnya 2-way flow, L-shaped 2-way flow, 3-
way flow dan 4-way flow. Sehingga pola aliran udara dapat disesuaikan dengan
lokasi atau letak ruangan.
18
Sudut dari individual flap akan dikontrol secara mandiri melalui remote controller,
seperti arah aliran udara yang bersifat mandiri, untuk setiap saluran keluaran
udara.
Sudut flap dan operasi akan berbalik kembali secara otomatis ke operasi
sebelumnya setelah FCU dihidupkan kembali.
Sudut aliran udara 5 arah dengan tambahan fungsi auto-swing akan tersedia.
Untuk instalasi atap yang tinggi, aliran udara akan dapat disesuaikan melalui
remote controller, BRC1E63, untuk membuang suplai udara pada sudut curam
terhadap area yang diduduki, dengan rentang ketinggian antara 3,5m sampai
4,2m.
Fitur penurunan filter panel secara otomatis akan tersedia sebagai opsi. Untuk
keselamatan dari orang maintenace dan untuk menghindari penggunaan tangga
yang tinggi, panel filter dapat diturunkan, dengan rentang tinggi dari 1,2m sampai
3,9m ke bawah FCU. Fitur tersebut memiliki 8 opsi pilihan ketinggian, dipilih
melalui pengaturan lapangan saat commissioning.
Filter udara harus memiliki perlakuan anti jamur dan anti bakteri untuk
menghindari pertumbuhan jamur yang berasal dari tumpukan debu atau embun
yang mungkin menempel pada filter.
Teknologi smart control sudah termasuk. Dalam mode pengaturan automatic air
flow, volume udara pada FCU akan secara otomatis berubah menyesuaikan
beban pendingin, Semakin besar beban pendingin, semakin besar volume udara,
begitu pula sebaliknya.
Drain pan harus diberikan silver ion antibacterial, untuk mengurangi pertumbuhan
lendir, yang dapat menyebabkan penyumbatan dan bau.
Pompa drain sudah tergabung dalam FCU dengan kenaikan 850mm dari false
ceiling. Pompa tersebut tidak menyebabkan tekanan pada instalasi pipa drain.
Kapasitas FCU sampai dengan nilai nominal 16kW, sudah termasuk DC fan
motor, dengan external static pressure yang dapat disesuaikan dengan kondisi
instalasi. Penyesuaian tersebut dapat dilakukan menggunakan remote controller.
Untuk FCU dengan kapasitas lebih dari 16kW, fan motor berdasarkan tipe AC
dan total external static pressure dapat disesuaikan dengan memilih electrical
windings tap.
19
Drain pan harus diberikan silver ion antibacterial, untuk menghindari
pertumbuhan lendir, yang dapat menyebabkan penyumbatan dan bau.
Untuk model dengan kapasitas sampai dengan 16kW, drain pump sudah
termasuk dalam FCU dengan kenaikan 700mm dari dasar unit. Pompa tersebut
tidak menyebabkan tekanan pada instalasi pipa drain.
Untuk distribusi udara yang nyaman, vertical auto-swing jalur suplai udara
disediakan. Dan jalur akan menutup ketika FCU dimatikan. Koneksi pipa drain ke
FCU tersedia di bagian kiri atau kanan.
Opsional external drain pump kit tersedia dengan kenaikan 1000mm dari bawah
drain pump.
12.1. Yang termasuk ruangan khusus antara lain: ruang operasi, ruang pemulihan. Fan coil
unit yang diajukan adalah tipe AHU, dimana cooling coil dan pengendali kelembaban
berada dalam satu paket sehingga mampu mencapai desain kriteria ruang khusus sesuai
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 24 Tahun 2016 tentang
persyaratan teknis bangunan dan prasarana Rumah Sakit. Temperatur yang harus
dicapai 19 - 24°C dengan kelembaban relatif 40 - 60%.
12.2.1. Casing
Untuk mengurangi resiko terjadinya kondensasi pada unit maka casing harus
memiliki spesifikasi sebagai berikut:
1. Double skinned panel (thermal break) dengan ketebalan 50 mm.
2. Ketebalan insulation 50 mm polyurethane foam dengan massa jenis
40 kg/m3.
12.2.2. Fan
Agar dapat mengendalikan tekanan didalam ruangan fan harus dilengkapi
dengan sistem kontrol variable speed drive (VSD). Tipe fan yang digunakan
adalah Plug fan (high efficiency, high static pressure & low maintenance).
