BAB. I
SPESIFIKASI TEKNIK
Pasal 1
Ruang Lingkup Pekerjaan
A. Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah Pembangunan Rehab Pasar Ikan Lokasi Desa Molores
Kecamatan Petasia Timur di wilayah Kabupaten Morowali Utara Propinsi Sulawesi Tengah, dengan bangunan
meliputi jenis-jenis pekerjaan sebagai berikut :
Pekerjaan Pembangunan Rehab Pasar Ikan Mencakup Pekerjaan :
Adapun Pekerjan tersebut di atas meliputi beberapa item Pekerjaan yaitu :
1. PEKERJAAN PERSIAPAN
2. PEKERJAAN TANAH DAN PASIR
3. PEKERJAAN RELLING PENYANGGA BESI HOLLOW
4. PEKERJAAN PASANGAN & PLESTERAN
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pembuatan Papan Nama Proyek
2. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (MK3)
3. Pengadaan Listrik Kerja
4. Pekerjaan Pembersihan Awal dan Akhir
5. Pembuatan Pelaporan & Dokumentasi
B. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah mendatangkan segala bahan bangunan, peralatan dan tenaga kerja,
pembersihan dan perataan tanah, serta pekerjaan-pekerjaan lain yang ada kaitannya dengan pekerjaan ini.
C. Harga yang di tawarkan oleh Penyedia dalam pekerjaan ini tidak melampaui Standar Standarisasi Harga
Satuan Barang Dan Jasa Kabupaten Morowali Utara Tahun Abggaran 2020 perwilayah Kecamatan (Zona I),
pada masing-masing Pekerjaan . Setiap item Pekerjaan ini sudah Termasuk Pajak Pertambahan Nilai ( PPn).
Pasal 2
Penjelasan Teknis
1. Lokasi atau lapangan kerja akan diserahkan kepada Penyedia dalam keadaan seperti waktu pemberian
penjelasan dan sebelum memulai pekerjaan dianggap mengetahui benar letak, batas-batas tanah maupun
situasi tanah pada waktu itu,
2. Penyedia wajib menyelesaikan pekerjaan hingga lengkap yaitu membuat, menyuruh membuat, memasang dan
menyediakan bahan-bahan, alat-alat dan sebagainya yang berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan
tersebut,
3. Sebelum pekerjaan dimulai Penyedia harus mengajukan jadwal waktu pelaksanaan secara terperinci ( Net work
planning barchart ),
4. Setiap permohonan dari Penyedia maupun pengesahan dari pengawas dianggap sah dan tertulis,
5. Ketelitian dan kerapihan kerja akan dinilai oleh pengawas apabila yang menyangkut penyelesaian pekerjaan
( finsishing work ),
6. Penimbunan bahan-bahan di lapangan harus memenuhi syarat-syarat teknis serta dapat dipertanggung
jawabkan, dan tidak menimbulkan bahaya.
7. Jika terdapat perbedaan antar gambar dengan uraian ini, Penyedia wajib menghubungi pengawas guna
mendapatkan langka pemecahan tersebut,
8. Jika terdapat gambar kerja dan penjelasan yang kurang atau kurang jelas, Penyedia boleh melengkapi atas
petunjuk dan persetujuan pengawas,
9. Semua uraian yang dimaksud dalam persyaratan pelaksanaan ini adalah mengikat dan dinyatakan lebih lanjut
mengenai masing-masing bagian dalam pasal-pasal selanjutnya yang digunakan sebagai dasar atau pedoman
pelaksanaan.
