MAKALAH
Oleh
FAKULTAS TEKNIK
Maret 2020
BAB 1
PENDAHULUAN
Menurut UU No 28 tahun 2002 bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan
konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas
dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan
kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan
sosial, budaya, maupun kegiatan khusus.
Konsep bangunan ramah lingkungan atau green building concept adalah terciptanya
konstruksi dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan pemakaian produkkonstruksi yang ramah
lingkungan, efisien dalam pemakaian energi dan sumber daya, sertaberbiaya rendah, dan
memperhatikan kesehatan, kenyamanan penghuninya yang semuanya berpegang kepada kaidah
bersinambungan.Bangunan hijau juga harus dimulai dengan penggunaan lahan yang sesuai
dengan tata ruang kota dan merupakan daerah peruntukan. Selain itu Green Building juga
memperhatikan sampai taraf pengoperasian hingga dalam operasional pemeliharaannya. Manfaat
Pembangunan Green Building meliputi manfaat lingkungan, manfaat ekonomi, manfaat sosial.
Bangunan gedung menurut Richards Rush dalam bukunya The Building Systems
Integration Handbook dapat dibagi dalam 4 sistem yaitu : Struktur ; Selubung (envelope) ;
Mekanikal ; Interior Dalam kategori ini selubung bangunan merespon baik dari kekuatan alam
maupun nilai (kebutuhan) manusia. Kekuatan alam dapat berupa angin, sinar matahari, hujan dll.
Sedangkan manusia membutuhkan keselamatan, keamanan, kenyamanan dll. Selubung bangunan
menyediakan perlindungan di area tersebut dan menyeimbangkan kekuatan alam dari dalam
maupun dari luar. Untuk mendapatkan perlindungan tersebut diperlukan kontrol penetrasi yang
tepat. Secara umum symbol dari selubung bangunan merupakan gelembung besar yang
menjadikan cuaca keluar dan iklim interior ke dalam. Selubung bangunan memisahkan antara
lingkungan interior dan eksterior dari suatu gedung yang melindungi bagian interior sekaligus
menciptakan kontrol iklim.
Dari latar belakang yang telah disampaikan sebelumnya terdapat beberapa rumusan permasalah
yang akan dibahas pada tugas akhir ini:
KAJIAN TEORI
Bangunan gedung menurut Richards Rush dalam bukunya “The Building Systems
Integration Handbook” dapat dibagi dalam 4 sistem yaitu :
Struktur
Selubung (envelope)
Mekanikal
Interior
Dalam kategori ini selubung bangunan merespon baik dari kekuatan alam maupun nilai
(kebutuhan) manusia. Kekuatan alam dapat berupa angin, sinar matahari,hujan dll.
Sedangkan manusia membutuhkan keselamatan, keamanan, kenyamanan dll. Selubung
bangunan menyediakan perlindungan di area tersebut dan menyeimbangkan kekuatan
alam dari dalam maupun dari luar. Untuk mendapatkan perlindungan tersebut diperlukan
kontrol penetrasi yang tepat. Secara umum symbol dari selubung bangunan merupakan
gelembung besar yang menjadikan cuaca keluar dan iklim interior ke dalam. Selubung
bangunan memisahkan antara lingkungan interior dan eksterior dari suatu gedung yang
melindungi bagian interior sekaligus menciptakan kontrol iklim. Perancangan selubung
bangunan mempunyai 4 tujuan utama yaitu :
Kesatuan struktur
Kontrol kelembaban
Kontrol temperature
Kontrol tekanan udara
Komponen fisik gedung antara lain fondasi, atap, dinding, jendela dan pintu.
Efektifitas dan daya tahan selubung bangunan tergantung pada hubungan dan interaksi
antara dimensi, kinerja dan kompatibilitas dari bahan dan proses fabrikasi. Indikator
keberhasilan perancangan selubung bangunan antara lain kemampuan perlidungan
terhadap cuaca dan iklim (kenyamanan), kualitas udara dalam ruangan (kebersihan dan
kesehatan), daya tahan dan efisiensi.
Selubung bangunan adalah elemen bangunan yang menyelubungi bangunan
gedung, yaitu dinding dan atap tembus atau yang tidak tembus cahaya dimana sebagian besar
energi thermal berpindah melalui elemen tersebut . Upaya penghematan energi dengan
cara pengelolaan selubung bangunan gedung adalah upaya yang melibatkan semua pihak
yang terkait dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pengelolaan bangunan
gedung. Indonesia melalui Badan Setandar Nasional (BSN) telah menerbitkan setandar yang
dijadikan rujukan untuk menghemat pemakaian energi melalui selubung bangunan yaitu
itu SNI 03- 6389- 2000, beberapa cara untuk menghemat energi melalui selubung
bangunan dengan cara meminimalkan perpindahan panas yang dihasilkan dari sisi luar
bangunan pada dinding beberapa diantaranya. Memasang alat peneduh (shading) pada
jendela luar untuk meminimalkan radiasi matahari,
Penggunaan kaca gelas berlapis ganda untuk kaca jendela, atau melapisi dengan
kaca film. Kaca gelas umumnya bukanlah material penahan panas yang baik, sehingga
perpindahan panas cukup siginfikan terjadi melalui kaca gelas jendela. Meminimalkan
perpindahan panas melalui kaca gelas jendela dapat dilakukan dengan menggunakan
kaca gelas berlapis ganda (multiple layer glass). Kaca gelas berlapis ganda umumnya
mempunyai 3 (tiga) lapis kaca gelas yang terpisah oleh udara atau gas inert/mulia.
