Anda di halaman 1dari 22

RENCANA DAN SYARAT SYARAT TEKNIS

(RKS)

A. URAIAN UMUM

1. PEKERJAAN
a) Pekerjaan ini adalah melipitu pembangunan gedung kantor palang merah
Indonesia di kota ambon tahun anggaran 2021 dari pekerjan struktur,
mekanikal dan elektrikal.
b) Pekerjan mencaku penyediyaan semua tenaga kerja (tenaga ahli,tukang dan
buru lainya) bahan bangunan dan peralatan/perlengkapan yang di perlukan
dalam pelaksanaan pekerjaan.
c) Pekerjaan harus diselesaikan seperti yang dimaksud dalam RKS, gambar-
gambar rencana, berita acara rapat penjelasan pekerjaan serta agenda yang di
sampaikan selama pelaksanaan.

2. LINGKUP PEKERJAAN
Secara umum pekerjaan ini adalah meliputi pekerjaan pembangunan gedung
palang merah Indonesia dua lantai, secara teknis pekerjan ini mencakup
pembangunan hingga plat lantai

a. Pekerjaan persiapan

 Pekerjaan persiapan meliputi pembersihan lokasi, papan nama


proyek ,pagar sementara pembangunan beskem, pemasangan
bowplank, penyediaan air dan listrik dan lain lain sesuai dengan
kebutuhan lapangan
 Kontraktor wajib melakukan persiapan jalan yang digunakan
untuk untuk kegiatan pelaksanaan ini
 Kontraktor wajib memeriksa kebenaran dari kondisi pekerjaan
meninjau tempat pekerjaan, melakukan pengukuran-pengukuran
dan mempertimbangkan seluruh lingkup pekerjaan yang
dibutuhkan untuk penyelesaian dan kelengkapan dari proyek.
 Pekerjaan prsiapan mencakup perlengkapan kesehatan dan
keselamatan kerja
b. Pekerjaan struktur
 Pekerjaan pondasi
 Pekerjjaan kolom
 Pekerjaan sloof
 Pekerjaan balok
 Pekerjaan plat lantai
c. Pekerjaan non struktur
 Pekerjaan tanah
 Pekerjaan dinding
 Pekerjaan pengecatan
 Pekerjaan lantai
 Pekerjaan elektrikal

B. KETENTUAN ALAT DAN SYARAT BAHAN

1. SYARAT BAHAN
a) Kontraktor harus menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah dan
kualitas yang sesuai dengan lingkup pekerjaan yang dilaksanakan. Sepanjang
tidak ada ketentuan lain dalam RKS ini dan Berita Acara Rapat Penjelasan,
maka bahan-bahan yang dipergunakan maupun syarat-syarat pelaksanaan harus
memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam AV-41 dan PUBI-1982 serta
ketentuan lainnya yang berlaku di Indonesia.
b) Sebelum memulai pekerjaan atau bagian pekerjaan, Pemborong harus
mengajukan contoh bahan yang akan digunakan kepada Konsultan Pengawas
yang akan diajukan User dan Konsultan Perencana untuk
mendapatkanpersetujuan. Bahan-bahan yang tidak memenuhi ketentuan seperti
disyaratkan atau yang dinyatakan ditolak oleh Konsultan Pengawas tidak boleh
digunakan dan harus segera dikeluarkan dari halaman pekerjaan selambat-
lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam.
c) Apabila bahan-bahan yang ditolak oleh Konsultan Pengawas ternyata masih
dipergunakan oleh Kontraktor, maka Konsultan Pengawas memerintahkan
untuk membongkar kembali bagian pekerjaan yang menggunakan bahan
tersebut. Semua kerugian akibat pembongkaran tersebut sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
d) Jika terdapat perselisihan mengenai kualitas bahan yang dipakai, Konsultan
Pengawas berhak meminta kepada Kontraktor untuk memeriksakan bahan itu
ke Laboratorium Balai Penelitian Bahan yang resmi dengan biaya Kontraktor.
Sebelum ada kepastian hasil pemeriksaan dari Laboratorium, Kontraktor tidak
diizinkan untuk melanjutkan bagian-bagian pekerjaan yang menggunakan
bahan tersebut.
e) Penyimpanan bahan-bahan harus diatur dan dilaksanakan sedemikian rupa
sehingga tidak mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan dan terhindarnya
bahan-bahan dari kerusakan.
f) Persyaratan mutu bahan bangunan secara umum adalah seperti di bawah ini,
sedangkan bahan-bahan bangunan yang belum disebutkan disini akan
diisyaratkan langsung di dalam pasal-pasal mengenai persyaratan pelaksanaan
komponen konstruksi di belakang.
 Air
Air yang digunakan sebagai media untuk adukan pasangan plesteran,
beton dan penyiraman guna pemeliharaan harus air tawar, tidak
mengandung minyak, garam, asam dan zat organik lainnya yang telah
dikatakan memenuhi syarat, sebagai air untuk keperluan pelaksanaan
konstruksi oleh laboratorium tidak lagi diperlukan rekomendasi
laboratorium.
 Semen Portland (PC)
Semen Portland yang digunakan adalah jenis atau type satu harus satu
merek untuk penggunaan dalam pelaksanaan satu satuan komponen
bengunan, belum mengeras sebagai atau keseluruhannya.
Penyimpanannya harus dilakukan dengan cara dan didalam tempat yang
memenuhi syarat sebagai air untuk menjamin kebutuhan kondisi sesuai
persyaratan di atas.
 Pasir (Ps)
Pasir yang digunakan adalah pasir Lumajang atau Malang, berbutir
keras, bersih dari kotoran, lumpur, asam, garam, dan bahan organik
lainnya, yang terdiri atas.
1. Pasir untuk urugan adalah pasir dengan butiran halus, yang
lazim disebut pasir urug
2. Pasir untuk pasangan adalah pasir dengan ukuran butiran
sebagian terbesar adalah terletak antara 0,075 sampai 1,25
mm yang lazim dipasarkan disebut pasi pasang
3. Pasir untuk pekerjaan beton adalah pasir cor yang gradasinya
mendapat rekomendasi dari laboratorium.
 Batu Pecah (Split)
Split untuk beton harus menggunakan split hitam pecah, bersih dan
bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai dengan
spesifikasi
 Batu Bata
Batu Bata untuk pekerjaan pasangan dinding dan lain-lain yang
disebutkan di dalam gambar harus menggunakan batu bata merah yang
memenuhi syarat standar sebagai berikut :
1. Berukuran standar dan berwarna merah bata tua sebagai hasil
pembakaran yang sempurna atau matang. Pembakaran yang
dimaksud adalah pembakaran dengan menggunakan kayu
2. Sisi-sisinya bersudut tajam dan kuat tidak dapat dikorek
dengan tangan, berpermukaan rata dan tidak menampakkan
retak-retak merugikan
3. Tidak boleh mengandung garam yang dapat larut sedemikian
banyaknya sehingga pengkristilannya dapat mengakibatkan
lebih dri 40% permukaan bata tebal oleh bercak-bercak putih.
4. . Maksimum pecah 5%.

