BAB VI.
Pasal 1
Pekerjaan Persiapan
Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan, sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan
sempurna.
1.1 Pekerjaan Pembongkaran
1.1.1. Pekerjaan Pembongkaran.
a. Sebelum memulai pekerjaan pembongkaran, pelaksana pekerjaan harus memberitahukan
kepada Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas (MK) dan pihak terkait (Pengelola
Gedung) guna pemeriksaan awal dan ijin pelaksanaan pekerjaan.
b. Waktu pemberitahuan minimal 2 x 24 jam sebelum memulai pekerjaan
1.1.2. Pemeriksaan Tempat Kerja. Pelaksanaan pembongkaran sebelumnya harus yakin akan
kesiapan dan segala akibat yang mungkin dapat timbul dalam proses pelaksanaan pekerjaan
pembongkaran. Persetujuan ijin mulai pelaksanaan pekerjaan adalah setelah dilakukan
pemeriksaan kondisi lokasi bersama-sama Konsultan Pengawas (MK), Perencana dan Pemberi
Tugas
1.2.1. Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan terdapat barang-barang kantor/peralatan di lokasi proyek,
maka kontraktor wajib mengamankan/melindungi barang-barang tersebut dari akibat pekerjaan
bongkaran. Material pelindung yang dipakai adalah berupa plastik lembaran atau karton kardus
atau material lain yang disetujui Konsultan Pengawas/MK
1.2.2. Pemasangan alat Bantu Scalf Holding atau bekisting atau tangga harus dipasang secara hati-
hati
1.2.3. Area yang tidak menjadi bagian pekerjaan, harus dibangun pagar atau panel partisi pembatas
setinggi ruangan atau sekat lainnya yang diizinkan/disetujui oleh Konsultan Pengawas/MK.
1.3 Pemindahan Barang-barang.
Pemindahan barang-barang di lokasi proyek harus disetujui dan disaksikan oleh Pemberi Tugas dan
Konsultan Pengawas/MK.
1.4 Marking. Sebelum dimulainya pelaksanaan konstruksi di lokasi proyek, untuk menyamakan persepsi
ukuran-ukuran yang akan dilaksanakan antara gambar perencanaan dengan ukuran sebenarnya di
lokasi, perlu dilakukan marking oleh kontraktor untuk penentuan ukuranukuran yang akan
dilaksanakan atas dasar kondisi sebenarnya di lokasi proyek. Hasil marking tersebut harus disetujui
oleh Konsultan Pengawas/MK dan Perencana.
Pasal 2
Pekerjaan Kaca dan Cermin Tempered Glass
2.4 Kesikuan
Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut serta tepi potongan yang rata dan
lurus. Toleransi kesikuan maksimum yang diperkenangkan adalah 1,5 mm per meter
2.5 Cacat-Catat
- Cacat-cacat lembaran bening yang diperbolehkan harus sesuai ketentuan dari pabrik
- Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang-ruang yang berisi gas yang terdapat
pada kaca)
- Kaca yang digunakan harus dari komposisi kimia yang dapat menggangu pandangan
- Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah pada kaca baik sebagian atau seluruh tebal
kaca)
- Kaca harus bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang dan lebar kearah luar dan masuk)
- Cermin dan kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata tidak diperkenangkan retak
dan pecah pada sealant/tepinya, bebas dari segala noda dan bekas goresan.
- Cermin yang terpasang sesuai dengan contoh yang telah diserahkan dan semua yang terpasang
harus distujui perencana/Konsultan Pengawas.
- Pemotongan cermin harus rapid an lurus, diharuskan menggunakan pemotong kaca khusus.
Pasal 3
Pekerjaan Automatic Sliding Glass Door
3.1 Pintu otomatis biasanya dipakai pada gedung bertingkat yang banyak dilalui orang dalam waktu
tertentu. Jikalau mengandalkan security untuk membuka pintu hal yang demikian tentu saja tak efesien
karena jumlah pengunjung sangat banyak dan ruangan membutuhkan tingkat privasi yang tinggi. Yang
pintu tak bias tertutup dan terbuka otomatis. Patut ada seseorang yang menjaga pintu di area depan
sentra pembelanjaan dan mall hal yang demikian. Kalau ini sungguh-sungguh tidak tepat sasaran
sekali sebab mengingat pengunjungnya yang dating cukup banyak.
Pasal 4
Pekerjaan Dinding Partisi
Pasal 5
Pekerjaan Backdrop
5.1 Penentuan lokasi pemasangan backdrop sangat berpengaruh pada hasil desain
5.2 Bila dasar backdrop menggunakan tembok yang sudah ada pastikan permukannya rata dan
bersih/bebas dari kotoran
5.3 Setelah tembok sudah dipastikan bersih maka langkah selanjutnya pemasangan rangka teakwood
sebagai perekat menggunakan lem dan untuk meghasilkan kekuatan bias dibantu dengan
menggunakan baut/sekrup dengan jarak ssuai kebutuhan
5.4. Setelah ranka teakwood terpasang langkah selanjutnya memasng HPL sebagai finishing dengan
menggunakan lem sebagai perekat sesuai dengan motif serat kayu yang direncanakan dan disetujui
oleh Direksi Tenis.
5.5 Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan maka variasi/ornament stainlees dipasang perletakannya
sesuai yang direncanakan dengan menambah instalasi lampu Spot model downlight besar maupun
kecil sesuai kebutuhan dan atas persetujuian Direksi Teknis.
Pasal 6
Pekerjaan Dinding Bata
6.1 Lingkup pekerjaan Pekerjaan ini dilakukan meliputi pemasangan dinding bata, termasuk acian dan
plesteran dinding sesuai yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Konsultan
Pengawas/MK.
6.2 Persyaratan Bahan
a. Bata yang dipasang adalah jenis bata press sejenis HEBEL atau setara, dengan tebal = 8 cm.
b. Semen Portland (PC) yang bermutu I dan dari satu produk. Pasir bermutu baik dan air
pencampur/pelarut/pengencer yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
6.3 Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Campuran (aggregate) untuk plester, perekat naad antar bata dan acian halus harus dipilih yang
bersih dan bebas dari segala macam kotoran, dan melalui ayakan.
b. Campuran plesteran dan perekat antar bata adalah dengan perbandingan 1 PC : 5 Pasir pasang.
c. Lebar atau tebal naad/siar-siar adalah sesuai petunjuk yang disyaratkan oleh produk bata
bersangkutan.
d. Untuk area basah adalah dinding trasraam/rapat air dengan ketinggian dari lantai setinggi 120 cm.
