Anda di halaman 1dari 57

SPESIFIKASI TEKNIS

Pekerjaan : Peningkatan D.I Depok 40 Ha (DAK)


Lokasi : Kecamatan Wanareja
Sumber Dana : APBD DAK Kab. Cilacap
Tahun : 2018

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PENDAHULUAN

A. Lingkup Pekerjaan
Meliputi: Pekerja-pekerja, tenaga ahli, bahan, peralatan, dan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk
menyelesaikan semua pekerjaan pengukuran sesuai dengan RKS dan gambar.
-Pekerjaan pengukuran.
-Penentuan lokasi bangunan dan lain-lain.
-Penentuan duga.

B. Persyaratan
Pengukuran harus dilakukan oleh tenaga yang betul-betul ahli dan berpengalaman. Pemeriksaan
hasil pengukuran harus segera dilaporkan kepada Direksi Teknis/pengawas lapangan dan dimintakan
persetujuannya. Direksi Teknis /pengawas lapangan juga akan menentukan patokan utama sebagai dasar
memulai pembangunan.

C. Peralatan Pendukung
Theodolite, waterpass serta peralatannya dan patok-patok yang kuat diperlukan dalam pengukuran. semua
peralatan ini harus dimiliki Kontraktor dan harus selalu ada bila sewaktu-waktu memerlukan
pemeriksaan.

D. Pelaksanaan
1. Lokasi, ukuran maupun bangunan-bangunan lainnya ditentukan dalam gambar. Jika terdapat keragu-
raguan supaya menanyakan kepada Direksi Teknis /pengawas lapangan. Ketidakcocokan yang
mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang sebenarnya harus dilaporkan kepada Direksi
Teknis /pengawas lapangan untuk dimintakan keputusannya segera. Pekerjaan pengukuran sepenuhnya
dilakukan pemborong disaksikan oleh Direksi atau Pengawas. Pengukuran yang dilakukan tanpa
disaksikan / sepengetahuan Pengawas / direksi dianggap tidak sah dan diulang kembali. Pekerjaan
pengukuran harus dilakukan dengan cermat / teliti dengan mempergunakan alat ukur, agar sudut-sudut
betul-betul benar sesuai yang diminta. Patok profil / bouwplank ditanam dengan kuat agar tidak hilang /
berubah dari tempatnya serta di cat / diberi tanda yang jelas.

CV. AQILA PUTRA PRATAMA


SPESIFIKASI TEKNIS

2. Pekerjaan Papan Bangunan (Bouwplank)


Bahan papan bangunan harus dibuat dari kayu kelas IV ukuran 3/20 yang kering dan kuat dengan tiang-
tiang ukuran 5/7 dari kayu sejenis setiap 1 m. Papan harus diketam dahulu bagian atasnya dan
tiangnya harus benar-benar kuat.
3. Cara Pemasangan
Papan ini harus benar-benar rata (waterpass) dan saling tegak lurus, dalam hal ini harus dibantu dengan
alat ukur. Selama pekerjaan masih berlangsung papan bangunan ini harus dijaga dan dipelihara jangan
sampai berubah letak maupun tingginya. Papan harus menunjukkan tinggi 0,00 serta sumbu-sumbu
dinding.

PEKERJAAN TANAH
1. U m u m
a. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini meliputi pekerjaan-pekerjaan, bahan-bahan, peralatan-peralatan, kegiatan-
kegiatan yang diperlukan untuk menyelesaikan semua pekerjaan : clearing, stripping, grubbing,
penggalian, pengurugan, perataan, pemadatan, termasuk pembongkaran dan lain-lain sesuai
dengan RKS dan gambar-gambar.
b. Pekerjaan pada seksi lain yang berhubungan dengan hal ini antara lain pekerjaan tanah untuk
pekerjaan konstruksi.
2. Persyaratan
a. Standar Pengujian Tanah : laporan mengenai hal ini dapat diperoleh di kantor Direksi
Teknik/pengawas lapangan atau Pemberi Tugas.
b. Pemeriksaan lapangan dan melihat kondisi dan bahan-bahan yang akan dikerjakan sebelum
memulai pekerjaan.
c. Pemeriksaan dan pengujian pekerjaan tanah yang dilakukan akan diperiksa dan diuji pada laboratorium
Penyelidikan Tanah yang dipilih oleh Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik.
d. Jasa-jasa laboratorium akan meliputi :
- Pengawasan pekerjaan pengurugan.
- Pengujian pekerjaan pemadatan tanah.
- Penyerahan laporan pengujian kepada Direksi Teknis.
- Rekomendasi-rekomendasi supaya dapat mencukupi persyaratan dan spesifikasi.
e. Biaya Pengujian
Kontraktor harus menanggung semua biaya pengujian. Apabila hasil pengujian tidak memenuhi
syarat yang ditentukan maka Kontraktor harus menggali, mengurug dan memadatkan lagi sampai
pengujian memenuhi syarat yang ditentukan atas biaya Kontraktor sendiri.

CV. AQILA PUTRA PRATAMA


SPESIFIKASI TEKNIS

f. Prosedur Pengujian
Pengujian pemadatan terdiri atas test-test untuk mendapatkan prosentase relatif dari density
maksimum yang dihasilkan oleh pekerjaan pemadatan yang dibandingkan dengan test-test laboratorium
sebelumnya atau density kering secara teoritis.
i. Pengujian-pengujian dapat disesuaikan dengan metode lain yang disetujui Direksi Teknis / pengawas
lapangan & Pengelola Proyek.

3. M a t e r i a l
Bahan-bahan urugan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik dan
Pengelola Proyek yang ditentukan sebagai berikut :
a. Bahan-bahan yang memenuhi syarat dari galian lapangan.
b. Bahan-bahan yang didatangkan dari luar lapangan yaitu jenis tanah yang berbutir kasar, tidak
mengembang dan bebas sampah-sampah, akar dan bahan-bahan organik lainnya.
c. Lapisan teratas urugan setebal 30 cm tidak boleh dimasuki butir-butir yang lebih besar dari 3 cm.
4. Pelaksanaan
a. Pengertian Clearing, Stripping dan Grubbing :
Clearing : membersihkan semua sampah-sampah dan barang-barang yang tidak perlu.
Stripping : memapras semua rumput dan tumbuh-tumbuhan lainnya kecuali pohon-pohon yang
memang dipertahankan.
Grubbing : menyingkirkan dan membuang semua sampah dari tempat kerja.
b. Pengupasan tanah bagian atas :
Semua area bangunan, sesudah stripping dan grubbing diselesaikan, buang lapisan tanah
setebal 20 cm. Tanah lapisan atas ini dapat dipakai untuk bahan urugan halaman.
c. Pemadatan
Tanah urug ini harus dipadatkan paling sedikit mencapai 60% dari pemadatan maksimum.
d. Pekerjaan-pekerjaan untuk melindungi kerusakan :
- Kontrol air di permukaan dan dibawah tanah selama masa pembangunan dan masa
pemeliharaan dengan jaminan, lindungilah seluruh lapangan terhadap air yang
menggenang, yang dapat menimbulkan erosi. Hal ini meliputi pembuatan tanggul-tanggul,
selokan-selokan sementara, sumur-sumur, alat-alat pompa dan lain-lain guna mencegah
kerusakan atau dibawah tanah tempat yang berdekatan.
- Perpanjangan jangka waktu kontrak yang disebabkan lapangan basah tidak akan
dipertimbangkan, kecuali bila Kontraktor telah melakukan semua usaha-usaha perlindungan yang
mungkin. Semua pekerjaan galian/urugan tanah dikerjakan sesuai dengan letak, elevasi,
kemiringan dan penampang yang diminta dalam gambar, dengan memperhitungkan ruang kerja
untuk ukuran bangunan.

CV. AQILA PUTRA PRATAMA


SPESIFIKASI TEKNIS

- Tanah galian yang memenuhi syarat untuk urugan, setelah memperoleh persetujuan Konsultan
Pengawas dapat dipakai sebagai tanah urug dan pelaksanaan pengurugan harus dilakukan
secepat mungkin sehingga tidak mengganggu lingkungan. Tanah yang tidak terpakai untuk
mengurug harus dikeluarkan dari lokasi.
- Semua material galian dan bongkaran yang tidak dipergunakan untuk pengurugan kembali
harus dikeluarkan dari lokasi. Pembuangan material tidak boleh mengganggu lingkungan
sekitarnya. Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya atas tuntutan dari pihak manapun, yang
diakibatkan hal tersebut.
- Kerusakan terhadap pekerjaan-pekerjaan dan milik masyarakat atau pribadi yang disebabkan
pelaksanaan Kontraktor dalam pembersihan, harus diperbaiki atau diganti atas biaya Kontraktor.
- Jika material hasil pembersihan akan dibakar, Kontraktor harus mendapatkan izin Direksi
Teknis /pengawas lapangan dan menempatkan orang untuk mengawasinya dari kemungkinan
bahaya kebakaran lingkungan alam maupun harta benda. Bekas pembakaran harus dirapikan
sehingga tidak mengganggu lingkungan.

5. Pengukuran Elevasi Tanah


Untuk memulai penggalian, Kontraktor harus mengukur elevasi tanah asli dengan disaksikan dan disetujui
oleh Direksi Teknik/pengawas lapangan. Pekerjaan ini meliputi pengukuran untuk mendapatkan gambaran
yang jelas tentang batas-batas galian, kontour, dan volume pekerjaan galian/urugan. Kontraktor akan
diminta untuk melaksanakan pembersihan sebelum pelaksanaan konstruksi lainnya.
6. Stripping
Sebelum pekerjaan stripping dilakukan, ketinggian permukaan tanah asli harus ditetapkan dan disepakati
secara tertulis terlebih dahulu Direksi Teknis /pengawas lapangan, Kontraktor dan Pemberi Tugas
berdasarkan hasil pengukuran. Permukaan tanah / dasar yang akan diurug tanah padat untuk keperluan
konstruksi harus distripping atau dibuang lapisan tanah atas (humus) setebal 15 cm atau seperti
ditetapkan Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik. Material hasil pekerjaan stripping harus
dikeluarkan dari lokasi galian tanah. Elevasi galian ditunjukkan dalam gambar atau diberitahukan
kepada Direksi Teknis/pengawas lapangan. Sebelum melaksanakan pekerjaan ini, patok tanda galian
(bouwplank) harus dipasang dengan teliti, dan elevasinya diukur serta disetujui oleh Konsultan
Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik. Pada bouwplank ini dituliskan elevasi-elevasi yang perlu
serta titik as galian.
7. Pasangan Turap
Apabila diperlukan, Kontraktor harus menurap dan mempergunakan penyokong-penyokong untuk
mencegah longsornya tanah. Direksi Teknis / pengawas lapangan juga akan minta gambar konstruksi
penurapan yang dipandang perlu. Biaya untuk pembuatan gambar semacam ini sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor.

CV. AQILA PUTRA PRATAMA


SPESIFIKASI TEKNIS

8. Perataan Tanah dan Pemadatan


Untuk pemadatan urugan dan galian pondasi perlu dilakukan pemadatan yang diinginkan, persyaratan
dan pemadatan tanah ini akan diberikan setelah didapat hasil dari Laboratorium Penyelidikan Tanah atau
ditentukan oleh Direksi Teknis/pengawas lapangan. Pada pekerjaan bangunan sederhana dimana
pemadatan tidak memerlukan test uji laboratorium, maka Direksi Teknis/pengawas lapangan harus
memberi petunjuk kepada Kontraktor untuk dapat melaksanakan pemadatan. Petunjuk ini tidak
mengurangi tanggung jawab Kontraktor atas hasil pemadatan yang dilakukan.
9. Pembongkaran Bangunan Eksisting
Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan semua pekerjaan bongkaran. Pelaksanaan Dimana ditunjukkan pada
gambar, bangunan-bangunan yang ada harus dibongkar, Kontraktor harus membongkar bangunan tersebut.
Sebelum dilakukan pembongkaran, Kontraktor harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi
Teknis/Pengawas Lapangan. Tanpa persetujuan ini, walaupun gambar rencana menunjukkan perlu
dibongkar, pembongkaran tidak boleh dilaksanakan. Segala perijinan yang diperlukan untuk
pembongkaran ini, pengurusannya merupakan kewajiban Kontraktor. Pembongkaran harus dilaksanakan
hingga ke pondasi bangunan segala sisa bongkaran harus dikeluarkan dari tapak kecuali Direksi
Teknis/Pengawas Lapangan menentukan lain. Pemutusan sementara sambungan listrik dan telepon,
pengurusannya merupakan kewajiban Kontraktor.

10. Pekerjaan Tanah Untuk Pekerjaan Konstruksi


A. U m u m
a. Meliputi : Pekerja-pekerja, peralatan-peralatan, bahan-bahan yang sehubungan dengan galian dan
urugan untuk pekerjaan kontruksi seperti yang tercantum dalam spesifikasi dan gambar-gambar.
b. Pekerjaan ini berhubungan dengan :
1. Penyiapan lahan.
2. Pekerjaan-pekerjaan lain yang berhubungan dengan seksi ini.
B. Persyaratan
a. Standar pengujian seperti tercantum pada bagian Penyiapan Lahan.
b. Laporan penyelidikan tanah untuk pondasi bangunan ini dapat dilihat dikantor Konsultan Pengawas /
pengawas lapangan / direksi teknik atau Pemberi Tugas.
c. Syarat - syarat sama seperti yang tercantum pada bagian Penyiapan Lahan.
C. Material
Material sama seperti yang tercantum bagian Penyiapan Lahan.
D. Pelaksanaan
Pada umumnya pekerjaan urugan, perataan dan pemadatan tanah untuk bagian Penyiapan Lahan
harus telah selesai dikerjakan sebelum pekerjaan pada bagian ini dimulai. Semua pekerjaan pada

CV. AQILA PUTRA PRATAMA


SPESIFIKASI TEKNIS

bagian ini harus mengikuti persyaratan sesuai dengan persyaratan pada bagian Penyiapan Lahan dan
dengan persyaratan lain sebagai berikut :
Semua sisa tanah yang berasal dari galian harus dibuang seluruhnya hingga bersih. Jika galian tanah
vertikal selalu runtuh maka alternatif ini tidak diijinkan.Galian tanah vertikal ini jika memenuhi syarat 1,2
dan 3 diatas juga pada masing-masing sisinya lebih besar 2,5 cm dari pada yang ditunjukan dalam
gambar.Pada galian tanah yang lebih tinggi dari 2 meter Kontraktor wajib menyiapkan tindakan
pengamanan berupa sheet pile atau dolken-dolken dengan biaya merupakan tanggungan
Kontraktor.Bila galian tanah dibuat terlalu dalam tanpa persetujuan Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik terlebih dahulu kelebihan galian ini tidak boleh diurug kembali dengantanah,
tetapi harus diisi dengan pasir urug atau beton tergantung dari jenis pondasinya.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN TANAH


1. RUANG LINGKUP
Pedoman ini menetapkan ketentuan dan persyaratan, metode kerja pelaksanaan, pengendalian mutu
serta pengukuran dan pembayaran. Pedoman ini mencakup kegiatanpenggalian, penanganan,
pembuangan atau penumpukan tanah atau batu atau bahan laindari sumber bahan yang diperlukan untuk
penyelesaian dari pekerjaan dalam Kontrak iniuntuk pekerjaan galian.
Pedoman ini mencakup kegiatan pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatantanah atau
bahan berbutir yang disetujui untuk pembuatan timbunan, untuk penimbunankembali galian pipa atau
struktur dan untuk timbunan umum yang diperlukan untukmembentuk dimensi timbunan sesuai dengan
garis, kelandaian, dan elevasi penampangmelintang yang disyaratkan atau disetujui untuk penyelesaian
dari pekerjaan dalam Kontrak ini untuk pekerjaan timbunan.

2. ACUAN NORMATIF
Standar Nasional Indonesia (SNI) :
- SNI 03-1742-1989 : Metode Pengujian Kepadatan Ringan untuk Tanah.
- SNI 03-1743-1989 : Metode Pengujian Kepadatan Berat Untuk Tanah.
- SNI 03-1966-1989 : Metode Pengujian Batas Plastis.
- SNI 03-1965-1990 : Metode Pengujian Kadar Air Tanah.
- SNI 03-1967-1990 : Metode Pengujian Batas Cair dengan Alat Casagrande.
- SNI 03-1976-1990 : Metode Koreksi untuk Pengujian Pemadatan Tanah yang mengandung Butir
Kasar.
- SNI 03-2636-1992 : Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Tanah Untuk Bangunan Sederhana.
- SNI 03-2828-1992 : Metode Pengujian Kepadatan Lapangan dengan Alat Konus Pasir
- SNI 03-2832-1992 : Metode Pengujian untuk Mendapatkan Kepadatan Tanah Maksimum
- SNI 03-3422-1994 : Metode Pengujian Batas Susut Tanah
- SNI 03-3423-1994 : Metode Pengujian Analisis Ukuran Butir Tanah dengan Alat Hidrometer.
- SNI 03-3637-1994 : Metode Pengujian Berat Isi Tanah Berbutir Halus dengan Cetakan Benda Uji.

CV. AQILA PUTRA PRATAMA


SPESIFIKASI TEKNIS

- SNI 13-6425-2000 : Metode Pengujian Indeks Pengembangan Tanah.


- SNI 2835-2008 : Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Tanah Untuk Konstruksi Bangunan
Gedung dan Perumahan

3. ISTILAH DAN DEFINISI


3.1. Galian biasa adalah mencakup seluruh galian yang tidak diklasifikasikan sebagai galian batu, galian
bangunan, galian sumber bahan (borrow excavation) dan galian perkerasan beraspal, dan masih
dapat dilakukan dengan penggaru (ripper) tunggal yang ditarik oleh traktor dengan berat maksimum
15 ton dan tenaga kuda netto maksimum sebesar 180 PK (tenaga kuda).
3.2. Galian biasa sebagai bahan buangan adalah bahan galian yang tidak memenuhi persyaratan sebagai
bahan timbunan atau material galian dianggap tidak diperlukan dalam konstruksi
3.3. Galian bangunan adalah galian pada segala jenis tanah dalam batas pekerjaan yang disebut atau
ditunjukkan dalam gambar untuk bangunan.
3.4. Galian tanah berbatu adalah galian tanah pada lapisan tanah yang mengandung batu
3.5. Galian tanah biasa adalah galian tanah pada lapisan tanah yang dapat digali dengan cangkul.
3.6. Galian tanah cadas adalah galian tanah pada lapisan tanah keras yang dapat digali dengan bantuan
alat pemecah.
3.7. Galian tanah keras adalah galian tanah pada lapisan tanah padat tidak mudah pecah yang dapat
dikerjakan dengan bantuan alat pemecah.
3.8. Galian tanah lumpur adalah galian tanah pada lapisan tanah lunak dan berair.
3.9. Kupasan (striping) adalah pengupasan lapisan tanah bagian atas.
3.10. Lump Sum (LS) adalah biaya yang dibayarkan langsung tanpa membutuhkan rincianberbagai jenis
pekerjaan atau komponennya.
3.11. Tebas tebang adalah memotong dan membersihkan segala macam tumbuh-tumbuhan besar dan
kecil.
3.12. Nilai aktif adalah perbandingan antara indexs plastisitas dengan prosentase kadarlempung
3.13. Timbunan tanah adalah proses penimbunan tanah baik secara manual atau secaramekanis
3.14. Timbunan biasa adalah timbunan yang terdiri dari bahan tanah atau bahan galian batuyang disetujui
oleh Direksi Pekerjaan Pekerjaan Pekerjaan sebagai bahan yangmemenuhi syarat untuk digunakan
dalam pekerjaan permanen
3.15. Timbunan pilihan adalah timbunan yang terdiri dari bahan tanah atau tanah berbatu yang memenuhi
semua ketentuan timbunan biasa dan sebagai tambahan harusmemiliki sifat-sifat tertentu yang
tergantung dari maksud penggunaannya

4. KETENTUAN DAN PERSYARATAN


4.1. Umum
Lingkup dari pekerjaan tanah akan meliputi semua pekerjaan yang berkaitan sebagai berikut:
• Pembersihan

CV. AQILA PUTRA PRATAMA


SPESIFIKASI TEKNIS

• Galian termasuk pembentukan dan saluran


• Timbunan kembali, bedding dan pekerjaan pelapisan
• Pembuangan, stok dan penggunaan kembali material dari galian
• Penimbunan
• Pekerjaan lain yang mungkin diarahkan oleh Direksi
Metode untuk setiap pekerjaan tertentu secara tertulis harus diusulkan kepada Direksi untuk
mendapatkan persetujuan paling tidak tiga puluh (30) hari sebelum pelaksanaan pekerjaan.
Penyedia Jasa akan menyimpan setiap material pekerjaan galian dari beberapa tempat dan akan
membuang material galian seperti yang telah ditentukan dalam gambar atau seperti yang diarahkan
oleh Direksi.
4.2. Ketelitian dalam pekerjaan tanah Ketelitian mengenai tinggi dan ukuran dapat diizinkan sebagai
diterangkan dibawah ini, apabila luas rata-rata penampang basah saluran untuk panjang 500 m, seperti
yang tertera pada gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi.
• Dasar Saluran : + 0.05 m atau - 0.10 m vertikal
• Level Puncak Timbunan : + 0.10 m atau – 0.10 m vertical
• Dasar Kemiringan : + 0.05 m horisontal
• Puncak Kemiringan Timbunan : + 0.10 m horisontal
Garis sumbu dari saluran, tanggul dan jalan harus diletakkan dengan teliti dan tidak boleh
dipengaruhi oleh toleransi tersebut diatas. Semua permukaan harus diselesaikan dengan rapi dan
halus.

