Anda di halaman 1dari 17

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS (RKS)

REHABILITASI RUANG KELAS


SDN BOMBA
TAHUN ANGGARAN 2021

I. PEDOMAN UMUM.
Dokumen ini disusun dengan tujuan menjadi acuan/pedoman dalam
pelaksanaan pekerjaan Rehabilitasi Ruang Kelas SDN BOMBA
agar sesuai dengan Perencanaan. Pekerjaan ini dilakukan dengan
Mekanisme Kontraktual yang dalam pelaksanaanya dilakukan oleh
penyedia Jasa (Pelaksana/Kontraktor) yang berkewajiban mengikuti
ketentuan-ketentuan teknis yang berlaku dalam dokumen Rencana Kerja
Dan Syarat-Syarat Teknis yang selanjutnya disebut dengan RKS
A. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksudkan pada RKS Rehabilitasi Ruang Kelas yang
meliput pekerjaan persiapan/pembokaran, pekerjaan dinding, kusen
pintu/jendela, penutup atap, plafon/listrik, lantai/keramik pengecatan,
penggantung dan lain-lain
B. Tata Cara Pengelolaan Pekerjaan
Penyedia Jasa dalam melaksanakan pekerjaan memiliki kewajiban
mengikuti ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
1. Segera melakukan persiapan mobilisasi bahan, tenaga dan alat
bantu yang akan digunakan selama pekerjaan berlangsung
2. Segera memulai aktivitas pekerjaan dilapangan Sesuai dengan
waktu yang di tentukan dalam kontrak
3. Penyedia jasa wajib menjamin keamanan alat, bahan dan tenaga
kerja selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung.
4. Penyedia jasa wajib menjamin kelancaran mobilisasi alat dan bahan
ke lokasi pekerjaan (work site).

C. Tata Cara Penggunaan Gambar Perencanaan Dan Spesifikasi Teknis.


1. Pelaksana diwajibkan meneliti semua gambar-gambar dan
spesifikasi teknis mengenai pekerjaan ini.
2. Bila ternyata ditemukan perbedaan antara gambar dan Spesifikasi
Teknis, atau antara gambar satu dengan gambar lainnya maka
urutan yang berlaku adalah :
a. Daftar Kuantitas (BOQ).
b. Spesifikasi Teknis.
c. Gambar dengan skala yang lebih besar (detail).
3. Bila perbedaan itu menimbulkan keragu-raguan yang mungkin
menimbulkan kekeliruan atau bahaya dikemudian hari, Pelaksana

Halaman 1 dari 17 Halaman


wajib berkoordinasi terlebih dahulu kepada Perencana dan
Pengawas untuk mendapatkan ketegasan.
4. Jika dalam pelaksanaan pekerjaan diketahui bahwa tata cara
pelaksanaan baik dalam hal mutu bahan yang disyaratkan
(digunakan), metode kerja yang dilaksanakan maupun ketentuan
lain yang berlaku dibawah standar yang disyaratkan dalam
spesifikasi teknis ini maka tata cara pelaksanaan yang digunakan
wajib mengacu kembali pada ketentuan Spesifikasi Teknis.
5. Gambar Perencanaan berupa Denah, tampak-tampak dan
potongan-potongan telah dituangkan dalam gambar-gambar
rencana arsitektur dan struktur, dan dijelaskan pula dalam gambar
detail lengkap dengan ukuran-ukurannya.
6. Apabila terdapat ketidakjelasan dalam ukuran pada gambar, maka
Pelaksana wajib meminta penjelasan dan petunjuk kepada
Pengawas sebelum pekerjaan dilaksanakan.

D. Tata Cara Pengadaan Bahan Bangunan


1. Bahan-bahan yang boleh ditempatkan didalam lokasi pekerjaan
hanyalah bahan-bahan yang disyaratkan dalam Spesifikasi Teknis
maupun gambar.
2. Cara dan tempat penimbunan/penyimpanan bahan harus
memenuhi syarat atau menurut petunjuk Perencana/Pengawas.
3. Bahan bangunan yang dipakai adalah yang sesuai dengan kualitas
dan kuantitas serta dimensi yang disyaratkan dalam Spesifikasi Teknis
maupun gambar.
4. Apabila suatu bahan yang disyaratkan tidak terdapat dipasaran,
sebelum diganti, pelaksana harus berkoordinasi dengan dengan
Pengawas terlebih dahulu dan penggantian hanya bisa dilakukan
setelah ada persetujuan secara tertulis.
5. Penggantian bahan bangunan yang tidak terdapat dipasaran
dengan bahan bangunan lain harus setara/setingkat kualitasnya.
6. Bahan bangunan yang dinyatakan tidak memenuhi ketentuan oleh
Perencana/Pengawas karena cacat atau tidak sesuai dengan
persyaratan yang ditentukan harus segera dipindahkan dan
dikeluarkan dari lokasi pekerjaan selambat-lambatnya dalam waktu
2 x 24 jam.

