Anda di halaman 1dari 71

URAINA METODE PEKERJAAN

MEKANIKAL,ELEKTRIKAL DAN PLUMBING

PEMBANGUNAN GEDUNG
VIII. METODE PEKERJAAN MEKANIKAL , ELEKTRIKAL DAN PLUMBING

VIII.1. PEKERJAAN ELEKTRIKAL

Bangunan suatu gedung terdiri dari 3 komonen penting, yaitu struktur, arsitektur dan ME (Mekanikal &
Elektrikal). Ketiganya satu sama lain saling terkait. Jika struktur mengedepankan kekuatan, arsitek lebih
mengedepankan keindahan, maka ME (mekanikal & Elektrikal) lebih mengedepankan pada fungsi. Sekuat
apapun bangunan dan seindah apapun bangunan, jika tidak ditunjang dengan sistem ME (mekanikal &
elektrikal) maka bangunan tersebut tidak ada fungsinya.
Jadi sangat jelas antara ketiga komponen dalam suatu gedung yang saling terkait satu sama lain.
Dengan demikian sistem mekanikal dan Elektrikal termasuk salah satu komponen yang sangat penting.

VIII.1.1. PENGADAAN BARANG, HANDLING & PROSES PENGIRIMAN BARANG

Pada setiap proyek konstruksi, pengadaan material merupakan bagian terpenting, karena sumber daya
material dapat menyerap 40 % - 60 % dari biaya proyek. Oleh karena itu sudah selayaknya jika
penyelenggara proyek memberikan perhatian besar terhadap pengadaan bahan material yang mencakup
membeli, menyimpan, dan mendistribusikan material proyek.
Tujuan dilakukannya suatu kontrol yang baik dalam pengadaan dan pengiriman barang adalah agar
kebutuhan material yang terjadi di lapangan tidak berbeda jauh dengan kebutuhan material rencana.

Perlakuan Kontrol Selama Proses Pengiriman/Pengadaan Material


a. Kontrol Kuantitas / jumlah bahan material proyek.
- Pengecekan surat jalan (delivery note) dari barang yang tiba di lapangan.
- Perapihan administrasi pembelian bahan material.
- Pengecekan atas kelebihan & kekurangan dari bahan material yang tiba.
b. Kontrol Kualitas / mutu bahan material proyek.
c. Kontrol Jadwal / Skedul pengiriman bahan material proyek.
d. Kontrol Biaya pengiriman & handling bahan material proyek

Perlakuan Kontrol Selama Proses Handling/Penyimpanan Material


a. Kontrol Ruang Penempatan.
- Pemilihan lokasi gudang, berkaitan dengan efisiensi penggunaan ruangan/area proyek.
b. Material yang terbungkus sedah seharusnya diberi tanda pengenal untuk
mempermudah mencarinya berdasarkan penomoran-penomoran yang telah
direncanakan secara standar.
c. Pengelompokan barang menurut jenis-jenisnya dan diberi alamat kode tertentu pada
setiap almari, rak, kotak, atau timbunan barang.
d. Memperhitungkan keawetan barang yang disimpan, yaitu dengan cara memberikan
perlindungan khusus dan memadai pada barang-barang yang mudah rusak karena
getaran mekanis, kepanasan, atau kelembaban.
e. Memperhitungkan jangka waktu penyimpanan barang yang aman (lama waktu
penyimpanan diusahakan tidak merusak kualitas material).
f. Memperhitungkan ruang gerak dari overhead-crane, forklift, truck, apabila dalam proses
penyimpanan barang dibutuhkan peralatan – peralatan tersebut.
g. Tindakan pencegahan terhadap tindakan pencurian bahan material yang disimpan.
h. Mendesain administrasi sehingga sedemikian rupa sehingga dapat dijadikan sarana umpan balik
yang tepat dari semua pengambilan bahan kepada bagian pengendalian persediaan dan biaya.
i. Memberikan perlakuan khusus terhadap material – material yang mudah meledak dan terbakar

PEMBANGUNAN GEDUNG
Prosedur Quality Control Dan Monitoring

1. Quality Assurance

Quality Assurance merupakan suatu jaminan terhadap mutu/kualitas dari pekerjaan – pekerjaan
Mekanikal-Elektrikal yang dikerjakan. Jaminan kualitas ini dapat berupa suatu garansi terhadap
suatu item pekerjaan agar tetap dalam kondisi performanya yang benar dalam suatu jangka waktu
tempo garansi dari item pekerjaan tersebut.
Garansi ini dapat berupa garansi pabrikan/factory dari item/alat tersebut, jadi dalam hal ini kita
harus mengupayakan akan adanya garansi factory/pabrikan dari item-item pekerjaan Mekanikal-
Elektrikal yang kita kerjakan.
Selain itu juga dapat berupa upaya – upaya dari internal tim proyek untuk menjaga kualitas
pekerjaan ME seperti adanya tindakan pengecekan spesifikasi dari tiap-tiap item pekerjaan ME
yang akan dibeli/diinstal. Diusahakan juga dalam proses pengadaan barang – barang ME terlebih
dahulu dilakukan survey/kunjungan ke pabrik pembuat barang ME tersebut guna memastikan
terjaganya kualitas barang dan terhindar dari kasus – kasus penipuan barang second/bekas yang
ditawarkan sebagai barang baru.
a. Pengecekan Spesifikasi dari tiap – tiap barang ME yang akan dibeli/dipasang
Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya kesalahan spesifikasi barang terhadap
spesifikasi yang telah direncanakan, sehingga nantinya sistem akan dapat berjalan seperti yang
telah direncanakan dan menghindari terjadinya malfunction dari sistem-sistem ME.
b. Survey Factory/Pabrikan dari barang – barang ME yang akan dibeli
Hal ini dilakukan untuk memastikan terjaganya kualitas barang dan terhindar dari kasus –
kasus penipuan barang second/bekas yang ditawarkan sebagai barang baru.
c. Mengurus adanya garansi factory/pabrikan dari barang-barang ME yang telah dibeli.
Hal ini dilakukan dengan mengurus adanya garansi dari pabrik pembuat barang-barang ME
tersebut. Setelah kita membeli barang, maka dari pihak faktory/perusahaan pembuat atau dari
dealer barang-barang ME tersebut akan memberikan garansi atas produknya.

2. Quality Control

Quality Control adalah proses pengawasan dan pengontrolan kualitas/mutu dari pekerjaan –
pekerjaan ME mulai dari saat proses pengerjaan instalasi sampai dengan selesainya pekerjaan /
tahap testing & commissioning. Hal ini bertujuan untuk menjaga kualitas dari hasil pekerjaan ME
agar dapat mencapai standar bakunya dan mencapai tingkat kualitas sesuai dengan yang
direncanakan.
Quality Qontrol ini dilakukan disetiap tahap pengerjaan pekerjaan – pekerjaan ME mulai dari
awal/tahap pengadaan barang sampai tahap akhir/finishing harus terus dipantau prosesnya. Upaya
– upaya quality control ini dapat diujudkan dengan cara : dalam proses pengerjaan pekerjaan ME
juga harus selalu mengacu pada aturan/standar baku dari pekerjaan tersebut, selalu
mengindahkan RKS, dan disetiap akhir proses pengerjaan harus selalu diperlakukan adanya
Testing & Commissioning.
a. Pengawasan Mutu disetiap tahap/proses pengerjaan pekerjaan-pekerjaan ME.
b. Pada tiap tahap pengerjaan harus selalu berpedoman pada aturan/standar baku dari
pekerjaan tersebut.
c. Selalu mengindahkan Rancangan Kerja Sistem/RKS yang telah dirancang oleh konsultan
dalam setiap tahap pengerjaan pekerjaan ME.
d. Diakhir tahap proses pengerjaan harus selalu dilakukan perlakuan Testing & Commissioning
untuk menguji unjuk kerja dari sistem tersebut.

PEMBANGUNAN GEDUNG
VII.1.2. PEKERJAAN PANEL TEGANGAN MENENGAH

RUANG LINGKUP
Instruksi ini berlaku untuk pekerjaan Instalasi Panel Incoming / Outgoing di Proyek

TUJUAN DAN SASARAN


1. Agar didapatkan hasil pelaksanaan pekerjaan yang bermutu baik sesuai dengan standar
yang ditentukan.
2. Agar pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan dengan baik, sehingga diharapkan dapat
diselesaikan sesuai dengan batas waktu yang telah dijadwalkan

DIFINISI
1. Panel Tegangan Menengah adalah Panel listrik dimana input Arus atau Daya yang
bersumber dari PLN pada Tegangan 20 kV – 25 kva melalui panel ini.

REFERENSI
1. Spesifikasi Teknis dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).

PROSEDUR DAN TANGGUNG JAWAB


1. Pemasangan Panel Incoming/Outgoing :
1.1. Mobilisasi Material
- Panel Incoming/Outgoing
- Support material

1.2. Mobilisasi alat


- Forklift cap. 2 ton atau dapat diganti dengan excavator sebagai alat angkat
- Tools
- Manual chain block kapasitas 5 ton
- Kabel sling

1.3. Mempersiapkan pondasi Panel Incoming/Outgoing


- Memasukkan Panel Incoming/Outgoing dengan Forklift / chain block.

1.4. Meletakan Transformator di atas pondasi dengan bantuan Manual Chain Block dan sling

1.5. Melakukan connection antara Panel Incoming/Outgoing dengan Transformator

1.6. Siap dilakukan tes system

KONDISI KHUSUS
- Tidak ada

BUKTI KERJA
- Approval Gambar Kerja
- Approval Submital Material

LAMPIRAN
- Bagan Alir Pekerjaan Instalasi Panel Tegangan Menengah

PEMBANGUNAN GEDUNG
PEMBANGUNAN GEDUNG
FLOW CHART / Bagan Alir Pekerjaan Installasi Panel Tegangan Menengah

START

Pengajuan Gambar Shop Drawing

Pek. Pondasi Panel TM

Tidak

Cek

Ya

Mobilisasi Panel TM

Pemasangan panel TM

Tidak

Cek

Ya

Pengecekan Kelengkapan Panel

Tidak

Cek

Ya

FINISH

PEMBANGUNAN GEDUNG
TEST PENGUJIAN PEKERJAAN PANEL TEGANGAN MENENGAH

RUANG LINGKUP
Pengetesan ini berlaku untuk Pekerjaan Instalasi Panel Tegangan Menengah pada Proyek

TUJUAN DAN SASARAN


1. Untuk mengetahui apakah semua peralatan dan instalasi yang telah terpasang sudah
berfungsi sesuai dengan ketentuan yang disyaratkan dalam RKS.
2. Untuk mengetahui apakah masih diperlukan perbaikan - perbaikan atau penyempurnaan
atas instalasi yang dipasang

DIFINISI
1. Panel Tegangan Menengah adalah Panel listrik dimana input Arus atau Daya yang
bersumber dari PLN pada Tegangan 20 kV – 25 kva melalui panel ini.

REFERENSI
1. Spesifikasi Teknis dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).

PROSEDUR DAN TANGGUNG JAWAB


1. Tes di luar lokasi proyek (di Pabrik Pembuat panel) meliputi :
1.1. Tes beban lebih (Over Load) yang dilakukan sesuai dengan spesifikasi pada Name Plate
dari Panel Tegangan Menengah

1.2. Tes Hubung Singkat (Short Circuit) yang dilakukan sesuai dengan spesifikasi pada
Name Plate dari Panel Tegangan Menengah

2. Tes dilokasi Proyek


2.1. Tes pra-pemberian beban berupa Tes Ketahanan Isolasi (Insulation Test) menggunakan
merger

KONDISI KHUSUS
- Tidak ada

BUKTI KERJA
- Berita Acara Hasil Pengetesan Panel Tegangan Menengah di Pabrik
- Berita Acara Hasil Pengetesan Panel Tegangan Menengah di lapangan

LAMPIRAN
- Bagan Alir Pengetesan Pekerjaan Instalasi Panel Tegangan Menengah

PEMBANGUNAN GEDUNG
FLOW CHART / Bagan Alir Pekerjaan Pengetesan Installasi Panel Tegangan Menengah

START

Pemeriksaan panel Tegangan


Menegah di Lok. Pekerjaan

Tidak

Tes Beban Lebih


dan Tes Hubung
Singkat
Baik / Tidak
Ya

Berita Acara Pengetesan

Pemasangan Sistem Panel Tegangan


Menengah di Proyek

Pemeriksaan Sistem Pengkabelan

Tidak

Tes Ketahanan
Isolasi
Baik / Tidak
?
Ya

Mencatat Berita Acara Pengetesan


Ketahan Isolasi di lok. Proyek

FINISH

PEMBANGUNAN GEDUNG
Pekerjaan Instalasi Panel Tegangan Menengah

1 2

2. Pastikan pondasi pane telah terpasang 1. Pondasi yang telah dimarking untuk
dengan benar dan marking lokasi pempatan baut ,bor lubang dinabolt untuk
penempatan panel penguat panel

3 4

4. Setelah dinabolt dipasang untuk penguat 3. Pasang baut pada dynabolt yang telah
panel, Tempatkan box panel pada posisi dipasang pada posisi box panel dan
yang telah ditenyukan kencangkan semua baut.

