Anda di halaman 1dari 12

PEMERINTAH KABUPATEN NATUNA

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA


Jl. Batu Sisir Bukit Arai Gedung B Pulang Sekatung LT.II, Ranai - Natuna

SPESIFIKASI TEKNIS
KEGIATAN :
PEMELIHARAAN RUTIN/BERKALA GEDUNG KANTOR

PEKERJAAN :
PEMELIHARAAN GEDUNG KANTOR KABUPATEN NATUNA
PASAL 1
LAPANGAN PEKERJAAN
Lapangan pekerjaan dalam keadaan pada saat penawaran, termasuk segala sesuatu yang
berada di lapangan, diserahkan tanggung jawabnya kepada Kontraktor dengan Berita
Acara Serah Terima.

PASAL 2
LINGKUP UMUM PELAKSANAAN PEKERJAAN
2.1 KEGIATAN : Secara teknis, kegiatan Pemeliharaan Rutin / Berkala Gedung
Kantor yang harus dilaksanakan oleh pihak pelaksana dalam PEKERJAAN:
Pemeliharaan Geung Kantor Kabupaten Natuna sebagai berikut :
• Pekerjaan Persiapan
• Pekerjaan Pekerjaan Dinding
• Pekerjaan Pekerjaan Lantai dan Keramik
• Pekerjaan Pintu dan Jendela
• Pekerjaan Pengecatan
• Pekerjaan Listrik
• Pekerjaan Instalasi Air
• Pekerjaan Akhir
Pada intinya pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor adalah meliputi
semua jenis pekerjaan yang secara tersendiri ataupun bersama-sama tercantum
dalam : Dokumen Kontrak Pelaksanaan.
Volume pekerjaan tersebut dapat dilihat pada Bill of Quantity (terlampir)
PASAL 3
STANDAR PELAKSANAAN
Apabila tidak ditentukan lain, dalam pelaksaan pekerjaan ini berlaku dan mengikat
ketentuan-ketentuan yang tersebut dibawah ini dan dianggap pemborong telah
mengetahui dan memahaminya termasuk ( apabila ada ) segala perubahan dan
tambahannya sampai saat ini yaitu:
1. Peraturan Keselamatan Kerja Konstruksi ( SNI 0231-1967-E )
Untuk bahan yang tidak / belum ada peraturannya di Indonesia, maka dipakai syarat-
syarat yang ditentukan oleh Pabrik dari bahan tersebut, sebelum pemborong
melaksanakan penggunaan bahan tersebut harus memberitahukan kepada Direksi untuk
mendapatkan persetujuan.

PASAL 4
LINGKUP PELAKSANAAN PEKERJAAN PERSIAPAN
Kontraktor sebelum memulai pekerjaan harus melakukan Pengadaan, Pengelolaan,
mendatangkan, pengangkutan semua bahan, pengerahan tenaga kerja,
mobilisasi/demobilisasi peralatan personil, menyediakan direksi keet/gudang material,
papan nama proyek, pengukuran, dan sebagainya yang pada umumnya langsung dan tidak
langsung termasuk dalam usaha menyelesaikan dan menyerahkan pekerjaan dengan baik,
sempurna dan lengkap sesuai dengan gambar rencana, dilaksanakan sesuai dengan
petunjuk Direksi.

Untuk keperluan persiapan dan perlengkapan guna pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor


berkewajiban :
a) Membersihkan lokasi pekerjaan.
b) Pengadaan sumber air kerja yang memenuhi syarat.
c) Mengadakan hal-hal lain yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.

Kontraktor wajib mentaati dan melaksanakan pekerjaan persiapan yang menjadi tanggung
jawabnya berdasarkan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).
 KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)

Kontraktor harus menyiapkan Perlengkapan Kesehatan dan keselamatan kerja (K3)


adalah bidang yang terkait dengan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia
yang bekerja di sebuah institusi maupun lokasi proyek. Tujuan K3 adalah untuk
memelihara kesehatan dan keselamatan lingkungan kerja. K3 juga melindungi rekan
kerja, keluarga pekerja, konsumen, dan orang lain yang juga mungkin terpengaruh kondisi
lingkungan kerja.
K3 cukup penting bagi moral, legalitas, dan finansial. Semua organisasi memiliki
kewajiban untuk memastikan bahwa pekerja dan orang lain yang terlibat tetap berada
dalam kondisi aman sepanjang waktu. Praktik K3 meliputi pencegahan, pemberian sanksi,
dan kompensasi, juga penyembuhan luka dan perawatan untuk pekerja dan menyediakan
perawatan kesehatan dan cuti sakit, K3 yang harus disiapkan berupa : Helm, Rompi,
Sarung Tangan, Krisbow, & Seaptu safety.

