I. RUANG LINGKUP
Pekerjaan yang harus dilaksanakan Penyedia Jasa adalah :
a. Pekerjaan Persiapan
b. Pekerjaan Tanah
c. Pekerjaan Pondasi
d. Pekerjaan Beton
e. Pekerjaan Dinding dan Pintu
f. Pekerjaan Atap
b. Foto Dokumentasi
Dokumentasi di lapangan berisikan jalannya kegiatan di lokasi pekerjaan. Foto
dokumentasi di mulai dari sebelum pekerjaan dimulai (foto 0%), pekerjaan
sedang dilaksanakan (foto 50%) dan kegiatan yang telah selesai di laksanakan
(foto100%). Semua item dan pekerjaan di lapanngan wajib didokumentasikan.
Cara pengambilan dokumentasi sesuai dengan arahan Direksi dan Spesifikasi
pekerjaan. Foto Dokumentasi dicetak dan disusun dalam album dokumentasi
kegiatan. Kemudian dibuat dalam rangkap 4/diperbanyak 4 (empat) kali.
2. Peralatan/Material
Adapun material yang digunakan dalam timbunan tanah lantai dalam
pekerjaan Penyediaan Fasilitasi Penyimpanan Alat Berat Dan Bahan Banjiran
Di Kota Palembang ini ialah Tanah Urug. Material bebas, sampah, batang
pohon. Alat yang digunakan untuk pemadatan yaitu Hand Stamper.
3. Langkah Pekerjaan
a. Penyedia Jasa harus selalu menyediakan pompa air untuk menghindari
genangan air dan lumpur di tempat kerja.
b. Tanah timbunan harus bebas dari kotoran. Hasil dari timbunan harus padat
dan mencapai peil yang dibutuhkan.
c. Timbunan harus dilakukan secermat mungkin untuk mendapatkan
pekerjaan yang efektif dan efisien
d. Timbunan dilakukan lapis demi lapis dengan tebal maksimum lapisan 30
cm dan setiap lapis dipadatkan secara mekanis, dengan menggunakan
Stamper.
e. Setelah seluruh pengurugan selesai, hasil pengurugan harus berada dalam
kondisi baik, padat dan stabil. Apabila hasil urugan belum baik, maka
pengurugan harus diulang sampai mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas dan Direksi.
f. Urugan dengan tenaga manusia hanya dapat dilakukan untuk daerah -
daerah urugan yang tidak akan menerima beban besar. Pemadatan
dilakukan dengan stamper. Pemadatan dilakukan pada setiap lapis yang
tebalnya tidak lebih dari 15 cm.
g. Kepadatan yang disyaratkan untuk konstruksi tanah timbunan sesuai
spesifikasi, gambar kerja dan Direksi pekerjaan.
III. Pekerjaan Pondasi
III.1 Pek. Galian Pondasi
1. Ketentuan Umum
a. Galian tanah untuk pondasi harus sesuai dengan ukuran dalam gambar
atau sampai tanah keras. Apabila diperlukan untuk mendapatkan daya
dukung yang baik, dasar galian harus dipadatkan/ditumbuk.
b. Jika galian melampaui batas kedalaman, Penyedia Jasa harus menimbun
kembali dan dipadatkan sampai kepadatan maksimum.
c. Hasil galian yang dapat dipakai untuk penimbunan harus diangkat langsung
ketempat yang direncanakan yang disetujui direksi. Sedangkan hasil galian
yang tidak dapat dipakai untuk penimbunan harus disingkirkan ketempat
yang disetujui direksi.
2. Peralatan / Material
• Mesin pompa air
3. Langkah Pekerjaan
a. Buatlah gambar shop drawing terlebih dahulu untuk pekerjaan galian tanah
kemudian ajukan gambar tersebut untuk direalisasikan ke pondasi.
b. Lakukan persiapan kerja termasuk penyiapan alat-alat pembantu
pelaksanaan pekerjaan.
c. Galian dilakukan sedalam 1,85 meter, lebar atas 2 m dan dan lebar bawah
3 meter.
d. Tentukan posisi titik ukur tetap selanjutnya lakukan pengukuran terhadap
ukuran dan elevasi galian tanah.
e. Pelaksanaan galian tanah dilakukan menggunakan Excavator.
f. Buang sisa galian tanah ke tempat yang tidak mengganggu kelancaran
pekerjaan.
g. Lakukan penggalian tanah ini hingga mencapai ukuran lebar dan
kedalaman sesuai perencanaan.
h. Keluarkan air yang muncul di dalam galian tanah memakai mesin pompa
khusus supaya tidak menghambat pekerjaan.
i. Singkirkan benda-benda yang ditemukan selama penggalian seperti
sampah, potongan kayu, dan bebatuan.
j. Setelah proses penggalian tanah rampung, dapat dillanjutkan pekerjaan
berikutnya.
Pelaksanaan :
b. Persyaratan Pelaksanaan
- Persiapan material kerja, antara lain : semen PC, pasir, split dan
air.Persiapan alat bantu kerja, antara lain : concrete mixer, meteran,
waterpass, cangkul, talang cor, ember, sendok semen, raskam, benang,
selang air, dll.
- Terlebih dahulu juru ukur (surveyor) melaksanakan pengukuran dengan
theodolith untuk menentukan leveling lantai kerja.
- Tandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi
warna cat.
c. Pelaksanaan
• Untuk lantai kerja dibawah pondasi dibuat dengan ketebalan sesuai
rencana.
• Buat adukan untuk lantai kerja dengan campuran adukan 1PC : 3Psr :
5Krl atau B-0.
• Pastikan bahwa lokasi yang akan dipasang lantai kerja sudah
terdapat urugan pasir dengan ketebalan yang sesuai rencana dan telah
diratakan.
• Bersihkan lokasi yang akan dipasang lantai kerja dari sampah atau
kotoran.
• Pasang patok dan leveling lantai kerja yang dibutuhkan sebagai pola
untuk menentukan ketebalan. Bisa juga dengan terlebih dahulu dibuat
kepalaan dengan jarak per 1 m untuk leveling lantai kerja.
• Tuangkan adukan lantai kerja ke area melalui talang cor atau ember.
• Adukan lantai kerja diratakan dengan menggunakan cangkul maupun
sendok adukan/raskam hingga ketinggian yang telah ditentukan dengan
cara melaksanakan tarikan benang dari patok level satu dengan yang
lainnya.
3. Langkah Pekerjaan
a. Sebelum pasangan pondasi telapak dimulai terlebih dahulu kedalaman dan
lebar galian dikontrol apakah sudah sesuai yang diharapkan.
b. Jika terjadi galian tanah terlalu dalam, tidak diperkenankan mengurug
menggunakan tanah bekas galian agar kedalamannya sesuai dengan peil
yang diinginkan (sesuai gambar), harus menggunakan pasir.
c. Setelah kedalaman tanah tidak ada masalah (sesuai gambar), baru diurug
dengan pasir. Ketebalan urugan pasir dibuat sesuai gambar.
d. Untuk mencapai kepadatan urugan pasir harus disiram dengan air
secukupnya.
e. Pemasangan tulangan dengan besi ukuran Ø16 dan Ø 12 untuk rangkaian
besi pengikat dilakukan dengan tingkat presisi yang tinggi mengingat
perannya sebagai as bangunan dan sesuai gambar kerja.
f. Pengecoran plat pondasi menggunakan beton K225 sesuai di dalam
spesifikasi dan Ready Mix dilengkapi dengan hasil laporan JMF (Job Mix
Formula)
g. Telapak pondasi berukuran 120 x 120 x 30 ikuti instruksi gambar kerja dan
Direksi
h. Pengecoran dilakukan sampai pada batas kolom paling bawah atau sesuai
dengan petunjuk Direksi.
i. Perawatan beton setelah pengecoran dilakukan sampai beton mengeras,
dan selama perawatan galian tidak boleh ditimbun.
j. Pengecoran pondasi dilanjutkan untuk kolom tegak sampai batas di atas
muka tanah atau pada sisi bawah balok sloof, atau sesuai dengan petunjuk
Direksi.
k. Setelah selesai bekesting dibongkar. Lubang bekas galian diijinkan untuk
ditimbun.
a. Pasang patok batu untuk memasang profil (2 patok untuk tiap profil). Profil
dipasang pada setiap ujung lajur pondasi.
b. Pasang bilah batu datar pada kedua patok,setinggi profil.
c. Pasang profil benar-benar tegak lurus dan bidang atas profil datar. Usahakan
titik tengah profil tepat pada tengah-tengah galian yang direncanakan dan
bidang atas profil sesuai peil pondasi.
d. Ikat profil tersebut pada bilah datar yang dipasang antara 2 patok dan juga
dipaku agar lebih kuat.
e. Pasang patok sokong, miring pada tebing galian pondasi dan ikatkan dengan
profil, sehingga menjadi kuat dan kokoh.
f. Cek ketegakan / posisi profil dan ukuran-ukurannya, perbaiki jika ada yang
tidak tepat,demikian juga peilnya.
Pemasangan batu kali kali sebagai berikut:
1. Siapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan
2. Pasang benang pada sisi luar profil untuk setiap beda tinggi 25 cm dari
permukaan urugan pasir.
2. Peralatan / Material
• Truck Mixer • Besi ø16 dan ø12
• Concrete Vibrator • Kawat pengikat
• Beton K-225 (Ready Mix) • Alat bantu kerja
• Papan dan Kayu Bekisting
3. Langkah Pekerjaan
a. Pasangalah rangkaian tulangan secara vertikal terlebih dulu. Anda
menggunakan tulangan Ø16 dengan sengkangan Ø 16 jarak sesuai gambar
kerja.
b. Pasang bekisting di masaing-masing sisi rangkaian tulangan, di mana jarak
tulangan terluar dan bekisting minimal 2 cm.
c. Kolom yang dipakai ialah beton K225 dengan ukuran 40cm x 40cm setinggi
2m untuk di setiap titik, dan setinggi 6m untuk di bagian dinding bata.
d. Buatlah adukan beton sebagai bahan pengisi dari kolom ini. Adukan beton
terbuat dari campuran agregat kasar, agregat halus, dan bahan pengikat,
menggunakan beton ready mix K-225.
e. Masukkan adukan beton sedikit demi sedikit. Bila perlu, Anda bisa
menggunakan tongkat untuk mendorong adukan beton ini agar dapat
mengisi dengan padat.
f. Pekerjaan pembuatan kolom praktis ini bisa dilakukan setiap tinggi 90-120
cm supaya hasilnya lebih padat dan tidak ada bagian yang keropos.
2. Peralatan / Material
• Truck Mixer • Besi ø16 dan ø12
• Concrete Vibrator • Kawat pengikat
• Beton K-225 (Ready Mix) • Alat bantu kerja
• Papan dan Kayu Bekisting
3. Langkah Pekerjaan
a. Pasangalah rangkaian tulangan secara vertikal terlebih dulu. Anda bisa
menggunakan tulangan D16 dengan sengkangan D12
b. Pasang bekisting di masaing-masing sisi rangkaian tulangan, di mana jarak
tulangan terluar dan bekisting minimal 2 cm.
c. Balok beton yang dipakai ialah beton ready mix K225 yang berukuran 25cm
x 40cm .
d. Buatlah adukan beton sebagai bahan pengisi dari balok ini. Adukan beton
terbuat dari campuran agregat kasar, agregat halus, dan bahan pengikat,
menggunakan beton ready mix K-225.
e. Masukkan adukan beton sedikit demi sedikit. Bila perlu, Anda bisa
menggunakan tongkat untuk mendorong adukan beton ini agar dapat
mengisi dengan padat.
f. Pekerjaan pembuatan balok ini bisa dilakukan setiap tinggi 90-120 cm
supaya hasilnya lebih padat dan tidak ada bagian yang keropos.
V. Pekerjaan Dinding dan Pintu
V.1 Pekerjaan dinding 1/2 bata ad. 1/4
1. Ketentuan Umum
a. Penyedia Jasa harus menggunakan material yang tercantum di dalam
petunjuk
teknis, apabila material tidak ada dilapangan dapat menyesuaikan.
b. Apabila terdapat perbedaan bahan antara spesifikasi bahan dengan yang
terpasang di lapangan, maka peyedia jasa perlu mengganti bahan tersebut
2. Material dan Alat
• Semen Portland
• Pasir Pasang
• Air
• Bata Merah
• Alat bantu kerja
3. Langkah Pekerjaan
a. Sebelum digunakan batu bata harus direndam dalam bak air atau drum
hingga jenuh.
b. Setelah bata terpasang dengan adukan, naad/siar-siar harus dikerok
sedalam 1 cm dan dibersihkan dengan sapu lidi dengan kemudian disiram
air.
c. Pemasangan dinding bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri dari
(maksimal) 24 lapis setiap hari.
d. Karena bidang dinding bata ½ (setengah) batu yang luasnya lebih besar
dari 12 m2, maka pekerjaan bata harus dilakukan setelah pekerjan balok
pengikat dan kolom selesai.
e. Dinding yang dipakai ialah dinding ½ bata dengan campuran 1 banding 4.
f. Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan
beton (kolom) harus diberi penguat stek-stek besi beton diameter 8 mm.
Jarak 40 cm, yang terlebih dahulu ditanam dalam pasangan bata minimal
30 cm, kecuali ditentukan lain.
g. Semua pemasangan harus diletakkan tegak lurus, datar dalam satu garis
lurus dan berjarak sama;
h. Sebelum dipasang batu bata tersebut harus dibasahi dengan air. Bata yang
lebarnya kurang dari 12 cm tidak boleh dipergunakan. Tebal spesi adalah 1
cm –2 cm;
i. Setiap bidang pasangan bata yang luasnya melebihi 12 m2 harus
ditambahkan kolom praktis dan balok praktis untuk memperkuat dan
pengikat pasangan dinding bata. Atau ketentuan lain atas petunjuk Direksi
Pekerjaan
j. Pemasangan batu bata harus bertahap setiap 1 meter dan diikuti cor kolom
praktis.
k. Bata yang patah lebih dari 2 tidak boleh digunakan. Sedangkan bata merah
yang patah 2 tidak boleh dipasang melebihi dari 5 %;
l. Pasangan batu bata harus menghasilkan finish 15 cm untuk ½ batu dan
finish 25 cm untuk 1 bata;
m. Antara kolom dan dinding dihubungkan dengan pemberian angkur setiap 6
lapis bata. Penggunaan angkur dengan diameter 10 mm dan panjang
minimal 40 cm.
3. Langkah Pekerjaan
a. Menyiapkan besi-besi dan alat juga bahan lainnya yang akan digunakan.
b. Lapangan harus bersih dari segala barang yang dapat mengangu
pekerjaan.
c. Pemotongan besi siku sepanjang yang dibutuhkan untuk pembuatan frame
teralis.
d. Ukuran frame pintu yang akan dibuat ialah 1m x 2m. Besi profil dipasang
melintang untuk mensuppoer besi teralis.
e. Besi dirangkai dengan cara di las satu per satu membentuk frame yang
diinginkan.
f. Setelah frame selesai, di rangkai teralis di frame yang sudah dibuat
menggunakan besi polo, di las satu per satu terhadap frame.
g. Setiap besi polos diberi jarak 15 cm dari satu ke yang lain.
h. Setelah selesai, pemasangan pintu dapat dilakukan.
i. Pekerjaan harus mengikuti arahan dari pengawas atau mengiuti shop
drawing yang telah diberikan.
1. Ketentuan Umum
a. Penyedia Jasa harus mengajukan uraian lengkap mengenai metode
erection, jadwal pekerjaan kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan
persetujuan.
b. Dalam proses fabrikasi kontaktor harus memeriksa bahwa semua
fabrikasi elemen-elemen struktur masih dalam batas-batas toleransi.
c. Marking harus dibuat secara teliti dengan alat-alat yang akurat.
d. Pemotongan baja strip dan pelat yang lebih tebal dari 9 mm tidak
boleh dengan cara menggunting. Potongan dengan las tidak diijinkan
kecuali ada ijin khusus dari Direksi Pekerjaan.
e. Pembuatan lubang harus dilaksanakan dengan menggunakan bor
mekanik. Punching tidak diijinkan. Sisa-sisa pengeboran harus segera
dibersihkan.
f. Penyambungan tidak diperkenankan kecuali dicantumkan dalam gambar
yang telah disetujui Direksi Pekerjaan.
g. Erection harus dilakukan oleh crew yang ahli dan berpengalaman
serta menggunakan keran-keran yang memadai bila diperlukan.
h. Seluruh pekerjaan mendirikan baja harus dilaksanakan menurut gambar
kerja.
i. Penyedia Jasa boleh membuat patokan-patokan garis-garis ketinggian
dari konstruksi yang akan didirikan, mendirikan perancah sementara
dan cara-cara pembebanan tertentu pada struktur asalkan tidak
melewati tegangan kerja baja yang diijinkan.
j. Penyedia Jasa bertanggung jawab sepenuhnya dalam
merencanakan prosedur pelaksanaan termasuk pemasangan batang-
batang penguat sementara dan lain-lain, untuk menjamin bahwa
struktur tetap aman karena angin atau beban-beban yang ada selama
pelaksanaan pendirian.
k. Pemakaian baut-baut montage selama pelaksanaan harus seefisien
mungkin dan cukup untuk membuat struktur terpasang erat satu sama
lain.
l. Jika stabilitas dari struktur lengkap tergantung juga pada elemen-
elemen lainya, seperti lantai beton, dinding bata dan lain-lainya yang
mana dibangun setelah struktur baja didirikan, maka penguat sementara
harus tetap dipasang ditempat sampai seluruh elemen-elemen tersebut
lengkap didirikan dan juga setelah mendapat ijin Direksi Pekerjaan.
m. Penyedia Jasa harus mematuhi segala petunjuk direksi yang
berhubungan dengan pelaksanaan / pendirian segala bagian struktur.
n. Bila perkerjaan montage sudah selesai dan disetujui Direksi Pekerjaan,
seluruh batang-batang penguat sementara dan hubungan-hubungannya
harus dilepaskan, lubang-lubang pada batang baja karena baut-baut
montage dan cat yang rusak karena pekerjaan sementara harus
diperbaiki.
o. Dalam pelaksanaan pendirian tidak diijinkan menggunakan palu besi
untuk memukul elemen-elemen baja kecuali seijin Penyedia Jasa.
p. Sebaiknya dipakai pemukul kayu bila memang harus digunakan.
q. Bila Pengelasan dilapanganboleh dilaksanakan setelah struktur dengan
perancahnya lurus dan menurut bentuk yang diinginkan dan sebelumnya
harus mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan.
r. Sambungan-sambungan baut sebelumnya harus dikontrol oleh Direksi
Pekerjaan .
s. Bila diinginkan kontraktor harusmembuat perancah-perancah tambahan
untuk memungkinkan Penyedia Jasa menginspeksi setiap unit
sambungan dan biaya ini dianggap sudah dimasukan dalam harga tender.
t. Pekerjaan baut dan las harus selalu diawasi selama pelaksanaan dan
bilamana Direksi Pekerjaan menganggap adanya kesalahan dalam
pekerjaan harus segera diganti atau diperbaiki dengan biaya Penyedia
Jasa.
u. Penyedia Jasa harus menyimpan dan menjaga semua bahan-bahan
menurut lazimnya dan melindungi terhadap kontak langsung dengan
tanah ataupun terhadap gangguan lainya.
v. Baja tidak boleh ditempatkan atau dipasang diatas pondasi beton atau
lantai sampai beton mempunyai kekuatan minimum 50% dari
kekuatan beton umur 28 hari
2. Peralatan / Material
• Besi WF 250 x 125 x 6 x 9
• Baut Baja
3. Langkah Pekerjaan
a. Material baja yang disiapkan sesuai dengan jenis, spesifikasi dan ukuran
yang akan digunakan. bagian Kolom dan kuda-kuda rafter memakai baja
WF.
b. Plate banyak dipakai sebagai simpul, sambungan, stifener. Ukuran plate
dan ketebalan serta titik lobang baut menyesuaikan dengan gambar kerja.
Ukuran plate dan titik lobang baut harus benar presisi dengan
menggunakan mal/penggaris supaya potongan plate lebih akura. Plate baja
dipotong dengan menggunakan mesin gerinda potong, untuk ukuran baja
WF yang besar sebaiknya menggunakan mesin gerinda potong duduk
dengan diameter piring hingga 20″ atau lase cutting. Setelah plate dipotong
dan titik baut sudah ditandai, selanjutnya siapkan mesin pons, bor kecil dan
bor utama untuk membuat lobang baut pada plate. Bagian titik dibor
dengan bor kecil (misal 5mm) baru dilanjutkan menggunakan bor utama
sesuai diameter baut (misal 16mm). Setelah pemotongan dan pembuatan
lobang baut selesai bersihkan plate dan haluskan dengan digrinda atau
diamplas bagian sisa potongan plate sehingga tidak tajam.
c. Ukuran WF dipasaran biasanya berbeda dengan panjang bentangan atau
tinggi kolom pada kontruksi baja yang akan dipasang nantinya. baja yang
ada harus dipotong sehingga sesuai dengan ukuran dari gambar kerja.
Bagian yang akan dipotong diukur dengan mal/jangkar secara akurat dan
presisi sehingga tidak mengalami kesalahan setelah dipotong. Jika terjadi
kesalahan mengakibatkan kerugian biaya yang cukup besar.
d. Bagian batang baja dan plate yang sudah disiapkan dari proses
sebelumnya, selanjutnya sambungkan dan setting bagian-bagian tersebut
sehingga hasilnya sesuai bentuk, jarak dan ukuran pada gambar kerja.
e. Dilakukan pengelasan sesuai dengan yang ada di gambar kerja.
f. Pengangkatan besi, Untuk beban baja lebih dari 1 ton dan ketinggian lebih
dari 10 meter maka pengangkatan kontruksi Baja sebaiknya menggunakan
alat angkat berat seperti hoist, crane/mobile crane, karena lebih safety dan
lebih mudah. Beban dibawah 1 ton dengan ketinggian kolom 6 m, dapat
menggunakan lifting equipment seperti chain block, hoist yang memiliki
daya angkat dari 5 ton.
g. Setelah rangka kuda-kuda/rafter diangkat keatas pakai catrol atau crane
dan sampai diposisi nya pasang baut dan kencangkan sampai plate simpul
rafter rapat dengan kolom. Selajutnya ujung rafter diikat pakai seling (12
mm) dan tarik ujung seling bagian bawah ke pedestal/batok, Begitu
seterusnya sehingga semua bagian rafter dan gording sudah naik dan
terpasang diatas kolom. Selanjutnya pasang branching/ tie rod sebagai
pengikat rafter.
h. Finishing adalah proses pembersihan, pengecekan dan pengecatan dari
kontruksi baja yang sudah disambungkan pengecatan mulai dari cat dasar
dan cat vanishing. Sebaiknya pengecetan dilakukan dilantai kerja sebelum
proses erection (pengangkatan) karena dilakukannya lebih mudah dan lebih
aman.
2. Peralatan / Material
• Zincalume 0.45 mm
• Baut Baja
3. Langkah Pekerjaan
a. Pastikan Tali sling sudah selesai dan di cek sesuai dengan gambar kerja.
b. Talang sudah terpasang ( bila ada )
c. Material sudah tersimpan di atas .
d. Tentukan arah pemasangan.
e. Check posisi area yang akan di pasang dengan benang dan siku.
f. Tentukan panjang overhang atap ke talang.
g. Lakukan pemasangan atap sesuai Prosedur.
h. Lakukan pemeriksaan apakah atap yang di pasang sudah simetris.
Dilakukan setiap 5 lembar. Kemudian dicek apakah simetris dan
selanjutnya mulai memasang Kembali.