Anda di halaman 1dari 8

METODE PELAKSANAAN CV.

RUSMUNA KARYA
GEDUNG EQUIPMENT ROOM TONASA

A.PEKERJAAN PERSIAPAN

1. MOBILISSASI DAN DEMOBILISASI

Mobilisasi dan demobilisasi peralatan dilaksanakan sesuai dengan schedule pemakaianya


selambat-lambatnya satu hari sebelum dimulainya pekerjaan yang akan dilaksanakan sudah
sampai dilokasi pekerjaan. Semua peralatan yang didatangkan harus mendapatkan rekomendasi
daridireksi atau pengawas pekerjaan terlebih dahulu. Mobilisasi Peralatan Kerja Meliputi:

1.Dumptruck

2 Exavator

2.Peralatan Pondasi Straus Pile/ Pancang Mini Pile

3.Peralatan Pengecoran

4.Peralatan Tukang

2. PENGUKURAN LAHAN

Pekerjaan pengukuran dilakukan dengan mengambil titik referensi (Bench mark) yang ada di
lapangan. Pekerjaan ini dimaksudkan agar lay� out dan Elevasi dari Gambar Rencana dipindahkan ke
posisi yang tepat di lapangan. Titik titik referensi harus dapat ditentukan dengan tepat di lokasi,
karena dengan kesalahan posisi tersebut akan menyebabkan perubahan yang mendasar dari
struktur pendukungnya. Pengukuran dilakukan dengan alat Theodolit dan Waterpass dengan
ketelitian yang dapat diterima. Hasil pengukuran akan diajukan ke Pengawas untuk mendapatkan
persetujuannya sebelum dilanjutkan dengan pelaksanaan. Pengukuran lahan / Lapangan di awal
suatu pekerjaan juga untuk memastikan berapa besar perubahan yang terjadi akibat pelaksanaan
dari perencanaan yang ada. Suatu perencanaan masih mengandung galat. Pelaksana Pekerjaan,
Direksi Lapangan, dan Konsultan Pengawas harus memastikan lagi legalitas kepastian pekerjaan.
Pengukuran ulang ini menghasilkan Laporan MC-0 yang dilampiri Gambar Rencana Pelaksanaan
Kerja, Kurva S, Foto Pekerjaan 0%, dan Lampiran-lampiran yang diperlukan. Semua dokumen yang
dihasilkan dalam Pengukuran Ulang ini wajib disetujui oleh para pihak. Alat yang digunakan:  Alat
Ukur Theodoilite lengkap  Alat ukur waterpass lengkap  Alat bantu Cara Pelaksanaan

a. menyiapkan peralatan ukur, termasuk pekerja, patok-patok, serta peralatan lainnya yang
diperlukan untuk pengukuran. harus menggunakan alat ukur yang mempunyai tingkat ketelitian
yang tinggi untuk pengukuran.
METODE PELAKSANAAN CV. RUSMUNA KARYA
GEDUNG EQUIPMENT ROOM TONASA

b. Pekerjaan ini dimulai dengan memasang patok yang terbuat dari balok kayu 4/6 dengan jarak
yang telah ditentukan.

c. Patok – patok yang telah dipasang tidak bolah goyang dan berpindah tempat karena telah
memiliki elevasi yang didasarkan pada BM sekitar setelah dilakukan pengukuran.

d. Setelah data pengukuran diperoleh dan diolah maka akan dihasilkan gambar kerja (working
drawing) sebagai panduan pekerejaan di lapangan yang harus disetujui terlebih dahulu oleh direksi.
e. Setelah pekerjaan lapngan selesai maka diadakan pengecekan dan pengukuran ulang di lokasi
pekerjaan (MC 100%) untuk membuat gambar purna laksana (asbuilt drawing) sebagai tanda
pekerjaan selesai. Asbuilt drawing dinyatakan selesai bila direksi telah menyetujui.

f. segera menyerahkan semua data survai serta hasil perhitungan dan gambar-gambar dari
pengukuran MC 0% dan MC 100% kepada direksi secepatnya, dengan rincian sebagai berikut : - Data
ukur 1 (satu) asli dan 1 (satu) rekaman - Gambar dengan ukuran A3 sebanyak 3 (satu) asli (kalkir) dan
1 (satu) rekaman serta ukuran A3 sebanyak 2 (dua) rekaman.

3. PEMBUATAN DIREKSI KEET

Untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan pembangunan Proyek Rumah Susun di bangun kantor
kerja untuk sementara untuk tenaga Ahli ataupun ruang rapat sementara pada saat pelaksanaan
agar pengawasan serta pengecekan proyek selalu terkondisi. Kantor sementara ditempatkan didekat
lokasi pekerjaan, sehingga dapat dijangkau pekerja-pekerja dalam pelaksanaan Pekerjaan
METODE PELAKSANAAN CV. RUSMUNA KARYA
GEDUNG EQUIPMENT ROOM TONASA

4. LISTRIK KERJA, AIR KERJA

Listrik kerja dimasukkan ke lokasi pekerjaan dengan membuat sambungan baru dari PLN dan
ditambah daya genset. - Air kerja dengan mencari sumber sumur terdekat dilokasi pekerjaan dan
ditampung pada tangki air pekerjaan, jika tidak ada sumur terdekat, maka dilakukan pembuatan
sumur baru sebagai sumber air kerja yang akan digunakan untuk penyelesaian pekerjaan - Papan
nama proyek bertujuan untuk menginformasikan kepada masyarakat perihal pekerjaan yang sedang
dilaksanakan.