2. KETENTUAN ALAT
Dalam bekerja, pekerja diwajibkan untuk mematuhi prosedur k3 yang sudah
diterapkan, salah satunya adalah memakai Alat Pelindung Diri (APD) untuk
menghindari hal yang tidak diinginkan saat bekerja alat pelindung diri yang di
gunakan pekerja sesuai dengan SOP yang sudah disepakati. Perlengkapan dan
peralatan penunjang program K3, meliputi :
a) Pemasangan bendera K3, bendera RI, bendera perusahaan.
b) Pemasangan sign-board K3 yang berisi antara lain slogan-slogan yang
mengingatkan perlunya bekerja dengan selamat.
c) Sarana peralatan yang melekat pada orang atau disebut perlengkapan
perlindungan diri (personal protective equipment), diantaranya :
 Pelindung mata dan wajah
 Pelinung Mulut dan hidung (masker)
 Pelindung kepala atau helm (hard hat) yang melindungi kepala karena
memiliki halberikut : lapisan yang keras, tahan dan kuat terhadap
benturan yang mengenai kepala; sistem suspensi yang ada didalamnya
bertindak sebagai penahan goncangan.
 Pelindung kaki berupa sepatu dan sepatu boot
 Pelindung tangan berupa sarung tangan dengan jenis-jenisnya
d) Sarana Peralatan Lingkungan berupa:
 Tabung pemadam kebakaran
 Pagar pengamanan
 Pemeliharaan jalan kerja dan jembatan kerja
 Jaring pengamanan pada bangunan tinggi
 Tangga
 Peralatan p3k
e) Rambu-Rambu Peringatan

C. PEKERJAAN PERSIAPAN
 Survey lokasi
a. Survey lokasi merupakan kegiatan yang sama - sama dilakukan oleh pemberi
kerja/pengawas lapangan dengan kontraktor untuk melihat kondisi lapangan
dan mencari kesesuaian antara rancangan asli yang ditunjukkan gambar
dengan kebutuhan aktual lapangan.
b. Kontraktor harus menyediakan peralatan untuk melakukan survey lokasi dan
melakukan pengukuran awal di lapangan.

 Peralatan Kerja dan Mobilisasi serta Demobilisasi


a. Kontraktor harus mempersiapkan dan mengadakan peralatan kerja dan
peralatan bantu yang akan digunakan dilokasi proyek sesuai dengan
lingkup pekerjaan serta memperhitungkan segala biaya pengangkutan
b. Pemberi kerja/pengawas lapangan berhak memerintahkan untuk
menambah peralatan atau menolak peralatan yang tidak sesuai atau
tidak memenuhi persyaratan.
c. Bila pekerjaan telah selesai, kontraktor diwajibkan untuk segera
menyingkirkan alat - alat tersebut, memperbaiki kerusakan yang di
akibatkannya dan membersihkan bekas - bekasnya.
 Persyaratan Mobilisasi
■ Mobilisasi dari semua pekerja yang diperlukan untuk pelaksanaan dan
penyelesaian pekerjaan kontrak.
■ Mobilisasi dan pemasangan peralatan konstruksi dari suatu lokasi asalnya
ketempat yang digunakan sesuai ketentuan Kontrak.
■ Penyediaan dan pemeliharaan Base Camp Kontraktor, termasuk kantor -
kantor lapangan, tempat tinggal, bengkel - bengkel, gudang - gudang, dsb.
 Persyaratan Demobilisasi
Pekerja demobilisasi dari daerah kerja (site) yang dilaksanakan oleh Pihak
Kontraktor pada akhir Kontrak, termasuk membongkar kembali seluruh instansi -
instansi, peralatan konstruksi, dan Pihak Kontraktor diharuskan untuk
melaksanakan pekerjaan perbaikan dan penyempurnaan pada daerah kerja (site),
sehingga kondisinya sama dengan keadaan sebelum Pekerjaan dimulai.

 Pembersihan lokasi kerja


a. Pekerjaan ini mencakup pembersihan, pembongkaran, pembuangan lapisan tanah
permukaan, dan pembuangan serta pembersihan tumbuh -tumbuhan dan puing -
puing didalam daerah kerja, kecuali benda-benda yang telah ditentukan harus tetap di
tempatnya atau yang harus dipindahkan sesuai dengan ketentuan Pasal - pasal yang
lain dari spesifikasi ini. Pekerjaan ini mencakup pula perlindungan/penjagaan
tumbuhan dan benda - benda yang ditentukan harus tetap berada di tempatnya dari
kerusakan atau cacat.
b. Konsultan Pengawas akan menetapkan batas - batas pekerjaan, dan menentukan
semua pohon, semak, tumbuhan dan benda-benda lain yang harus tetap berada di
tempatnya. Kontraktor / Pemborong harus menjaga semua jenis benda yang telah
ditentukan harus tetap di tempatnya.
c. Segala obyek yang ada di muka tanah dan semua pohon, tonggak, kayu lapuk,
tunggul, akar, serpihan, tumbuhan lainnya, sampah dan rintangan -rintangan lainnya
yang muncul, yang tidak diperuntukan berada disana; harus dibersihkan dan atau
dibongkar serta dibuang bila perlu. Pada daerah galian, segala tunggul dan akar
harus dibuang dari daerah galian sampai kedalaman sekurang - kurangnya 50 cm. di
bawah elevasi lubang galian sesuai Gambar Kerja. Lubang - lubang akibat
pembongkaran harus diurug dengan material yang memadai dan dipadatkan sampai
90 % dari kepadatan kering maksimum sesuai AASHTO T 99.

