Anda di halaman 1dari 27

METODA PELAKSANAAN

Pengadaan dan Pemasangan Pipa Distribusi dan SR Desa Sinar Bahagia Kec.
Simeulue Barat

I. MATA PEMBAYARAN UMUM


1. Mobilisasi dan Demobilisasi
Mobilisasi dilaksanakan meliputi mobilisasi tenaga kerja maupun peralatan yang
menunjang pekerjaan yang dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan.
Untuk kebutuhan tenaga kerja bila di Lokasi tidak mencukupi maka akan didatangkan dari
daerah lain demikian juga dengan peralatan. Untuk mobilisasi dan demobilisasi alat berat
dengan menggunakan/ menyewa trado/ Truck untuk mengangkat alat berat/ Peralatan
Kerja tersebut.
Semua kegiatan pada Pekerjaan Persiapan, dilaksanakan sebelum kegiatan –
kegiatan utama dimulai.

PEMBUATAN PAPAN NAMA PROYEK


Membuat papan nama proyek dari papan dengan ukuran 200 x 100 cm. Didirikan
tegak diatas kayu 5/7 cm setinggi 240 cm. Diletakkan pada tempat yang mudah
dilihat umum. Papan nama proyek memuat
 Nama proyek
 Pemilik Proyek
 Lokasi Proyek
 Jumlah biaya (kontrak)
 Nama Konsultan Perencana
 Nama Konsultan Pengawas
 Nama Pelaksana (Kontraktor)
 Proyek dimulai tanggal, bulan, tahun

2. BARAK PEKERJA/GUDANG, DIREKSI KEET/ SEWA


Direksi Keet / Barak Pekerja / Gudang disiapkan untuk pemondokan tenaga kerja,
gudang penyimpanan bahan/material, air kerja dan penerangan. Lokasi bangunan
barak tersebut diusahakan sedekat mungkin dengan areal kerja sehingga
menambah efisiensi waktu dalam bekerja, jalan akses ke barak mudah dilalui
kendaraan roda empat terutama kendaraan pengangkut material yang memerluka
penyimpanan sementara di barak (gudang) seperti Semen PC dan Besi Tulangan.
Pembuatan barak kerja akan segera dilaksanakan setelah pekerjaan pembersihan
lapangan selesai dikerjakan, barak kerja digunakan untuk kantor lapangan sekaligus
tempat istirahat pekerja. Selain itu juga digunakan sebagai tempat penyimpanan
peralatan kerja dan bahan-bahan sebelum digunakan yang memerlukan
perlindungan terhadap pengaruh cuaca.

PEKERJAAN UITZET/PENGUKURAN UNTUK M.C. NOL DAN PEMASANGAN


PROFIL
Untuk mendukung pelaksanaan pekerjan konstruksi maka akan dilakukan
pengukuran terlebih dahulu. Pelaksanaan pekerjaan pengukuran tersebut disaksikan
oleh pengawas/pihak Direksi yang sekaligus akan menunjukkan titik referensi.
Patok-patok sementara yang terpasang dibuat dari kayu, dipasang pada setiap jarak
1
antara 25 sampai 50 meter atau ditentukan dalam jarak lain, menurut pertimbangan
teknis oleh Direksi. Patok-patok ini dipasang sedemikian rupa sehingga tidak mudah
goyang atau hilang dan patok ini dipakai sebagai titik uitzet, dimana ketinggian patok
tersebut dapat diketahui dari hasil pengukuran. Agar mudah terlihat, patok dicat
warna merah.
Kami senantiasa menjaga titik uitzet ini sebagai titik bantu dalam pelaksanaan
pekerjaan baik oleh Direksi pekerjaan ataupun oleh Tim Pemeriksa Serah terima
Pekerjaan. Apabila patok/titik uitzet tersebut hilang/rusak maka akan diganti patok
baru dengan persetujuan Direksi.
Pengukuran MC untuk mutual chek awal (MC-0) akan menghasilkan : Data Ukur,
Gambar situasi, gambar kerja (profil memanjang dan melintang, gambar detail).
Setiap hasil pengukuran baik data ukur maupun gambar diketahui dan
ditandatangani oleh Pihak Kontraktor serta Pihak Direksi. Data dan gambar yang
disajikan akan dibuat pada kertas reproduksi yang berkualitas baik, sehingga
hasilnya dapat dibaca dengan jelas dan dijilid rapi.
Kami akan menyerahkan gambar-gambar kerja tersebut selambat-lambatnya 30
(tiga puluh) hari kalender setelah diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja untuk
diperiksa oleh Direksi sebelum dilakukan persetujuan.

Setiap terjadi perubahan dalam pelaksanaan pekerjaan akan dituangkan dalam


gambar perubahan setelah mendapat persetujuan pihak Direksi.
Mempersiapkan bahan-bahan laporan dan foto-foto pelaksanaan meliputi laporan
harian, mingguan dan bulanan serta foto progres 0%, foto 50% dan foto 100%.

I. PENGADAAN PIPA DAN ACCESORIES


Pengadaan Pipa dan Accesories akan dilaksanakan Sebelum pekerjaan
pemasangan Pipa dan Accessories dilaksanakan. Pipa dan Accessories dianggkut
dari pabrik menggunakan Truck sampai kelokasi Pekerjaan. Setelah Pipa dan
Accessories sampai maka diletakkan/ disimpan di gudang. Kemudian setelah
pengadaan barang barulah dimulai pekerjaan Pemasangan.

1. PEKERJAAN GALIAN TANAH KERAS


Galian tanah akan dilaksanakan setelah pekerjaan pengukuran dan pemasangan
bouwplank selesai dikerjakan dengan bentuk dan dimensi sesuai gambar rencana.
Galian tanah dilakukan dengan menggunakan Tenaga Manusia. Galian ini dilakukan
untuk menggali galian pipa.

Parit galian yang diperlukan untuk pemasangan pipa harus digali di tempat yang
sesuai dengan jalur/trace pipa yang telah ditentukan dalam dokumen kerja dan
sesuai dengan Gambar Perijinan. Ukuran profil galian ( lebar dan dalam ) harus
dibuat sesuai dengan standar profil parit galian yang berlaku untuk pipa air minum,
sebagaimana terdapat dalam gambar bestek.

Khusus pada tempat-tempat sambungan, koneksi, singgeman, lebar parit galian


dibuat sedikit lebih besar untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan. Apabila
ternyata didalam pelaksanan penggalian terjadi longsoran terus menerus, yang
2
dapat mengganggu pelaksanaan pekerjaan, harus dibuat konstruksi penguat
(dari turap kayu atau lainnya) agar terjamin keamanan dan efisiensi kerja. Bila
pada waktu penggalian timbul genangan air akibat hujan atau mata
air/rembesan, maka air tersebut harus dipompa keluar dari parit galian. Untuk
itu pelaksana harus menyediakan pompa air yang dapat bekerja baik dengan
kapasitas yang cukup.

Penggalian harus dikerjakan dengan hati-hati, kerusakan-kerusakan utilitas lain


(Telepon, gas, PLN dll) adalah menjadi tanggung jawab pelaksana. Jika
ditemukan adanya utilitas yang harus diubah/dipindahkan, sebelumnya wajib
memberi tahu pengawas untuk diminta petunjuk/solusinya.

Jika karena sesuatu hal terjadi kerusakan pada instalasi lain, dalam kesempatan
pertama pelaksana harus segera menghentikan pekerjaan di lokasi tersebut dan
segera memberi tahu pengawas untuk memperoleh petunjuk penyelesaiannya.

Sejauh kerusakan tersebut bukan disebabkan oleh kesalahan/kelalaian


pelaksana, tidak diwajibkan menanggung resiko sepenuhnya.

Parit galian harus bersih dan dapat menjamin galian bagian dalam dari pipa
tidak kotor oleh tanah serta bahan organik lainnya, termasuk air tanah/air kotor,
yang dapat mengurangi mutu dan kualitas air minum. Setiap penggalian untuk
pemasangan pipa, harus dilakukan serentak dengan diikuti pelaksanaan
pemasangan/penyambungannya serta harus diikuti pula dengan penimbunan
atau pengurugan dengan segera.

Panjang maksimum galian yang boleh terbuka pada suatu pekerjaan galian
adalah 50 meter. Pelaksana tidak dibenarkan mengadakan penggalian
berikutnya tanpa melakukan pengurugan atas galian sebelumnya terutama
pada badan pipa. Khusus untuk tempat-tempat sambungan pipa dan peralatan
lain, sebelum dilakukan pengurugan terlebih dahulu agar meminta persetujuan
dan petunjuk dari pengawas.

Penggalian parit untuk pipa sebaiknya dilakukan tidak terlalu lama sebelum
pekerjaan pemasangan pipa dengan alasan:
1. Untuk mengurangi keterlambatan yang mungkin terjadi akibat saluran
tergenang air, dinding saluran runtuh, dan lain-lain.

3
2. Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan lalu lintas atau
kecelakaan pada pekerja.

PEMOTONGAN PERKERASAN JALAN DENGAN MESIN PEMOTONG

Pada saat memasang pipa dibawah jalan raya, gunakan pemotong khusus
perkerasan jalan (aspal) untuk memperkecil kerusakan jalan akibat penggalian
sehingga ukuran parit yang digali hanya selebar yang dibutuhkan.
Penggalian dapat dilakukan dengan penggali mekanis yang juga digunakan untuk
menghancurkan dan menyingkirkan perkerasan. Apabila permukaan perkerasan
jalan tebal, gunakan pemecah yang lebih kuat.

4
A. PENGUKURAN DAN PENETAPAN DASAR SALURAN
Kedalaman dan lebar saluran tergantung pada:
- Ukuran pipa
- Jenis tanah galian
- Lokasi galian, apakah dibawah jalan raya, di kota, di pedalaman dsb.
- Arah pipa yang harus dipasang, apakah lurus, melengkung, dsb.

Ruang tambahan

Pipa PVC setelah dilengkungkan

Gambar 48. Pelebaran Saluran di Tikungan

Permukaan dasar parit harus rata, sebab jika tidak akan menyebabkan beban
hanya terkonsentrasi pada beberapa titik di pipa yang dipasang sehingga
menyebabkan kerusakan pipa. Agar kedalaman saluran sesuai dengan gambar
rencana, maka harus dilakukan pekerjaan pengukuran tinggi (levelling).
Pengukuran ketinggian harus dilakukan minimal 2 kali, yaitu:
1. Sebelum pengalian
2. Pada saat hendak memasang pipa, untuk memeriksa ketinggian dasar
saluran.
Untuk memudahkan pekerjaan pengukuran tinggi dasar saluran, maka dipasang
profil-profil sepanjang saluran yang akan diukur. Profil-profil tersebut atau biasa
disebut papan standar, dipasang melintang pada saluran dengan suatu jarak
tertentu seperti terlihat dalam gambar dan kayunya diberi cat berwarna putih.
Papan standar adalah tiang pancang kayu yang digunakan di tempat pekerjaan
untuk memberi tanda bagi ketinggian dan posisi ketika menggali saluran atau
pengurugan. Papan standar juga digunakan untuk kontrol kedalaman

5
pemasangan pipa sehingga menunjukkan berapa kedalaman pipa dari permukaan
tanah (sebagai acuan ).