5. PENGUKURAN DAN PEMASANGAN BOWPLANK

Dilakukan sebagai penentuan as bangunan dengan ketentuan mengikuti desain awal

B.PAKERJAAN TANAH

1. Pekerjaan galian tanah dilakukan dengan menggunakan excavator dan tenaga manusia dengan
kedalaman yang telah ditentukan dan waktu pengadaan alat yang telah terjadwal
METODE PELAKSANAAN CV. RUSMUNA KARYA
GEDUNG EQUIPMENT ROOM TONASA

2. PEKERJAAN URUGAN TANAH

Pekerjaan urugan tanah dilakukan pada saat fondasi telah di kerjakan. Dengan begini proses kerja
akan menjadi lebih cepat dan efisien. Urugan tanah dilakukan menggunakan excavator. Dengan
ketentuan pengadaan alat yang telah terjadwal. Dengan methode pengerjaan V maka excavator
diharapkan lebih cepat menyelesaikan pekerjaan dengan cepat karena produktifitas kerja lebih
cepat. Saat pemadatan dilakukan dengan menggunakan alat compaction machine karena dengan
ketebalan padatan 50 cm dean dengan luasan yang banyak.

3. PEKERJAAN PEMBUANGAN TANAH SISA

Pekerjaan pembuangan tanah dilakukan pada saat sebelum fondasi di kerjakan. Dengan begini
proses kerja akan menjadi lebih cepat dan efisien. pembuangan tanah dilakukan menggunakan
excavator. Dengan ketentuan pengadaan alat yang telah terjadwal. Dengan menggunakan dump
truck pembuangan tanah sejauh 1km dengan kondisi tanah bank dan kapasitas dump truck 6-7m3
akan terjadwal 1minggu pengerjaan pembuangan tanah dengan menggunakan 4 unit dump truck
sesuai penjadwalan.
METODE PELAKSANAAN CV. RUSMUNA KARYA
GEDUNG EQUIPMENT ROOM TONASA

4. PEKERJAAN STRAUS PILE

1. Pada tahap yang pertama yaitu menentukan diameter lubang strauss pile : untuk
menentukan diameter biasanya kontraktor konstruksi sudah menghitung berapa diameter
yang direncakan menurut kebutuhan gedung atau rumah yang akan dibangun.

2. Persiapan alat bor pile manual atau strauss pile antara lain mata bor, pipa, setang bor dan
peralatan lainnya seperti kunci-kunci yang fungsinya untuk merangkai alat strauss pile.
Persiapan ini tidak memakan waktu yang lama karena alat bor pile manual sangatlah
sederhana.

3. Yang ketiga masuk pada tahap pengeboran, untuk 1 set alat bor pile manual dikerjakan oleh
2 orang yaitu dengan cara memutar mata bor dengan pegangan setang bor dan diberi
tekanan dengan beban yang cukup sampai mata bor terpenuhi dengan tanah dan
diangkat/dibuang dulu tanahnya. Kemudian kegiatan tersebut dilakukan berulang-ulang
sampai ketemu kedalaman yang diinginkan.

4. Tahap yang keempat adalah pemasangan tulangan besi yaitu merangkai besi spiral dengan
besi pokok yang sudah dipotong dengan ukuran kedalaman pondasi ditambah stek yang
nantinya diikatkan pada pile cap. Besi spiral yang digunakan pada umumnya besi 8mm.
Setelah proses perakitan selesai maka segeralah memasukkan besi tulangan kedalam lubang
bor strauss pile.

5. Tahap yang terakhir ini adalah pengecoran. Pengecoran dengan cara memasukkan adukan
beton kedalam lubang pengeboran yang sudah dimasuki besi tulangan. Tetapi apabila
didalam lubang bor dipenuhi dengan air maka pengecoran bisa menggunakan bantuan pipa
paralon sebesar 4inc yang dimasukkan pada tengah besi tulangan dan adukan beton
dituangkan pada paralon tersebut serta diangkat keatas sampai lubang bor penuh dengan
adukan beton.

Sampai disini pekerjaan jasa strauss pile sudah terpenuhi. Untuk selanjutnya biasanya dikerjakan
atau diteruskan oleh pihak kontraktor gedung.

Pondasi strauss pile atau bor pile manual apabila dikerjakan dengan metode atau cara yang urut dan
benar maka akan menghasilkan pondasi yang kuat dan kokoh, dan tentunya menjadikan bangunan
anda menjadi kuat dan menahan penurunan pada tanahnya.
METODE PELAKSANAAN CV. RUSMUNA KARYA
GEDUNG EQUIPMENT ROOM TONASA

5.PEKERJAAN MINI PILE 20 X 20

Pekerjaan Persiapan

Membubuhi tanda, tiap tiang pancang harus dibubuhi tanda serta tanggal saat tiang tersebut dicor.
Titik-titik angkat yang tercantum pada gambar harus dibubuhi tanda dengan jelas pada tiang
pancang. Untuk mempermudah perekaan, maka tiang pancang diberi tanda setiap 1 meter.

Pengangkatan/pemindahan, tiang pancang harus dipindahkan/diangkat dengan hati-hati sekali guna


menghindari retak maupun kerusakan lain yang tidak diinginkan.

Rencanakan final set tiang, untuk menentukan pada kedalaman mana pemancangan tiang dapat
dihentikan, berdasarkan data tanah dan data jumlah pukulan terakhir (final set).

Rencanakan urutan pemancangan, dengan pertimbangan kemudahan manuver alat. Lokasi stock
material agar diletakkan dekat dengan lokasi pemancangan.

Tentukan titik pancang dengan theodolith dan tandai dengan patok.

Pemancangan dapat dihentikan sementara untuk peyambungan batang berikutnya bila level kepala
tiang telah mencapai level muka tanah sedangkan level tanah keras yang diharapkan belum tercapai.
Proses penyambungan tiang :

a. Tiang diangkat dan kepala tiang dipasang pada helmet seperti yang dilakukan pada batang
pertama.

b. Ujung bawah tiang didudukkan diatas kepala tiang yang pertama sedemikian sehingga sisi-sisi
pelat sambung kedua tiang telah berhimpit dan menempel menjadi satu.

c. Penyambungan sambungan las dilapisi dengan anti karat

d. Tempat sambungan las dilapisi dengan anti karat.

Selesai penyambungan, pemancangan dapat dilanjutkan seperti yang dilakukan pada batang
pertama. Penyambungan dapat diulangi sampai mencapai kedalaman tanah keras yang ditentukan.

Pemancangan tiang dapat dihentikan bila ujung bawah tiang telah mencapai lapisan tanah
keras/final set yang ditentukan.

Pemotongan tiang pancang pada cut off level yang telah ditentukan.
METODE PELAKSANAAN CV. RUSMUNA KARYA
GEDUNG EQUIPMENT ROOM TONASA

Proses Pengangkatan

1. Pengangkatan tiang untuk disusun ( dengan dua tumpuan )

Metode pengangkatan dengan dua tumpuan ini biasanya pada saat penyusunan tiang beton, baik itu
dari pabrik ke trailer ataupun dari trailer ke penyusunan lapangan. Persyaratan umum dari metode
ini adalah jarak titik angkat dari kepala tiang adalah 1/5 L. Untuk mendapatkan jarak harus
diperhatikan momen maksimum pada bentangan, haruslah sama dengan momen minimum pada
titik angkat tiang sehingga dihasilkan momen yang sama. Pada prinsipnya pengangkatan dengan dua
tumpuan untuk tiang beton adalah dalam tanda pengangkatan dimana tiang beton pada titik angkat
berupa kawat yang terdapat pada tiang beton yang telah ditentukan.

2. Pengangkatan dengan satu tumpuan

Metode pengangkatan ini biasanya digunakan pada saat tiang sudah siap akan dipancang oleh mesin
pemancangan sesuai dengan titik pemancangan yang telah ditentukan di lapangan.

Adapun persyaratan utama dari metode pengangkatan satu tumpuan ini adalah jarak antara kepala
tiang dengan titik angker berjarak L/3. Untuk mendapatkan jarak ini, haruslah diperhatikan bahwa
momen maksimum pada tempat pengikatan tiang sehingga dihasilkan nilai momen yang sama.

Proses Pemancangan

Alat pancang ditempatkan sedemikian rupa sehingga as hammer jatuh pada patok titik pancang yang
telah ditentukan.

Tiang diangkat pada titik angkat yang telah disediakan pada setiap lubang.

Tiang didirikan disamping driving lead dan kepala tiang dipasang pada helmet yang telah dilapisi
kayu sebagai pelindung dan pegangan kepala tiang.

Ujung bawah tiang didudukkan secara cermat diatas patok pancang yang telahditentukan.

Penyetelan vertikal tiang dilakukan dengan mengatur panjang backstay sambil diperiksa dengan
waterpass sehingga diperoleh posisi yang betul-betul vertikal. Sebelum pemancangan dimulai,
bagian bawah tiang diklem dengan center gatepada dasar driving lead agar posisi tiang tidak
bergeser selama pemancangan, terutama untuk tiang batang pertama.

Pemancangan dimulai dengan mengangkat dan menjatuhkan hammer secara kontiniu ke atas
helmet yang terpasang diatas kepala tiang
METODE PELAKSANAAN CV. RUSMUNA KARYA
GEDUNG EQUIPMENT ROOM TONASA

C.. PEKERJAAN STRUKTUR BETON

1. PEKERJAAN PONDASI TAPAK, KOLOM, BALOK DAN PLAT DAK BETON

Anda mungkin juga menyukai