Anda di halaman 1dari 50

SPESIFIKASI TEKNIS

PERATURAN UMUM
Pasal 1
Jenis Pekerjaan

1.1 Jenis dan lingkup Pekerjaan adalah :


Nama Proyek : Pembangunan Pasar Rakyat Biroro

Lokasi Pekerjaan : Sinjai


Kota/Kab : Sinjai
Propinsi : Sulawesi Selatan

Lingkup Pekerjaan Pemborongan


Lingkup pekerjaan adalah pembangunan sesuai dengan item 1.1 pasal ini yang terletak di
Desa Biroro Kab. Sinjai dengan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh pemborong
termasuk pula pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, alat - alat dan segala keperluan yang
berhubungan dengan pekerjaan pembangunan yang akan dilaksanakan.
Hal ini meliputi:
A. Pekerjaan Persiapan
B. Pekerjaan Pondasi
C. Pekerjaan Beton dan Struktur
D. Pekerjaan Dinding dan Lantai
E. Pekerjaan Kusen, Pintu Rooling Door
F. Pekerjaan Pas. Kunci dan Penggantung
G. Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal
H. Pekerjaan Pengecatan
I. Pekerjaan Plafond
J. Pekerjaan Atap
K. Pekerjaan Akhir

Pasal 2
Setting Out
2.1. Untuk menentukan posisi serta keinginan rencana bangunan di lapangan, Kontraktor
harus melakukan pengukuran di lapangan secara teliti dan benar, sesuai dengan
kondisi lapangan seperti ditunjukkan dalam gambar.
2.2. Dalam hal terdapat perbedaan antara rencana dalam gambar dengan hasil pengukuran,
maka Kontraktor harus melaporkan hal ini kepada Direksi/Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan keputusan dan dinyatakan dalam Berita Acara.
2.3. Keputusan akan didasarkan atas keamanan konstruksi serta kelancaran kegiatan di luar
dan di dalam Kompleks.
Pasal 3
Pekerjaan Persiapan

3.1. Pembongkaran dan pembersihan Lapangan


Sebelum memulai pekerjaan Kontraktor harus mempersiapkan dan berhati hati dalam
pembongkaran beton, dinding bangunan Lama, Lantai/Keramik dan atap. Segala
Kerusakan yang diakibatkan pada pekerjaan pembongkaran menjadi tanggung jawab
kontraktor. Pembersihan hasil bongkaran harus selesai dilaksanakan sebelum memulai
pekerjaan, Untuk tempat kerja, penumpukan bahan bahan bangunan gudang sementara,

11 | P a g e
Direksi Keet dll. Kontraktor harus terlebih dahulu membersihkan serta membenahi
lapangan.
3.2. Penerangan, Pagar dan tanda-tanda penga man.
Kontraktor harus menyediakan penerangan di daerah kerja, pagar dan tanda-tanda
pengaman yang diperlukan.
3.3. Kontraktor akan diberikan petunjuk mengenai gudang penyimpanan bahan untuk
pelaksanaan pekerjaan ini.

3.4. Kontraktor harus membatasi operasinya dilapangan yang betul betul diperlukan untuk
pekerjaan tersebut. Tata letak yang meliputi jalan masuk lokasi penyimpanan bahan
bangunan dan jalur pengangkutan material dibuat oleh Kontraktor dengan persetujuan
Direksi.

Pasal4
Material

4.1. Bahan yang dipakai diutamakan produksi dalam Negeri yang memenuhi persyaratan
teknis yang ditentukan.
4.2. Jika Kontraktor mengajukan bahan lain yang akan digunakan, maka mutunya minimal harus
sama dengan yang disyaratkan dalam Dokumen Tender. Untuk pemesanan bahan itu harus
diberitahukan terlebih dahulu pada Direksi yang meliputi jenis, kualitas serta kuantitas dari
bahan yang dipesan untuk mendapat persetujuan.
4.3. Semua bahan-bahan yang akan dipakai dalam pekerjaan ini harus m emenuhi
ketentuan-ketentuan umum yang berlaku di Indonesia, mengenai bahan bangunan
serta persyaratan-persyaratannya akan dicantumkan di dalam pasal-pasal berikut.
Peraturan-peraturan khusus antara lain, yaitu:

 NI-2 (PBI-1991) : Peraturan Beton Indonesia (1991)


 PUBI-1992 : Peraturan Bahan Bangunan di Indonesia
 NI-3 PMI PUBB 1970 : Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia
 NI-4 : Persyaratan cat Indonesia
 NI-5 PKKI : Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia
 NI-8 : Peraturan semen Portland Indonesia
 NI-10 : Bata Merah sebagai Bahan Bangunan
 PPI-1979 : Pedoman Plumbing Indonesia
 PUIL-2007: Peraturan Umum Instalasi Listrik
 SNI 3976 : Standar Tatacara Pengadukan dan Pengecoran Beton
 SNI 3449 : Tatacara Pembuatan Campuran Beton Ringan dgn Agregat Ringan.
 SNI 2834 : Standar Tatacara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal
 Standar Industri Indonesia (SII)

a. Air
Air yang digunakan sebagai bahan pengikat spesi maupun adukan campuran beton adalah
air yang tidak mengandung zat asam, alkali, garam dan bahan-bahan lain yang dapat
merusak mutu campuran spesi maupun agregat beton.
b. Pasir
Pasir untuk adukan spesi maupun beton harus memenuhi persyaratan sesuai PBI-
1971 / NI-2, bebas dari lumpur, tanah, akar tumbuhan, ataupun bahan lain.
Pasir untuk plesteran disyaratkan pasir yang halus dengan ketentuan sperti diatas, bila
bercampur dengan agregat yang lebih besar harus diayak. Pasir untuk campuran beton
disyaratkan pasir dengan butiran kasar atau Pasir
c. Beton.
Tidak diperkenankan memakai pasir yang berasal dari muara sungai atau yang
mengandung air asin maupun payau.

22 | P a g e
d. Semen
Semen yang digunakan untuk pekerjaan pasangan, maupun beton disyaratkan sesuai ASTM
atau SNI -15-0302-1994, Type Semen yang disyaratkan adalah dengan Semen Portland
Type I, jenis A. atau Semen Portland Pozoland untuk penggunaan umum yang tidak
memerlukan persyaratan khusus.
e. Cat
Cat dasar pada bagian atau bidang kayu yang baru menggunakan cat dasar meni kayu,
Untuk pengecatan kembali bidang kayu, kusen, pintu dan jendela menggunakan cat
kualitas baik dan mengkilap, disyaratkan Mowilex. Penggunaan Cat untuk tembok dan
plafond disyaratkan Mowilex.
f. Kayu
Bahan kayu yang dipakai untuk penggantian konstruksi maupun konstruksi baru adalah
Kayu Klas I Bayam.Penggunaan untuk struktur pendukung, gording, rangka atap juga
menggunakan kayu Klas II atau Samarinda.Kualitas kayu disyaratkan yang kering, tidak
pecah dan dengan serat yang baik.
4.4. Bilamana akibat satu dan lain hal bahan yang disyaratkan tidak dapat diperoleh.
Kontraktor harus mengajukan usul perubahan pada Direksi sepanjang mutunya paling
tidak sama dan apa yang disyaratkan.
4.5. Direksi akan menilai dan memberikan persetujuan secara tertulis sepanjang memenuhi
persyaratan teknis dan Kontraktor diwajibkan untuk sejauh mungkin mempergunakan
bahan-bahan produksi dalam negeri.

Pasal 5
Aksebilitas

Dalam melaksanakan pekerjaan dan pengangkutan bahan-bahan untuk keperluan


pekerjaan, Kontraktor harus berhati-hati sedemikian sehingga tidak mengganggu kelancaran
aksebilitas atau menimbulkan kerusakan terhadap bangunan yang telah ada serta prasarana
lainnya.

Pasal 6
Cuaca

Pekerjaan harus diberhentikan apabila cuaca tidak mengijinkan, penundaan pekerjaan


tersebut harus tercatat dan atas instruksi konsultan pengawas dengan pertimbangan apabila
pekerjaan dilanjutkan dapat mengakibatkan penurunan mutu pekerjaan, misalnya pada saat
pengecoran, plesteran dinding bangunan dll.

Pasal 7
Peralatan

7.1 Peralatan Survey


Kontraktor harus menyediakan peralatan survey yang akan dipakai, dan alat-
alat tersebut harus disetujui oleh Direksi. Setelah pekerjaan selesai seluruh peralatan
tersebut akan dikembalikan kepada Kontraktor. (Total Station 1 Unit).

7.2 peralatan mobilisasi pekerja dan bahan material


Kontraktor harus menyiapkan kendaraan sejenis dumptruck untuk mobilisasi para pekerja
ketempat kerja dan bahan - bahan material. alat angkut seperti dumptruck yang memiliki
surat resmi dan memastikan kendaraan dalam kondisi baik minimal 90%, mulai dari ban
sampai mesin kendaraan (Mobil dump truck Kapasitas 3 m3 2 Unit)

33 | P a g e
Kontraktor harus menyiapkan kendaraan sejenis mobile crane untuk pemasangan struktur
baja berat dengan spesifikasi minimal 15 ton dengan Panjang boom minimal 15 m. (mobil crane
1 Unit)

7.3 Peralatan beton


Kontraktor harus menyediakan peralatan campuran beton seperti car molen atau minimal
concret agregat/molen yang akan dipakai dalam pembuatan beton agar beton yang
diharapkan sesuai dengan kualitas/mutu beton. dan alat-alat tersebut harus disetujui oleh
Direksi. Setelah pekerjaan selesai seluruh peralatan tersebut akan dikembalikan kepada
Kontraktor. (Beton molen 0,3 m3 2 Unit)

PEKERJAAN PENDAHULUAN

Pekerjaan pengukuran, sebelum pekerjaan dimulai dilakukan pengukuran dengan


menggunakan alat ukur sehingga di dapat hasil ukur yang akurat.
Penyediaan peralatan P3K yang berisi obat-obatan yang diperlukan untuk pertolongan
pertama pada kecelakaan
Air kerja untuk keperluan pekerjaan sehingga tidak mengalami keterlambatan
pelaksanaan dikarenakan kekurangan air.
Listrik Kerja digunakan untuk keperluan penggunaan alat bantu dari mesin seperti
mesin pemotong, mesin bor dll dan penerangan ruangan
Konsultan pengawas berdasarkan persetujuan PPK berhak untuk menolak
dipekerjakannya tukang-tukang yang menurut penilaiannya tidak memiliki
keahlian/keterampilan yang cukup untuk mengerjakan Pekerjaan ini. Dalam hal
seperti itu, Pemborong harus dengan segera mengganti tukang tersebut dengan
tukang-tukang lain yang memenuhi syarat-syarat keahlian/keterampilan. Dalam hal
pengambilan tindakan tersebut, maka tetap akan menjadi tanggungan Pemborong
sepenuhnya.

PAPAN PROYEK
Papan nama proyek harus dibuat dengan menggunakan bentuk dan ukuran sesuai standar yang
berlaku didaerah setempat sebanyak 1 buah, ditempatkan pada lokasi yang dapat dibaca/dilihat
oleh umum.

PEKERJAAN TANAH
A. Pekerjaan Striping
1. Seluruh tapak bangunan ditambah selebar 3 m dari sisi tapak bangunan harus
2. dibersihkan dari humus dan Lumpur dengan cara striping setebal 30 cm atas biaya
pemborong
3. Striping/penebasan/pembabatan tersebut harus dilakukan terhadap semua
sampah-sampah, puing-puing semak belukar dan tanaman-tanaman kecuali apabila
ada beberapa tanaman yang dipertahankan sesuai gambar atau petunjuk Pemberi
Tugas/Pengawas.
4. Semua sisa tanaman seperti akar-akar harus dihilangkan sampai kedalaman min. 50 cm di
bawah permukaan tanah setelah striping Sisa hasil pekerjaan striping harus dibuang
disekitar lokasi yang ditentukan Pemberi Tugas/Pengawas atas biaya pemborong

B. Pengukuran Tapak Kembali


1. Pemborong diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali lokasi
bangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil ketinggian tanah,
letak pohon, letak batas-batas tanah dengan alat-alat yang sudah tertera
kebenarannya.
2. Ketidak cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan
yangsebenarnya, harus segera dilaporkan kepada Pemberi Tugas/Pengawas untuk
dimintakan keputusan.
44 | P a g e
3. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya boleh dilakukan dengan
alat-alatwaterpas/theodolit yang ketepatannya dapat dipertanggung jawabkan.
4. Pemborong harus menyediakan theodolit/waterpas beserta petugas
yangmelayaninya untuk kepentingan pemeriksaan Pemberi Tugas/Pengawas selama
pelaksanaan proyek
5. Pengukuran sudut siku dengan prisma atau benang secara azaz segitiga phytagoras
hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui Pemberi
Tugas/Pengawas

C. Tugu Patokan Dasar (Reference Bench Mark)


1. Letak dan tugu patokan dasar ditentukan oleh Direksi/Pengawas
2. Tugu patokan dasar dibuat dari beton berpenampang sekurang-kurangnya 20x20
cm,tertancap kuat didalam permukaan tanah sedalam 1 M, dengan bagian yang
menonjol di atas permukaan tanah secukupnya untuk memudahkan pengukuran
selanjutnya dan sekurang-kurangnya setinggi 40 cm di ats tanah
3. Tugu patokan dasar harus dibuat permanent, tidak bisa diubah, diberi tanda yangjelas
dan dijaga keutuhannya sampai ada instruksi tertulis dari Direksi/Pengawas untuk
membongkarnya.
4. Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan tugu patokan dasar menjadi tanggungjawab
pemborong
5. Pada waktu pematokan (penentuan) peil dan setiap sudut-sudut tapak
(perpindahan),pemborong wajib membuat Shop Drawing terlebih dahulu sesuai keadaan
lapangan

D. Papan dasar Pelaksanaan (Bouwplank)


1. Papan dasar pelaksanaan dipasang pada patok kayu semutu Kayu Kls II dengan ukuran
kaso (5/7 cm) yang tertancap di bawah tanah sehingga tidak bisa digerak-gerakkan atau
di ubah-ubah berjarak max 1,5 M satu sama lain
2. Papan dasar pelaksanaan (Bouwplank) dibuat dari kayu Meranti Merah dengan ukuran
tebal 3 cm, lebar 20 cm, lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya(waterpas)
3. Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama, satu dengan lainya, kecuali
dikehendaki lain oleh Pemberi Tugas/Pengawas
4. Papan dasar pelaksanaan dipasang sejauh 100 cn dari sisi luar galian tanah oleh
pekerjaan-pekerjaan yang akan dilakukan
5. Pada Papan dasar pelaksanaan harus dibuat tanda-tanda yang menyatakan semua as-as
bangunan dan peil ±0,00 atau peil reference lainnya dengan cat berwarna jelas dan tidak
boleh hilang apabila kena air/air hujan.
6. Setelah selesai pemasangan Papan dasar pelaksanaan Pemborong harus
melaporkannya kepada Pemberi Tugas/Pengawas
7. Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan Papan dasar pelaksanaan menjadi
tanggung jawab pemborong

PEKERJAAN GALIAN
A. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan/peralatan-peralatan dan
alat-alat bantu yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini dengan baik
2. Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan galian pondasi untuk pekerjaan
sub-struktur, seperti yang disebutkan/ditunjukkan pada gambar atau sesuai dengan
Pemberi Tugas/Pengawas
3. Juga termasuk didalamnya adalah pekerjaan galian untuk saluran-saluran dan
pekerjaan-pekerjaan lain sesuai gambar yang memerlukan pekerjaan galian
4. Pembuangan sisa galian ke tempat yang disetujui Pemberi Tugas/Pengawas