 Gudang bahan peralatan dan bangsal pekerja


a. Kontraktor harus menyediakan gudang yang bersifat nonpermanen dengan luas
yang cukup untuk menyimpan bahan - bahan bangunan dan peralatan -
peralatan agar terhindar dari cuaca dan pencurian.
b. Kontraktor mengajukan rencana penempatan gudang bahan dan peralatan yang
harus mendapat persetujuan pengawas lapangan.
c. Perlengkapan yang harus disediakan :
■ Meja rapat lengkap 12 kursi lipat ex. Chitose dan 1 unit white board 120 x 240
Cm2.
■ 3 buah meja tulis biro dengan 6 buah kursi lipat ex. Chitose
■ 2 unit filling cabinet @ 4 laci
■ 1 unit kotak P3K lengkap dengan isinya
■ Kontraktor harus menyediakan fasilitas penerangan dan listrik untuk
pelaksanaan kegiatan
d. Laporan Harian, Mingguan dan Pemotretan.Kontraktor diwajibkan membuat
dan menyampaikan laporan dalam rangkap empat.
 Laporan Harian
Ada laporan yang diisi hari demi hari kerja yang memuat perincian tentang :
■ Kapasitas / banyaknya tenaga kerja
■ Pemasukan bahan bangunan
■ Kegiatan pelaksanaan pada hari ini
■ Catatan kejadian lainnya (curah hujan dan Iain-lain)
■ Catatan maupun peringatan dari Pengawas
 Laporan Mingguan
■ Adalah laporan berkala mingguan yang berisikan garis-garis besar dari apa
saja yang telah dicatat / dilaporkan dalam laporan harian, misal jumlah
atau persentasi pekerjaan yang telah dikerjakan maupun rencana kerja
minggu berikutnya.
■ Laporan Mingguan dibuat oleh Kontraktor dengan persetujuan Pengawas.
Laporan berkala bulanan dibuat oleh Pengawas yang ditujukan untuk
Pemberi Tugas.
■ Untuk melengkapi laporan maupun dokumentasi secara visual, maka
Kontraktor harus mengadakan pemotretan bagian-bagian pekerjaan /
bangunan yang sedang dalam pelaksanaan.
■ Kuantitas dan arah pemotretan serta beberapa set foto tersebut harus
dicetak (minimal 5 set) ditentukan kemudian berdasarkan kebutuhan
maupun tahapan pada angsuran pembayaran. Foto / gambar harus dicetak
di atas kertas bromida mengkilap dan berwarna ukuran 3R.

 Patok - patok referensi, bowplank dan pengukuran


a. Pengawas Lapangan akan menetapkan 2 (dua) Benchmark sebagai referensi
yang ditetapkan dilapangan. Bila Benchmark belum ada maka pemborong
berkewajiban membuat Benchmark sesuai petunjuk Pengawas Lapangan.
b. Pemborong harus atau wajib membuat bouwplank dan memasang patok -
patok pembantu, sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan untuk menjamin
ketelitian, bentuk, posisi, arah elevasi dan lain - lain, yang harus dipelihara
keutuhan letak dan ketinggiannya selama pekerjaan berlangsung.
c. Sebelum pekerjaan dimulai, patok - patok pembantu, bouwplank harus
disetujui Pengawas Lapangan. Patok - patok dan referensi lainnya tidak
boleh disingkirkan sebelum diperintahkan oleh Pengawas Lapangan.
d. Papan bangunan (bouwplank) dibuat dari kayu Borneo dengan ukuran tebal
3 cm. dan lebar 15 cm., lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya.
e. Papan bangunan dipasang pada patok kayu5/7 dengan jarak satu sama lain
adalah 1,50 m. tertancap di tanah sehingga tidak dapat digerak-gerakkan
atau diubah.
f. Papan bangunan dipasang sejarak 2,00 m. dari as pondasi terluar atau sesuai
dengan keadaan setempat.
g. Tinggi sisi atas papan bangunan harus sama dengan antara satu dengan
lainnya
atau rata waterpass, kecuali dikehendaki lain oleh Konsultan Pengawas.
h. Setelah selesai pemasangan papan bangunan, Kontraktor / Pemborong harus
melaporkan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
i. Kontraktor / Pemborong harus menjaga dan memelihara keutuhan dan ketepatan
letak papan bangunan ini sampai tidak diperlukan lagi.