Pasal 3
Ukuran dan Satuan
1. Peil ( 0,00 ) ditetapkan pada waktu peninjauan lapangan,
2. Semua ukuran dalam gambar dan bestek dinyatakan dalam M ( meter ), Cm ( centi meter ), MM
(millimeter). Ukuran diatas juga dinyatakan dengan tanda + (plus) dan dibawah juga dinyatakan dengan
tanda – (min),
3. Jika dalam gambar dan bestek terdapat perbedaan ukuran tidak jelas atau kurang, dapat dilaporkan
kepada pengawas,
4. Dalam pelaksanaan pekerjaan semua ukuran harus dibuat seteliti mungkin.
3
Pasal 4
Pekerjaan Lapangan
1. Segera, setelah Surat Perinta Mulai Kerja diterbitkan oleh pemberi tugas , Penyedia harus membuat Direksi
Keet (Kantor Direksi) dengan mengunakan bahan-bahan yang sederhana, yakni dinding papan kelas III, dan
pintu dapat dikunci dengan baik.
2. Untuk menampung tenaga kerja dan menyimpan bahan-bahan material yang diperlukan, Penyedia harus
membuat barak kerja dan gudang material yang memenuhi syarat, dapat dikunci dan perletakannya menguikuti
petunjuk direksi.
3. Kantor direksi, barak kerja dan gudang material tidak dibenarkan dibongkar sebelum pekerjaan selesai,
terkecuali atas perintah pemberi Tugas/direksi pekerjaan,
4. Penyedia harus membuat dan memasang Spanduk Pengenal Proyek pada saat pekerjaan akan dimulai di
lokasi dengan ukuran panjang 1 x 1.20 meter dari bahan Cetakan yang mencantumkan antara lain :
a. Nama Depertemen / Instansi Pemberi Tugas,
b. Nama Proyek dan Nama Pekerjaan,
c. Sumber Dana dan Tahun Anggaran
d. Harga Borongan dan Waktu Pelaksanaan Pekerjaan,
e. Nama Perusahaan Penyedia (Penyedia).
5 Pekerjaan pembersihan,
5. 1. Sebelum memulai pekerjaan Penyedia harus membersihkan permukaan tanah dari rumput, semak-semak
dan tumbuhan lainnya yeng terdapat pada loksi pekerjaan.
5. 2. Pembersihan lokasi dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja, dan Penyedia harus mengerjakan dan
melakukan Pengukuran bersama Direksi /Pengawas Teknik.
5. 3. Apabilah untuk pelaksanaan pekerjaan ini diperlukan kenderaan atau peralatan-peralatan lain yang
dipandang perlu untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan, maka hal ini menjadi kewajiban Penyedia
untuk menyediakannya, dan seluruh biaya yang timbul menjadi beban dan kewajiban Penyedia.
6 Pengukuran,
6. 1. Melakukan Pembersihan awal
6. 2. Ukuran tinggi titik duga (peil) 0,00 yang dinyatakan dalam gambar disesuaikan dengan keadaan site.
6. 3. Ukuran tinggi titik duga (Peil) dinyatakan dengan suatu tanda tetap dan dipasang pada tempat yang tidak
mudah terganggu.
6. 4. Pembuatan/pemasangan tanda tetap ini dikerjakan oleh Penyedia dengan petunjuk dan persetujuan
Direksi /Pengawas Teknik.
6. 5. Gambar dan ukuran,
a) Site Plan Denah, dan Profil Penampang dinyatakan dalam gambar-gambar rencana, dan dijelaskan
pula dalam gambar detail lengkap dengan ukuran-ukurannya,
b) Apabila terdapat ketidak jelasan dalam ukuran gambar, maka Penyedia wajib meminta penjelasan
dan petunjuk kepada Direksi/Pengawas Teknis sebelum pekerjaan dilaksanakan,
7 Pengadaan Material
4
7. 1. Bahan-bahan yang boleh ditempatkan didalam kompleks pekerjaan hanyalah bahan-bahan yang
disyaratkan dalam Spesifikasi Teknis maupun gambar-gambar,
7. 2. Bahan bangunan yang dipakai adalah yang sesuai dengan kualitas dan kuantitas serta dimensi yang
disyaratkan dalam Spesifikasi Teknis maupun gambar-gambar,
7. 3. Apabilah suatu bahan yang disyaratkan tidak terdapat di pasaran, sebelum diganti Penyedia harus
konsultasi terlebih dahulu dengan Direksi/Pengawas Teknik dan penggantian agar dilakukan setelah ada
persetujuan secara tertulis.