PEMBANGUNAN GEDUNG
5

5. Pasang semua aksesoris panel yang


dibutuhkan

6. Pastikan kabel tray telah terpasang dengan


baik sesuai kebutuhan.

7. Hubungkan kabel instalasi sesuai kebuthan


dengan panel
PEMBANGUNAN GEDUNG
VIII.1.3. PEKERJAAN PANEL TEGANGAN RENDAH

Panel distribusi tegangan rendah (low voltage main distribution panel) adalah pusat pendistribusian
power tenaga listrik sebelum di salurkan ke pengguna tenaga listrik,apakah itu sebuah gedung
perkantoran, hotel, apartement, pabrik.Panel ini biasanya ditempatkan tepat di keluaran sumber atau
power tenaga listrik, baik power listrik tersebut berasal dari Trafo PLN ,Generator Set (genset).

Ada beberapa syarat yang sangat mendasar yang perlu diperhatikan dalam Pembuatan Panel distribusi
tegangan rendah anatara lain :

1. Aman terhadap Manusia,bangunan dan lingkungan


2. Memenuhi fungsinya sebagai pusat distribusi power tenaga listrik sebelum disalurkan ke
pengguna listrik.
3. Terpenuhinya system pengaman instalasi listrik ,baik sebagai pensaklaran hidup /mati power
listrik,pengaman hubung singkat,pengaman beban lebih,gangguan isolasi,pengaman kenaikan
tegangan dan penurunan tegangan listrik.

Material dasar Membuat Panel distribusi Tegangan Rendah yang sering kita temui antara lain :

1. Box panel, box panel digunakan untuk penempatkan semua peralatan listrik yang akan
digunakan.
2. ACB (Air Circuit breaker ), ACB digunakan untuk pemutus sirkit power listrik utama yang berasal
dari sumber listrik.
3. MCCB (Moulded Case Circuit Breaker), MCCB digunakan untuk pemutus sirkit power listrik sub
distribusi.
4. Ampere meter, digunakan untuk mengukur arus pemakaian listrik tiap fase nya
5. Volt meter, digunakan untuk mengukur tegangan sirkit baik tegangan satu fase dan tiga fase.
6. Lampu indikator, digunakan untuk indikasi adanya tegangan listrik tiap fase.

Pemasangan Panel

• Semua kabel yang masuk ke dalam panel listrik diberi tanda sesuai dengan kegunaannya dan
dilengkapi dengan ring karet supaya lubang panel bagian atas dapat terlindung dari
debu/kotoran. Khusus untuk kabel dengan Ø 16 mm2 harus diberi sepatu kabel dalam panel.
• Pada sisi pintu panel bagian dalam harus dibuat diagram instalasinya termasuk daya
cadangan yang sudah direncanakan, hal ini perlu untuk memudahkan bila ada perbaikan
instalasi.

Kabinet Panel Daya.

Kabinet untuk panel daya/kontrol harus mempunyai ukuran yang proporsional seperti
dipersyaratkan untuk panel daya yang besarnya menurut kebutuhan, sehingga untuk jumlah dan
ukuran kabel yang dipakai tidak perlu sesak. Frame/rangka panel harus ditanahkan. Pada kabinet
harus ada cara-cara yang baik untuk memasang, mendukung dan menyetel panel daya serta
penutupnya. Kabinet dengan kawat – kawat through feeder harus diatur dengan baik, rapi dan
benar.

PEMBANGUNAN GEDUNG
a. Finishing.

Semua rangka, penutup, cover palte dan pintu panel listrik seluruhnya harus dibuat tahan karat
dengan diberi cat dasar atau primecoating dan diberi pelapis cat akhir (finishing paint).
Penentuan warna dan merek cat sebelumnya harus dimintakan persetujuannya ke
Direksi/Pengawas. Pengecatan harus tahan karat, dikerjakan dengan cara galvanized cadmium
plating atau dengan zinc chromate primer dan dicat dengan cat akhir sistem bakar ( oven ).

b. K u n c i

Setiap kabinet harus dilengkapi dengan kunci “cath and flat key lock”. Jenis kunci untuk setiap
kabinet harus dari tipe “common key”, sehingga kunci untuk setiap kabinetnya adalah sama.
Pada masing-masing kabinet harus disediakan dua anak kunci.

c. Tinggi Pemasangan Panel.

Pemasangan panel sedemikian rupa, sehingga setiap peralatan di dalam panel dengan mudah
masih dapat dijangkau. Tergantung pada tipe/macam panel, bila dibutuhkan alas/
pondasi/penumpu/penggantung, Kontraktor harus menyediakan dan memasang, sekalipun tidak
tertera pada gambar.

d. L a b e l.

Semua kabinet panel daya, panel kontrol, switch, fuse unit, isolator switch group, pemutus daya
(CB) dan peralatan-peralatan lainnya harus diberi label sesuai dengan fungsinya untuk
mengindikasikan/mengidentifikasikan penggunaan/nama alat tersebut. Label ini terbuat dari
bahan logam anti karat dengan huruf /huruf hitam.

PEMBANGUNAN GEDUNG
VIII.1.4. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK ,TITIK PENERANGAN DAN ARMATUR

Prosedur Pekerjaan
a. Pekerjaan Persiapan
- Memeriksa kembali gambar dan spesifikasi pekerjaan yang akan dilaksanakan.
- Membuat gambar penjelasan / gambar perubahan bila perlu.
- Berkoordinasi dengan konsultan pengawas untuk memperoleh rencana jadwal pelaksanaan
pekerjaan sipil
- Membuat Jadwal Pelaksanaan pekerjaan Instalasi listrik dan penerangan yang mengacu pada
rencana pelaksanaan pekerjaan sipil.
- Menghitung bobot dari masing-masing pekerjaan, lalu membuat rencana bobot prestasi
mingguan dan komulatifnya, kemudian melengkaapi kurva S (S Curve)
- Membuat manpower Planning
- Membuat Material Schedule
- Melaporkan rencana pelaksanaan kepada Konsultan pengawas.
- Membuat rencana perbaikan bila diperlukan.
- Mengajukan Contoh material yang akan digunakan.
- Mengadakan material, alat kerja dan tenaga kerja yang dibutuhkan sesuai dengan rencana
pelaksanaan.

b. Pekerjaan Shop Drawing


- Penggambaran penempatan posisi titik – titik lampu
- Pembagian group lampu, untuk pembagian phasa R-S-T yang seimbang
- Peninjauan kelapangan untuk penggambaran yang memerlukan detail pemasangan

c. Pengajuan Shop Drawing


- Untuk mendapat persetujuan dari Direksi
- Memastikan bahwa Shop Drawing yang dibuat dapat dilaksanakan di lapangan

d. Pengajuan Uraian Teknis dan Contoh Material


- Untuk mendapat persetujuan direksi
- Disesuaikan dengan spesifikasi teknis pekerjaan.
- Memastikan apakah ukuran / dimensi dari material yang diajukan dapat dipasang di lapangan.

e. Pekerjaan Pemipaan (conduit)


- Dilaksanakan sesuai dengan Shop Drawing
- Pemasangan dengan serapi mungkin (memperhatikan kelurusan pemasangan) dan dengan cara
membending yang benar.
- Pemasangan klem-klem pipa dengan jarak yang paling efektif.

f. Penarikan kabel Instalasi


- Dilaksanakan sesuai dengan Shop Drawing, terutama dalam hal pembagian group, pembagian
saklar.
- Penyambungan kabel pada pada setiap cabang (T-doos) dengan cara yang benar.
- Penyeragaman pengguna warna kabel untuk keseluruhan Instalasi dan sesuai dengan standar
yang berlaku
- Pemberian tanda (cable marker) pada setiap ujung kabel toevoer instalasi diposisi panel, untuk
menghindari kesalahan Connecting.

g. Penarikan kabel Feeder


- Dilaksanakan sesuai dengan shop drawing
- Penyeragaman pengguna warna kabel untuk keseluruhan Instalasi dan sesuai dengan standar
yang berlaku
- Pemberian tanda (cable marker) pada setiap ujung kabel.

PEMBANGUNAN GEDUNG
h. Pengukuran tahanan Isolasi
- Dengan menggunakan Megger Insulation Tester.
- Tahanan Isolasi minimum yang diizinkan adalah 1kOhm / v, apabila hasil yang didapat lebih
kecil, maka Instalasi harus diperbaiki.
i. Test Nyala
- Untuk memastikan semua Instalasi yang dipasang telaah berfungsi
- Dengan menggunakan bola lampu pijar dan dengan bantuan HT (Handy Talky)
- Selama pengetesan, semua saklar disambung sementara.
j. Pemasangan Panel
- Disesuaikan dengan type panel apakah Walltype atau Free standing
- Pelaksanaan Connecting kabel-kabel Instalasi, sesuai dengan kabel marker yang dibuat.
k. Pemasangan Armature
- Sebelum pemasangan semua armature (terutama lampu) ditest apakah berfungsi dengan baik
- Dalam hal ini, pemasangan dilaksanakan dengan pertimbangan keamanan ruangan
(kemungkinan hilang atau rusak / kotor)

l. Test System
- Untuk memastikan system Instalasi telah berfungsi dengaan baik.
- Dalam hal ini sumber daya tetap belum selesai, maka digunakan listrik kerja, untuk mensuplai
panel yang akan dicoba.

Urutan Pelaksanaan Pekerjaan Elektrikal

PEMBANGUNAN GEDUNG
Material dan Peralatan Pekerjaan Elektrikal

PEMBANGUNAN GEDUNG
2. Metode Dan Ilustrasi Pekerjaan Elektrikal

Metode Dan Ilustrasi Pemasangan Tray

1. Pastikan plat lantai bersih dari bekesting. 2. Marking plat lantai untuk jalur kabel tray 3. Tandai lokasi gantungan.
sesuai dengan shop drawing.

4. Bor lokasi gantungan sesuai dengan 5. Pasang kawat gantungan (suport). 6. Pasang kabel Tray satu per satu
marking yang telah dibuat.

Metode Dan Ilustrasi Pemasangan Kabel Tray

1. Pastikan kabel Tray/Ledder telah terpasang 2. Potong kabel dengan panjang dilebihkan
rapi dan sesuai dengan ketentuan sesuai kebutuhan

3. Tarik kabel satu per satu dengan urutan dari 4. Gunakan kabel ties sebagai pengikat kabel
pinggir dengan jarak 1 meter

PEMBANGUNAN GEDUNG
Metode Dan Ilustrasi Pekerjaan Instalasi kabel

1. Marking plat lantai untuk jalur konduit yang 3. Pasang pipa konduit sesuai dengan jalur
2. Bor plat lantai untuk memasang klem pipa
akan digunakan sebagai jalur instalasi marking yang telah dibuat dengan
konduit
elektrikal menggunakan klem yang berwarna sesuai
dengan jenis pekerjaannya

4. Masukkan kabel pancing untuk menarik 5. Sambung ujung kabel dengan ujung kawat 6. Potong kabel listrik sesuai dengan
kabel pancing, kemudian tarik kawat pancing kebutuhan
untuk menarik kabel instalasi tersebut.

7. Hubungkan jalur instalasi titk peracabangan 8. Marger resistansi kabel instalasi yang telah 9. Setelah semua jalur instalsi selesai dipasang
didalam tee-dos, lalu tutup sambungan terpasang, termasuk kualitas sambungan dan hasil marger diperoleh hasil yang baik,
dengan menggunakan lasdop. pada tiap tee-dos rapikan semua jalur instalasi dan tutup
semua tee-dos yang ada.

PEMBANGUNAN GEDUNG
Metode Dan Ilustrasi Pekerjaan Pemasangan Saklar dan Stop Kontak

1. Marking jalur instalasi saklar dan stop 2. Cutter jalur marking yang yang telah dibuat 3. Bobok jalur instalasi saklar dan stop kontak
kontak dengan level ketinggian dari lantai dengan menggunakan mesin cutter.
150 cm untuk saklar dan 30 cm untuk stop
kontak.

4. Pasang konduit dan inbow-dos 5. Tutup tembok jalur instalasi dengan plester 6. Pasang kawat pancing
kembali, serta bersihkan lokasi kerja .

7. Tarik kabel instalasi dengan kawat pancing. 8. Potong kabel instalasi sesuai dengan 9. Sambungkan instalasi kabel pada tee-dos,
kebutuhan kemudian tutup sambungan dengan lasdop,
lalu tutup tee-dos.

10. Lakukan test konektifitas sambungan dan 11. Setelah hasil tes dinyatakan
tahanan isolasi kabel instalasi yang telah baik,pasangkan saklar dan stop kontak
terpasang. pada lokasi yang telah disediakan saat
proses finishing telah selesai.

PEMBANGUNAN GEDUNG
Metode Dan Ilustrasi Pekerjaan Pemasangan Armatur Lampu

1. Pastikan instalasi listrik sudah terpasang 2. Marking lokasi penempatan armatur pada 3. Cutter celling yang telah dimarking
dengan baik. celling sesuai dengan shopdrawing dan jenis
lampu yang digunakan

4. Bor lokasi tempat gantungan (suport) 5. Pasang gantungan (suport) armatur 6. Sambungkan instalasi yang telah tersedia
armatur dengan armatur.

7. Pasang armatur pada lokasi yang telah


disiapkan pada celling dengan cara
menggantungkannya pada kawat 8. Rapikan posisi armatur dan kondisi celling.
gantungan.

PEMBANGUNAN GEDUNG
FLOWCHART PEKERJAAN ELEKTRIKAL

START

PEKERJAAN PERSIAPAN
-Lahan Kerja
-Alat kerja
-Fasilitas kerja
-Material Yang Telah Disetujui
-Shop Drawing
-Tenaga kerja

PEKERJAAN PABRIKASI PEKERJAAN MARKING


-Kabel Ladder -Jalur Pipa dalam dinding
-Penggatung Kabel Ladder -Titik Peralatan (Saklar,Stop Kontak
-Dudukan Equipment (panel dll) dll)

PEKERJAAN BOBOKAN
-Jalur Pipa tembus Dinding
-Peralatan PEKERJAAN PERALATAN
-Panel
-Stop Kontak
-Saklar

PEKERJAAN INSTALASI
-Conduit,Kabel
-Grouping,
No

Tes Fungsi
PEKERJAAN CEILING

No

Yes
Tes Merger
Kabel
PEKERJAAN MARKING
-Titik Lampu

Yes

CONNECTION
PEKERJAAN PEMASANGAN
-Lampu
CONNECTION

esan Nyala

CONNECTION CONNECTION

No

Tes
Commisioning

Yes

FINISH

PEMBANGUNAN GEDUNG
VIII.1.5. PEKERJAAN PENANGKAL PETIR

Sistem Penangkal Petir

Pembuatan sistem penangkal petir bertujuan untuk melindungi suatu area gedung beserta isinya dari
bahaya arus lebih yang diakibatkan dari sambaran petir yang mungkin terjadi ketika musim
penghujan, sistem tersebut terdiri dari :
- Terminal penangkal petir diletakan diatas gedung
- Terminal penangkal petir akan dihubungkan ke terminal bumi melalui Copper tape condutur

Sistem Pembumian (Grounding)

Sistem pembumian (grounding) bertujuan mengamankan peralatan elektrik maupun elektronik dalam
gedung itu sendiri dari bahaya kerusakan maupun kebakaran saat terjadi beban lebih, sistem tersebut
terdiri dari :
Peralatan utama pada tiap substation (panel dan genset) dihubungkan dengan ground melalui
terminal masing-masing.

Prosedur Pekerjaan

1. Pekerjaan Persiapan
- Memeriksa kembali gambar dan spesifikasi pekerjaan yang akan dilaksanakan.
- Membuat gambar penjelasan / gambar perubahan bila perlu.
- Berkoordinasi dengan konsultan pengawas untuk memperoleh rencana jadwal pelaksanaan
pekerjaan sipil
- Membuat Jadwal Pelaksanaan pekerjaan Penangkal petir yang mengacu pada rencana
pelaksanaan pekerjaan sipil.
- Menghitung bobot dari masing-masing pekerjaan, lalu membuat rencana bobot prestasi
mingguan dan komulatifnya, kemudian melengkaapi kurva S (S Curve)
- Membuat manpower Planning
- Membuat Material Schedule
- Melaporkan rencana pelaksanaan kepada Konsultan pengawas.
- Membuat rencana perbaikan bila diperlukan.
- Mengajukan Contoh material yang akan digunakan.
- Mengadakan material, alat kerja dan tenaga kerja yang dibutuhkan sesuai dengan rencana
pelaksanaan.

2. Pekerjaan Shop Drawing


- Penggambaran penempatan posisi titik-titik Penangkal Petir.
- Penggambaran rute – rute kabel dan detail-detail
- 1Peninjauan kelapangan untuk penggambaran yang memerlukan detail pemasangan

3. Pengajuan Shop Drawing


- Untuk mendapat persetujuan dari Direksi
- Memastikan bahwa shop drawing yang dibuat dapat dilaksanakan di lapangan.

4. Pengajuan Contoh Material


- Untuk mendapat persetujuan dari Direksi.
- Disesuaikan dengan spesifikasi pekerjaan.
- Memastikan apakah ukuran / dimensi dari material yang diajukan dapat dipasang dilapangan.

PEMBANGUNAN GEDUNG
5. Pekerjaan Pemasangan Support
- Dilaksanakan sesuai dengan Shop Drawing
- Pemasangan dengan serapi mungkin (memperhatikan kelurusan pemasangan) dan dengan cara
membending yang benar.

6. Penarikan kabel Instalasi


- Dilaksanakan sesuai dengan Shop Drawing, terutama dalam hal titik yang perlu ditanahkan
- Mengunakan Kabel BC
- Pemasangan Cooper Rod ( Pentanahan) sesuai dengan shop drawing

7. Pengukuran Pentanahan
- Dengan menggunakan Alat Ukur Pentanahan
- Hasil pengukuran harus menunjukan angka maksimum 2 ohm.

8. Pemasangan Air Terminal


- Disesuaikan dengan type air terminal yang digunakan.

9. Test System
- Untuk memastikan system instalasi telah berfungsi dengan baik.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

1 2

Pekerjan pengeboran untuk Pekerjan galian tanah dan


grounding pembuatan bak kontrol dan
pasang sparing

PEMBANGUNAN GEDUNG
3

Pekerjan pemasangan grounding


kemudian dilakukan pengetesan
tahanan tanah menggunakan Earth
Tester Meter sampai didapatkan
tahanan dibawah 2 ohm

Selesai pemasangan grounding


langkah Selanjutnya memasang jalur
elektris petir (Kabel) yaitu dengan
menggunakan kabel dari grounding
sampai ke atas bangunan .

PEMBANGUNAN GEDUNG
5 Setelah selesai pemasangan kabel
penghantar maka bisa dimulai
tahapan selanjutnya, Penegakan tiang
penangkal petir dan pemasangan
head terminal penangkal petir

Testing & Commissioning

Sistem Grounding & Penangkal Petir

a. Marger resistansi copper rod apakah telah mencapai nilai yang ditentukan ( mak 2 ohm )
b. Test Konektifitas, hal ini dilakukan dengan cara merapikan kawat koaksial, dan pastikan semua
sambungan terhubung dengan benar.

PEMBANGUNAN GEDUNG
GROUNDING SYSTEM

Grounding atau Pentanahan adalah sistem pentanahan yang terpasang pada suatu instalasi listrik
yang bekerja untuk meniadakan beda potensial dengan mengalirkan arus sisa dari kebocoran
tegangan atau arus dari sambaran petir ke bumi. Cara pemasangan grounding ini dapat
menggunakan sebuah elektroda khusus untuk pembumian yang ditanam di bawah tanah. Contoh
pemasangan grounding atau pentanahan seperti pada gambar berikut ini.

PEMBANGUNAN GEDUNG
VIII.2. PEKERJAAN ELEKTRONIKA

VIII.2.1. PEKERJAAN FIRE ALARM

1. Ruang lingkup.
1.1. Standar ini mencakup persyaratan minimal, kinerja, lokasi, pemasangan , pengujian, dan
pemeliharaan sistem deteksi dan alarm kebakaran untuk memproteksi penghuni, bangunan,
ruangan, struktur, daerah, atau suatu obyek yang diproteksi sesuai dengan standar ini.

1.2. Standar ini disiapkan untuk digunakan bersama standar atau ketentuan lain yang berlaku dimana
secara spesifik berkait dengan alarm kebakaran, pemadaman atau kontrol. Detektor kebakaran
otomatik meningkatkan proteksi kebakaran dengan mengawali tindakan darurat, tetapi hanya bila
digunakan bekerja sama dengan peralatan lain.

1.3 Interkoneksi dari detektor, konfigurasi kontrol, suplai daya listrik atau keluaran sistem sebagai
respon dari bekerjanya detektor kebakaran otomatik diuraikan pada ketentuan atau standar lain
yang berlaku.

1.4. Standar ini tidak dimaksudkan untuk mencegah penggunaan metoda atau peralatan baru apabila
dilengkapi dengan data teknis yang cukup, dan diajukan kepada instansi yang berwenang untuk
menunjukkan bahwa metoda atau peralatan baru itu setara dalam kualitas, efektifitas, ketahanan
dan keamanan sebagaimana disebutkan di dalam standar ini.

2. Prosedur Pekerjaan
2.1. Pekerjaan Persiapan
2.1.1. Memeriksa kembali gambar dan spesifikasi pekerjaan yang akan dilaksanakan.
2.1.2. Membuat gambar penjelasan / gambar perubahan bila perlu.
2.1.3. Berkoordinasi dengan konsultan pengawas untuk memperoleh rencana jadwal
pelaksanaan pekerjaan sipil
2.1.4. Membuat Jadwal Pelaksanaan pekerjaan Fire Hydrantyang mengacu pada rencana
pelaksanaan pekerjaan sipil.
2.1.5. Menghitung bobot dari masing-masing pekerjaan, lalu membuat rencana bobot
prestaasi mingguan dan komulatifnya, kemudian melengkaapi kurva S (S Curve)
2.1.6. Membuat manpower Planning
2.1.7. Membuat Material Schedule
2.1.8. Melaporkan rencana pelaksanaan kepada Konsultan pengawas.
2.1.9. Membuat rencana perbaikan bila diperlukan.
2.1.10. Mengajukan Contoh material yang akan digunakan.
2.1.11. Mengadakan material, alat kerja dan tenaga kerja yang dibutuhkan sesuai dengan
rencana pelaksanaan.

2.2. Peralatan bantu instalasi.


komponen dan peralatan bantu dalam instalasi seperti; pipa konduit, kotak hubung/terminal
box, klem penyanggah, dan lain-lain.

2.2.1. Instalasi
2.2.1.1 Pemasangan rak peralatan system alarm ini ditempaatkan sesuai dengan fungsi
system dan digrounding dengan tekanan luar 0,1 ohm atau ditentukan lain
sesuai spesifikasi teknis
2.2.1.2. Semua kabel yang keluar dari rak peralatan ini harus melalui kabel gland dan
memakai flexible conduit
2.2.1.3. Kotak hubung di letakkan sesuai gambar rencana di setiap lantai pada
ketinggian 150 cm dari lantai
2.2.1.4. Semua alat alarm dipasang pada tempat-tempat yang sesuai dengan gambar
dimana koordinat yang tepat akan ditentukan dilapangan.

PEMBANGUNAN GEDUNG
2.3. Detector.
2.3.1. Pemasangan.
2.3.1.1. Detektor harus diproteksi terhadap kemungkinan rusak karena gangguan
mekanis.

2.3.1.2.Pemasangan detektor dalam semua keadaan harus bebas dari pengikatannya


terhadap sirkit konduktor.

2.3.1.3.Detektor tidak boleh dipasang dengan cara masuk ke dalam permukaan langit-
langit kecuali hal itu sudah pernah diuji dan terdaftar (“listed”) untuk
pemasangan seperti itu.

2.3.1.4. Detektor harus dipasang pada seluruh daerah bila disyaratkan oleh standar yang
berlaku atau oleh instansi yang berwenang. Setiap detektor yang terpasang
harus dapat dijangkau untuk pemeliharaan dan untuk pengujian secara
periodik. Apabila dipersyaratkan proteksi mencakup secara menyeluruh, maka
detektor harus dipasang pada seluruh ruangan, lobi, daerah gudang, besmen,
ruang di bawah atap di atas langit-langit, loteng, ruang di atas langit-langit
yang diturunkan dan sub bagian lainnya dan ruang yang dapat dijangkau dan di
dalam semua lemari tanam, saf lif, tangga tertutup, saf “dumb waiter”, dan
pelongsor ( “chute” ). Daerah yang tidak dapat dimasuki yang mengandung
bahan mudah terbakar harus dibuat dapat dimasuki dan diproteksi oleh
detektor-detektor.

