Anda di halaman 1dari 21

SPESIFIKASI

PASAL 1
SPESIFIKASI UMUM
A. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang akan dilaksanakan pada proyek ini sesuai dengan
gambar kerja.
B.Persyaratan dan Peraturan
Semua pekerjaan dalam kontrak ini harus dilaksanakan dengan
mengikuti dan memenuhi persyaratan teknik yang tertera dalam
persyaratan Normalisasi Indonesia (NI), Standar Industri Indonesia (SSI),
Peraturan Nasional maupun peraturan setempat lain yang berlaku atas
jenis bahan tersebut.
C.Merek Dagang
Merek-merek dagangan untuk bahn-bahan tertentu yang disebut dalam
persyaratan teknis ini dimaksudkan hanya sebagai bahan perbandingan
dalam hal bentuk,modal mutu,jenis dan sebagainya.Sehingga tidak
diartikan sebagai persyaratan merek yang mengikat.Pemborong dapat
mengusulkan merek dagang lain yang setaraf(sekualitas) setelah
mendapatkan persetujuan dari direksi pelaksanan.
Dalam hal
jenis

yang disebutkan 3 (tiga) merek dagang atau lebih untuk

bahan

yang

sama,maka

pemborong

diwajibkan

untuk

menyediakan salah satu daripadanya sesuai dengan persetujuan Direksi


Pelaksana.
D. Situasi
Pemborong

wajib

meneliti

situasi

terutama

keadaan

tanah

bangunan,sifat dan luasnya pekerjaan yang dapat mempengaruhi harga


penawaran,kelalaian dan ketidaktelitian pemborong dalam hal ini tidak
dapat dijadikan alasan untuk mengajukan tuntutan.
Halaman - 1

SPESIFIKASI

E. Ukuran
Ukuran/satuan

yang

digunakan

semuanya

matriks,kecuali

untuk

pekerjaan/bahan-bahan

dinyatakan
tertentu

dalam

dinyatakan

sesuai dengan kebutuhan.

PASAL 2
PEKERJAAN PERSIAPAN
A.

Pembersihan Lapangan
Sebelum pengukurandimulai lokasi pekerjaan proyek harus dibersihkan
dari sisa-sisa bangunan, rumput,semak,akar pohon tanah, humus dan
segala

sesuatu

yang

tidak

diperlukan

atau

dapat

mengganggu

pekerjaan.
B.

Pengukuran
1. Kontraktor harus mengadakan pengukuran kembali terhadap tapak
proyek

dengan teliti,dengan disaksikan oleh pengawas lapangan

untuk mengetahui batas-batas tapak, peil / ketinggian tanah,letak


pohon-pohon dan bangunan yang tidak akan dibongkar (Jika ada)
dengan menggunakan alat-alat Waterpass dan Theodolit.
2. Jika terdapat perbedaan antara gambar dengan keadaan
sebenarnya

maka

pengawas

lapangan

akan

lapangan

mengeluarkan

keputusannya tentang hal tersebut.Dan pemborong wajib melakukan


penggambaran
mengenai

kembali tapak proyek lengkap dengan keterangan

peil/ketinggian

tanah,batas-batas,letak

pohon

dan

sebagainya.
3. Peil

nol

0,00)

ditetapkan

sesuai

gambar

dan

dilapangan

disesuaikan kondisi bangunan yang sudah ada dan keinginan pada


Halaman - 2

SPESIFIKASI

waktu rencana awal pelaksanaan dicantumkan di dalam berita acara


peninjauan lapangan.
4. Kontraktor diwajibkan membuat tanda tetap untuk ukuran peil nol
diatas patok yang kuat, dan memeliharanya selama waktu pekerjaan
berlangsung dan patok tersebut telah disetujui oleh direksi.
5. Ukuran-ukuran pokok dari pekerjaan dapat dilihat dalam gambar.
6. Ukuran yang tidak tercantum,tidak jelas atau saling berbeda harus
segera dilaporkan kepada pengawas lapangan.
7. Apabila dianggap perlu pengawas lapangan berhak memerintah
kepada pemborong untuk merubah ketinggian,letak atau ukuran
sesuatu bagian pekerjaan.
8. Semua ketepatan pekerjaan pengukuran dan sudut siku-siku lebih
terjamin

dan

diperhatikan

ketelitian

yang

sebenarnya

dengan

menggunakan alat-alat waterpass dan theodolit.