20
12.2.4. Filter
Pre-filter dan medium filter sudah termasuk dalam unit AHU dengan spesifikasi :
1. Pre-filter
Class G4 atau MERV. 6 effisiensi 90%, washable (housing pre-filter include unit)
2. Medium filter
Class F8 atau MERV. 14 effisiensi 90-95% (housing medium filter include unit)
12.3. Selain AHU pada ruang khusus juga diperlukan peralatan pendukung lain untuk
menjaga kondisi ruangan agar sesuai dengan kriteria desain, seperti:
12.3.3. Aksesoris
Temperatur & humidity sensor, pressure tranduser dan indikator differential
pressure switch untuk filter.
21
Pasal 15
Instalasi Penangkal Petir
15.2. Referensi
Pekerjaan harus dilakukan mengikuti standart dan peraturan yang berlaku dari Jawatan
Keselamatan Kerja atau standart yang dikeluarkan dari pabrik.
15.4. Pemeriksaan
1. Sistem penangkal petir akan diperiksa oleh Direksi untuk memastikan dipenuhinya
spesifikasi ini.
2. Semua bagian dari instalasi ini harus diperiksa oleh Direksi terlebih dahulu sebelum
tertutup atau tersembunyi.
3. Setiap bagian yang tidak sesuai dengan syarat – syarat spesifikasi dan gambar –
gambar harus segera diganti, tanpa membedakan tambahan pada pemilik proyek.
Bahan dan peralatan yang akan dipakai harus memenuhi dan atau mendekati
persyaratan teknis sebagai berikut :
1. IO Module
I/O module untuk controller memiliki terminal input/output dan ditempatkan pada
panel BAS pada gedung disetiap lantai.
4. Battery Status.
Battery Status sensor digunakan untuk memonitor battery perangkat utility
yang dianggap penting seperti battery strarter genset, battery backup lift
pasien, atau perangkat lain yang dianggap penting. Data teknis untuk
perangkat ini adalah sebagai berikut:
1. Operating Range -35°C sampai 160°C.
2. Terminal prope yang terhubung ke kutup batere harus tahan terhadap
korosi.
3. Memiliki 2-pole terminal untuk komunikasi dengan IO Module.
6. Kabel
Kabel yang menghubungkan IP Web Controller ke PC Workstation menggunakan
kabel Cat6 , dari IP Web Controller ke I/O Module menggunakan kabel STP 18
AWG, dan kabel dari I/O module ke point I/O digital menggunakan ITC kabel 0,6mm.
Koneksi ke perangkat metering yang terpasang panel/utility berjalan dalam platform
Modbus dan menggunakan kabel STP 2 core 18 AWG.
Penggunaan jenis kabel akan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing
perangkat, yaitu sebagai berikut :
1. SYARAT-SYARAT UMUM
1.1 Kontraktor harus mempelajari dan memahami kondisi tempat yang ada, agar dapat mengetahui
hal-hal yang akan mempengaruhi atau mengganggu pekerjaan pemasangan pneumatic tube.
1.2 Apabila timbul persoalan, Kontraktor wajib mengajukan saran penyelesaian paling lambat
seminggu sebelum bagian pekerjaan ini seharusnya dilaksanakan.
1.3 Pada waktu akan memulal pelaksanaan, Kontraktor harus menyerahkan gambar-gambar kerja
(shop drawing) terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan pengawas dan
gambar-gambar tersebut harus diserahkan minimal 2 minggu sebelum dilaksanakan.
3. LINGKUP PEKERJAAN
3.1 Pekerjaan yang dimaksud disini adalah pengadaan material, pemasangan, penyambungan,
tenaga kerja, peralatan bantu agar seluruh instalasi pneumatic tube dapat dipasang, diuji, dan
siap untuk digunakan dengan kualitas bahan dan kualitas pengerjaan pemasangan yang terbaik
sesuai dengan gambar-gambar dan persyaratan yang ditentukan dalam perencanaan ini.
3.2 Persyaratan non teknis yang dimaksud adalah menyertakan surat pernyataan “free biaya
pemeliharaan RUTIN “ pasca masa garansi berakhir.
