Anda di halaman 1dari 62

Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi UKM Dan Tenaga Kerja Provinsi Papua

Perencanaan Penyelesaian Pembangunan Rumah Produksi

PEKERJAAN PENYELESAIAN PEMBANGUNAN RUMAH PRODUKSI

RENCANA KERJA
DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS

I . SYARAT DAN KETENTUAN UMUM

A. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat dicapai
hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

B. Peraturan yang dipakai

1. Peraturan-peraturan/standar setempat yang biasa dipakai.


2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 ; NI-2.
3. Peraturan Kontruksi Kayu Indonesia 1961 ; NI-5.
4. Peraturan Semen Portland Indonesia 1972 ; NI-8.
5. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat.
6. Ketentuan-ketentuan Umum Untuk Pelaksanaan Pemborong Pekerjaan Umum
(A.V.) no. 9 tanggal 28 Mei 1941 dan Tambahan Lembaran Negara No. 14571.
7. Petunjuk-petunjuk dan Peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang
diberikan Pengawas.
8. Semen Portland harus memenuhi NI-8, SII 0013-81.
9. Pasir beton yang digunakan harus memenuhi PUBI 82 pasal 12 dan SII 0404 –
80.
10. Kerikil/split harus memenuhi PUBI 82 pasal 12 dan SII 0079-79/0087-75/0075-
75.
11. Air harus memenuhi persyaratan dalam PUBI 82 pasal 9.
12. Pengendalian seluruh pekerjaan beton ini harus sesuai dengan persyaratan
: PBI 1971 (NI-2) PUBI 1982 dan (NI-8).
13. Pengendalian pekerjaan ubin/keramik harus sesuai dengan perauran, NI-19,
PUBI 1982 pasal 31 dan SII-0023-81.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis 1


Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi UKM Dan Tenaga Kerja Provinsi Papua
Perencanaan Penyelesaian Pembangunan Rumah Produksi

14. Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai dengan persyaratan dalam NI-5
(PKKI tahun 1961), PUBI 82 pasal 37 dan memenuhi persyaratan pada PUBI
1982 pasal 54 dan NI-4.
15. Pengendalian seluruh pekerjaan cat, harus memenuhi ketentuan-ketentuan
dari pabrik yang bersangkutan dan memenuhi persyaratan pada PUBI 1982
pasal 54 dan NI-4.
16. Bahan cat yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan
dalam PUBI 1982 pasal 53, BS No. 3900:1970/1971, AS.K-41 dan NI.4. serta
mengikuti ketentuan-ketentuan dari pabrik yang bersangkutan.

C. Syarat-syarat Pelaksanaan

1. Semua jenis pekerjaan harus dibuat shop drawing dan di ajukan kepada
Konsultan Pengawas (KP), kecuali KP menyatakan tidak memerlukan.
2. Semua bahan sebelum dikerjakan harus diajukan 2 atau 3 buah contoh
produk yang setara kepada Konsultan Pengawas dan Perencana untuk
mendapatkan persetujuan, lengkap dengan ketentuan/persyaratan dari pabrik
yang bersangkutan, material yang tidak disetujui harus diganti dengan
material lain yang mutunya sesuai dengan persyaratan tanpa biaya tambahan.
3. Kontraktor harus menyerahkan 2 copy ketentuan dan persyaratan teknis
oprasional dan pabrik material yang bersangkutan termasuk mengajukan cara
perawatan/maintenance bahan/material bangunan sebagai informasi bagi
Konsultan Pengawas dan untuk dapat digunakan kelak oleh oleh Pemilik
Bangunan.
4. Material lain yang tidak terdapat pada daftar di atas tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus baru, setara dan
harus disetujui Konsultan Pengawas.
5. Pasir pasang yang digunakan harus diayak terlebih dahulu dengan mata ayak
seperti yang dipersyaratkan.
6. Semua material yang dikirim ke site harus dalam keadaan tertutup atau dalam
kantong/kaleng yang masih disegel dan berlabel pabriknya, bertuliskan type
dan tingkatannya, dalam keadaan utuh dan tidak ada cacat.
7. Bahan harus disimpan ditempat yang kering, berventilasi baik, terlindung,
bersih. Tempat penyimpanan harus cukup menampung kebutuhan bahan,
dilindungi sesuai dengan jenisnya seperti yang disyarakan dari pabrik.
8. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor diharuskan memeriksa site yang
telah disiapkan apakah sudah memenuhi persyaratan untuk dimulainya
pekerjaan.
9. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan lainnya,
Kontraktor harus segera melaporkan kepada Konsultan Pengawas.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis 2
Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi UKM Dan Tenaga Kerja Provinsi Papua
Perencanaan Penyelesaian Pembangunan Rumah Produksi

Kontraktor tidak diperkenankan melakukan pekerjaan ditempat tersebut


sebelum kelainan/perbedaan diselesaikan.
10. Setiap produk yang diajukan oleh Main/Sub Contraktor harus dilengkapi
dengan cara perawatan/maintenance dari produk tersebut yang sesuai
dengan persyaratan teknik dari pabrik, yang bersangkutan, sesuai dengan
persyaratan/perauran setempat, dan disetujui oleh KP.
11. Untuk setiap pekerjaan cat, maka applicator/kontraktor :
a. Harus melakukan pengecatan secara Full System.
b. Harus mengajukan system pengecatan dan jenis cat.
c. Harus mengajukan urutan kerja.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis 3


Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi UKM Dan Tenaga Kerja Provinsi Papua
Perencanaan Penyelesaian Pembangunan Rumah Produksi

II. PEKERJAAN PERSIAPAN TANAH

A. Persiapan

1. Pengukuran Tapak Kembali

 Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran


kembali lokasi pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan
mengenai peil ketinggian tanah, letak pohon letak batas-batas tanah
dengan alat-alat yang sudah ditera kebenaranya.
 Ketidak cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dari keadaan
lapangan yang sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Direksi
Pengawas untuk dimintakan keputusan.
 Penentuan titik ketinggian dari sudut-sudut hanya dilakukan dengan
alat-alat waterpass atau theodolite yang ketepatannya dapat
dipertanggung jawabkan.
 Kontraktor harus menyediakan theodolite/waterpass beserta petugas
yang melayaninya untuk kepentingan pemeriksaan Direksi/Pengawas
selama pelaksanaan Proyek.
 Pengukuran sudut siku dengan prisma atau benang secara azas segitiga
phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang
disetujui oleh Direksi Pengawas.

2. Tugu Patokan Dasar

 Letak dan jumlah tugu patokan dasar ditentukan oleh Direksi/Pengawas.


 Tugu patokan dasar dibuat dari beton berpenampang sekurang-kurangnya
20 x 20 Cm tertancap kuat kedalam tanah sedalam 1 meter dengan
bagian yang menonjol di atas muka tanah secukupnya untuk
memudahkan pengukuran selanjutnya dan sekurang-kurangnya setinggi 4
cm diatas tanah.
 Tugu patokan dasar dibuat permanent tidak bisa dirubah diberi tanda
yang jelas dan dijaga keutuhannya sampai ada instruksi tetulis dari
Direksi/Pengawas untuk membongkarnya.
 Pada waktu pematokan (penetuan peil dan setiap sudut-sudut tapak
perpindahan) Kontraktor wajib membuat shop drawing dahulu sesuai
keadaan lapangan.

3. Papan Patok Ukur/Bouwplank

 Papan dasar pelaksanaan dipasang pada patok kayu semutu meranti


ukuran kaso (5/7 cm), yang tertancap dalam tanah sehingga tidak bisa

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis 4


Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi UKM Dan Tenaga Kerja Provinsi Papua
Perencanaan Penyelesaian Pembangunan Rumah Produksi

digerak-gerakan atau dirubah-rubah, berjarak maksimum 1,5 meter satu


sama lainnya.

 Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama satu dengan lainnya, kecuali
dikehendaki lain oleh Direksi/Pengawas.
 Papan dasar pelaksanaan dipasang sejauh 10 cm dari sisi luar galian tanah
pondasi atau sesuai keadaan lapangan dan petunjuk Direksi Pengawas.
 Setelah selesai pemasangan papan datar pelaksanaan Kontraktor harus
melaporkan Kepada Direksi/Pengawas.

4. Kantor Pemborong dan Los Kerja

 Ukuran luas kantor pemborong dan los kerja serta tempat simpanan
bahan bakar, diserahkan kepada pemborong dengan tidak mengabaikan
keamanan, kebersihan dan bahaya kebakaran, serta memperhatikan
tempat yang tersedia sehingga tidak menggangu kelancaran kerja.
 Khusus untuk menyimpan barang-barang seperti pasir dan kerikil harus
dibuatkan kotak penyimpanan dengan dinding papan sehingga masing-
masing bahan tidak tecampur dengan lainnya.
 Pemborong tidak diperkenankan :

 Menyimpan alat-alat dan bahan bangunan diluar pagar proyek,


walaupun untuk sementara.
 Menyimpan barang-barang yang ditolak direksi lapangan karena tidak
memenuhi syarat.

5. Penyediaan Air dan Daya Listrik untuk Kerja

 Air untuk bekerja harus disediakan oleh pemborong dengan membuat


sumur proyek, dengan persyaratan air harus bebas dari kotoran seperti
lumpur, minyak dan bahan kimia lainnya.
 Selama masa pembangunan Listrik untuk bekerja harus disediakan oleh
pemborong.

6. Pekerjaan Pembersihan.

a. Pekerjaan Persiapan

 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, alat-


alat dan pengangkutan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan semua
“ pekerjaan pembersihan “ seperti yang disyaratkan dalam gambar
rencana dan spesifikasi ini.
 Meliputi pembersihan dan penebasan/pembabatan, bongkaran
pekerjaan lama yang berada dalam lokasi pekerjaan yang akan
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis 5
Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi UKM Dan Tenaga Kerja Provinsi Papua
Perencanaan Penyelesaian Pembangunan Rumah Produksi

dikerjakan, sesuai yang ditentukan dalam gambar atau sesuai


petunjuk Direksi/Pengawas.

b. Syarat-syarat Pelaksanaan

 Pada umumnya tempat-tempat untuk bangunan dibersihkan


penebasan/pembabatan harus dilaksanakan tehadap semua
belukar/semak sampai yang tertanam dan material lain yang tidak
diinginkan berada dalam daerah yang akan dikerjakan harus
dihilangkan, timbunan dan kemudian dibakar atau dibuang dengan
cara yang disetujui oleh Direksi/Pengawas.
 Semua sisa-sisa tanaman seperti akar-akar, rumput-rumput dan
sebagainya harus dihilangkan.
 Batu atau lain material yang sejenis jika ada harus pula dihilangkan,
kecuali bila berada pada dasar galian pondasi yang direncanakan, dan
apabila batu tersebut pada daerah taman bila dikehendaki dan sesuai
persetujuan Direksi /Pengawas tidak perlu dilakukan penghilangan.
 Semua daerah urugan harus dipadatkan baik urugan yang telah ada
maupun terhadap urugan yang baru. Tanah urugan harus bersih dari
sisa-sisa tumbuhan atau bahan-bahan yang dapat menimbulkan
pelapukan dikemudian hari.

 Perlindungan tehadap benda-benda berfaedah, kecuali ditunjukan


untuk dipindahkan seluruh barang-barang berharga yang
dimungkinkan ditemui dilapangan harus dilindungi dari kerusakan,
dan bila sampai menderita kerusakan harus direparasi/diganti oleh
kontraktor atau tanggungan sendiri.

 Bila suatu alat atau pelayanan dinas yang sedang ditemui di lapangan
dan hal tesebut tidak tertera pada gambar atau dengan cara lain
yang dapat diketahui oleh Kontraktor dan dinyatakan memerlukan
perlindungan atau pemindahan Kontraktor harus bertanggung jawab
untuk mengambil setiap langkah apapun untuk menjamin bahwa
pekerjaan yang sedang berlangsung tersebut tidak terganggu.

 Bila pekerjaan pelayanan umum terganggu sebagai akibat pekerjaan


Konraktor, Kontraktor harus segera mengganti kerugian yang terjadi
yang dapat berupa perbaikan dari barang yang rusak akibat
pekerjaan Kontraktor.

B. Pekerjaan Tanah

1. Ruang Lingkup.
 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, alat-alat
dan pengangkutan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan semua
Pekerjaan Tanah, seperti yang disyaratkan dalam gambar rencana dan
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis 6
Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi UKM Dan Tenaga Kerja Provinsi Papua
Perencanaan Penyelesaian Pembangunan Rumah Produksi

spesfikasi ini.

 Meliputi pekerjaan persiapan, penggalian pondasi, penggalian dan


penimbunan untuk drainase/saluran, penimbunan kembali bekas galian,
penimbunan dan pemadatan untuk peninggian lantai bangunan sesuai
dengan peil yang telah ditentukan serta urugan dan pemadatan tanah
untuk bangunan sesuai dengan gambar atau petunjuk Direksi/Pengawas.

2. Syarat-syarat dan Peraturan


a. Pemeriksaan Lapangan dan Pekerjaan Persiapan
Kontraktor harus mengadakan pemeriksaan/pengukuran dan pengecekan
langsung ke lapangan guna menentukan dengan pasti kondisi lapangan,
bahan-bahan yang kelak akan dijumpainya serta keadaan lapangan
sekarang yang nanti mungkin akan mempengaruhi jalannya pekerjaan.

b. Pemeriksaan Permukaan Air Tanah


Kontraktor diminta untuk mengawasi hal-hal seperti :
 Tidak diperkenankan air tergenang didalam/diluar/disekitar lapangan
pekerjaan selama pelaksanaan pekerjaan kontraktor.
 Melindungi semua pekerjaan, bebas dari See Page, overflow dan
genangan air, juga oleh sumur-sumur pompa, saluran pembuang dan
hal-hal lain yang mungkin terjadi.

3. Bahan
Bahan pengisi harus cukup baik, yaitu bahan pengisi yang telah disetujui
direksi, yang diambil daerah lapangan atau bahan yang diambil dari daerah
luar lapangan pekerjaan dan merupakan tanah laterit, tanah kapur atau pasir.
Bahan pengisi tersebut harus bebas dari akar-akar pohon yang besarnya lebih
besar dari 10 cm.

4. Cara Pelaksanaan
a. Syarat-syarat Galian, Penimbunan & Back Fill.

 Galian untuk pondasi harus mencapai tanah asli dan minimum


mencapai kedalaman yang direncanakan, kecuali ditentukan lain oleh
Direksi sehubungan dengan keadaan lapangan dan peil tanah. Lebar
dasar galian pondasi Minimum 20 Cm lebih lebar dari dasar pondasi,
serta tebing galian harus cukup landai sehingga tidak mudah longsor.

 Seluruh penimbunan harus dibawah pengawasan Direksi, yang harus


menyetujui seluruh bahan pengisi lebih dahulu sebelum digunakan.
Direksi juga akan mempersiapkan test-test yang diperlukan dan
menyediakan yang dibutuhkan. Kontraktor tidak diperkenankan
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis 7
Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi UKM Dan Tenaga Kerja Provinsi Papua
Perencanaan Penyelesaian Pembangunan Rumah Produksi

melakukan penimbunan tanpa kehadiran dari Direksi.

 Konraktor harus menempatkan bahan penimbunan diatas lapisan


tanah yang akan ditimbun, dibasahi, seperti yang diharuskan,
kemudian digilas sampai mencapai kepadatan yang diinginkan.
Pemadatan lapis demi lapis setebal 15 Cm. Bila ada material pengisi
yang tidak memuaskan sebagai bahan pemadatan, maka bahan
tersebut harus diganti dengan pasir.

b. Pembersihan
 Seluruh sisa penggalian yang tidak memenuhi syarat buat
penimbunan dan penimbunan kembali, juga seluruh sisa-sisa puing,
reruntuhan-reruntuhan, sampah-sampah harus disingkirkan dari
lapangan pekerjaan.

C. Pekerjaan Beton Non Struktural

1. Lingkup Pekerjaan

 Dalam pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan,


peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan untuk melaksanakan
pekerjaan ini hingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bemutu baik dan
sempurna.

 Meliputi pekerjaan beton praktis sloof/kolom dan ring balok praktis, beton
tutup bak control, beton tutup septik tank dan plat meja bila diperlukan
dalam bangunan ini serta seluruh detail yang ditunjukan/disebutkan dalam
gambar.