9. Pengambilan dan pemakaian ukuranukuran yang keliru adalah
menjadi tanggung jawab pemborong.
C.

Pembuatan Tugu Patokan Dasar


1. Letak tugu patokan dasar (bendcmark)ditentukan oleh pengawas
lapangan dan dibuat oleh pemborong.
2. Terbuat dari beton bertulang dengan penampang 20 x 20 cm
tertanam kuat sedalam 1 meter kedalam tanah dengan bagian yang
muncul diatas muka tanah secukupnya dan dibuat sedikit 3 buah
patok dalam satu unit bangunan.
3. Pada tugu patokan dasar dicantumkan letak peil lebih kurang 0,00
setinggi dengan permukaan bangunan yang telah ada.

D.

Pengadaan Utilitas

1. Pemborong harus mengadakan sumber Air bersih untuk keperluan


pelaksanaan

pekerjaan,termasuk

pompa

dan

reservoir/bak

air

Halaman - 3

SPESIFIKASI

berukuran sekurang-kurangnya 600 liter yang

senantiasa terisi

penuh.
2. Air harus selalu bersih,bebas dari lumpur,minyak dan bahan-bahan
kimia lainnya yang merusak.
3. Pemborong harus mengadakan fasilitas listrik dengan daya sekurangkurangnya 1 (satu) KVA yang berasal dari PLN atau generator.
4. Pemborong harus membuat saluran pembuangan air hujan, wadah
septictank sementara dan lampu lampu penerang.
E.

Pembongkaran
1. Pembongkaran bangunan lama harus dilakukan dengan hati-hati dan
teliti.
2. Pembongkaran yang sekiranya dapat mengakibatkan keruntuhan
harus terlebih dahulu di topang dan di kunci baik menggunakan
balok kayu atau alat bantu lain yang sesuai.
3. Pembongkaran dilakukan titik demi titik / tahap demi tahap dengan
baik dan hati-hati agar hasil pekerjaan yang diperoleh baik dan tidak
membahayakan pekerja.

F.

Foto Foto Dokumen Berkala


Kontraktor harus memperhitungkan biaya dokumentasi berupa foto-foto
berwarna yang diambil secara berkala dan seluruh pelaksanaan
pekerjaan.

G.

P3K
Kontraktor selama pelaksanaan harus menyediakan obat-obatan untuk
pertolongan pertama pada kecelakaan.

H.

Kantor dan Gudang Pelaksana

Halaman - 4

SPESIFIKASI

Kontraktor harus memperhitungkan biaya pembuatan direksi dan


gudang untuk kontraktor.
I.

Keamanan.
Kontraktor harus memperhitungkan biaya untuk keamanan dengan
menepatkan petugas keamanan untuk menjaga barang milik kontraktor
ataupun direksi.

J.

Asuransi
Kontraktor

harus

memperhitungkan

biaya

asuransi

permulaan

pelaksanaan proyek hingga selesai.


K.

Pembongkaran/ pembersihan lapangan


Kontraktor harus memperhitungkan biaya pembongkaran terhadap
bagian-bagian pekerjaan.
Kontraktor

harus

memperhitungkan

biaya

pembersihan

lapangan,pengeluaran segala alat-alat,puing-puing serta barang-barang


bekas bongkaran dari proyek dan lain sebagainya.
L.

Masa Pemeliharaan
Kontraktor harus memperhitungkan biaya

masa pemeliharaan

(enam)

segala

Bulan

hari

kelender,memperbaiki

kerusakan

6
dan

kekurangan-kekurangan dan bertanggung jawab atas kerusakan akibat


kesalahan teknis.

PASAL 3
SYARAT-SYARAT TEKNIS

Halaman - 5

SPESIFIKASI

A.A i r
Tidak diperkenankan menggunakan air yang mengandung minyak asam
alkali garam-garam organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak
mutu bahan atau merusak bangunan.
B.Pasir Urug
Pasir untuk pengurukan harus bersih dan keras.pasir laut dapat
digunakan dengan syarat-syarat harus dicuci dahulu dengan memenuhi
syarat-syarat dalam PUBI 1970/NI-3
C.Pasir Pasang
1. Pasir untuk pasangan,plesteran harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan dalam PBI-1971 /NI-2 yaitu butir-butir harus tajam dan
keras,tidak dapat dihancurkan dengan jari.
2. Kadar Lumpur tidak boleh melebihi 5 %
3. Pasir laut tidak boleh digunakan.
D. Pasir beton
1. Pasir untuk pekerjaan beton harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan dalam PUBI/NI-3
2. Butir-butir tajam,keras dan tidak dapat dihancurkan dengan jaridan
pengaruh cuaca.
3. Kadar Lumpur tidak boleh lebih 5%
4. Pasir laut tidak boleh dipergunakan.

E. Batu Gunung/Batu kali


1. Batu

gunung/batu

kali

harus

keras

padat

dan

tidak

boleh

mengandung tanah.
2. Tidak diperkenankan menggunakan batu karang.
Halaman - 6

SPESIFIKASI

F. Kerikil /batu pecah/Chipping


1. Kerikil/batu pecah./chipping untuk beton harus memenuhi syaratsyarat yang ditentukan dalam PBI 1971/NI -2 atau PUBI -1970 /NI_3
2. Kerikil/batu pecah/chipping tidak boleh mengadung Lumpur lebih dari
1 %.
G. Portland Cement
1. Yang digunakan adalah terdiri dari satu jenis merk dan mutu baik
atas persetujuan direksi dan ditetapkan harus memakai produk lokal.
Semen yang tidak boleh digunakan adalah :
Semen yang telah mengeras sebagian/seluruhnya
Kantong zaknya telah sobek
Semen yang tertumpah
Semen yang telah dipakai untuk mencampur kering dan sudah
bermalam
Semen yang sudah lama dijemur/kena matahari
Keamanan/tempat menyimpan semen harus diusahakan sedemikian
rupa sehingga bebas dari kelembaban lantai atau percikan air.
H. Kayu
1. Kayu Harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam

PPKI-

1961
2. Harus Kering udara ( Kadar lengas rata-rata 12 15 % )

I. Baja Tulang Beton dan Kawat Beton.


1. Jenis baja tulangan harus dihasilkan dari pabrik-pabrik baja yang
sudah dikenal dan yang berbentuk batang polos atau batang-batang
yang berprofil
Halaman - 7

SPESIFIKASI

2. Baja Polos harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PBI1970/NI3.


3. Mutu tulangan baja yang dipakai misalnya U-24 tergantung yang
ditentukan dalam bestek ini / gambar kerja.Dimana U 24 untuk
semua tulangan pokok pondasi telapak,sloef,kolom balok dan ring
balok.

PASAL 4
PEKERJAAN PEMASANGAN BOUWPALNK
A. Lingkup Pekerjaan
Pemasangan

Bouwplank

harus

kokoh

dan

kuat

serta

dipasang

disekeliling lokasi bagian yang akan dibangun terutama pada daerah


pondasi telapak, kolom utama dan sloef.
B. Bahan
Bahan yang dipakai untuk pasangan Bouwplank menggunakan papan
kayu kls II dengan patok kayu Kls II
C. Pelaksanaan
Papan Bouwplank diserut rata pada bagian atasnya dan harus
waterpass.Pemasangan Bouwplank harus kokoh dan kuat selama
pekerjaan galian masih berlangsung.

PASAL 5
PEKERJAAN GALIAN TANAH
A. Lingkup Pekerjaan
Halaman - 8

SPESIFIKASI

1. Galian tanah pondasi Telapak


2. Galian tanah pondasi batu belah
3. Galian tanah saluran,pipa dan lain-lain.
B. Pelaksanaan
1. Galian

Tanah

untuk

semua

pekerjaan

tanah

harus

mencapai

kedalaman yang tercantum dalam gambar kerja.


2. Kecuali hal lain yang tidak tercantum dalam gambar kerja,maka
kedalaman galian harus mencapai tanah keras/asli ( bukan bekas
timbunan)
3. Tebing galian harus cukup landai sehingga tidak mudah longsor.

PASAL 6
PEKERJAAN PENIMBUNAN SERTA PEMADATAN
A. Lingkup Pekerjaan
1. Timbunan kembali galian pondasi batu gunung / batu kali
2. Timbunan bawah lantai.
B. Pelaksanaan
Penimbunan harus dilaksanakan dalam bentuk lapis demi lapis dengan
ketebalan maksimal 20 cm setiap kali penimbunan dan dipadatkan
dengan alat pemadatan berupa stamper tangan.

PASAL 7
PEKERJAAN TIMBUNAN
A. Lingkup Pekerjaan
Halaman - 9

SPESIFIKASI

1. Alas Pondasi Telapak


2. Timbunan bawah lantai
3. Alas saluran air hujan
4. Alas pasangan beton tumbuk /rabat beton
B. Bahan
Pasir yang sesuai dengan syarat-syarat teknis bahan yang disebutkan
padapasal 3.
C. Pelaksanaan
1. Dibawah lantai pondasi diberi lapis urug tebal minimal 10 cm padat.
2. Dibawah lantai bangunan diberi lapis pasir sesuai dengan gambar
kerja /Bestek.
3. Pemadatan timbunan pasir dilakukan lapis demi lapis dengan
menggunakan stemper tangan sambil disiram dengan air agar
pemadatannya berhasil baik.

PASAL 8
PEKERJAAN PASANGAN
A. Pasangan Pondasi Batu Gunung/Batu kali/Batu Belah
1. Lingkup Pekerjaan Terdiri Atas Pondasi bangunan Utama dengan
pondasi batu gunung/kali
2. Bahan yang dipergunakan adalah Batu gunung/batu kali yang sesuai
dengan syarat teknis bahan yang disebutkan dalam pasal (3)
3. Pasir pasangan yang sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan/
disyaratkan pada pasal (3)
4. Pasangan batu kosong pada pondasi batu gunung harus

tersusun

rapi tanpa menggunakan adukan.


Halaman - 10

SPESIFIKASI

5. Pondasi batu gunung menggunakan adukan 1 : 5


6. Bila pada lubang-lubang galian terdapat banyak air tergenang karena
air tanah/air hujuan maka air harus dipompa dan tanah lumpurnya
harus dikeluarkan sampai mendapatkan hasil yang baik serta kering.
7. Pada pondasi setempat maupun menerus dimana pada bagian atas
terdapat kolom beton maka pada bagian tersebut disediakan stekstek tulangan kolom yang sesuai dengan besarnya kolom.
B. Pekerjaan Plesteran
1. Semua dinding tembok bangunan yang dikerjakan baik yang
kelihatan maupun yang tertutup dengan plafon harus diplester.
2. Pada bagian tertentu sesuai dengan gambar diberi siar ( garis
horizontal).
3. Pasir yang digunakan sesuai dengan syarat-syarat teknis bahan pada
pasal (3).
4. Sebelum pekerjaan plesteran dikerjakan maka terlebih dahulu
permukaan batu merah harus disiram dengan air sampai jenuh.
5. Komposisi adukan adalah 1 : 5,

Untuk dinding dan 1 : 3

untuk

plesteran trasraam dan 1 : 3 untuk plesteran beton.


6. Ketebalan Plesteran minimal 10 15 mm
7. Bidang plesteran harus rata.
8. Beton yang akan diplester harus dibersihkan dari kotoran /dikerak
terlebih dahulu sebelum pekerjaan plesteran dimulai.
PASAL 9
PEKERJAAN ACIAN
A. Lingkup Pekerjaan
1. Semua dinding tembok yang telah diplester kecuali yang tertanam
dalam tanah
2. Semua permukaan beton yang telah diplester.
Halaman - 11

SPESIFIKASI

B. Bahan
1. Semen Portland sesuai dengan syarat teknis bahan yang disyaratkan
dalam pasal (3).
2. Air yang sesuai dengan syarat teknis bahan yang disyaratkan pasal (
3)
C. Pelaksanaan
1. Acian dibuat dalam campuran 1 PC : 2 air dengan cara air
dimasukkan terlebih dahulu kedalam tempat yang disediakan untuk
membuat acian sampai kira-kira kapasitas tempat baru kemudian
semen dimasukkan sesuai dengan kebutuhan.
2. Tebal acian 1,5 mm
PASAL 10
PEKERJAAN BETON
1. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi penyediaan tenaga kerja, pengadaan bahan
material beserta kelengkapan untuk konstruksi beton yang memadai
berikut pemasangan sesuai dengan gambar dan Persyaratan Teknis ini.
Pekerjaan beton meliputi :
-

Pekerjaan Rabat Beton

Pekerjaan Beton Lantai Kerja

Pekerjaan sloof beton bertulang

Pekerjaan kolom beton bertulang

Pekerjaan balok beton bertulang

Pekerjaan beton bertulang lainnya sesuai gambar kerja dan bestek

Halaman - 12

SPESIFIKASI

Kontraktor diwajibkan mempersiapkan gambar kerja ( Shop drawing )


berikut rencana pengecorannya minimal 7 hari sebelum pekerjaan
dimulai serta harus mendapat persetujuan dari konsultan pengawas.
2. Pengendalian Pekerjaan
Pekerjaan ini harus sesuai dengan SKSNI T-15-1991-03, PUBB NI-3
tahun 1970, NI-8 tahun 1964, PBI NI-2 tahun 1971 terutama mengenai :
1. Syarat-syarat bahan untuk semua pekerjaan beton (PBI 1971 NI-2,
Bagian II Bab 3 Pasal 3.1 sampai dengan Pasal 3.9) ;
2. Syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan beton (PBI 1971 NI-2, Bagian II
Bab 4-5-6 seluruh pasal) ;
3. Syarat-syarat pekerjaan tulangan (PBI 1971 NI-2, Bagian IV Bab 8
seluruh pasal).
3. Bahan-bahan
a. Beton Site Mix
Beton Site Mix
Beton Site Mix yang dipergunakan adalah beton segar dengan
campuran 1PC : 2PSR : 3KR dan air secukupnya
Untuk bahan Betonyang digunakan harus dari bahan yang bermutu
baik dan disetujui oleh Direksi dan Konsultan Pengawas. Persyaratan
Bahan :
1. Portland Cement yang digunakan adalah Portland Cementsetara
Tonasa,
2. Pasir beton harus terdiri dari pasir dengan butiran yang bersih
dan bebas dari bahan organis, lumpur dan sebagainya, sesuai
dengan persyaratan yang tercantum didalam PBI 1971.
3. Split atau kerikil beton yang digunakan harus bersih dari segala
macam kotoran serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai

Halaman - 13

SPESIFIKASI

dengan persyaratan yang tercantum didalam PBI 1971 ( ukuran


2/3 dan ).
4. Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan bebas dari
bahan-bahan organis, minyak garam alkalis, asam yang dapat
merusak beton.
b. Baja Tulangan
Baja tulangan yang digunakan harus dari baja mutu U-24 ( 12)
dan U-39 menurut PBI 1971 yaitu baja lunak dengan tegangan leleh
1400 kg/cm2 dan tegangan patah minimum 2400-5-6. Untuk mutu
baja yang menggunakan U-24 terdapat pada jenis tulangan
( polos ) dengan 12, sedangkan Untuk mutu baja yang
menggunakan U-39 terdapat pada jenis tulangan( ulir ) dengan
> 12 Tulangan yang akan digunakan harus bebas dari kotorankotoran (Lumpur, lemak dan karat). Kawat pengikat tulangan harus
terbuat dari baja lunak dengan diameter minimum 1 mm yang telah
dipijarkan terlebih dahulu dan tidak bersepuh seng. Kualitas
tulangan yang akan digunakan sekualitas keluaran Pabrik Baja
Krakatau Steel.
c.

Bekisting
c.1.

Semua pekerjaan bekisting menggunakan bahan terbuat

dari kayu minimal Kls II. Balok-balok penyangga berukuran 5/7


cm atau yang lebih dikenal dengan nama balok kaso,
sedangkan kayu yang digunakan adalah jenis kayu yang keras.
c.2.

Pasangan bekisting harus rapi, cukup kuat dan kaku

untuk menahan getaran dan kejutan gaya yang dikirim tanpa


berubah

bentuk.

Kerapihan

dan

ketelitian

pemasangan

bekisting harus diperhatikan agar setelah bekisting dibongkar


menghasilkan bidang beton yang rata.
Halaman - 14

SPESIFIKASI

c.3.

Celah-celah antara cetakan harus rapat agar pada waktu

mengecor air tidak menembus keluar. Sebelum pengecoran


bagian dalam bekisting harus bersih dari kotoran.
4. Pelaksanaan
a. Pekerjaan Persiapan

Membuat shop drawing dan mengkoordinasikan / melaporkan


kepada Konsultan Pengawas, untuk selanjutnya mendapatkan
persetujuan dari Konsultan Perencana dan diketahui Pimpinan
Proyek ;

Memeriksa kembali gambar serta perhitungan konstruksi yang


dibuat oleh Konsultan Perencana, jika terdapat hal yang
dianggap

meragukan

serta

membahayakan,

Kontraktor

Pelaksana harus melaporkan kepada Konsultan Pengawas yang


selanjutnya akan dilanjutkan kepada Konsultan Perencana.
Sebelum ada kepastian dari kebenaran perhitungan tersebut,
KontraktorPelaksana

tidak

diijinkan

meneruskan

bagian

pekerjaan tersebut.
b. Pekerjaan Penulangan

Pembengkokan, pemotongan dan penempatan tulangan harus


sesuai dengan gambar kerja dan mengikuti persyaratan yang
tercantum di dalam PBI 1971 (Bab 5 pasal 3-4-5) ;

Pengikat antara tulangan pokok dan tulangan sengkang harus


dilakukan dengan kuat menggunakan kawat baja, sehingga
menjamin tulangan-tulangan tersebut tidak berubah tempat
selama pengecoran dan penggetaran berlangsung ;

Rangka tulangan harus ditempatkan sedemikian rupa, sehingga


terdapat

jarak

bebas

dari

bekisting

atau

lantai

kerja

setebal/sejauh selimut beton yang diperlukan ( antara 2 cm 2,5


cm ).
Halaman - 15

SPESIFIKASI

c.

Persiapan Pengecoran

Sebelum

Pengecoran

melaporkan kepada

beton

dilakukan,

konsultan pengawas

kontraktor
untuk

wajib

pemeriksaan

( berupa penggunann bahan tulangan dan diminta persetujuannya


untuk memulai pengecoran, hal ini berlaku untuk semua pekerjaan
beton bertulang.
d. Pengecoran

Pengecoran beton dapat dilakukan setelah :


a. Direksi / Pengawas lapangan selesai memeriksa dan menyetujui
acuan / bekisting yang dibuat
b. Direksi / Pengawas Lapangan selesai memeriksa dan menyetujui
pembesian yang akan di cor, dan harus bersih dari kotoran
c.

Direksi / Pengawas lapangan telah menerima Campuran Beton


untuk pengecoran.

Pemadatan

struktur

dilakukan

dengan

menggunakan

alat

penggetar ( Vibrator ) dengan kondisi baik.

Untuk melindungi beton yang dicor dari cahaya Matahari, hujan


maupun angin sampai beton tersebut mengeras dengan baik dan
untuk pengeringan yang terlalu cepat, maka harus dilakukan
perawatan sebagai berikut :
1. Semua cetakan yang sudah diisi adukan beton dibasahi sampai
cetakan tersebut di bongkar.
2. Membasahi permukaan atas adukan beton selama 14 hari terus
menerus setelah adukan beton cukup keras.

e. Pembongkaran Bekisting

Pembongkaran bekisting harus dilakukan dengan hati-hati dan


mengikuti petunjuk Konsultan Pengawas. Beton yang masih muda
tidak diijinkan untuk dibebani segera. Setelah cetakan dibongkar
permukaan beton diperiksa, jika terdapat permukaan yang cacat
Halaman - 16

SPESIFIKASI

akibat pembungkaran bekisting maupun oleh proses pengecoran


maka kontraktor harus segera memperbaikinya.

Umumnya diperlukan waktu sekurang-kurangnya 4 ( empat ) hari


sebelum cetakan dibuka untuk bagian dinding-dinding yang tidak
bermuatan dan cetakan-cetakan lainnya sampai 7 ( tujuh ) hari
untuk dinding-dinding pemikul serta 21 (dua puluh satu) hari untuk
pemikul beban dan plat lantai.

Bahan-bahan bekas cetakan yang sudah tidak digunakan lagi harus


segera dikumpulkan serta segera dkeluarkan dari lokasi agar tidak
mengganggu pelaksanaan pekerjaan selanjutnya.

Seluruh pekerjaan dan pembuatan dan pembongkaran bekisting


harus sesuai dengan PBI 1971.

f.

Ceklist Pekerjaan
Sebelum

pelaksanaan

pengecoran

dilakukan,

terlebih

dahulu

kontraktor pelaksana membuat form cheklist pekerjaan untuk diajukan


ke Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana untuk persetujuan
mengenai

pekerjaan

penulangan.

Apabila

pada

pengecekan

penulangan tidak sesuai dengan gambar kerja, maka terlebih dahulu


Kontraktor

Pelaksana

memperbaiki

atau

membongkarpekerjaan

tersebut sampai dengan adanya persetujuan dari Konsultan Perencana


dan Konsultan Pengawas serta diketahui oleh Pimpinan Proyek.

PASAL 11
PEKERJAAN KAYU
A. Rangka Atap
1. Lingkup Pekerjaan terdiri dari semua bangunan yang menggunakan
atap Seng Gelombang BJLS 20.
2. Bahan
Halaman - 17

SPESIFIKASI

a. Semua kayu yang dipakai adalah Kls II


b. Ukuran 5 x 7 cm digunakan untuk gording
3. Pelaksanaan
a. Ukuran kayu yang disebutkan diatas menunjukkan ukuran jadi.
b. Dilarang memakai kayu yang cacat seperti retak-retak dan mata
kayu yang lapuk
c. Jarak kasau dengan reng disesuaikan dengan ukuran yang
tercantum dalam gambar.
B. Pekerjaan Lisplank
1. Lingkup Pekerjaan adalah Semua Lisplank yang tertera dalam
gambar kerja.
2. Bahan
Papan kayu kls II atau setara 2 X 30 cm disusun dua sesuai dengan
gambar kerja
3. Pelaksanaan
a. Semua bagian lisplank yang nampak harus diserut rata
b. Tidak boleh menggunakan kayu yang cacat.
c. Sebelum pekerjaan cat untuk lisplank terlebih dahulu didempul
lalu dicat rata.

PASAL 12
PEKERJAAN ATAP
A. Lingkup Pekerjaan
Semua Bangunan sesuai dengan gambar
B. Bahan

Halaman - 18

SPESIFIKASI

1. Bahan yang digunakan adalah Atap Seng Gelombang BJLS20KI atau


sejenis
2. Syarat-syarat bahan sesuai spesifikasi yang dikeluarkan oleh Pabrik.
C. Pelaksanaan
1. Sebelum Pemasangan harus diperhatikan spesifikasi pemasangan
sesuai gambar kerja
2. Pek.Nok diperkuat dengan pasangan sesuai dengan arah atap.
3. Jarak gording dan tempat memasang sesuai dengan gambar kerja.
4. Overlap atap sesuai dengan spesifikasi pabrik.

PASAL 13
PEKERJAAN KERAMIK
A. Lingkup Pekerjaan
Sesuai dengan gambar kerja
B. Bahan
1. Keramik Merek Asia Tile atau setara yang digunakan harus disetujui
oleh direksi lapangan setara KW. 1
2. Ukuran keramik Lantai Utama yang digunakan 30x30 cm.
C. Pelaksanaan
1. Sebelum pemasangan keramik harus direndam dalam air sampai
jenuh.
2. Sebelum pemasangan,terlebih dahulu dilihat oleh direksi lapangan
3. Sebelum

Pemasangan

lantai

dilapisi

bervariasi sesuai dengan gambar kerja

pasir

dengan

ketebalan

dan perlu dibuatkan lantai

kerja.
4. Adukan digunakan 1 : 3
Halaman - 19

SPESIFIKASI

5. Permukaan bidang atas lantai harus rata dan rapi.

PASAL 14
PEKERJAAN PENGECATAN
A. Bagian

yang

dicat

tembok

adalah

dinding

bagian

dalam

dan

luar,kolom,beton.
B. Merek

dan

warna

yang

digunakan

adalah

merek

seperti

yang

disebutkan dalam kontrak dan ditentukan oleh direksi Teknik.


C. Bidang yang dicat harus terlebih dahulu dibersihkan dan telah diaci dan
diplamur serta digosok sehingga permukaannya rata dan halus.
D. Pengecetan tembok pada bidang yang luas harus menggunakan
roller,sedangkan pada bidang yang sempit menggunakan kuas dengan
minimal 3 kali sapuan.
E. Direksi teknik berhak meminta kontraktor untuk mengulangi kembali
pekerjaan

pengecetan

apabila

dilihat

kualitas

cat

belum

memperlihatkan hasil yang optimal. Batasan yang optimal ditentukan


oleh direksi Teknik.
F.

Sebelum dicat kayu, dasar kayu harus sebelumnya dimeni paling


sedikit 2 kali.

G. Bidang kayu yang akan dicat sebelumnya

telah dibersihkan dan

dihaluskan dengan kertas gosok dan plamur kayu.


H. Bagian yang dicat kayu adalah kusen pintu jendela bingkai pintu
jendela, lisplank.Cat kayu yang dipergunakan mempunyai merek
Gloteks atau merek lain yang disetujui Direksi Teknik.
I.

Pelaksanaan cat harus baik,dilaksanakan selapis demi selapis minimal 3


kali dengan menggunakan kuas.

Halaman - 20

SPESIFIKASI

J.

Cat

kayu

dan

politur

harus

yang

berkualitas

baik.Ketika

tiba

dilokasi,catnya masih dalam kaleng aslinya.Direksi Teknik berhak


menolak pemakaian cat apabila tiba dilokasi,segel cat sudah terbuka.

PASAL 15
PEKERJAAN PENYELESAIAN
Segera

setelah

pekerjaan

selesai,

Kontraktor

berkewajiban

untuk

membereskan seluruh lapangan pekerjaan yang terdiri dari :


1.

bekas bongkaran pekerjaan, bekas galian

2.

pembongkaran los kerja, bahan dan Direksi Keet,

3.

pembongkaran steiger,

4.

perbaiki kembali bagian pekerjaan yang rusak, serta penyempurnaan


seluruh pekerjaan.

5.

Bahan-bahan bekas bongkaran atau berasal dari galian tanah


menjadi milik Kontraktor .

6.

Barak

bekas

kerja,

gudang

bahan,

kantor

lapangan

dan

perlengkapannya, serta perancah-perancah atau papan cetak beton


menjadi milik Proyek.

Gorontalo,

2015

Halaman - 21

Anda mungkin juga menyukai