NIM : 1834290010
Matkul : Aspek Hukum dan Manajement Kontrak
Tugas 2
A> Pendahuluan, Bagian Pembuka
1. JUDUL KONTRAK
PEKERJAAN SOIL INVESTIGASI UNTUK LINTAS LAYANAN CAWANG – DUKUH ATAS
PROYEK PERCEPATAN PENYELENGGARAAN KERETA API RINGAN / LIGHT RAIL
TRANSIT TERINTEGRASI DI WILAYAH JAKARTA, BOGOR, DEPOK, DAN BEKASI
2. PIHAK DALAM KONTRAK
Perjanjian Pemborongan ini dibuat dan ditandatangani di Jakarta pada hari ini Senin tanggal Sepuluh
bulan Oktober tahun Dua ribu enam belas (10-10-2016), oleh dan antara:
1. Bahwa PIHAK PERTAMA menerima penugasan dari pemerintah untuk membangun Proyek
Infrastruktur yaitu Proyek Percepatan Penyelenggaraan Kereta Api Ringan / Light Rail Transit
Terintegrasi di Wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi yang selanjutnya disebut “PROYEK”.
2. Surat Penawaran Harga dari PIHAK KEDUA disampaikan kepada PIHAK PERTAMA melalui surat
penawaran harga No. 420/SI/AK-LRT/10/2016 Rev. 00 tanggal 02 Oktober 2016 dan revisi surat
penawaran harga No. 420/SI/AK-LRT/10/2016 Rev. 02 tanggal 07 Oktober 2016.
3. Berita Acara Klarifikasi dan Negosiasi disepakati PARA PIHAK pada tanggal 07 Oktober 2016.
Dengan ini PARA PIHAK menyatakan setuju dan sepakat untuk mengikat diri dalam Perjanjian
1. PIHAK PERTAMA memberikan tugas dan pekerjaan kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA
setuju menerima penugasan dari PIHAK PERTAMA untuk lingkup pekerjaan Proyek sesuai dengan
Bill of Quantity, gambar-gambar, spesifikasi teknis dan dokumen pendukung yang tidak dapat
dipisahkan dari perjanjian ini adalah sebagai berikut:
1. Melakukan persiapan termasuk koordinasi dengan PIHAK PERTAMA untuk perijinan masuk
lokasi proyek dan persiapan peralatan kerja, pekerja dan alat pendukung pekerjaan soil
investigation.
2. Melakukan mobilisasi alat soil, pagar pengaman kerja, pekerja, peralatan safety dan
pendukung pekerjaan soil investigation.
3. Melaksanakan pekerjaan pemboran inti dengan total 64 titik di lokasi dan kedalaman per titik
minimal 40 meter atau setelah terdapat tanah dengan NSPT 60 sedalam 6 meter (3 kali bacaan
berturut-turut NSPT 60) dan disetujui oleh PIHAK PERTAMA baik titik lokasi dan
kedalamannya.
4. Melakukan Undisturb sampling 3 uds/lubang atau tergantung kebutuhan kondisi di lapangan
yang ditentukan oleh site engineer geotechnical subkontraktor (tidak akan di progress untuk
UDS pada lapisan jenis tanah yang sama).
5. Melakukan test SPT interval 2 meter.
6. Melakukan Corebox termasuk mengirimkan ke Gudang PIHAK PERTAMA.
7. Melakukan Index Properties Test meliputi test : (Moisture content test, Unit weight test, Specific
gravity test, Grainsize analysis test, Hidrometer test, Atterberg test)
8. Melakukan dan melaksanakan Engineering test meliputi (Triaxial UU test, Unconfined
compression test, Consolidation test)
9. Membuat dan menyerahkan laporan akhir pekerjaan soil
10. Melakukan Demobilisasi alat soil, pekerja, dan alat pendukung pekerjaan soil dan apabila
pekerjaan sudah selesai.
11. PIHAK KEDUA tidak diperkenankan mengerjakan pekerjaan yang belum mendapatkan
persetujuan dalam bentuk tertulis dari PIHAK PERTAMA dan PEMBERI TUGAS. Apabila
PIHAK KEDUA tetap mengerjakan tanpa persetujuan tersebut dengan alasan apapun, maka
segala risiko atas pekerjaan tersebut termasuk tidak dibayar dan menjadi tanggung jawab
PIHAK KEDUA.