3.3 Persyaratan teknis ini dan gambar-gambar yang menyertai dimaksudkan untuk menjelaskan dan
menegaskan tentang segala pekerjaan, bahan-bahan, peralatan-peralatan yang diperlukan untuk
pemasangan, pengujian dan penyetelan dari seluruh sistim agar lengkap dan siap untuk bekerja
dan dapat digunakan dengan baik. Secara umum bagian-bagian peralatan dan pekerjaan utama
yang termasuk dalam Persyaratan Teknis dan adalah sebagai berikut :
• Pemasangan instalasi pipa pneumatic tube berikut kabel control, clamp, dll
• Pemasangan Blower 3 phase lengkap dengan air diverter, by pass, sound
• Absorber, central control unit dan power supply unit
• Pengadaan kapsul transportasi, rak kapsul, keranjang penerima kapsul
• Pengadaan dan pemasangan pencabangan (Diverter)
• Pengadaan dan pemasangan stasiun penerima dan pengirim (Station)
• Pengadaan dan pemasangan PC-Monitoring (bila dibutuhkan)
4. SPESIFIKASI TEKNIS
Spesifikasi umum:
a. Memakai single line system, artinya hanya mungkin satu carrier yang dikirim/diterima pada
setiap transaksi.
b. Sistem dapat dikembangkan: jumlah station ditambah dan line di upgrade tanpa
membuang/mengganti alat yang sudah terpasang (high model/type of control unit)
c. Pipa/Tube yang digunakan berdiameter 110 mm, bend yang digunakan berradius R=800 mm,
warna tube dan bend adalah abu-abu dan/atau transparent
d. Kecepatan dari kapsul (carrier) adalah 3-5 m/s, berat yang dapat dikirim 2-3 kg.
e. Menggunakan system RFID (autoreturn of empty carrier pada station di laboratorium)
f. Menggunakan PC-Monitoring (bila dibutuhkan)
• Dilengkapi dengan sinyal kedatangan yang dapat diset sesuai dengan keinginan.
• Station dapat melakukan auto clearing jika terjadi sesuatu atau kapsul tertinggal pada
instalasi.
• Khusus di Laboratorium, station yang digunakan adalah Multisending dan Multireceiving
Station atau Multilabstation, pada Multisendingstation atau Multilabstation dipasang RFID
system yang berfungsi mengembalikan kapsul (carrier) ke station asal secara automatis.
• Multireceivingstation hanya berfungsi menerima dan tidak dapat mengirim carrier
• Multisendingstation (MSS) hanya berfungsi untuk mengirim dan tidak dapat menerima carrier.
Pada MSS terdapat 3 selongsong (dispatch) yang dapat secara bersamaan diletakkan 3
carrier berbeda masing masing satu pada setiap dispatch. Pengiriman dilakukan secara
otomatis tanpa harus menekan/memilih kode station yang dituju.
• Multilabstation (MLS) berfungsi untuk mengirim dan menerima carrier. Pada MSS terdapat 3
selongsong (dispatch), dimana satu dispatch untuk menerima dan dua dispatch untuk
mengirim. Pada sending dispatch dapat secara bersamaan diletakkan 2 carrier berbeda
masing masing satu pada setiap dispatch. Pengiriman dilakukan secara otomatis TANPA
harus menekan/memilih kode station yang dituju.
• RFID sistem memungkinkan station mengirim carrier TANPA harus menekan kode station
yang dituju.
• Code Tag (RFID) menggunakan gelombang radio frequency.
• Apabila listrik padam dan terdapat kapsul yang sedang dikirim sebelum listrik padam didalam
jaringan, maka kapsul tersebut harus dapat melanjutkan pengiriman ke station yang dituju,
bila tidak maka kapsul tersebut harus dapat dikirim ke default station.
• Default Station adalah station yang didefinisikan sebagai station yang harus dituju kapsul tiba
apabila ada masalah listrik dan control system disaat pengiriman kapsul tersebut.
• Memiliki test report EMC sertifikat dari badan sertifikasi.
• Dilengkapi proteksi untuk blower agar tidak mudah terbakar dikarenakan oleh fluktuasi listrik
dan kehilangan 1 phase.
4.5 Diverter
• Di dalam Diverter terdapat 1 unit motor yang dapat menggerakan selongsong (dispatch)
dalam diverter secara automatis dan Tube Switch (Fotosensor/Non Contact Sensor).
