(RKS)
A. URAIAN UMUM
1. PEKERJAAN
a) Pekerjaan ini adalah melipitu pembangunan gedung kantor palang merah
Indonesia di kota ambon tahun anggaran 2021 dari pekerjan struktur,
mekanikal dan elektrikal.
b) Pekerjan mencaku penyediyaan semua tenaga kerja (tenaga ahli,tukang dan
buru lainya) bahan bangunan dan peralatan/perlengkapan yang di perlukan
dalam pelaksanaan pekerjaan.
c) Pekerjaan harus diselesaikan seperti yang dimaksud dalam RKS, gambar-
gambar rencana, berita acara rapat penjelasan pekerjaan serta agenda yang di
sampaikan selama pelaksanaan.
2. LINGKUP PEKERJAAN
Secara umum pekerjaan ini adalah meliputi pekerjaan pembangunan gedung
palang merah Indonesia dua lantai, secara teknis pekerjan ini mencakup
pembangunan hingga plat lantai
a. Pekerjaan persiapan
1. SYARAT BAHAN
a) Kontraktor harus menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah dan
kualitas yang sesuai dengan lingkup pekerjaan yang dilaksanakan. Sepanjang
tidak ada ketentuan lain dalam RKS ini dan Berita Acara Rapat Penjelasan,
maka bahan-bahan yang dipergunakan maupun syarat-syarat pelaksanaan harus
memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam AV-41 dan PUBI-1982 serta
ketentuan lainnya yang berlaku di Indonesia.
b) Sebelum memulai pekerjaan atau bagian pekerjaan, Pemborong harus
mengajukan contoh bahan yang akan digunakan kepada Konsultan Pengawas
yang akan diajukan User dan Konsultan Perencana untuk
mendapatkanpersetujuan. Bahan-bahan yang tidak memenuhi ketentuan seperti
disyaratkan atau yang dinyatakan ditolak oleh Konsultan Pengawas tidak boleh
digunakan dan harus segera dikeluarkan dari halaman pekerjaan selambat-
lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam.
c) Apabila bahan-bahan yang ditolak oleh Konsultan Pengawas ternyata masih
dipergunakan oleh Kontraktor, maka Konsultan Pengawas memerintahkan
untuk membongkar kembali bagian pekerjaan yang menggunakan bahan
tersebut. Semua kerugian akibat pembongkaran tersebut sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
d) Jika terdapat perselisihan mengenai kualitas bahan yang dipakai, Konsultan
Pengawas berhak meminta kepada Kontraktor untuk memeriksakan bahan itu
ke Laboratorium Balai Penelitian Bahan yang resmi dengan biaya Kontraktor.
Sebelum ada kepastian hasil pemeriksaan dari Laboratorium, Kontraktor tidak
diizinkan untuk melanjutkan bagian-bagian pekerjaan yang menggunakan
bahan tersebut.
e) Penyimpanan bahan-bahan harus diatur dan dilaksanakan sedemikian rupa
sehingga tidak mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan dan terhindarnya
bahan-bahan dari kerusakan.
f) Persyaratan mutu bahan bangunan secara umum adalah seperti di bawah ini,
sedangkan bahan-bahan bangunan yang belum disebutkan disini akan
diisyaratkan langsung di dalam pasal-pasal mengenai persyaratan pelaksanaan
komponen konstruksi di belakang.
Air
Air yang digunakan sebagai media untuk adukan pasangan plesteran,
beton dan penyiraman guna pemeliharaan harus air tawar, tidak
mengandung minyak, garam, asam dan zat organik lainnya yang telah
dikatakan memenuhi syarat, sebagai air untuk keperluan pelaksanaan
konstruksi oleh laboratorium tidak lagi diperlukan rekomendasi
laboratorium.
Semen Portland (PC)
Semen Portland yang digunakan adalah jenis atau type satu harus satu
merek untuk penggunaan dalam pelaksanaan satu satuan komponen
bengunan, belum mengeras sebagai atau keseluruhannya.
Penyimpanannya harus dilakukan dengan cara dan didalam tempat yang
memenuhi syarat sebagai air untuk menjamin kebutuhan kondisi sesuai
persyaratan di atas.
Pasir (Ps)
Pasir yang digunakan adalah pasir Lumajang atau Malang, berbutir
keras, bersih dari kotoran, lumpur, asam, garam, dan bahan organik
lainnya, yang terdiri atas.