25 x 50

Tiang ± 100 cm
75 x 50

Tinggi
dasar

Cara penempatan papan standar pada setiap titik kontrol adalah :


1. Buat titik kontrol di sepanjang jalur pemasangan pipa. Pergunakan tiang
pancang kayu dengan lebar yang cukup pada kedua sisi galian sehingga tidak
mengganggu pekerjaan penggalian.
2. Ukur ketinggian dari kedua tiang pancang dengan alat ukur dan tulis beda
tingginya dengan permukaan tanah atau jalan raya pada titik kontrol.
3. Dari besaran yang didapat pada point 2, tulis ketinggian akhir dari
permukaan tanah / jalan raya pada sisi tiang pancang, beri tanda.
4. Tempatkan papan atau lainnya pada tanda tersebut, jaga agar tetap
horizontal terhadap tanah dengan water pas. Sisi lainnya juga diberi tiang
pancang.
5. Pasang benang tarik tepat di tengah-tengah papan, kemudian hubungkan
benang tarik tersebut dengan sumbu bouwplank melintasi patok titik uitset
tepat dibawahnya.

Permukaan papan standar harus mempunyai tinggi yang sama dengan


permukaan papan bouwplank dari permukaan tanah supaya kedalaman galian
pada setiap titik dapat terkontrol dengan baik.

6
Bouwplank/Papan standar 1 di titik A (Gambar 40) berlaku :
1. Ketinggian bouwplank atau papan standar diukur dengan alat penyipat
datar optik terhadap suatu ketinggian titik petunjuk yang dipakai sebagai
pedoman (bench mark).
2. Tinggi dasar pipa telah diketahui dari gambar rencana (juga terhadap
reference level yang sama seperti papan standar)
Sehingga :

X = ketinggian papan standar – ketinggian dasar di A

Papan standar 2 di titik B (Gambar 40) berlaku :


1. Tinggi dasar pipa telah diketahui dari gambar rencana.
2. Nilai X telah diketahui dari pengukuran pada papan bouwplank/papan
standar 1 pada titik A.
Sehingga :

Ketinggian di titik B = X + ketinggian dasar pipa di B

Ketinggian papan standar 2 di titik B ditetapkan dengan alat optik penyipat


datar. Setelah tinggi profil ditentukan, maka kedalaman saluran ditetapkan
dengan papan berbentuk “T” seperti pada gambar berikut :

Seseorang membidik dari papan standar di A ke papan standar di B. Seorang lagi


di dalam saluran memegang papan “T”. Kemungkinan hasil pembidikan akan
tampak seperti ilustrasi berikut :

7
Harus diperhatikan bahwa panjang Y dari papan T adalah :

Y = X + ( tebal dinding pipa + tebal lapis dasar saluran )

Jika kemiringan pipa berubah maka tempat pembidikan harus berpindah ke


titik dimana kemiringan mulai berubah.

Kadang-kadang kemiringan permukaan tanah kecil sehingga pipa dipasang


menurut kemiringan permukaan tanah. Dengan demikian ketinggian papan
standar tidak perlu diukur dengan alat optik, tetapi cukup diambil menurut
ketinggian tertentu dari atas tanah.
Sehingga :

Y = kedalaman pipa dibawah tanah + ketinggian papan standar di atas


tanah + tebal lapis dasar saluran

Kedalaman saluran harus ditentukan secara hati-hati. Tebal lapisan tanah di


atas pipa harus cukup tebal untuk melindungi pipa.
Tebal lapisan tanah di atas pipa tergantung pada:
- beban bergerak yang berasal dari roda-roda kendaraan;
- kekuatan pipa (jenis bahan pipa).

Kedalaman penanaman pipa adalah 4 kali diameter ( 4 D ) atau minimal


400 mm dibawah permukaan tanah. Disamping itu perlu diperhatikan juga
lokasi penanaman pipa.

Sebagai pedoman dapat diambil angka-angka dari tabel berikut:

Tabel 1. Kedalaman saluran minimum

Jenis Jalan Kedalaman pipa minimum

Jalan raya 750 mm


Jalan biasa 600 mm
Bukan jalanan 450 mm

8
Penentuan kedalaman galian dan pipa juga dapat dilakukan dengan
mengikuti standar yang biasa digunakan untuk keperluan jaringan distribusi
air minum yang antara lain terdapat pada tabel dan gambar dibawah ini.

BEBERAPA STANDART DIMENSI PIPA

POLYETHYLENE PIPE ( HDPE/MDPE )


H

75
D

10

Gambar 53. Profil Galian untuk Polyethylene Pipe ( HDPE/MDPE )

Keterangan Gambar :
Tabel 3. Kedalaman galian untuk jenis pipa HDPE/MDPE

Nominal D (mm) Hd (mm)

20 – 50 600 – 900

Catatan:
Untuk D> 50 mm, parit harus dirancang khusus

POLYVYNIL CHLORIDE PIPE ( PVC )

GROUN
D SURFACE
700

75
D

9
Keterangan gambar :

Tabel 4. Kedalaman galian untuk jenis pipa PVC tunggal

Nominal D (mm) Hd (mm)

50 - 100 1.100
150 – 200 1.100
250 - 1.100
300 – 500 1.100
600 - 1.500
Catatan:
Untuk D> 600 mm, parit harus dirancang khusus
B. PENGUKURAN LEBAR SALURAN
Saluran harus digali sesuai dengan gambar rencana. Lebarnya jangan terlalu
besar tetapi harus cukup untuk kebutuhan kerja.

