Anda di halaman 1dari 14

Spesifikasi Umum

DAFTAR ISI

A. PENJELASAN UMUM
B. PEKERJAAN PENCEGAHAN RAYAP (TERMITE CONTROL)
C. PEKERJAAN PENDAHULUAN DAN PERSIAPAN
D. PEKERJAAN GALIAN PONDASI
E. PEKERJAAN URUGAN DAN PEMADATAN
F. PEKERJAAN URUGAN PASIR URUG/SIRTU PADAT
G. PEKERJAAN LANTAI KERJA
H. PEKERJAAN BETON BERTULANG
I. PEKERJAAN UBIN KERAMIK
J. PEKERJAAN DINDING BATU BATA
K. PEKERJAAN PLESTERAN DINDING
L. PEKERJAAN DINDING KERAMIK
M. PEKERJAAN DAUN PINTU KAYU
N. PEKERJAAN KOSEN PINTU
O. PEKERJAAN PINTU JENDELA DAUN KACA
P. PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI
Q. PEKERJAAN PLAFOND
R. PEKERJAAN CAT EMULSI
S. PEKERJAAN PENGECETAN KAYU
Spesifikasi Umum

A. PENJELASAN UMUM

a. Rencana kerja dan syarat-syarat pekerjaan struktur (Spesifikasi Struktur)


ini, dibuat dengan maksud agar konstruksi struktur yang akan dikerjakan
memenuhi kualitas/Persyaratan-persyaratan yang tertuang dalam
gambar.
b. Kontraktor berkewajiban untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan
struktur sesuai dengan spesifikasi struktur ini dan gambar-gambar
struktur.

B. PEKERJAAN PENCEGAHAN RAYAP (TERMITE CONTROL)

I. Lingkup Pekerjaan

a. Bagian ini mencakup ketentuan/syarat-syarat (pembayaran, pengiriman,


penyimpanan, pemasangan) untuk pekerja, material, dan peralatan

b. Meliputi penyediaan bahan kimia pencegah rayap dan pengerjaannya,


memeriksa dan mempersiapkan daerah atau material yang akan diberi bahan
anti rayap, serta memberi / melakukan penyemprotan obat anti rayap sesuai
petunjuk pabrik.

c. Bagian yang terkait :

▪ Pekerjaan Tanah

▪ Pekerjaan Pasangan

▪ Pekerjaan Finishing Lantai

▪ Pekerjaan Kosen / Pintu / Jendela Kayu

▪ Pekerjaan Kayu / Pertukangan

II. Referensi
Spesifikasi Umum

a. Semua pekerjaan harus merefer ke standar :

▪ Standard dan peraturan pemakaian bahan kimia dari Depkes RI

▪ Standard keamanan lingkungan dari pengaruh bahan-bahan kimia.

b. Quality Assurance :

Kualifikasi manufaktur : produk yang digunakan disini harus diproduksi oleh


perusahaan yang sudah terkenal dan mempunyai pengalaman yang sukses dan
diterima oleh Konsultan Manajemen Konstruksi dan Pemberi Tugas.

c. Kualifikasi pekerja :

▪ Sedikitnya harus ada 1 orang yang sepenuhnya mengerti terhadap


bagian ini selama pelaksanaan, paham terhadap kebutuhan-kebutuhan
yang diperlukan, material, serta metode yang dibutuhkan selama
pelaksanaan.

▪ Tenaga kerja terlatih yang tersedia harus cukup serta memiliki skill yang
dibutuhkan.

▪ Dalam penerimaan atau penolakan pekerja, Konsultan Manajemen


Konstruksi dan Pemberi Tugas tidak mengijinkan tenaga kerja tanpa atau
kurang skill-nya.

III. Pengiriman (Submitals)

a. Kontrakor harus mengirimkan hal-hal berikut untuk persetujuan dari Konsultan


Manajemen Konstruksi, Pemberi Tugas, dan Perencana :

▪ Contoh bahan yang akan dipakai lengkap dalam label asli perusahaan
sesuai spesifikasi.