2. Persyaratan Bahan

 Semen Portland

Yang digunakan harus dari mutu yang terbaik, tediri dari satu jenis merk
dan atau persetujuan dan harus memenuhi NI-8. Semen yang telah
mengeras sebagian/seluruhnya tidak dibenarkan untuk digunakan. Tempat
penyimpanan harus diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas dari
kelembaban, bebas dari air dengan lantai terangkat dari tanah dan
ditumpuk sesuai dengan syarat penumpukan semen.

 Pasir Beton

Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan
organis, Lumpur dan sebagainya dan harus memenuhi komposisi butir
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis 8
Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi UKM Dan Tenaga Kerja Provinsi Papua
Perencanaan Penyelesaian Pembangunan Rumah Produksi

serta kekerasan yang dicantumkan dalam PBBI 1984

 Koral Beton/Split
Digunakan koral yang bersih, bermutu baik tidak berpori serta mempunyai
gradasi kekerasan sesuai dengan syara-syarat PBBI 1984.
Penyimpanan/Penimbunan pasir dan koral beton harus dipisahkan satu
dengan yang lain, hingga dapat dijamin kedua bahan tersebut tidak
tercampur untuk mendapatkan perbadingan adukan beton yang tepat.

 Air
Yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung
minyak, asam, alkali dan bahan-bahan organis/bahan lain yang dapat
merusak beton dan harus memenuhi NI-pasal 10. Apabila dipandang perlu
Direksi/Pengawas dapat minta Kepada Kontraktor supaya air yang dipakai
diperiksa di laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan syah atas
biaya Kontraktor.

 Besi Beton

Digunakan mutu U-24, besi harus bersih dari lapisan minyak/lemak dan
bebas dari cacat seperti serpih-serpih dan sebagainya. Penampang besi
adalah bulat dan memenuhi syarat-syarat PBBI 1984. Kontraktor
diwajibkan, bila dipandang perlu untuk memeriksa mutu besi beton ke
laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan syah atas biaya
Kontraktor.

 Pengendalian pekerjaan ini harus sesuai dengan :


1. Peraturan –peraturan/standar setempat yang biasa dipakai.
2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 ; NI-2.
3. Peraturan Kontruksi Kayu Indonesia 1961 ; NI-5.
4. Peraturan Semen Portland Indonesia 1972 ; NI-8.
5. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat.
6. Ketentuan-ketentuan Umum untuk Pelaksanaan Pemborongan
Pekerjaan Umum (A.V.) No. 9 tanggal 28 Mei 1941 dan Tambahan
Lembaran Negara No. 14571.
7. Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis
yang diberikan Direksi Pengawas.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan
 Mutu beton
Mutu beton yang digunakan adalah K-175 dan harus memenuhi ketentuan
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis 9
Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi UKM Dan Tenaga Kerja Provinsi Papua
Perencanaan Penyelesaian Pembangunan Rumah Produksi

ketentuan lain sesuai dengan PBBI – 1984

 Pembesian
 Pembuatan tulangan harus sesuai dengan persyaratan yang tecantum
pada PBBI – 1984

 Pemasangan tulangan beton harus sesuai dengan gambar kontruksi.


 Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin besi
tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran dan harus bebas
dari papan acuan dengan memasang beton decking sesuai dengan
ketentuan dalam PBBI – 1984.
 Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari
lapangan kerja dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari
Direksi/Pengawas.

 Cara Pengadukan

1. Cara Pengadukan harus menggunakan beton molen.


2. Takaran untuk semen portland, pasir dan koral harus disetujui terlebih
dahulu oleh Direksi/Pengawas dan tercapai mutu pekerjaan seperti
yang ditentukan dalam uraian dan syarat-syarat.
3. Selama pengadukan kekentalan adukan beton harus diawasi dengan
jalan memeriksa slump pada setiap campuran baru. Pengujian slump,
minimum 5 cm dan maksimum 10 cm.

 Pengecoran Beton

1. Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan


membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh,
pemeriksaan ukuran-ukuran, ketinggian, pemeriksaan penulangan dan
penepatan panahan jarak.
2. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atau persetujuan
Direksi/Pengawas.
3. Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik mungkin dengan
menggunakan alat penggetar untuk menjamin beton cukup padat dan
harus dihindarkan terjadinya cacat pada beton seperti keropos dan
sarang-sarang koral/split yang dapat memperlemah kontruksi.

 Pekerjaan Acuan/Bekisting.

1. Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang


telah ditetapkan/yang diperlukan dalam gambar. Dari papan jenis kayu
yang memenuhi persyaratan dalam NI-2 pasal 5.1.
2. Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan
sehingga cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan tetap
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis 10
Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi UKM Dan Tenaga Kerja Provinsi Papua
Perencanaan Penyelesaian Pembangunan Rumah Produksi

pada kedudukan selama pengecoran.


3. Acuan harus rapat tidak bocor, permukaannya licin, bebas dari
kotoran-kotoran seperti tahi gergaji, potongan-potongan kayu, tanah
dan sebagainya sebelum dilakukan pengecoran dan harus mudah
dibongkar tanpa merusak permukaan beton.

4. Tiang-tiang acuan harus diatas papan atau baja untuk memudahkan


pemindahan perletakan. Tiang-tiang tidak boleh disambung lebih dari
satu. Tiang-tiang dari dolken diameter 8-10 cm atau kaso 5/5 cm.
5. Tiang acuan satu dengan yang lainnya harus diikat dengan palang
papan/balok secara cross.
6. Pembukaan acuan baru dibuka setelah memenuhi syarat-syarat yang
dicantumkan dalam PBBI - 1984.
7. Kayu yang dipakai adalah papan tebal 3 cm.
8. Penggunaan bekisting/formwork harus sesuai dengan
petunjuk/spesifikasi pabrik.

 Kawat Pengikat.
Kawat pengikat besi beton/rangka dibuat dari baja lunak dan tidak
disepuh seng, dengan diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,04
mm. Kawat pengikat besi beton/rangka harus memenuhi syarat-syarat
yang ditentukan dalam NI-2 (PBBI tahun 1984).

 Pekerjaan pembongkaran acuan/bekisting hanya boleh dilaksanakan


dengan ijin tertulis dari Direksi/Pengawas setelah bekisting dibuka, tidak
diijinkan mengadakan perubahan apapun pada permukaan beton tanpa
persetujuan tertulis dari Direksi/Pengawas.

 Pelaksana/Kontraktor bertanggung jawab atas kesempurnaan


pekerjaannya sampai dengan saat-saat penyerahan (selesai)

 Kontraktor harus mengikuti semua peraturan, baik yang tedapat pada


uraian dan syarat-syarat apapun yang tercantum dalm gambar-gambar
atau peraturan yang berlaku.

 Sebelum pelaksanaan pekerjaan Kontraktor harus memberikan contoh-


contoh material (besi, Koral, split, pasir dan Pc) untuk mendapat
persetujuan dari Direksi/Pengawas.

 Kontraktor harus melakukan pengujian atas besi/kubus beton di


laboratorium, yang akan ditunjukan kemudian.

 Mutu beton tersebut harus dibuktikan oleh Kontraktor dengan mengambil


benda uji berupa kubus/selinder yang ukurannya sesuai dengan syarat-
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis 11
Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi UKM Dan Tenaga Kerja Provinsi Papua
Perencanaan Penyelesaian Pembangunan Rumah Produksi

syarat/ketentuan dalam PBBI-1984. Pembuatannya harus disaksikan oleh


Direksi Pengawas dan diperiksa di laboratorium kontruksi beton yang
ditunjuk Direksi/Pengawas. Jumlah dan frekwensi pembuatan kubus beton
serta ketentuan-ketentuan lainnya sesuai PBBI - 1984.

 Beton yang dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3 x 24


jam setelah pengecoran.

 Beton harus dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari


pekerjaan-pekerjaan lain.

 Bila terjadi kerusakan Kontraktor diwajibkan memperbaikinya dengan tidak


mengurangi mutu pekerjaan seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung
jawab Kontraktor.

 Bagian beton setelah dicor selama dalam masa pengerasan harus selalu
dibasahi dengan air terus menerus selama 1 (satu) minggu atau lebih
(sesuai ketentuan-ketentuan dalam PBBI 1984

 Bagian-bagian yang tertanam dalam beton.

1. Pasang angkur dan lain-lain yang akan menjadi satu dengan beton
bertulang
2. Diperhatikan juga tempat untuk sparing atau instalasi.

 Sparing Conduit dan pipa-pipa.


1. Letak dari sparing supaya tidak mengurangi kekuatan struktur.
2. Tempat dari sparing dilaksanakan sesuai dengan gambar pelaksanaan
dan bila tidak ada dalam gambar, maka Kontraktor harus mengusulkan
dan meminta persetujuan dari Direksi/Pengawas.
3. Bilamana sparing (pipa, conduit dan lain-lain) berpotongan dengan
tulangan besi, maka besi tidak boleh ditekuk atau dipindahkan tanpa
persetujuan dari Direksi /Pengawas.
4. Semua sparing-sparing (pipa/conduit) harus dipasang sebelum
pengecoran dan diperkuat sehingga tidak bergeser pada saat
pengecoran beton.
5. Sparing-sparing harus dilindungi sehingga tidak akan terisi beton
waktu pengecoran.

D. Pekerjaan Pasir Urug Padat

1. Lingkup Pekerjaan
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis 12
Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi UKM Dan Tenaga Kerja Provinsi Papua
Perencanaan Penyelesaian Pembangunan Rumah Produksi

 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan


dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan, hingga dapat
diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
 Pekerjaan urugan pasir padat dilakukan di bawah lantai (lantai dasar),
bawah pondasi beton/batu kali seluruh detail yang ditunjukan dalam
gambar.

2. Persyaratan Bahan

 Pasir yang digunakan harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan
keras, bebas lumpur, tanah lempung dan lain sebagainya, serta konsisten
terhadap NI-3 (PUBA tahun 1970 ) pasal 14 ayat 3.
 Air siraman digunakan air tawar yang bersih dan tidak mengandung
minyak, alkali dan bahan-bahan organic lainnya serta memenuhi syarat-
syarat yang ditentukan dalam NI-3 pasal 10.
 Apabila dipadang perlu, Direksi/Pengawas dapat minta kepada Kontraktor,
supaya air yang dipakai untuk keperluan ini, diperiksa di laboratorium
pemeriksaan bahan yang resmi dan sah, atau biaya Kontraktor
sepenuhnya.
 Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan diatas dan harus dengan persetujuan Direksi/pengawas.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan
 Pasir urug yang digunakan harus dengan persetujuan pihak
Direksi/Pengawas.
 Pekerjaan urugan pasir dilakukan bila seluruh pekerjaan lain
dibawahnya/di dalamnya telah selesai dengan baik dan sempurna.
 Lapisan pasir urug dilakukan lapis demi lapis, dipadatkan hingga mencapai
tebal 5 cm sampai 10 cm, atau seperti yang disyaratkan dalam gambar.
 Setiap lapis pasir urugn harus diratakan, disiram air dan dipadatkan
dengan alat pemadat yang disetujui Direksi/Pengawas. Pemadatan
dilakukan hingga mencapai tidak kurang dari 95 % dari kepadatan
maksimum hasil laboratorium.
 Di tempat-tempat yang sulit dilakukan pemadatan dengan alat pemadat,
dapat dikerjakan dengan tenaga manusia yang disetujui
Direksi/Pengawas. Hasil pemadatan harus memenuhi
persyaratan/ketentuan.
 Lapisan pekerjaan diatasnya dapat dikerjakan bilamana pekerjaan urugan
pasir padat telah disempurnakan, memenuhi semua persyaratan yang
ditentukan dan sudah mendapat persetujuan Direksi/Pengawas.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis 13
Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi UKM Dan Tenaga Kerja Provinsi Papua
Perencanaan Penyelesaian Pembangunan Rumah Produksi

III . PEKERJAAN STRUKTUR

D. Persiapan

1. Pembersihan/Penataan tanah (lihat pekerjaan pembersihan II. A. 7)

2. Pengukuran (lihat pengukuran tapak II. A. 1)

3. Pasang bouwplank (lihat papan patok ukur/bouwplank II. A. 3)

E. Pondasi Batu kali dan Beton setempat/lajur

 Umum

1. Pengalian pondasi lajur/dilakukan terlebih dahulu menetapkan lay out, titik


as pondasi tersebut dan ditentukan dengan teliti sesuai gambar dan
disetujui Direksi.
2. Pemeriksaan tiap galian pondasi dilaksanakan terhadap betulnya
penetapan, kedalaman, besaran, lebar, letak dan kondisi dasar galian,
sebelum pemasangan pondasi dimulai izin dari Direksi mengenai hal
tersebut harus didapat secara tertulis.
3. Pemborong harus memperhatikan adanya stek tulangan kolom, stek
tulangan ke sloof dan sparing pipa plumbing yang menembus pondasi.
4. Karena adanya cut and fill, pemborongan harus memperhatikan
kedalaman pondasi terhadap tanah dasar/keras.

1. Pondasi Lajur/Batu Kali

 Pekerjaan Pondasi

a. Bahan batu kali harus memenuhi syarat-syarat :


 Bahan batu adalah sejenis batu keras, liat, berat, serta berwarna
kehitaman.
 Bahan asal adalah batu besar yang kemudian dibelah/dipecah
menjadi ukuran normal .

b. Material batu kali/belah yang keras, bemutu baik dan tidak cacat dan
tidak retak, batu kapur, batu berpenampang bulat atau batu berpori
besar dan terbungkus Lumpur tidak diperkenankan dipakai.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis 14


Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi UKM Dan Tenaga Kerja Provinsi Papua
Perencanaan Penyelesaian Pembangunan Rumah Produksi

c. Adapun yang digunakan 1 Pc : 4 Ps sesuai dengan PUBB.


Pemasangan sesuai dengan ukuran di dalam gambar atau atas
petunjuk pengawas. Batu harus dipasang saling mengisi masing-
masing dengan adukan selapis demi selapis sehingga tidak ada
rongga diantara batu-batu tersebut dan mencapai masa yang kuat.
d. Adukan yang dipakai untuk pasangan pondasi adalah 1 Pc : 4 Ps
untuk bagian bawah/pondasi biasa, sedang bagian atau pondasi
trasram (20 cm) digunakan adukan 1 Pc : 3 Ps.
e. Alas pondasi dari pasir urug yang dipadatkan setebal 10 cm, ditimbris
dan disiram air sampai kepadatan maksimum.
f. Lantai kerja pondasi/aanstamping adalah 10 cm ditimbris pasir atau
batu pecah hingga kokoh.
g. Pasir pasang harus bersih, tajam dan bebas Lumpur tanah liat,
kotoran organic dan bahan yang bisa merusak pondasi, untuk itu pasir
yang akan dipakai terlebih dahulu diayak lewat lubang sebesar 10
mm.
h. Air yang digunakan harus bersih, tawar dan bebas dari bahan kimia
yang dapat merusak pondasi, asam alkali atau bahan organic.

2. Pondasi Beton Setempat/Lajur

a. Pondasi beton setempat ini dibuat dengan adukan 1 Pc : 2 Pc : 3 Krl yang


ukuran serta penulangannya sesuai dengan gambar.
b. Sebelum pondasi dipasang diatas tanah harus diberi lapisan pasir urug
dan lantai kerja dengan campuran 1 Pc : 2 Ps : 3 kr dengan ketebalan
sesuai gambar.

3. Cerucug

Jika keadaan tanah kurang baik, digunakan perbaikan tanah dengan cerucug.
Cerucug yang dipakai berdiameter antara 10 - 12 Cm, dengan jarak antara 30
Cm, sedalam kurang lebih 4 m, tergantung kondisi tanahnya.

C.C. Pekerjaan Kontruksi Beton

1. Beton Cor Di Tempat

a. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan bahan-bahan, peralatan, tenaga Kerja dan
jasa lain sehubungan dengan pekerjaan beton biasa, beton bertulang,
pondasi dan lain-lain sesuai dengan gambar persyaratan teknis ini.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis 15


Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi UKM Dan Tenaga Kerja Provinsi Papua
Perencanaan Penyelesaian Pembangunan Rumah Produksi

Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah :


 Pekerjaan beton bertulang terdiri dari pondasi poer, sloof beton,
kolom struktur, kolom praktis dan ring balok.