Lebar Minimum dasar saluran lurus = Diameter Pipa + 200 mm


Lebar Atas Saluran = Lebar Dasar + ( 2/3 s.d. 1 ) kedalaman saluran Total

Bila kedalaman saluran cukup besar, maka lebar galian dapat diperbesar untuk
mempermudah pekerjaan. Namun demikian kita juga dapat menggunakan ukuran
lebar parit yang sudah sering dilakukan, berdasarkan jenis pipanya seperti terlihat
pada beberapa tabel di bawah ini.

abel 7. Lebar Parit untuk Jenis PVC ( Polyvynil Cloride Pipe )

KEADAAN DAERAH DIAMETER PIPA 0,5” – 3” DIAMETER PIPA 4” – 6”

Lalu lintas padat 0,4 m – 0,7 m 1,8 m – 1,5 m


Lalu lintas biasa 0,3 m – 0,6 m 0,8 m – 1,2 m
Perumahan 0,2 m – 0,4 m 0,3 m – 0,6 m

10
Sumber : DPU Jakarta. Pekerjaan Penyediaan dan Pemasangan Pipa, 1994
C. KESTABILAN SALURAN
Suatu galian saluran yang baru dilaksanakan akan berada dalam keadaan
“stabil” atau “tidak stabil”, tergantung pada:
- Jenis tanah
- Lebar dan kedalaman saluran
- Cara penggalian
Keadaan galian disebut stabil bila tidak ada tanda/gejala akan runtuh atau longsor.
Keadaan galian tidak stabil bila pada saat penggalian atau sesudahnya, terdapat
gejala galian akan runtuh atau longsor.
Jika galian ini berada di daerah yang terbuka dan tidak ramai maka bagian atas
saluran dapat diperlebar sampai keadaan stabil tercapai (gambar 47– 1), untuk
keadaan tidak stabil tersebut maka galian dapat dibuat seperti dalam gambar di
bawah ini (gambar 47 – 2).

Jika tempat galian terbatas seperti di dalam kota atau jalan yang sempit dan
keadaannya tidak stabil maka dapat dipasang turap dari kayu (gambar 47 – 3)
Berdasarkan kestabilan tanah pekerjaan penggalian diklasifikasikan ke dalam
galian dengan menggunakan penahan tanah dan galian tanpa penahan tanah
(tiang pancang). Pemilihan dari kedua jenis galian tersebut seperti ditunjukkan
pada diagram alir berikut:

11
START

KEAMANAN KERJA Aman


Berbahaya

Menyebabkan PENGARUH LINGKUNGAN Tidak


masalah mempengaruhi

Tidak SECARA EKONOMIS Ekonomis


Ekonomis

Penggalian Mema kai Penggalian Tanpa


Tiang Pancang Tiang Pancang

Gambar 58. Flow Chart Pemilihan Metode Penggalian

Pada pemilihan jenis penggalian, tiang pancang sangat diperlukan apabila


penggaliannya cukup dalam atau fondasinya lunak. Apabila kestabilan tanahnya
cukup baik dan kemiringan dinding galian dapat dihitung dengan baik,
kedalaman galian bukan merupakan suatu yang penting lagi.
Untukmemilih jenis penggalian perlu diperhitungkan hal-hal sebagai berikut :
1. Keamanan kerja dan kemampuan kerja
Hal ini tergantung pada kondisi seperti kualitas tanah dari lokasi yang
digali, kandungan air, dinding galian kemungkinan longsor walaupun
meski telah diberi kemiringan yang cukup. Oleh karena itu perlu diteliti
kualitas tanah di lokasi dengan seksama.
2. Pengaruh Lingkungan Sekitar.
Sama seperti nomor 1. dalam beberapa keadaan, lebar penggalian yang
terlalu besar dapat mengganggu struktur rumah, jalan raya, lalu lintas
dan lain-lain.
3. Ekonomi
Walaupun lokasi pekerjaan mempunyai area yang cukup untuk membuat
dinding miring, akan tetapi volume galian tanah mungkin sangat besar

12
sehingga kemungkinan akan lebih ekonomis menggunakan penahan
atau tiang pancang.
Untuk menetapkan kemiringan dinding galian, pergunakan kemiringan dinding
yang aman bagi tanah tersebut . Tabel dibawah ini menunjukkan kemiringan
yang aman yang dapat digunakan sebagai acuan penggalian parit berdasarkan
kualitas tanah yang hendak digali.

Tabel 9. Dasar Galian dan Kemiringan Galian

Kemiringan Lereng
Galian Dasar Dasar Dasar
Kualitas Tanah
(poton galian (
Tanah pasir Sekit Sekita Sekitar
Lebih dari
dan ar 1 r1 : 1 : 0,2
Tanah lempung 12% Sekita Sekita Sekitar
5% - 8% 1 : 0,15
dan berlempung r1 : r1 :
Sekitar Sekita Sekitar
Tanah berkerikil 8% - 10% 1 : 0,7 1 : 0,15
r1 :
Tanah dengan Sekitar Sekita Sekitar
8% - 10%
batu dan 1 : 0,5 r1 : 1 : 0,15
Sekitar Sekita Sekitar
Batuan lunak 2% - 5%
1 : 0,3 r1 : 1 : 0,15
Sekitar Sekita Sekitar
Batuan keras Kurang dari 1 : 0,1 1 : 0,15
2% r1 :

Keterangan Tabel :
1. Kemiringan merupakan rata-rata di dasar galian dan di atas galian
tersebut.
2. Dalam hal kedalaman dasar galian melebihi 5 meter, teliti kemungkinan
menggunakan metode penggalian lainnya.
3. Dalam hal fondasi yang lunak dan masalah lainnya mengenai fondasi,
tabel mengenai kemiringan dinding galian di atas tidak dapat digunakan.