▪ Contoh cara pemakaian dan technical specification dari pabrik pembuat.

b. Schedule pekerjaan anti rayap dikaitkan dengan pekerjaan-pekerjaan lain yang


terkait.

IV. Penyimpanan
Spesifikasi Umum

Produk dikirim dalam kemasan asli dari pabrik, dan disimpan dalam gudang yang
kering, cukup ventilasi, serta terhindar dari pengaruh-pengaruh yang dapat merusak
bahan.

V. Garansi
Kontraktor harus memberi garansi yaitu :

a. Garansi tertulis dari pabrik pembuat untuk kualitas bahan.

b. Garansi kualitas kerja dan pemakaian selama 10 tahun terhitung dari saat
penyelesaian bangunan secara menyeluruh.

C. PEKERJAAN PENDAHULUAN DAN PERSIAPAN


I. Pekerjaan Stripping

Seluruh Tapak Bangunan ditambah 3 m dari sisi-sisi Tapak Bangunan harus


dibersihkan dari humus dan Lumpur dengan cara stripping.

a. Stripping/Penebasan/Pembabatan tersebut harus dilakukan terhadap semua


sampah-sampah, puing-puing, semak-semak belukar dan tanaman-tanaman
kecuali apabila ada beberapa tanaman yang dipertahankan sesuai gambar.

b. Semua sisa tanaman seperti akar-akar harus dihilangkan sampai kedalaman


minimum 20 cm di bawah permukaan tanah

II. Pengukuran Tapak Kembali

a. Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali


lokasi pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil
ketinggian tanah, letak pohon, letak batas-batas tanah dengan alat-alat yang
sudah ditera kebenarannya.

b. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya boleh dilakukan dengan alat-
alat waterpass/theodolit yang ketepatannya dapat dipertanggung jawabkan.

III. Papan Dasar Pelaksanaan (Bouwplank)

a. Papan dasar pelaksanaan dipasang pada patokan kayu semutu Meranti Merah
dengan ukuran kaso (5/7 cm),yang tertancap dalam tanah sehingga tidak bisa
digerak-gerakkan atau dirubah-rubah, berjarak maksimum 1,5 meter satu sama
Spesifikasi Umum

lain.

b. Papan dasar pelaksanaan/Bouwplank dibuat dengan kayu meranti, dengan ukuran


tebal 3 cm, lebar 20 cm, lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya
(waterpas).

c. Papan dasar pelaksanaan dipasang sejauh 100 cm dari sisi luar galian tanah
pondasi atau sejauh jarak tertentu sehingga tidak terganggu oleh pekerjaan-
pekerjaan yang akan dilakukan.

d. Pada papan dasar pelaksanaan harus dibuat tanda-tanda yang menyatakan semua
asas bangunan dan peil ±0.00 atau peil reference lainnya dengan cat berwarna
jelas dan tidak boleh hilang apabila terkena air/air hujan. Peil ±0.00 adalah peil
lantai dasar bangunan.

D. PEEKERJAAN GALIAN PONDASI


I. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan/peralatan- peralatan


dan alat-alat bantu yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini dengan
baik.

b. Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan galian pondasi untuk pekerjaan sub
struktur, seperti yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.

II. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Galian tanah untuk saluran air, pondasi dan galian-galian lainnya harus sesuai
dengan peil-peil yang tercantum dalam gambar.

b. Apabila penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan, maka pemborong


harus mengisi/mengurug kembali daerah tersebut dengan bahan pondasi yang
sama untuk daerah yang bersangkutan.

c. Pengurugan/pengisian kembali bekas galian harus dilakukan selapis demi selapis,


dan di tumbuk sampai padat sesuai dengan yang disyaratkan pada pasal 4
mengenai “Pekerjaan Urugan dan Pemadatan”.