12. Dalam memberikan harga pekerjaan ini PIHAK KEDUA harus sudah mempertimbangkan untuk
memasukkan semua biaya pengeluaran pekerjaan dan tidak ada tuntutan dikemudian hari
terhadap PIHAK PERTAMA bila daftar uraian pekerjaan ini dipandang tidak lengkap oleh
PIHAK KEDUA dan semua hal-hal yang tidak tercantum disini dianggap sudah dimasukkan
dalam penawaran pekerjaan yang ditawarkan.
13. Lingkup pekerjaan termasuk juga:
PASAL 2
HARGA PEKERJAAN
1. Harga pekerjaan dalam Perjanjian ini bersifat Unit Rate adalah sebesar Rp 2.328.766.000.-
(Terbilang: Dua milyar tiga ratus dua puluh delapan juta tujuh ratus enam puluh enam ribu Rupiah).
Dengan perincian terlampir dalam table breakdown sebagai berikut:
1 Field Test
1.5 Others
a. Meals for drilling crew Ls 1 70.000.000 70.000.000
b. Communication Month 2 3.500.000 7.000.000
c. Safety Accessories Point 64 1.000.000 64.000.000
d. Basecamp Month 64 2.000.000 128.000.000
e. Community development & Security Point 64 2.000.000 128.000.000
f. Water Supply Month 64 500.000 32.000.000
TOTAL 2.117.060.000
PPN 10% 211.706.000
GRAND TOTAL 2.328.766.000
2. Harga / biaya Perjanjian Pemborongan tersebut pada ayat 1 Pasal ini sudah termasuk PPN dan
sudah keuntungan PIHAK KEDUA, retribusi-retribusi dan PPH sesuai dengan aturan yang ada.
3. Dalam harga Perjanjian Pemborongan tersebut dalam ayat 1 sudah termasuk segala bentuk
biayabiaya yang timbul akibat pekerjaan ini yang menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.
PASAL 3
CARA PEMBAYARAN
Pembayaran untuk Perjanjian Pemborongan pekerjaan Soil Investigation ini dilakukan oleh PIHAK
PERTAMA kepada PIHAK KEDUA berdasarkan progress pekerjaan dengan cara sebagai berikut :
1. Pembayaran PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA dilaksanakan secara bertahap berdasarkan
kemajuan pekerjaan di lapangan minimal 5 (lima) titik beserta final report yang dinyatakan dengan
berita acara pemeriksaan lapangan (progress) yang telah disetujui dan ditanda tangani oleh Kepala
Proyek atau wakil Pihak Pertama di lapangan.
Apabila prestasi pekerjaan PIHAK KEDUA telah mencapai 100% (seratus persen) dan telah
dilaksanakan berita acara pemeriksaan di lapangan, maka akan dilaksanakan serah terima
pekerjaan untuk pertama kali yang dinyatakan dalam Berita Acara Serah Terima Pertama
Pekerjaan.
Cara pembayaran PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA menggunakan Supply Chain
Financing (SCF) oleh bank yang diterbitkan Pihak Pertama dengan tennor 180 hari dimana beban
bunga 90 hari ditanggung oleh PIHAK KEDUA dan 90 hari ditanggung oleh PIHAK PERTAMA, dan
PIHAK KEDUA telah menyerahkan dokumen tagihan diterima PIHAK PERTAMA dengan lengkap
dan benar.
1. PIHAK KEDUA diwajibkan menyelesaikan serta menyerahkan seluruh hasil pekerjaan sesuai
perjanjian ini terhitung sejak tanggal 28 Oktober 2016 sampai dengan tanggal 31 Desember 2016
dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari kalender untuk penyelesaian pekerjaan lapangan dan
penyelesaian Final Reporting adalah 21 (dua puluh satu) hari kalender dengan berpedoman pada
jadwal pelaksanaan/time schedule yang telah ditandatangani PARA PIHAK, penyelesaian Final
Reporting adalah 21 (dua puluh satu) hari kalender. Jika PIHAK KEDUA tidak bisa menepati
schedule pekerjaan sesuai dengan kebutuhan proyek yang dibuat oleh PIHAK PERTAMA, maka
PIHAK PERTAMA berhak menambah alat, tenaga kerja dan menunjuk PIHAK LAIN untuk
melanjutkan pekerjaan dengan biaya yang timbul menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.
