SPESIFIKASI TEKNIS
PERATURAN UMUM
Pasal 1
Jenis Pekerjaan
1.1
Lokasi Pekerjaan
Kabupaten
Propinsi
:
:
:
Lanjutan
Pembangunan
PPI
Bontobahari
Kabupaten Maros
Desa Bontobahari Kecamatan Bontoa Maros
Maros
Sulawesi Selatan
Pasal 4
Pekerjaan Pendahuluan
4.1.
dalam
Negeri
yang
5.2. Jika Kontraktor mengajukan bahan lain yang akan digunakan , maka
mutunya minimal harus sama dengan yang disyaratkan dalam Dokumen
Tender. Untuk pemesanan bahan itu harus diberitahukan terlebih dahulu
pada Direksi yang meliputi jenis, kualitas serta kuantitas dari bahan yang
dipesan untuk mendapat persetujuan.
5.3. Semua bahan-bahan yang akan dipakai dalam pekerjaan ini harus
memenuhi ketentuan-ketentuan umum yang berlaku di Indonesia,
mengenai bahan bangunan serta persyaratan-persyaratannya akan
dicantumkan di dalam pasal-pasal berikut.
Peraturan-peraturan khusus antara lain, yaitu:
Air
Air yang digunakan sebagai bahan pengikat spesi maupun adukan
campuran beton adalah air yang tidak mengandung zat asam,
alkali, garam dan bahan-bahan lain yang dapat merusak mutu
campuran spesi maupun agregat beton.
b.
Pasir
Pasir untuk adukan spesi maupun beton harus memenuhi
persyaratan sesuai PBI-1971 / NI-2, bebas dari lumpur, tanah, akar
tumbuhan, ataupun bahan lain.
Listrik Kerja digunakan untuk keperluan penggunaan alat bantu dari mesin
seperti mesin pemotong, mesin bor dll dan penerangan ruangan .
Konsultan pengawas berhak untuk menolak dipekerjakannya tukangtukang yang menurut penilaiannya tidak memiliki keahlian/keterampilan
yang cukup untuk mengerjakan Pekerjaan ini.Dalam hal seperti itu,
Pemborong harus dengan segera mengganti tukang tersebut dengan
tukang-tukang lain yang memenuhi syarat-syarat keahlian/keterampilan.
Dalam hal pengambilan tindakan tersebut, maka tetap akan menjadi
tanggungan Pemborong sepenuhnya.
PEKERJAAN TANAH
A. Pekerjaan Striping
1.
2.
3.
4.
B.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
PEKERJAAN GALIAN
A. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahanbahan/peralatan-peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan
untuk terlaksananya pekerjaan ini dengan baik
2. Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan galian pondasi untuk
pekerjaan sub-struktur, seperti yang disebutkan/ditunjukkan pada
gambar atau sesuai dengan Pemberi Tugas/Pengawas
3. Juga termasuk didalamnya adalah pekerjaan galian untuk saluransaluran dan pekerjaan-pekerjaan lain sesuai gambar yang
memerlukan pekerjaan galian
4. Pembuangan sisa galian ke tempat yang disetujui Pemberi
Tugas/Pengawas
B.
Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Galian untuk reservoir, saluran air, pondasi dan galian-galian lainnya
harus sesuai dengan peil-peil yang tercantum digambar. Semua
bekas-bekas pondasi bangunan lama, batu , jaringan jalan/aspal,
akar dan pohon-pohon yang terdapat di bagian galian yang akan
dilaksanakan dibongkar dan dibuang
2. Apabila ternyata terdapat pipa-pipa pembuangan,kabel listrik,
telepon dan lain-lain yang masih digunakan maka pemborong harus
secepatnya memberitahukan kepada Pemberi Tugas/Pengawas
atau
kepada
penguasa/instansi
yang
berwenang
untuk
mendapatkan
petunjuk-petunjuk
seperlunya.
Pemborong
bertanggung jawab atas segala kerusakan-kerusakan sebagai akibat
dari pekerjaan galian tersebut
3. Pemborong harus bertanggung jawab untuk mengambil setiap
langkah apapun untuk menjamin bahwa pekerjaan yang telah
sedang berlangsung tersebut tidak terganggu
4.
A. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan, dan alat-alat bantu yang diperlukan untuk terlaksananya
pekerjaan ini dengan baik. Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan
urugan dan pemadatan kembali untuk pekerjaan substruktur yang
ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi/Pengawas
B. Persyaratan Pekerjaan
Bahan untuk urugan tersebut menggunakan material bekas galian atau
dengan mendatangkan dari lokasi lain dan harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
1. Jenis tanah adalah Silty Clay atau pasir urug.
2. Tanah harus bersih berarti tidak menggandung akar, kotoran seperti
puing bekas bongkaran, bekas dinding bata, beton dan bahan
organis lainnya.
3. Tidak mengandung batuan yang lebih besar dari 10 cm.
4. Terlebih dahulu diadakan test kepadatan Maksimum pada Kadar Air
Optimum dan hasilnya harus secara tertulis diserahkan kepada
Direksi/Pengawas.
Direksi/Pengawas akan menolak material yang tidak memenuhi
persyaratan tersebut diatas.
C. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Pelaksanaan pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan
tebal maksimum tiap-tiap lapisan 20 cm lepas dan dipadatkan
sampai mencapai Kepadatan Maksimum pada Kadar Air
Optimum, dan mencapai peil permukaan tanah yang
direncanakan. Test Kepadatan Optimum harus mengikuti STM.D1557-70.
2. Pada lokasi yang diurug harus diberi patok-patok, ketinggian sesuai
ketinggian rencana. Untuk daerah-daerah dengan ketinggian
tertentu, dibuat patok dengan warna tertentu pula.
3. Pada daerah yang basah/ada genangan air, pemborong harus
membuat saluran-saluran sementara untuk mengeringkan lokasilokasi tersebut, misalnya dengan bantuan pompa air.
4. Lokasi yang akan diurug harus bebas dari Lumpur atau kotoran,
sampah dan sebagainya.
5. Jika tidak ada persetujuan tertulis sebelumnya dari Direksi/
Pengawas maka pemadatan tersebut tidak boleh dibasahi
dengan air. Pemadatan urugan dilakukan dengan mamakai alat
Stemper/Compactor yang disetujui oleh Direksi/ Pengawas.
6. Penggalian yang melebihi batas yang ditentukan, harus diurug
kembali sehingga mencapai kerataan yang ditetapkan dengan
bahan urugan yang dipadatkan kecuali untuk daerah galian
pondasi harus mengikuti spesifikasi mengenai Pekerjaan Galian.
7. Toleransi pelaksanaan yang dapat diterima untuk penggalian dan
pengurugan adalah 50 mm terhadap kerataan yang ditentukan.
Semua Drainase darurat harus disetujui oleh Direksi/Pengawas.
Cara kerja yang dilakukan oleh pemborong harus disetujui oleh
Direksi/Pengawas.
8. Untuk mencapai kepadatan yang optimal, bahan harus di test di
laboratorium,
untuk
mendapatkan
nilai
Standard
9.
a.
b.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Persyaratan Pekerjaan
1. Pasir urug yang digunakan harus terdiri dari butir-butir yang bersih,
tajam dan keras, bebas lumpur, tanah lempung dan lain
sebagainya, seperti diisyaratkan dalam NI-3 (PUBI tahun 1982) pasal
14 ayat 3.
2. Untuk air siraman digunakan air tawar yang bersih dan tidak
mengandung minyak, asam alkali dan bahan-bahan organis
lainnya, serta memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan
dalam NI-3 hal 10. Apabila dipandang perlu, Direksi/Pengawas
dapat minta kepada Pemborong, supaya air yang dipakai untuk
keperluan ini diperiksa di laboratorium pemeriksaan bahan yang
resmi dan syah, atau biaya Pemborong.
3. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi syarat-syarat
yang ditentukan di atas dan harus dengan persetujuan tertulis dari
Direksi/Pengawas.
C.
Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Lapisan pasir urug dapat dilakukan lapis demi lapis maksimum
setiap lapis 10 cm, hingga mencapai tebal padat yang disyaratkan
dalam gambar.
2. Setiap lapis sirtu harus diratakan, disiram air dan/atau dipadatkan
dengan alat pemadat yang disetujui Direksi/Pengawas.
Pemadatan dilakukan hingga mencapai tidak kurang dari 95% dari
kepadatan optimum hasil laboratorium. Pemadatan harus
dilakukan pada kondisi galian yang kering agar dapat diperoleh
hasil kepadatan yang baik.
Kondisi galian yang kering tersebut harus dipertahankan sampai
pekerjaan pemadatan yang bersangkutan selesai dilakukan.