• Diverter yang digunakan adalah three way – diverter
• Pergantian posisi pada diverter dilakukan secara microcontrolled.
• Memiliki test report EMC sertifikat dari badan sertifikasi.
4.9 Instalasi
• Jarak clamp pipa minimal 3 bh per pipa, shock penyambung, lem, kabel ties, elbow
disesuaikan kebutuhan.
5. REFERENSI PRODUK
5.1 Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi.
5.2 Referensi produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut :
Spesifikasi
No Uraian Produk
Teknis
1 Peralatan Pneumatic Tube - Airlog (Jerman)
- Sumetzberger (Austria)
- Aerocom (Jerman)
-
Pasal 16
Lain-Lain
1) Segala peraturan yang tercantum dalam bestek ini dan gambar-gambar serta risalah
Aanwijzing merupakan lampiran dari kontrak yang tidak dapat dipisahkan dan merupakan
satu kesatuan, untuk hal ini Kontraktor dianggap mengerti.
2) Tentang laporan Bill Of Quantity yang diberikan ini hanya ancar-ancar saja. Kontraktor
harus tetap menghitung sendiri apabila dalam perhitungan perencanaan Bill Of Quantity
dirasa kurang, maka Kontraktor pada saat pengambilan Berita Acara Rapat Penjelasan dapat
mengajukan perubahan volume yang diberikan. Pemborong harus tetap menghitung sendiri
apabila dalam Perhitungan Perencanaan Bill Of Quantity diperkirakan kurang, maka
pemborong boleh merubah volume yang diberikan menambah atau mengurangi yang
mengikat adalah gambar dan bestek.
3) Peraturan ini sebagai pedoman dari pelaksanaan pembangunan dan sebagai landasan
kontrak. Dengan sendirinya hasilnya akan tergantung pada pelaksanaannya.
4) Hal - hal lain yang menyangkut pelaksanaan lapangan tetapi belum disebutkan dalam
peraturan ini, akan ditentukan lebih lanjut oleh Direksi/Pengawas lapangan.
5) Peralatan-peralatan tambahan yang diperlukan, walaupun tidak digambarkan atau
disebutkan dalam Spesifikasi ini, haru disediakan oleh Kontrator, sehingga Instalasi dapat
bekerja dengan baik dan dapat dipertanggung jawabkan tanpa tambahan biaya.
6) Kontraktor harus memintakan Ijin-ijin yang mungkin diperlukan untuk menjalankan
Instalasi yang dinyatakan dalam Spesifikasi ini atas tanggungan sendiri kepada Instansi
berwenang yang terkait dengan pekerjaan ini (PLN, DEPNAKER dll).
7) Harus diperhatikan betul oleh Kontraktor segala pekerjaan angkutan bahan-bahan, puing-
puing bekas pekerjaan dan pembersihan setelah bangunan selesai.
8) Bagian-bagian yang termasuk dalam pekerjaan ini, yang secara teknis tidak dapat dipisahkan
/ diabaikan / dihilangkan, tetapi belum disebutkan dalam bestek/gambar, tetap harus
dilaksanakan Kontraktor tanpa biaya tambahan hingga sistem yang dilaksanakan tersebut
berfungsi dengan baik.
9) Bila ada hal-hal yang tidak tercantum dalam gambar kerja dan RKS sehingga meragukan
Kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan, maka Kontraktor harus menanyakan kepada MK
/ Direksi segera untuk mendapatkan penjelasan dan keputusan.
10) Kontraktor tidak dapat melepaskan diri dari tanggung jawab pelaksanaan apabila ada hal-hal
yang oleh Kontraktor dianggap meragukan atau tidak jelas, baik dalam gambar maupun
dalam RKS.
11) Apabila terdapat perbedaan spesifikasi bahan / material, maka yang dipakai adalah
spesifikasi bahan / material yang tertinggi / terbaik menurut perencana. Oleh sebab itu
Kontraktor diharuskan menginformasikan perbedaan ini kepada Perencana untuk
dimintakan persetujuan sebelum kontrak kerja ditandatangani. Tidak ada tambahan biaya
akibat perbedaan ini, apabila diketahui setelah kontrak ditandatangani.
12) Dalam pelaksanaan seluruh sistem harus berjalan dengan baik. Kelalaian Kontraktor yang
mengakibatkan sistem tidak berjalan dengan baik sepenuhnya menjadi tanggungjawab
Kontraktor.