 Pekerjaan beton tidak bertulang terdiri dari :


 Neut-neut dibawah kusen setinggi 10 cm
 Rabat beton tumbuk lantai bangunan
 Lantai kerja dibawah pondasi poer.

b. Bahan – bahan

Dapat dibuat setempat di dalam site, dengan syarat


 Semen, agregat dan pasir diukur menurut beratnya.
 Adukan beton dibuat dengan menggunakan alat pengaduk mesin.
 Kecepatan mengaduk, jumlah adukan beton harus sesuai dengan
rekomendasi pembuat mesin tesebut.
 Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit harus
dibersihkan terlebih dahulu sebelum dipakai.

1. PC (Portland Cement)
 Semen yang dipakai harus dari mutu yang diisyaratkan dala
NI-8 Bab 3.2
 Kontraktor harus mengusahakan agar satu merk saja yang
dipakai
 Semen harus dibawa ke tempat pekerjaan dalam zak yang
tertutup dari pabrik dan terlindung, dan dalam jumlah
sesuai dengan urutan pengirimannya.
 Semen harus disimpan di tempat rapat air dengan lantai
terangkat, ditumpuk sesuai urutan pengiriman.
 Semen yang rusak atau tercampur apapun tidak boleh
dipakai dan harus dikeluarkan dari lapangan.

2. Split / Koral beton

c. Adukan

 Adukan beton betulang dengan perbandingan 1 Pc : 2 Ps : 3Kr


harus dilaksanakan pada kolom-kolom sloof, ring balok, penutup
bak control dan segala sesuatu yang masuk pekerjaan beton
betulang kecuali umpak beton pra cetak.

 Adukan dengan perbandingan 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr digunakan untuk


beton tidak betulang sperti rabat keliling bangunan (tebal 7 Cm),
neut dibawah kusen dan lainnya.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis 16


Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi UKM Dan Tenaga Kerja Provinsi Papua
Perencanaan Penyelesaian Pembangunan Rumah Produksi

d. Pelaksanaan
Sebelum dilaksanakan, kontraktor harus mengadakan trial test atau
mixed design yang dapat membuktikan bahwa mutu beton yang
diinginkan tercapai.

 Pengecoran Beton
 Memberitahukan Direksi selambat-lambatnya 24 jam sebelum
pengecoran dilaksanakan.
 Adukan beton tidak boleh dituang bila waktu sejak
dicampurnya air pada semen dan agregat telah lebih dari 1
jam.
 Beton harus dicor sedemikian rupa agar terhindar dari
terjadinya pemisahan material dan perubahan letak tulangan.
 Alat penuang seperti talang, pipa chute dan sebagainya harus
selalu bersih dan bebas dari lapisan beton yang mengeras.
 Adukan beton tidak boleh dijauhkan bebas lebih dari 2 meter.
 Pengetaran tidak boleh dilaksanakan pada beton yang telah
mengeras dalam batas dimana akan terjadi plastis kerana
getaran.
 Bila pengecoran harus berhenti sementara, dan beton sudah
menjadi keras dan tidak berubah bentuk , harus dibersihkan
dari lapisan air semen dan partikel yang lepas sampai suatu
kedalaman yang cukup hingga tercapai beton yang padat.
 Sebelum pengecoran dilaksanakan, bekisting harus dicek
terhadap kelurusan, baik arah Vertikal maupun horizontal.
 Alat pengetar pada waktu pengecoran dapat digunakan bambu
bulat dengan diselingi pengetukan bekisting secara perlahan-
lahan.
 Pengadukan harus rata dan sama kentalnya setiap kali mebuat
adukan, sisa adukan yang mengeras tidak boleh dipakai.
 Pembongkaran bekisting baru diperbolehkan setelah beton
mengalami periode pengerasan sesuai denga PBBI 1984/seijin
Direksi.
 Pekerjaan yang tidak sesuai dengan ketentuan ini, harus
dibongkar dan diperbaiki atas biaya pemborong.
 Sebelum pengecoran dilakukan, sisi dalam papan bekisting
harus bebas dari segala macam kotoran dan harus tersiram
dengan air sampai merata.

 Pemadatan Beton
 Kontraktor harus betanggung jawab untuk menyediakan
peralatan untuk mengangkut dan membuang beton dengan
kekentalan secukupnya agar didapat beton padat tanpa
mengetarkan secara berlebihan.
 Pelaksanaan penuangan dan penggetaran beton adalah sangat
penting. beton digetarkan dengan vibrator secukupnya dan
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis 17
Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi UKM Dan Tenaga Kerja Provinsi Papua
Perencanaan Penyelesaian Pembangunan Rumah Produksi

dijaga agar tidak berlebihan.

 Pada daerah besi yang padat harus digetarkan dengan


pengetar dengan penggetar berfrekuensi tinggi, agar
menjamin pengisian beton dan pemadatan yang baik.
 Penggetaran beton harus dilakukan oleh tenaga kerja yang
sudah mengerti.

 Beton Rabat
Sama dengan lantai kerja campurannya 1 Pc : 3 Ps ; 5 Kr. Dimana
dibawahnya harus diberi pasir padat sesuai dengan gambar.

 Slump
Kekentalan beton untuk jenis kontruksi berdasarkan pengujian
dengan PBI-1971 adalah sebagai berikut :

Jenis Kontruksi Slump/Maks (mm) (mm)/min

- Kaki dan dinding pondasi 125 50


- Pelat, balok dan dinding 150 75
- Kolom 150 75
- Pelat di atas tanah 125 50

Bila tidak digunakan alat pengetar dengan frekuensi tinggi harga


tersebut diatas dapat dinaikan sebesar 50 %, tetapi dalam hal ini
apapun tidak boleh melebihi 150 mm.

 Penyambungan beton dan Water Stop


 Setiap penyambungan beton permukaan harus bersih dan
dikasarkan dan diberi bahan bonding agent, yang dapat
menjamin kontinuitas adukan beton lama dengan yang baru.
 Tempat penyambungan pengecoran yang teletak di bawah
tanah atau tempat genangan air harus diberi PVC water stop
dan dipasang sesuai petunjuk.

 Kontruksi Joint
 Rencana pengecoran harus dipersiapkan untuk menyelesaikan
satu struktur secara menyeluruh.
 Dalam schedule tersebut direksi akan memberikan persetujuan
dimana kontruksi joint tersebut.
 Permukaan kontruksi joint harus bersih dengan mengupas
seluruh permukaan sampai didapat permukaan beton yang
padat dengan menyemprotkan air pada permukaan beton.
 Bila pada sambungan terjadi retak perbaikan dilakukan dengan
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis 18
Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi UKM Dan Tenaga Kerja Provinsi Papua
Perencanaan Penyelesaian Pembangunan Rumah Produksi

Concresive Process atau sejenisnya.

 Pengujian Kekuatan Beton


 Selama masa pelaksanaan mutu beton harus diperiksa secara
kontinyu dari hasil pemeriksaan benda uji.
 Paling sedikit 5 m3 harus dibuat 1 benda uji.
 Benda uji harus diperiksa kekuatan tekanya di laboratorium
yang disetujui pengawas dan biaya sepenuhnya ditanggung
Kontraktor.
 Mutu beton yang dsyaratkan adalah K–175 dan K-125.

 Pemeriksaan lanjutan
 Bila hasil pemeriksaan tersebut di ata masih meragukan, maka
pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan concrete gum
atau bila perlu dengan core drilling untuk meyakinkan penilaian
terhadap kualitas beton.

2. Cetakan Beton

a. Standar
Seluruh cetakan harus mengikuti persyaratan normalisasi NI – 2 – 1971
dan NI – 3 – 1970.

b. Bahan – bahan
 Bahan pelapas acuan (releasing agent) harus sepenuhnya digunakan
pada semua acuan untuk pekerjaan beton.
 Cetakan untuk beton cor di tempat biasa. Bahan cetakan harus
dibuat dari logam (scaffolding) terutama untuk pekerjaan balok
dengan plat lantai, atau dari kayu lapis dengan diberikan penguat
secukupnya sehingga keseluruhan betuk pekerjaan dapat berdiri
stabil dan tidak tepengaruh oleh desakan beton pada waktu
pengecoran.

Bekisting
 Bahan bekisting dipakai kayu terentang/klas II yang cukup kering
dan keras serta untuk penggunaannya harus mendapat persetujuan
Direksi.

 Pasangan bekisting harus rapih, cukup kuat dan kaku untuk


menahan getaran dan kejutan gaya yang diterima tanpa merubah
bentuk. Kerapihan dan ketelitian pemasangan bekisting harus
diperhatikan agar setelah bekisting dibongkar memberika bidang-
bidang yang rata.

 Celah-celah papan harus rapat agar pada waktu pengecoran air tidak
merembes keluar.

 Sebelum pengecoran, bagian dalam bekisting harus bersih dari


Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis 19
Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi UKM Dan Tenaga Kerja Provinsi Papua
Perencanaan Penyelesaian Pembangunan Rumah Produksi

kotoran.

 Rencana seluruh cetakan menjadi tanggung jawab Kontraktor.

 Cetakan harus sesuai dengan bentuk, ukuran batas bidang dari hasil
beton yang diinginkan oleh perencana dalam gambar-gambar.

 Cetakan harus sedemikian rupa mengjasilkan muka beton yang rata.


Untuk itu dapat digunakan cetakan dari multipleks, plat besi, atau
papan dengan permukaan yang halus dan rata.

 Sebelum beton dituang kontruksi cetakan harus diteliti untuk


memastikan benar dalam letak, kokoh, rapat, tidak terjadi
penurunan dan pengembangan pada saat beton dituang serta bersih
dari segala benda yang tidak diinginkan dan kotoran.

 Permukaan cetakan harus diberi minyak yang biasa diperdagangkan


(from oil) untuk mencegah lekatnya beton pada cetakan.

 Pelaksanaannya agar hati-hati jangan tejadi kontak dengan besi


yang dapat mengurangi daya lekatnya pada besi dan beton.

 Permukaan cetakan harus dibasahi dengan rata agar tidak tejadi


penyerapan air beton yang baru dituang.

 Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari


direksi atau jika umur beton telah melampaui waktu sebagai berikut:
 Bagian sisi balok 2 hari
 Balok tanpa beban kontruksi 7 hari
 Balok dengan beban kontruksi 21 hari
 Plat lantai/plat atap 21 hari

 Dengan persetujuan direksi, cetakan beton dapat dibongkar lebih


awal asal benda uji yang kondisi perawatanya sama dengan beton
sebenarnya telah mencapai kekuatan 75 % dari kekuatan pada umur
28 hari.

 Segala ijin yang diberikan oleh direksi skali-kali tidak boleh menjadi
bahan untuk mengurangi/membebaskan tanggung jawab kontraktor
dari adanya kerusakan-kerusakan yang timbul akibat pembongkaran
cetakan tersebut.

 Pembongkaran cetakan beton tersebut harus dilakukan dengan hati-


hati sehingga tidak menyebabkan cacat pada permukaan beton dan
menhasilkan sudut yang tajam, tidak pecah.

 Bekas cetakan beton untuk bagian kontruksi yang terpendam dalam


tanah harus dicabut dan dibersihkan sebelum dilaksanakan
penguruga tanah kembali.

c. Hasil Pengecoran dan Finishing

a. Semua permukaan beton yang dihasilkan harus rapih, bersih, dan tanpa
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis 20
Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi UKM Dan Tenaga Kerja Provinsi Papua
Perencanaan Penyelesaian Pembangunan Rumah Produksi

cacat, lurus dan tepat pada posisinya sesuai dengan gambar rencana.

b. Pemukaan beton yang difinish dengan cat, tidak akan diplester lagi tetapi
langsung diplamur dan cat.

c. Pengecetan dapat dilaksanakan setelah pengawas memeriksa dan


menyatakan persetujuannya.

D. Pekerjaan Kontruksi Besi / Baja

1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan, pengangkutan


dan pelayanan yang diperlukan untuk melaksanakan dan membuat kontruksi.

2. Persyaratan Umum

 Sepesifikasi ini meliputi syarat perencanaan pabrikasi dan pemasangan


tentang kontruksi baja untuk pekerjaan balok, plat, kolom, atap, dan
sebagainya.

 Bahan-bahan/Ketentuan Standar

Bahan-bahan Struktur/Kontruksi
 Kecuali diatur secara tersendiri, bentuk profil plat dan kisi-kisi untuk
tujuan semua kontruksi dibuat atau dilas harus baja karbon uang
memenuhi persyaratan SNI dan harus mendapat persetujuan Direksi
Lapangan.

 Kecuali jika diatur secara tersendiri pipa-pipa untuk kontruksi dengan


las harus dari baja karbon yang memenuhi persyaratan SNI dan pipa
tersebut harus dilas baik dan rata.
 Kecuali jika diatur tersendiri bahan-bahan harus memenuhi Spesifikasi
SNI dan PBBI 1984.

Pengikat-pengikat, baut, mur, sekrup dan ring harus sebagai berikut :


 Untuk sambungan bukan baja ke baja.
Pengikat harus dari baja karbon yang memenuhi standar SNI dan
harus galvanis.
 Untuk sambungan baja ke baja
Pengikat harus baja karbon yang memenuhi standar SNI dan harus
dilapisi cadmium.
 Untuk sambungan logam yang berlainan pengikat harus baja tahan
korosi yang memenuhi standar dari baja yang tahan korosi.
 Ring bulat untuk baut biasa harus memenuhi ANSI B27 Tipe A.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis 21
Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi UKM Dan Tenaga Kerja Provinsi Papua
Perencanaan Penyelesaian Pembangunan Rumah Produksi

3. Persyaratan Pelaksanaan

a. Pemeriksaan dan lain-lain


Seluruh pekerjaan di pabrik harus merupakan pekerjaan yang berkualitas
tinggi, seluruh pekerjaan harus dilakukan dengan ketepatan sedemikian
rupa hingga semua komponen dapat dipasang dengan tepat dilapangan.

Direksi berhak untuk memeriksa pekerjaan dipabrik pada saat yang


dikehendaki, dan tidak ada pekerjaan yang boleh dikirim ke lapangan
sebelum diperiksa dan disetujui pengawas.

Setiap pekerjaan yang kurang baik atau tidak sesuai dengan gambar atau
spesfikasi ini boleh ditolak dan bila demikian harus segera diperbaiki.

 Gamba Kerja
Sebelum pekerjaan dipabrik dimulai kontraktor harus menyediakan
gambar kerja yang menunjukan gambar detail lengkap dari semua
komponen, panjang, serta ukuran las, jumlah, ukuran serta tempat
baut yang lazim diperlukan untuk pabrikasi.

 Ukuran-ukuran
Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan tanggung jawab terhadap
semua ukuran yang tercantum pada gambar kerja.

 Kelurusan
Toleransi dari kelurusan komponen tidak lebih dari yang disyratkan
dibawah ini :
 Untuk Kuda-kuda L/1,000
 Untuk Komponen lainnya L/500

 Pengelasan
 Pengelasan kontruksi baja harus sesuai dengan gambar
kontruksi, dan harus mengikuti prosedur yang berlaku.
 Pekerjaan pengelasan harus dibawah pengawasan personil yang
memiliki persiapan teknis untuk pekerjaan tersebut.
 Penyambungan bagian kontruksi baja harus dilakukan dilakukan
dengan las listrik serta pengelasannya sudah melalui ujian dan
harus memiliki ijazah yang menetapka kualitas serta jenis
pengelasan yang diperkenanka kepadanya.
 Pengelasan kontruksi baja, baik secara keseluruhan maupun
pengelasan bagian hanya boleh dilakukan setelah diperiksa
bahwa hubungan yang akan dilas sudah sesuai dengan
ketentuan yang akan berlaku untuk kontruksi itu.
 Kedudukan kontruksi yang paling aman bagi pengelas dan
kualitas hasil pengelasan yang dilakukan.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis 22


Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi UKM Dan Tenaga Kerja Provinsi Papua
Perencanaan Penyelesaian Pembangunan Rumah Produksi

F. Pekerjaan Kontruksi Kayu

1. Lingkup Pekerjaan

Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu


lainnya untuk melaksanakan pekerjaan seperti dinytakan dalam gambar,
dengan hasil yang baik dan rapi. Pekerjaan ini meliputi antara lain : lantai,
balok, kolom, atap dan dinding.

Lingkup Pekerjaan ini meliputi :

 Pekerjaan kontruksi atap, terdiri dari kuda-kuda, gording, ikatan angin


tahan gempa, rangka atap (kaso dan reng), papan lisplank dan
sebagainya.
 Pekerjaan langit –langit
 Pekerjaan kusen pintu dan jendela, rangka daun pintu dan jendela dan
segala sesuatu yang termasuk pekerjaan ini.

2. Persyaratan Bahan

 Jenis kayu yang dipakai


 Kayu besi atau yang setara, diawetkan, kelas kuat II, kelas kuat I,
mutu A, digunakan untuk seluruh pekerjaan kayu di atas terkecuali
dinyatakan lain dalam buku syarat-syarat teknis dan yang
dinyatakan dalam gambar.
 Harus benar-benar kayu mutu terbaik dari jenisnya.
 Dihindarkan adanya cacat-cacat kayu antara lain yang berupa putih
kayu, pecah-pecah, mata kayu, melintang basah dan lapuk.

 Semua kayu yang dipakai harus kering, berumur tua, lurus dan
tidak retak, tidak bengkok serta mempunyai derajat kelembaban
kurang dari 15 % dan memenuhi persyaratan yang tercantum
dalam PKKI 1970-NI.5.
 Semua kayu harus terlebih dahulu diawetkan dengan bahan
antirayap (perendaman garam wolfman).
 Sebelum kayu dipesan untuk dikerjakan terlebih dahulu
mengajukan contoh kepada Direksi untuk mendapat persetujuan.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

 Semua proses pemotongan dan pembuatan dikerjakan dengan mesin,


kecuali untuk detail tertentu atas persetujuan Direksi/Pengawas

 Semua pengikat berupa paku, baut, kawat dan lainnya harus


Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis 23
Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi UKM Dan Tenaga Kerja Provinsi Papua
Perencanaan Penyelesaian Pembangunan Rumah Produksi

digalvanisasi sesuai dengan, NI-5, BAB VI, Pasal 14, 15 dan 17 tidak
diperkenankan pekerjaan ditempat pemasangan.

 Pengukuran keadaan lapangan diperlukan sebelum memulai pekerjaan


untuk mendapat ketetapan pemasangan dilapangan.

 Rangka kayu untuk langit-langit dibuat sesuai dengan pola dari langit-
langit yang telah direncanakan dalam gambar, dengan memperhatikan
letak dan bentuk armature lampu yang akan terpasang pada langit-
langit dan lain-lain yang terpasang.

 Rangka kayu yang akan dipasang bahan finishing harus diperhalus, rata
dan waterpass.

 Hasil akhir dari pemasangan harus rata, lurus, dan tidak melampaui
toleransi kerataan 0,5 cm untuk setiap 2 m2.

Pekerjaan kontruksi atap

 Semua kayu yang digunakan untuk kontruksi atap adalah kayu kelas
kuat I/kayu besi (lokal) yang ukuran sesuai dengan gambar kerja.
 Balok kuda-kuda batang tarik dan tekan, gording 6/12 cm kayu
kelas kuat I/kayu besi (lokal)
 Skoor konsol 6/12 kayu kelas kuat I/kayu besi (lokal).
 Kaso-kaso 5/7 cm, reng 2/3 cm kayu borneo dan papan listplank 2
x 2,5/27 kayu besi (local). Semua ukuran kayu tersebut adalah
ukuran jadi.

 Pelaksanaan Pekerjaan
 Semua pekerjaan kayu tampak harus diserut rata dan licin hingga
memberikan penyelesaian yang baik dan sedikit penghalusan.

 Pemasangan sambungan gording harus diletakan pada jarak 0,75


cm (1/4 bentang) dari tumpuan dan tiap sambungan harus
diperkuat dengan plat besi. besi beugeul 40.40.4 mm harus
dipasang pada kaki kuda-kuda antara balok tarik dan tekan.
Tumpuan kuda-kuda harus diikatkan pada besi kolom dengan
menekuk besi tersebut pada balok tarik.
 Kaso-kaso dipasang setiap jarak 40 cm, harus waterpass menurut
kemiringan atap, sedangkan reng dipasang setiap jarak 20 cm.
 Permukaan kayu yang tanpak (papan listplank, skoor) harus diserut
rata dan licin. Setiap sambungan kontruksi atas agar diperhatikan
adanya pen/joint yang berfungsi pengunci.
 Pekerjaan kayu yang tidak rata, meluncur, bengkok harus
dibongkar dan diperbaiki atas biaya pemborong.

F. Pekerjaan Koordinasi

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis 24


Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi UKM Dan Tenaga Kerja Provinsi Papua
Perencanaan Penyelesaian Pembangunan Rumah Produksi

1. Kontraktor wajib mengikuti seluruh persyaratan yang ditulis dalam RKS ini.

2. Dalam melaksanakan pekerjaan kontraktor diwajibkan mempelajari dan


mengerti seluruh dokumen tender.

3. Pada prinsipnya semua dokumen tender, pekerjaan struktur, arsitektur, dan


mekanikal dan elektrikal adalah saling melengkapi dan mengikat satu sama
lainnya.

4. Jika kontraktor menemukan perbedaan antara gambar dengan RKS, atau


gambar satu dengan yang lain pada dokumen tender, maka kontraktor
diwajibkan memberi tahu secara tertulis pada Direksi/Konsultan MK untuk
mendapatkan penjelasan direksi/Konsultan MK adalah mengikat.

G. Pekerjaan Pelaksanaan

Kontraktor harus membuat dan menyerahkan gambar-gambar kerja (shop drawing)


terlebih dahulu selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum pelaksanaan
pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan dari pengawas.

Gambar kerja harus menerangkan rencana urutan pembesian/penulangan,


pengecoran, dan lain-lain.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis 25


Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi UKM Dan Tenaga Kerja Provinsi Papua
Perencanaan Penyelesaian Pembangunan Rumah Produksi

IV. PEKERJAAN ARSITEKTUR

A. Pekerjaan Dinding

1. Pekerjaan Dinding Batu Tela

a. Lingkup Pekerjaan

 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,


peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini sehingga diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu baik
dan sempurna.

 Pekerjaan pasangan batu tela ini meliputi pekerjaan dinding


bangunan tebal dan 1 batu pada seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukan dalam gambar dan sesuai petunjuk
direksi/pengawas.

b. Persyaratan Bahan

 Batu tela yang dipasang adalah dari mutu terbaik, ex local yang
disetujui Direksi/Konsultan Pengawas (KP). Syarat-syarat batu tela
harus memenuhi persyaratan/SNI yang berlaku.

 Batu tela yang digunakan ukuran 9 x 18 x 27 cm dengan mutu


terbaik, siku dan sama ukuran, sama warna, sempurna
pembakarannya dan disetujui Direksi/Konsultan Pengawas (KP)

 Semen abu-abu yang digunakan harus dari satu merk produk, tipe II
dan memenuhi persyaratan/SNI yang berlaku.

 Pasir aduk harus memenuhi persyaratan/SNI yang berlaku

 Air untuk adukan pasangan, harus air yang bersih, tidak


mengandung Lumpur, minyak, asam basa serta memenuhi
persyaratan/SNI yang berlaku.

c. Syarat – syarat Pelaksanaan

 Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang, terlebih dahulu


harus diserahkan contoh-contohnya kepada direksi pengawas,
minimal 3 (tiga) contoh dari dari hasil prodak yang berlainan, untuk
mendapat persetujuan. Seluruh dinding dari pasangan batu tela tebal
1/2 batu dengan adukan campuran 1 Pc : 4 Ps kecuali pasangan batu
tela trasram/rapat air.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis 26
Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi UKM Dan Tenaga Kerja Provinsi Papua
Perencanaan Penyelesaian Pembangunan Rumah Produksi

 Untuk dinding trasram / rapat air dengan adukan campuran 1 Pc : 2


Ps, dipasang pada dinding dari atas permukaan sloof/balok pondasi
setinggi 50 cm diatas permukaan lantai setempat untuk sekeliling
dinding ruang-ruang basah (toilet, kamar mandi, WC) serta
pasangan batu tela dibawah permukaan tanah.
 Sebelum digunakan batu tela dilembabkan dengan menyiram air.
 Setelah batu terpasang dengan aduk, naad/siar-siar haus dikerok
sedalam 1 cm dan dibersihkan dengan sapu lidi dan setelah kering
permukaan pasangan disiram air. Dinding batu tela sebelum
diplester harus dibasahi dengan air terlebih dahulu dan siar-siar
dibersihkan.
 Pemasangan dinding batu tela dilaukan bertahap setiap tahap
maksimum 24 lapis/harinya, serta diikuti dengan cor kolom praktis.
Bidang dinding batu tela tebal 1/2 batu yang luasnya maksimal 9 m2
harus ditambahkan kolom dan balok penguat praktis dengan kolom
ukuran 11 x 11 cm, jarak antara kolom satu dengan yang lain dibuat
maksimal 3 (tiga) meter.
 Pelubangan akibat pembuatan perancah/steger pada pasangan batu
tela sama sekali tidak diperkenankan.
 Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian
pekerjaan beton harus diberi penguat stek-stek besi beton diameter
10 mm jarak 75 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada
bagian pekerjaan beton dan bagian yang tertanam dalam pasangan
bata sekurang-kurangnya 30 cm, kecuali bila satu dan lain hal
ditentuka lain oleh Direksi/Pengawas.
 Tidak diperkenakan memasang batu tela belah dua.
 Pasangan dinding batu tela tebal 1 batu harus menghasilkan dinding
finish setebal 22 cm setelah diplester (lengkap acian) pada kedua
belah sisinya. Pelaksanan pasangan harus cermat, rapih dan benar-
benar tegak lurus terhadap lantai serta merupakan bidang rata.
 Pasangan batu tela trasram bawah permukaan tanah/lantai harus
diisi dengan adukan 1 Pc : 3 Ps.
 Pasangan batu tela dapat diterima/diserahkan apabila deviasi bidang
bidang pada arah diagonal dinding seluas 9 m2 tidak lebih dari 0,5
cm (sebelum diaci/diplester).

2. Pekerjaan Plesteran Aci

a. Lingkup Pekerjaan

 Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pengadaan tenaga kerja,


bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan
dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga dapat tercapai hasil
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis 27
Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi UKM Dan Tenaga Kerja Provinsi Papua
Perencanaan Penyelesaian Pembangunan Rumah Produksi

pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

 Lingkup pekerjaan ini meliputi seluruh plesteran dinding batu tela


bagian dalam dan bagian luar bangunan serta seluruh detail yang
ditunjukan dalam gambar serta sesuai petunjuk Direksi/Pengawas.

b. Persyaratan Bahan

 Semen abu-abu yang digunakan harus dari satu produk, tipe II yang
disetujui Direksi/Pengawas serta memenuhi persyaratan/SNI yang
berlaku.

 Pasir harus memenuhi persyaratan/SNI yang berlaku.

 Air harus memenuhi persyaratan/SNI yang berlaku.

 Campuran agregat untuk plester harus dipilih yang benar-benar


bersih dan bebas dari segala macam kotoran, harus bersih dan
melalui ayakan # 1,6 – 2,0 mm.

c. Syarat-syarat Pelaksanaan.

 Seluruh plesteran dinding batu tela dengan adukan campuran 1 Pc : 5


Ps, kecuali pada dinding batu tela trasram/rapat air.

 Untuk dinding batu tela trasram/rapat air diplester dengan adukan


campuran 1 Pc :3 Ps.

 Pasir yang digunakan harus diayak terlebih dahulu dengan mata ayak
seperti yang diisyaratkan.

 Material lain yang tidak dipersyaratkan di atas dibutuhkan untuk


penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus bermutu
baik dari jenisnya dan disetujui Direksi/Konsultan Pengawas.

 Semen Portland yang dikirim ke site harus dalam keadaan tertutup


atau dalam kantong yang masih disegel dan berlabel pabriknya,
tertera tipenya. Dalam keadaan utuh dan tidak ada cacat.

 Semen harus disimpan ditempat yang kering, berventilasi baik,


terlindung, bersih. Tempat penyimpanan bahan harus cukup
menampung kebutuhan bahan, dilindungi sesuai dengan jenisnya
seperti yang disyaratkan.

 Semua bahan sebelum digunakan ditunjukkan kepada


Direksi/Pengawas untuk mendapatkan persetujuan, lengkap dengan
ketentuan/persyaratan dari pabrik yang bersangkutan. Material yang
tidak disetujui harus diganti dengan material lain yang mutunya
sesuai dengan persyaratan tanpa biaya tambahan.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis 28
Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi UKM Dan Tenaga Kerja Provinsi Papua
Perencanaan Penyelesaian Pembangunan Rumah Produksi

 Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor diharuskan memeriksa site


yang telah disiapkan apakah sudah memenuhi persyaratan untuk
memulai pekerjaan.

 Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan
lainnya, kontraktor harus segera melaporkan kepada
Direksi/Konsultan Pemgawas. Kontraktor tidak diperkenankan
melakukan pekerjaan ditempat tersebut sebelum kelainan /
perbedaan diselesaikan.

 Tebal plesteran 2 cm dengan ketebalan dinding finish 22 cm atau


sesuai yang ditunjukan dalam detail gambar. Ketebalan plesteran
yang melebihi 2 cm harus diberi kawat ayam untuk membantu dan
memperkuat daya lekat plesteran, pada bagian pekerjaan yang
diijinkan Direksi/pengawas.

 Pertemuan plesteran dengan pekerjaan lain (kusen, dan lain


sebagainya), dibuat naad (tali air) lebar minimal 7 mm dalam 5 mm,
kecuali ditentukan lain.

 Plesteran halus (acian) digunakan campuran Pc dan air sampai


mendapat campuran yang homogen, acian dikerjakan pada seluruh
permukaan plesteran adukan 1 ; 5 dan plesteran semen raam ( 1 : 3
), sesudah plesteran berumur 8 hari (kering betul).

 Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan


berlangsung wajar tidak terlalu tiba-tiba, dengan membasahi
permukaan plesteran setiap kali kelihatan kering dan melindungin
dari terik panas matahari langsung dengan bahan penutup yang bisa
mencegah penyerapan air secara cepat.

 Kontraktor wajib memperbaiki/mengulang/mengganti bila ada


kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi,
atau biaya Kontraktor selama kerusakan bukan disebabkan oleh
tindakan pemilik/pemakai.

B. Pekerjaan Lantai

a. Lingkup Pekerjaan

 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,


peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini sehingga diperoleh hasil pekerjaan yang
bermutu baik dan sempurna.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis 29
Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi UKM Dan Tenaga Kerja Provinsi Papua
Perencanaan Penyelesaian Pembangunan Rumah Produksi

 Pekerjaan lantai ini dilakukan dibawah lapisan finishing lantai pada


lantai bawah/dasar serta pada seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukan dalam gambar.

b. Persyaratan Bahan

 Semen Portland haus memenuhi NI-8, SII 0013-81 dan ASHTM-C


150-78A.
 Pasir beton yang digunakan harus memenuhi PBBI 82 pasal 11 dan
SII 0404-80.
 Kerikil/split harus memenuhi PBBI 82 pasal 12 dan SII 0079-79/008-
75/0075-75.
 Air harus memenuhi persyaratan yang memenuhi dalam PBBI 82
pasal 9, AFNOR P18-303 dan NZS-3121/1974.
 Mutu beton sub lantai yang disyaratkan K-125 dan pengendalian
seluruh bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi
persyaratan dalam PBI 1971 (NI-2), PBBI 1982 dan (NI-8).

c. Syarat-syarat Pelaksanaan

 Bahan-bahan yang dipakai sebelum digunakan terlebih dahulu harus


diserahkan contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari
Direksi Pengawas.

 Material lain yang tidak ditentukan dalam persyaratan di atas, tetapi


dibutuhkan untuk penyelesaian/penggantian dalam pekerjaan ini
harus baru kwalitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui dari
Direksi Pengawas.

 Lapisan sub lantai dilakukan setelah lapisan pasir urug dibawahnya


telah selesai dikerjakan dengan sempurna (telah dipadatkan sesuai
persyaratan dan memenuhi ketebalannya), rata permukaannya dan
telah mempunyai daya dukung maksimal.

 Pekerjaan sub lantai merupakan campuran antara PC, pasir beton dan
krikil atau split dengan perbandingan 1 : 3 : 5 bagian.