D. PEKERJAAN GALIAN TANAH

Pekerjaan tanah adalah pekerjaan pembuatan lubang / galian di tanah dan termasuk
pengurugan / pemadatan tanah kembali yang diperlukan untuk :
- Pondasi telapak
- Pondasi batu kali
- sloof
Pada pekerjaan Pembangunan Gedung Kantor PMI ini jenis pekerjaan galian adalah
pekerjaan galian tanah biasa/lunak. Semua galian yang disebut sebagai galian konstruksi
terdiri dari galian lantai bangunan, galian pondasi, sloof, saluran-saluran serta konstruksi -
konstruksi lainnya, selain yang disebutkan pada spesifikasi ini. Semua pekerjaan galian harus
dikerjakan sesuai dengan spesifikasi untuk ketiga macam galian tersebut di atas. Syarat -
Syarat Kerja yang menyangkut bidang lain, mengikuti ketentuan - ketentuan letak, peil dan
dimensi seperti yang dicantumkan dalam Gambar Rencana atau petunjuk Konsultan
Pengawas. Pekerjaan galian ini baru boleh dilaksanakan setelah papan Patok Ukur terpasang
lengkap dengan penandaan sumbu, ketinggian dan bentuk telah diperiksa seta disetujui
Konsultan Pengawas. Galian untuk konstruksi harus sesuai dengan Gambar Kerja dan bersih
dari tanah urug bekas serta sisa bahan bangunan. Urutan penggalian harus diatur sedemikian
rupa dengan mengikuti petunjuk-petunjuk Konsultan Pengawas sehingga tidak menimbulkan
gangguan pada lingkungan tapak / site atau menyebabkan timbulnya genangan air untuk
waktu lebih dari 24 jam. Jika pada galian terdapat akar kayu, kotoran dan bagian tanah yang
tidak padat atau longgar, maka bagian ini harus dikeluarkan seluruhnya, kemudian lubang
yang tejadi harus ditutup urugan pasir yang dipadatkan dan disirami air setiap ketebalan 5
cm. lapis demi lapis sampai penuh sehingga mencapai ketinggian yang diinginkan. Biaya
pekerjaan ini menjadi tanggungan Kontraktor / Pemborong dan tidak dapat diklaim sebagai
pekerjaan tambah. Bila Kontraktor / Pemborong melakukan penggalian yang melebihi
kedalaman yang ditentukan dalam Gambar Kerja, maka Kontraktor / Pemborong wajib untuk
menutupi kelebihan galian tersebut dengan urugan pasir yang dipadatkan dan disirami air
setiap ketebalan 5 cm. lapis demi lapis sampai penuh sehingga mencapai ketinggian yang
diinginkan. Galian pondasi harus dilakukan sesuaidengan lebar lantai kerja pondasi atau
seperti tercantum dalam Gambar Kerja, ketinggian serta bentuk selesai sesuai Gambar Kerja,
diperiksa serta disetujui Konsultan Pengawas. Kelebihan tanah galian harus dibuang keluar
dari dalam tapak / site konstruksi. Area antara papan Patok Ukur dengan galian harus bebas
dari timbunan tanah. Untuk menjaga lereng - lereng lubang galian agar tidak longsor / runtuh,
maka apabila dianggap perlu oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor / Pemborong harus
memasang konstruksi penahan (casing) sementara dari papan - papan tebal 3 cm. diperkuat
dengan kayu - kayu dolken minimal diameter 8 cm. sehingga konstruksi tersebut dapat
menjamin kestabilan lereng galian. Apabila dan atau karena permukaan air tanah tinggi,
Kontraktor / Pemborong harus menyediakan pompa air secukupnya untuk menyedot air yang
menggenangi galian. Disyaratkan bahwa seluruh permukaan galian terutama lantai galian,
harus kering untuk pekerjaan - pekerjaan selanjutnya, khususnya untuk pekerjaan :
• Pondasi beton setempat dan Sloof beton
• Pondasi Batu Kali.
• Pengurugan dan pemadatan.

E. PEKERJAAN BETON
 Umum
a. Semua bahan - bahan yang akan dipakai dalam pejkerjaan ini harus memenuhi
ketentuan - ketentuan umum yang berlaku di Indonesia. Beton yang dipergunakan untuk
seluruh struktur bangunan ini harus mempunyai mutu karakteristik minimal K-175, K-275
dan K-300. Adukan beton yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini
menggunan molen beton/concrete mixer, yang sebelumnya sudah mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas / Konsultan Pengawas.
b. Kode - kode dan standard - standar berikut harus diperhatikan :
c. PBI 1971 d. Peraturan Beton Bertulang Indonesia NI-2
e. AASHTO f. Semen Portland
g. M85-75
AASHTO h. Pengisi sambungan yang dibentuk untuk lapisan beton
M2 13-74 dan konstruksi struktur.
i. AASHTO j. Jumlah material yang lebih halus dari ayakan 0.075 mm
Tll-78 dalam agregat.
k. AASHTO l. Pengisi sambungan yang dibentuk untuk lapisan beton
M2 13-74 dan konstruksi struktur.
m. AASHTO T n. Jumlah material yang lebih halus dari ayakan 0.075 mm
ll-78 dalam agregat.
o. AASHTO T p. Ketidak murnian organis dalam pasir untuk beton.
q. AASHTO
21-78 T r. Mutu air yang akan digunakan dalam beton
s. AASHTO
26-72 T t. Abrasi dari agregat kasar dengan menggunakan mesin Los
AASHTO96T 104-77
-77 Penentuan mutu agregat dengan menggunakan sodium sulfat.
Angeles.
AASHTO T 112-78 Gumpalan lempung dan partikel yang dapat pecah dalam agregat.
AASHTO T 126-76 Pembuatan dan perawatan contoh untuk pengujian beton di
laboratorium.
AASHTO T141-74 Pengambilan contoh beton segar