Apabila menggali tanpa menggunakan tiang pancang, perhitungkan sudut


kelongsoran ( toe failure ) dan tetapkan kemiringan galian. Bila kemiringan galian
terlalu terjal, dinding galian mungkin ambruk dan membahayakan, oleh

13
karena itu kemiringan dinding galian harus dibuat lebih besar dari sudut
kelongsoran.
Namun pada penggalian yang melebihi kedalaman 1,5 m diharuskan memakai
penahan tanah ( tiang pancang ) sebagai syarat mutlak. Jika harus dilakukan
tanpa tiang pancang karena kondisi lapangan, bandingkan secara ekonomis
dengan jika memakai penahan tanah. Jenis penahan tanah terdiri atas tiang
pancang kayu, tiang pancang baja ringan, tiang pancang baja dsb.
Tabel 10. Jenis tiang pancang menurut kedalaman galian

Jenis Tiang Pancang Kedalaman


Galian ( m )
Tiang pancang kayu 1,5 – 2,5
Tiang pancang baja ringan 2,5 – 4,0
Tiang pancang baja > 4,0

D. TANAH GALIAN
Penempatan tanah galian harus rapi, dikumpulkan disalah satu
sisi parit,
(upayakan di sisi dalam/
di luar badan jalan), agar selain tampak bersih, lalu
lintas tidak terganggu serta memudahkan pekerja menyimpan dan merangkai
pipa.
Gambar 59. Letak Tanah Galian

E. PENYIAPAN DASAR SALURAN

Dasar saluran harus serata mungkin agar seluruh panjang pipa mendapat
dukungan dari dasar saluran. Jika pipa tidak mendapat dukungan yang merata,
maka muatan beban diatas pipa akan dipikul pipa seperti halnya sebuah balok.
Hal ini akan dapat mengakibatkan pipa rusak.
Pelapisan Dasar
Pada tanah yang rata, dapat dilakukan pendalaman setempat di daerah kopling-
kopling sedalam 50 mm untuk menampung kopling-kopling tersebut sehingga
seluruh sisi bawah pipa dapat dipikul tanah dengan baik.

Min. 50 mm

PENDALAMAN DITEMPAT KOPLING

Gambar 61. Dukungan Merata Dibawah Pipa yang Diberi Kopling

E. MENURUNKAN PIPA KE DALAM GALIAN PARIT


Menurunkan pipa ke dalam galian harus memperhatikan faktor keamanan
operator dan keamanan pipa. Teknik yang digunakan pada prinsipnya bermaksud
untuk memudahkan operator menurunkan pipa ke dalam galian.

29
Gambar 63. Menurunkan pipa ringan ke dalam galian

PENIMBUNAN DAN PEMADATAN

Penimbunan
Setelah dilakukan peletakan pipa (pipe laying) di dasar parit dengan baik dan
benar, maka dilakukan penimbunan pipa. Namun sebelum ditimbun sepenuhnya,
pipa harus diuji terlebih dahulu untuk menjamin tidak ada kebocoran pada
sambungan-sambungan dan asesoris.

Penimbunan pipa kembali dilakukan dalam 2 (dua) tahap :


1. Penimbunan sebelum pengujian dilakukan ( Penimbunan Sementara )
2. Penimbunan setelah pengujian dilakukan ( Penimbunan Permanen )
PENIMBUNAN TAHAP I ( SEEMENTARA )
- Penimbunan tahap I
dilakukan sampai pada ketinggian 150 mm di atas
puncak pipa.
- Tanah yang digunakan harus berbutir halus ( tanah liat ) atau pasir dan tidak
berbatu, karena batu dapat merusak pipa.
- Penimbunan dilakukan selapis demi selapis dimana tebal tiap lapis tidak
lebih dari 100 mm.
- Pemadatan dilakukan dengan alat penumbuk tangan.
- Tiap lapis harus dipadatkan dengan baik termasuk bagian yang berada
dibawah pipa untuk
menghindari terjadinya rongga di bawah pipa. Hasil
penimbunan dan pemadatan dapat dilihat dalam Gambar 58 (1-2-3). Setiap
lapisan yang dipadatkan boleh disiram dengan sedikit air untuk mendapatkan
kepadatan tanah maksimal.
- Tempat-tempat dimana terdapat SAMBUNGAN-SAMBUNGAN PIPA dan
ASESORIS dibiarkan terbuka sampai pengujian pipa selesai dilakukan, untuk
memungkinkan pemeriksaan terhadap sambungan.

PENIMBUNAN TAHAP II (PERMANEN)


- Setelah seluruh bagian pipa telah ditimbun dengan baik sampai dengan
ketebalan 150 mm di atas pipa, maka penimbunan dapat dilanjutkan dengan
tebal tiap lapisan 150 mm sampai seluruh saluran sama tinggi dengan
permukaan tanah.
- Pada tahap ini dalam bahan timbunan dapat dicampurkan batu kecil atau
kerikil. Batu-batu yang besar tidak boleh dipakai.
-
Pasir/tanah liat dengan
tambahan batu
kerikil

Tebal lapisan
minimum

150 mm
Tebal

150 mm

Pasir atau Tebal lapisan


tanah liat 100 mm

PENIMBUNAN TAHAP I

PENIMBUNAN TAHAP II

Gambar 68. Tahapan Penimbunan Saluran

31
Pemadatan tanah urug dapat dilakukan dengan berbagai cara. Apabila
volume galian parit relatif kecil dapat dipadatkan dengan stamper (gambar
60) atau alat tumbuk tangan konvensional (gambar 55.). Apabila volume
tanah yang hendak dipatkan relatif besar, maka digunakan mesin
pemadat tanah yang lebih besar (gambar 78).

III.2 PEMASANGAN PIPA HDPE DAN ACCESSORIES

a. SAMBUNGAN ANTAR PIPA HDPE

Dalam metode penyambungan pipa HDPE dengan sesama material HDPE


atau dengan material lainnya seperti : PVC dan GIP. Dikenal empat cara
penyambungan pipa yakni : Compression Fitting, But-fusion Welding, Stub-End
Joint dan Electro Fusion.
Dalam pekerjaan ini, pihak PT. Kuala Raja akan mengimplementasikan dua
metode penyambungan, yaitu: Butt- Fusion Welding dan Stub-End Joint.

32
b. SAMBUNGAN ANTAR PIPA HDPE
Penyambungan dengan LAS BUTT
FUSION
peralatan yang digunakan yaitu: frame clamps, facer, pompa hidraulic, pemanas,
liner, chuck fitting, kondisi miror dan pengendalian suhu, meter tekanan dan valve.
Pipa yang disambung harus memiliki ketebalan didinding yang sama dan
ujungnya harus dipotong persegi, atau tegak lurus dengan axis pipa. Apabila
terjadi perbedaan tebal dinding, maka pada pipa yang lebih tebal harus
dilakukan chamfering dengan sudut 5 derajat (1:4) atau kurang sehingga didapat
ketebalan dinding yang sama pada kedua pipa yang akan disambung. Pipa harus
bersih, kering dan bebas dari debu dengan suhu yang terkendali. Pipa harus
diluruskan sebelum di las.

Cara penyambungan pipa PE :


1. Siapkan semua peralatan yang akan digunakan untuk menyambung pipa
PE.
2. Tempatkan pipa PE yang akan disambung pada klem dimana ujung pipa
berhadapan dengan facer secara tegak lurus.
3. Kencangkan klem yang nantinya akan digunakan untuk maju atau mundur
dengan memakai stick hidrolik untuk mendekatkan/mengeser kearah
facer.
4. Hidupkan facer untuk meratakan ujung pipa yang akan disambung dan
geserkan clamp pipa perlahan dan kontinu sehingga tepat berhadapan
dengan facer hingga kedua permukaan ujung pipa teraut rata.
5. Waktu perautan dianggap cukup, kedua ujung pipa akan harus dengan
kondisi facer masih berputar/ hidup
6. Angkat facer secara perlahan agar tidak bersinggungan dengan permukaan
pipa
7. Bersihkan ujung pipa dari sisa potongan dan kotoran-kotoran dengan
memakai tissue, dan apabila perlu kita pergunakan alkohol untuk
menghilangkan kotoran berminyak
8. Pastikan bahwa kedua permukaan pipa sudah rata

33
9. Pindahkan heater dari tempat perlindungannya dan periksa bahwa alat
tersebut bersih dan terjaga suhunya (220ºC - 230ºC )
10. Rapatkan kembali kedua ujung pipa supaya permukaan yang disambung
menyentuh heater secara merata. Tekanan sesuai dengan aturan yang
ditentukan
11. Jaga tekanan yang dipakai sampai pipa mulai meleleh dan lelehannya
merata satu sampai tiga milimeter terbentuk tiap ujungnya
12. Setelah lelehan awal muncul, tekanan harus dikendurkan ±1/3 dari
tekanan awal supaya pemanasan terhadap ujung pipa lebih matang.
Periksa bahwa pipa tidak bergeser posisinya di clamp
13. Setelah pemanasan selesai, buka/geser kembali kedua ujung pipa yang
menempel pada heater dan pindahkan heater dari mesin sambung pipa.
Pastikan heater tidak menyentuh permukaan pipa yang meleleh
14. Segera tutup/ rapatkan kembali kedua ujung pipa (8-10 dtk) hingga saling
merekat sesuai dengan aturan tekanan yang telah ditentukan
15. Jaga tekanan sampai waktu pendinginan, minimal sesuai dengan batasan
yang ditentukan
16. Setelah pendinginan selesai buka clamp (alat penjepit) secara perlahan
dan angkat pipa yang telah disambung
17. Periksa apakah hasil sambungan pipa PE sesuai dengan batasan yang
telah ditetapkan.
A. PENYAMBUNGAN DENGAN RUBBER RING JOINT

Rubber Ring Joint ( RRJ ) merupakan penyambungan dengan bantuan


sebuah ring karet yang berfungsi mencengkeram pipa sehingga sambungan
tersebut tidak bercelah dan mampu menahan air agar tidak keluar melalui
sambungan. RRJ merupakan metode penyambungan jenis Push On Joint yang
relatif mudah proses penyambungannya.

Keuntungan sambungan rubber ring joint


1. Dapat mengimbangi pemuaian dan penyusutan pipa sebagai akibat perubahan
tekanan, cuaca dan kelabilan tanah tanpa meloloskan air yang berada dalam
pipa.

34
2. Penyambungan dapat dilakukan dengan mudah dan cepat, bahkan di bawah
permukaan air sekalipun.
3. Semakin besar tekanan air di dalam pipa semakin keras pula rubber ring
tersebut menjepit; dan karena sifatnya yang kenyal (flexible), perubahan-
perubahan bentuk pipa dapat lebih diimbangi.
4. Sambungan tidak dipengaruhi cuaca dingin, lembab, basah, hujan dan panas.
Kelemahan sambungan rubber ring joint
1. Sambungan rubber ring mudah diterobos akar tanaman yang mungkin berada
di sekitar sambungan sehingga rawan terhadap penyumbatan pipa akibat
kumpulan akar-akar tersebut.
2. Apabila rubber ring tersebut terluka maka air dapat melewati sambungan
tersebut sehingga kebocoran mungkin dapat terjadi.
3. Pemilihan pelumas yang keliru (berbahan dasar non air) memungkinkan karet
teriritasi sehingga ring karet tersebut rapuh dan mengakibatkan bocor.
4. Kualitas air yang buruk dapat menyebabkan rubber ring rusak dan
mengakibatkan kelenturan karet menurun sehingga memungkinkan terjadi
kebocoran.
Prosedur penyambungan dengan rubber ring joint

1. Pastikan kedua ujung pipa (Socket dan Spigot) dalam keadaan bersih dari
debu dan kotoran, dengan membersihkannya menggunakan kain lap.
2. Beri tanda pada ujung pipa bagian spigot sepanjang ukuran socket.
o
3. Gunakanlah kikir untuk membuat ujung bagian spigot berbentuk tirus  15 .
4. Pasang dan pastikan kedudukan ring karet pada ujung pipa socket tepat pada
kedudukannya, lalu oleskan pelumas pada ujung pipa dan ring karet.
5. Masukkan pipa dengan alat penarik sampai batas tanda dan kemudian lepas,
penyambungan selesai.

PROSEDUR PENYAMBUNGAN DENGAN RUBBER RING JOINT DALAM


GAMBAR LANGKAH 1.
o
Membuat tirus ( 15 ) pada ujung bagian spigot menggunakan kikir.

35
LANGKAH 2.
Membersihkan bagian Spigot dengan lap yang kering dan bersih.
Pastikan permukaan pipa bersih dari serbuk PVC akibat pengikiran.
LANGKAH 3.
Memberi tanda batas pada spigot sepanjang socket sebagai batas
masuknya spigot ke dalam socket.
LANGKAH 4.
Lipat Rubber Ring sedemikian rupa untuk memudahkan masuk ke
socket
LANGKAH 5.
Masukkan Rubber Ring ke dalam socket tepat pada lekukan cincin
untuk rubbernya
LANGKAH 6.
Mengoleskan pelumas pada bagian spigot dan ring karet secara merata
LANGKAH 7.
Sambungkan pipa menggunakan alat pengungkit dan dorong sisi
belakang pipa
LANGKAH 8.
Hasil sambungan Rubber Ring

3. SAMBUNGAN DENGAN JENIS PIPA LAIN ATAU ASSESORIS

a. PENYAMBUNGAN DENGAN FLANGE


Penyambungan dengan flange / flens merupakan jenis sambungan kaku/rigid.
Sambungan ini umumnya digunakan untuk menyambung pipa PVC dengan
pipa logam.

LANGKAH 1.
Persiapkan sambungan Flange PVC dengan membuat tirus dan
membersihkan sisi spigot yang hendak disambung dengan flange.
LANGKAH 2.
Pasanglah Flange Socket pada Spigot pipa PVC sesuai prosedur
penyambungan pipa PVC dengan solvent cement.
LANGKAH 3.
Pasanglah karet packing dan baut pada flange. Pastikan Packing dalam
keadaan baik dan lentur (tidak rapuh).
LANGKAH 4.
Sambungkan Flange pipa jenis lain dengan Flange PVC

36
LANGKAH 5.
Pengencangan mur-baut dilakukan secara bersilangan, supaya
pengencangan merata ke seluruh bagian flange.
LANGKAH 6.
Kencangkan mur-baut dengan 2 buah kunci pas tahap demi tahap
ukuran keeratannya. Penggunaan kunci Inggris hanyalah alternatif
karena dapat merusak kepala mur dan baut.

4. TEST TEKAN
Test tekan dilaksanakan setelah penimbunan tahap I (penimbunan sementara).
Test tekan dilakukan untuk menguji kekuatan sambungan pipa dan assesories
yang baru saja dipasang. Tekanan uji yang dibebankan kepada jaringan adalah
1,5 s.d. 2 kali tekanan kerja yang direncanakan. Atau dapat juga tekanan uji
yang dibebankan kepada jaringan adalah 1 x tekanan statis yang diperkirakan
membebani jaringan pipa tersebut.

Prosedur Test Tekan :


1. Jaringan harus terisolasi dengan baik. Pasang Dop/valve pada ujung jaringan
untuk menutup jaringan.
2. Pasang manometer di beberapa tempat untuk memantau tekanan pada saat
uji tekan berlangsung.
3. Isilah jaringan dengan air sampai penuh. Air dapat diambil dari jaringan
eksisting atau mendatangkan dengan tanki. Catatan : untuk beberapa jenis
pipa berilah waktu yang cukup untuk peresapan air ke dalam pipa dan
pastikan tidak ada udara yang terjebak dalam pipa.
4. Bebani jaringan dengan tekanan sebesar 1,5 s.d. 2 kali tekanan kerja (beban
tekanan statis) yang diperkirakan terjadi pada jalur tersebut, dengan pompa
tekan mekanis atau pompa listrik.
5. Tunggu selama 30 s.d. 120 menit. Jika tidak ada kecenderungan penurunan
tekanan konstan sebesar 10 % atau 0,2 atm, maka disimpulkan jaringan tidak
mengalami kebocoran
6 Larutan disinfektan yang telah siap dimasukkan ke dalam jaringan pipa,
diamkan selama 24 jam, kemudian ambil sampel dan analisa sisa klornya.

37
1. Jika sisa klor kurang dari 5 mg/L, ulangi langkah 4 dengan memasukkan
kembali disinfektan dengan dosis yang sesuai.
2. Setelah larutan kaporit diam di dalam pipa selama 24 jam dan sisa klor
terukur telah memenuhi syarat, seluruh isi pipa dikeluarkan melalui katup
penguras (wash out). Caranya adalah dengan membuka katup penguras
bergantian dengan memasukkan air bersih hingga seluruh kotoran keluar dan
tidak ada lagi bau kaporit.
III. PEMASANGAN ACCESSORIES

A. Pengadaan dan Pemasangan Air Release pada jaringan pipa


Katup udara perlu dipasang pada tengah bentangan jembatan pipa yang
melengkung untuk mengeluarkan udara yang terjebak di dalam pipa. Apabila
pipanya panjang lebih baik dibuat koridor sehingga inspeksi dan operasi
katup udara dapat dengan mudah dilakukan. Pada bentang pipa juga
dipasang pagar pengaman untuk keselamatan kerja.
B. Pengadaan dan Pemasangan Wash Out pada jaringan pipa
Wash Out harus diletakkan diantara cabang dan titik pembuangan yang juga
meliputi pemasangan katup, konstruksi chamber, pekerjaan pipa, konstruksi thrust
blok bila diperlukan, dan pekerjaan lain yang diperlukan. Katup blow off dan
pekerjaan pipa yang ditunjukkan pada Gambar didasarkan pada desain standar
dan mungkin diperlukan modifikasi lokasi dan alignment, dengan persetujuan
Direksi, untuk menyesuaikan dengan kondisi aktual lokasi kerja pada saat
konstruksi. Ujung pipa penguras tidak boleh terendam alir sungai, dan harus
dipasang sedemikian hingga untuk mencegah arus balik ke sistem distribusi.