E. Tata Cara Penggunaan Peraturan Dan Ketentuan Teknis lainnya.


1. Persyaratan teknis ini merupakan pedoman dalam pelaksanaan-
pelaksanaan pekerjaan termasuk seluruh bangunan-bangunan dan
pekerjaan-pekerjaan lainnya serta merupakan satu kesatuan yang
tidak terpisahkan.

Halaman 2 dari 17 Halaman


2. Kecuali disebutkan lain, maka setiap bagian dalam persyaratan
teknis ini berlaku untuk seluruh bangunan yang termasuk dalam
pekerjaan ini, disesuaikan dengan gambar-gambar, keterangan-
keterangan tambahan dan persetujuan-persetujuan tertulis dari
Perencana/Pengawas.
3. Dalam melaksanakan pekerjaan bila tidak ditentukan dalam
Spesifikasi Teknis ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan
dibawah ini, termasuk semua perubahan dan tambahannya :
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2002
Tentang Bangunan Gedung;
b. Peraturan presiden republik indonesia Nomor 73 tahun 2011
Tentang Pembangunan bangunan gedung negara;
c. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 45/PRT/M/2007
Tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung
Negara;
d. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI Nomor : 441/ KPTS/1998
tentang Persyaratan Teknis Bangunan Gedung;
e. SNI 1728-1989; SKBI 1.3.53.1989, tentang Tata Cara
Pelaksanaan mendirikan Bangunan Gedung;
f. Persyaratan Air untuk campuran beton (SNI 03-6861.1-2002);
g. PUBI-1982 (Peraturan Umum untuk Bangunan Indonesia);
h. PKKI-1971/NI-5 (Peraturan Kontruksi Kayu Indonesia);
i. Mutu Kayu Bangunan SNI 03-3527-1 984;
j. Peraturan Bata Merah Sebagai Bahan Bangunan NI 10;
k. Peraturan Semen Portland Indonesia NI-08;
l. Tata Cara Pengecatan Kayu Untuk Rumah dan Gedung SNI 03-
2407-1991;
m. Tata Cara Pengecatan Dinding Tembok Dengan Cat Emulsi SNI
03-2410-1991;

II. SYARAT-SYARAT TEKNIS

A. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pembersihan lokasi pekerjaan (Work Site).
b. Pengadaan air untuk pelaksanaan pekerjaan.
c. Pengadaan alat-alat kerja yang dibutuhkan.
2. Persyaratan Bahan
a. Untuk penampungan air kerja disiapkan drum / bak penampung
air/atau bahan lainnya yang dapat menjamin agar kualitas air
tetap terjaga.

Halaman 3 dari 17 Halaman


b. Untuk lalat-alat kerja berupa kotak adukan dan kotak takaran
digunakan bahan kayu setempat, sedangkan gerobak dorong
dapat menggunakan Artco atau yang setara.
3. Tata Cara Pelaksanaan
a. Pembersihan lokasi dan pembongkaran .
b. Pengadaan air untuk pelaksanan pekerjaan.
Pengadaan air untuk pelaksanaan pekerjaan diambil dari
sumber air terdekat, kemudian ditampung dalam drum-drum
yang telah disediakan. Kebutuhan air ini harus disediakan dalam
jumlah yang cukup selama pelaksanaan pekerjaan. Air harus
memenuhi syarat yang tercantum dalam Persyaratan Air untuk
campuran beton (SNI 03-6861.1-2002)

B. PEKERJAAN DINDING
1. Lingkup Pekerjaan
Pemasangan dinding bata merah setebal ½ bata dilakukan untuk
seluruh pasangan yang di bongkar di area pemasangan kusen
pintu/jendela
Persyaratan Bahan
a. Bata
Persyaratan bata merah harus melalui persyaratan seperti tertera
dalam NI-10 atau dengan persyaratan-persyaratan sebagai
berikut :
1) Bata merah harus satu pabrik, satu ukuran, satu warna, satu
kualitas.
2) Ukuran yang digunakan : Panjang 23 cm, lebar 11 cm, tebal 5
cm.
3) Penyimpangan terbesar dari ukuran seperti tersebut diatas
adalah panjang maksimal 3%, lebar maksimal 4% tebal
maksimal 5% dengan selisih maksimal ukuran antara bata
terkecil.
4) Warna satu sama lain harus sama, dan apabila dipatahkan
warna penampang harus sama merata kemerah-merahan.
5) Bentuk bidang-bidang harus rata atau rusuk-rusuknya harus
siku atau bersudut 90 derajat. Bidangnya tidak boleh retak-
retak.
6) Berat satu sama lain harus sama, yang berarti ukuran,
pembakaran dan pengadukan sama dan sempurna.
7) Suara apabila dipukul oleh benda keras suaranya nyaring.
b. Pasir
Pasir untuk adukan pasangan, adukan plesteran dan beton
bitumen, harus memenuhi syarat-syarat pelaksanaan yang

Halaman 4 dari 17 Halaman


ditentukan dalam PBI-1971/ NI-2. Butiran-butiran harus tajam dan
keras, tidak dapat dihancurkan dengan jari. Kadar lumpur tidak
boleh melebihi 5%. Butiran butirannya harus dapat melalui
ayakan berlubang 3 mm persegi. Pasir laut tidak boleh
digunakan.
c. Semen dan Air
Untuk persyaratan kedua bahan tersebut, mengikuti persyaratan
yang telah digariskan pada pasal beton bertulang.
2. Tata Cara Pelaksanaan
a. Pekerjaan dinding dengan campuran 1 : 4
b. Persyaratan Adukan
Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati, diaduk di
dalam bak kayu. Mencampur semen dengan pasir harus dalam
keadaan kering yang kemudian diberi air sampai didapat
campuran yang plastis. Adukan yang telah mengering karena
tidak habis digunakan sebelumnya, tidak boleh dicampur lagi
dengan adukan yang baru.
c. Pengukuran (Uit-zet) harus dilakukan oleh Pelaksana dibantu
oleh Pengawas secara teliti dan sesuai gambar, dengan syarat:
1) Semua pasangan dinding harus rata (horizontal), dan
pengukuran harus dilakukan dengan benang.
2) Pengukuran pasangan benang antara satu kali menaikkan
benang tidak boleh melebihi 30 cm, dari pasangan bata
yang telah selesai.

C. PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN


1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan plesteran dilakukan pada seluruh pasangan bata
Persyaratan Bahan
Bahan pasir, semen dan air mengikuti persyaratan yang telah
digariskan dalam ketentuan beton bertulang.
2. Tata Cara Pelaksanaan
a. Sebelum plesteran dilakukan, maka :
1) Dinding dibersihkan dari semua kotoran
2) Dinding dibasahi dengan air
3) Semua siar permukaan dinding batu bata dikorek sedalam
0,5 cm
4) Permukaan beton yang akan diplester dibuat kasar agar
bahan plesteran dapat merekat dengan baik.
b. Adukan plesteran pasangan plesteran dipergunakan campuran
1 PC: 4 PS

Halaman 5 dari 17 Halaman


c. Ketebalan plesteran pada semua bidang permukaan harus
sama tebalnya yaitu 1,50 cm. Untuk mencapai tebal plesteran
yang rata sebaiknya diadakan pemeriksaan secara silang
dengan menggunakan mistar kayu panjang yang digerakan
secara horisontal dan vertikal.
d. Semua bidang plesteran harus dipelihara kelembabannya
selama seminggu sejak pekerjaan plesteran selesai
e. Pekerjaan plesteran baru boleh dilaksanakan setelah pekerjaan
penutup atap selesai dipasang dan setelah pipa-pipa listrik
selesai dipasang.
f. Pekerjaan selanjutnya berupa acian semen (PC) pada
permukaan plesteran.

D. PEKERJAAN LANTAI
1. Lingkup Pekerjaan
Pemasangan lantai dibuat untuk semua bagian lantai Ruang Kelas,
Selasar sesuai yang ditunjukkan dalam gambar. Pekerjaan lantai
terdiri dari :
a. Keramik polos/bermotif pada seluruh ruang dan selasar
bangunan.
b. Keramik kulit jeruk/ anti slip pada selasar
2. Persyaratan Bahan
Bahan Yang digunakan
a. Keramik 40 X 40 Produksi Dalam Negeri dengan kualitas KW 2.
Warna ditentukan kemudian.
b. Beton tumbuk 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr
c. Semen portland
d. Pasir dan air
3. Tata Cara Pelaksanaan
a. Pemeriksaan
Sebelum lantai dipasang, pengawas harus memeriksa semua
pasangan pipa-pipa, saluran-saluran dan lain sebagainya yang
harus sudah terpasang dengan baik sebelum pemasangan
lantai dimulai.
b. Dasar lantai
Dilapisi pasir pasangan setebal 5 cm dan dipadatkan
c. Adukan
1) Adukan untuk spesi lantai menggunakan campuran1 Pc : 4
Pc
2) Untuk lantai kerja menggunakan campuran 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr
d. Pemasangan