4.3. Pekerjaan Galian


Semua pekerjaan tanah dari beberapa bagian harus dilaksanakan menurut ukuran ketinggian
yang ditunjukkan dalam gambar, atau menurut ukuran dan ketinggian lain, yang mungkin akan
diperintahkan oleh Direksi. Ukuran yang berdasarkan atau berhubungan denganketinggian
tanah, atau jarak terusan harus ditunjukkan kepada Direksi lebih dahulu, sebelum memulai pekerjaan
tanah pada setiap tempat. Yang dimaksud dengan “ketinggian tanah” dalam spesifikasi adalah
tinggi “permukaan tanah” sesudah pembersihan lapangan dan sebelum pekerjaan tanah
dimulai. Hal yang membedakan jenis galian tersebut di atas hanyalah material yang akan
digali yang berimplikasi terhadap jenis peralatan dan produktifitas hasil galian. Pekerjaan galian
dibedakan atas 4 (empat) kelompok pembayaran sebagai berikut :

4.3.1 Galian tanah biasa.


Galian tanah biasa adalah pekerjaan galian dengan material hasil galian berupa tanah pada
umumnya, yang dengan mudah dapat dilakukan dengan Excavator. Seluruhgalian dikerjakan sesuai
dengan garis- garis dan bidang-bidang yang ditunjukkan dalam gambar atau sesuai dengan yang
ditunjukkan dalam gambar kerja atau sesuai dengan yang diarahkan / ditunjukkan oleh Direksi.
Galian tanah biasa dimaksudkan untuk daerah yang bahan hasil galiannya terdiri dari tanah, pasir dan

CV. AQILA PUTRA PRATAMA


SPESIFIKASI TEKNIS

kerikil. Bila ada galian yang perlu disempurnakan seharusnya diinformasikan ke Direksi untuk ditinjau.
Tidak ada galian yang langsung / ditutupi dengan tanah / beton tanpa diperiksa terlebih dahulu oleh
Direksi. seluruh proses pekerjaan menjadi tanggung-jawab Penyedia Jasa. Kemiringan yang rusak atau
berubah, karena kesalahan pelaksanaan harus diperbaiki oleh dan atas biaya Penyedia Jasa.
Apabila pada saat pelaksanaan penggalian terdapat batu-batu besar dengan diameter lebih besar
dari 1.00 m yang tidak dapat disingkirkan dengan alat Excavator, maka pembayaran volume
ini akan termasuk kedalam pembayaran item Galian Batu atas sepengetahuan Direksi
pekerjaan. Pengukuran untuk pembayaran pada galian tanah biasa akan dibuat dalam meter
kubik dimana tanah galian dari permukaan kupasan sampai yang sesuai ditunjukan dalam
garis-garis bidang yang sesuai dalam gambar. Pembayaran untuk galian tanah biasa dibuat dalam
meter kubik untuk item dalam BoQ. Selama proses penggalian tanah agar secara langsung
dipisahkan dan ditumpuk pada suatu tempat yang disetujui Direksi, material yang layak/bisa
dipakai untuk timbunan dan material yang tidak layak. Material yang layak selanjutnya akan dipakai
untuk timbunan tanah biasa dan timbunan kembali, sedangkan material yang tidak layak
selanjutnya akan dibuang keluar daerah irigasi atau kesuatu tempat yang tidak akan
mengganggu areal pertanian dan fungsi jaringan. Penyedia Jasa harus menguasai medan kerja
sehingga penumpukan material yang bisa dipakai untuk timbunan ditempatkan pada lokasi
yang sedekatdekatnya dengan lokasi yang memerlukan timbunan dan bisa langsung ditebar pada
bagian yang akan ditimbun. Harga satuan termasuk upah buruh, bahan dan peralatan yang
diperlukan untuk penggalian, perapihan dan kemiringan talud temasuk usaha pencegahan
bahaya longsor, pembuatan tanggul kecil pada bahu galian dan timbunan kecil apabila dianggap
perlu oleh Direksi. Peralatan pengangkutan diperhitungkan terhadap pemindahan material hasil
galian ke suatu tempat penimbunan sementara yang disetujui Direksi sejauh ± 1 km. Khusus untuk
jaringan tersier yang dimensinya relatif kecil dan berada didaerah persawahan, agar
diperhitungkan terhadap tingkat kesukaran peggalian atau alternative lain berupa galian secara manual.

4.3.2 Galian Deposit Sungai


Galian deposit sungai adalah pekerjaan galian dengan material berupa deposit sungai yang terdiri dari
pasir, kerikil dan kerakal/boulder, yang dapat dilakukan dengan excavator tetapi dengan tingkat
produktifitasnya lebih rendah dibandingkan dengan galian tanah biasa, karena kondisi lapisan endapan
relatif lebih padat. Yang dimaksud dengan galian deposit sungai adalah suatu kegiatan
penggalian pada badan sungai atau daerah tertentu yang material galiannya merupakan endapan
sungai yang terdiri tanah berbatu kerikil dan kerakal yang padat, sehingga alat excavator tidak
dapat bekerja secara maksimal. Harga satuan yang diperhitungkan untuk pekerjaan ini termasuk
tenaga kerja dan alat/excavator, sedangkan untuk keperluan pengangkutan dan pembuangan ke
lokasi diluar daerah kerja yang disetujui oleh direksi sejauh ± 1 km. Untuk jarak pembuangan yang
lebih jauh maka akan diperhitungkan dalam pekerjaan pembuangan sisa galian. Kecuali untuk

CV. AQILA PUTRA PRATAMA


SPESIFIKASI TEKNIS

material bahan galian yang selanjutnya akan dipergunakan oleh Penyedia Jasa untuk
pekerjaan lain, maka pekerjaan pembuangan tidak diperhitungkan.

4.3.3 Galian Batu Lapuk


Galian batu lapuk adalah pekerjaan galian dengan material galian berupa batu yang sudah lapuk.
Pekerjaan ini hanya bisa dilakukan dengan kombinasi alat excavator dan pick hammer.

4.3.4 Galian Batu.


Galian batu termasuk semua batu-batuan padat dan keras di tempat yang tidak dapat disingkirkan
dengan mudah baik dengan mempergunakan pacul, excavator biasa maupun Pick Hammer,
kecuali dengan Excavator yang diperlengkapi dengan Breaker atau dengan Peledakan. Apabila
menggunakan peledakan, maka Penyedia Jasa harus sudah memperhitungkan segala peralatan
dan material yang diperlukan berikut perizinan dan penanganan peledakannya.

4.3.5 Galian untuk pekerjaan pasangan beton.


Dasar dan sisi miring dari galian untuk pondasi di atas atau terhadap dimana beton akan ditempatkan
akan digali sesuai yang diperlukan seperti ketinggian, garis dan ukuran seperti ditunjukkan dalam
gambar atau seperti diarahkan oleh Direksi. Tidak ada material akan diijinkan untuk ditambahkan dalam
garis baku dari struktur beton. Jika di beberapa titik dalam galian, material galian berdasarkan
permintaan tertulis dari Direksi diantara batas yang diperlukan untuk menerima struktur
penambahan galian akan segera diisi penuh dengan beton tipe K-100 atau diisi dengan tanah
yang sesuai dan dipadatkan atas biaya Penyedia Jasa.

4.4. Pekerjaan Galian Tanah Yang Tidak Akan Ditimbun Kembali


Semua pekerjaan galian tanah yang tidak akan ditimbun kembali akan dilaksanakan sesuai pasal
ini, harus dilaksanakan hingga mencapai elevasi dengan tingkatan dan dimensi yang ditunjukan dalam
gambar-gambar atau ditentukan oleh Direksi. Selama dalam pekerjaan ini mungkin akan dijumpai
dan diperlukan untuk merubah kemiringan (slope) atau dimensi dari penggalian dari yang
ditentukan. Setiap penambahan atau pengurangan dari volume pekerjaan galian tanah sebagai
akibat dari perubahan perubahan tersebut akan diperhitungkan sesuai petunjuk dan persetujuan
Direksi. Semua tindakan pencegahan yang perlu dilakukan guna melindungi material yang ada
dibawah galian dalam keadaan yang memungkinkan, kerusakan pada pekerjaan yang
disebabkan oleh Penyedia Jasa dalam melaksanakan pekerjaan, termasuk hancurnya material
dibawah batas penggalian yang diperlukan, harus diperbaiki atas biaya Penyedia Jasa. Galian yang
melebihi dari ketentuan baik yang dilakukan sengaja maupun akibat kelalaian Penyedia Jasa tidak

CV. AQILA PUTRA PRATAMA


SPESIFIKASI TEKNIS

akan diperhitungkan dalam pembayaran. Penyedia Jasa harus mengisi kembali dengan material yang
sesuai dan dilaksanakan atas biaya Penyedia Jasa.

4.5. Luasnya Penggalian


Luasnya penggalian harus sekecil mungkin menurut Direksi. Penggalian dimulai dari muka tanah
dengan harus mengambil lebar yang cukup sesuai gambar atau ditentukan lain oleh Direksi. Tidak ada
galian yang langsung/ditutupi dengan tanah/ beton tanpa diperiksa terlebih dahulu oleh Direksi.
Seluruh proses pekerjaan menjadi tanggung-jawab Penyedia Jasa. Kemiringan yang rusak atau
berubah, karena kesalahan pelaksanaan harus diperbaiki oleh dan atas biaya Penyedia Jasa. Selama
proses penggalian tanah agar secara langsung dipisahkan dan ditumpuk pada suatu tempat yang
disetujui Direksi, material yang layak/bisa dipakai untuk timbunan dan material yang tidak layak.
Material yang layak selanjutnya akan dipakai untuk timbunan tanah biasa dan timbunan kembali,
sedangkan material yang tidak layak selanjutnya akan dibuang keluar atau kesuatu tempat yang
tidak akan mengganggu areal pekerjaan dan dirapihkan. Penyedia Jasa harus menguasai medan
kerja sehingga penumpukan material yang bisa dipakai untuk timbunan ditempatkan pada lokasi
yang sedekat-dekatnya dengan lokasi yang memerlukan timbunan dan bisa langsung ditebar pada
bagian yang akan ditimbun. Semua galian untuk pondasi bangunan / struktur akan dilaksanakan dalam
kondisi kering (dimana dalam kondisi kering akan dibangun seperti dalam Sub-bag 1.6.1 Pekerjaan
Pengeringan). Tidak ada tambahan biaya terhadap harga satuan tender dalam BoQ untuk
galian yang disebabkan material menjadi basah. Galian akan dibuat sepenuhnya sesuai dengan
ukuran yang diperlukan dan akan diselesaikan terhadap garis dan ketinggian yang ditentukan
kecuali terdapat batu menonjol sendiri akan diijinkan untuk melebar dalam garis yang telah
ditentukan tidak lebih dari 20 (dua puluh) sentimeter dimana permukaan tidak dilindungi dengan
beton.Jika permukaan dilindu ngi dengan beton secara umum harus rata seperti ditentukan oleh
Direksi. Kecuali seperti secara rinci ditunjukkan dalam gambar atau sebaliknya yang diarahkan
oleh Direksi, keperluan pengukuran untuk pembayaran galian terbuka terhadap kemiringan
seperti disebutkan dibawah ini:

MATERIAL KEMIRINGAN ( V : H ) DESKRIPSI

Batu 1 : 0,5 Untuk Kemiringan Permanen


Batu Lapuk 1 : 0.8 Untuk Kemiringan Permanen Untuk
Tanah 1 : 1.0 Kemiringan Permanen Untuk Kemiringan
Galian Deposit Sungai 1 : 1.0 Permanen

CV. AQILA PUTRA PRATAMA


SPESIFIKASI TEKNIS

Dimana diperlukan dan diinstruksikan oleh Direksi, Penyedia Jasa akan menggali saluran terbuka /
parit untuk mengalihkan air mengalir keluar dari galian terbuka. Biaya keseluruhan dari pekerjaan
ini akan ditanggung oleh Penyedia Jasa kecuali dimana saluran tersebut adalah merupakan bagian dari
pekerjaan permanen yang mana pembayaran untuk galian akan dihitung dari harga satuan tender
dalam BoQ. Penggalian tanah untuk bangunan termasuk pekerjaan galian dari semua tanah,
kerikil, dan batuan kasar. Penggalian untuk bangunan harus dilaksanakan dengan cara yang
paling aman hingga mencapai elevasi yang disetujui Direksi. Kecuali ditunjukkan dengan jelas pada
gambar atau telah ditetapkan oleh Direksi. Apabila terdapat material alam pada lokasi galian pondasi
yang mengganggu selama pelaksanaan penggalian, maka hal tersebut harus dipadatkan
ditempat atau disingkirkan atau diganti dengan tanah timbunan yang sesuai atau beton K100
atas biaya Penyedia Jasa. Pekerjaan galian tanah untuk bangunan akan diukur sebagai dasar
pembayaran hingga mencapai elevasi yang diperlihatkan dalam gambar atau bila tidak
diperlihatkan dalam gambar sampai mencapai garis elevasi sesuai dengan syaratsyarat yang
ditentukan.

4.6. Pekerjaan Timbunan


Penyedia Jasa akan mengerjakan beberapa macam material timbunan dan penutupankembali di
lokasi yang ditunjukkan oleh gambar atau ditempat lain seperti arahan Direksi. Kualitas dari
material harus mendapatkan ijin dari Direksi dan tidak termasuk bahan organik atau bahan
lain yang tidak diijinkan. Penyedia Jasa harus semaksimal mungkin menggunakan
material hasil galian sebagaibahan untuk timbunan sejauh secara kualitas memenuhi syarat.
Tidak diizinkan adanya semak, akar, rumput atau material tidak memenuhi syarat lain yang akan
dipakai sebagai bahan timbunan. Kelayakan dari setiap bagian pondasi untuk penempatan material
timbunan dan semua material yang digunakan dalam konstruksi timbunan adalah sesuai dengan
spesifikasi teknik. Penyedia Jasa harus melaksanakan test uji timbunan (trial embankment) untuk
menentukan efektifitas dari beberapa metode pemadatan dari material yang tersedia untuk
pekerjaan timbunan. Sasaran hasil dari uji test timbunan adalah untuk mengkonfirmasi efektifitas
dari metode pemadatan yang berkaitan dengan jenis dan ukuran dari alat pemadat,
jumlah lintasan untuk ketebalan lapisan yang disyaratkan, efek getaran terhadap kadar air dan
aspek lain dari pemadatan. Pekerjaan ini termasuk penempatan/penghamparan dari material dari
borrow area, galian dan stockpile dengan perbedaan kadar air dan dalam lajur terpisah untuk
pemadatan dengan peralatan pemadat, kecepatan, frekuensi dan jumlah lintasan yang
berbeda. Hasil percobaan ini tidak membebaskan Penyedia Jasa dalam segala hal kewajibannya
untuk mendapatkan batas pemadatan sebagai yang ditentukan dalam kontrak Apabila
ditemukan/dijumpai tanah yang berbeda pada waktu pelaksanaan dikemudian hari, maka percobaan-
percobaan lebih lanjut harus dilaksanakan terlebih dahulu. Bila hasil percobaan pemadatan
tanah dilaksanakan untuk tanggul pada bangunan yang permanen, percobaan tersebut akan
dianggap sebagai suatu bagian pekerjaan dalam penyelesaian pekerjaan tersebut, dan apabila

CV. AQILA PUTRA PRATAMA


SPESIFIKASI TEKNIS

pekerjaan tersebut gagal dan tidak memenuhi persyaratan- persyaratan yang ditentukan Direksi,
maka Penyedia Jasa harus membongkar kembali pekerjaan permanen yang didasarkan
pada percobaan yang gagal tersebut atas biaya Penyedia Jasa tidak ada pembayaran
terpisah atas percobaan tanah yang dilaksanakan di tempat lain. Penyedia Jasa akan
memberikan informasi kepada Direksi paling tidak 30 (tiga puluh) hari sebelum pelaksanaan test uji
timbunan ( trial embank ment). Jenis test yang harus dilaksanakan untuk uji timbunan (trial
embankment) adalah sebagai berikut :

• Kepadatan Lapangan (field density)


• Permeability lapangan (field permeability)
• Berat Jenis (specific gravity)
• Kadar Air (water content)
• Konsistensi (consistency/Atterberg Limit)
• Gradasi (gradation) Lapangan dan Laboratorium
• Kepadatan Laboratorium (proctor compaction)
Tidak ada pembayaran terpisah yang akan dibuat untuk test uji timbunan (trial embankment).
Semua biaya untuk pelaksanaan test uji timbunan sudah termasuk uji pemadatan,
penghamparan, dan berikut pembongkaran material serta berkaitan dengan pengujian,
pengambilan contoh uji (sample) adalah sudah termasuk dalam harga satuan yang dapat
diterapkan untuk pekerjaan timbunan dalam BoQ.

4.7. Jenis Pekerjaan Timbunan


Sesuai dengan kebutuhan dan spesifikasi di lapangan maka kegiatan timbunan tanah yang
akan diberlakukan dalam pekerjaan ini terdiri dari :
• Timbunan tanah kembali dari galian
• Timbunan tanah dengan material dari borrow area
• Timbunan lolos air.

1) Timbunan tanah kembali dari hasil galian.


Yang dimaksud dengan pekerjaan timbunan tanah kembali dari hasil galian adalah
kegiatan penimbunan baik untuk tanggul maupun untuk di belakang bangunan dengan
mempergunakan bahan timbunan dari hasil galian yang secara spesifikasi teknis bahan
tersebut dapat dipertangung jawabkan. Penimbunan dan pemadatan tanah isian di bangunan
boleh dilakukan setelah umur bangunan sudah dinilai cukup oleh Direksi. Pelaksanaan harus
dilakukan secara hati-hati dengan menggunakan alat yang diijinkan oleh Direksi. Penimbunan
dilaksanakan secara lapis perlapis dengan ketebalan hamper sesuai dengan spesifikasi
alat yang digunakan. Bila tidak ada instruksi lain dari Direksi maka Penyedia Jasa wajib
menggunakan tanah hasil galian untuk penimbunan tanah isian. Bila material tanah hasil galian

CV. AQILA PUTRA PRATAMA


SPESIFIKASI TEKNIS

bangunan tidak cukup maka Kotraktor dibolehkan menggunakan material timbunan dari luar
(borrow area) atas ijin Direksi.
2) Timbunan tanah dengan material dari borrow area
Yang dimaksud dengan pekerjaan timbunan tanah dengan material dari borrow area adalah
kegiatan penimbunan baik untuk tanggul maupun untuk di belakang bangunan dengan
mempergunakan bahan timbunan dari galian pada suatu lokasi borrow dengan jenis dan
kualitas tanah yang tertentu dan Penyedia Jasa mengeluarkan biaya untuk pengadaan material
tanah timbunan tersebut. Sumber dari material borrow untuk setiap timbunan harus sesuai
dengan borrow area yang telah disetujui oleh Direksi. Semua bagian dari timbunan akan
dihitung dan dibayar terhadap material terpasang dalam lokasi timbunan dengan dasar setelah
pekerjaan pemadatan.
3) Timbunan Lolos Air
Timbunan kembali lolos air harus ditempatkan berdasarkan garis, ketinggian dan ukuran
seperti ditunjukkan dalam gambar atau seperti arahan Direksi. Material harus ditangani dan
diletakkan sedemikian rupa untuk menghindari segregasi. Metode dari pelaksanaan timbunan
kembali lolos air harus diusulkan dan mendapat persetujuan dari Direksi. Timbunan kembali
lolos air harus ditimbun secara lapis horisontal dengan ketebalan tidak lebih dari 50 (lima
puluh) cm sentimeter sebelum dipadatkan dan dipadatkan secara menyeluruh dengan alat
pemadat kapasitas 10 ton (vibratory roller) atau berdasarkan kepadatan dari uji timbunan
yang telah mendapatkan persetujuan dari Direksi. Material filter dapat diperoleh dari sungai
setempat, galian pondasi bendung/bangunan air atau lokasi yang telah disetujui Direksi. Material
filter harus terdiri dari material yang layak, awet, pasir dan kerikil bergradasi baik dengan ukuran
partikel kurang dari 8 (delapan) sentimeter. Juga material tidak boleh mengandung
fraksi lolos saringan no.4 dalam jumlah lebih dari 50% (limapuluh persen) begitu juga
lolos saringan no. 200 tidak lebih atau kurang dari 10 % (sepuluh persen).

