Pengadaan dan Pemasangan Pipa Distribusi dan SR Desa Sinar Bahagia Kec.
Simeulue Barat
Parit galian yang diperlukan untuk pemasangan pipa harus digali di tempat yang
sesuai dengan jalur/trace pipa yang telah ditentukan dalam dokumen kerja dan
sesuai dengan Gambar Perijinan. Ukuran profil galian ( lebar dan dalam ) harus
dibuat sesuai dengan standar profil parit galian yang berlaku untuk pipa air minum,
sebagaimana terdapat dalam gambar bestek.
Jika karena sesuatu hal terjadi kerusakan pada instalasi lain, dalam kesempatan
pertama pelaksana harus segera menghentikan pekerjaan di lokasi tersebut dan
segera memberi tahu pengawas untuk memperoleh petunjuk penyelesaiannya.
Parit galian harus bersih dan dapat menjamin galian bagian dalam dari pipa
tidak kotor oleh tanah serta bahan organik lainnya, termasuk air tanah/air kotor,
yang dapat mengurangi mutu dan kualitas air minum. Setiap penggalian untuk
pemasangan pipa, harus dilakukan serentak dengan diikuti pelaksanaan
pemasangan/penyambungannya serta harus diikuti pula dengan penimbunan
atau pengurugan dengan segera.
Panjang maksimum galian yang boleh terbuka pada suatu pekerjaan galian
adalah 50 meter. Pelaksana tidak dibenarkan mengadakan penggalian
berikutnya tanpa melakukan pengurugan atas galian sebelumnya terutama
pada badan pipa. Khusus untuk tempat-tempat sambungan pipa dan peralatan
lain, sebelum dilakukan pengurugan terlebih dahulu agar meminta persetujuan
dan petunjuk dari pengawas.
Penggalian parit untuk pipa sebaiknya dilakukan tidak terlalu lama sebelum
pekerjaan pemasangan pipa dengan alasan:
1. Untuk mengurangi keterlambatan yang mungkin terjadi akibat saluran
tergenang air, dinding saluran runtuh, dan lain-lain.
3
2. Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan lalu lintas atau
kecelakaan pada pekerja.
Pada saat memasang pipa dibawah jalan raya, gunakan pemotong khusus
perkerasan jalan (aspal) untuk memperkecil kerusakan jalan akibat penggalian
sehingga ukuran parit yang digali hanya selebar yang dibutuhkan.
Penggalian dapat dilakukan dengan penggali mekanis yang juga digunakan untuk
menghancurkan dan menyingkirkan perkerasan. Apabila permukaan perkerasan
jalan tebal, gunakan pemecah yang lebih kuat.
4
A. PENGUKURAN DAN PENETAPAN DASAR SALURAN
Kedalaman dan lebar saluran tergantung pada:
- Ukuran pipa
- Jenis tanah galian
- Lokasi galian, apakah dibawah jalan raya, di kota, di pedalaman dsb.
- Arah pipa yang harus dipasang, apakah lurus, melengkung, dsb.
Ruang tambahan
Permukaan dasar parit harus rata, sebab jika tidak akan menyebabkan beban
hanya terkonsentrasi pada beberapa titik di pipa yang dipasang sehingga
menyebabkan kerusakan pipa. Agar kedalaman saluran sesuai dengan gambar
rencana, maka harus dilakukan pekerjaan pengukuran tinggi (levelling).
Pengukuran ketinggian harus dilakukan minimal 2 kali, yaitu:
1. Sebelum pengalian
2. Pada saat hendak memasang pipa, untuk memeriksa ketinggian dasar
saluran.
Untuk memudahkan pekerjaan pengukuran tinggi dasar saluran, maka dipasang
profil-profil sepanjang saluran yang akan diukur. Profil-profil tersebut atau biasa
disebut papan standar, dipasang melintang pada saluran dengan suatu jarak
tertentu seperti terlihat dalam gambar dan kayunya diberi cat berwarna putih.
Papan standar adalah tiang pancang kayu yang digunakan di tempat pekerjaan
untuk memberi tanda bagi ketinggian dan posisi ketika menggali saluran atau
pengurugan. Papan standar juga digunakan untuk kontrol kedalaman
5
pemasangan pipa sehingga menunjukkan berapa kedalaman pipa dari permukaan
tanah (sebagai acuan ).
25 x 50
Tiang ± 100 cm
75 x 50
Tinggi
dasar
6
Bouwplank/Papan standar 1 di titik A (Gambar 40) berlaku :
1. Ketinggian bouwplank atau papan standar diukur dengan alat penyipat
datar optik terhadap suatu ketinggian titik petunjuk yang dipakai sebagai
pedoman (bench mark).
2. Tinggi dasar pipa telah diketahui dari gambar rencana (juga terhadap
reference level yang sama seperti papan standar)
Sehingga :
7
Harus diperhatikan bahwa panjang Y dari papan T adalah :
8
Penentuan kedalaman galian dan pipa juga dapat dilakukan dengan
mengikuti standar yang biasa digunakan untuk keperluan jaringan distribusi
air minum yang antara lain terdapat pada tabel dan gambar dibawah ini.
75
D
10
Keterangan Gambar :
Tabel 3. Kedalaman galian untuk jenis pipa HDPE/MDPE
20 – 50 600 – 900
Catatan:
Untuk D> 50 mm, parit harus dirancang khusus
GROUN
D SURFACE
700
75
D
9
Keterangan gambar :
50 - 100 1.100
150 – 200 1.100
250 - 1.100
300 – 500 1.100
600 - 1.500
Catatan:
Untuk D> 600 mm, parit harus dirancang khusus
B. PENGUKURAN LEBAR SALURAN
Saluran harus digali sesuai dengan gambar rencana. Lebarnya jangan terlalu
besar tetapi harus cukup untuk kebutuhan kerja.
Bila kedalaman saluran cukup besar, maka lebar galian dapat diperbesar untuk
mempermudah pekerjaan. Namun demikian kita juga dapat menggunakan ukuran
lebar parit yang sudah sering dilakukan, berdasarkan jenis pipanya seperti terlihat
pada beberapa tabel di bawah ini.
10
Sumber : DPU Jakarta. Pekerjaan Penyediaan dan Pemasangan Pipa, 1994
C. KESTABILAN SALURAN
Suatu galian saluran yang baru dilaksanakan akan berada dalam keadaan
“stabil” atau “tidak stabil”, tergantung pada:
- Jenis tanah
- Lebar dan kedalaman saluran
- Cara penggalian
Keadaan galian disebut stabil bila tidak ada tanda/gejala akan runtuh atau longsor.
Keadaan galian tidak stabil bila pada saat penggalian atau sesudahnya, terdapat
gejala galian akan runtuh atau longsor.
Jika galian ini berada di daerah yang terbuka dan tidak ramai maka bagian atas
saluran dapat diperlebar sampai keadaan stabil tercapai (gambar 47– 1), untuk
keadaan tidak stabil tersebut maka galian dapat dibuat seperti dalam gambar di
bawah ini (gambar 47 – 2).
Jika tempat galian terbatas seperti di dalam kota atau jalan yang sempit dan
keadaannya tidak stabil maka dapat dipasang turap dari kayu (gambar 47 – 3)
Berdasarkan kestabilan tanah pekerjaan penggalian diklasifikasikan ke dalam
galian dengan menggunakan penahan tanah dan galian tanpa penahan tanah
(tiang pancang). Pemilihan dari kedua jenis galian tersebut seperti ditunjukkan
pada diagram alir berikut:
11
START
12
sehingga kemungkinan akan lebih ekonomis menggunakan penahan
atau tiang pancang.
Untuk menetapkan kemiringan dinding galian, pergunakan kemiringan dinding
yang aman bagi tanah tersebut . Tabel dibawah ini menunjukkan kemiringan
yang aman yang dapat digunakan sebagai acuan penggalian parit berdasarkan
kualitas tanah yang hendak digali.
Kemiringan Lereng
Galian Dasar Dasar Dasar
Kualitas Tanah
(poton galian (
Tanah pasir Sekit Sekita Sekitar
Lebih dari
dan ar 1 r1 : 1 : 0,2
Tanah lempung 12% Sekita Sekita Sekitar
5% - 8% 1 : 0,15
dan berlempung r1 : r1 :
Sekitar Sekita Sekitar
Tanah berkerikil 8% - 10% 1 : 0,7 1 : 0,15
r1 :
Tanah dengan Sekitar Sekita Sekitar
8% - 10%
batu dan 1 : 0,5 r1 : 1 : 0,15
Sekitar Sekita Sekitar
Batuan lunak 2% - 5%
1 : 0,3 r1 : 1 : 0,15
Sekitar Sekita Sekitar
Batuan keras Kurang dari 1 : 0,1 1 : 0,15
2% r1 :
Keterangan Tabel :
1. Kemiringan merupakan rata-rata di dasar galian dan di atas galian
tersebut.
2. Dalam hal kedalaman dasar galian melebihi 5 meter, teliti kemungkinan
menggunakan metode penggalian lainnya.
3. Dalam hal fondasi yang lunak dan masalah lainnya mengenai fondasi,
tabel mengenai kemiringan dinding galian di atas tidak dapat digunakan.
13
karena itu kemiringan dinding galian harus dibuat lebih besar dari sudut
kelongsoran.
Namun pada penggalian yang melebihi kedalaman 1,5 m diharuskan memakai
penahan tanah ( tiang pancang ) sebagai syarat mutlak. Jika harus dilakukan
tanpa tiang pancang karena kondisi lapangan, bandingkan secara ekonomis
dengan jika memakai penahan tanah. Jenis penahan tanah terdiri atas tiang
pancang kayu, tiang pancang baja ringan, tiang pancang baja dsb.
Tabel 10. Jenis tiang pancang menurut kedalaman galian
D. TANAH GALIAN
Penempatan tanah galian harus rapi, dikumpulkan disalah satu
sisi parit,
(upayakan di sisi dalam/
di luar badan jalan), agar selain tampak bersih, lalu
lintas tidak terganggu serta memudahkan pekerja menyimpan dan merangkai
pipa.
Gambar 59. Letak Tanah Galian
Dasar saluran harus serata mungkin agar seluruh panjang pipa mendapat
dukungan dari dasar saluran. Jika pipa tidak mendapat dukungan yang merata,
maka muatan beban diatas pipa akan dipikul pipa seperti halnya sebuah balok.
Hal ini akan dapat mengakibatkan pipa rusak.
Pelapisan Dasar
Pada tanah yang rata, dapat dilakukan pendalaman setempat di daerah kopling-
kopling sedalam 50 mm untuk menampung kopling-kopling tersebut sehingga
seluruh sisi bawah pipa dapat dipikul tanah dengan baik.
Min. 50 mm
29
Gambar 63. Menurunkan pipa ringan ke dalam galian
Penimbunan
Setelah dilakukan peletakan pipa (pipe laying) di dasar parit dengan baik dan
benar, maka dilakukan penimbunan pipa. Namun sebelum ditimbun sepenuhnya,
pipa harus diuji terlebih dahulu untuk menjamin tidak ada kebocoran pada
sambungan-sambungan dan asesoris.
Tebal lapisan
minimum
150 mm
Tebal
150 mm
PENIMBUNAN TAHAP I
PENIMBUNAN TAHAP II
31
Pemadatan tanah urug dapat dilakukan dengan berbagai cara. Apabila
volume galian parit relatif kecil dapat dipadatkan dengan stamper (gambar
60) atau alat tumbuk tangan konvensional (gambar 55.). Apabila volume
tanah yang hendak dipatkan relatif besar, maka digunakan mesin
pemadat tanah yang lebih besar (gambar 78).
32
b. SAMBUNGAN ANTAR PIPA HDPE
Penyambungan dengan LAS BUTT
FUSION
peralatan yang digunakan yaitu: frame clamps, facer, pompa hidraulic, pemanas,
liner, chuck fitting, kondisi miror dan pengendalian suhu, meter tekanan dan valve.
Pipa yang disambung harus memiliki ketebalan didinding yang sama dan
ujungnya harus dipotong persegi, atau tegak lurus dengan axis pipa. Apabila
terjadi perbedaan tebal dinding, maka pada pipa yang lebih tebal harus
dilakukan chamfering dengan sudut 5 derajat (1:4) atau kurang sehingga didapat
ketebalan dinding yang sama pada kedua pipa yang akan disambung. Pipa harus
bersih, kering dan bebas dari debu dengan suhu yang terkendali. Pipa harus
diluruskan sebelum di las.
33
9. Pindahkan heater dari tempat perlindungannya dan periksa bahwa alat
tersebut bersih dan terjaga suhunya (220ºC - 230ºC )
10. Rapatkan kembali kedua ujung pipa supaya permukaan yang disambung
menyentuh heater secara merata. Tekanan sesuai dengan aturan yang
ditentukan
11. Jaga tekanan yang dipakai sampai pipa mulai meleleh dan lelehannya
merata satu sampai tiga milimeter terbentuk tiap ujungnya
12. Setelah lelehan awal muncul, tekanan harus dikendurkan ±1/3 dari
tekanan awal supaya pemanasan terhadap ujung pipa lebih matang.
Periksa bahwa pipa tidak bergeser posisinya di clamp
13. Setelah pemanasan selesai, buka/geser kembali kedua ujung pipa yang
menempel pada heater dan pindahkan heater dari mesin sambung pipa.
Pastikan heater tidak menyentuh permukaan pipa yang meleleh
14. Segera tutup/ rapatkan kembali kedua ujung pipa (8-10 dtk) hingga saling
merekat sesuai dengan aturan tekanan yang telah ditentukan
15. Jaga tekanan sampai waktu pendinginan, minimal sesuai dengan batasan
yang ditentukan
16. Setelah pendinginan selesai buka clamp (alat penjepit) secara perlahan
dan angkat pipa yang telah disambung
17. Periksa apakah hasil sambungan pipa PE sesuai dengan batasan yang
telah ditetapkan.
A. PENYAMBUNGAN DENGAN RUBBER RING JOINT
34
2. Penyambungan dapat dilakukan dengan mudah dan cepat, bahkan di bawah
permukaan air sekalipun.
3. Semakin besar tekanan air di dalam pipa semakin keras pula rubber ring
tersebut menjepit; dan karena sifatnya yang kenyal (flexible), perubahan-
perubahan bentuk pipa dapat lebih diimbangi.
4. Sambungan tidak dipengaruhi cuaca dingin, lembab, basah, hujan dan panas.
Kelemahan sambungan rubber ring joint
1. Sambungan rubber ring mudah diterobos akar tanaman yang mungkin berada
di sekitar sambungan sehingga rawan terhadap penyumbatan pipa akibat
kumpulan akar-akar tersebut.
2. Apabila rubber ring tersebut terluka maka air dapat melewati sambungan
tersebut sehingga kebocoran mungkin dapat terjadi.
3. Pemilihan pelumas yang keliru (berbahan dasar non air) memungkinkan karet
teriritasi sehingga ring karet tersebut rapuh dan mengakibatkan bocor.
4. Kualitas air yang buruk dapat menyebabkan rubber ring rusak dan
mengakibatkan kelenturan karet menurun sehingga memungkinkan terjadi
kebocoran.
Prosedur penyambungan dengan rubber ring joint
1. Pastikan kedua ujung pipa (Socket dan Spigot) dalam keadaan bersih dari
debu dan kotoran, dengan membersihkannya menggunakan kain lap.
2. Beri tanda pada ujung pipa bagian spigot sepanjang ukuran socket.
o
3. Gunakanlah kikir untuk membuat ujung bagian spigot berbentuk tirus 15 .
4. Pasang dan pastikan kedudukan ring karet pada ujung pipa socket tepat pada
kedudukannya, lalu oleskan pelumas pada ujung pipa dan ring karet.
5. Masukkan pipa dengan alat penarik sampai batas tanda dan kemudian lepas,
penyambungan selesai.
35
LANGKAH 2.
Membersihkan bagian Spigot dengan lap yang kering dan bersih.
Pastikan permukaan pipa bersih dari serbuk PVC akibat pengikiran.
LANGKAH 3.
Memberi tanda batas pada spigot sepanjang socket sebagai batas
masuknya spigot ke dalam socket.
LANGKAH 4.
Lipat Rubber Ring sedemikian rupa untuk memudahkan masuk ke
socket
LANGKAH 5.
Masukkan Rubber Ring ke dalam socket tepat pada lekukan cincin
untuk rubbernya
LANGKAH 6.
Mengoleskan pelumas pada bagian spigot dan ring karet secara merata
LANGKAH 7.
Sambungkan pipa menggunakan alat pengungkit dan dorong sisi
belakang pipa
LANGKAH 8.
Hasil sambungan Rubber Ring
LANGKAH 1.
Persiapkan sambungan Flange PVC dengan membuat tirus dan
membersihkan sisi spigot yang hendak disambung dengan flange.
LANGKAH 2.
Pasanglah Flange Socket pada Spigot pipa PVC sesuai prosedur
penyambungan pipa PVC dengan solvent cement.
LANGKAH 3.
Pasanglah karet packing dan baut pada flange. Pastikan Packing dalam
keadaan baik dan lentur (tidak rapuh).
LANGKAH 4.
Sambungkan Flange pipa jenis lain dengan Flange PVC
36
LANGKAH 5.
Pengencangan mur-baut dilakukan secara bersilangan, supaya
pengencangan merata ke seluruh bagian flange.
LANGKAH 6.
Kencangkan mur-baut dengan 2 buah kunci pas tahap demi tahap
ukuran keeratannya. Penggunaan kunci Inggris hanyalah alternatif
karena dapat merusak kepala mur dan baut.
4. TEST TEKAN
Test tekan dilaksanakan setelah penimbunan tahap I (penimbunan sementara).
Test tekan dilakukan untuk menguji kekuatan sambungan pipa dan assesories
yang baru saja dipasang. Tekanan uji yang dibebankan kepada jaringan adalah
1,5 s.d. 2 kali tekanan kerja yang direncanakan. Atau dapat juga tekanan uji
yang dibebankan kepada jaringan adalah 1 x tekanan statis yang diperkirakan
membebani jaringan pipa tersebut.
37
1. Jika sisa klor kurang dari 5 mg/L, ulangi langkah 4 dengan memasukkan
kembali disinfektan dengan dosis yang sesuai.
2. Setelah larutan kaporit diam di dalam pipa selama 24 jam dan sisa klor
terukur telah memenuhi syarat, seluruh isi pipa dikeluarkan melalui katup
penguras (wash out). Caranya adalah dengan membuka katup penguras
bergantian dengan memasukkan air bersih hingga seluruh kotoran keluar dan
tidak ada lagi bau kaporit.
III. PEMASANGAN ACCESSORIES
PEKERJAAN PERPIPAAN
Hal-hal yang perlu dicatat bagi perpipaan syphon persilangan adalah sebagai
berikut :
Perpipaan syphon persilangan cenderung mengalami kerusakan yang
menyulitkan seperti pipa yang naik ketika pelaksanaan dan aliran air yang masuk
mengandung lumpur dan pasir. Biasanya pelapisan sementara dipakai agar dapat
dilaksanakan metode kering. Dengan demikian sangat penting untuk
memperhatikan kerusakan tersebut dan memperhitungkannya dengan baik.
SAMSUAR
Direktur