 Tebal lapisan sub lantai minimal dibuat 7,5 cm tanpa penulangan,


kecuali disebutkan lain atau sesuai yang ditentukan/disyaratkan
dalam detail gambar.

 Permukaan lapisan sub lantai dibuat rata/waterpass, kecuali pada


lantai ruangan-ruangan yang disyaratkan dengan kemiringan
tertentu, supaya diperhatikan mengenai kemiringan sesuai yang
ditunjukkan dalam gambar dan sesuai dengan petunjuk Direksi
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis 30
Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi UKM Dan Tenaga Kerja Provinsi Papua
Perencanaan Penyelesaian Pembangunan Rumah Produksi

Pengawas.

C. Pekerjaan Kosen, Jendela dan Pintu

1. Pekerjaan Kosen

a. Lingkup Pekerjaan

 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,


peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini sehingga diperoleh hasil pekerjaan yang
bermutu baik dan sempurna.

 Mengatur pekerjaan kosen dengan pekerjaan-pekerjaan bidang lain


yang bersangkutan terutama pekerjaan pemasangan kasa
aluminium.

 Membuat gambar-gambar kerja (serta perhitungan-perhitungan


apabila diminta) yang disesuaikan dengan gambar rencana.

b. Persyaratan Bahan-bahan

Dari kayu yang telah dikeringkan dan telah diawetkan, kelas kuat I dan
kelas awet I, dengan ukuran sesuai dengan detail gambar:

 Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai persyaratan/SNI yang


berlaku.

 Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering, dengan permukaan
rata, bebas dari cacat seperti retak-retak, mata kayu dan cacat
lainnya.

 Kelembaban yang disyaratkan maksimum 12 %.

 Finishing : cat kayu.

c. Syarat-syarat Pelaksanaan

 Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk


meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi lapangan ( ukuran dan
lubang-lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola, lay
out/penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail
sesuai gambar.
 Sebelum pelaksanana dimulai, penimbunan bahan-bahan kosen
ditempat pekerjaan harus ditempatkan pada ruang/tempat dengan
sirkulasi udara yang baik, tidak tekena cuaca langsung dan terlindung
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis 31
Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi UKM Dan Tenaga Kerja Provinsi Papua
Perencanaan Penyelesaian Pembangunan Rumah Produksi

dari kerusakan dan kelembaban.

 Harus diperhatikan semua sambungan siku untuk rangka kayu dan


penguat lain serta penempelan teak plywood terhadap kedua sisi
rangka yang diperlukan, agar tetap terjamin kekuatannya dengan
meperhatikan/menjaga kerapihan, tidak boleh ada lubang-lubang
atau cacat bekas penyetelan.

 Penyambungan kosen kayu harus digunakan system lubang dengan


pasak kayu dan ditutup dempul.

 Kosen kayu setelah dipasang harus rata, tidak bergelombang, tidak


melintir, dan semua peralatan dapat berfungsi dengan baik dan
sempurna.

2. Pekerjaan Daun Pintu Kayu

a. Lingkup Pekerjaan.

 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,


peralatan dan alat-alat Bantu lainnya yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini sehingga diperoleh hasil pekerjaan yang
bermutu baik dan sempurna.

 Pekerjaan daun pintu double teak plywood dipasang pada seluruh


detail seperti yang dinyatakan dan ditunjukan dalam gambar serta
sesuai petunjuk Direksi/Pengawas.

b. Persyaratan Bahan

Daun Pintu :
Dari kayu yang telah dikeringkan dan telah diawetkan, kelas kuat I dan
kelas awet I, dengan ukuran sesuai dengan detail gambar:

 Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai persyaratan/SNI yang


berlaku.

 Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering, dengan permukaan
rata, bebas dari cacat seperti retak-retak, mata kayu dan cacat
lainnya.

 Kelembaban yang disyaratkan maksimum 12 %.

 Finishing : cat kayu.

c. Syarat-syarat Pelaksanaan

 Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk


meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi lapangan ( ukuran dan
lubang-lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola, lay
out/penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis 32
Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi UKM Dan Tenaga Kerja Provinsi Papua
Perencanaan Penyelesaian Pembangunan Rumah Produksi

sesuai gambar.

 Sebelum pelaksanana dimulai, penimbunan bahan-bahan pintu


ditempat pekerjaan harus ditempatkan pada ruang/tempat dengan
sirkulasi udara yang baik, tidak tekena cuaca langsung dan terlindung
dari kerusakan dan kelembaban.

 Harus diperhatikan semua sambungan siku untuk rangka kayu dan


penguat lain serta penempelan teak plywood terhadap kedua sisi
rangka yang diperlukan, agar tetap terjamin kekuatannya dengan
meperhatikan/menjaga kerapihan, tidak boleh ada lubang-lubang
atau cacat bekas penyetelan.

 Penyambungan rangka daun pintu harus digunakan system lubang


dengan paku/skrup galvanized steel yang ditutup caulking dan
sealant.

 Pekerjaan daun pintu dilakukan di bengkel ( penyambungan rangka


dan penempelan dari seluruh bahan panil, dilakukan dengan sistim
pres di pabrik).

 Jika diperlukan, harus menggunakan skrup galvanized atau


persetujuan Direksi/Pengawas, tanpa meninggalkan bekas/cacat pada
permukaan rangka kayu yang tampak.

 Daun pintu setelah dipasang harus rata, tidak bergelombang, tidak


melintir, dan semua peralatan dapat berfungsi dengan baik dan
sempurna.

3. Pekerjaan Alat Penggantungan dan Kunci

a. Lingkup Pekerjaan

 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,


peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini sehingga diperoleh hasil pekerjaan yang
bermutu baik dan sempurna.

 Meliputi Pemasangan seluruh alat-alat yang dipasang pada daun


pintu dan pada daun jendela serta seluruh detail yang
disebutkan/ditentukan dalam gambar.

b. Persyaratan Bahan

 Semua hardware dalam pekerjaan ini dari produk yang bermutu


baik, seragam dalam pemilihan warnanya serta dari bahan-bahan
yang telah disetujui Direksi Pengawas.

 Mekanisme kerja dari semua peralatan harus sesuai dengan


Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis 33
Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi UKM Dan Tenaga Kerja Provinsi Papua
Perencanaan Penyelesaian Pembangunan Rumah Produksi

ketentuan gambar.

 Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal terbuat


dari plat aluminium yang tertera nomor pengenalnya. Pelat ini
dihubungkan dengan anak kunci cincin nikel. Untuk anak-anak kunci
harus disediakan sebuah lemari anak kunci dengan ‘backed enamel
finish dilengkapi kaitan-kaitan untuk anak kunci lengkap dengan
nomor-nomor pengenal. Lemari ini harus menggunakan engsel pian
serta dilengkapi denah/petunjuk pemakaian.

 Perlengkapan daun pintu :


 Pintu panil kayu/Pintu Kasa Rangka Kayu.
 Grendel : produk local warna hitam.
 Seluruh kunci pintu yang dipasangnya, lengkap dengan anak kunci,
masing-masing minimal 2 (dua) buah anak kunci.
 Kunci tanam harus terpasang kuat pada rangka daun pintu.
 Setelah kunci terpasang, noda-noda bekas cat atau bahan finish
lainnya yang menempel pada kunci harus dibersihkan dan dihilangkan
sama sekali.

c. Syarat-syarat Pelaksanaan

 Semua peralatan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum


dipasang terlebih dahulu diserahkan contoh-contohnya kepada
Direksi/Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
Pengajuan/penyerahan harus disertai brosur/spesifikasi dari pabrik
yang besangkutan.

 Engsel atas dipasang tidak lebih dari 28 cm (as) dari sisi atas pintu ke
bawah. Engsel bawah dipasang tidak lebih dari 32 cm (as) dari
permukaan lantai ke atas. Engsel tengah dipasang di tengah-tengah
antara kedua engsel tersebut.

 Penarik pintu (handle) dipasang 100 Cm (as) dari permukaan lantai


setempat.

 Posisi “locks” dan “latchs” harus diajukan oleh Kontraktor kepada


Direksi/Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.

D. Pekerjaan Atap dan Plafond


1. Pekerjaan Plafon Gypsum Board

a. Lingkup Pekerjaan

 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,


peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini sehingga diperoleh hasil pekerjaan yang
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis 34
Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi UKM Dan Tenaga Kerja Provinsi Papua
Perencanaan Penyelesaian Pembangunan Rumah Produksi

bermutu baik dan sempurna.

 Pekerjaan plafon gypsum board ini dilakukan termasuk rangka dan


list keliling/tepi, dilakukan meliputi seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukan dalam gambar dan sesuai petunjuk
Direksi/Pengawas.

b. Persyaratan Bahan

 Bahan Penutup :
 Gypsum Board dengan tebal tidak kurang dari 9 mm.
 Finishing dengan ceiling paint ( cat khusus untuk langit-langit)
 Pola pemasangan dan pola ukuran, sesuai dengan yang
ditunjukan dalam gambar.
 Bagian rangka yang tampak harus diratakan/diserut sampai rata
dan lurus.
 List keliling plafon dari list gypsum, bentuk profil sesuai yang
ditunjukan dalam detail gambar. Sambungan bila terjadi dibuat
sambungan miring dengan hasil pemasangan rata dan lurus.
 Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan
persyaratan SNI yang berlaku.

 Rangka Kayu :
 Bahan dari kayu kelas kuat I/kayu setara kayu besi (lokal) yang
telah dikeringkan.
 Jenis kayu dipilih dari mutu terbaik, kering, tua, lurus tanpa cacat
kayu seperti putih kayu, pecah-pecah, mata kayu, melenting,
basah dan lapuk.

c. Persyaratan Pelaksanaan

Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus


diserahkan contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari
Direksi/Pengawas.

 Rangka langit-langit kayu yang telah dikeringkan, penggantungan


pengantungan terikat kuat pada beton, dinding atau rangka baja
yang ada.

 Rangka langit-langit dipasang setelah sisi bagian bawah diratakan,


pemasangan sesuai dengan pola yang ditunjukan/disebutkan dalam
gambar dengan memperhatikan modul pemasangan penutup langit-
langit yang dipasang.

 Bidang pemasangan bagian rangka langit-langit harus rata, tidak


cembung, kaku dan kuat, kecuali bila dinyatakan lain, misalnya
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis 35
Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi UKM Dan Tenaga Kerja Provinsi Papua
Perencanaan Penyelesaian Pembangunan Rumah Produksi

permukaan merupakan bidang miring/tegak seperti ditunjukan dalam


gambar.

 Bahan penutup langit-langit adalah gypsum board dengan tebal 9


mm, mutu bahan seperti yang telah dipersyaratkan dengan pola
pemasangan sesuai yang ditunjukan dalam gambar.

 Hasil pemasangan penutup langit-langit harus rata, tidak melendut.

 Seluruh pertemuan antara permukaan langit-langit dibuat sedemikian


rupa dan difinish dengan dempul gypsum atau sesuai dengan yang
ditujukan dalam gambar.

 Semua ukuran dalam gambar adalah ukuran jadi (finish).

 Pada pekerjaan plafond ini diperhatikan adanya pekerjaan lain yang


dalam pelaksanaannya sangat erat hubungannya dengan pekerjaan
plafond ini. Sebelum dilaksanakan pemasangan plafond, pekerjaan
lain yang terletak di atas plafond harus sudah terpasang dengan
sempurna.

 Harus diperhatikan terhadap disiplin lain diantaranya pekerjaan


elektrikal dan perlengkapan instalasi yang diperlukan. Bila pekerjaan
pekerjaan tersebut di atas tidak tercantum gambar rencana plafond
harus diteliti terlebih dahulu pada gambar instalasi yang lain (EL, PL,
AD dan lain-lain). Untuk detail pemasangan harus konsultasi dengan
Direksi/Pengawas.

 Pola pemasangan plafond sesuai yang ditunjukan dalam gambar.

 Bidang pemasangan plafond harus rata dengan kemiringan sesuai


detail gambar. Hasil pemasangan harus benar-benar rapih.

 Pada bagian tepi plafond dipasang list profil ukuran sesuai yang
ditunjukan dalam detail gambar dari bahan gypsum yang telah
dicetak sebelumnya dan difinish cat sesuai yang disyaratkan.

2. Pekerjaan Atap Genteng Metal

a. Lingkup pekerjaan

 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,


peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini sehingga diperoleh hasil pekerjaan yang
bermutu baik dan sempurna.

 Pekerjaan ini meliputi pengadaan, penyetelan dan pemasangan


penutup atap genteng sesuai yang tertera di dalam gambar.

b. Persyaratan Bahan.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis 36


Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi UKM Dan Tenaga Kerja Provinsi Papua
Perencanaan Penyelesaian Pembangunan Rumah Produksi

 Bahan atap genteng metal yang digunakan adalah dari produk dalam
negeri dengan mutu baik dan disetujui oleh perencana.

 Asecories dan alat bantu lainnya yang digunakan harus sesuai dengan
persyaratan dari pabrik yang bersangkutan.
 Sesudah proyek selesai Kontraktor harus menyediakan 5 % dari
jumlah genteng metal yang terpasang sebagai persediaan untuk
perawatan.

d. Syarat-syarat Pelaksanaan.

 Sebelum pelaksanaan dimulai, kontraktor diwajibkan menerima


gambar-gambar pelaksanaan temasuk lapisan-lapisan isolasi seperti
yang dinyatakan dalam gambar, serta melakukan pengukuran-
pengukuran setempat.
 Kontraktor atas dasar gambar pelaksanaan diwajibkan menyediakan
shop drawing yang memperlihatkan sambungan antara bahan yang
satu dengan yang lain, pengakhiran-pengakhiran dan lain-lain yang
belum tercakup didalam gambar kerja, namun memenuhi persyaratan
pabrik.
 Penyimpanan genteng metal disimpan dalam keadaan tetap kering,
tidak boleh berhubungan dengan tanah/lantai dan sebaiknya di
simpan dalam gudang beratap. Apabila penyimpanan dilakukan di
ruang terbuka, genteng harus diselimuti dengan terpal atau plastic
untuk mencegah air hujan/embun tidak masuk kedalam celah-celah
tumpukan lembaran genteng. Air yang sempat masuk kedalam celah
tersebut dapat memberikan cacat terhadap permukaan genteng
akibat kondensasi.
 Sebelum dimulai pemasangan, permukaan semua gording atau
rangka diperiksa terlebih dahulu apakah sudah berada pada satu
bidang, jika perlu dengan mengganjal atau menyetel bagian-bagian
ini terhadap rangka penumpunya.
 Dalam keadaan apapun juga ganjal tidak boleh dipasang langsung di
bawah gording untuk mengatur kemiringan atap.
 Penyetelan yang tepat akan menjamin kekuatan pengikatan antara
lembaran genteng metal dan reng. Sebaiknya penyetelan yang tidak
tepat akan mengakibatkan gangguan terutama jika jarak penyangga
kecil.
 Untuk mendapatkan kekuatan penyangga maxsimum, jarak antara
penyangga pertama dan terakhir serta pelat kait terhadap ujung-
ujung lembaran paling sedikit 75 mm.
 Pada waktu pelaksanaan harus selalu diperiksa dengan seksama,
untuk menghindarkan penggeseran pada pemasangan.
 Semua sisa-sisa pekerjaan (serbuk gergaji, sisa potongan dan lain-
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis 37
Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi UKM Dan Tenaga Kerja Provinsi Papua
Perencanaan Penyelesaian Pembangunan Rumah Produksi

lain yang berupa kotoran), harus dibersihkan dari atas permukaan


atap, agar tidak terjadi pengaratan.

 Sapulah permukaan atap dengan sapu, lalu berikan perhatian khusus


pada daerah penggergajian telah dilakukan. Juga dilakukan
pembesiahan pada talang-talang (jika ada).
 Hasil pemasangan harus datar dengan kemiringan yang cukup agar
tidak terjadi kebocoran.
 Pelaksanaan pemasangan penutup atap ini, harus sesuai dan
mengikuti persyaratan dari pabrik bahan yang bersangkutan berikut
kelengkapannya serta petunjuk-petunjuk Konsultan Pengawas.

3. Pekerjaan Listplank Kayu

a. Lingkup Pekerjaan
 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini sehingga diperoleh hasil pekerjaan yang
bermutu baik dan sempurna.
 Pekerjaan listplank kayu termasuk peralatan bantunya sesuai detail
yang dinyatakan/ditunjukan dalam gambar.

b. Persyaratan Bahan.