1. Pasir untuk urugan adalah pasir dengan butiran halus, yang
lazim disebut pasir urug
2. Pasir untuk pasangan adalah pasir dengan ukuran butiran
sebagian terbesar adalah terletak antara 0,075 sampai 1,25
mm yang lazim dipasarkan disebut pasi pasang
3. Pasir untuk pekerjaan beton adalah pasir cor yang gradasinya
mendapat rekomendasi dari laboratorium.
Batu Pecah (Split)
Split untuk beton harus menggunakan split hitam pecah, bersih dan
bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai dengan
spesifikasi
Batu Bata
Batu Bata untuk pekerjaan pasangan dinding dan lain-lain yang
disebutkan di dalam gambar harus menggunakan batu bata merah yang
memenuhi syarat standar sebagai berikut :
1. Berukuran standar dan berwarna merah bata tua sebagai hasil
pembakaran yang sempurna atau matang. Pembakaran yang
dimaksud adalah pembakaran dengan menggunakan kayu
2. Sisi-sisinya bersudut tajam dan kuat tidak dapat dikorek
dengan tangan, berpermukaan rata dan tidak menampakkan
retak-retak merugikan
3. Tidak boleh mengandung garam yang dapat larut sedemikian
banyaknya sehingga pengkristilannya dapat mengakibatkan
lebih dri 40% permukaan bata tebal oleh bercak-bercak putih.
4. . Maksimum pecah 5%.
2. KETENTUAN ALAT
Dalam bekerja, pekerja diwajibkan untuk mematuhi prosedur k3 yang sudah
diterapkan, salah satunya adalah memakai Alat Pelindung Diri (APD) untuk
menghindari hal yang tidak diinginkan saat bekerja alat pelindung diri yang di
gunakan pekerja sesuai dengan SOP yang sudah disepakati. Perlengkapan dan
peralatan penunjang program K3, meliputi :
a) Pemasangan bendera K3, bendera RI, bendera perusahaan.
b) Pemasangan sign-board K3 yang berisi antara lain slogan-slogan yang
mengingatkan perlunya bekerja dengan selamat.
c) Sarana peralatan yang melekat pada orang atau disebut perlengkapan
perlindungan diri (personal protective equipment), diantaranya :
Pelindung mata dan wajah
Pelinung Mulut dan hidung (masker)
Pelindung kepala atau helm (hard hat) yang melindungi kepala karena
memiliki halberikut : lapisan yang keras, tahan dan kuat terhadap
benturan yang mengenai kepala; sistem suspensi yang ada didalamnya
bertindak sebagai penahan goncangan.
Pelindung kaki berupa sepatu dan sepatu boot
Pelindung tangan berupa sarung tangan dengan jenis-jenisnya
d) Sarana Peralatan Lingkungan berupa:
Tabung pemadam kebakaran
Pagar pengamanan
Pemeliharaan jalan kerja dan jembatan kerja
Jaring pengamanan pada bangunan tinggi
Tangga
Peralatan p3k
e) Rambu-Rambu Peringatan
C. PEKERJAAN PERSIAPAN
Survey lokasi
a. Survey lokasi merupakan kegiatan yang sama - sama dilakukan oleh pemberi
kerja/pengawas lapangan dengan kontraktor untuk melihat kondisi lapangan
dan mencari kesesuaian antara rancangan asli yang ditunjukkan gambar
dengan kebutuhan aktual lapangan.
b. Kontraktor harus menyediakan peralatan untuk melakukan survey lokasi dan
melakukan pengukuran awal di lapangan.
