Pasal 1:
URAIAN PEKERJAAN
1.1.
LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang akan dilaksanakan pada Pembangunan Pintu Air meliputi
pekerjaan:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan Tanah &Pondasi
Pekerjaan Beton Cor Pintu Air
Pekerjaan Lantai Luar
Pekerjaan Tangga
Pekerjaan Lain-Lain
1.2.
SARANA BEKERJA
Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, pemborong harus menyediakan:
-
Tenaga kerja/tenaga ahli yang memadai dengan jenis pekerjaan yang akan
dilaksanakan
Alat-alat yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan.
Bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap pekerjaan yang
akan dilaksanakan tepat pada waktunya.
1.3.
CARA PELAKSANAAN
Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian, sesuai dengan ketentuanketentuan dalam Rencana Kerjas dan Syarat-syarat (RKS), gambar rencana, berita
acara penjelasan serta mengikuti petunjuk dan keputusan Pengawas Lapangan /
Direksi.
Pasal 2
PETUNJUK UMUM
Bangunan, agar para pengguna bangunan ini merasa aman dan nyaman.
Tercakup dalam pengertian pekerjaan struktur disini, adalah
meliputi
Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam Rencana Kerja
dan Syarat-syarat (RKS) ini, berlaku dan beberapa acuan pengandalian seluruh
pekerjaan adalah sebagai berikut :
1. Seluruh pelaksanaan pembangunan proyek ini harus mengacu pada
standar dan peraturan-peraturan sebagai berikut :
- Peraturan-peraturan Standar Nasional Indonesia (SNI).
- Peraturan Semen Portland Indonesia, 1972, NI. No-8.
- Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah setempat.
- Ketentuan-ketentuan Umum untuk pelaksanaan Pemborongan Pekerjaan
Umum (AV) No. 9 tanggal 28 Mei 1941 dan Tambahan Lembaran Negara
-
No. 1457.
Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang
diberikan Perencana/M.K.
Peraturan Beton Indonesia ( NI.2-1971 )
Bahan-bahan dalam segala hal harus memenuhi ketentuan ketentuan
PBI 1971.
Pasal 4
KUASA KONTRAKTOR DILAPANGAN
1. Di lapangan pekerjaan, Kontraktor wajib menunjukkan seorang kuasa
Kontraktor atau biasa disebut pelaksana yang cakap untuk memimpin
pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan mendapat kuasa penuh dari kontraktor,
berpendidikan minimum Sarjana Teknik Sipil atau sederajat dengan
pengalaman minimum 3 (tiga) tahun atau SMA dengan pengalaman minimum
7 (tujuh) tahun.
2. Kontraktor wajib memberitahu secara tertulis kepada TIM Pengelola Teknis
dan Pengawas Lapangan / Direksi, nama dan jabatan pelaksana untuk
mendapat persetujuan.
3. Dengan adanya pelaksana, tidak berarti bahwa kontraktor lepas tanggung
jawab sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.
4. Bila kemudian hari, menurut pendapat Tim Pengelola Teknis dan Pengawas
Lapangan/Direksi Pelaksana kurang mampu atau tidak cukup cakap
memimpin pekerjaan, maka akan diberitahukan kepada kontraktor secara
tertulis untuk mengganti pelaksana.
5. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan surat pemberitahuan,
Kontraktor harus menunjuk Pelaksana baru atau Kontraktor sendiri
(Penanggung
Jawab /
Direktur Perusahaan)
pelaksanaan.
Pasal 5
PEKERJAAN PERSIAPAN
5.1. PEMBERSIHAN LAPANGAN
yang
akan memimpin
Pengawas.
Letak dinding disesuaikan dengan gambar kerja.
Pemborong harus membuat ukuran duga tetap diluar bangunan.
Ukuran ketinggian lantai 0.00 dalam gambar kerja ditetapkan bersamasama di lapangan.
5.2.2. Bouwplank
- Bouwplank terbuat dari papan yang bagian atasnya diserut dan dibagikan
-
pada patok kayu persegi 5/7 cm yang tertanam dalam tanah cukup kuat.
Pemasangan papan bouwplank dilaksanakan pada jarak maksimum 1,5 m
pondasi.
Setelah selesai pemasangan papan dasar pelaksanaan Kontraktor harus
melaporkan kepada Direksi Pengawas.
d.
yang
telah
disiapkan
atas
petunjuk
Direksi/Konsultan
Pengawas/Manajemen Konstruksi.
6. Toleransi yang dapat diterima untuk galian adalah 10 mm terhadap kerataan
yang ditentukan.
7. Pekerjaan galian mencakup galian pondasi Foot Plate,Sloff dan lain-lain
sesuai yang tercantum dalam gambar rencana.
8. Kontraktor wajib mempelajari semua gambar Struktur yang berhubungan
dengan pekerjaan-pekerjaan dibawah permukaan tanah.