 Bahan listplank dari Kayu Besi yang telah dikeringkan, mutu kelas I.
 Ukuran finish listplank kayu sesuai yang disebutkan dalam gambar
dengan pemasangan sesuai detail.
 Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering, dengan permukaan
rata, bebas dari cacat seperti retak-retak, mata kayu dan cacat
lainnya. Kelembaban yang disyaratkan maksimum 14 % untuk
seluruh bahan kayu listplank yang digunakan. Mutu kayu yang dipakai
sesuai persyaratan dalam NI-5.(PKKI tahun 1961), PUBI 82 pasal 37
dan memenuhi persyaratan SII 0458-81.

c. Syarat-syarat Pelaksanaan.

 Sebelum melaksanakan pekerjaan Kontraktor diwajibkan untuk


meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan termasuk
mepelajari bentuk, pola, layout/penempatan, cara pemasangan dan
detail-detail sesuai gambar.
 Sebelum pemasangan, penimbunan/penyimpanan bahan, ditempat
pekerjaan harus ditempat pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara
yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari
kerusakan dan kelembaban.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis 38
Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi UKM Dan Tenaga Kerja Provinsi Papua
Perencanaan Penyelesaian Pembangunan Rumah Produksi

 Semua kayu tampak harus diserut halus, rata, lurus, dan siku-siku
satu sama lain sisi-sisinya dan dilapangan dalam keadaan siap untuk
penyetelan/pemasangan, kecuali bila ditentukan lain.

 Semua ukuran harus sesuai gambar, dan merupakan ukuran jadi.


Pemasangan rata/waterpass pada sisi atau pasangan rapi, lurus,
sama tinggi dan kuat terpasang.
 Sambungan kayu memanjang bentuk ekor burung, adapun
sambungan sudut dengan overstek miring 45 derajat rapat dan
lurus.
 Kayu listplank tidak diperkenankan di pulas dengan cat, vernis, meni,
atau finishing lainnya sebelum diperiksa dan diteliti oleh
Direksi/Pengawas.
 Setelah terpasang perlu diberi pelindung terhadap benturan dan
pengotoran dari akibat pelaksanaan pekerjaan ini

E. Pekerjaan Pengecetan

1. Pekerjaan Cat Kayu

a. Lingkup Pekerjaan

 Yang temasuk dalam pekerjaan ini adalah pengadaan tenaga kerja,


bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan di
pelaksanaan, hingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu
baik dan sempurna.
 Meliputi pengecetan permukaan kayu yang nampak (listplank kayu,
list plafond, kosen-kosen pintu dan ventilasi) serta seluruh detail
yang ditentukan/ditunjukan dalam detail gambar.

b. Persyaratan Bahan

 Digunakan bahan buatan dalam negeri yang setara dan disetujui


oleh Direksi/Pengawas.
 Seluruh permukaan pengecetan sebelum dilapisi cet awal dan cet
akhir, harus dilicinkan dengan mesin amplas listrik sampai halus dan
licin.
 Sebagai cat awal digunakan cat jenis Matex clear atau yang setara
yang dilapiskan hingga tebal dan merata pada seluruh permukaan
pengecetan dengan kuas atau dengan cara lain yang disetujui
Direksi/Pengawas.
 Bahan yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan dalam NI-4 serta sesuai ketentuan-ketentuan dari pabrik
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis 39
Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi UKM Dan Tenaga Kerja Provinsi Papua
Perencanaan Penyelesaian Pembangunan Rumah Produksi

yang besangkutan.
 Warna cat akhir akan ditentukan kemudian.

c. Syarat-syarat Pelaksanaan.

 Bahan sebelum digunakan, terlebih dahulu harus diserahkan contoh-


contohnya kepada Direksi Pengawas, minimal 2 (dua) jenis hasil
produk yang berlanan, untuk mendapatkan persetujuan
Direksi/Pengawas.
 Contoh-contoh yang diserahkan harus disertai brosur dari pabrik
yang besangkutan.
 Kontraktor harus membuat contoh jadi dari pekerjaan pengecetan
dalam beberapa macam warna, untuk diserahkan kepada
Direksi/Pengawas.
 Penukaran/Penggantian bahan harus dari mutu sesuai contoh yang
disetujui serta harus dengan persetujuan pihak Direksi/Pengawas,
penukaran dan penggantian bahan menjadi tanggung jawab
Kontraktor sepenuhnya, tanpa adanya tambahan biaya.
 Bidang permukaan pengecetan harus diratakan/dihaluskan dengan
bahan/alat mesin amplas elektrik yang bemutu baik, sampai
merupakan bidang permukaan pengeceten yang halus dan licin,
segala persiapan pengecetan telah memenuhi persyaratan dengan
baik dan telah disetujui oleh Direksi/Pengawas.
 Bidang permukaan pengecetan dibersihkan dari debu, serbuk
gergaji, benar-benar bebas dari minyak, dan sebagainya serta kering
betul.
 Harus dihindarkan adanya celah-celah/pori-pori serat kayu pada
permukaan pengecetan.
 Pengecetan minimal dilakukan 2 (dua) lapis atau hingga dicapai hasil
pengecetan yang tebal, rata dan sama warnanya. Lapis pengulangan
dilaksanakan setelah minimum 2 jam kemudian dan maksimum
setelah 2 hari dari pengecetan awal. Pengecetan harus dilakukan
sejauh mungkin dari pengaruh pekerjaan lain serta jauh dari
tumbuh-tumbuhan.

2. Pekerjaan Cat Dinding

a. Lingkup Pekerjaan

 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,


peralatan dan alat-alat Bantu lainnya yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini sehingga diperoleh hasil pekerjaan yang
bermutu baik dan sempurna.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis 40


Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi UKM Dan Tenaga Kerja Provinsi Papua
Perencanaan Penyelesaian Pembangunan Rumah Produksi

 Meliputi pengecetan dinding dan beton (dinding/beton) yang


diplester untuk bagian luar dan dalam bangunan serta seluruh detail
yang ditunjukan/disebutkan dalam gambar.

b. Persyaratan Bahan
 Bahan cat : dari produk dalam negeri merk avitex atau merek lain
yang setara dan disetujui oleh Direksi/Pengawas.

 Jenis bahan : Avitex atau yang setara digunakan sebagai cat


finishing dinding/beton bagian dalam dan luar (exterior).

 Warna : akan ditentukan kemudian.

 Bahan Plamur : Avitex atau yang setara disetujui Direksi/Pengawas.

 Cat dasar : cat dasar digunakan avitex atau yang setara.

 Kapasitas/daya sebar : 8 m2/kg.

 Pengencer : air bersih maksimum 20 %.

 Pengeringan : minimum setelah 2 jam lapis berikut dapat dilakukan.

 Sistim pengecatan minimal dilakukan 2 lapis atau warna


merata/tidak membayang.

 Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan


dalam PUBI 1982 pasal 54, NI-4, BS No. 3900-1970, AS K-41 dan
sesuai ketentuan teknis dari pabrik yang bersangkutan.

c. Syarat-syarat Pelaksanaan

 Bahan-bahan yang dipergunakan sebelum digunakan terlebih dahulu


harus diserahkan contoh-contohnya kepada Direksi Pengawas,
minimal 2 (dua) jenis hasil produk yang berlanan, untuk
mendapatkan persetujuan Direksi/Pengawas.

 Pemborong harus menyerahkan 2 copy ketentuan dan persyaratan


teknis oprasional dari pabrik contoh bahan yang digunakan harus
lengkap label pabrik pembuatannya, dan contoh percobaan warna
cat kepada Direksi/Pengawas.

 Sebelum pengecatan dimulai permukaan bidang pengecetan harus


rata, kering dan bersih dari segala kotoran, minyak dan debu.

 Bidang pengecetan siap di cat setelah diplamur terlebih dahulu,


sebelum diplamur, plester harus betul-betul kering, tidak ada retak-
retak dan telah disetujui Direksi/Pengawas.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis 41
Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi UKM Dan Tenaga Kerja Provinsi Papua
Perencanaan Penyelesaian Pembangunan Rumah Produksi

 Lapisan plamur dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang


yang rata.

 Sesudah selama 3 (tiga) hari plamuur dilakukan dan percobaan


warna sudah disetujui Konsultan Pengawas, bidang plamuur
diamplas dengan amplas besi yang halus No. 00, kemudian
dibersihkan dengan bulu ayam sampai bersih.
 Sebelum pengecatan dilakukan, pemborong diwajibkan membuat
contoh-contoh warna untuk disetujui Direksi/Pengawas.
 Pengecetan disyaratkan dengan menggunakan roller. Untuk
permukaan dimana pemakaian roller tidak memungkinkan, dipakai
kuas yang baik/halus.
 Setiap Kali Lapisan cat dilaksanakan harus dihindarkan terjadinya
sentuhan benda-benda dan pengaruh pekerjaan-pekerjaan
sekelilingnya selama 2 jam.

3. Pekerjaan Cat Plafond

a. Lingkup Pekerjaan

Temasuk dalam pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan, penyediaan


tenaga kerja, peralatan adan alat-alat bantu lainnya yang digunakan
dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga dapat tercapainya hasil
pekerjaan yang bermutu baik.
Pengecetan dilakukan sebagai finishing permukaan plafond plywood serta
seluruh detail sesuai yang disebutkan/ditunjukan dalam gambar.

b. Syarat-syarat Bahan

 Bahan dasar cat dan plamuur : dari produk dalam negeri yang
bermutu baik dan disetujui Direksi/Pengawas.
 Kapasitas/daya sebar : 8 m2/kg.
 Pengencer : air bersih maksimum 20 %.
 Pengeringan : minimum setelah 2 jam lapis berikut dapat dilakukan.
 Sistim pengecatan minimal dilakukan 2 lapis atau warna
merata/tidak membayang.
 Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan
dalam PUBI 1982 pasal 54, NI-4, BS No. 3900-1970, AS K-41 dan
sesuai ketentuan teknis dari pabrik yang besangkutan.

c. Syarat-syarat Pelaksanaan

 Bahan-bahan yang dipergunakan sebelum digunakan terlebih dahulu


Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis 42
Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi UKM Dan Tenaga Kerja Provinsi Papua
Perencanaan Penyelesaian Pembangunan Rumah Produksi

harus diserahkan contoh-contohnya kepada Direksi Pengawas,


minimal 2 (dua) jenis hasil produk yang berlainan, untuk
mendapatkan persetujuan Direksi/Pengawas.

 Pemborong harus menyerahkan 2 copy ketentuan dan persyaratan


teknis oprasional dari pabrik contoh bahan yang digunakan harus
lengkap label pabrik pembuatanya, dan contoh percobaan warna cat
kepada Direksi/Pengawas.

 Semua bidang pengecetan harus betul-betul rata, tidak terdapat


cacat (retak, lubang, dan pecah).

 Pengecatan tidak dapat dilakukan selama masih adanya perbaikan


pekerjaan pada bidang pengecetan tersebut.

 Bidang pengecetan harus bebas dari debu, lemak, minyak dan


kotoran-kotoran lain yang dapat merusak atau mengurangi mutu
pengecetan.

 Seluruh bidang pengecetan diplamur dahulu sebelum dilapisi dengan


cat dasar, bahan dasar dari produk dalam negeri dengan mutu yang
baik, lapisan plamur dibuat setipis mungkin sampai membentuk
bidang yang rata.

 Sesudah selama 3 (tiga) hari plamuur dilakukan dan percobaan


warna sudah disetujui Konsultan Pengawas, bidang plamuur
diamplas dengan ampplas besi yang halus No. 00, kemudian
dibersihkan dengan bulu ayam sampai bersih.

 Sebelum pengecatan dilakukan, pemborong diwajibkan membuat


contoh-contoh warna untuk disetujui Direksi/Pengawas.

 Pengecetan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari


Direksi/Pengawas serta pekerkerjaan instalasi di dalamnya telah
selesai dengan sempurna.

 Sebelum bahan dikirim kelokasi pekerjaan, Kontraktor harus


menyerahkan/mengirimkan contoh bahan dari beberapa macam
hasil produk kepada Direksi/Pengawas, selanjutnya akan diputuskan
jenis bahan dan warna yang akan digunakan, dan akan
mengintruksikan kepada Kontraktor selama tidak lebih dari 7 (tujuh)
hari kalender setelah contoh bahan diserahkan.
 Contoh bahan yang telah disetujui, dipakai sebagai standar untuk
pemeriksaan/penerimaan bahan yang dikirim oleh kontraktor
ketempat pekerjaan.
 Percobaan-percobaan bahan dan warna harus dilakukan oleh
kontraktor untuk mendapat persetujuan Direksi/Pengawas sebelum
pekerjaan dimulai/dilakukan serta pengerjaan sesuai dengan
ketentuan-letentuan yang disyaratkan oleh pabrik yang
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis 43
Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi UKM Dan Tenaga Kerja Provinsi Papua
Perencanaan Penyelesaian Pembangunan Rumah Produksi

bersangkutan.
 Pengecetan disyaratkan dengan menggunakan roller. Untuk
permukaan dimana pemakaian roller tidak memungkinkan, dipakai
kuas yang baik/halus.

 Setiap Kali Lapisan cat dilaksanakan harus dihindarkan terjadinya


sentuhan benda-benda dan pengaruh pekerjaan-pekerjaan
sekelilingnya selama 2 jam.
 Hasil pengerjaan harus baik, warna dan pola textur merata tidak
terdapat noda-noda pada permukaan pengecetan. Harus dihindarkan
terjadinya kerusakan akibat dari pekerjaan-pekerjaan lain.
 Kontraktor harus bertanggung jawab atas kesempurnaan dalam
pengerjaan dan perawatan/keberhasilan pekerjaan sampai
penyerahan pekerjaan.
 Bila terjadi ketidak sempurnaan dalam pengerjaan atau kerusakan,
Kontraktor harus memperbaiki/mengganti dengan bahan yang sama
mutunya tanpa adanya tambahan biaya.
 Kontraktor harus menggunakan tenaga-tenaga kerja
terampil/berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan pengecetan
tersebut sehingga dapat tercapai mutu pekerjaan yang baik dan
sempurna.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis 44


Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi UKM Dan Tenaga Kerja Provinsi Papua
Perencanaan Penyelesaian Pembangunan Rumah Produksi

V . PEKERJAAN UTILITAS

A. Pekerjaan Sanitair

1. Lingkup Pekerjaan

 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan


dan alat-alat bantu lainnya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan
ini sehingga diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

 Pekerjaan sanitair ini temasuk pemasangan Toilet, Washtafel (kamar


mandi/WC) serta seluruh detail sesuai yang dinyatakan/ditunjukan dalam
gambar.

2. Persyaratan Bahan

 Closed duduk dan washtafel menggunakan produk Toto warna standar


dan disetujui oleh Direksi/Pengawas.

 Dinding/kamar mandi/wc dari produk Toto atau kualitas yang setara serta
disetujui oleh Direksi/Pengawas.

 Bak air dari pasangan batu tela lapis keramik produk setara Ikad, keramik
yang digunakan ukuran 20x20 cm serta disetujui Direksi/Pengawas.

 Bentuk dan ukuran bak sesuai yang ditunjukan dalam detail gambar, mutu
bahan-bahan yang digunakan sesuai yang disyaratkan dalam buku ini.

 Kran air menggunakan produk Toto atau yang kualitas yang setara dan
disetujui oleh Direksi/Pengawas.

 Floor drain yang digunakan produk Toto atau dari merk lain yang setara
dan disetujui oleh Direksi/Pengawas.

 Semua material harus memenuhi ukuran standard dan mudah didapat di


pasaran, kecuali ditentukan lain.

 Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala perlengkapannya,


sesuai dengan yang telah disediakan oleh pabrik. Barang yang dipakai

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis 45


Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi UKM Dan Tenaga Kerja Provinsi Papua
Perencanaan Penyelesaian Pembangunan Rumah Produksi

adalah dari produk yang telah disyaratkan dalam uraian dan syarat-syarat
dalam buku ini.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

 Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukan kepada


Direksi/Pengawas beserta persyaratan/ketentuan pabrik untuk
mendapatkan persetujuan. Bahan yang tidak disetujui harus diganti tanpa
biaya tambahan.