55 | P a g e
B. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Galian untuk reservoir, saluran air, pondasi(Garis dan Poer) dan galian-galian lainnya
harus sesuai dengan peil-peil yang tercantum digambar. Semua bekas-bekas
pondasi bangunan lama, batu , jaringan jalan/aspal, akar dan pohon-pohon yang
terdapat di bagian galian yang akan dilaksanakan dibongkar dan dibuang.
2. Apabila ternyata terdapat pipa-pipa pembuangan,kabel listrik, telepon dan lain-lain
yang masih digunakan maka pemborong harus secepatnya memberitahukan kepada
Pemberi Tugas/Pengawas atau kepada penguasa/instansi yang berwenang untuk
mendapatkan petunjuk-petunjuk seperlunya. Pemborong bertanggung jawab atas
segala kerusakan-kerusakan sebagai akibat dari pekerjaan galian tersebut.
3. Pemborong harus bertanggung jawab untuk mengambil setiap langkah apapun untuk
menjamin bahwa pekerjaan yang telah sedang berlangsung tersebut tidak terganggu.
4. Apabila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan maka
pemborong harus mengisi/mengurug kembali daerah tersebut dengan bahan pondasi
yang sejenis untuk daerah ang bersangkutan. Misalnya untuk daerah pondasi batu kali,
pengisian/pengurug kelebihan galian harus dilakukan dengan pondasi batu kali.
5. Pengisian/pengurugan kembali bekas galian harus dilakukan selapis demi selapis,
dan ditumbuk sampai padat sesuai dengan yang diisyaratkan mengenai Pekerjaan
Urugan dan Pemadatan. Pekerjaan pengisian/pengurug kembali ini hanya boleh
dilakukan setelah diadakan pemeriksaan dan mendapatkan persetujuan tertulis dari
Pemberi Tugas/Pengawas
6. Dasar dari semua galian harus waterpas, bilamana pada dasar galian masih
terdapatakar-akar tanaman atau bagian-bagian gembur, maka harus digali ke luar
sedangkan
lubang-lubang diisi kembali dengan pasir, disiram dan dipadatkan sehingga
mendapatkan kembali dasar ang waterpas. Pemadatan dilakukan secara berlapis-lapis
dengan tebal lapisan 15 cm lepas, dengan cara pemadatan dan pengujian sesuai
dengan spesifikasi struktur
7. Apabila terdapat air di dasar galian, baik pada waktu penggalian maupun pada
waktupekerjaan struktur harus disediakan pompa air dengan kapasitas yang memadai
atau pompa Lumpur yang jika diperlukan dapat bekerja terus menerus untuk menghindari
tergenangnya air dan lumpur pada dasar galian. Sebelum pekerjaan dewatering dimulai,
Pemborong wajib menyerahkan perhitungan
yang mendasari penentuan kapasitas dan jumlah pompa yang akan dipergunakan
serta kedalaman dan jumlah pit/sumur, dengan memperhatikan data tanah yang
tersedia termasuk penyediaan pompa cadangan untuk mengganti yang rusak.
Pemborong akan mendapatkan laporan pumping test Direksi/ Pengawas/Perencana
Struktur. Permukaan air tanah pada setiap saat harus ada pada 50 cm di bawah muka galian
yang terendah. Pengawasan terhadap dewatering harus oleh orang yang berpengalaman,
untuk itu harus dilakukan 24 jam dan dibuatkan daftar pengalaman yang setiap saat
dapat diperiksa.
8. Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan galian, setelah mencapai jumlah
tertentu harus segera disingkirkan dari halaman pekerjaan pada setiap saat yang
dianggap perlu dan atas petunjuk direksi/pengawas.
9. Pemborong harus memberikan perlindungan terhadap benda-benda berfaedah yang
ditemui selama pekerjaan galian.
Kecuali ditujukan untuk dipindahkan, seluruh barang-barang berharga yang mungkin
ditemui di lapangan harus dilindungi dari kerusakan, dan bila sampai menderita
kerusakan harus direparasi/diganti oleh Pemborong atas tanggungannya sendiri.
10. Jika terdapat kedalaman yang berbeda dari galian yang berdekatan, maka galianharus
dilakukan terlebih dahulu pada bagian yang lebih dalam dan seterusnya.

66 | P a g e
Pekerjaan Urugan Dan Pemadatan
A. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, dan alat-alat
bantu yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini dengan baik. Pekerjaan ini
meliputi semua pekerjaan urugan dan pemadatan kembali untuk pekerjaan substruktur
yang ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi/Pengawas

B. Persyaratan Pekerjaan
Bahan untuk urugan tersebut menggunakan material bekas galian atau dengan
mendatangkan dari lokasi lain dan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Jenis tanah adalah Silty Clay atau pasir urug.
2. Tanah harus bersih berarti tidak menggandung akar, kotoran seperti puing bekas
bongkaran, bekas dinding bata, beton dan bahan organis lainnya.
3. Tidak mengandung batuan yang lebih besar dari 10 cm.
4. Terlebih dahulu diadakan test kepadatan Maksimum pada Kadar Air Optimum dan
hasilnya harus secara tertulis diserahkan kepada Direksi/Pengawas.
Direksi/Pengawas akan menolak material yang tidak memenuhi persyaratan tersebut
diatas.

C. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Pelaksanaan pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan tebal maksimum
tiap-tiap lapisan 20 cm lepas dan dipadatkan sampai mencapai
Kepadatan Maksimum pada Kadar Air Optimum, dan mencapai peil permukaan
tanah yang direncanakan. Test Kepadatan Optimum harus mengikuti STM.D-
1557-70.
2. Pada lokasi yang diurug harus diberi patok-patok, ketinggian sesuai ketinggian rencana.
Untuk daerah-daerah dengan ketinggian tertentu, dibuat patok dengan warna tertentu
pula.
3. Pada daerah yang basah/ada genangan air, pemborong harus membuat saluran- saluran
sementara untuk mengeringkan lokasi-lokasi tersebut, misalnya dengan bantuan pompa
air.
4. Lokasi yang akan diurug harus bebas dari Lumpur atau kotoran, sampah dan
sebagainya.
5. Jika tidak ada persetujuan tertulis sebelumnya dari Direksi/ Pengawas
makapemadatan tersebut tidak boleh dibasahi dengan air. Pemadatan urugan dilakukan
dengan mamakai alat Stemper/Compactor yang disetujui oleh Direksi/ Pengawas.
6. Penggalian yang melebihi batas yang ditentukan, harus diurug kembali sehingga
mencapai kerataan yang ditetapkan dengan bahan urugan yang dipadatkan kecuali
untuk daerah galian pondasi harus mengikuti spesifikasi mengenai “Pekerjaan
Galian”.
7. Toleransi pelaksanaan yang dapat diterima untuk penggalian dan pengurugan adalah ±
50 mm terhadap kerataan yang ditentukan. Semua Drainase darurat harus disetujui
oleh Direksi/Pengawas. Cara kerja yang dilakukan oleh pemborong harus disetujui
oleh Direksi/Pengawas.
8. Untuk mencapai kepadatan yang optimal, bahan harus di test di laboratorium, untuk
mendapatkan nilai Standard Proctor/Kepadatan Maksimum Pada Kadar Air Optimum
Laboratorium yang memeriksa harus laboratorium yang disetujui oleh Direksi/Pengawas.
9. Untuk bahan yang sama, untuk setiap lapis tanah tebal 20 cm ang sudah
dipadatkan harus ditest juga di lapangan, yaitu 1 (satu) test untuk setiap 750 m2, yaitu
dengan Sand Cone Test dengan hasil kepadatan harus memenuhi
ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
a. Untuk lapisan yang didalamnya sampai 30 cm dari permukaan rencana,
kepadatannya 95% dari Standard Proctor.

77 | P a g e
b. Untuk lapisan yang didalamnya lebih dari 30 cm dari permukaan rencana,
kepadatannya 90% dari Standard Proctor.
10. Hasil test di lapangan harus tertulis dan diketahui oleh Direksi/Pengawas. Semua
hasil-hasil pekerjaan harus diperiksa kembali terhadap patok-patok referensi untuk
mengetahui samapi di mana kedudukan permukaan tanah tersebut.
11. Bagian permukaan yang telah dinyatakan padat harus dipertahankan, dijaga
dandilindungi agar jangan sampai rusak akibat pengaruh luar misalnya basah oleh air
hujan, panas matahari dan sebagainya. Perlindungan dapat dilakukan dengan
menutupi permukaan dengan plastik. Pekerjaan pemadatan dianggap cukup
setelah hasil test memenuhi sarat dan mendapat persetujuan tertulis
Direksi/Pengawas.
12. Gumpalan-gumpalan tanah harus digemburkan dan bahan tersebut harus
dicampur dengan cara menggaruk atau sejenisnya sehingga diperoleh lapisan yang
kepadatannya sama. Setiap lapisan harus dikerjakan sesuai dengan kepadatan yang
dibutuhkan dan diperiksa melalui pengujian lapangan yang memadai, sebelum dimulai
lapisan berikutnya.
13. Setiap lapisan harus dikerjakan sesuai dengan kepadatan yang dibutuhkan dan
diperiksa melalui pengujian lapangan yang memadai, sebelum dimulai lapisan
berikutnya.
Bilamana bahan tersebut tidak mencapai kepadatan yang dikehendaki, lapisan tersebut
harus diulang lagi kembali pekerjaannya atau d1ganti, dengan cara-cara pelaksanaan
yang telah ditentukan, guna mendapatkan kepadatan yang dibutuhkan. Jadwal
pengujian harus diajukan oleh pemborong kepada Direksi/Pengawas/Perencana
Struktur.
14. Setelah Pemadatan selesai, sisa urugan tanah harus dipindahkan ke tempat tertentu
yang disetujui oleh Direksi/Pengawas.
15. Pemborong harus mangadakan drainase yang sempurna setiap saat. Ia harus
membangun saluran-saluran, memasang parit-parit, memompa dan atau mengeringkan
drainase.

PEKERJAAN URUGAN/LAPISAN PASIR URUG


A. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, dan alat-alat
bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini untuk memperoleh hasil
pekerjaan yang baik.
2. Pekerjaan urugan pasir urug/sirtu dilakukan di atas dasar galian tanah, di bawah lapisan
lantai kerja dan digunakan untuk semua struktur beton yang berhubungan dengan tanah
seperti pondasi, lantai basement, pile cap, dll.

B. Persyaratan Pekerjaan
1. Pasir urug yang digunakan harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan keras,
bebas lumpur, tanah lempung dan lain sebagainya, seperti diisyaratkan
dalam NI-3 (PUBI tahun 1982) pasal 14 ayat 3.
2. Untuk air siraman digunakan air tawar yang bersih dan tidak mengandung
minyak, asam alkali dan bahan-bahan organis lainnya, serta memenuhi syarat-
syarat yang telah ditentukan dalam NI-3 hal 10. Apabila dipandang perlu,
Direksi/Pengawas dapat minta kepada Pemborong, supaya air yang dipakai untuk
keperluan ini diperiksa di laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan syah,
atau biaya Pemborong.
3. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan
di atas dan harus dengan persetujuan tertulis dari Direksi/Pengawas.

C. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Lapisan pasir urug dapat dilakukan lapis demi lapis maksimum setiap lapis 5 cm,
hingga mencapai tebal padat yang disyaratkan dalam gambar.

88 | P a g e
b. Setiap lapis sirtu harus diratakan, disiram air dan/atau dipadatkan dengan alat
pemadat yang disetujui Direksi/Pengawas. Pemadatan dilakukan hingga
mencapai tidak kurang dari 95% dari kepadatan optimum hasil laboratorium.
Pemadatan harus dilakukan pada kondisi galian yang kering agar dapat diperoleh
hasil kepadatan yang baik.
Kondisi galian yang kering tersebut harus dipertahankan sampai pekerjaan
pemadatan yang bersangkutan selesai dilakukan.
Pemadatan harus diulang kembali jika keadaan tersebut di atas tidak terpenuhi.
c. Tebal lapisan pasir urug minimum 5 cm padat atau sesuai yang ditunjukkan
dalam gambar.
Ukuran tebal yang dicantumkan dalam gambar adalah ukuran tebal padat.
d. Lapisan pekerjaan di atasnya, dapat dikerjakan bilamana sudah mendapat
persetujuan tertulis dari Direksi/Pengawas.

PEKERJAAN URUGAN KEMBALI BEKAS GALIAN PONDASI


A. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, dan alat-alat
bantu lainnya yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.
Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan urugan kembali bekas galian, yaitu bekas
galian pondasi, septictank dan semua pekerjaan yang ditunjukkan dalam gambar
struktur atau sesuai petunjuk Direksi/Pengawas.
B. Persyaratan Bahan
Persyaratan bahan harus sesuai dengan yang diuraikan dalam pasal terdahulu.
C. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Pengurugan tidak boleh dilaksanakan sebelum pondasi atau lain-lain yang
dibangun yang akan ditutup atau tersembunyi oleh tanahurugandiperiksakan
dahulu oleh Direksi/Pengawas.
2. Kayu-kayu bekas bekisting atau lain-lain tidak boleh dibiarkan tertinggal pada
waktu pengurugan dilaksanakan, kecuali jika ada persetujuan dari
Direksi/Pengawas.
3. Syarat-syarat lain harus sesuai dengan yang diuraikan dalam pekerjaan urugan
tanah.

STRUKTUR

PASANGAN BATU GUNUNG


Umum
Bagian ini meliputi penyediaan peralatan, tenaga kerja dan pemasangan semua
pondasi batu gunung dan lainnya yang ukurannya sesuai dengan gambar, kecuali jika
ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas.
Referensi
Pekerjaan ini harus sesuai dengan :NI - 3 (1970) Peraturan umum bahan bangunan di
indonesia NI - 8 Peraturan semen portland Indonesia
Material
Batu
Bahan untuk pondasi batu gunung kecuali dipersyaratkan lain, harus sesuai dengan
P.U.B.I., NI - 3 1970 dan cara pengerjaannya harus dilakukan menurut cara terbaik yang
dikenal umum dilokasi. Adukan
Adukan yang dipakai terdiri dari campuran 1 pc : 4 pasir.
Pelaksanaan
Pekerjaan pemasangan batu gunung dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan
bentuk-bentuk yang ditunjuk dalam gambar. Tiap-tiap batu harus dipasang

99 | P a g e
penuhdenganadukan sehingga semua hubungan batu melekat satu sama lain dengan
sempurna. Setiap batu harus dipasang di atas lapisan adukan dan diketok ke tempatnya
hingga teguh.
Adukan harus mengisi penuh rongga-rongga antara batu untuk mendapatkan massa yang
kuat dan integral.

PEKERJAAN BETON

Beton
a. Umum
Bagian ini meliputi pengadaan dan pemasangan dari semua macam beton biasa dengan
mutu beton K.-225 untuk struktur utama (kecuali ditentukan lain), beton bertulang
dengan penulangannya, bekisting, finishing dan pekerjaan-pekerjaan lain sesuai dengan
gambar-gambar dan persyaratan.
b. Referensi
Kecuali ditentukan lain, maka semua pekerjaan beton harus mengikuti ketentuan-
ketentuan seperti yang tertera dalam :
NI - 2 (1971) Peraturan beton bertulang indonesia
NI - 3 (1970) Peraturan umum bahan bangunan di indonesia NI - 5 (1961)
NI - 8 (1972) Peraturan semen portland Indonesia
c. Material
Semua bahan yang dipergunakan dalam pekerjaan ini terdiri dari :

Agregat
Agregat harus terdiri dari gradasi-gradasi yang terhalus sampai kasar dan harus sesuai
dengan persyaratan di dalam NI - 2 Bab 3.3, Bab 3.4 dan Bab 3.5.
Agregat harus disimpan sedemikian rupa sehingga bebas dari kontaminasi oleh bahan-
bahan yang dapat merusak. Agregat halus (pasir) dan agregat kasar (koral atau split)
harus disimpan dalam tempat-tempat yang terpisah.
Semen
Semen yang dipakai harus dari mutu terbaik seperti disyaratkan dalam NI - 8 Bab 3.2.
Kontraktor harus mengusahakan agar satu merk semen saja yang dipakai untuk seluruh
pekerjaan beton.
Semen ini harus dibawa ke tempat pekerjaan dalam zak yang tertutup oleh pabrik dan
terlindung.
Penyimpanannya harus dilaksanakan dalam tempat yang tidak terkena air (dengan lantai
terangkat) dan ditumpuk dalam urutan pengiriman.
Tinggi penumpukan tidak boleh lebih dari 2 m. Semen yang rusak atau tercampur apapun
tidak boleh dipakai.
Pembesian
Besi penulangan beton harus disimpan dengan cara-cara sedemikian rupa, sehingga bebas
dari hubungan langsung dengan tanah lembab maupun basah, aspal, oli/minyak gemuk
(fat).
Juga besi penulangan harus disimpan berkelompok berdasarkan ukuran masing-masing.
Besi penulangan harus sesuai dengan persyaratan dalam NI - 2 Bab 3.7 yang dinyatakan
sebagai U - 32 (Besi Ulir), untuk diameter diatas 13 mm sedangkan untuk dibawah 13
mm adalah U-24 (Besi Polos), sesuai dengan keterangan pada gambar perencanaan.
Kawat pengikat harus berukuran minimal garis tengah 1 mm seperti yang disyaratkan
dalam NI - 2 Bab 3.7. Penggunaan besi ulir atau besi polos harus memperhatikan gambar
detail pada gambar rencana.

1010 | P a g
e
Ai r
Air yang dipakai untuk pengecoran harus bersih sesuai dengan persyaratan dalam NI - 2
Bab 3.6.
Sebelum air untuk pengecoran dipergunakan, harus terlebih dahulu diperiksa pada
Laboratorium Penelitian Masalah Air.
d. Pelaksanaan
1. Proporsi
Kecuali disebutkan lain, maka campuran beton harus sedemikian rupa sehingga mencapai
kekuatan beton karakteristik 225 kg/cm2 kecuali disebutkan lain pada gambar.
Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus mengadakan trial test yang dapat
membuktikan bahwa mutu beton yang disyaratkan dapat tercapai. Dari hasil trial test
tersebut ditentukan oleh Direksi Pengawas “Deviasi Standard” yang akan dipergunakan
untuk menilai mutu beton selama pelaksanaan, sesuai dengan syarat-syarat PBI - 71 Pasal
4.6 dan 4.7.
2. Pengecoran Beton
Kotoran-kotoran dan bahan-bahan lain harus dibuang dari dalam bekisting. Alat-alat
pengaduk (beton molen) dan alat pembawa harus bersih.
Penulangan harus dimatikan pada posisinya dan diperiksa sebelum pengecoran dilakukan.
Direksi Pengawas harus menerima pemberitahuan minimal 2 x 24 jam sebelum
pengecoran dilakukan, agar pemeriksaan dan persetujuan dapat diberikan pada waktunya.
Pelaksanaan Pengecoran harus sesuai dengan persyaratan dalam PBI 1971 kecuali
dipersyaratkan lain.
Beton tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian lebih dari 1,50 meter dan segera sesudah
pengecoran, lapisan-lapisan beton ini harus dipadatkan dengan penggetar (internal
concrete vibrator). Tidak diperbolehkan melakukan pengetokan untuk hal ini. Kecepatan
vibrator dalam adukan harus tetap dan lebih besar dari 7000 impuls per menit.
Penggunaan alat penggetar tidak boleh mengenai besi penulangan. Pemadatan dengan
penggetaran ini harus dilakukan sesuai dengan PBI 1971 Bab 6.4.a.
3. Penyambungan Beton
Sebelum melanjutkan pengecoran pada beton yang telah mengeras, permukaan yang lama
dibersihkan dan dikasarkan, bekisting harus dikencangkan kembali dan
penyambungannya dengan menggunakan air semen, jika umur beton lebih dari 3 hari
penyambungannya harus menggunakan Bonding Agent yang disetujui oleh Direksi
Pengawas.

4. Slump
Slump yang diizinkan untuk beton dalam keadaan mix yang normal adalah sesuai dengan
PBI 1971 Bab 4.4.
Pemakaian nilai slump harus teratur dan disesuaikan dengan kebutuhannya, misalnya :
untuk daerah-daerah yang pembesiannya rapat menggunakan slump yang tinggi.
5. Lantai Kerja
Semua beton yang berhubungan dengan tanah sebagai dasarnya, harus diberikan pasir 5
cm dan lantai kerja minimal 5 cm, dengan adukan 1 : 3 : 5 di bawah konstruksi beton
tersebut.
Sebelum pengecoran lantai kerja dilakukan, lapisan pasir tersebut harus dipadatkan
terlebih dahulu.
6. Kolom dan Balok Praktis
Kontraktor harus memberikan/merencanakan kolom-kolom praktis untuk pemasangan
dinding seluas 12 m2 atau dimana dianggap perlu harus dipasang kolom praktis.

7. Pemeliharaan Beton
Beton yang sudah dicor pada tempatnya harus dijaga agar selalu lembab dengan jalan
menutup beton dengan karung basah atau menyiram dengan air secara rutin, sehingga

1111 | P a g
e
beton berumur satu minggu. Pada umur 24 jam harus dijaga dari air hujan yang deras, air
mengalir, getaran-getaran dan sinar matahari.
8. Masa Pelaksanaan
Selama masa pelaksanaan, mutu beton harus diperiksa secara kontinyu dari hasil-hasil
pemeriksaan benda uji. Paling sedikit setiap 5 m3 beton harus dibuat benda uji untuk
ditest di laboratorium.Penyerahan dan pengambilan benda uji harus disertai Direksi
Pengawas. Jumlah benda uji yang dibuat sesuai dengan permintaan Direksi Pengawas.
Setelah berumur 7 (tujuh) hari, benda uji harus diperiksa kekuatan tekannya di
laboratorium. Ketentuan-ketentuan lainnya sesuai PBI 1971 Bab 4.7 harus dipenuhi.
9. Pemeriksaan Lanjutan
Apabila hasil pemeriksaan pada Bab 4.7 PBI 1971 masih meragukan, maka pe meriksaan
lanjutan dilakukan dengan menggunakan concrete gun atau kalau perlu dengan core
drilling untuk meyakinkan penilaian terhadap kualitas beton yang sudah ada, sesuai pasal
PBI 1971.
Biaya pekerjaan dalam pasal-pasal ini menjadi tanggungan Kontraktor. Hal-hal yang
bersangkutan dengan mutu beton hendaknya mengikuti NI - 2 pasal yang bersangkutan.

d. Bahan Additive
Pemakaian bahan additive harus disertai percobaan laboratorium guna mendapatkan hasil
yang baik yang disetujui Direksi Pengawas. Bahan additive ini harus memenuhi
persyaratan ASTM atau JIS.

e. Bekisting
1. Umum
Bekisting harus direncanakan, dilaksanakan dan diusahakan sedemikian rupa agar pada
waktu pengecoran dan pembongkaran tidak mengakibatkan cacat-cacat,
gelombang-gelombang maupun perubahan-perubahan bentuk, ukuran-ukuran,
ketinggian-ketinggian serta posisi daripada beton yang dicor. Perencanaan pelaksanaan,
serta pembongkaran bekisting harus sesuai dengan cara-cara yang disarankan dan kriteria di
dalam NI - 2 Bab5.8.
Permukaan bekisting yang berhubungan dengan beton harus benar-benar bersih sebelum
digunakan.
Penyangga-penyangga harus diberi jarak antara, yang dapat mencegah defleksi bahan-
bahan bekisting. Bekisting beserta sambungan-sambungannya harus rapat sehingga dapat
mencegah kebocoran-kebocoran adukan selama pengecoran. Lubang-lubang permukaan
sementara harus disediakan di dalam bekisting untuk memungkinkan pembersihan
bekisting.

2. Referensi
Seluruh bekisting harus mengikuti persyaratan-persyaratan dalam normalisasi NI - 2 dan
NI-3 .

3. Material
Bekisting untuk Beton.
Seluruh bekisting untuk beton harus terbuat dari papan minimal kls II, Multiplex 9 mm dan
balok ukuran 5/10 digunakan pada rangka utama dan kayu 5/7 untuk rangka pengisi, kecuali
dipersyaratkan lain oleh Direksi Pengawas.
Sebelum pemasangan bekisting, kontraktor harus memberikan gambar perencanaan
bekisting secara lengkap untuk disetujui Direksi Pengawas.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk pemakaian bekisting beton adalah sebagai
berikut :
a. Tidak akan mengalami deformasi, sehingga bekisting harus cukup tebal dan
terikat
kuat.

1212 | P a g
e
b. Harus kedap air dengan menutup semua celah-celah secara mekanis atau dengan
bahan kimia.
c. Tahan terhadap getaran vibrator dari luar maupun dari dalam bekisting.
d. Permukaan bekisting harus rata dan licin serta diberi releasing agent yang
disetujui oleh Direksi Pengawas.
e. Ukuran jarak harus disesuaikan dengan rencana dalam gambar.

4. Pembongkaran Bekisting
Bekisting harus dibongkar dengan cara sedemikian rupa sehingga dapat menjamin
keselamatan penuh atas struktur-struktur yang dicetak dengan memperhatikan
persyaratan-persyaratan minimum sebagai berikut : Bagian struktur beton vertikal boleh
dibongkar bekistingnya setelah 7 hari, dengan syarat bahwa betonnya telah cukup keras dan
tidak cacat karena pembongkaran tersebut.
Bagian struktur beton yang disangga dengan penumpu tidak boleh dibongkar, sebelum
betonnya mencapai kekuatan yang cukup untuk menyangga beratnya sendiri dan beban-
beban pelaksanaan atau beban-beban lain yang akan menimpa bagian struktur beton
tersebut.
Dalam hal apapun bekisting pada jenis struktur ini tidak boleh dibongkar sebelum
berumur 14 hari, demikian juga bekisting-bekisting yang dipakai untuk mematangkan
(curing) beton tidak boleh dibongkar sebelum beton ditentukan matang.

5. Contoh-contoh
Sebelum pelaksanaan pemasangan, lebih dahulu Kontraktor harus memberikan contoh-
contoh material yang akan dipakai guna mendapatkan persetujuan Direksi Pengawas.

6. Koordinasi dengan Pemasangan Instalasi


Sebelum pengecoran dimulai, Kontraktor harus sudah mengkoordinasikan pemasangan
letak-letak instalasi listrik, plumbing dan lain-lain.

BETON COR
Pengendalian pekerjaan dan mutu beton harus mengacu pada spesifikasi betonyang ada pada
buku RKS ini. Bahan menggunakan adukan beton siap pakai(ready mixed concrete) atau
dengan beton adukan di tempat dengan memakaimolen, kontrol mutu sesuai dengan
spesifikasi ini.
Agregat Beton
- Agregat beton berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahanbatudengan Wet System
Stone Crusher.
- Agregat beton harus sesuai dengan spesifikasi agregat beton menurutASTM-C 33.
- Ukuran terbesar agregat beton adalah 2,5 cm.
- Sistim penyimpanan harus sedemikian rupa agar memudahkanpekerjaan danmenjaga agar
tidak terjadi kontaminasi bahan yang tidakdiinginkan.
- Agregat harus bersih dari segala kotoran, tidak melebihi 5 %.

Agregat Halus
- Agregat halus dapat digunakan pasir alam yang berasal dari pasir lokal
- Pasir harus bersih dari bahan organis, zat-zat alkali & substansisubstansi yang merusak
beton.
- Pasir tidak boleh mengandung segala jenis substansi tersebut lebihdari 5%.  Pasir laut
tidak boleh digunakan untuk beton.
- Pasir harus terdiri dari partikel-partikel yang tajam dan keras.
- Cara dan penyimpanan harus sedemikian rupa agar menjaminkemudahan pelaksanaan
pekerjaan dan menjaga agar tidak terjadikontaminasi yang tidak diinginkan.

1313 | P a g
e
PC (Portland Cement)
- Semen yang dipakai harus dari mutu yang disyaratkan dalam PBI-1989dan SNI 03 - 2847
- 2002.
- Mutu beton yang disayaratkan adalah K-225 Kg/cm3.  Pengujian Kekuatan Beton
- Selama masa pelaksanaan, mutu beton harus diperiksa secara kontinyudari hasil-hasil
pemeriksaan benda uji. Paling sedikit setiap 5 m3betonharus dibuat 1 sample benda uji,
atau untuk seluruh bangunan dibuatminimal 20 sampai benda uji.
- Benda uji harus diperiksa kekuatan tekannya di laboratorium yangdisetujui pengawas dan
biaya ketentuan PBI-1989 dan SNI 03 - 2847 -2002 harus dipenuhi.

PEKERJAAN DINDING DAN PLESTERAN


Pekerjaan Dinding
1. Lingkup Pekerjaan
Pengadaan tenaga kerja, peralatan, dan bahan-bahan yang diperlukan untuk pekerjaan
pasangan bata sesuai gambar rencana dan RKS.
2. Contoh-contoh Bahan
Sebelum memulai pekerjaan, kontraktor terlebih dahulu harus menyerahkan contoh- contoh
bahan yang akan digunakan guna mendapatkan persetujuan dari Pengawas.
- Pekerjaan pemasangan tembok batu bata dilakukan pada semua atau sesuai dengan
gambar kerja.
- Pasangan tembok batu bata ½ batu untuk tembok harus dipasang lurus dan baik dengan
mutu adukan 1 pc : 4 psr untuk tembok biasa, sedang untuk transraam menggunakan
adukan 1 pc : 2 Psr
- Batu bata yang akan dipasang harus berkualitas baik dan sebelum pemasangnnya harus
dibasahi terlebih dahulu baru dapat dipasang.
- Pada saat pemasangan tembok tambahan, permukaan tembok lama atau ringbalk lama
harus disiram dengan air semen barulah pemasangan tembok tambahan dapat
dilaksanakan.
- Untuk tembok yang dibongkar pada pasangan kusen baru, teknik penyambungannya
harus dipasangn secara lurus dan rapi.

Pekerjaan Plesteran

Pekerjaan plasteran dapat dilakukan sesudah mendapat persetujuan dari pemberi tugas/
direksi yaitu sesudah kosen kosen, pipa pipa dan sebagainya sudah terpasang semua.
Sebelum dipelaster, permukaan dinding batu bata harus dibasahi dengan air sampiai jenuh,
permukaan beton yang akan dipelaster harus dikasarkan dahulu, semua pelasteran harus sama rata
ketebalannya yaitu 1,5 cm. Pinggiran dinding (skoning) 1 pc : 4 psr. Setelah plasteran dinding
selesai semua kemudian dilakukan penghalusan (aci) dengan semen compound addessive A-plus
dan digosok dengan kertas semen sebagaimana mestinya.
1. Semua permukaan tembok yang akan diplaster harus dibersihkan dari sisa-sisa plasteran
lamanya dan sebelum plasteran dimulai harus disetujui oeh Konsultan Supervisi/Direksi.
2. Sedangkan untuk acian tembok memakai acian semen licin, semen compound addessive
A-plus (tidak diperkenankan memakai kapur).
3. Dinding tembok sebelum diaci harus dibersihkan terlebih dahulu dan permukaan tembok
yang akan diaci harus dibasahi terlebih dahulu.

1414 | P a g
e
PEKERJAAN LANTAI
1. Pekerjaan Granit
Bahan:
a. Bahan
Lantai Granit yang digunakan untuk lantai dalam:
Jenis : KeramikPolish
Ukuran : Menyesuaikan gambar-gambar
Produk : Ex Cina atau Kw.1
Ketebalan Minimum : 7 mm atau sesuai gambar
Ukuran : 40 x 40 cm
Warna : ditentukan kemudian

Lantai Granit yang digunakan untuk lantai Luar :


Jenis : Keramik Un Polish
Ukuran : Menyesuaikan gambar-gambar
Produk : Ex Cina atau Kw.1
Ketebalan Minimum : 7 mm atau sesuai gambar
Ukuran : 40 x 40 cm
Warna : ditentukan kemudian
Lantai Granit yang digunakan untuk lantai KM/WC:
Jenis : Granit Un Polish
Ukuran : Menyesuaikan gambar-gambar
Produk : Ex Cina atau Kw.1
Ketebalan Minimum : 7 mm atau sesuai gambar
Ukuran : 25 x 25 cm
Warna : ditentukan kemudian
Lantai Granit yang digunakan untuk dinding KM/WC :
Jenis : Granit Polish
Ukuran : Menyesuaikan gambar-gambar
Produk : Ex Cina atau Kw.1
Ketebalan Minimum : 7 mm atau sesuai gambar
Ukuran : 25 x 40 cm
Warna : ditentukan kemudian

- Granit/keramik yang dipasang harus dalam keadaan baik, sama warna dan tidak cacat,
Granit yang cacat akibat pemasangan harus diganti. Warna akan ditentukan kemudian
oleh Pihak Direksi/Pengawas.
- Granit/keramik yang dipakai adalah Granit non slip kualitas terbaik .
- Granit/keramik yang dipasang harus dalam keadaan baik, sama warna dan tidak cacat,
Granit yang cacat akibat pemasangan harus diganti. Warna akan ditentukan kemudian
oleh Pihak Direksi/Pengawas.

Pemeriksaan ;
Sebelum pemasangan Granit, pemborong wajib memeriksa persiapan-persiapan lapisan
dasarnya terutama lapisan pasir serta menjamin dasar yang rata dan padat. Semua pipa-pipa,
saluran dan lain sebagainya harus terpasang pada tempatnya dan diperiksa sebelum
pemasangan Granit.

Adukan ;

- Adukan untuk ruang basah 1 PC : 3 Pasir dan untuk ruangan kering 1 PC : 4 Pasir, dengan
ketebalan 3 cm
- Untuk siar/nat digunakan semen khusus untuk ini dengan dicampur air.

1515 | P a g
e
Cara Pemotongan ;
Pemotongan Granit sedapat mungkin dihindari dan bila terpaksa, pemotongan jangan jauh
lebih kecil dari ½ ukuran, kecuali bila ditentukan lain dalam gambar. Pemotongan harus
rata, tanpa pinggiran yang menonjol dan gompel.

Cara Pemasangan ;
Granit dipasang diatas adukan setengah kering dengan tebal adukan sesuai butir diatas.
Sambungan-sambungan (siar/nat) harus rata, lurus, untuk mendapatkan lantai jadi yang
sempurna. Siar tebal 6 mm diisi dengan adukan 1 PC : 1 Pasir setelah adukan pertama
memenuhi secara padat. Segera setelah pemasangan Granit selesai lantai dibersihkan.

PEKERJAAN KUSEN DAN RANGKA DINDING, PINTU DAN JENDELA ALUMINIUM

1. PEKERJAAN KUSEN ALUMINIUM

a. Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan meliputi penyediaan tenaga kerja, peralatan dan alat-alat bantu lainnya dan
melaksanakan pekerjaan ini, sehingga dicapai pekerjaan yang baik dan sempurna.

b. Persyaratan Bahan.

 Aluminium profil :
1. Bahan dasar Alloy B 6063 murni tanpa campuran bahan-bahan scrap yang dilebur
kembali.
2. Ukuran Shopfront / kosen : 40 × 100 mm.
3. Tebal Shopfront / kosen : 1,80 mm.
4. Standard kwalitas : produksi, ex YKK, Indal atau Alexindo dan SII jendela 0649
82 atau. Kedap suara : 40 DB.
5. Ketahanan terhadap kebakaran 60 menit.
6. Ketahanan terhadap air dan angin untuk setiap tipe harus disertai hasil test, minimum
100kg / m2.
7. Ketahanan terhadap udara tidak kurang dari 15 m3 / hr dan terhadap tekanan air 15 kg /
m2 yang harus disertai hasil test.
8. Pewarnaan : powder coated.
9. Tebal Anodizing : 18 micron.

02. Accessories :
 Rangka penguat profil : Steel tube 40 × 40 mm.  Glassing bead : Neoprane.
 Weather strip : Vinyl.
 Screw assembled : Stainless Steel.
 Bahan pengikat lain : Dipakai bahan baja lapis zinc 20 micron.
 Kaca : Bening tebal 5 mm, produksi ASAHIMAS.
 Sealant : ex DOW CORNING atau.
 Sekrup-sekrup, engsel-engsel dan karet yang digunakan adalah sesuai dengan
ketentuan pabrik pembuat alumunium.
 Model pembukaan jendela dan bovenlicht adalah Projectecd System/Casement
(dengan menggunakan tuas laying).
 Kontraktor harus mengajukan terlebih dahulu contoh-contoh bahan, alumunium dan
kaca, contoh-contoh konstruksi (mock-up) dan membuat shop drawing yang
menggambarkan detail hubungan-hubungandan sambungan-sambungan, pengangkuran,
konstruksi dan pemasangan semua komponen, lengkap dengan ukuran-ukurannya.

1616 | P a g
e
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
 Pekerjaan pembuatan, penyetelan dan pemasangan alumunium profil beserta kaca
harus dilaksanakan oleh ahlinya.
 Kontraktor harus memeriksa semua permukaan yang akan berhubungan dengan
pekerjaan tembok dan memberitahukan Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan
seandainya permukaan-permukaan yang bersangkutan dalam keadaan tidak
memungkinkan untuk mendapatkan pembetulan-pembetulan.
 Kontraktor harus mengukur ke tempat semua dimensi yang mempengaruhi
pekerjaannya. Ukuran lapangan yang berbeda dengan shop drawings harus
dikoreksi/diselesaikan bersama dengan poemberi tugas/pengawas lapangan untuk
mendapatkan kepasatian.
 Kontraktor harus memberikan perhitungan kekuatan atas syarat-syarat yang
ditentukan.
 Bahan yang dipakai sebelum diproses fabrikasi diseleksi dahulu sesuai dengan bentuk
toleransi ukuran ketebalan yang dipersyaratkan, kesikuan, kelengkungan dan
pewarnaan yang dipersyaratkan kemudian dikerjakan secara maximal dengan mesin
potong, mesin punch, drill, sehingga hasil yang telah dirangkai mempunyai ukuran
yang presisi.
 Hubungan antara aluminium pada sambungan-sambungannya harus diberi lapisan
mastic dan pada bagian-bagian dalam sambungannya harus ditutup dengan coulking.
 Pemasangan kusen aluminium kebangunan harus dengan angkur yang kuat.
 Antara tembok / kolom / beton dan kusen aluminium harus diisi dengan “seal”
yangelastis, terutama untuk jendela-jendela luar.
 Pemasangan kaca-kaca terhadap kusen aluminium juga harus menggunakan “seal” yang
berupa alur karet.
 Kaca yang harus dipasang lurus dan tegak lurus dan harus disetel
tengah-tengahdengan hati-hati sampai kerenggangan (clearence) yang sama.
 Sebelum pemasangan kaca semua kotoran dan bekas minyak harus dibersihkan,
sehingga tidak mengganggu pekerjaan perekatan.
 Metal / aluminium harus dilindungi dari kemungkinan cacat, misalnya ; dengan
clearvinyl protective coating.
 Kaca diidentifisir dengan tanda-tanda peringatan menggunakan tape atau cara lain
yang tidak membekas pada kaca setelah dibersihkan.
 Semua pekerjaan terpasang harus dilindungi dari pengaruh-pengaruh pekerjaan
lainseperti cipratan cat, plesteran, noda teraso waktu memoles atau percikan las.
 Sambungan-sambungan vertical maupun horizontal, sambungan sudut maupun
silang,demikian juga pengkombinasian profil-profil aluminium harus dipasang
sempurna, bila perlu dengan sekrup-sekrup pengaku. Sekrup-sekrup tidak boleh
kelihatan.
 Dalam keadaan ditutup atau dibuka, kaca-kaca tidak boleh bergetar, yang menahan
kurang sempurnanya pasangan seal keliling. Selain tidak boleh bergetar, pemasangan
seal harus menjamin, bahwa tidak akan terjadi kebocoran yang diakibatkan oleh air
hujan maupun udara luar.
 Pemasangan kaca /panel kaca sebaiknya dari arah dalam bangunan,
untukmemudahkan penggantian.
 Pada bagian bawah jendela dilengkapi / diisi oleh bahan poly-urethane (tahan api)
sebagai peredam panas / suara.
 Hal pemasangan dibuat oleh fabricator aluminium yang disetujui Pemberi Tugas /
Pengawas Lapangan.
 Menjelang penyerahan pekerjaan, dilakukan pembersihan-pembersihan semua alat-alat
pelindung, tanda-tanda, label-label dibersihkan dan kaca-kaca dicuci dengan
larutan acid (acid solution) ringan atau sesuai yang dianjurkan oleh manufacturer
kaca.

1717 | P a g
e
 Pekerjaan yang selesai, harus bebas dari noda / cacat dan kerusakan baik pada bahan
maupun cara pengerjaannya dan adalah watertight dan perlu jaminan pemeliharaan.

PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA KACA RANGKA ALUMINIUM

c. Lingkup Pekerjaan.
- Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan, sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.
- Pekerjaan ini meliputi pembuatan daun pintu dan jendela panel kaca seperti yang
ditunjukkan dalam gambar.

d. Persyaratan bahan.
- Bahan Rangka.
1. Dari bahan aluminium framing system, dari produk dalam negeri ex YKK, Indal atau
Alexindo
2. Bentuk dan ukuran profil disesuaikan terhadap shop drawing yang telah disetujui
Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan.
3. Warna profil aluminium framing powder coated (contoh warna diajukan oleh
Kontraktor untuk disetujui Konsultan Perencana).
4. Tebal pewarna powder coated 18 micron, tebal bahan aluminium minimal 1,8 mm.
5. Bahan yang diproses pabrikan harus diseleksi terlebih dahulu dengan seksamasesuai
dengan bentuk toleransi, ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan,
pewarnaan yang disyaratkan oleh Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan.
6. Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat-syarat dari
pekerjaan aluminium, serta memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik yang
bersangkutan.
7. Daun pintu dengan konstruksi panel kaca rangka aluminium, seperti yang
ditunjukkan dalam gambar, termasuk bentuk dan ukurannya.

e. Penjepit Kaca.
Digunakan penjepit kaca dari bahan karet dan sealant (pada bagian luar) yang bermutu baik
dan memenuhi persyaratan yang ditentukan dari pabrik, pemasangan disyaratkan hanya 1
(satu) sambungan, serta harus kedap air.

f. Bahan Panil Kaca Jendela, Partisi. .


i. Bahan untuk kaca Jendela menggunakan : - Ryben, tebal 5 mm
ii. Semua bahan kaca yang digunakan harus bebas noda dan cacat, bebas sulfide maupun
bercak-bercak lainnya, dari produk ASAHIMAS.

c. Syarat-syarat Pelaksanaan.
1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-
gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk
mempelajari bentuk, pola, layout / penempatan, cara pasangan, mekanisme dan detail-
detail sesuai gambar.
2. Sebelum pemasangan, penimbunan bahan-bahan pintu di tempat pekerjaan harus
ditempatkan pada ruang / tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca
langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
3. Harus diperhatikan semua sambungan siku untuk rangka aluminium dan penguat lain
yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan memperhatikan / menjaga
kerapihan terutama untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada cacat bekas
penyetelan.
4. Semua ukuran harus sesuai dengan gambar dan merupakan ukuran jadi.

1818 | P a g
e
Daun pintu : - Jika diperlukan, harus menggunakan sekrup galvanized atas persetujuan
Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan tanpa meninggalkan bekas cacat pada permukaan yang
tampak. - Untuk daun pintu panel kaca setelah dipasang harus rata, tidak bergelombang dan
tidak melintir.

PEKERJAAN PLAFOND
A. UMUM
Persyaratan
1. Pemasangan langit-langit baru boleh dilaksanakan setelah semua peralatan yang
terdapat di dalam langit-langit (kabel-kabel, pipa-pipa, ducting-ducting, alat
penggantung dan penguat langit-langit) siap dan selesai dikerjakan.
2. Sebelum pelaksanaan, Kontraktor harus mengajukan contoh/sample untuk disetujui
oleh Konsultan Perencana, Pemberi Tugas dan Pengawas.
3. Meskipun beberapa material finishing telah ditentukan warnanya, namun sebelum
dilaksanakan harus dipresentasikan terlebih dahulu kepada Pemberi Tugas untuk
menentukan warna yang akan dipakai.
4. Dalam kaitannya dengan jenis elemen lain yang terdapat dalam rencana langit-langit
haruslah mengacu pada gambar mekanikal-elektrikal, sedangkan gambar arsitektur
hanya memuat tata letaknya saja.

Pelaksanaan
1. Sebelum pemasangan, Kontraktor harus memberikan contoh/sample bahan penutup
langit-langit dan harus mendapat persetujuan Konsultan Perencana, Pengawas dan
Pemberi Tugas.
2. Penggantung langit-langit harus dibuat sedemikian rupa sehingga diperoleh bidang
langit-langit yang rata, datar dan tidak melengkung.
3. Pemasangan langit-langit harus rata. Naad-naad yang pecah pada waktu pemasangan
harus diganti.
4. Kontraktor bertanggung jawab atas segala akibat yang mungkin terjadi terhadap :

Kemungkinan pemasangan partisi, dimana ada bagian-bagian partisi yang harus disangga oleh
rangka langit-langit. Kemungkinan dibuatnya lubang-lubang untuk pemeriksaan (man-hole).
Kemungkinan-kemungkinan tidak sempurna alat-alat penggantung, sehingga langit-langit
menjadi bergelombang karenanya. Kemungkinan-kemungkinan pemasangan alat-alat
maintenance pada langit-langit di luar bangunan.

PEKERJAAN LANGIT-LANGIT GYPSUM BOARD

Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan tenaga, bahan, peralatan serta pemasangan langit-langit
gypsum board dengan rangka besi hollow uk. 2x4 cm dan 4x4 cm tebal 9 mm, yang dipasang
pada ruang-ruang rawat inap, koridor, termasuk juga kamar mandi (daerah basah lainnya) atau
disebutkan dalam gambar.

Pengendalian Pekerjaan
Pemasangan langit-langit harus sesuai dengan syarat-syarat di dalam:
1. NI - 5 - 1961
2. NI - 0458 - 1961

Bahan-bahan
gypsum Board

1919 | P a g
e
gypsum board yang dipakai adalah Gypsum dengan ukuran 120 x 240 cm, tebal 9 mm.
Finishing gypsum Board dicat sesuai dengan Pasal PEKERJAAN CAT, juga harus
memiliki daya tahan terhadap bahaya kebakaran minimal 60 menit.

Rangka Langit-langit
Rangka langit-langit menggunakan hollow 2x4 cm dan 4x4 cm. Rangka hollow di
pasang dengan modular 60x60 cm untuk plafond datar sedangkan untuk drop ceilling
mengikuti pola gambar atau sesuai ketentuan pabrik gypsum Board.

Baja Penggantung
Dipakai baja atau gesper metal penggantung yang dapat distel agar seluruh sistem langit-
langit dapat tetap rata permukaannya, setelah sistem-sistem lainnya ikut terpasang
(mekanikal, elektrikal) dan sebagainya.

Contoh-contoh
1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan untuk
mendapatkan persetujuan Pengawas.
2. Contoh-contoh yang telah disetujui akan dipakai sebagai pedoman/standard bagi
Pengawas untuk menerima/memeriksa bahan yang dikirim oleh Kontraktor ke
lapangan.
Pelaksanaan
Pekerjaan rangka langit-langit gypsum Board
1. Rangka langit-langit gypsum menggunakan rangka hollow 2x4 cm dan 4x4 cm
dengan bentuk, ukuran dan pola pemasangan sesuai dengan gambar dan harus sesuai
tata cara dan teknis pemasangan dari pabriknya.
2. Batang-batang hollow untuk rangka langit-langit dipasang rata sesuai ukuran yang
telah ditentukan. Batang hollow yang dipasang di pasangan bata harus di fiser masuk
dalam tembok sedalam 5 cm. Pada sambungan antar modul dilas dan di sekru dan
sebagainya yang telah diseleksi dengan baik, lurus, rata, tidak ada bagian yang
bengkok atau melengkung, atau cacat-cacat lainnya, dan tidak disetujui oleh
Pengawas.
3. Seluruh rangka langit-langit digantungkan pada pelat beton dan atau atap dengan
menggunakan penggantung dari logam galvanized suspension / kawat seng BWG 14
yang dapat diatur ketinggiannya dan dibuat sedemikian rupa sehingga seluruh rangka
dapat melekat dengan baik dan kuat pada pelat beton dan tidak dapat berubah-ubah
bentuk lagi.
4. Setelah seluruh rangka langit-langit terpasang, seluruh permukaan rangka harus rata,
lurus dan waterpass, tidak ada bagian yang bergelombang dan batang-batang rangka
harus saling tegak lurus.
5. Rangka tersebut mempertimbangkan beban mechanical electrical equipment yang
terletak di plafon.

Pekerjaan langit-langit gypsum Board


1. Bahan penutup langit-langit yang digunakan adalah gypsum board dengan ukuran
sesuai dengan gambar.
2. gypsum board yang dipasang adalah gypsum board yang telah dipilih dengan baik,
bentuk dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada bagian yang retak, gompal
atau cacat-cacat lain dan telah mendapat persetujuan dari Pengawas.
3. gypsum board dipasang dengan cara pemasangan sesuai dengan gambar untuk itu dan
setelah gypsum board terpasang, bidang permukaan langit-langit harus rata, lurus,

2020 | P a g
e
waterpas dan tidak bergelombang dan sambungan antara unit-unit gypsum board
harus tidak kelihatan.
4. Finishing gypsum adalah cat emulsi, warna akan ditentukan kemudian.
5. Semua sambungan antar gypsum board didempul dengan bahan tertentu sesuai
tatacara dan teknis dari pabrik. Sambungan gyspum harus didempul dan compound
sehingga rata menutupi sambungan tanpa ada retakan.Plafondgypsum

Bah an;

Plafond yang dipergunakan adalah Plafond gypsum 9 mm harus berkualitas baik. Contoh dari
bahan yang akan digunakan harus diajukan terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan
tertulis dari MK/Konsultan Pengawas.

Pemasangan ;
- Sebelum dilaksanakan pemasangan plafon, pekerjaan lain yang berada di atasnya
harus sudah terpasang seperti misalnya pipa, kabel dan lain-lain.
- Bilamana dikehendaki, Pemborong wajib membuat mock-up sesuai dengan petunjuk
Pengawas sebelum pekerjaan mulai dipasang.
- Penyimpanan bahan rangka, gypsum tile dan material lain di tempat pekerjaan harus
diletakkan pada ruang dengan sirkulasi udara yang baik, kering dan tidak lembab serta
tidak terkena cuaca langsung. Harus diperkirakan semua sambungan dalam
pemasangan klos, baut, angkur dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin
kekuatannya dengan memperhatikan kerapian terutama untuk bidang-bidang tampak
tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.
- Semua unit plafond gypsum board tile harus terpasang rapi dan kuat sesuai dengan
pola gambar rencana.
- Penyambungan plafond gypsum board tile atau celah pada pertemuan antara panel,
dilakukan dengan joint compound, joint tape, uniflot dan lain-lain atau sesuai standard
dan rekomendasi dari pabrik gypsum board tile/petunjuk Pengawas, sehingga
permukaannya rata, rapih dan bebas dari bekas sambungan.

Gyp su mb oar d :
Gypsum board adalah suatu campuran serat gypsum board dan bahan semen atau
bahan pengikat hidrolis lainnya yang dibentuk lembaran datar dilapis jenis kertas
kedua sisi permukaannya. Lembaran bahan harus padat tetapi elastis dengan bobot isi
minimum 1,2 gr/cm3. Lembaran gypsum board harus mempunyai tepi potongan yang
lurus, tidak berkerut ,tebal merata 9 mm pada seluruh bidang, tidak berlubang atau
cacat yang merugikan. Lembaran gypsum board harus mudah dipotong dan dipaku
tanpa menimbulkan cacat atau kerusakan lainnya. Maksimum penyerapan air 20 %
kedap air dan mempunyai kuat tekan 200 kg/cm2 dan sesuai standar SII 0015-76.
Bahan gypsum board digunakan pada pasangan penutup dinding partisi yang dijelaskan
pada gambar rencana.
Calsib oar d :
Calsiboard adalah suatu campuran serat calsium dan bahan semen atau bahan
pengikat hidrolis lainnya yang dibentuk lembaran datar. Lembaran bahan harus padat
tetapi elastis dengan tepi potongan yang lurus, tidak berkerut , tebal merata 3,5 mm
pada seluruh bidang, tidak berlubang atau cacat yang merugikan. Lembaran
Calsiboard harus mudah dipotong dan dipaku tanpa menimbulkan cacat atau
kerusakan lainnya. Maksimum penyerapan air 20 % kedap air dan mempunyai kuat
tekan 200 kg/cm2 dan sesuai standar SII 0015-76. Bahan Calsiboard digunakan pada
pasangan penutup plafond yang dijelaskan pada gambar rencana.

2121 | P a g
e
Woodplank Fibercement :
Woodplank adalah suatu campuran serat fiber dan bahan semen atau bahan pengikat
hidrolis lainnya yang dibentuk menjadi lembaran datar. Lembaran bahan harus padat
tetapi elastis dengan tepi potongan yang lurus, tidak berkerut dengan tebal merata 8
mm pada seluruh bidang, tidak berlubang atau cacat yang merugikan. Bahan
Woodplank fibercement digunakan pada pasangan lisplank sebagaimana dijelaskan
pada gambar rencana.

PEKERJAAN RANGKA ATAP


PEKERJAAN KAP BAJA RINGAN

Pekerjaan rangka atap baja ringan adalah pekerjaan pembuatan dan pemasangan struktur atap
berupa rangka batang yang telah dilapisi lapisan anti karat. Rangka batang berbentuk
segitiga,trapesium dan persegi panjang yang terdiri dari :
1. Rangka utama atas (top chord)
2. Rangka utama bawah (bottom chord)
3. Rangka pengisi (web). Seluruh rangka tersebut disambung menggunakan baut
menakik sendiri (self drilling screw) dengan jumlah yang cukup.
4. Rangka reng (batten) langsung dipasang diatas struktur rangka atap utama dengan
jarak sesuai dengan ukuran jarak genteng.

Pekerjaan rangka atap baja ringan meliputi:


1. Pengukuran bentang bangunan sebelum dilakukan fabrikasi
2. Pekerjaan pambuatan kuda-kuda dikerjakan di Workshop permanen (Fabrikasi),
3. Pengiriman kuda-kuda dan bahan lain yang terkait ke lokasi proyek
4. Penyediaan tenaga kerja beserta alat/bahan lain yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan
5. Pekerjaan pemasangan seluruh rangka atap kuda-kuda meliputi struktur rangka kuda-
kuda (truss), balok tembok (top plate/murplat), reng, sekur overhang, ikatan angin dan
bracing (ikatan pengaku).
6. Pemasangan jurai dalam (valley gutter)

Pekerjaan rangka atap baja ringan tidak meliputi:


1. Pemasangan penutup atap
2. Pemasangan kap finishing atap
3. Talang selain jurai dalam
4. Accesories atap

Persyaratan Material Rangka Atap


Material struktur rangka atap Properti mekanikal baja (Steel mechanical properties) .
- Baja Mutu Tinggi G 550
- Kekuatan Leleh Minimum 550 Mpa
- Tegangan Maksimum 550 Mpa
- Modulus Elastisitas 200.000 Mpa
- Modulus geser 80.000 Mpa

2222 | P a g
e
Lapisan anti karat:
Material baja harus dilapisi perlindungan terhadap serangan korosi, dua jenis lapisan anti karat
(coating):
Galvanised (Z220)
 Pelapisan Galvanised
 Jenis Hot-dip zinc
 Kelas Z22
 katebalan pelapisan 220 gr/m2
 komposisi 95% zinc, 5% bahan campuran

Galvalume (AZ100)
- Pelapisan Zinc-Aluminium
- Jenis Hot-dip-allumunium-zinc  Kelas AZ100
- katebalan pelapisan 100 gr/m2
- komposisi 55% alumunium, 43,5% zinc dan 1,5% silicon.

Multigrip ( MG )

Konektor antara kuda-kuda baja ringan dengan murplat (top plate) berfungsi untuk menahan
gaya lateral tiga arah, standart teknis sebagai berikut:
a. Galvabond Z275
b. Yield Strength 250 MPa
c. Design Tensile Strength 150 MPa
Brace System (bracing)
- BOTTOM CHORD BRACING, Pengaku/ikatan pada batang tarik bawah (bottom
chord) pada kuda-kuda baja ringan.
- LATERAL TIE BRACING, Pengaku/bracing antara web pada kuda-kuda baja
ringan, sekaligus berfungsi untuk mengurangi tekuk lokal (buckling) pada batang tekan
(web), standar teknis mengacu pada desain struktur kuda-kuda tersebut.
- DIAGONAL WEB BRACING (IKATAN ANGIN), Pengaku/bracing diagonal antara
web pada kuda-kuda baja ringan dengan bentuk yang sama dan letak berdampingan.
- STRAP BRACE (PITA BAJA), Yaitu pengaku /ikatan pada top chord dan bottom
chord kuda-kuda baja ringan, Untuk kebutuhan strap brace berdasarkan perhitungan
desain struktur.

2323 | P a g
e
- Talang Jurai Dalam (Valley Gutter), Pertemuan dua bidang atap yang membentuk
sudut tertentu, pada pertemuan sisi dalam harus manggunakan talang dalam (Valley
Gutter) untuk mengalirkan air hujan. Ketebalan material jurai dalam minimal 0,45 mm
dengan detail profil seperti gambar diatas.

Alat Sambung (Screw)

Baut menakik sendiri (self drilling screw) digunakan sebagai alat sambung antar elemen
rangka atap yang digunakan untuk fabrikasi dan instalasi, spesifikasi screw sebagai berikut:
- Kelas Ketahanan Korosi Minimum Kelas 2
- Panjang (termasuk kepala baut) 16 mm
- Kepadatan Alur 16 alur/inci
- Diameter Bahan dengan alur 4,80 mm
- Diameter Bahan tanpa alur 3,80 mm Kekuatan Mekanikal
- Gaya geser satu baut 5,10 KN  Gaya aksial 8,60 KN
- Gaya Torsi 6,90 KN

2424 | P a g
e
Persyaratan Pra-Konstruksi
i. Kontraktor wajib memberikan pemaparan produk sebelum pelaksanaan pemasangan
rangka atap baja ringan, sesuai dengan RKS (Rencana Kerja dan Syarat) .
ii. Produk yang dipaparkan sesuai dengan surat dukungan dan brosur yang dilampirkan
pada dokumen tender.
iii. Kontraktor wajib menyerahkan gambar kerja yang lengkap berserta detail dan
bertanggung jawab terhadap semua ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar
kerja. Dalam hal ini meliputi dimensi profil, panjang profil dan jumlah alat sambung
pada setiap titik buhul.
iv. Perubahan bahan/detail karena alasan apapun harus diajukan ke Konsultan Pengawas,
Konsultan Perencana dan Pihak DIreksi untuk mendapatkan persetujuan secara
tertulis.
v. Eleman utama rangka kuda-kuda (truss) dilakukan fabrikasi diworkshop permanen
dengan menggunakan alat bantu mesin JIG yang menjamin keakurasian hasil
perakitan (fabrikasi)
vi. Kontraktor wajib menyediakan surat keterangan keahlian tenaga dari Fabrikan
penyedia jasa Rangka Atap Baja ringan,
vii. Kontraktor wajib menyertakan hasil uji lab dari bahan baja ringan dari badan
akreditasi nasional (instansi yang berwenang sesuai dengan kompetensinya).

Persyaratan Pelaksanaan
1. Pembuatan dan pemasangan kuda-kuda dan bahan lain terkait, harus dilaksanakan
sesuai gambar dan desain yang telah dihitung dengan aplikasi khusus perhitungan baja
ringan sesuai dengan standar perhitungan mengacu pada standar peraturan yang
berkompeten.
2. Semua detail dan konektor harus dipasang sesuai dengan gambar kerja.
3. Perakitan kuda-kuda harus dilakukan di workshop permanen dengan menggunakan
mesin rakit (Jig) dan pemasangan sekrup dilakukan dengan mesin screw driver yang
dilengkapi dengan kontrol torsi.
4. Pihak kontraktor harus menyiapkan semua struktur balok penopang dengan kondisi
rata air (waterpas level) untuk dudukan kuda-kuda sesuai dengan desain sistem rangka
atap.
5. Pihak kontraktor harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua struktur yang
dipakai untuk tumpuan kuda-kuda. Berkenaan dengan hal itu, pihak konsultan ataupun
tenaga ahli berhak meminta informasi mengenai reaksi-reaksi perletakan kuda-kuda.
6. Pihak kontraktor bersedia menyediakan minimal 8 (delapan) buah genteng yang akan
dipakai sebagai penutup atap, agar pihak penyedia konstruksi baja ringan dapat
memasang reng dengan jarak yang setepat mungkin, dan penyediaan genteng tersebut
sudah harus ada pada saat kuda-kuda tiba dilokasi proyek.
Jaminan Struktural
Jaminan yang dimaksud di sini adalah jika terjadi deformasi yang melebihi
ketentuanmaupun keruntuhan yang terjadi pada struktur rangka atap Baja Ringan,
meliputi kuda-kuda, pengaku-pengaku dan reng.

Kekuatan struktur Baja Ringan dijamin dengan kondisi sesuai dengan Peraturan Pembebanan
Indonesia dan mengacu pada persyaratan-persyaratan seperti yang tercantum pada “Cold
formed code for structural steel”(Australian Standard/New Zealand Standard 4600:1996)
dengan desain kekuatan strukural berdasarkan ”Dead and live loads Combination (Australian
Standard 1170.1 Part 1) & “Wind load”(Australian Standard 1170.2 Part 2) dan menggunakan
sekrup berdasarkan ketentuan “Screws-self drilling-for the building and construction
industries”(Australian Standard 3566).

2525 | P a g
e
PEKERJAAN FINISHING ATAP

A. PENUTUP ATAP
1. Umum
a. Sebelum memulai pekerjaan pemasangan penutup atap, Pemborong harus
memeriksa terlebih dahulu apakah seluruh rangka telah selesai dipasang dan sudah
sesuai menurut ketentuan dalam persyaratan teknis ini.
b. Pelaksana pekerjaan ini baru dapat dimulai setelah diijinkan Pengawas.
c. Lingkup Pekerjaan
Meliputi penyiapan bagian-bagian yang akan dipasang, menyediakan material alat-
alat bantu dan pemasangan penutup atap.

2. Bahan
a. Bahan penutup atap ini harus mulus, tidak rusak, tergores permukaannya, atau
cacat lainnya. Penyediaan bahan ini harus lengkap dengan penutup nok flashing
arah memanjang dan melintang/listplank tepi, kaitan untuk gording baja profil,
sekrup dengan hak, sealant, dan aksesoris lainnya sesuai dengan spesifikasi pabrik
pembuat.

Adapun spesifikasinya adalah :


Untuk Gedung Penutup Atapnya Mengunakan :
- Tipe /Merk : ex. “Multi roof”
- Bahan : Zincalume
- Lebar : 75 cm
- Tebal : 0.35 mm
- Warna : Ditentukan Kemudian
b. Kontraktor harus menyerahkan contoh semua bahan kepada konsultan
pengawasuntuk mendapatkan persetujuan pemasangan.
4. Pelaksanaan

a. Sebelum pemasangan, semua material harus disetujuikonsultan pengawas.


b. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, kontraktor harus menempatkan tenagaahli/supervisi
dari pabrik pembuat. Biaya untuk hal ini ditanggung kontraktor.
c. Pemasangan dimulai dari sudut tepi bawah; diselesaikan dahulu satu baris kearah atas,
kemudian satu baris ke samping, selanjutnya ke arah atas danseterusnya hingga atap
tertutup semua.
d. Arah tumpang-tindih (overlap) ke samping yaitu lembaran atas menutuplembaran
bawahnya sama dengan arah angin.
e. Selanjutnya sesuai dengan spesifikasi teknis dari pabrik pembuat.
f. Puncak atap harus ditutup nok atap model ”U” dengan bahan yang sama dan
sesuaidengan rekomendasi pabrik pembuatannya.
g. Pada sambungan atap di daerah jurai dipasang flashing yang terbuat dari bahan yang
sama.

PEKERJAAN PENGECATAN

1. Bahan dan Syarat-syarat ;


Semua bahan cat harus dari penyalur yang disetujui MK/Konsultan Pengawas.
Pengerjaan pengecatan harus mengikuti petunjuk-petunjuk dari pabrik yang
bersangkutan. Sebelum pengecatan, maka cat dalam kaleng harus diaduk secara baik
sebelum dituangkan dalam tempat cat yang disediakan. Tanpa petunjuk dari pabrik maka
penggunaan zat-zat pengering dan lain-lain tidak dibenarkan.

2626 | P a g
e
2. Jenis Bahan
Cat Tembok
Cat tembok untuk tembok dalam adalah cat jenis emulsi merk ex. Mowilex atau Dulux dan
luar jenis emulsi dengan kandungan Acrylic 100% Weathercoat merk Mowilex.

3. Daftar Bahan

Secepat setelah penandantanganan kontrak, tetapi paling lambat 2 bulan sebelum


pekerjaan cat dimulai, pemborong wajib menyerahkan kepada Direksi/Konsultan
Pengawas, daftar bahan yang akan dipergunakan, semua bahan yang dipakai harus
disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas.

4. Pemilihan Warna
Semua jenis warna yang dipakai akan ditentukan dan disetujui oleh Direksi/Konsultan
Pengawas.

5. Persiapan
Sebelum pekerjaan pengecatan dimulai, lantai-lantai harus dicuci serta debu sedapat
mungkin dicegah. Semua permukaan yang akan di cat harus dipersiapkan sesuai dengan
bestek tertulis dan sesuai dengan persyaratan pabrik.

6. Pekerjaan Permulaan
Cat Dasar Kayu ;
Pemborong wajib memeriksa sebelum pengecatan serta menjamin permukaan kayu licin,
serta siap untuk dicat. Permukaan harus dibersihkan dari debu dan kotoran lain.
Selanjutnya pengerjaan Wood Stain atau Water Stain, Wood Filler dan Ultran Politur
sesuai petunjuk pabrik.

Cat Dasar Besi dan Zinchromat ;

Segera setelah besi dibersihkan permukaan besi diberi cat dasar meni sebanyak dua lapis
dengan tebal 30-35 micron. Besi yang telah diberi cat dasar sebelum pengiriman harus
diperiksa terhadap cacat. Cat dasar yang tidak memenuhi syarat harus dibersihkan
dengan sikat baja sampai bersih. Semua pengecatan yang cacat harus dikerok dan semua
karat dilepaskan dengan sikat baja sampai bersih. Semua besi yang menjadi terbuka harus
segera ditutup dengan cat dasar seperti disebut diatas. Besi galvanis dicat dengan
zinchromat tanpa dimeni lebih dahulu.

Cat Dinding Tembok


Plesteran harus diberi kesempatan yang maksimum untuk mengering sebelum
pengecatan dimulai. Semua plesteran atau dasar semen yang cacat harus dibuang dan
diperbaiki dahulu dengan plesteran yang sejenis. Retak-retak kecil harus ditutup sedang
retak besar harus dibongkar dan diisi kembali rata permukaan sekitarnya. Sebelum
permukaan diberi satu cat dasar (tahan alkali), semua kotoran pada permukaan harus
dibersihkan. Sebaiknya jangan menggunakan plamur setelah acian dilaksanakan.

Pengecetan (Finishing)
Pengecetan harus dilakukan sebagai berikut:

 Tembok
Dua Lapis cat emulsi untuk dinding dalam dan luar, untuk dinding harus menggunakan cat
khusus untuk luar.

2727 | P a g
e
PEKERJAAN ELEKTRIKAL

PANEL TEGANGAN RENDAH

Dinyatakan dalam gambar perencanaan, bahwa Box panel listrik yang digunakan yaitu jenis
pemasangan didinding (wall mounted enclosure), yang kontruksinya dari plat baja dengan
tebal plat 2 mm dan dicat oven, IP 55 dan jenis inbowwaterproof (PVC High Impact), IP 54
sertamemenuhi persyaratan PUIL-2000, LMK, PLN. Dipasang pada dipasang rata dengan
permukaan dinding dengan ketinggian 150 cm dari atas lantai yang sudah selesai atau wali outlet
sesuai gambar rencana atau petunjuk Pengawas
Produksi : Simetri, OniPanel, JapaPanel, SIER, Hager, Hansel.

Kabel Tegangan Rendah


Dinyatakan dalam gambar perencanaan, bahwa Kabel distribusi teganganrendah adalah jenis
NYFGbY - 0.6/1 kVolt untuk pemasangan di-dalamtanah dan NYY - 0.6/1 kVolt untuk
pemasangan di atas plafon (udara) harustelah memenuhi persyaratan SNI 04-2701-1992, SPLN
43-1 198, PUIL2000, LMK, PLN.
Produksi : ex. Supreme, Kabelindo, Kabelmetal, Voksel.

Rak Kabel
Dinyatakan dalam gambar perencanaan, bahwa Rak kabel yang dipakai untuk penempatan jalur
kabel distribusi dan instalasi harus menggunakan jenis cable ladder yang terbuat dari Plat Mild
Steel dengan finishing Hot DipGalvanis dan telah dilapisi anti karat (zink chromate) dan
sesuai persyaratanPUIL-2000.Produksi : ex. Metosu, OniRack, Nobi, Lion.

Komponen Panel
Dinyatakan dalam gambar perencanaan, bahwa komponen panel utama banyak ragamnya, antara
lain ;
a. Pemutus tenaga MCCB, 3 phasa, 45 kA, 36 kA, 25 kA, dan 18 kA,pemutus tenaga mini
MCB, 3 phasa, 15 kA, 10 kA, dan 8 kA, MCB 1phasa, 8 kA dan 5 kA yang telah
memenuhi persyaratan SPLN 108/SLI,175/IEC 989, dan IEC 947-2, LMK, PLN.
b. Produksi : Terasaki, Merlin Gerin, AEG, ABB.

Busbar dan sepatu kabel serta perekatnya (Mur dan Baut) adalah jenis tembaga dengan
konduktifitasnya sebesar 99,99 % yang dilengkapidengan warna phasa, netral dan pembumian
sesuai persyaratan BS1977, DIN 46235, LMK, PLN.
Produksi : Catu, Unibell, Voksel.

SPESIFIKASI PEKERJAAN PENERANGAN

Umum
1. Penjelasan
Pekerjaan-pekerjaan yang tercakup dalam bidang keahlian ini meliputi :
- Menyediakan seluruh pekerjaan system listrik sehingga dapat beroperasi secara
sempurna

Teknik Instalasi
Instalasi Kabel/Wiring

Umum

2828 | P a g
e
Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi semua persyaratan
PUIL/LMK. Semua kabel/kawat harus baru dan harus jelas ditandai mengenai ukurannya, jenis
kabelnya, nimir dan jenis pintalannya. Semua kawat kawat dengan penampang 6-10 mm2 keatas
haruslah terbuat secara dipilin (stranded). Instalasi ini tidak boleh memakai kabel dengan
penampang lebih kecil dari 2,5 mm2 kecuali untuk pemakaian remote control.
Kecuali persyaratan lain, konduktor yang dipakai adalah dari type :

- Untuk instalasi penerangan adalah NYM. Semua instalasi penerangan dan stop kontak
menggunakan system 3 core dimana core yang ketiga merupakan jaringan pentanahan.
Pentahanan disatukan didalam panel.
- Untuk kabel distribusi dan penerangan taman dengan menggunakan kabel NYFGbB
NYY. Semua kabel harus berada didalam conduit PVC super high impact yang
disesuaikan dengan ukurannya, cable tray, cable trench, cable crack dan harus diklem.
Digunakan flexible conduit dengan bahan yang sama untuk menghubungkan instalasi ke
masing-masing fixture lampu.

“Splice” / Pencabangan
Tidak diperkenankan adanya “splice” ataupun sambungan-sambungan baik dalam feeder
maupun cabang-cabang kecuali pada outlet atau kotak-kotak penghubung yang bias
dicapai (accessible). Sambungan pada kabel circuit cabang harus dibuat secara mekanis
dan harus teguh secara electris dengan cara-cara “compression atau solidered”. Dalam
membuat “splice” konektor harus dihubungkan pada konduktor-konduktor dengan baik,
demikian sehingga semua konduktor tidak ada kabel-kabel telanjang yang kelihatan dan
tidak bias lepas oleh getaran. Semua sambungan kabel baik didalam junction box, panel
ataupun tempat lainnya harus mempergunakan connector yang terbuat dari tembaga yang
diisolasi dengan porselin atau bakelite ataupun PVC, yang diameternya disesuaikan dengan
diameter kabel.

Bahan Isolasi
Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain seperti karet, PVC, asbes, gelas, tape
sintetis, resin, splice case, composition, dan lain-lain tertentu itu harus dipasang memakai cara
yang disetujui menurut anjuran perwakilan pemerintah dan atau manufacturer.

Penyambungan Kabel
- Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-kotak penyambungan yang
khusus (misalnya junction box, dll), untuk itu Pemborong harus memberikan brosur-
brosur mengenai cara-cara penyambungan yang dinyatakan oleh pabrik kepada
Perencanaan dan MK.
- Kabel-kabel harus disambung sesuai dengan warna-warna atau namanya masing-masing
dan harus diadakan pengetesan tahanan isolasi sebelum dan sesudah penyambungan
dilakukan. Hasil pengetesan harus tertulis dan disaksikan oleh MK.
- Penyambungan kabel tembaga harus menggunakan penyambungan-penyambungan dari
ukuran-ukuran yang sesuai.
- Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi dengan pita PVC/protein
yang khusus untuk listrik.
- Cara-cara pengecoran yang ditentukan oleh pabrik harus diikuti misalnya
temperature-temperatur pengecoran dan semua lubang udara harus terbuka selama
pengecoran.
- Bila kabel dipasang tegak lurus dipermukaan yang terbuka, maka harus
dilindungidengan pipa baja dengan tebal 3 mm setinggi minimum 2,5 m.

Saluran Penghantar dalam Bangunan

2929 | P a g
e
- Untuk instalasi penerangan didaerah yang menggunakan ceiling gantung, saluran
penghantar (conduit) dipasang diatas rak kabel dan digantung tersendiri diatas ceiling.
- Setiap saluran kabel dalam dinding bangunan dipergunakan pipa conduit PVC
minimum Ø ¾ “. Setiap pencabangan ataupun pengambilan saluran keluar harus
menggunakan junction box yang sesuai dan sambungan yang lebih dari satu harus
menggunakan terminal strip didalam junction box.
- Ujung pipa kabel yang masuk dalam panel dan junction box harus dilengkapi
dengan“socket/lock nut”, sehingga pipa tidak mudah tercabut dari panel. Bila tidak
ditentukan lain, maka setiap kabel yang berada pada ketinggian muka lantai sampai
dengan 2 m harus dimasukkan dalam pipa. Dan pipa harus diklem ke bangunan pada
setiap jarak 50 cm.

Instalasi Saklar dan Stop Kontak (outlet)


Saklar-saklar
Saklar-saklar harus dari jenis rocker mekanisme dengan rating 10 A / 250 V, saklar pada
umumnya dipasang inbow kecuali disebutkan lain pada gambar. Jika tidak ditentukan lain,
saklar-saklar tersebut bingkainya harus dipasang rata pada tembok pada ketinggian 150 cm
diatas lantai yang sudah selesai kecuali ditentukan lain .Saklar-saklar tersebut harus
dipasang dalam kotak-kotak dan ring (standart). Sambungan-sambungan hanya
diperbolehkan antara kotak-kotak yang berdekatan.

Kotak Kontak
Kotak kontak haruslah dengan tipe yang memakai earthing contact dengan rating 10 A, 16 A,
25 A, 250 V AC. Semua pasangan kotak kontak dengan tegangan kerja 220 V harus diberi
saluran ke tanah (grounding). Kotak kontak harus dipasang rata dengan permukaan dinding
dengan ketinggian 30 cm dari atas lantai yang sudah selesai atau wali outlet sesuai gambar
rencana atau petunjuk Pengawas.

Instalasi Fixtures Penerangan


Umum
Fixture penerangan harus dari jenis yang tertera dalam gambar. Harus dibuat dari bahan yang
sesuai dan bentuknya harus menarik dan pengerjaannya harus rapi dan baik, tebal plat baja
yang dipakai untuk housing fixture minimum 0,7 mm Pemborong harus menyediakan contoh-
contoh dari semua fixture yang akan dipasang kepada Perencana/ Pengawas untuk disetujui.

Kabel-Kabel untuk Fixture


Kecuali ditunjuk atau dipersyaratkan lain, kabel-kabel untuk “fixture” harus ditutup asbestos
dan tahan panas. Tidak boleh ada kabel yang lebih kecil dari 2,5 mm 2, kawat-kawat harus
dilindungi dengan “tape” atau “tubing” disemua tempat dimana mungkin ada abrasi. Untuk
instalasi tegangan rendah kabel penerangan dan stop kontak digunakan jenis NYM dengan
tegangan kerja 0,6/1 KV. Kabel yang digunakan produk KABELINDO , METAL,
TRANKA atau SUPREME.
Semua kabel-kabel harus disembunyikan dalam konstruksi armature kecuali dimana
diperlukan penggantungan rantai atau kalau pemasangan / perencanaan fixture menunjuk
lain.
Tidak boleh ada sambungan kabel dalam suatu armature dan penggantungan dan harus terus-
menerus utuh mulai dari kotak sambung ke terminal-terminal khusus pada
armature-armature lampu. Saluran-saluran kabel harus tidak tajam dan dilindungi sehingga
tidak merusak kabel.

3030 | P a g
e
Lampu-lampu
Semua fixture harus dilengkapi dengan lampu-lampu dan dipasang sesuai dengan persyaratan
dan gambar. Lampu fluorescent haruslah dari jenis cool white.
Semua lampu fluorescent atau lampu lainnya yang memerlukan perbaikan factor daya harus
dilengkapi dengan capasitor. Dalam spesifikasi ini besarnya “microfarad” dari capasitor untuk
setiap lampu tidak terlalu ditekankan karena yang dibutuhkan adalah hasil akhir dari power
factor menjadi sekurang-kurangnya 0,95.

Kabel Tegangan Rendah (NYY, NYFGbY, NYM) 380 V


Umum

Spesifikasi ini menjelaskan persyaratan bagi kabel tegangan rendah yang harus memenuhi
persyaratan kemampuan melakukan arus pada temperatur 35º C, temperatur maximum
kabel dalam keadaan berbeban tidak boleh melebihi 70º C dan temperatur maximum kabel
untuk arus hubung singkat tidak boleh lebih 250º C.

Konstruksi
Kabel harus terdiri atas :
a. Dua atau empat penghantar yang terbuat dari kawat tembaga pilin atau tembaga
“compacted” yang dipilin.
b. Lapisan isolasi bahan PVC pada setiap penghantar phasa maupun penghantar netral.
c. Lapisan pengendap yang tahan air dikelilingi urat-urat penghantar phasa dan
pengisiruangan diantara kawat phasa.
d. Lapisan pengendap kedua diluar lapisan pengendap diatas.
e. Pelindung dari pita bahan diatas lapisan pengendap kedua sesuai dengan persyaratan
IEC (NYFGbY).
f. Diluar lapisan pelindung pipa baja diberi lapisan plastik sebagai pelindung.

Penandaan / Warna
Warna permukaan kabel sebagai tanda-tanda untuk setiap urat adalah :
a. Phasa : merah, kuning, hitam
b. Netral : biru

Peralatan Listrik
Material untuk Instalasi
Saklar Tunggal/Ganda
Rocker mekanisme, modular, rating 10 A, 220 V AC
Type : single gang, double gang dan multiple gang
Plates : Steel
Kotak Kontak dan Switch Type Dinding
Type : Flush
Terminal : 2 P + e.220 V AC, 10 A
Untuk outlet + switch : 10 A / 16 A
Bentuk : Persegi dengan outlet, switch.
Fixtures Dan Armature
a. Lampu SL 18 watt, armature ex Artolite, lampu ex Philips/Osram

Testing dan Commissioning


d. Sesudah semua pemasangan Instalasi dan Sistem
e. Setelah seluruh instalasi selesai terpasang dan sistem telah dilaksanakan, maka harus
dilakukan pengetesan disaksikan oleh Pemilik/Pengawas dan Perencana minimum 1

3131 | P a g
e
minggu sebelumnya diberitahukan secara tertulis. Biaya testing tersebut dan lain-lain
menjadi beban Pemborong disertai dengan Berita Acara Testing dan Commissioning.
f. Sebelum dilakukan penyerahan Instalasi di lapangan
g. Sebelum penyerahan instalasi harus di test dihadapan Pemilik Proyek/Pengawas dan
Perencana dengan kapasitas beban maksimum dan secara terus-menerus selama 1x24
jam.
h. Apabila selama proses pengetesan berlangsung terjadi kerusakan, Pemborong harus
mengembalikan seperti dalam keadaan semula secepatnya dan atas beban/tanggungan
pelaksana pekerjaan.

PEKERJAAN PLUMBING
(AIR BERSIH, AIR KOTOR, AIR BUANGAN DAN AIR HUJAN)

UMUM
PENJELASAN
Pasal ini menjelaskan secara spesifik / khusus menyangkut disiplin/sub-pekerjaan
Sistem/Pekerjaan PLUMBING (Air Bersih, Air Kotor, Air Buangan, Air Hujan).

M AT ER IAL

Material yang akan didatangkan dan dipasang adalah baru, bebas dari cacat, lengkap sebagai unit
peralatan, asli/orginal dan sesuai dengan spesifikasi teknis yang diminta. Jaminan dari uraian
tersebut di atas harus dinyatakan berupa dokumen atau Surat Keterangan dari pabrik pembuat.
Material/barang harus didapat dari agen resmi yang ada di Indonesia yang didukung oleh pabrik
pembuat dimana barang diproduksi. Dokumen/Surat Keterangan resmi ini harus juga
dilampirkan pada saat penawaran.

TENAGA PELAKSANAAN
Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan baik oleh orang/tenaga-tenaga yang ahli dan
berkompeten dalam bidangnya, agar dapat memberikan hasil kerja yang terbaik dan rapi.
Untuk pelaksanaan, Pelaksana Pekerjaan harus memberikan surat pernyataan yang
membuktikan bahwa tukang-tukangnya yang melaksanakan pekerjaan tersebut memang
mempunyai pengalaman dan kecakapan.
Terutama orang yang akan mengerjakan pengelasan pipa (tukang las) dan pemasangan
instalasi tembaga haruslah ditunjuk pekerja yang memiliki sertifikat.
Pelaksana Pekerjaan wajib mempunyai PAS INSTALATUR yang dikeluarkan oleh PDAM
(Perusahaan Daerah Air Minum) dan Surat Rekomendasi lainnya apabila diperlukan dalam
pekerjaan ini.
Pelaksana Pekerjaan harus memiliki Sertifikat Perusahaan dalam Bidang Plambing yang
dikeluarkan oleh Asosiasi Perusahaan terkait yang sudah diakreditasi oleh Lembaga
Pengembangan Jasa Konstruksi setempat atau Nasional.

IZIN - IZIN
- Semua izin-izin dan persyaratan-persyaratan yang diperlukan untuk
melaksanakaninstalasi ini harus dilakukan oleh Pelaksana Pekerjaan atas
tanggungan dan biaya Pelaksana Pekerjaan.
- Semua pemeriksaan, pengujian dan lain-lain beserta keterangan-keterangan resminya
yang mungkin diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini harus dilakukan oleh Pelaksana
Pekerjaan atas tanggungan dan biaya Pelaksana Pekerjaan.

3232 | P a g
e
- Pelaksana Pekerjaan harus bertanggung jawab atas penggunaan alat-alat yang
dipatentkan, kemungkinan tuntutan ganti rugi dan biaya-biaya yang diperlukan untuk
ini.
- Pelaksana Pekerjaan wajib menyerahkan surat pernyataan mengenai hal ini.
- Pelaksana Pekerjaan harus menyerahkan izin atau keterangan resmi dari pihak yang
berwenang (terkait) sesuai ketentuan yang berlaku setempat yang diperolehnya mengenai
instalasi proyek ini kepada Pemberi Tugas/ Konsultan Pengawas atau pihak yang ditunjuk
untuk ini dan seluruh biaya yang timbul merupakan tanggungan Pelaksana Pekerjaan.

KORELASI PEKERJAAN
- Semua pekerjaan galian dan penimbunan yang ada sehubungan dengan pekerjaan
Plumbing baik untuk ukuran dan kesesuaian gambar pelaksanaan merupakan tanggung
jawab Pelaksana Pekerjaan Plambing.
- Semua pekerjaan pembuatan dudukan/pondasi untuk pompa/mesin dilakukan oleh
Pelaksana Pekerjaan Plambing termasuk pembuatan tali air disekitar pondasi pompa.
- Semua penarikan kabel listrik sampai ke panel pekerjaan Plumbing yang dilakukan oleh
pihak lain, Pelaksana Pekerjaan Plambing wajib memberikan data-data dan
gambar-gambar yang diperlukan pihak lain yang mengerjakannya dan menjaga
pekerjaan pihak lain untuk kepentingannya.
- Semua penarikan pipa air bersih yang tidak tercantum dalam gambar-gambar dan
spesifikasi dilakukan oleh pihak lain, Pelaksana Pekerjaan Plambing harus berkoordinasi
dan memberikan data-data, ukuran dan gambar-gambar kepada pihak lainnya yang
mengerjakannya.
- Seluruh fasilitas listrik, air, sanitair sementara/darurat hendaknya diusahakan oleh
Pelaksana Pekerjaan Plambing serta telah dimasukkan dalam penawarannya.
- Dalam hal dimana ada lebih dari satu Pelaksana Pekerjaan Plambing dengan tingkat
prioritas tanggung jawab yang sama dan bagian pekerjaannya terletak berdampingan
maka masing-masing Pelaksana Pekerjaan wajib melakukan perapihan pada bagian
pekerjaannya serta melindungi bagian pekerjaan Pelaksana Pekerjaan lain sedemikian
rupa sehingga tidak cacat akibat pelaksanaan pekerjaan menurut bagiannya.

SUB PELAKSANA PEKERJAAN


 Apabila diperlukan tenaga-tenaga ahli khusus atau tenaga-tenaga pelaksana yang ada
tidak mampu melaksanakan pemasangan, penyetelan, pengujian dan lain-lain maka
Pelaksana Pekerjaan dapat menyerahkan sebagian instalasinya kepada Sub Pelaksana
Pekerjaan lain setelah mendapatkan persetujuan pemilik proyek/Konsultan Pengawas/
Konsultan Perencana.
 Pelaksana Pekerjaan wajib bertanggung jawab penuh atas segala lingkup
pekerjaannya,baik yang dilaksanakannya sendiri maupun yang telah di sub-kontrakkan.
 Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana dan Perencana tidak dapat
dituntut bila ada gugatan sub Pelaksana Pekerjaan karena tidak lancarnya pembayaran
yang harus diberikan oleh Pelaksana Pekerjaan Plambing.

JAMINAN DAN PEMELIHARAAN


- Pelaksana Pekerjaan harus memberikan jaminan pabrik (Guaranted of product) kepada
pemilik proyek, terhadap peralatan utama antara lain (unit pompa dan STP) yang
digunakan pada proyek ini selama 1 (satu) tahun.
- Pelaksana Pekerjaan wajib mengganti atas biaya sendiri setiap bagian pekerjaannya yang
ternyata bercacat atau rusak selama jangka waktu jaminan/yang tersebut di atas setelah
proyek ini diserah terimakan untuk pertama kalinya, kecuali dinyatakan lain secara
tersendiri.

3333 | P a g
e
- Pelaksana Pekerjaan wajib mengganti atas biaya sendiri setiap kelompok
barang-barangatau sistem yang tidak sesuai dengan persyaratan spesifikasi akibat dari
kesalahan pabrik atau pengerjaan yang salah selama jangka waktu jaminan setelah
proyek ini diserah terimakan untuk pertama kali.

PETUNJUK OPERASI DAN PEMELIHARAAN


- Pada saat penyerahan untuk pertama kalinya Pelaksana Pekerjaan harus menyerahkan
gambar-gambar, data-data peralatan petunjuk operasi dan cara-cara perawatan dari mesin
mesin terpasang di bawah Kontrak ini dalam bahasa Indonesia.
- Data-data tersebut harus diserahkan kepada Pemberi Tugas sebanyak 3 (tiga) set dan
kepada Konsultan Perencana 1 (satu) set.
- Pada saat penyerahan pertama harus diserahkan antara lain : Instruction Manual,
Instalation Manual, Maintenance Guide, Operating Instruction, Trouble Shooting
Instruction dan brosur-brosur harus asli dan Gambar As Built Drawing.
- Pelaksana Pekerjaan harus memberikan pula 2 (dua) set singkatan petunjuk operasi dan
- perawatan kepada pemilik proyek dan sebuah hendaknya dipasang dalam suatu kaca
berbingkai dan ditempelkan di dinding dalam ruang mesin utama atau tempat lain yang
ditunjuk oleh Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.
- Selain dari pemberian manual ini, Pelaksana Pekerjaan juga harus memberikan
pendidikan praktek mengenai operasi dan perawatannya kepada petugas-petugas
teknik (Team Engineering) yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas secara cuma-cuma sampai
cakap menjalankan tugasnya.
- Merupakan kewajiban/keharusan bagi Pelaksana Pekerjaan untuk memberikan surat
garansi atas peralatan-peralatan utama kepada Pemberi Tugas termasuk garansi
terhadap instalasi pemipaan maupun material pipa/sambungan pipa yang dipakai pada
proyek ini atau yang merupakan scope pekerjaannya.

SURAT KETERANGAN
Pelaksana Pekerjaan harus memberikan Surat Keterangan/Sertifikat dari Dinas Kesela matan
Kerja (Depnaker) atau instansi yang berwenang untuk itu, yang menunjukkan bahwa unit
peralatan pompa dan sistem tersebut dapat dipergunakan serta layak untuk diterima dan
digunakan.
Surat Keterangan keagenan yang berada di Indonesia untuk material-material import.

DATA SUKU CADANG


Pelaksana Pekerjaan harus menjamin dengan Surat Jaminan adanya suku cadang yang mudah
diperoleh pada peralatan-peralatan yang sekiranya akan mengalami gangguan atau kerusakan
dalam waktu yang pendek, baik untuk peralatan utama maupun peralatan penunjang.

STANDAR DAN PERATURAN-PERATURAN


Untuk material/peralatan serta pengerjaan instalasi system plambing dan sub-sistem yang
menjadi lingkup pekerjaan dalam bab ini, harus memenuhi dan mengikuti beberapa referensi,
standar material dan pengerjaannya begitu pula Peraturan Daerah terkait namun tidak terbatas
kepada apa yang disebutkan di bawah ini :
- Standar Nasional Indonesia/SNI 03-6481-2000 disebut sebagai Sistem Plambing-2000.
- Standar Nasional Indonesia/SNI 03-0255-2000 disebut sebagai Peraturan Umum
- Instalasi Listrik (PUIL - 2000) untuk pekerjaan listrik dalam sub-pekerjaan system
plambing ini.
- Beberapa standar internasional/negara lain yang tidak bertentangan dengan SNI terkait
seperti: NFPA, National Plumbing Codes, dan lain-lain.

3434 | P a g
e
- Peraturan Perusahaan Air Minum Negara, tentang instalasi air.
- Pedoman Peraturan Plumbing Indonesia yang dikeluarkan oleh Direktorat Teknik
- Penyehatan Dit. Jen. Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum.
- Pemeriksaan Umum untuk Pemeriksaan bahan-bahan bangunan NI-3 (PUBB) 1956 NI-3
1963.PUBB 1969.
- Peraturan Beton Indonesia PBI-NI-2/1955. PBI-NI-2/1971.
- Peraturan Perburuhan Indonesia, tentang penggunaan tenaga kerja harian,
mingguan,bulanan dan borongan.
- Dan lain-lain.

PENJELASAN LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan Sistem Plambing ini mencakup namun tidak terbatas kepada yang disebut antara
yaitu :
a. Pengadaan dan pemasangan Peralatan Utama sistem air bersih berupa
panel-panelpompa, pompa distribusi, pressure tank, pompa penguras, sistem
pemipaan, berikut peralatan pendukungnya, antara lain valve-valve, reducer, elbow,
flanged dan lain-lain sampai kesetiap fixture pengeluaran.
b. Pengadaan dan pemasangan sistem distribusi air dari PDAM beserta perizinan dan
lain-lain.
c. Pengadaan dan pemasangan sistem pemipaan air kotor, air buangan, pipa ventilasi, floor
drain, clean out dan instalasi buangan air bekas.
d. Pengadaan dan pemasangan Pompa-pompa air kotor, pengkabelan serta
sistempemipaannya. Mengadakan Testing and Commissioning terhadap seluruh
peralatan dengan baik dan memenuhi persyaratan/standard yang telah ditentukan
didalam spesifikasi teknis ini (termasuk pengadaan listrik untuk pompa selama proses
testing and commissioning merupakan tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan Plambing).

PENJELASAN PERSYARATAN TEKNIS KHUSUS


1. MATERIAL / BAHAN-BAHAN YANG DIPAKAI
Pemipaan
a. Untuk pipa-pipa jaringan/instalasi sistem air bersih, pipa air kotor, air
buangan,ventilasi, dan pipa air hujan dari lantai atap digunakan pipa-pipa PVC Kelas
AW (10 kg/cm²) ex Maspion, dan harus memenuhi standard-standard yang disetujui
oleh Pemberi Tugas/ Konsultan Perencana/Konsultan Pengawas. .
b. Klasifikasi jenis pipa dan ketebalan pipa PVC yang digunakan

Diameter dalam Tebal dinding minimum


dia.50 s/d 75 mm 3,00 - 4,15 mm
dia. 100 s/d 125 mm 4,50 - 5,40 mm
dia. 150 s/d <200 mm 6,40 - 8,40 mm
dia. 200 s/d <250 mm 8,40 - 10,30 mm

Seluruh jenis pipa PVC utamanya yang digunakan pada proyek ini harus memenuhi Standard
Industri Indonesia (SII) 0344-82/ISO-4065, JIS.K.6741-1975 dan JIS.K.6742-1979.

INSTALASI PEMIPAAN
Sistem Penyambungan Pipa

3535 | P a g
e
Pipa Air Bersih, Pipa Air Kotor/Buangan, Ventilasi dan Air Hujan:
Digunakan sistem lem/solvent cement untuk pengikatnya terutama untuk pipa-pipa cabang
atau pipa yang berdiameter kecil, khusus instalasi air kotor/buangan dan pipa ventilasi.
Sistem penyambungan uPVC harus memenuhi standard JWWA S 101-1967, dimana untuk
ukuran nominal pipa 50 mm kebawah menggunakan solvent cement dan untuk pipa 65 mm
keatas menggunakan solvent cement Joint.
Khususnya untuk pemakaian di-lapangan (site) jumlah maupun takaran solvent cement harus
memenuhi standard antara lain :
- Pada penggunaan pipa 50 mm kebawah dipakai minimal sebanyak 25 gram pada setiap
penyambungan.
- Untuk pemipaan 65 mm keatas dipakai bahan solvent cement minimal sebanyak 120
gram pada setiap penyambungan.
- Pemakaian bahan perekat pada sistem penyambungan pipa uPVC ini harus benar-benar
mengikuti petunjuk pabrik dan minimal pada pelaksanaannya dilapangan, Pelaksana
Pekerjaan harus menyertakan tenaga ahli/supervisor dari pabrik pembuatnya.
Penggantung / Penumpu Pipa
- Semua pipa harus diikat/ditetapkan dan dibout dengan kuat lengkap dengan
penggantung atau angker yang kokoh (rigid), agar inklinasinya tetap, untuk mencegah
timbulnya getaran.
- Standard yang dipersyaratkan harus buatan pabrik (lokal standard) dengan ketelitian
tinggi sesuai gambar rencana.
- Pipa horizontal harus digantung dengan penggantung yang dapat diatur dengan jarak
maksimum tidak lebih dari 250 cm.
- Pipa-pipa yang menembus dinding harus diberikan Sleeve dengan rongga + 1 mm.
Rongga pipa karena adanya sleeve harus diberi bahan khusus rubber seal yang elastis,
atau fire stop dari bahan Mortar yang memenuhi standard BS 476 Part 4.
- Pemasangan pipa harus rata dan rapih, serta rigid baik untuk pipa horizontal maupun
untuk sistem pemipaan vertikal.
- Untuk mencegah getaran pada penggantung harus dipakai dudukan terbuat dari karet
getas. Penggantung atau penumpu pipa adalah standart product dan harus
disekrup/terikat pada konstruksi bangunan dengan angker yang dipasang pada waktu
pengecoran beton atau dengan Ramset.
- Pipa-pipa vertikal harus ditumpu dengan bahan kayu jati serta klem/ clamp dan dibuat
dengan jarak tidak lebih dari 250 cm untuk setiap clamp.