Pemadatan harus diulang kembali jika keadaan tersebut di atas
tidak terpenuhi.
3. Tebal lapisan pasir urug minimum 15 cm padat atau sesuai yang
ditunjukkan dalam gambar.
Ukuran tebal yang dicantumkan dalam gambar adalah ukuran
tebal padat.
4. Lapisan pekerjaan di atasnya, dapat dikerjakan bilamana sudah
mendapat persetujuan tertulis dari Direksi/Pengawas.
Persyaratan Bahan
10
Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Pengurugan tidak boleh dilaksanakan sebelum pondasi atau lainlain yang dibangun yang akan ditutup atau tersembunyi oleh
tanah urugan diperiksakan dahulu oleh Direksi/Pengawas.
2. Kayu-kayu bekas bekisting atau lain-lain tidak boleh dibiarkan
tertinggal pada waktu pengurugan dilaksanakan, kecuali jika ada
persetujuan dari Direksi/Pengawas.
3. Syarat-syarat lain harus sesuai dengan yang diuraikan dalam
pekerjaan urugan tanah.
STRUKTUR
PONDASI SUMURAN DAN PLAT PENUTUP SUMURAN
a. Umum
Bagian ini meliputi penyediaan peralatan, tenaga kerja dan pemasangan
semua pekerjaan pondasi sumuran, plat penutup yang ukurannya sesuai
dengan gambar, kecuali jika ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas.
b. Referensi
Pekerjaan ini harus sesuai dengan :
NI 2 (1971) Peraturan beton bertulang Indonesia
NI 3 (1970) Peraturan umum bahan bangunan di Indonesia
NI 8 (1972) Peraturan semen portland Indonesia
c. Material
1). Cincin Beton
Cincin beton yang digunakan adalah cincin sumur beton dengan
ketebalan 5-7 cm serta tinggi cincin beton adalah 50 cm atau sesuai
dengan gambar detail yang tercantum dalam gambar rencana.
2). Kerikil/chipping
Kerikil atau chipping yang digunakan sebagai lantai kerja pondasi
adalah kerikil beton yang sesuai dengan spesifikasi material ini dalam
pekerjaan beton dengan ukuran 2-3 cm. Kedalaman lantai kerja kerikil
pondasi sesuai dengan gambar rencana.
Pelaksanaan
Untuk jenis pondasi Sumuran dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan
bentuk yang ditunjuk dalam gambar, dan pada pelaksanaan harus
menggunakan peralatan yang sesuai dan mencapai kedalaman tanah
dasar yang mampu memikul beban bangunan tersebut. Pada pekerjaan
ini galian dilakukan sesuai dengan ukuran dari cincin sumur beton sambil
menurunkan cincin sumur beton sedikit demi sedikit dan disusun rapi dan
rapat sesuai dengan ketinggian cincin beton tersebut yang ditentukan
dalam gambar rencana.
Sebelum meletakkan cincin beton pada dasar tanah dengan kedalaman
yang sesuai dengan gambar rencana dan telah disetujui oleh pengawas
lapangan, tanah dasar terlebih dahulu dilapisi dengan lapisan kerikil atau
chiiping yang ditumbuk dengan menggunakan alat penumbuk yang
ditentukan oleh pengawas lapangan sampai lapisan kerikil tersebut tidak
mengalami penurunan permukaan akibat terjadinya penumbukan.
11
Pada dinding dalam cincin beton dipasang tulangan beton untuk beugel
yang dipasang melingkari pipa beton dengan jarak sesuai dengan yang
ditentukan oleh pengawas lapangan. Kemudian tulangan pokok diatur
dengan dimensi dan jumlah tulangan sesuai dengan gambar detail pada
gambar rencana. Agar supaya tulangan pokok tidak bergeser maka
tulangan pokok dan beugel diikat dengan menggunakan kawat beton.
Setelah penyetelan tulangan pondasi selesai dan telah mendapatkan
persetujuan pengawas lapangan maka pipa beton diisi dengan campuran
beton.
Diatas pondasi sumuran dibuatkan plat penutup sumuran dengan ukuran
sesuai dengan gambar detail pada gambar rencana untuk kemudian
diatasnya dilanjutkan dengan pekerjaan sloef dan kolom. Adapun jarak
posisi file cap dan sloef ukurannya disesuaikan dengan gambar detail
pada gambar rencana dan harus mendapatkan persetujuan dari pihak
direksi pengawas lapangan.
Stek besi untuk penyambungan pondasi sumuran dan plat poer serta
kolom harus sesuai dengan peraturan yang berlaku. Setiap
pemyambungan harus mendapatkan persetujuan dari pihak direksi atau
pengawas lapangan.
PASANGAN BATU GUNUNG
1. Umum
Bagian ini meliputi penyediaan peralatan, tenaga kerja dan
pemasangan semua pondasi batu gunung dan lainnya yang ukurannya
sesuai dengan gambar, kecuali jika ditentukan lain oleh Konsultan
Pengawas.
2. Referensi
Pekerjaan ini harus sesuai dengan :
NI 3 (1970) Peraturan umum bahan bangunan di indonesia
NI 8 Peraturan semen portland Indonesia
3. Material
1). Batu
Bahan untuk pondasi batu gunung kecuali dipersyaratkan lain, harus
sesuai dengan P.U.B.I., NI 3 1970 dan cara pengerjaannya harus
dilakukan menurut cara terbaik yang dikenal umum dilokasi.
Batu gunung harus keras dengan permukaan kasar tanpa cacat atau
retak.
2). Adukan
Adukan yang dipakai terdiri dari campuran 1 pc : 4 pasir.
4.
Pelaksanaan
Pekerjaan pemasangan batu gunung dilaksanakan sesuai dengan ukuran
dan bentuk-bentuk yang ditunjuk dalam gambar. Tiap-tiap batu harus
dipasang penuh dengan adukan sehingga semua hubungan batu
melekat satu sama lain dengan sempurna.
Setiap batu harus dipasang di atas lapisan adukan dan diketok ke
tempatnya hingga teguh.
Adukan harus mengisi penuh rongga-rongga antara batu untuk
mendapatkan massa yang kuat dan integral.
PEKERJAAN BETON
12
Beton
a. Umum
Bagian ini meliputi pengadaan dan pemasangan dari semua macam
beton biasa dengan mutu beton K-225 untuk struktur utama (kecuali
ditentukan lain), beton bertulang dengan penulangannya, bekisting,
finishing dan pekerjaan-pekerjaan lain sesuai dengan gambar-gambar
dan persyaratan.
b. Referensi
Kecuali ditentukan lain, maka semua pekerjaan beton harus mengikuti
ketentuan-ketentuan seperti yang tertera dalam :
NI 2 (1971) Peraturan beton bertulang indonesia
NI 3 (1970) Peraturan umum bahan bangunan di indonesia
NI 5 (1961)
NI 8 (1972) Peraturan semen portland Indonesia
c. Material
Semua bahan yang dipergunakan dalam pekerjaan ini terdiri dari :
Agregat
Agregat harus terdiri dari gradasi-gradasi yang terhalus sampai kasar dan
harus sesuai dengan persyaratan di dalam NI 2 Bab 3.3, Bab 3.4 dan Bab
3.5.
Agregat harus disimpan sedemikian rupa sehingga bebas dari
kontaminasi oleh bahan-bahan yang dapat merusak. Agregat halus
(pasir) dan agregat kasar (koral atau split) harus disimpan dalam tempattempat yang terpisah.
Semen
Semen yang dipakai harus dari mutu terbaik seperti disyaratkan dalam NI
8 Bab 3.2.
Kontraktor harus mengusahakan agar satu merk semen saja yang dipakai
untuk seluruh pekerjaan beton.
Semen ini harus dibawa ke tempat pekerjaan dalam zak yang tertutup
oleh pabrik dan terlindung.
Penyimpanannya harus dilaksanakan dalam tempat yang tidak terkena
air (dengan lantai terangkat) dan ditumpuk dalam urutan pengiriman.
Tinggi penumpukan tidak boleh lebih dari 2 m. Semen yang rusak atau
tercampur apapun tidak boleh dipakai.
Pembesian
Besi penulangan beton harus disimpan dengan cara-cara sedemikian
rupa, sehingga bebas dari hubungan langsung dengan tanah lembab
maupun basah, aspal, oli/minyak gemuk (fat).
Juga besi penulangan harus disimpan berkelompok berdasarkan ukuran
masing-masing.
Besi penulangan harus sesuai dengan persyaratan dalam NI 2 Bab 3.7
yang dinyatakan sebagai U 32 (Besi Ulir), untuk diameter diatas 13 mm
sedangkan untuk dibawah 13 mm adalah U-24 (Besi Polos), sesuai
dengan keterangan pada gambar perencanaan.
Kawat pengikat harus berukuran minimal garis tengah 1 mm seperti yang
disyaratkan dalam NI 2 Bab 3.7.
13
Penggunaan besi ulir atau besi polos harus memperhatikan gambar detail
pada gambar rencana.
Air
Air yang dipakai untuk pengecoran harus bersih sesuai dengan
persyaratan dalam NI 2 Bab 3.6.
Sebelum air untuk pengecoran dipergunakan, harus terlebih dahulu
diperiksa pada Laboratorium Penelitian Masalah Air.
d. Pelaksanaan
1. Proporsi
Kecuali disebutkan lain, maka campuran beton harus sedemikian rupa
sehingga mencapai kekuatan beton karakteristik 225 kg/cm2 kecuali
disebutkan lain pada gambar.
Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus mengadakan trial test
yang dapat membuktikan bahwa mutu beton yang disyaratkan dapat
tercapai. Dari hasil trial test tersebut ditentukan oleh Direksi Pengawas
Deviasi Standard yang akan dipergunakan untuk menilai mutu beton
selama pelaksanaan, sesuai dengan syarat-syarat PBI 71 Pasal 4.6 dan
4.7.
2. Pengecoran Beton
Kotoran-kotoran dan bahan-bahan lain harus dibuang dari dalam
bekisting. Alat-alat pengaduk (beton molen) dan alat pembawa harus
bersih.
Penulangan harus dimatikan pada posisinya dan diperiksa sebelum
pengecoran dilakukan.
Direksi Pengawas harus menerima pemberitahuan minimal 2 x 24 jam
sebelum pengecoran dilakukan, agar pemeriksaan dan persetujuan
dapat diberikan pada waktunya.
Pelaksanaan Pengecoran harus sesuai dengan persyaratan dalam PBI
1971 kecuali dipersyaratkan lain.
Beton tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian lebih dari 1,50 meter dan
segera sesudah pengecoran, lapisan-lapisan beton ini harus dipadatkan
dengan penggetar (internal concrete vibrator). Tidak diperbolehkan
melakukan pengetokan untuk hal ini. Kecepatan vibrator dalam adukan
harus tetap dan lebih besar dari 7000 impuls per menit. Penggunaan alat
penggetar tidak boleh mengenai besi penulangan. Pemadatan dengan
penggetaran ini harus dilakukan sesuai dengan PBI 1971 Bab 6.4.
3. Penyambungan Beton
Sebelum melanjutkan pengecoran pada beton yang telah mengeras,
permukaan yang lama dibersihkan dan dikasarkan, bekisting harus
dikencangkan kembali dan penyambungannya dengan menggunakan
air semen, jika umur beton lebih dari 3 hari penyambungannya harus
menggunakan Bonding Agent yang disetujui oleh Direksi Pengawas.
4. Slump
Slump yang diizinkan untuk beton dalam keadaan mix yang normal
adalah sesuai dengan PBI 1971 Bab 4.4.
Pemakaian nilai slump harus teratur dan disesuaikan dengan
kebutuhannya, misalnya : untuk daerah-daerah yang pembesiannya
rapat menggunakan slump yang tinggi.
14
5.
6.
7.
8.
9.
Lantai Kerja
Semua beton yang berhubungan dengan tanah sebagai dasarnya, harus
diberikan pasir 10 cm dan lantai kerja minimal 5 cm, dengan adukan 1 : 3
: 5 di bawah konstruksi beton tersebut.
Sebelum pengecoran lantai kerja dilakukan, lapisan pasir tersebut harus
dipadatkan terlebih dahulu.
Kolom dan Balok Praktis
Kontraktor harus memberikan/merencanakan kolom-kolom praktis untuk
pemasangan dinding seluas 12 m2 atau dimana dianggap perlu harus
dipasang kolom praktis.
Pemeliharaan Beton
Beton yang sudah dicor pada tempatnya harus dijaga agar selalu
lembab dengan jalan menutup beton dengan karung basah atau
menyiram dengan air secara rutin, sehingga beton berumur satu minggu.
Pada umur 24 jam harus dijaga dari air hujan yang deras, air mengalir,
getaran-getaran dan sinar matahari.
Masa Pelaksanaan
Selama masa pelaksanaan, mutu beton harus diperiksa secara kontinyu
dari hasil-hasil pemeriksaan benda uji. Paling sedikit setiap 5 m3 beton
harus dibuat benda uji untuk ditest di laboratorium.
Penyerahan dan pengambilan benda uji harus disertai Direksi Pengawas.
Jumlah benda uji yang dibuat sesuai dengan permintaan Direksi
Pengawas. Setelah berumur 7 (tujuh) hari, benda uji harus diperiksa
kekuatan tekannya di laboratorium. Ketentuan-ketentuan lainnya sesuai
PBI 1971 Bab 4.7 harus dipenuhi.
Pemeriksaan Lanjutan
Apabila hasil pemeriksaan pada Bab 4.7 PBI 1971 masih meragukan,
maka pemeriksaan lanjutan dilakukan dengan menggunakan concrete
gun atau kalau perlu dengan core drilling untuk meyakinkan penilaian
terhadap kualitas beton yang sudah ada, sesuai pasal 4.8 PBI 1971.
Biaya pekerjaan dalam pasal-pasal ini menjadi tanggungan Kontraktor.
Hal-hal yang bersangkutan dengan mutu beton hendaknya mengikuti NI
2 pasal yang bersangkutan.
e.
Bahan Additive
Pemakaian bahan additive harus disertai percobaan laboratorium guna
mendapatkan hasil yang baik yang disetujui Direksi Pengawas. Bahan
additive ini harus memenuhi persyaratan ASTM atau JIS.
f.
Bekisting
1.
Umum
Bekisting harus direncanakan, dilaksanakan dan diusahakan sedemikian
rupa agar pada waktu pengecoran dan pembongkaran tidak
mengakibatkan
cacat-cacat,
gelombang-gelombang
maupun
perubahan-perubahan bentuk, ukuran-ukuran, ketinggian-ketinggian
serta posisi daripada beton yang dicor. Perencanaan pelaksanaan, serta
pembongkaran bekisting harus sesuai dengan cara-cara yang disarankan
dan kriteria di dalam NI 2 Bab 5.8.
Permukaan bekisting yang berhubungan dengan beton harus benarbenar bersih sebelum digunakan.
15
Referensi
Seluruh bekisting harus mengikuti
normalisasi NI 2 dan NI 3.
persyaratan-persyaratan
dalam
3.
Material
Bekisting untuk Beton.
Seluruh bekisting untuk beton harus terbuat dari papan minimal kls II,
Multiplex 9 mm dan balok ukuran 5/10 digunakan pada rangka utama
dan kayu 5/7 untuk rangka pengisi, kecuali dipersyaratkan lain oleh Direksi
Pengawas.
Sebelum pemasangan bekisting, kontraktor harus memberikan gambar
perencanaan bekisting secara lengkap untuk disetujui Direksi Pengawas.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk pemakaian bekisting beton
adalah sebagai berikut :
a. Tidak akan mengalami deformasi, sehingga bekisting harus cukup tebal
dan terikat kuat.
b. Harus kedap air dengan menutup semua celah-celah secara mekanis
atau dengan bahan kimia.
c. Tahan terhadap getaran vibrator dari luar maupun dari dalam
bekisting.
d. Permukaan bekisting harus rata dan licin serta diberi releasing agent
yang disetujui oleh Direksi Pengawas.
e. Ukuran jarak harus disesuaikan dengan rencana dalam gambar.
4.
Pembongkaran Bekisting
Bekisting harus dibongkar dengan cara sedemikian rupa sehingga dapat
menjamin keselamatan penuh atas struktur-struktur yang dicetak dengan
memperhatikan persyaratan-persyaratan minimum sebagai berikut :
Bagian struktur beton vertikal boleh dibongkar bekistingnya setelah 7 hari,
dengan syarat bahwa betonnya telah cukup keras dan tidak cacat
karena pembongkaran tersebut.
Bagian struktur beton yang disangga dengan penumpu tidak boleh
dibongkar, sebelum betonnya mencapai kekuatan yang cukup untuk
menyangga beratnya sendiri dan beban-beban pelaksanaan atau
beban-beban lain yang akan menimpa bagian struktur beton tersebut.
Dalam hal apapun bekisting pada jenis struktur ini tidak boleh dibongkar
sebelum berumur 14 hari, demikian juga bekisting-bekisting yang dipakai
untuk mematangkan (curing) beton tidak boleh dibongkar sebelum
beton ditentukan matang.
5.
Contoh-contoh
Sebelum pelaksanaan pemasangan, lebih dahulu Kontraktor harus
memberikan contoh-contoh material yang akan dipakai guna
mendapatkan persetujuan Direksi Pengawas.
16
6.
BETON COR
Pengendalian pekerjaan dan mutu beton harus mengacu pada spesifikasi
beton yang ada pada buku RKS ini. Bahan menggunakan adukan beton siap
pakai (ready mixed concrete) atau dengan beton adukan di tempat dengan
memakai molen, kontrol mutu sesuai dengan spesifikasi ini.
Agregat Beton
Agregat beton berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan
batu dengan Wet System Stone Crusher.
Agregat beton harus sesuai dengan spesifikasi agregat beton menurut
ASTM-C 33.
Ukuran terbesar agregat beton adalah 2,5 cm.
Sistim penyimpanan harus sedemikian rupa agar memudahkan pekerjaan
danmenjaga agar tidak terjadi kontaminasi bahan yang tidak diinginkan.
Agregat harus bersih dari segala kotoran, tidak melebihi 5 %.
Agregat Halus
Agregat halus dapat digunakan pasir alam yang berasal dari pasir lokal
Pasir harus bersih dari bahan organis, zat-zat alkali & substansisubstansi
yang merusak beton.
Pasir tidak boleh mengandung segala jenis substansi tersebut lebih dari
5%.
Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton.
Pasir harus terdiri dari partikel-partikel yang tajam dan keras.
Cara dan penyimpanan harus sedemikian rupa agar menjamin
kemudahan pelaksanaan pekerjaan dan
menjaga agar tidak
terjadikontaminasi yang tidak diinginkan.
PC (Portland Cement)
Semen yang dipakai harus dari mutu yang disyaratkan dalam PBI-1989
dan SNI 03 2847 2002.
Mutu beton yang disayaratkan adalah K225, untuk jalan & parker
memakai K-300 Kg/cm3.
Pengujian Kekuatan Beton
Selama masa pelaksanaan, mutu beton harus diperiksa secara kontinyu
dari hasil-hasil pemeriksaan benda uji. Paling sedikit setiap 5 m 3 beton
harus dibuat 1 sample benda uji, atau untuk seluruh bangunan dibuat
minimal 20 sampai benda uji.
Benda uji harus diperiksa kekuatan tekannya di laboratorium yang
disetujui pengawas dan biaya ketentuan PBI-1989 dan SNI 03 2847 2002
harus dipenuhi.
PEKERJAAN BAJA.
Material :
1. Baja profil IWF :
17
Baja Profil IWF digunakan sebagai bahan utama untuk batang rangka
yaitu
tiang
penopang
dan
balok
pemikul
termasuk
pengunaan
atau
pedestal),
plat
penghubung
sesama
batang
4.
Kawat las :
Kawat las (yang selanjutnya disebut sebagai elektroda las) busur listrik
berlapis yang dipakai untuk pengelasan baja karbon rendah dan baja
paduan rendah harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam SII
0192 1978.
Klasifikasi elektroda las adalah jenis E 420 dengan kuat tarik
minimum 420 N/mm2. Elektroda las harus memenuhi persyaratan seperti
komposisi kimia, kuat tarik / batas ulur dan renggang dari deposit bahan
las, kandungan hydrogen, persyaratan prioritas dan kesemuanya harus
memenuhi ketentuan-ketentuan seperti dalam tabel 80 - 3 sampai
tabel 80 - 9 pada PUBI 1982.
Pelaksanaan :
.1. Gambar kerja :
Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus membuat shop drawing
yang mencakup detail-detail lengkap dari semua komponen, ukuran
profil, elevasi, sambungan-sambungan dan dudukan plat bearingnya.
Kontraktor bertanggungjawab atas kebenaran dan ketelitian ukuran
yang tercantum pada gambar kerja. Kontraktor harus menjelaskan
secara
terperinci kepada
Konsultan
Pengawas
tentang
metode
fabrikasi
khususnya
untuk
komponen
rangka
baja
19
Pemotongan
bahan
baja
dilakukan
dengan
mesin
potong
dikikir sampai halus dan rata permukaan. Untuk unit yang akan
dipasang harus diberi tanda (marking)agar tidak terjadi kesalahan
penyambungan dan pemasangan.
2. Pengelasan :
Pekerjaan
pengelasan
harus
sesuai
teknis
untuk
sudah
pengelas
bagi
yang terdahulu harus dibersihkan dari kerak (slag) dan percikanpercikan logam sebelum memulai dengan lapisan las yang baru.
Lapisan las yang berpori-pori, rusak
atau
retak
harus
dibuang
baut
harus
dilakukan
dengan
bor
dengan terlebih
bagian
yang
akan
pola
typical
(template)
untuk
tiap-tiap
simpul
baut harus
baut.
Pembuatan
lebih
besar
lubang
2,0
baut
mm
harus
20
dikerjakan
dengan
mesin
bor
dan
tidak
diperkenankan
batang
rangka
dan
Alat-alat
untuk
pemasangan
harus
sesuai
untuk
macam
pekerjaannya dan harus dalam keadaan baik. Bila dijumpai bagianbagian konstruksi yang tidak dapat dipasang atau ditempatkan
sebagaimana mestinya sebagai akibat dari kesalahan fabrikasi, maka
keadaan itu harus segera dilaporkan kepada Konsultan Pengawas
disertai usulan cara perbaikannya. Cara perbaikan tersebut harus
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas sebelum dimulainya
pekerjaan tersebut. Biaya yang timbul akibat pekerjaan perbaikan
tersebut adalah menjadi tanggungjawab Kontraktor.
2. Bagian profil baja harus diangkat dengan baik dan ikatan-ikatan
sementara harus digunakan untuk mencegah tegangan-tegangan
yang melewati tegangan izin. Ikatan-ikatan itu dibiarkan sampai
konstruksi selesai. Sambungan-sambungan sementara dari baut harus
diberikan pada bagian konstruksi untuk menahan beban mati, angin
dan tegangan-tegangan selama pengerjaan.
3.
21
oleh
Pemberi
Tugas
melalui
Konsultan
Pengawas.
Cara
pemeriksaan
lainnya
apabila
dianggap
perlu
bisa
c.
Lingkup Pekerjaan
Meliputi penyiapan bagian-bagian yang akan dipasang,
menyediakan material alat-alat bantu dan pemasangan penutup
atap.
2.
Bahan
a. Bahan penutup atap ini harus mulus, tidak rusak, tergores
permukaannya, atau cacat lainnya. Penyediaan bahan ini harus
lengkap dengan penutup nok flashing arah memanjang dan
melintang/listplank tepi, kaitan untuk gording baja profil, sekrup
dengan hak, sealant, dan aksesoris lainnya sesuai dengan spesifikasi
pabrik pembuat.
Adapun spesifikasinya adalah
Panjang : 200 cm
Lebar : 95 cm
Tebal : 0.30 cm
3.
Pelaksanaan
a Sebelum pemasangan, semua material harus disetujui konsultan
pengawas.
b Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, kontraktor harus menempatkan
tenaga ahli/supervisi dari pabrik pembuat. Biaya untuk hal ini
ditanggung kontraktor.
c Pemasangan dimulai dari sudut tepi bawah; diselesaikan dahulu satu
baris ke arah atas, kemudian satu baris ke samping, selanjutnya ke
arah atas dan seterusnya hingga atap tertutup semua.
d Arah tumpang-tindih (overlap) ke samping yaitu lembaran atas
menutup lembaran bawahnya sama dengan arah angin.
e Selanjutnya sesuai dengan spesifikasi teknis dari pabrik pembuat.
f Puncak atap harus ditutup nok atap model U dengan bahan yang
sama dan sesuai dengan rekomendasi pabrik pembuatannya.
g Pada sambungan atap di daerah jurai dipasang flashing yang terbuat
dari bahan yang sama
Lingkup Pekerjaan
Pengadaan tenaga kerja, peralatan, dan bahan-bahan yang diperlukan
untuk pekerjaan pasangan bata sesuai gambar rencana dan RKS.
2.
Contoh-contoh Bahan
23
Pekerjaan Plesteran
Pekerjaan plasteran dapat dilakukan sesudah mendapat persetujuan dari
pemberi tugas/
direksi yaitu sesudah kosen kosen, pipa pipa dan
sebagainya sudah terpasang semua.
Sebelum dipelaster, permukaan dinding batu bata harus dibasahi dengan air
sampiai jenuh, permukaan beton yang akan dipelaster harus dikasarkan
dahulu, semua pelasteran harus sama rata ketebalannya yaitu 1,5 cm.
Pinggiran dinding ( skoning ) 1 pc : 2 psr. Setelah plasteran dinding selesai
semua kemudian dilakukan penghalusan
( aci ) dengan semen compound addessive setara A-plus dan digosok
dengan kertas semen sebagaimana mestinya.
1. Semua permukaan tembok yang akan diplaster harus dibersihkan dari
sisa-sisa plasteran lamanya dan sebelum plasteran dimulai harus disetujui
oeh Konsultan Supervisi/Direksi.
2. Sedangkan untuk acian tembok memakai acian semen licin, semen
compound addessive setara A-plus (tidak diperkenankan memakai
kapur).
3. Dinding tembok sebelum diaci harus dibersihkan terlebih dahulu dan
permukaan tembok yang akan diaci harus dibasahi terlebih dahulu.
Woodplank Fibercement :
Woodplank adalah suatu campuran serat fiber dan bahan semen
atau bahan pengikat hidrolis lainnya yang dibentuk menjadi lembaran
datar. Lembaran bahan harus padat tetapi elastis dengan tepi
potongan yang lurus, tidak berkerut dengan tebal merata 8 mm pada
seluruh bidang, tidak berlubang atau cacat yang merugikan. Bahan
Woodplank
fibercement
digunakan
pada
pasangan
lisplank
24
harus digrinda
dan
seluruh
permukaan harus bebas noda dan cacat, bebas sulfide atau bercakbercak lain sesuai PUBI pasal 63-3, 63-4 dan 63-5. Pasangan kaca
digunakan pada daun jendela dan pasangan kaca mati yang
dijelaskan pada gambar rencana.
PEKERJAAN KERAMIK
1. Pekerjaan Keramik Lantai/ Dinding
Bahan:
a. Bahan
Dinding Keramik yang digunakan di Dinding Pintu Gerbang :
Jenis
: Keramik
Ukuran
: Menyesuaikan gambar-gambar
Produk
: Platinum atau setara Kw.1
Ketebalan Minimum
: 7 mm atau sesuai gambar
Ukuran
: 40 x 40 cm
Warna
: ditentukan kemudian
Keramik yang dipasang harus dalam keadaan baik, sama warna dan
tidak cacat, keramik yang cacat akibat pemasangan harus diganti.
Warna akan ditentukan kemudian oleh MK/Konsultan Pengawas.
Keramik yang dipakai adalah keramik non slip kualitas terbaik .
Keramik yang dipasang harus dalam keadaan baik, sama warna dan
tidak cacat, keramik yang cacat akibat pemasangan harus diganti.
Warna akan ditentukan kemudian oleh MK/Konsultan Pengawas.
Pemeriksaan ;
Sebelum pemasangan keramik, pemborong wajib memeriksa persiapanpersiapan lapisan dasarnya terutama lapisan pasir serta menjamin dasar
yang rata dan padat. Semua pipa-pipa, saluran dan lain sebagainya harus
terpasang pada tempatnya dan diperiksa sebelum pemasangan keramik.
Adukan ;
Adukan untuk ruang basah 1 PC : 3 Pasir dan untuk ruangan kering 1 PC : 4
Pasir, dengan ketebalan 3 cm
- Untuk siar/nat digunakan semen khusus untuk ini dengan dicampur air.
Cara Pemotongan ;
Pemotongan keramik sedapat mungkin dihindari dan bila terpaksa,
pemotongan jangan jauh lebih kecil dari ukuran, kecuali bila ditentukan
lain dalam gambar. Pemotongan harus rata, tanpa pinggiran yang menonjol
dan gompel.
-
Cara Pemasangan ;
Keramik dipasang diatas adukan setengah kering dengan tebal adukan
sesuai butir diatas. Sambungan-sambungan (siar/nat) harus rata, lurus, untuk
mendapatkan lantai jadi yang sempurna. Siar tebal 6 mm diisi dengan
25
2.
Jenis Bahan
Cat Tembok
Cat tembok untuk tembok dalam adalah cat jenis emulsi merk Mowilex
dan luar jenis emulsi dengan kandungan Acrylic 100% Weathercoat
merk Mowilex..
3.
Daftar Bahan
Secepat setelah penandantanganan kontrak, tetapi paling lambat 2
bulan sebelum pekerjaan cat dimulai, pemborong wajib menyerahkan
kepada MK/Konsultan Pengawas, daftar bahan yang akan
dipergunakan, semua bahan yang dipakai harus disetujui oleh
MK/Konsultan Pengawas.
4.
Pemilihan Warna
Semua jenis warna yang dipakai akan ditentukan dan disetujui oleh
MK/Konsultan Pengawas.
5.
Persiapan
Sebelum pekerjaan pengecatan dimulai, lantai-lantai harus dicuci
serta debu sedapat mungkin dicegah. Semua permukaan yang akan
di cat harus dipersiapkan sesuai dengan bestek tertulis dan sesuai
dengan persyaratan pabrik.
6.
Pekerjaan Permulaan
Cat Dasar Besi ;
Segera setelah besi dibersihkan permukaan besi diberi cat dasar meni
sebanyak dua lapis dengan tebal 30-35 micron. Besi yang telah diberi
cat dasar sebelum pengiriman harus diperiksa terhadap cacat. Cat
dasar yang tidak memenuhi syarat harus dibersihkan dengan sikat baja
sampai bersih. Semua pengecatan yang cacat harus dikerok dan
semua karat dilepaskan dengan sikat baja sampai bersih. Semua besi
yang menjadi terbuka harus segera ditutup dengan cat dasar seperti
disebut diatas. Besi galvanis dicat dengan zinchromat tanpa dimeni
lebih dahulu.
Cat Dinding Tembok
26
Pengecetan (Finishing)
PEKERJAAN KACA
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan hingga
dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna sesuai yang
dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar.
Persyaratan Bahan
a. Kaca yang digunakan harus bebas dari gelombang (ruang-ruang yang
berisi gas yang terdapat pada kaca), bebas dari komposisi kimia yang
dapat mengganggu pandangan, bebas dari keretakan, bebas dari
gumpilan tepi, bebas dari benang, gelombang dan bebas dari
lengkungan.
b. Kaca yang digunakan harus memenuhi persyaratan dalam PUBI 1982
pasal 63 dan SII 0189-78
c. Toleransi untuk ukuran panjang dan lebar kira-kira 2 mm, kesikuan
maksimum 1,5 mm dan ketebalan tidak boleh lebih dari 0,3 mm.
d. Kaca yang digunakan adalah kaca polos produksi ASAHIMAS atau setara
dan disetujui oleh Direksi Pengawas.
e. Tebal kaca untuk pintu 6 mm, jendela tampak depan warna 5 mm dan
untuk pintu/jendela rangka aluminium Clear 5 mm.
f. Ukuran pemotongan kaca dan tempat pemasangan seperti yang
ditunjukkan dalam gambar.
Syarat Syarat Pelaksanaan
a
b
c
d
e
f
g
h
i
j
Material
1.
2.
Contoh
Untuk kaca yang akan dipasang kontraktor diwajibkan memberikan
contoh - contoh bahan terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan
dari konsultan pengawas atau pemberi tugas .
3.
Flat glass
Flat glass harus memiliki ketebalan yang sama, bebas dari kerusakan
dan memenuhi persyaratan
4.
Tempered glass
Tempered glass adalah flat glass yang dipanaskan dalam kondisi
tertentu, sehingga mencapai suhu 700C, dan kemudian dengan cepat
disemprotkan udara dengan jarak tertentu. dengan kualitas setara
Asahimas atau produksi lainnya dari kualitas baik dengan ketebalan dan
ukuran sesuai dengan gambar kerja.
5.
Kaca cermin
Kaca cermin harus memiliki ketebalan yang sama, bebas dari kerusakan
dan memenuhi persyaratan. dengan kualitas setara Asahimas atau
produksi lainnya dari kualitas baik dengan ketebalan dan ukuran sesuai
dengan gambar kerja.
Pemasangan cermin
28
Pemasangan cermin dengan baut stainless steel dengan ditutup oleh kepala
baut. perletakannya sesuai dengan gambar. baut harus berada pada
kedudukan yang kuat untuk mengikat keberadaan cermin.
Pemindahan dan pembersihan
1. Setiap panel kaca harus segera diberi tanda setelah selesai pelaksanaan
2.
3.
29
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
Pekerjaan pembuatan, penyetelan dan pemasangan alumunium profil
beserta kaca harus dilaksanakan oleh ahlinya.
Kontraktor harus memeriksa semua permukaan yang akan
berhubungan dengan pekerjaan tembok dan memberitahukan
Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan seandainya permukaanpermukaan yang bersangkutan dalam keadaan tidak memungkinkan
untuk mendapatkan pembetulan-pembetulan.
Kontraktor harus mengukur ke tempat semua dimensi yang
mempengaruhi pekerja- annya. Ukuran lapangan yang berbeda
dengan shop drawings harus dikoreksi / diselesai- kan bersama dengan
Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan untuk mendapatkan kepastian.
Kontraktor harus memberikan perhitungan kekuatan atas syarat-syarat
yang ditentukan.
Bahan yang dipakai sebelum diproses fabrikasi diseleksi dahulu sesuai
dengan bentuk, toleransi ukuran ketebalan yang dipersyaratkan,
kesikuan, kelengkungan dan pewarnaan yang dipersyaratkan
kemudian dikerjakan secara maximal dengan mesin potong, mesin
punch, drill, sehingga hasil yang telah dirangkai mempunyai ukuran
yang presisi.
Hubungan antara aluminium pada sambungan-sambungannya harus
diberi lapisan mastic dan pada bagian-bagian dalam sambungannya
harus ditutup dengan coulking.
Pemasangan kusen aluminium kebangunan harus dengan angkur
yang kuat.
Antara tembok / kolom / beton dan kusen aluminium harus diisi
dengan seal yang elastis, terutama untuk jendela-jendela luar.
Pemasangan kaca-kaca terhadap kusen aluminium juga harus
menggunakan seal yang berupa alur karet.
Kaca yang harus dipasang lurus dan tegak lurus dan harus disetel
tengah-tengah dengan hati-hati sampai kerenggangan (clearence)
yang sama.
Sebelum pemasangan kaca semua kotoran dan bekas minyak harus
dibersihkan, sehingga tidak mengganggu pekerjaan perekatan.
Metal / aluminium harus dilindungi dari kemungkinan cacat, misalnya ;
dengan clear vinyl protective coating.
Kaca diidentifisir dengan tanda-tanda peringatan menggunakan tape
atau cara lain yang tidak membekas pada kaca setelah dibersihkan.
Semua pekerjaan terpasang harus dilindungi dari pengaruh-pengaruh
pekerjaan lain seperti cipratan cat, plesteran, noda teraso waktu
memoles atau percikan las.
30
31
Penjepit Kaca.
Digunakan penjepit kaca dari bahan karet dan sealant (pada bagian
luar) yang bermutu baik dan memenuhi persyaratan yang ditentukan
dari pabrik, pemasangan disyaratkan hanya 1 (satu) sambungan, serta
harus kedap air.
Semua bahan kaca yang digunakan harus bebas noda dan cacat,
bebas sulfide maupun bercak-bercak lainnya, dari produk ASAHIMAS.
c. Syarat-syarat Pelaksanaan.
Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor diwajibkan untuk
meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran
dan lubang-lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola, layout /
penempatan, cara pasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai
gambar.
Sebelum pemasangan, penimbunan bahan-bahan pintu di tempat
pekerjaan harus ditempatkan pada ruang / tempat dengan sirkulasi
udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari
kerusakan dan kelembaban.
Harus diperhatikan semua sambungan siku untuk rangka aluminium
dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya
dengan memperhatikan / menjaga kerapihan terutama untuk bidangbidang tampak tidak boleh ada cacat bekas penyetelan.
Semua ukuran harus sesuai dengan gambar dan merupakan ukuran
jadi.
Daun pintu : - Jika diperlukan, harus menggunakan sekrup galvanized
atas persetujuan Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan tanpa
meninggalkan bekas cacat pada permukaan yang tampak. - Untuk
daun pintu panel kaca setelah dipasang harus rata, tidak
bergelombang dan tidak melintir.
PEKERJAAN KUSEN DAN PINTU BESI TAHAN API
a. Lingkup Pekerjaan
Pengadaan pemasangan pintu-pintu tahan api, pada gambar
pintu kebakaran, dan perlengkapannya pada ruang-ruang seperti
ditunjukkan gambar untuk itu.
b. Persyaratan Bahan
1) Konstruksi Kusen dan Pintu
a) Kusen terbuat dari besi CNP. Bagian bawah kusen diperkuat
dengan door sill yang terbuat dari baja siku, setelah kusen
terpasang, door sill dihilangkan.
b) Daun pintu terbuat dari plat Besi tebal 1,5 mm. Daun pintu
keseluruhan, untuk pintu dengan fire rating 2 jam, tebal 55
mm. Dengan mineral wool/rock wool dibagian dalam pintu
minimal 110 kg/m.
32
33
35
system
listrik
sehingga
dapat
Teknik Instalasi
Instalasi Kabel/Wiring
Umum
Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi semua
persyaratan PUIL/LMK. Semua kabel/kawat harus baru dan harus jelas
ditandai mengenai ukurannya, jenis kabelnya, nimir dan jenis pintalannya.
Semua kawat kawat dengan penampang 6-10 mm2 keatas haruslah terbuat
secara dipilin (stranded). Instalasi ini tidak boleh memakai kabel dengan
penampang lebih kecil dari 2,5 mm2 kecuali untuk pemakaian remote control.
Kecuali persyaratan lain, konduktor yang dipakai adalah dari type :
36
Ujung pipa kabel yang masuk dalam panel dan junction box harus
dilengkapi dengan socket/lock nut, sehingga pipa tidak mudah
tercabut dari panel. Bila tidak ditentukan lain, maka setiap kabel yang
berada pada ketinggian muka lantai sampai dengan 2 m harus
dimasukkan dalam pipa. Dan pipa harus diklem ke bangunan pada
setiap jarak 50 cm.
Instalasi Saklar dan Stop Kontak (outlet)
Saklar-saklar
Saklar-saklar harus dari jenis rocker mekanisme dengan rating 10 A / 250 V,
saklar pada umumnya dipasang inbow kecuali disebutkan lain pada gambar.
Jika tidak ditentukan lain, saklar-saklar tersebut bingkainya harus dipasang
rata pada tembok pada ketinggian 150 cm diatas lantai yang sudah selesai
kecuali ditentukan lain . Saklar-saklar tersebut harus dipasang dalam kotakkotak dan ring (standart). Sambungan-sambungan hanya diperbolehkan
antara kotak-kotak yang berdekatan.
Kotak Kontak
Kotak kontak haruslah dengan tipe yang memakai earthing contact dengan
rating 10 A, 16 A, 25 A, 250 V AC. Semua pasangan kotak kontak dengan
tegangan kerja 220 V harus diberi saluran ke tanah (grounding). Kotak kontak
harus dipasang rata dengan permukaan dinding dengan ketinggian 30 cm
dari atas lantai yang sudah selesai atau wali outlet sesuai gambar rencana
atau petunjuk Pengawas.
Instalasi Fixtures Penerangan
Umum
37
Fixture penerangan harus dari jenis yang tertera dalam gambar. Harus dibuat
dari bahan yang sesuai dan bentuknya harus menarik dan pengerjaannya
harus rapi dan baik, tebal plat baja yang dipakai untuk housing fixture
minimum 0,7 mm Pemborong harus menyediakan contoh-contoh dari semua
fixture yang akan dipasang kepada Perencana/ Pengawas untuk disetujui.
Kabel-Kabel untuk Fixture
Kecuali ditunjuk atau dipersyaratkan lain, kabel-kabel untuk fixture harus
ditutup asbestos dan tahan panas. Tidak boleh ada kabel yang lebih kecil
dari 2,5 mm2, kawat-kawat harus dilindungi dengan tape atau tubing
disemua tempat dimana mungkin ada abrasi. Untuk instalasi tegangan
rendah kabel penerangan dan stop kontak digunakan jenis NYM dengan
tegangan kerja 0,6/1 KV. Kabel yang digunakan produk KABELINDO , METAL,
TRANKA atau SUPREME.
Semua kabel-kabel harus disembunyikan dalam konstruksi armature kecuali
dimana diperlukan penggantungan rantai atau kalau pemasangan /
perencanaan fixture menunjuk lain. Tidak boleh ada sambungan kabel dalam
suatu armature dan penggantungan dan harus terus-menerus utuh mulai dari
kotak sambung ke terminal-terminal khusus pada armature-armature lampu.
Saluran-saluran kabel harus tidak tajam dan dilindungi sehingga tidak
merusak kabel.
Lampu-lampu
Semua fixture harus dilengkapi dengan lampu-lampu dan dipasang sesuai
dengan persyaratan dan gambar. Lampu fluorescent haruslah dari jenis cool
white.
Semua lampu fluorescent atau lampu lainnya yang memerlukan perbaikan
factor daya harus dilengkapi dengan capasitor. Dalam spesifikasi ini besarnya
microfarad dari capasitor untuk setiap lampu tidak terlalu ditekankan
karena yang dibutuhkan adalah hasil akhir dari power factor menjadi
sekurang-kurangnya 0,95.
Kabel Tegangan Rendah (NYY, NYFGbY, NYM) 380 V
Umum
Spesifikasi ini menjelaskan persyaratan bagi kabel tegangan rendah yang
harus memenuhi persyaratan kemampuan melakukan arus pada temperatur
35 C, temperatur maximum kabel dalam keadaan berbeban tidak boleh
melebihi 70 C dan temperatur maximum kabel untuk arus hubung singkat
tidak boleh lebih 250 C.
Konstruksi
Kabel harus terdiri atas :
a.
Dua atau empat penghantar yang terbuat dari kawat tembaga pilin
atau tembaga compacted yang dipilin.
b.
Lapisan isolasi bahan PVC pada setiap penghantar phasa maupun
penghantar netral.
c.
Lapisan pengendap yang tahan air dikelilingi urat-urat penghantar
phasa dan pengisi ruangan diantara kawat phasa.
d.
Lapisan pengendap kedua diluar lapisan pengendap diatas.
e.
Pelindung dari pita bahan diatas lapisan pengendap kedua sesuai
dengan persyaratan IEC (NYFGbY).
38
f.
Penandaan / Warna
Warna permukaan kabel sebagai tanda-tanda untuk setiap urat adalah :
a.
Phasa
: merah, kuning, hitam
b.
Netral
: biru
Peralatan Listrik
Material untuk Instalasi
Saklar Tunggal/Ganda
Rocker mekanisme, modular, rating 10 A, 220 V AC
Type
: single gang, double gang dan multiple gang
Plates
: Steel
Kotak Kontak dan Switch Type Dinding
Type
: Flush
Terminal
: 2 P + e.220 V AC, 10 A
Untuk outlet + switch : 10 A / 16 A
Bentuk
: Persegi dengan outlet, switch.
Fixtures Dan Armature
a.
Lampu RM Gloss type M1 4 x 18 watt, armature ex Artolite, lampu ex
Philips/Osram
b.
Lampu DL RD 150 11 watt, armature ex Artolite, lampu ex Philips/Osram
c.
Lampu DL RD 175 18 watt, armature ex Artolite, lampu ex Philips/Osram
d.
Lampu GEO 1 x 18 watt ACR, armature ex Artolite, lampu ex
Philips/Osram
e.
Lampu BL 1 x 18 watt, armature ex Artolite, lampu ex Philips/Osram
Testing dan Commissioning
39
Pasal ini menjelaskan secara spesifik / khusus menyangkut disiplin/subpekerjaan Sistem/Pekerjaan PLUMBING (Air Bersih, Air Kotor, Air Buangan, Air
Hujan).
MATERIAL
Material yang akan didatangkan dan dipasang adalah baru, bebas dari
cacat, lengkap sebagai unit peralatan, asli/orginal dan sesuai dengan
spesifikasi teknis yang diminta. Jaminan dari uraian tersebut di atas harus
dinyatakan berupa dokumen atau Surat Keterangan dari pabrik pembuat.
Material/barang harus didapat dari agen resmi yang ada di Indonesia yang
didukung oleh pabrik pembuat dimana barang diproduksi. Dokumen/Surat
Keterangan resmi ini harus juga dilampirkan pada saat penawaran.
TENAGA PELAKSANAAN
Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan baik oleh orang/tenagatenaga yang ahli dan berkompeten dalam bidangnya, agar dapat
memberikan hasil kerja yang terbaik dan rapi.
Untuk pelaksanaan, Pelaksana Pekerjaan harus memberikan surat pernyataan
yang membuktikan bahwa tukang-tukangnya yang melaksanakan pekerjaan
tersebut memang mempunyai pengalaman dan kecakapan.
Terutama orang yang akan mengerjakan pengelasan pipa (tukang las) dan
pemasangan instalasi tembaga haruslah ditunjuk pekerja yang memiliki
sertifikat.
Pelaksana Pekerjaan wajib mempunyai PAS INSTALATUR yang dikeluarkan
oleh PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) dan Surat Rekomendasi lainnya
apabila diperlukan dalam pekerjaan ini.
Pelaksana Pekerjaan harus memiliki Sertifikat Perusahaan dalam Bidang
Plambing yang dikeluarkan oleh Asosiasi Perusahaan terkait yang sudah
diakreditasi oleh Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi setempat atau
Nasional.
IZIN - IZIN
-
Semua pemeriksaan, pengujian dan lain-lain beserta keteranganketerangan resminya yang mungkin diperlukan untuk pelaksanaan
instalasi ini harus dilakukan oleh Pelaksana Pekerjaan atas tanggungan
dan biaya Pelaksana Pekerjaan.
Pelaksana Pekerjaan harus bertanggung jawab atas penggunaan alatalat yang dipatentkan, kemungkinan tuntutan ganti rugi dan biaya-biaya
yang diperlukan untuk ini.
Pelaksana Pekerjaan wajib menyerahkan surat pernyataan mengenai hal
ini.
40
Pemberi Tugas/ Konsultan Pengawas atau pihak yang ditunjuk untuk ini
dan seluruh biaya yang timbul merupakan tanggungan Pelaksana
Pekerjaan.
KORELASI PEKERJAAN
Semua pekerjaan galian dan penimbunan yang ada sehubungan
dengan pekerjaan Plumbing baik untuk ukuran dan kesesuaian gambar
pelaksanaan merupakan tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan
Plambing.
Semua pekerjaan pembuatan dudukan/pondasi untuk pompa/mesin
dilakukan oleh Pelaksana Pekerjaan Plambing termasuk pembuatan tali
air disekitar pondasi pompa.
Semua penarikan kabel listrik sampai ke panel pekerjaan Plumbing yang
dilakukan oleh pihak lain, Pelaksana Pekerjaan Plambing wajib
memberikan data-data dan gambar-gambar yang diperlukan pihak lain
yang mengerjakannya dan menjaga pekerjaan pihak lain untuk
kepentingannya.
-
Semua penarikan pipa air bersih yang tidak tercantum dalam gambargambar dan spesifikasi dilakukan oleh pihak lain, Pelaksana Pekerjaan
Plambing harus berkoordinasi dan memberikan data-data, ukuran dan
gambar-gambar kepada pihak lainnya yang mengerjakannya.
Seluruh fasilitas listrik, air, sanitair sementara/darurat hendaknya
diusahakan oleh Pelaksana Pekerjaan Plambing serta telah dimasukkan
dalam penawarannya.
Dalam hal dimana ada lebih dari satu Pelaksana Pekerjaan Plambing
dengan tingkat prioritas tanggung jawab yang sama dan bagian
pekerjaannya terletak berdampingan maka masing-masing Pelaksana
Pekerjaan wajib melakukan perapihan pada bagian pekerjaannya serta
melindungi bagian pekerjaan Pelaksana Pekerjaan lain sedemikian rupa
sehingga tidak cacat akibat pelaksanaan pekerjaan menurut bagiannya.
SURAT KETERANGAN
Pelaksana Pekerjaan harus memberikan Surat Keterangan/Sertifikat dari Dinas
Keselamatan Kerja (Depnaker) atau instansi yang berwenang untuk itu, yang
menunjukkan bahwa unit peralatan pompa dan sistem tersebut dapat
dipergunakan serta layak untuk diterima dan digunakan.
Surat Keterangan keagenan yang berada di Indonesia untuk materialmaterial import.
42
Dan lain-lain.
b.
c.
d.
3,00 - 4,15 mm
4,50 - 5,40 mm
6,40 - 8,40 mm
44
Pemasangan pipa harus rata dan rapih, serta rigid baik untuk pipa
horizontal maupun untuk sistem pemipaan vertikal.
Untuk mencegah getaran pada penggantung harus dipakai dudukan
terbuat dari karet getas. Penggantung atau penumpu pipa adalah
standart product dan harus disekrup/terikat pada konstruksi bangunan
dengan angker yang dipasang pada waktu pengecoran beton atau
dengan Ramset.
Pipa-pipa vertikal harus ditumpu dengan bahan kayu jati serta klem/
clamp dan dibuat dengan jarak tidak lebih dari 250 cm untuk setiap
clamp.
Semua fixtures harus dipasang dengan baik dan di dalamnya bebas dari
kotoran yang akan mengganggu aliran atau kebersihan air, dan harus
terpasang dengan kokoh (Rigid) ditempatnya dengan tumpuan yang
mantap.
Semua fixtures, fitting, pipa-pipa air dilaksanakan harus rapi tidak
mengganggu waktu pemasangan-pemasangan/dinding porselent dan
sebagainya.
Pelaksana Pekerjaan bertanggung jawab untuk melengkapi komponen
tersebut di dalam kelengkapan jaringan instalasi plumbing. Untuk pipapipa yang tekanan airnya tinggi/pipa induk, dipasang balok-balok dari
beton dengan campuran yang kuat (K.255) dan dipasang setiap ada
sambungan pipa, tee, elbow, valve dan sebagainya.
Dasar lubang galian harus cukup stabil dan rata sehingga seluruh
panjang pipa terletak tertumpu dengan baik.
Sebelum ditanam pipa harus dicoating/pelapis anti karat, pekerjaan
coating dilakukan pada pabrik pembuat pipa atau bila dilakukan proteksi
anti karat di lapangan bisa digunakan jenis pelapis/pembungkus dari
bahan bitumen yang diperkuat dengan lapisan polyethylene untuk
mendapatkan jaminan kwalitas yang lebih baik.
45
1. Umum
Spesifikasi ini merupakan pelengkap dan harus dibaca bersama-sama
dengan gambar-gambar, yang keduanya secara bersama
menguraikan pekerjaan yang harus dilaksanakan. Istilah pekerjaan
mencakup suplai dan instalasi seluruh peralatan dan material yang
harus dipadukan dalam konstruksi-konstruksi yang diperlukan menurut
Dokumen Kontrak, serta semua tenaga kerja yang dibutuhkan untuk
memasang dan menjalankan peralatan dan material tersebut yaitu
spesifikasi untuk pekerjaan yang harus dilaksanakan dan material yang
harus dipakai, harus diterapkan baik pada bagian dimana spesifikasi
tersebut ditemukan maupun bagian-bagian lain dari pekerjaan
dimana pekerjaan atau material tersebut dijumpai.
2. Jenis Pekerjaan
I. Pekerjaan Persiapan
II. Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) terdiri dari :
A. Pekerjaan tanah dan pasir
B. Pekerjaan beton dan pondasi
C. Pekerjaan pasangan
D. Pengadaan dan Pemasangan Tangki IPAL beserta accessories
III. Pekerjaan Pemipaan dan Bangunan Penunjang terdiri dari :
A. Pekerjaan bongkaran dan restorasi
B. Pekerjaan tanah dan pasir
IV. Pekerjaan Finishing dan Accessories
3. Tempat Pekerjaan
Pekerjaan ini bertempat/berlokasi di TEMPAT PELELANGAN IKAN KAB.
MAROS.
SYARAT-SYARAT TEKNIS UMUM
a.
b.
c.
d.
e.
47
f.
g.
h.
Barang yang ditawarkan seperti : pipa, fitting dan gate valve serta
Tangki IPAL harus dilengkapi dengan Surat Dukungan Pabrik (POA)
Asli; adapun POA dapat diterbitkan oleh Distributor Utama/Agen
Utama atau Distributor Cabang/Agen Cabang dari satu produk
merk tertentu yang dikuatkan oleh suatu surat penunjukan
deagenan/distributor dari pabrik negara asal/agen utama.
Ketebalan
Dinding (mm)
1.6
2.0
Ket.
Tipe D
Tipe D
48
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Kapasitas
Bahan baku
:
:
49
50
b.
c.
d.
Tangki IPAL harus diletakkan dalam tanah yang keras dan stabil,
dasar tanah harus dicor dengan beton/beton rabat dengan
tebal 15 cm, dan sekeliling tangki diselimuti dengan urugan pasir
setebal minimal 15 cm dan selanjutnya urugan tanah terpilih
(bersih dari kerikil/batuan) setebal minimal 50 cm.
Untuk peletakan Tangki IPAL di lingkungan air tanah tinggi,
segera setelah diletakkan dan disetting segera diisi air setengah
dari kedalaman tangki.
Pastikan perlengkapan accesories harus telah dipasang, sebelum
tangki terisi air dan instalasi IPAL dijalankan.
Selanjutnya pada saat dilakukan Commisioning Tangki IPAL, maka
harus dilakukan aklimatisasi (penyesuaian) dengan karakteristik air
limbah domestik.
52
1.
saluran ini harus terdiri dari bahan/materi yang sama dengan pipa
saluran dan sesuai dengan spesifikasi pipa. Jika kontraktor tidak
dapat menyediakan saluran dengan bahan/materi yang sama
dengan pipa, Kontraktor boleh mengusulkan penggunaan bahan
lain yang cocok dengan persetujuan Tenaga Ahli.
Saluran-saluran dapat dilakuakan dengan memotong pipa-pipa
secara memanjang yang dibeli dari pabrikan pipa tetapi dalam
kasus ini metoda penutupan dari ujung potongan harus disetujui
oleh pihak Tenaga Ahli.
PEKERJAAN FINISHING DAN ACCESORIESS
1. Tes Kebocoran dan Pembersihan IPAL
Pengujian
tangki
IPAL
dilakukan
dengan
tujuan
untuk
menyakinkan/menjamin dan mengecek semua fungsi dari instalasi
tangki IPAL dan perlengkapannya dalam keadaan baik, kuat dan tidak
bocor dan bangunan IPAL sanggup menahan tekanan sesuai
rencana. Ketentuan Pengujian Tangki IPAL dilakukan sebagai berikut :
a. Pengecekan/Commissioning tangki IPAL dilakukan setelah
pekerjaan pemasangan tangki IPAL selesai
b. Commissioning dilaksanakan oleh installer Tangki IPAL dan
disaksikan oleh Pelaksana/kontraktor, Konsultan Pengawas dan
direksi .
c. Penyedia tangki IPAL harus menyediakan formulir formulir checklist
commissioning Tangki IPAL, dilengkapi dengan berita acara.
d. Melakukan pengecekan pada setiap komponen sesuai dengan
urutan dalam formulir
e. Melakukan pengecekan secara visual terhadap kondisi fisik
bangunan (misal: kondisi vessel, tutup vessel, tutup manhole, tes
aliran, tes kebocoran, pemanfaatan biogas dll).
f. Melakukan test aliran dari bak inlet sampai ke pipa outlet
g. Isi air 2 chamber setinggi pipa outlet, ukur tinggi dan biarkan selama
24 jam, jika ada penurunan lebih dari 1,5 cm, maka ada kebocoran
dan perlu segera penanganan.
h. Test chamber berikutnya sama caranya dan menggunakan air
chamber sebelumnya
i. Setelah commissioning, jika terjadi kekurangan/kesalahan secara
teknis maka kontraktor mempunyai waktu 1 bulan untuk
menyelesaikan rekomendasi yang diberikan.
2. Tes Aliran dan pembersihan jaringan Perpipaan
a. Uji
aliran
air
dalam
pipa
yaitu
dengan
cara
memasukkan/mengalirkan dari bagian hulu pipa menuju bagian
hilir pipa. Dan berapa waktu yang diperlukan untuk pengaliran
tersebut sepanjang pipa yang dilakukan pengetesan, sehingga
didapatkan kecepatan aliran yang tidak melebihi 2 m/dt.
b. Setelah sistem perpipaan terpasang harus dilakukan water test
untuk menguji tingkat kebocoran sambungan pipa serta kualitas
54
KETENTUAN TAMBAHAN
1.
Selain Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini, maka sesuai dengan
ketentuan administrasi, pemeriksaan bahan/mutu pekerjaan serta
ketentuan lain dari pemeriksaan yang menyangkut pelaksanaan
pekerjaan ini termasuk pula syarat-syarat yang harus dipenuhi dan
ditaati.
55
2.
3.
Hal-hal lain yang tidak tercantum/tidak jelas dalam RKS ini akan dibuat
tersendiri, serta peraturan-peraturan pemerintah yang berlaku menjadi
kewajiban Kontraktor.
Semua akibat yang timbul dari pelaksanaan pekerjaan yang
keliru/kelalaian Kontraktor adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Hal-hal yang belum dijelaskan dalam penjelasan Rencana Kerja dan Syaratsyarat akan diatur dan ditentukan kemudian, semua ketentuan dalam RKS
sepanjang tidak ada perubahan atau kesepakatan lain yang diatur baik
dalam Berita Acara Aanwijzing ataupun kontrak Pelaksanaan Pekerjaan
adalah mengikat dan merupakan satu kesatuan dengan dokumen kontrak
pelaksanaan pekerjaan.
Maros,
2015
56