Anda di halaman 1dari 11

A.

METODE PELAKSANAAN

Pasal 01 : Jenis Pekerjaan dan Lokasi


1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah PERBAIKAN
GUDANG Pada DINAS KELUARGA BERENCANA,
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
Kabupaten Cilacap Tahun Anggaran 2023. Pekerjaan yang
dikerjakan, meliputi :
a. Pekerjaan Persiapan.
 Berbagai persiapan harus dilakukan untuk memulai pekerjaan
antara lain Melaksanakan pengukuran ulang, membuat administrasi
& dokumentasi, serta menyiapkan alat – alat bantu pekerjaan.

 Melakukan Pemasangan Papan Nama

 Melakukan Penerapan Sistem Management Keselamatan


Konstruksi

b. Pekerjaan Perbaikan Gudang


 Melakukan Pekerjaan Pasang Dinding 1/2 Bata 1 PC : 5 PP.
 Melakukan Pekerjaan Plesteran 1 PC : 5 PP.
 Melakukan Pekerjaan Acian.
 Membuat Kolom Penguat Beton Bertulang (11x11) cm
c. Pekerjaan Atap
 Melakukan Pekerjaan Pembuatan & Pemasangan Kanopi Hollow
Galvanish+Penutup Galvalum Finish Cat
d. Pekerjaan Penutup Lantai Dan Dinding
 Pemasangan Lantai Keramik 40x40 cm
e. Pekerjaan Perbaikan Pintu Gerbang
 Perbaikan Pintu Gerbang
f. Pekerjaan Pengecatan
 Pengecatan Tembok Baru Interior
g. Pekerjaan Paving
 Pemasangan Paving Block
2. Pekerjaan ini terletak di Kec. Sidareja Kabupaten Cilacap.
3. Pekerjaan ini mengikat antara Standar Dokumen Pengaaan, Bill of
Quantity (BoQ) dan Gambar Rencana Kerja yang menyatu
menjadi bestek
4. Konstruksi bangunan secara garis besar adalah sebagai berikut :

- Struktur : Beton Bertulang

5. Peraturan – peraturan pembangunan dalam pekerjaan ini berdasarkan


Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara, antara lain :
1. Peraturan Syarat - Syarat Umum Pelaksanaan Pekerjaan Pemborongan di
Indonesia.
2. Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A : SK SNI S-04-1989-F
3. Peraturan Beton Indonesia
4. Peraturan Kapur sebagai Bahan Bangunan : SNI 03-2097-1991
5. Peraturan Batu bata merah sebagai Bahan Bangunan
6. Peraturan Umum untuk Pemeriksaan Bahan Bangunan
7. Peraturan Muatan Indonesia
8. Peraturan dari Dinas Teknis Kabupaten Cilacap
9. Peraturan Air Bersih / Minum
10. Peraturan dari Pemerintah Daerah setempat.
11. Peraturan lain yang relevan.

Pasal 02 : Pekerjaan Persiapan

1. Tempat pekerjaan diserahkan kepada penyedia jasa dalam keadaan siap


untuk dikerjakan.
2. Pelaksanaan pekerjaan menggunakan skala prioritas.
3. Kerusakan bangunan disekitar lokasi pekerjaan yang disebabkan oleh
pelaksanaan pembangunan ini menjadi tanggung jawab penyedia jasa, untuk
itu diharapkan penyedia jasa melakukan koordinasi terlebih dahulu dengan
pengguna jasa untuk mendapatkan dispensasi pemakaian jalan akses untuk
menuju lokasi pekerjaan tersebut.