Pekerjaan tanah adalah pekerjaan pembuatan lubang / galian di tanah dan termasuk
pengurugan / pemadatan tanah kembali yang diperlukan untuk :
- Pondasi telapak
- Pondasi batu kali
- sloof
Pada pekerjaan Pembangunan Gedung Kantor PMI ini jenis pekerjaan galian adalah
pekerjaan galian tanah biasa/lunak. Semua galian yang disebut sebagai galian konstruksi
terdiri dari galian lantai bangunan, galian pondasi, sloof, saluran-saluran serta konstruksi -
konstruksi lainnya, selain yang disebutkan pada spesifikasi ini. Semua pekerjaan galian harus
dikerjakan sesuai dengan spesifikasi untuk ketiga macam galian tersebut di atas. Syarat -
Syarat Kerja yang menyangkut bidang lain, mengikuti ketentuan - ketentuan letak, peil dan
dimensi seperti yang dicantumkan dalam Gambar Rencana atau petunjuk Konsultan
Pengawas. Pekerjaan galian ini baru boleh dilaksanakan setelah papan Patok Ukur terpasang
lengkap dengan penandaan sumbu, ketinggian dan bentuk telah diperiksa seta disetujui
Konsultan Pengawas. Galian untuk konstruksi harus sesuai dengan Gambar Kerja dan bersih
dari tanah urug bekas serta sisa bahan bangunan. Urutan penggalian harus diatur sedemikian
rupa dengan mengikuti petunjuk-petunjuk Konsultan Pengawas sehingga tidak menimbulkan
gangguan pada lingkungan tapak / site atau menyebabkan timbulnya genangan air untuk
waktu lebih dari 24 jam. Jika pada galian terdapat akar kayu, kotoran dan bagian tanah yang
tidak padat atau longgar, maka bagian ini harus dikeluarkan seluruhnya, kemudian lubang
yang tejadi harus ditutup urugan pasir yang dipadatkan dan disirami air setiap ketebalan 5
cm. lapis demi lapis sampai penuh sehingga mencapai ketinggian yang diinginkan. Biaya
pekerjaan ini menjadi tanggungan Kontraktor / Pemborong dan tidak dapat diklaim sebagai
pekerjaan tambah. Bila Kontraktor / Pemborong melakukan penggalian yang melebihi
kedalaman yang ditentukan dalam Gambar Kerja, maka Kontraktor / Pemborong wajib untuk
menutupi kelebihan galian tersebut dengan urugan pasir yang dipadatkan dan disirami air
setiap ketebalan 5 cm. lapis demi lapis sampai penuh sehingga mencapai ketinggian yang
diinginkan. Galian pondasi harus dilakukan sesuaidengan lebar lantai kerja pondasi atau
seperti tercantum dalam Gambar Kerja, ketinggian serta bentuk selesai sesuai Gambar Kerja,
diperiksa serta disetujui Konsultan Pengawas. Kelebihan tanah galian harus dibuang keluar
dari dalam tapak / site konstruksi. Area antara papan Patok Ukur dengan galian harus bebas
dari timbunan tanah. Untuk menjaga lereng - lereng lubang galian agar tidak longsor / runtuh,
maka apabila dianggap perlu oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor / Pemborong harus
memasang konstruksi penahan (casing) sementara dari papan - papan tebal 3 cm. diperkuat
dengan kayu - kayu dolken minimal diameter 8 cm. sehingga konstruksi tersebut dapat
menjamin kestabilan lereng galian. Apabila dan atau karena permukaan air tanah tinggi,
Kontraktor / Pemborong harus menyediakan pompa air secukupnya untuk menyedot air yang
menggenangi galian. Disyaratkan bahwa seluruh permukaan galian terutama lantai galian,
harus kering untuk pekerjaan - pekerjaan selanjutnya, khususnya untuk pekerjaan :
• Pondasi beton setempat dan Sloof beton
• Pondasi Batu Kali.
• Pengurugan dan pemadatan.
E. PEKERJAAN BETON
Umum
a. Semua bahan - bahan yang akan dipakai dalam pejkerjaan ini harus memenuhi
ketentuan - ketentuan umum yang berlaku di Indonesia. Beton yang dipergunakan untuk
seluruh struktur bangunan ini harus mempunyai mutu karakteristik minimal K-175, K-275
dan K-300. Adukan beton yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini
menggunan molen beton/concrete mixer, yang sebelumnya sudah mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas / Konsultan Pengawas.
b. Kode - kode dan standard - standar berikut harus diperhatikan :
c. PBI 1971 d. Peraturan Beton Bertulang Indonesia NI-2
e. AASHTO f. Semen Portland
g. M85-75
AASHTO h. Pengisi sambungan yang dibentuk untuk lapisan beton
M2 13-74 dan konstruksi struktur.
i. AASHTO j. Jumlah material yang lebih halus dari ayakan 0.075 mm
Tll-78 dalam agregat.
k. AASHTO l. Pengisi sambungan yang dibentuk untuk lapisan beton
M2 13-74 dan konstruksi struktur.
m. AASHTO T n. Jumlah material yang lebih halus dari ayakan 0.075 mm
ll-78 dalam agregat.
o. AASHTO T p. Ketidak murnian organis dalam pasir untuk beton.
q. AASHTO
21-78 T r. Mutu air yang akan digunakan dalam beton
s. AASHTO
26-72 T t. Abrasi dari agregat kasar dengan menggunakan mesin Los
AASHTO96T 104-77
-77 Penentuan mutu agregat dengan menggunakan sodium sulfat.
Angeles.
AASHTO T 112-78 Gumpalan lempung dan partikel yang dapat pecah dalam agregat.
AASHTO T 126-76 Pembuatan dan perawatan contoh untuk pengujian beton di
laboratorium.
AASHTO T141-74 Pengambilan contoh beton segar
Semen
a. Jenis semen yang dipakai untuk beton dan adukan dalam pekerjaan ini
adalah Portland Cement (PC) yang memenuhi syarat-syarat SII 0013 - 81.
b. Semen yang didatangkan ke proyek harus dalam keadaan utuh dan baru.
Kantong-kantong pembungkus harus utuh dan tidak ada sobekan.
c. Penyimpanan semen harus dilakukan di dalam gudang tertutup dan harus
terlindung dari pengaruh hujan, lembab udara dan tanah. Semen ditumpuk
di dalamnya di atas lantai panggung kayu minimal 30 cm di atas tanah.
Tinggi penumpukan maksimal adalah 15 lapis. Semen yang kantongnya
pecah tidak boleh dipakai dan harus segera disingkirkan keluar proyek.
d. Semen yang dipakai harus diperiksa oleh Pengawas Lapangan sebelumnya.
Semen yang mulai mengeras harus segera dikeluarkan dari proyek. Urutan
pemakaian harus mengikuti urutan tibanya semen tersebut di lapangan
sehingga untuk itu. Kontraktor diharuskan menumpuk semen berkelompok
menurut urutan tibanya di lapangan.
e. Semen yang umurnya lebih dari tiga bulan sejak dikeluarkan dari pabrik
tidak diperkenankan dipakai untuk pekerjaan yang sifatnya struktural.
f. Bilamana Pengawas Lapangan memandang perlu, Kontraktor harus
melakukan pemeriksaan laboratorium untuk memeriksa dan melihat apakah
mutu semen memenuhi syarat, atas biaya Kontraktor.
Agregat
a. Agregat halus atau pasir untuk pekerjaan beton dan adukan harus berbutir keras,
bersih dari kotoran - kotoran dan zat - zat kimia organik dan anorganik yang dapat
merugikan mutu beton ataupun baja tulangan, dan bersudut tajam. Susunan
pembagian butir harus memenuhi persyaratan seperti dalam tabel di bawah ini :
b. Persentase berat fraksi butiran yang lebih halus dari 0,074 mm dan atau kotoran
atau lumpur tidak boleh lebih dari 5 % terhadap berat keseluruhan. Kecuali
ketentuan di atas, semua ketentuan agregat halus beton (pasir) pada SKSNI T-15-
1991-03 harus dipenuhi.
c. Agregat kasar adalah batu pecah (split) dengan ukuran maksimal 2,5 cm, dan
mempunyai bidang pecah minimum 4 buah, dan mempunyai bentuk lebih kurang
seperti kubus.
d. d. Batu pecah harus diperoleh dari batu keras yang digiling oleh mesin
pemecah batu sesuai dengan persyaratan PBI, bersih, serta bebas dari kotoran -
kotoran yang dapat mengurangi kekuatan mutu beton maupun baja. Pembagian
butir harus memenuhi ketentuan seperti di bawah ini.
Tabel Presentase lewat saringan
Ukuran Saringan (mm)
butiran 30 25 20 15 10 5 2,5
% 100 90-100 - 30-70 - 0-10 0-5
Tulangan
a. Gambar rencana kerja untuk baja tulangan, meliputi rencana pemotongan,
pembengkokan, sambungan, penghentian, diajukan oleh Kontraktor kepada
Pengawas Lapangan untuk mendapatkan persetujuan terlebih dahulu sebelum
pelaksanaan. Semua detail harus memenuhi persyaratan seperti yang dicantumkan
dalam gambar kerja dan syarat - syarat yang harus diikuti menurut SKSNI T-15-
1991-03.
b. Diameter - diameter pengenal harus sama seperti persyaratan dalam gambar kerja
dan bila mana diameter tersebut akan diganti maka jumlah luas tulangan persatuan
lebar beton minimal harus sama dengan luas penampang rencana semula dan
persyaratan jarak minimal antara tulangan menurut SKSNI T-15-1991-03 dipenuhi.