PEKERJAAN PERPIPAAN
Hal-hal yang perlu dicatat bagi perpipaan syphon persilangan adalah sebagai
berikut :
Perpipaan syphon persilangan cenderung mengalami kerusakan yang
menyulitkan seperti pipa yang naik ketika pelaksanaan dan aliran air yang masuk
mengandung lumpur dan pasir. Biasanya pelapisan sementara dipakai agar dapat
dilaksanakan metode kering. Dengan demikian sangat penting untuk
memperhatikan kerusakan tersebut dan memperhitungkannya dengan baik.

Tergantung dari lamanya pelaksanaan terdapat kemungkinan tergenang air.


Apabila kondisi tersebut tidak dapat dihindarkan, buat pertimbanganyang luas
dan terinci untuk mencegah struktur terhanyut atau hancurnya dinding saluran.
Kemudian pilih jenis pipasehingga lamanya pelaksanaan di alapangan menjadi
lebih singkat. Perhatikan untuk membersihkan bagian dalam dari pipa setelah
mengalirkan air berlumpur.

2. PEKERJAAN TIMBUNAN KEMBALI


Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pekerjaan galian tanah dan pasangan batu
selesai dilaksanakan, sehingga hasil galian yang sebelumnya diletakkan diatas
dapat segera dilaksanakan penimbunan dengan material hasil galian dan dilakukan
perapihan, timbunan ini dilaksanakan dengan mengisi ruang-ruang kosong antara
pasangan batu/ bangunan dengan tanah asli. Hasil galian yang berlebihan
diletakkan pada bagian – bagian yang dirasa perlu untuk ditambah.
Penimbunan dilakukan secara lapis demi lapis dan dipadatkan dengan
menggunakan Stamper atau alat bantu pemadat lainnya yang mendukung
konstruksi dan sesuai seperti rencana dan harus disetujui oleh direksi.

4. BETON COR UNTUK LANTAI KERJA


Campuran beton 1 : 3 : 5 akan diaduk dengan menggunakan concrete mixer (Molen)
campuran yang digunakan adalah 1 semen PC, 3 Pasir, dan 5 kerikil, pengadukan
dilakukan sedemikian rupa hingga mencapai nilai slump yang ideal, selanjutnya
mortar hasil adukan dituang kedalam kereta sorong untuk diangkut ke daerah
pengecoran dimana pemasangan bekisting selesai dilaksanakan, selanjutnya beton
cor tersebut dituang kedalam cetakan. Untuk hasil yang lebih sempurna agar tidak
terdapat rongga pada beton adukan maka pada saat pengecoran akan digunakan
penggetar (vibrator concrete) agar campuran beton betul-betul padat dan tidak
terdapat rongga udara atau pori-pori. Pengecoran dilaksanakan sesuai gambar.
Beton cor (beton tumbuk) ini dikerjakan sebelum pasangan batu dikerjakan.
Pengecoran dilakukan sesuai dengan hasil perencanaan yang telah ditetapkan
dan/atau sesuai dengan petunjuk Direksi.

5. BETON COR K 175


Campuran beton 1 : 2 : 3 akan diaduk dengan menggunakan concrete mixer (Molen)
campuran yang digunakan adalah 1 semen PC, 2 Pasir, dan 3 kerikil, pengadukan
dilakukan sedemikian rupa hingga mencapai nilai slump yang ideal, selanjutnya
mortar hasil adukan dituang kedalam kereta sorong untuk diangkut ke daerah
pengecoran dimana pemasangan bekisting dan pembesian telah selesai
dilaksanakan, selanjutnya beton cor tersebut dituang kedalam cetakan. Untuk hasil
yang lebih sempurna agar tidak terdapat rongga pada beton adukan maka pada saat
pengecoran akan digunakan penggetar (vibrator concrete) agar campuran beton
betul-betul padat dan tidak terdapat rongga udara atau pori-pori. Pengecoran
dilaksanakan setelah cetakan beukisting telah selesai dikerjakan sesuai gambar dan
pasangan besi telah dirangkai sedemikian rupa sesuai bestek.
Pengecoran dilakukan sesuai dengan hasil perencanaan yang telah ditetapkan
dan/atau sesuai dengan petunjuk Direksi.
7 BEKESTING
Kayu bekisting yang digunakan adalah Kayu Klas III , kayu tersebut didatangkan ke
lokasi pekerjaan dengan menggunakan truck, sebelum digunakan kayu tersebut
disimpan digudang lapangan agar terhindar dari pengaruh cuaca dan iklim.
Kayu yang telah berada di lokasi dibentuk sedemikian rupa sesuai dengan gambar
rencana dan dikerjakan oleh tukang-tukang yang telah berpengalaman.
Bekisting yang telah siap dibentuk kemudian diletakkan di tempat pengecoran untuk
selanjutnya dipasangi besi tulangan kemudian dilakukan pengecoran sesuai dengan
gambar bestek dan elevasi rencana. Setelah pekerjaan pengecoran selesai
dilaksanakan dan beton telah mengeras maka akan dilakukan pembongkaran
kembali sekaligus akan dilakukan perawatan beton, perawatan beton dilakukan
dengan cara dibasahi dan ditutup dengan goni serta disiram secara bertahap agar
beton akan selalu lembab.

Banda Aceh, 22 Juni 2017


CV. BERKAH RATANA JAYA

SAMSUAR
Direktur

Anda mungkin juga menyukai