Anda di halaman 1dari 13

PERHITUNGAN NILAI OTTV DAN RTTV PADA SNI

MAKALAH

untuk memenuhi tugas matakuliah

Bangunan Ramah Lingkungan

yang dibina oleh Bapak Dian Ariestadi

Oleh

Kukuh Bangun Herlambang 170521626019

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK SIPIL

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

Maret 2020
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Menurut UU No 28 tahun 2002 bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan
konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas
dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan
kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan
sosial, budaya, maupun kegiatan khusus.

Konsep bangunan ramah lingkungan atau green building concept adalah terciptanya
konstruksi dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan pemakaian produkkonstruksi yang ramah
lingkungan, efisien dalam pemakaian energi dan sumber daya, sertaberbiaya rendah, dan
memperhatikan kesehatan, kenyamanan penghuninya yang semuanya berpegang kepada kaidah
bersinambungan.Bangunan hijau juga harus dimulai dengan penggunaan lahan yang sesuai
dengan tata ruang kota dan merupakan daerah peruntukan. Selain itu Green Building juga
memperhatikan sampai taraf pengoperasian hingga dalam operasional pemeliharaannya. Manfaat
Pembangunan Green Building meliputi manfaat lingkungan, manfaat ekonomi, manfaat sosial.

Bangunan gedung menurut Richards Rush dalam bukunya The Building Systems
Integration Handbook dapat dibagi dalam 4 sistem yaitu : Struktur ; Selubung (envelope) ;
Mekanikal ; Interior Dalam kategori ini selubung bangunan merespon baik dari kekuatan alam
maupun nilai (kebutuhan) manusia. Kekuatan alam dapat berupa angin, sinar matahari, hujan dll.
Sedangkan manusia membutuhkan keselamatan, keamanan, kenyamanan dll. Selubung bangunan
menyediakan perlindungan di area tersebut dan menyeimbangkan kekuatan alam dari dalam
maupun dari luar. Untuk mendapatkan perlindungan tersebut diperlukan kontrol penetrasi yang
tepat. Secara umum symbol dari selubung bangunan merupakan gelembung besar yang
menjadikan cuaca keluar dan iklim interior ke dalam. Selubung bangunan memisahkan antara
lingkungan interior dan eksterior dari suatu gedung yang melindungi bagian interior sekaligus
menciptakan kontrol iklim.

Radiasi sinar matahari melalui selubung bangunan memberikan sumbangan yang


signifikan terhadap peningkatan perolehan panas eksternal, sehingga perhatian perlu diarahkan
pada variabel penyebabnya, yaitu melalui pengurangan luas area jendela, pemilihan jenis
material kaca yang tepat, dan penggunaan peneduh. Selubung bangunan di Indonesia diatur
dalam SNI 03-6389-2011 yaitu tentang konservasi energi selubung bangunan pada bangunan
gedung dimana batasan maksimum nilai
Overal Thermal Transfer (OTTV) sebesar 35 W/m2 Tetapi pada kenyataannya tidak semua
bangunan di Indonesia diketahui berapa besar nilai OTTV pada selubung bangunannya. Beberapa
tahun terakhir kesadaran akan green building ini mulai disadari pentingnya oleh para stakeholder
proyek, ini dapat dilihat dari munculnya sertifikasi Greenship (Harso, 1999) yang dikeluarkan
oleh GBCI (Green Building Council Indonesia) dan bahkan dalam waktu dekat akan menjadi
salah satu persyaratan mengajukan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB). Greenship untuk Gedung
Baru (2012) mengatakan bahwa OTTV Calculation diperlukan untuk tujuan mendorong
sosialisasi arti selubung bangunan gedung yang baik untuk penghematan energi (Hilma, -).

1.2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah disampaikan sebelumnya terdapat beberapa rumusan permasalah
yang akan dibahas pada tugas akhir ini:

1. Apa yang di maksud dengan selubung bangunan pada gedung?


2. Bagaimana rumusan perhitungan nilai OTTV menurut SNI 6389:2011 Konservasi energi
selubung bangunan pada gedung?
3. Bagaimana rumusan perhitungan nilai RTTV menurut SNI 6389:2011 Konservasi energi
selubung bangunan pada gedung?

1.3. Tujuan Masalah

Tujuan masalah yang terdapat diatas sebagai berikut :

1. Dapat mengetahui pengertian dari selubung bangunan pada gedung


2. Dapat mengetahui rumusan dan perhitungan nilai OTTV menurut SNI 6389:2011
3. Dapat mengetahui rumusan dan perhitungan nilai RTTV menurut SNI 6389:2011
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Selubung Bangunan

Bangunan gedung menurut Richards Rush dalam bukunya “The Building Systems
Integration Handbook” dapat dibagi dalam 4 sistem yaitu :
 Struktur
 Selubung (envelope)
 Mekanikal
 Interior
Dalam kategori ini selubung bangunan merespon baik dari kekuatan alam maupun nilai
(kebutuhan) manusia. Kekuatan alam dapat berupa angin, sinar matahari,hujan dll.
Sedangkan manusia membutuhkan keselamatan, keamanan, kenyamanan dll. Selubung
bangunan menyediakan perlindungan di area tersebut dan menyeimbangkan kekuatan
alam dari dalam maupun dari luar. Untuk mendapatkan perlindungan tersebut diperlukan
kontrol penetrasi yang tepat. Secara umum symbol dari selubung bangunan merupakan
gelembung besar yang menjadikan cuaca keluar dan iklim interior ke dalam. Selubung
bangunan memisahkan antara lingkungan interior dan eksterior dari suatu gedung yang
melindungi bagian interior sekaligus menciptakan kontrol iklim. Perancangan selubung
bangunan mempunyai 4 tujuan utama yaitu :
 Kesatuan struktur
 Kontrol kelembaban
 Kontrol temperature
 Kontrol tekanan udara
Komponen fisik gedung antara lain fondasi, atap, dinding, jendela dan pintu.
Efektifitas dan daya tahan selubung bangunan tergantung pada hubungan dan interaksi
antara dimensi, kinerja dan kompatibilitas dari bahan dan proses fabrikasi. Indikator
keberhasilan perancangan selubung bangunan antara lain kemampuan perlidungan
terhadap cuaca dan iklim (kenyamanan), kualitas udara dalam ruangan (kebersihan dan
kesehatan), daya tahan dan efisiensi.
Selubung bangunan adalah elemen bangunan yang menyelubungi bangunan
gedung, yaitu dinding dan atap tembus atau yang tidak tembus cahaya dimana sebagian besar
energi thermal berpindah melalui elemen tersebut . Upaya penghematan energi dengan
cara pengelolaan selubung bangunan gedung adalah upaya yang melibatkan semua pihak
yang terkait dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pengelolaan bangunan
gedung. Indonesia melalui Badan Setandar Nasional (BSN) telah menerbitkan setandar yang
dijadikan rujukan untuk menghemat pemakaian energi melalui selubung bangunan yaitu
itu SNI 03- 6389- 2000, beberapa cara untuk menghemat energi melalui selubung
bangunan dengan cara meminimalkan perpindahan panas yang dihasilkan dari sisi luar
bangunan pada dinding beberapa diantaranya. Memasang alat peneduh (shading) pada
jendela luar untuk meminimalkan radiasi matahari,
Penggunaan kaca gelas berlapis ganda untuk kaca jendela, atau melapisi dengan
kaca film. Kaca gelas umumnya bukanlah material penahan panas yang baik, sehingga
perpindahan panas cukup siginfikan terjadi melalui kaca gelas jendela. Meminimalkan
perpindahan panas melalui kaca gelas jendela dapat dilakukan dengan menggunakan
kaca gelas berlapis ganda (multiple layer glass). Kaca gelas berlapis ganda umumnya
mempunyai 3 (tiga) lapis kaca gelas yang terpisah oleh udara atau gas inert/mulia.
Kaca gelas yang rendah emisi (Low-E glass) Kaca gelas yang rendah emisi
adalah kaca gelas yang dilapisi beberapa lapisan logam (termasuk juga lapisan logam
perak) atau lapisan campuran logam. Kaca jenis ini mempunyai kemampuan yang tinggi
untuk meneruskan cahaya tampak dan memantulkan radiasi panas infra merah. Kaca
gelas yang mampu memantulkan sinar matahari (Reflective glass) Kaca jenis ini mampu
menyerap dan merefleksikan sebagian besar panas radiasi matahari dengan lebih efektif
dibandingkan kaca gelas biasa. Penampilan kaca gelas seperti cermin. Untuk
mengurangi panas dari sinar matahari Penggunaan tanaman pada dinding atap cukup
berpengaruh sehingga kemampuan isolasi thermal dinding atap menjadi lebih baik,
manfaat tanaman pada atap dapat memperpanjang usia pakai atap gedung,
Meningkatkan kemampuan kedap suara, Mengurangi beban pendinginan, Mengurangi
dan memperlambat aliran air hujan dan Menangkap polusi gas dan partikulat
Menurut SNI 6390 tahun 2011 yang berisi tentang Konservasi Energi Sistem Tata Udara
Bangunan Gedung yang menyebutkan bahwa manfaat dari konservasi energia adalah upaya
sistematis, terencana, terpadu yang bertujuan untuk melestarikan sumber daya energy di
dalam negeri dan juga meningkatkan keefisiensi pemanfaatannya tanpa mengorbankan
tuntutan kenyamanan manusia dan atau menurunkan kinerja alat. Penggunaan energi dalam
gedung dapat dilihat bahwa komponen pemakaian energi terbesar adalah sistem
pendingin. Air Conditioner/Fan mencapai 50-70% dari seluruh energilistrik yang
digunakan, sedangkan Pencahayaan 10-25%, dan 1993). Karena itu sasaran dari
penghematan energi dalam bangunan gedung seharusnya ditujukan pada optimasi sistem
tata udara dan sistem tata cahaya. Efisiensi sistem tata udara dapat dilakukan antara
lain dengan cara memperkecil beban pendinginan serta pemilihansistem dan kontrol tata
udara yang tepat (Loekita, 2016).

2.2 Rumusan dan Perhitungan nilai OTTV


OTTV atau harga overall thermal transfer value suatu permukaan bangunan adalah
suatu metode perhitungan yang dilakukan untuk menentukan secara teoritis besarnya
beban panas yang akan masuk melalui suatu konstruksi permukaan bangunan (dinding
dan atap) pada bangunan yang menggunakan peralatan pendingin (AC). (Heryanto, 2004)
Perhitungan OTTV oleh sementara ahli bangunan dan pemerintah beberapa negara
di ASEAN (Singapore, Malaysia, Thailand) dianggap cukup baik untuk mengontrol dan
memprediksi besarnya beban panas yang akan terjadi. Sebagai contoh OTTV untuk
bangunan hemat energi bagi beberapa negara tersebut diatas pernah disepakati bersama
sebesar 45 W/m2 bangunan, namun pada tahun 2001, diturunkan lagi menjadi 30-35
W/m2 karena perkembangan teknologi bahan bangunan seperti bahan dinding dan kaca pada
bangunan bukaan (fenestration) dan pemakaian teritisan{shading device) secara baik
dan benar. (Heryanto, 2004)
Nilai OTTV untuk setiap bidang dinding luar bangunan gedung dengan orientasi
tertentu, dapat dihitung dengan persamaan berikut :

OTTV = a.[(Uw x (1 – WWR)] x TDEk + (SC x WWR x SF) + (Uf x WWR


x DT)
Dengan keterangan :
 OTTV : Harga perpindahan termal menyeluruh pada dinding luar yang
memiliki arah atau orientasi tertentu (W/m2)
 α : Absorbtansi radiasi matahari
 UW : Transmitansi termal dinding tak tembus cahaya (W/m2.K)
 WWR : Perbandingan luas jendela dengan luas seluruh dinding luar pada
orientasi yang ditentukan
 TDEK : Beda temperatur ekuivalen (K)
 SF : Faktor Radiasi Matahari
Untuk menghitung OTTV seluruh dinding luar, digunakan persamaan sebagai
berikut :
Nilai Perpindahan Termal Menyeluruh atau OTTV untuk setiap bidang dinding luar
bangunan gedung dengan orientasi tertentu dengan lebih dari satu jenis material dinding,
harus dihitung melalui Persamaan 2.
𝑂𝑂𝑇𝑉 = [ 1 {𝑈𝑤1𝑥 𝐴1 ∑ 𝐴 ⁄ (1 − 𝑊𝑊𝑅)𝑥𝑇𝐷𝐸𝐾} + 𝑎2 {𝑈𝑤2𝑥 𝐴2 ∑ 𝐴 ⁄ (1 − 𝑊𝑊𝑅)𝑥𝑇𝐷𝐸𝐾} …
… 𝑎𝑛 {𝑈𝑤𝑛𝑥 𝐴𝑛 ∑ 𝐴 ⁄ (1 − 𝑊𝑊𝑅)𝑥𝑇𝐷𝐸𝐾} ] + {𝑈𝑓𝑥𝑊𝑊𝑅𝑥∆𝑇} + {𝑆𝐶 + 𝑊𝑊𝑅𝑥𝑆𝐹} (1)
Untuk menghitung OTTV seluruh dinding luar, digunakan Persamaan 3.
𝑂𝑇𝑇𝑉 = (𝐴𝑜1𝑥𝑂𝑂𝑇𝑉1)+(𝐴𝑜2+𝑂𝑂𝑇𝑉2)+⋯+(𝐴𝑜𝑖𝑥𝑂𝑇𝑇𝑉𝑖) 𝐴𝑜1+𝐴𝑜2+⋯+𝐴𝑜𝑖 (1)
1. Absorbtansi radiasi matahari

Nilai penyerapan energi termal akibat radiasi matahari pada suatu bahan dan
yang ditentukan pula oleh warna bahan tersebut. Nilai absorbtansi
radiasmatahari (α) untuk beberapa jenis permukaan dinding tak tembus
cahaya dapat dilihat pada tabel 1.2 dan 1.3

Tabel 1.2 Nilai absorbtansi radiasi matahari untuk dinding luar dan atap tak tembus
cahaya
Bahan Dinding Luar α

Beton berat 0.91

Bata Merah 0.89

Beton ringan 0.80


Kayu permukaan hhalus 0.78

Beton ekspose 0.61

Ubin putih 0.58

Bata kuning tua 0.56

Asap putih 0.50

Seng ptuih 0.26


Bata gelazur putih 0.25

Lembaran alumunium yang 0.12


dikilapkan

2. Transmitansi Termal (U)


Untuk dinding tak tembus cahaya dan fenestrasi yang terdiri dari beberapa lapis komponen
bangunan, maka besarnya U dihitung dengan rumus :

Dimana :
Rtotal = resistensi termal total = ∑
Resistensi termal terdiri dari:
a. Resistensi lapisan udara luar (Rug)
Besarnya terdapat pada tabel berikut.

Keterangan :
 Emisifitas tinngi adalah permukaan halus yang tidak mengkilap (non reflektif)
 Emisifitas rendah adalah permukaan dalam yang sangat reflektif, seperti alumunium
foil.
b. Resistensi termal bahan (Rk)
Dimana:
 t = tebal bahan (m)
 k = nilai konduktifitas termal bahan (watt/m.K)
Besarnya harga k ada pada table berikut:

c. Resistensi termal rongga udara (Rru)


Nilainya ditunjukkan pada tabel berikut :

3. Beda temperatur ekuivalen


(Equivalent Temperature Difference = TDEk ) beda antara temperatur ruangan dan
temperatur dinding luar atau atap yang diakibatkan oleh efek radiasi matahari dan
temperatur udara luar untuk keadaan yang dianggap quasistatik yang menimbulkan
aliran kalor melalui dinding atau atap, yang ekuivalen dengan aliran kalor
sesungguhnya.
Beda temperatur ekuivalen (TDEk) dipengaruhi oleh :
 tipe, massa dan densitas konstruksi.
 intensitas radiasi dan lamanya penyinaran.
 lokasi dan orientasi bangunan.
 kondisi perancangan.
Untuk menyederhanakan perhitungan OTTV, nilai TDEk untuk berbagai tipe
konstruksi tercantum pada tabel 1.4.

4. Faktor Rata-Rata Radiasi Matahari


Faktor radiasi matahari dihitung antara jam 07.00 sampai dengan jam 18.00.
Untuk bidang vertikal pada berbagai orientasi dapat dilihat pada tabel berikut.

Keterangan:
Rata-rata untuk seluruh orientasi, SF = 147
U = Utara
TL =Timur Laut
T = Timur
TG = Tenggara
S = Selatan
BD = Barat Daya
B = Barat
BL = Barat Laut
5. Koefisien Peneduh
Koeffisien peneduh tiap sistem fenestrasi dapat diperoleh dengan cara mengalikan
besaran SC kaca dengan SC effektif dari kelengkapan peneduh luar, sehingga
persamaannya menjadi:

Dimana :
SC = Koefisien peneduh system fenetrasi
SCk = Koefisien peneduh kaca
SCEF = Koefisien peneduh efektif alat peneduh
2.3 Menentukan nilai RTTV
Menentukan RTTV atap dengan skylight
Tentukan nilai RTTV pada setiap orientasi seperti pada diagram aliran proses
perancangan pada gambar 7. dengan cara sebagai berikut :
A. tentukan luas skylight As
B. tentukan luas atap Ar
C. tentukan nilai Ur dan Us
D. tentukan TDEk dan ∆T
E. tentukan nilai SC
F. hitung nilai SF.

2.4 Menentukan nilai OTTV


Tentukan nilai OTTV pada setiap orientasi seperti pada diagram aliran proses
perancangan OTTV pada gambar 6 dengan cara sebagai berikut :
a. tentukan nilai WWR ( perbandingan luas jendela dan luas total dinding luar);
b. tentukan nilai Uw dan uf ;
c. tentukan nilai SC ;
d. tentukan TDEk dan ∆T;
e. hitung nilai SF.
- Hitung nilai OTTV menyeluruh sesuai rumus 4.2.1.1.
- Periksa apakah nilai OTTV total lebih besar atau lebih kecil atau sama dengan 35
W/m2

a) bila nilai OTTV kurang dari 35 Watt/m2 perhitungan selesai.


b) bila nilai OTTV tersebut lebih besar dari 35 W/m 2, maka perlu dikurangi dengan
cara sebagai berikut :

- menurunkan angka absorbsivitas;

- mengurangi angka koefisien peneduh;

- ulangi perhitungan dengan nilai-nilai faktor yang baru tersebut sehingga


nilai OTTV kurang dari 35 W/m2.

Daftar Pustaka
Winarto, Sonden. "SELUBUNG BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
LUAR (PASSIVE COOLING)." Swara Patra 4, no. 4 (2014).
Setiani, Aprilia Nur, Arnis Rochma Harani, and Resza Riskiyanto.
"PERHITUNGAN OVERALL THERMAL TRANSFER
VALUE (OTTV) PADA SELUBUNG BANGUNAN." Arsir 1,
no. 2 (2018): 100-109.
UU No 28 tahun 2002 tentang bangunan gedung
SNI 6389:2011 Konservasi energi selubung bangunan pada bangunan gedung

Anda mungkin juga menyukai