Kaca gelas yang rendah emisi (Low-E glass) Kaca gelas yang rendah emisi
adalah kaca gelas yang dilapisi beberapa lapisan logam (termasuk juga lapisan logam
perak) atau lapisan campuran logam. Kaca jenis ini mempunyai kemampuan yang tinggi
untuk meneruskan cahaya tampak dan memantulkan radiasi panas infra merah. Kaca
gelas yang mampu memantulkan sinar matahari (Reflective glass) Kaca jenis ini mampu
menyerap dan merefleksikan sebagian besar panas radiasi matahari dengan lebih efektif
dibandingkan kaca gelas biasa. Penampilan kaca gelas seperti cermin. Untuk
mengurangi panas dari sinar matahari Penggunaan tanaman pada dinding atap cukup
berpengaruh sehingga kemampuan isolasi thermal dinding atap menjadi lebih baik,
manfaat tanaman pada atap dapat memperpanjang usia pakai atap gedung,
Meningkatkan kemampuan kedap suara, Mengurangi beban pendinginan, Mengurangi
dan memperlambat aliran air hujan dan Menangkap polusi gas dan partikulat
Menurut SNI 6390 tahun 2011 yang berisi tentang Konservasi Energi Sistem Tata Udara
Bangunan Gedung yang menyebutkan bahwa manfaat dari konservasi energia adalah upaya
sistematis, terencana, terpadu yang bertujuan untuk melestarikan sumber daya energy di
dalam negeri dan juga meningkatkan keefisiensi pemanfaatannya tanpa mengorbankan
tuntutan kenyamanan manusia dan atau menurunkan kinerja alat. Penggunaan energi dalam
gedung dapat dilihat bahwa komponen pemakaian energi terbesar adalah sistem
pendingin. Air Conditioner/Fan mencapai 50-70% dari seluruh energilistrik yang
digunakan, sedangkan Pencahayaan 10-25%, dan 1993). Karena itu sasaran dari
penghematan energi dalam bangunan gedung seharusnya ditujukan pada optimasi sistem
tata udara dan sistem tata cahaya. Efisiensi sistem tata udara dapat dilakukan antara
lain dengan cara memperkecil beban pendinginan serta pemilihansistem dan kontrol tata
udara yang tepat (Loekita, 2016).
Nilai penyerapan energi termal akibat radiasi matahari pada suatu bahan dan
yang ditentukan pula oleh warna bahan tersebut. Nilai absorbtansi
radiasmatahari (α) untuk beberapa jenis permukaan dinding tak tembus
cahaya dapat dilihat pada tabel 1.2 dan 1.3
Tabel 1.2 Nilai absorbtansi radiasi matahari untuk dinding luar dan atap tak tembus
cahaya
Bahan Dinding Luar α
Dimana :
Rtotal = resistensi termal total = ∑
Resistensi termal terdiri dari:
a. Resistensi lapisan udara luar (Rug)
Besarnya terdapat pada tabel berikut.
Keterangan :
Emisifitas tinngi adalah permukaan halus yang tidak mengkilap (non reflektif)
Emisifitas rendah adalah permukaan dalam yang sangat reflektif, seperti alumunium
foil.
b. Resistensi termal bahan (Rk)
Dimana:
t = tebal bahan (m)
k = nilai konduktifitas termal bahan (watt/m.K)
Besarnya harga k ada pada table berikut:
Keterangan:
Rata-rata untuk seluruh orientasi, SF = 147
U = Utara
TL =Timur Laut
T = Timur
TG = Tenggara
S = Selatan
BD = Barat Daya
B = Barat
BL = Barat Laut
5. Koefisien Peneduh
Koeffisien peneduh tiap sistem fenestrasi dapat diperoleh dengan cara mengalikan
besaran SC kaca dengan SC effektif dari kelengkapan peneduh luar, sehingga
persamaannya menjadi:
Dimana :
SC = Koefisien peneduh system fenetrasi
SCk = Koefisien peneduh kaca
SCEF = Koefisien peneduh efektif alat peneduh
2.3 Menentukan nilai RTTV
Menentukan RTTV atap dengan skylight
Tentukan nilai RTTV pada setiap orientasi seperti pada diagram aliran proses
perancangan pada gambar 7. dengan cara sebagai berikut :
A. tentukan luas skylight As
B. tentukan luas atap Ar
C. tentukan nilai Ur dan Us
D. tentukan TDEk dan ∆T
E. tentukan nilai SC
F. hitung nilai SF.
Daftar Pustaka
Winarto, Sonden. "SELUBUNG BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
LUAR (PASSIVE COOLING)." Swara Patra 4, no. 4 (2014).
Setiani, Aprilia Nur, Arnis Rochma Harani, and Resza Riskiyanto.
"PERHITUNGAN OVERALL THERMAL TRANSFER
VALUE (OTTV) PADA SELUBUNG BANGUNAN." Arsir 1,
no. 2 (2018): 100-109.
UU No 28 tahun 2002 tentang bangunan gedung
SNI 6389:2011 Konservasi energi selubung bangunan pada bangunan gedung