 Sebelum pemasangan dimulai. Kontraktor harus meneliti gambar-gambar


yang ada dan kondisi di lapangan, termasuk mempelajari bentuk pola,
penempatan, cara pemasangan dan detail-detail sesuai gambar.
 Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar dengan RKS dan
sebagainya, maka Kontraktor harus segera melaporkannya kepada
Direksi/Pengawas.
 Kontraktor tidak diperkenankan memulai pekerjaan disuatu tempat bila
ada kelainan/perbedaan ditempat itu sebelum kelainan tersebut
diselesaikan.
 Setelah pelaksanaan selesai harus diadakan test pengujian untuk
kesempurnaan hasil pekerjaan.
 Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada kerusakan
yang terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya
kontraktor selama kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan pemberi
tugas.

B. Listrik, Penerangan dan Penangkal Petir.

1. Lingkup Pekerjaan.

1.1. URAIAN PERSYARATAN PERATURAN


 Uraian persyaratan ini menjelaskan tentang detail spesifikasi bahan
dan cara pemasangan Instalasi Listrik dan Penangkal Petir,
pekerjaan secara lengkap dan sempurna mulai dari penyediaan
bahan sampai di site, upah pemasangan, penyampaian,
transfortasi, pengujian, pemeliharaan dan jaminan.
 Dalam melaksanakan instalasi ini, Kontraktor harus mengikuti
semua persyaratan yang ada dalam :
 Peraturan Umum Instalasi Listrik 1987.
 Kontraktor harus mengikuti dan terikat pada semua persyaratan
yang tercantum dalam :

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis 46


Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi UKM Dan Tenaga Kerja Provinsi Papua
Perencanaan Penyelesaian Pembangunan Rumah Produksi

 Persyaratan Umum
 Spesifikasi Teknis
 Gambar Rencana
 Berita Acara Aanwijing

 Sumber daya listrik bersumber dari Perusahaan Umum Listrik Milik


Negara (PLN).

 Fasilitas instalasi Listrik tersebut digunakan untuk :


 Penerangan dalam bangunan
 Stop kontak biasa dan tenaga
 Pompa air.

 Semua instalasi penerangan dan stop kontak menggunakan system


3 core dimana core yang ketiga merupakan jaringan pentanahan
disatukan ke panel listrik.

 Semua panel listrik harus diberi pertahanan dengan kawat BC.

 Semua pipa dari bahan metal yang terpasang dalam tanah harus
diberi pelindungan anti karat.

 Semua pipa instalasi di luar cor-coran pelat beton dan yang tidak
tertanam dalam tanah harus diberi marker dengan warna yang
akan ditentukan kemudian pada ujung-ujung pipa atau kabel dan
tiap jarak 10 Meter.

 Sistem tegangang listrik 380,220 volt – 1 fasa – 50 Hz.

1.2. LINGKUP PEKERJAAN LISTRIK

 Secara garis besar lingkup pekerjaan listrik adalah seperti yang


tertera dalam spesifikasi teknis ini, namun Kontraktor tetap
diwajibkan untuk melaksanakan pekerjaan sesuai yang tertera
didalam gambar-gambar perencanaan dan dokumen tambahan
seperti yang tertera didalam berita acara Aanwijzing.
Melaksanakan :
 Seluruh instalasi penerangan dan stop kontak dalam
bangunan.
 Seluruh instalasi penerangan luar bangunan.
 Instalasi pentanahan.
 Menyediakan dan memasang semua armature lampu penerangan
dalam dan luar bangunan.
 Mengurus permintaan daya listrik dan proses penyambungan daya
lisytrik dengan pihak PLN sehingga dapat digunakan oleh pemilik
bangunan.
 Membuat gambar kerja dan menyerahkan gambar revisi.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis 47


Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi UKM Dan Tenaga Kerja Provinsi Papua
Perencanaan Penyelesaian Pembangunan Rumah Produksi

 Menyerahkan surat pernyataan jaminan instalasi listrik.


 Melaksanakan pemeliharaan dan jaminan.
 Memasang nama-nama panel dan hubungan circuit breaker
berupa tulisan yang jelas dari bahan yang tahan lama.
 Penangkal Petir
 Menyediakan dan memasang splitzer terminal lengkap dengan
tiang penegak dan klem-klem.
 Melaksanakan pentanahan lengkap bak kontrol dengan
tutupnya dan terminal penyambungan.
 Melakukan pengetesan.
 Membuat gambar kerja dan menyerahkan gambar as-built
drawing.
 Melaksanakan pemeliharaan dan memberikan jaminan.

2. Persyaratan Umum Bahan Dan Peralatan

Syarat-syarat Dasar

 Semua bahan atau peralatan harus baru dalam arti bukan barang bekas
atau hasil perbaikan.

 Material atau peralatan harus mempunyai kapasitas atau rating yang


cukup.

 Harus sesuai dengan spesifikasi/persyaratan.

 Kapasitas yang tercantum dalam gambar atau spsifikasi adalah minimum.


Kontraktor boleh memilih kapasitas yang lebih besar dari yang diminta
dengan syarat :

 Tidak menyebabkan system menjadi lebih sulit


 Tidak menyebabkan pertambahan bahan.
 Tidak meminta pertambahan ruang
 Tidak menyebabkan adanya tambahan biaya.
 Tidak menurunkan mutu.
 Syarat-syarat fisik.

 Bahan atau peralatan dari kualifikasi atau tipe yang sama, diminta merk
atau dibuat oleh pabrik yang sama.

 Dalam setiap hal, suatu bagian atau suku-suku dari peralatan yang
jumlahnya jelas ditentukan, maka jumlah tersebut harus tetap lengkap
setiap kali peralatan tersebut diperlukan, sehingga merupakan unit yang
lengkap.

 Apabila suatu bahan atau peralatan disebutkan pabrik pembuatannya

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis 48


Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi UKM Dan Tenaga Kerja Provinsi Papua
Perencanaan Penyelesaian Pembangunan Rumah Produksi

atau merknya, hal ini dimaksud untuk mengikat mutu, tipe perencanaan
dan karakteristrik.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Listrik

 Kabel penerangan dan Power


 Kelas tegangan 1000 Volt dan 600/1000 volt
 Inti penghantar tembaga
 Isolasi PVC, sheated dll.
 Jumlah inti satu atau banyak
 Jenis kabel: NYA, NYY, NYFGBY, BC, FRC dll sesuai gambar rencana
 Produksi dalam negeri yaitu merk Kabel Metal, Kabelindo, Supreme,
IKI Kabel.
 Standar PLN/LMK dan SII.

b. Pipa Dan Fitting

 Seluruh pengkabelan untuk penerangan, stop kontak dan fan


dilaksanakan dalam pipa dan fitting-fitting high impact conduit PVC merk
Clipsal atau Double H untuk dalam pembangunan kecuali feeder dan NYY
tanpa pipa. Untuk halaman terpasang dalam trench atau tertanam dalam
tanah memakai pipa galvanis kelas light untuk yang melintas jalan.

 Sparing pipa menggunakan pipa galvanis yang ukurannya dua tingkat


diatas pipa instalasi.

 Penyambungan dari jalur instalasi ke armature lampu meggunakan pipa


fleksibel jenis PVC merk Clipsal atau Double H.

c. Alat Bantu Instalasi

 Kontrol dan tutupnya dari beton bertulang untuk pentanahan.

 Pasir urug, sirtu dan tanah urug.

d. Sakelar Dan Stop Kontak

 Sakelar dari produksi eks National, MK, Legrend, Jung atau Clipsal tipe
standar warna putih. Sakelar dengan rating 10 A – 250 volt dengan warna
dasar putih, jenis pasangan recessmounted atau surfacemounted. Dalam
supply sakelar harus lengkap dengan box tempat dudukannya dari bahan
metal atau plastic.

 Stop kontak dari produksi eks National, MK, Legrend, atau Clipsal tipe
standar warna putih. Stop kontak biasa dengan rating 10 A – 250 Volt dua
kutub ditambah satu untuk pentanahan.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis 49


Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi UKM Dan Tenaga Kerja Provinsi Papua
Perencanaan Penyelesaian Pembangunan Rumah Produksi

 Stop kontak tenaga dengan rating 15 A – 250 volt. Dua Kutub ditambah
satu untuk pentanahan. Dalam supply stop kontak harus lengkap dengan
box tempat dudukannya dari bahan metal atau plastic jenis pasangan
recessmounted atau surfacemounted.

e. Armature Lampu

 Surfacemounte (TKO) TL 1 x 36, 2 x 36 Watt dan TL 1 x 18 Watt.


 Bahan kotak lampu dari sheet steel baja tebal 0,7 mm.
 Cat dasar anti karat, dengan finishing cat baker warna broken
white. Merk cat ICI.
 Ballast Philips atau atco 40 watt dan 20 watt, 220 volt – 50 hertz
dengan losses tidak boleh besar dari 6,5 watt atau low – loss
ballast.
 Fitting dan starter holder fhillips tipe HO4 BJB.
 Capasitor Phillips atau notocon sehingga diperoleh factor kerja
minimal 0,85.
 Tabung TL 36 > 180 watt Phillips, diameter 25 mm.
 Terminal grounding pada kotak lampu.
 Baut ekpose dengan kepala khusus.
 Wiring dalam kotak jenis fleksibel 1 mm². Tiap tube dengan trafo
(ballast) dengan capasitor sendiri-sendiri.
 Starter Phillips 40 watt dan 20 watt.
 Reflector : sheet metal reflector painted.
 Panel.

f. Persyaratan Pembuatan

 Badan panel dari sheet steel dengan ketebalan minimal 1,6 mm

 Persyaratan anti karat dan pengecatan luar 2 kali seperti pada


ruangan.

 Tipe panel indoor untuk yang terletak dalam ruang.

 Jenis panel surfacemounted dengan pintu berkunci.

 Pentanahan harus mempunyai bar bagi fasiltas pentanahan


peralatan.

 Bus bar bahan tembaga dengan kafasitas tidak boleh kurang dari
kabel feeder yang masuk, boleh telanjang asal dipasang secara kuat
dan aman.

 Jarak bar antara yang aktip dan tidak aktip sesuai PUIL.

 Merk komponen : Merlin Gerin, Unelec, Terasaki dan Mitshubishi.

 Breaking capacity sesuai gambar sebagai berikut :


 Main breaker : 15 kA untuk Panel pembagi, 10 kA untuk panel
lantai

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis 50


Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi UKM Dan Tenaga Kerja Provinsi Papua
Perencanaan Penyelesaian Pembangunan Rumah Produksi

 Branch breaker : 7,5 kA


 Material Pentanahan :
- Semua system listrik menggunakan system pentanahan
menuntut apa yang diinginkan dalam PUIL 1987.

g. Penangkal Petir

 Penangkal petir terminal menggunakan jenis konvensional.


 Tiang penegak steel pipe lengkap dengan alat Bantu
 Penghantar BC 50 mm² lengkap klem dan alat Bantu (khusus untuk
daerah pasang surut penghantar dari bak control ke electrode
pentanahan menggunakan NYA diameter 50 mm².
 Elektroda pentanahan batangan tembaga masip diameter 1”
 Bak control dan tutupnya dari beton bertulang.
 Terminal penyambungan dari tembaga dan muur baut.
 Tahanan tanah maksimal 3 ohm dengan pantekan minimal 6 m.
 Alat Bantu.

4. Persyaratan dan Pemasangan.


Persyaratan Instalasi dan peralatan

 Kontraktor harus memeriksa dimensi-dimensi secepatnya sesudah


mendapat SPK.
Ajukan usul-asul kepada Direksi Pengawas apa yang perlu dirubah atau
diatur kembali agar instalasi peralatan dalam system dapat ditempatkan
dan bekerja sebaik-baiknya.
 Sebelum melakukan memasang peralatan dan bahan lakukanlah
pengukuran, meneliti peel-peel dalam proyek menurut keadaan
sebelumnya.
 Apabila ada perbedaan antara pengukuran dilapangan, ajukan data-
data kepada Direksi Pengawas.
 Kontraktor harus membuat gambar kerja yang memuat gambar denah,
potongan dan detil sesuai keadaan sebenarnya di lapangan dengan
mendapat persetujuan dari Direksi Pengawas.
 Kontraktor harus berkonsultasi dengan kontraktor lain, sehingga
pemasangan instalasi dan peralatan dapat dilakukan tanpa terjadi
tabrakan.
 Semua bahan instalasi dan peralatan sebelum dibeli, dipesan, site atau
dipasang harus mendapat persetujuan dari Direksi Pengawas.

Pemasangan Instalasi dan Peralatan


Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis 51
Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi UKM Dan Tenaga Kerja Provinsi Papua
Perencanaan Penyelesaian Pembangunan Rumah Produksi

 Untuk 1 dan 2 jalur kabel saja, instalasi diklem ke plat.


 Semua instalasi feeder dalam bangunan tidak menggunakan pipa
pelindung.

 Dibawah plafon atau dilangit-langit instalasi terpasang sebagai berikut :


 Untuk sakelar dan stop kontrak instalasi terpasang recessedmounted
ke kolom atau tembok. Sakelar terpasang 150 cm diatas lantai finish
dan stop kontak setinggi 30 cm diatas lantai kecuali untuk peralatan
perkantoran.
 Dihalaman instalasi terpasang sebagai berikut :
 Feeder dan instalasi lampu penerangan luar terpasang minimal
60 cm di bawah permukaan tanah dengan memakai pelindung pipa
galvanis untuk yang melintas jalan.

 Penyambungan dalam dos-dos percabangan memakai pelindung terminal


3 M puntir kemudian dos tersebut.
 Setiap belokan kabel terutama feeder yang besar harus diperhatikan
radiusnya, minimal R = 30 D dimana D adalah diameter kabel.
 Tidak diperkenankan melakukan penyadapan atau penyambungan
ditengah jalan kecuali pada tempat penyambungan.
 Terminal kabel harus selalu memakai sepatu kabel.
 Armature lampu
TL TK 2 x 30 watt dipasang tertanam surfacemounted dan disekrup pada
kerangka plafon sebanyak 2 tempat.
 Panel listrik.
Panel lantai terpasang woolmounted surfacemounted ke dinding diruang
terkait.
 Penangkal petir.
 Splitzer terminal terpasang dengan klem dan muur baut (atau di
las).
 Tiang penegak dipasang di nok atap.
 Penghantar kabel BC diklem tiap jarak 150 cm dalam tanah
tertanam minimal 60 cm dibawah permukaan tanah.
 Pentanahan berupa pantekan batangan tembaga masip minimal
sedalam 6 m dan tahanan tanah minimal 2 ohm.
 Sambungan antara penghantar dan pentanahan dilaksanakan
didalam bak control memakai terminal tembaga.
 Semua penyambungan harus secara metal (dilas atau dicor timah).

Gali Urug
 Kontraktor Listrik harus menggali dengan kedalaman dan besar yang
sesuai dengan sfesifikasi yang diminta.
 Bilamana ada tabrakan dengan pipa, saluran got atau lainnya, harus

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis 52


Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi UKM Dan Tenaga Kerja Provinsi Papua
Perencanaan Penyelesaian Pembangunan Rumah Produksi

dibuat gambar detil dan cara penyelesaiannya yang baik untuk semua
pihak dengan mendapat persetujuan dari MK.
 Kesalahan yang timbul karena kelalaian kontraktor listrik menjadi
tanggung jawabnya.
 Setelah selesai pemasangan kabel, galian harus diurug kembali dengan
sirtu sampai padat.
 Keterlambatan penggalian sehingga merusak hasil pekerjaan pihak lain
harus diperbaiki kembali oleh konraktor listrik dengan biaya tanggungan
sendiri.

5. Pengujian (Testing)
 Semua pelaksanaan instalasi dan peralatan harus diuji, sehingga diperoleh
hasil yang baik dan bekerja secara sempurna sesuai dengan persyaratan
PLN, spesifikasi dan pabrik. Bila diperlukan, bahan-bahan instalasi dan
peralatan dapat diminta oleh Direksi Pengawas untuk diuji ke laboratorium
atas tanggungan biaya kontraktor.

 Tahap-tahap pengujian adalah sebagai berikut :


 Semua pekerjaan instalasi yang akan ditutup harus diuji sebelum dan
sesudah bagian tersebut tertutup sehingga diperoleh hasil yang baik
menurut PLN, spesifikasi dan pabrik.
 Setiap lantai yang selesai dipasang harus dilakukan pengujian.
 Semua panel listrik sebelum dipasang dan sesudah dipasang harus diuji
tegangan dan tahanan isolasi dalam kondisi baik. Juga haurus diuji
system kerjanya sesuai spesifikasi yang diisyaratkan.
 Semua armature lampu harus diuji dalam keadaan menyala sempurna.
 Semua penyambungan harus diperiksa tersambung dengan mantap dan
tidak terjadi kesalahan sambung atau polaritas.
 Tahanan tanah harus diuji memenuhi persyaratan yang dispesifikasikan.
 Pengujian harus bersama pimpro dan dibuat laporan tertulis.

6. Penyerahan, Pemeliharaan dan Jaminan


 Penyerahan dilakukan dengan berita acara proyek disertai lampiran-
lampiran sebagai berikut:
 Menyerahkan gambar revisi instalasi listrik, dan penangkal petir
sebanyak 3 set
 Penyerahan surat jaminan instalasi listrik.
 Menyerahkan brosur opration and maintenance manual dalam bahasa
Indonesia.
 Menyerahkan surat jaminan/garansi yang ditujukan kepada pemilik
bangunan.
 Menyerahkan hasil pengetesan.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis 53
Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi UKM Dan Tenaga Kerja Provinsi Papua
Perencanaan Penyelesaian Pembangunan Rumah Produksi

 Setelah penyerahan Tahap I, kontraktor wajib menyerahkan masa


pemeliharaan secara cuma-cuma selama jangka waktu sesuai yang
ditentukan pada persyaratan umum, bahwa seluruh instalasi dan peralatan
tetap dalam keadaan baik dan bekerja secara sempurna.

 Setelah penyerahan Tahap I, kontraktor wajib melakukan masa jaminan


selama 12 bulan atas semua peralatan yang dipasangnya tetap bekerja
sempurna.
 Setelah penyerahan Tahap I, Kontraktor wajib melatih dan membantu
mengoperasikan instalasi yang terpasang. Sehingga operator pemilik
bangunan mengetahui dan lancar dalam tugasnya. Lamanya petugas
kontraktor di proyek 90 hari kalender selama jam kerja.

7. Produk dan Peralatan


Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Pemborong dimungkinkan
untuk mengajukan alternatif lain yang setara dengan sispesifikasikan ke Direksi
Pengawas.
Pemborong baru bisa mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis dari
Direksi Pengawas.

Produk bahan dan peralatan pada dasarnya adalah sebagai berikut :

No Bahan/Peralatan Merk/Pembuat

1 Kabel Feeder Kabelindo, Kabel Metal,


Superreme atau Tranka
2 Pipa-pipa dan Fitting Clipsal atau Double H, EGA
3 Stop Kontak & Sakelar (standar National, MK, Clipsal
warna putih)
4 Komponen Panel Unelec, Merlin Gerin, Terasaki,
dan Mitsubishi
5 Panel Housing Lokal
6 Lighting housing Artolite, Metalido, Candela,
Interlite
7 Penangkal Petir Konvensional

C. Instalasi Mekanikal

1. Pekerjaan Perpipaan

a. Lingkup pekekerjaan system perpipaan.


 Pipa
 Sambungan
 Katup

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis 54


Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi UKM Dan Tenaga Kerja Provinsi Papua
Perencanaan Penyelesaian Pembangunan Rumah Produksi

 Strainer
 Sambungan Ekspansi
 Sambungan Fleksibel
 Penggantungan dan Penumpu
 Sleeve
 Lubang Pembersih
 Bak Kontrol
 Blok Beton
 Galian
 Pengecetan
 Pengakhiran
 Pengujian
 Peralatan Bantu

2. Persyaratan Bahan

 Spesifikasi dan gambar menunjukan diameter nominal dari pipa dan


letak serta arah dari masing-masing system pipa.
 Seluruh pekerjaan, terlihat pada gambar dan/atau spesifikasi di pasang
terintegrasi dengan kondisi bangunan dan menghindari gangguan
dengan bagian lain.
 Bahan pipa maupun perlengkapan harus terlindung dari kotoran, air
karat dan stress sebelum, selama dan sesudah pemasangan.
 Khusus pipa dan perlengkapan dari bahan plastic, selain disebut di atas
harus juga terlindung dari cahaya matahari.
 Semua barang yang digunakan harus jelas menunjukan identitas pabrik
pembuat.
 Daftar Spesifikasi Bahan Perpipaan.

Kode Tek. Tek. Tek. Spesifikasi


Sistem Sistem Kerja Std. Uji Pipa Isolasi
Bahan

Air dingin dalam CW 5 10 15 G 10 IA


gedung
Air dingin diluar CW 5 10 15 G 10 IA
gedung
Air panas dalam HW 5 10 15 Cu 10 IB
gedung
Kolam renang dalam CW 2 10 10 Pv 10 IA
gedung
Hidran/Springker IH/OH 10 15 20 B20 IA
dalam gedung
Hidran diluar gedung IH/OH 10 15 20 B20 IA
Penyiram Tanaman CW 5 10 15 G 10 IA
Air limbah saniter SW1 Gr 5 2 Pv 5 IA
Air Limbah Dapur SW2 Gr 5 2 CIP IA

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis 55


Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi UKM Dan Tenaga Kerja Provinsi Papua
Perencanaan Penyelesaian Pembangunan Rumah Produksi

Air limbah SW3 3 10 6 Pv 10 IA


dipompakan
Air hujan SD Gr 8 2 Pv 8 IA
Minyak solar FO 3 10 10 B 10 IA
IA = tidak diisolasi

 Spesifikasi G 10

Penggunaan : - Air dingin didalam gedung


- Air dingin diluar gedung
- Penyiraman tanaman

Tekanan Standar 10 bar

Uraian Keterangan
Pipa Galvanized steel pipe BS
1387/1967, class medium.
Sambungan/Fitting Dia 40 mm ke bawah malleable iron
ANSI B 16,3 class 150 lb, screwed
end.
Dia 50 mm ke atas, wrought steel
Butt weld fitting ANSI B 16.9, sch
40.
Flange Dia 40 mm ke bawah Galvanized
malleable cast iron RF class 150 lb,
screwed Dia 50 mm ke atas Forged
steel RF class 150 lb, welding joint
Valve & Strainer Dia 40 mm ke bawah, bronze atau
A metal body class 150 lb dengan
sambungan ulir, BS 21/ANSI B 2.1.
Dia 50 mm ke atas, cast iron body
class 150 lb dengan sambungan
flanges

 Spesifikasi PV 5
Penggunaan : Air Limbah Pengaliran Gravitasi

Tekanan Standar 5 bar

Uraian Keterangan
Pipa Poly vinyil Chloraid (PVC) kelas 5
bar
Elbow & Junction PVC infection moulded sanitary
fitting large radius, solvent cement
joint type.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis 56


Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi UKM Dan Tenaga Kerja Provinsi Papua
Perencanaan Penyelesaian Pembangunan Rumah Produksi

Reducer PVC infection moulded sanitary


fitting large radius, solvent cement
joint type.
Solvent Cement Sesuai rekomendasi pabrik pembuat

 Spesifikasi PV 8

Penggunaan : Air Hujan

Tekanan Standar 8 bar

Uraian Keterangan
Pipa Poly vinyil Chloraid (PVC) kelas 8
bar
Elbow & Junction PVC infection moulded sanitary
fitting large radius, solvent cement
joint type.
Reducer PVC infection moulded sanitary
fitting large radius, solvent cement
joint type.
Solvent Cement Sesuai rekomendasi pabrik pembuat

 Valve Schedule

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Umum
 Perpipaan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin
kebersihan, kerapihan, ketinggian yang benar, serta memperkecil
banyaknya penyilangan.
 Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar, tidak
kurang dari 50 mm di antara pipa-pipa atau dengan bangunan dan
peralatan.
 Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti
sebelum dipasang, membersihkan semua kotoran, benda-benda
tajam/runcing serta penghalang lainnya.
 Pekerjaan pipa harus dilengkapi dengan semua katup-katup yang
diperlukan antara lain katup penutup, pengatur, katup balik dan
sebagainya, sesuai dengan fungsi system dan yang diperhatikan di
gambar.
 Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan, harus
dilengkapi UNION atau FLANGE.
 Sambungan lengkung, reducer dan expander dan sambungan-
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis 57
Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi UKM Dan Tenaga Kerja Provinsi Papua
Perencanaan Penyelesaian Pembangunan Rumah Produksi

sambungan cabang pada pekerjaan perpipaan harus mempergunakan


fitting buatan pabrik.
 Reducers dan expanders yang terletak dijalur pipa-pipa uap pada posisi
horizontal dasarnya harus datar untuk memungkinkan drainase.
Perpipaan untuk uap harus menurun searah dengan aliran uap.
 Kemiringan menurun dari pekerjaan perpipaan air limbah harus seperti
berikut, kecuali seperti diperlihatkan dalam gambar.
 Di bagian dalam bangunan
Garis tengah 150 mm atau lebih kecil : 1 ½ %
 Di bagian luar bangunan
Garis tengah 150 mm atau lebih kecil : 1 ½ %
Garis tengah 200 mm atau lebih kecil : 1 %
 Semua pekerjaan perpipaan harus dipasang secara menurun kearah titik
buangan. Drains dan Vent harus disediakan guna mempermudah
pengisian maupun pengurasan.
 Katup (valves) dan saringan (strainers) harus mudah dicapai untuk
pemeliharaan dan penggantian. Pegangan katup (valve handled) tidak
boleh menukik.
 Sambungan-sambungan fleksibel harus dipasang sedemikian rupa dan
angkur pipa secukupnya harus disediakan guna mencegah tegangan
pada pipa atau alat-alat yang dihubungkan oleh gaya yang bekerja
kearah memanjang.
 Pada pemasangan alat –alat pemuaian, angkur-angkur pipa dan
pengarah-pengarah pipa harus secukupnya disediakan agar pemuaian
serta peregangan terjadi pada alat-alat tersebut, sesuai dengan
permintaan dan persyaratan pabrik.
 Kecuali tidak terdapat dalam spesifikasi, pipe sleeves harus disediakan di
mana pipa-pipa menembus dinding-dinding, lantai, balok, kolom, atau
langit-langit. Dimana pipa-pipa melalui dinding tahan api, ruang-ruang
kosong di antara sleeves dan pipa-pipa harus dikai dengan bahan rock-
wool 15. Selama pemasangan, bila terdapat ujung-ujung pipa yang
terbuka dalam pekerjaan perpipaan yang tersisa pada setiap tahap
pekerjaan, harus ditutup menggunakan caps atau plugs untuk mencegah
masuknya benda-benda lain.
 Semua galian, harus juga termasuk penutupan kembali serta
pemadatan.
 Pekerjaan perpipaan tidak boleh digunakan untuk pentanahan listrik.

b. Cara Pemasangan Pipa Air Limbah Dalam Tanah.


 Penggalian untuk mendapatkan lebar dan kedalaman yang cukup.
 Pemadatan dasar galian sekaligus membuang benda-benda keras/tajam.
 Membuat tanda letak dasar pipa setiap interval 2 meter pada dasar galian
dengan adukan semen.
 Urugan pasir setinggi dasar pipa dan dipadatkan
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis 58
Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi UKM Dan Tenaga Kerja Provinsi Papua
Perencanaan Penyelesaian Pembangunan Rumah Produksi

 Pipa yang telah disambung diletakan di atas dasar pipa.


 Dibuat blok beton setiap interval 2 meter.
 Pengurugan bertahap dengan pasir 10 cm, tanah halus, kemudian tanah
kasar.

c. Pemasangan Katup-Katup.

Katup-katup harus disediakan sesuai yang diminta dalam gambar, spesifikasi


dan untuk bagian-bagian berikut :

 Sambungan masuk dan keluar peralatan

 Sambungan ke saluran pembuangan pada titik-titik rendah.

 Di Ruang Mesin

Ukuran Pipa Ukuran Katup


Sampai 75 mm 20 mm
100 mm s/d 200 mm 40 mm
250 mm s/d lebih besar 50 mm

Catatan : Lain-lain, ukuran katup 20 mm

 Ventilasi udara otomatis

 Katup control aliran ke atas dan kebawah

 Katup pengurangan tekanan ( pressure reducing valves)

 Katup by-pass

d. Pemasangan Strainer
Strainer harus disediakan sesuai gambar, spsifikasi dan untuk alat-alat berikut
ini :

 Katup-katup pengontrol
 Katup-katup pengurang tekanan
 Stem traps

e. Pemasangan Sambungan Fleksibel.

 Sambungan fleksibel harus disediakan untuk menghilangkan getaran dari


sumber getaran.

f. Pemasangan Ulir
 Penyambungan antara pipa dan fitting mempergunakan sambungan ulir
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis 59
Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi UKM Dan Tenaga Kerja Provinsi Papua
Perencanaan Penyelesaian Pembangunan Rumah Produksi

berlaku untuk ukuran sampai dengan 40 mm.


 Kedalam ulir pada pipa harus dibuat sehingga fitting dapat masuk pada
pipa dengan diputar tangan sebanyak 3 ulir.

 Semua sambungan ulir harus menggunakan perapat henep zinkwigte


dengan campuran minyak.
 Semua potongan pipa harus memakai pipe cutter dengan pisau roda.
 Tiap ujung pipa bagian dalam harus dibersihkan dari bekas cutter dengan
reamer.
 Semua pipa harus bersih dari bekas bahan parapet sambungan.

g. Sambungan Lem

 Penyambungan antara pipa dengan fitting PVC, mempergunakan lem yang


sesuai dengan jenis pipa, sesuai rekomendasi dari pabrik pipa.
 Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, maka untuk ini harus
dipergunakan alat press khusus. Selain itu pemborong pipa harus
menggunakan alat pemotong khusus agar pemotongan pipa dapat tegak
lurus terhadap batang pipa.
 Cara penyambungan lebih lanjut dan terinci harus mengikuti spesifikasi
dari pabrik pipa.

h. Sambungan Yang Mudah Dibuka

 Sambungan ini dipergunakan pada alat-alat saniter sebagai berikut :


 Antara Lavatory Faucet dan Supply Valve
 Pada waste fitting dan siphon
Pada sambungan ini kerapatan diperoleh oleh adanya paking dan bukan
seal threat.

i. Sleeves

 Sleeves untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa
tersebut menembus kontruksi beton.
 Sleeves harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan
kelonggaran di luar pipa ataupun isolasi.
 Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang ataupun baja. Untuk
yang mempunyai kedap air harus digunakan sayap.
 Untuk pipa-pipa yang akan menembus kontruksi bangunan yang
mempunyai lapisan kedap air (water proofing) harus dari jenis “Flushing
Sleeves”.
 Rongga antara pipa dan sleeves harus dibuat kedap air dengan rubber
sealed atau “Caulk”.

4. Pengujian

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis 60


Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi UKM Dan Tenaga Kerja Provinsi Papua
Perencanaan Penyelesaian Pembangunan Rumah Produksi

a. Sistem Air Bersih


 Kalau tidak dinyatakan lain, semua perpipaan harus diuji dengan tekanan
air di bawah tekanan tidak kurang dari tekanan kerja ditambah 50 % atau
10 Kg/Cm² dan tidak lebih tinggi lagi dalam jangka waktu 1 jam.

 Kebocoran-kebocoran harus diperbaiki dan pekerjaan pemipaan harus diuji


kembali.

 Peralatan-peralatan yang rusak akibat uji tekanan harus dilepas (diputus)


cari hubungan-hubungannya selama uji tekanan berlangsung.

b. Sistem Air Limbah

 Pipa-pipa yang bertekanan harus diujui dengan tekanan air sebesar


tekanan kerja ditambah 50 % atau 8 Kg/cm² selama satu jam.

 Pipa-pipa gravitasi harus diuji dengan tekanan statis sebesar 3,0 meter di
atas titik tertinggi selama 1 jam.

c. Label Katup (valve tags)

 Tags katup harus disediakan ditempat-tempat penting guna operasi dan


pemeliharaan.

 Fungsi-fungsi seperti “ Normally Open” atau “Normally Close” harus


ditunjukan di tags katup.

 Tags untuk katup harus terbuat dari plat metal dan diikat dengan rantai
atau kawat.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis 61

Anda mungkin juga menyukai