Anda di halaman 1dari 9

BANGUNAN HEMAT ENERGI DAN PEDULI LINGKUNGAN

Oleh : M Iqbal Nazar Roroa


( 1934290024 )

A. PENDAHULUAN
Salah satu aspek penting dalam arsitektur dan dunia sipil adalah penataan
energi dalam bangunan. Menurut penelitian pembangunan adalah penyumbang energi
terbesar, dapat terlihat misalnya pada penggunaan listrik, air, atapun energi lainnya
pada bangunan. Timbulnya krisis energi tak terbaharukan mendorong arsitek untuk
semakin peduli terhadap penghematan energi.
Penghematan energi atau konservasi energi adalah tindakan menggunakan
energi secara efisien tanpa mengurangi kenyamanan yang ada. Penghematan energi
berdampak positif yaitu, berkurangnya biaya operasional serta meningkatkan nilai
lingkungan. Para arsitek mempunyai tanggung jawab besar dalam meminimalkan
penggunaan energi dalam bangunan melalui rancangan bangunan yang tepat.
Rancangan tidak hanya memperhatikan keindahan namun juga harus memperhatikan
tingkat keefisienan energi dan tingkat kenyamanan pengguna.
Pengehematan energi dalam bangunan dapat dicapai melalui beberapa cara.
Terdapat pula beberapa faktor yang dapat mempengaruhi penghematan energi. Dalam
makalah ini akan dibahas mengenai contoh perancangan bangunan yang dapat
mengurangi penggunaan energi.

B. KAJIAN PUSTAKA
Penggunaan energi pada bangunan akhir-akhir ini semakin meningkat.
Penggunaan peralatan pada bangunan yang menggunakan energi listrik semakin
banyak, misalnya penggunaan alat pendingin ataupun pemanas pada ruangan yang
dibutuhkan untuk menciptakan kenyamanan pada ruang.
Taylor dalam bukunya Handbook of Energy Efficiency and Renewable Energy
(2007) menyatakan bahwa penggunaan energi dari bangunan di dominasi oleh
pengaruh iklim karena panas yang diperoleh dari konduksi langsung dari sumber
panas atau infiltrasi/ekfiltrasi udara melalui permukaan bangunan mencapai 50-80%
dari energi yang dikonsumsi.
Melakukan penghematan energi bukan berarti mengurangi kenyamanan pada
bangunan. Melainkan melakukan penghematan energi dengan mengoptimalkan
penggunaan energi sesuai dengan kebutuhan. Misalnya pada penghawaan dan
pencahayaan yang terdapat di bangunan, aspek tersebut dapat dikurangi dengan
mengoptimalkan pencahayaan dan penghawaan alami pada ruang-ruang tertentu
dalam bangunan.
Dalam perancangan bangunan hemat energi terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi. Diantaranya yaitu:
• Pengaruh iklim tropis
Iklim tropis terletak di sepanjang garis khatulistiwa, yaitu 15o LU dan 15o LS.
Pada iklim tropis suhu udara rata-rata yaitu 23o – 32o C, dengan kelembapan dan
curah hujan yang tinggi. Selain itu salah satu ciri iklim tropis yaitu melimpahnya
cahaya matahari dan angin, hal tersebut jika diolah secara baik maka akan
mendatangkan manfaat yang besar.
• Pengaruh kualitas lingkungan
Lingkungan sekitar bangunan juga merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi rancangan hemat energi. Kualitas udara, air dan tanah menjadi
salah satu hal yang harus dipertimbangkan dalam rancangan.
• Pengaruh arah hadap bangunan
Arah hadap bangunan dipengaruhi oleh pola pergerakan matahari. Sehingga
bangunan dapat menerima cahaya dan panas matahari yang cukup.
• Pengaruh denah bangunan
Denah yang rumit dan mempunyai banyak sekat akan mempengaruhi aliran udara
dan cahaya. Aliran udara dan cahaya yang diterima suatu bangunan akan
terhalang oleh sekat-sekat yang ada.
• Pengaruh bahan bangunan
Panas matahari akan berpengaruh pada suhu ruang melalui 3 cara yaitu, konduksi,
konveksi dan radiasi. Material yang mempunyai conductivity rendah mempunyai
daya isolator yang baik, sebaliknya material yang mempunyai conductivity tinggi
merupakan material penghantar panas yang baik.
Salah satu contoh bangunan dengan rancangan yang berdasarkan pada
penghematan energi adalah bangunan Sinarmas Land Plaza Office yang terletak di
BSD, Serpong. Group Sinar Mas melalui anak usahanya PT Duta Pertiwi Tbk dan PT
Bumi Serpong Damai Tbk (BSD) membangun gedung kantor Sinar Mas Land Plaza
di atas lahan seluas 21.258 m2.
Sebagai komitmen dari PT Duta Pertiwi Tbk dan PT Bumi Serpong Damai
Tbk (BSD) akan kepedulian terhadap lingkungan, Sinarmas Plaza menerapkan konsep
arsitektur hijau pada bangunannya. Bangunan yang berlokasi di Bumi Serpong Damai
tersebut telah mendapat berbagai sertifikat dan penghargaan seperti Gold Certification
dari Green Mark Singapore, Best Office Building (Bangunan Perkantoran Terbaik)
dari AsiaPacific Property Awards, dan menjadi finalis dalam Hong Kong Green
Building Award.

Gambar 1 : Sinarmas Land Plaza Office


Konsep yang diterapkan pada bangunan Sinarmas Land Plaza adalah konsep
arsitektur hijau. Seperti dalam hal penghematan energi dan air, pengurangan emisi
karbon, dan daur ulang air sebelum pembuangan drainase. Diharapkan dengan hal
tersebut, bangunan Sinarmas Land Plaza dapat memberikan kontribusi terhadap
pengembangan arsitektur hijau di Indonesia, selain itu dapat pula menjaga dan
memelihara keadaan lingkungan dan bumi.
Proyek Sinarmas Land Plaza tersebut didedikasikan untuk Distrik Hijau
pertama di Indonesia bernama BSD Green Office Park di BSD City, Tangerang,
Banten. Proyek tersebut berjalan selama kuartal 1, 2, 3, & 4 pada tahun 2009 dan
mengalami proses commissioning pada tahun 2011.
Gambar 2 : BSD Green Office Park
Dalam prinsipnya, PT. Bumi Serpong Damai Tbk, anggota Sinarmas Land
Group mempunyai beberapa motivasi terhadap proyek Sinarmas Land Plaza. Motivasi
tersebut yaitu :
• Untuk berpartisipasi pada upaya gerakan hijau sedunia untuk mengurangi dampak
pemanasan global.
• Untuk berpartisipasi dalam inisiatif penghematan energi dan program
pengurangan CO2.
• Untuk mengimplementasi fasilitas lingkungan yang bersih, hijau, dan sehat untuk
mendukung produktifitas para pekerja.
• Untuk secara sadar menjalankan program pelestarian lingkungan dengan
menghemat air, memasang sistem drainase yang layak, memilih material
bangunan yang berlabel hijau, menjamin kualitas udara dalam ruangan, dan
memiliki sistem manajemen bangunan yang cermat.
Teknik dan strategi pasif yang diterapkan dalam bangunan Sinarmas Land
Plaza yaitu :
1. Terdapat total sebelas (11) bangunan dengan tinggi maksimal lima (5)
lantai, yang diposisikan secara strategis (U-S) untuk memitigasi
penyerapan sinar ultraviolet dari panasnya matahari.
2. Tata letak dan orientasi bangunan yang layak, pembatasan struktur
tinggi, diasosiasikan dengan desain pola lansekap hijau akan
mengurangi “Dampak Lahan Panas” (Heat Island Effect) sehingga
tersedia ruang sirkulasi udara dan tingkat suasana yang nyaman
3. Menggunakan fasat bangunan dan aplikasi atap hijau akan mengurangi
dampak radiasi panas ke dalam bangunan, sehingga menyediakan
pendinginan yang nyaman pada lobi dekat pintu masuk utama dan
pendinginan pasif pada atrium
Untuk mencapai terciptanya desain yang hemat energi, diperlukan perangkat
ataupun alat yang diterapkan dalam bangunan. perangkat yang terdapat dalam
Sinarmas Land Plaza yaitu:
a) Simulasi cahaya matahari
b) Simulasi aliran angin
c) Perhitungan ETTV 42w/m2
d) Photovoltaic digunakan pada lampu jalan dengan lux yang lebih tinggi
dan konsumsienergi rendah
e) Sistem Manajemen Bangunan (Building Management System/BMS)
bagi seluruh bangunan untuk memonitor dan mengontrol penggunaan
energi di seluruh fasilitas yang ada
f) Tipe teknologi pencahayaan yang digunakan di bangunan adalah LED
(Light Emitting Diode), lampu Fluoresen T5 dengan ballast elektronik
& pengontrol, dan CFL (Compact Fluorescent Lamp/CFL).
Penggunaan sinar matahari merupakan faktor tambahan di seluruh area
bangunan
g) Ventilasi udara alami memungkinkan aliran udara melintas dalam
ruangan gedung (pendinginan pasif)

Gambar 3: Transportasi hijau dalam kawasan antar-jemput


Gambar 4: Orientasi bangunan terhadap lintasan matahari dan aliran angin

Gambar 5: Daerah umum yang mendapat pencahayaan alami


Angka perolehan target pada bangunan Sinarmas Land Plaza :
Tabel 1: Angka perolehan target bangunan
C. KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa bangunan hemat energi
merupakan bangunan yang menggunakan energi pada bangunan secara efisien tanpa
mengurangi kenyamanan aktifitas yang terdapat di dalam bangunan. Untuk mencapai
rancangan yang hemat energi, strategi yang diterapkan bermacam-macam tergantung
faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dengan adanya penghematan energi pada
bangunan diharapkan dapat meminimalisir krisis energi yang terjadi di bumi selain itu
juga sebagai upaya pelestarian lingkungan bumi.

D. REFERENSI
• http://id.wikipedia.org/wiki/Penghematan_energi diakses pada 24 September
2013 20:15
• Sukawi, Sukawi (2008) EKOLOGI ARSITEKTUR MENUJU PERANCANGAN
ARSITEKTUR HEMAT ENERGI DAN BERKELANJUTAN. In: Simposium
RAPI VII, Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Undip. (abstrak)
• Handayani, Handayani (2010) ENERGI DALAM RANCANGAN BANGUNAN.
Spektrum Sipil, ISSN 1858-4896 Vol. 1, No. 2 : 102 - 108,
• Kementrian ESDM, Buku Pedoman Energi Efisiensi untuk Desain Bangunan
Gedung di Indonesia edisi pertama

Anda mungkin juga menyukai