Anda di halaman 1dari 15

METHODE PELAKSANAAN

Nama Pekerjaan : Pembangunan Pagar dan Penataan Halaman Lingkungan


Perkantoran DKP, BPM, Dinsos Perhubungan dan Pos P2KS (DID)
Nama Penawar : CV. Prima Karya Sempurna

A. LINGKUP PEKERJAAN YANG DILAKSANAKAN :

Pekerjaan yang dilaksanakan pada dasarnya adalah kegiatan Program


Peningkatan Pelayanan dan Administrasi Perkantoran, pembangunan Pagar
Komplek Perkantoran

Berupa :
Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan Tanah dan Pondasi
Pekerjaan beton bertulang
Pekerjaan pasangan dan plasteran
Pekerjaan Beton Bertulang
Pekerjaan Pintu
Pekerjaan Pengecatan
Pekerjaan Saluran
Pekerjaan Pot bunga

B. METODE PELAKSANAAN :
1. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pekerjaan meliputi : Pembersihan lapangan, uit-set/pengukuran,
penyediaan air kerja serta pengambilan foto proyek.
2. Pemasangan patok-patok yang kuat tertanam dalam tanah dan
tidak bisa bergerak (berubah-ubah). dibuat dari kayu setara meranti
yang baik ukuran 2/18 cm, di sebelah atas diserut halus dan rata.
Titik Patok menunjukkan tinggi titik peil lantai 0,00 M diambil dari
tanah yang tertinggi (sesuai gambar rencana). Piket-piket guna
penunjuk As, titik dugadan lainnya
menggunakan kayu meranti ukuran 5/7 cm dan dicat menie.
3. Untuk kepentingan pelaksanaan proyek, pemborong harus
memperhitungkan biaya-biaya yang antara lain :
- Pembuatan Pondok kerja/Gudang, Direksi keet dan Papan nama
proyek
- Biaya penyediaan air bersih untuk air kerja, air minum para pekerja,
air untuk KM/ WC selama berlangsungnya proyek.
- Biaya Keamanan Proyek dan jaga malam.
- Biaya P3K untuk pekerja selama dalam pelaksanaan.
- Dan biaya lain-lain sesuai dengan ketentuan dan kebutuhan yang
diperlukan.
4. Pemborong harus memperhitungkan biaya pembuatan
dokumentasi/foto proyek serta biaya pengirimannya ke kantor
pemberi pekerjaan serta pihak-pihak lain yang terkait dengan
pelaksanaan pekerjaan.
5. Yang dimaksud dengan perencanaan dokumentasi ialah :
- Laporan-laporan perkembangan proyek, dibuat dalam rangkap 3
(tiga).
- Foto-foto proyek, minimal satu persatuan kemajuan pekerjaan,
berwarna, minimal ukuran kartu pos dalam rangkap 2 (dua).
- Surat-surat dan dokumen-dokumen lainnya.
6. Pemborong harus menyediakan biaya untuk keperluan foto copy
laporan-laporan selama proyek berlangsung.
7. Dokumentasi foto-foto perkembangan proyek dapat dilaksanakan
oleh pengawas atas beban biaya pemborong.
8. Pada saat dilakukan penyerahan I (pertama)
pekerjaan, pemborong diwajibkan menyerahkan 5 (lima)
copy album yang berisi foto-foto pelaksanaan proyek secara lengkap,
yaitu pada saat dimulai pekerjaan, sedang dalam pelaksanaan
dan setelah selesai pekerjaan dengan arah pandangan yang sama.
9. Buku harian dipersiapkan oleh pemborong, setiap hari diisi dan
ditandatangani oleh pelaksana pemborong dan pengawas lapangan
serta pejabat lain yang berwenang.
10. Dalam melaksanakan pekerjaan dilapangan, kontraktor diharuskan
menunjuk/ menempatkan seorang tenaga ahli/tekhnis (Site Engineer)
sebagai wakilnya dilapangan yang dapat menerima petunjuk-petunjuk
atau segala instruksi yang diberikan oleh Pengawas Lapangan.
2. PEKERJAAN TANAH
1. Galian Tanah
a. Galian tanah untuk pondasi, dan lain-lain harus dilaksanakan
sesuai dengan yang ditentukan dalam gambar. Dalamnya semua
galian harus mendapat persetujuan dari pengawas dan sesuai
dengan gambar rencana. Dasarnya galian harus bebas air dan
lumpur serta padat, sampai dapat diberi lapisan pasir urug dan
pasangan batu kosong serta beton cor.
b. Dalam keadaan tanah yang dapat longsor, kontraktor harus
memasang turap, yang telah diperhitungkan kekuatannya.
c. Pemborong akan melaporkan hasil pekerjaan galian tanah yang
selesai pada pengawas dan menurut pendapatnya sudah dapat
dimulai dengan pemasangan.
d. Semua pekerjaan galian yang dilaksanakan harus mendapat
persetujuan dari pengawas lapangan sebelum pekerjaan
pemasangan dilaksanakan.
2. Urugan :
a. Tanah bekas galian dapat dipergunakan apabila penilaian dari
pengawas layak dipergunakan kembali.
b. Urugan tersebut dikerjakan secara hati-hati dengan cara
dipadatkan memakai alat pemadatan.
c. Kelebihan tanah yang mungkin didapat dari galian, apabila tidak
diperlukan di dalam proyek harus secepatnya diangkut keluar dari
komplek pekerjaan.
d. Pengurugan tanah dan pasir urug di bawah lantai dilakukan lapis
demi lapis dan disiram sambil ditumbuk hingga jenuh dan padat
sampai pada batas pemasangan lantai.
e. Tanah dan pasir urug yang dipergunakan harus bebas dari kotoran-
kotoran dan akar- akar kayu serta memenuhi spesifikasi yang
ditetapkan.

3. PEKERJAAN PONDASI
1. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan pokok dan perekatnya,
menyiapkan tempat yang akan dipasang pondasi, satu dan lain hal
sesuai dengan gambar denah serta potongan.
2. Jenis pondasi yang dipergunakan adalah pondasi batu gunung/batu
kali campuran adukan semen pasir yaitu 1 Pc : 4Ps.
3. Bahan yang harus disediakan antara lain :
a. Batu gunung/ batu kali, ukuran rata-rata sama antara diameter 20 -
25 cm, satu dan lain hal sesuai dengan peraturan yang berlaku.
b. Semen yang dapat digunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi
persyaratan yang ditentukan. Satu dan lain hal sama dengan yang
diisyaratkan untuk pekerjaan konstruksi beton.
c. Pasir dan kerikil yang digunakan dalam pekerjaan ini jenis pasir/
kerikil yang memenuhi syarat-syarat yang ditentukan. Satu dan lain
hal sama dengan yang diisyaratkan untuk pekerjaan konstruksi
beton.
d. Air untuk mengaduk semen pasir tersebut di atas harus bersih, satu
dan lain hal sesuai dengan air yang dipergunakan untuk konstruksi
beton.
4. Tempat yang akan dipasang harus dipersiapkan dengan teliti
(ketebalan, kedalaman, lebar serta panjang dan bentuknya), bersih
dari segala macam kotoran (bekas tumbuh-tumbuhan dan akar-akar
kayu), lumpur dan sebagainya. Sebelum memulai pemasangan
seyogianya kontraktor memberitahukan dulu kepada pengawas akan
niatnya.
5. Pelaksanaan pasangan pondasi ini seperti lazimnya :
a. Kontraktor harus terlebih dahulu melakukan pengukuran (uit-set)
secara teliti (seperti sudah dijelaskan di atas) dan sesuai petunjuk
gambar.
b. Bahan-bahan yang digunakan harus bebas dari kotoran-kotoran
yang dapat mengurangi kekuatan konstruksi. Adukan yang tidak
habis tidak dibenarkan untuk dipakai keesokan harinya.
c. Segala sesuatu dalam pelaksanaan pekerjaan ini agar diikuti gambar
rencana.

4.PEKERJAAN BETON BERTULANG


Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, tempat
dimana akan dilaksanakan pekerjaan pengecoran dan lain-lain dalam arti
yang seluas-luasnya, Jenis pekerjaan beton bertulang yang dilaksanakan
antara lain untuk slof, tiang, dan lain-lain sesuai gambar rencana.
1. Bahan-bahan :
a. Ai r
• Air harus bersih dan bebas dari segala macam
campuran/larutan minyak, asam, basa, garam dan bahan-bahan
organik.
• Boleh dipergunakan air sumur/artesis asal ada certificate
laboratorium yang membuktikan bahwa air tersebut bermutu baik
dan memenuhi syarat.
• Semua biaya untuk mendapatkan air bersih dan biaya pemeriksaan
di laboratorium adalah menjadi tanggungan kontraktor.
b. Semen
• Sedapat mungkin harus dipergunakan semen dengan satu merk
dan harus disetujui dahulu oleh pengawas.
• Semen dalam kantong-kantong yang rusak jahitannya dan
koyak/robek, tidak diperkenankan dipergunakan.
• Semen yang sebagian sudah membatu dalam kantong sama
sekali tidak diperkenankan untuk dipergunakan.
• Selanjutnya standard semen yang dapat dipergunakan adalah
Semen Andalas Indonesia atau yang setara.
c. Pasir dan kerikil
• Pasir dan kerikil harus bersih dan bebas dari segala macam
kotoran baik bahan organik maupun lumpur, tanah, kerang, garam
dan sebagainya.
• Kekasaran dan gradasinya harus memenuhi syarat-syarat yang
telah ditentukan dalam peraturan beton Indonesia.
d. Besi Beton dan Kawat Pengikat
• Besi beton yang dipergunakan adalah mutu fy 24 MPa (polos) apabila
≤ dari Ø 12 mm.
• Besi beton yang dipergunakan tidak boleh mempunyai cacat seperti
serpih, retak, gelembung, lipatan atau bagian-bagian yang tidak
sempurna, kalau dibengkokkan tidak mudah retak atau patah.
• Besi beton yang tidak memenuhi syarat-syarat tersebut harus
segera disingkirkan dan dikeluarkan dari tempat pekerjaan dalam
waktu 24 jam setelah ada perintah dari pengawas.
• Kawat pengikat harus berkualitas besi lunak dengan tebal ± 1 mm.
• Besi beton yang dipergunakan adalah yang berbentuk
penampang bulat dan berupa batang polos dan ulir (sesuai
peraturan yang berlaku).
• Besi beton harus bersih dari kotoran, lemak dan karat yang lepas.
• Apabila dianggap perlu, pengawas dapat meminta kepada
kontraktor supaya besi beton diperiksa kekuatannya di
laboratorium yang ditentukan kemudian.
2. Mutu Beton yang dikehendaki :
a. Mutu beton yang dikehendaki seluruhnya harus bermutu K.125
b. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan cara membuat contoh-contoh
campuran beton sesuai dengan Peraturan Beton Bertulang Indonesia
yang berlaku.
c. Segalabiaya untuk percobaan tersebut ditanggung sendiri oleh
kontraktor.
3. Pekerjaan Kayu Acuan (Bekisting) :
a. Kayu acuan/ bekistingharus kayu yang bermutu baik sehingga
dapat dipasang setepat- tepatnya, sesuai dengan sifat
pekerjaannya dan tidak boleh kelihatan bergetar atau melentur
selama melaksanakan pekerjaan serta mudah dibongkar tanpa
merusak konstruksi.
b. Kayu yang dipasang harus terdiridari kayu yang bermutu baik
sehingga dapat memberi jaminan kekuatan dan kekakuannya.
4. Pekerjaan Besi Beton :
a. Pelaksana harus membuat buigstaat tulangan baja untuk setiap
pekerjaan beton dan harus sesuai dengan gambar rencananya.
b. Tulangan besi dipasang sedemikian rupa sehingga tidak mudah
bergeser ketika dicor.
c. Tulangan harus betul-betul bebas dari acuan/bekisting dengan
memberi lapisan potongan-potongan beton Pc : 2 Ps ukuran 2 x 2
cm yang ditempatkan di antara acuan dengan besi tulangan.
5. Susunan Adukan Beton :
a. Susunanadukan beton yang dikehendaki/dilaksanakan seluruhnya
campuran semen, pasir dan kerikil dan air secukupnya mutu K.125
b. Banyak air yang dipergunakan untuk setiap susunan campuran
beton tersebut harus disesuaikan dengan kebutuhan yang
ditetapkan sehingga didapatkan konstruksi beton yang cocok
denganfungsinya.
c. Kekentalan adukan beton dapat diperiksa dengan pengujian slump.
d. Jika dianggap perlu pengawas bisa meminta kepada kontraktor untuk
membuat mix design silinder atau kubus untuk suatu pekerjaan beton
bertulang yang dilaksanakan.
e. Dalam pembuatan campuran beton tidak diizinkan memakai aditive
yang bersifat accelerates (misal : rapidard), hanya pengecoran balok-
balok dan kolom pemakaian accelerator diperbolehkan maximum 1 %
dari jumlah semen yang digunakan.
6. Pekerjaan Pengecoran dan Pembongkaran Acuan :
a. Sebelum adukan beton dicor ke dalam acuan, acuan harus dibersihkan
dari kotoran- kotoran seperti serbuk gergaji, tanah dan lain-lain serta
dibasahi secukupnya.
b. Sebelum dilakukan pengecoran lanjutan, pada
penghentian/penundaan-penundaan pengecoran, maka di atas
permukaan yang akan dilakukan pengecoran tersebut harus diberi
plastik atau bulding paper untuk mencegah pengaliran air.
c. Baik di dalam beton maupun pada acuan harus dihindari terjadinya
kantong-kantong gelembung, adukan beton setelah dituang dalam
acuan harus digetarkan dengan alat penggetar sehingga beton tidak
keropos. Dalam pemakaian alat-alat penggetar haruslah alat-alat
penggetar yang mempunyai posisi vertikal.

7. Lain-lain :
a. Ukuran-ukuran penampang seluruh beton bertulang merupakan
ukuran bersih dan tidak dibenarkan menguranginya.
b. Beton selama seminggu sesudah dituang harus senantiasa dibasahi
setiap pagi dan sore secara teratur

5. PEKERJAAN DINDING
1. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan untuk pekerjaan
pasangan dinding bata, penyiapan tempat yang akan didirikan dinding
dan melaksanakan pekerjaan pasangan bata untuk pembuatan dinding
atau lainnya, satu dan lain hal sesuai dengan yang tertera dalam
gambar denah dan potongan. Kontraktor wajib meneliti/melengkapi
sendiri lingkup pekerjaan ini.

2. Bahan-bahan yang harus disediakan antara lain :


a. Batu Bata
Harus matang pembakarannya. Bila direndam dalam air akan tetap
utuh, tidak pecahatau hancur. Ukuran bata dapat disesuaikan
dengan ketentuan tebal dinding yang diisyaratkan dalam gambar.
Karena itu Kontraktor wajib memberikan contoh kepada Pengawas
sebelumnya, untuk diperiksa kualitasnya. Apabila bahan-bahan yang
datang oleh Pengawas dianggap tidak memenuhi syarat, maka
Pengawas berhak menolak bahan-bahan tersebut dan Kontraktor
wajib mengangkutnya keluar kompleks pekerjaan.
b. Semen
Sama dengan Semen yang digunakan untuk konstruksi beton.
Semen yang datang dilokasi pekerjaan dan menunggu
pemakaiannya, harus disimpan di dalam gudang yang lantainya
kering dan 30 cm lebih tinggi dari permukaan tanah di sekitarnya.
Bilamana pada setiap pembukaan kantong, ternyata semennya
sudah membatu, maka semen tersebut harus disingkirkan
keluar kompleks pekerjaan dan tidak boleh dipergunakan.
Supplier/pedagang yang mengirim semen ke pekerjaan, hendaknya
dapat menunjukkan sertifikat dari pabriknya.
c. Pasir Pasang
Sama dengan pasir yang digunakan untuk konstruksi beton. Pasir
yang dimaksud harus bersih, pasir asli dan bebas dari segala
macam kotoran dan bahan-bahan kimia. Bilamana pasir yang
dipakai tidak memenuhi syarat-syarat tersebut di atas, Pengawas
dapat memerintahkan untuk mencuci pasirnya, melihat hasilnya,
sampai didapat persetujuan pemakaian.
3. Macam pasangan batu bata terdiri dari :
a. Pasangan Bata 1 Pc : 4 Ps
Untuk dinding pasangan bata dengan perbandingan 1 semen : 4 pasir
(1 Pc : 4 Ps), dan lain-lain, satu dan lain hal sesuai gambar denah dan
potongan.
4. Adukan untuk Dinding Bata
a. Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati diaduk dalam bak
kayu yang besarnya memenuhi syarat. Mencampur semen dan
pasir harus dalam keadaan kering yang kemudian diberi air
sampai didapat campuran yang plastis. Adukan yang sudah
mengeras/kering tidak dicampur dengan adukan yang baru.
b. Tempat-tempat yang harus dibuat lubang harus dipersiapkan dulu
dengan menyumbat memakai batang pisang untuk diameter besar
atau bambu untuk diameter lebih kecil.
5. Pelaksanaan Membuat Dinding Bata :
a. Kontraktor akan mengerjakan pengukuran (uit-set) secara teliti
dan sesuai dengan gambar, sebelah mana dinding-dindingnya
dipasang. Dalamsatu hari pasangan batu bata tidak boleh lebih
tinggi dari satu meter dan pengakhiran pasangan pada satu hari itu
harus dibuat bertangga menurun dan tidak tegak bergigi untuk
menghindari retaknya dinding di kemudian hari. Semua pasangan
harus rata (horizontal) dan tiap-tiap kali diukur rata dengan lantai
dengan menggunakan benang, pemasanganbenang tidak boleh
lebih dari 30 cm di atas pasangan di bawahnya. Pada semua
pasangan bata setengah batu satu sama lain harus terdapat
pengikatan yang sempurna, tidak dibenarkan
menggunakan/memakai batu bata pecahan separo panjang,
kecualisesuai peraturannya (di sudut), lapisan yang satu dengan
lapisan yang di atasnya harus berbeda setengah panjang bata. Pada
pasangan satu batu dan pasangan lebih tebal harus disusun sesuai
dengan petunjuk/ peraturan yang berlaku.
b. Sebelum dimulai pemasangan, batu batanya harus direndam lebih
dahulu dalam air selama setengah jam dan permukaan yang akan
dipasang harus juga basah. Tebalnya siar batu bata tidak boleh
kurang dari 1 cm (10 mm) dan siarnya harus benar-benar padat
adukannya.
c. Semua pasangan bata, harus dijaga jangan terkena sinar
matahari langsung dan kontraktor berkewajiban menyediakan
karung-karung basah yang
digunakan untuk menutup pasangan tersebut.
d. Sebagai persiapan untuk plesteran, maka siarnya harus dikorek
sedalam 0,5 cm sehingga adukan plesteran yang dipasang akan
cukup mengikat.
e. Bilamana di dalam pasangan ternyata terdapat batu bata yang
cacat atau tidak sempurna, maka ini harus diganti dengan yang baik
atas biaya kontraktor.

6. PEKERJAAN PLESTERAN(DINDINGBATADAN BETON)


1. Lingkup pekerjaan ini adalah meliputi penyediaan bahan plesteran,
penyiapan dinding tempat yang akan diplester, serta pelaksanaan
pekerjaan pemelesteran itu sendiri pada dinding-dinding yang akan
diselesaikan dengan cat satu dan lain hal sesuai dengan yang tertera
dalam gambar denah dan notasi penyelesaian dinding.
2. Bahan yang harus disediakan antara lain :
a. Semen yang dapat dipergunakan dalam pekerjaan ini harus
memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Merk/hasil produksi
pabrik dari semen untuk pekerjaan ini ditentukan semen Andalas
atau setara.
b. Pasiryang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus halus
dengan warna asli dan mendapat persetujuan dari Pengawas.
c. Air untuk mengaduk kedua bahan tersebut di atas harus bebas dari
segala macam zat yang dapat mengurangi kekuatan konstruksi.
3. Persiapan dinding yang akan diplester
a. Semua siar permukaan dinding batu bata hendaknya dikerok
sedalam ± 0,5 cm sebelum diplester.
b. Permukaan dinding beton yang akan diplester harus diketrik
(dibuat kasar) agar bahan plesternya dapat merekat.
c. Semua permukaan yang akan diplester harus bersih dan disiram
air sebelum bahan plesternya ditempelkan (permukaan dindingnya
harus basah pada waktu diplester). Semua bidang plesteran harus
dipelihara kelembabannya selama seminggu sejak penempelan
plesterannya.
4. Pelaksanaan pekerjaan antara lain harus memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
a. Sudut-sudut plesteran
Semua sudut horizontal, luar maupun dalam serta garis
tegaknya dalam pekerjaan plesteran harus dilaksanakan secara
sempurna, tegak dan siku. Sudut luar hendaknya dibuat agak bulat.
b. Perbaikanbidangplesteran.
Bilamana terdapat bidang plesteran yang bergelombang harus
diusahakan memperbaikinya secara sempurna. Bagian-bagian yang
harus diperbaiki hendaknya dibobok secara teratur (dibuat bobokan
yang berbentuk segi empat) dan plesteran baru harus rata dengan
sekitarnya.
c. Adukan plesteran
• Semua bahan plesteran harus diaduk di dalam bak kayu dengan
tangan. Kontraktor akan mendapatkan kesempatan untuk
penggunaan bahan kimia tambahan yang diperlukan asal tidak
menyimpang dari ketentuan-ketentuan.
• Plesteran biasa dilaksanakan dengan adukan bahan semen, pasir
perbandingan 1 Pc : 4 Ps.
• Adukan kedap air (1 semen : 2 pasir)
Plesteran yang dimaksud ialah terdiri dari semen satu bagian
volume dan pasir dua bagian volume. Pelaksanaannya dikerjakan
sama seperti plesteran biasa.
d. Untuk dapat mencapai tebal yang rata dari suatu plesteran,
sebaiknya diadakan pemeriksaan secara silang. Pekerjaan ini harus
dilaksanakan oleh yang mengerjakannya sendiri dengan
menggunakan garis benang panjang yang digerakkan secara
vertikal (silang). Tebal plesteran yang dibutuhkan sesuai petunjuk
gambar rencana atau peraturan yang berlaku.
e. Seluruh plesteran untuk pekerjaan Relief diaduk dengan campuran 1 Pc
: 2 Ps,1Pc : 4Ps bentuk motif,
ukuran dan tempat yang akan dilaksanakan
pekerjaan Relief diikuti gambar rencana.

7. PEKERJAAN PAGAR MINIMALIS, PAGAR TEMBOK DAN PINTU PAGAR MINIMALIS


1. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, pembuatan dan
pemasangan serta finishing. Adapun type serta penempatan-
penempatannya satu dan lain hal sesuai dengan yang tertera dalam
gambar denah serta rencana penempatannya.

2. Bahan yang digunakan :


a. Pagar Tembok Minimalis yang digunakan Ø 2 dan Ø 2.5 dan 1,
corak dan bentuk seperti terdapat dalam gambar kerja.
b. Pagar besi TEMBOK digunakan type SETARA MIA dengan kualitas
yang baik dan ukuran sesuai dengan gambar bestek, tidak dalam
keadaan bengkok.
c. Pagar besi TEMBOK antara tiang beton dengan tiang beton
dipasang pipa bulat ukuran standar dari pagar TEMBOK tidak cacat
dan yang berkualitas baik.
d. Tiang beton dan dinding pagar atas dan bawah di RELIEF.
e. Tiang beton dibuat topi dan di RELIEF dari GRC motif Cengkeh.
3. Pasangan Pintu Pagar :
a. Pasangan pintu pagar harus benar-benar di watter passdan rata
. Bahan-bahanyang dipergunakan adalah produksi
dalam negeri, bahan harus mempunyai ukuran-
ukuran yang sama, sesuai dengan gambar bestek salah satu
bidangnya harus bebas dari cacat-cacat permukaan, pecah-pecah
atau retak-retak.
b. Apabila ukuran-ukuran yang ada dipasaran tidak sesuai dengan
yang dibutuhkan, maka pemborong wajib memotongnya dengan
gergaji.
c. Sebelum kontraktor menyediakan stock untuk dipasang,
seyogianya contoh bahan ini diperlihatkan dulu kepada pengawas
untuk mendapatkan persetujuannya.

8. PEKERJAAN BOX PENYEBERANGAN


1. Pekerjaan box penyeberangan meliputi : pondasi batu gunung campuran 1
Pc : 4 Ps dan lantai cor plat tebal 12 cm dengan campuran 1 Pc : 2 Ps : 3
Kr dengan tulangan Ø 12 jarak 10 cm yang diberi kanstin di sisi kiri dan
kanan, pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan yang tertera di
gambar dan persetujuan pengawas lapangan.
2. Permukaan lantai cor dilapisi dengan acian
kasar dan dinding kanstin
dicat secara merata dengan menggunakan Cat tembok merk Super
Vinilex/setara.

9. PEKERJAAN PENGECATAN
1. Pekerjaan pengecatan meliputi : penyediaan bahan cat,
mempersiapkan bidang/tempat yang akan dicat, melaksanakan
pekerjaan pengecatan pada bidang-bidang yang harus dicat sesuai
dengan yang tertera di gambar denah dan daftar bahan penyelesaian
(finishing schedule).
2. Bahan
Semua bahan cat yang dipergunakan antara lain :
a. Cat tembok harus yang sekelai ICI
b. Cat minyak
c. Plamur tembok
Semua bahan cat yang diserahkan di lapangan pekerjaan harus di dalam
kaleng yang tertutup rapat dan mempunyai etiket yang jelas. Semua
bahan cat harus dipergunakan sesuai dengan petunjuk pabrik, tidak
dicampur dan/atau ditambah bahan lain, kecuali terdapat peraturan
khusus dari pabriknya. Harus dibedakan pula antara cat eksterior dan
cat interior. Pemakaian cat dasar, plamur sampai pada cat penutupnya
harus disesuaikan dengan petunjuk dari pabriknya, sehingga hasilnya
memuaskan. Kontraktor harus mengajukan dulu contoh-contoh cat yang
akan dipakai untuk mendapatkan persetujuan pengawas. Warna cat
yang dipakai harus mengikuti petunjuk/daftar warna yang diberikan
oleh Pengawas Lapangan.
a. Hanya pada bidang-bidang yang selesai boleh dilaksanakan
pengecatannya, dan bila mana ada penyimpangan maka
pengawas berhak untuk memerintahkan pengecatan ulang atas
biaya kontraktor.
b. Bersihkan semua bidang yang akan dicat dengan bahan yang
menghilangkan minyak, gemuk atau lapisan organik lainnya
dengan cara diamplas. Pekerjaan pengecatan baru dapat dimulai,
bilamana semua bidang sudah benar-benar bersih dan kering
sehingga memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Semua
lubang, retak dan kerusakan lain pada bidang yang akan dicat,
harus diperbaiki terlebih dahulu (diratakan dengan plamur)
c. Untuk bidang luar tidak boleh menggunakan plamur, dindingnya
sendiri sudah harus rata benar dan halus
d. Setiap lapisan cat harus dilaksanakan dengan baik dan rata
(digunakan roll). Penyelesaiannya harus rata dan tidak boleh
kelihatan goresan kuas. Jangka waktu antara pelaksanaan lapis
pertama dan lapis selanjutnya harus cukup lama dan sesuai
dengan persyaratan yang telah ditentukan.
3. Perbaikan-perbaikan :
Tiap-tiap retak yang terdapat dibidang cat harus diperbaiki
dengan mempergunakan plamur, diamplas halus dan kemudian dicat
lagi sampai rata dan baik.
10. PEKERJAAN LAIN-LAIN/FINISHING
1. Guna mendapat hasil pekerjaan yang baik, untuk kesempurnaan
pekerjaan ini, ternyata tidak disebutkan dalam uraian ini maka bagian
pekerjaan tersebut harus dilaksanakan oleh kontraktor yang
bersangkutan.
2. Apabila ternyata tidak terdapat kesesuaian antara gambar dan
Bestek, maka diambil pada gambar detail dan apabila pada gambar
detail kurang jelas maka yang berlaku adalah yang tercantum dalam
bestek ini terkecuali Pengawas memberi keputusan lain.
3. Sebelum pekerjaan ini diserah terimakan, kontraktor diharuskan
membersihkan sisa-sisa bahan bangunan, kotoran-kotoran yang ada
di lokasi dan harus segera dibawa keluar, sehingga pada saat Serah
Terima dilaksanakan bangunan dalam keadaan bersih dan rapi.
4. Demikianlah penjelasan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat ini dibuat,
untuk dapat dipedomani dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut di atas.

Banda Aceh, 15 Juni 2017


CV. PRIMA KARYA SEMPURNA

SAIFUDDIN
Direktur

Anda mungkin juga menyukai