Campurannya adalah 1 PC : 3 pasir pasang.
e. Tebal plesteran adalah minimal 1,5 cm, apabila tebal melebihi 2 cm harus diberi kawat ayam untuk
membantu dan memperkuat daya lekat plesteran.
f. Perbandingan campuran plesteran acian halus adalah 1 PC : 3 pasir pasang. Diterapkan pada
seluruh permukaan plesteran adukan 1 : 5 maupun 1 : 3 yang sudah kering benar.
g. Hasil akhir dinding adalah rata, tideak bergelombang.
Pasal 7
Pekerjaan Pengecatan
Pasal 8
Pekerjaan Keramik Lantai
8.1. Pekerjaan lantai keramik dilaksanakan untuk Ruang lantai (I) satu dan seluruh lantai di lt s/d lt 2
termasuk tangga, plint hospital dan border.
8.2 Data-data Teknis Bahan.
Bahan : keramik tile sekualitas : Roman, Mulia, Asia Tile Ukuran : sesuai gambar Warna : harus sesuai
dengan petunjuk tim teknis dan konsultan pengawas
8.3 Keramik yang akan dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, bentuk dan ukuran masing-
masing unit sama, tidak ada bagian yang gompal, retak maupun cacat.
8.4 Pekerjaan pemasangan lantai keramik tile bisa dimulai dan dilaksanakan apabila kontraktor pelaksana
telah membawa contoh-contoh keramik dan telah disetujui.
8.5 Sebelum pemasangan keramik tile untuk Toilet (lantai dasar), terlebih dahulu dipasang pasir urug,
minimal setebal 10 cm, tanah telah dipadatkan, selanjutnya dibuat lantai kerja minimal tebal 5 cm
campuran 1:3:5.
8.6 Pemotongan keramik harus dilakukan dengan menggunakan mesin potong bekas potongan harus
digerindas dan diampelas sampai halus dan rata. Perlu dihindari pemotongan keramik yang < 1/2 x
lebar/ panjang ukuran standar.
8.7 Bahan keramik sebelum dipasang harus direndam dalam air bersih (Tidak mengandung asam alkali)
sampai jenuh.
8.8. Adukan pasangan/ pengikat dengan adukan campuran 1Pc:3Ps dan ditambah bahan perekat. i. Bahan
pengisi adalah grout semen berwarna yang sesuai dengan warna keramik yang digunakan.
8.9 Apabila hasil pemasangan keramik tile tidak rapih, tidak membentuk garis lurus, retak dan hasil
bergelombang, kontraktor pelaksana harus mengganti/ mengulangi pekerjaan dengan biaya
ditanggung sendiri oleh kontraktor pelaksana.
8.10. Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda pada permukaan keramik,
hingga betul-betul bersih.
8.11 Keramik yang sudah terpasang harus dihindarkan dari sentuhan/beban selama 3 x 24 jam dan
dilindungi dari kemungkinan cacat akibat dari pekerjaan lain.
8.12. Plint keramik terpasang siku terhadap lantai, dengan memperhatikan siar-siarnya bertemu dengan siar
lantai dan dengan ketebalan siar yang sama pula.
Pasal 9
Pekerjaan Custom Made Furniture
1. PERSYARATAN UMUM
1.1. Batasan Lingkup Kerja :
Penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan, disiapkan untuk membuat custommade furniture, seperti
yang dispesifikasikan dan tertera dalam gambar desain.
2. PRODUK
2.1. Bahan / Material Jenis :
jenis bahan / material yang digunakan dalam pembuatan furniture adalah sebagai berikut :
a. Bahan utama 1 : Plywood veneer dan kayu padat.
b. Bahan utama 2 : Plywood dan MDF untuk finishing dengan HPL.
c. Bahan pengikat & perekat.
d. Bahan finishing 1 : Melamic.
e. Bahan finishing 2 : High Pressure Laminate ( HPL ).
f. Bahan finishing 3 : pelapis kain/kulit (upholstery).
g Bahan pelengkap/hardware.
h. Dan bahan / material lain seperti yang tercantum dalam gambar rancangan/desain, seperti :
marmer ex Impor tipe Nero Marquina dan Serpegiante, kaca bening tebal minimal 8 mm, dan
stainless steel ( baik pelat maupun profil ) Persyaratan : Pemilihan jenis bahan / material dan
sumbernya harus sesuai dengan spesifikasi Pengajuan Alternatif : Apabila karena suatu hal,
Pelaksana akan mengganti jenis bahan / material atau sumber yang telah dispesifikasikan,
pengajuan alternatif tersebut harus memenuhi persyaratan yang ada dan mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas/MK dan Perencana.