2. Waktu penyelesaian tersebut dalam ayat (1) pasal ini tidak dapat dirubah oleh PIHAK KEDUA,
kecuali:
a. Apabila ada perintah tertulis dari PIHAK PERTAMA untuk menunda sementara waktu
pelaksanaan pekerjaan.
b. Adanya keadaan memaksa (Force Majeure) sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 perjanjian
ini.
3. Penyerahan hasil pekerjaan selesai 100% (seratus persen) beserta Final Reporting ditetapkan
pada tanggal 20 September 2016 dan hasil pekerjaan telah diterima oleh PIHAK PERTAMA dengan
dibuatkan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan yang ditandatangani oleh PARA PIHAK yang
namanya tercantum dalam Perjanjian ini.
PASAL 5
1. Tenaga-tenaga / personil PIHAK KEDUA haruslah seorang ahli yang cakap sesuai dengan bidang
serta pengalaman dan berpendidikan cukup serta disetujui PIHAK PERTAMA.
2. Apabila menurut pertimbangan PIHAK PERTAMA, tenaga/personil yang tercantum dalam struktur
organisasi tersebut tidak memenuhi persyaratan sebagaimana yang diharapkan, maka PIHAK
PERTAMA akan memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK KEDUA. Dalam waktu 2 x 24 jam
setelah menerima penolakan tersebut PIHAK KEDUA harus segera menggantikan yang lain yang
memenuhi persyaratan.
PASAL 6
1. PIHAK KEDUA diwajibkan menjalankan program system mutu dan K3L (Keselamatan &
Kesehatan Kerja dan Lingkungan) sesuai dengan lingkup pekerjaannya, termasuk penyediaan
peralatan dan sumber daya untuk pelaksanaanya.
2. PIHAK PERTAMA berkewajiban memberikan petunjuk dan acuan atas sistem mutu dan K3L
kepada PIHAK KEDUA sesuai dengan lingkup pekerjaannya.
3. PIHAK KEDUA wajib melaksanakan sistem mutu dan K3L yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA.
Apabila PIHAK KEDUA sudah mempunyai program sistem mutu dan K3L sendiri untuk
dipergunakan, maka harus diajukan ke PIHAK PERTAMA untuk mendapatkan persetujuan
implementasinya di lapangan.
4. PIHAK KEDUA harus perduli atas keselamatan setiap orang yang berada di lingkungan kerja dan
bertanggung jawab atas keselamatan dan kesehatan kerja serta kebersihan lingkungan kerja para
tenaga kerja PIHAK KEDUA, termasuk tanggung jawab secara hukum dan biaya apabila terjadi
kecelakaan kerja yang diakibatkan kelalaian PIHAK KEDUA dalam pelaksanaan dan pengawasan
K3L di lingkungan kerjanya.
PASAL 7
1. Pekerjaan Tambah dan Pekerjaan Kurang hanya dapat dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA
berdasarkan Surat Perintah Perubahan dari PIHAK PERTAMA.
2. Perhitungan penambahan atau pengurangan pekerjaan dilakukan atas dasar harga yang tercantum
dalam daftar harga satuan pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam lampiran perjanjian ini. Bila
harga satuan tidak tercantum dalam daftar pekerjaan maka perhitungan dilakukan atas dasar harga
yang disetujui oleh PARA PIHAK.
3. Untuk pekerjaan tambah kurang tersebut diatas, dituangkan dalam perjanjian tambahan
(Addendum).
PASAL 8
1. Jika PIHAK KEDUA melakukan pelanggaran atau melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan
yang tercantum dalam Perjanjian Pemborongan ini, maka PIHAK KEDUA harus menjamin PIHAK
PERTAMA dari semua kerugian dalam hal PIHAK PERTAMA menjadi bertanggung jawab
berdasarkan kontrak antara Pemberi Tugas dan PIHAK PERTAMA akibat pelanggaran PIHAK
KEDUA tersebut.
2. PIHAK PERTAMA tanpa mengurangi tata cara perbaikan atas pelanggaran tersebut dalam ayat 1
dapat memotong kerugian akibat pelanggaran tersebut dari pembayaran tagihan yang menjadi hak
PIHAK KEDUA.
3. Apabila karena kelalaian PIHAK KEDUA, PIHAK KEDUA tidak dapat menyelesaikan pekerjaan
sesuai dengan batas/waktu akhir pelaksanaan pekerjaan sesuai Pasal 4, maka untuk setiap hari
keterlambatan akan dikenakan denda sebesar 1‰ (satu permil) dari harga pekerjaan, dengan
jumlah denda maksimum adalah 5% terhadap total harga pekerjaan.
4. Apabila PIHAK PERTAMA menilai secara objektif dari sisa waktu pelaksanaan yang
tersedia/kondisi lapangan dan atau dari segi teknis PIHAK KEDUA tidak mampu menyelesaikan
pekerjaan sesuai Pasal 4 Perjanjian ini dan untuk kepentingan penyelesaian proyek secara
keseluruhan, atau apabila tidak ada kata sepakat untuk penyelesaian proyek maka PIHAK
PERTAMA berhak sewaktu-waktu tanpa suatu pemberitahuan apapun terlebih dahulu mengambil
keputusan secara sepihak tanpa menunggu keputusan/persetujuan PIHAK KEDUA untuk
mengambil alih sebagian atau seluruh sisa pekerjaan dengan seluruh biaya yang timbul akan
dibebankan kepada PIHAK KEDUA atau dipotongkan pada pembayaran kepada PIHAK KEDUA.
5. PIHAK KEDUA harus menyerahkan pekerjaan sesuai mutu dan kualitas yang disyaratkan. Bila
mutu dan kualitas tersebut tidak sesuai, maka PIHAK PERTAMA berhak menolak pekerjaan
tersebut dan PIHAK `KEDUA wajib memperbaiki atau mengganti pada waktu yang ditentukan oleh
PIHAK PERTAMA, tanpa ada biaya dan waktu tambahan dari PIHAK PERTAMA.
6. PIHAK KEDUA harus melaksanakan ganti rugi dan tetap melindungi PIHAK PERTAMA dan
pekerjaannya terhadap tuntutan Pihak Ketiga kepada PIHAK KEDUA yang diakibatkan oleh
kelalaian PIHAK KEDUA yang meliputi tidak terbatas pada setiap kerusakan, kehilangan atau
kecelakaan yang timbul termasuk terhadap iklim, tuntutan, gugatan hukum, kerusakan, biaya dan
segala akibatnya yang disebabkan atau berkaitan dengan timbulnya persoalan tersebut.
7. Denda keterlambatan dalam Pasal ini, akan diperhitungkan pada pembayaran PIHAK PERTAMA
kepada PIHAK KEDUA.
PASAL 9
PEMUTUSAN PERJANJIAN
1. PIHAK PERTAMA dapat membatalkan secara sepihak perjanjian ini tanpa menggunakan
ketentuan pasal 1266 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata apabila PIHAK KEDUA:
a. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kalender sejak tanggal penandatanganan perjanjian ini, tidak
atau belum melaksanakan pekerjaan yang dimaksud dalam perjanjian ini.
b. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kalender berturut-turut tidak melanjutkan pekerjaan yang
telah dimulainya.
c. Terbukti secara sengaja dan dengan itikad buruk melambatkan pelaksanaan/ penyelesaian
pekerjaan.
PASAL 10
FORCE MAJEUR
1. Yang dimaksud keadaan memaksa (Force Majeure) dalam perjanjian ini adalah suatu keadaan
yang terjadi diluar kemampuan PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sehingga pelaksanaan
pekerjaan yang telah ditentukan dalam surat perjanjian menjadi tidak dapat dipenuhi meliputi
namun tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut:
a. Bencana Alam (gempa bumi, tanah longsor, badai, dan banjir)
b. Kebakaran (kecuali terjadi dalam pelaksanaan pekerjaan atas kelalaian PIHAK KEDUA)
c. Perang, revolusi, makar, huru hara, pemberontakan, kerusuhan, dan kekacauan (kecuali
karyawan PIHAK KEDUA) serta kebijakan pemerintah.