Halaman 6 dari 17 Halaman


1) Lantai kerja dipasang dengan ketebalan sesuai gambar.
Adukan perekat lantai memakai campuran1 Pc : 4 Pc.
2) Alas dari lantai keramik adalah lantai kerja dengan ketebalan
5 cm, dan dibawahnya adalah pasir setebal 5 cm.
3) Lantai keramik yang terpasang harus datar dan waterpass.
4) Pola pemasangan keramik harus sesuai dengan gambar dan
petunjuk Perencana/Pengawas.
5) Pemotongan keramik harus menggunakan alat potong
khusus sesuai dengan petunjuk Perencana/Pengawas.
6) Adukan perekat untuk lantai harus betul-betul padat/penuh
agar tidak terdapat rongga-rongga dibawah lantai keramik
yang dapat melemahkan konstruksi. Sambungan antara
keramik dengan keramik harus sama lebarnya, lurus dan
harus diisi bahan pengisi berwarna/grout semen. Hasil
pasangan akhir harus rata tidak bergelombang dan
waterpass.
7) Pekerjaan yang telah selesai tidak boleh ada yang retak,
noda dan cacat-cacat lainnya. Apabila terjadi cacat pada
lantai, maka bagian cacat tersebut harus dibongkar dan
diganti dengan keramik yang sama.
8) Selama 7 hari setelah pekerjaan dilaksanakan, lantai harus
dilindungi dari lalu lintas orang dan barang.

E. PEKERJAAN RANGKA ATAP DAN KUSEN


1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup Pekerjaan kayu meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan,
alat-alat bantu yang diperlukan, sehingga konstruksi kayu selesai
dilaksanakan. Bagian pekerjaannya adalah :
a. Pekerjaan kayu kuda-kuda, gording dan rangka atap
b. Pekerjaan kusen pintu dan jendela
c. Daun pintu/jendela dan ventilasi
d. Listplank, papan talang
2. Persyaratan Bahan
a. Pada umumnya kayu bersifat baik dan tidak cacat dengan
ketentuan, bahwa segala akibat dari kekurangan-kekurangan
yang berhubungan dengan pemakaian tidak akan merusak
atau mengurangi nilai konstruksi, memenuhi syarat-syarat
pelaksanaan yang ditentukan dalam PKKI-1961.
b. Bahan-bahan dari kayu lapis :
1) Teakwood harus berkualitas baik dengan tekstur
corak,serat,warna, warnanya merata,yang dihasilkan dari
kayu jati terpilih dan baik.

Halaman 7 dari 17 Halaman


2) Playwood/triplek harus berkualitas baik, corak maupun serat
harus terpilih dan warnanya merata dengan susunan lapisan
yang padat.
c. Untuk semua rangka kuda-kuda termasuk termasuk gording,
kusen pintu dan jendela, daun pintu dan jendela, listplank,
papan talang dan papan riuter digunakan kayu klas II.
d. Untuk semua daun pintu dan daun jendela digunakan kayu kelas
II.
e. Untuk lisplank 3/25 cm digunakan papan kelas II.
f. Ukuran kayu yang tertera dalam gambar merupakan ukuran
terpasang. Kayu harus betul-betul kering, tidak keropos, lurus,
tidak cacat/bermata
3. Tata Cara Pelaksanaan
a. Kayu kuda-kuda
1) Kuda-kuda kayu ukuran 8/12 menggunakan kayu kelas II.
2) Konstruksi harus dibuat sesuai gambar detail, untuk ukuran
kayu maupun cara penyambungannya.
3) Sambungan kayu harus dibuat dengan rapi dan penuh
keahlian dengan memperhatikan peraturan yang
disyaratkan dalam SK-SNI-5-10-1990-F
4) Semua kayu untuk kuda-kuda dan gording diawetkan
dengan residu. Pengecatan dengan residu harus dilakukan 2
lapis sehingga menghasilkan warna yang merata pada
seluruh permukaan kayu.
5) Sambungan gording harus diperkuat dengan menggunakan
baut.
6) Konstruksi sambungan kuda-kuda harus dilengkapi dengan
beugel U untuk mengikat kuda-kuda dengan balok gapit,
untuk pengikat kaki kuda-kuda dan untuk pengaku yang
mengikat kuda-kuda dengan ring balok, dengan ukuran plat
baja 4 x 0,04 cm dan baut.
b. Rangka Atap
1) Penutup atap menggunakan atap Bitumen Mono layer,
dengan menggunakan gording 5/10. Jarak gording
disesuaikan dengan gambar rencana atau yang disyaratkan
oleh pabrik.
2) Kaki kuda-kuda, balok tarik dan skoor menggunakan kayu
ukuran 8/12, ikatan angin menggunakan kayu ukuran 6/12,
balok gapit ukuran 5/10.
c. Lisplank dibuat dari papan ukuran 3/25 yang diserut halus.
Pemasangannya dipaku langsung pada usuk atau kaso.
Pemasangan harus rapi dan lurus. Apabila dijumpai

Halaman 8 dari 17 Halaman


pemasangan yang tidak lurus, maka bagian tersebut harus
dibongkar dan diperbaiki kembali atas beban Pelaksana
d. Kusen pintu dan jendela
1) Ukuran dan dimensi kayu untuk kusen pintu yaitu 5/15 atau
mengacu pada gambar.
2) Konstruksi sambungan kayu harus rapi, tidak longgar ikatan
perkuatan harus menggunakan pen kayu keras yang
sebelumnya bidang sambungan ini harus dilumuri dengan
lem kayu, agar sambungannya dapat melekat dengan baik.
3) Setiap kusen pintu harus dilengkapi angker minimal 3 buah
untuk kiri kanan kusen yang melekat ke tembok. Untuk kusen
jendela 2 buah di kiri kanan kusen yang melekat ke tembok.
Khusus untuk kusen pintu, dibawah kusen dilengkapi dengan
besi dook yang diangkur ke dalam neut beton ( locis ).
4) Semua bidang kusen yang bersinggungan dengan
dinding/beton dibuat alur-alur kapur, kemudian bidang
tersebut diawetkan dengan cat meni 2 (dua) lapis.
e. Daun pintu / jendela dan ventilasi
1) Jendela dibuat model sesuai dengan gambar detail. Kaca
untuk jendela dipasang kaca polos tebal 5 mm. Pasangan
kaca harus memperhatikan muai susut baik dari kusen,
maupun bahan kaca tersebut.
2) Ventilasi jalusi dibuat dari papan yang diketam halus serta
dipasang dengan rapi.

F. PEKERJAAN PENUTUP ATAP


1. Lingkup Pekerjaan
Bagian pekerjaan yang dilaksanakan adalah menutup semua
bidang atap bangunan dan sesuai dengan gambar.
2. Persyaratan Bahan
a. Penutup atap menggunakan atap jenis Zincalume dengan
ketebalan bahan minimal 0,3 mm termasuk pelapis terluarnya.
b. Penggunaan bahan atap ini dilengkapi dengan semua asesoris
(nok/bubungan, flashing, baut dll) yang disyaratkan oleh pabrik
pembuatnya.
3. Tata Cara Pelaksanaan
Penutup Atap Zincalume
a. Gording dipasang dengan jarak sesuai dengan dimensi dari
penutup atap atau seperti yang disyaratkan dalam gambar.
b. Atap Bitumen dipakukan langsung pada gording dengan
menggunakan paku khusus yang dilengkapi dengan screw

Halaman 9 dari 17 Halaman


c. Tiap sambungan diberi tindisan sesuai dengan spesifikasi pabrik.
Minimal tumpang tindih atau overlap antara satu lembaran
dengan lembaran lainnya 2,5 alur. Alur harus dipasang merata
(tidak bolak balik), sehingga hasil akhir pasangan akan rapi.
d. Bubungan ditutup dengan bahan yang sama. Tindisan / overlap
antara satu lembaran bubungan dengan lembaran bubungan
lainnya harus sesuai dengan persyaratan pabrik.
e. Pemasangan harus rapi, rata dan memenuhi syarat-syarat
sehingga tidak berakibat bocor.
f. Pemasangan disesuaikan dengan brosur/ persyaratan yang
diterbitkan oleh produsen bahan atap tersebut.

G. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dilaksanakan untuk menutup langit-langit pada
Ruang Kelas. Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah semua
pekerjaan rangka langit.
2. Persyaratan Bahan
a. Rangka langit-langit dipakai kayu kelas II kualitas baik ukuran 5/7.
b. Langit-langit menggunakan tripleks tebal 4 mm kualitas baik
dengan ukuran 60 X 120 cm, produksi dalam negeri.
3. Tata Cara Pelaksanaan
a. Sebelum dilaksanakannya pemasangan langit-langit ini, semua
pekerjaan lain yang terletak di atas langit-langit harus sudah
terpasang secara sempurna.
b. Rangka langit-langit dipasang horisontal dan digantungkan ke
kuda-kuda atau gording. Bisa juga digantung pada balok
ukuran 5/10 yang dipasang khusus sebagai balok penggantung.
Balok ini menumpu kedua ujungnya pada balok alas kuda-kuda.
c. Pemasangan rangka ini harus rapi dan datar (menggunakan
waterpass). Pelaksana bertanggung jawab atas kerapian
pemasangan rangka ini.
d. Tripleks dipasang pada rangka plafond, dengan menggunakan
paku tripleks. Hasil akhir harus rata (menggunakan waterpass).
Apabila ada tripleks yang retak (cacat), pecah harus diganti
tripleks yang baru.
e. Pertemuan antara dinding dengan plafon dipasang list dengan
ukuran 3 cm.
f. Pola pemasangan harus sesuai dengan gambar dan arahan dari
Perencana/Pengawas.

Halaman 10 dari 17 Halaman


H. PEKERJAAN PENGUNCI DAN PENGGANTUNG
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pengunci dan penggantung dipasang pada semua daun
pintu dan jendela, sedangkan pada jendela dipasang grendel,
tarikan jendela (handle) dan hak angin.
2. Persyaratan Bahan
a. Engsel pintu memakai engsel kupu-kupu, berkualitas baik,
dipasang sekurang-kurangnya 3 (tiga) buah ukuran 4 inchi untuk
setiap daun pintu dengan menggunakan sekrup kembang
dengan warna yang sama, jumlah engsel yang dipasang harus
diperhitungkan menurut beban dan berat daun pintu, setiap
engsel memikul beban maximum 20 kg. Untuk engsel daun
jendela masing-masing dipasang 2 (dua) buah dengan ukuran 3
inchi
b. Kunci pintu menggunakan lever handel, sloot tanam 2 slaag
(dua kali putar) dengan kualitas baik.
c. Grendel, dan hak angin berkualitas baik.
d. Pada daun jendela digunakan handel tarik berkualitas baik.
3. Tata Cara Pelaksanaan
a. Setiap daun pintu dipasang kunci tanam 2 (dua) slaag, yang
berkualitas baik.
Engsel pintu dipasang 3 (tiga) buah setiap lembaran daun pintu.
Engsel untuk pintu kayu dipasang 30 cm dari tepi atas dan tepi
bawah, sedang untuk engsel ke 3 (tiga) dipasang ditengah.
Pemasangan dilakukan dengan mur khusus untuk pintu yang
dipasang lengkap, tidak dibenarkan memasang engsel ke pintu
dan kusen dengan menggunakan paku. Penguncian mur harus
dilakukan dengan memutarnya dengan obeng, sehingga seluruh
batang masuk dan menempel kuat ke kayu yang dipasang
b. Semua kunci tanam harus terpasang dengan kuat pada rangka
daun pintu, dipasang setinggi 90 cm dari lantai atau sesuai
gambar.
c. Untuk alat-alat tersebut diatas sebelum dipasang, Pelaksana
wajib memperlihatkan contoh terlebih dahulu untuk dimintakan
persetujuan Perencana/Pengawas
d. Apabila pada waktu pemasangan alat-alat tersebut tidak sesuai
dengan yang disyaratkan, maka Perencana/Pengawas berhak
meminta bongkar kembali dan diganti dengan alat-alat yang
disyaratkan atas biaya pelaksana.
Grendel dan hak angin dipasang dua buah untuk setiap daun
jendela. Pemasangan grendel dan hak angin tersebut harus rapi

Halaman 11 dari 17 Halaman


dan dapat bekerja dengan baik dan pemasangannya
menggunakan sekrup.

I. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK


1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekejaan listrik termasuk pekerjaan instalasinya, merupakan
pekerjaan seluruh sistem listrik secara lengkap, sehingga instalasi
ini dapat bekerja dengan sempurna dan aman.
b. Pekerjaan tersebut harus dapat menjamin bahwa pada saat
penyerahan pertama (serah terima pekerjaan pertama), instalasi
tersebut sudah dapat dipergunakan.
2. Persyaratan Bahan
a. Kabel NYA
Kabel berinti tunggal, berlapis bahan isolasi PVC, untuk instalasi
luar/kabel udara. Kode warna isolasi ada warna merah, kuning,
biru dan hitam, lapisan isolasinya hanya 1 lapis sehingga mudah
cacat, tidak tahan air (NYA adalah tipe kabel udara) dan
mudah digigit tikus. Agar aman memakai kabel tipe ini, kabel
harus dipasang dalam pipa/conduit jenis PVC atau saluran
tertutup. Sehingga tidak mudah menjadi sasaran gigitan tikus,
dan apabila ada isolasi yang terkelupas tidak tersentuh langsung
oleh orang. (untuk stop kontak minimal yang boleh digunakan
2,5 mm2 dan sambungan lampu minimal yang boleh digunakan
1,5 mm2)
b. Kabel NYM
Kabel memiliki lapisan isolasi PVC (biasanya warna putih atau
abu-abu), ada yang berinti 2, 3 atau 4. Kabel NYM memiliki
lapisan isolasi dua lapis, sehingga tingkat keamanannya lebih
baik dari kabel NYA. (untuk stop kontak minimal yang boleh
digunakan 3x2,5 mm2 dan sambungan lampu minimal yang
boleh digunakan 2x1,5 mm2).
c. Kabel NYWGBY
Kabel berinti 4 yang dilapisi PVC dengan lapisan metal yang
menyelubungi secara keseluruhan sebagai earting conductor
(biasanya warna hitam). Kabel NYWGBY dipergunakan untuk
instalasi tertanam (kabel tanah), dan memiliki lapisan isolasi yang
lebih kuat dari kabel NYM. Kabel NYWGBY memiliki isolasi yang
terbuat dari bahan yang tidak disukai tikus.
d. Stop Kontak
Stop kontak yang biasa dipakai adalah stop kontak satu phasa,
ranting 250 volt, 13 ampere, untuk pemasangan ketinggian 120
cm di atas lantai, harus mempunyai terminal phasa, netral /

Halaman 12 dari 17 Halaman


pentanahan. Khusus untuk ruang penyandang disabilitas
ketinggian pemasangan adalah 100 cm di atas lantai. Untuk stop
kontak out-bow (dipermukaan dinding) pemasangan diberi
landasan kayu.
e. Saklar
Saklar harus dari tipe ini dengan rating 250 volt, 10 ampere, single
gang, double gang, untuk pemasangan ketinggian 120 cm
diatas lantai. Khusus untuk ruang penyandang disabilitas
ketinggian pemasangan adalah 100 cm di atas lantai. Untuk
saklar out-bow (dipermukaan dinding) pemasangan diberi
landasan kayu
f. Bola lampu TL (Tube Lamp) dan armaturnya adalah kualitas
baik, dengan syarat-syarat berikut :
g. Sekering BOX yang dilengkapi fuse, switch untuk pembagian
grup pemasangan instalasi listrik, Produksi dalam negeri (nasional)
atau sekualitas, dengan arde (pentanahan) dari kabel B.C.
h. Pipa instalasi pelindung kabel.
1) Pipa instalasi pelindung kabel feeder yang dipakai adalah
pipa PVC klas D.
2) Pipa, elbow, socket, junction box, klem dan accessories
lainnya harus sesuai antara satu dengan yang lainnya, yaitu
dengan diameter minimal ¾“.
3) Pipa fleksible harus dipasang untuk melindungi kabel antara
kontak sambung (junction box) dan armature lampu.
3. Tata Cara Penggunaan
a. Kabel NFGBY dipergunakan sebagai penghubung antara main
panel di gardu induk ke distribution panel ditiap-tiap bangunan.
Di luar bangunan dipasang sebagai kabel tanah dengan
memperhatikan peraturan-peratuan yang berlaku.
b. Kabel NYM dipergunakan sebagai kabel instalasi penerangan di
dalam dinding.
c. Kabel NYA dipergunakan sebagai kabel instalasi penerangan.

4. Tata Cara Pelaksanaan


a. Pemasangan instalasi listrik dan tata letak titik lampu/stop kontak
serta jenis armatur lampu yang dipakai harus dikerjakan sesuai
dengan gambar instalasi listrik. Untuk pemasangan stop kontak
dan saklar diletakan pada ketinggian maksimal 120 cm dari
muka lantai. Sedangkan sistim pemasangan pipa-pipa listrik
pada dinding maupun beton harus ditanam (sistem inbouw) dan
penarikan kabel (jaringan kabel) di atas plafond diikat (klem)
khusus dengan jarak 1,00m atau 1,20 m, atau jaringan kabel di

Halaman 13 dari 17 Halaman


atas plafond tersebut dimasukkan dalam pipa PVC. Khusus untuk
instalasi stop kontak harus dilengkapi kabel arde (pentanahan)
sesuai dengan peraturan yang berlaku (mencapai dan
terendam air tanah).
b. Pemasangan instalasi listrik berikut penggunaan bahan/
komponen-komponennya harus disesuaikan dengan sistem
tegangan lokal 220 Volt.
c. Penyambungan kabel.
1) Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-
kotak penyambungan yang sudah ditentukan (misalnya
junction box).
2) Pelaksana harus memberikan brosur-brosur mengenai cara
penyambungan yang dinyatakan oleh pabrik kepada
Perencana/Pengawas.
3) Kabel-kabel disambung sesuai dengan warna atau nama
masing- masing, serta sebelum dan sesudah penyambungan
harus dilakukan pengetesan tahanan isolasi.
4) Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan dan
dilapisi dengan timah putih dan kuat.
5) Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi
dengan pipa PVC/protolen yang khusus untuk listrik.
d. Kode warna insulasi kabel harus mengikuti ketentuan PUIL
sebagai berikut :
1) Fasa 1 : Merah
2) Fasa 2 : Kuning
3) Fasa 3 : Hitam
4) Netral : Biru
5) Tanah (ground) : hijau – kuning

J. PEKERJAAN PENGECATAN
1. Lingkup Pekerjaan
a. Meni kayu untuk bidang kusen yang melekat ke tembok,
sambungan-sambungan konstruksi kayu pada kuda-kuda dan
lain-lain.
b. Meni besi untuk baut-baut dan besi
c. Cat kayu untuk bidang-bidang kayu kusen yang nampak, daun
pintu panel dan ventilasi kayu, listplank, dan list plafon, serta
dinding papan yang dapat dibuka.
d. Cat tembok untuk dinding yang diplester, bidang-bidang beton
dan plafond.
2. Persyaratan Bahan
Bahan-bahan yang digunakan harus berkualitas baik, seperti :