PASAL 5
PEKERJAAN PERSIAPAN
Sebelum pengukuran dan dimulainya pelaksanaan pekerjaan, tapak proyek/lokasi
harus dibersihkan dari segala sesuatu yang tidak diperlukan atau dapat mengganggu
jalannya pekerjaan.

PASAL 6
PEKERJAAN PEMBERSIHAN & PEMBONGKARAN
Kontraktor harus mengadakan pengukuran kembali terhadap tapak proyek/Lokasi yang
akan dibangun/dikerjakan untuk mengetahui batas-batas tapak/lokasi, peil ketinggian
tanah dan bangunan yang dibongkar.

Jika terdapat perbedaan antara gambar rencana dengan keadaan lapangan yang
sebenarnya, maka Konsultan Pengawas dan Direksi akan mengeluarkan keputusan
tentang hal tersebut. Kontraktor wajib melaksanakan penggambaran kembali tapak
proyek, lengkap dengan elevasi/peil ketinggian tanah, batas-batas dan sebagainya yang
diperlukan.

PASAL 7
PEKERJAAN DINDING
7.1 Pembuatan & Pemasangan Partisi Kaca Mati Rangka Aluminium
a. Bahan Pembuatan dinding Partisi
Kosen Aluminium yang digunakan :

 Bahan : Dari bahan Aluminium framing system ex YKK, Alcan.


 Bentuk profil : Sesuai shop drawing yang disetujui Perencana/Pihak Own
 Warna Profil : Ditentukan kemudian (contoh warna diajukan Kontraktor).
 Lebar Profil : Tebal 4” (pemakaian lebar bahan sesuai yang ditunjukkan dalam
gambar.
 Pewarnaan : Natural Anodize sesuai standart produksi pabrik.
 Nilai Deformasi : Diijinkan maksimal 1 mm.

b. Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat-syarat


dari pekerjaan aluminium serta memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik
yang bersangkutan.
c. Konstruksi kosen aluminium yang dikerjakan seperti yang ditunjukkan
dalam detail gambar termasuk bentuk dan ukurannya.
d. Kosen-kosen Aluminium khususnya Pintu harus mampu untuk menahan
engsel-engsel Pintu Panel yang cukup berat karena terbuat dari kayu utuh.
e. Ketahanan terhadap air dan angin untuk setiap type harus disertai hasil test,
minimum 100 kg/m2.
f. Ketahanan terhadap udara tidak kurang dari 15 m3/hr dan terhadap tekanan
air 15 kg/m2 yang harus disertai hasil test.
g. Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai
dengan bentuk toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan
pewarnaan yang dipersyaratkan.
h. profil-profil harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu
fabrikasi unit-unit, jendela, pintu partisi dan lain-lain, profil harus
diseleksi lagi warnanya sehingga dalam tiap unit didapatkan warna yang
sama. Pekerjaan memotong, punch dan drill, dengan mesin harus
sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil yang telah dirangkai untuk
jendela, dinding dan pintu mempunyai toleransi ukuran sebagai berikut :
- Untuk tinggi dan lebar 1 mm.
- Untuk diagonal 2 mm.
i. Accesssories
Sekrup dari stainless steel galvanized kepala tertanam, weather strip dari vinyl,
pengikat alat penggantung yang dihubungkan dengan aluminium harus ditutup
caulking dan sealant. Angkur-angkur untuk rangka/kosen aluminium terbuat
dari steel plate tebal 2-3 mm, dengan lapisan zink tidak kurang dari (13)
mikron sehingga dapat bergeser.
j. Bahan finishing
Treatment untuk permukaan kosen jendela dan pintu yang bersentuhan
dengan bahan alkaline seperti beton, aduk atau plester dan bahan lainnya harus
diberi lapisan finish dari laquer yang jernih atau anti corrosive treatment
dengan insulating varnish seperti asphaltic varnish atau bahan insulation
lainnya.

PELAKSANAAN

1.         Sebelum memulai pelaksaan Kontraktor diwajibkan meneliti gambar-gambar


dan kondisi dilapangan (ukuran dan peil lubang dan membuat contoh jadi
untuk semua detail sambungan dan profil aluminium yang berhubungan
dengan sistem konstruksi bahan lain.