Sebelum melakukan perubahan - perubahan, Kontraktor harus mendapat
persetujuan terlebih dahulu dari Pengawas Lapangan.
c. Semua pembengkokan tulangan harus dilakukan sebelum penyetelan atau
penempatan. Tidak diperkenankan membengkokkan tulangan bila sudah
ditempatkan kecuali apabila hal ini terpaksa dan mendapat persetujuan Pengawas
Lapangan.
d. Penulangan baja sebelum ditempatkan, keseluruhan harus dibersihkan dari karat
yang lepas dari flaky, millscale, lapisan atau bahan lain yang dapat menghancurkan
atau mengurangi pelekatan dengan beton.
e. Tebal selimut beton untuk memberi perlindungan pada baja tulangan harus sesuai
dengan gambar rencana.
f. Tulangan harus ditempatkan dengan teliti pada posisi sesuai rencana dan harus
dijaga jarak antara tulangan dan bekesting untuk mendapatkan tebal selimut
beton (beton deking) minimal sesuai persyaratan. Untuk itu Pemborong harus
mempergunakan penyekat (spacer), dudukan (chairs) dari balok - balok beton
dengan mutu minimal sama dengan beton yang bersangkutan. Semua tulangan
harus diikat dengan baik dan kokoh sehingga dijamin tidak bergeser pada waktu
pengecoran. Kawat pengikat yang berlebih harus dibengkokkan ke arah dalam
beton.
g. Sebelum melakukan pengecoran, semua tulangan harus terlebih dahulu
diperiksa untuk memastikan jumlah dan ukurannya, ketelitian untuk
penempatannya, kebersihan, dan untuk mendapatkan perbaikan bilamana perlu.
Tulang yang berkarat harus dibersihkan atau diganti bilamana dianggap Pengawas
Lapangan akan merugikan atau melemahkan konstruksi. Pengecoran tidak
diperkenankan apabila belum diperiksa dan disetujui secara tertulis oleh
Pengawas Lapangan.
h. Khusus untuk selimut beton, dudukkan harus cukup kuat dan jaraknya sedemikian
hingga tulangan tidak melengkung dan beton penutup tidak kurang dari yang
disyaratkan. Toleransi yang diperkenankan untuk penyimpangan atau deviasi
terhadap bidang horizontal atau vertikal adalah 5 mm.
i. Tidak ada bagian logam/tulangan atau alat digunakan untuk menyambungkan
atau untuk menjaga penulangan dalam posisi yang sebenarnya akan
dibiarkan tetap diantara selimut beton yang telah ditentukan.
j. Untuk semua tulangan kecuali sengkang harus merupakan tulangan ulir tidak
diperkenankan tulangan polos.
Pengecoran
a. Apabila cuaca meragukan, sedangkan Pengawas Lapangan tetap
menghendaki agar pengecoran tetap harus berlangsung, maka pihak
Pemborong diwajibkan menyediakan alat pelindung seperti terpal yang
cukup untuk melindungi tempat/bagian yang sudah maupun yang akan
dicor. Pengecoran tidak diijinkan selama hujan lebat atau ketika suhu
udara naik di atas 320C.
b. Untuk setiap jumlah 5 m3 pengecoran, Pemborong diwajibkan mengambil
contoh (sample) untuk pemeriksaan kekuatan tekan kubus, pemeriksaan
slump test, dengan prosedur sebagaimana ditentukan dalam SKSNI T-15-
1991-03 atau ketentuan lain yang berlaku.
c. Kubus beton yang diambil selama pengecoran harus diuji kekuatan tekan
karakteristiknya di laboratorium yang telah disetujui Pengawas Lapangan
Pekerjaan listrik
Lingkup Pekerjaan
a. Pemasangan kabel toevoer
b. Pemasangan box panel dengan sistem MCB lengkap dengan grounding
c. Pemasangan instalasi titik cahaya serta stop kontak.