2. Apabila terjadi keadaan memaksa maka PIHAK KEDUA wajib memberitahukan secara tertulis
selambat-lambatnya dalam 2 x 24 jam sejak terjadinya keadaan memaksa dengan menyertakan
bukti tertulis dan foto keadaan memaksa yang dikuatkan oleh instansi yang berwenang, demikian
pula pada waktu keadaan memaksa berakhir. Jika batas waktu ini dilampaui, maka hak untuk
menuntut akibat dari keadaan memaksa tersebut menjadi hilang/ tidak berlaku lagi.
3. Hal-hal yang diambil untuk mengatasi terjadinya keadaan memaksa diserahkan kepada
kesepakatan dari PARA PIHAK.
4. Pembayaran kerugian akibat terjadinya keadaan memaksa kepada PIHAK KEDUA dapat dilakukan
hanya apabila PIHAK PERTAMA mendapat hal yang sama dari Pemberi Tugas.
1. PIHAK KEDUA dilarang menawarkan atau memberi atau setuju untuk memberi hadiah, komisi,
rabat atau bentuk-bentuk lainnya kepada pegawai PIHAK PERTAMA dengan maksud untuk
mendapatkan atau melaksanakan Perjanjian ini atau untuk mendapatkan kemudahan/perlakuan
khusus dalam melaksanakan Pekerjaan atau untuk memperlihatkan rasa suka atau tidak suka
terhadap seseorang sehubungan dengan Perjanjian ini.
2. Pelanggaran terhadap ketentuan tersebut ayat 1 di atas oleh PIHAK KEDUA atau pegawainya atau
orang yang bekerja untuknya dapat mengakibatkan dibatalkannya Perjanjian ini oleh PIHAK
PERTAMA dan biaya-biaya yang timbul akibat pembatalan Perjanjian ini menjadi tanggung jawab
PIHAK KEDUA.
PASAL 12
RISIKO
1. Jika hasil Pekerjaan PIHAK KEDUA musnah dengan cara apapun sebelum diserahkan kepada
PIHAK PERTAMA, maka PIHAK KEDUA bertanggung jawab sepenuhnya atas segala kerugian
yang timbul.
2. Segala persoalan dan kerugian meliputi namun tidak terbatas yang diakibatkan tidak tersedianya
bahan-bahan, alat-alat, tuntutan tenaga kerja serta pihak-pihak lain (orang-orang yang tidak ada
sangkut-pautnya dengan Perjanjian ini) yang terkait dengan pelaksanaan Pekerjaan PIHAK
KEDUA sepenuhnya menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.
3. Jika hasil Pekerjaan PIHAK KEDUA sebagian atau seluruhnya musnah disebabkan oleh kelalaian
PIHAK KEDUA, maka PIHAK KEDUA bertanggung jawab seperti yang diatur dalam Peraturan dan
Perundangan di Indonesia.
PASAL 13
Hal-hal yang belum diatur atau perubahan-perubahan yang dipandang perlu oleh PARA PIHAK
dalam Perjanjian ini, akan diatur kemudian ke dalam bentuk Perjanjian Kerjasama Tambahan
(Addendum) yang nantinya merupakan kesatuan dan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
Perjanjian ini.
PENUTUP
1. Semua pemberitahuan dan atau surat-menyurat antara PARA PIHAK sehubungan dengan
Perjanjian ini dilakukan secara tertulis dan dianggap telah disampaikan kepada yang bersangkutan
bila mana ada tanda terima tertulis. Surat-menyurat juga dapat dilakukan oleh PIHAK PERTAMA
atau wakil PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA atau wakil PIHAK KEDUA dengan nilai bobot
kekuatan hukum yang sama.
2. Perjanjian ini ditandatangani oleh PARA PIHAK pada hari dan tanggal tersebut di atas, dan berakhir
setelah PARA PIHAK menyelesaikan kewajiban masing-masing.
Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua), masing-masing bermaterai dan mempunyai kekuatan
hukum yang sama. Perjanjian yang bermaterai, bertempel dan ditandatangani asli oleh PIHAK
PERTAMA didistribusikan untuk PIHAK KEDUA dan sebaliknya yang bermaterai, berstempel dan
ditandatangani asli oleh PIHAK KEDUA didistribusikan untuk PIHAK PERTAMA.