Pasal 03 : Tempat Titik Duga dan Ukuran – Ukuran

1. Tempat bangunan ini di Kec. Sidareja Kabupaten Cilacap


2. Titik duga (± 0,00) permukaan lantai dari bangunan ditentukan di lapangan
oleh direksi / pengawas.
3. Ukuran – ukuran pada denah dan ukuran – ukuran tinggi, telah ditetapkan
dalam gambar dengan catatan, bahwa :
a. Jika terdapat perbedaan ukuran – ukuran pada gambar, maka yang
menentukan adalah ukuran – ukuran pada gambar dengan skala lebih
besar atau menguntungkan negara.
b. Jika tidak terdapat kesesuaian antara gambar dan Bill of Quantity, maka
harus dikonsultasikan dengan direksi / pengawas.
c. Pengambilan dan pemakaian ukuran yang keliru sebelum / selama dan
sesudah pekerjaan menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa sepenuhnya.
d. Penetapan ukuran dan sudut – sudut siku agar tetap dijaga dan
diperhatikan ketelitiannya.

Pasal 04 : Alat Bantu / Perancah

1. Penyedia Jasa harus membuat / pengadaan perancah dan alat bantu untuk
membantu proses selama pekerjaan berlangsung. Hal ini dilakukan, untuk
memudahkan proses pelaksanaan pekerjaan.
2. Perancah yang digunakan harus mampu menjangkau seluruh bagian yang
akan dikerjakan. Faktor kenyamanan dan keselamatan pekerja harus
diutamakan sehingga pekerjaan dapat berlangsung dengan lancar.
3. Alat bantu / Perancah yang digunakan juga harus memperhitungkan faktor
pencapaian pekerjaan dan keselamatan pekerja.

Pasal 05 : Air Kerja

1. Penyedia Jasa harus memperhitungkan penyediaan air kerja untuk keperluan


pelaksanaan pekerjaan, dengan sumur pompa atau cara lain yang memenuhi
persyaratan.
2. Air yang digunakan harus air tawar bersih yang bebas dari bahan organis,
lumpur dan bahan lain yang merusak mutu beton, dll. Harus memenuhi
persyaratan air bagi keperluan bangunan di Indonesia.
3. Selama pelaksanaan, supaya dibuatkan saluran pembuangan darurat untuk
menghindari gangguan air setempat.