d. Dasar dari semua galian harus waterpas, bilamana pada dasar setiap galian masih
terdapat akar-akar tanaman atau bagian-bagian gembur, maka harus digali keluar
sedang lubang-lubang diisi kembali dengan pasir, disiram dan dipadatkan
sehingga mendapatkan kembali dasar yang waterpas. Pemadatan dilakukan
secara berlapis-lapis dengan tebal setiap lapisan 15 cm lepas, dengan cara
Spesifikasi Umum

pemadatan dan pengujian sesuai dengan spesifikasi struktur pada pasal 4.

e. Pemborong harus memperhatikan pengamanan terhadap dinding tepi galian agar


tidak longsor dengan memberikan suatu dinding penahan atau penunjang
sementara atau lereng yang kuat, agar tidak membahayakan bangunan lain dan
pekerja.

f. Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan galian, setelah mencapai
jumlah tertentu harus segera disingkirkan dari halaman pekerjaan.

g. Jika terdapat kedalaman yang berbeda dari galian yang berdekatan, maka galian
harus dilakukan terlebih dahulu pada bagian yang lebih dalam dan seterusnya.

E. PEKERJAAN URUUGAN DAN PEMADATAN


I. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.
II. Persyaratan Bahan

Bahan untuk urugan tersebut menggunakan material bekas galian atau dengan
mendatangkan dari lokasi lain dan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Jenis tanah adalah sand clay atau pasir urug.

b. Tanah harus tidak mengandung akar, kotoran seperti puing bekas bongkaran,
bekas dinding bata, beton dan bahan organis lainnya.

c. Tidak mengandung batuan yang lebih besar dari 10 cm.

III. Syarat-syaray Pelaksanaan

a. Pelaksanaan pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan tebal maksimal
tiap-tiap lapisan 20 cm tanah lepas dan dipadatkan.

b. Pada lokasi yang diurug harus diberi patok-patok, ketinggian sesuai dengan
ketinggian rencana. Untuk daerah-daerah dengan ketinggian tertentu, dibuat
patok dengan warna tertentu pula.

c. Pada daerah yang basah/ada genangan air, Pemborong harus membuat saluran-
saluran sementara untuk mengeringkan lokasi-lokasi tersebut misalnya dengan
bantuan pompa air.

d. Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur atau kotoran, sampah dan
sebagainya.

e. Penggalian yang melebihi batas yang ditentukan, harus diurug kembali sehingga
mencapai kerataan yang ditetapkan dengan bahan urugan yang dipadatkan,
kecuali untuk daerah galian pondasi harus mengikuti pasal 3 mengenai
Spesifikasi Umum

“Pekerjaan Galian Pondasi”.

f. Bagian permukaan yang dinyatakan padat harus dipertahankan, dijaga dan


dilindungi agar jangan sampai rusak akibat pengaruh luar misalnya basah oleh air
hujan, panas matahari dan sebagainya.

g. Gumpalan-gumpalan tanah harus digemburkan dan bahan tersebut harus


dicampur dengan cara menggaruk atau cara sejenisnya sehingga diperoleh
lapisan yang kepadatannya sama.

h. Setiap lapisan harus dikerjakan sesuai dengan kapadatan yang dibutuhkan dan
diperiksa melalui pengujian lapangan yang memadai, sebelum dimulai dengan
lapisan berikutnya.

F. PEKERJAAN URUGAN PASIR URUG/SIRTU PADAT


I. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini untuk memperoleh
hasil pekerjaan yang baik.

b. Pekerjaan urugan pasir urug/sirtu dilakukan di atas dasar galian tanah, di bawah
lapisan lantai kerja dan digunakan untuk semua struktur beton yang berhubungan
dengan tanah seperti pondasi

II. Persyaratan Bahan

a. Sirtu kelas A yang digunakan harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam, dan
keras, bebas dari lupur, tanah lempung, dan lain sebagainya.

b. Untuk air siraman digunakan air tawar yang bersih dan tidak mengandung
minyak, asam alkali dan bahan-bahan organik lainnya.

III. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Lapisan sirtu padat dilakukan lapis demi lapis maksimum tiap lapis 5 cm, hingga
mencapai tebal padat yang diisyaratkan dalam gambar.

b. Tebal lapisan sirtu minimum 15 cm padat atau sesuai yang ditujukan dalam
gambar. Ukuran tebal yang dicantumkan dalam gambar adalah ukuran tebal
padat.

G. PEKERJAAN URUGAN KEMBALI BEKAS GALIAN PONDASI


I. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, dan alat-alat
bantu lainnya yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.
Spesifikasi Umum

II. Persyaratan Bahan

Persyaratan bahan harus sesuai dengan yang diuraikan dalam Judul F 4 butir 2

H. PEKERJAAN ACUAN/BEKISTING
I. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan, pengangkutan dan
pelaksanaan untuk menyelesaikan semua pekerjaan beton sesuai dengan gambar-
gambar konstruksi, dengan memperhatikan ketentuan tambahan dari arsitek dalam uraian
dan syarat-syarat pelaksanaannya.
II. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Semua ukuran-ukuran penampang Struktur Beton yang tercantum dalam gambar


stuktur adalah ukuran bersih penampang beton, tidak termasuk
plesteran/finishing.

b. Acuan yang direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak ada perubahan bentuk
dan cukup kuat menampung beban-beban sementara maupun tetap sesuai dengan
jalannya pengecoran beton.

c. Cetakan beton harus dibersihkan dari segala kotoran-kotoran yang melekat


seperti potongan-potongan kawat, paku, tahi gergaji, tanah dan sebagainya.

d. Acuan harus dapat menghasilkan bagian konstruksi yang ukuran,


kerataan/kelurusan, elevasi dan posisinya sesuai dengan gambar-gambar
konstruksi.

e. Kayu acuan harus bersih dan dibasahi terlebih dulu sebelum pengecoran.Harus
diadakan tindakan untuk menghindari terkumpulnya air pembasahan tersebut
pasa sisi bawah.

f. Cetakan beton harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi
kebocoran atau hilangnya air semen selama pengecoran, tetap lurus (tidak
berubah bentuk) dan tidak bergoyang.

g. Pada bagian terendah (dari setiap phase pengecoran) dari bekisting kolom atau
dinding harus ada bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi dan pembersihan.

III. Pembongkaran

a. Pembongkaran dilakukan sesuai yang dimana bagian konstruksi yang dibongkar


cetakannya harus dapat memikul berat sendiri dan beban-beban pelaksanaannya.

b. Cetakan-cetakan bagian konstruksi dibawah ini boleh dilepas dalam waktu


sebagai berikut :

 Sisi-sisi balok dan kolom yang tidak terbebani 7 hari.


 Sisi-sisi balok dan kolom yang terbebani 21 hari.
Spesifikasi Umum

c. Permukaan beton harus terlihat baik pada saat acuan dibuka, tidak bergelombang,
berlubang, atau retak-retak dan tidak menunjukkan gejala keropos/tidak
sempurna.

d. Acuan harus dibongkar secara cermat dan hati-hati, tidak dengan cara yang dapat
menimbulkan kerusakan pada beton dan material-material lain disekitarnya, dan
pemindahan acuan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak
menimbulkan kerusakan akibat benturan pada saat pemindahan.

e. Seluruh bahan-bahan bekas acuan yang tidak terpakai harus dibersihkan dari
lokasi proyek dan dibuang pada tempat-tempat yang ditentukan.

I. PEKERJAAN LANTAI KERJA


I. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu lainnya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga
diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

b. Pekerjaan sub lantai ini dilakukan dibawah lapisan finishing/struktur pada


seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam detail gambar.

II. Persyaratan Bahan

a. Semen Portland harus memenuhi Pedoman beton 1989.

b. Pasir Beton yang digunakan harus memenuhi PB 1989.

c. Krikil/split harus memenuhi PB 1989.

d. Air kerja harus memenuhi persyaratan yang memenuhi PB 1989.

III. Syarat-syarat Pelaksaan

a. Material lain yang tidak ditentukan dalam persyaratan di atas, tetapi dibutuhkan
untuk menyelesaikan penggantian dalam pekerjaan ini, harus baru, kualitas
terbaik dari jenisnya

b. Untuk lantai kerja yang langsung diatas tanah, maka lapisan batu pecah
dibawahnya harus sudah dikerjakan dengan sempurna (telah dipadatkan sesuai
persyaratan), rata permukaannya dan telah mempunyai daya dukung maksimal.

c. Pekerjaan lantai kerja merupakan campuran antara PC, pasir beton dan krikil atau
split dengan perbandingan 1:2:3.

d. Permukaan lapisan lantai kerja harus dibuat rata/waterpass. Kecuali pada lantai
ruangan-ruangan yang diisyaratkan pada kemiringan tertentu, supaya
diperhatikan mengenai kemiringan sesuai yang ditunjukkan dalam gambar

J. PEKERJAAN BETON BERTULANG


I. Lingkup Pekerjaan
Spesifikasi Umum

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya serta pengangkutan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan semua
pekerjaan beton berikut pembersihannya sesuai yang tercantum dalam gambar, baik
untuk pekerjaan Struktur Bawah/Pondasi maupun Struktur Atas.
II. Peraturan-peraturan

Kecuali ditentukan lain dalam persyaratan selanjutnya, maka sebagai dasar


pelaksanaan digunakan peraturan sebagai berikut:
▪ Tata cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SK SNI
T- 15-1991-03).
▪ Pedoman Beton 1989.
▪ Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia(PUBI-1982)

III. Keahlian Tenaga Kerja

Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap seluruh pekerjaan beton sesuai


dengan ketentuan-ketentuan yang disyaratkan, termasuk ketentuan, tolerensi dan
penyelesaian.
IV. Persyaratan Bahan

a. Semen

Semua semen yang digunakan adalah semen portland local yang memenuhi syarat-
syarat dari :
 Peraturan-peraturan relevan yang tercantum pada pasal ini butir 2.
 Menpunyai sertifikat uji (test sertificate)
b. Agregat (Aggregates)

Semua pemakaian batu pecah (agregat kasar) dan pasir beton, harus memenuhi
syarat-syarat :
 Peraturan-peraturan relevan yang tercantum pada pasal ini butir 2.
 Bebas dari tanah/tanah liat (tidak bercampur dengan tanah/tanah liat atau
kotoran-kotoran lainnya).
c. Air

Air yang digunakan untuk semua pekerjaan-pekerjaan dilapangan adalah air


bersih, tidak berwarna, tidak mengandung bahan-bahan kimia (asam alkali),
tulangan, minyak atau lemak dan memenuhi syarat-syarat Peraturan Beton
Indonesia. Air yang mengandung garam (air laut) sama sekali tidak
diperkenankan untuk dipakai.

d. Besi Beton (Steel Bar)


Spesifikasi Umum

Semua basi beton yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat :

 Peraturan-peraturan relevan yang tercantum pada pasal ini butir 2.


 Baru, bebas dari kotoran-kotoran, lapisan minyak/karat dan tidak cacat
(retak- retak, mengelupas, luka dan sebagainya).
 Dari jenis baja dengan mutu sesuai yang tercantum dalam gambar dan
bahan tersebut dalam segala hal harus memenuhi ketentuan-ketentuan
Peraturan Beton Indonesia.
 Mempunyai penampang yang sama rata.
e. Kualitas Beton

 Kecuali bila ditentukan lain dalam gambar, kualitas beton adalah beton
Ready Mix fc’ 25 MPa (tegangan tekan hancur karakteristik untuk silinder
beton ukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm pada usia 28 hari).
3
 Setiap akan diadakan pengecoran atau setiap 5 m , harus dilakukan
pengujian slump (slump test), dengan syarat minimum 8 cm dan
maksimum 12 cm.

V. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Disyaratkan agar pemesanan beton ready mix dilakukan pada Supplier beton
ready mix yang sudah terkenal mengenai stabilitas mutunya, kontinuitas
penyediaannya dan mempunyai/mengambil material- material dari tempat
tertentu ynag tetap dan bermutu baik.

b. Pemborong harus meminta jaminan tertulis kepada supplier Beton Ready Mix
jaminan tentang mutu beton, stabilitas mutu dan kontinuitas pengadaan dan
jumlah/volume beton yang digunakan.

c. Beton Ready Mix yang tidak memenuhi mutu yang diisyaratkan, walaupun
disupply oleh Perusahaan Beton Ready Mix, tetap merupakan tanggung jawab
sepenuhnya dari Pemborong.

d. Beton Ready Mix yang sudah melebihi waktu 3 (tiga) jam, yaitu terhitung sejak
dituangkannya air kecampuran beton kedalam truk ready mix di plant/pabrik
sampai selesainya beton ready mix tersebut dituangkan dicor, tidak dapat
digunakan atau dengan perkataan lain akan ditolak.

e. Adukan Beton yang dibuat di tempat, Adukan beton harus memenuhi syarat-
syarat :

▪ Semen diukur menurut berat.


▪ Agregat diukur menurut berat.
▪ Pasir diukur menurut berat.
▪ Adukan beton dibuat dengan menggunakan alat pengaduk mesin
▪ Jumlah adukan beton tidak boleh melebihi kapasitas mesin pengaduk.
▪ Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit harus
dibersihkan lebih dulu, sebelum adukan beton yang baru dimulai.
f. Pengecoran Beton
Spesifikasi Umum

▪ Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagian-


bagian struktural dari pekerjaan beton yang akan dicor harus memenuhi
syarat lagi misalnya tulangan, pembersihan bekisting atau hal-hal lain
yang tidak sesuai gambar-gambar dan spesifikasi.
▪ Adukan beton harus cepat dibawa ketempat pengecoran dengan
menggunakan cara (metode) yang sepraktis mungkin, sehingga tidak
memungkinkan adanya pengendapan agregat dan tercampurnya
kotoran-kotoran atau bahan lain dari luar.
▪ Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum pemasangan
besi beton selesai diperiksa
▪ Sebelum pengecoran dimulai, maka tempat-tempat yang akan dicor
terlebih dahulu dibersihkan dari segala kotoran-kotoran (potongan kayu,
batu, tanah dan lain-lain) dan dibasahi dengan air semen.
▪ Pengecoran dilakukan selapis demi selapis dan tidak dibenarkan
menuangkan adukan dengan menjatuhkan dari satu ketinggian lebih dari
1,5 m yang akan menyebabkan pengendapan/pemisahan agregat.
▪ Pengecoran harus dilakukan secara terus menerus (continue/tanpa
berhenti), adukan yang tidak dicor (ditinggalkan) dalam waktu lebih
dari 15 menit selam pengangkutan, tidak diperkenankan untuk dipakai
lagi.

g. Pemadatan Beton

▪ Beton yang dipadatkan dengan menggunakan vibrator dengan ukuran


ynag sesuai selama pengecoran berlangsung dan dilakukan sedemikian
serupa sehingga tidak merusak acuan maupun posisi/rangkaian
tulangan.
▪ Pekerjaan beton yang telah selesai harus bebas kropos yaitu
memperlihatkan permukaan yang halus bila cetakan dibuka.
h. Curing dan Perlindungan atas Beton

▪ Beton harus dilindungi sejauh mungkin terhadap matahari selama


berlangsungnya proses pengerasan, pengeringan oleh angin, hujan atau
aliran air dan perusakan secara mekanis atau pengeringan sebelum
waktunya.
▪ Semua permukaan beton harus dijaga tetap basah terus menerus selama
14 hari. Khusus untuk kolom, maka curing beton dapat dilakukan
dengan cara menutupi dengan karung basah sedangkan untuk lantai
selama 7 hari pertama dengan cara menutupi dengan karung basah,
menyemprotkan air atau menggenangi dengan iar pada permukaan
beton tersebut.
▪ Terutama pada pengecoran beton pada waktu cuaca panas, curing dan
perlindungan atas beton harus lebih diperhatikan. Pemborong
bertanggung jawab atas retaknya beton karena susut akibat kelalaian ini.
▪ Konstruksi beton secara natural harus diusahakan sekedap mungkin.
Beton yang keropos/bocor harus diperbaiki.
Spesifikasi Umum

i. Pembengkokan dan Install Besi Beton

▪ Pembengkokan besi harus dilakukan dengan hati-hati dan teliti/tepat


pada posisi pembengkokan sesuai gambar dan tidak menyimpang dari
Peraturan Beton Indonesia.
▪ Pemasangan dan penyetelan berdasarkan peil-peil, sesuai dengan
gambar dan harus sudah diperhitungkan mengenai toleransi
penurunannya.
▪ Pemasangan selimut beton (beton deking) harus sesuai dengan gambar
detail standard penulangan.
▪ Sebelum besi beton dipasang, besi beton harus bebas dari kulit besi
karat, lemak, kotoran serta bahan-bahan lain ynag dapat mengurangi
daya lekat.
▪ Pemasangan rangkaian tulangan yaitu kait-kait, panjang penjangkaran,
overlap, letak sambungan dan lain-lain harus sesuai dengan gambar
standar penulangan.
▪ Penyetelan besi beton harus dilakukan dengan teliti, terpasang pada
kedudukan yang teguh untuk menghindari pemindahan tempat, dengan
menggunakan kawat yang berukuran tidak kurang dari 16 guage atau
klip.
▪ Ikatan dari kawat harus dimasukkan dalam pemanpang beton, sehingga
tidak menonjol kepermukaan beton.
▪ Sengkang-sengkang harus diikat pada tulangan utama dan jaraknya
harus sesuai dengan gambar.
▪ Sebelum pengecoran semua penulangan harus betul-betul bersih dari
semua kotoran-kotoran.
▪ Penggantian Besi
o Kontraktor harus mengusahakan supaya besi yang dipasang
adalah sesuai dengan apa yang tertera pada gambar.
o Dalam hal ini di mana berdasarkan pengalaman Pemborong
atau pendapatnya terdapat kekeliruan atau kekurangan atau
perlu penyempurnaan pembesian yang ada maka :

 Kontraktor dapat menambah ekstra besi dengan tidak


mengurangi pembesian yang tertara dalam gambar.
 Jika hal tersebut di atas akan dimintakan oleh
Pemborong sebagai pekerjaan lebih, maka
penambahan tersebut hanya dapat dilakukan setelah
ada persetujuan tertulis dari
▪ Kolom Praktis dan Ring Balok untuk Dinding
o Setiap dinding yang bertemu dengan kolom harus diberikan
Spesifikasi Umum

penjangkaran dengan jarak antara 60 cm, panjang jangkar


minimum 60 cm di bagian di mana bagian yang tertanam
dalam bata dan kolom masing-masing 30 cm dan berdiameter
10 mm.
o Tiap pertemuan dinding, dinding dengan luas yang lebih besar
dari 9 m² dan dinding dengan tinggi lebih besar atau sama
dengan 3 m harus diberi kolom praktis dan ring balok dengan
ukuran minimal 15 cmx 15 cm.
o Untuk lisplank bata dan dinding-dinding lainnya yang
tingginya >3 m harus diberi kolom praktis setiap jarak 3 m dan
bagian atasnya diberikan ring balok.

Anda mungkin juga menyukai