9. Elevasi galian pada pondasi dan sarana-sarana lain seperti tercantum dalam
gambar.
6.2. PEKERJAAN URUGAN TANAH DAN PASIR
1.
Pekerjaan ini mencakup pengambilan, penangkutan, penghamparan dan
pemadatan tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk bahan urugan,
2.
3.
Jenis bahan urugan biasa adalah tanah berbutir atau sirtu yang disetujui
pengawas. Bahan Urugan pasir adalah menggunakan pasir yang telah disetujui
Direksi Keet/Konsultan Pengawas harus bersih dari humus dan tumbuh-
4.
5.
stamper.
Urugan Pasir bias diperuntukan urugan pada galian pondasi, urugan
6.
7.
density.
Pemadatan dapat dilakukan dengan mesin gilas dan stamper. Bagian-bagian
yang dianggap dapat merusak saluran atau pekerjaan pekerjaan lain sesuai
3.
Pekerjaan beton meliputi seluruh material, tenaga dan peralatan yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan beton. beberapa Material seperti Semen, Pasir, Koral / Split,
Air dan Besi Beton.
7.1.
SEMEN
Bahan baku semen untuk pelaksanaan pekerjaan ini harus memenuhi beberapa
kriteria umum:
1. Semen yang dipergunakan untuk pekerjaan beton harus semen Portland yang
memenuhi SNI 15-2049-1994 kecuali jenis IA, IIA, IIIA dan IV. Apabila
menggunakan bahan tambahan yang dapat menghasilkan gelembung udara,
maka gelembung udara yang dihasilkan tidak boleh lebih dari 5%, dan harus
mendapatkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
2. Dalam satu campuran, hanya satu merk semen Portland yang boleh
digunakan, kecuali disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Jika dalam satu proyek
digunakan lebih dari satu merk semen, maka Penyedia Jasa harus mengajukan
kembali rancangan beton sesuai dengan merk semen yang digunakan.
7.2.
1.
AIR
Air yang dipergunakan untuk campuran, perawatan, atau pemakaian lainnya
harus bersih, dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam,
2.
3.
dengan memakai air suling. Air yang diusulkan dapat digunakan jika kuat
tekan mortar dengan air tersebut pada umur 7 hari dan 28 hari minimum 90%
kuat tekan mortar dengan air suling pada periode perawatan yang sama.
7.3.
Konsultan Pengawas.
Gradisi dari agregatagregat tersebut secara keseluruhan harus dapat
menghasilkan mutu beton yang baik, padat dan mempunyai daya kerja
yang baik dengan semen dan air, dalam proporsi campuran yang akan
dipakai.
Konsultan Pengawas dapat minta kepada Kontraktor untuk mengadakan
test kwalitas dari agregatagregat tersebut dari tempat penimbunan yang
ditunjuk oleh Konsultan Pengawas, setiap saat dalam laboratorium yang
Pengawas.
Agregat harus disimpan di tempat yang bersih, yang keras permukaannya
dan dicegah supaya tidak pencampuran satu sama lain dan terkotori.
7.4.
BESI BETON
Besi tulangan adalah hot rolled steel bar, cold reduced steel wire atau steel fabric
yang mempunyai komposisi, manufaktur, sifat kimia dan fisik yang sesuai dengan
SNI (Standart Nasional Indonesia).
7.4.1.
Besi (Tulangan)
Semua besi beton yang digunakan harus memenuhi syarat syarat :
-
PBI 1971.
Mempunyai penampang yang sama rata
Ukuran disesuaikan dengan gambargambar yaitu SNI 10 mm dan 14
mm
7.4.2.
7.4.3.
Perlengkapan
Beton
7.4.4.
Keahlian (Umum)
Bagian lain : Bagian ini terkait dengan semua bagian lain yang
berhubungan dengan konstruksi beton cor ditempat.
-
7.4.5.
Pembengkokan
tulangan
dengan
cara
7.4.6.
7.4.7.
Mutu Beton
-
ataupun
menyebabkan
terjadinya
pengendapan
7.4.8.
0,55 mm.
Faktor air semen untuk kolom, balok, pelat lantai ,
Pengecoran Beton
Penyedia Jasa harus memberitahukan rencana pengecoran kepada
Direksi Teknis dan Pengawas lapangan selambatlambatnya 24 jam
3.
yang sudah dicor tanpa persetujuan atas biaya penyedia jasa sendiri.
Persiapan pekerjaan pengecoran : Sebelum pekerjaan pengecoran
dimulai, maka semua peralatan, material harus sudah siap dan berada
ditempat dimana seharusnya dan alat alat dalam keadaan bersih
serta siap untuk digunakan. Permukaan acuan disebelah dalam harus
4.
Pengecoran
dilakukan
selapis
demi
selapis
dan
tidak
yang
tumpah
selama
pengangkutan
),
tidak
7.4.9.1.
Pemadatan
-
7.4.9.2.
7.4.10.
1.
2.
3.
disyaratkan.
Permukaan beton harus dilindungi terus menerus setelah pengecoran
dengan cara menutupnya dengan karungkarung basah atau bekas
4.
5.
7.4.11.
hasil
pelaksanaan
sudah
diluar
Bahan
Pelaksanaan
a. Pemasangan bekisting harus direncanakan, dilaksanakan dan
diusahakan sedemikian rupa agar pada waktu pengecoran dan
pembongkaran tidak mengakibatkan cacat gelombang maupun
perubahan bentuk ukuran.
b. Tentukan jarak dan level sebelum memulai pekerjaan pastikan
ukuranukuran ini sudah sesuai dengan gambar.
c. Pasang bekisting dengan tepat dan sudah diperkuat ( bracing ),
sesuai dengan design dan standard yang telah ditentukan :
sehingga bisa dipastikan akan menghasilkan beton yang sesuai
dengan kebutuhankebutuhan akan berbentuk, kelurusan dan
dimensi.
d. Sambungansambungan antar papan bekisting harus lurus dan
harus dibuat kedap air, untuk mencegah kebocoran adukan atau
kemungkinan deformasi bentuk beton. Hubunganhubungan ini
harus diusahakan seminimal mungkin.
e. Bekisting untuk dinding pondasi dan sloof harus dipasang pada
kedua sisinya.
f. Semua bekisting yang tidak mungkin dibongkar / lay in
formwork menggunakan pasangan bata untuk bekisting pondasi
harus atas seijin Direksi Teknis dan Pengawas lapangan.
g. Semua tanah yang mengotori bekisting pada sisi pengecoran
harus dibuang.
h. Perkuatanperkuatan pada bukaanbukaan di bagianbagian
yang structural yang tidak diperlihatkan pada gambar harus
mendapat pemeriksaan dan persetujuan dari direksi.
Kontrol Kualitas.
1. Periksa dan kontrol bekisting yang dilaksanakan telah sesuai
dengan bentuk beton yang diinginkan, dan perkuatanperkuatannya
guna memastikan bahwa pekerjaan telah sesuai dengan rancangan
bekisting, wedgeeties, dan bagianbagian lainnya aman.
2. Informasikan pada Direksi Teknis dan Pengawas lapangan jika
bekisting
telah
dilaksanakan,
dan
telah
dibersihkan,
guna
Pembersihan.
1.
2.
3.
Pembukaan
bekisting
harus
dilakukan
5.
7.4.15.
4.
pekerjaan beton
Batu Bata
Batu bata harus batu biasa dari tanah liat melalui proses pembakaran, dapat
digunakan produksi local dengan ukuran 6 x 12 x 24 cm dan ukuran
diusahakan tidak jauh menyimpang. Bata yang dipakai harus bata kualitas
nomor satu, tanpa cacat atau mengandung kotoran.
9.3. PELAKSANAAN PEKERJAAN
1.
Pekerjaan Pasangan Bata
a.
Adukan harus diaduk dengan mesin pengaduk seperti
b.
c.
Benda-benda yang tertanam seperti besi tulangan,bautbaut, angkur sparing-sparing dan barang-barang yang diperlukan untuk
d.
2.
a.
Pekerjaan Plesteran
Seluruh material kecuali air harus dicampur,baik
dalam kotak yang rapat atau dalam alat pencampur yang disetujui, hingga
campuran telah berwarna rata, baru sesudahnya air ditambahkan dan
pencampuran dilanjutkan selama lima sampai sepuluh menit. Jumlah air
harus sedemikian sehingga menghasilkan adukan dengan konsisten
(kekentalan) yang diperlukan tetapi tidak boleh melibihi 70% dari berat
b.
c.
d.
e.
yang
masih
terdapat
Meliputi pekerjaan pasangan besi steanless pagar & tangga, pasangan batu alam
dinding, pasangan kubah utama enamel, pasangan kubah kecil enamel, pasangan
menara enamel, pengadaan dan pemasangan penangkal petir, pekerjaan ornament.
10.2. BAHAN-BAHAN
Semua jenis material yang dipakai harus disetujui oleh Direksi Pengawas lapangan
dan sesuai dengan petunjuk gambar rencana.
10.3. PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Pekerjaan pasangan besi teanless
Pasal 11
PENUTUP
11.1. Sebelum penyerahan pertama, kontraktor wajib meneliti semuan bagian
pekerjaan yang belum sempurna dan harus diperbaiki, semua item pekerjaan harus
ditata rapid an semua barang yang tidak berguna harus disingkirkan dari lokasi
pekerjaan.
11.2. Meskipun telah ada pengawas dan unsur-unsur lainnya, semua penyimpangan
dari ketentuan rencana dan gambar menjadi tanggungan pelaksana, untuk itu
pelaksana harus menyelesaikan pekerjaan sebaik mungkin.
11.3. Selama masa pemeliharaan kontraktor wajid merawat,
mengamankan,