Pasal 06 : Pekerjaan Pembersihan

1. Pada prinsipnya pekerjaan ini adalah membersihkan dan mungkin


membongkar bagian – bagian bangunan yang direkomendasi dalam rencana,
guna dilakukan pekerjaan.
2. Pembongkaran / pembersihan harus dilakukan secara hati – hati sehingga
tidak merusak bagian yang lain, yang tidak terkait pekerjaan.
3. Sebelum pekerjaan dimulai, terlebih dahulu areal dibersihkan dari bekas
bongkaran dan kotoran-kotoran lain, sehingga kondisi bangunan dan
lingkungan sekitarnya akan tetap terjaga kebersihan dan kerapihannya.
4. Posisi yang tidak menjadi bagian dari pekerjaan tidak boleh mengalami
kerusakan. Apabila terjadi kerusakan, maka hal itu tanggung jawab
sepenuhnya Penyedia Jasa.
Pasal 07 : Direksi Keet dan Barak Material
1. Penyedia Jasa harus menyediakan Papan Nama Pekerjaan / Kegiatan sebagai
informasi kepada umum tentang adanya pekerjaan.
2. Barak material disediakan sebagai tempat untuk menyimpan material serta alat
– alat keperluan pekerjaan, juga apabila memungkinkan sebagai tempat
pertemuan lapangan.
3. Lokasi barak material harus mudah dijangkau dan luasannya harus cukup
representatif menurut Pengguna Jasa, sesuai petunjuk direksi / pengawas.
4. Penyedia Jasa harus menempatkan minimal seorang petugas untuk menjaga
segala jenis material yang disimpan di tempat ini dan mencatat keluar
masuknya material keperluan pekerjaan.
Pasal 08 : Pekerjaan Pasangan Bata, Plesteran Dan Acian
 Pertama dilakukan persiapan dengan cara membersihkan area yang
akan dipasang dinding bata merah, menghitung volume pekerjaan dan
kebutuhan material yang dibutuhkan.
 Buat marking jalur-jalur dinding dua sisi setelah dinding dan dibuat tanda
posisi kolom praktis, ring balok, dan lubang kusen.
 Bata merah direndam dulu (sampai gelembung udaranya hilang)
sebelum dipakai untuk mengurangi penyerapan air.
 Memasang bata merah pada jalur marking serta jalur benang acuan
yang telah dipasang pada profil kayu pada ujung jalur dinding lapis demi
lapis sampai setinggi 1 m dengan menggunakan adukan 1 pc : 5ps
untuk pasangan dinding biasa dan 1pc : 3ps untuk pasangan dinding
trasram (komposisi adukan bisa berbeda tergantung dari persyaratan
yang ditetapkan).
 Pada pelaksanaannya, adukan semen pasir tersebut diaplikasikan
secara merata ke permukaan bata merah.
 Kemudian bata merah disusun di atas adukan mortar tersebut sambil
terus diperiksa kerataan pasangannya. Kemudian bata merah dipukul
perlahan sampai mencapai elevasi yang diinginkan.
 Setelah tinggi pasangan bata merah mencapai 1 m kemudian
dilanjutkan dengan cor beton kolom praktis.
 Periksa kelurusan serta vertikal pasangan bata merah, apabila sudah
benar dan sesuai dengan yang diinginkan maka lanjutkan pemasangan
sampai dengan tinggi maksimum 1 m, kemudian periksa lagi kelurusan
dan vertikalnya, setelah itu dilanjutkan cor kolom praktis dan dilanjutkan
pemasangan bata merah sampai elevasi yang ditentukan dan cor kolom
praktis sampai elevasi sesuai gambar
 Selanjutnya dilakukan pekerjaan plesteran yang dimulai dengan jalan
membuat kepalaan plesteran pada sisi vertical jarak 2 m sesuai dengan
ketebalan yang diinginkan dengan bantuan unting-unting pada sisi
horizontal pada elevasi plafond atau diujung atas dinding dengan
bantuan benang.
 Sebelum melakukan pekerjaan plesteran, pasangan bata merah disiram
/ dibasahi dengan air, kemudian dilakukan pekerjaan plesteran pada
dinding secara merata, menggunakan adukan mortar 1 pc : 5ps untuk
pasangan dinding biasa dan 1pc : 3ps untuk pasangan dinding trasram
(komposisi adukan bisa berbeda tergantung dari persyaratan yang
ditetapkan) sampai 10 – 15 mm atau sampai ketebalan yang ditentukan.
 Setelah plesteran kering dan rata sesuai dengan yang diinginkan
kemudian dilanjutkan dengan pekerjaan acian menggunakan acian
semen. Sesudah pekerjaan acian selesai, permukaan dinding difinish
dengan plamur tembok. Untuk dasaran/plamur tembok jika diperlukan
dan hanya dipergunakan pada ruangan interior yang permukaannya
tidak rata atau retak-retak. Dinding yang telah selesai diplamur
kemudian diampelas, sehingga memberikan permukaan dinding tembok
yang halus, licin dan rapi.