Halaman 14 dari 17 Halaman


a. Meni kayu dan besi yang berkualitas baik.
b. Cat kayu yang berkualitas baik.
c. Cat tembok yang berkualitas baik.
d. Plamur kayu dan dinding berkualitas baik
3. Tata Cara Pelaksanaan
a. Pekerjaan pengecatan finishing dilaksanakan setelah
pemasangan plafond.
b. Pekerjaan meni, residu harus betul-betul rata, berwarna sama,
pengecatan minimal 2 (dua) kali.
c. Pekerjaan cat kayu harus dilakukan lapis demi lapis dengan
memperhatikan waktu pengeringan jenis bahan yang
digunakan.
1) 1 (satu) kali pengerjaan meni kayu/cat dasar.
2) 1 (satu) kali lapis pengisi dengan plamur kayu.
3) Penghalusan dengan amplas
4) Finishing dengan cat kayu sampai rata minimal 2 (dua) kali.
d. Pengecatan dinding harus dilakukan menurut proses sebagai
berikut:
1) Penggosokan dinding dengan kertas amplas sampai rata,
dan dipastikan dinding sudah benar-benar kering dan tidak
lembab
2) Melapis dinding dengan plamur tembok, dipoles sampai rata.
Setelah betul-betul kering digosok dengan amplas halus dan
dilap dengan kain kering yang bersih.
3) Pengecatan dengan cat tembok emulsi sampai rata, minimal
2 (dua) kali.
4) Pekerjaan cat tembok harus menghasilkan warna merata
sama dan tidak terdapat belang-belang atau noda-noda
mengelupas.
e. Pengecatan plafond harus dilakukan menurut proses berikut :
1) Membersihkan bidang plafond yang akan dicat.
2) Mengecat plafond 2 (dua) kali, sehingga menghasilkan
bidang pengecatan yang merata sama dan tidak terdapat
belang-belang atau noda-noda mengelupas.
3) Warna yang digunakan disesuaikan pada gambar.

K. PEKERJAAN AKHIR
Sebelum pekerjaan diserahterimakan, Pelaksana diwajibkan
membongkar membersihkan bahan-bahan bangunan, kotoran-
kotoran bekas yang ada dalam loksi bangunan, sehingga pada saat
serah terima dilaksanakan, bangunan dalam keadaan bersih dan
rapih.

Halaman 15 dari 17 Halaman


RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI (RKK)
REHABILITASI RUANG KELAS
SDN BOMBA
TAHUN ANGGARAN 2021

Pakta Komitmen, Rincian Biaya K3 Konstruksi dan penjelasan manajemen resiko


serta penjelasan tindakan sesuai table jenis pekerjaan dan identifikasi
bahayanya :
Pengendalian
No. Jenis/Type Pekerjaan Identifikasi Bahaya
Resiko K3
1. Pekerjaan pembongkaran Jenis bahaya: a. Memakai APD
bekisting · Tangan lecet-lecet (boots, sarung
· Kaki tertusuk paku tangan, safety
· Kepala kejatuhan belt, safety
benda helmet)
· Kulit kaki b. Memasang
mengelupas rambu-rambu
· Jatuh dari peringatan
ketinggian didaerah rawan
/ sangat berisiko
Risiko: c. Checklist
· Tangan / kaki semua alat kerja
berdarah dan dalam kondisi
tetanus baik sebelum
· Gagar otak dipakai.
· Tulang patah / d. Perancah/
retak scaffolding
· Pendarahan pada dicekdulu
kepala kekuatan
· Luka pada mata nyasebelum di
gunakan.
2. Pekerjaan Arsitektur/Finishing Jenis bahaya: a. Memakai APD
a. Pekerjaan · Menginjak benda- (boots, safety
pemasangan penutup benda tajam belt, safety
atap soka metal · Tersandung dan helmet)
b. Pasangan bata jatuh b. Perancah /
c. Plesteran · Terpeleset scaffolding
d. Pekerjaan benangan · Tertimpah batu dicek dulu
e. Pekerjaan pengecatan bata kekua-tannya
· Kulit mengelupas sebelum
akibat spesi digunakan.
· Jatuh dari c. Checklist

Halaman 16 dari 17 Halaman


ketinggian semua alat kerja
· Kepala terkena dalam kondisi
bendah tumpul / baik sebelum
tajam dipakai
· Kaki luka terkena d. Checlist kabel-
benda kabel alat-alat
· Dada terluka elektrik tidak
terkena mengelupas,
atau
percikan api alat sambungannya
pemotong besi baik

Risiko:
· Terefeksi tetanus
· Anggota tubuh
lecet / luka
· Tulang retak
· Kepala berarah
· Kulit mengelupas
· Patah / retah
tulang
· Gagar otak
· Mata perih /
kebutaan
· Dada / kaki lecet /
terluka

KONSULTAN PERENCANA
CV. RAMAYANA
RANCANG BANGUN

IRAWAN NURSIN, ST
Wakil Direktur

Halaman 17 dari 17 Halaman

Anda mungkin juga menyukai