Pemasangan Fixtures, Fitting dan sebagainya


- Semua fixtures harus dipasang dengan baik dan di dalamnya bebas dari kotoran yang
akan mengganggu aliran atau kebersihan air, dan harus terpasang dengan kokoh (Rigid)
ditempatnya dengan tumpuan yang mantap.
- Semua fixtures, fitting, pipa-pipa air dilaksanakan harus rapi tidak mengganggu waktu
pemasangan-pemasangan/dinding porselent dan sebagainya.
- Pelaksana Pekerjaan bertanggung jawab untuk melengkapi komponen tersebut di dalam
kelengkapan jaringan instalasi plumbing. Untuk pipa-pipa yang tekanan airnya
tinggi/pipa induk, dipasang balok-balok dari beton dengan campuran yang kuat (K.255)
dan dipasang setiap ada sambungan pipa, tee, elbow, valve dan sebagainya.

3636 | P a g
e
PENGUJIAN INSTALASI PEMIPAAN
Sebelum dipasang fixtures-fixtures seluruh sistem distribusi air harus diuji dengan tekanan
12 kg/cm² untuk pipa air bersih, sedangkan untuk pipa air kotor dengan tekanan + 8 kg/cm²
tanpa mengalami kebocoran dalam waktu minimum 24 jam tekanan tersebut tidak
turun/berubah.
Pada prinsipnya pengetesan dilakukan dengan cara bagian demi bagian dari panjang pipa
maximum 150 meter.

PEKERJAAN SELESAI
Pekerjaan dianggap selesai jika;
1. Pembersihan lapangan telah dilaksanakan dengan baik.
2. Pekerjaan telah diperiksa secara bersama oleh Konsultan Pengawas atau
Direksi,Pemilik/Pengguna Jasa (Owner), Tim Teknis dan Kontraktor dan dinyatakan
dalam suatu Berita Acara.

3737 | P a g
e
STRUKTUR DALAM JABATAN PROYEK
Didalam pelaksanaan proyek beberapa jabatan dan jobdesk pekerjaan jika akan bekerja di
kontraktor seperti bagan struktur dibawah ini :

Adapun struktur jabatan dalam pelaksanaan proyek sebagai berikut :

1. Project Manager (PM)


Project Manajer memastikan semua divisi berjalan sesuai fungsinya, dan
merupakan yang paling bertanggung jawab terhadap kelancaran proyek baik
pelaksanaan maupun administrasi. Biasanya jabatan ini bertanggung jawab terhadap
proyek dan yang tertinggi dalam struktur proyek.

2. Site Manager (SM) : Site manajer bertanggung jawab atas kelancaranpelaksanaan


proyek, mengintruksikan para team projectnya untuk menyelesaikan
proyek.
3. Site Enginner (SE) : site enggineer bertanggung jawab atas perencaan proyek dari visual
menuju aktual, artinya menjabarkan shopdrawing (gambar kerja) untuk kemudian
direalisasikan dengan kondisi dilapangan, dibeberapa proyek besar SE ini di bagi
menjadi 3 bagian, SE pekerjaan Arsitektur, SE pekerjaan Struktur & SE pekerjaan
Mechanichal Electrical.
4. Quality Control (QC) : Quality control bertanggung jawab atas mutu pekerjaanlapangan,
prosedurnya serta kualitas material yang benar-benar sesuai standar dan spesifikasi dan
dilapangan QC menekankan para mandor/subcont untuk melakukan pekerjaan dengan
hasil yang baik jika dalam prosedur pekerjaan lapangan tidak sesuai dengan
standar/mutu yang diharapkan, QC ini punya wewenang untuk menghentikan
pekerjaan tersebut.
5. Quantity Surveyor (QS) : Quantity Surveyor bertanggung jawab atas alur administasi
proyek, perhitungan volume pekerjaan, schedule, mengitung kebutuhan material,
opname pekerjaan (membayar mandor/subcont) melalui QS ini. Secara umum QS ini
mengurus keuangan proyek cash flow (penagihan ke owner) maupun (pembayaran ke
mandor/subcon).

38 | P a g e
6. Supervisor (SPV) : Supervisor bertanggung jawab atas pengawasan pekerjaan
dilapangan. yang memberikan arahan yang sesuai gambar kepada para pekerja atau biasa
disebut pengawas lapangan.
7. Drafter : bertanggung jawab atas shopdrawing (gambar kerja) yang buat gambar,pake
software autoCad. koordinasi langsung dengan Site Engineer untuk membuat
shopdrawing yang dibutuhkan.
8. Surveyor : bertanggung jawab atas pengukuran lapangan, penentuan elevasi dilapangan,
menentukan marking (presisi) apakah letaknya sudah sesuai atau belum.
9. Logistic : bertanggung jawab atas ketersediaan material pekerjaan, berkordinasi
langsung dengan QS untuk order material bahan bangunan.
10. Safety : bertanggung jawab atas keselamatan para pekerja proyek, agar tidak
terjadi kecelakaan dalam bekerja, membuat antisipasi maupun mengawasi
langsung para pekerja. yang sesuai manajemen keselamatan kerja.

3939 | P a g
e
RENCANA KERJA KESELAMATAN
1. Konstruksi adalah rangkaian kegiatan untuk mewujudkan struktur bangun-an atau
infrastruktur fisik yang memenuhi standar keamanan, keselamatan, dan kesehatan
serta keberlanjutan untuk kemanfaatan bagi manusia, yang kedudukannya baik
sebagian atau seluruhnya menyatu dan terikat dengan tanah, baik berada di atas
atau di dalam tanah maupun di atas atau di dalam air, baik ikatannya bersifat tetap
atau sementara (salah satu usulan).
2. Pekerjaan Konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian kegiatan yang meliputi
pembangunan, pengoperasian, pemeliharaan, pembongkaran, dan pembangunan kembali
suatu bangunan (UU No 2/2017, ttg Jasa Konstruksi, Pasal 1, butir 3).
3. Keselamatan dan kesehatan kerja Konstruksi (K3 Konstruksi) adalah penerapan
konsep, kaidah, standar, dan sistem manajemen serta peraturan perundangan dan
persyaratan K3 pada seluruh kegiatan baik pada kegiatan jasa konsultansi maupun
pada kegiatan pekerjaan konstruksi.
4. K3 Pekerjaan Konstruksi adalah penerapan kaidah, system manajemen dan standar K3
pada ke- seluruhan atau sebagian kegiatan pembangunan, pengoperasian, pemeliharaan,
pembongkaran, dan pembangunan kembali suatu bangunan.
5. Jenis-Jenis pekerjaan konstruksi meliputi setiap kegiatan fisik pekerjaan, yang didahului
dengan persiapan/perencanaan, pelaksanaan dan supervisi pekerjaan, penyelesaian dan
pengakhiran pekerjaan fisik, dan pelaporan serta penyerahan hasilnya, sesuai dengan
jadwal (kontrak).

1. Jenis Kegiatan Utama pada Tahap Pra Konstruksi :


a. Kajian Kelayakan (Indentifikasi bahaya, analisis risiko dan kelayakan teknis-
ekonomis)
b. Survei Investigasi Teknik (identifikasi bahaya & rekomendasi pengendaliannya)
c. Perancangan Awal (pengujian & penetapan kriteria perancangan)
d. Perancangan Rekayasa Rinci
e. Penyusunan Dokumen Tender
f. Pelaksanaan Tender (Undangan, Aanwijing, Penawaran, Penilaian Penawaran,
Pemilihan kandidat, klarifikasi-negosiasi, penunjukan Pemenang)
2. Jenis Pekerjaan Utama pada Tahap Pelaksanaan Konstruksi :
a. Persiapan lahan/lokasi, prasarana & sarana konstruksi
b. Pekerjaan tanah untuk pondasi dan struktur bawah
c. Pekerjaan pondasi
d. Pekerjaan struktur bawah (pile cap, basement)
e. Pekerjaan struktur atas (pier/kolom. pier-head, rangka dinding, lantai, atap)
f. Pekerjaan mekanikal, elektrikal, plumbing
g. Pekerjaan arsitektural-art / penyelesaian, asesoris
h. Pekerjaan sarana pembuangan limbah & lingkungan
i. Pengujian fungsi & pemeriksaan akhir (testing & commissioning)
j. Perbaikan dan Serah Terima Akhir Pekerjaan

4040 | P a g
e
3. Identifikasi bahaya terhadap pelaksanaan pekerjaan kontruksi :

No Jenis /tipe pekerjaan Identifikasi Bahaya Tingkat Resiko


1 Pekerjaan Persiapan - Jalan akses rusak 5
- Site lay-out tak baik 5
- Lahan konstruksi Pras & 5
sarana konstruksi.
- Kondisi lingkungan 5
- Kondisi Alat-perkakas 5
- Perijinan, Tanggap Darurat, 5
P3K, dsb
2 Pekerjaan Tanah - Longsor, tertimbun 5
- Genangan, gas racun 5
- Manuver/mobil alat 10
- Alat berat terguling, tertabrak 10
3 Pekerjaan Pondasi - Jalan akses ambles, 5
- Alat terguling, 10
- Tertimbun, terprosok 10
- Strum kabel PLN bawah tanah 5
- Ledakan gas bawah tanah 5
4 Pekerjaan struktur - Struktur ambruk 10
beton - Bekisting jebol 5
- Terpelanting pipa beton 5
- Tertimpah benda jatuh 15
- Tersetrum listrik 5
- Iritasi kulit tangan 5
- Tertusuk stek tulan beton 5
- Balok beton patah 5
5 Pekerjaan Mekanikal - Tersetrum, terbakar listrik 5
dan - Terpapar uap las 5
Elektrikal - Terlempar percikan 5
- Tergencet alat bergerak 10
6 Pekerjaan - Bekerja ditepi bangunan 5
struktural/finishing - Tertimpa lapis dinding, plafon 10
- Terpeleset dari atap 15
- Tersengat listrik 15
- Kebakaran 5
7 Pekerjaan struktur atap - Struktur ambruk 5
- Terpelanting pipa beton 5
- Tertimpah benda jatuh 15
/baja atap.
- Tersetrum listrik 5
- Iritasi kulit tangan 5
- Tertusuk stek tulan beton 5
- Sling putus 10

41 | P a g e
PERMASALAHAN LINGKUNGAN, MASA PELAKSANAAN

DURASI
DIVISI JENIS/TIPE PEKERJAAN PERMASALAHAN PEKERJAAN KET.
LINGKUNGAN (90 HK)
(1) (2) (3) (4) (5)

1.1 Pengadaan Papan Proyek Tidak Ada 1 HK

1.3 Shop drawing dan as-built Tidak Ada 14 HK


drawing
Design
Divisi 1 development
 Kecelakaan saat proses
dokumentasi
1.5 Dokumentasi Proyek  (terjatuh, tertimpa material 30 HK
kostruksi,
 menghirup gas/debu)

 Terjatuh/terluka saat proses


Divisi 2 Sitework 2.3.1 Pekerjaan Tanah pekerjaan 20 HK

 Terjatuh/terperosok saat proses


Divisi 3 Pekerjaan 3.2.1 Pekerjaan Pondasi pekerjaan 25 HK
struktural  Tertimpa material konstruksi

42 | P a g e
 Terjatuh saat proses pekerjaan
 Tertimpa material konstruksi
 Menghirup gas/debu/material
4.1.1 Beton berbahaya 30 HK
 Luka akibat
peralatan/material konstruksi
 (benda tajam maupun benda
tumpul)

 Terjatuh saat proses


pekerjaan
 Tertimpa material konstruksi
 Menghirup gas/debu/material
4.2 Pekerjaan Dinding Pasangan berbahaya 25 HK
Pekerjaan  Luka akibat
Divisi 4
arsitektur peralatan/material
 konstruksi (benda tajam
 Terjatuh saat proses pekerjaan
 Tertimpa material konstruksi
 Menghirup gas/debu/material
4.4.2 Pekerjaan Plesteran 25 HK
berbahaya
 Luka akibat
peralatan/material konstruksi
 (benda tajam maupun benda

43 | P a g e
 Terjatuh saat proses pekerjaan
 Tertimpa material konstruksi
Pekerjaan Penutup Lantai dan  Menghirup gas/debu/material
4.5.2 berbahaya 30 HK
Dinding
 Luka akibat
peralatan/material konstruksi
 (benda tajam maupun benda
tumpul)

 Terjatuh saat proses


pekerjaan
Pekerjaan Penutup Atap  Tertimpa material 20 HK
konstruksi
 Menghirup
gas/debu/material
berbahaya
 Luka akibat
peralatan/material
konstruksi
 (benda tajam maupun
benda tumpul)

4444 | P a g
e
 Terjatuh saat proses
pekerjaan
Pekerjaan Kayu  Tertimpa material 20 HK
konstruksi
 Menghirup
gas/debu/material
berbahaya
 Luka akibat
peralatan/material
konstruksi
 (benda tajam maupun
benda tumpul)

10 HK
Pekerjaan Kunci  Terjatuh saat proses
pekerjaan
 Tertimpa material
konstruksi

4545 | P a g
e
 Terjatuh saat proses
pekerjaan
Pekerjaan Pengecetan  Tertimpa material 20 HK
konstruksi
 Menghirup
gas/debu/material
berbahaya
 Luka akibat
peralatan/material
konstruksi (benda tajam
maupun benda tumpul)
 Terjatuh saat proses
pekerjaan
Divisi 5
Pekerjaan 5.1.1 Pekerjaan Sanitasi Gedung  Tertimpa material 20 HK
Mekanikal konstruksi
 Menghirup
gas/debu/material
berbahaya
 Luka akibat
peralatan/material
konstruksi (benda tajam
maupun benda tumpul)
 Terjatuh/terluka akibat
peralatan yang
 digunakan

Divisi 8 Miscellaneous work  Terjatuh/terluka akibat 7 HK


peralatan yang
 digunakan

4646 | P a g
e
KETENTUAN TAMBAHAN
1. Selain spesifikasi teknis ini, maka sesuai dengan ketentuan administrasi, pemeriksaan
bahan/mutu pekerjaan serta ketentuan lain dari pemeriksaan yang menyangkut
pelaksanaan pekerjaan ini termasuk pula syarat-syarat yang harus dipenuhi dan ditaati.
2. Satu dan lain hal yang tidak tercantum/tidak jelas dalam spesifikasi ini ini akan dibuat
tersendiri, serta peraturan-peraturan pemerintah yang berlaku menjadi kewajiban
Kontraktor.
3. Semua akibat yang timbul dari pelaksanaan pekerjaan yang keliru/kelalaian Kontraktor
adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor.

Hal-hal yang belum dijelaskan dalam penjelasan dan spesifikasi ini akan diatur dan ditentukan
kemudian, semua ketentuan yang diyaratkan dalam dokumen sepanjang tidak ada perubahan
atau kesepakatan lain yang diatur baik dalam Berita Acara Aanwijzing ataupun ko ntrak
Pelaksanaan Pekerjaan adalah mengikat dan merupakan satu kesatuan dengan dokumen
kontrak pelaksanaan pekerjaan.

Mengetahui, Konsultan Perencana


Pejabat Pembuat Komitmen .

.............................................
....................................... Direktur
Nip.
Menyetujui,

Pengguna Anggaran Pengelola Teknis


.........................

.....................................................
Nip. ....................................
47 | P a g e
48 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai