Anda di halaman 1dari 22

SPESIFIKASI TEKNIK

PENYEDIAAN FASILITASI PENYIMPANAN ALAT BERAT DAN BAHAN


BANJIRAN DI KOTA PALEMBANG

I. RUANG LINGKUP
Pekerjaan yang harus dilaksanakan Penyedia Jasa adalah :
a. Pekerjaan Persiapan
b. Pekerjaan Tanah
c. Pekerjaan Pondasi
d. Pekerjaan Beton
e. Pekerjaan Dinding dan Pintu
f. Pekerjaan Atap

II. PENJELASAN PEKERJAAN


I. PEKERJAAN PERSIAPAN
I.1 K3
K3 adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan
kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja. Pekerjaan ini juga meliputi RK3 Konstruksi. Laporan RK3K dibuat
oleh Penyedia Jasa dalam pekerjaan ini.
Adapun Alat-alat K3 yang perlu disediakan penyedia jasa untuk pekerja konstruksi
pada proyek Penyediaan Fasilitasi Penyimpanan Alat Berat Dan Bahan Banjiran
Di Kota Palembang ini ialah sebagai berikut :
a. Topi Pelindung (Safety Helmet)
b. Rompi Safety (Safety Vest)
c. Sepatu Keselamatan (Safety Shoes)
d. Sarung Tangan (Safety Gloves);
e. Peralatan P3K (Kotak P3K, Obat Luka, Perban dll)
f. Alat Pemadam Api Ringan (APAR); 6 Kg
I.2 Laporan dan Foto Dokumentasi
a. Laporan
Laporan berupa laporan harian, laporan mingguan, laporan bulanan yang
berisikan mengenai jalannnya pekerjaan di lapangan. Laporan ini juga berisi
request pekerjaan, laporan alat di lapangan dan tenaga kerja/personil. Laporan
yang telah dibuat disusun dan disatukan/jilid. Laporan yang telah disusun
kemudian dibuat dalam rangkap 4/diperbanyak 4 (empat) kali. Gambar kerja
(MC.0) dibuat sebagai acuan dan pedoman dalam pelaksanaan dilapangan dan
sesuai arahan Direksi Pekerjaan. Gambar MC.0 dibuat sejelas mungkin untuk
memudahkan pekerjaan di lapangan. Setelah Pekerjaan selesai dilaksanakan
atau pekerjaan mendekati selesai maka Penyedia Jasa membuat Gambar
MC.100 atau Asbuild Drawing. Gambar MC.100 harus sesuai dengan pekerjaan
yang telah dilaksanakan dan berkoordinasi dengan Direksi Pekerjaan.

b. Foto Dokumentasi
Dokumentasi di lapangan berisikan jalannya kegiatan di lokasi pekerjaan. Foto
dokumentasi di mulai dari sebelum pekerjaan dimulai (foto 0%), pekerjaan
sedang dilaksanakan (foto 50%) dan kegiatan yang telah selesai di laksanakan
(foto100%). Semua item dan pekerjaan di lapanngan wajib didokumentasikan.
Cara pengambilan dokumentasi sesuai dengan arahan Direksi dan Spesifikasi
pekerjaan. Foto Dokumentasi dicetak dan disusun dalam album dokumentasi
kegiatan. Kemudian dibuat dalam rangkap 4/diperbanyak 4 (empat) kali.

I.3 Pemasangan Bowplank


Pekerjaan pengukuran dilaksanakan sebelum pelaksanaan pekerjaan
dilaksanakan. Pengukuran dimaksudkan untuk mengetahui luas area pekerjaan,
dimensi pekerjaan, dan dapan digunakan dalam penyusunan MC.0. Pemasangan
Bouwplank dimaksudkan sebagai penanda batas-batas pekerjaan, galian serta
pemasangan pondasi bangunan. Bowplank dapat berupa balok kayu, bambu,
baja ringan atau material sejenis lainya yang disertai dengan benang ukur.
Pengerjaanya dilakukan pada tahap awal setelah pembersihan lahan dan
sebelum galian pondasi.
I.4 Pekerjaan Pembersihan
Yang dimaksud dalam butir mengenai Pekerjaan Pembersihan Lokasi dalam
perincian pekerjaan meliputi :
a. Pembersihan lahan lokasi pekerjaan merupakan pembersihan semak belukar
yang harus ditebas.
b. Tidak diperkenankan menebang pohon dengan diameter batang lebih besar
dari 15 cm tanpa seizin Direksi, kecuali pohon tersebut terletak dilokasi yang
akan dibangun.
c. Sampah dan bahan buangan lainnya hasil dari pembersihan lahan harus
dibuang pada tempat pembuangan yang telah ditentukan.
d. Air yang dibuang tidak boleh menimbulkan gangguan pada fasilitas umum yang
sudah ada serta tidak boleh mengganggu jalannya pekerjaan.

II. Pekerjaan Tanah


II.1 Pekerjaan Timbunan Tanah
Timbunan tanah adalah pekerjaan yang bertujuan memindahkan tanah ke suatu
lokasi untuk membentuk atau mencapai ketinggian tanah tertentu sesuai
kebutuhan.
1. Ketentuan Umum
a. Lokasi pekerjaan yang termasuk dalam batas yang ditentukan pada gambar
rencana, harus dibersihkan dari pepohonan, semak-semak, tanaman pagar,
akar-akar, humus, puing-puing, serta benda pengganggu lainnya.
b. Benda-benda permanen diatas permukaan maupun di dalam tanah, seperti
: bangunan, pagar, dinding, jaringan pipa, dsb. harus dilakukan mobilisasi,
pemberian penerangan, pagar dan tanda-tanda pengaman .
c. Kondisi lapangan yang ditetapkan, harus dapat diperkirakan dan ditinjau,
sebelum pekerjaan dilaksanakan.
d. Semua tenaga kerja dan peralatan, termasuk peralatan, pengerukan,
pengangkutan, pengangkatan, serta pemindahan, harus sesuai dengan
material pekerjaan.
e. Semua peralatan pengurugan dan pemindahan tanah harus mempunyai
tipe yang sesuai dengan pekerjaan, dan harus selalu dirawat agar dapat
digunakan setiap saat.
f. Pelaksana dilapangan harus memiliki antara lain fotocopy persyaratan,
standar bahan untuk setiap material yang digunakan.
g. Setelah dilakukan timbunan selanjutnya dipadatkan menggunakan hand
stamper.

2. Peralatan/Material
Adapun material yang digunakan dalam timbunan tanah lantai dalam
pekerjaan Penyediaan Fasilitasi Penyimpanan Alat Berat Dan Bahan Banjiran
Di Kota Palembang ini ialah Tanah Urug. Material bebas, sampah, batang
pohon. Alat yang digunakan untuk pemadatan yaitu Hand Stamper.

3. Langkah Pekerjaan
a. Penyedia Jasa harus selalu menyediakan pompa air untuk menghindari
genangan air dan lumpur di tempat kerja.
b. Tanah timbunan harus bebas dari kotoran. Hasil dari timbunan harus padat
dan mencapai peil yang dibutuhkan.
c. Timbunan harus dilakukan secermat mungkin untuk mendapatkan
pekerjaan yang efektif dan efisien
d. Timbunan dilakukan lapis demi lapis dengan tebal maksimum lapisan 30
cm dan setiap lapis dipadatkan secara mekanis, dengan menggunakan
Stamper.
e. Setelah seluruh pengurugan selesai, hasil pengurugan harus berada dalam
kondisi baik, padat dan stabil. Apabila hasil urugan belum baik, maka
pengurugan harus diulang sampai mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas dan Direksi.
f. Urugan dengan tenaga manusia hanya dapat dilakukan untuk daerah -
daerah urugan yang tidak akan menerima beban besar. Pemadatan
dilakukan dengan stamper. Pemadatan dilakukan pada setiap lapis yang
tebalnya tidak lebih dari 15 cm.
g. Kepadatan yang disyaratkan untuk konstruksi tanah timbunan sesuai
spesifikasi, gambar kerja dan Direksi pekerjaan.
III. Pekerjaan Pondasi
III.1 Pek. Galian Pondasi
1. Ketentuan Umum
a. Galian tanah untuk pondasi harus sesuai dengan ukuran dalam gambar
atau sampai tanah keras. Apabila diperlukan untuk mendapatkan daya
dukung yang baik, dasar galian harus dipadatkan/ditumbuk.
b. Jika galian melampaui batas kedalaman, Penyedia Jasa harus menimbun
kembali dan dipadatkan sampai kepadatan maksimum.
c. Hasil galian yang dapat dipakai untuk penimbunan harus diangkat langsung
ketempat yang direncanakan yang disetujui direksi. Sedangkan hasil galian
yang tidak dapat dipakai untuk penimbunan harus disingkirkan ketempat
yang disetujui direksi.

2. Peralatan / Material
• Mesin pompa air

3. Langkah Pekerjaan
a. Buatlah gambar shop drawing terlebih dahulu untuk pekerjaan galian tanah
kemudian ajukan gambar tersebut untuk direalisasikan ke pondasi.
b. Lakukan persiapan kerja termasuk penyiapan alat-alat pembantu
pelaksanaan pekerjaan.
c. Galian dilakukan sedalam 1,85 meter, lebar atas 2 m dan dan lebar bawah
3 meter.
d. Tentukan posisi titik ukur tetap selanjutnya lakukan pengukuran terhadap
ukuran dan elevasi galian tanah.
e. Pelaksanaan galian tanah dilakukan menggunakan Excavator.
f. Buang sisa galian tanah ke tempat yang tidak mengganggu kelancaran
pekerjaan.
g. Lakukan penggalian tanah ini hingga mencapai ukuran lebar dan
kedalaman sesuai perencanaan.
h. Keluarkan air yang muncul di dalam galian tanah memakai mesin pompa
khusus supaya tidak menghambat pekerjaan.
i. Singkirkan benda-benda yang ditemukan selama penggalian seperti
sampah, potongan kayu, dan bebatuan.
j. Setelah proses penggalian tanah rampung, dapat dillanjutkan pekerjaan
berikutnya.

III.2 Pemancangan Dolken Ø10


1. Ketentuan Umum
Pekerjaan ini mencakup penyediaan cerucuk dan ditempatkan sesuai dengan
spesifikasi dan sedapat mungkin mendekati gambar menurut penetrasi atau
kedalamannya seagaimana yang diperintahkan direksi pekerjaan. Pengujian
pembebanan diperlukan untuk menentukan daya dukung pondasi tiang,
jumlah dan panjang tiang yang akan dilaksanakan
2. Peralatan dan Material
• Kayu Cerucuk Dolken Ø10
• Palu/Godam
• Parang
3. Langkah Pekerjaan
Berikut Metode Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi Cerucuk, Penyediaan dan
Pemancangan:
1. Cek ulang Permintaan (Request) Pekerjaan & data pendukungnya.
2. Menyerahkan Gambar detail penampang melintang (Shop Drawing) kepada
Direksi Pekerjaan.
3. Cek dan amati ulang kesiapan alat, pastikan tidak ada perubahan dari
4. kesiapan yang telah dilakukan.
5. Cek ulang kesiapan tenaga kerja, jumlah dan kualifikasinya pastikan tidak
ada perubahan dari kesiapan yang telah dilakukan.
6. Pastikan ada penanggung jawab dari penyedia jasa untuk mengatasi
kondisi khusus.
7. Pastikan ada pengendalian Keselamatan dan Kecelakaan Kerja (K3).
8. Pastikan ada kesiapan pengendalian lalu-lintas.Staking-out dimensi, bentuk
dan lokasi sesuai gambar rencana
9. Pasang patok-patok ukur untuk menentukan lebar dan panjang pondasi.
10. Lakukan penyiapan tanah dasar sesuai dengan gambar rencana dan hal-
hal sebagai berikut:
11. Bersihkan tanah dasar yang dapat mengganggu pelaksanaan.
12. Ratakan lahan dengan cara Penyiapan lahan Tanpa Bakar (PLTB).
13. Bila muka air mencapai pcrmukaan tanah, maka timbun tanah dasar
sehingga muka tanah timbunan di atas muka air.
14. Tentukan tempat kedudukan tiang-tiang cerucuk yang akan dipancang
dan diberi tanda dengan menggunakan patok-patok

Pelaksanaan :

1. Runcingkan bagian ujung bawah cenrcuk kayu agar mudah rnenembus ke


dalam tanah.
2. Pasang perancah atau platform sedemikian rupa sehingga orang dapat
dengan mudah
3. Memukul kepala tiang pada ketinggian tertentu (lihat Gambar 2).
4. Ratakan bagian ujung tiang yang akan dipukul dan beri topi tiang.
5. Tegakkan tiang cerurcuk dan masukkan sedikit ke dalarn tanah agar
dapat dipukul dcngan stabil dan tetap tegak lurus.
6. Pukul tiang dengan palu pcmukul pada ujung atas cenrcuk yang sudah
diberi topi sampai kedalaman rencana.

III.3 Pekerjaan Pasir Urug Lantai Dasar Pondasi


Pekerjaan Urugan pasir adalah pekerjaan yang berguna untuk membuat stabil
permukaan tanah asli dan menyebarkan beban. Dengan begitu, permukaan
tanah yang sudah dilapisi pasir dapat memikul beban secara merata.
1. Ketentuan Umum
a. Urugan pasir harus disiram dengan air sehingga mencapai yang
dikehendaki/padat
b. Pasir laut tidak boleh digunakan untuk urugan dibawah pondasi, bawah
lantai dan urugan pasir lainnya.
c. Pasir pasang dari jenis yang kasar dapat dipakai sebagai pasir urug
Peralatan / Material
2. Material dan Alat
• Pasir Urug
3. Langkah Pekerjaan
a. Pada dasar galian pondasi diberi urugan pasir padat setebal 5 cm padat.
b. Pasir diratakan dengan menggunakan tarikan kayu dan selalu dikontrol
ketebalan dari pasir tersebut
c. Pasir dibasahi dengan air agar pasir benar-benar padat dan rata
d. Pengurugan pasir ini pekerjakan berbarengan dengan lantai kerja pondasi

III.4 Pekerjaan Lantai Kerja Dasar Pondasi


a. Persiapan
- Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan lantai kerja

- Approval material yang akan digunakan.

b. Persyaratan Pelaksanaan

- Persiapan material kerja, antara lain : semen PC, pasir, split dan
air.Persiapan alat bantu kerja, antara lain : concrete mixer, meteran,
waterpass, cangkul, talang cor, ember, sendok semen, raskam, benang,
selang air, dll.
- Terlebih dahulu juru ukur (surveyor) melaksanakan pengukuran dengan
theodolith untuk menentukan leveling lantai kerja.
- Tandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi
warna cat.
c. Pelaksanaan
• Untuk lantai kerja dibawah pondasi dibuat dengan ketebalan sesuai

rencana.
• Buat adukan untuk lantai kerja dengan campuran adukan 1PC : 3Psr :
5Krl atau B-0.
• Pastikan bahwa lokasi yang akan dipasang lantai kerja sudah
terdapat urugan pasir dengan ketebalan yang sesuai rencana dan telah
diratakan.
• Bersihkan lokasi yang akan dipasang lantai kerja dari sampah atau
kotoran.
• Pasang patok dan leveling lantai kerja yang dibutuhkan sebagai pola
untuk menentukan ketebalan. Bisa juga dengan terlebih dahulu dibuat
kepalaan dengan jarak per 1 m untuk leveling lantai kerja.

• Tuangkan adukan lantai kerja ke area melalui talang cor atau ember.
• Adukan lantai kerja diratakan dengan menggunakan cangkul maupun
sendok adukan/raskam hingga ketinggian yang telah ditentukan dengan
cara melaksanakan tarikan benang dari patok level satu dengan yang
lainnya.

III.5 Pekerjaan Beton Pondasi


1. Ketentuan Umum
a. Galian tanah pondasi telapak (foot plat) pada titik-titik kolom.
b. Semua pekerjaan beton bertulang yang terletak di bawah permukaan tanah
yang menerima langsung beban kolom bangunan.
c. Pembuatan bekesting pondasi dan sloof dari kayu.
d. Urugan kembali lubang galian setelah konstruksi terpasang.
2. Material dan Alat
• Truck Mixer • Papan dan Kayu Bekisting
• Concrete Vibrator • Kawat pengikat
• Besi Ø 16 dan Ø 12 • Alat bantu kerja
• Beton K-225 (Ready Mix)

3. Langkah Pekerjaan
a. Sebelum pasangan pondasi telapak dimulai terlebih dahulu kedalaman dan
lebar galian dikontrol apakah sudah sesuai yang diharapkan.
b. Jika terjadi galian tanah terlalu dalam, tidak diperkenankan mengurug
menggunakan tanah bekas galian agar kedalamannya sesuai dengan peil
yang diinginkan (sesuai gambar), harus menggunakan pasir.
c. Setelah kedalaman tanah tidak ada masalah (sesuai gambar), baru diurug
dengan pasir. Ketebalan urugan pasir dibuat sesuai gambar.
d. Untuk mencapai kepadatan urugan pasir harus disiram dengan air
secukupnya.
e. Pemasangan tulangan dengan besi ukuran Ø16 dan Ø 12 untuk rangkaian
besi pengikat dilakukan dengan tingkat presisi yang tinggi mengingat
perannya sebagai as bangunan dan sesuai gambar kerja.
f. Pengecoran plat pondasi menggunakan beton K225 sesuai di dalam
spesifikasi dan Ready Mix dilengkapi dengan hasil laporan JMF (Job Mix
Formula)
g. Telapak pondasi berukuran 120 x 120 x 30 ikuti instruksi gambar kerja dan
Direksi
h. Pengecoran dilakukan sampai pada batas kolom paling bawah atau sesuai
dengan petunjuk Direksi.
i. Perawatan beton setelah pengecoran dilakukan sampai beton mengeras,
dan selama perawatan galian tidak boleh ditimbun.
j. Pengecoran pondasi dilanjutkan untuk kolom tegak sampai batas di atas
muka tanah atau pada sisi bawah balok sloof, atau sesuai dengan petunjuk
Direksi.
k. Setelah selesai bekesting dibongkar. Lubang bekas galian diijinkan untuk
ditimbun.

III.6 Pek. Pondasi Batu Kali


1. Persiapan
Rencanakan urutan galian, urutan pemasangan pondasi batu kali, tempat
penimbunan tanah hasil galian sementara sebelum diangkut keluar dari site,
juga tempat penimbunan sementara batu-batu kali tersebut sebelum dipasang.
2. Pekerjaan Pasangan Batu Kali
Pada pekerjaan pasangan pondasi ada 2 tahap yaitu pembuatan profil dan
pemasangan batu kali.
Pembuatan profil :

a. Pasang patok batu untuk memasang profil (2 patok untuk tiap profil). Profil
dipasang pada setiap ujung lajur pondasi.
b. Pasang bilah batu datar pada kedua patok,setinggi profil.
c. Pasang profil benar-benar tegak lurus dan bidang atas profil datar. Usahakan
titik tengah profil tepat pada tengah-tengah galian yang direncanakan dan
bidang atas profil sesuai peil pondasi.
d. Ikat profil tersebut pada bilah datar yang dipasang antara 2 patok dan juga
dipaku agar lebih kuat.
e. Pasang patok sokong, miring pada tebing galian pondasi dan ikatkan dengan
profil, sehingga menjadi kuat dan kokoh.
f. Cek ketegakan / posisi profil dan ukuran-ukurannya, perbaiki jika ada yang
tidak tepat,demikian juga peilnya.
Pemasangan batu kali kali sebagai berikut:
1. Siapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan
2. Pasang benang pada sisi luar profil untuk setiap beda tinggi 25 cm dari
permukaan urugan pasir.

3. Siapkan adukan untuk melekatkan batu-batu tersebut.


4. Susun batu-batu diatas lapisan pasir urug tanpa adukan (aanstamping)
dengan tinggi 25cm dan isikan pasir dalam celah-celah batu tersebut
sehingga tak ada rongga antar batu kemudian siramlah pasangan batu
kosong tersebut dengan air.
5. Naikkan benang pada 25 cm berikutnya dan pasang batu kali dengan
adukan, sesuai ketinggian benang. Usahakan bidang luar pasangan tersebut
rata.

IV. Pekerjaan Beton


IV.1 Pekerjaan Sloof 25/40
Salah satu bagian penting dalam konstruksi bangunan adalah Sloof. Sloof
merupakan struktur dari bangunan yang terletak di atas pondasi dan memiliki
fungsi untuk meratakan beban pondasi. Sloof juga berfungsi sebagai pengunci
dinding agar apabila terjadi pergerakan tanah, dinding tidak roboh.
1. Ketentuan Umum
Tumpuan akan dianggap kaku, yaitu tidak dapat berdeformasi, sehingga
hanya tiga syarat-syarat tumpuan yang dipertimbangkan yaitu tumpuan bebas,
tumpuan terjepit penuh dan tumpuan terjepit sebagian. Sloof sederhana yang
ditumpu bebas dapat mengalami perputaran sudut pada perletakan. Sloof
dikatakan terjepit penuh bila terdapat jepitan penuh, sehingga rotasi tidak
mungkin terjadi. Tumpuan terjepit sebagian adalah suatu keadaan diantara
dua situasi tersebut yang memungkinkan tumpuan ini sedikit berotasi. Bila
sebuah sloof secara teoritis dianggap tertumpu bebas, tetapi jenis ini
memungkinkan terjadinya jepitan tak terduga, maka harus dipertimbangkan
adanya momen jepit tak terduga. Momen jepit tak terduga membutuhkan
tulangan dan besar momen tersebut selalu dianggap sepertiga dari momen
lentur yang bekerja pada bentang batasan.yang tidak dapat dipakai untuk
penimbunan harus disingkirkan ketempat yang disetujui direksi. Penyedia
Jasa bertanggung jawab sepenuhnya apabila mutu beton dan hasil pekerjaan
tidak sesuai dengan yang disyaratkan dan bersedia menggantinya dengan
biaya ditanggung oleh Penyedia Jasa.
2. Peralatan / Material
• Truck Mixer • Beton K-225 (Ready Mix)
• Concrete Vibrator • Kawat pengikat
• Papan dan Kayu Bekisting • Alat bantu kerja
• Besi ø16 dan ø12
3. Langkah Pekerjaan
a. Menyiapkan Papan Bekisting, Besi Beton, dan Job Mix Design dan Job Mix
Formula untuk pekerjaan sloof beton.
b. Menyiapkan sepatu kolom. Fungsinya agar bekisting tepat berada pada titik
koordinatnya sesuai dengan gambar perencanaan. Sepatu kolom biasanya
menggunakan besi stek yang dibor pada lantai.
c. Melakukan perakitan besi Ø16 dengan sengkang Ø12 dan jarak sengkang
sesuai dengan gambar kerja.
d. Memasang bekisting sloof dengan ukuran 25 x 40 cm. Jangan lupa beton
decking atau tahu beton penyangga besi tulangan. Tujuan beton decking ini
untuk menjaga jarak selimut beton agar tidak berubah selama proses
pengecoran.
e. Memasang sabuk sloof pada bekisting kolom untuk memperkuat. Ukuran
sloof yang digunakan relative sesuai dengan Soft Drawing. Untuk mengunci
sloof tersebut harus menggunakan tie rod.
f. Memasang pipa support Untuk menjaga horizontal dari sloof terhadap
kolom. Untuk mendapatkan sloof struktur yang sempurna, bekisting tidak
boleh miring ataupun goyang saat pengecoran Oleh karena itu
pemasangan pipa support dinilai sangat penting.Setelah proses penggalian
tanah rampung, tahap berikutnya adalah pekerjaan pondasi cor beton serta
pengurugan tanah.

IV.2 Pekerjaan Kolom 40/40


1. Ketentuan Umum
Sebelum melaksanakan pekerjaan beton Penyedia Jasa diwajibkan
memeriksa seluruh perhitungan konstruksi beton. Jika ternyata terdapat
kesalahan pada bagian perhitungan tersebut..Sebelum melaksanakan
pekerjaan beton diwajibkan membuat Shop Drawing untuk mendapat
persetujuan dan keputusan dari Pemberi Tugas sekurang-kurangnya 3 hari
sebelum pengecoran pertama, Penyedia Jasa sudah menyerahkan Mix
Design untuk mutu beton Ready Mix K-225 yang tentunya sebelumnya
menyerahkan contoh bahan yang akan dipergunakan. Sebagian contoh yang
ditestkan disimpan oleh Pemberi Tugas untuk pengecekan bahan pada waktu
pengecoran. Penyedia Jasa harus bertanggung jawab terhadap seluruh
pekerjaan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang disyaratkan, termasuk
kekuatan, toleransi dan penyelesaiannya. Semua pekerjaan Spesifikasi Teknis
yang dihasilkan harus mempunyai mutu yang sebanding dengan standar
umum yang berlaku. Apabila Pemberi Tugas memandang perlu, Penyedia
Jasa dapat meminta nasehat-nasehat dari tenaga ahli yang ditunjuk oleh
Pemberi Tugas atas beban Penyedia Jasa.

2. Peralatan / Material
• Truck Mixer • Besi ø16 dan ø12
• Concrete Vibrator • Kawat pengikat
• Beton K-225 (Ready Mix) • Alat bantu kerja
• Papan dan Kayu Bekisting

3. Langkah Pekerjaan
a. Pasangalah rangkaian tulangan secara vertikal terlebih dulu. Anda
menggunakan tulangan Ø16 dengan sengkangan Ø 16 jarak sesuai gambar
kerja.
b. Pasang bekisting di masaing-masing sisi rangkaian tulangan, di mana jarak
tulangan terluar dan bekisting minimal 2 cm.
c. Kolom yang dipakai ialah beton K225 dengan ukuran 40cm x 40cm setinggi
2m untuk di setiap titik, dan setinggi 6m untuk di bagian dinding bata.
d. Buatlah adukan beton sebagai bahan pengisi dari kolom ini. Adukan beton
terbuat dari campuran agregat kasar, agregat halus, dan bahan pengikat,
menggunakan beton ready mix K-225.
e. Masukkan adukan beton sedikit demi sedikit. Bila perlu, Anda bisa
menggunakan tongkat untuk mendorong adukan beton ini agar dapat
mengisi dengan padat.
f. Pekerjaan pembuatan kolom praktis ini bisa dilakukan setiap tinggi 90-120
cm supaya hasilnya lebih padat dan tidak ada bagian yang keropos.

IV.3 Pekerjaan Ring Balok 25/40


1. Ketentuan Umum
Sebelum melaksanakan pekerjaan beton Penyedia Jasa diwajibkan
memeriksa seluruh perhitungan konstruksi beton. Jika ternyata terdapat
kesalahan pada bagian perhitungan tersebut, Kontraktor diwajibkan melapor
kepada Direksi yang akan diteruskan ke Perencana. Sebelum ada keputusan
mengenai perhitungan tersebut Kontraktor tidak diperbolehkan untuk mulai
melaksanakan sebagian pekerjaan tersebut.Sebelum melaksanakan
pekerjaan beton diwajibkan membuat Shop Drawing untuk mendapat
persetujuan dan keputusan dari Pemberi Tugas sekurang-kurangnya 3 hari
sebelum pengecoran pertama, Kontraktor sudah menyerahkan Mix Design
untuk mutu beton ready mix K-225. Sebagian contoh yang ditestkan disimpan
oleh Pemberi Tugas untuk pengecekan bahan pada waktu pengecoran.
Penyedia Jasa harus bertanggung jawab terhadap seluruh pekerjaan sesuai
dengan ketentuan-ketentuan yang disyaratkan, termasuk kekuatan, toleransi
dan penyelesaiannya.. Penyedia Jasa bertanggung jawab sepenuhnya
apabila mutu beton dan hasil pekerjaan tidak sesuai dengan yang disyaratkan
dan bersedia menggantinya dengan biaya ditanggung oleh Penyedia Jasa.

2. Peralatan / Material
• Truck Mixer • Besi ø16 dan ø12
• Concrete Vibrator • Kawat pengikat
• Beton K-225 (Ready Mix) • Alat bantu kerja
• Papan dan Kayu Bekisting

3. Langkah Pekerjaan
a. Pasangalah rangkaian tulangan secara vertikal terlebih dulu. Anda bisa
menggunakan tulangan D16 dengan sengkangan D12
b. Pasang bekisting di masaing-masing sisi rangkaian tulangan, di mana jarak
tulangan terluar dan bekisting minimal 2 cm.
c. Balok beton yang dipakai ialah beton ready mix K225 yang berukuran 25cm
x 40cm .
d. Buatlah adukan beton sebagai bahan pengisi dari balok ini. Adukan beton
terbuat dari campuran agregat kasar, agregat halus, dan bahan pengikat,
menggunakan beton ready mix K-225.
e. Masukkan adukan beton sedikit demi sedikit. Bila perlu, Anda bisa
menggunakan tongkat untuk mendorong adukan beton ini agar dapat
mengisi dengan padat.
f. Pekerjaan pembuatan balok ini bisa dilakukan setiap tinggi 90-120 cm
supaya hasilnya lebih padat dan tidak ada bagian yang keropos.
V. Pekerjaan Dinding dan Pintu
V.1 Pekerjaan dinding 1/2 bata ad. 1/4
1. Ketentuan Umum
a. Penyedia Jasa harus menggunakan material yang tercantum di dalam
petunjuk
teknis, apabila material tidak ada dilapangan dapat menyesuaikan.
b. Apabila terdapat perbedaan bahan antara spesifikasi bahan dengan yang
terpasang di lapangan, maka peyedia jasa perlu mengganti bahan tersebut
2. Material dan Alat
• Semen Portland
• Pasir Pasang
• Air
• Bata Merah
• Alat bantu kerja

3. Langkah Pekerjaan
a. Sebelum digunakan batu bata harus direndam dalam bak air atau drum
hingga jenuh.
b. Setelah bata terpasang dengan adukan, naad/siar-siar harus dikerok
sedalam 1 cm dan dibersihkan dengan sapu lidi dengan kemudian disiram
air.
c. Pemasangan dinding bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri dari
(maksimal) 24 lapis setiap hari.
d. Karena bidang dinding bata ½ (setengah) batu yang luasnya lebih besar
dari 12 m2, maka pekerjaan bata harus dilakukan setelah pekerjan balok
pengikat dan kolom selesai.
e. Dinding yang dipakai ialah dinding ½ bata dengan campuran 1 banding 4.
f. Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan
beton (kolom) harus diberi penguat stek-stek besi beton diameter 8 mm.
Jarak 40 cm, yang terlebih dahulu ditanam dalam pasangan bata minimal
30 cm, kecuali ditentukan lain.
g. Semua pemasangan harus diletakkan tegak lurus, datar dalam satu garis
lurus dan berjarak sama;
h. Sebelum dipasang batu bata tersebut harus dibasahi dengan air. Bata yang
lebarnya kurang dari 12 cm tidak boleh dipergunakan. Tebal spesi adalah 1
cm –2 cm;
i. Setiap bidang pasangan bata yang luasnya melebihi 12 m2 harus
ditambahkan kolom praktis dan balok praktis untuk memperkuat dan
pengikat pasangan dinding bata. Atau ketentuan lain atas petunjuk Direksi
Pekerjaan
j. Pemasangan batu bata harus bertahap setiap 1 meter dan diikuti cor kolom
praktis.
k. Bata yang patah lebih dari 2 tidak boleh digunakan. Sedangkan bata merah
yang patah 2 tidak boleh dipasang melebihi dari 5 %;
l. Pasangan batu bata harus menghasilkan finish 15 cm untuk ½ batu dan
finish 25 cm untuk 1 bata;
m. Antara kolom dan dinding dihubungkan dengan pemberian angkur setiap 6
lapis bata. Penggunaan angkur dengan diameter 10 mm dan panjang
minimal 40 cm.

V.2 Pekerjaan Pintu Besi


1. Ketentuan Umum
a. Pekerjaan dilakukan dengan cara perangkaian pintu terlebih dahulu
sebelum di pasang.
b. Pintu teralis dapat dipasang jika semua besi kolom dan dinding teralis
sudah terpasang.
c. Semua pekerjaan harus dilaksanakan sesuai standar spesifikasi dari bahan
yang digunakan sesuai dengan petunjuk dan persetujuan
Perencana/Pengawas, dan Persyaratan tertulis dalam Uraian dan Syarat
pekerjaan ini.
d. Hasil pengelasan dibawah harus di cek terlebih dahulu oleh pengawas
sebelum dilanjutkan ke pemasangan.

2. Material dan Alat


• Besi Siku L 30.30.3
• Besi Plat Baja Tebal 2 mm
• Mesin Las
• Kawat Las

3. Langkah Pekerjaan
a. Menyiapkan besi-besi dan alat juga bahan lainnya yang akan digunakan.
b. Lapangan harus bersih dari segala barang yang dapat mengangu
pekerjaan.
c. Pemotongan besi siku sepanjang yang dibutuhkan untuk pembuatan frame
teralis.
d. Ukuran frame pintu yang akan dibuat ialah 1m x 2m. Besi profil dipasang
melintang untuk mensuppoer besi teralis.
e. Besi dirangkai dengan cara di las satu per satu membentuk frame yang
diinginkan.
f. Setelah frame selesai, di rangkai teralis di frame yang sudah dibuat
menggunakan besi polo, di las satu per satu terhadap frame.
g. Setiap besi polos diberi jarak 15 cm dari satu ke yang lain.
h. Setelah selesai, pemasangan pintu dapat dilakukan.
i. Pekerjaan harus mengikuti arahan dari pengawas atau mengiuti shop
drawing yang telah diberikan.

VI. Pekerjaan Atap


VI.1 Pekerjaan Rangka Besi WF 250.125.6.9
Baja WF atau yang dikenal dengan wide flange merupakan baja yang memiliki
kekuatan tarik dan daya tekan yang tinggi. Biasanya baja ini digunakan dalam
industri konstruksi dan struktural. Bahan ini merupakan elemen sempurna bagi
material konstruksi karena mampu menahan tarikan serta tekanan aksial.
Baja WF (wide flange) adalah jenis bahan bangunan yang digunakan untuk
membangun rumah, jembatan, dan struktur lainnya dan terdiri dari dua sayap
(flange) dan satu badan utama. Flange adalah potongan baja horizontal di
bagian atas dan bawah komponen badan utama.

1. Ketentuan Umum
a. Penyedia Jasa harus mengajukan uraian lengkap mengenai metode
erection, jadwal pekerjaan kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan
persetujuan.
b. Dalam proses fabrikasi kontaktor harus memeriksa bahwa semua
fabrikasi elemen-elemen struktur masih dalam batas-batas toleransi.
c. Marking harus dibuat secara teliti dengan alat-alat yang akurat.
d. Pemotongan baja strip dan pelat yang lebih tebal dari 9 mm tidak
boleh dengan cara menggunting. Potongan dengan las tidak diijinkan
kecuali ada ijin khusus dari Direksi Pekerjaan.
e. Pembuatan lubang harus dilaksanakan dengan menggunakan bor
mekanik. Punching tidak diijinkan. Sisa-sisa pengeboran harus segera
dibersihkan.
f. Penyambungan tidak diperkenankan kecuali dicantumkan dalam gambar
yang telah disetujui Direksi Pekerjaan.
g. Erection harus dilakukan oleh crew yang ahli dan berpengalaman
serta menggunakan keran-keran yang memadai bila diperlukan.
h. Seluruh pekerjaan mendirikan baja harus dilaksanakan menurut gambar
kerja.
i. Penyedia Jasa boleh membuat patokan-patokan garis-garis ketinggian
dari konstruksi yang akan didirikan, mendirikan perancah sementara
dan cara-cara pembebanan tertentu pada struktur asalkan tidak
melewati tegangan kerja baja yang diijinkan.
j. Penyedia Jasa bertanggung jawab sepenuhnya dalam
merencanakan prosedur pelaksanaan termasuk pemasangan batang-
batang penguat sementara dan lain-lain, untuk menjamin bahwa
struktur tetap aman karena angin atau beban-beban yang ada selama
pelaksanaan pendirian.
k. Pemakaian baut-baut montage selama pelaksanaan harus seefisien
mungkin dan cukup untuk membuat struktur terpasang erat satu sama
lain.
l. Jika stabilitas dari struktur lengkap tergantung juga pada elemen-
elemen lainya, seperti lantai beton, dinding bata dan lain-lainya yang
mana dibangun setelah struktur baja didirikan, maka penguat sementara
harus tetap dipasang ditempat sampai seluruh elemen-elemen tersebut
lengkap didirikan dan juga setelah mendapat ijin Direksi Pekerjaan.
m. Penyedia Jasa harus mematuhi segala petunjuk direksi yang
berhubungan dengan pelaksanaan / pendirian segala bagian struktur.
n. Bila perkerjaan montage sudah selesai dan disetujui Direksi Pekerjaan,
seluruh batang-batang penguat sementara dan hubungan-hubungannya
harus dilepaskan, lubang-lubang pada batang baja karena baut-baut
montage dan cat yang rusak karena pekerjaan sementara harus
diperbaiki.
o. Dalam pelaksanaan pendirian tidak diijinkan menggunakan palu besi
untuk memukul elemen-elemen baja kecuali seijin Penyedia Jasa.
p. Sebaiknya dipakai pemukul kayu bila memang harus digunakan.
q. Bila Pengelasan dilapanganboleh dilaksanakan setelah struktur dengan
perancahnya lurus dan menurut bentuk yang diinginkan dan sebelumnya
harus mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan.
r. Sambungan-sambungan baut sebelumnya harus dikontrol oleh Direksi
Pekerjaan .
s. Bila diinginkan kontraktor harusmembuat perancah-perancah tambahan
untuk memungkinkan Penyedia Jasa menginspeksi setiap unit
sambungan dan biaya ini dianggap sudah dimasukan dalam harga tender.
t. Pekerjaan baut dan las harus selalu diawasi selama pelaksanaan dan
bilamana Direksi Pekerjaan menganggap adanya kesalahan dalam
pekerjaan harus segera diganti atau diperbaiki dengan biaya Penyedia
Jasa.
u. Penyedia Jasa harus menyimpan dan menjaga semua bahan-bahan
menurut lazimnya dan melindungi terhadap kontak langsung dengan
tanah ataupun terhadap gangguan lainya.
v. Baja tidak boleh ditempatkan atau dipasang diatas pondasi beton atau
lantai sampai beton mempunyai kekuatan minimum 50% dari
kekuatan beton umur 28 hari

2. Peralatan / Material
• Besi WF 250 x 125 x 6 x 9
• Baut Baja

3. Langkah Pekerjaan
a. Material baja yang disiapkan sesuai dengan jenis, spesifikasi dan ukuran
yang akan digunakan. bagian Kolom dan kuda-kuda rafter memakai baja
WF.
b. Plate banyak dipakai sebagai simpul, sambungan, stifener. Ukuran plate
dan ketebalan serta titik lobang baut menyesuaikan dengan gambar kerja.
Ukuran plate dan titik lobang baut harus benar presisi dengan
menggunakan mal/penggaris supaya potongan plate lebih akura. Plate baja
dipotong dengan menggunakan mesin gerinda potong, untuk ukuran baja
WF yang besar sebaiknya menggunakan mesin gerinda potong duduk
dengan diameter piring hingga 20″ atau lase cutting. Setelah plate dipotong
dan titik baut sudah ditandai, selanjutnya siapkan mesin pons, bor kecil dan
bor utama untuk membuat lobang baut pada plate. Bagian titik dibor
dengan bor kecil (misal 5mm) baru dilanjutkan menggunakan bor utama
sesuai diameter baut (misal 16mm). Setelah pemotongan dan pembuatan
lobang baut selesai bersihkan plate dan haluskan dengan digrinda atau
diamplas bagian sisa potongan plate sehingga tidak tajam.
c. Ukuran WF dipasaran biasanya berbeda dengan panjang bentangan atau
tinggi kolom pada kontruksi baja yang akan dipasang nantinya. baja yang
ada harus dipotong sehingga sesuai dengan ukuran dari gambar kerja.
Bagian yang akan dipotong diukur dengan mal/jangkar secara akurat dan
presisi sehingga tidak mengalami kesalahan setelah dipotong. Jika terjadi
kesalahan mengakibatkan kerugian biaya yang cukup besar.
d. Bagian batang baja dan plate yang sudah disiapkan dari proses
sebelumnya, selanjutnya sambungkan dan setting bagian-bagian tersebut
sehingga hasilnya sesuai bentuk, jarak dan ukuran pada gambar kerja.
e. Dilakukan pengelasan sesuai dengan yang ada di gambar kerja.
f. Pengangkatan besi, Untuk beban baja lebih dari 1 ton dan ketinggian lebih
dari 10 meter maka pengangkatan kontruksi Baja sebaiknya menggunakan
alat angkat berat seperti hoist, crane/mobile crane, karena lebih safety dan
lebih mudah. Beban dibawah 1 ton dengan ketinggian kolom 6 m, dapat
menggunakan lifting equipment seperti chain block, hoist yang memiliki
daya angkat dari 5 ton.
g. Setelah rangka kuda-kuda/rafter diangkat keatas pakai catrol atau crane
dan sampai diposisi nya pasang baut dan kencangkan sampai plate simpul
rafter rapat dengan kolom. Selajutnya ujung rafter diikat pakai seling (12
mm) dan tarik ujung seling bagian bawah ke pedestal/batok, Begitu
seterusnya sehingga semua bagian rafter dan gording sudah naik dan
terpasang diatas kolom. Selanjutnya pasang branching/ tie rod sebagai
pengikat rafter.
h. Finishing adalah proses pembersihan, pengecekan dan pengecatan dari
kontruksi baja yang sudah disambungkan pengecatan mulai dari cat dasar
dan cat vanishing. Sebaiknya pengecetan dilakukan dilantai kerja sebelum
proses erection (pengangkatan) karena dilakukannya lebih mudah dan lebih
aman.

VI.2 Pekerjaan Ring WF dan CNP


a. Ring WF 150.75.5.7
Pemasangan Baja WF 150.75.5.7 untuk ring balok.
b. Ring CNP. 100.50
Pemasangan Baja WF 100.50 untuk ring balok.

VI.3 Pek. Reng CNP 100.50


Baja ringan yang dipakai dan dipasang adalah baja dengan ukuran dan
spesifikasi CNP 100.50. Baja yang dipakai harus anti karat supaya awet untuk
menopang atap atau struktur yang ada diatasnya seperti atap.

VI.4 Pek. Atap Zincalume 0,45


1. Ketentuan Umum
a. Sebelum pekerjaan berjalan Penyedia Jasa harus mengajukan uraian
lengkap mengenai metode pekerjaan, jadwal pekerjaan, request pekerjaan
kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan.
b. Menentukan jarak antar baut terlebih dahulu, dan sudah diuraikan secara
lengkap oleh Penyedia Jasa.
c. Pastikan seluruh pekerjaan gording sudah selesai dilakukan.

2. Peralatan / Material
• Zincalume 0.45 mm
• Baut Baja

3. Langkah Pekerjaan
a. Pastikan Tali sling sudah selesai dan di cek sesuai dengan gambar kerja.
b. Talang sudah terpasang ( bila ada )
c. Material sudah tersimpan di atas .
d. Tentukan arah pemasangan.
e. Check posisi area yang akan di pasang dengan benang dan siku.
f. Tentukan panjang overhang atap ke talang.
g. Lakukan pemasangan atap sesuai Prosedur.
h. Lakukan pemeriksaan apakah atap yang di pasang sudah simetris.
Dilakukan setiap 5 lembar. Kemudian dicek apakah simetris dan
selanjutnya mulai memasang Kembali.

VI.5 Pek. Nok 2 mm


Pemasangan NOK 2 mm digunakan untuk melindungi sambungan antar lembar
atap. NOK berfungi untuk menahan/mencegah rembesan air yang bisa saja
masuk melalui sambungan antar sambungan atap. Pemasangan dilakukan
dengan hati-hati dan teliti sesuai instruksi dan gambar kerja.

Anda mungkin juga menyukai