2.     Prioritas proses fabrikasi, harus sudah siap sebelum pekerjaan dimulai, dengan
membuat lengkap dahulu shop drawing dengan petunjuk Perencana/Konsultan
Pengawas meliputi gambar denah, lokasi, merk, kualitas, bentuk, ukuran.

3.         Semua frame/kosen baik untuk dinding, jendela dan pintu dikerjakan secara
fabrikasi dengan teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar
hasilnya dapat dipertanggung jawabkan.

4.         Pemotongan aluminium hendaknya dijauhkan dari material besi untuk


menghindarkan penempelan debu besi pada permukaannya. Didasarkan
untuk mengerjakannya pada tempat yang aman dengan hati-hati tanpa
menyebabkan kerusakan pada permukaannya.

5.         Pengelasan dibenarkan menggunakan non-activated gas (argon) dari arah


bagian dalam agar sambungannya tidak tampak oleh mata.

6.       Akhir bagian kosen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan
sekrup, rivet, stap dan harus cocok.
a.    Pengelasan harus rapi untuk memperoleh kualitas dan bentuk yang sesuai
dengan gambar.

7.        Angkur-angkur untuk rangka/kosen aluminium terbuat dari steel plate


setebal 2 - 3 mm dan ditempatkan pada interval 600 mm.

8.   Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti
karat/stainless steel, sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan
harus kedap air dan memenuhi syarat kekuatan terhadap air sebesar 1.000
kg/cm2.
Celah antara kaca dan sistem kosen aluminium harus ditutup oleh sealant.
9.      Disyaratkan bahwa kosen aluminium dilengkapi oleh kemungkinan-
kemungkinan sebagai berikut

a. Dapat menjadi kosen untuk dinding kaca mati.


b. Dapat cocok dengan jendela geser, jendela putar, dan lain-lain.
c. Sistem kosen dapat menampung pintu kaca frameless.
d. Untuk sistem partisi, harus mampu moveable dipasang tanpa harus
dimatikan secara penuh yang merusak baik lantai maupun langit-langit.
e. Mempunyai accessories yang mampu mendukung kemungkinan
diatas.

10.    Untuk fitting hard ware dan reinforcing materials yang mana kosen
aluminium akan kontak dengan besi, tembaga atau lainnya maka permukaan
metal yang bersangkutan harus diberi lapisan chormium untuk menghindari
kontak korosi.

11.    Toleransi pemasangan kosen aluminium disatu sisi dinding adalah 10 - 25


mm yang kemudian diisi dengan beton ringan/grout.

12.    Khusus untuk pekerjaan jendela geser aluminium agar diperhatikan


sebelum rangka kosen terpasang.

13.   Permukaan bidang dinding horizontal (pelubangan dinding) yang melekat


pada ambang bawah dan atas harus waterpass.

14.    Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama pada


ruang yang dikondisikan hendaknya ditempatkan mohair dan jika perlu
dapat digunakan synthetic rubber atau bahan dari synthetic resin.

15.     Penggunaan ini pada swing door dan double door.


16.   Sekeliling tepi kosen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar diberi
sealant supaya kedap air dan kedap suara.
17.    Tepi bawah ambang kosen exterior agar dilengkapi flashing untuk penahan air
hujan.

Pasal 8
PEKERJAA PEMASANGAN KERAMIK
8.1. Standard dan Patokan
a. Keramik yang dipakai adalah setara Asia Tile.
b. Warna dan motif sesuai dengan petunjuk dalam gambar atau sesuai dengan
petunjuk Konsultan Pengawas dan Direksi.
c. Keramik dipasang di atas lantai beton, atau sesuai dengan yang ditunjukkan dalam
gambar kerja.
d. Semua pengujian yang diperlukan oleh Direksi harus dilakukan di laboratorium
dan hasilnya diperlihatkan untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas dan
Direksi atas beban pemborong.

8.2. Bahan dan Peralatan


1. Bahan keramik dengan kualitas setara Asia Tile kualitas I.
b. Pasangan lantai keramik memakai keramik warna ditentukan kemudian tangga
dan selasar menggunakan ukuran 20 x 20 anti slip, lantai kamar mandi
menggunakan ukuran 20 x 20 anti slip kualitas klas I atas persetujuan
Konsultan Pengawas dan Direksi.
8.3. Pelaksanaan Pemasangan Lantai
a. Susunan lapisan berturut – turut sebagai berikut:
 Urugan tanah dipadatkan minimal 90% dari kepadatan kering max (γd)
 Lapisan pasir sebesar 10 cm dipadatkan dan disiram air.
 Leveling concrete atau spesi 1 pc : 5 ps untuk lantai biasa dan spesi 1 pc : 2 ps
untuk lantai toilet.
 Mortar 1 pc : 3 ps.
 Keramik, atau bahan lain atas petunjuk Konsultan Pengawas dan Direksi.