3. SYARAT PELAKSANAAN
3.1. Plywood Veneer dan Kayu Padat
Persyaratan : Jenis plywood veneer yang dipakai adalah plywood nyatoh dan plywood mega
sungkai atau sesuai yang tercantum dalam gambar desain Kayu padat/solid yang dipakai adalah
sama/sejenis dengan plywood veneer yang dipakai dalam satu barang/item tersebut Ukuran-
ukuran yang tertera pada gambar desain adalah ukuran jadi artinya ukuran kayu sesudah
diserut dan diproses atau diberi finishing Kedap air : kayu harus melalui proses tertentu supaya
mempunyai kedap air yang cukup, terutama bila digunakan untuk jenis furniture sebagai berikut
Kualitas / Mutu Kayu : Kayu yang digunakan harus memiliki kualitas / mutu yang sesuai
standard yang ada dan sesuai dengan tujuan penggunaannya Kelembaban Kayu : Persyaratan
kelembaban kayu yang dipakai harus memenuhi syarat NI-5 (PPKI tahun 1961). Untuk
pekerjaan ini, kelembaban kayu yang dijinkan, baik kayu padat maupun kayu lapis tidak boleh
melebihi 12% WMC. Khusus untuk kayu Kamper atau kayu Kapur tidak diperkenankan melebihi
10% WMC Pola Serat Kayu : Harus diperhatikan pola serat kayu pada pekerjaan kayu dekoratif,
baik yang bersifat veneer matching, cross veneer inlay, ataupun banding, harus sesuai dengan
desain dan pola yang tertera pada gambar desain, serta sesuai dengan contoh warna pada
Material color board. Pengerjaan harus dilakukan sebaik-baiknya sehingga menghasilkan
permukaan dekoratif yang betul-betul rata, sejajar, halus dan menghasilkan daerah-daerah
pertemuan yang rapi Metode : Semua pekerjaan kayu di tempat pengerjaan harus sebaik
mungkin, dalam ruang yang kering, sirkulasi udara baik dan dijaga agar tidak terkena cuaca /
udara langsung. Pencegahan kerusakan oleh benturan amat mutlak, baik sebelum maupun
sesudah terpasang
Alat Pengikat & Bahan Perekat Meja Alat Pengikat : Sediakan alat-alat pengikat kayu yang
diperlukan seperti angkur, paku, sekrup, baut dan jenis lain yang disetujui. Penggunaan
pengikat ini harus tampak rapi, tidak menimbulkan keretakan dan harus menunjang konstruksi
furniture agar kuat dan kokoh. Bila perlu kayu harus dibor agar permukaannya tidak retak
Metode : Pembuatan, persiapan dan pemasangan alat-alat pengikat yang terbuat dari logam /
iron mongery pada kayu harus dikerjakan dengan mesin kayu sehingga tercapai kerapian dan
ketepatan yang setinggi-tingginya Bahan Perekat : Perekat yang digunakan harus disetujui dan
tidak berpengaruh bagi kesehatan. Penggunaan perekat ini harus menunjang konstruksi
furniture agar kuat dan kokoh, permukaan kayu harus tampak rapi dan tidak meninggalkan noda
(terutama bila di-spesifikasikan bahwa permukaan kayu diberi clear / transparent finish ) Bahan
Finishing 1 - Melamic Persyaratan : Finishing melamic yang dipakai adalah warna yang sesuai
dengan skema warna dan material yang dikeluarkan oleh Perencana dengan syarat intensitas
warna sama antara masing-masing bagian bidang permukaan kayu/plywood. Contoh warna
melamic, harus diajukan terlebih dulu oleh kontraktor, untuk disetujui Konsultan Pengawas/MK
dan Perencana Lapisan akhir : seluruh kayu/plywood bagian top harus diberi lapisan akhir
dengan jenis polyurethane, atau sesuai dengan ditunjukkan dalam gambar rencana Semua
bagian kayu yang terlihat (exposed) harus difinish, termasuk semua permukaan yang terlihat
bila pintu dan laci dibuka dan ditutup Pekerjaan finishing kayu harus dilaksanakan sebagai
berikut : - Digosok dengan amplas no. 2 sampai 0 - Diberi wood filler, ICI atau Nippon paint dan
dikerjakan spray gun. - Digosok dengan amplas duco - Diberi bahan pewarna (wood stain)
dengan teknik spray gun sesuai dengan warna yang ditentukan Perencana. Bahan pewarna :
IMPRA, NIPPON PAINT atau sejenis. - Sanding sealer dengan spray gun. Bahan sanding sealer
: IMPRA, NIPPON PAINT atau sejenis - Digosok dengan amplas ducco - Melamic coating
dengan spray gun, ICI, NIPPON PAINT atau sejenis Bahan Finishing 2 - HPL Persyaratan : High
Pressure Laminate ( HPL ) yang dipakai adalah ex Grassmerino motif kayu dan warna solid atau
Setara, warna sesuai dengan skema warna dan material yang dikeluarkan oleh Perencana
Tebal HPL yang disyaratkan adalah minimum 0,8 mm. Untuk finishing HPL dengan profil post
forming adalah dengan ketebalan maksimal 0,8 mm Proses laminasi sebaiknya dipress secara
hydrolis (High Pressure system ) di bengkel / work-shop Kontraktor Arah serat dari HPL, sesuai
yang ditunjukkan dalam gambar rencana/desain Permukaan HPL dilarang keras diamplas
Bagian tepi (edging) dari daun pintu, bidang atas/top meja /credenza, diberi edging berbahan
PVC tebal minimal 2 mm. Warna disesuaikan dengan warna HPL nya atau sesuai petunjuk
gambar rencana/desain Bahan Finishing 3 - Pelapis / Upholstery Persyaratan : Tekstur bahan
pelapis harus konsisten, polanya rapi dan teratur dan tidak bercacat. Kondisinya harus kuat,
tidak menyusut. Mempunyai warna yang awet, tidak luntur / colorfast dan mempunyai daya
tahan terhadap sinar matahari / UV resistant. Tahan api : Harus mempunyai daya tahan
terhadap api dan memenuhi standard keselamatan Anti noda : Bahan pelapis tersebut harus
sudah diberi lapisan anti noda yang sesuai dan memenuhi standard Bahan Pelengkap /
Hardware Jenis : Bahan pelengkap / hardware yang digunakan untuk furniture ini adalah produk
Hafele ex Jerman, Blum ex Austria atau Stanley Untuk handel laci/pintu lemari digunakan ex
Vogel atau setara, metal/besi dengan diameter handel 12mm panjang + 15 cm, kecuali
disebutkan lain dalam gambar rencana/desain ( misal dengan finger pull, dll ) Glides untuk kaki
meja/kursi/sofa/credenza : Berbahan plastik atau karet keras harus berasal dari sumber yang
disetujui Perencana / KP dan dianggap memenuhi persyaratan penggunaan setelah pihak
Pelaksana mengajukan contohnya Tacon : Bila digunakan plastik dalam bentuk Tacon ex
Jerman atau setara untuk bahan penutup permukaan BAGIAN BAWAH meja, lemari simpan dan
lain-lain, dipersyaratkan dengan kwalitas yang baik dan warna merata Hardware : Pemasangan
rel laci, rel laci, engsel, handel dan kunci dll, harus kuat dan tepat, sehingga mudah digunakan
dan mudah dibuka tutup Elemen Lepasan : Pemasangan elemen lepasan harus tepat dan
sesuai dengan ukuran yang telah ditetapkan. Kesalahan dalam ukuran yang berakibat pada
kerapihan bentuk dan desain harus dihindari. Bila hal itu terjadi, Pelaksana harus mengganti
sebagian atau seluruh bagian yang tidak sesuai Mock Up Penyerahan : Bila jenis furniture yang
dibuat berjumlah 10 (sepuluh) buah / unit atau lebih, maka dalam pelaksanaannya diwajibkan
untuk membuat 1 (satu) contoh / mock up Penilaian : Mock up tersebut dinilai dan diuji oleh
Perencana dan Konsultan Pengawas/MK. Hasil penilaian mengikat di dalam proses pengerjaan
selanjutnya Revisi : Bila diperlukan, maka revisi yang menyangkut pekerjaan konstruksi, metode
pelaksanaan atau ukuran-ukuran masih dapat dilakukan oleh Pelaksana, dengan
mempertimbangkan penilaian dan pengarahan dari Perencana dan Konsultan Pengawas/MK
Penyesuaian dan Pembersihan Penyesuaian : Sebelum dan setelah pengiriman ke site, perlu
dilakukan penyesuaian / penyetelan untuk menguatkan konstruksi furniture yang sudah dibuat
Pembersihan : Setelah penyetelan selesai dilakukan dan sebelum penyerahan barang,
Pelaksana harus membersihkan seluruh noda, bekas goresan maupun kotoran bekas tangan
pekerja. Penyerahan furniture harus dalam kondisi yang baik dan sempurna.
4. SYARAT PEMELIHARAAN
4.1. Perbaikan :
Pelaksana diwajibkan memperbaiki furniture yang rusak, cacat atau ternoda Pengamanan :
harus diberi perlindungan agar tidak rusak, karena pekerjaan lain yang mungkin dapat
menyebabkan rusaknya furniture Pelaksana bertanggung jawab untuk menyimpan dan
memelihara seluruh furniture, sebelum dilakukan penyerahan resmi kepada pihak Pemberi
Tugas Finishing ulang : adanya perbedaan suhu di bengkel dan di proyek / site akan
mempengaruhi kadar kelembaban dan finishing dari furniture. Apabila setelah ditempatkan di
site diperlukan finishing kembali, maka biaya yang timbul ditanggung oleh Pelaksana. .
Pasal 10
PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA
1.1. PEKERJAAN KUSEN ALUMINIUM
1.1.1 Lingkup Pekerjaan
1. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
2. Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen pintu, kusen jendela, kusen bouvenlicht seperti yang
dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar perencanaan. Seluruh Kusen untuk pintu yang
dipasang engsel kupu-kupu di beri kayu 5/7 yang telah diserut setinngi pintu.
1.1.2.4 Sealant
Sealant untuk kaca pada rangka aluminium harus menggunakan bahan sejenis silicon sealant
yaitu “Silicon Glazing Sealant” produksi DOW CORNING atau yang setara.
1.1.2.5 Contoh-contoh
Kontraktor harus menyerahkan kepada Pengawas contoh potongan kusen aluminium dari
ukuran 40 cm, beserta brosur lengkap dari pabrik/produsen. Kontraktor harus membuat shop
drawing untuk dikonsultasikan dengan Pengawas.
1.1.2.7 Aksesoris
Sekrup dari stainless steel kepala tertanam, weather strip dari vinyl dan pengikat alat
penggantung yang dihubungkan dengan aluminium harus ditutup caulking dan
sealant. Angkur-angkur untuk rangka kusen aluminium terbuat dari steel plate tebal 2-3 mm,
dengan lapisan zink tidak kurang dari 13 mikron sehingga tidak dapat bergeser.
1.1.3 Syarat-Syarat Pelaksanaan
1. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor wajib meneliti gambar-gambar dan kondisi di
lapangan (ukuran dan peil lubang harus diketahui) serta membuat contoh jadi untuk semua
detail sambungan dan profil aluminium yang berhubungan dengan sistem konstruksi bahan
lain.
2. Semua frame baik untuk kusen dinding kaca luar dan pintu dikerjakan secara fabrikasi
dengan teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat dipertanggung
jawabkan.
3. Pemotongan aluminium hendaknya dijauhkan dari bahan besi untuk menghindarkan
penempelan debu besi pada permukaannya. Disarankan untuk mengerjakannya pada tempat
yang aman dengan hati-hati tanpa menyebabkan kerusakan pada permukaannya.
4. Pengelasan dibenarkan menggunakan non-actived gas (argon) dari arah bagian dalam agar
sambungannya tidak tampak oleh mata.
5. Pada akhir bagian kusen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup, rivet dan
harus cocok. Pengelasan harus rapi untuk memperoleh kualitas dan bentuk yang sesuai
dengan gambar.
6. Angkur-angkur untuk kusen aluminium terbuat dari steel plate tebal 2,3 mm dengan lapisan
zink tidak kurang dari 13 mikron dan ditempatkannya pada interval 300 mm.
7. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti karat/stainless steel,
sedemikian rupa sehingga hari line dari tiap sambungan harus kedap air dan memenuhi
syarat kebutuhan terhadap tekanan air sebesar 1000 kg/cm2.
8. Celah antara kaca dan sistem kusen aluminium harus ditutup oleh sealant yang sudah
disetujui Pengawas.
9. Untuk fitting hard ware dan reinforcing material yang mana kusen aluminium akan kontak
dengan besi, tembaga atau lainnya maka permukaan metal yang bersangkutan harus diberi
lapisan chromium untuk menghindari kontak korosi.
10.Toleransi pemasangan kusen aluminium di satu sisi dinding adalah 10 - 25 mm yang
kemudian diisi dengan beton ringan/grout.
11.Toleransi Puntiran : Pemasangan semua pintu terhadap kusen yang diijinkan adalah 1 mm,
sedangkan terhadap lentur adalah 3 mm.
12.Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara, terutama pada ruang yang
dikondisikan, hendaknya ditempatkan mohair dan jika perlu dapat digunakan synthetic rubber
atau bahan dari synthetic resin.
13.Sekeliling tepi kusen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar diberi sealant supaya
kedap air dan suara.
14.Kaca-kaca dinding luar bangunan dan daun pintu hendaknya dibuat fixed dengan beads.
Beads dimaksud harus dari aluminium extruded shape dan dilengkapi dengan neoprene.
Tepi bawah ambang kusen exterior agar dilengkapi finishing untuk penahan air hujan.
15.Kisi-kisi aluminium yang akan dipasang harus setelah mendapat persetujuan Pengawas.
16.Seluruh kisi-kisi aluminium yang dipasang harus benar-benar tegak lurus terhadap gari
horizontal. Jarak pemasangan kisi-kisi sesuai dengan gambar perencanaan.
17.Kisi-kisi aluminium yang dipasang adalah aluminium yang telah terpilih dan tidak ada bagian
yang cacat atau tergores.
18.Dipasang dengan cara pemasangan sesuai dengan spesifikasi dari produsen atau yang
disetujui Pengawas.
19.Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang berhubungan dengan
pekerjaan lain. Jika terjadi kerusakan akibat kelalaian, maka Kontraktor tersebut harus
mengganti tanpa biaya tambahan.
20.Pintu jendela harus terpasang rapat, rapi dan kuat pada sistem kosen penggantung.
6. Semua bahan kaca yang digunakan harus bebas noda dan cacat, bebas sulfida maupun
bercak-bercak lainnya dari produk Asahimas
1.2.3 Syarat-Syarat Pelaksanaan
1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar
yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk mempelajari
bentuk, pola, lay-out/penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai
gambar.
2. Sebelum pemasangan, penimbunan bahan-bahan pintu di tempat pekerjaan harus
ditempatkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca
langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
3. Harus diperhatikan semua sambungan harus siku untuk rangka aluminium dan penguat lain
yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga kerapian
terutama untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada cacat penyetelan.
4. Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi.
1.3. PEKERJAAN DAUN PINTU KACA, FRAMELESS DAN JENDELA KACA MATI
1.3.1 Lingkup Pekerjaan
1. Bagian ini meliputi penyediaan ke lokasi pekerjaan termasuk pengangkutan serta pemasangan
material, angkur, bobokan dan perapihan kembali terhadap bagian-bagian dengan lantai dan langit-
langit yang berkaitan dengan pekerjaan daun pintu kaca.
2. Pekerjaan Jendela Kaca Mati meliputi seluruh jendela kaca sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.
1.3.2 Bahan-Bahan
1. Kaca yang digunakan untuk daun pintu ini adalah jenis Tempered produksi Asahimas dengan
ketebalan 12 mm sesuai gambar.
2. Kaca yang digunakan untuk jendela kaca mati menggunakan kaca polos produksi Asahimas,
dengan ketebalan 6 mm sesuai gambar.
3. Kaca untuk eksterior menggunakan tipe Tempered Panasap Blue menggunakan tipe yang
meredam panas 70%, sedangkan untuk interior menggunakan tipe Clear.
c. Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk keterangan
produk, cara pemasangan atau pernyataan khusus yang belum tercakup secara lengkap di dalam
gambar kerja/dokumen kontrak sesuai dengan spesifikasi pabrik.
d. Gambar shop drawing sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Pengawas.
e. Contoh bahan yang digunakan harus diserahkan kepada Pengawas sebanyak minimal 2 (dua)
produk yang setara dari berbagai merk pembuatan atau kecuali ditentukan lain oleh Pengawas.
f. Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan.
g. Keputusan bahan, warna tekstur dan produk akan diambil alih Pengawas yang kemudian akan
diinformasikan kepada Kontraktor selama tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender setelah penyerahan
contoh-contoh bahan tersebut.
h. Semua bahan untuk pekerjaan ini harus ditinjau dan diuji, baik pada pembuatan, pengerjaan
maupun pelaksanaan di lapangan oleh Pengawas atas tanggungan Kontraktor tanpa biaya
tambahan.
1.3.3 Pelaksanaan
1.3.3.1 Persyaratan Pekerjaan
1. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar, uraian dan syarat pekerjaan
serta ketentuan teknis yang harus dipenuhi menurut brosur produksi yang nantinya terpilih atau
petunjuk Pengawas.
2. Semua bahan yang telah terpasang harus disetujui oleh Pengawas.
3. Semua bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan, dan diberi
tanda untuk mudah diketahui.
4. Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, bebas dari goresan/gompel (Chipping), diharuskan
menggunakan alat-alat pemotongan kaca khusus, dan harus digosok tepinya dengan “sander”
pada tingkat 120 mesh atau lebih.
5. Dipakai bahan untuk lapisan kedap air pada kaca dengan rangka aluminium yang berhubungan
dengan udara luar, untuk bagian dalam dipakai sealant sesuai dengan persyaratan dari pabrik.
Disyaratkan tebal sealant maksimal 5 mm yang tampak dari kaca dan kerangka.
6. Kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak diperkenankan retak dan pecah
pada sealant/tepinya, bebas dari segala noda dan bekas goresan.
7. Gunakan sealant yang benar-benar elastis dan bermutu baik (polysulfids).
8. Gunakan Back Up material yang memiliki tingkat insulasi panas yang tinggi, seperti neoprene,
foam dan polyethylene.
9. Gunakan 2 buah setting blocks dari neoprene dengan kekerasan 90 derajat atau lebih pada sisi
bawah kaca dengan ukuran :
- Panjang : (25 x luas kaca (m2) mm, max 50 mm
- Lebar : Tebal kaca + 5 mm
- Tebal : 5 mm s/d 12 mm
1.4.3 Syarat-Syarat Pelaksanaan
1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar yang ada
dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola,
lay-out/penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
2. Sebelum pemasangan, penimbunan bahan-bahan di tempat pekerjaan harus ditempatkan pada
ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari
kerusakan dan kelembaban.
3. Harus diperhatikan semua sambungan siku/sudut untuk rangka kayu dan penguat lain yang
diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga kerapian terutama untuk
bidang-bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.
4. Semua kayu tampak harus diserut halus, rata, lurus dan siku-siku satu sama lain sisi-sisinya, dan
di lapangan sudah dalam keadaan siap untuk penyetelan/pemasangan.
5. Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi. Pemotongan dan pembuatan
profil kayu dilakukan dengan mesin diluar tempat pekerjaan/pemasangan.
Daun Pintu
a. HPL yang dipasang pada permukaan plywood, adalah dengan cara dilem dan di-press di workshop, tanpa
pemakuan. Jika diperlukan, harus menggunakan sekrup galvanized atas persetujuan Pengawas atau MK
tanpa meninggalkan bekas cacat permukaan yang tampak.
b. Lembaran plywood harus dipasang rata, tidak bergelombang dan merekat dengan sempurna.
c. Permukaan plywood boleh di dempul.
Pasal 11
Pekerjaan Langit-Langit (Plafond)
1.1. UMUM
1.1.1 Persyaratan
1. Pemasangan langit-langit baru boleh dilaksanakan setelah semua peralatan yang terdapat di dalam
langit-langit (kabel-kabel, pipa-pipa, ducting-ducting, alat penggantung dan penguat langit-langit)
siap dan selesai dikerjakan.
2. Sebelum pelaksanaan, Kontraktor harus mengajukan contoh/sample untuk disetujui oleh Konsultan
Perencana, Pemberi Tugas dan Pengawas.
3. Meskipun beberapa material finishing telah ditentukan warnanya, namun sebelum dilaksanakan
harus dipresentasikan terlebih dahulu kepada Pemberi Tugas untuk menentukan warna yang akan
dipakai.
4. Dalam kaitannya dengan jenis elemen lain yang terdapat dalam rencana langit-langit haruslah
mengacu pada gambar mekanikal-elektrikal, sedangkan gambar arsitektur hanya memuat tata
letaknya saja.
1.1.2 Pelaksanaan
1. Sebelum pemasangan, Kontraktor harus memberikan contoh/sample bahan penutup langit-langit
dan harus mendapat persetujuan Konsultan Perencana, Pengawas dan Pemberi Tugas.
2. Penggantung langit-langit harus dibuat sedemikian rupa sehingga diperoleh bidang langit-langit
yang rata, datar dan tidak melengkung.
3. Pemasangan langit-langit harus rata. Naad-naad yang pecah pada waktu pemasangan harus
diganti.
4. Kontraktor bertanggung jawab atas segala akibat yang mungkin terjadi terhadap Kemungkinan
pemasangan partisi, dimana ada bagian-bagian partisi yang harus disangga oleh rangka langit-
langit.Kemungkinan dibuatnya lubang-lubang untuk pemeriksaan (man-hole).Kemungkinan-
kemungkinan tidak sempurna alat-alat penggantung, sehingga langit-langit menjadi bergelombang
PERENCANAANN REVITALISASI KANTOR KEJAKSAAN DAN RUMAH DINAS KEJAKSAAN Page 22
SPESIFIKASI TEKNIS CV. JAYA UTAMA CONSULTANT
1.2.3 Bahan-bahan
1.2.3.1 Gypsum Board
Gypsum board yang dipakai adalah merk Jayaboard dengan ukuran 120 x 240 cm, tebal 9
mm. Finishing Gypsum Board dicat sesuai dengan Pasal PEKERJAAN CAT, juga harus memiliki
daya tahan terhadap bahaya kebakaran minimal 60 menit.
1.2.3.4 Contoh-contoh
1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan untuk
mendapatkan persetujuan Pengawas.
2. Contoh-contoh yang telah disetujui akan dipakai sebagai pedoman/standard bagi Pengawas
untuk menerima/memeriksa bahan yang dikirim oleh Kontraktor ke lapangan.
1.2.4 Pelaksanaan
1.2.4.1 Pekerjaan rangka langit-langit Gypsum Board
1. Rangka langit-langit gypsum menggunakan rangka hollow 4x4 cm dengan bentuk, ukuran dan
pola pemasangan sesuai dengan gambar dan harus sesuai tata cara dan teknis pemasangan dari
pabriknya.
2. Batang-batang hollow untuk rangka langit-langit dipasang rata sesuai ukuran yang telah
ditentukan. Batang hollow yang dipasang di pasangan bata harus di fiser masuk dalam tembok
sedalam 5 cm. Pada sambungan antar modul dilas dan di sekru dan sebagainya yang telah
diseleksi dengan baik, lurus, rata, tidak ada bagian yang bengkok atau melengkung, atau cacat-
cacat lainnya, dan tidak disetujui oleh Pengawas.
3. Seluruh rangka langit-langit digantungkan pada pelat beton dan atau atap dengan menggunakan
penggantung dari logam galvanized suspension / kawat seng BWG 14 yang dapat diatur
ketinggiannya dan dibuat sedemikian rupa sehingga seluruh rangka dapat melekat dengan baik
dan kuat pada pelat beton dan tidak dapat berubah-ubah bentuk lagi.
4. Setelah seluruh rangka langit-langit terpasang, seluruh permukaan rangka harus rata, lurus dan
waterpass, tidak ada bagian yang bergelombang dan batang-batang rangka harus saling tegak
lurus.
5. Rangka tersebut mempertimbangkan beban mechanical electrical equipment yang terletak di
plafon.
dan pekerjaan lain yang sesuai dengan detail yang dinyatakan dalam gambar dan atas petunjuk
Pengawas.
1.3.3 Bahan-bahan
1.3.3.1 GYPSUM WET AREA
Gypsum Wet Area yang dipakai adalah merk Jayaboard atau yang setara dengan ukuran 120 x 240
cm, tebal 9 mm. Finishing Gypsum Wet Area dicat sesuai dengan Pasal PEKERJAAN CAT, juga
harus memiliki daya tahan terhadap bahaya kebakaran minimal 60 menit.
1.3.3.4 Contoh-contoh
1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan untuk
mendapatkan persetujuan Pengawas.
2. Contoh-contoh yang telah disetujui akan dipakai sebagai pedoman/standard bagi Pengawas
untuk menerima/memeriksa bahan yang dikirim oleh Kontraktor ke lapangan.
1.3.4 Pelaksanaan
1.3.4.1 Pekerjaan rangka langit-langit Gypsum Wet Area
1. Rangka langit-langit gypsum wet area menggunakan rangka hollow 4x4 cm dengan bentuk,
ukuran dan pola pemasangan sesuai dengan gambar dan harus sesuai tata cara dan teknis
pemasangan dari pabriknya.
2. Batang-batang hollow untuk rangka langit-langit dipasang rata sesuai ukuran yang telah
ditentukan. Batang hollow yang dipasang di pasangan bata harus di fiser masuk dalam tembok
sedalam 5 cm. Pada sambungan antar modul dilas dan di sekru dan sebagainya yang telah
diseleksi dengan baik, lurus, rata, tidak ada bagian yang bengkok atau melengkung, atau cacat-
cacat lainnya, dan tidak disetujui oleh Pengawas.
3. Seluruh rangka langit-langit digantungkan pada pelat beton dan atau atap dengan
menggunakan penggantung dari logam galvanized suspension / kawat seng BWG 14 yang
dapat diatur ketinggiannya dan dibuat sedemikian rupa sehingga seluruh rangka dapat melekat
dengan baik dan kuat pada pelat beton dan tidak dapat berubah-ubah bentuk lagi.
4. Setelah seluruh rangka langit-langit terpasang, seluruh permukaan rangka harus rata, lurus dan
waterpass, tidak ada bagian yang bergelombang dan batang-batang rangka harus saling tegak
lurus.
5. Rangka tersebut mempertimbangkan beban mechanical electrical equipment yang terletak di
plafon.
Pasal 12
Pekerjaan Alumunium Composite Panel (ACP)
Aluminium Composite Panel (ACP) merupakan bahan yang banyak digunakan dalam industri konstruksi
karena keawetannya, keanekaragamannya, dan daya tarik estetikanya. ACP terdiri dari dua lembar
aluminium yang ditempelkan pada inti polietilena, dan dapat digunakan untuk berbagai aplikasi, termasuk
pelapis eksterior, dekorasi interior, dan penanda. Dalam artikel ini, kita akan membahas metode
pemasangan ACP.
Ada dua metode utama untuk memasang ACP: sistem kaset dan sistem baki. Sistem kaset juga dikenal
sebagai sistem pemasangan wajah, dan melibatkan menempelkan panel ACP ke substruktur bangunan
dengan sekrup. Sistem baki, di sisi lain, melibatkan penggunaan bingkai aluminium yang dipasang ke
substruktur bangunan, dan panel ACP kemudian ditempatkan di atas bingkai.
Metode pemasangan ACP harus dilakukan dengan hati-hati dan memerlukan keterampilan khusus untuk
memastikan bahwa instalasi dilakukan dengan benar. Sebelum memasang ACP, pastikan bahwa substruktur
bangunan telah disiapkan dengan baik dan memenuhi persyaratan teknis. Jangan lupa untuk memperhatikan
keamanan kerja, seperti menggunakan alat pengaman saat bekerja di ketinggian.
Untuk sistem kaset, panel ACP dipasang pada substruktur dengan sekrup. Sebelum memasang sekrup,
pastikan bahwa panel ACP telah diletakkan di tempat yang tepat dan sejajar dengan bingkai. Setelah panel
ditempatkan dengan benar, sekrup harus dipasang di setiap sudut panel dan setiap 30-50 cm pada sisi
lainnya. Pastikan bahwa sekrup masuk dengan benar dan tidak melampaui permukaan panel.
Untuk sistem baki, bingkai aluminium dipasang pada substruktur dengan sekrup. Bingkai harus diposisikan
dengan benar untuk memastikan bahwa panel ACP nanti dapat dipasang dengan rapi. Setelah bingkai
dipasang, panel ACP kemudian ditempatkan di atas bingkai dan dipasang dengan sekrup. Pastikan bahwa
panel ACP sejajar dengan bingkai dan diposisikan dengan benar sebelum dipasang. Metode Pelaksanaan
pemasangan ACP ( Alumunium Composite Panel ) sederhana
Lakukan inspeksi akhir. Periksa kembali instalasi ACP untuk memastikan bahwa semua bagian telah
dipasang dengan benar, dan tidak ada masalah atau kekurangan.
Dalam melakukan pemasangan ACP, penting untuk memperhatikan keamanan kerja dan mengikuti
pedoman instalasi yang direkomendasikan oleh produsen. Dengan melakukan instalasi dengan benar, ACP
dapat memberikan perlindungan yang baik dan meningkatkan estetika bangunan.
Kesimpulannya, metode pemasangan ACP harus dilakukan dengan hati-hati dan memerlukan keterampilan
khusus. Pastikan untuk mempersiapkan subtruktur bangunan dengan baik sebelum memasang ACP, dan
memperhatikan keamanan kerja selama proses pemasangan. Dengan instalasi yang tepat, ACP dapat
meningkatkan daya tarik estetika dan memberikan perlindungan yang baik untuk bangunan.
Pasal 13
Pekerjaan Keramik Lantai dan Dinding
e. Sebelum pemasangan keramik tile untuk Toilet (lantai dasar), terlebih dahulu dipasang pasir urug,
minimal setebal 10 cm, tanah telah dipadatkan, selanjutnya dibuat lantai kerja minimal tebal 5 cm
campuran 1:3:5.
f. Pemotongan keramik harus dilakukan dengan menggunakan mesin potong bekas potongan harus
digerindas dan diampelas sampai halus dan rata.
Perlu dihindari pemotongan keramik yang < 1/2 x lebar/ panjang ukuran standar.
g. Bahan keramik sebelum dipasang harus direndam dalam air bersih (Tidak mengandung asam
alkali) sampai jenuh.
h. Adukan pasangan/ pengikat dengan adukan campuran 1Pc:3Ps dan ditambah bahan perekat.
i. Bahan pengisi adalah grout semen berwarna yang sesuai dengan warna keramik yang digunakan.
j. Apabila hasil pemasangan keramik tile tidak rapih, tidak membentuk garis lurus, retak dan hasil
bergelombang, kontraktor pelaksana harus mengganti/ mengulangi pekerjaan dengan biaya
ditanggung sendiri oleh kontraktor pelaksana.
k. Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda pada permukaan
keramik, hingga betul-betul bersih.
l. Keramik yang sudah terpasang harus dihindarkan dari sentuhan/beban selama 3 x 24 jam dan
dilindungi dari kemungkinan cacat akibat dari pekerjaan lain.
m. Plint keramik terpasang siku terhadap lantai, dengan memperhatikan siar-siarnya bertemu dengan
siar lantai dan dengan ketebalan siar yang sama pula.
Pasal 14
Pekerjaan Sanitair
d. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah diisyaratkan dalam uraian dan syarat-syarat
dalam buku.
e. Sebelum mulai pemasangan pekerjaan sanitair, Kontraktor terlebih dahulu harus menyerahkan
contoh-contoh perlengkapan sanitair yang akan dipasang lengkap dengan sertifikat / surat
pernyataan dari produsennya yang menjelaskan bahwa kwalitas produk tersebut benar-benar
sesuai dengan persyaratan di atas.
f. Contoh-contoh tersebut apabila oleh Pengawas dianggap perlu, harus ditest di Laboratorium yang
disetujui Pengawas, biaya pengujian di Laboratorium ini menjadi tanggungan Kontraktor.
g. Alat-alat Sanitair
1. Washtafel
Washtafel digunakan adalah merk semutu TOTO atau American Standard, lengkap dengan
segala accessoriesnya seperti tercantum dalam brosurnya.
Washtafel dinding semutu TOTO atau American Standard with pedestal,
Warna akan ditentukan kemudian
Washtafel dan perlengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi baik tidak ada
bagian yang gompal, retak atau cacat-cacat lainnya dan telah disetujui oleh Pengawas.
2. Kloset
Kloset duduk dan jongkok berikut segala kelengkapannya yang dipakai adalah semutu TOTO
atau American Standard dengan warna akan ditentukan oleh Pengawas.
Kloset beserta kelengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik,
tidak ada bagian yang gompal, retak atau cacat- cacat lainnya dan telah disetujui Pengawas.
Untuk dudukan dasar kloset dipakai papan jati tua tebal 3 Cm dan telah dicelup dalam
larutan pengawet tahan air, dibentuk seperti dasar kloset. Kloset disekrupkan pada papan
tersebut dengan sekrup kuningan.
3. Pekerjaan Urinal
Urinal berikut kelengkapannya yang digunakan adalah merk American Standard, TOTO atau
setara. Type yang dipakai adalah type Wall Hung Urinal dengan fitting.
Urinal yang dipasang adalah urinal yang telah diseleksi dengan baik, tidak ada bagian-bagian
yang gompal, retak dan cacat lainnya dan telah disetujui Pengawas.
Pemasangan urinal pada tembok menggunakan baut ficher atau stainless steel dengan
ukuran yang cukup menahan beban seberat 20 Kg tiap baut.
Setelah urinal terpasang, letak dan ketinggian pemasangan harus sesuai gambar untuk itu,
baik waterpassnya. Semua celah-celah yang mungkin ada, antar dinding dengan urinal,
ditutup dengan semen berwarna sama dengan urinal sempurna. Sambungan instalasi
plumbingnya harus baik tidak ada kebocoran-kebocoran air.
4. Perlengkapan Toilet
Perlengkapan-perlengkapan lain untuk toilet yaitu gantungan handuk, tempat sabun, tempat
kertas rol, tempat kertas tissue, gantungan lap, gantungan baju, dan lain-lain seperti
ditunjukkan dalam gambar, dipakai adalah semutu TOTO atau American Standard.
Perlengkapan-perlengkapan tersebut harus dalam keadaan baik tanpa ada cacat-cacat,
sudah mendapat persetujuan Pengawas. Letak pemasangan disesuaikan gambar-gambar
untuk itu dan cara-cara pemasangan mengikuti petunjuk-petunjuk dari produsen seperti
diterangkan dalam brosur-brosur yang bersangkutan.
5. Kran
Semua kran yang dipakai semutu merk TOTO atau American Standard Verchroom, atau
setara, dengan chromed finish.
Ukuran disesuaikan keperlauan masing-masing sesuai gambar plumbing brosur alat-alat
sanitair.
Jetwasher yang digunakan adalah semutu merk TOTO atau American Standard
g. Kontraktor wajib memperbaiki / mengulangi / mengganti bila ada kerusakan yang terjadi selama
masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Kontraktor, selama kerusakan bukan disebabkan
oleh tindakan Pemilik.
h. Syarat Pemasangan
Tenaga
Pemasangan pekerjaan sanitair harus dilaksanakan oleh tenaga kerja yang berpengalaman dan
trampil dalam pekerjaannya dengan menunjukkan Surat Keterangan yang pernah dikerjakan.
Persiapan
Sebelum mulai pemasangan pekerjaan sanitair, Kontraktor terlebih dahulu harus memeriksa semua
pekerjaan yang nantinya akan ditutup oleh pasangan pekerjaan ini
Pekerjaan yang harus diperiksa diantaranya adalah : - Pekerjaan pemasangan instalasi-instalasi -
Pekerjaan waterproofing dan lain-lain yang dianggap perlu
Sebelum pemasangan pekerjaan sanitair, alas permukaannya harus dibuat rata dan halus terlebih
dahulu.
Sesudah pekerjaan-pekerjaan tersebut selesai diperiksa, Kontraktor harus meminta persetujuan
Pengawas untuk melanjutkan pekerjaannya.
Kontraktor wajib membuat gambar-gambar kerja (shop drawing) untuk pelaksanaan yang dibuat
berdasarkan gambar rencana. Ukuran-ukuran berdasarkan dengan kondisi lapangan.
Gambar kerja ini terlebih dahulu harus mendapat persetujuan Pengawas.
Pelaksanaan
Setiap pemasangan pekerjaan sanitair pada dinding harus diperkuat dengan angkur-angkur dan
perlengkapan / accessories lainnya yang disyaratkan oleh pabrik pembuatnya.
Setiap pemasangan pekerjaan sanitair harus dilaksanakan dengan teliti, tepat pada posisi pipa
sanitasinya.
Syarat Pemeliharaan
Setiap pasangan pekerjaan sanitair yang rusak harus diperbaiki dengan cara-cara yang dianjurkan
oleh pabriknya.
Perbaikan harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu pekerjaan finishing
lainnya.
Apabila ada pekerjaan finishing yang rusak akibat perbaikan pekerjaan lantai keramik tersebut,
maka kerusakan-kerusakan pekerjaan finishing tersebut harus segera diperbaiki atas biaya
Kontraktor.
Selama 3 x 24 jam sesudah pekerjaan sanitair selesai terpasang, harus dibiarkan mengering dan
selama itu tidak boleh dipergunakan.
Sesudah pekerjaan sanitair terpasang harus dijaga terhadap kemungkinan-kemungkinan terkena
cairan-cairan dan benda-benda lain yang mungkin bisa menimbulkan cacat, noda-noda dan
sebagainya. Apabila hal ini terjadi Kontraktor harus memperbaiki cacat tersebut hingga pulih
kembali seperti semula atas biaya Kontraktor.
Syarat Penerimaan
Setiap pekerjaan sanitair yang dipasang harus teliti pada posisinya dan rapat, tidak bocor dan
terjamin hubungan kerapihannya.
Setiap pekerjaan sanitair harus dipasang lengkap dengan accessories- nya dan dapat berfungsi
dengan sempurna, tanpa cacat.