5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pelaksanaan pekerjaan yang perlu diperhatikan dalam pedoman penyusunan spesifikasi teknis
pekerjaan tanah harus memuat :
5.1. Pekerjaaan Persiapan
Dari gambar rencana (dokumen kontrak), maka dapat diketahui volume dan lokasi galian, serta volume
dan lokasi timbunan.
a. Penetapan Disposal area :
a) Dilakukan survey awal untuk mencari daerah-daerah tempat pembuangan hasil galian
yang tidak dapat dipakai sebagai material timbunan
b) Dari beberapa alternatif yang ada, pilih dan tetapkan daerah-daerah pembuangan
yang menguntungkan ditinjau dari segi biaya dan waktu. Dalam banyak hal daerah yang
terdekat biasanya menjadi pilihan yang baik.

CV. AQILA PUTRA PRATAMA


SPESIFIKASI TEKNIS

c) Ukur jarak tempat pembuangan (Disposal Area) dari tempat galian. Untuk dapat
menghitung jumlah dump truck yang diperlukan (ingat cara menghitung kebutuhan
Dump Truck didasarkan atas volume lepas) dan menghitung biaya angkutan.
b. Penetapan Quarry Tanah Timbunan
a) Bila diperlukan quarry tanah, maka perlu survey awal untuk mencari
daerahdaerah yang tanahnya dapat diambil dan memenuhi syarat untuk material
timbunan.

b) Dari beberapa alternatif yang ada, pilih dan tetapkan daerah yang menguntungkan
dengan pertimbangan biaya, waktu dan mutu tanahnya. Usahakan letaknya searah
dengan disposal area (atau sebaliknya) sehingga dump truck yang balik dalam keadaan
kosong dapat dimanfaatkan
c) Ambil sampel tanahnya, untuk dapat dihitung berat volume kering
maksimumnya di laboratorium, untukdipergunakan sebagai standar pengukuran kepadatan
dalam pelaksanaan. Karena standar hanya berlaku untuk jenis tanah yang sama, maka harus
diberi tanda supaya tidak tertukar dengan yang lain.
d) Agar pengambilan tanah dapat berjalan secara efektif, maka jalan kerja jalan kerja menuju
quarry dan disposal area, perlu dapat perhatian yang serius serta dilengkapi dengan drainase
lingkungan.
c. Penetapan Base Camp
Tetapkan letak base camp, sedekat mungkin dengan lokasi pekerjaan. Hendaknya
diperhatikan juga lingkungan sosial yang ada.
d. Dokumentasi
Perlu dibuat dokumentasi untuk daerah quarry, disposal area, jalan kerja dan kondisi sepanjang
saluran

5.2. Pembersihan Medan


Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan tanah, pembersihan lokasi pekerjaan dari semua tumbuhan
harus dikerjakan oleh Penyedia Jasa setelah mendapat persetujuan dari Direksi. Pembersihan terdiri
dari penebangan pohon-pohon perdu, semak belukar dan pembabatan rumput liar yang tumbuh
sepanjang dasar saluran, talud luar dan dalam, serta di atas tanggul saluran, sehingga profil
saluran terlihat rapih kembali seperti sebelumnya. Sampah yang berasal dari pembersihan harus diatur
dan disebar disekitar lokasi yang dijamin tidak akan mengganggu kegiatan pertanian. Pengaturan dari
semua sampah tersebut harus sesuai petunjuk Direksi. Kemudian Penyedia Jasa harus
membongkar akar-akar, mengisi lubang-lubangnya dengan tanah dan dipadatkan kemudian
membuang dari tempat pekerjaan semula bahan-bahan hasil pembersihan lapangan. Untuk
semua pohon dan semak-semak yang tidak harus dibersihkan / tidak harus ditebang dan tetap
berada di tempatnya, maka Penyedia Jasa harus melindunginya dari kerusakan. Semua bahan yang

CV. AQILA PUTRA PRATAMA


SPESIFIKASI TEKNIS

akan dibakar harus ditumpuk dengan rapi dan apabila keadaan mengijinkan harus dibakar sampai
habis. Penumpukan untuk pembakaran harus dikerjakan dengan cara dan pada tempat-tempat
tertentu agar tidak menimbulkan resiko terhadap bahaya kebakaran. Semua pembakaran harus
sesempurna mungkin sehingga bahan yang dibakar akan menjadi abu. Penyedia Jasa setiap saat
harus mengambil langkah-langkah pencegahan secara khusus untuk mencegah penyebaran api
dan harus mempunyai peralatan sesuai untuk digunakan dalam pencegahan dan pemadaman.
Pembersihan lokasi pekerjaan termasuk penebangan pohon dan semak belukar, dimana
lokasi tersebut akan dipakai untuk bangunan-bangunan permanen, jalan masuk, tanggul-tanggul
dan saluran-saluran. Sedangkan bidang lain yang diperlukan untuk menunjang pekerjaan tidak
diperhitungkan dalam pembayaran. Luas areal yang akan dibayar untuk pekerjaan ini adalah
dihitung berdasarkan luasan.

5.3. Kupasan / Stripping


1) Kupasan adalah penggalian humus (tanah organik) berikut rumput, yang akan dilakukan
pada semua dasar tanggul, pada lokasi material galian yang dipakai kembali sebagai bahan
timbunan, pada semua dasar jalan, pada lokasi borrow area yang disetujui, semua lokasi
yang tercantum pada Gambar dan seperti yang diperintahkan Direksi Pekerjaan.
2) Pelaksanaan kupasan harus dilakukan dengan cara mengupas semua material yang tidak
cocok untuk timbunan atau untuk pondasi dan semua bahan organik seperti rumput, tanah
lapis atas dan sisa akar, yang tidak termasuk didalam pembersihan medan. Kedalaman
minimum pekerjaan kupasan adalah 0,20 meter.
3) Bahan hasil kupasan harus ditumpuk. Tumpukan semua material/sampah hasil kupasan
harus mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan.

5.4. Penggalian Pada Bangunan


Penggalian harus dilaksanakan sedemikian hingga memungkinkan dikerjakan dengan baik, dapat
membuat penyokong bagi tebing galian, dan masih cukup ruangan untuk pembuatan acuan,
pengecoran beton, memasang pasangan batu dan melaksanakan timbunan, termasuk pemadatan dan
kegiatan pekerjaan lainnya.
5.4.1 Pekerjaan Pengeringan
Sebelum melaksanakan pekerjaan bangunan yang membutuhkan pengeringan (dewatering)
dengan alat pompa, Penyedia Jasa harus mengajukan rencana kerja lengkap yang memuat
metode, tahap- tahap pekerjaan dan kebutuhan waktu pengeringan dan dimintakan
persetujuan Direksi paling lambat 15 hari sebelum pelaksanaan pembangunan. Penyedia
Jasa harus menjaga agar galian bebas dari air selama masa pembangunan dan menjamin
adanya peralatan pompa yang cukup dan siap dioperasikan di lapangan setiap waktu guna
menghindari terputusnya kontinuitas pengeringan air. Cara menjaga galian bebas dari air,
pengeringan dan pembuangan air harus dilaksanakan dengan cara yang dapat disetujui oleh

CV. AQILA PUTRA PRATAMA


SPESIFIKASI TEKNIS

Direksi. Penyedia Jasa harus menjamin setiap waktu adanya peralatan yang baik dan cukup
dilapangan guna menghindari terputusnya pekerjaan pengeringan.
5.4.2 Cara Penggalian
Penyedia Jasa harus menyampaikan usul mengenai cara-cara penggalian, termasuk
detail dari konstruksi penahan yang mungkin diperlukan, guna mendapat persetujuan Direksi
secara tertulis sekurang-kurangnya 14 hari sebelum dimulainya pekerjaan, sehingga
keamanan penggaliannya terjamin.

5.4.3 Kelebihan Penggalian


Penggalian yang melebihi batas yang ditentukan pada gambar atau yang tidak
diperintahkan oleh Direksi harus diisi kembali oleh Penyedia Jasa dengan tanah yang dipadatkan
sebagaimana yang dikehendaki Direksi, tanpa menuntut suatu tambahan pekerjaan.
5.4.4 Perapihan Permukaan Galian
Setiap permukaan galian harus dirapihkan dengan cara manual atau alat lain yang
disetujui oleh Direksi, sehingga bidang pondasi atau bagian lain dari bangunan atau timbunan
ang berhubungan lansung dengan tanah asli bisa berhubungan baik. Apabila tanah dasar
pondasi atau bagian lain yang dianggap peka oleh Direksi rusak akibat berlangsungnya
pekerjaan maka Penyedia Jasa wajib memperbaikinya sesuai dengan petunjuk Direksi atas
biaya Penyedia Jasa. Dasar galian yang akan menerima beton, pasangan batu atau isian
dipadatkan, 0,15 m yang terakhir dari galian harus dirapikan dengan tangan, atau dengan cara
yang mungkin dibenarkan atau diperintahkan oleh Direksi. Hal ini dilakukan setelah
pembersihan semua lumpur pada waktu akan menempatkan konstruksi diatasnya.

5.5. Pekerjaan galian dengan menggunakan alat berat


5.5.1 Di Lokasi Saluran
a. Untuk menetapkan letak batas-batas galian, dapat dipasang patok-patok pembantu dan
atau tali rafia yang menghubungkan dua profil yang berdekatan.
b. Berpedoman pada tali batas galian, maka galian kasar dapat dilaksanakan dengan
Excavator. Jumlah Excavator yang diperlukan dihitung berdasarkan kapasitas alat dan
waktu yang tersedia .
c. Galian dari Excavator langsung dimuat ke Dump Truck yang telah disiapkan (jumlah
kebutuhan Dump Truck harus disesuaikan dengan kapasitas Excavator), dan kemudian
diangkut ke tempat yang ditentukan. Usahakan posisi Dump Truck sedemikian rupa
sehingga swing dari Excavator bersudut kecil.

CV. AQILA PUTRA PRATAMA


SPESIFIKASI TEKNIS

d. Bila karena suatu hal profil rusak atau berubah posisi, maka sebelum galian finishing
dilakukan, profil tersebut diperbaiki dengan pedoman patok-patok bantuan yang selalu
terjaga.
e. Galian finishing dilakukan oleh tenaga orang dengan cangkul. Sebenarnya dengan
kerjasama yang baik antara pelaksana dan operator excavator yang mahir, dapat
langsung dilakukan penggalian sampai garis/bidang finishing.
f. Dalam hal desain saluran terdapat saluran gendong, seperti sket di
bawah, sebaiknya pembuatan saluran tersebut didahulukan, karena dapat berfungsi
sebagai saluran drainase.

5.5.2 Di Lokasi Quarry


a. Setelah lokasi quarry di stripping dengan bersih, maka tanah dikupas dan di stock dengan
Bulldozer .
b. Bila musim hujan, sebaiknya stock tanah lepas dibatasi seperlunya saja, dan
dilindungi/ditutupi dengan terpal/plastik .
c. Stock tanah yang ada dimuat ke dalam Dump Truck dengan pelayanan Wheel Loader
untuk diangkut ke tempat pekerjaan timbunan
d. Alternatif komposisi alat di quarry dapat biasanya berupa : bulldozer dan loader dan
Excavator
5.6. Pembuangan Sisa Galian Yang Tidak Terpakai
Material sisa galian yang tidak bisa dipergunakan untuk timbunan akan dibuang disuatu tempat
didalam dan/atau diluar daerah irigasi yang disetujui oleh pemilik sesuai yang ditunjukan dalam
gambar atau Direksi. Penyedia Jasa harus merapihkan dan mengatur ketinggian
serta meratakannya dengan rapi dan tinggi maksimum 3.00 m. Penyedia Jasa harus memelihara
tanpa mengganggu aliran air disaluran dan jalan masuk serta yang berhubungan dengan hal
tersebut. Sisa galian dari pekerjaan galian di bendung, mata air dan pompa akan dibuang pada lokasi
sekitar lokasi pekerjaan tersebut diratakan dan dirapihkan dengan tingginya penimbunan sesuai
dengan persetujuan Direksi. Sedangkan sisa galian dari pekerjaan jaringan irigasi bisa dibuang
disekitar lokasi asalkan tidak mengganggu fungsi jaringan dan stabilitas tanggul/lereng dan
material tersebut tidak akan masuk/turun kembali kesaluran yang mengakibatkan pendangkalan dan
penyumbatan saluran. Kalau lokasi setempat tidak memungkinkan maka material sisa tersebut
harus dibuang kesuatu tempat diluar Daerah irigasi, diratakan dan dirapihkan. Lokasi
pembuangan harus mendapat persetujuan Direksi dan mendapat ijin pemilik tanah. Material dari
galian saluran pembuang atau saluran yang tidak pergunakan akan diangkut untuk dibuang ke
suatu tempat pembuangan yang telah ditentukan seperti yang disetujui oleh Direksi. Sebagian material

CV. AQILA PUTRA PRATAMA


SPESIFIKASI TEKNIS

yang layak pakai akan dtempatkan sementara di lokasi memenuhi syarat yang akan dipergunakan
nantinya atau langsung dipergunakan sebagai bahan timbunan untuk konstruksi permanen seperti
ditentukan oleh Direksi. Penyedia Jasa harus menyediakan/membuat jadwal rincian rencana kerja
dari pekerjaan tanah seperti lokasi dan program galian dari saluran dan penggunaan material
galian untuk pekerjaan timbunan. Bila diminta seperti ditentukan oleh Direksi, lokasi pembuangan
harus di ratakan, untuk menghindari dari erosi akibat hujan. Perubahan atau penambahan dari
luasan lokasi pembuangan untuk kenyamanan dari Penyedia Jasa sendiri adalah merupakan
tanggung jawab dan atas biaya dari Penyedia Jasa serta harus mendapatkan persetujuan dari Direksi.
Penyedia Jasa harus mengajukan proposal kepada Direksi paling tidak tiga puluh (30) hari untuk
mendapatkan persetujuan berkenaan dengan pembuangan material di tempat lain selain dari lokasi
yang telah disetujui dan untuk perlindungan material dari erosi. Biaya pengangkutan
pembuangan material galian ke tempat pembuangan dan untuk perawatan dari lokasi
pembuangan yang ditentukan disini harus sudah terangkum dalam harga satuan per meter kubik
untuk pekerjaan galian.
5.7. Longsoran di Talud
Penyedia Jasa harus mengambil tindakan pencegahan, yang diperlukan, untuk mencegah
terjadinya longsoran dari talud dan tanggul. Dalam hal terjadinya longsoran, Penyedia Jasa harus
memperbaiki semua pekerjaan dan kerusakan yang bersangkutan dan melaksanakan setiap
perubahan yang diperlukan sampai memuaskan Direksi.
5.8. Gebalan Rumput
Dimana diharuskan atau ditunjukkan dalam gambar, lereng dari saluran, dan saluran
gendong harus digebal dengan rumput. Sebelum gebalan rumput dipasang, permukaan harus
diratakan dan digemburkan bila perlu dan dilapisi dengan humus 2 cm. Permukaan gebalan rumput
harus rata dengan permukaan lereng saluran. Setelah gebalan rumput dipasang harus disiram
dengan air secukupnya sampai gebalan itu tumbuh dengan baik, sedang gebalan rumput yang
tidak tumbuh harus dibuang dan diganti. Daerah yang harus digebal adalah sebagai berikut :
• Selebar 0.30 m pada kedua tepi tanggul bagian atas.
• Lereng dalam dari saluran mulai tepi atas sampai 0.20 m dibawah muka air rencana untuk
saluran tanah dan sampai tepi atas pasangan untuk saluran pasangan.
• Lereng luar saluran dari tepi atas sampai kaki tanggul. Persyaratan gebalan rumput.
• Rumput gebalan tebal 4 cm dan bersama akar-akarnya
• Bukan berasal dari tanah yang susut besar
• Ukuran-ukuran 25 cm x 25 cm
• Cerucuk untuk Gebalan
Cerucuk bambu atau kayu harus dipakai untuk memasang gebalan rumput. Ukuran dari
cerucuk tadi paling tidak panjangnya 15 cm dengan diameter 2-3 cm dan dipasang 2 buah cerucuk
untuk setiap gebalan ukuran 25 cm x 25 cm x 4 cm.
5.9. Pelaksanaan Penimbunan

CV. AQILA PUTRA PRATAMA


SPESIFIKASI TEKNIS

Permukaan tanah pada lokasi rencana pembuatan tanggul harus dibersihkan dan dikupasatau
digali hingga mencapai kedalaman yang ditunjukan dalam gambar. Permukaan tanah yang telah
dikupas atau digali tersebut, sebelum pekerjaan timbunan untuk tanggul saluran maupun tanggul
banjir harus dibuat alur-alur terbuka sedalam 20.00 cm dengan jarak antara alur lebih kurang 1.00
meter. Sebelum mulai menimbun, permukaan tanahnya digaruk sampai kedalaman yang lebih
besar dari retak-retak tanah yang ada dan paling tidak sampai kedalaman 0.15 m, dan kadar air
tanah yang digaruk harus dijaga, baik secara pengeringan alami atau pembasahan dengan alat
semprot. Kalau pelaksanaan pemadatan terhenti, permukaan dari timbunan harus digaruk kembali
dan kadar airnya diperiksa kembali sebelum pekerjaan timbunan atau pemadatan dilanjutkan.
Sebelum pekerjaan penimbunan dilakukan, semua lubang-lubang dan bekas-bekas yang terjadi pada
permukaan tanah, harus diratakan. Untuk semua pekerjaan tanggul harus dibangun hingga mencapai
garis elevasi yang ditunjukan pada gambar atau yang ditentukan oleh Direksi. Tanah
timbunan untuk tanggul harus bersih dari tunggul-tunggul pohon, akar, rumput, humus-
humus dan unsur lain yang bisa membusuk. Penyedia Jasa harus memperhitungkan
tambahan pengisian pemadatan sendiri, dan penurunan dari tanggul, baik disebutkan atau tidak, maka
tinggi, lebar dan ukuran yang ditunjuk dalam gambar-gambar, harus dilebihkan (freeboard), sehingga
setelah penurunan selesai dan tanggul dirapihkan maka akan tercapai dimensi/ukuran sesuai dengan
gambar. Secara berurutan material harus ditempatkan agar supaya menghasilkan distribusi material
yang baik sesuai dengan yang disetujui oleh Direksi dan dimana diperlukan untuk mencapai tujuan ini
Direksi akan menunjuk lokasi di area timbunan dimana material akan ditempatkan.
Penimbunan harus dilakukan lapis perlapis dengan ketebalan maksimum hamparan
material sebelum dipadatkan adalah 30 cm. Penghamparan dan pemadatan material pada sisi
kemiringan luar atau dalam supaya dilebihkan minimal 30 cm dari garis rencana agar pada saat
setelah perapihan didapat kepadatan yang sama diseluruh bidang rencana. Bila dianggap perlu,
Direksi bisa meminta pada Penyedia Jasa untuk melasanakan pemadatan khusus di tempat-
tempat tertentu tanpa mengubah harga satuan. Hasil akhir pekerjaan timbunan untuk saluran
diatas tanah asli harus rapat air dan tidak boleh ada rembesan pada tanah timbunan
yang dianggap membahayakan oleh /Direksi, maka Penyedia Jasa wajib memperbaikunya tanpa ada
biaya penggantian. Ketika masing-masing lapisan material telah dikondisikan untuk kadar air
yang diperlukan, kepadatan kering lapangan yang dihasilkan minimal 90 % (sembilan puluh
persen) dari kepadatan kering maksimum laboratorium. Setiap lapis dari material timbunan harus
memenuhi kadar air untuk pemadatan yang dibutuhkan dengan menggunakan alat vibrator roller
dengan berat lebih dari 9 (sembilan) ton atau alat pemadat lain yang telah disetujui. Ini akan
dapat dipenuhi dengan dilewati alat pemadat kira-kira 6 (enam) lintasan setiap lapis (sama dengan
lebar kepadatan yang dibutuhkan, bagaimanapun Direksi boleh mengubah jumlah lintasan dari alat
vibrator roller tergantung dari uji coba timbunan/trial embankment. Untuk mendapatkan acuan
kerja lapangan diperlukan uji coba (trial test) timbunan dengan menggunakan peralatan yang
akan digunakan Penyedia Jasa di lapangan. Uji percobaan ini harus disaksikan oleh Direksi dan

CV. AQILA PUTRA PRATAMA


SPESIFIKASI TEKNIS

dibuat berita acaranya. Selanjutnya tes kepadatan dilakukan per 50 meter panjang saluran per
lapis timbunan. Pembayaran pekerjaan timbunan sudah termasuk penggalian di tempat asal
material, pengangkutan, penghamparan, penyiraman (bila perlu), pemadatan dan tes kepadatan
dihitung dalam meter kubik timbunan terlaksana sesuai garis rencana atau sesuai perintah Direksi.
Penyedia Jasa harus merawat timbunan yang telah disetujui hingga akhir penyelesaian dan
penerimaan dari pekerjaan. Penyedia Jasa harus bertanggungjawab terhadap erosi dari
permukaan timbunan dan setiap material timbunan yang hilang akibat erosi harus diganti oleh biaya
Penyedia Jasa. Penyedia Jasa harus hati-hati dalam pemadatan material timbunan yang
berdekatan / berada di sekitar struktur beton. Kerusakan apapun yang berakibat pada struktur
beton oleh peralatan Penyedia Jasa harus diperbaiki dengan biaya Penyedia Jasa. Untuk material
yang ditempatkan berdekatan dengan struktur beton, penempatannya harus ditunda atau menunggu
hingga struktur telah mencapai umur 28 hari atau seperti arahan Direksi. Material akan
ditempatkan sepanjang mungkin disekitar struktur beton untuk memperkecil pembebanan tidak
seimbang pada struktur, yang mana telah dipertimbangkan dalam perencanaan.

5.9.1 Kontrol Pengendalian Pengujian untuk Pekerjaan Timbunan


Semua pengujian rutin yang penting bagi pengendalian mutu dari pekerjaan
timbunan harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa seperti yang ditetapkan sesudah ini atau
seperti arahan Direksi. Penyedia Jasa akan bertanggungjawab penuh terhadap pengendalian
mutu dari pekerjaan yang dilaksanakan. Direksi akan melakukan pemeriksaan dan
meneliti semua pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia Jasa dalam rangka bahwa
Penyedia Jasa dapat memenuhi kualitas yang dibutuhkan dan melaksanakan tes dan
pengambilan contoh uji (sample) agar dapat memenuhi spesifikasi teknik. Direksi akan dan
berhak untuk menolak semua atau sebagian dari pekerjaan yang dilakukan oleh Penyedia Jasa
jika pekerjaan tidak dapat memenuhi kebutuhan yang ditetapkan dalam spesifikasi teknik.
Dalam kasus demikian Penyedia Jasa akan membongkar dan mengerjakan ulang
dari pekerjaan yang tidak memenuhi dengan biaya sendiri. Penyedia Jasa akan
menyediakan peralatan dan perlengkapan uji dan menyediakan semua tenaga ahli yang
dibutuhkan untuk melaksanakan semua uji yang diperlukan untuk memenuhi kewajiban
menurut spesifikasi dibawah pengawasan dari Direksi. Tidak ada pembayaran terpisah
untuk pengujian pengendalian mutu. Semua biaya untuk pelaksanaan uji pengendalian mutu
termasuk semua tenaga, material, peralatan konstruksi dan peralatan, pengambilan
contoh dan pengujiannya harus sudah termasuk dalam harga satuan dalam BoQ.
5.9.2 Operasi dari Borrow area
Penyedia Jasa harus bertanggungjawab penuh terhadap operasi di borrow area
dibawah pengawasan dan instruksi Direksi. Apabila secara teknis, bahan timbunan
dari hasil galian setempat tidak memungkinkan untuk dipakai, maka harus diambil

CV. AQILA PUTRA PRATAMA


SPESIFIKASI TEKNIS

dari tanah luar (Borrow area) sesuai yang ditunjukan dalam gambar atau atas perintah Direksi.
Penyedia Jasa harus membayar ganti rugi kepada pemilik daerah tersebut dalam
memperoleh tanah timbunan sebagaimana yang ditunjukan oleh Direksi. Biaya ganti rugi
tanah timbunan, biaya pengupasan dan penggalian tanah telah termasuk dalam harga satuan
penawaran. Sedapat mungkin kadar air dari bahan tanah timbunan harus diatur dan dijaga
sebelum digali dari lokasi borrow-area, dengan cara memberi atau menambah air dengan
mengalirkannya (bila kurang basah) atau dengan menggali saluran atau parit pembuang
untuk mengurangi kelebihan air. Material akan di dapatkan dari kebutuhan galian dan borrow
area seperti yang ditunjukkan dalam gambar kerja dan dari kebutuhan dengan galian,
jika demikian mendapat persetujuan tertulis dari Direksi. Garis batas dari borrow area seperti
ditunjukkan dalam gambar kerja hanya kira-kira dan mungkin akan meluas jika diperlukan
dengan persetujuan dari Direksi. Pada saat perluasan Penyedia Jasa tidak akan mengajukan
tambahan biaya terhadap harga satuan untuk material tersebut dalam BoQ. Tidak kurang dari
30 (tiga puluh) hari sebelum dimulainya pengoperasian di lokasi tersebut Penyedia Jasa
harus mengajukan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan mengenai kelengkapan
dari usulan metode pengoperasian di borrow area, termasuk urutan pengoperasian,
kedalaman pengambilan material dan uraian dari rencana borrow area yang
diusulkan. Apabila terdapat perbedaan tinggi dalam pengoperasian di borrow area
horisontal berm akan dibentuk dan borrow area akan ditinggalkan dalam keadaan rapi
dan dalam kondisi aman untuk kepuasan Direksi. Dengan demikian Penyedia Jasa
tidak diizinkan untuk memulai melaksanakan pekerjaan tersebut sebelum mendapat
persetujuan Direksi. Lokasi galian pengambilan tanah timbunan harus dibersihkan terlebih
dahulu dan bebas dari kotoran dan sisa-sisa akar pohon, dan secara seksama dikupas dan
dihilangkan bahan-bahan organiknya seperti rumput, lapisan tanah permukaan dan akar pohon,
dengan demikian tanah timbunan tidak mengandung tunggul, semak belukar, akar, rumput,
humus, gumpalangumpalan tanah dan unsur lain yang mudah membusuk. Borrow area
harus dioperasikan sehingga tidak merusak kegunaan dari segala bagian dari pekerjaan.
Apabila terdapat material yang mempunyai ukuran lebih dari tiga puluh (30 cm) sentimeter di
lokasi borrow area maka material tersebut harus di pisahkan atau dibuang oleh Penyedia Jasa
atau pada saat material sebelum dipadatkan. Setelah penggalian selesai di borrow area,
material kupasan (stripped) (termasuk material humus dan material tidak dipergunakan
yang mungkin akan ditimbunkan kembali) harus dikembalikan ke borrow area di mana
pada saatnya akan ditutup seperti arahan Direksi untuk memelihara kesuburan lahan
dan mencegah resiko terhadap ternak dan orang. Jika dilokasi manapun di borrow area
(sebelum atau selama operasi penggalian) terdapat daerah yang terlalu basah, akan diambil
langkah yang memungkinkan untuk mengurangi kandungan air dengan jalan pemilihan daerah
galian untuk menjamin material dalam kondisi tidak jenuh air atau dengan cara di jemur
atau material di tempatkan dilokasi stock yang telah di setujui oleh Direksi dan apabila

CV. AQILA PUTRA PRATAMA


SPESIFIKASI TEKNIS

ditemukan kelebihan kandungan air diijinkan untuk dikeringkan atau dengan menggunakan alat
lain yang telah disetujui. Pada akhir penyelesaian dari pelaksanaan pekerjaan pembuatan
tanggul, Penyedia Jasa harus mengatur dalam borrow area tersebut dengan suatu
cara sedemikian rupa agar elevasi permukaan tanah disekitarnya dan permukaan tanah
borrow area sama tinggi, sehingga air hujan tidak tergenang di lokasi tersebut kecuali
ditentukan lain oleh Direksi. Untuk menghindari terbentuknya kolam air di borrow area,
parit saluran dari borrow area ke pengeluaran terdekat harus di buat oleh Penyedia
Jasa dimana jika parit saluran tersebut diperlukan. Penyedia Jasa tidak diijinkan
memindahkan atau membawa material dari borrow area untuk keperluan Penyedia Jasa dan
atas kemauan sendiri tanpa persetujuan dari Direksi. Kecuali ditentukan lain, tidak ada
pembayaran langsung untuk biaya persiapan, operasi dan pemeliharaan borrow area
termasuk pembersihan, pengupasan, penggalian dan pekerjaan-pekerjaan lain yang diperlukan
hingga syarat-syarat timbunan tersebut sesuai untuk digunakan dalam pekerjaan
pembuatan tanggul. Akan tetapi biaya tersebut akan diperhitungkan dalam harga satuan
pada sub pasal yang ada sangkut pautnya untuk pekerjaan pembuatan tanggul, dimana tanah
timbunan diambil dari Borrow area. Pemadatan timbunan tanah harus dilaksanakan hanya
jika kadar air bahan berada dalam rentang 3 % di bawah kadar air optimum sampai 1% di
atas kadar air optimum. Kadar air optimum harus didefinisikan sebagai kadar air pada
kepadatan kering maksimum yang diperoleh jika tanah dipadatkan sesuai dengan SNI 03-
1742-1989 tentang Metode Pengujian Kepadatan Ringan untuk Tanah. Timbunan harus
dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak menuju ke arah sumbu tanggul sedemikian rupa
sehingga setiap ruas akan menerima jumlah energi pemadatan yang sama.
5.10. Pekerjaan timbunan dengan menggunakan alat berat
Di dalam praktek tidak mudah menetapkan berapa banyak air yang diperlukan pada saat
pemadatan, kecuali pelaksana yang sudah berpengalaman sekali. Tetapi untuk pedoman
kasar, adalah sebagai berikut :
a. Bila selama pemadatan timbul debu, berarti kadar air kurang;
b. Bila selama pemadatan, tanah keluar airnya (becek) berarti kadar airnya terlalu tinggi. Hal-
hal yang berpengaruh terhadap kepadatan adalah :
a. Tebal lapisan tanah lepas, yang akan dipadatkan;
b. Berat dan energi alat pemadat;
c. Banyaknya lintasan pemadatan;
d. Kadar air.
Urutan pelaksanaan, sebagai berikut :
a) Percobaan Pemadatan
• Hamparkan tanah lepas setebal yang kita kehendaki, diatas permukaan yang
telah dipadatkan seperlunya (biasanya dalam spesifikasi teknik ditetapkan tidak boleh
lebih dari 30 cm)

CV. AQILA PUTRA PRATAMA


SPESIFIKASI TEKNIS

• Semprotkan air, bila dirasakan hamparan tanah kadar airnya masih kurang
(tetapi lebih baik agak kurang daripada kelebihan)
• Kemudian dipadatkan dengan alat pemadat Vibro Roller atau Sheep Foot Rollerdan
dicoba misalnya dengan 6 lintasan. Sesudah itu diambil sampel tanah dan diukur
kepadatannya (berat volume keringnya). Bila ternyata masih kurang padat,
maka lintasan pemadatan ditambah lagi, misalnya ditambah dua lintasan. Bila tingkat
kepadatannya telah dicapai, maka cara-cara tersebut dipakai sebagai pedoman
selanjutnya.
b) Pemadatan Timbunan
• Dasar tanah yang akan ditimbun, dipadatkan seperlunya, sesuai persyaratannya.
• Tanah timbunan yang diambil dari quarry atau lokasi galian, dibawa dengan
Dump Truck, ditumpahkan di lokasi tempat timbunan yang telah dipersiapkan.Jarak
tumpukan diatur sedemikian, sehingga bila dihampar dengan ketebalan 30 cm seluruh
permukaan dapat tertimbun.
• Tumpahan tanah dari Dump Truck digusur/diratakan dengan Bulldozer atau
Grader untuk mencapai ketebalan hamparan kurang lebih 30 cm. Perhatikan
kadar airnya secara visual .
• Bila musim hujan, sebaiknya hamparan tanah dibatasi seperlunya saja, dan
dilindungi/ditutupi dengan terpal. Bila hujan cukup deras, pekerjaan harus
dihentikan.
• Lapisan pertama tersebut sebaiknya melebihi lebar kaki timbunan kurang lebih 50 cm,
dikanan dan dikiri. Kemudian setelah kadar air dinilai cukup, langsung dipadatkan
dengan Vibro Roller atau Sheep Foot Roller dengan lintasan sebanyak percobaan
pemadatan yang telah dilakukan .
• Bidang pemadatan harus overlapping kurang lebih 15 cm, agar seluruh
permukaan terpadatkan. Lapisan pertama yang telah selesai dipadatkan, diambil
sampelnya setiap jarak 50 meter (atau sesuai spesifikasi), dan diperiksa
kepadatannya .
• Bila kepadatannya telah memenuhi syarat, maka lapisan berikutnya baru
diperbolehkan untuk dihampar .
• Pemadatan lapisan pertama dan kedua dilakukan diantara dua profil yang ada (daerah
profil dilewati dulu) Sesudah dua lapisan selesai dan dapat dipakai sebagai
pedoman, maka profil dapat dibongkar untuk ditimbun mengikuti lapisan-lapisan
yang telah selesai .
• Timbunan dan pemadatan harus dilakukan lapis demi lapis. Untuk menjaminmutu
timbunan (yang berbentuk tanggul) penimbunan diteruskan sampai separuh
kedalaman saluran (untuk saluran yang tidak lebar)

CV. AQILA PUTRA PRATAMA


SPESIFIKASI TEKNIS

• Sisa kepala tanggul (di kanan-kiri) ditimbun dari hasil galian profil saluran, dan juga
dipadatkan lapis demi lapis. Dalam proses pembentukan tanggul harus dipedomani
lagi dengan profil saluran.
• Agar diingat bahwa apabila lebar tanggul kurang dari rencana (desain),
penambahan akan sulit, tidak boleh langsung ditambal dari samping.
• Tambahan/pelebaran tanggul yang sudah jadi harus lapis demi lapis dari bawah
dan dengan sambungan bertangga

6. PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu yang perlu diperhatikan dalam pedoman penyusunan spesifikasi teknis pekerjaan tanah
harus memuat :
6.1. Pekerjaan Galian
a) Penerimaan bahan
1) Pengujian contoh harus dilakukan untuk setiap lapisan tanah dan batuan yang berbeda.
2) Bahan yang diterima sudah diklasifikasikan ke dalam galian biasa, galian batu, galian
bangunan

b) Pemeriksaan mutu bahan


1) Untuk pekerjaan galian lereng tanah harus dilakukan pemeriksaan sudut geser dalam, φ
dan kohesi tanah beserta informasi mengenai sumber mata air dan ketinggian muka air
tanah.
2) Untuk pekerjaan galian batu harus dilakukan pemeriksaan tingkat pelapukan (slake
durability) dan informasi batuan yang meliputi kekar, kemiringan.
3) Galian bangunan.
(a) Untuk galian lantai pondasi, tembok beton penahan tanah dan bangunan pemikul beban
lainnya, harus dilakukan pemeriksaan klasifikasi tanah, tingkat kepadatan
(konsistensi) dan informasi kedalaman muka air tanah.
(b) Pekerjaan yang berhubungan dengan drainase sebaiknya dilakukan analisa butir tanah.
(c) Pekerjaan yang berhubungan dengan pemompaan, harus dilakukan
pemeriksaan berkaitan dengan kemungkinan bahaya piping, terutama untuk data
ketinggian muka air, jenis tanah tempat pemompaan dan analisa butir.
(d) Pekerjaan yang memerlukan penimbunan kembali harus memperhatikan mengenai
pengendalian mutu timbunan.
(e) Pekerjaan yang berhubungan dengan galian buangan , pemeriksaan dilakukan pada
lokasi tempat pembuangan, yakni pemeriksaan “kestabilan”, parameter longsoran
dan parameter daya dukung tanah setempat.

CV. AQILA PUTRA PRATAMA


SPESIFIKASI TEKNIS

6.2. Pekerjaan Timbunan


a) Penerimaan bahan
1) Jumlah data pendukung hasil pengujian yang diperlukan untuk persetujuan awal mutu
bahan akan ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan, tetapi bagaimanapun juga harus mencakup
seluruh pengujian yang disyaratkan dalam dengan paling sedikit tiga contoh yang
mewakili setiap sumber bahan yang diusulkan, yang dipilih mewakili rentang mutu
bahan yang mungkin terdapat pada sumber bahan.
2) Setelah persetujuan mutu bahan timbunan yang diusulkan, Direksi Pekerjaan dapat
memintakan pengujian mutu bahan ulang lagi agar perubahan bahan atau sumber bahannya
dapat diamati.
b) Pengujian mutu bahan Suatu program pengendalian pengujian mutu bahan rutin harus
dilaksanakan untuk mengendalikan perubahan mutu bahan yang dibawa ke lapangan. Jumlah
pengujian harus seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan tetapi untuk setiap 1000
meter kubik bahan timbunan yang diperoleh dari setiap sumber bahan paling sedikit harus
dilakukan suatu pengujian untuk menentukan ekspansif tidaknya bahan timbunan, yang
ditentukan oleh nilai aktif.
c) Percobaan Pemadatan di lapangan Penyedia Jasa harus bertanggungjawab dalam memilih
metode dan peralatan untuk mencapai tingkat kepadatan yang disyaratkan. Jika Penyedia
Jasa tidak sanggup mencapai kepadatan yang disyaratkan, prosedur pemadatan berikut ini
harus diikuti : Percobaan lapangan harus dilaksanakan dengan variasi jumlah lintasan
peralatan pemadat dan kadar air sampai kepadatan yang disyaratkan tercapai sehingga dapat
diterima oleh Direksi Pekerjaan. Hasil percobaan lapangan ini selanjutnya dapat digunakan
Penyedia Jasa untuk menetapkan pola lintasan pemadatan, jumlah lintasan, jenis alat
pemadat dan kadar air untuk seluruh pemadatan berikutnya.

7. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


Pengukuran dan pembayaran yang perlu diperhatikan dalam pedoman penyusunan spesifikasi teknis
pekerjaan tanah harus memuat :
7.1. Pengukuran
7.1.1 Pekerjaan Pembersihan
Volume untuk dasar pembayaran pekerjaan pembersihan adalah harga satuan
permeter persegi, kecuali ditentukan lain oleh Direksi sampai batas yang wajar.Pembayaran
pekerjaan pembersihan termasuk upah pekerja, harga-harga bahan dan perlengkapan
lain yang diperlukan untuk menebang, membabat dan menebar disekitar lokasi.
7.1.2 Pekerjaan Kupasan/stripping
Volume untuk dasar pembayaran pekerjaan kupasan/stripping adalah harga satuan
per meter persegi, kecuali ditentukan lain oleh Direksi sampai batas yang wajar. Pembayaran

CV. AQILA PUTRA PRATAMA


SPESIFIKASI TEKNIS

pekerjaan pembersihan termasuk upah pekerja, harga-harga bahan dan perlengkapan lain
yang diperlukan untuk menggali, dan mengangkutnya disekitar lokasi.
7.1.3 Pekerjaan Galian
Harga satuan untuk pekerjaan galian ini termasuk tenaga kerja dan alat/excavator dengan
jarak angkut ke lokasi stockpile/lokasi timbunan dan pembuangan ke lokasi di luar daerah
kerja sejauh kurang dari 1.00 km tidak diperhitungkan Untuk jarak pembuangan yang lebih
jauh maka akan diperhitungkan dalam pekerjaan pembuangan sisa galian. Kecuali
untuk material bahan galian yang selanjutnya akan dipergunakan oleh Penyedia Jasa
untuk pekerjaan lain, maka pekerjaan pembuangan tidak diperhitungkan. Galian saluran
dan struktur lain yang terkait akan termasuk semua kebutuhan galian untuk
mencapai garis, ketinggian dan ukuran seperti ditunjukan dalam gambar atau seperti
diarahkan oleh Direksi, termasuk galian di tempat/local atau dental, perawatan pondasi
dan semua galian yang lain dalam area kerja. Pekerjaan galian di luar ketentuan seperti
di atas harus diukur untuk pembayaran sebagai volume di tempat dalam meter kubik
bahan yang dipindahkan, setelah dikurangi bahan galian yang digunakan dan dibayar
sebagai timbunan biasa atau timbunan pilihan dengan faktor penyesuaian berikut ini :
(1) Bahan Galian Biasa yang dipakai sebagai timbunan harus dibagi dengan penyusutan
(shrinkage) sebesar 0,85 yang mengacu pada SNI 03-3422-1994, tentang
Metode Pengujian Batas Susut Tanah.
(2) Bahan Galian Batu yang dipakai sebagai timbunan harus dibagi dengan factor
pengembangan (swelling) sebesar 1,2 yang mengacu pada SNI 13-6425-2000 tentang
Metode Pengujian Indeks Pengembangan Tanah. Dasar perhitungan ini haruslah
gambar penampang melintang profil tanah asli sebelum digali yang telah
disetujui dan gambar pekerjaan galian akhir meliputi garis, kelandaian dan elevasi
sebagai yang disyaratkan atau diterima. Metode perhitungan haruslah metode luas
ujung rata-rata, menggunakan penampang melintang pekerjaan dengan jarak tidak
lebih dari 25 meter.
(a) Pekerjaan galian yang dapat dimasukkan untuk pengukuran dan pembayaran
menurut Bagian ini akan tetap dibayar sebagai galian hanya jika bahan galian
tersebut tidak digunakan dan dibayar dalam Bagian lain dari Spesifikasi ini.
(b) Jika bahan galian dinyatakan secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan dapat
digunakan sebagai bahan timbunan, namun tidak digunakan oleh Penyedia
Jasa sebagai bahan timbunan, maka volume bahan galian yang tidak terpakai
ini dan terjadi semata-mata hanya untuk cadangan Penyedia Jasa dengan
exploitasi sumber bahan (borrow area) tidak akan dibayar.
(c) Pekerjaan galian bangunan yang diukur adalah volume dari prisma yang dibatasi
oleh bidang-bidang sebagai berikut :

CV. AQILA PUTRA PRATAMA


SPESIFIKASI TEKNIS

(1) Bidang atas adalah bidang horisontal seluas bidang dasar pondasi yang
melalui titik terendah dari terain tanah asli. Di atas bidang horisontal ini
galian tanah diperhitungkan sebagai galian biasa atau galian batu sesuai
dengan sifatnya
(2) Bidang bawah adalah bidang dasar pondasi.
(3) Bidang tegak adalah bidang vertikal keliling pondasi.
(4) Pengukuran volume tidak diperhitungkan di luar bidang-bidang yang
diuraikan di atas atau sebagai pengembangan tanah selama
pemancangan, tambahan galian karena kelongsoran, bergeser, runtuh atau
karena sebab-sebab lain.
(d) Pengangkutan hasil galian ke lokasi pembuangan akhir atau lokasi timbunan
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dengan jarak yang
melebihi 300 meter harus diukur untuk pembayaran sebagai volume di tempat
dalam kubik meter bahan yang dipindahkan per jarak tempat penggalian
sampai lokasi pembuangan akhir atau lokasi timbunan dalam kilometer.
(e) Harga satuan yang diperhitungkan untuk keperluan pembuangan kelebihan
volume galian ke luar daerah kerja yang disetujui oleh Direksi adalah sejauh > 1
km. Kecuali untuk material bahan galian yang selanjutnya akan dipergunakan oleh
Penyedia Jasa untuk pekerjaan lain maka pekerjaan pembuangan tidak
diperhitungkan.

7.1.4 Pekerjaan Timbunan


Untuk timbunan yang tidak diukur dan dibayar dari volume galian maka :
1) Timbunan harus diukur sebagai jumlah kubik meter bahan terpadatkan yang
dilaksanakan, diselesaikan di tempat dan diterima. Volume yang diukur
harus berdasarkan gambar penampang melintang profil tanah asli yang disetujui
atau profil galian sebelum setiap timbunan ditempatkan dan sesuai dengan garis,
kelandaian dan elevasi pekerjaan timbunan akhir yang disyaratkan dan diterima.
Metode perhitungan volume bahan haruslah metode luas bidang ujung, dengan
menggunakan penampang melintang pekerjaan yang berselang jarak tidak lebih
dari 25 m.
2) Timbunan yang ditempatkan di luar garis dan penampang melintang yang disetujui,
termasuk setiap timbunan tambahan yang diperlukan sebagai akibat penggalian
bertangga pada atau penguncian ke dalam lereng lama, atau sebagai akibat
dari penurunan pondasi, tidak akan dimasukkan kedalam volume yang diukur
untuk pembayaran kecuali bila :

CV. AQILA PUTRA PRATAMA


SPESIFIKASI TEKNIS

3) Timbunan tambahan yang diperlukan untuk memperbaiki pekerjaan yang tidak


stabil atau gagal jika Penyedia Jasa tidak dianggap bertanggung-jawab.
4) Timbunan yang digunakan dimana saja di luar batas Kontrak pekerjaan, atau untuk
mengubur bahan sisa atau yang tidak terpakai, atau untuk menutup sumber
bahan, tidak boleh dimasukkan dalam pengukuran timbunan.

7.2. Dasar Pembayaran


7.2.1 Pekerjaan Galian
Kuantitas galian yang diukur menurut ketentuan di atas, akan dibayar menurut satuan
pengukuran dengan harga yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk masing-
masing Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah ini, dimana harga Dan
pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk seluruh pekerjaan yang
berkaitan, dan biaya yang diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan galian
sebagaimana diuraikan dalam Bagian ini.
7.2.2 Pekerjaan Timbunan
Kuantitas timbunan yang diukur seperti diuraikan di atas, dalam jarak angkut berapapun
yang diperlukan, harus dibayar untuk per satuan pengukuran dari masingmasing harga
yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk Mata Pembayaran terdaftar di
bawah, dimana harga tersebut harus sudah merupakan kompensasi penuh untuk
pengadaan, pemasokan, penghamparan, pemadatan, penyelesaian akhir dan pengujian
bahan, seluruh biaya lain yang perlu atau biaya untuk penyelesaian yang sebagaimana
mestinya dari pekerjaan yang diuraikan dalam Bagian ini.

No. Uraian Satuan Pengukuran


1. Pekerjaan Galian Meter Kubik

2. Pekerjaan Timbunan Meter Kubik

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN BETON


1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan-bahan, instalasi
konstruksi dan perlengkapan-perlengkapan untuk semua pembuatan dan mendirikan semua baja
tulangan, bersama dengan semua pekerjaan pertukangan/keahlian lain yang ada hubungannya dengan
itu, lengkap sebagaimana diperlihatkan, dispesifikasikan atau sebagaimana diperlukan.
2. PERATURAN-PERATURAN
Peraturan yang yang mengikat untuk pekerjaan beton adalah :
- PBI 1971 (Peraturan Beton Bertulang Indonesia) / NI-2.
- ACI 1983 (Association Concrete International)
- SII (Standar Industri Indonesia)
CV. AQILA PUTRA PRATAMA
SPESIFIKASI TEKNIS

- SKBI-2.3.53.1987.
- NI-8 (Peraturan Portland Cement Indonesia ) 1972
- PPKI 1961 (NI-5)
- Petunjuk Perencanaan Beton 1987
- Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung 1983 & 1987
- Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat
- Peraturan Bangunan Nasional tahun 1987
- Standar Besi Beton SII No. 0136 – 84
- Standar Pembebanan Indonesia untuk Gedung tahun 1989

3. PERSYARATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN


Sebelum melaksanakan pekerjaan beton Kontraktor diwajibkan memeriksa seluruh perhitungan
konstruksi beton yang dibuat oleh Perencana. Jika ternyata terdapat kesalahan pada bagian
perhitungan tersebut, Kontraktor diwajibkan melapor kepada Direksi yang akan diteruskan ke
Perencana. Sebelum ada keputusan mengenai perhitungan tersebut Kontraktor tidak
diperbolehkan untuk mulai melaksanakan sebagian pekerjaan tersebut. Sebelum melaksanakan
pekerjaan beton diwajibkan membuat Shop Drawing untuk mendapat persetujuan dan
keputusan dari Pemberi Tugas sekurang-kurangnya 3 hari sebelum pengecoran pertama,
Kontraktor sudah menyerahkan Mix Design untuk mutu beton yang dibuat, dari laboratorium
pengecekan beton, yang tentunya sebelumnya menyerahkan contoh bahan yang akan
dipergunakan. Sebagian contoh yang ditestkan disimpan oleh Pemberi Tugas untuk pengecekan
bahan pada waktu pengecoran. Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap seluruh pekerjaan sesuai
dengan ketentuan- ketentuan yang disyaratkan, termasuk kekuatan, toleransi dan penyelesaiannya.
Produk Beton yang dihasilkan harus mempunyai mutu yang sebanding dengan standar umum yang
berlaku. Apabila Pemberi Tugas memandang perlu, Kontraktor dapat meminta nasehat- nasehat dari
tenaga ahli yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas atas beban Kontraktor.

4. JENIS KETEGUHAN BETON


Untuk beton bertulang , mutu beton yang digunakan adalah sesuai analisa bahan beton dalam BQ Mutu
beton ini digunakan pada semua pekerjaan beton bertulang konstruksi atas, kecuali disebut lain.

5. BAHAN-BAHAN
Sesuai dengan persyaratan dalam PBI 1991 dan Buku Pedoman Perencanaan untuk Struktur
Beton Bertulang Biasa dan Struktur Tembok Bertulang untuk Gedung 1983. Direksi Teknis/pengawas
lapangan dapat memerintahkan untuk diadakan pengujian terhadap bahan yang akan digunakan, dan
harus dilaksanakan pada lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui serta yang disetujui
Direksi Teknis/pengawas lapangan. Semua biaya yang berhubungan dengan pengujian tersebut
sepenuhnya menjadi tanggungan Kontraktor. Jika karena keadaan pasaran besi tulangan perlu diganti

CV. AQILA PUTRA PRATAMA


SPESIFIKASI TEKNIS

guna kelangsungan pelaksanaan, maka jumlah luas penampang tidak boleh berkurang dengan
memperhatikan syarat-syarat lainnya yang termuat dalam PBI - 1991. Dalam hal ini harus mendapatkan
persetujuan Konsultan Pengawas.
A. Portland Cement
Digunakan Portland Cement type jenis I menurut SII.13 1977 menurut ASTM dan memenuhi
S.400 menurut standar portland cement yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia atau
setara, berdasarkan kualifikasi yang ditetapkan dalam NI-8. Merk yang dipilih tidak dapat ditukar-
tukar dalam pelaksanaan kecuali dengan persetujuan tertulis dari Direksi. Pertimbangan Direksi
hanya dapat dilakukan dalam keadaan :
- Tidak adanya persediaan di pasaran dari merk yang tersebut di atas Kontraktor memberikan
jaminan dengan data-data teknis bahwa mutu semen penggantinya setara dengan mutu
semen tersebut di atas.
- Kontraktor diharuskan mengadakan pengujian/pengetesan laboratorium, dari kualitas
semen yang akan digunakan dan Kontraktor wajib memberikan hasil pengujian tersebut
kepada Direksi Pelaksana untuk mendapatkan persetujuan dan untuk ini tidak ada penambahan
biaya.
- Kantong-kantong PC yang rusak jahitannya atau ada dalam keadaan robek-robek atau setelah
dilakukan penimbangan ternyata volume/beratnya tidak sesuai dengan yang tercantum
dalam kemasan, tidak boleh dipergunakan.
- PC yang sebagian sudah membatu dalam kantong, sama sekali tidak boleh untuk
dipergunakan.
- Penyimpanan PC harus pada gudang tertutup dengan lantai yang ditinggikan 40 cm dari
tanah sekitarnya dan selalu ada dalam keadaan kering.

B. Agregat
- Kualitas agregat harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971. Agregat kasar harus berupa koral
atau batu pecah yang mempunyai susunan gradasi yang baik, cukup syarat kekerasannya
dan padat (tidak porous), kadar lumpur dari pasir beton tidak boleh melebihi dari 40%
berat.
- Dimensi maksimum dari agregat kasar tidak lebih dari seperempat dimensi beton yang terkecil
dari bagian konstruksi yang bersangkutan.
- Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, kasar, tajam dan bebas dari bahan-bahan
organis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya. Pasir dan kerikil yang digunakan harus
memenuhi syarat-syarat warna, kekerasan, tekanan hancurnya tidak boleh kurang dari tekanan
hancur yang telah mengeras.
C. Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam, garam, alkalis
atau satu dan lain hal sesuai dengan yang disyaratkan PBI. Sebelum mempergunakan air dari suatu

CV. AQILA PUTRA PRATAMA


SPESIFIKASI TEKNIS

sumber, Kontraktor harus memberikan hasiltes tersebut 2 (dua) minggu sebelumnya ke Direksi
Pelaksana untuk diteliti. Semua biaya untuk mendapatkan air bersih dan biaya pemeriksaan di
laboratorium menjadi tanggungan Kontraktor.
D. Besi Beton/Wiremesh
- Besi beton yang harus digunakan harus diterima dalam keadaan baru, tidak boleh cacat /
terdapat serpih-serpih, retak, gelembung, lipatan atau tanda-tanda yang menunjukkan
kelemahan dari material tersebut. Pada percobaan lengkung 180° tidak terlihat adanya
tanda-tanda seperti getas. Besi beton harus bersih dari kotoran, lemak, karat lepas atau yang
lainnya yang dapat mempengaruhi perlekatan beton dengan besinya.
- Kawat beton/ikat harus berkualitas besi lunak yang telah dipijarkan berdiameter 1 mm dan
tidak disepuh seng, Perlengkapan besi beton, meliputi semua peralatan yang diperlukan
untuk mengatur jarak tulangan/besi beton dan mengikat tulangan-tulangan pada tempatnya.
Sambungan tulangan dan pengangkaran harus dilaksanakan sesuai persyaratan untuk itu
yang tercantum dalam PBI 1971. Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang
diminta, maka disamping adanya sertifikat dari pabrik, juga harus ada/dimintakan sertifikat dari
laboratorium apabila tidak ada maka secara periodik minimum masing-masing 2 (dua) contoh
percobaan (stress-strain) dan perlengkapan untuk setiap 20 ton besi. Pengetesan dilakukan
untuk laboratorium-laboratorium yang disetujui oleh Direksi Pelaksana.
E. Admixture
Pada umumnya dengan pemilihan bahan-bahan yang seksama, cara pengecoran yang cermat
tidak diperlukan penggunaan sesuatu admixture. Jika penggunaan admixture masih dianggap perlu
dengan mempertimbangkan kondisi site, cuaca dan lain-lain. Kontraktor diminta terlebih dahulu
mendapatkan persetujuan dari pengawas/Direksi mengenai hal tersebut. Untuk itu Kontraktor
diharapkan memberitahukan nama perdagangan admixture tersebut dengan keterangan mengenai
tujuan, data-data bahan, nama pabrik produksi jenis bahan mentah utamanya, cara-cara
pemakaiannya, resiko- resiko dan keterangan lain yang dianggap perlu. Bila diputuskan untuk
mempergunakan bahan admixture, Kontraktor harus memberikan hasil-hasil percobaan,
perbandingan berat dan W/C ratio serta crushing test kubus-kubus beton berumur 7, 14, 21 dan 28
hari dari beton yang mempergunakan bahan-bahan admixture itu.

F. Penyimpanan
Pengiriman dan penyimpanan bahan-bahan pada umumnya harus sesuai dengan waktu dan urutan
pelaksanaannya. Semen harus didatangkan dalam zak yang tidak pecah/utuh, tidak terdapat
kekurangan berat dari apa yang tercantum pada zak, segera setelah diturunkan dan disimpan dalam
gudang yang kering, terlindung dari pengaruh cuaca, berventilasi secukupnya dan lantai yang bebas
dari tanah. Semen masih harus dalam keadaan fresf/belum mulai mengeras, bagian tersebut masih
dapat ditekan hancur dengan tangan bebas (tanpa alat) dan jumlah tidak lebih dari 10%. Jika ada
bagian yang tidak dapat ditekan hancur dengan tangan bebas, maka jumlah tidak boleh melebihi

CV. AQILA PUTRA PRATAMA


SPESIFIKASI TEKNIS

5% berat dan kepada campuran tersebut diberi tambahan semen baik dalam jumlah yang sama.
Semuanya dengan catatan bahwa kualitas beton yang diminta harus tetap terjamin. Besi beton
harus ditempatkan bebas dari tanah dengan menggunakan bantalan- bantalan kayu dan
bebas dari lumpur atau zat-zat asing lainnya (misalnya minyak dan lain- lain) dan tidak diperkenankan
penyimpanan besi beton melebihi waktu yang lama, maximum 1 minggu, lebih dari jangka waktu
tersebut, tidak diizinkan untuk dipergunakan. Agregat harus ditempatkan dalam bak-bak yang
cukup terpisah menurut jenis dan gradasinya serta harus beralaskan lantai beton ringan untuk
menghindari tercampurnya dengan tanah.

6. ADUKAN
Untuk mendapatkan beton sesuai dengan persyaratan, maka Kontraktor harus mengadakan
“Trial Mix” adukan beton sebelumnya dan disamping itu mutu beton harus sesuai dengan standar dalam
PBI-1991. Pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum diperiksa dan disetujui Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik mengenai kekuatan/ kebersihannya. Semua biaya pengujian tersebut
menjadi beban Kontraktor

7. PENGUJIAN / PEMERIKSAAN MUTU BETON


Pengujian mutu beton ditentukan melalui pengujian sejumlah benda uji kubus beton 15 x 15 x 15 cm
sesuai standar dalam PBI 1991 Bab 4 Pasal 4.1.2. Pengujian kubus percobaan harus dilakukan di
Laboratorium yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. Kontraktor harus memberikan jaminan atas
kemampuannya membuat kualitas beton ini dengan memperhatikan data-data pelaksanaan di tempat
atau dengan mengadakan trial mix di laboratorium yang ditunjuk. Kontraktor harus membuat laporan
tertulis, atas data-data kualitas beton yang dibuat dengan disahkan oleh Konsultan
Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik dan laporan tersebut harus dilengkapi dengan nilai
karakteristiknya. Laporan harus disertai sertifikat dari laboratorium yang bersangkutan. Kekentalan
adukan beton diperiksa dengan pengujian “slump”, dimana nilai slump harus dalam batas-batas yang
disyaratkan dalam PBI - 1971 Bab 4 Pasal 4.4. Jumlah kubus beton dan slam akan ditentukan
kemudian tebal penutup beton minimal bila tidak disebutkan lain, tebal penutup beton harus sesuai dengan
persyaratan PBI - 1991 Bab 7 Pasal 7.2. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal
penutup beton, untuk itu tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari beton dengan
mutu paling sedikit sama dengan mutu beton yang akan dicor. Penahan-penahan jarak untuk
keperluan penutup beton dapat berbentuk blok-blok persegi atau gelang-gelang yang harus dipasang
sebanyak minimal 4 (empat) buah setiap meter persegi cetakan. Penahan-penahan jarak tersebut harus
tersebar merata dan harus dapat berfungsi dengan tepat. Selama pelaksanaan pembetonan harus ada
pengujian slump, minimum 7 cm dana maximum 12 cm. Cara pengujian slump adalah mengikuti cara-
cara slump test sebagai berikut : Contoh beton diambil tepat sebelum dituangkan ke dalam cetakan
beton (bekisting). Cetakan slump dibasahkan dan ditempatkan di atas kayu atau plat beton. Cetakan
diisi sampai kurang lebih sepertiganya. Kemudian adukan tersebut ditusuk - tusuk 25 kali dengan

CV. AQILA PUTRA PRATAMA


SPESIFIKASI TEKNIS

besi berdiameter 16 mm panjang 30 cm dengan ujung yang bulat (seperti peluru). Pengisian dilakukan
dengan cara serupa untuk dua lapisan berikutnya. Setiap lapisan ditusuk-tusuk 25 kali dan setiap
tusukan harus masuk dalam satu lapisan yang di bawahnya. Setelah atasnya diratakan, segera
cetakan diangkat perlahan-lahan dan diukur penurunannya (nilai slumpnya). Seluruh pekerjaan
beton, baik dalam pembuatan mix design maupun pada pekerjaan fisiknya, campuran beton harus
berdasarkan perbandingan berat, satu dan lain hal harus memenuhi prosedur dalam PBI 1971. Perawatan
kubus percobaan tersebut adalah dalam pasir basah tapi tidak tergenang air, selama 7 hari berturut-
turut dan selanjutnya dalam udara terbuka. Satu dan lain hal harus memenuhi prosedur perawatan khusus
berdasarkan PBI 71 pasal 4.9 seluruh ayat. Jika dianggap perlu, maka digunakan juga pembuatan kubus
percobaan untuk umur 7 hari dengan ketentuan bahwa hasilnya tidak boleh kurang dari 65% kekuatan
yang diminta pada 28 hari. Jika hasil kuat tekan benda-benda uji tidak memberikan angka kekuatan
yang diminta, maka harus dilakukan pengujian beton setempat dengan cara-cara seperti halnya
ditetapkan dalam PBI 1971 dengan tidak menambah biaya bagi Pemberi Tugas.

8. PERAWATAN BETON
Secara umum harus memenuhi persyaratan dalam PBI - 1991, NI -2 pasal 6.6. Beton setelah dicor
harus dilindungi terhadap proses pengeringan yang belum saatnya dengan cara mempertahankan
kondisi dimana kehilangan kelembaban adalah minimal dan suhu yang konstan dalam jangka
waktu yang diperlukan untuk proses hidrasi semen serta pengerasan beton. Perawatan beton
segera dimulai setelah pengecoran beton selesai dilaksanakan dan harusberlangsung terus
menerus selama paling sedikit 2 (dua) minggu jika tidak ditentukan lain. Suhu Beton pada awal
pengecoran harus dipertahankan supaya tidak melebihi 30 C. Dalam jangka waktu tersebut
cetakan dan acuan betonpun harus tetap dalam keadaan basah. Apabila cetakan dan acuan beton
dibuka sebelum selesai masa perawatan maka selama sisa waktu tersebut, pelaksanaan
perawatan tetap dilakukan dengan membasahi permukaan beton terus menerus dengan menutupinya
dengan karung-karung basah atau dengan cara lain yang disetujui Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik. Beton harus dibasahi paling sedikit 7 hari berturut- turut setelah pengecoran
dan harus dipersiapkan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan harus diperhatikan.

9. PENGECORAN BETON
Sebelum melaksanakan pekerjaan beton Kontraktor diwajibkan memeriksa seluruh perhitungan
konstruksi beton yang dibuat oleh Konsultan Perencana, jika ternyata terdapat kesalahan pada bagian
perhitungan tersebut Kontraktor diwajibkan melapor kepada Direksi yang akan diteruskan
ke Perencana sebelum ada keputusan mengenai perhitungan tersebur Kontraktor tidak
diperbolehkan untuk mulai melaksanakan sebagian pekerjaan tersebut. Sebelum melaksanakan
pengecoran beton, Kontraktor harus memberitahukan terlebih dahulu ke Konsultan
Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik dan mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas
pengecoran beton baru dapat dilaksanakan. Kontraktor dapat diperintahkan untuk membongkar beton

CV. AQILA PUTRA PRATAMA


SPESIFIKASI TEKNIS

yang dicor tanpa persetujuan Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik atas biaya
Kontraktor sendiri. Sebelum pengecoran dimulai, maka semua tempat - tempat yang akan
dicor terlebih dahulu harus dibersihkan dari segala kotoran (misalnya: potongan kayu, batu, sisa
beton, tanah, dll) dan dibasahi dengan air semen. Pada pengecoran baru (sambungan antara beton
lama dan beton baru) maka permukaan beton lama terlebih dahulu harus dibersihkan dan dikasarkan
dengan sikat besi sampai agregat kasar tampak, kemudian disiram dengan air semen atau bahan lain
yang disetujui oleh Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik. Tempat dimana pengecoran
akan dihentikan, harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi
teknik. Tinggi jatuh dari beton yang akan dicor jangan lebih 2 m bila disebutkan lain atau disetujui Direksi
/ Konsultan Pengawas.

10. PEMADATAN BETON


Kontraktor harus menyiapkan vibrator tanpa adanya penundaan pada saat pengecoran
berlangsung. Untuk itu Kontraktor harus menyediakan beberapa vibrator cadangan yang siap pakai.
Vibrator yang dipakai harus dari type rotary out of balance dengan frekwensi tidak kurang dari 6000
cycles permenit dan kemampuan memberikan percepatan 6 g pada beton setelah kontak dengan
beton. Harus dihindarkan pemadatan beton secara berlebihan sehingga menyebabkan pengendapan
agregat, kebocoran melalui bekisting, dll.

11. LAIN-LAIN
Semua konstruksi beton yang berlubang harus diberi tambahan tulangan diagonal seluas tulangan yang
dipotong. Semua anchor yang ada, bila tidak terpasang harus diganti dengan anchor bolt dengan tanpa
penambahan biaya. Bila tidak disebutkan lain atau persetujuan Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik, tinggi jatuh dari beton yang dicor tidak boleh lebih dari 2.00 m. Kontraktor harus
bertanggung jawab atas instalasi semua alat yang terpasang, selubung- selubung dan sebagainya yang
tertanam dalam beton. Ukuran-ukuran (dimensi) dari bagian-bagian beton bertulang yang tercantum
dalam gambar-gambar rencana pelaksanaan arsitektur adalah ukuran-ukuran dalam garis besar.
Ukuran- ukuran yang tepat, begitu pula besi penulangannya ditetapkan dalam gambar- gambar
struktur konstruksi beton bertulang. Jika terdapat selisih dalam ukuran antara kedua macam
gambar itu, maka ukuran yang berlaku harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Konsultan
Perencana untuk mendapatkan ukuran sesungguhnya.

12. BEKISTING
Kontraktor harus terlebih dahulu mengajukan perhitungan-perhitungan gambar rancangan cetakan dan
acuan untuk mendapatkan persetujuan Direksi sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan. Dalam
gambar-gambar tersebut harus secara jelas terlihat Konstruksi cetakan/acuan, sambungan- sambungan
serta kedudukan dari sistem rangkanya. Bekisting harus menghasilkan konstruksi akhir yang
mempunyai bentuk, ukuran dan batas- batas yang sesuai dengan yang ditunjukkan oleh gambar-

CV. AQILA PUTRA PRATAMA


SPESIFIKASI TEKNIS

gambar rencana. Bekisting harus kokoh dan rapat sehingga dapat dicegah kebocoran adukan. Bekisting
harus diberi perkuatan-perkuatan secukupnya, dapat terjamin kedudukan dan bentuknya yang tetap.
Bekisting harus terbuat dari bahan yang baik yang tidak mudah meresap air dan direncanakan
sedemikian rupa hingga mudah dapat dilepaskan dari beton tanpa menyebabkan kerusakan pada
beton. Cetakan untuk pekerjaan kolom dan lain-lain pekerjaan beton harus mempergunakan
plywood ketebalan minimal 15 mm type I (WBP) atau plat baja ketebalan minimal 1 mm, balok 5/7, 6/10,
dolken 8-12 cm atau bahan-bahan lain yang disetujui oleh Direksi. Bekisting yang harus memikul beban-
beban yang besar dan/atau harus mengatasi bentang- bentang yang besar, maka harus dibuat
perhitungan dan gambar-gambar kerja khusus. Dalam perencanaan harus ditinjau hal-hal berikut :
Kecepatan dan cara pengecoran. Beban-beban pelaksanaan, termasuk beban-beban vertikal, horizontal
dan beban kejut. Disamping kekuatan dan kekakuan dari bekisting juga stabilitas perlu diperhitungkan
dengan baik. Tiang-tiang bekisting dari kayu harus dipasang di atas papan kayu yang kokoh dan harus
mudah dapat disetel dengan baji. Tiang-tiang bekisting tersebut harus tidak boleh mempunyai lebih
dari satu sambungan yang tidak disokong ke arah samping. Bambu tidak boleh digunakan sebagai tiang
bekisting. Bekisting hanya boleh dibongkar apabila bagian konstruksi tersebut dengan sistim
bekisting yang masih ada telah mencapai kekuatan yang cukup untuk memikul berat sendiri dan
beban- beban pelaksanaan yang bekerja padanya. Kekuatan ini harus ditunjukkan dengan
pemeriksaan benda uji yang disebut dalam PBI-71 pasal 4.7 ayat (5) dan dengan perhitungan-
perhitungan. pengawas lapangan/direksi teknik akan memberikan persetujuan pembongkaran bekisting
setelah ia memeriksa hasil- hasil pemeriksaan benda uji dan perhitungan-perhitungan tersebut.
Apabila untuk menentukan saat pembongkaran bekisting tidak dibuat benda-benda uji, maka bila tidak
ditentukan lain, bekisting baru boleh dibongkar setelah beton berumur 3 minggu. Cetakan
samping dari balok kolom dan dinding boleh dibongkar setelah beton berumur 3 x 24 jam.

13. PEKERJAAN PERANCAH


1. Definisi
Perancah adalah konstruksi yang mendukung acuan dan beton yang belum mengeras. Kontraktor
harus mengajukan rancangan perhitungan dan gambar perancah tersebut untuk disetujui oleh
Pemberi Tugas. Segala biaya yang perlu sehubungan dengan perancangan perancah dan
pengerjaannya harus sudah tercakup dalam perhitungan biaya untuk harga satuan perancah.
2. Pelaksanaan
Perancah harus merupakan suatu konstruksi yang kuat, kokoh dan terhindar dari bahaya
pengerusan dan penurunan, sedangkan konstruksinya sendiri harus kokoh terhadap pembebanan yang
akan mungkin ada. Kontraktor harus memperhitungkan dan membuat langkah-langkah persiapan
yang perlu sehubungan dengan lendutan perancah akib.

CV. AQILA PUTRA PRATAMA


SPESIFIKASI TEKNIS

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PASANGAN & BRONJONG


1. RUANG LINGKUP
Pedoman ini menetapkan ketentuan dan persyaratan, metode pelaksanaan pekerjaan, pengendalian mutu
serta pengukuran dan pembayaran untuk pekerjaan pasangan batu dan adukan semen. Pedoman ini
mencakup pekerjaan pasangan batu yang meliputi bronjong, pasangan batu kali, pasangan batu
kosong, plesteran dan siaran serta pekerjaan adukan semen. Pedoman ini mencakup pekerjaan
penyediaan baik batu yang diisikan ke dalam bronjong kawat (gabion) maupun pasangan batu kosong
pada landasan yang disetujui sesuai dengan detail yang ditunjukkan dalam pada Gambar sebagaimana
yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
2. ACUAN NORMATIF
Standar Nasional Indonesia (SNI) :
- SNI 15-0302-1989 : Semen Pozolan Kapur
- SNI 15-2049-1994 : Semen Portland
- SNI 15-0129-1994 : Semen Portland Putih
- SNI 15-0302-1999 : Semen Portland Pozolan
- SNI 03-2417-1991 : Metode Pengujian Keausan Agregat Dengan Mesin Abrasi Los Angeles.
- SNI 03-3046-1992 : Kawat Bronjong dan Bronjong Berlapis PVC (Polivinil Chlorida)
- SNI 15-3758-1995 : Semen Aduk Pasangan
- SNI 03-0090-1999 : Spesifikasi Bronjong Kawat
- SNI 03-6817-2002 : Metode Pengujian Mutu Air Untuk digunakan dalam Beton
- SNI 03-6882-2002 : Spesifikasi Mortar Untuk Pekerjaan Pasangan American Standard Test
Method :
- ASTM C 91 : Masonry cement
- ASTM C 207 : Hydrated Lime
- ASTM C 270 : Mortar for Unit Masonry
- ASTM C 476 : Mortar and Grout for Reinforcement of Masonry

3. ISTILAH DAN DEFINISI


3.1. Agregat halus adalah agregat yang mempunyai diameter butir di atas 0,25 mm sampai 4
mm yang biasa disebut pasir.
3.2. Agregat kasar adalah agregat yang mempunyai diameter butir di atas 4 mm sampai 31,5 mm yang
biasa disebut kerakal.
3.3. Bahan tambahan adalah suatu bahan berupa bubukan atau cairan, yang dibubuhkan ke dalam
campuran beton selama pengadukan dalam jumlah tertentu untuk merubah beberapa sifatnya.
3.4. Batu alam adalah suatu gabungan daripada hablur mineral yang bersatu dan memadat,
sehingga memiliki derajat kekerasan tertentu, yang berbentuk secara alamiah melalui
proses pelelehan, pembekuan, pengendapan dan perubahan alamiah.

CV. AQILA PUTRA PRATAMA


SPESIFIKASI TEKNIS

3.5. Batu candi adalah batu kasar (granit, andesit dan sejenis) yang dibentuk secara khusus
untuk dipergunakan sebagai lapisan tahan gerusan
3.6. Batu pecah adalah hasil pecahan batu alam dalam bentuk butiran asli atau dibelah menjadi ukuran
butiran yang cukup besar untuk dipergunakan dalam pembuatan bangunan dasar
3.7. Bata tras kapur adalah suatu jenis bangunan berbentuk bata yang dibuat dari bahan utama kapur
pada air dan tras alam dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya.
3.8. Benda uji adalah sejumlah semen dengan berat tertentu yang disiapkan dari contoh portland
semen
3.9. Berat isi semen portland adalah perbandingan antara berat kering semen pada suhu kamar dengan
satuan isi
3.10. Bronjong adalah suatu konstruksi yang tersusun dari batuan pecah dan di ikat oleh anyaman
kawat
3.11. Gips adalah bahan untuk membuat adukan plesteran atau pelapisan lainnya yang harus
mengandung minimum 66% berat senyawa Kalsium Sulfat hemihidrat (CaSO4 ½ H2O)
3.12. Kapur untuk bahan bangunan adalah kapur yang dibagi dalam dua macam
berdasarkan penggunaan yaitu kapurpemutih dan kapur aduk
3.13. Kehalusan semen portland adalah perbandingan berat benda uji yang tertahan di atas
saringan nomor 100 dan 200 dengan berat benda uji semula.
3.14. Papan gips adalah papan buatan yang bagian tengahnya terbuat dari bahan gips
(gypsum), sedang pada bagian permukaannya diberi kertas lapis dasar dengan atau tanpa
lapisan luar lainnya dan dapat digunakan untuk dinding, langit-langit dan dinding pemisah yang
bersifat dekoratif.
3.15. Pasangan batu kosong adalah suatu konstruksi yang disusun dengan bahan material yang
berupa batu kosong yang berfungsi untuk melindungi bahaya gerusan.
3.16. Semen Portland adalah semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara menggiling terak semen
portland yang terutama, terdiri dari Kalsium Silikat Hidrat yang bersifat hidrolis dan digiling bersama-
sama dengan bahan tambahan satu atau lebih bentuk kristal senyawa Kalsium Sulfat.
3.17. Semen Portland-pozolan adalah campuran semen Portland dengan pozolan antara 15% - 40%
berat total campuran.
4. KETENTUAN DAN PERSYARATAN
Ketentuan dan persyaratan umum yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknis pekerjaan
pasangan harus memuat :
4.1. Toleransi
1) Pasangan Batu, Pasangan Batu dengan Mortar, dan Adukan Semen.
a) Sisi muka masing-masing batu dari permukaan pasangan batu dengan mortar tidak
boleh melebihi 1 cm dari profil permukaan rata-rata pasangan batu dengan mortar di
sekitarnya.

CV. AQILA PUTRA PRATAMA


SPESIFIKASI TEKNIS

b) Untuk pelapisan selokan dan saluran air, profil permukaan rata-rata selokan dan
saluran air yang dibentuk dari pasangan batu dengan mortar tidak boleh berbeda lebih
dari 2 cm dari profil permukaan lantai saluran yang ditentukan atau disetujui, juga tidak
bergeser lebih dari 5 cm dari profil penampang melintang yang ditentukan atau
disetujui.
c) Tebal minimum setiap pekerjaan pasangan batu dengan mortar 10 cm.
d) Profil akhir untuk struktur kecil yang tidak memikul beban seperti lubang
penangkap dan lantai golak tidak boleh bergeser lebih dari 2 cm dari profil yang
ditentukan atau disetujui.

2) Pasangan Batu Kosong dan Bronjong


a) Ukuran batu, 85% minimal ukurannya sama.
b) Rongga antara batu dalam bronjong tidak boleh lebih dari 40%.
c) Lebar dan tinggi bronjong sebesar ± 5%, sedangkan terhadap panjangnya ±3%. d)
Kelebihan / tambahan pada tepi pasangan batu kosong yang horizontal dibuat selebar 30
cm dari batu-batu yang terpilih.
4.2. Persyaratan Bahan
1) Pasangan Batu
a) Batu
i. Batu harus bersih, keras, tanpa bagian yang tipis atau retak dan harus dari
jenis yang diketahui awet. Bila perlu, batu harus dibentuk untuk
menghilangkan bagian yang tipis atau lemah.
ii. Batu yang digunakan adalah batu belah atau batu bulat, batu kali
yang dipecah salah satu sisinya tidak rapuh tidak keropos, tidak berpori.
iii. Batu harus rata, lancip atau lonjong bentuknya dan dapat ditempatkan
saling mengunci bila dipasang bersama-sama.
iv. Untuk batu dari hasil galian, harus dibersihkan dari lapisan tanah yang
menyelimuti agar permukaan batu bersih.
v. Berat jenis batu yang digunakan tidak boleh kurang dari 2,5 t/m3 dengan ukuran
batu berkisar antara diameter 15-30 cm. Batu bulat atau batu kali hanya
boleh digunakan setelah salah satu sisinya dipecah atau sesuai persetujuan
Direksi Pekerjaan dan digunakan bersama-sama dengan batu belah.
vi. Terkecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan, batu harus memiliki
ketebalan yang tidak kurang dari 15 cm, lebar tidak kurang dari satu
setengah kali tebalnya dan panjang yang tidak kurang dari satu setengah kali
lebarnya.
b) Pasir

CV. AQILA PUTRA PRATAMA


SPESIFIKASI TEKNIS

i. Pasir yang dimaksud disini lebih diutamakan pasir alam yang diambil dari
sungai atau sumber lain yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
ii. Tempat penimbunan penyimpanan harus bersih dari sampah organik,
sampah kimia, bebas dari banjir serta tidak terkontaminasi dengan bahan
lainnya, seperti air laut/garam dan lain-lainnya yang akan menurunkan mutu
pasangan batu.
c) Adukan
Adukan harus adukan semen yang memenuhi kebutuhan dari Bagian Adukan Semen
dari Spesifikasi ini.

2) Pasangan Batu Kosong dan Bronjong


a) Kawat Bronjongi.
i. Haruslah baja berlapis seng yang memenuhi AASHTO M279-03 tipe Z, dan
ASTM A641/AA641M. Lapisan galvanisasi minimum haruslah 0,26 kg/m2.
ii. Karakteristik kawat bronjong adalah : Tulangan tepi, diameter : 5,0 mm, 6
SWG Jaringan, diameter : 4,0 mm, 8 SWG Pengikat, diameter : 2,1 mm,
14 SWG Kuat Tarik : 4200 kg/cm2 Perpanjangan diameter : 10% (minimum)
iii. Anyaman : Anyaman haruslah merata berbentuk segi enam yang teranyam
dengan tiga lilitan dengan lubang kira-kira 80 mm x 60 mm yang dibuat
sedemikian rupa hingga tidak lepas-lepas dan dirancang untuk diperoleh
kelenturan dan kekuatan yang diperlukan. Keliling tepi dari anyaman kawat
harus diikat pada kerangka bronjong sehingga sambungan-sambungan
yang diikatkan pada kerangka harus sama kuatnya seperti pada badan
anyaman.
iv. Keranjang haruslah merupakan unit tunggal dan disediakan dengan dimensi yang
disyaratkan dalam Gambar dan dibuat sedemikian sehingga dapat
dikirim ke lapangan sebelum diisi dengan batu.
b) Batu
Batu untuk pasangan batu kosong dan bronjong harus terdiri dari batu yang
keras dan awet dengan sifat sebagai berikut :
i. Keausan agregat dengan mesin Los Angeles harus kurang dari 35 %.
ii. Berat isi kering oven lebih besar dari 2,3.
iii. Peyerapan Air tidak lebih besar dari 4 %.
iv. Kekekalan bentuk agregat terhadap natrium sulfat atau magnesium sulfat
dalam pengujian 5 siklus (daur) kehilangannya harus kurang dari 10 %.Batu
untuk pasangan batu kosong haruslah bersudut tajam, berat tidak kurang dari 40
kg dan memiliki dimensi minimum 300 mm. Direksi Pekerjaan dapat

CV. AQILA PUTRA PRATAMA


SPESIFIKASI TEKNIS

memerintahkan batu yang ukurannya lebih besar jika kecepatan aliran sungai
cukup tinggi.
c) LandasanLandasan haruslah dari bahan drainase porous dengan gradasi yang dipilih
sedemikian hingga tanah pondasi tidak dapat hanyut melewati bahan landasan dan
juga bahan landasan tidak hanyut melewati pasangan batu kosong atau bronjong.

d) Adukan Pengisi (Grout)


Adukan pengisi untuk pasangan batu kosong yang diberikan harus beton fc’
15MPa atau K-175 seperti yang disyaratkan.

3) Pasangan Batu dengan Mortar


1) Batu
i. Batu harus terdiri atas batu alam atau batu dari sumber bahan yang tidak
terbelah, yang utuh (sound), keras, awet, padat, tahan terhadap udara dan air,
dan cocok dalam segala hal untuk fungsi yang dimaksud.
ii. Mutu dan ukuran batu harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebelum
digunakan. Batu untuk pelapisan selokan dan saluran air sedapat mungkin harus
berbentuk persegi.
iii. Mutu batu harus sesuai dengan bahan batu pada Bagian Pekerjaan
Pasangan Batu Kosong dan Bronjong dari spesifikasi ini.
iv. Kecuali ditentukan lain oleh Gambar atau Spesifikasi, maka semua batu
yang digunakan untuk pasangan batu dengan mortar harus mempunyai dimensi
lebih besar dari 10 cm.
2) Mortar
Mortar harus merupakan adukan semen yang memenuhi ketentuan
Bagian Adukan Semen dari Spesifikasi ini.
4) Adukan Semen
i. Semen harus memenuhi ketentuan dalam SNI 15-2049-1994
ii. Agregat halus harus memenuhi ketentuan dalam AASHTO M45-04
iii. Kapur tohor harus memenuhi ketentuan dalam jumlah residu, letupan dan
lekukan (popping & pitting), dan penahan air sisa untuk kapur jenis N dalam
ASTM C207
iv. Air yang digunakan untuk campuran, perawatan, atau pemakaian lainnya harus
bersih, dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam,
basa, gula atau organis. Air harus diuji sesuai dengan; dan harus memenuhi
ketentuan dalam SNI 03- 6817-2002 Air yang diketahui dapat diminum dapat
digunakan. Jika timbul keragu- raguan atas mutu air yang diusulkan dan
pengujian air seperti di atas tidak dapat dilakukan, maka harus diadakan

CV. AQILA PUTRA PRATAMA


SPESIFIKASI TEKNIS

perbandingan pengujian kuat tekan mortar semen dan pasir dengan


memakai air yang diusulkan dan dengan memakai air suling. Air yang
diusulkan dapat digunakan jika kuat tekan mortar dengan air tersebut pada
umur 7 hari dan 28 hari minimum 90 % kuat tekan mortar dengan air
suling pada periode perawatan yang sama.

4.3. Persyaratan Kerja


1) Pasangan Batu
a) Pengajuan Kesiapan Kerja
Penyedia Jasa harus mengirimkan contoh dari semua bahan yang akan
digunakan dan dilengkapi dengan data pengujian yang memenuhi seluruh sifat bahan
sesuai dengan pasal ini. Pekerjaan pasangan batu tidak boleh dimulai sebelum ada
persetujuan Direksi Pekerjaan.
b) Kondisi Tempat Kerja
Kondisi tempat kerja harus senantiasa kering dan menjamin fasilitas sanitasi
cukup tersedia untuk pekerja.
2) Pasangan Batu Kosong dan Bronjong
Pengajuan Kesiapan Kerja
i. Dua contoh batu untuk pasangan batu kosong (rip rap) dengan lampiran hasil
pengujian seperti yang disyaratkan di atas.
ii. Contoh dari keranjang kawat dengan sertifikat dari pabrik bila ada.
3) Pasangan Batu dengan Mortar
a) Pengajuan Kesiapan Kerja
i. Sebelum mulai menggunakan setiap bahan batu yang diusulkan untuk
pekerjaan pasangan batu dengan mortar, Penyedia Jasa harus mengajukan
kepada Direksi Pekerjaan dua contoh batu yang mewakili, masing-masing
seberat 50 kg. Satu dari contoh batu akan disimpan oleh Direksi Pekerjaan
untuk rujukan selama periode Kontrak. Hanya batu yang disetujui oleh
Direksi Pekerjaan akan digunakan dalam pekerjaan.
ii. Pekerjaan pasangan batu dengan mortar tidak boleh dimulai sebelum
Direksi Pekerjaan menyetujui formasi yang telah disiapkan untuk pelapisan.
b) Kondisi Tempat Kerja
Ketentuan yang disyaratkan dalam Persyaratan Pelaksanan Bagian Pekerjaan
Timbunan dari Spesifikasi ini tentang menjaga tempat kerja agar senantiasa kering
dan menjamin fasilitas sanitasi yang memadai tersedia di lapangan untuk para
pekerja, harus juga berlaku untuk pekerjaan pasangan batu dengan mortar
4) Adukan Semen

CV. AQILA PUTRA PRATAMA


SPESIFIKASI TEKNIS

Dalam pengajuan kesiapan kerja Penyedia Jasa harus mengirimkan contoh dari semua
bahan yang akan digunakan dan dilengkapi dengan data pengujian yang memenuhi
seluruh sifat bahan sesuai dengan bagian ini.

5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pelaksanaan pekerjaan yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknis pekerjaan
pasangan harus memuat :
5.1. Pasangan Batu
1) Pengaturan Lokasi Pembuatan Adukan
a) Lokasi pembuatan adukan perlu diatur sedemikian rupa agar dapat menjamin
kelancaran pekerjaan. Memudahkan bagi pengawas dan menjamin tercapainya mutu
adukan yang baik dan terlindung.
b) Pengadukan dilakukan sedekat mungkin dengan lokasi konsrtruksi yang akan
dibangun. Pasir dan semen disiapkan terpisah ditempat kering (lebih tinggi dari tanah
sekitarnya ).
c) Kotak pengaduk dipasang ditempat datar dilokasi yang memudahkan bagi
petugas pengaduk dan pengangkutan adukan ke lokasi bangunan.
d) Drum air ditempatkan didekat kotak pengaduk kotak – kotak takaran
disiapkan secukupnya dilokasi timbunan pasir dan semen. Gerobak
pengangkutan adukan dan ember disiapkan dekat kotak adukan kearah konstruksi
yang akan dibangun.

2) Persiapan Pondasi (Pasangan Batu)


a) Pondasi untuk struktur pasangan batu harus disiapkan sesuai dengan syarat
untuk Bagian Galian Spesifikasi ini.
b) Terkecuali disyaratkan lain atau ditunjukkan pada Gambar, dasar pondasi untuk
struktur dinding penahan harus tegak lurus, atau bertangga yang juga tegak lurus
terhadap muka dari dinding. Untuk struktur lain, dasar pondasi harus mendatar atau
bertangga yang juga horisontal.
c) Lapis landasan yang rembes air (permeable) dan kantung penyaring harus disediakan
jika disyaratkan sesuai dengan ketentuan.
d) Jika ditunjukkan dalam Gambar, atau yang diminta lain oleh Direksi Pekerjaan, suatu
pondasi beton mungkin diperlukan. Beton yang digunakan harus
memenuhi ketentuan dari Bagian Beton dari Spesifikasi ini.
3) Pelaksanaan Pemasangan Batu
a) Lakukan dan periksa persiapan yang meliputi penyediaan batu, pasir dan air
dilokasi kerja, kelengkapan peralatan dan alat bantu seperti kotak penampung adukan,

CV. AQILA PUTRA PRATAMA


SPESIFIKASI TEKNIS

penampung air, plastik pelindung hujan, tukang batu dan buruh pembantu,
tenaga dan sarana pengangkutan adukan.
b) Ratakan lantai dasar bangunan, pasang profil sesuai gambar design bangunan. Dalam
kotak dan hamparkan serta ratakan pasir setebal 5 - 10 cm sebagai lantai kerja.
c) Periksa dimensi dan elevasi profil dengan alat ukur (oleh juru ukur) dan minta
persetujuan Direksi bila telah selesai gambar kontrak.
d) Sebelum dipasang, batu harus dibersihkan dari lumpur atau tanah yang melekat serta
basahi dengan air agar ikatan dengan adukan menjadi kuat.
e) Pemasangan lapis batu pertama, diawali dengan menghamparkan adukan
setebal 3 - 5 cm, kemudian menyusun batu diatas hamparan dengan jarak 2 - 3 cm
(tidak bersinggungan) pukul atau ketok-ketok batu tersebut agar terikat kuat dengan
adukan.
f) Isi rongga diantara batu-batu dengan adukan sampai penuh/mampat dengan
menggunakan sendok adukan.
g) Bila memerlukan suling-suling resapan sesuai design/kontrak (pada dinding penahan,
sayap bendung dan sebagainya). Suling dari pipa paralon yang dibungkus ijuk
diujung pipa bagian dalam dipasang bersamaan dengan pasangan batu.
h) Letak suling resapan merupakan barisan dalam arah horizontal dengan jarak
tertentu sesuai gambar kontrak. Baris pipa suling berikutnya (diatasnya)
dipasang berselang- seling arah vertikal.
i) Apabila hujan atau setelah selesai, pasangan diitutup plastik agar pasangan
yang masih baru tersebut tidak rusak karena air hujan.

4) Pelaksanaan Kotak Adukan


a) Sebelum pemasangan, batu harus dibersihkan dan dibasahi sampai merata dan
dalam waktu yang cukup untuk memungkinkan penyerapan air mendekati titik jenuh.
Landasan yang akan menerima setiap batu juga harus dibasahi dan selanjutnya
landasan dari adukan harus disebar pada sisi batu yang bersebelahan
dengan batu yang akan dipasang.
b) Adukan dibuat dengan perbandingan 1 bagian semen dan 4 bagian pasir (1 Pc :4 Ps)
c) Masukkan dan ratakan 2 takar pasir dalam kotak pengaduk, disusul 1 takar
semen dan 2 takar pasir berikutnya.
d) Adukan campuran kering (tanpa air) dengan cangkul sampai rata (homogen) .
e) Tuangkan air sedikt demi sedikit sambil diaduk terus sampai diperoleh adukan
homogen. Adukan sudah baik apabila sudah terlihat lengket dan tidak terurai saat
dituang serta tidak ada yang tersisa diplat cangkul saat dituang tidak terlalu kering,
sehingga mudah digunakan.

CV. AQILA PUTRA PRATAMA


SPESIFIKASI TEKNIS

f) Pembuatan adukan harus mengimbangi kecepatan pelaksanaan pasangan


batu. Tidak terlambat dan tidak boleh di buat terlalu banyak, adukan harus
sudah dipasang paling lama 1 jam setelah selesai diaduk.
g) Tebal dari landasan adukan harus pada rentang antara 2 cm sampai 5 cm dan
merupakan kebutuhan minimum untuk menjamin bahwa seluruh rongga antara batu
yang dipasang terisi penuh.
h) Banyaknya adukan untuk landasan yang ditempatkan pada suatu waktu
haruslah dibatasi sehingga batu hanya dipasang pada adukan baru yang belum
mengeras.
i) Jika batu menjadi longgar atau lepas setelah adukan mencapai pengerasan awal,
maka batu tersebut harus dibongkar, dan adukannya dibersihkan dan batu
tersebut dipasang lagi dengan adukan yang baru.
5) Pelaksanaan Plesteran
a) Bagian-bagian tertentu dari pasangan batu sesuai gambar design/kontrak harus di
plester. Plesteran dibuat dari campuran 1 bagian semen dan tiga bagian pasir
yang disaring atau sesuai dengan ketentuan dalam gambar kontrak.
b) Tebal plesteran dibuat 2 - 3 cm dari permukaan batu, sebelum plesteran
dipasang diantara batu-batu harus dikorek sampai kedalaman 1 - 2 cm dibawah
permukaan batu. Kemudian permukaan pasangan dibersihkan dan disiram air agar
terjadi ikatan yang kuat antara pasangan dan plesteran.
6) Pelaksanaan Siaran
a) Bagian permukaan pasangan batu yang terlihat, sesuai kontrak atau petunjuk
Direksi harus disiar.
b Siaran dibuat dari campuran 1 bagian semen dan 2 bagian pasir yang disaring atau
sesuai dengan ketentuan dalam gambar.
c) Sebelum siaran dipasang adukan pasangan diantara batu–batu halus dikorek
sampai kedalaman 1-2 cm dibawah permukaan batu untuk jenis siar rata dan siar
timbul, dan 2-3 cm untuk jenis siar tenggelam, kemudian pasangan dibersihkan dan
disiram air agar terjadi ikatan yang kuat antara pasangan siaran.

5.2. Pasangan Batu Kosong dan Bronjong


1) Persiapan
Galian harus memenuhi ketentuan dari Bagian Pekerjaan Galian, termasuk kunci pada
tumit yang diperlukan untuk pasangan batu kosong dan bronjong. Landasan harus dipasang
sesuai dengan ketentuan. Seluruh permukaan yang disiapkan harus disetujui oleh Direksi
Pekerjaan sebelum penempatan pasangan batu kosong atau bronjong.
2) Penempatan Bronjong

CV. AQILA PUTRA PRATAMA


SPESIFIKASI TEKNIS

a) Keranjang bronjong harus dibentangkan dengan kuat untuk memperoleh bentuk serta
posisi yang benar dengan menggunakan batang penarik atau ulir penarik kecil sebelum
pengisian batu ke dalam kawat bronjong. Sambungan antara keranjang haruslah
sekuat seperti anyaman itu sendiri. Setiap segi enam harus menerima paling sedikit
dua lilitan kawat pengikat dan kerangka bronjong antara segi enam tepi paling
sedikit satu lilitan. Paling sedikit 15 cm kawat pengikat harus ditinggalkan sesudah
pengikatan terakhir dan dibengkokkan ke dalam keranjang.
b) Batu harus dimasukkan satu demi satu sehingga diperoleh
kepadatan maksimum dan rongga seminimal mungkin. Bilamana tiap bronjong
telah diisi setengah dari tingginya, dua kawat berlebihan agar terjadi
penurunan (settlement). Sisi luar batu yang berhadapan dengan kawat harus
mempunyai permukaan yang rata dan bertumpu pada anyaman.
c) Setelah pengisian, tepi dari tutup harus dibentangkan dengan batang penarik atau
ulir penarik pada permukaan atasnya dan diikat.
d) Bilamana keranjang dipasang satu di atas yang lainnya, sambungan vertikal
harus dibuat berselang seling.
3) Penempatan Pasangan Batu Kosong
a) Pasangan batu kosong harus dibuat pada pondasi yang kuat dan pada garis dan
arah yang tercantum dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan.
b) Lubang-lubang pada pondasi harus diisi oleh bahan yang baik dan dipadatkan lapis
per lapis setebal 15 cm. Bila pondasinya telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan,
maka lapisan dasar berupa lapisan saringan pasir setebal 7,5 cm dan lapis
saringan kerikil diatasnya setebal 12,5 cm atau seperti tercantum dalam gambar,
harus dibuat.
c) Bahan saringan pasir dan kerikil harus menurut Spesifikasi Teknik. Lapisan
dasar harus diletakkan dengan tebal yang sama dan cukup rata, meskipun demikian
menjadi pondasi yang kuat untuk pemasangan batu belah dan batu pecah.
d) Batu belah dan batu pecah yang dipakai dalam pasangan batu kosong harus
diletakkan pada lapisan dasar dengan cara sedemikian rupa sehingga
pasangan batu kosong yang selesai dikerjakan menjadi stabil dan tidak akan longsor.
e) Rongga besar yang terbuka diantara batu pecah harus dihindari.
Harus diusahakan agar semua batu belah dapat dijamin dan dipasang dengan baik
pada bidang yang datar. Batu belah harus diletakkan demikian rupa sehingga tidak
menonjol diatas garis yang dicantumkan dalam gambar atau menurut petunjuk Direksi
Pekerjaan. Semua celah dalam pasangan batu kosong harus diisi (dikunci)
dengan batu pecah yang baik. Banyaknya batu pecah yang dipakai tidak
boleh melebihi volume yang dibutuhkan untuk mengisi rongga diantara batu belah.

CV. AQILA PUTRA PRATAMA


SPESIFIKASI TEKNIS

f) Lapisan ijuk diatas pondasi dapat dipakai sebagai lapisan dasar sesuai dengan
persyaratan atau menurut petunjuk Direksi Pekerjaan.
g) Lapisan penutup harus dibuat pada bagian atas pasangan batu kosong dengan
kemiringan yang layak sehingga dapat memperkuat lapisan atas pasangan batu
kosong. Lapisan penutup harus terdiri dari batu pelat pilihan yang lebar
diletakkan pada jalur dan arah yang sesuai dengan gambar atau menurut
petunjuk Direksi Pekerjaan.

4) Penimbunan Kembali
Seperti ketentuan dari Pekerjaan Bagian Timbunan.
5) Penempatan Pasangan Batu Kosong yang Diisi Adukan
a) Seluruh permukaan batu harus dibersihkan dan dibasahi sampai jenuh sebelum
ditempatkan. Beton harus diletakkan di atas batu yang telah dipasang sebelumnya
selanjutnya batu yang baru akan diletakkan di atasnya. Batu harus ditanamkan secara
kokoh pada lereng dan dipadatkan sehingga bersinggungan dengan batu-batu yang
berdekatan sampai membentuk ketebalan pasangan batu kosong yang diperlukan.
b) Celah-celah antar batu dapat diisi sebagian dengan batu baji atau batu-batu
kecil, sedemikian hingga sisa dari rongga-rongga tersebut harus diisi dengan
beton sampai padat dan rapi dengan ketebalan tidak lebih dari 10 mm dari
permukaan batu-batu tersebut.
c) Lubang sulingan (weep holes) harus dibuat sesuai dengan yang diperintahkan
oleh Direksi Pekerjaan.
d) Pekerjaan ini harus dilengkapi peneduh dan dilembabi selama tidak kurang dari 3 hari
setelah selesai dikerjakan

5.3. Pasangan Batu dengan Mortar


1) Metode Pekerjaan
a) Metoda pekerjaan saluran pasangan batu dengan mortar yang
dilaksanakan setiap satuan waktu harus dibatasi sesuai dengan
tingkat kecepatan pemasangan yang menjamin agar seluruh pekerjaan
pasangan batu hanya dipasang dengan adukan yang baru.
b) Jika pasangan batu dengan mortar digunakan pada lereng sebagai pelapisan
selokan, maka pembentukan penampang selokan pada tahap awal harus dibuat
seolah-olah seperti tidak akan ada pasangan batu dengan mortar.
Pemangkasan tahap akhir hingga batas- batas yang ditentukan harus
dilaksanakan sesaat sebelum pemasangan pasangan batu dengan mortar.

2) Penyiapan Formasi atau Pondas

CV. AQILA PUTRA PRATAMA


SPESIFIKASI TEKNIS

a) Formasi untuk pelapisan pasangan batu dengan mortar harus disiapkan sesuai
dengan ketentuan.
b) Pondasi atau galian parit untuk tumit (cut off wall) dari pasangan batu dengan
mortar atau untuk struktur harus disiapkan sesuai dengan ketentuan Bagian
Galian.
c) Landasan tembus air dan kantung saringan (filter pocket) harus disediakan jika
disyaratkan, sesuai dengan ketentuan.

3) Penyiapan Batu
a) Batu harus dibersihkan dari bahan yang merugikan, yang dapat
mengurangi kelekatan dengan adukan.
b) Sebelum pemasangan, batu harus dibasahi seluruh permukaannya dan
diberikan waktu yang cukup untuk proses penyerapan air sampai jenuh.

4) Pemasangan Lapisan Batu


a) Suatu landasan dari adukan semen paling sedikit setebal 3 cm harus dipasang
pada formasi yang telah disiapkan. Landasan adukan ini harus dikerjakan
sedikit demi sedikit sedemikian rupa sehingga permukaan batu akan
tertanam pada adukan sebelum mengeras.
b) Batu harus ditanam dengan kuat di atas landasan adukan semen sedemikian
rupa sehingga satu batu berdekatan dengan lainnya sampai mendapatkan tebal
pelapisan yang diperlukan di mana tebal ini akan diukur tegak lurus
terhadap lereng. Rongga yang terdapat di antara satu batu dengan
lainnya harus diisi adukan dan adukan ini harus dikerjakan sampai hampir
sama rata dengan permukaan lapisan tetapi tidak sampai menutupi permukaan
lapisan.
c) Pekerjaan harus dimulai dari dasar lereng menuju ke atas, dan
permukaan harus segera diselesaikan setelah pengerasan awal dari
adukan dengan cara menyapunya dengan sapu yang kaku.
d) Permukaan yang telah selesai dikerjakan harus dirawat
seperti yang disyaratkan untuk Pekerjaan Beton dalam Pengerjaan Akhir
dari Bagian Beton dari Spesifikasi ini.
e) Lereng yang bersebelahan dengan bahu jalan harus dipangkas dan
dirapikan untuk memperoleh bidang antar muka yang rapat dan halus
dengan pasangan batu dengan mortar sehingga akan memberikan drainase
yang lancar dan mencegah gerusan pada tepi pekerjaan pasangan batu dengan
mortar.

CV. AQILA PUTRA PRATAMA


SPESIFIKASI TEKNIS

f) Pemasangan batu kali harus dilaksanakan dengan cara pemasangan adukan


mortar kemudian diikuti dengan batu sedemikian sehingga semua batu
akan terlapisi dengan adukan mortar. Dalam hal apapun pelaksanaan
pemasangan batu tidak boleh dilakukan dengan cara menumpuk batu terlebih
dahulu batu kemudian dituangkan adukan mortar ke atasnya.

5) Pelaksanaan Pasangan Batu Dengan Mortar Untuk Pekerjaan Struktur


a) Tumit (cut off wall) dan struktur lainnya yang dibuat dalam galian parit di mana
terdapat kestabilan akibat daya lekat tanah atau akibat disediakannya cetakan,
harus dilaksanakan dengan mengisi galian atau cetakan dengan
adukan setebal 60 % dari ukuran maksimum batu yang digunakan dan
kemudian dengan segera memasang batu di atas adukan yang belum
mengeras. Selanjutnya adukan harus segera ditambahkan dan proses tersebut
diulangi sampai cetakan tersebut terisi penuh. Adukan berikutnya harus segera
ditambahkan lagi sampai ke bagian puncak sehingga memperoleh permukaan
atas yang rata.
b) Jika bentuk batu sedemikian rupa sehingga dapat saling mengunci dengan
kuat, dan jika digunakan adukan yang liat, pekerjaan pasangan batu dengan
mortar untuk struktur dapat pula dibuat tanpa cetakan, sebagaimana
yang diuraikan untuk Pasangan Batu dalam Bagian Pasangan Batu dari
Spesifikasi ini.
c) Permukaan pekerjaan pasangan batu dengan mortar untuk struktur
yang terekspos harus diselesaikan dan dirawat seperti yang disyaratkan di atas
untuk pelapisan batu.
d) Penimbunan kembali di sekeliling struktur yang telah selesai
dirawat harus ditimbun sesuai dengan ketentuan Bagian Timbunan.

5.4. Adukan Semen


1) Pencampuran
a) Seluruh bahan kecuali air harus dicampur, baik dalam kotak yang rapat atau
dalam alat pencampur adukan yang disetujui, sampai campuran
menunjukkan warna yang merata, kemudian air ditambahkan dan
pencampuran dilanjutkan lima sampai sepuluh menit. Jumlah air haru
sedemikian sehingga menghasilkan adukan dengan konsistensi (kekentalan)
yang diperlukan tetapi tidak boleh melebihi 70 % dari berat semen yang
digunakan.

CV. AQILA PUTRA PRATAMA


SPESIFIKASI TEKNIS

b) Adukan semen dicampur hanya dalam kuantitas yang


diperlukan untuk penggunaan langsung. Jika diperlukan, adukan semen
boleh diaduk kembali dengan air dalam waktu 30 menit dari proses
pengadukan awal. Pengadukan kembali setelah waktu tersebut tidak
diperbolehkan.
c) Adukan semen yang tidak digunakan dalam 45 menit setelah air ditambahkan
harus dibuang.

2) Pemasangan
a) Permukaan yang akan menerima adukan semen harus dibersihkan dari minyak
atau lempung atau bahan terkontaminasi lainnya dan telah dibasahi sampai
merata sebelum adukan semen ditempatkan. Air yang tergenang
pada permukaan harus dikeringkan sebelum penempatan adukan semen.
b) Jika digunakan sebagai lapis permukaan, adukan semen harus
ditempatkan pada permukaan yang bersih dan lembab dengan jumlah yang
cukup sehingga menghasilkan tebal adukan minimum 1,5 cm dan harus dibentuk
menjadi permukaan yang halus dan rata.

6. PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknis pekerjaan
pasangan harus memuat :
6.1. Pasangan Batu
1) Penerimaan Bahan
Bahan yang diterima harus diperiksa oleh pengawas penerimaan bahan dengan
mengecek/memeriksa bukti tertulis yang menunjukkan bahwa bahan-bahan yang telah
diterima harus sesuai dengan ketentuan persyaratan bahan.
2) Ketentuan Lubang Sulingan dan Delatasi (Pasangan Batu)
a) Dinding dari pasangan batu harus dilengkapi dengan lubang sulingan. Kecuali
ditunjukkan lain pada Gambar atau diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, lubang
sulingan harus ditempatkan dengan jarak antara tidak lebih dari 2 m dari sumbu satu
ke sumbu lainnya dan harus berdiameter 50 mm.
b) Pada struktur panjang yang menerus seperti dinding penahan tanah, maka
delatasi harus dibentuk untuk panjang struktur tidak lebih dari 20 m. Delatasi harus 30
mm lebarnya dan harus diteruskan sampai seluruh tinggi dinding. Batu yang digunakan
untuk pembentukan sambungan harus dipilih sedemikian rupa sehingga membentuk
sambungan tegak yang bersih dengan dimensi yang disyaratkan di atas.

CV. AQILA PUTRA PRATAMA


SPESIFIKASI TEKNIS

c) Timbunan di belakang delatasi haruslah dari bahan Drainase Porous berbutir kasar
dengan gradasi menerus yang dipilih sedemikian hingga tanah yang ditahan tidak
dapat hanyut jika melewatinya, juga bahan Drainase Porous tidak hanyut
melewati sambungan.
3) Pekerjaan Akhir Pasangan Batu
a) Sambungan antar batu pada permukaan harus dikerjakan hampir rata dengan
permukaan pekerjaan, tetapi tidak sampai menutup batu,
sebagaimana pekerjaan dilaksanakan.
b) Terkecuali disyaratkan lain, permukaan horisontal dari seluruh pasangan batu
harus dikerjakan dengan tambahan adukan tahan cuaca setebal 2 cm, dan
dikerjakan sampai permukaan tersebut rata, mempunyai lereng melintang yang dapat
menjamin pengaliran air hujan, dan sudut yang dibulatkan. Lapisan tahan cuaca
tersebut harus dimasukkan ke dalam dimensi struktur yang disyaratkan.
c) Segera setelah batu ditempatkan, dan sewaktu adukan masih baru, seluruh permukaan
batu harus dibersihkan dari bekas adukan.
d) Permukaan yang telah selesai harus dirawat seperti yang disyaratkan untuk
Pekerjaan Beton.
e) Jika pekerjaan pasangan batu yang dihasilkan cukup kuat, dan dalam waktu yang
tidak lebih dini dari 14 hari setelah pekerjaan pasangan selesai dikerjakan, penimbunan
kembali harus dilaksanakan seperti disyaratkan, atau seperti diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan, sesuai dengan ketentuan yang berkaitan dengan Bagian Pekerjaan
Timbunan.
f) Lereng yang bersebelahan dengan bahu jalan harus dipangkas dan untuk
memperoleh bidang antar muka rapat dan halus dengan pasangan batu
sehingga akan memberikan drainase yang lancar dan mencegah gerusan pada tepi
pekerjaan pasangan batu.
4) Perbaikan dari Pekerjaan yang Tidak memuaskan atau Rusak
a) Pekerjaan pasangan batu yang tidak memenuhi toleransi yang diberikan di atas harus
diperbaiki oleh Penyedia Jasa dengan biaya sendiri, dengan cara yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
b) Penyedia Jasa harus bertanggung jawab atas kestabilan dan keutuhan dari
semua pekerja yang telah diselesaikannya dan harus dengan biayanya sendiri
untuk menukar dan mengganti setiap bagian yang rusak atau tidak baik, yang menurut
Direktur Pekerjaan disebabkan oleh kelalaian Penyedia Jasa. Penyedia
Jasa tidak diminta pertanggungjawabannya terhadap kerusakan akibat bencana
alam, seperti angin topan atau tanah longsor yang tidak dapat dihindari di
tempat pekerjaan, asalkan pekerjaan tersebut telah diterima dan dinyatakan secara
tertulis bisa diterima alasannya oleh Direksi Pekerjaan.

CV. AQILA PUTRA PRATAMA


SPESIFIKASI TEKNIS

6.2. Pasangan Batu Kosong dan Bronjong


Bahan yang diterima harus diperiksa oleh pengawas penerimaan bahan dengan
mengecek/memeriksa bukti tertulis yang menunjukkan bahwa bahan-bahan yang telah diterima
harus sesuai dengan ketentuan persyaratan bahan di atas

6.3. Pasangan Batu dengan Mortar


1) Penerimaan Bahan
Bahan yang diterima harus diperiksa oleh pengawas penerimaan bahan dengan
mengecek/memeriksa bukti tertulis yang menunjukkan bahwa bahan-bahan yang telah
diterima sesuai dengan ketentuan persyaratan bahan di atas.

2) Perbaikan Terhadap Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi Ketentuan


a) Pekerjaan pasangan batu dengan mortar yang tidak memenuhi toleransi yang
disyaratkan dalam persyaratan bahan di atas dari Spesifikasi ini harus
diperbaiki oleh Penyedia Jasa dengan biaya sendiri dan dengan cara yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
b) Jika kestabilan dan keutuhan dari pekerjaan yang telah diselesaikan terganggu atau
rusak, yang menurut pendapat Direksi Pekerjaan diakibatkan oleh
kelalaian Penyedia Jasa, maka Penyedia Jasa harus mengganti dengan
biayanya sendiri untuk setiap pekerjaan yang terganggu atau rusak. Penyedia Jasa
tidak bertanggungjawab atas kerusakan yang timbul berasal dari alam seperti
angin topan atau pergeseran lapisan tanah yang tidak dapat dihindarkan,
dengan syarat pekerjaan yang rusak tersebut telah diterima dan dinyatakan
secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan telah selesai.
3) Pemeliharaan Pekerjaan Yang Telah Diterima
Tanpa mengurangi kewajiban Penyedia Jasa untuk melaksanakan perbaikan
terhadap pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan atau gagal sebagaimana disyaratkan di
atas, Penyedia Jasa juga harus bertanggungjawab atas pemeliharaan rutin dari semua
pekerjaan pasangan batu dengan mortar untuk drainase yang telah selesai dan diterima
selama sisa Periode Kontrak termasuk Periode Pemeliharaan. Pekerjaan pemeliharaan
rutin tersebut harus dilaksanakan dan harus dibayar terpisah.

6.4. Adukan Semen


1) Adukan Semen
Adukan yang digunakan untuk pekerjaan akhir atau perbaikan kerusakan pada pekerjaan
beton, sesuai dengan Pasal yang bersangkutan dari Spesifikasi ini, harus terdiri dari
semen dan pasir halus yang dicampur dalam proporsi yang sama dalam beton yang

CV. AQILA PUTRA PRATAMA


SPESIFIKASI TEKNIS

sedang dikerjakan atau diperbaiki. Adukan yang disiapkan harus memiliki kuat
tekan yang memenuhi ketentuan yang disyaratkan untuk beton dimana adukan
semen dipakai.
2) Adukan Semen untuk Pasangan
Kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan, adukan semen untuk pasangan harus
mempunyai kuat tekan paling sedikit 50 kg/cm2 pada umur 28 hari. Dalam adukan semen
tersebut kapur tohor dapat ditambahkan sebanyak 10% berat semen.

7. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


Pengukuran dan pembayaran yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknis
pekerjaan pasangan harus memuat :
7.1. Pengukuran
1) Pasangan Batu
a) Pasangan batu harus diukur untuk pembayaran dalam meter kubik sebagai
volume pekerjaan yang diselesaikan dan diterima, dihitung sebagai volume
teoritis yang ditentukan oleh garis dan penampang yang disyaratkan dan
disetujui.

b) Setiap bahan yang dipasang sampai melebihi volume teoritis yang disetujui
harus tidak diukur atau dibayar.c) Landasan rembes air (permeable bedding),
penimbunan kembali dengan bahan porous atau kantung penyaring harus diukur
dan dibayar sebagai Drainase Porous. Tidak ada pengukuran atau pembayaran
terpisah yang harus dilakukan untuk penyediaan atau pemasangan lubang sulingan
atau pipa, juga tidak untuk acuan lainnya atau untuk galian dan penimbunan kembali
yang diperlukan.
2) Pasangan Batu Kosong dan Bronjong
Kuantitas yang diukur untuk pembayaran haruslah jumlah meter kubik dari bronjong atau
pasangan batu kosong lengkap di tempat dan diterima. Dimensi yang digunakan
untuk menghitung kuantitas ini haruslah dimensi nominal dari masing- masing
keranjang bronjong atau pasangan batu kosong seperti yang diuraikan dalam Gambar
atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
3) Pasangan Batu dengan Mortar

CV. AQILA PUTRA PRATAMA


SPESIFIKASI TEKNIS

a) Pekerjaan pasangan batu dengan mortar harus diukur untuk pembayaran dalam
meter kubik sebagai volume nominal pekerjaan yang selesai dan diterima.
b) Pekerjaan pasangan batu dengan mortar untuk pelapisan pada selokan dan
saluran air, atau pelapisan pada permukaan lainnya, volume nominal harus
ditentukan dari luas permukaan terekspos dari pekerjaan yang telah selesai
dikerjakan dan tebal nominal lapisan untuk pelapisan. Untuk keperluan
pembayaran, tebal nominal lapisan harus diambil yang terkecil dari berikut ini :
i. Tebal yang ditentukan seperti yang ditunjukkan pada Gambar
atau diperintahkan Direksi Pekerjaan;
ii. Tebal aktual rata-rata yang dipasang seperti yang ditentukan
dalam pengukuran lapangan.
c) Pekerjaan pasangan batu dengan mortar yang digunakan bukan untuk
pelapisan, volume nominal untuk pembayaran harus dihitung sebagai volume
teoritis yang ditetapkan dari garis dan penampang yang ditentukan atau
disetujui.
4) Adukan Semen
Adukan semen tidak akan diukur untuk pembayaran yang terpisah. Pekerjaan ini harus
dianggap sebagai pelengkap terhadap berbagai jenis pekerjaan yang diuraikan
dalam Spesifikasi ini.

7.2. Dasar Pembayaran


Kuantitas, ditentukan sebagaimana diuraikan di atas, harus dibayar dengan Harga
Kontrak per satuan dari pengukuran untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah dan
ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembayaran tersebut harus
merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan, untuk
galian yang diperlukan dan penyiapan seluruh formasi atau pondasi, untuk pembuatan
lubang sulingan dan sambungan konstruksi, untuk pemompaan air, untuk penimbunan
kembali sampai elevasi tanah asli dan pekerjaan akhir dan untuk semua pekerjaan lainnya atau
biaya lain yang diperlukan atau lazim untuk penyelesaian yang sebagaimana mestinya dari
pekerjaan yang diuraikan dalam Bagian ini.

Nomor Mata Satuan


Uraian
Pembayaran Pengukuran

CV. AQILA PUTRA PRATAMA


SPESIFIKASI TEKNIS

1.
Pasangan Batu Pekerjaan Plesteran Pekerjaan Meter Kubik
2.
Siaran Meter Persegi
3.
Pasangan Batu Kosong yang Diisi Adukan Meter Kubik
4.
Pasangan Batu Kosong Meter Kubik
5.
Bronjong Meter Kubik
6.
Pasangan Batu dengan Mortar untuk saluran Meter Kubik
7.

SPESIFIKASI TEKNIK PEKERJAAN STRUKTUR PONDASI DAN PASANGAN BATU


1. PEKERJAAN PONDASI
1.1. PEKERJAAN PERSIAPAN PONDASI
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan-bahan,
instalasi konstruksi dan perlengkapan-perlengkapan untuk semua pekerjaan
penggalian, pengisian/pengurugan dan pembuatan pondasi.
b. Sifat Pekerjaan
Selama masa pelelangan, semua rekanan harus memahami secara tepat mengenai
sifat penggalian dan pengurugan yang diharuskan, sehingga harga-harga penawarannya
telah memungkinkan bagi pekerjaan tersebut.

1.2. PENGGALIAN TANAH


a. Syarat-Syarat Pelaksanaan.
Semua galian harus dilaksanakan sesuai dengan gambar dan syarat-syarat yang ditentukan
menurut keperluan. Dasar dari semua galian harus waterpass, bilamana pada dasar setiap
galian masih terdapat akar-akar atau bagian-bagian gembur, maka ini harus digali keluar
sedangkan lubang- lubang tadi diisi kembali dengan pasir, disiram dan dipadatkan
sehingga mendapatkan kembali dasar yang waterpass. Terhadap kemungkinan adanya air
di dasar galian, baik pada waktu penggalian maupun pada waktu pekerjaan pondasi,
harus disediakan pompa air atau pompa lumpur yang jika diperlukan dapat bekerja
terus menerus, untuk menghindari tergenangnya air pada dasar galian. Kontraktor harus
memperhatikan pengamanan terhadap dinding tepi galian agar tidak longsor dengan
memberikan suatu dinding penahan atau penunjang sementara atau lereng yang cukup.
Kepada Kontraktor juga diwajibkan mengambil langkah-langkah pengamanan terhadap
bangunan lain yang berada dekat sekali dengan lubang galian yaitu dengan
memberikan penunjang sementara pada bangunan tersebut, sehingga dapat dijamin
bangunan tersebut tidak akan mengalami kerusakan. Semua tanah kelebihan yang berasal

CV. AQILA PUTRA PRATAMA


SPESIFIKASI TEKNIS

dari pekerjaan galian, setelah mencapai jumlah tertentu, yaitu sampai mencapai ketinggian
tanah asli semula, harus segera disingkirkan dari halaman pekerjaan.
1.3. PENGURUGAN TANAH
a. Jenis Urugan.
Pengurugan dilakukan untuk :
Untuk peninggian guna mencapai suatu level halaman atau konstruksi dengan ketebalan
sesuai dengan gambar. Urugan kembali pada akhir pekerjaan pondasi untuk pengisian dan
leveling disekitar konstruksi pondasi.
b. Bahan-bahan
Kontraktor wajib mengusahakan agar semua bahan urugan terdiri dari mutu bahan yang
terbaik. c. Konstruksi Urugan tersebut harus dipadatkan lapis demi lapis. Ketebalan
setiap lapis tidak lebih dari 20 cm (padat). Kepadatannya yang dicapai harus 95 % dari
kepadatan standart proctor pada kadar air 2% dari kadar air optimum atau mencapai CBR
5%. Pemadatan harus menggunakan stamper Kontraktor harus mengadakan penelitian
minimal satu kali untuk setiap jenis tanah yang dijumpai di lapangan. Contoh tanah tersebut
harus disimpan dalam tabung gelas atau plastik untuk bukti penunjukkan/referensi dan
diberi label yang berisi nomor contoh, kepadatan kering maksimum dan kadar air
optimumnya. Penelitian harus mengikuti prosedur yang umum dipakai yaitu ASTM D-1556-
64 atau PB-0103-76. Bila material urugan apapun yang digunakan menjadi lapuk/rusak
atau bila urugan apapun yang telah dipadatkan menjadi terganggu, maka bahan tersebut
harus digali keluar dan diganti dengan bahan yang memenuhi syarat serta dipadatkan
kembali, sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik,
tanpa adanya biaya tambahan. Sebelum dilaksanakan pengurugan, lapisan humus tanaman
harus dikupas terlebih dahulu, sedemikian hingga lapisan dasar bebas dari lapisan humus
dan segala material yang dikemudian hari dapat melapuk.
1.4 PEKERJAAN PASANGAN BATU KALI/BELAH
A. UMUM
Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan pokok dan perekatnya, menyiapkan
tempat yang akan dipasang pasangan batu kali, serta pelaksanaan pekerjaan batu kali itu
sendiri di tempat, satu dan lain hal sesuai dengan gambar-gambar daerah denah serta
potongan.
B. PERSYARATAN
Tempat yang akan dipasang harus dipersiapkan dengan teliti (ketebalan dasar dan
puncak, tinggi serta panjangnya) bersih dari segala macam kotoran (bekas-bekas
tumbuhan dan akar-akar) bersih dari lumpur dan sebagainya. Sebelum memulai
pemasangan, seyogyanya Kontraktor harus memberitahukan dulu kepada Konsultan
Pengawas akan tindakannya.
C. MATERIAL

CV. AQILA PUTRA PRATAMA


SPESIFIKASI TEKNIS

Bahan yang harus disediakan antara lain : Batu kali pecah / belah yang keras, ukurannya
rata-rata sama, satu dan lain hal sesuai dengan NI-3 Pasal 9. Semen yang dapat
dipergunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan yang tersebut dalam NI-8,
satu dan lain hal sama dengan yang diisyaratkan untuk pekerjaan beton. Pasir yang
digunakan dalam persyaratan ini jenis pasir pasang, yang memenuhi syarat- syarat yang
ditentukan dalam NI-3 Pasal 14 ayat 2. Satu dan lain hal sama dengan yang diisyaratkan
untuk pekerjaan beton. Air untuk mengaduk semen dan pasir tersebut di atas harus bersih,
satu dan lain hal sesuai dengan NI-3 Pasal 10.
D. PELAKSANAAN
Pelaksanaan pasangan batu kali ini seperti lazimnya :
- Kontraktor harus terlebih dahulu melakukan pengukuran (uit-zet) secara teliti sesuai
dengan gambar.
- Batu kali harus bersih dari tanah dan lumpur.
- Adukan yang dipakai adalah campuran 1 semen : 4 pasir (sesuai perintah
gambar kerja) adukan harus selalu baru. Adukan yang tidak habis, tidak dibenarkan
untuk dipakai keesokan harinya.

Cilacap, 02 April 2018


CV. AQILA PUTRA PRATAMA

DANNY ASZHARINTO AQBAR


Direktur

CV. AQILA PUTRA PRATAMA

Anda mungkin juga menyukai