b. Lantai yang akan dipasang keramik harus dipersiapkan dengan teliti terlebih
dahulu mengenai kepadatan, kerataan, maupun elevasi setiap lantainya.
c. Pola pemasangan keramik harus ditentukan terlebih dahulu, dengan memasang
keramik kepala dan memilih keramik yang warna dan ukuran yang sama dan
dibuat contoh pemasangan minimal 1 m2
d. Siar diisi dengan adukan 1 pc : 2 ps halus sesuai dengan warna keramik
ditambah bahan aditive yang disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Direksi
sampai mengisi penuh celah siar, tetapi tidak berlebihan.
e. Bekas – bekas semen harus segera dibersihkan dari permukaan keramik sampai
bersih benar, dan pemakaian dan pemakaian pembersih kimia tidak
diperkenankan tanpa persetujuan Konsultan Pengawas dan Direksi.
f. Keramik yang baru dikerjakan minimal selama tiga hari tidak boleh diganggu,
diinjak atau diberi beban lainnya.
PASAL 17
PEKERJAAN PENGECATAN

a. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan tenaga, bahan cat (kecuali ditentukan lain)
daneralatan untuk melaksanakan pekerjaan ini termasuk alat-alat bantunya dan alat
angkutnya (bila diperlukan), ke tempat pekerjaan seperti yang tercantum dalam
gambar, uraian dan syarat teknis ini dan perjanjian kerja. Semua pengecatan harus
mendapat garansi tertulis (kartu garansi) dari pabrikan. Cat yang digunakan adalah
setara merk Jotun. Untuk dinding luar menggunakan Jotun Jotashield sedangkan
untuk dinding dalam dan Plafond menggunakan Jotun Ecohealth Optima untuk
area pelayanan medis dan rawat inap dan Jotun Strax Matt untuk area servis,
warna ditentukan kemudian. Semua pekerjaan pengecatan harus mendapat garansi
dari pabrik. Untuk cat Interios bergaransi 5 tahun.

b. Bahan-bahan
1.    Pengecatan seluruh pekerjaan harus sesuai dengan NI-3 dan NI-4 atau sesuai
dengan spesifikasi dari pabrik cat yang bersangkutan.
2.    Kontraktor wajib membuktikan keaslian cat dari pabrik tersebut mengenai hal-hal
menunjukkan kemurnian cat yang digunakan, antara lain :
Segel kaleng
Hasil akhir pengecatan
3.    Hasil dari test kemurnian ini harus mendapat rekomendasi tertulis dari produsen
untuk diketahui Pengawas. Biaya test tersebut menjadi tanggungan Kontraktor.
4.    Sebelum memulai pengecatan, Kontraktor wajib menyerahkan 1 contoh bahan
yang masih dalam kaleng, 3 contoh bahan yang telah dicatkan pada permukaan
plywood ukuran 40 x 40 cm dengan teknik duco lengkap PVC edging di sudut –
sudut sisi, brosur lengkap dan jaminan dari pabrik.

c. Pelaksanaan
 Sebelum dikerjakan, semua bahan harus ditunjukkan kepada Pengawas beserta
ketentuan/persyaratan jaminan pabrik untuk mendapatkan persetujuannya. Bahan
yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.
 Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian, bahan pengganti harus
disetujui oleh Pengawas berdasarkan contoh yang diajukan Kontraktor.
 Untuk pekerjaan cat di daerah terbuka, jangan dilakukan dalam keadaan cuaca
lembab dan hujan atau keadaan angin berdebu, yang akan mengurangi kualitas
 Pengecatan dalam keadaan terlindung dari basah dan lembab ataupun debu.
 Permukaan bahan yang akan dicat harus benar-benar sudah dipersiapkan untuk
pengecatan, sesuai persyaratan pabrik cat dan bahan yang bersangkutan.
Permukaan yang akan dicat harus benar-benar kering, bersih dari debu,
lemak/minyak dan noda-noda yang melekat.
 Setiap pengecatan yang akan dimulai pada suatu bidang, harus mendapat
persetujuan dari Pengawas. Sebelum memulai pengecatan, Kontraktor wajib
melakukan percobaan untuk disetujui Pengawas.
 Kontraktor tidak diperkenankan memulai suatu pekerjaan di suatu tempat bila ada
kelainan/perbedaan di tempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
 Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar dan lain-lainnya, maka
Kontraktor harus segera melaporkannya kepada Pengawas .
 Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti kerusakan yang terjadi
selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas beban biaya Kontraktor, selama
kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pemberi Tugas.
 Dan atau sesuai teknis pelaksanaan dari pabrik