Semen
a. Jenis semen yang dipakai untuk beton dan adukan dalam pekerjaan ini
adalah Portland Cement (PC) yang memenuhi syarat-syarat SII 0013 - 81.
b. Semen yang didatangkan ke proyek harus dalam keadaan utuh dan baru.
Kantong-kantong pembungkus harus utuh dan tidak ada sobekan.
c. Penyimpanan semen harus dilakukan di dalam gudang tertutup dan harus
terlindung dari pengaruh hujan, lembab udara dan tanah. Semen ditumpuk
di dalamnya di atas lantai panggung kayu minimal 30 cm di atas tanah.
Tinggi penumpukan maksimal adalah 15 lapis. Semen yang kantongnya
pecah tidak boleh dipakai dan harus segera disingkirkan keluar proyek.
d. Semen yang dipakai harus diperiksa oleh Pengawas Lapangan sebelumnya.
Semen yang mulai mengeras harus segera dikeluarkan dari proyek. Urutan
pemakaian harus mengikuti urutan tibanya semen tersebut di lapangan
sehingga untuk itu. Kontraktor diharuskan menumpuk semen berkelompok
menurut urutan tibanya di lapangan.
e. Semen yang umurnya lebih dari tiga bulan sejak dikeluarkan dari pabrik
tidak diperkenankan dipakai untuk pekerjaan yang sifatnya struktural.
f. Bilamana Pengawas Lapangan memandang perlu, Kontraktor harus
melakukan pemeriksaan laboratorium untuk memeriksa dan melihat apakah
mutu semen memenuhi syarat, atas biaya Kontraktor.
Agregat
a. Agregat halus atau pasir untuk pekerjaan beton dan adukan harus berbutir keras,
bersih dari kotoran - kotoran dan zat - zat kimia organik dan anorganik yang dapat
merugikan mutu beton ataupun baja tulangan, dan bersudut tajam. Susunan
pembagian butir harus memenuhi persyaratan seperti dalam tabel di bawah ini :

Tabel Presentase lewat saringan


Ukuran Saringan (mm)
butiran 10 5 2,5 1,2 0,6 0.3 0,15
% 100 90-100 80-100 50-90 26-65 10-35 2-10

b. Persentase berat fraksi butiran yang lebih halus dari 0,074 mm dan atau kotoran
atau lumpur tidak boleh lebih dari 5 % terhadap berat keseluruhan. Kecuali
ketentuan di atas, semua ketentuan agregat halus beton (pasir) pada SKSNI T-15-
1991-03 harus dipenuhi.
c. Agregat kasar adalah batu pecah (split) dengan ukuran maksimal 2,5 cm, dan
mempunyai bidang pecah minimum 4 buah, dan mempunyai bentuk lebih kurang
seperti kubus.
d. d. Batu pecah harus diperoleh dari batu keras yang digiling oleh mesin
pemecah batu sesuai dengan persyaratan PBI, bersih, serta bebas dari kotoran -
kotoran yang dapat mengurangi kekuatan mutu beton maupun baja. Pembagian
butir harus memenuhi ketentuan seperti di bawah ini.
Tabel Presentase lewat saringan
Ukuran Saringan (mm)
butiran 30 25 20 15 10 5 2,5
% 100 90-100 - 30-70 - 0-10 0-5

e. Bilamana diperlukan, Pemborong harus mengadakan pencampuran -pencampuran


butir untuk memperoleh pembagian butir (grain size distribution) seperti yang
disyaratkan pada Pasal di atas.
f. Dalam pekerjaan ini beton yang digunakan adalah beton dengan adukan Beton
Molen (Concrete Mixer) dengan mutu beton K-175, K-275 dan K-300.

Baja Tulangan harus memenuhi syarat berikut :


a. Besi untuk tulangan beton yang akan digunakan dalam pekerjaan ini adalah baja
tulangan polos dan ulir tipe 280 dengan diameter seperti ditetapkan dalam gambar
kerja.
b. Untuk baja tulangan dengan diameter lebih besar dari 16 mm harus dari jenis baja
ulir (deformed bar) sedangkan untuk diameter yang lebih kecil dapat dipakai baja
polos.
c. Setiap pengiriman sejumlah besi tulangan ke proyek harus dalam keadaan baru
dan disertai dengan sertifikat dari pabrik pembuat, dan bila Pengawas Lapangan
memandang perlu, contoh akan diuji di laboratorium atas beban Pemborong.
Jumlah akan ditentukan kemudian sesuai kebutuhan.
d. Penyimpanan/penumpukan harus sedemikian rupa sehingga baja tulangan terhindar
dari pengotoran-pengotoran, minyak, udara lembab lingkungan yang dapat
mempengaruhi/ mengakibatkan baja berkarat, dan lain-lain pengaruh luar yang
mempengaruhi mutunya, terlindung atau ditutup dengan terpal - terpal sebelum
dan setelah pembengkokan. Baja tulangan ditumpuk di atas balok-balok kayu agar
tidak langsung berhubungan dengan tanah.
 Air harus memenuhi syarat berikut :
a. Air yang dipakai untuk adukan beton harus bersih dan adukan spesi harus
bebas dari zat - zat organik, anorganik, asam, garam, dan bahan alkali yang
dapat mempengaruhi berkurangnya kekuatan dan atau keawetan beton. Mutu
air tersebut sedapat mungkin bermutu air minum.
b. Air yang akan dipakai untuk pekerjaan beton, membilas, membasahi dan
lain-lain harus mendapat pemeriksaan dan persetujuan dari Pengawas
Lapangan sebelum dipakai.
c. Pemborong harus menyediakan air kerja di bak penampungan air di lapangan
untuk menjamin kelancaran kerja.
Bekisting
a. Bahan bekisting untuk pekerjaan ini dapat menggunakan bekisting dari kayu dan
plywood untuk pekerjaan beton bertulang seperti yang tertera dalam gambar.
b. Untuk mendapatkan bentuk penampang, ukuran beton seperti dalam gambar
konstruksi bekisting harus dikerjakan dengan baik, lurus, rata, teliti dan kokoh.
c. Pekerjaan bekisting harus sedemikian rupa hingga bekisting terjamin rapat dan
adukan tidak merembes keluar.
d. Sebelum pengecoran dimulai, bagian dalam dari bekisting harus bersih dari kotoran
serta tidak ada genangan air yang mengakibatkan turunnya mutu beton. Untuk
menjamin bahwa bagian dalam bekisting benar - benar bersih dan tidak ada
genangan air dapat digunakan kompressor.
e. Finishing beton bertulang dalam arti penambalan - penambalan sejauh mungkin
dihindari dan bila terpaksa dilakukan, harus dilakukan sesuai petunjuk Pengawas
Lapangan.

Tulangan
a. Gambar rencana kerja untuk baja tulangan, meliputi rencana pemotongan,
pembengkokan, sambungan, penghentian, diajukan oleh Kontraktor kepada
Pengawas Lapangan untuk mendapatkan persetujuan terlebih dahulu sebelum
pelaksanaan. Semua detail harus memenuhi persyaratan seperti yang dicantumkan
dalam gambar kerja dan syarat - syarat yang harus diikuti menurut SKSNI T-15-
1991-03.
b. Diameter - diameter pengenal harus sama seperti persyaratan dalam gambar kerja
dan bila mana diameter tersebut akan diganti maka jumlah luas tulangan persatuan
lebar beton minimal harus sama dengan luas penampang rencana semula dan
persyaratan jarak minimal antara tulangan menurut SKSNI T-15-1991-03 dipenuhi.
Sebelum melakukan perubahan - perubahan, Kontraktor harus mendapat
persetujuan terlebih dahulu dari Pengawas Lapangan.
c. Semua pembengkokan tulangan harus dilakukan sebelum penyetelan atau
penempatan. Tidak diperkenankan membengkokkan tulangan bila sudah
ditempatkan kecuali apabila hal ini terpaksa dan mendapat persetujuan Pengawas
Lapangan.
d. Penulangan baja sebelum ditempatkan, keseluruhan harus dibersihkan dari karat
yang lepas dari flaky, millscale, lapisan atau bahan lain yang dapat menghancurkan
atau mengurangi pelekatan dengan beton.
e. Tebal selimut beton untuk memberi perlindungan pada baja tulangan harus sesuai
dengan gambar rencana.
f. Tulangan harus ditempatkan dengan teliti pada posisi sesuai rencana dan harus
dijaga jarak antara tulangan dan bekesting untuk mendapatkan tebal selimut
beton (beton deking) minimal sesuai persyaratan. Untuk itu Pemborong harus
mempergunakan penyekat (spacer), dudukan (chairs) dari balok - balok beton
dengan mutu minimal sama dengan beton yang bersangkutan. Semua tulangan
harus diikat dengan baik dan kokoh sehingga dijamin tidak bergeser pada waktu
pengecoran. Kawat pengikat yang berlebih harus dibengkokkan ke arah dalam
beton.
g. Sebelum melakukan pengecoran, semua tulangan harus terlebih dahulu
diperiksa untuk memastikan jumlah dan ukurannya, ketelitian untuk
penempatannya, kebersihan, dan untuk mendapatkan perbaikan bilamana perlu.
Tulang yang berkarat harus dibersihkan atau diganti bilamana dianggap Pengawas
Lapangan akan merugikan atau melemahkan konstruksi. Pengecoran tidak
diperkenankan apabila belum diperiksa dan disetujui secara tertulis oleh
Pengawas Lapangan.
h. Khusus untuk selimut beton, dudukkan harus cukup kuat dan jaraknya sedemikian
hingga tulangan tidak melengkung dan beton penutup tidak kurang dari yang
disyaratkan. Toleransi yang diperkenankan untuk penyimpangan atau deviasi
terhadap bidang horizontal atau vertikal adalah 5 mm.
i. Tidak ada bagian logam/tulangan atau alat digunakan untuk menyambungkan
atau untuk menjaga penulangan dalam posisi yang sebenarnya akan
dibiarkan tetap diantara selimut beton yang telah ditentukan.
j. Untuk semua tulangan kecuali sengkang harus merupakan tulangan ulir tidak
diperkenankan tulangan polos.

 Pengecoran
a. Apabila cuaca meragukan, sedangkan Pengawas Lapangan tetap
menghendaki agar pengecoran tetap harus berlangsung, maka pihak
Pemborong diwajibkan menyediakan alat pelindung seperti terpal yang
cukup untuk melindungi tempat/bagian yang sudah maupun yang akan
dicor. Pengecoran tidak diijinkan selama hujan lebat atau ketika suhu
udara naik di atas 320C.
b. Untuk setiap jumlah 5 m3 pengecoran, Pemborong diwajibkan mengambil
contoh (sample) untuk pemeriksaan kekuatan tekan kubus, pemeriksaan
slump test, dengan prosedur sebagaimana ditentukan dalam SKSNI T-15-
1991-03 atau ketentuan lain yang berlaku.
c. Kubus beton yang diambil selama pengecoran harus diuji kekuatan tekan
karakteristiknya di laboratorium yang telah disetujui Pengawas Lapangan

 Pekerjaan pondasi batu kali


a. Batu kali digunakan untuk pondasi harus batu pecah, sudut runcing, berwarna abu-abu
hitam, keras, tidak berpori (porous)
b. Permukaan dasar galian harus ditimbun dengan pasir urug setebal minimal 7cm,
disiram dan diratakan dan di atasnya diberi batu kali pecah yang dipasang sesuai
dengan gambar.
c. Pondasi batu kali menggunakan adukan dengan campuran 1Pc :4Ps. Untuk kepala
pondasi digunakan adukan kedap air dengan campuran 1Pc:2Ps setinggi 20cm,
dihitung dari permukaan pondasi kebawah. Adukan harus membungkus batu kali pada
bagian tengah pondasi sedemikian rupa sehingga tidak aa bagian pondasi yang
berongga.tidak padat.
 Pekerjaan dinding
Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi hal - hal mengenai pengadaan bahan - bahan dan pemasangan semua
pekerjaan dinding bata merah seperti yang tertera pada gambar kerja. Pelaksanaan
harus benar - benar mengikuti garis - garis ketinggian, bentuk - bentuk seperti yang
terlihat dalam gambar kerja dan persyaratan ini.
Persyaratan Bahan - Bahan
a. Bata merah Ukuran (5x11x22) Cm. Batako press yang digunakan harus mempunyai
rusuk - rusuk yang tajam dan tegak lurus, bidang - bidang sisinya harus rata dan tidak
menunjukkan adanya retak - retak, batako tersebut ukurannya harus sejenis dan
seragam.
b. Semen
Semen yang digunakan adalah Semen Portland jenis Portland Cement (PC) Tipe I
dan merupakan hasil produksi dalam negeri. Semen yang telah mengeras
sebagian/seluruhnya ridak dibenarkan untuk digunakan. Penyimpanan semen harus
diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas dari kelembaban, bebas dari air dengan
lantai terangkat dari tanah dan ditumpuk sesuai dengan syarat penumpukan semen.
Penggunaan semen harus sesuai dengan urutan kedatangan semen tersebut di lokasi
pekerjaan.
c. Pasir
Pasir yang digunakan harus pasir yang berbutir tajam dan keras, bersih dari campuran
kotoran dan tanah. Pasir laut tidak boleh digunakan pada proyek ini.
d. Air
Air harus bersih dan bebas dari bahan-bahan yang merusak, seperti minyak, asam dan
unsur organik lainnya.
e. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Bata merah yang dipakai adalah yang berkualitas baik, dan
sebelum dipakai harus dibersihkan dan direndam terlebih dahulu hingga buihnya
habis.
b. Untuk pasangan dinding bata merah dipakai adukan 1 pc : 5 ps
c. Sebelum pekerjaan dilaksanakan Kontraktor harus mendapatkan persetujuan
tertulis dari Konsultan Pengawas.
Pekerjaan plesteran
Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi hal - hal mengenai pengadaan bahan - bahan dan pemasangan semua
pekerjaan plesteran seperti yang tertera pada gambar - gambar. Pelaksanaan harus
bernar - benar mengikuti garis - garis ketinggian, bentuk - bentuk seperti yang terlihat
dalam gambar-gambar dan persyaratan ini.
Persyaratan Bahan - Bahan
a. Semen
Semen yang digunakan adalah Semen Portland jenis Portland Cement (PC)
Tipe I dan merupakan hasil produksi dalam negeri. Semen yang telah
mengeras sebagian/seluruhnya ridak dibenarkan untuk digunakan.
Penyimpanan semen harus diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas dari
kelembaban, bebas dari air dengan lantai terangkat dari tanah dan ditumpuk
sesuai dengan syarat penumpukan semen
Penggunaan semen harus sesuai dengan urutan kedatangan semen tersebut di
lokasi pekerjaan.
b. Pasir
Pasir yang digunakan harus pasir yang berbutir tajam dan keras, bersih dari
campuran kotoran dan tanah. Pasir laut tidak boleh digunakan pada proyek
ini.
c. Air
Air harus bersih dan bebas dari bahan-bahan yang merusak, seperti minyak,
asam dan unsur organik lainnya.
Pelaksanaan Pekerjaan
a. Sebelum diplester bidang dinding harus dibasahi terlebih dahulu sampai
jenuh, agar adukan dapat melekat dengan baik.
b. Untuk pekerjaan plesteran dinding bata biasa dipergunakan adukan 1 pc :
4 ps, sedangkan untuk plesteran dinding trasraam 1pc : 3 ps.
c. Untuk plesteran beton dipergunakan 1 pc : 4 ps, setelah dipermukaan
beton yang akan diplester dikasarkan terlebih dahulu dan disiram dengan
air semen.
d. Semua pekerjaan plesteran dikerjakan dengan teknik sempurna, bidang -
bidangnya rata, tegak lurus/siku terhadap bidang lainnya kemudian diaci
atau dihaluskan permukaannya dengan digosok sampai licin. Agar
didapat bidang plesteran yang rata permukaannya maka dalam
pelaksanaanya pemborong harus menginstruksikan kepada tukang batu
agar membuat kepala-kepala plesteran setiap bidangnya.
e. Sebelum pekerjaan dilaksanakan Kontraktor harus mendapatkan
persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.

 Pekerjaan laintai/ keramik


 Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi hal - hal mengenai pengadaan bahan - bahan dan pemasangan semua
pekerjaan lantai dan keramik seperti yang tertera pada gambar - gambar. Pelaksanaan
harus bernar - benar mengikuti garis - garis ketinggian, bentuk - bentuk seperti yang
terlihat dalam gambar - gambar dan persyaratan ini.
 Persyaratan Bahan - Bahan
a. Untuk lantai ruangan, teras dan tangga dipergunakan jenis keramik ukuran 60x60
Cm anti gores (warna menyesuaikan), sedangkan Lantai KM/WC dipergunakan
jenis lantai keramik anti slip ukuran 20x20 Cm dan untuk dinding KM/WC
dipergunakan jenis keramik ukuran 20x20 Cm.
b. Bahan perekat untuk pekerjaan ini adalah acian Portland Cement (PC) biasa yang
disetujui oleh Pengawas / Perencana.
c. Pelaksana harus mengadakan dan menyerahkan contoh - contoh keramik yang
akan dipakainya kepada Pengawas/Pengelola Teknis untuk mendapatkan
persetujuan.
 Pelaksanaan Pekerjaan
a. Persetujuan, sebelum memulai pemasangan, kontraktor harus membuat contoh
pemasangan (mock up) yang memperlihatkan dengan jelas pola pemasangan,
warna dan grouting-nya (kolotannya)
b. Sebelum pemasangan lantai keramik di lantai dasar dimulai, kontraktor wajib
memeriksa lapisan dasarnya terutama pemadatan tanah serta pembuatan lantai
beton tumbuk 1 : 3 : 5 tebal 5 cm.
c. Untuk semua pasangan lantai menggunakan adukan 1 pc : 4 ps kecuali untuk ruang
dan dinding KM/WC menggunakan adukan 1 pc : 3 ps.
d. Pada sekeliling ruangan yang dipasang lantai keramik harus dipasang plint keramik
ukuran 10x40 cm.
e. Pengisi celah antar ubin, digunakan acian Portland Cement sesuai dengan warna
keramik yang dipasang atau warna lain atas persetujuan Pengawas/Perencana.
f. Kontraktor harus melindungi keramik yang telah dipasang maupun adukan perata
dan harus mengganti, atas biaya sendiri setiap kerusakan yang terjadi, penyerahan
pekerjaan dilakukan dalam keadaan bersih.
g. Pada saat penyerahan pertama pekerjaan semua permukaan lantai dalam keadaan
bersih dari kotoran yang menempel pada muka lantai.
h. Sebelum pekerjaan dilaksanakan Kontraktor harus mendapatkan persetujuan
tertulis dari Konsultan Pengawas.

 Pekerjaan listrik
 Lingkup Pekerjaan
a. Pemasangan kabel toevoer
b. Pemasangan box panel dengan sistem MCB lengkap dengan grounding
c. Pemasangan instalasi titik cahaya serta stop kontak.

Persyaratan Bahan - Bahan


a. Semua bahan untuk seluruh pekerjaan ini harus dalam keadaan 100% baru,
dalam keadaan baik dan sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan.
b. Kontraktor harus memberikan brosur / contoh peralatan yang akan dipasang,
lengkap dengan data teknis serta ukuran-ukuran fisiknya untuk mendapatkan
persetujuan tertulis dari Pengawas / Pengelola Teknis.
c. Panel - Panel
 Semua tipe panel adalah jenis indoor.
 Panel terbuat dari pelat baja setebal 2 mm dengan penguat besi siku atau besi
kanal dan dicat dasar tahan karat di bagian luar dan dalam, sebelum dicat
akhir dengan cat oven warna abu-abu muda.
 Kotak panel dan benda konduktif lain yang tidak boleh bertegangan harus
dihubungkan dengan baik secara elektrik dengan busbar pentanahan.
 Semua mur dan baut harus tahan terhadap karat dilapisi cadmium. Semua
bagian-bagian dari baja harus bersih dan harus dilindungi terhadap karat
sebelum diasembled. Pengecatan harus dengan 2 lapis warna abu-abu atau
warna lain yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
 Busbar disangga secara kokoh dengan insulator berbahan keramik.
 Busbar netral dan busbar pentanahan dipasang pada sisi yang bersebrangan.
 Semua bagian yang menghantarkan listrik seperti busbar atau terminal-
terminal dan Iain-lain dan harus silver plated atau dilapisi bahan lain yang
mencegah oksidasi.
 Circuit Breaker harus tipe Moulded Case Circuit Breaker (MCCB), dengan
merk semutu Merlin Gerin, Siemens atau AEG.
 Komponen - komponen lain harus semutu Merlin Gerin, Siemens, Circutor
atau AEG.
 Ujung - ujung kabel harus mempunyai sepatu kabel.
 Semua bagian metal yang dalam keadaan normal tidak bertegangan harus
dihubungkan menjadi satu secara elektrik dengan baik. Rel pentanahan
sepanjang panel harus disediakan dan bagain metal yang disebut diatas harus
dihubungkan. Rel pentanahan dihubungkan dengan kawat tembaga (BC)
dengan penampang sesuai dengan gambar kerja dan ditanam sampai
diperoleh tahanan pentanahan maksimum 5 ohm.
 Kabel daya NYY seperti ditunjukkan dalam gambar harus semutu : Supreme,
Kabelindo, Kabel Metal, Tranka Kabel ( 4 besar )
d. Kabel toevoer yang digunakan adalah jenis NYY 4x10 mm semutu : Supreme,
Kabelindo, Kabel Metal, Tranka Kabel ( 4 besar )
e. Saklar engkel atau double dan stop kontak semutu merk broco.
f. Kabel-kabel instalasi didalam ruangan dipakai jenis kabel NYM 3 x 2,5 mm untuk
stop kontak, saklar dan AC, sedangkan NYM 2 x 2,5 mm untuk titik lampu. Kabel
yang digunakan kualitas semutu Eterna.
g. Jenis lampu yang dipakai :
 Lampu PLC 18 watt, lampu semutu philips
 Lampu IRM 2x40 watt, lampu semutu philips
 Lampu Down light + SL 18 watt, lampu semutu philips
 Lampu TL Balk 1x40 watt, lampu semutu philips
h. Fitting instalasi seperti pipa conduit, fleksible join, T-Dos, Inbow Dos dan
sebagainya menggunakan merk semutu Clipsal.
 Pelaksanaan Pekerjaan
a. Semua pemasangan alat - alat / instalasi listrik harus dipasang oleh tukang-tukang
yang berpengalaman dengan cara yang harus disetujui oleh pengawas dan seperti
yang ditunjukkan dalam gambar.
b. Pemasangan titik lampu, saklar dan stop kontak
 Tinggi saklar dan stop kontak ditentukan 1,50 m dari permukaan lantai
setempat. Tiap-tiap stop kontak harus diberi penghantar tanah.
 Pemasangan titik lampu/armatur dari jenis lampu yang telah ditentukan dan
dipasang sesuai dengan jumlah yang tertera dalam gambar.
c. Pekerjaan instalasi yang memiliki ketergantungan dengan pekerjaan lain seperti
instalsi dalam diding harus dicermati. Kontraktor tetap bertanggung jawab terhadap
kerapian dan kualitas pekerjaan dinding yang harus dibobok ketika terjadi
keterlambatan penkerjaan instalasi listrik.
d. Stop kontak dan panel induk/pembagi harus dihubungkan dengan tanah atau
system pentanahan (grounding).
e. Sistem pentanahan atau grounding terdiri dari kawat BC, kawat tersebut
dimasukkan kedalam pipa besi galvanis diameter 1” atau sesuai dengan petunjuk
PLN setempat dengan kedalaman 3 m atau sampai tercapai sistem pentanahan
dengan maksimum tahanan sebesar 5 ohm.
f. Kontraktor harus menyiapkan gambar kerja instalasi listrik yang sebenarnya yang
dibuat oleh instalatur yang mempunyai sertifikat / PAS PLN.
g. Sebelum seluruh pekerjaan listrik diserahkan harus diadakan uji coba terlebih
dahulu dan disaksikan oleh Konsultan Pengawas atas uji coba tersebut.

Anda mungkin juga menyukai