Pasal 09
: Pembuatan & Pemasangan Kanopi Hollow Galvanish + Penutup
Galvalum Finish Cat
• Metode galvanis merupakan salah satu jenis metode populer.
Galvanis dilakukan dengan coating atau pelapisan pada baja dengan
demikian baja bersifat leboih tahan pada korosi. Metode ini cukup efisien
pada berbagai kondisi cuaca ataupun lingkungan. Hal inilah yang
mejadikan metode galvanis banyak dibutuhkan dalam dunia sipil
maupun konstruksi. Harga per meter baja ringan murah dan punya
banyak keuntungan. Beberapa keuntungan menggunakan hot dip
galvanis sebagai berikut.
• Proses galvanis dapat melindungi baja secara keseluruhan sebab
metodenya dengan pencelupan Pengerjaan metode ini cepat dan
mudah sehingga tidak dibutuhkan banyak SDM Pelapisan yang
dilakukan pada baja menjadikan daya tahan pada baja cukup tinggi dari
korosi yang terjadi sebab ikatan metalurgi lapisan logam dan baja
Metode ini memberi perlindungan katodik pada baja sehingga tahan
korosi Tidak terpengaruh pada kondisi lingkungan dan cuaca sehingga
dapat dikerjakan dimana saja dan kapa saja.
• Lalu bagaimana metode hot dip galvanis ini dilakukan? Metode ini
dilakukan dengan cara pencelupan baja pada cairan seng. Meski terlihat
sederhana, metode ini sangat efektif untuk melindungi baja dari korosi.
• Proses pertama yang dilakukan dalam metode hot dip galvanis yaitu
degreasing.
• Tahap ini berfungsi untuk menghilangkan minyak ataupun berbagai
materi organik yang ada pada metal baja.
• Kemudian tahap water rising yaitu menghilangkan sisa dari caustic
soda di proses degreasing.
• Lalu proses acid pickling dimana proses ini dilakukan dengan
pembersihan pada baja dari karat yang mungkin ada. Kemudian
dilakukan proses water rising kembali.
• Proses ini untuk menghilangkan sisa asam dari proses acid pickling.
• Kemudian masuk proses prefluxing yang bertujuan untuk menjaga
kestabilan baja.
• Lalu dipping proses pencelupan baja pada zinc panas, lalu quencing
proses pendingnan pada metal yang sudah dilapisi dengan zinc panas
tadi. Nah itu tadi beberapa proses hot dip galvanis.
Pasal 09 : Pekerjan Keramik
 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan lantai
keramik.
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja : 40x40 , semen PC, pasir, semen grouting nat,
air, dll.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : gerinda, palu karet, meteran,
waterpass, benang, selang dan air
Pengukuran :

 Lebih dahulu juru ukur/surveyor menentukan dan menandai (marking)


lokasi untuk star/awal pemasangan keramik dan level permukaan lantai
keramik.

Pelaksanaan pekerjaan keramik :

 Lantai dasarnya / permukaan dibersihkan dari kotoran / debu dan


disiram terlebih dahulu sebelum ditebarkan adukan pasangan keramik.
 Rendam keramik terlebih dahuu dalam air sampai jenuh sebelum
dipasang.
 Buat adukan untuk pasang keramik
 Pasang benang untuk bantuan mendapatkan pasangan permukaan
keramik yang rata dan garis siar / nat yang lurus.
 Buat kepalaan adukan dengan jarak 1 – 1,5 m agar adukan yang
diebarkan di permukaanya yang rata / flat.
 Tebar adukan secara merata untuk menghindarkan terjadi rongga.
 Pasang keramik kepalaan untuk tanda start awal pemasangan pada
adukan yang sudah ditebar dengan perekat acian. Kemudian dilanjutkan
pemasangan keramik lantai lainnya dengan acuan kepalaan pasangan
keramik yang telah dibuat.
 Pada saat pemasangan, tekan keramik atau di pukul dengan palu karet
untuk mendapatkan permukaan lantai keramik yang rata.
 Cek kerataan permukaan pasangan lantai keramik dengan alat bantu
waterpass.
 Setelah pemasangan lantai keramik selesai, biarkan beberapa saat
untuk menegeluarkan udara yang ada dalam adukan pasangan lantai
keramik. Setelah itu baru dilanjutkan dengan pekerjaan perapihan /
finishing garis siar / nat.
 Pekerjaan terakhir adalah permbersihan permukaan lantai keramik dari
kotoran.

Pasal 10 : Pekerjaan Pengecatan


 Yang Termasuk Lingkup Pekerjaan Ini :
 Pengecatan Dinding
 Bahan Yang digunakan :
 Cat Tembok / Cat Sesuai dengan dokumen yang terlampir

Pelaksanaan :
 Sebelum pekerjaan pengecatan dimulai yaitu setelah dinding batu bata
diplester dan diaci dengan baik, dinding harus ditunggu sampai betul-
betul kering sekurang-kurangnya 2 (dua) minggu (untuk memperoleh
hasil pengecatan yang baik).
 Setelah dinding bata tersebut kering, dinding lalu dibersihkan dan
lubang-lubang pada dinding diisi dan diratakan seluruhnya dengan
plamur / filler.
 Setelah plamur / filler kering, permukaan dinding lalu diamplas hingga
halus, licindan rata, kemudian dibersihkan debunya.
 Setelah itu dimulai pemberian lapisan-lapisan cat alkali resistance
sealer (1 lapis) kemudian baru diadakan pengecatan lapis berikutnya
sesuai dengan petunjuk pabriknya.
 Pengecatan dilakukan sampai 2 - 3 kali atau sampai kondisi sempurna
dan disetujui oleh Pengawas, Perencana dan Pemberi Tugas.
 Apabila terdapat retak-retak pada bidang cat harus diperbaiki dengan
plamur, diamplas kemudian dicat kembali sampai baik.
 Khusus untuk pemakaian / setara, tatacara pengecatan harus sesuai
dengan prosedur yang ditetapkan oleh produsen cat tersebut. Semua
pekerjaan pengecatan tersebut di atas harus dilakukan oleh sub
kontraktor yan g merupakan ahlinya pada pekerjaan ini.
 Pemborong harus menyediakan cat cadangan untuk keperluan
maintenance dan diserahkan kepada Pengawas / Pemberi Tugas.
Pasal 11 : PEKERJAAN PERBAIKAN PINTU GERBANG
Pelaksanaan;
a) Bersihkan rel

Alasan utama pintu geser menjadi macet bisa dikarenakan rel atau

trek untuk roda pintu menjadi kotor seiring waktu. Saat rel menjadi

kotor, roda pintu geser menjadi lebih sulit untuk bergerak. Oleh

karena itu, penting untuk membersihkan roda dan rel secara berkala

dan cek apakah pintu pagar lebih mudah digerakkan atau belum.

b) Lumasi pintu pagar

Setelah membersihkan rel, hal selanjutnya yang harus dilakukan

adalah mengoleskan pelumas pada rel. Anda dapat menyemprotkan

cairan WD-40 atau pelumas apa pun di rel pintu geser untuk

membuat roda pintu geser dapat digeser dengan lancar di sepanjang

rel. Namun, hindari pemberian pelumas secara berlebihan karena

bisa membuat kotor. Ingatlah untuk segera menyeka sisa pelumas

yang tercecer ke lantai.

Pasal 12 : PEKERJAAN PAVING

Pelaksanaan;
Sebelum memasang paving block, Anda harus menebarkan abu batu
terlebih dulu di atas area pembangunannya. Sebagai informasi, pola
paving block mirip seperti keramik di mana terdapat nat di antara
materialnya. Abu batu ini berguna agar nat paving block mampu
meresap air.

Setelahnya, barulah Anda memasang paving block sesuai polanya.


Begini teknik pemasangannya:

Pasang paving block satu per satu sambil mengarah maju ke depan.
Berikan celah 1 cm agar bisa diisi oleh nat. Gunakan palu karet agar
susunan paving block tetap rapat.

Pada area pinggir yang tidak bisa dipasang balok utuh, potong
paving block terlebih dulu sesuai polanya. Sesuaikan juga ukuran
lebar celahnya agar conblock tidak bergeser dari kanstin yang sudah
dipasang.

finishing ini bisa berupa pemadatan akhir menggunakan stamper


kodok, mengisi celah paving block dengan nat, dan mengecat
conblock. Pemasangan nat harus diperlukan agar paving block tetap
stabil pada posisinya. Pemadatan pun harus dilakukan agar conblock
tidak bergelombang dan tetap rata pada tempatnya.

Pasal 13 : Bahan – Bahan Yang Digunakan


 Semua bahan yang akan digunakan harus mendapat persetujuan dari
direksi / pengawas lapangan.
 Jika terdapat perbedaan pendapat mengenai kualitas bahan bangunan
antara Penyedia Jasa dan pengawas, maka pengawas berhak meminta
kepada Penyedia Jasa untuk memeriksakan contoh bahan yang dimaksud,
ditest di laboratorium bahan, dengan biaya menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa.
 Air untuk pengaduk spesi, beton dll, sedapat mungkin menggunakan air
tawar setempat, jernih dan harus diendapkan terlebih dahulu dari kotoran.
Bebas dari mineral zat organic, bebas Lumpur, dan lain-lain.
 Bambu hanya digunakan untuk perancah, bukan untuk profil – profil
pemasangan pekerjaan yang lain.
 Batu bata merah yang digunakan harus berkualitas baik, cukup matang
dibakar dan prosentase pecah maksimum 20%, sebelum dipasang terlebih
dahulu direndam dalam air.
 Pasir cor maupun pasang yang digunakan tidak mengandung kotoran –
kotoran yang menganggu campuran yang disyaratkan. Bila terdapat kotoran
berlebih, dapat diperintahkan untuk dicuci.
 Split harus bebas dari pecahan dan bebas dari kotoran tanah atau lumpur
yang mengganggu.
 Portland Cement digunakan dari segala merk, sekualitas Holchim dan harus
diperhatikan syarat – syarat PBI 1971.
 Besi beton yang digunakan harus sesuai dengan persyaratan SK SNI 1991.
 Cat yang digunakan adalah cat kayu, tembok maupun cat besi berkualitas
baik, produksi dalam negeri yang disetujui direksi. Warna cat akan
ditentukan kemudian di lapangan bersama Pengguna Jasa.
 Peralatan air, baik air bersih maupun air kotor yang digunakan, harus
berkualitas baik. Diutamakan produksi dalam negeri, memenuhi standar air
bersih dan air kotor di Indonesia yang disetujui direksi / pengawas lapangan.
 Segala bahan bongkaran yang tidak direkomendasi untuk dipasang adalah
aset dari Pemilik Pekerjaan, jadi dilarang untuk digunakan oleh Penyedia
Jasa dan harus diserahkan kepada Pengguna Jasa.
Pasal 14 : Bahan – Bahan Yang Tidak Memenuhi Syarat

 Bahan yang dinyatakan tidak memenuhi syarat oleh direksi dan diakui
Penyedia Jasa, harus dikeluarkan dari tempat pekerjaan selambat –
lambatnya 2 x 24 jam sesudah pemeriksaan.
 Jika Penyedia Jasa melalaikan peringatan tersebut di atas, maka bahan
tersebut akan dikeluarkan direksi dengan biaya Penyedia Jasa.
Pasal 15 : Perbedaan Ukuran

Apabila terdapat perbedaan ukuran atau ketidaksesuaian antara :

 Gambar rencana detail, maka yang dapat mengikat adalah gambar dengan
skala yang lebih besar.
 Gambar rencana kerja dengan Bill of Quantity (BoQ), maka yang berlaku
adalah bill of quantity atau petunjuk/penjelasan dari direksi pekerjaan dan
pengawas lapangan.
 Bila pada gambar terlukis, sedang dalam bill of quantity tidak disebutkan,
maka yang mengikat adalah gambar rencana kerja.
 Bila dalam bill of quantity disebutkan, tetapi dalam gambar tidak dilukiskan,
maka yang mengikat adalah bestek. Meskipun demikian, hal – hal tersebut
di atas harus dikoordinasikan kepada direksi pekerjaan dan pengawas
lapangan untuk mendapatkan persetujuan.
Pasal 16 : Penutup

 Semua bahan dan alat kelengkapan yang akan diperoleh atau dipasang
pada bangunan ini sebelum dipergunakan harus diperiksakan dan
diluluskan oleh unsur terkait, baik secara lisan maupun tertulis.
 Pemasangan dan penggunaan bahan yang tidak sesuai dengan syarat –
syarat seperti tersebut di atas akan ditolak atau dikeluarkan atas perintah
direksi dengan segala resiko Penyedia Jasa.
 Penyedia Jasa harus dapat menyelesaikan seluruh pekerjaan sesuai
dengan ketentuan yang telah ada dalam rencana / bestek dan petunjuk dari
direksi.
 Hal – hal yang belum tercantum dalam Dokumen Pengadaan, BoQ dan
Gambar Rencana serta dianggap perlu, akan dicantumkan dalam Berita
Acara Penjelasan.

Anda mungkin juga menyukai