Pasal 5
Pekerjaan Tanah dan Pasir
1. Pekerjaan Galian
1. 1. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan galian ini meliputi galian Check Dam, Pasangan Batu dan Talang Pasangan Batu atau
Bangunan air Laninya, untuk Pasangan Pasangan Batu, dan Lantai Pasangan Batu dan pekerjaan
galian lainnya yang nyata-nyata tertera dalam gambar dan syarat-syarat teknik ini,
1. 2. Pelaksanaan :
a) Galian tanah untuk Pasangan Batu dimensi minimal sama dengan gambar atau maksimal sampai
mencapai tanah dasar/keras. Kecuali tanah dasar/keras melebihi dua kali dimensi yang telah
ditentukan, maka Direksi/Pengawas teknik dapat mengambil kebijaksanaan untuk merubah
konstruksi dan atau dimensi tanpa mengurangi kekuatan.
b) Untuk menjaga keamanan pekerjaan, tanah galian di manfaatkan sebagai urugan penahan
Pasangan Pasangan Batu,
c) Semua tanah galian yang tidak terpakai harus diangkat keluar dari lokasi pekerjaan.
2. Pekerjaan Urugan
2. 1. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi semua penimbunan kembali bekas galian, urugan pasir atau Tanah di jadikan
timbunan Talud Pasangan Batu, peninggian tanah ataupun pekerjaan-pekerjaan lain, yang tertera dalam
gambar.
2. 2. Pelaksanaan :
a) Urugan kembali bekas galian harus disertai dengan pemadatan, sehingga minimal sama dengan
keadaan tanah sebelum digali.
b) Semua urugan pasir harus dipadatkan dengan penyiraman air, sehingga mendapatkan angka
kepadatan maksimal.
Pasir Urug atau Tanah Urug yang dipakai jenis Tasirtu atau Batu Kapur setempat atau material lokal.
Pasal 6
5
Lingkup Pekerjaan :
a) Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, dengan hasil yang baik dan sempurna.
b) Pondasi batu belah di gunakan pada beberapa bagian sesuai gambar teknis.
Material :
a) Batu kali/Gunung yang dipakai harus jenis yang keras dan tidak keropos, serta mempunyai gradasi
baik dengan diameter maksimum 25 cm.
b) Pasir Pasang harus terdiri dari butir - butir yang bebas dari bahan-bahan organis, lumpur dan
sebagainnya dan harus memenuhi komposis butir serta kekerasan yang dicantum dalam PBI 1971.
c) Semen Portland Harus memakai mutu yang terbaik dari satu jenis merk atas persetujuan Direksi
Pelaksana dan harus memenuhi NI-8. Semen yang telah mengeras sebagian atau seluruhnya tidak
dibenarkan dipergunakan. Penyimpanan semen Portland harus diusahakan sedemikian rupa
sehingga bebas dari kelembaban, air dengan lantai terangkat dari tanah dan ditumpuhkan sesuai
dengan syarat penumpukan semen.
d) Baik batu, pasir maupun air adukan yang dipakai pada pekerjaan ini harus bersih dari lumpur dan
kotoran-kotoran lainya,sehingga pekerjaan yang dilaksanakan hasilnya baik.
Pelaksanaan :
a) Pasangan Batu kali tersebut harus dilaksanakan dengan spesi 1 Pc : 4 Pasir, dan pasangan
dibuat diatas pasangan batu kosong kosong setebal 10 – 15 cm sesuai gambar.
b) Pekerjaan pasangan batu kali dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan bentuk-bentuk yang
ditunjukan dalam gambar,
c) Untuk pemasangan batu kali ini tidak dibenarkan sisi-sisi batu saling bersentuhan, tetapi
diantarnya harus diisi dengan adukan, sehingga hubungan batu satu sama lain melekat
dengan sempurna.
d) Pekerjaan Pasangan Batu ini pada Semua Item Pekerjaan Baik, Pasangan Talud, Saluran,
Pondasi Pagar, Pondasi Rumah Jaga.
Pasal 7
Pekerjaan Beton
Lingkup Pekerjaan :
a) Pekerjaan Beton Tidak Bertulang menggunakan Mutu K. 100 yaitu Pekerjaan Beton Rabat atau Lantai
alas Keramik.
Material :
a. Semen Portland Harus memakai mutu yang terbaik dari satu jenis merk atas persetujuan Direksi
Pelaksana dan harus memenuhi NI-8. Semen yang telah mengeras sebagian atau seluruhnya tidak
6
Pelaksanaan :
1. Mutu Beton
Mutu beton yang dicapai dalam pekerjaan, Lantai Saluran, Mutu Beton K. 100 untuk Pekerjaan
peninggi lantaidan rabat beton luar lantai harus memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam PBI
1971
2. Cara Pengadukan
a. Cara pengadukan harus menggunakan mesin molen
b. Takaran untuk semen, pasir dan kerikil harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi.
c. Selama pengadukan kekentalan beton harus diawasi dengan jalan memeriksa slump, minimum 5
cm dan maximum 10 cm.
3. Pengecoran Beton
a. Kontraktor diawasi melaksanakan pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan menyiram
cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran dan ketinggian, pemeriksaan
penulangan dan penernpatan penyangga.
b. Pengecoran Beton hanya dapat dilaksanakan dengan persetujuan Direksi Lapangan.
c. Pengecoran harus dilakukan sebaik mungkin dengan menggunakan alat penggetar untuk
menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan terjadinya cacat pada beton seperti keropos
dan sarang-sarang kerikil/split yang dapat memperlemah kontruksi.
d. Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari berikutnya maka tempat
perhatian tersebut harus disetujui oleh Direksi Lapangan.
4. Pekerjaan Acuan/Bekisting
a. Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah ditetapkan
b. Acuan/Bekisting harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan perkuatan, sehingga cukup
kokoh dan menjamin tidak berubah bentuk dan kedudukannya selama pengecoran dilakukan.
c. Acuan harus rapat dan tidak bocor, permukaannya harus datar dan licin, bebas dari
kotoran-kotoran serbuk gergaji, potongan kayu tanah/lumpur dan sebagainya sebelum
pengecoran dilakukan dan harus mudah dibongkar tanpa merusak permukaan beton.
d. Kontraktor harus memberikan contoh-contoh material besi,pasir,kerikil dan semen kepada Direksi
Lapangan, untuk mendapatkan persetujuan sebelum pekerjaan dimulai. Contoh-contoh yang telah
disetujui oleh Direksi Pelaksana, akan dipakai sebagai standar/pedoman untuk memeriksa/
menerima material yang dikirim oleh kontraktor ke Site.
e. Bahan-bahan yang digunakan harus tersimpan pada tempat penyimpanan yang aman, sehingga
mutu bahan dan mutu pekerjaan dapat terjamin sesuai persyaratan.
f. Kawat pengikat besi beton/rangka adalah dari baja lunak-dan tidak sepuh seng, diameter kawat
lebih besar atau sama dengan 0,40 mm. Kawat pengikat besi beton/rangka harus memenuhi
syarat–syarat yang ditentukan dalam NI-2 (PBI tahun 1971).
g. Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, sehingga tidak terjadi penguapan cepat. Persiapan
perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan, harus diperhatikan.
h. Beton dibasahi paling sedikit selama sepuluh hari setelah pengecoran.
8
Pekerjaan pembongkaran acuan harus dilaporkan dan disetujui sebelumnya oleh Pengawas.
Pasal 8
Pekerjaan Pasangan Dinding Bata Merah dan Plesteran Dinding
5. Pasangan dinding batu bata sebelum diplaster harus dibasahi dengan air terlebih dahulu dan siar-siar
dikerok serta dibersihkan.
6. Pernasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap maksimum 24 lapis setiap harinya
diikuti dengan cor kolom/balok beton praktis.
7. Pembuatan lubang pada pasangan bata untuk penempatan steager sama sekali tidak diperkenankan.
8. Pembuatan lubang pada pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton
(kolom) harus diberi penguat stek-stek besi beton diameter 6 mm jarak 50 cm, yang terlebih dahulu
ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang ditanam dalam pasangan bata
sekurang-kurangnya 30 cm kecuali ditentukan lain.
9. Tidak diperkenankan memasang batu bata merah yang patah/rusak melebihi 5 %
Pemasangan batu bata untuk dinding ½ batu harus menghasilkan dinding finish setebal 15 cm. Pelaksanaan
pasangan harus cermat, rapi dan benar-benar tegak lurus.
2. Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana perkerjaan bidang beton atau pasangan
dinding batu bata telah disetujui oleh Pimpinan kegiatan sesuai uraian Syarat Pekerjaan ini.
3. Dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus mengikuti semua petunjuk dalam gambar arsitektur
terutama pada garnbar detail dan gambar potongan mengenai ukuran tebal/tinggi/peil dan
bentuk propilnya.
4. Campuran adukan perekat yang dimaksud adalah campuran dalam volume, cara
pembuatannya menggunakan mixer selama 3 menit dan memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
a. Untuk bidang kedap air, beton, pasangan dinding batu bata yang berhubungan dengan
udara luar, dan semua pasangan batu bata dibawah permukaan tanah sampai ketinggian
20 cm dari permukaan lantai dipakai adukan plesteran 1 Pc : 2 Ps.
b. Untuk adukan kedap air, harus ditambah dengan Daily bond, dengan perbandingan 1
bagian Pc. 1 bagian Daily bond.
c. Untuk bidang lainnya diperlukan plesteran campuran 1 Pc : 3 Ps
d. Plesteran halus (acian) dipakai campuran Pc dan air sampai mendapatkan campuran
homogen, acian dapat dikerjakan sesudah plesteran berumur 8 hari, untuk adukan
plesteran finishing harus ditambah dengan additive plamix dengan dosis 200-250 gram
plamix untuk setiap 40 Kg semen.
e. Semua jenis adukan perekat tersebut diatas harus disiapkan sedemikian rupa sehingga
selalu dalam keadaan baik dan belum mengering. Diusahakan agar jarak waktu
pencampuran aduk perekat tersebut dengan pemasangannya tidak melebihi 30 menit
terutama untuk adukan kedap air.
5. Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai pemasangan instalasi pipa
listrik dan plumbing untuk seluruh bangunan.
6. Untuk beton, sebelum diplester permukaan harus dibersihkan dari sisa-sisa bekisting dan
permukaan diketre (scrath) terlebih dahulu dan semua lubang-lubang bekas pengikat
bekisting atau form time harus tertutup adukan plester.
7. Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan beton bertulang yang akan difinish dengan cat
dipakai pelesteran halus (acian) diatas permukaan plesterannya.
8. Untuk dinding tertanam di dalam tanah harus diberapen dengan memakai spesi kedap air.
9. Semua bidang yang akan menerima bahan (finishing) pada permukaannya diberi alur -alur
garis horizontal atau diretek (scrath) untuk memberi ikatan yang lebih baik terhadap bahan
finishingnya kecuali untuk yang menerima cat.
10. Ketebalan pelesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding/kolom yang dinyatakan
dalam gambar. Tebal pelesteran mininum 2,5 cm
11
11. Untuk setiap permukaan bahan yang ada beda jenisnya yang bertemu dalarn satu bidang
datar, harus diberi naat (tali air) dengan ukuran lebar 0,7 cm dalamnya 0,5 cm, kecuali bila
ada petunjuk lain di dalam gambar.
12. Untuk permukaan yang datar, harus mempunyai toleransi lengkung atau cembung bidang
yang tidak melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m, jika melebihi, kontraktor berkewajiban
memperbaikinya dengan biaya atas tanggungan Kontraktor.
13. Kelembaban pelesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar tidak terlalu
tiba-tiba, dengan membasahi pelesteran setiap kali terlihat kering dan melindungi dari terik
panas rnatahari langsung dengan bahan penutup yang bias mencegah penguapan air secara
cepat.
14. Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak baik, pelesteran harus dibongkar
kembali dan diperbaiki sampai dinyatakan dapat diterirna oleh Pimpinan kegiatan dengan
biaya atas tanggungan Kontraktor . Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai,
Kontraktor harus selalu menyiram dengan air, sampai jenuh sekurang-kurangnya 2 kali setiap
hari.
15. Selama pemasangan dinding batu bata/beton bertulang belum difinish, kontraktor wajib
memelihara dan menjagannya terhadap kerusakan-kerusakan dan pengotoran bahan lain,
Setiap kerusakan yang terjadi menjadi tanggung jawab Kontraktor dan wajib diperbaiki.
16. Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan dilakukan sebelum plesteran berumur lebih
dari 2 (dua) minggu.
Pasal 9
A. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pasangan penutup lantai dan dinding ini meliputi sebagai berikut :
2. Pasangan keramik lantai uk. 40 x 40 cm (lantai )
Persyaratan Bahan
1. Pasir yang di gunakan adalah pasir pasang,mempunyai karakter fisik keras dan tajam,kandungan
lumpurnya tidak melebihi 5%.
2. Semen yang di gunakan dari Portland cement jenis II N.I.8 type I menurut A.S.T.M’ ‘’ memenuhi S 400
dan standar dari assosiasi cement Indonesia atau memenuhi standart mutu dalam SNI.
3. Keramik uk.40 x 40 cm di sini sesuai ketentuan dalam gambar rencana dari kualitas satu produk untuk
warna di tentukan kemudian berdasarkan contoh yang telah di ajukan kepada pengawas teknis
Syarat-syarat pelaksanaan
12
1. Pasangan lantai,dinding keramik dan border keramik dipasang diatas pasangan semen M1 (floor).Bila
pemasangan keramik dilakukan diatas dinding,sampai diperoleh dinding yang lurus dan vertikal.
2. Pemasangan keramik dan border keramik harus dengan adukan M1 setebal minimum 1,5 cm,dalam
pemasangan bagian bawah dari keramik harus terisi padat dengan semen portland supaya tidak
keropos.
3. Untuk pola pemasanganya harus disesuaikan dengan pola yang dibuat pada gambar rencana.jika
terjadi perubahan pola sebaikya penyedia jasa terlebih dahulu mengajukan shopdrawing/gambar
perubahan kepada pengawas teknis,ppk,dan perencana.
4. Pasangan keramik diberi kemiringan/level untuk daerah service ( kamar mandi) dan Meja yang telah
di sesuaikan pada gambar rencana.
5. Bila pekerjaan pemasangan rapih dan teliti, begitu selesai saat pemasangan tidak perlu lagi
dibersihkan, tetapi bila masih diperlukan keramik dapat dibersihkan dengan lap basah atau bahan-
bahan pembersih lunak yang ada di pasaran. (misalnya : air dicampur dengan 15 % cuka). Bila sangat
terpaksa, untuk menghilangkan kotoran yang sukar terlepas, dapat digunakan sikat baja (untuk
menyikatnya) atau bahan pembersih spesial disesuaikan dengan jenis kotorannya.
Pasal 10
Pekerjaan lain-lain
Gambar Pelaksanaan :
1. Setelah selesainya seluruh pekerjaan, Penyedia harus membuat gambar hasil pelaksanaan ( As Built
Drawing ) dari seluruh item Pekerjaan, termasuk apabila terjadi perubahan letak, denah maupun konstruksi.
2. Pada AS Built Drawing harus tercantum ukuran-ukuran jarak, kedalaman, tinggi-tinggi bagian dari sistim
terhadap bagian-bagian dari gedung atau system lainnya.
3. Pembersihan Akhir, merapikan bagian-bagian yang belum di anggap sempurna, dan semua bekas hasil
pekerjaan di bersihkan atau di buang dari area bangunan tersebut, bangunan dalam kondisi bersih dan rapi