d. Teknis
 Lakukan pengecatan dengan cara terbaik, yang sesuai dengan prosedur dan teknik
pengecatan Jotun. Dilakukan kecuali spesifikasi lain. Jadi urutan pengecatan,
penggunaan lapisan-lapisan dasar dan tebal lapisan penutup minimal sama dengan
persyaratan pabrik. Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, tidak bercucuran atau
ada bekas - bekas yang menunjukkan tanda-tanda sapuan atau semprotan dan
roller.
 Kesiapan dinding dalam aplikasi cat harus didasarkan pada evaluasi pabrik cat
yang dipilih atau ditunjuk.
 Sapukan semua dasar dengan cat dasar memakai kuas. Penyemprotan hanya
diijinkan dilakukan bila disetujui Pengawas .
 Pengecatan kembali dilakukan bila ada cat dasar atau cat akhir yang kurang
menutupi, atau lepas. Pengulangan pengecatan dilakukan sebagaimana
ditunjukkan oleh Pengawas, serta harus mengikuti petunjuk dan spesifikasi yang
dikeluarkan pabrik yang bersangkutan.
 Pembersihan permukaan harus mendapat persetujuan. Pekerjaan termasuk
penggunaan ongkos, pencucian dengan air, maupun pembersihan dengan kain
kering.
 Kerapian pekerjaan cat ini dituntut untuk tidak mengotori dan menggangu
pekerjaan finishing lain, atau pekerjaan lain yang sudah terpasang. Pekerjaan yang
tidak sempurna diulang dan diperbaiki atas tanggungan Kontraktor.
e. Pengujian Mutu Pekerjaan
 Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor wajib melakukan percobaan atas
semua pekerjaan yang akan dilaksanakan atas biaya sendiri. Pengecatan yang
tidak disetujui Pengawas harus diulangi/diganti, atas biaya Kontraktor.
 Pada waktu penyerahan, pihak pabrik dengan Kontraktor harus memberi jaminan
selama minimal 2 tahun atas semua pekerjaan pengecatan, terhadap kemungkinan
cacat karena cuaca warna dan kerusakan cat lainnya.
 Pengawas wajib menguji semua hasil berdasarkan syarat-syarat yang telah
diberikan baik oleh pabrik maupun atas petunjuk Pengawas. Peralatan untuk
pengujian disediakan oleh Kontraktor.
 Pengawas berhak meminta pengulangan pengujian bila dianggap perlu.
 Dalam hal pengujian yang telah dilakukan dengan baik atau kurang memuaskan,
maka biaya pengujian/pengulangan pengujian merupakan tanggung jawab
Kontraktor.

f. Pengamanan Pekerjaan
 Daerah-daerah yang sedang dicat agar ditutup dari pekerjaan-pekerjaan lain,
maupun kegiatan lain dan juga daerah tersebut terlindung dari debu dan kotoran
lainnya sampai cat tersebut kering.
 Lindungi pekerjaan ini dan juga pekerjaan atau bahan lain yang dekat dengan
pekerjaan ini seperti fitting-fitting, kusen-kusen dan sebagainya dengan cara
menutup/melindungi bagian tersebut selama pekerjaan pengecatan berlangsung.
Kontraktor bertanggung jawab memperbaiki atau mengganti bahan yang rusak
akibat pekerjaan pengecatan tersebut.

PASAL 18
PENUTUP

1. Semua item pekerjaan harus diselesaikan secara baik dan disesuaikan dengan
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS). Pekerjaan yang tidak rapi, harus
diperbaiki sampai diperoleh hasil yang memenuhi syarat (maksimal).
2. Segala jenis pekerjaan yang belum tercantum secara jelas dalam Rencana Kerja
dan Syarat-syarat (RKS), pelaksanaannya harus mendapat persetujuan/petunjuk
dari Direksi Lapangan.
3. Setelah semua pekerjaan selesai dilaksanakan sesuai dengan Rencana Kerja dan
Syarat-syarat (RKS) maka halaman (lokasi) pekerjaan harus dibersihkan dari
sisasisa bahan dan diratakan sebaik mungkin.
4. Kontraktor diwajibkan melunasi ”ASTEK” sesuai peraturan yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai