Anda di halaman 1dari 5

KONSEP DESIGN DAN PERHITUNGAN

PEKERJAAN INSTALASI PEMADAM KEBAKARAN


PDC KARAWANG
KARAWANG – JAWA BARAT

I. UMUM
Proyek PDC ini berlokasi di Karawang, Jawa Barat.

1.1 Data Bangunan


Bangunan ini terdiri dari Gudang, Office dan workshop, dengan jumlah lapis 2 lantai.

1.2. STANDARD DAN REFERENSI YANG DIGUNAKAN


1. Keputusan Mentri Negara Pekerjaan Umum Republik Indonesia No.10/KPTS/2000
Tgl.1 Maret 2000 tentang “Ketentuan Teknis Pengaman Terhadap Bahaya Kebakaran
Pada Bangunan Gedung & Lingkungan”.
2. Standard Konstruksi Bangunan Indonesia (SKBI) 1987
3. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000
4. Peraturan Standard NFPA 12,13,14 dan NFPA 20 atau standard lainnya sejauh tidak
bertentangan dengan peraturan yang berlaku.
5. SNI 03-1745-2000 Tata cara perencanaan dan pemasangan sistem pipa tegak dan
slang untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung
6. SNI 03-1736-2000 Tata cara perencanaan ssitem proteksi pasif untuk pencegahan
bahaya kebakaran pada bangunan gedung

1.3. KRITERIA PERENCANAAN

1.3.1. Sistem Pemadam Kebakaran Dengan Hydrant Gedung

1.3.1.1.Sistem Pemadam Kebakaran


Sistim pemadam kebakaran dimaksud adalah untuk menyediakan peralatan-peralatan
yang diharapkan mampu memadamkan api apabila terjadi kebakaran. Dalam hal ini perlu
diterapkan peraturan-peraturan yang berlaku di wilayah Pemda setempat.

1
1.3.1.2.Prosedur Pemadam Kebakaran

a. Apabila terjadi kebakaran didalam bangunan pertama sekali digunakan adalah


pemadam api ringan (portable/manual)
b. Pemadam api dari media air dengan sistim manual hydrant harus disediakan didalam
dan diluar bangunan. Jumlah pemadam api ringan, hydrant dalam/luar bangunan dapat
dilihat dalam gambar perencanaan maupun dalam lampiran laporan perencanaan ini.

1.4. Dasar Perencanaan

a. Pompa pemadam kebakaran terdiri dari 2 (dua) pompa utama dan 1 (satu) pompa
pemacu (Jockey Pump)

b. Pemadam api hydrant dalam gedung

 Untuk hydrant didalam gedung memakai hydrant box dengan dilengkapi :


* Hydrant valve diameter 40 mm
* Landing valve diameter 65 mm
* Hose reel diameter 40 mm panjang 30 m dan nozzle dengan diameter 40 mm.

 Peralatan hydrant di tentukan berdasarkan luas lantai di mana 1 (satu) buah per
luas maksimum 800 m2.

 Tekanan air keluar hydrant valve paling ujung / tertinggi sebesar 69 mka.

c. Pemadam Kebakaran Luar Gedung

 Untuk pemadam hydrant luar gedung dipakai pllar hydrant ukuran Ø 100 x Ø 65 x
Ø 65 mm
 Setiap pillar hydrant dilengkapi dengan hydrant box untuk menyimpan hose /
slang diameter Ø 65 mm dengan panjang 30 m dan ukuran hose nozzle Ø 25 mm

d. Sistem Pemadam Kebakaran Dengan APAR


 Apar yang dipakai jenis serbuk kimia kering/type ABC class 3,0 kg sesuai dengan
rekomendasi laboratorium Dinas Kebakaran DKI Jakarta 1999.
 Jumlah Apar tiap tabung adalah 200 m2 akan ditempatkan pada posisi mudah
dilihat & dijangkau.

2
 Untuk ruang listrik, ruang genset/trafo, ruang pompa dipakai apar jenis CO2 class
25 kg.

1.5. PERHITUNGAN

1.5.1 Perhitungan Fire Hidran (IHB dan OHB)


Sistem pompa pemadam kebakaran untuk hydrant dilengkapi 1 set yaitu pompa utama
terdiri dari 1 (satu) pompa diesel, 1 (satu) pompa listrik dan 1 (satu) pompa pemacu
(Jockey Pump)

a. Hydrant Dalam Gedung

Tekanan pada valve hydrant box : 69 mKA dengan fire hose (slang) Ø 40 mm (1½”),
nozzle ukuran ⅞” (22,3 mm).
Koefisient nozzle k : 22,2 dan friction loss di fire hose 22 mKA, diperoleh tekanan
keluar nozzle : 34 Psi (23 mKA).
Jadi supply air : q = k √P
= 22,2 √ 34
= 130 GPM (492 ltr/mnt)

b. Hydrant Luar Gedung


Tekanan pada valve hydrant box : 45 mKA (65 Psi). “Tekanan Minimum yang
Diijinkan” (Ref. NFPA – 14 Bab 2 halaman 14-9), dengan fire hose (slang) Ø 65 mm
(2½”), nozzle ukuran Ø 1” dengan koefisient nozzle k : 29,1.
Jadi supply air : q = k √P
= 29,1 √ 65
= 235 GPM
= diambil 250 GPM

1.5.2. Perhitungan Kapasitas Pompa


Perhitungan pada sistem hidran didasarkan pada :
1. Flow pada standpipe (pipa tegak) terjauh minimum adalah 1893 lpm (500 gpm),
sedangkan pada standpipe lainnya, tambahannya minimum harus 946 lpm (250 gpm).

3
2. Jumlah Total Flow tidak boleh lebih dari 4731 lpm (1250 gpm). Tetapi jika luas
bangunan dalam 1 lantai diatas 7432 m2 (80000 ft) maka standpipe kedua terjauh
bisa didesain untuk 1893 lpm (500gpm).

Di tinjau dari jenis klasifikasi kebakaran bangunan ini dimana luas bangunan dalam 1
(satu) lantai sudah diatas 7432 m2 (80000 ft2) maka standpipe kedua didesain untuk
1893 lpm (500gpm).
Dengan demikian kapasitas pompa utama kebakaran (pompa elektrik dan pompa diesel)
dihitung berdasarkan jumlah pipa tegak hidran sebagai berikut:
- Jumlah pipa tegak yang dirancang yaitu 2 pipa tegak = 500 gpm
- Pipa tegak ke-2 = 500 gpm
Maka kapasitas pompa kebakaran Utama (Diesel Pump dan Electric Pump):
= Pipa tegak ke-1 + pipa tegak ke-2
= 500 gpm + 500 gpm
= 1000 gpm

Kapasitas Pompa jockey sebaiknya ditentukan ukurannya untuk menambah laju


kebocoran yang diijinkan, ditentukan kapasitas pompa jockey 100 gpm.

1.5.3. Perhitungan Kapasitas Pasokan Air


Sistem pipa tegak otomatis harus dihubungkan dengan pasokan air yang telah disetujui dan
mampu memenuhi kebutuhan sistem. Sistem pipa tegak manual harus mempunyai pasokan air
yang telah disetujui dan dapat dihubungkan dengan mobil pompa instansi kebakaran.
Pasokan air otomatis tunggal dapat diizinkan untuk digunakan bilamana dapat memasok
kebutuhan sistem dalam waktu sekurang-kurangnya 60 menit, dari kapasitas pompa pemadam
kebakaran. Sumber air berasal dari Kawasan
Kapasitas pompa dari hasil perhitungan 1000 GPM, maka Kapasitas pasokan air adalah
= 1000 gpm x 3,875 liter x 60 menit = 226 m3

4
1.5.4. Perhitungan Hidraulik Pompa (head pompa)

Dari perhitungan hidraulik hidran diatas maka Head pompa ditentukan 90 mka

Anda mungkin juga menyukai