2.3.2. Jarak pemasangan.


2.3.2.1. Jarak terhadap langit-langit rata.
Salah satu dari ketentuan berikut ini harus diterapkan :
a). Jarak antar detektor harus tidak boleh melebihi jarak yang tercantum dalam
daftar (“list”) dan detektor harus berada di dalam jarak setengah dari jarak
yang terdaftar (“listed”), diukur pada sudut yang benar, dari semua
dinding atau partisi diperpanjang sampai 460 mm (18 inci) dari langit-
langit, atau
b). Seluruh titik pada langit-langit harus terdapat detektor dengan jarak yang
sama dengan 0,7 kali jarak terdaftarnya. Ini akan bermanfaat dalam
melakukan penghitungan perletakan pada koridor atau daerah yang tidak
teratur.

2.3.2.2. Pada langit-langit dengan ketinggian 3 m ( 10 ft ) sampai 9 m ( 30 ft ), jarak


antara detektor panas harus dikurangi mengikuti tabel 5.5.1.2.

PEMBANGUNAN GEDUNG
2.3.2.3. Apabila kedalaman bagian dinding
di atas pintu 610 mm ( 24 inci )
atau kurang, satu detektor yang
dipasang di langit-langit harus
dipersyaratkan hanya pada satu
sisi dari jalur pintu.

2.3.2.4. Pemilihan sistem.


Pemilihan sistem harus
dilaksanakan menurut fungsi,
luas lantai dan jumlah lantai
bangunan sesuai tabel 11.2.2.

2.4. Alarm kebakaran.


2.4.1. Alarm suara harus memenuhi syarat sebagai berikut :
a). Mempunyai bunyi serta irama yang khas hingga mudah dikenal sebagai alarm
kebakaran.
b). Bunyi alarm tersebut mempunyai frekuensi kerja antara 500 ~ 1000 Hz dengan
tingkat kekerasan suara minimal 65 dB (A).

PEMBANGUNAN GEDUNG
2.4.2. Untuk ruang dengan tingkat kebisingan normal yang tinggi, tingkat kekerasan suara
minimal 5 dB (A) lebih tinggi dari kebisingan normal.
a). Untuk ruang dengan kemungkinan dipergunakan untuk ruang tidur, tingkat
kekerasan suara minimal 75 dB (A).
b). Irama alarm suara mempunyai sofat yang tidak menimbulkan kepanikan.

2.4.3. Alarm visual harus dipasang pada ruang khusus, seperti tempat perawatan orang tuli dan
sejenisnya.

2.4.4. Pada semua lokasi panel kontrol dan panel bantu harus terpasang alarm kebakaran.

2.4.5. Semua bagian ruangan dalam bangunan harus dapat dijangkau oleh sistem alarm
kebakaran dengan tingkat kekerasan bunyi alarm yang khusus untuk ruangan tersebut

2.4.6. Alarm kebakaran harus dipasang untuk ruang khusus di mana suara –suara dari luar
tidak dapat terdengar.

2.4.7. Sarana alarm luar harus dipasang sedemikian rupa sehingga dapat digunakan pula
sebagai penuntun cara masuk bagi anggota pemadam kebakaran dari luar.

2.5. Panel kontrol deteksi dan alarm.


Panel kontrol deteksi dan alarm kebakaran dapat terdiri dari suatu panel kontrol atau suatu
panel kontrol dengan satu atau beberapa panel bantu.
2.5.1. Panel kontrol harus bisa menunjukkan asal lokasi kebakaran.

2.5.2. Panel kontrol harus mampu membantu kerja detektor dan alarm kebakaran serta
komponennya secara keseluruhan.

2.5.3. Panel kontrol harus dilengkapi dengan peralatan-peralatan, sehingga operator dapat
mengetahui kondisi instalasi baik pada saat normal maupun pada saat terdapat
gangguan. Peralatan-peralatan tersebut sekurang-kurangnya terdiri dari :
a). Perlengkapan untuk pengujian terhadap bekerjanya sistem secara keseluruhan.
b). Perlengkapan pengujian untuk mengetahui apabila terjadi kerusakan pada sistem
yaitu buzzer dan lampu indikator.
c). Perlengkapan pemberitahuan apabila terjadi sinyal palsu.
d). Perlengkapan pemantau sistem catu daya.
e). Perlengkapan lampu indikator yang menunjukkan suatu keadaan di mana
detektor/alarm kebakaran dalam suatu zona sedang bekerja.
f). Fasilitas yang menunjukkan bahwa catu daya dalam keadaan ada/tidak ada, berasal
dari PLN, batere atau pembangkit listrik darurat yang dilengkapi dengan alat ukur
tegangan ( voltmeter ).
g). Pengalihan operasi harus secara otomatik yang disertai dengan bunyi buzzer.
h). Lampu tanda suatu sirkit ( zona ) terbuka atau dalam keadaan hubung singkat
lengkap dengan sakelar pilih ( selector switch ).
i). Fasilitas pengujian sirkit detektor/alarm kebakaran zona dalam keadaan normal atau
ada gangguan ( berupa sirkit terbuka atau sirkit tergubung singkat ), dimana
simulasi yang dilakukan tidak mempengaruhi kerja zona yang lainnya dalam sistem
tersebut.
j). Fasilitas uji lampu indikator yang berfungsi untuk memeriksa apakah lampu-lampu
indikator masih hidup atau mati.
k). Buzzer untuk keperluan operator yang disertai lampu kedip dan sakelar untuk
mematikan alarm.

2.5.4. Panel kontrol/bantu harus ditempatkan dalam bangunan di tempat yang aman, mudah
terlihat dan mudah dicapai dari ruang utama dan harus mempunyai minimum ruang
bebas 1 meter di depannya.

PEMBANGUNAN GEDUNG
2.5.5. Apabila panel kontrol direncanakan untuk dapat dilakukan pemeliharaannya dari
belakang, maka harus diadakan ruang bebas yang cukup dibelakang panel.

2.5.6. Ruang tempat panel kontrol harus diproteksi dengan detektor kebakaran.
2.6. Panel bantu.
2.6.1. Panel bantu harus dilengkapi dengan terminal sirkit dengan cadangan terminal yang
cukup dan pintu yang terkunci.

2.6.2. Panel bantu harus dilengkapi dengan lampu indikator yang menunjukkan adanya
tegangan kerja yang normal serta diagram sirkit bagian sistem yang bersangkutan.

2.6.3. Ruang dalam panel harus cukup memberikan keleluasaan pekerjaan pemasangan dan
pemeliharaan instalasi dengan konstruksi panel yang kuat serta tahan terhadap
gangguan mekanis, termis dan elektris.

2.6.4. Panel bantu harus ditempatkan dalam bangunan di tempat yang aman, mudah terlihat,
dan mudah dicapai dari ruangan utama dan harus mempunyai minimum ruang bebas 1
meter di depannya.

2.7. Kabel.
2.7.1. Untuk sistem deteksi harus digunakan kabel dari ukuran penampang tidak boleh lebih
kecil dari 0,6 mm2.

2.7.2. Untuk sistem alarm dan catu harus digunakan kabel dengan ukuran penampang tidak
boleh lebih kecil dari 1,5 mm2.

2.7.3. Kabel NYA dapat digunakan, namun pemasangannya harus di dalam pipa konduit.

2.7.4. Kabel berinti banyak NYM dan NYY, dapat pula dipergunakan pada sirkit-sirkit detektor
pada suatu arah tarikan kabel jarak jauh.

2.7.5. Untuk lokasi yang mempunyai kondisi kerja yang keras ( panas, lembab, dan banyak
gangguan mekanis ringan ), harus dipilih jenis kabel NYY atau minimal NYM.

2.7.6. Untuk pengawasan langsung ke detektor, dapat pula dipergunakan kabel fleksibel
dengan ketentuan tidak boleh lebih panjang dari 1,5 m.

2.7.7. Pemasangan kabel sistem deteksi dan alarm kebakaran harus dilaksanakan sesuai
dengan instalasi tegangan rendah sesuai SNI 04-0225-2000, tentang : “Persyaratan
umum instalasi listrik 2000”.

2.7.8. Semua pemasangan kabel pada dinding harus dilaksanakan dengan menggunakan pipa
konduit sesuai dengan SNI 04-0225-2000, tentang “ “Persyaratan umum instalasi listrik
2000”.

2.7.9. Penampang kabel dipilih sedemikian rupa sehingga pada beban kerja maksimum,
penurunan tegangan di titik terjauh dari panel kontrol tidak boleh lebih dari 5%.

2.7.10. Hantaran antara gedung harus dari jenis kabel yang dapat ditanam dan harus diberikan
perlindungan terhadap kerusakan mekanik.

2.7.11. Sepanjang hantaran tidak boleh ada sambungan.

2.7.12. Sambungan diperbolehkan dalam kontak terminal tertutup.

2.7.13. Penyambungan kabel dengan masing-masing detektor harus di dalam detektor, kecuali
untuk detektor jenis kedap air. Kabel untuk sistem deteksi dan alarm kebakaran tidak
boleh disatukan dengan kabel untuk instalasi listrik.

PEMBANGUNAN GEDUNG
2.8. Catu daya.
2.8.1. Catu harus mempunyai 2 buah sumber energi listrik, yaitu :
a). Listrik PLN atau pembangkit tenaga listrik darurat.
b). Batere.

2.8.2. Tegangan batere yang diijinkan 12 volt dan maksimum 48 volt.

2.8.3. Tegangan batere yang diijinkan minimum selama 4 jam mencatu energi listrik dalam
kondisi alarm umum.
a). Pemeliharaan batere harus mudah.
b). Mempunyai pengisi batere ( charger ) otomatik.
c). Bila catu daya dari listrik PLN atau pembangkit tenaga listrik darurat lainnya mati,
secara otomatik langsung bisa diambil alih oleh tenaga batere.
d). Batere harus dari jenis natere kering yang dapat diisi kembali ( rechargeable ).

2.9. Peralatan bantu instalasi.


Bahan-bahan peralatan bantu instalasi yang dipakai harus memenuhi SNI 04-0225-2000,
tentang “Persyaratan umum instalasi lsitrik 2000”.

2.10. Testing
2.10.1. Semua peralatan dalam system alarm ini akan diuji oleh perusahaan pemegang
keagenan peralatan tersebut dan memberikan surat jaminan atas bekerjanya system
dengan baik

PEMBANGUNAN GEDUNG
Metode Dan Ilustrasi Pekerjaan Instalasi Pemasangan Fire Alarm

5. Marking plat lantai 4. Bor plat lantai untuk 1. Pasang Pipa konduit sesuai 2. Pasang kawat pancing 3. Ikatkan ujung kabel instalasi
untuk jalur konduit memasang klem pipa dengan jalur marking yang pada kawat pancing, lalu tarik
yang akan digunakan konduit telah dibuat dengan kabel tersebut.
sebagai jalur instalasi menggunakan klem yang
fire alarm berwarna sesuai dengan
jenis pekerjaannya.

9. Potong kabel instalasi dengan 8. Pasang tee-doos pada 7. Marger resistansi kabel 6. Hubungkan kabel instalasi
panjang sesuai dengan sambungan, dan tutup instalasi yang telah yang telah selesai terpasang
kebutuhan. sambungan dengan terpasang, termasuk dengan peralatan sound
menggunakan lasdop kualitas sambungan tiap system ( celling speaker).
tee-dos.

10. Tempatkan kabel utama yang


menuju tiap TBFA dan MCFA
pada rak kabel dengan rapi dan
diikat tiap jarak 1 m.

13. Hubungkan kabel intalasi 11. Pemasangan peralatan 12. Test Comitioning
pada rak kabel ke terminal/ utama fire alarm semua peralatan yang
peralatan utama ( TBFA & telah terpasang.
MCFA).

PEMBANGUNAN GEDUNG
Flowchart Pemasangan Fire Alarm

START

Pekerjaan Persiapan

Shop Drawing Material

Penasangan Conduit

Instalasi Kabel

Test Perbaikan

Pemasangan
Peralatan Utama dan
Aksesories

Penyambungan
Instalasi Fire Alarm

Test Fungsi Perbaikan

Test&Comm

SELESAI

PEMBANGUNAN GEDUNG
VIII.4. PEKERJAAN PLUMBING

Sistem Plumbing

Sistem Plumbing pada Bangunan:


a. Air Bersih
• Sumber air bersih berasal dari deep well & PDAM yang dialirkan menuju ground tank
pertama.
• Dari ground tank tsb air dipompa melalui pompa transfer menuju ke roof tank.
• Sebelum dinaikan ke rooftank terlebih dahulu air bersih disaring dengan sand filter &
carbon filter
• Dari roof tank, air didistribusikan ke tiap-tiap lantai melalui sistem gravitasi, kecuali untuk
2 lantai teratas distribusi air bersih dibantu dengan pompa booster.
• Untuk keperluan tertentu yang memerlukan air dengan kualitas yang baik, air dari roof
tank diproses dalam sistem RO (Reverse Osmosis) terlebih dahulu sebelum disalurkan.
• Instalasi air bersih menggunakan Pipa GIP
c. Air Kotor & Air Bekas
• Air kotor dan air bekas dialirkan dengan sistem gravitasi ke bak pengumpul dan grease
trap, selanjutnya menuju ke STP
• Air hasil pengolahan sebagian di-recycling untuk keperluan flushing, sebagian lagi
disalurkan ke saluran pembuangan.
• Instalasi menggunakan pipa PVC
d. Pipa Vent
• Bertujuan untuk mengkondisikan sirkulasi udara dalam semua sistem pemipaan dapat
berjalan lancar
• Instalasi pemipaan pipa vent adalah dengan menggunakan pipa jenis PVC AW kelas 10
kg/cm2
d. Air Hujan
• Bertujuan untuk mengarahkan aliran air hujan yang jatuh digedung dan sekitarnya
sampai ke saluran pembuangan terdekat.
• Air hujan mengalir dari roof drain (pada lantai atap) disalurkan melalui pipa-pipa tegak
dari bahan PVC ke lantai dasar dengan gravitasi.
• Selanjutnya air hujan disalurkan ke sumur resapan dan saluran pembuangan air hujan.

Prosedur Pekerjaan

1.1. Pekerjaan Persiapan

Memeriksa kembali gambar dan spesifikasi pekerjaan yang akan dilaksanakan.


Membuat gambar penjelasan / gambar perubahan bila perlu.
Berkoordinasi dengan konsultan pengawas untuk memperoleh rencana jadwal
pelaksanaan pekerjaan sipil
Membuat Jadwal Pelaksanaan pekerjaan Plumbing yang mengacu pada rencana
pelaksanaan pekerjaan sipil.
Menghitung bobot dari masing-masing pekerjaan, lalu membuat rencana bobot prestaasi
mingguan dan komulatifnya, kemudian melengkaapi kurva S (S Curve)
Membuat manpower Planning
Membuat Material Schedule
Melaporkan rencana pelaksanaan kepada Konsultan pengawas.
Membuat rencana perbaikan bila diperlukan.
Mengajukan Contoh material yang akan digunakan.
Mengadakan material, alat kerja dan tenaga kerja yang dibutuhkan sesuai dengan
rencana pelaksanaan.

PEMBANGUNAN GEDUNG
1.2. Pelaksanaan Pekerjaan Pemipaan / Plumbing

1.2.1. Pemasangan Pipa Air Bersih


• 1.2.1.1. Memeriksa gambar untuk lantai yang akan dikerjakan untuk
mengetahui dimana pipa akan dipasang berikut elevasiny.
• 1.2.1.2. Persiapan material pipa, fitting, sambungan dan alat kerja yang
dibutuhkan, jumlah dan ukuran yang sesuai dengan RKS.
• 1.2.1.3. Pipa datar dibuat dengan kemiringan 1/1000 ke arah katup / flange
pembungan (drain valve/flange) dan pipa naik / turun harus tegak.
• 1.2.1.4. Pipa mendatar dalam bangunan dibuat dengn kemiringan 1/1000
menuju arah pipa tegak / riser.
• 1.2.1.5. Jaringan yang telah selesai dipasang, ditiup dengan udara kempa
(compressed air) untuk jangka waktu yang lama agar kotoran – kotoran yang
sudah masuk ke dalam pipa dapat terbuang sama sekali.

1.2.2. Pemasangan Pipa dengan Penggantung

• Periksa gambar untuk lokasi yng dimaksud


• Persiapan material dan alat kerja yang dibutuhkan
• Beri tanda (making) titik penggantung pada jalur pipa yang bersangkutan
dengan jarak dan ketentuan seperti pada RK
• Lubang titik angkur penggantung dengn bor dan pasang Dynset.
• Pasang penggantung lengkap dengn klem pipanya.
• Pasang pipa secara berurutan dari satu sisi.

1.2.3. Pemasangan Pipa dengan Bracket / Support.

• Periksa gambar untuk lokasi dimaksud


• Persiapan material dan alat kerja yang dibutuhkan.
• Beri tanda (making) pada posisi Bracket / Support yang akan dipasang dengan
jarak dan ketentuan seperti RKS
• Lubangi titik angkur Bracket / Support dengan bor dan pasang Dynabolt
• Pasang Bracket / Support dan keraskan mur Dynabolt
• Pasang pipa secara berurutan dari posisi yang terendah dan kekerasan klem
pada Bracketnya dengan kunci / obeng.

1.2.4. Pemasangan Pipa Air Kotor dalam bangunan

• Memeriksa gambar untuk lantai yang akan dikerjakan untuk mengetahui


dimana pipa akan dipasang berikut elevasinya.
• Persiapan material pipa, fitting, sambungan dan alat kerja yang
dibutuhkan, jumlah dan ukuran sesuai dengan RKS.
• Dalam pemasangan jaringan pemipaan, diadakan koordinasi dengan
pekerjaan – pekerjaan struktur karena adanya penembusan-penembusan
betonan lantai maupun dinding.
• Disetiap floor drain dilengkapi dengan Utrap, untuk mencegah masuknya
gas yang berbau kedalam ruangan.
• Pada saluran buangan dari preparation area dapur, sebelum masuk ke
inlet, system perpipaan air kotor dipasang penyaring kotoran dari bahan
stainless guna mencegah penyumbatan dalam pipa.
• Pada jalur perpipaan air kotor yang mengandung lemak dipasang clean out
disetiap belokan dan pipa vertical utama 9setiap pintu shaft).

PEMBANGUNAN GEDUNG
1.2.5. Pengujian Sistem

• Semua lubang pada pipa pembuangan di


• Seluruh system pemipan diisi sampai ke lubang vent tertinggi.
• Pengujian dinyatakan berhasil dan selesai bila tidak terjadi penurunan
muka air setelah lewat 6 jam.

1.2.6. Pemasangan Talang.

• Memeriksa gambar untuk lantai yang akan dikerjakan untuk mengetahui


dimana pipa akan dipasang berikut elevasinya.
• Persiapan material pipa, fitting, sambungan da alat kerja yang dibutuhkan,
jumlah dan ukuran yang sesuai RKS
• Pipa tegak dipasang dengan dudukan dan klem dari baja, jarak antara
klem adalah 300 cm atau sejauh jarak lantai ke lantai.
• Pipa datar dipasang dengan penggantung bajaa seperti penggantung pada
pipa air bersih, jarak antara penggantung dia. 50 mm atau lebih kecil
setiap 200 cm, di. 65 mm tau lebih besar setiap 300 cm, dengan
kemiringan minimum 1 persen
• Pipa yang ditanam di dalam tanah, pada sisi bawah dari pipa tegak yang
dihubungkan dengan pipa datar harus diberi dudukan dari blok beton.
• Sambungan untuk pipa dengan diameter lebih kecil dari 50 mm
menggunakan solvent cement, sedangkan yang lebih besar dari 50 mm
menggunakan rubber-ring.

1.2.8 Pelaksanaan Pekerjaan Panel Kontrol Pompa


• Memeriksa gambar untuk lantai yang akan dikerjakan guna mengetahui
dimana pembuatan konstruksi panel.
• Pemasangan komponen-komponen panel akan diatur rapid an diperkuat
sehingga tahan oleh gangguan mekanis.
• Pemasangan kabel instalasi menggunakan sepatu kabel.
• Pada setiap komponen panel, sepatu kabel, kabel instalasi serta terminal
penyambungan kabel diberi indikasi/label/sign plates terbuat dari plat
aluminium standard DIN 4070
• Pemasangan Panel Kontrol Start - stop dan Monitor Pompa Air Bersih.

PEMBANGUNAN GEDUNG
FLOWCHART PEKERJAAN PLUMBING

START

PEKERJAAN PERSIAPAN
-Lahan Kerja
-Alat kerja
-Fasilitas kerja
-Material Yang Telah Disetujui
-Shop Drawing
-Tenaga kerja

PEKERJAAN PABRIKASI PEKERJAAN MARKING


-Gantungan Pipa -Jalur Pipa
-Pembuatan Ulir Pipa -Titik Sanitary
-Pengecatan dasar

PEKERJAAN BOBOKAN
-Jalur Pipa ke titik Sanitary
-Jalur pipa tembus Dinding

PEKERJAAN INSTALASI
-Pasang gantungan
-Pasang Pipa
-Pengecatan finish

PERBAIKAN
-Pemasangan
-Pompa
-Tangki Pengetesan
PipaPenget
No
No

PERBAIKAN Yes
Yes

Testing
-Pemasangan Valve
-Pemasangan Acesoris Sanitary
No

Yes

TEST COMISSIONING

NOTE: Dalam Pekerjaan Bobokan


Harus Koordinasi dengan Sipil untuk
FINISH Start Point Keramik dinding dan Toilet

PEMBANGUNAN GEDUNG
Pekerjaan Instalasi Air Bersih dengan Pipa PPR

PEMBANGUNAN GEDUNG
PEMBANGUNAN GEDUNG
PEMBANGUNAN GEDUNG
PROSES PENYAMBUNGAN PIPA PPR

PENYAMBUNGAN PIPA PPR UNTUKI SISTEM POLYFUSION


Penyambungan polyfusion sampai 63 mm dapat dilakukan dengan welding machine tanpa alat bantu
penyambungan (assembly jig), namun diatas 63 mm diperlukan alat bantu penyambungan yang bagus
dan satu sumbu.

PERALATAN DAN PERLENGKAPAN.


- Polyfusion machine atau assembly jig welding machine
- Matrice
- Alat potong pipa PP-R
- Penggaris mini
- Spidol
- Lap
- Kunci L
- Centering unit (untuk assembly jig welding machine)

PROSEDUR PENYAMBUNGAN PIPA PPR UKURAN 20 mm S/D 63 mm.


1. Pasang matrice kemudian hidupkan dan setting temperatur welding machine 260 Derajat Celcius
(suhu penyambungan telah tercapai bila ada tanda dari lampu indikator).
2. Potong kurang lebih 1 cm ujung pipa yang akan disambung, pastikan hasil potongan rata tegak lurus.
3. Beri tanda kedalaman socket dikurangi 1-2 mm pada pipa sebagai jarak (gap) penyambungan.
4. Panaskan pipa dan fitting pada matrice, kemudian keluarkan dan sambungkan pipa dan fitting dengan
segera, hati-hati jangan sampai memutar pipa PPR Wavin Tigris Green maupun fitting pada saat
penyambungan (parameter waktu lihat tabel).
5. Sistem instalasi siap digunakan setelah waktu pendinginan tercapai (parameter waktu lihat tabel).

PEMBANGUNAN GEDUNG
PROSEDUR PENYAMBUNGAN PIPA PPR UKURAN 75 mm S/D 110 mm.

1. Pasang matrice kemudian hidupkan dan setting temperatur welding machine 260 Derajat Celcius
(suhu penyambungan telah tercapai bila ada tanda dari lampu indikator.
2. Pasang klem pipa sesuai dengan ukuran pipa yang akan disambung.
3. Potong kurang lebih 1 cm ujung pipa yang akan disambung kemudian beri tanda kedalaman socket
dikurangi 1-2 mm pada pipa sebagai jarak (gap) penyambung.
4. Jepit fitting yang akan disambung pada klem fitting.
5. Ratakan fitting dan pipa dengan centering unit.
6. Jepit pipa yang akan disambung pada klem pipa.
7. Panaskan pipa dan fitting pada matrice, kemudian keluarkan dan sambungkan pipa dan fitting dengan
segera (parameter waktu lihat tabel).
8. Sistem instalasi siap digunakan setelah waktu pendinginan tercapai (parameter waktu lihat tabel).

PEMBANGUNAN GEDUNG
PENYAMBUNGAN PIPA PPR UNTUK SISTEM ELECTROFUSION

PERALATAN DAN PERLENGKAPAN.


- Electrofusion Welding machine (power supply)
- Alat potong pipa PP-R
- Penggaris mini
- Spidol
- Kain Lap

PROSEDUR PENYAMBUNGAN PIPA PPR


1. Bersihkan ujung-ujung pipa PPR Wavin Tigris Green yang akan disambung.
2. Pasang ujung-ujung pipa PPR Wavin Tigris Green yang akan disambung ke electrofitting.
3. Hubungkan electroda yang ada ke electrofitting dan hidupkan.
4. Persenyawaan sambungan telah terjadi apabila indikator keluar menonjol dan warna indikator terlihat
jelas.

PEMBANGUNAN GEDUNG
Pekerjaan Instalasi Air Kotor,Bekas Dan Vent

PEMBANGUNAN GEDUNG
Instalasi Valve Yang Berdiameter Sampai Dengan 50 mm

1. Menyambungkan valve dengan pipa dengan menggunakan drat/ulir yang terletak pada masing-
masing ujung pipa dan valve.
2. Mengencangkan putaran ulir atau drat sampai mencapai batas maksimumnya

Instalasi Valve Yang Berdiameter Di Atas 50 mm

PEMBANGUNAN GEDUNG
1. Sambungan untuk valve ukuran ini adalah dengan menggunakan flange. Pertama-tama,
persiapkan pipa lengkap dengan flangenya, valve lengkap dengan flangenya, baut, serta karet
seallant.
2. Satukan flange valve, karet seallant dan flange pipa dengan baut. Kemudian setelah
itukencangkan bautsampai valve dan pipa benar-benar telah tersambungkan dengan rapat, kuat
dan aman (tidak bocor).

Flow Chart Pekerjaan Pemasangan Pipa Indoor

PEMBANGUNAN GEDUNG
Flow Chart Pengecekan Pekerjaan Pemasangan Pipa Indoor

Pelaksanaan Pemasangan & Instalasi Pompa


• Marking lokasi penempatan pompa.
• Buat pondasi pompa, perhatikan kelurusan dan rata pondasi.
• Pasang instalasi pemipaan pompa terlebih dahulu.
• Pasang instalasi kelistrikan pompa.
• Pasang pompa dengan valve dan accessories-nya.
• Sambung instalasi daya ke unit pompa.
• Lakukan running test pompa.

Catatan :
• Dalam instalasi pompa cek sambungan pipa dan support.
• Pastikan accesssories dan alat ukur berfungsi dengan benar.
• Cek secara visual maupun menggunakan alat ukur kualitas pompa (daya listrik, aliran, suara maupun
bagian peralatan pompa tersebut), seperti copling motor pompa, seal, shaft, gear, dll.

Testing Commisioning
• Prosedur testing pekerjaan plumbing dilakukan secara partial dan sistem (pipa, valve dan pompa).
• Prosedur testing dilakukan untuk menghindari adanya kesalahan dalam instalasi dan kebocoran pada
pipa serta membersihkan pipa dari sisa-sisa kotoran.
• Prosedur testing dilakukan untuk menjaga pompa dan valve berfungsi dengan baik.

Prosedur testing
1. Tes pada pipa :
- Tes Tekan Pipa dengan air untuk mengetahui ketahanan pipa terhadap tekanan
a. Partial Test :
Test dilakukan pada sebagian sistem, misal pada satu toilet

PEMBANGUNAN GEDUNG
b. System Test :
Test dilakukan pada seluruh sistem
2. Tes pada Valve :
- Tes Tekan Pipa dengan air untuk mengetahui ketahanan pipa terhadap tekanan
3. Tes pada Pompa :
- Running tes pompa untuk mengetahui fungsi pomp

VIII.5. FIRE FIGHTING INSTALLATION

PEMBANGUNAN GEDUNG
Metode Pelaksanaan Pekerjaan

1. Pekerjaan Persiapan

- Memeriksa kembali gambar dan spesifikasi pekerjaan yang akan dilaksanakan.


- Membuat gambar penjelasan / gambar perubahan bila perlu.
- Berkoordinasi dengan konsultan pengawas untuk memperoleh rencana jadwal pelaksanaan
pekerjaan sipil
- Membuat Jadwal Pelaksanaan pekerjaan Fire Hydrant yang mengacu pada rencana pelaksanaan
pekerjaan sipil.
- Menghitung bobot dari masing-masing pekerjaan, lalu membuat rencana bobot prestaasi
mingguan dan komulatifnya, kemudian melengkaapi kurva S (S Curve)
- Membuat manpower Planning
- Membuat Material Schedule
- Melaporkan rencana pelaksanaan kepada Konsultan pengawas.
- Membuat rencana perbaikan bila diperlukan.
- Mengajukan Contoh material yang akan digunakan.
- Mengadakan material, alat kerja dan tenaga kerja yang dibutuhkan sesuai dengan rencana
pelaksanaan.

2. Instalasi Pemipaan

- Fabrikasi
Merupakan pekerjaan penyetelan material sebelum dipasang, meliputi;
Pengukuran lapangan, pengukuran bahan (pipa), pemotongan pipa, penyambungan pipa baik
dengan Fleng maupun dengan fitting-fitting Screw.Pekerjaan ini dilakukan di luar lokasi
pemasangan, baik di dalam proyek maaupun diluar proyek.
- Pemasangan Pipa Reiser
Adalah pemasangan induk dari ruang pompa ke shaft lantai dasar atau basement sampai lantai
paling atas.Pipa yang dipergunakan adalah pipa black steel sch 40 dengan diameter tertentu.
Penyambungan dilakukan dengan system pengelasan
Untuk menahan getaran, disetiap lantai akan dipasang support mempergunakan besi canal
U100, dan sebagai pengikat digunakan besi begel 16 dengan system baut pada masing –
masing ujungnya.
- Pemasangan Pipa Instalasi
Pemasangan pipa instalasi baik instalasi pipa Hydrant harus mentaati segala ketentuan dalam
RKS.
Pemasangan pipa – pipa ini sampai pada titik pengkondisian yang diisaratkan atau sesuai
dengan gambar kerja yang telah disetujui.Pipa yang dipergunakan adalah pipa black steel sch
40 Sedangkan untuk menahan beban bentangan akan dipasang gantungan penahan setiap
jarak 2 (dua) meter bentangan. Gantungan akan dipasang pada dinding lantai dengan
mempergunakan Dynabolt.

Pemasangan Pipa Indoor


1. Marking jalur pipa sesuai shop drawing dan koordinasikan dengan jalur pekerjaan lain seperti
jalur pipa AC, Plumbing, Tray Cable dll.
2. Potong pipa sesuai ukuran kebutuhan.
3. Snai pipa yang telah dipotong, untuk ukuran diameter pipa paling besar 2.5 "
4. Lapisi pipa dengan cat dasar (zingkromat).
5. Setelah selesai dilapisi cat dasar zingcromat,pipa dicat kembali dengan cat besi warna merah.
6. Pasang gantungan maupun support pipa sesuai hasil marking.
7. Pasang pipa sesuai ukuran pada shop drawing penyambungan pipa diameter kurang dari 2,5"
dengan drat dan diameter 2,5 " ke atas dengan las.
8. Gunakan benang / waterpass untuk mengukur kelurusan pipa.
9. Lakukan pekerjaan pengecatan untuk daerah sambungan pipa.
10. Lakukan test tekan pipa dengan tekanan sesuai spesifikasi yang berlaku.

PEMBANGUNAN GEDUNG
PEMBANGUNAN GEDUNG
PEMBANGUNAN GEDUNG
Pemasangan Pipa Outdoor
1. Marking jalur pipa
2. Pekerjaan galian jalur pipa dengan kedalaman sesuai elevasinya.
3. Sambung pipa diatas galian.
4. Lapisi pipa dengan zingkromat.
5. Kemudian diberikan pelindung dengan karung goni.
6. Lakukan test tekan pipa dengan tekanan sesuai spesifikasi teknis yang berlaku.
7. Beri lapisan pasir pada dasar galian.
8. Turunkan pipa kedalam galian.
9. Lapis kembali galian dengan pasir.
10. Urugan kembali tanah galian.
11. Kondisikan lokasi seperti kondisi semula.

PEMBANGUNAN GEDUNG
PEMBANGUNAN GEDUNG
3. Pemasangan Indor Hydrant Box

Tahapan pelaksanaan :
1. Marking lokasi penempatan Indoor Hydrant Box pada lokasi yang sesuai dengan shop drawing,
dengan keadaan pipa utama dan pipa droper telah terpasang.
2. Pasang / letakkan Indoor Hydrant Box pada posisi yang telah ditentukan.
3. Sambung pipa droper dengan Indoor Hydrant Box dengan cara di las.
4. Lindungi Indoor Box dari kotoran dan cat.
5. Pasang semua accessories Indoor Hydrant Box setelah kondisi proyek dinyatakan aman.

PEMBANGUNAN GEDUNG
4. Pemasangan Outdoor Hydrant Box

Tahapan Pelaksanaan :
1. Marking lokasi penempatan Hydrant Box.
2. Buat pondasi untuk Hydrant Box.
3. Pasang Hydrant Box pada posisinya.
4. Lindungi Hydrant Box dari kotoran dan cat.
5. Pasang accessories Hydrant Box dipasang setelah kondisi proyek aman.

PEMBANGUNAN GEDUNG
5. Pemasangan Hydrant Pillar

Tahapan Pelaksanaan :
1. Marking lokasi penempatan Hydrant Pillar & bak kontrol gate valve sesuai dengan shop
drawing, dengan kondisi pipa utama Hydrant telah terpasang dengan baik.
2. Gali lokasi yang telah dimarking sebagai lokasi penempatan Hydrant Pillar dan jalur pipa yang
menuju ke posisi yang telah ditetapkan.
3. Cor bagian bak kontrol dan pondasi penempatan Hydrant Pillar.
4. Sambung instalasi pipa yang menuju ke lokasi Hydrant Pillar, lengkap dengan Gate Valvenya.
5. Pasang Hydrant Pillar pada pondasi yang telah disiapkan.

PEMBANGUNAN GEDUNG
6. Pemasangan Siamase Connection

Tahapan Pelaksanaan :
1. Marking lokasi penempatan Siamase Connection & bak kontrol gate valve sesuai dengan shop
drawing, dengan kondisi pipa utama dan pipa droper fire fighting telah terpasang dengan baik.
2. Gali lokasi yang telah dimarking sebagai lokasi penempatan Siamase Connection dan jalur pipa
yang menuju ke posisi yang telah ditetapkan.
3. Cor bagian bak kontrol dan pondasi penempatan Siamase Connection.
4. Sambung instalasi pipa yang menuju ke lokasi Siamase Connection, lengkap dengan gate
valvenya.
5. Pasang Siamase Connection pada pondasi yang telah disiapkan.

PEMBANGUNAN GEDUNG
7. Sprinkler Head

Instalasi pipa ini berfungsi untuk mengatasi kebakaran secara otomatis disetiap ruangan melalui
head sprinkler , pipa sprinkler dipasang pada setiap lantai [dalam flapon] dengan jarak antara 3
sampai 5 meter , bila terjadi kebakaran pada salah satu lantai maka panas api dari titik kebakaran
akan memecahkan head sprinkler .
Sprinkler direncanakan sebagai sarana untuk mengadakan pemadam otomatis terhadap kebakaran
di lantai yang dijangkau oleh pancaran kepala sprinkler.

Instalasi Sprinkler

Black steel pipe (BSP) SCH 40 ASTM A53

1. Marking jalur pipa dan katup serta komponen pelengkapnya. Marking lokasi Indoor Hydrant
Box. Sesuaikan dengan gambar dan spesifikasi.
2. Pasang pipa dan katup-katup sprinkler lengkap serta penggantung dan penyangga sesuai
gambar dan spesifikasi

3. Pasang Head Sprinkler, Branch Control Valve, Main Control Valve dan Automatic Air Vent pada
titik yang telah ditandai sesuai dengan gambar dan spesifikasi

PEMBANGUNAN GEDUNG
8. Pemasangan Pompa (apabila ada dan di persyaratkan)
Tahapan Pelaksanaan :
1. Marking lokasi penempatan pompa.
2. Buat pondasi pompa, perhatikan kelurusan dan rata pondasi.
3. Pasang instalasi pemipaan ruang pompa terlebih dahulu.
4. Pasang pompa dan valve-valvenya.
5. Sambung instalasi daya ke pompa.
6. Atur pressure switch pompa.
7. Lakukan running test pompa.

Jocky Fire Pump Main Fire Pump Diesel Fire Pump

Pompa Pacu (Jockey Pump)


= Menjaga tekanan air dalam pipa
Pompa listrik (Electric /Fire Pump
= Memberikan pasokan air untuk hidrant
Pompa Diesel (Diesel Fire Pump)
= Bekerja bila pompa listrik kurang
memadai

PEMBANGUNAN GEDUNG
Test Tekanan

Test tekanan akan dilaksanakan pada masing-masing lantai baik untuk Instalasi pipa Hydrant.
Pengetesan akan dilakukan dengan menggunakan peralatan ( Hydrostatic Test ).

Test Commisioning
Adalah pengetesan secara menyeluruh, mulai dari pengetesan pompa-pompa, system,
pengoperasian peralatan.

PEMBANGUNAN GEDUNG
FLOWCHART HYDRANT DAN SPRINKLER

START

PEKERJAAN PERSIAPAN
-Lahan Kerja
-Alat kerja
-Fasilitas kerja
-Material Yang Telah Disetujui
-Shop Drawing
-Tenaga kerja

PEKERJAAN PABRIKASI PEKERJAAN MARKING


-Gantungan Pipa -Jalur Pipa
-Pembuatan Ulir Pipa
-Pengecatan dasar

PEKERJAAN BOBOKAN
-Jalur pipa tembus Dinding

PEKERJAAN INSTALASI
-Pasang gantungan
-Pasang Pipa Riser dan Utama
-Pengecatan finish

PERBAIKAN

Pengetesa
n Pipa No

Yes

PEKERJAAN MARKING
-Titik Sprinkler
-Titik Bok Hydrant

PEKERJAAN PEMASANGAN
-Titik Sprinkler
-Valve,Sanitary PERBAIKAN

Testing
PERBAIKAN No
Yes
Testing
No PEKERJAAN PEMASANGAN
-Pipa Droper Sprinkler
Yes -Pipa ke Bok Hydrant,Sanitary

PERBAIKAN
FLASING

Testing
No
TEST COMISSIONING
Yes

FINISH

PEMBANGUNAN GEDUNG
VIII.7. PEKERJAAN AIR CONDITIONING AND FAN (bila di Persyaratkan)

LINGKUP KERJA
Lingkup pekerjaan meliputi pengadaan, pemasangan, pengujian seluruh instalasi dan peralatan utama,
bahan dan semua alat bantu serta perlengkapannya sesuai dengan ketentuan dalam persyaratan teknis
dan ditunjukkan dalam gambar rencana, memenuhi standardisasi, ketentuan persyaratan dan perijinan
serta syarat-syarat keselamatan kerja dan perburuhan yang diberlakukan oleh Badan/Lembaga/Instansi
Pemeritah Pusat/ Daerah yang berwenang termasuk pengadaan produk pabrik yang baru, pengepakan
untuk transport, pengangkutannya ke lokasi proyek, lengkap dengan seluruh pengerjaan dan
kelengkapan alat bantu pemasangan termasuk petunjuk pabrik pembuat untuk mendapatkan instalasi
yang sempurna dan lengkap sebagai kesatuan sistim, sesuai dengan Bill of Quantity,dan atau
persetujuan pemborongan sesuai berita acara.

Tata Udara / AC
• Pekerjaan Persiapan
• Pekerjaan pengadaan & pemasangan Unit AC
• Pekerjaan pengadaan & pemasangan Instalasi Tata Udara
• Pekerjaan pengadaan & pemasangan Instalasi Power / Daya Tata Udara
• Testing dan Komisioning

METODE KERJA
I. Briefing Meeting
Briefing Meeting kepada team proyek dipimpin oleh Project Coordinator (PC), pada awal saat proyek
diterima atau didapat, hal tersebut dimaksudkan agar team dapat bekerja secara maksimal dan
mengerti dengan benar akan proyek tersebut, sehingga dapat menyelesaikan proyek tersebut
dengan baik dan benar sesuai dengan yang dikehendaki oleh Pemberi tugas / Owner.

II. Pekerjaan Persiapan


Team proyek akan menyiapkan semua pekerjaan persiapan, baik yang bersifat fisik maupun
administratif.

A .Persiapan fisik antara lain meliputi:


1. Pembuatan site office
2. Pembuatan gudang
3. Menyiapkan kebutuhan penunjang operasional (komputer, printer, ATK ,dll) .
4. Menyiapkan alat – alat kerja .
5. Menyiapkan tenaga kerja (Man Power )
6. Menyiapkan mobilisasi dan demobilisasi

B. Persiapan Administrasi antara lain meliputi :

1. Terlebih dahulu kami membutuhkan informasi gambar-gambar terkait, sebagai dasar pembuatan
shop drawing yang akurasi, sebagai berikut :
- Gambar struktur / tinggi dan tebal beam.
- Gambar interior / plafon khususnya (untuk mengetahui space diatas plafon).
- Gambar interior ceiling koordinasi / ceiling reflected.

2. Dalam keadaan standar / normal, sebelum pelaksanaan dimulai kami membuat shop drawing, lalu
diperiksa / dikoreksi oleh Project Manager / Site Manager terlebih dahulu kemudian diajukan untuk
proses persetujuan dari yang berwenang setelah itu pelaksanaan dimulai (dengan mengajukan ijin
kerja)

PEMBANGUNAN GEDUNG
3. Dalam keadaan mendadak / urgent, Kami membuat sket / draft yang mudah dipahami untuk
pelaksanaan dilapangan dengan persetujuan yang berwenang setelah itu pelaksanaan dimulai
(dengan mengajukan ijin kerja).

4. Mengirimkan / mengajukan persetujuan material.

5. Mengirimkan / mengajukan persetujuan shop drawing.

6. Mengirimkan / mengajukan master schedule.

7. Mengirim / mengajukan struktur organisasi proyek.

8. Mengusulkan dan mengajukan form-form pelaksanaan (jika diperlukan) antara lain sebagai berikut:

Laporan harian
Laporan kemajuan pekerjaan / progress
Laporan bulanan
Laporan pekerjaan tambah kurang
Laporan ijin kerja / pelaksanaan
Laporan ijin lembur
Laporan pengetesan

PELAKSANAAN PEKERJAAN TATA UDARA / AC

1. PEKERJAAN DUCTING
Pemotongan duct akan di laksanakan seperti gambar kerja yang telah di setujui MK / Direksi
Lapangan, dengan mengacu ketentuan & spesifikasi sebagai berikut :
- Konstruksi duct dipotong untuk low velocity (low pressure duct) dengan statis pressure
didalam duct sampai 3 in Wg (750 Pa) dengan kecepatan maksimum 1.800 – 2.500 fpm (9
-12.5 m/s).
- Diukur berdasarkan sisi terpanjang Galvanized Sheet metal :

~ 0” s/d 12” Bjls 50


~ 13” s/d 30” Bjls 60
~ 31” s/d 54” Bjls 80
~ 55” s/d 96” Bjls 100
~ 97” keatas Bjls 120

- Semua sambungan melintang duct untuk ukuran diatas 30” menggunakan sambungan flens
dengan rubber packing tebal 2 mm, sedang untuk ducting dibawah ukuran 30” sambungan
nya menggunakan slip joint (sisipan).

- Pemotongan duct yang dilakukan di workshop hanya untuk duct lurusnya saja baik untuk
duct supply maupun return, dengan hasil pemotongan baru ½ duct saja (leter L), dimana
salah satu sisi merupakan ukuran ketebalan ducting (lock) dan satu sisi lainya merupakan
ukuran lebar ducting (stick).

- Untuk pemotongan semua Elbow, branch maupun reducer dilakukan di site proyek

PEMBANGUNAN GEDUNG
Pekerjaan duct yang dilakukan dilapangan adalah :
- Assembling Duct.
Menggabungkan ½ duct yang sudah dipotong di workshop menjadi sebuah duct yang utuh
kemudian duct tersebut pada sisi luarnya dilapisi dengan flingkote (untuk duct isolasi
luar).

- Isolasi Duct.
Setelah langkah assembling duct sudah dilakukan, maka selanjutnya duct tersebut dilapisi
dengan glasswool tebal 1” density 24 Kg/m2 untuk duct yang berisolasi luar.
Sedangkan untuk duct yang berada dibawah roof (atap) diisolasi dengan glasswool tebal 2”
density 24 Kg/m3.
Setelah itu dilakukan dengan melapisi aluminium double sided fire resistant, adapun
sambungan antara dengan overlap minimal 3”. Semua sambungan alluminium foil
menggunakan adhesive tape sehingga betul-betul kedap udara.
Setelah proses diatas sudah selesai maka duct siap untuk di pasang / digantung.

- Hanger / Gantungan Duct.


Sebelum pemasangan duct di lakukan terlebih dahulu memasang / menentukan titik untuk
menentukan tinggi rendahnya penggantung duct. Langkah yang harus dilakukan adalah
mengukur dan memotong besi rod sesuai dengan level yang dikehendaki, kemudian besi
rod tersebut sebelum dipergunakan terlebih dahulu di cat dengan sinkromat, kemudian
dimasukkan ke lubang dynaset yang telah di marking.

Disaat yang bersamaan dilakukan pemotongan siku sebagai penopang (tatakan) duct.
Selanjutnya penopang duct tersebut dibor dan dan di cat dengan sinkromat kemudian di
hubungkan dengan besi rod tersebut dengan Mur.

Penentuan titik hanger duct mengikuti :


Ukuran Duct Penggantung Besi Siku Jarak

0” s/d 12” iron rod Ǿ 5/16” 25 x 25 x 3 2 meter


13” s/d 30” iron rod Ǿ 5/16” 30 x 30 x 3 2 meter
31” s/d 54” iron rod Ǿ 3/8” 40 x 40 x 3 1.5 meter
55” s/d 84” iron rod Ǿ 1/2” 40 x 40 x 3 1.5 meter
85” keatas iron rod Ǿ 1/2” 40 x 40 x 3 1.5 meter

Setelah itu barulah duct tersebut dapat di gantung sesuai dengan level yang dikehendaki.
dan dilanjutkan dengan penyambungan duct satu dengan duct yang lainnya.

Dan untuk menentukan level ducting supaya benar-benar lurus, sesuai dengan yang
dikehendaki apakah ducting tersebut akan di set rata atas atau rata bawah, maka
dilakukan dengan bantuan penarikan benang.

PEMBANGUNAN GEDUNG
Selanjutnya setelah kondisi duct sudah selesai dipasang baru dapat dilakukan pemasangan
diffuser atau grille sesuai gambar perencaPekerjaan Pemipaan akan dilaksanakan
seperti gambar kerja yang telah disetujui Pengawas Lapangan
Adapun pekerjaan pemipaan disini meliputi pipa Refrigerant (tembaga) yang menghubungkan antara
Indoor dan Outdoor Unit, dan .pipa Condensat / drain dan pipa besi untuk instalasi Chiller.

- Pemipaan Split Duct Type dan instlasi Chiller.


Untuk Unit Split Duct Type pada sisi pipa Suction (refrigerant dalam bentuk gas) harus diisolasi
menggunakan bahan dan ketebalan sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan. Sedangkan untuk pipa
Discharge (liquid) tidak perlu diisolasi karena temperature pada pipa tersebut bersuhu tinggi (panas).
Untuk instalasi Chiller baik pipa suplay dan retunrnya diisolasi menurut ketentuan dan spesifikasi yang
telah ditentukan.

- Pemipaan Single Split unit


Untuk pemipaan unit single split kedua pipa baik discharge maupun suction harus diisolasi, karena
posisi expantion valve ada di Outdoor unit sehingga pipa tersebut bersuhu rendah (dingin).

Sebelum pelaksanaan pekerjaan pemipaan ini dilakukan terlebih dahulu dilakukan penandaan / marking
untuk jalur refrigerant antara titik unit Indoor dan Outdoor.

Semua penggantung, penyangga dan penguat terbuat dari besi dengan terlebih dahulu
memperhitungkan kekuatan beban defleksi.
Selama pelaksanaan semua ujung pipa akan di tutup untuk menghindari masuknya kotoran-kotoran.

Setelah pemasangan pipa selesai diadakan pengetesan kebocoran dengan tekanan tertentu.

METODE PEMASANGAN UNIT CHILLER


Unit Chiller yang dikirim ke Site ( Lapangan ) biasanya dengan menggunakan kendaraan Truck, untuk
menempatkan pada posisinya (lokasi ) unit menurunkan Chiller perlu alat bantu Forklip, Forklip yang
digunakan harus sesuai dengan berat Chiller yang akan diangkat.Untuk menempatkan unit Chiller pada
pondasi, dengan cara dirol atau diarik dengan takel.
Pengerjaan Pemipaan.
Didalam melaksanakan perkerjaan semua material yang akan dipakai sudah mendapat persetujuan dari
pengawas proyek.
Pengerjaan pipa ada 2 macam.
1. Dengan cara pengelasan.
2. Dengan cara ulir atau drat
Uraian
1. Pengelasan.
Pipa yang akan digukana untuk instlasi Unit Chiller harus bersih dari kotoran tanah dan karat-karat,
bersikan dahuku bila terdapat kotoran seoerti diatas.
Bila instalasi pipa menggunakan gantungan, buatlah dahulu penggantunya sesuikan jarak gantungan
menurut diameter pipa yang ada.
Untuk pengelasan pipa alat bantu harus disedikan menurut peraturan yang telah dikeluarkan oleh
Depnaker, seperti kaca mata las, masker , APAR dll.
Sesuaikan kawat las yang digunakan untuk pengelasan, sesai dengan kebutuhan, pipa yang akan dilas
ujungnya harus dibevel dahulu( digerenda ) bila pipa satu dengan yang lain dirapatkan maka akan
terlihat seperti huruf V , celah ini yang nantinya akan terisi oleh pijaran dari kawat las yang terbakar.

Pipa yang sudah dilas akan kelihatan seperti ada cincin, untuk menghilangkan kerak besi yang
menempel dilasan, dengan menggunakan martil kecil yang ujungnya lancip, dengan cara dipukul-

PEMBANGUNAN GEDUNG
pukulkan ke pipa dan disikat dengan pipa baja, untuk menghidari supaya pipa tidak mudah berkarat
sebaiknya dicat dengan singkromat.

2. Drat.
Pada ukuran – ukuran tertentu untuk instalasi pipa, harus dikerjakan dengan cara drat ( ulir ) yang
menggukan alat yang dinakan mesin SNAI, untuk merekatkan sambungan pipa yang tidak mudah
dibuka, dengan menggunakan epoxy dan untuk membuat sambungan pipa atau alat yang lain bisanya
dengan menggunakan sel tape.

ISOLASI PIPA
Isolasi pipa yang digunakan harus sesuai dengan spek yang telah ditentukan oleh pengawas, untuk
isolasi yang digunakan diproyek ini adalah sejenis polioretan bahan yang mudah terbakar. Isolasi harus
kering dan bersih dari debu, lembaran isolasi biasanya sudah susuai dengan ukuran pipa yang ada
untuk ketebalan dan kerapan ( density ) sudah ditentukan,
Cara pengeleman isolasi dengan menggunakan lem khusus untuk bahan isolasi terbut. Dengan cara
memberikan kedua permukaan isolasi terbut.
Setelah beberapa menit kedua permukaan tersebut dirapatkan, untuk menyatukan isolasi tersebut
sambil ditekan.

PEMASANGAN ASESORIES.
Pemasangan asesories untuk system ini, sesuai dengan masing – masing peralatan yang ada, dan harus
mengikuti perencana.

Peralatan ini harus menggunakan alat-alat bantu lain yang gunanya untuk mengontrol,contoh gate
valve,strainer, balancing valve,thermometer, pressure gauge dll.
Asesories tidak boleh dikurangi atau dibuat sederhana, besar dan kecilnya peralatan ini harus sesuai
dengan desaint atau ketentuan yang sudah ditentukan oleh perencana.
Asesories ini model dan typenya mengikuti dengan besaran pipa instalasi, biasanya untuk pipa dibawah
2 ½’’ menggunakan asesories model screw dan diatas 2 ½’’ dengan menggunakan flange.

Pekerjaan duct yang dilakukan dilapangan adalah :


- Assembling Duct.
Menggabungkan ½ duct yang sudah dipotong di workshop menjadi sebuah duct yang utuh kemudian
duct tersebut pada sisi luarnya dilapisi dengan flingkote (untuk duct isolasi luar).
- Isolasi Duct.
Setelah langkah assembling duct sudah dilakukan, maka selanjutnya duct tersebut dilapisi dengan
glasswool tebal 1” density 24 Kg/m2 untuk duct yang berisolasi luar.
Sedangkan untuk duct yang berada dibawah roof (atap) diisolasi dengan glasswool tebal 2” density 24
Kg/m3.
Setelah itu dilakukan dengan melapisi aluminium double sided fire resistant, adapun sambungan antara
dengan overlap minimal 3”. Semua sambungan alluminium foil menggunakan adhesive tape sehingga
betul-betul kedap udara.
Setelah proses diatas sudah selesai maka duct siap untuk di pasang / digantung.

- Hanger / Gantungan Duct.


Sebelum pemasangan duct di lakukan terlebih dahulu memasang / menentukan titik untuk menentukan
tinggi rendahnya penggantung duct. Langkah yang harus dilakukan adalah mengukur dan memotong
besi rod sesuai dengan level yang dikehendaki, kemudian besi rod tersebut sebelum dipergunakan
terlebih dahulu di cat dengan sinkromat, kemudian dimasukkan ke lubang dynaset yang telah di
marking.

PEMBANGUNAN GEDUNG
Disaat yang bersamaan dilakukan pemotongan siku sebagai penopang (tatakan) duct. Selanjutnya
penopang duct tersebut dibor dan dan di cat dengan sinkromat kemudian di hubungkan dengan besi
rod tersebut dengan Mur.

Penentuan titik hanger duct mengikuti :


Ukuran Duct Penggantung Besi Siku Jarak
0” s/d 12” iron rod Ǿ 5/16” 25 x 25 x 3 2 meter
13” s/d 30” iron rod Ǿ 5/16” 30 x 30 x 3 2 meter
31” s/d 54” iron rod Ǿ 3/8” 40 x 40 x 3 1.5 meter
55” s/d 84” iron rod Ǿ 1/2” 40 x 40 x 3 1.5 meter
85” keatas iron rod Ǿ 1/2” 40 x 40 x 3 1.5 meter

Setelah itu barulah duct tersebut dapat di gantung sesuai dengan level yang dikehendaki. dan
dilanjutkan dengan penyambungan duct satu dengan duct yang lainnya.
Dan untuk menentukan level ducting supaya benar-benar lurus, sesuai dengan yang dikehendaki
apakah ducting tersebut akan di set rata atas atau rata bawah, maka dilakukan dengan bantuan
penarikan benang.
Selanjutnya setelah kondisi duct sudah selesai dipasang baru dapat dilakukan pemasangan diffuser atau
grille sesuai gambar perencanaan.

- Pemipaan Condensat / Drain


Pada pemipaan ini digunakan pipa dari bahan PVC class AW yang akan menyalurkan air hasil
kondensasi di Evaporator Coil dari Indoor unit AHU ke saluran yang telah ditentukan sesuai gambar
perencanaan. Karena pipa ini masih bertemperatur rendah maka diharuskan diberi lapisan isolasi
dengan ketebalan yang sesuai dengan spesifikasi yang di tentukan supaya tidak mengakibatkan
kondensasi.

2. PEMASANGAN UNIT
Pekerjaan Pemasangan unit AC akan dilaksanakan seperti gambar kerja yang telah disetujui
Pengawas Lapangan Scope pemasangan unit AC disini meliputi : penggantungan unit indoor, peletakan
unit outdoor di atas pondasi, Pemasangan Drain Pan, Penarikan pipa refrigerant, Instalasi pipa
Chiller,Penarikan pipa drain, pengabelan dari Panel Power ke Outdoor, pengabelan dari Outdoor ke
Indoor & penarikan kabel control untuk thermostat, pemasangan Accessories sight glass dan filter dryer
di Outdoor, vacuum & test kebocoran, penambahan Freon sampai unit berfungsi dengan baik.

Pemasangan Unit :
a. AC Split Duct Type.
Pemasangan Idoor Unit
Sebelum Unit Indoor digantung, terlebih dahulu harus dicek dimensi dan berat dari unit tersebut sesuai
dengan gambar perencanaan. Setelah itu dilakukan marking untuk menentukan posisi titik hanger,
dilanjutkan dengan pengeboran duct beton untuk memasukkan dynaset. Setelah dynaset sudah
terpasang dengan baik selanjutnya disiapkan pula besi as drat untuk penggantung dari unit tersebut.
Dan untuk mengurangi getaran pada saat unit tersebut nantinya beroperasi, maka perlu dipasang
spring vibration isolator pada empat hanger tersebut. Setelah unit tersebut sudah sesuai dengan level
dan posisi yang diharapkan maka unit tersebut siap untuk di pasang sesuai dengan disetting posisinya
yang benar.

Pemasangan Outdoor Unit


Unit outdoor diletakkan pada pondasi yang telah ditentukan. Di antara outdoor unit dan pondasi
diberikan rubber mounting untuk mengurangi getaran bila AC tersebut beroperasi dan diperkuat
dengan dynabolt. Setelah itu unit outdoor disetting posisinya sampai benar.

PEMBANGUNAN GEDUNG
b. AC Split Wall
Bracket unit indoor dipasang pada dinding tembok yang telah ditentukan dengan menggunakan
dynabolt Kemudian indoor unit dipasang pada bracketnya dan disetting posisinya sampai benar.
Pasang bracket unit outdoor pada tempat yang telah ditentukan dengan menggunakan
dynabolt.Kemudian letakkan unit outdoor pada bracket tersebut dan di antara unit outdoor dan bracket
unit outdoor diberikan rubber mounting untuk mengurangi getaran bila AC beroperasi dan disatukan
dengan dynabolt.Setelah itu unit outdoor disetting posisinya sampai benar.

CHILLER
Pemasangan unit Chiller dan AHU harus diatas pondasi yang kuat dan rata, untuk menghindarai dari
getaran.

Unit chiller harus terikat dengan kuat dan untuk menghindari getaran2 dudukan unit chiller dan AHU
dipasang Rubber mounting atau spring mounting sesuai dengan ketentuan dan anjuran dari konsultan.

PENGUJIAN DAN TESTING SYSTEM TATA UDARA / AC


1. PENGUJIAN DUCTING
Pengujian pengetesan kebocoran Ducting dengan Metode Asap.
Pelaksanaan pengujian ducting system ini di lakukan setelah system AC berjalan.
Dalam hal ini ducting sudah di sambung ke Unit kemudian dilanjutkan balancing ke tiap-tiap cabang
dan diffuser dengan jalan menyetel damper untuk mendapatkan Air flow sesuai dengan yang di minta.

2. PENGUJIAN INSTALASI PIPA REFRIGERANT


Untuk menguji instalasi pemipaan refrigerant ini dilakukan dengan penekanan dengan nitrogen sampai
pada tekanan kerja tertentu dan ditunggu selama 1 x 24 jam.
Berdasarkan data hasil tekanan uji dapat diketahui apakah terjadi penurunan tekanan atau kebocoran
selama pengujian berlangsung.
Apabila ini terjadi akan segera diteliti dan diperbaiki dari setiap sambungan yang mungkin
terjadi kebocoran, untuk kemudian diuji ulang sampai tidak terjadi penurunan tekanan.

Setelah pengujian instalasi pipa refrigerant ini benar-benar baik, kemudian dilanjutkan
dengan vacuum, supaya instalasi pipa benar-benar bersih dan terbebas dari udara.
Setelah itu baru dilakukan pengisian Freon sesuai dengan jenis unit yang dipakai.

3. PENGETESAN PIPA CHILLER


Setelah semua system instalasi pipa chiller selesai, lakukan pengetesan kebocoran dengan menutup (
dop ) pipa dari ujung ke ujung. Pada sisi ujung yang satu diberikan instalasi untuk pengisian dan
pemasangan pressure gauge dengan pipa ½’’ , pengisian instalasi dengan memompakan air kedalam
instalasi pipa sampai penuh, setelah itu baru dilakukan penekan dengan alat yang dinamakan Test
Pump.
Test Pump ini alat untuk menekan air didalam instalasi pipa sampai dengan tekanan yang telah
ditentukan oleh pengawas antara 10 kg/cm² sampai 15 kg/cm², tergatung oleh kebutuha.
Pengetesan ini biasanya dilakukan selama 24 jam, bila tekanannya tidak turun, maka instlasi dianggap
tidak ada yang bocor.
Bila instalasi sudah tidak ada yang bocor, berilah cat pada las-las supaya tidak mudah berkarat.Dan bila
system instalasi sudah selesai perlu diadakan flasing untuk membersihkan kotoran didalam pipa, baik
kotoran kerak2 bekas las dan benda2 asing yang ada.

PEMBANGUNAN GEDUNG
4. PENGUJIAN INSTALASI KABEL
Sebelum dilakukan penyambungan kabel ke Panel / Peralatan unit, perlu dilakukan test dari tahanan
kabel apakah terjadi induksi, dengan cara di magger dan di test / dicek ulang dari instalasi kabel
tersebut dan kontrol-kontrol didalam unit peralatan Panel, dan apabila semua sudah siap / baik maka
siap untuk Start Up.

5. TESTING ADJUSTING DAN BALANCING


Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini adalah pelaksanaan testing, adjusting dan balancing untuk seluruh sistem
ventilasi mekanis sehingga didapatkan besaran-besaran pengukuran yang sesuai seperti yang terlihat
dalam gambar- gambar rencana sehingga sistem betul-betul dapat berfungsi dengan baik dan sesuai
dengan rencana.
Umum
Pelaksanaan TAB (testing adjusting dan balancing) secara maksimal harus mengikuti standard /
petunjuk yang berlaku secara umum seperti standard NEBB, ASHARE dan SMACNA dengan
menggunakan peralatan-peralatan ukur yang memenuhi untuk melaksanakan TAB tsb.

Air Conditioning And Fan

PEMASANGAN AC SPLIT WALL MOUNTED:


1. Pemasangan instalasi pipa refrigrant
2. Pengeboran dinding untuk penempatan titik dynabolt sebagai dudukan bracket selah dilakukan
marking
3. Pemasngan bracket untuk dudukan indoor Unit AC
4. Pemasangan Indoor unit dengan menggunakan tangga dan sekalidgua mengkoneksikan instalasi
pipa refrigrant antara indoor dengan outdoor serta instalasi poer kabel unit

PEMBANGUNAN GEDUNG
PEMBANGUNAN GEDUNG
PEMASANGAN INSTALASI PIPA REFRIGRANT AC SPLIT :
1. Siapkan bahan dan alat ,tenaga serta area kerja ,lakukan marking jalur pipa instalasi refrigrant
2. Pembobokan dinding dan pemasangan suport untuk jalur pipa refrigrant
3. Pasangan pipa refrigrant pipa drain dengan isolasi
4. Pemasangan pipa PVC drain AC dengan isolasi

PEMBANGUNAN GEDUNG

Anda mungkin juga menyukai